Anda di halaman 1dari 10

MINI RISET

KONTRUKSI POLA

DISUSUN OLEH:
JESSICA C.P.E MANULLANG

DOSEN PENGAMPU : Dra.Rosita Carolina,M.pd

PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020
A.POLA DASAR
1.Pola Dasar Myneke
Pola dasar meyneke ditemukan Oleg J.H.C Meyneke, Pola meyneke adalah Salah Satu Jenis
Pola dasar konstruksi dasar yang mempunyai lebih dari satu kupnat, yaitu kupnat bahu depan
dan belakang. Serta bagian pinggang sehingga sangat sesuai untuk membuat busana pas
dengan badan.
Pola dasar ini cocok digunakan untuk membuat busana formal seperti blazer dan jas wanita.
karena terdapat kupnat di bagian bahunya, kupnat tersebut bisa dipindahkan sesuai dengan
desain blazer, kupnat tersebut juga bisa dijadikan sebagai princess
Dalam permbuatan pola tersebut terlebih dahulu kita siapkan berbagai ukuran yang
dibutuhkan antaralain:
Ukuran
Lingkar Badan : 96 cm
Lingkar leher : 36 cm
lingkar pinggang : 76 cm
Panjang muka : 34 cm
Panjang punggung : 37 cm
Panjang sisi : 17 cm
lebar muka : 34 cm
Lebar punggung : 36 cm
panjang bahu : 13 cm
Tinggi dada : 19 cm
Keterangan Pola Muka
A-B : 1/4 lingkar badan + 1 cm
A-A1 : 1/6 lingkar leher + 0,5 cm
A- A2 : 1/6 lingkar leher + 1,5 cm
A2- C : Panjang Muka
C- D : A-B
B-F :1/10 x 1/2 lingkar badan - 1 cm
(buat garis datar ke kirii)
A1-G : panjang bahu
G-Gi : 3 Cm bubungkan titik A1 ke G1 (garis panjang bahu +3 cm
A1-H : 1/2 panjang bahu - 1 cm
H-H1 : G-G1 ; 3 cm
C-K : 1/10 lingkar pinggang + 1 cm
hubungkan garis K-H
H1-G1 : 1/2 panjang bahu + 1 cm
K-L ; tinggi dada
L-L1 : L-L2 : 3 cm
hububgkan ke H1
K-K1 : 3 cm (lebar Kup)
C-I : 1/4 lingkar pinngang + 1 cm + 3 cm (kupnat)
I-J : panjang Sisi
A2 - E : 5 cm
buat garis mendarat ke kanan
E-M1 : 1/2 lebar muka ( buat garis tegak lurus )
G1-M1-J : bentuk garis kerung lengan 1,Kerung lengan 2
E-m2 + M-M1 : 1/2 lebar muka
Keterangan Pola belakang
A-B : 1/4 lingkar badan - 1 cm
A-A1 : 1/6 lingkar leher + 1 cm
A-A2 : 1,5 cm
A2-C : panjang punggung
C-D : A - B
B- F : 1/10 x 1/2 lingkar badan
(buat garis datar ke kananA1-G : panjang bahu
(bentuk Garis bahu
A1 - H : 1/2 panjang bahu - 1 cm
C-I : 1/4 lingkar pinggang -1 cm + 3 cm
I-J :panjang sisi
A2-E : turun 7 cm
E-M : 1/2 lebar punggung
(buat garis datar ke kiri
G-M-J : hubungkan garis kerung lengan
C-K : 1/10 lingkar pinggang
K-K1 : lebar kupnattarik garis dari K-H
dari garis batas lingkar badan turun 4 cm
buat garis yang turun 4 cm menuju K1
2. Pola Dasar SO-EN
Pola So-En adalah menggambar atau membuat gambar pola baju berdasarkan Bunka Fashion
College dan sistem dressmaking dari sekolah Dressmaker Jogakuin. Seiring perkembangan
zaman, Bunka Fahions Collage membuat majalah So-En yang membuat pola pakaian kreasi
desainer lulusan Bunka Fashion College. Majalah itu terbit pada tahun 1936 sampai 2005.
Perkembangan Bunka Fashion Collage yang begitu pesat, mendorong lahirnya majalah So-En
pada tahun 1936 yang mempublikasikan kreasi pola pakaian para alumni sekolah desain
tersebut. Sebagai majalah yang memuat cara membuat pola dan menjahit pakaian, majalah
So-En mampu mempertahankan eksistensinya hingga tahun 2005 dan berlanjut sebagai
majalah industri busana hingga saat ini.

Ukuran yang dibutuhkan untuk menggambar pola dasar sistem So-en


Lingkar Badan : 88 cm
Lingkar Pinggang : 66 cm
Panjang Punggung : 37 cm
Panjang Lengan : 24 cm
Tinggi Panggul : 16 cm
Lingkar Panggul : 96 cm
Panjang Rok : 50 cm
Keterangan pola muka
A-B :8 cm
B-C :panjang muka
M-K :1/4 lingkar badan + 1cm
K-C4 : panjang sisi
B-B1 : 5 cm
C-C4 : ¼ lingkar pinggang + 1 cm +3 cm(kup)
B1-B2 :1/2 lebar muka
A-A1 :7 cm
A1-A2 :panjang bahu
C1-C : ¼ lingkar pinggang -1 cm+3cm(kup)

Keterangan pola belakang


A-B : 1 cm
B-C :panjang punggung
K-C1 : panjang sisi
B2-B1 :1/2 lebar punggung
B-B1 :11 cm
A-A1 :6 cm
A1-A3 :panjang bahu
3.Pola Dasar Dressmaking
Dressmaking adalah pembuatan pakaian wanita. Cara menggambar pola sistem Dressmaking
dimulai dari pola bagian belakang sedangkan pola sistem So-en dimulai dari pola bagian
muka. Untuk sistem Dressmaking jumlah ukuran yang diperlukan lebih banyak dibandingkan
dengan ukuran yang digunakan untuk menggambar pola sistem So-en.
Menggambar pola sistem Dressmaking perhitungan matematikanya sangat sederhana, karena
jumlah ukurannya banyak/ukuran yang diperlukan dalam menggambar pola telah ada, ketika
menggambar bagian pola cukup dengan cara memindahkan ukuran yang telah ada tersebut,
sebagai contoh ukuran panjang bahu pada pola diambil ukuran panjang bahu yang telah ada,
lebar muka dan lebar punggung jika kita memerlukannya ketika menggambar pola tinggal
melihat ukuran yang telah ada lalu dipindahkan ke pola sesuai dengan tempatnya masing-
masing.

1. Lingkar leher :38 cm


2. Lebar muka :33 cm
3. Lingkar badan :88 cm
4. Tinggi dada :15 cm
5. Lingkar pinggang :66 cm
6. Lingkar panggul :96 cm
7. Tinggi panggul :16 cm
8. Lebar punggung :34 cm
9. Panjang punggung :37 cm
10. Panjang rok :50 cm
11. Panjang bahu :12 cm
12. Panjang lengan :24 cm
13. Tinggi puncak lengan :12 cm
A – B = ½ ukuran lingkar badan.
A – C = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
B - B1 = 1,5 cm.
B1 – D = ukuran panjang punggung, buat garis horizontal ketitik E.
B - B2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm.
Hubungkan titik B1 dengan B2 seperti gambar (leher belakang).
C - C1 = 5 cm, hubungkan ke titik B2 dengan garis putus-putus (garis bantu).
B2 dipindahkan ukuran panjang bahu melalui garis bantu diberi nama titik B3
B3 - B4 = 1 cm, samakan ukuran B2 ke B4 dan dihubungkan dengan garis tegas.
B1 - G = ½ panjang punggung ditambah 1 cm, buat garis horizontal kekiri dan beri namatitik
H.
B1 - G1 = 9 cm.
G1 - F1 = ½ lebar punggung (buat garis batas lebar punggung).
Bentuk garis lingkar kerung lengan belakang mulai dari titik B4 menuju F1 terus ke Fseperti
gambar.
D - D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm (besar lipit kup) dikurang 1 cm.
D - D2 = 1/10 lingkar pinggang.
D2 - D3 = 3 cm (besar lipit kup).
Dari D2 dan D3 dibagi 2, dibuat garis putus-putus sampai kegaris badan (G dan H) diukur3
cm kebawah, dihubungkan dengan titik
D2 dan D3 menjadi lipit kup.
D - D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm.
D1 dihubungkan dengan F, menjadi garis sisi badan bagian belakang.

Keterangan Pola Bagian Muka


A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm.
A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1,5 cm.
Hubungkan titik A1 dengan A2 seperti gambar (garis leher pola muka).
A1 - C2 = ukuran panjang bahu.
A2 - A3 = 5 cm.
A3 - F2 = ½ lebar muka.
Hubungka titik C2 ke F2 terus ke F seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian muka).
B.PERBEDAAN POLA
Pembuatan pola dengan metode meyneke memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi di
bandingkan dengan pembuatan pola system dressmaking dalam hal kriteria ketepatan
ukuran.pada kriteria hasil pengepasan (tanpilan keseluruhan).
Pola system dressmaking memiliki titik pas yang lebih tepat,dan busana yang di buat lebih
nyaman untuk di kenakan. Namun apabila pembuatan model pembuatan busana pas badan
dan berbentuk straples dapat menggunakan kedua system pola tersebut karena tidak memiliki
garis bahu.
Kelemahan system meyneke terdapat pada kedudukan garis bahu yang cenderung kebelakang
melewati pangkal lengan,serta kedudukan garis leher bagian depan longer dan bergelombang.
Pembuatan pola dengan system meyneke memiliki tingkat kenyaman apabila dudukan titik-
titik pas lingkar badan,lingkar pinggang,lingkar pangul,panjang punggung,dan letak
kupnat,dan tingkat ketidak nyamanan terletak pada titik garis bahu.
Sedangkan pembuatan pola dengan metode so-en memiliki tingkat kenyamananya pada
kedudukan lingkar badan,kedudukan panjang sisi,panjang punggung dan lingkar
pinggang,serta pada titik kurung leher,garis bahu,panjang punggung,dan lingkar
pinggang,garis bahu tertarik kebelakang,kurung lengan bergelombang. Untuk pembuatan
pola busana dengan system so-en sebaiknya pada bagian sisi pola badan depan dibuat tidak
terlalu miring agar kedudukan garis sisi lebih nyaman.

Anda mungkin juga menyukai