Anda di halaman 1dari 45

PENGERTIAN EVALUASI Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktifitas suatu

lembaga dalam melaksanakan programnya. Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program. Evaluasi menurut Griffin & Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Masih banyak lagi definisi tentang evaluasi, namun semuanya selalu memuat masalah informasi dan kebijakan, yaitu informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya. Evaluasi secara singkat juga dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik. Jadi, evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan guru untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Informasi yang digunakan untuk mengevaluasi program pembelajaran harus memiliki kesalahan sekecil mungkin. Evaluasi pada dasarnya adalah melakukan judgment terhadap hasil penilaian, maka kesalahan pada penilaian dan pengukuran harus sekecil mungkin. Stark dan Thomas (1994) menyatakan bahwa evaluasi yang hanya melihat kesesuaian antara unjuk kerja dan tujuan telah dikritik karena menyempitkan fok us dalam banyak situasi pendidikan. Hasil yang diperoleh dari suatu program pembelajaran bisa banyak dan multi dimensi. Ada yang terkait dengan tujuan ada yang tidak. Yang tidak terkait dengan tujuan bisa bersifat positif dan bisa negatif. Oleh karena itu, pendekatan goal free dalam melakukan evaluasi layak untuk digunakan. Walaupun tujuan suatu program adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa diperoleh hasil lain yang berupa rasa percaya diri, kreatifitas, kemandirian, dan lain-lain. Astin (1993) mengajukan tiga butir yang harus dievaluasi agar hasilnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Ketiga butir tersebut adalah masukan, lingkungan sekolah, dan keluarannya. Selama ini yang dievaluasi adalah prestasi belajar peserta didik, khususnya pada ranah kognitif saja. Ranah afektif jarang diperhatikan lembaga pendidikan, walau semua menganggap hal ini penting, tetapi sulit untuk mengukurnya.

Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum Secara umum, tujuan evaluasi adalah:

Untuk menghimpun data dan informasi yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum evaluasi adalah untuk memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat pencapaian kemajuan peserta didik terhadap tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui tingkat efektifitas proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan peserta didik.

Tujuan Khusus

Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa ada evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing. Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-evaluasi-menurut-para-ahli.html

Pengertian, Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran Posted by untrink on September 17, 2011 in Uncategorized

Pengertian Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputisan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Pengertian tersebut memiliki tiga imlikasi rumusan. Berikut ini implikasi tersebut:

1. Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu dan sesudah proses belajar mengajar. 2. Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran. 3. Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

Evaluasi berkenaan dengan proses yang berhubungan dengan pengumpulan informasi yang memungkinkan kita menentukan : 1. Tingkat kemajuan pengajaran 2. Ketercapaian tujuan pembelajaran. 3. Bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu mendatang.

Evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian. Pengukuran berakaitan dengan ukuran kuantitatif, sedangkan penilaian terkait dengan kualitas (Suharsimi Arikunto).

Perencanaan evaluasi pembelajaran berarti persiapan atau pemikiran guru tentang pengukuran dan penilaian proses dan hasil kegiatan belajar mengajar.

Evaluasi pembelajaran memilki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk : 1. Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Berfungsi sebagai : a. Laporan kepada orang tua / wali siswa. b. Penentuan kenaikan kelas c. Penentuan kelulusan siswa.

2. Penempatan siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki. 3. Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan) yang berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas Bimbingan dan Penyuluhan (BP). 4. Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remdial bagi siswa.

Evaluasi mempunyai fungsi : Kurikuler (alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar), diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa)., placement (penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya) dan administratif BP (pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan penyuluhanya). http://unicahyadotcom.wordpress.com/2011/09/17/pengertian-fungsi-dan-tujuan-evaluasipembelajaran/

evaluasi pembelajaran BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kepada guru diserahkan untuk digarap sutau merupakan bahan mentah berupa s iswa yang menginginkan pengetahuan atau keterampilan dan sikap-sikap yang baik yang akan di gunakan oleh mereka untuk menghadapi masa depan dalam kehidupannya. Dalam melaksanakan tugasnya, yakni transformasi, tak jarang ada anak yang bisa menguasai apa yang ttelah diajarkannya. Selain itu anak yang bisa menguasai dan ada pula yang tidak menguasai apa yang telah di ajarkannya. Selain itu anak yang bisa menguasai apa yang diajarkan, belumlah tentu pada saat ulangan mendapat nilai yang baik. Disini guru bertugas melakukan evaluasi proses pengajaran. Waktu tidak sedikit dari guru enggan melakukan evaluasi dan membiarkan anak didiknya seperti itu. Mengapa bisa terjadi demikian? Hal ini terjadi karena kurang memahaminya mereka tentang evaluasi proses pengajaran. Oleh sebab itu pemahaman yang lebih lanjut mengenai evaluasi proses pengajaran sangat kita perlukan sebagai seorang calon pengajar untuk bekal kelak sebagai pengajar. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian evaluasi dan evaluasi proses pengajaran? 2. Mengapa Guru perlu melakukan Evaluasi proses pengajaran? 3. Apa objek dan sasaran evaluasi proses pengajaran? 4. Apa fungsi dan tujuan evaluasi proses pengajaran? 1.3. Tujuan Pembahasan Setelah makalah ini dipresentasikan kita diharapkan mampu memahami tentang: 1. Pengertian evaluasi dan evaluasi proses pengajaran 2. Perlunya Guru melakukan Evaluasi proses pengajaran 3. Objek dan sasaran evaluasi proses pengajaran 4. Fungsi dan tujuan evaluasi proses pengajaran

BAB II

EVALUASI PROSES PENGAJARAN 1.1. Pengertian evaluasi, dan Evaluasi Proses Pengajaran Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahas Inggris evalution, dalam bahasa arab () , dalam bahasa indonesia berarti: penilaian. Akar katanya adalah Value, dalam bahasa arab () , dalam bahasa indonesia berarti: nilai. Adapun dari segi istilah, ada beberapa pendapat mengenai evaluasi. Diantaranya yaitu sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wardt dan Gerald W. Brown (1977). Menurut mereka, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu. (Anas Sudijono, 2005: 1) Definisi lain dikemikakan oleh Ralph Tyler (1950) ahli ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menetukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Lebih lanjut Cronbach dan Stufflebeam menambahkan, bahwasannya proses evaluasi bukan hanya sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. (Suharsimi Arikunto, 2005: 3) Sedangkan evaluasi proses pengajaran adalah suatau rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat atau mengetahui seberapa tinggi tingkat keberasilan dari kegiatan yang direncanakan. (Suharsimi Arikunto, 2005: 290). 1.2. Mengapa Guru Perlu Melakukan Evaluasi Proses Pengajaran Guru adalah orang yang paling penting statusnya di dalam kegiatan belajarmengajar karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan bahtera kehidupan kelas. Bagaimana kelas berlangsung merupakan hasil dari kerja guru. Di dalam melaksanakan tugas yang penting menciptakan suasana kelas tersebut guru berupaya sekuat tenaga agar kehidupan kelas dapat berjalan mulus. Siswa dapat belajar tanpa hambatan dan dapat menguasai apa yang diajarkan oleh guru dengan nilai yang baik. Jika ternyata nilainya tidak baik, guru tentu ingin menelusuri apa penyebab nilai yang tidak baik itu. Jika guru tidak mengetahui apa dan bagaimana evaluasi proses pengajaran, ia tidak akan mampu melaksanakan tugas penelusuran penyebab tidak baik. Agar ia mampu melakukan tugas dengan sempurna, harus bersedia mempelajari evaluasi proses pengajaran. Orang yang melakukan evaluasi (evaluator) dalam kegiatan proses pengajaran dapat berasal dari dalam (yang ikut terlibat di dalam kegiatan), dan dapat pula orang dari luar (yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan), masing-masing evaluator mempunyai kelemahan. a. Evaluator Dalam (Internal Evaluator) sangat memahami seluk-beluk kegiatan, tetapi ada kemungkingan dapat dipengaruhi oleh keinginan untuk dapat dikatakan bahwa prosesnya berhasil. Dengan kata lain, evaluator dalam dapat diganggu oleh unsur subjektivitas. Jika hal itu terjadi, data yang terkumpul kurang benar dan kurang akurat meskipun barang kali cukup lengkap. b. Evaluator Luar (External Evaluator) mungkin menjumpai kesulitan dalam memperoleh data yang lengkap karena ada hal-hal yang disembunyikan oleh para

pelaksana proses. Namun, karena evaluator tidak berkepentingan akan nama baik proses/program, maka data yang terkumpul dapat lebih objektif. Sebagai pelaksana yang mengetahui betul apa yang terjadi di dalam proses belajarmengajar, guru berkepentingan atas kualitas pengajaran. Untuk memperbaiku proses pengajaran yang akan dilaksanakan lain waktu, guru perlu mengetahui seberapa tinggi tingkat pencapaian dari tugas-tugas yang telah dikerjakan setelah kurun waktu tertentu. 1.3. Objek atau Sasaran Evaluasi Proses Pengajaran Sebelum mengenal sasaran evaluasi secara cermat, kita perlu memusatkan perhatian pada aspek-aspek yang bersangkutan dengan kegiatan belajar-mengajar, yakni kita perlu mengenal model transformasi proses pendidikan. Di dalam prosese transformasi, siswa yang baru masuk mengikuti proses pendidikan dipandang sebagai bahan mentah yang akan diolah melaluui proses pengajaran. Siswa yang baru masuk (input) ini memiliki karakteristik untuk kekhusussan sendiri-sendiri, yang banyak mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Di samping itu ada masukan lain yang juga berpengaruh. Yaitu, masukan Instrumental dan masukan lingkungan.dan siswa yang sudah di transformasi di sebut bahan jadi atau dikenal dengan hasil atau keluaran (output).

Gambar Transformasi Belajar Mengajar (Suharsimi Arikunto, 2005: 295) Objek untuk sasran evaluasi proses pengajaran adalah komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan dengan masukan proses (input). Maupun dengan keluaran (output), dengan semua dimensix. Komponen masukan dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yakni: 1. Masukan Mentah (Raw input)

Yaitu para siswa penelitian terhadap masukan mentah yakni siswa sebagai objek belajar, mencakup aspek-aspek berikut: a. Kemampuan Siswa. Penelitian terhadap kemampuan siswa idealnya menggunakan pengukuran Intelegensia atau potensi yang dimilikinya. Namun, mengingat sulitnya hal itu, maka guru dapat melakukan penilaian ini dengan mempelajari dan menganalisis kemajuan-kemajuan belajar yang di tunjukkannya, misalnya analisis terhadap hasil tes seleksi masuk, nilai STTB, Raport, hasil Ulangan. Analisis kemampuan ini sangat bermanfaat bagi guru dalam menentukan strategi pengajaran sesuai dengan kemampuan siswa. b. Minat, Perhatian dan Motivasi Belajar Siswa. Keberhasilan belajar siswa tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya, tetapi juga di tentukan oleh minat, perhatian, dan motivasi belajarnya. Sering ditemukan siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi gagal dalam belajarnya di sebabkan oleh kurangnya minat, perhatian dan motivasinya. Minat, perhatian dan motivasi pada hakikatnya merupakan usaha siswa dalam mencapai kebutuhan belajarnya. Berbagai alat penilaiaan yang dapat di gunakan untuk menumbuhkan kesemuanya tadi adalah : pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa, wawancara kepada siswa, studi data pribadi siswa, kunjungan rumah, dialog dengan orang tuanya dan lain sebagainya. c. Kebiasaan Belajar Siswa. Kebiasaan belajar baik dari segi cara belajar, waktu belajar, keteraturan belajar, suasana belajar, dan lain-lain merupakan faktor penunjang keberhasilan belajar siswa. Kebiasaan belajar yang salah harus di perbaiki dan di tinggalkan, dan guru mencoba mengembangkan kebiasaan belajar baru yang lebih bermakna. Untuk memperoleh informasi mengenai kebiasaan belajar para siswa, gguru dapat menggunakan teknik abservasi atau pengamatan terhadap cara belajar siswa, misalnya cara membaca buku, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, cara diskusi. d. Karateristik Siswa. Karakteristik pribadi siswa berbeda satu sama lain, hal ini mempengaruhi siswa dalam proses belajarnya. Sikap dan pendekatan guru dalam menghadapi siswa harus memperhitungkan karakteristik tersebut. Untuk mengetahui karakteristik siswa, guru perlu mengamati tingkah laku siswa dalam berbagai situasi, analisis, wawancara, dan memberikan kuisoner. Aspek-aspek yang dikemukakan diatas minimal harus diketahui oleh guru agar ia dapat menyatukan strategi pengajaran sesuai dengan kondisi pada siswa. 2. Masukan Alat (Instrumental Input) Yakni unsur manusia dan non-manusia yang mempengaruhi terjadinya proses penilaian terhadap masukan instrumental mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut: a. Materi atau Kurikulum. Kurikulum adalah program belajar untuk siswa, terdiri dari pengetahuan ilmiah, pengalaman, dan kegiatan belajar anak yang telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Penilaian terhadap kurikulum penting dilakukan oleh guru, penilaian tersebut dapat dilakukan melalui kajian dan analisis GBPP bukan pedoman guru, buku pelajaran, dan kemampuan guru itu

sendiri (introspeksi) dalam melaksanakan kurikulum tersebut. b. Guru atau Kemampuan Guru Mengajar. Kemampuan guru mengajar merupakan dimensi paling utama untuk dilakukan penilaian monitoring sendiri adalah oleh Kepala Sekolah. Dengan penilaian ini diharapkan ada usaha dari guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengajaran. c. Metode adalah Pendekatan dalam Mengajar. Evaluasi terhadap metode mengajar merupakan kegiatan guru untuk meninjau kembali tentang metode mengajar, pendekatan, atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kurikulum kepada siswa. d. Sarana : Alat Pelajaran adalah Media Pendidikan. Sasaran evaluasi yang berkenaan dengan sarana pendidikan antara lain kelengkapannya, ragam jenisnya, modelnya, kemudahannya untuk digunakan. Mudah dan sukarnya untuk diperoleh, kecocokan dengan materi, jumlah evaluasinya dilakukan melalui observasi, monitoring, wawasan dan lain-lain. 3. Masukan Lingkungan (Environmental Input) Masukan lingkungan ini ada yang hadir disekitar proses belajar-mengajar, bukan merupakan sesuatu yang terkait dengan dan berpengaruh langsung pada prestasi belajar. Ada dua macam masukan lingkungan yaitu: c. Lingkungan Manusia Yang dapat digolongkan sebagai masukan lingkungan manusia bukan hanya kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha di sekolah itu, tetapi siapa saja yang dengan sengaja akan tidak berpengaruh terhadap tingkat hasil belajar siswa. d. Lingkungan non-Manusia Yaitu segala hal yang berada di lingkungan siswa, yang secara langsung tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa misalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung, dan lain-lain. 1.4. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Proses Pengajaran Pada umumnya evaluasi terhadap proses pengajaran itu dilakukan sebagai bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya evaluasi harus tidak terpisah dalam penyusunan dan pelaksanaan pengajaran. Evaluasi proses pengajaran berfungsi untuk: 1. Mengetahui kemampuan dan perkembangan anak didik setelah mengetahui atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 2. Mengetahui sampai dimana keberhasilan suatu metode sistem pengajaran yang dipergunakan. 3. Dengan mengetahui kekurangan serta keburukan yang diperoleh dari hasil dari evaluasi itu, selanjutnya kita dapat berusaha untuk mencari perbaikan. Sedangkan tujuan daripada evaluasi proses pengajaran itu sendiri adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan murid dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Disamping itu juga dapat digunakan bagi guru-guru atau supervisor untuk mengukur

atau menilai sampai dimana keefektifan dan keefisiensian pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan belajar dan metode-metode yang digunakan, sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program dan pelaksanaannya. BAB III PENUTUP Kesimpulan a. Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Evaluasi proses pengajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat atau mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang dicapai. b. Evaluasi proses pengajaran sangat diperlukan oleh guru dalam rangka untuk memenuhi tugasnya sebagai seorang pendidik. Yakni menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Orang yang melakukan evaluasi ada dua macam, yakni: 1. Evaluator dalam (Internal Evaluator) dan 2. Evaluator luar (External Evaluator) c. Obyek dan Sasaran Evaluasi proses pengajaran adalah komponen-komponen sistem pengajaran yaitu: 1. Komponen masukan a). Masukan mentah (raw input) yaitu para siswa yang meliputi kemampuan siswa, minat, perhatian, motivasi, kebiasaan belajar dan karakteristik siswa. b). Masukan alat (instrumental input) yang meliputi materi atau kurikulum, guru, metode atau pendekatan mengajar, sarana ; alat atau media. c). Masukan lingkungan (environmental input) yaitu lingkungan manusia dan linkungan non-manusia. 2. Komponen keluaran d. Fungsi evaluasi proses pengajaran adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan dan kemampuan anak didik setelah melakukan kegiatan belajar. 2. Untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan suatu metode yang digunakan 3. Untuk mencari perbaikan Tujuan evaluasi proses pengajaran adalah untuk menilai keefektifan dan efesiensi kegiatan mengajar sebagai bahan untuk perbaikan atau penyempurnaan program dan pelaksanaannya. DAFTAR PUSTAKA Sudijono, Anas. 2005, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press. Purwanto, M. Ngalim. 1996, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remadja Karya CV.

Sudjana, Nana, dkk. 2003, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi. 2005, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara.
http://adhimaswidayat.blogspot.com/p/evaluasi-pembelajaran.html

KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN (EVALUASI, PENGUKURAN DAN TES)


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini hanya dibicarakan masalah konsep dasar evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan tentang evaluasi hasil belajar ini juga disinggung masalah konsep dasar evaluasi pembelajaran. Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas mengadakan pengukkuran dan penilaian

B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Evaluasi Pembelajaran? 2. Apa yang di maksud dengan Pengukuran dalam Pembelajaran? 3. Apa yang di maksud dengan Tes dalam Pembelajaran? 4. Apa saja Tujuan atau fungsi penilaian?

5. Apa saja Prinsip dan Alat Evaluasi? 6. Apa saja Subjek dan Sasaran Evaluasi? 7. Apa saja fungsi Penilaian dalam proses Belajar Mengajar? 8. Apa saja Jenis Alat Pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui Evaluasi Pembelajaran 2. Untuk Mengetahui Pengukuran dalam Pembelajaran 3. Untuk Mengetahui Tes dalam Pembelajaran 4. Untuk Mengetahui Tujuan atau fungsi penilaian 5. Untuk Mengetahui Prinsip dan Alat Evaluasi 6. Untuk Mengetahui Subjek dan Sasaran Evaluasi 7. Untuk Mengetahui Penilaian dalam proses Belajar Mengajar 8. Untuk Mengetahui Jenis Alat Pembelajaran

BAB II KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN (EVALUASI, PENGUKURAN DAN TES)

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan bahwa Evaluation refer to the act or process to determining the value of something, artinya evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai

segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation). Kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi. B. Pengukuran Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.

Menurut Guilford (1982), pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dapat menggunakan non-test maupun test. Pengukuran pendidikan dapat berupa kuantitatif yaitu berupa angka antara lain dapat dinyatakan antara 0 sampai dengan 100 atau antara 0 sampai dengan 100. Pengukuran kualitatif biasanya tidak dinyatakan dengan angka, melainkan dengan kualitas antara lain sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.

C. Tes Sebelum membahas lebih jauh tentang tes, kita bahas trlebih dahulu tentang non-tes. Nontes seperti kuesioner atau inventori adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Inventori adalah instrument yang berisis tentang laporan diri, yaitu keadaan peserta didik antara kehadiran peserta didik dikelas, kemajuan belajar, perkembangan kompetensi peserta didik, ataupun potensi peserta didik. Adapun alasan diadakannya tes. Tes ialah sehimpun pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testee) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang dites tersebut. Tes pada umumnya dimaksudkan untuk mengukur aspek-aspek prilaku manusia, seperti : a) Aspek pengetahuan (kognitif). b) Sikap (afektif). c) Aspek ketrampilan (psikomotor). Dalam uraian ini, perlu dibedakan antara prestasi belajar (achievement) dan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar hanya mengukur dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek

psikomotor. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak seseorang peserta didik, dengan demikian mengukur tiga aspek utama hasil pendidikan. Tes pada umumnya digunakan untuk meningkatkan pembelajaran. Melalui tes guru dapat memperoleh informasi tentang berhasil tidaknya peserta didik dalam menguasai tujuan-tujuan, seperti : a) Standar kompetensi. b) Kompetensi dasar. c) Indicator. Tes dapat dikembangkan dengan berbagai macam tujuan. Ada tes yang dikembangkan untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik (to monitor the development of competencies). Tes juga dapat dikembangkan untuk melihat tingkat kemampuan peserta didik dan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Tes juga dikembangkan untuk melihat perkembangan kemampuan peserta didik. Berdasarkan tujuanya, tes dikembangkan antara lain untuk : a) Pekerjaan rumah (PR) b) Ulangan harian (UH) c) Ulangan akhir semester (UAS) d) Ulangan kenaikan (UK) e) Ujian Sekolah Dasar (USD) f) Ujian akhir Nasional (UAN) g) Seleksi h) Tes penempatan i) Tes diagnostic Tes untuk mengukur prestasi , baik untuk aspek pengetahuan maupun aspek ketrampilan, dapat dibagi menjadi dua jenis , yaitu tes kemampuan (power test) dan tes kecepatan (speed test). Pemahaman tentang pembagian jenis tes ini amat penting karena sifat-sifat yang dimiliki kedua jenis

tes tersebut sangat berbeda. Perbedaan sifat tes kemampuan dan tes kecepatan diuraikan sebagai berikut : a. Prinsip dari suatu power test adalah tidak adanyabatasan waktu di dalam pengerjaan tes tidak dibatasi, maka hasil tes benar-benar mengungkapkan kemampuan seseorang. adanya pembatasan waktu dalam mengerjakan tes diperkirakan akan menyebabkan orang menjadi tidak dapat menunjukkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Sebagai kompromi para ahli tes masih menganggap bahwa suatu pelaksanaan tes adalah sebagai tes kemampuan (power test) jika sebagian besar orang yang dites dapat menyelesaikan tes tersebut dalam jangka waktu yang disediakan. b. Hal yang diukur dalam speed test adalah kecepatan di dalam memikirkan atau mengerjakan sesuatu. Jadi persoalan pertama adalah tugas yang harus diselesaikan dalam satu periode atau waktutertentu. Adapun mengenai syarat-syarat tes, yaitu: a. Validitas tes. Tes yang valid adalah tes yang hanya mengukur satu dimensi (unidimensional). Jika ada sebuah dimensi yang sifatnya lebih umum, misalnya intelegensi atau pengetahuan social, maka perlu disusun sub-subtes yang berdimensi tunggal yang hanya mengukur satu aspek saja dari intelegensi atau pengetahuan. Dalam hal ini diisyaratkan setiap aspek atau subtes harus berkorelasi tinggi satu sama lain sehingga dapat dijadikan bukti bahwa semua aspek tersebut memang merupakan bagian dari suatu yang lebih luas. b. Reliabilitas tes. Kehandalan atau reliabilitas meliputi ketepatan atau kecermatan (precision) hasil pengukuran, dan keajegan atau kestabilan (consistency) dari hasil pengukuran. Kecermatan hasil pengukuran ditentukan oleh banyaknya informasi yang dihasilkan dan sangat berkaitan dengan satuan ukuran dan jarak rentang dari skala yang digunakan.(Sumarna Surapranata,2004,16:27)

D. PRINSIP DAN ALAT EVALUASI 1. Prinsip evaluasi

ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara a) tujuan pembelajaran b) kegiatan pembelajaran atau KBM, dan c) evaluasi tringulasi tersebut dapat di gambarkan dalam bagan sebagai berikut.

tujuan

KBM Prosedur evaluasi membantu guru dalam beberapa hal:

Evaluasi

1) menolong dalam memberikan pengetahuan tentang entry behavior siswa 2) menolong dalam menetapkan, memperbaiki dan memperjelas tujuan-tujuan yang realistis bagi tiap siswa 3) menolong dalam mengavaluasi tingkat pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan 4) menolong dalam menentukan, mengevaluasi dan memperbaiki teknik-teknik mengajarnya 5) membantu memberikan informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa, yang selanjutnya dapat dijadikan petunjuk untuk memperbaikinya. (Drs. M. Ngalaim Purwanto. 1988. Hal 10)

2. Alat Evaluasi Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melakssanakan tugas atau mencapai tujuan agar secara efektif dan efisien. kata

Alat biasa disebut juga denga istilah instrumen. Dengan demikian, maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. untuk memperjelas pengertian pengertian alat atau instrumen, terapkan pada dua cara mengupas kelapa, yang satu menggunakan pisau parang, yang satu lagi tidak. tentu saja hasilnya akan lebih baik dan pekerjaannya berakhir lebih cepat dibanding dengan cara yang pertama. dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Contoh, jika yang dievaluasi seberapa siswa mampu mengingat nama kota atau sungai, hasil evaluasinya berupa berapa banyak siswa dapat menyebutkan nama kota dan sungai yang diingat. Dengan pengertian tersebut, maka alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersbut, evaluator menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan tekhnik evaluasi. a. Tekhnik Non Tes Yang tergolong tekhnik non tes adalah sebagai berikut: 1. skala bertingkat, 2. quesioner, 3. daftar cocok, 4. wawancara, 5. pengamatan, dan 6. riwayat hidup. b. Tekhnik Tes Drs. Amir Daien Indra Kususma dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan mengatakan, tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diingikna tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.(Amir Daien Indrakusuma. Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-hasil Belajar. jilid 1 terbitan sendiri, hal 27) Ditinjau dari segi kegunaan, untuk mengukur siswa, maka di bedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu: 1. tes diagnostik, 2. tes formatif, dan 3. tes sumatif.(Suharsimi Arikunto,2011:24-33) E. Tujuan atau fungsi penilaian Dengan mengetahui makna penilaian di tinjau dari bebagai segi pendidikan, maka dengan cara lain dapat di katakan bahwa tinjauan atau fungsi penilaian ada beberapa hal: a. Penilaian berfungsi selektif

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai tujuan seperti; untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau yang seharusnya mendapat beasiswa. b. Penilaian berfungsi diagnostik Apabila alat yang di gunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan Sistem baru yang kini banyak di populerkan di negara, barat, adalah sistem belajar sendiri. d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan Fungsi keempat dari penilaian ini di maksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil di terapkan.

F. SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI 1. Subjek evaluasi Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap test, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Contoh : untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian maka sebagai subjek evaluasi adalah guru. Tidak setiap orang dapat menafsirkan jawaban test kepribadian, sehingga hanya orang yang telah mempelajari test secara mendalam saja yang dapat melakukannya. Ada pandangan lain yang disebut subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang dievaluasi. Dalam hal ini yang dipandang sebagai objek yaitu prestasi matematika, kemampuan membaca, kecepatan lari dan sebagainya. 2. Sasaran Evaluasi

Objek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu. Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian untuk unsurunsurnya meliputi : a. Input Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk test yang digunakanan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup empat hal, yakni sebagai berikut : 1) Kemampuan 2) Kepribadian 3) Sikap-sikap 4) inteligensi b. Transformasi telah dijelasskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain : 1) kurikulum atau materi 2) metode dan cara penilaian 3) sarana pendidikan / media 4) sistem administrasi 5) guru dan personal lainnya c. Output Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian / prestari belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut test pencapaian.

Kecenderungan yang ada sampai saat ini disekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah test tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif, sangat langkah dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan, yakni bahwa pada para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif ini, jika kita mau instrospeksi telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas pada merosotnya akhlak bangsa.(Suharsimi Arinkunto,2011:19-23) G. Fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar- mengajar berfungsi sebagai berkut : Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang seharusnya dikuasai oleh para siswa. Dengan perkataan lain dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar-mengajar yang telah dilakukan oleh guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan siswa tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki usahanya, yakni tindakan mengajar berikutnya. Dengan demikian fungsi penilaian dalam proses belajar-mengajar bermanfaat ganda, yakni bagi siswa dan bagi guru. Penilaian hasil belajar dapat dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, tahap jangka pendek, yakni penilaian yang dilaksanakan oleh guru pada akhir proses belajarmengajar. Penilaian ini disebut penilaian formatif. Kedua tahap jangka panjang, yakni penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah semester atau penilaian pada akhir semester. Penilaian ini disebut penilaian sumatif. Dalam proses belajar-mengajar, kedua penilaian tersebut yakni penilaian formatif dan penilaian sumatif penting dilaksanakan. Bahkan prestasi siswa selama satu semester sering digunakan data yang diperoleh dari hasil penilaian formatif dan hasil penilaian sumatif. Sasaran atau objek penilaian langkah pertama yang harus ditempuh guru dalam mengadakan penilaian ialah menetapkan apa yang menjadi sasaran atau objek penilaian. Sasaran ini

penting diketahui agar memudahkan guru dalam menyusun alat evaluasi. Pada umumnya ada tiga sasaran pokok penilaian, yakni: Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, ketrampilan siswa sebagai akibat dari proses mengajar dan belajar. Segi isi pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru dalam proses mengajar-belajar. Segi yang menyangkut proses mengajar dan belajar itu sendiri. Proses mengajar dan belajar perlu diadakan penilaian secara objekif dari guru, sebab baik tidaknya proses mengajar dan belajar akan menentukan baik tidaknya hasil beelajar yang dicapai oleh siswa. Ketiga sasaran pokok diatas harus dievaluasikan secarah menyeluruh, artinya jangan hanya menilai dari segi perubahan tingkah laku dan proses mengajar dan belajar itu sendiri secara adil. Dengan menetapkan sasaran diatas maka seorang guru akan mudah menetapkan alat evaluasinya. H. Jenis alat penilaian Setelah sasaran penilaian ditetapkan maka langkah kedua bagi guru ialah menetapkan alat penilaian yang paling tepat untuk menilai sasaran tersebut diatas. Pada umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menilai ketiga sasaran penilaian yang dikemukakan diatas. Agar para guru mengetahui dan trampil dalam mengadakan penilaian, dibawah ini dibahas secara umum mengenai kedua jenis alat penilaian. Factor validitas dan reliabilitasnya. Tes ini terdiri dari tiga bentuk yakni: a) Tes lisan. b) Tes tulisan. c) Tes tindakan. Jenis tes tersebut biasanya digunakan untuk menilai isi pendidikan, misalnya aspek pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan pemahaman pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Alat evaluasi jenis non-tes ini antara lain : Observasi.

Wawancara. Studi kasus. Rating scale (skala penilaian). Check list. Inventory. Syarat menyusun alat penilaian membuat pertanyaan tes (alat evaluasi) tidak mudah, sebab tes atau pertanyaan merupakan alat untuk melihat perubahan kemampuan dan tingkah laku siswa setelah ia menerima pengajaran dari guru atau pengajaran disekolah. Alat evaluasi yang salah, akan menggambarkan kemampuan dan tingkah laku yang salah pula. Oleh karena itu teknik penyusunan alat evaluasi penting dipertimbangkan agar memperoleh hasil, yang objektif. Beberapa syarat dan petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun alat evaluasi, ialah : a) Harus menetapkan dulu segi-segi apa yang dilakukan dinilai, sehingga betul-betul terbatas serta dapat member petunjuk bagaimana dan dengan alat apa segi tersebut dapat kita nilai. b) Herus menetapkan alat evaluasi yang betul-betul valid dan relaibel, artinya taraf ketepatan dan ketatapan tes sesuai dengan aspek yang akan dinilai. c) Penilaian harus objektif, artinya menilai prestasi siswa sebagaimana adanya. d) Hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan criteria yang berlaku. e) Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis, artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan siswa belajar dan guru mengajar. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru atau penagajar dalam melaksanakan penilaian, antara lain: a) Penilaian harus dilakukan secara berlanjut, artinya setiap saat diadakan penilaian sehingga diperoleh suatu gambaran yang objektif mengenai kemajuan siswa. b) Dalam proses mengajar dan belajar penilaian dapat dilaksankan dalam tiga tahap yakni : Pre-test

Mid-tes Post-tes

c) Penilaian dilaksanakan bukan hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas, bukan hanya pada waktu proses belajar tapi juga diluar proses belajar, lebih-lebih aspek tingkah laku. d) Untuk memperoleh gambaran objektif, penilaian jangan hanya tes tetapi perlu digunakan jenis nontes.

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Evaluasi pembelajaran pembelajaran.

merupakan

evaluasi

dalam

bidang

Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation). Kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA Suharsimi Arikunto. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Suraranata Sumarna. 2004. Panduan Tes tertulis Implementasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana Nana. 1998. Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo. Purwanto Ngalim. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya CV. Suryabrata Sumadi. 1987. Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: CV Rajawali.

Geplaas deur ilah nartilah om 4:06 vm.


http://ilahnartilah.blogspot.com/2013/05/konsep-dasar-evaluasi-pembelajaran.html

ASSESMENT DALAM PEMBELAJARAN Assesment atau penilaian tidak bisa dilepaskan dengan peran guru sebagai tenaga pengajar. Assesmenttermasuk salah satu indikator penentu untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan atau bahkan kegagalan yang dilakukan oleh guru atau dosen selaku agen pembelajaran dan siswa sebagai subjek pembelajaran, sebelum memilih metode yang tepat sasaran yang dianggap sesuai dengan kondisi pembelajaran yang ada sehingga untuk langkah selanjutnya efektifitas, efisiensi dan daya tarik pembelajaran dapat terselenggara dengan baik dan dapat menghasilkan keluaran belajar yang kompeten yang dapat membuat assesment pembelajaran di sekolah tersebut bernilai positif, sesuai tujuan pendidikan nasional. Bertolak dari ketentuan perundangan PP.No.19 tahun 2003, tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menguraikan delapan standar mutu pendidikan yaitu, (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidikan dan kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian (assesment), maka kita dapat melihat bahwa standar penilaian (assesment) adalah standar penentu bagi kesuksesan suatu proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa assesment(penilaian/evaluasi), merupakan indikator penting yang harus dikuasai oleh setiap guru atau dosen untuk mengetahui apakah seluruh standar tersebut berhasil atau gagal dalam proses pembelajaran yang dilaksanakannya, setelah diperoleh hasil assesment dari proses pembelajaran.

Dari assesment ini pula, kita dapat mengetahui apakah guru atau dosen sebagai perancang dan pengelola proses pembelajaran, telah memenuhi standar kualifikasi akademik yang dimaksud oleh PP. No.19 tahun 2005, dimana guru harus memenuhi empat standar kompetensi sebagai agen pembelajaran, yaitu standar kompetensi pedagogis, standar kompetensi kepribadian, standar kompetensi profesional, dan standar kompetensi sosial, yang membuatassesment pembelajaran di sekolah tersebut berkualitas. A. Pengertian Assesmen dan Pembelajaran Assesmen yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Assesment mengandung makna taksiran/penaksiran, penilaian, penilaian keadaan, beban, pembebanan atau pemikulan. Menurut H.A.R Tilaar assesment adalah alat tes untuk mengukur performan siswa dalam proses belajar. Salah satu contoh tes (assesment) yang menjadi industri besar di Amerika adalah test TOEFL (tes bahasa Inggris) yang digunakan untuk memasuki perguruan perguruan tinggi terkemuka di Amerika. Hal senada diungkapkan oleh Tardif (1989) bahwa assesment adalah evaluasi terhadap proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai oleh siswa, sesuai kriteria yang ditetapkan, contoh assesment di Indonesia salah satunya adalah UN (Ujian Nasional) yang dahulu dikenal dengan EBTANAS. Lebih lanjut Lefrancois (1982:336) mengemukakan bahwa assesmen adalah alat ukur/evaluasi, bagi guru/dosen untuk mengetahui, memonitor, merekam, mendorong, dan meningkatkan atau memotivasi prestasi siswa yang akan menjadi umpan balik bagi diri siswa sendiri untuk mengukur kelemahan dan kekuatannya dalam mengukur diri. Sedangkan Assessment menurut Hopkins & Antes (1990:31) adalah alat ukur/evaluasi, bagi guru untuk mengetahui kemajuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Lebih tegas lagi Gagne & Briggs menjelaskan assesment adalah alat ukur keberuntungan guru dan siswa untuk

mengevaluasi diri mereka sendiri (self assesment) dalam meningkatkan keberhasilannya dan inisiatif diri. Dalam pendidikan assessmen sering dirangkai dengan kata pembelajaran (Assesment Of Learning). Pembelajaran menurut Reigeluth dan Degeng adalah Upaya untuk membelajarkan siswa. Morton & Macbeth seperti yang dikutip Beard & Senior (1980:76) mengungkapkan bahwa assesment of learning adalah evaluasi pada landasan psikologis yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu mengevaluasi diri, dimana guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dengan tahapan : 1. Menjadikan alat evaluasi sebagai umpan balik. 2. Memilih alat evaluasi yang objektif dan adil, dengan menginformasikannya kepada siswa, 3. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi diri, 4. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi teman. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa assesmen dalam pembelajaran secara istilah adalah upaya penilaian untuk mengukur (keberhasilan atau kegagalan) suatu proses pembelajaran sekaligus sebagai umpan balik bagi guru dan siswa. Bagi siswa assessmen dapat dijadikan evaluasi dirinya sejauhmana mereka memiliki kompetensi setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi guru assessmen dapat dijadikan alat evaluasi yang objektif untuk mengukur sejauhmana kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. B. Kawasan Assesment dalam Pembelajaran Assesment sebagai alat evaluasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pada tataran silabus, memiliki kompetensi dasar yang terfokus pada tiga kawasan/kategori ranah (domain), yaitu kognitif ( hal yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa) , psikomotor (hal yang dapat dilakukan oleh siswa

setelah memiliki pengetahuan) dan afektif (sikapsiswa setelah proses pembelajaran diberikan). Proses evaluasi dalam pembelajaran sebagaimana yang diklasifikasikan oleh Bloom dan teman temannya (1956) melalui tahapan yang dimulai dari jenjang yang mudah ke jenjang yang sulit. Artinya evaluasi sudah berlangsung sejak awal (pre test) proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran (post test) dan jenjang tahapan dalam klasifikasi Bloom adalah dimulai dari : 1. Pengetahuan (penyajian informasi,dimana siswa mampu mengulang apa yang diuraikan guru/dosen). 2. Pemahaman (siswa menguraikan pesan / pengetahuan yang diterima dari guru dan menguraikannya berdasarkan pemehamnnya/menambahkan atau mengkritisi). 3. Aplikasi (Siswa mampu membuat diagram / pola atas informasi / pesan / pengetahuan yang diterima dari guru berdasarkan pemahamnnya sendiri,yang tentunya tidak keluar dari tujuan pesan tersebut). 4. Analisis (memecahkan pesan/ide/pengetahuan menjadi bagian kecil dan menunjukan hubungannya(keterkaitannya). 5. Sintesis,menyatukan bagian bagian kecil pesan/ide/pengetahuan menjadi satu kesatuan. 6. Evaluasi menjadi assesmen penilaian yang berdasarkan pada kriteria tertentu sesuai kondisi pembelajaran yang ada. C. Tujuan Assesment Tujuan assesment dalam pembelajaran menurut Muhibbin, menjelaskan bahwa tujuan dari assesment adalah 1. untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dan guru sebagai pembimbing dalam suatu kurun waktu proses belajar yang sudah ditentukan;

2. untuk mengetahui posisi siswa dalam kelompok di kelasnya,sehingga guru dapat memberi test sesuai dengan kemampuan siswa; 3. untuk mengetahui tingkat usaha siswa dalam upaya pembelajarannya; 4. untuk mengetahui sejauhmana siswa mengeksplorasi tingkat kecerdasannya dalam memahami pelajaran; 5. untuk mengetahui ukuran daya guna dan hasilguna metode yang diterapkan oleh guru selaku pembimbing.untuk mengetahui apakah metode yang diterapkan sudah sesuai dengan kondisi pembelajaran dan kondisi siswa yang ada dalam proses pembelajarannya. D. Fungsi Assesment Fungsi assesment dalam pembelajaran adalah 1. Fungsi administratif dalam penyusunan nilai dan buku raport; 2. Fungsi promosi,untuk menetapkan tingkat kelulusan siswa; 3. Fungsi diagnostik,untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam belajar; 4. Fungsi data bagi BP(Bimbingan Penyuluhan); 5. Fungsi Pertimbangan , bagi pengembangan kurikulum di masa yang akan datang. E. Syarat dan Ragam Alat Evaluasi sebagai Assesmen dalam Pembelajaran 1. Syarat Alat Evaluasi sebagai Assesmen dalam Pembelajaran Muhibbin menjelaskan bahwa persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi belajar,meliputi dua macam yakni, (1) Reliabilitas, Tahan Uji dan dapat dipercaya konsistensi dan keajegannya.(diujikan kepada siapapun dan dalam masa yang berbeda, akan memberi hasil yang pastisama secara prinsip), (2) validitas, keabsahan dan kebenaran pengukuran yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, (sesuai dengan apa yang akan diukur/tepat sasaran). Lebih tegas lagi Suryabrata

a. b. c. d. e. f.

g. h. i. j.

(1995:327) mengungkapkan bahwa syarat tes yang baik harus reliabel, valid, objektif, diskriminatif, komprehensif, dan mudah digunakan. Dengan demikian syarat terpenting dalamassesment pembelajaran adalah adanya indikator kompetensi pedagogi yang dimiliki oleh guru atau dosen selaku evaluator sehingga guru atau dosen sebagai agen pembelajaran mampu : Menggunakan berbagai cara / teknik penilaian. Menghargai karya siswa dan memajangnya. Memberikan penilaian atas semua aspek perkembangan siswa (kognitif,afektif,psikomotorik). Menilai kegiatan siswa dalam pelaksanaan tugas belajar. Memberikan penilaian atas hasil yang dicapai. Melakukan penilaian formatif atas pembelajaran dan memperbaikinya bila kurang efektif. Mengumumkan hasil penilaian siswa secara terbuka. Memberikan umpan balik dan penguatan atas kegiatan siswa. Mengumpulkan data perkembangan siswa. Melakukan analisis hasil penelitian. 2. Ragam dan Teknik Assesmen dalam Pembelajaran Dalam Ragam dan Teknik Assesmen Pembelajaran setiap pendidik baik dosen ataupun guru, harus memahami secara baik dan benar: Pengertian Evaluasi / assesmen dalam pembelajaran. Tujuan dari assesmen yang akan diberikan. Kriteria dasar bahan ujian. Mengenai soal yang bermutu ( soal yang shahih/valid dan handal/reliable). Teknik dan Alat Penilaian sebagai berikut : Teknik Penilaian melalui Test (1.Test Tertulis/Test Objektif dan Uraian , 2.Test Lisan, 3.Test Perbuatan).

a. b. c. d. e. 1)

Teknik Penilaian melalui observasi atau pengamatan. Teknik Penilaian melalui wawancara. Langkah langkah penyusunan soal. Penentuan Materi yang akan dan harus diujikan. Penetuan Prilaku yang akan diujikan. Penetuan dan Penyebaran soal. Penyusunan kisi-kisi. Penyusunan butir soal. Teknik Penilaian sikap. Dalam Buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru , Muhibbin menjelaskan bahwa ragam evaluasi terdiri atas beberapa bentuk test ,di antaranya adalah : 1. Pre test (diberikan guru pada setiap awal penyajian pelajaran) dan Post test (diberikan pada setiap akhir penyajian pelajaran). 2. Evaluasi Prasyarat (appersepsi). 3. Evaluasi Diagnostik,yang diberikan setelah selesai penyajian,yang menitikberatkan pada bahasan tertentu yang membuat siswa kesulitan,untuk dibahas solusi pemahamannya. 4. Evaluasi Formatif,sejenisulangan yang diberikan pada akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. 5. Evaluasi Sumatif, sejenis ulangan umum yang diberikan pada setiap akhir semester atau akhir periode pelaksanaan program pengajaran. 6. UN (Ujian Nasional), Dengan demikian para pendidik harus memahami tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran dan melakukan tahapan sebagai berikut sebagai bentuk evaluasi terhadap proses pembelajaran : 1. Merumuskan indikator tiap kompetensi dasar 2. Menyusun alat evaluasi. 3. Menetapkan kegiatan belajar

2) 3) f. g. h. i. j. k. l.

4. Merencanakan program kegiatan mengajar dengan memperhatikan materi isi pelajaran, memilih alat, metode serta menetapkan jadwal. 5. Melaksanakan program(mengadakan pre test, menyampaikan materi, dan akhirnya mengadakan evaluasi/post test) Colin Rose, pakar accelerated learning, menjelaskan bahwa diri kita adalah hakim yang terbaik untuk menilai kemampuan dan kekurangan diri sendiri (self assesment). Kita harus menguasai 8 kecerdasan yang ada pada diri kita dan siswa didik , sebelum membuat evaluasi/assesment ke arah tercapainya tujuan pembelajaran. Delapam kecerdasan itu adalah: Kecerdasan linguistik (berminat pada drama, pendengar yang baik, pembicara yang fasih, pandai menjelaskan sesuatu, senang menulis) 2. Kecerdasan matematis, logis (pemikir yang logis dan analisis). Kecerdasan visual/spasial (pengamat,penentuarah pemikiran,pembuat pola diagram yang teliti). Kecerdasan musikal(pendengar bunyi alam yang baik dan penghafal baik, penulis lirik atau musik yang baik). 5. Interpersonal (mediator yang tangguh). 6. Intrapersonal (eksklusif, penyendiri, penghayal). 7. Fisik (bekerja dengan benda, senang bergerak,olahragawan). Naturalis (Pencinta alam,yang mampu menyebut nama jenis tanaman ,hewan dan pemerhati lingkungan yang baik). Dalam membuat assesment pembelajaran, sebaiknya para pendidik memperhatikan tingkat kecerdasan siswa dan perbedaan yang ada dalam diri masing-masing siswa sesuai 8 kecerdasan yang tersebut. Pendidik juga harus mampu memotivasi siswa sehingga dapat memberikan hasil yang baik dalam melatih daya ingat dan menggali potensi kecerdasan mereka sebagaimana yang dijelaskan dalam penelitian Vernon dari Universitas Texas , yang dikutip oleh

1.

3. 4.

8.

Colin Rose bahwa terdapat perbedaan persentase ingatan dalam proses pembelajaran sebagai berikut: 1) Belajar dengan Membaca akan menghasilkan daya ingat 20% saja 2) Belajar dengan Mendengar akan menghasilkan daya ingat 30% saja 3) Belajar dengan Melihat akan menghasilkan daya ingat 40% saja 4) Belajar dengan Mengucapkan akan menghasilkan daya ingat 50% saja 5) Belajar dengan Melakukan akan menghasilkan daya ingat 60% saja 6) Maka Belajar dengan Membaca,Mendengar,Melihat,Mengucapkan,dan Melakukan akan menghasilkan daya ingat sebanyak 90% (Luar biasa). Penelitian Vernon yang tersebut di atas dapat kita sandingkan dengan Gaya Pembelajaran Model Quantum Teaching dalam mengevaluasi pemahaman dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran, yang dipaparkan oleh Bobby De Porter, Mark Reardon dan Sarah Singer Nourie dalam istilah TANDUR (singkatan kata dari, T= Tumbuhkan, A=Alami, N = Namai, D = Demonstrasikan, U = Ulangi, R = Rayakan ). T = Tumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran, dengan AMBAK ( Apa Manfaatnya BAgiKu /siswa). Dalam hal ini guru memotivasi minat belajar Siswa untuk ikut memberi keputusan kepada tujuan pembelajaran yang akan dicapai). A = Ciptakan pengalaman yang membuat siswa, merasa mengalami peristiwa yang disampaikan, untuk menumbuhkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. N = Siapkan kata kunci untuk penamaan yang akan memudahkan daya ingat siswa. D = Demonstrasikan , sebagai entuk aplikatif dari pengetahuan/ide/pesan yang disampaikan guru.U = Ulangi , adakan tes formatif atau post test sebagai alat ukur pemahaman. R = Rayakan keberhasilan Proses Pembelajaran yang interaktif , efisien dan efektif, di antara guru dan siswa. G. 10 Prinsip Assesment , untuk keberhasilan evaluator rofesional.

Dalam membuat assesment/evaluasi/penilaian, pendidik harus memperhatikan dan menguasai sepuluh prinsipassesment , dengan melaksanakan tahapan-tahapan berikut ini : a) Pendidik harus membuat Perencanaan yang efektif bagi dirinya dan anak didiknya. b) Assesmen harus terfokus pada siswa sebagai subjek pembelajaran (student center). c) Assesment harus interaktif , Reflektif dan dapat dilaksanakan. d) Assesment adalah kunci ketrampilan Guru. e) Assesment adalah alat evaluasi yang sensitif dan Konstruktif terhadap dampak emosi siswa. f) Assesment harus memperhitungkan Motivasi Belajar siswa. g) Promosikan tujuan belajar, dan libatkan siswa sebagai pengambil keputusan. h) Assesment adalah Bimbingan Belajar sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. i) Assesment akan membangun jiwa kepemimpinan(kemandirian) dan kepekaan. siswa. j) Assesment harus sesuai dengan tingkat kecerdasan / kemampuan siswa yang berbeda satu sama lainnya. F. Assesmen Alternatif Penilaian alternatif menawarkan pada murid lebih banyak pilihan ketimbang ujian tradisional. Sebagai contoh guru bahasa Indonesia di sekolah memberi murid menu penilaian seperti menulis laporan tentang wawancara, menulis sendiri cerita atau mewawancarai tokoh. Penilaian demikian digolongkan dalam penilaian autentik. Artinya penilaian yang dilakukan guru

1.

2.

a) b)

c)

mengevalusi pengetahuan siswa dalam konteks yang mendekati kehidupan nyata. Namun, dalam merancang atau memilih alat evaluasi guru harus memperhatikan setidaknya tiga indikator sebelum assesment dalam bentuk evaluasi diberikan kepada siswa didik. Hal ini dimaksudkan untuk suksesnya proses pembelajaran. Tiga indikator tersebut adalah : Indikator kondisi yang ada di linkungan pembelajaran dengan terlebih dahulu memperhatikan tujuan dan karakteristik bidang studi, kendala dan karakteristik bidang studi, karakteristik peserta didik. Memilih metode pembelajaran yang dapat memenuhi standar kompetensi yang sudah diarahkan dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Metode pembelajaran yang digunakan harus berpijak pada empat komponen KTSP yaitu : Tujuan pendidikan sekolah Struktur dan muatan kurikulum (content), yang mencakup mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan dan kelulusan,penjurusan,pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Kalender Pendidikan 3. Silabus dan RPP Memilih assesmen alternatif yang sesuai dengan standar kompetensi dengan tidak mengabaikan indikator kondisi pembelajaran serta metode yang digunalkan dalam proses pembelajaran tersebut. Intinya, sebagai guru dituntut untuk dapat merancang sistem instruksional, merancang pesan, merancang strategi pembelajaran yang efisien dan efektif sehingga proses pembelajaran dapat memberikan assesment yang baik bagi masyarakat atas output yang dihasilkan oleh sekolah tersebut. Sebagai guru, untuk dapat mengelola proyek, sumber, sistem dan informasi tentang assesment pembelajaran, khususnya dalam

1. 2. 3.

1. 2. 3. 4. 5.

menganalisis permasalahan di seputar assesment sekolah harus memiliki KSA yaitu : Knowledge : pengetahuan dan wawasan Attitude : Sikap yang baik sebagai seorang guru,dosen,atau manager lembaga pendidikan / kepala sekolah. Skill : Keahlian dalam menganalisa dan menyelesaikan permasalahan di seputar assesment dalam kualitas proses pembelajaran. Guru dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan Alat evaluasi yang tepat dan bermanfaat dalam memberikan umpan balik yang bernilai positif bagi pendidik dan sekolah sehingga pada akhirnya assesmentpembelajaran dari sekolah atau institusi dimana proses pembelajaran itu berlangsung dapat menjadi nilai plus bagi kualitas sekolah itu sendiri.dan beberapa hal yang harus diperhatikan dan dikuasai oleh para evaluator adalah dalam membuat alat evaluasi sebagai assesment tools diantaranya : Pembuatan Quiz Pembuatan assignment untuk siswa Pembuatan pre test dan post tes dalam berbagai tipe soal Self test bagi siswa Presentasi jawaban Sehingga peserta didik (siswa didik) yang melaksanakan Evaluasi tersebut lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai test, baik pre test atau post test, test sumatif atau formatif, baik evaluasi yang dilakukan oleh evaluator dari luar maupun dari dalam,tidak akan menjadi faktor utama yang perlu dikhawatirkan dalam penilaian assesmen pembelajaran bagi hasil evaluasi mereka. G. Model Assesment Alternatif sebagai Pilihan Para Pendidik Assesmen Alternatif adalah pilhan yang tepat , karena pemilihan alat evaluasi sebagai unsur terpenting dan pamungkas

dalam proses pembelajaran yang akan berpengaruh bagi assesment sekolah dan unsur yang terlibat di sekolah tersebut.dengan terlebih dahulu memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, melihat ketersediaan sarana dan prasarana (ketersediaan jaringan yang menjadi indikator penting bagi pembelajaran yang berbasis TIK). Assesmen Alternatif sebagai penilaian program atau proses pembelajaran harus dilandaskan pada tiga kawasan penidikan dalam taksonomi Bloom yaitu : 1. Landasan Kognitif : Penilaian atas prestasi pengetahuan dan wawasan 2. Landasan Afektif : Penilaian atas respon & sikap siswa setelah PBM 3. Landasan Psikomotorik : Partisipasi siwa dalam melaksanakan tugas. Dengan memperhatikan aspek kemampuan individu (self assesment) dalam delapan kecerdasan yang berbeda dan kemampuan kinerja kelompok (performance assesment) dalam wujud assesmen kinerja siswa dalam mengadaptasi test berbasis komputer,internet,maupun pembelajaran berjaringan atau pembelajaran multimedia,baik pre test maupun post test,test pilihan ganda yang diperluas, test jawaban terbuka, tugas individu, tugas kelompok, baik dalam bentuk wawancara, observasi, assesment portofolio ( dalam tahap persiapan,tahap pelaksanaan,dan tahap penilaian), proyek pameran, atau demonstrasi karya. H. Assessment Portofolio Assesment portofolio adalah penilaian terhadap kumpulan berkas sebagai bukti fisik setiap aktivitas siswa selama dan sesudah pembelajaran, bisa berupa dokumen hasil tes, tugas-tugas, hasil karya, catatan tentang sikap-minat, ketrampilan, dan kompetensi siswa. Assesment ini adalah salah satu bentuk penilaian autentik yang diadaptasi secara luas di sekolah-sekolah saat ini. Diane Hart

mendefinisikan portofolio sebagai "sebuah wadah yang memegang bukti keterampilan individu, ide, minat, dan prestasi." Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan diorganisir secara sistematik. Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran. Kumpulan hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa: (1) puisi; (2) karangan; (3) gambar/tulisan; (4) peta/denah; (5) desain; (6) paper; (7) laporan observasi; (8 ) laporan penyelidikan; (9) laporan penelitian; (10) laporan eksperimen; (11) sinopsis;(12) naskah pidato/kotbah; (13) naskah drama;(14) doa; (15) rumus;(16) kartu ucapan; (17) surat; (18 ) komposisi musik; (19) teks lagu; (20) resep masakan. Penilaian portofolio sering diibaratkan sebagai satu album photo dari suatu kegiatan yang merekam aktivitas program dan para partisipannya. Portofolio ini juga sering dianggap sebagai suatu showcases bagi orang-orang yang tertarik atau memerlukan untuk mendapatkan gambaran mengenai program tersebut. Bagi dunia pendidikan, penilaian portofolio cukup sering digunkan untuk mendokumentasikan kemajuan dan pencapaian masing-masing siswa. Penilaian portofolio jika dilakukan secara benar dan sistematis dapat menjadi alat pengukur praktek, prosedur, dan keluaran yang lebih baik jika dibandingkan alat pengukuran tradisional. Tidak semua portofolio merupakan portofolio penilaian. Portofolio juga bisa berisi hasil kerja dan catatan tersendiri dari guru, atau dari seorang profesional, atau bahkan portofolio suatu

perusahaan. Portofolio penilaian sendiri memiliki beberapa komponen yang harus ada atau terdapat dalam portofolio tersebut. Komponen-komponen tersebut antara lain : Merupakan bagian dari komponen hasil mata pelajaran Didasarkan pada hasil keluaran program Mencakup dokumentasi dari semua yang didemonstrasikan siswa dari setiap keluaran Dinilai oleh guru dengan menggunakan rubrik yang umum Pada dasarnya ada beberapa tipe portofolio, seperti: Showcase siswa meletakkan semua contoh terbaik atau produk terbaik yang dihasilkannya dari setiap objektif. Kumulatif Siswa meletakkan semua pekerjaan yang relevan untuk setiap objektif dalam portofolionya. Proses Siswa meletakkan pre/post sample dari pekerjaan untuk setiap objektif dalam portofolionya.

Dalam setiap tipe portofolio harus terdapat komponen dasar sebagai mana tercantum diatas. Beberapa ahli membagi portofolio menjadi dua yaitu Portofolio Proses dan Portofolio Produk. Portofolio proses berisi dokumentasi dari tahapan-tahapan pembelajaran dan catatan kemajuan siswa. Sedangkan Portofolio Produk hanya berisi kumpulan hasil kerja terbaik siswa. Untuk mengetahui proses dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, biasanya guru menggunakan portofolio proses, sedangkan untuk mengetahui penguasaan akhir digunakan portofolio produk. Ada beberapa kelebihan dari Penilaian Portofolio ( sebagaimana dikutip oleh Julia Scherba dari Venn ) seperti: Menunjukkan evaluasi diri siswa, refleksi, dan pemikiran kritis Mengukur Kinerja dasar berdasarkan contoh original pekerjaan siswa

Memberikan fleksibilitas dalam mengukur bagaimana siswa mencapai tujuan Memungkinkan guru dan siswa berbagi tanggung jawab dalam menentukan tujuan belajar dan untuk evaluasi kemajuan. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk mendapatkan masukkan yang ekstensif dari proses pembelajaran Memfasilitasi pembelajaran kooperatif, termasuk evaluasi peer dan tutoring Memungkinkan pembentukan struktur pembelajaran bertahap Memungkinkan guru dan siswa untuk mendiskusikan tujuan pembelajaran dan kemajuan dalam dialog yang terstruktur maupun tidak. Memungkinkan pengukuran kemajuan siswa multi dimensi dengan memasukkan berbagai tipe data dan material. Bagi seorang guru, penilaian portofolio walaupun sedikit lebih rumit tetapi bisa memiliki banyak kegunaan. Seperti misalnya: Mendorong pembelajaran mandiri Memperjelas pandangan mengenai apa yang dipelajari Membantu mempelajari pembelajaran Mendemonstrasikan kemajuan berdasarkan keluaran yang diidentifikasikan Membuat interseksi antara instruksi dan penilaian Memberikan jalan kepada siswa untuk menilai diri mereka sebagai pemelajar Memberikan kemungkinan untuk pengembangan dukungan peer Mengetahui bagaiman Portofolio dapat memperbaiki proses persiapan Dengan demikian penilaian portofolio berbeda dengan penilaian lainnya, penilaian portofolio merupakan rangkuman setiap aktivitas yang membutuhkan pencermatan, keobjektifan dan tranparansi. Penilaian portofolio bukanlah hasil rekaan dan bersumber imajinatif. Hal ini menunjukkan program pembelajaran dalam persiapan evaluasi harus berkelanjutan dari satu kegiatan kepada

kegiatan lain guna peningkatan mutu kualitas pendidikan bagi input maupun output di sekolah. Kegiatan tersebut dapat terlembaga secara baik dan profesional baik di lembaga formal maupun non formal. Assesment positif sebagai penilaian hasil evaluasi terhadap program atau proses haruslah diakui oleh masyarakat luas yang menjadi penilai objektif bukan penilaian individualistis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah . 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jakarta: Arruz Media. De Porter, Bobby, dkk. 2007. Quantum Teaching. Bandung: Haifa. Qualification and Curriculum Agency,QCDA@http://www.qcda.gov.uk/4336.aspx. http://www.um.pwr.ac.id/web/article/409-optimalisasi-peran-gurudalam- evaluasi-program- pembelajaran.html. Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007. Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, Jakarta: Yrama Widya. Rose, Colin. 2002. Accelerated Learning. Bandung: Haifa. Degeng, Nyoman Sudana & Yusufhadi Miarso. 1993. Buku Pegangan Teknologi Pendidikan,Terapan TeoriKognitif dalam

Disain Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama Antar Universitas / IUC (Bank Dunia XVII). Tilaar, H.A.R. 2006. Standardisasi Pendidikan Nasional,Suatu Tinjauan Kritis, Jakarta: Rineka Cipta. Qualification and Curriculum Agency,QCDA@http://www.qcda.gov.uk/4336.aspx Susanto. 2007, Pengembangan KTSP dengan Perspektif Manajemen Visi. Jakarta: Mata Pena Syah, Muhibbin.1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Hart, D. (1994). Authentic Assessment: A Handbook for Educators . Hart, D. (1994). Authentic Assesment: A Handbook for Educators. Menlo Park, CA; Addison-Wesley Pub. Menlo Park, CA; Addison-Wesley Pub. Co. Co. http://educare.e-fkipunla.net Generated: 4 February, 2010, 07:09 http://educare.efkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=11. http://rosda.co.id/index.php?info=resensi&resensi=49&page1=2& perpage1=10. http://translate.google.co.id/translate?

Anda mungkin juga menyukai