SKRIPSI
Oleh:
Ernauli Br Haloho
NIM.4172121021
Program Studi Pendidikan Fisika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2021
Skripsi:
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Mengetahui:
Tanggal Lulus:
i
RIWAYAT HIDUP
ii
ABSTRAK
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media video animasi berbasis
pendekatan Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) dengan berbantuan
KineMaster yang layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran fisika untuk materi
Gelombang Bunyi di sekolah dan mengetahui respon pengguna setelah menggunakan media
video animasi pembelajaran yang telah dikembangkan. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI MIA 4 dan XI MIA 5 SMA Negeri 13 Medan yang berjumlah 48 orang siswa.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development
(R&D) menggunakan model ADDIE. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari angket uji kelayakan ahli materi dan ahli media dalam aspek isi materi, pembelajaran,
tampilan dan penyajian serta pemrograman dan angket respon pengguna untuk guru bidang
studi dan siswa. Berdasarkan hasil analisis data uji kelayakan oleh ahli materi diperoleh
bahwa media video animasi termasuk dalam kategori sangat layak digunakan dengan
persentase kelayakan isi materi 94,44%, aspek pembelajaran 97,22%, maka persentase
keseluruhanya didapat 95,83%. Hasil uji kelayakan oleh ahli media diperoleh persentase
kelayakan aspek tampilan dan penyajian 96,88% dan untuk aspek pemrograman 100%
dengan persentase keseluruhan 97,37% dalam kategori sangat layak. Respon pengguna pada
uji coba media video animasi dalam pembelajaran, oleh guru mendapat hasil persentase dari
keseluruhan aspek sebesar 94,74% yang termasuk pada kategori sangat layak, sedangkan
respon peserta didik di kelas XI MIA 4 dengan 29 responden mendapatkan persentase dari
keseluruhan aspek sebesar 91,19% yang termasuk pada kategori sangat layak dan untuk
kelas XI MIA 5 dengan 19 responden memiliki persentase 91,31% yang termasuk kekategori
sangat layak.
iii
ABSTRACT
This development research aims to produce animated video media based on the Science,
Technology, Engineering, Mathematics (STEM) approach with the assistance of KineMaster
which is feasible to be applied in the physics learning process for Sound Wave material at
school and to find out user responses after using instructional animation video media that
has been developed. developed. The subjects in this study were students of class XI MIA 4
and XI MIA 5 SMA Negeri 13 Medan, totaling 48 students. This type of research is research
and development (R&D) using the ADDIE model. The instrument used in this study
consisted of a questionnaire of material experts and media experts in the aspects of material
content, learning, display and presentation as well as programming and user response
questionnaires for teachers in the field of study and students. Based on the results of the
feasibility test data analysis by material experts, it was found that the animated video media
was included in the very appropriate category for use with the percentage of the feasibility
of the material content being 94.44%, the learning aspect was 97.22%, then the overall
percentage was 95.83%. The results of the feasibility test by media experts obtained the
percentage of the feasibility of the display and presentation aspect of 96.88% and for the
programming aspect 100% with an overall percentage of 97.37% in the very feasible
category. The user response to the trial of animated video media in learning, by the teacher,
got the percentage results from all aspects of 94.74% which were included in the very
feasible category, while the responses of students in class XI MIA 4 with 29 respondents got
a percentage of all aspects of 91 ,19% which is included in the very feasible category and
for class XI MIA 5 with 19 respondents it has a percentage of 91.31% which is included in
the very feasible category.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Video Animasi Berbasis
Pendekatan STEM Berbantuan KineMaster Pada Materi Gelombang Bunyi Di SMA
Negeri 13 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Yeni
Megalina, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak membimbing
penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd, Bapak Purwanto, S.Si., M.Pd, dan Bapak Dr. Abdul Hakim S,
M.Si. selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran yang bersifat
membangun dalam perbaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Irham Ramadhani, S.Pd selaku DPBA dalam acara seminar proposal dan
acara sidang meja hijau. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Juniar
Hutahaean, M.Si dan Bapak Abdul Rais, S.Pd., S.T., M.Si selaku validator untuk media
video animasi yang penulis kembangkan pada penelitian ini. Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing saya selama kuliah di UNIMED. Penulis juga
mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh jajaran fungsionaris SMA Negeri 13
Medan terkhusus Bapak Fernando Galingging, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika yang
telah membantu dan membimbing penulis dalam melakukan penelitian di kelas XI MIA 4
dan XI MIA 5 SMA Negeri 13 Medan.
Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
orang-orang yang sangat penulis sayangi, Ayah Bahtiar Haloho dan Ibu Alm. Rasta Clara
Br Perangin-Angin dan saudara-saudara penulis Joni Pranata Haloho, Roi Andiar Haloho
dan Yunniar Haloho yang selalu mengingatkan dan memberikan dukungan, semangat,
motivasi, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di UNIMED. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan juga kepada sahabat seperjuangan yaitu Hileri Florida
Situmorang, Lisa Sonia Hutajulu, Novia Sinaga, Nur Afnia Surbakti, Onilya Romasta
Gultom, Sari Devi Aruan dan Aurora Riseria Ginting yang telah melalui suka duka di dunia
perkuliahan selama 4 tahun bersama penulis. Penulis mengucapkan banyak terimakasih
v
kepada semua teman-teman seperjuangan jurusan Fisika stambuk 2017 terkhusus kelas
Fisika Dik C 2017 yang saling mengingatkan, membantu dan menyemangati dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun
penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperluas wawasan
ilmu pendidikan.
Ernauli Br Haloho
NIM. 4172121021
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Media Pembelajaran 8
2.1.1. Fungsi Media Pembelajaran 9
2.1.2. Manfaat Media Pembelajaran 10
2.1.3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran 10
2.2. Media Video Animasi 11
2.3. KineMaster 14
2.4. Youtube 15
2.5. Pendekatan STEM 16
2.6. Gelombang Bunyi 17
2.6.1. Tahap Sciences 18
vii
2.6.2. Tahap Technology 25
2.6.3. Tahap Engineering 26
2.6.4. Tahap Mathematic 26
2.7. Kerangka Berfikir 28
BAB III. METODE PENELITIAN 29
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 29
3.2. Jenis Penelitian 30
3.3. Tempat Ujicoba Media 30
3.4. Desain Penelitian 30
3.5. Prosedur Penelitian 33
3.6. Teknik Pengumpulan Data 34
3.6.1. Wawancara 34
3.6.2. Angket (Kuesioner) 34
3.7. Instrumen Penelitian 35
3.8. Analisis Data 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42
4.1. Hasil Penelitian 42
4.1.1. Tahap Analysis 42
4.1.2. Tahap Design 43
4.1.3. Tahap Development 45
4.1.3.1. Pengembangan Video Animasi Pembelajaran 45
4.1.3.2. Analisis Uji Kelayakan Media Video Animasi 47
Pembelajaran
4.1.3.2.1. Uji Kelayakan Oleh Ahli Materi 47
4.1.3.2.2. Uji Kelayakan Oleh Ahli Media 48
4.1.3.3. Draf II Media Video Animasi Pembelajaran 50
4.1.4. Tahap Implementation 53
4.1.4.1. Respon Guru Bidang Studi Fisika Di SMA 53
Negeri 13 Medan
4.1.4.2. Respon Siswa Kelas XI MIA 4 Di SMA Negeri 54
13 Medan
4.1.3.3. Respon Siswa Kelas XI MIA 5 Di SMA Negeri 56
viii
13 Medan
4.1.5. Tahap Evaluation 57
4.2. Pembahasan 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62
5.1. Kesimpulan 62
5.2. Saran 63
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN 66
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.3. Uji Respon Guru Bidang Studi Fisika Di SMA Negeri 13 54
Medan
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.6. Aturan Skor Butir Instrumen Ahli Media, Ahli Materi,
Guru, dan Siswa 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 10. Daftar Nama dan Skor Respon Siswa Kelas XI MIA 88
5 SMA Negeri 13 Medan
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran fisika merupakan serangkaian proses kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru untuk mempelajari gelaja-gejala alam dengan mengamati dan
menemukan fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori yang dapat berpengaruh dalam
proses belajar fisika (Istiqomah et al., 2017). Keberhasilan pemahaman konsep fisika
pada siswa menjadi pembuka jalan dalam penyampaian pembelajaran fisika sehingga
siswa akan lebih mudah dalam memahami konsep fisika pada materi selanjutnya. Selain
itu, jika siswa memahami konsep dengan baik maka siswa dapat menyelesaikan
berbagai variasi soal fisika dan dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan
masalah fisika yang berkaitan dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari
(Nurhaeni, 2011).
Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai oleh
siswa, kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar siswa yang
memberikan kesan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran berat dan serius tidak jauh
dari persoalan konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal yang rumit melalui
pendekatan matematis sampai kegiatan praktikum yang menuntut mereka melakukan
segala sesuatunya dengan sangat teliti dan cenderung membosankan. Siswa juga kurang
dapat memahami konsep pembelajaran dalam fisika. Hal ini bisa dikarenakan dalam
proses pembelajaran masih ditemukan pembelajaran yang bersifat teacher centered.
Keadaan seperti ini siswa menjadi kurang aktif, minat belajar kurang, siswa menjadi
tidak bisa belajar secara mandiri tanpa adanya pendidik. (Jannah et al., 2019). Hal ini
juga terjadi dipembelajaran di masa pandemi covid-19 yang sedang berlangsung saat
ini. Dimana pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru masih bersifat teacher
learning, hal ini disebabkan karena komunikasi antara guru dan murid tidak dapat
berjalan sebaik seperti pembelajaran di kelas, tidak sedikit siswa menjadi sulit untuk
memahami suatu materi pembelajara secara daring.
Pada masa pandemi covid-19 ini terjadi peralihan proses pembelajaran yang
awalnya tatap muka di kelas menjadi pembelajaran online yang dilakukan secara
daring. Beberapa transformasi penggunaan media pembelajaran di antaranya ialah
penggunaan WhatsApp Group untuk diskusi dan penugasan, penggunaan aplikasi
1
2
Zoom, Google Classroom, untuk konferensi tatap muka pembelajaran secara daring,
dan penggunaan Youtube untuk eksplorasi materi secara visual (Mansyur, 2020).
Berdasarkan wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri 13 Medan didapat
bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru selama masa covid-19
menggunakan Microsoft Teams yang dapat mengirimkan bahan ajar, soal kuis, dan
mengabsensi siswa, serta guru juga menggunakan Whatsapp, Youtube, dan Google
Meet dalam menunjang kegitan pembelajar. Walaupun sudah banyak media yang
digunakan dalam menunjang pembelajaran yang baik tetap saja ada beberapa
permasalah yang ditemui oleh guru fisika di SMA Negeri 13 Medan saat proses
pembelajaran berlangsung. Diantaranya guru tidak dapat mengontrol kehadiran siswa
atau masuk tepat waktu ke dalam kelas virtual fisika, tidak semua siswa dapat
memahami dengan baik materi yang diajarkan, dan jaringan internet yang kadang
kurang mendukung pembelajaran. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa siswa SMA
Negeri 13 Medan yang diwawancarai, dimana siswa mengatakan bahwa kadang
terlambat untuk masuk kelas karena kouta dan jaringan internet yang mereka miliki
tidak cukup untuk masuk ke kelas virtual, mereka juga kesulitan dalam memahami
pembelajaran yang ada karena mereka sulit untuk focus belajar di rumah dengan
menggunakan Handphone atau laptop.
Pada pembelajaran jarak jauh selama wabah virus corona ini terdapat beberapa
masalah yang ditemui, diantaranya siswa sulit untuk focus dalam pembelajaran daring
dikarenakan tidak adanya yang mengawasi siswa tersebut. Materi yang disampaikan
tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa, sehingga siswa kebingungan dalam menerima
materi yang disampaikan guru. Walaupun kegiatan belajar mengajar tersebut dilakukan
menggunakan tatap muka dengan video melalui zoom atau google meet, tapi tetap saja
tidak seefektif yang dibayangkan. Selain itu bahkan tidak semua siswa dapat hadir
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, hal ini disebabkan oleh jaringan yang
tidak mendukung dan juga karena siswa merasa bosan dengan sistem belajar yang tidak
efektif. Dalam pembelajar sistem daring ini sulit untuk mengontrol kehadiran siswa saat
kegiatan belajar mengajar, dimana yang dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar
adalah siswa dengan fasilitas belajar daring yang memadai sehingga pada akhirnya
pembelajaran tidak tersalurkan dengan baik (Aji, 2020).
Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, media pembelajaran sangat
berperan dalam proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan materi fisika.
Media merupakan pengantar informasi antara sumber dan penerima. Jika media
3
8
9
4. Basriyah & Sulisworo Berdasarkan hasil penilaian dari 30 peserta didik secara
(2018) keseluruhan yakni 85.35% dan dari validator
mendapatkan skor rerata 83.50 % sehingga dapat
dikatakan bahan ajar dengan video powtoon ini layak
digunakan ke siswa sebagai bahan ajar, selain itu video
animasi berbasis Powtoon ini juga dapat digunakan
sebagai media untuk membuat video dari materi
lainnya.
2.3 KineMaster
KineMaster merupakan aplikasi mobile yang secara khusus dirancang untuk
membantu pengguna Android dan iOS untuk memodivikasi dan mengedit video dari
video biasa menjadi video yang lebih menarik.
perangkat lokal mereka. (6) Tool Editing yang Lengkap, di bagian ini kemampuan
KineMaster yang sesungguhnya akan terlihat. Di saat video sudah diinput, audio juga
sudah dipilih dan teks sudah diketikkan, semua bagian-bagian itu akan dikumpulkan
menjadi satu di jendela editing utama (Website, 2020).
2.4. Youtube
Youtube merupakan media video online untuk mencari, melihat dan berbagi
video yang asli ke segala penjuru dunia melalui suatu web. Youtube adalah media sosial
yang paling banyak diminati masyarakat dewasa ini. Popularitasnya diproyeksikan
akan terus meningkat seiring dengan jumlah pengguna. Sebelumnya, Youtube mencatat
jumlah penonton bulanan terdaftar sebesar 1,5 miliar pada pertengahan 2017 (Website,
2018).
Perkembangan Youtube sebagai salah satu media sosial yang paling digemari
merupakan sebuah peluang di dunia Pendidikan. Lembaga Pendidikan dituntut untuk
kreatif dan inovatif dalam menciptakan media ajar yang baru dan menarik bagi siswa.
Dalam konteks pembelajaran, Youtube dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media
ajar. Adanya platform berbagi video, memungkinkan siswa dapat dengan mudah
mengakses video animasi yang dibagikan oleh guru melalui Youtube. Youtube dapat
dimanfaatkan oleh Lembaga Pendidikan sebagai media ajar yang disukai oleh para
siswa. Sebagian besar siswa, tertarik dengan hal- hal yang bersifat video visual
dibanding dengan cara-cara umum seperti misalnya penyampaian pengetahuan yang
hanya berasal dari buku. Dengan pemanfaatan Youtube, siswa akan lebih tertarik untuk
memahami suatu teori atau pengetahuan. Melalui media pembelajaran menggunakan
Youtube, siswa dapat memahami suatu materi secara lebih cepat daripada mempelajari
melalui buku pelajaran, karena biasanya media pembelajaran dibuat menarik, sehingga
siswa tidak akan merasa jenuh.
Menurut Mujianto (2019) keunggulan Youtube Sebagai Media Pembelajaran
yaitu: (1) Potensial yaitu youtube merupakan situs yang paling popular di dunia internet
saat ini yang mampu memberikan nilai berbeda pada pendidikan. (2) Praktis yaitu
youtube mudah digunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan termasuk siswa dan
guru. (3) Interteraktif yaitu youtube memfasilitasi kita untuk berdiskusi ataupun
melakukan Tanya jawab bahkan mereview sebuah video pembelajaran. (4) Ekonomis
yaitu youtube gratis untuk semua kalangan dan tidak banyak mengabisakan paket data.
16
teriakan yang cukup jauh pada siang hari terdengar kurang jelas. (b) Sebaliknya, pada
malam hari lapisan udara di permukaan lebih rapat daripada di atasnya. Sehingga, arah
rambat bunyi dibiaskan mendekati garis normal (melengkung ke bawah). Akibatnya,
suara teriakan yang cukup jauh pada malam hari terdengar lebih jelas
Keterangan:
v : cepat rambat bunyi (m/s)
s : Jarak Tempuh (m)
t : Waktu (s)
Kecepatan bunyi di udara bervariasi, tergantung temperatur udara dan
kerapatannya. Apabila temperatur udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan
bertambah. Semakin tinggi kerapatan udara, maka bunyi semakin cepat merambat.
Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di udara.
Sementara itu, kecepatan bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi
dalam zat cair dan udara.
a. Cepat Rambat Bunyi Dalam Gas
Cepat rambat bunyi pada gas bergantung pada suhu dan jenis gas, seperti yang
terlihat dalam Persamaan berikut:
...................................................... 2.2
𝑅𝑇
𝑣 = √𝛾
𝑀
Dengan:
𝑣 = cepat rambat bunyi (m/s)
𝛾 = konstanta laplace
R = konstanta gas umum (8,31 Joule/mol K )
T = suhu gas (K)
20
Dengan:
𝑣 = cepat rambat bunyi (m/s)
B = modulus Bulk (N/m2)
𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3)
Dengan:
𝑣 = cepat rambat bunyi (m/s)
E = modulus Bulk (N/m2)
𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3)
Frekunsi Bunyi
Resonansi adalah bergetarnya suatu benda karena adanya benda lain yang
bergetar akibat kesamaan frekuensi. Frekuensi nada dapat dihasilkan dengan
menggunakan dawai atau pipa organa.
Frekuensi nada dasar (f1) dawai yang terikat kedua ujungnya, menurut hukum
Marsenne:
1 𝐹 1 𝐹ℓ
𝑓𝑜 = √ = √ ..................................2.5
2ℓ 𝜇 2ℓ 𝑚
Keterangan:
𝑓𝑜 = frekuensi nada dasar/harmonik kesatu (Hz)
ℓ = panjang dawai (m)
𝐹 = gaya tegangan dawai (N)
𝜇 = massa persatuan panjang (kg/m)
𝑚 = massa dawai (kg)
Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2), dst. dapat dihitung:
𝑛 + 1 𝐹 𝑛 + 1 𝐹ℓ
𝑓𝑛 = √ = √ ..................................2.6
2ℓ 𝜇 2ℓ 𝑚
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)𝑓𝑜 ..................................2.7
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)𝑓𝑜 ..................................2.8
𝑓0 ∶ 𝑓1 ∶ 𝑓2 = 1 ∶ 2 ∶ 3
Jumlah simpul tiap frekuensi nada adalah n + 2, dan jumlah perut tiap frekuensi
nada adalah n + 1.
Pipa organa adalah suatu kolom udara yang memiliki lubang di tepi kolom, dan
menimbulkan gelombang stasioner. Pipa organa terbuka memiliki kedua ujung yang
berhubungan dengan udara luar, contohnya flute dan rekorder.
Frekuensi nada dasar (fo) pipa organa terbuka:
𝑣 ....................................................2.9
𝑓𝑜 =
2ℓ
Keterangan:
𝑓𝑜 = Frekuensi nada dasar (Hz)
𝑣 = cepat rambat bunyi (m/s)
ℓ = panjang pipa organa (m)
Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2) dst. dapat dihitung:
𝑣 ...................................2.10
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)
2ℓ
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)𝑓𝑜 ...................................2.11
𝑓0 ∶ 𝑓1 ∶ 𝑓2 = 1 ∶ 2 ∶ 3
Jumlah simpul tiap frekuensi nada adalah n + 1, sedangkan jumlah perut tiap
frekuensi nada adalah n + 2.
Panjang pipa organa terbuka pada tiap nada dapat dihitung:
(𝑛 + 1) ......................................2.12
ℓ= 𝜆
2
Pipa organa tertutup memiliki ujung yang tidak berhubungan dengan udara luar,
contohnya klarinet.
Frekuensi nada dasar (fo) pipa organa tertutup:
𝑣 ......................................2.13
𝑓𝑜 =
4ℓ
23
Keterangan:
𝑓𝑜 = Frekuensi nada dasar (Hz)
𝑣 = cepat rambat bunyi (m/s)
ℓ = panjang pipa organa (m)
Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2) dst. dapat dihitung:
𝑣 ......................................2.14
𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1)
4ℓ
Jika titik A berjarak r1 dan titik B berjarak r2 dari sumber bunyi, maka
perbandingan intensitas bunyi antara titik A dan B dapat dinyatakan dalam persamaan:
𝐼𝐴 𝑟22 .................................................... 2.18
=
𝐼𝐵 𝑟12
Dikarenakan keterbatasan pendengaran telinga manusia, maka para ahli
menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan ambang
pendengaran dan ambang perasaan. (a) Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu
intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, Besarnya ambang
pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2. (b) Intensitas ambang perasaan yaitu
intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan
rasa sakit. Besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2.
Para ilmuwan menyatakan mengukur intensitas bunyi tidak dalam watt/m2
melainkan dalam satuan dB (desi Bell) yang dinyatakan dengan Taraf Intensitas bunyi
(TI). Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas
bunyi yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam
persamaan:
log 𝐼 .................................................... 2.19
𝑇𝐼 = 10
log 𝐼𝑜
Dengan:
TI = taraf intensitas bunyi (dB)
I = intesitas bunyi (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt/m2)
Efek Doppler
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi yang diterima pendengar dibanding
dengan frekuensi sumbernya akibat gerak relatif pendengar dan sumber. Gejala
perubahan frekuensi ini ditemukan oleh Christian Johanm Doppler (1803-1855),
seorang fisikawan Austria.
25
2. Ultrasonografi (USG)
Penerapan ketiga dari sifat bunyi adalah teknologi USG. Dalam bidang kedokteran,
USG digunain buat mencitrakan bagian dalam tubuh manusia. Sifat yang digunain pada
USG adalah sifat refleksi bunyi. Jadi gelombang bakalan dipancarin ke organ tubuh dan
bakalan terpantulkan yang nantinya akan mencitrakan keadaan organ dalam tubuh
(Suharyanto et al., 2009).
26
Prosedur Percobaan:
a) Memasang lagu di handphone dengan volume yang disesuaikan
b) Memasukkan handphone secara terbalik kedalam wadah/ gelas
c) Mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan dari percobaan tersebut
dengan baik.
Pertanyaan:
1) Apakah bunyi yang dihasilkan pada percobaan mengalami pemantulan?
2) Bagaimana perbandingan kuat bunyi asli dengan kuat bunyi yang dipantulkan?
3) Apakah bunyi pantul melemahkan bunyi asli?
Jawab:
Dik: s = 2m
T = 0,0002 s
E = 20 x 1010 Pa
Dit: 𝜌
Cepat rambat bunyi pada zat padat
𝐸
𝑣=√
𝜌
𝑠 2
𝑣= = = 10.000 𝑚/𝑠
𝑡 0,0002
27
𝐸
𝑣=√
𝜌
20 × 1010
10.000 = √
𝜌
20 × 1010
2
10.000 =
𝜌
20 × 1010
𝜌=
10.000 2
20 × 1010 20 × 1010
𝜌= = = 20 × 102 = 2000 𝑘𝑔/𝑚3
(10 4 )2 10 8
2. Taraf intensitas bunyi yang dimiliki sebuah mesin adalah 50 dB. Jika seribu
mesin yang sama dihidupkan secara bersamaan, maka taraf intensitas bunyinya
adalah
a. 60 dB d. 75 dB
b. 65 dB e. 80 dB
c. 70 dB
Jawab:
Dik: TI1 = 50 dB
N = 1000
Dit: TI2 = …
Rumua taraf intensitas bunyi adalah
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 10 log 𝑛
𝑇𝐼2 = 50 + 10 log 103
𝑇𝐼2 = 40 + 30
𝑇𝐼2 = 70 𝑑𝐵
28
29
30
3. Development
Tahap pengembangan mencakup penentuan aktivitas belajar, menentukan
rencana dan sistem penyampaian, menelaah bahan ajar yang ada,
mengembangkan dan memvalidasi rancangan pembelajaran
4. Implementation
Tahap implementasi mencakup pelaksanaan pembelajaran dengan bahan yang
dikembangkan
5. Evaluation
Tahap evaluasi mencakup kegiatan revisi, menganalisis, data yang didapat dan
menghasilkan produk akhir (Bakhri, 2019).
32
Analysis
Pengumpulan Materi
Pembuatan Storyboard
Development
Pembuatan Produk
Revisi
Uji Validasi
Ahli Materi Ahli Media
Implementation
Ujicoba Lapangan
Angket Guru Angket Respon
Kelayakan Produk
Fisika Siswal
Evaluatioan
Analisis Data
Revisi Produk
Produk Akhir
7. Video mendukung 1
pembelajaran
Suara (musik) 8. Kejelasan suara (musik) 1
9. Ketepatan suara/ 1
(musik)
4 Pemrograman Program 1. Dapat berjalankan 1
dengan baik
2. Menarik 1
Komunikatif 3. Unsur visual 1
mendukung materi
Jumlah 29
(Sumber: Koesnandar, 2003)
Untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap produk media video animasi yang
dibuat yaitu:
Tabel 3.8. Tafsiran Skor (Persentase) Lembar Respon
Persentase Kriteria
80,1% - 100% Sangat Baik
60,1% - 80% Baik
40,1% - 60% Kurang Baik
20,1% - 40% Tidak Baik
0,0% - 20% Sangat Tidak Baik
41
Dengan adanya kategori kelayakan dan respon media pada tabel diatas, maka
rekapitulasi data kelayakan media dapat disimpulkan dengan berdasar kategori yang
telah ditetapkan. Pedoman tersebut untuk menentukan kriteria kelayakan dan respon
terhadap media pembelajaran video animasi. Media pembelajaran video animasi dapat
digunakan apabila hasil penilaian minimal masuk dalam kategori layak dan baik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun data atau
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti,
informasi dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah,
dan sumber-sumber tertulis maupun elektronik lainnya. Kegiatan ini dilakukan sebelum
dan selama penelitian ini dilaksanakan. Seperti yang sudah tertera pada bab
sebelumnya, adapun informasi yang dikumpulkan berupa definisi-definisi dari setiap
garis besar penelitian seperti media pembelajaran, video animasi, KineMaster,
YouTube, dan pendekatan STEM. Selain itu data lain yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan penelitian antara lain penelitian terdahulu yang relevan.
3. Analisis Materi
Analisis materi merupakan tahap menganalisis materi yang akan dikembangkan
dengan media video animasi pembelajaran berbasis pendekatan STEM dengan
pertimbangan hasil studi lapangan sebelumnya dimana peneliti menetapkan materi
gelombang bunyi dikarena materi pelajaran ini merupakan materi dengan konsep dasar
yang kerap digunakan dalam pembelajaran fisika dan materi-materi pelajaran fisika
berikutnya. Maka dari itu, media video animasi pembelajaran yang akan dikembangkan
dengan pendekatan STEM pada materi Gelombang Bunyi.
4. Analisis Kompetensi
Analisis kompetensi merupakan langkah untuk menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar materi yang sudah dipilih yakni materi Gelombang Bunyi. Langkah
ini dimaksudkan sebagai pedoman dasar penjabaran materi dalam media video animasi
pembelajaran yang akan dikembangkan, agar tujuan pembelajaran yang digunkan
tercapai dengan baik dan tepat.
g. Penutup
47
Berdasarkan hasil perhitungan angket validasi oleh ahli materi yang meliputi
dua aspek yakni aspek isi materi dan aspek pembelajaran. Data hasil validasi oleh ahli
materi dapat dilihat pada tabel diatas dimana hasil penilaian ahli materi ini ditinjau dari
(1) aspek isi materi memperoleh skor 34 (94,44%) dan (2) aspek pembelajaran
memperoleh skor 35 (97,22%). Secara keseluruhan tingkat validasi materi untuk media
video animasi pembelajaran pada materi gelombang bunyi ini memperoleh skor 69
(95,83%).
Berdasarkan hasil perhitungan angket validasi oleh ahli media yang meliputi
dua aspek yakni aspek tampilan dan penyajian, dan aspek pemrograman. Data hasil
validasi oleh ahli media dapat dilihat pada tabel diatas dimana hasil penilaian ahli media
ini ditinjau dari (1) aspek tampilan dan penyajian memperoleh skor 62 (96,88%) dan
(2) aspek pemrograman memperoleh skor 12 (100%). Secara keseluruhan tingkat
validasi media untuk media video animasi pembelajaran pada materi gelombang bunyi
ini memperoleh skor 74 (97,37%).
50
Berdasarkan komentar dan saran perbaikan dari ahli materi dan ahli media tersebut,
peneliti terlebih dahulu melakukan revisi yang akan menghasilkan Draft II Media Video
Animasi Pembelajaran yang akan diuji coba ke lapangan. Adapun perbaikan yang telah
peneliti laksanakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4. Komentar dan saran ahli materi
Saran Dan
Komentar Sebelum Sesudah
Ahli Materi
Contoh soal
yang
diberikan
harus
bervariasi
dan media
gambar harus
jelas agar
51
siswa/i lebih
mengerti
Daftar
pustaka harus
ditambahkan,
kalau bisa 5
tahun
terakhir
52
Keterangan
rumus,
besar
hurufnya
tidak
seimbang
dengan
rumusnya
53
Gambar 4.3. Uji Respon Guru Bidang Studi Fisika di SMA Negeri 13 Medan
Berdasarkan hasil perhitungan angket respon guru bidang studi fisika di SMA
Negeri 13 Medan yang meliputi empat aspek yakni aspek isi, aspek pembelajaran,
aspek tampilan dan penyajian, dan aspek pemrograman. Data hasil uji respon guru
fisika dapat dilihat pada tabel diatas dimana hasil respon guru bidang studi fisika ini
ditinjau dari (1) aspek isi materi memperoleh skor 38 (95,00%) dan (2) aspek
pembelajaran memperoleh skor 33 (91,67%) (3) aspek tampilan dan penyajian
memperoleh skor 61 (95,31%) dan (4) aspek pemrograman memperoleh skor 12
(100%). Secara keseluruhan tingkat uji respon guru bidang studi fisika untuk media
video animasi pembelajaran pada materi gelombang bunyi ini memperoleh skor 144
(94,74%).
Gambar 4.4. Uji Respon Siswa Kelas XI MIA 4 di SMA Negeri 13 Medan
Medan untuk media video animasi pembelajaran pada materi gelombang bunyi ini
memperoleh skor 2962 (91.19%).
Gambar 4.5. Uji Respon Siswa Kelas XI MIA 5 di SMA Negeri 13 Medan
57
4.2. Pembahasan
Penelitian pengembangan media video animasi pembelajaran berbasis
pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic) dengan
berbantuan KineMaster pada Materi Gelombang Bunyi ini telah dilaksanankan di SMA
Negeri 13 Medan. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian pengembangan
(Research & Development) dengan metode pengembangan model ADDIE yang
memiliki 5 tahap, yakni analisis (analysis), perancangan (design), pengembangan
(development), penerapan (implementation), dan evaluasi (evaluation). Penelitian ini
memiliki dua tujuan yaitu: 1) untuk mengembangkan media video animasi berbasis
pendekatan STEM dengan bantuan Kinemaster yang layak pada materi Gelombang
58
Bunyi menurut ahli materi dan ahli media dan 2) untuk mengembangkan media video
animasi berbasis pendekatan STEM dengan bantuan Kinemaster yang layak pada
materi Gelombang Bunyi dari respon guru dan siswa.
Pada proses penelitian ini diawali dengan tahap analisis (analysis) dimana pada
tahap ini dilakukan studi lapangan, studi literature, analisis materi dan analisis
kompetensi demi mendapatkan landasan awal penelitian dimana didapatkan
permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran selama daring. Tahap kedua
yang dilakukan pada penelitian ini ialah tahap desain (design) dimana peneliti mulai
mendesain bentuk dari media video animasi yang dibuat. Pada tahap ini dikumpulkan
materi yang dimasukan pada media video animasi pembelajaran yang dikembangkan
berupa ringkasan materi, gambar serta contoh soal yang digunakan. Pada tahap ini juga
peneliti membuat storyboard yang menjelaskan gambaran media video animasi yang
dikembangkan sebelum memasuki tahap pembuatan media video animasi. Tahap ketiga
ialah pengembangan (development), pada tahap ini dilakukan pembuatan media video
animasi dengan berbantuan KineMaster dimana media video animasi yang dibuat
berdasarkan desain yang sebelumnnya telah dibuat pada tahap desain. Setelah media
video animasi ini selesai maka dilanjutkan dengan menguji kelayakan media video
animasi ahli materi dan ahli media dimana komentar dan saran dari para ahli tersebut
menjadi landasan bagi peneliti untuk merevisi produk yang telah selesai dibuat, setelah
revisian produk selesai maka peneliti dapat melanjut ketahap berikutnya. Tahap
keempat ialah implementasi (implementation), pada tahap ini dilakukan uji respon
terhadap guru bidang studi fisika dan siswa yang ada di SMA Negeri 13 Medan. Uji
respon pertama diberikan kepada guru bidang studi fisika yang dijumpai peneliti secara
langsung ke sekolah dimana hasil respon yang diberikan oleh guru kepada media video
animasi yang telah dikembangkan peneliti sangat baik, sehingga peneliti dapat
melanjutkan uji respon kepada siswa dari dua kelas yakni siswa kelas XI MIA 4 dan
kelas XI MIA 5. Tahap terakhir ialah tahap evaluasi (evaluation) dimana peneliti
mengevaluasi setiap tahap pada penelitian dan menganalisis perhitungan data yang
diperoleh sehingga dapat menghasilkan produk media video animasi pembelajaran
yang lebih baik dari sebelumnya.
Tujuan pertama dilakukannya penelitian ini yakni untuk menguji kelayakan dari
media video animasi oleh dua ahli yakni ahli materi dan ahli media. Uji kelayakan ini
merupakan hal yang wajib bagi penelitian pengembangan media pembelajaran, seperti
halnya pada penelitian berjudul “Pengembangan Video Animasi Berbasis Powtoon
59
oleh guru dan siswa dikarenakan pembelajaran daring yang saat ini sedang berlangsung.
Hal ini menyebabkan peneliti mendapatkan data studi lapangan melalui hasil
wawancara peneliti dengan guru dan siswa di SMA Negeri 13 Medan. (2) Pada tahap
desain berupa kesulitan peneliti dalam menemukan gambar yang sesuai dengan materi
yang dijelaskan serta memikirkan bentuk gambaran dari media video animasi yang
dibentuk dalam sebuah storyboad. (3) Pada tahap pengembangan, peneliti kesulitan
dalam menyesuaikan suara, gambar dan tulisan yang dibuat dalam satu video animasi
yang menyebabkan peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama dalam penyelesaian
video animasi ini. Pada saat melakukan uji kelayakan media video animasi peneliti
sedikit kesulitan dalam menjumpai para dosen ahli karena pada masa pandemi ini dosen
ahli sedikit sulit untuk dijumpai. (4) Pada tahap implementasi, terdapat pada saat uji
respon siswa dimana peneliti dan guru sulit untuk mengontrol dan mengawasi siswa
pada saat melihat dan menggunakan media video animasi tersebut serta pada saat
mengisi angket respon siswa yang diberikan oleh peneliti sehingga pada uji respon
siswa yang dilakukan di kelas XI MIA 4 hanya 29 dari 36 siswa yang mengisi angket
uji respon dan untuk kelas XI MIA 5 hanya 19 dari 35 siswa yang mengisi angket uji
respon siswa yang diberikann oleh peneliti melalui grup WA kelas fisika SMA Negeri
13 Medan. (5) Pada tahap analisis sangat dibutuhkan ketelitian serta ketekunan peneliti
dalam menganalisis setiap tahapan yang dilakukan pada penelitian ini, terutama pada
bagian menghitung data yang didapatkan pada tahap pengembangan dan implementasi
dimana peneliti terkadang menghitung dua kali data yang didapat sehingga data yang
diperoleh merupakan data yang tepat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
diperoleh kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan media video animasi pembelajaran berbasis pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering, Mathematics) yang telah melalui tahap
penelitian pengembangan model ADDIE disimpulkan dari uji kelayakan yang
diberikan kepada ahli materi berada pada kategori sangat layak digunakan
dalam proses pembelajaran dimana persentase yang didapatkan ialah pada
aspek isi materi sebesar 94,44% dan pada aspek pembelajaran sebesar 97,22%
serta untuk keseluruhan aspek pada uji kelayakan sebesar 95,83%. Kesimpulan
yang diperoleh dari uji kelayakan yang diberikan kepada ahli media berada pada
kategori sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran dimana persentase
yang didapatkan ialah pada aspek tampilan dan penyajian sebesar 96,88% dan
pada aspek pemrograman mendapatkan persentase sebesar 100% serta untuk
keseluruhan aspek pada uji kelayakan sebesar 97,37%.
2. Respon pengguna terhadap media video animasi pembelajaran berbasis
pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) oleh guru
bidang studi fisika termasuk dalam kategori sangat baik. Dimana persentase
yang didapatkan pada aspek isi materi sebesar 95,00%, pada aspek
pembelajaran sebesar 91,67%, pada aspek tampilan dan penyajian sebesar
95,31% dan pada aspek pemrograman mendapatkan persentase sebesar 100%,
serta untuk keseluruhan aspek pada uji respon guru bidang studi fisika sebesar
94,74%. Untuk hasil respon pengguna pada siswa kelas XI MIA 4 sebanyak 29
responden diperoleh persentase pada aspek isi materi sebesar 90,15%, pada
aspek pembelajaran sebesar 90,52%, pada aspek tampilan dan penyajian sebesar
91,59% dan pada aspek pemrograman mendapatkan persentase sebesar 93,39%,
serta untuk keseluruhan aspek sebesar 91,19%. Untuk hasil respon pengguna
pada siswa kelas XI MIA 5 sebanyak 19 responden diperoleh persentase pada
aspek isi materi sebesar 91,17%, pada aspek pembelajaran sebesar 90,57%,
pada aspek tampilan dan penyajian sebesar 90,79% dan pada aspek
63
5.2. Saran
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
dalam mengatasi masalah yang ditemukan di lapangan:
1. Untuk mendapatkan perbaikan yang lebih maksimal pada media video animasi
pembelajaran, disarankan agar uji kelayakan oleh tim ahli dilakukan oleh
minimal dua orang per tim baik itu ahli materi dan ahli media agar mendapat
perbaikan yang lebih banyak demi peningkatan kualitas media video animasi
pembelajaran yang dikembangkan.
2. Untuk mendapatkan media video animasi pembelajaran dengan hasil yang
maksimal maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada pengguna
yang lebih banyak dan luas, baik guru maupun peserta didik.
3. Untuk memperoleh media video animasi yang lebih baik sebaiknya penelitian
yang mendatang melakukan uji efektivitas pada media video animasi
pembelajaran tersebut untuk mengetahui sebarapa efektifnya penggunaan
media video animasi pada proses pembelajaran secara online maupun secara
langsung.
64
DAFTAR PUSTAKA
Noviyanto, T., Juanengsih, N., & Rosyidatun, E. (2015). Penggunaan Media Video
Animasi Sistem Pernapasan Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi.
Jurnal EDUSAINS, 7(1), 57-63.
Nurhaeni, Y. (2011). Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas Ix Smpn 43 Bandung.
Jurnal Penelitian Pendidikan.
Purnama, P., Erlidawati., & Nazar, M. (2017). Pengembangan Media Video Animasi
Berbasis Videoscribe Pada Materi Koloid Untuk Mahasiswa Program studi
Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Kimia, 2(3), 253-260.
Rusman., Kurniawan, D., & Riyana, C. (2013). Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sadiman, A., et al. (2012). Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sahputra, D. (2017). Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Bimbingan Belajar Terhadap
Kemampuan Memahami Jurnal Penyesuaian Pada Siswa Sma Melati Perbaungan.
At-Tawassuth, 2(2), 368 – 388.
Sari, S L., Widyanto, A., & Kamal, S. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Video Animasi Dalam Smartphone Pada Materi Sistem Kekebalan
Tubuh Manusia Untuk Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 5 Banda Aceh. Prosiding
Seminar Nasional Biotik, 476-485.
Satria. R. G, Trianggana. D. A, & Surianti. D. (2015). Pembuatan Film Pendek Action
Format 3D yang Berjudul War of Machine Menggunakan Autodesk 3DS MAX.
Jurnal Media Infotama, 11(1), 61-70.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suharyanto., Karyono., & Palupi, D. (2009). Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Torlakson, Tom. 2014. INNOVATE : A Blueprint for Science, Technology,
Engineering, and Mathematics in California Public Education. California :
Californians Dedicated to Education Foundation
Utami. D. (2011). Animasi Dalam Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 7(1),
44-52.
Widiyasanti, M., & Ayriza, Y. (2018). Pengembangan Media Video Animasi Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Karakter Tanggung Jawab Siswa Kelas V.
Jurnal Pendidikan Karakter, 8(1), 1-16.
Wuryanti, U., & Kartowagiran, B. (2016). Pengembangan Media Video Animasi Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Karakter Kerja Keras Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Karakter, VI(2), 232-245.
https://www.utopicomputers.com/apa-itu-kinemaster-pengertian-fungsi-dan-fitur-
fiturnya/?amp#aoh=16042267765730&referrer=https://www.google.com,
Diakses pada 1 November 2020.
https://amp.kompas.com/tekno/read/2018/05/04/14250087/berapa-banyak-orang-
yang-menonton-youtube-setiap-harinya- , Diakses pada 20 November 2020
66
LAMPIRAN
2. Media pembelajaran apa yang digunakan guru selama pembelajaran di masa pandemi
ini?
Jawab:
3. Apa saja permasalahan yang dialami oleh guru selama pembelajaran daring?
Jawab:
67
2. Media apa saja yang diguna siswa untuk belajar selama masa pandemi?
Jawab:
3. Apa saja permasalahan yang dialami siswa selama proses pembelajaran dengan daring?
Jawab:
68
Lampiran 3.
ANALISIS DATA HASIL ANGKET UJI KELAYAKAN
OLEH AHLI MATERI
Aspek Nomor Skor Perhitungan Kategori Klasifikasi
Item Persentase
Isi Materi 1. 4 𝑓
𝑃= × 100%
2. 4 𝑁
34
3. 3 𝑃= × 100%
36
4. 4
𝑃 = 94,44%
5. 4 Sangat
Keterangan:
6. 3 Layak
𝑃 = Persentase
7. 4
𝑓 = Skor yang diperoleh
8. 4
𝑁 = Skor maksimal
9. 4
Total 34
Pembelajaran 10. 4 𝑓
𝑃= × 100%
11. 4 𝑁
35
12. 3 𝑃= × 100%
36
13. 4
𝑃 = 97,22%
14. 4 Sangat
Keterangan:
15. 4 Layak
𝑃 = Persentase
16. 4
𝑓 = Skor yang diperoleh
17. 4
𝑁 = Skor maksimal
18. 4
Total 35
72
Lampiran 5.
ANALISIS DATA HASIL ANGKET UJI KELAYAKAN
OLEH AHLI MEDIA
Aspek Nomor Skor Perhitungan Kategori Klasifikasi
Item Persentase
Tampilan dan 1. 4 𝑓
𝑃= × 100%
Penyajian 2. 3 𝑁
62
3. 4 𝑃= × 100%
64
4. 4
𝑃 = 96,88%
5. 4 Sangat
Keterangan:
6. 4 Layak
𝑃 = Persentase
7. 4
𝑓 = Skor yang diperoleh
8. 4
𝑁 = Skor maksimal
9. 4
10. 4
11. 4
12. 4
13. 3
14. 4
15. 4
16. 4
Total 62
Pemrograman 17. 4 𝑓
𝑃= × 100%
18. 4 𝑁
12
19. 4 𝑃= × 100%
12
Total 12 𝑃 = 100%
Sangat
Keterangan:
Layak
𝑃 = Persentase
𝑓 = Skor yang diperoleh
𝑁 = Skor maksimal
76
Lampiran 7.
ANALISIS DATA HASIL ANGKET UJI RESPON
OLEH GURU FISIKA
Aspek Nomor Skor Perhitungan Kategori Klasifikasi
Item Persentase
Isi Materi 1. 4 𝑓
𝑃= × 100%
2. 3 𝑁
38
3. 4 𝑃= × 100%
40
4. 4
𝑃 = 95,00%
5. 4 Sangat
Keterangan:
6. 4 Layak
𝑃 = Persentase
7. 3
𝑓 = Skor yang diperoleh
8. 4
𝑁 = Skor maksimal
9. 4
10. 4
Jumlah 38
Pembelajaran 11. 3 𝑓
𝑃= × 100%
12. 4 𝑁
33
13. 4 𝑃= × 100%
36
14. 3
𝑃 = 91,67%
15. 3 Sangat
Keterangan:
16. 4 Layak
𝑃 = Persentase
17. 4
𝑓 = Skor yang diperoleh
18. 4
𝑁 = Skor maksimal
19. 4
Total 33
Tampilan dan 20. 4 𝑓
𝑃= × 100%
Penyajian 21. 4 𝑁
61
22. 4 𝑃= × 100%
64
23. 3
𝑃 = 95,31%
24. 4 Sangat
Keterangan:
25. 4 Layak
𝑃 = Persentase
26. 4
82
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Petunjuk:
Instrumen ini diisi oleh Siswa di SMA Negeri 13 Medan
Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi isi materi, pembelajaran, tampilan dan
penyajian serta pemerograman media.
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan tanda ( )
Komentar ataupun saran ditulis pada lembar yang telah disediakan
Keterangan:
4 = Sangat Setuju 3 = Setuju 2 = Kurang Setuju 1 = Tidak Setuju
No. Pernyataan Skor
1 2 3 4
ASPEK ISI MATERI
A. Materi
1 Cakupan materi gelombang bunyi yang disajikan sudah lengkap
sesuai dengan kurikulum 2013
2 Materi gelombang bunyi dijelaskan secara beruntun atau
berurutan sesuai dengan pendekatan STEM
3 Materi gelombang bunyi disajikan dengan jelas dan mudah
dipahami
B. Contoh
4 Contoh soal dan penerapan pada materi gelombang bunyi yang
dibuat menarik
5 Contoh soal dan penerapan pada materi gelombang bunyi jelas
dan mudah dipahami
C. Gambar
6 Gambar yang disajikan sesuai dengan materi gelombang bunyi
7 Gambar yang disajikan dalam video dapat menarik perhatian
siswa
ASPEK PEMBELAJARAN
B. Petunjuk
8 Petunjuk pembelajaran pada materi gelombang bunyi jelas dan
mudah dipahami
84
C. Penyampaian Materi
9 Penyampaian dengan media video animasi pada materi
gelombang bunyi menarik
10 Penyampaian materi gelombang bunyi disajikan dengan runtun
sesuai dengan pendekatan STEM.
D. Motivasi
11 Penyajian materi memotivasi siswa dan menumbukan rasa ingin
tahu siswa pada materi gelombang bunyi
E. Kebahasaan
12 Bahasa yang digunakan media video animasi pada materi
gelombang bunyi mudah untuk dipahami
13 Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna yaitu
di SMA Negeri 13 Medan
ASPEK TAMPILAN DAN PENYAJIAN
A. Teks dan Huruf
14 Pemilihan huruf yang digunakan pada media video animasi tepat
15 Ukuran huruf yang digunakan sesuai pada media video animasi
16 Jarak dan Spasi yang digunakan kalimat sesuai dan tepat
17 Teks yang ada dalam media video animasi mudah untuk dibaca
18 Penempatan teks kalimat disesuaikan dengan baik pada video
animasi
B. Warna
19 Pemilihan warna yang disesuaikan tepat dengan setiap setiap
unsur yang ada di video animasi
20 Perpaduan warna teks sesuai dengan backgroud
D. Gambar
21 Gambar yang ada dalam video animasi pada materi gelombang
bunyi ditampilkan dengan menarik
E. Video
22 Video animasi pada pembelajaran materi gelombang bunyi
menarik untuk dilihat
23 Video mendukung pemahaman siswa pada pembelajaran materi
gelombang bunyi
G. Suara (Musik)
24 Suara yang ada pada video terdengar dengan jelas
25 Suara pada video disesuaikan dengan gambat dan teks yang ada
pada video animasi materi gelombang bunyi
ASPEK PEMROGRAMAN
A. Program
26 Video animasi berbantuan KineMaster ini dapat berjalan dengan
baik dan lancar
27 Video animasi pada materi gelombang bunyi ini menarik untuk
dilihat
B. Komunikatif
28 Unsur visual pada video animasi mendukung pembelajaran pada
materi gelombang bunyi
85
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
86
Lampiran 9. Daftar Nama dan Skor Respon Siswa Kelas XI MIA 4 SMA Negeri 13 Medan
Skor
Aspek Isi Materi Aspek Aspek Tampilan dan Aspek
No. Nama Siswa Kelas XI MIA 4 Kelas Pembelajaran Penyajian Pemerograman
TS KS S SS TS KS S SS TS KS S SS TS KS S SS
1 Agnes Alfry Yofita XI Mia 4 0 0 3 4 0 0 2 4 0 0 5 7 0 0 1 2
2 Agnes Febriana Manik XI Mia 4 0 0 3 4 0 0 2 4 0 0 3 9 0 0 1 2
3 ahmad zaidan jailani XI Mia 4 0 0 4 3 0 0 2 4 0 0 2 10 0 0 1 2
4 aurelia safinka XI Mia 4 0 0 4 3 0 0 1 5 0 0 7 5 0 0 0 3
5 Ayu Afiani Zega XI Mia 4 0 0 4 3 0 0 1 5 0 0 1 11 0 0 0 3
6 Carrin malika hanum XI Mia 4 0 0 5 2 0 0 3 3 0 0 6 6 0 0 2 1
7 Dalila Ayu Savitri XI Mia 4 0 0 5 2 0 0 4 2 0 0 6 6 0 0 1 2
8 David Fernando Sianipar XI Mia 4 0 0 5 2 0 0 3 3 0 0 6 6 0 0 1 2
9 Diah Ayu Kusuma XI Mia 4 0 0 5 2 0 0 5 1 0 0 6 6 0 0 1 2
10 Elyakim Hura XI Mia 4 0 0 3 4 0 0 3 3 0 0 4 8 0 0 1 2
11 Fadia Melinda Gultom XI Mia 4 0 0 1 6 0 0 2 4 0 0 4 8 0 0 1 2
12 Fajar Adhitya Kamal XI Mia 4 0 0 5 2 0 0 4 2 0 0 8 4 0 0 1 2
13 Fauzi haikal lubis XI Mia 4 0 0 1 6 0 0 3 3 0 0 5 7 0 0 2 1
14 Habel Marbun XI Mia 4 0 0 2 5 0 0 2 4 0 0 6 6 0 0 1 2
15 Hazhiyah Anzili Ni'mah Siregar XI Mia 4 0 0 3 4 0 0 3 3 0 0 8 4 0 0 1 2
87
Lampiran 10. Daftar Nama dan Skor Respon Siswa Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 13 Medan
Skor
Aspek Isi Materi Aspek Aspek Tampilan dan Aspek
No. Nama Siswa Kelas XI Mia 5 Kelas Pembelajaran Penyajian Pemrograman
TS KS S SS TS KS S SS TS KS S SS TS KS S SS
1 Dea Febrina XI Mia 5 0 0 3 4 0 0 4 2 0 0 5 7 0 0 0 3
2 Diyah Ayu Fadilla Br Sirait XI Mia 5 0 0 3 4 0 0 4 2 0 0 8 4 0 0 1 2
3 Eka Syahfitri XI Mia 5 0 0 2 5 0 0 1 5 0 0 2 10 0 0 2 1
4 Fajar Haikal XI Mia 5 0 0 1 6 0 0 0 6 0 0 4 8 0 0 0 3
5 Gerry Reza Fadillah XI Mia 5 0 0 3 4 0 0 0 6 0 0 5 7 0 0 0 3
6 Irsyad Zuhaily XI Mia 5 0 0 2 5 0 0 2 4 0 0 5 7 0 0 1 2
7 Jatra Aditya Lesmana XI Mia 5 0 0 3 4 0 0 3 3 0 0 1 11 0 0 0 3
8 Muhammad Assyazili XI Mia 5 0 0 3 4 0 0 5 1 0 0 9 3 0 0 1 2
9 Muhammad Fariz Akbar XI Mia 5 0 0 4 3 0 0 0 6 0 0 2 10 0 0 1 2
10 Muhammad Nur Wahyu XI Mia 5 0 0 2 5 0 0 1 5 0 0 3 9 0 0 0 3
11 Muhammad Sya'ban Nasution XI Mia 5 0 0 1 6 0 0 3 3 0 0 6 6 0 0 1 2
12 Nabilah Fernanda Daulay XI Mia 5 0 0 3 4 0 0 3 3 0 0 5 7 0 0 0 3
13 Naeya Aprilia Sundari XI Mia 5 0 0 3 4 0 0 4 2 0 0 2 10 0 0 1 2
14 Nathan Prayoga XI Mia 5 0 0 4 3 0 0 3 3 0 0 5 7 0 0 2 1
15 Naura Nabila XI Mia 5 0 0 2 5 0 0 2 4 0 0 0 12 0 0 1 2
89