Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM

Pendidikan di sekolah dilaksanakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan


penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama. Pendidikan Agama Islam merupakan suatu
mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Pelaksanaan proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam berorientasi pada pencapaian tujuan. Tujuan
Pendidikan Agama Islam tersebut adalah sudah tertuang dalam standar kompetensi yaitu
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi (Permendikbud No. 104 Th. 2014).

Dalam konteks pendidikan, evaluasi pembelajaran merupakan sebuah proses yang


penting dan tak terpisahkan dalam mengukur sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi tidak hanya sekadar memberikan penilaian terhadap prestasi siswa, tetapi juga
melibatkan penilaian terhadap metode, strategi, dan kurikulum yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran berperan sebagai alat untuk mengevaluasi keefektifan
pengajaran, menilai pemahaman siswa, mengidentifikasi kebutuhan belajar yang belum
terpenuhi, serta memberikan masukan berharga bagi peningkatan proses pembelajaran.
Dalam era pendidikan yang terus berkembang dan berubah, evaluasi pembelajaran menjadi
semakin penting. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan paradigma dalam
pendidikan, evaluasi pembelajaran juga mengalami pergeseran. Pendekatan tradisional yang
hanya berfokus pada penilaian akhir semakin digantikan oleh metode evaluasi yang lebih
holistik, komprehensif, dan berkelanjutan.

Evaluasi pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendukung keputusan


pengambilan kebijakan di tingkat institusi dan sistem pendidikan. Data dan informasi yang
dihasilkan dari evaluasi membantu para pengambil kebijakan dalam merancang program
pembelajaran yang lebih efektif, menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan siswa, serta
mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam sistem pendidikan. Namun, evaluasi
pembelajaran juga memiliki tantangan tersendiri. Penting bagi para pendidik dan evaluator
untuk memastikan bahwa evaluasi dilakukan secara objektif, adil, dan akurat. Selain itu, perlu
adanya pemahaman bahwa evaluasi tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga
melibatkan aspek afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran. Dalam materi evaluasi
pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu disampaikan agar evaluasi dapat dilakukan secara
efektif. Berikut adalah beberapa poin yang perlu dipertimbangkan

Penting untuk menjelaskan tujuan evaluasi, baik kepada siswa maupun kepada
pendidik. Tujuan evaluasi dapat mencakup pengukuran pemahaman siswa, penilaian
keterampilan, pengembangan kurikulum, atau perbaikan proses pembelajaran. Selanjutnya
tentukan kriteria yang akan digunakan dalam evaluasi. Kriteria ini harus terkait langsung
dengan tujuan pembelajaran dan dapat diukur secara objektif. Contohnya, jika tujuan
pembelajaran adalah meningkatkan keterampilan menulis, kriteria evaluasi dapat meliputi
tata bahasa, kelengkapan ide, struktur, dan kejelasan tulisan. Metode Evaluasi: Jelaskan
metode atau instrumen evaluasi yang akan digunakan, seperti tes tertulis, proyek, presentasi,
atau observasi. Setiap metode harus dipilih berdasarkan tujuan evaluasi dan kriteria yang
telah ditentukan. Waktu Evaluasi: Sampaikan jadwal evaluasi kepada siswa agar mereka tahu
kapan evaluasi akan dilakukan. Hal ini membantu siswa mempersiapkan diri dengan baik dan
menghindari kebingungan. Balik: Evaluasi tidak hanya tentang memberikan nilai, tetapi juga
memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa. Sampaikan kepada siswa
bagaimana mereka dapat meningkatkan kinerja mereka dan tunjukkan poin-poin yang perlu
diperbaiki. Transparansi: Pastikan siswa memahami proses evaluasi dan bagaimana
keputusan penilaian dibuat. Jelaskan kriteria penilaian dan cara menghitung nilai, serta peran
mereka dalam evaluasi. Kesempatan Perbaikan: Berikan kesempatan kepada siswa untuk
memperbaiki kinerja mereka setelah menerima umpan balik. Hal ini mendorong siswa untuk
belajar dari kesalahan dan meningkatkan pemahaman mereka.

Pertimbangkan Keterampilan Non- Akademik: Evaluasi pembelajaran tidak hanya


terkait dengan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan non- akademik seperti kerja
sama, kreativitas, dan inisiatif. Pertimbangkan cara untuk mengevaluasi dan memberikan
umpan balik terkait dengan keterampilan ini. Komunikasi: Jelaskan kepada siswa dan orang
tua tentang proses evaluasi, hasil yang diperoleh, dan langkah-langkah selanjutnya.
Komunikasi yang terbuka dan jelas membantu melibatkan semua pihak yang terlibat dalam
proses evaluasi. Penggunaan Hasil Evaluasi: Terakhir, pastikan hasil evaluasi digunakan
secara efektif untuk menginformasikan pengambilan keputusan dalam perbaikan kurikulum,
strategi pengajaran, atau intervensi yang diperlukan. Dengan menjelaskan poin-poin di atas,
evaluasi pembelajaran dapat dilakukan dengan cara yang terstruktur, adil, dan bermanfaat
bagi pengembangan siswa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, para pengampu pendidikan
agama Islam dituntut tidak hanya sekedar menguasai ajaran agama secara tekstual, tetapi juga
secara konseptual. Para pengampu Pendidikan Agama Islam, harus membuktikan
kemampuannya dengan menghindarkan proses pembelajaran yang semata-mata diarahkan
pada pencapaian target kognitif, sebab aspek afektif dan psikomotorik merupakan penentu
teraktualisasikannya ajaran-ajaran moral dan budi pekerti pada perilaku anak didik, sebagai
calon ulama, calon pendidik dan orang tua masa yang akan datang.

Dalam tulisan ini, akan dibahas berbagai aspek terkait evaluasi pembelajaran,
termasuk tujuan evaluasi, metode dan instrumen evaluasi, tantangan yang dihadapi, serta
manfaat yang dapat diperoleh dari evaluasi pembelajaran yang efektif. Diharapkan tulisan ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya evaluasi pembelajaran
dalam konteks pendidikan modern dan bagaimana evaluasi dapat menjadi alat yang kuat
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

PENGERTIAN EVALUASI PEMBELAJARAN ?

Apa itu evaluasi pembelajaran?

Sudah tidak asing lagi bagi seluruh jajaran lembaga pendidikan terkait apa itu evaluasi
pembelajaran. Namun sebelum kita akan membahas tentang apa itu evaluasi pembelajaran,
perlu dipahami apa sebenarnya evaluasi. Berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional tahun
2003 mengemukakan bahwa evaluasi secara umum dapat dipahami sebagai sebuah proses
penentuan nilai dan penentuan pencapaian dari sebuah tindakan. Melalui evaluasi akan
diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai maupun yang belum dan selanjutnya
informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program. Evaluasi diatur dalam undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab XVI pasal 57, 58 dan
59.

Beberapa ahli medefinisikan evaluasi antara lain:

Tyler dalam Farida Yusuf Tayibnapis, (2008) menyatakan bahwa Evaluasi ialah
proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Mardapi,
(2012) Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas,
kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Worthen &
Sander (1973) “Evaluation is the determination of the worth of a thing. It include obtaining
information for use in judging the worth of a program, product, procedure, or objectif or the
potential utility of alternative approaches designed to attain specified objectives”. Makna
tersebut dapat diartikan bahwa evaluasi adalah penentuan sebuah nilai dari sebuah benda, ia
termasuk memperoleh informasi untuk digunakan dalam penilaian hasil dari sebuah program,
pelaksanaan, prosedur, objektif, atau kegunaan secara potensial dari pendekatan alternatif
yang telah didesain untuk mencapai hasil yang ditetapkan.

Gronlund & Linn (1990) menyatakan bahwa “evaluation is the sistematic process of
collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are
achieving intructional objectives”. Berdasarkan makna tersebut dapat disimpulkan bahwa
evaluasi merupakan sebuah proses sistematik untuk mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi informasi dari proses pengukuran dan penilaian untuk menentukan sejauh
mana siswa telah mencapai tujuan dari pembelajaran. Wirawan, (2011) menyatakan bahwa
Evaluasi adalah sebuat riset untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi
yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan membandingkannya dengan
indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek
evaluasi. Stuffelbeam (1971) dalam Mehrens & Lehmann (1991) menyatakan bahwa
“evaluaiton is process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging
decision alternatives”. Pernyataan tersebut dapat diartikan evaluasi adalah sebuah proses
mengambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai
alternatif keputusan.

Fitzpatrick (2011) menyatakan bahwa evaluasi adalah sebuah proses


mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menerapkan kriteria yang tepat, untuk menentukan
nilai objek evaluasi. Alkin Marvin. C (2011) menyatakan bahwa “A definition of evaluation
based on its goal. Evaluation is the favored term when we talk of judging a program”. Makna
tersebut diartikan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Joint Committee on Standars for
Educational Evaluation (JCSEE) melalui Yarbrough (2011) menyatakan “ evaluation always
have the goal of producing information.” Informasi yang dihasilkan oleh sebuah evaluasi
adalah nilai dan penjabaran yang dihasilkan dari data-data pendukung. Grififin dan Nix
(1991) menyatakan bahwa Evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil
pengukuran dimana kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan
penilaian. Cross dalam Sofan Amri (2013) menyatakan bahwa Evaluasi merupakan proses
memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengkomunkasikan suatu informasi bagi
keperluan mengambil keputusan agar dapat menentukan kondisi, dimana suatu tujun telah
dapat dicapai. Yarbrough (2011) menyatakan “ evaluators strive to design activities to assure
appropriate data selection, collection, and analysis.” Data yang dihasilkan pada proses yang
dilakukan dapat dijadikan dasar dalam memutuskan nilai yang diberikan. Kunandar 2011
menyatakan bahwa Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu.evaluasi memberi penilaian secara netral,positif,negatif ataupun merupakan
gabungan dari keduanya. M.Daryanto 1999 menyatakan bahwa Evaluasi adalah pengumpulan
kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan
dalam diri siswa dan menetapkan sejauhmana tingkat perubahan dalam siswa.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi tidak akan bisa
berlangsung tanpa adanya pengukuran dan penilaian, sehingga bisa dideskripsikan bahwa
fungsi pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan suatu fungsi yang linear, di mana
pengukuran proses atau prosedur penetapan angka-angka dengan cara yang sistematik dengan
menjaringnya melalui sebuah tes, penilaian proses membandingkan antara angka-angka yang
telah didapatkan melalui pengukuran dan evaluasi merupakan langkah perbaikkan ketika
terjadi kesenjangan dalam proses penilaian.

Menurut Wand dan Brown(1957) evaluasi sebagai ”refer to the act or process to
determining the value of something”Evaluasi mengacu kepada suatu proses untuk
menentukan nilai sesuatu yang dievaluasi (Wina Sanjaya, 2006: 335). Sedangkan menurut
Guba dan Lincoln, evaluasi itu merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai
nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Dari konsep ini, ada dua hal yang menjadi
karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses. Artinya, dalam suatu
pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan.
Dengan demikian evaluasi bukan hasil atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan-kegiatan.
Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya berdasarkan hasil
pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain
evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.

Di bidang pendidikan, evaluasi merupakan proses yang berkenaan dengan


pengumpulan informasi dan data sebagai bukti untuk menentukan tingkat kemajuan
pembelajaran, dan dapat mendeteksi di waktu mendatang. Evaluasi dilakukan oleh pendidik
adalah salah satu usaha untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik juga
mempermudah untuk mengontrol jalannya proses penilai tersebut,dan berfungsi untuk
mengontrol terhadap semua aktivitas yang dilaksanakan di sekolah. Pelajaran Pendidikan
Agama Islam memiliki peranan amat penting dalam kehidupan manusia, dan menjadi
pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat.
Didalamnya mengandung nilai- nilai yang dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama Islam yang
diselenggarakan di sekolah merupakan sebuah proses yang dalam perkembangannya adalah
rumpun mata(Azizah & Zainuddin, 2020).

Lalu, apa itu Pembelajaran?


Pembelajaran merupakan upaya sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar
melalui pengaktifan berbagai unsur dinamis dalam proses belajar siswa. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Menurut Hamalik pada jurnal yang beliau lampirkan, pembelajaran itu merupakan
suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan. Manusia yang terlibat
dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya misalnya tenaga
laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film,
audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan
audio visual, dan komputer, sedangkan prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Berdasarkan pengertian di atas
pembelajaran merupakan perpaduan interaksi antara sumber belajar (guru, media, materi dan
lain sebagainya) yang dapat mempengaruhi siswa dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.(Syafri, 2016).

Anda mungkin juga menyukai