Anda di halaman 1dari 28

“MINI RISET”

SEJARAH BUSANA
“Bentuk Dasar Busana”

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:

Lilis Lestari Hutabarat (5161143011)

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PEDIDIKAN TATA BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna untuk memenuhi syarat
perkuliahan sebagai mahasiswa Universitas Negeri Medan Program Studi Tata Busana. kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada orangtua tercinta yang senantiasa memberikan
perhatian, kasih sayang, doa dan dukungannya. kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu matakuliah Sejarah Busana berterimakasih
kepada ibu dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan itu kami
mohon maaf atas kekurangan dari tugas ini, serta diharapkan kritikan dan saran untuk
penyempurnaan isi dari makalah ini.

Medan, 4 Maret 2021


BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Perkembangan mode busana sejalan dengan perkembangan peradaban manusia
yang terkait dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya, mode busana selalu
berubah, berkembang, bergulir dari suatu periode ke periode berikutnya atau dari tahun
ke tahun, sesuai dengan pemikiran, peradaban manusia dan perkembangan teknologi,
serta kondisi zaman pada masanya.
Di zaman prasejarah, manusia belum mengenal cara berbusana seperti yang
terlihat dewasa ini. Mereka hanya berpikir bagaimana melindungi badan dari pengaruh
alam sekitar, seperti gigitan serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim, dan benda-benda
lainnya yang dianggap berbahaya bagi keamanan tubuhnya, dan kelangsungan hidupnya.
Soerjono Soekanto, SH, MA. (1975 : 94) mengatakan : ”Di dalam menghadapi alam
sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam, dan sebagainya, maka
manusia menciptakan pakaian”
Kondisi alam sekitar di mana mereka tinggal berbeda-beda, sehingga upaya yang
dilakukannya berbeda-beda pula. Di daerah panas mereka menutup tubuhnya dengan
kulit kayu yang mereka olah terlebih dahulu. Selain itu mereka menutup badannya
dengan daun-daunan yang kering. Mereka yang berada di daerah yang dingin, menutup
tubuhnya dengan kulit binatang hasil buruannya. Di antara mereka ada pula yang
mengenakan rantai dari kerang atau manikmanik dan biji-bijian yang disusun sedemikian
rupa. Selain itu ada pula yang membuat. Hiasan badan yang lain tidak hanya untaian yang
telah disebut di atas, termasuk menempelkan tanah liat yang berwarna, seperti tanah liat
juga badannya ada yang dihias dengan men-”tattoo”, menggosok dengan abu yang
dicampur lemak, memberi warna cat yang ada di alam, namun Menurut Dra. Roosmy M.
Sood (1980 : 5), semua yang dilakukan oleh masyarakat primitif belum dapat dikatakan
berbusana, karena seni berbusana baru muncul setelah masyarakat mengenakan penutup
tubuh dari kulit binatang, kulit kayu atau bahan-bahan tenunan.
Bersamaan dengan penemuan bahan busana baik dari kulit binatang maupun kulit
kayu dan cara pemakaiannya maka lahirlah bentuk dasar busana. Adapun bentuk- bentuk
dasar busana saat itu masih sangat sederhana, yaitu segi empat atau persegi panjang.
Pelopor penemu bentuk dasar busana pertama adalah bangsa mesir dan bangsa babylonia.
Dari kedua penemu bentuk dasar busana tersebut terdapat dua tipe utama yaitu Celemek
panggul dan Poncho.

b. Tujuan Penelitian
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Busana
2. Dapat mengerti mengenai bentuk dasar busana

c. Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai bentuk dasar busana
yang terdiri dari celemek panggu dan poncho.
2. Mendorong minat mahasiswa dalam membacaca, menggali dan mengeksplor
mengenai sejarah busana
BAB II
PEMBAHASAN

A. Celemek Panggul
1. Pengertian Celemek Panggul
Celemek panggul adalah sejenis bentuk dasar busana yang terdiri dari
sehelai kain yang berbentuk segi empat. Asalnya celemek panggul terbuat dari
bahan kulit kayu yang sudah dipukul-pukul dan dikeringkan, dipakai dengan cara
mengikat atau memlilitkannya disekitar pinggang dan panggul, atau dapat juga
sampai menutupi lutut.
. Dalam perkembangannya pakaian ini dikenalan dengan pakaian
bungkus.dalam perkembangan pakaian ini dikenal dengan sebutan kain panjang
atau sarung.Contoh celemek panggul di Inggris adalah Scotch Plaid, di indonesia
berupa sarung dan kain panjang. Bentuk kain bungkus merupakan pakaian yang
terbungkus berbentuksegi empat panjang yang dipakai dengan cara dililitkan atau
dibungkus ke badan sama seperti celemek panggul perbedaannya bila celemek
panggul mentutupi hanya smpai panggul kebawah dan busana bungkus lebih
menutupi seluruh badan, dimana caranya sama pakaian busana bungkus
merupakan yang berbentuk pakaian bungkus berbentuk persegi yang dipakaia
dengan cara dililitkan atau dibungkus kebadan mulai dada, atau dari dibungkus ke
badan mulai dari dada , atau dari pinggang sampai panjang yang diinginkan
seperti celemek panggul.

2. Penggunaan Celemek Panggul


Celemek panggul perempuan berbentuk panjang, diikat dengan cara yang sama.
Kain yang digunakan berlipit-lipit kecil disebut plise. Kain dibuat dari bahan yang
halus dan tembus pandang. Celemk panggul sering pula dikenakan dalam bentuk rok
yang kita kenal sekarang.
Penggunaan celemek panggul ini berbeda-beda dibeberapa Negara, antara lain:

a. Di Mesir, celemek panggul berwujud kain segi empat yang berukuran pendek
sampai lutut bagi pria dan berukuran panjang sampai mata kaki dan bagi kaum
perempuan.
b. Di Inggris, celemek panggul berupa rok belit, dikenakan kaum pria ataupun
perempuan, rok dibuat dari kain berkotak-kotak, dikenal dengan sebutan scotch
olaid
c. Di Amerika mengambil kulit pohon kayu yang masih tetap berbenuk selinder
disebut dengan pohon kutang
d. Di Indonesia celemek panggul berupasarung dan kain panjang.

3. Bentuk Celemek Panggul

Gambar 1.
celemek panggul pria mesir Gambar 2.
celemek panggul raja mesir
Gambar 3
Celemek Panggul Wanita mesir

B. Poncho
1. Pengertian Poncho

Pakaian ini merupakan model pakaian yang dibuat satu lembar dan hanya
punya satu lubang di tengahnya agar kepala kita bisa masuk. Bentuk aslinya
dipergunakan sebagai penutup badan bagian atas, terdiri dari selembar kain yang
dilipat melebar ditengah-tengahnya. Pada lipatan ini dicari tengah-tengahnya,
dibuatkan lubang untuk lubang leher. Ciri khas bentuk dasar ini bahwa tengah
muka tidak mempunyai belahan. Perkembangan bentuk poncho terlihat pada
bentuk busana yang dimasukkan dari kepala.

Ponco adalah salah satu pakaian khas banyak budaya Amerika


Selatan. Meskipun investigasi telah menyimpulkan bahwa asal-usul Ponchos
mungkin dari Ekuador atau Peru, tidak diketahui di mana Ponco
pertama [8] dibuat. Saat ini ponco umumnya dikaitkan dengan Amerika
2. Bentuk Poncho

 Poncho Bahu

Poncho bahu yaitu poncho yang menutup bahu dan badan bagian atas. Panjang
poncho bahu ada yang sampai batas lutut dan ada yang sampai betis. Poncho bahu
biasanya dipakai oleh suku Indian penduduk asli Amerika, Peru, Mexico dan Tiongkok.
Disamping itu juga dipakai sebagai mantel oleh suku Teutonic, Trank dan Sexon. Poncho
bahu diberi lubang sehingga kepala bisa masuk. Poncho bahu ada yang hanya menutupi
bahu saja seperti poncho bahu di Tiongkok, sementara poncho dari Mexico dibuat dari
bulu binatang yang panjangnya sampai lutut dan ada juga yang sampai betis.

Gambar 4.

Bentuk dasar poncho

 Poncho Panggul

Poncho panggul ditemukan pada gambar seorang laki-laki di istana raja zaman Yunani
Kuno. Poncho panggul yaitu poncho yang menutupi bagian panggul sampai panjang yang
diinginkan dan pada badan bagian atas terbuka. Poncho panggul ada yang hanya menutupi
panggul saja dan ada juga yang dibuat sampai menutupi mata kaki. Perkembangan bentuk
poncho terlihat dari bentuk busana yang di masukkan dari kepala.

Gambar 5.

Poncho panggul

Dalam bentuknya yang paling sederhana, ponco pada


dasarnya adalah satu lembar kain besar dengan bukaan
di tengah, untuk kepala, dan seringkali memiliki
potongan kain tambahan yang berfungsi sebagai
tudung. Ponco tahan hujan biasanya dilengkapi
dengan pengencang untuk menutup sisi setelah ponco
menutupi badan, dengan bukaan disediakan untuk lengan; banyak yang memiliki tudung
terpasang untuk menangkal angin dan hujan.

Ponco alternatif kini didesain sebagai item fashion.  Mereka memiliki bentuk yang sama
tetapi bahan yang berbeda. Mereka dirancang untuk terlihat modis dan memberikan kehangatan
namun tetap bernapas dan nyaman, daripada untuk menangkal angin dan hujan. Ini sering dibuat
dari wol, rajutan atau kaitan . Ponco dengan desain atau warna yang meriah dapat dikenakan di
acara-acara khusus juga.
Gambar 6.

 Ponco militer

Ponco pertama kali digunakan secara teratur pada tahun 1850-an untuk pasukan militer
AS yang beroperasi di Dataran Barat AS .  Ponco militer awal ini terbuat dari gutta
percha muslin , kain tahan air berlapis lateks .  Ponco yang terbuat dari gutta-percha atau kain
berlapis karet India secara resmi diadopsi selama Perang Saudara Amerika , baik sebagai pakaian
hujan maupun sebagai alas tidur. Meskipun awalnya ditujukan untuk pasukan kavaleri , mereka
juga digunakan secara luas oleh infanteri ; Pasukan Serikat Jenderal Sherman , dengan
perlengkapan ringan dan bertahan hidup permintaan pengadaan dari penduduk lokal,
mengenakan ponco selama cuaca basah ditemui selama pawai melalui Konfederasi Georgia ke
laut. 
Dihentikan setelah Perang Saudara, Angkatan Darat AS kembali mengeluarkan ponco
dari kanvas karet tahan air untuk pasukannya selama Perang Spanyol-Amerika tahun 1898.  Dua
tahun kemudian, baik Angkatan Darat dan Marinir dipaksa untuk mengeluarkan ponco kain karet
tahan air dengan kerah leher tinggi selama Perang Filipina-Amerika pada tahun 1900. Dengan
masuknya Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia I ,
baik doughboy maupun Marinir di Prancismengenakan ponco; itu lebih disukai daripada jas
hujan karena kemampuannya untuk menjaga baik pemakainya dan ranselnya tetap kering, serta
berfungsi sebagai atap untuk tempat berlindung sementara. 
Tepat sebelum Perang Dunia II , ponco ditingkatkan secara signifikan selama pengujian
dengan Peleton Eksperimental Hutan Angkatan Darat AS di hutan Panama , menggunakan bahan
baru yang lebih ringan dan tudung tali serut yang dapat ditutup untuk membentuk lalat hujan
atau lembaran tanah.Ponco banyak digunakan oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat selama
Perang Dunia II; bahkan pasukan yang dilengkapi dengan kaki ringan seperti Perampok Merrill ,
dipaksa untuk membuang tentage dan semua peralatan yang tidak perlu lainnya, tetap
menggunakan selimut dan ponco mereka. Selama tahun 1950-an, baru dilapisi nilon ringandan
bahan sintetis lainnya dikembangkan untuk ponco militer. Ponco tersebut tetap digunakan sejak
saat itu sebagai peralatan standar militer AS. Saat ini, angkatan bersenjata Amerika
Serikat mengeluarkan ponco yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung di
lapangan. Pakaian ini juga digunakan oleh pemburu , berkemah , dan petugas penyelamat .

Gambar 7.

Macam-macam Poncho dari beberapa negara, antara lain:

1. Poncho bahu permata dari Tiongkok


2. Poncho bahu skapulir dari Mexico

3. Poncho bahu skapulir


4. Poncho bahu hainola
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Busana telah mengalami banyak kesimpulan perkembangan tidak hanya sekedar untuk
menutupi tubuh namunmerupakan media yang tepat untuk berkarya. Seperti yang diteliti oleh
penulis mengenai celemek panggul dalam sejarah busana merupakan pekembangan busana
yang berkembang dari zaman purba kala sampai pada jaman sekarang, dilakukan dari tahun
ke tahun dalam berbusana.selama dari proses kreatifitas pengembangan sejarah busana dari
tahun ke tahun adanya perubahan tingkat nillai yang diperoleh dari pengembangan busana
tersebut. Adapun sejarah busana bukan hanya sekedar mentupi bagian tubuh tetapi busana
mempunyai suatu ke nilai keistimewahaan dan disana kita dapat berkreasi atau berkarya
untuk perubahaan busana yang zaman dahulu hingga jaman sekarang sering kita jumpai
sejarah busana ialah celemek panggul yang melilit di bagian pinggang smpai menutupi
kebwah yang sekrang juga banyak digunakan misalanya rok lilit yang semakin berkembangdi
eraglobal jaman modern dan canggih ini.
Bagi penulis pribadi busana adalah merupakan suatu hal yang mempunyai nilai dan
perkembangan di dunia fashion dilakukan dari tahun ke tahun dari jaman dahulu kala sampai
jaman sekarang mempunyai perkembangan yang sangat baik. Berdasarkan seperti yang telah
penulis teliti dalam matakuliah sejarah busana ini. Merupakan perkembangan didunia fashion
tidak terlepas dari sejarah adanya busana di jaman dahulu sampai mempunyai pekrmbangan
di dalam berkarya melahirkan suatu karya unik yang memempunyai nilai tersendiri di dalam
berkreasi suatu busana. Sekian penulis ucapkan dalam pembuatan kesimpulan ini
terimakasih.

b. Saran
Berdasarkan yang diteliti dalam sejarah busana ini dalam proses pengembangan busana
kiranya tidak terlepas adanya sejarah busana. Dan melahirakan suatru karya harus menggunakan
hati pemikiran yang cedas dan tidak terlepas adanya pekembangan sejarah busana dari djaman
dulu sampai sekrang. Kiranya bermanfaat bagi pembaca Agar kita lebih memperhatikan baik
dalam proses pengembangan sejarah busana tersebut. Sekian kesimpulan dan saran yang telah
kami perbuat apabila ada kesalahan dalam penulisan dan lain sebagainya, mohon dimaafkan,
sekian dari penulis dan kelompok kami salam sehat dan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19398479/modul_dasar_Busana

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/195983032

https://fitinline.com/article/read/4-bentuk-dasar-pakaian-yang-menjadi-cikal-bakal-lahirnya-
berbagai-item-fahion-modern/

https://www.slideshare.net/sekolahmaya/smkmak-kelas10-smk-tata-busana-ernawati-izwerni-
weni

SEJARAH BUSANA
“Perkembangan Busana di New Zealand”

Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:

Lilis Lestari Hutabarat (5161143011)

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PEDIDIKAN TATA BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna untuk memenuhi syarat
perkuliahan sebagai mahasiswa Universitas Negeri Medan Program Studi Tata Busana.
kamimengucapkan terima kasih banyak kepada orangtua tercinta yang senantiasa memberikan
perhatian, kasih sayang, doa dan dukungannya. kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu matakuliah Sejarah Busana berterimakasih
kepada ibu dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan itu kami
mohon maaf atas kekurangan dari tugas ini, serta diharapkan kritikan dan saran untuk
penyempurnaan isi dari makalah ini.

Medan, 4 Maret 2021

BAB 1
PENDAHULUAN
d. Latar Belakang
Fashion merupakan kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan desain
yang cenderung dipilih, diterima, digemari dan digunakan oleh mayoritas masyarakat
yang akan memberi kenyamanan dan membuat lebih baik pada satu waktu tertentu.
Dengan kata lain fashion juga bisa diartikan sebagai budaya berpakaian. Fashion atau
gaya berpakaian sudah ada sejak dahulu kala dan berkembang baik mengikuti zaman.
Fashion bisa berubah-ubah sesuai dengan kreativitas masyarakat nya oleh karena itu tren
fashion dizaman dahulu berkemungkinan tinggi bisa menjadi tren fashion lagi dizaman
sekarang.
Tidak dipungkiri setiap negara memiliki standar dan ciri khas akan gaya
berpakaian. Fashion mempunyai hubungan yang erat dengan negaranya
masingmasing.Setiap negara mempunyai budaya berpakaian khas negara itu
sendiri.Pakaian dan dandanan / perhiasan luar, juga dekorasi tubuh cenderung berbeda
secara kultural.Misalnya seperti yang diketahui adanya kimono di Jepang, penutup kepala
Afrika, payung Inggris, sarung Polynesia, dan ikat kepala Indian Amerika. Pakaian atau
fashion items tersebut tidak muncul begitu saja tetapi masing-masing dari fashion items
tersebut memiliki nilai budaya atau kultural yang mendeskripsikan negara nya masing-
masing (Mulyana, 2001:58).
Termasuk sejarah fashion di New Zealand,Selandia Baru (dalam bahasa
Maori dinamakan Aotearoa (artinya Tanah Berawan Putih Panjang); bahasa Inggris: New
Zealand) adalah sebuah negara kepulauan di barat kekuatan Samudera Pasifik;
perhitungan 1.500 kilometer di tenggara Australia, di seberang Laut Tasman; dan
perhitungan 1.000 kilometer di selatan negara-negara kepulauan Pasifik, yakni Kaledonia
Baru, Fiji, dan Tonga. Negara ini terdiri dari dua pulau akbar (Pulau Utara dan Pulau
Selatan) dan beberapa pulau lainnya yang lebih kecil. Karena letaknya yang jauh,
Selandia Baru adalah kepulauan terakhir yang didiami oleh manusia.

e. Tujuan Penelitian
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Busana
4. Dapat mengerti mengenai perkembangan busana di New Zealand
f. Manfaat
3. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenaiperkembangan busana di
New Zealand
4. Mendorong minat mahasiswa dalam membacaca, menggali dan mengeksplor
mengenai sejarah busana

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pakaian Tradisional
Māori adalah tangata whenua, penduduk asli New Zealand.Mereka datang ke sini
lebih dari 1000 tahun lalu dari Hawaiki, tanah asal mitos mereka di Polynesia.Sekarang
ini, satu dari tujuh orang New Zealand mengidentifikasi dirinya sebagai orang
Māori.Sejarah, bahasa dan tradisi mereka adalah penting bagi identitas New Zealand.
Maori, suku asli Selandia Baru ini, memiliki pakaian tradisional yang khas. Menurut situs
Te Ara - The Encyclopedia of New Zealand, pakaian dan aksesori yang digunakan oleh
suku Maori terbuat dari tumbuh-tumbuhan, burung, dan kulit hewan. Selain itu, kain yang
digunakan oleh suku Maori biasanya ditenun dengan tangan, menggunakan teknik yang
diturunkan kepada para perempuan dari suku tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah,
jenis pakaian, aksesori, dan gaya rambut yang digunakan oleh suku Maori
menggambarkan status sosial penggunanya.

2. Tekstil
a. Pengrajin
Kebanyakan orang yang menenun tekstil tradisional Māori adalah dan adalah
wanita.Secara tradisional, untuk menjadi ahli seorang wanita muda diinisiasi ke Te
Whare Pora (Rumah Tenun).Ini telah digambarkan sebagai bangunan literal tetapi
juga sebagai keadaan makhluk. Ada praktik tertentu bagi orang-orang di Te Whare
Pora, dan hasil pekerjaan mereka termasuk memelihara dan mengumpulkan tanaman
untuk digunakan dalam menenun, menyiapkan serat dan pewarnaan, dan membuat
pakaian termasuk jubah halus, tikar, kete (keranjang dan
tas) dan panel tukutuku (bekas dalam arsitektur). [4] [1] [5] Teknik serat Māori juga
digunakan untuk membuat penangkapan ikan dan jaring burung, layang-layang, tali,
pengikat untuk perkakas, perhiasan, waka , struktur bangunan, dan wadah
penyimpanan makanan.

b. Proses Menenun

Proses menenun (whatu) pakaian dilakukan bukan dengan alat tenun dan kok
tetapi dengan benang yang dimanipulasi dan diikat dengan jari. Sebuah benang yang
kuat diikat kencang dalam posisi horizontal antara dua atau empat batang tenun tegak
(turuturu). Untuk benang ini (tawhiu) dipasang ujung atas dari benang lungsin atau
benang vertikal (io). Warp diatur berdekatan. Proses menenun terdiri dari
mengerjakan benang silang dari kiri ke kanan. Semakin dekat benang-benang ini
menjadi satu, semakin erat tenunannya, dan semakin halus pakaiannya.

Untuk pakaian halus, empat benang digunakan untuk membentuk setiap


aho. Penenun melewati dua benang ini di kedua sisi benang io atau vertikal pertama,
menutupinya. Dalam proses melanjutkan, dua pasang benang dibalik, yang lewat di
belakang benang vertikal pertama akan dibawa ke depan benang vertikal berikutnya,
kemudian di belakang benang berikutnya dan seterusnya. Setiap benang bawah akan
ditutup di antara dua atau empat benang silang setiap setengah inci atau lebih. 

c. Taniko

Tāniko (atau taaniko) mengacu pada batas ornamen apa pun yang biasanya
ditemukan di tikar dan pakaian. Pola Tāniko sangat geometris karena dapat direduksi
menjadi kotak kecil berwarna yang diulang pada kerangka kisi. Bentuk persegi dasar
ini, yang diartikulasikan dengan tangan penenun, merupakan bentuk ketupat dan
segitiga yang lebih besar yang terlihat pada semua kerajinan tenun tradisional.

d. Pākē / Hieke
Untuk memenuhi kondisi dingin dan basah di musim dingin Selandia Baru, jubah
hujan yang disebut pākē atau hieke dikenakan. Itu terbuat dari tag rami mentah
atau Cordyline yang sebagian dikerok dan diletakkan dalam baris tertutup yang melekat
pada dasar serat yang dianyam atau di muka.Pakaian seperti ini dipakai secara bergantian
di sekitar pinggang sebagai piupiu, atau di bahu sebagai jubah. Jenis pakaian ini
diperkirakan sudah ada sebelum kontak Eropa, kemudian menjadi bentuk yang lebih
terspesialisasi selama pertengahan hingga akhir abad kesembilan belas, yang berlanjut
hingga hari ini dalam bentuk standar piupiu. 

e. Piupiu
Piupiu adalah pakaian Māori modern yang biasanya dikenakan di sekitar
pinggang sebagai rok dan sering menjadi bagian dari kostum pertunjukan budaya
Māori, kapa haka .Piupiu menjadi terkenal setelah berhubungan dengan orang
Eropa.Sebelum piupiu ada rāpaki dan pākē kūrure yang merupakan 'pakaian dari
untaian yang menggantung bebas'. [20] [18] Untaian piupiu biasanya terbuat dari
daun harakeke (rami) yang dibuat untuk membuat untai silinder dengan muka (serat
rami) terbuka di beberapa bagian untuk membuat pola geometris. Bagian
pinggangnya sering kali dihiasi dengan tānikopola.Untaian silindris yang tidak
tergores dari harakeke mengeluarkan suara perkusi saat pemakainya bergoyang atau
bergerak.Pola geometris ditekankan dengan pewarnaan karena pewarna lebih meresap
ke dalam serat yang terbuka daripada daun mentah yang dikeringkan. 

f. Jubah halus / kākahu


Ada beberapa jenis jubah halus termasuk korowai (jubah berhias tanda), kahu
huruhuru (jubah dari bulu burung) dan kahu kurī (jubah kulit anjing).Kākahu adalah
taonga berharga di Selandia Baru dan mereka memamerkan karya tenun yang
rumit.Beberapa kākahu mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
membuatnya dan untuk orang-orang yang berpangkat.

g. Korowai

Korowai adalah jubah tenunan halus yang dilapisi dengan jumbai muka (hukahuka).
Hukahuka dibuat dengan proses miro (benang pelintir) dengan mencelupkan muka (serat rami)
dan menggulung dua ikatan menjadi satu tali yang kemudian ditenun ke dalam tubuh jubah. Ada
banyak jenis korowai yang diberi nama tergantung jenis hukahuka yang digunakan sebagai
hiasan. Korowai kārure memiliki jumbai (hukahuka) yang tampak seperti terurai.Korowai ngore
memiliki hukahuka yang bentuknya seperti pompom.Korowai hihima memiliki jumbai yang
belum diwarnai.

h. Kaitaka
Kaitaka adalah jubah dari serat muka ( Phormium tenax ) yang ditenun halus . Kaitaka
adalah salah satu bentuk pakaian tradisional Māori yang lebih bergengsi.Mereka dibuat dari
muka (serat rami), yang pada gilirannya dibuat dari varietas Phormium tenax tersebutyang
menghasilkan serat kualitas terbaik dengan tekstur seperti sutra dan kilau keemasan yang
kaya.Kaitaka biasanya dihiasi dengan batas tāniko lebar di remu (bawah) dan pita tāniko sempit
di sepanjang kauko (sisi).Ua (batas atas) polos dan tidak berdekorasi, dan kaupapa (badan utama)
biasanya tanpa hiasan. Ada beberapa sub-kategori kaitaka: parawai, di mana aho (benang pakan)
berjalan secara horizontal; kaitaka paepaeroa, di mana aho berjalan secara vertikal; kaitaka
aronui atau pātea, di mana aho berjalan horizontal dengan pita tāniko di sisi dan batas bawah;
huaki, di mana aho berjalan secara horizontal dengan pita tāniko di sisi dan dua pita tāniko lebar,
satu di atas yang lain, di tepi bawah; dan huaki paepaeroa, yang memiliki aho vertikal dengan
pita tāniko ganda di tepi bawah.
Anda dapat melihat dari dekat bentuk-bentuk seni Māori di pusat-pusat budaya
danstudio-studio di seluruh New Zealand.Salah satu tempat itu adalah Te Puia di Rotorua, yang
mengizinkan pengunjung masuk ke sekolah menganyam dan mengukirnya untuk menyaksikan
para seniman sedang berkarya.Banyak galeri seni di seluruh negeri menjual karya seniman Māori
terkenal, dan baik seni tradisional maupun seni modern Māori dicari oleh para kolektor dari
seluruh dunia. Untuk melihat barang-barang seni Māori yang bersejarah, kunjungilah musium-
musium seperti Te Papa dan Auckland Museum..
BAB III
PENUTUP

c. Kesimpulan
Busana telah mengalami banyak kesimpulan perkembangan tidak hanya sekedar untuk
menutupi tubuh namunmerupakan media yang tepat untuk berkarya. Seperti yang diteliti oleh
penulis mengenai sejarah busana merupakan pekembangan busana yang berkembang dari
zaman purba kala sampai pada jaman sekarang, dilakukan dari tahun ke tahun dalam
berbusana.selama dari proses kreatifitas pengembangan sejarah busana dari tahun ke tahun
adanya perubahan tingkat nillai yang diperoleh dari pengembangan busana tersebut. Adapun
sejarah busana bukan hanya sekedar mentupi bagian tubuh tetapi busana mempunyai suatu ke
nilai keistimewahaan dan disana kita dapat berkreasi atau berkarya untuk perubahaan busana
yang zaman dahulu hingga jaman sekarang.
Bagi penulis pribadi busana adalah merupakan suatu hal yang mempunyai nilai dan
perkembangan di dunia fashion dilakukan dari tahun ke tahun dari jaman dahulu kala sampai
jaman sekarang mempunyai perkembangan yang sangat baik. Berdasarkan seperti yang telah
penulis teliti dalam matakuliah sejarah busana ini. Merupakan perkembangan didunia fashion
tidak terlepas dari sejarah adanya busana di jaman dahulu sampai mempunyai pekrmbangan
di dalam berkarya melahirkan suatu karya unik yang memempunyai nilai tersendiri di dalam
berkreasi suatu busana. Sekian penulis ucapkan dalam pembuatan kesimpulan ini
terimakasih.

d. Saran
Berdasarkan yang diteliti dalam sejarah busana ini dalam proses pengembangan busana
kiranya tidak terlepas adanya sejarah busana. Dan melahirakan suatru karya harus
menggunakan hati pemikiran yang cedas dan tidak terlepas adanya pekembangan sejarah
busana dari djaman dulu sampai sekrang. Kiranya bermanfaat bagi pembaca Agar kita lebih
memperhatikan baik dalam proses pengembangan sejarah busana tersebut. Sekian
kesimpulan dan saran yang telah kami perbuat apabila ada kesalahan dalam penulisan dan
lain sebagainya, mohon dimaafkan, sekian dari penulis dan kelompok kami salam sehat dan
Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/M
%25C4%2581ori_traditional_textiles&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

file:///C:/Users/ACER/Downloads/bab1_20861.pdf

http://p2k.itbu.ac.id/eng/3063-2950/Selandia-Baru_15126_itbu_selandia-

https://www.academia.edu/8213157/Geografi_Selandia_Baru

Anda mungkin juga menyukai