ISI
4
Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 201.
5
Edwin Wand and Brown, Gerald W, Essentials of Educational Evaluation, (New York: Holt-
Rinehart and Winston, 1957), 4.
4
berbeda dengan pengukuran. Pengukuran biasanya berkenaan dengan masalah
kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur.
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan
keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang
kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu
dilakukan. Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan
kebijaksanaan pendidikan, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum.
Evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan
pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan
system pendidikan dan pengembangan model kurikulum.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu
perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu
pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. Sukmadinata menjelaskan
bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus untuk
mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan.6 Evaluasi juga meliputi rentangan yang cukup luas, mulai dari
yang bersifat sangat informal sampai dengan yang sangat formal.
Secara garis besar, berbagai konsep/model evaluasi yang telah dikembangkan
selama ini dapat digolongkan ke dalam empat rumpun model – measurement,
congruence, illumination, dan educational system evaluation.
1. Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi
digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan
perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan.
Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif
dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat
dibakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data obyektif
khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan/cara-cara berikut:
a. Menempatkan `kedudukan` setiap siswa dalam kelompoknya melalui
pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar.
6
N. S. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), 173.
5
b. Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang
menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda- beda, melalui
analisis secara kuantitatif.
c. Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk
obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang
reliabel dan valid.
2. Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau
congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk
melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil
evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan
pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan.
Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif,
psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data
obyektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan/cara-cara berikut:
a. Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan menempuh
langkah-langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan
alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
b. Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
c. Teknik evaluasi menackup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok
untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
d. Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih
program.
3. Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai: pelaksanaan
program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan
program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi
lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program. Obyek evaluasi mencakup latar belakang dan
perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-
kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data
6
subyektif (judgment data) Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan/cara-cara berikut:
a. Menggunakan prosedur yang disebut Progressive focussing dengan langkah-
langkah pokok: orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab-
akibat.
b. Bersifat kualitatif-terbuka, dan flesksibel-eklektif.
c. Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen
dan bila perlu mencakup pula tes.
9
9
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali, 2012), 99-100.
belajar mengajar, sedangkan bgai pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikan
informasi untuk perencanaan perbaikan kurikulum yang akan ditetapkan dan
dimasukkan ke dalam sistem. Selain hal tersebut, ada beberapa fungsi evaluasi
kurikulum pendidikan:10
1. Sebagai umpan balik bagi peserta didik.
2. Sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian peserta didik mencapai tujuan yang
telah dietapkan.
3. Memberi informasi dan acuan untuk pengembangan program kurikulum.
4. Sebagai dasar peserta didik secara individual untuk memutuskan masa depan
sehubungan dengan bidang pekerjaan dan pengembangan karir.
5. Untuk pengembang kurikulum dalam khusus yang ingin dicapai
6. Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di
sekolah, seperti; orang tua, tenaga pendidik, pengembang kurikulum, untuk
perguruan tinggi, pemakai lulusan, untuk orang yang mengambil kebijakan
pendidikan termasuk juga untuk masyarakat.
10
10
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rawamangun, 2010), 339.
pemilihan dan penggunaan strategi media pembelajaran, organisasi kurikulum,
prosedur evaluasi, bimbingan dan penyuluhan, dan pembelajaran remidi. Dan yang
ketiga adalah kategori produk/kelulusan, meliputi kemampuan peserta didik, jumlah
lulusan, penyerapan dalam dunia kerja, kesesuaian dengan bidang pekerjaan. 11
11
13
Ibid.
informasi yang diperlukan, merinci prosedur sampling yang akan digunakan,
merinci kondisi dan jadwal informasi untuk dikumpulkan.
3. Organisasi informasi, dilakukakan dengan cara merinci format informasi yang
akan dikumpulkan, merinci alat pengkodean, pengorganisasian, dan
penyimpanan informasi.
4. Analisis informasi, dilakukan dengan cara merinci prosedur analisis yang akan
dilaksanakan dan merinci alat untuk melaksanakan analisis.
5. Pelaporan informasi dilakukan dengan cara merinci penentuan piahk penerima
(audience) laporan evaluasi, alat penyedia informasi pada penerima informasi,
spesifikasi format laporan informasi dan jadwal pelaporan informasi.
12
5. Evaluasi program komprehensif
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai kurikulum secara menyeluruh, mulai dari
perencanaan, pengembangan, implementasi, dampak, serta tingkat keefektifan
dan efisiensi.
14
4. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil merupakan jenis evaluasi kurikulum yang paling tua. Bahkan pada
mulanya yang dimaksudkan dengan evaluasi identik dengan evaluasi hasil ini.
Demikian pula yang dimaksudkan dengan evaluasi kurikulum sering diartikan
sebagai evaluasi hasil.
Lebih lanjut, hasil yang dimaksud adalah hasil belajar dalam pengertian
pengetahuan. Jumlah pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan indikator
keberhasilan suatu kurikulum.
15