Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical
book review (CJR) ini dengan judul”Mahir Menjahit Tingkat Dasar Sampai Terampil”.Adapun
Critical book review ini dibuat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah teknologi
busana, semoga critical book review ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Dalam penulisan critical book review ini,penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah teknologi busana dan kepada kedua orang tua dan teman-teman
saya yang memberi dukungan dan doa.

Penulis menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan.Oleh karena itu,penulis dengan segala kerendahan hati meminta
maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam critical
book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, 12 November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Rasionalisasi pentingnya CBR ...................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Tujuan penulisan CBR ................................................................... Error! Bookmark not defined.


C. Manfaat CBR ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
d. Identitas Buku yang di review ..................................................................................................... 3
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ........................................................... Error! Bookmark not defined.

a. Deskripsi isi buku .......................................................................................................................... 4


BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 12

a.Kesimpulan .................................................................................................................................... 12
b.Kelebihan dan kekurangan buku ............................................................................................... 12
c.Rekomendasi .................................................................................................................................. 12

2
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Dalam membaca atau memahami buku kadang-kadang kita kesulitan. Maka dari itu
unutk membantu pembaca dalam memahami dibuat lah Critical Jurnal Review yaitu
meringkas atau meriview kembali tentang buku itu. Jadi pembac atidak kesulitan lagi dan
critical book review ini juga membantu pembaca menambah wawasan. Sering kali kita
bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu
buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan
tentang Cara Menjahit Tingkat Dasar. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report
ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok
bahasa tentang cara menjahit.

B. Tujuan Penulisan
Untuk membantu pembaca memahami isi buku dan menambah wawsan pembaca dan untuk
mengetahui bagaimana cara-cara atau pun teknik agar mahir menjahit tingkat dasar sampai
terampil, juga mmepermudah pembaca dalam pemilihan buku.
C. Manfaat CBR
1. Untuk mengetahui beberapa materi tentang teknik menjahit dengan benar.
2. Unutk mengetahui cara mengukur badan
3. Agar tahu menggambar pola dasra
4. Unutk mengetahui alat-alat dan bahan untuk menjahit

D. Identitas buku

1. Judul : Mahir Menjahit Tingkat Dasar Sampai Terampil.


2. Edisi : pertama
3. Penerbit : Hafamira
4. Kota terbit : Jawa tengah
5. Tahun terbit : 2015
6. ISBN : 9792675353

3
BAB II RINGKASAN BUKU
A. Mengenal Alat dan Bahan Jahit

1. Peralatan Dasar untuk Menjahit


Peralatan dasar menjahit berfungsi sebagai alat utama kegiatan menjahit
sebelum bahan menyentuh mesin jahit. Alat-alat ini digunakan untuk mungukur,
membuat pola, menggunting, menisik, mendedel dan lain sebagainya. Berikut
adalah alat-alat yang kita gunakan untuk menjahit :

 Alat ukur
 Alat Tulis
 Buku Pola
 Kertas pola
 Alat Penanda
 Gunting
 Jarum Jahit
 Jarum Pentul
 Bantalan Jarum
 Bidal
 Penarik Benang dan Jarum
 Setrika dan Papan Setrika
 Dress Form

2. Mesin Jahit dan Bagian-bagiannya


Meskipun menjahit dapat dilakukan dengan tangan, namun hasilnya tentu tidak akan
sebagus menggunakan mesin. Oleh karena itu, mesin jahit merupakan alat paling
penting dalam kegiatan jahit-menjahit. Dengan menggunakan mesin jahit, jahitan akan
terlihat lebih rapi sehingga busana pun lebih nyaman dikenakan. Selain itu, hasil jahitan
akan lebih kuat karena setikan-setikan mesin jahit dapat mengunci jahitan lebih kencang
daripada jahitan tangan.

 Bagian-bagian Mesin Jahit

a) Body Mesin
b) Dudukan Jarum
c) Jarum Mesin Jahit
d) Sepatu Mesin
e) Gigi Mesin
f) Tuas Pengatur Setikan
g) Tiang Dudukan Benang
h) Spool dan Roda Spool
i) Sekoci
j) Roda Imbang
k) Pedal Mesin

 Jenis-jenis Mesin Jahit


4
a) Mesin jahit manual tangan
b) Mesin jahit manual kaki
c) Mesin jahit elektrik
d) Mesin jahit digital
e) Mesin neci
f) Mesin bordir

3. Ragam Benang dan Bahan

 Jenis-jenis Benang

Jenis-jenis benang yang biasannya digunakan :

a) Benang katun
b) Benang nylon
c) Benang sutra
d) Benang polyester
e) Benang emas/perak
f) Benang karet
g) Benang kumparan
h) Benang untuk lubang kancing

 Jenis-jenis Bahan

Jenis-jenis bahan yang biasa digunakan:

a) Bahan katun
b) Bahan sutra
c) Bahan wol
d) Bahan linen
e) Bahan sintetis dan bahan khusus lainnya

B. Teknik Dasar Menjahit

Macam-macam Tusuk

1. Tusuk Jelujur Biasa

Tusuk ini dimulai dari kanan ke kiri, dengan jarak tusuk yang tidak ditentukan.
tusuk jelujur berfungsi untuk mengunci bahan sebelum membuat jahitan permanen.
Jenis-jenis tusuk jelujur:

a) Tusuk jelujur dengan jarak


b) Tusuk jelujur kecil
c) Tusuk jelujur renggang
d) Tusuk jelujur diagonal panjang

2. Tusuk Tikam Jejak

5
Tusuk tikam jejak biasanya digunakan sebagai pengganti tusuk mesin. Caranya
adalah dengan membuat tusuk kecil, kemudian kerjakan dari kanan ke kiri dengan
cara yang tepat. Masukan jarum pada awal tusukan, kemudian bawa keluar kembali
di tempat benang keluar.

3. Tusuk Piquer

Tusuk ini digunakan untuk memasang rambut kuda, bantalan pada bahu jas, atau
bahan pelapis pada mantel.

4. Tusuk Flanel

Tusuk ini digunakan untuk melakukan penyelesaian kampuh dan keliman pada
bahan yang melar, atau bahan yang diobras.

5. Tusuk Feston

Tusukan ini diawali dengan memasukkan jarum hingga menembus bahan,


kemudian kerjakan dari belakang kedepan selebar 0,5 cm dari tepi bahan. Arahkan
jaum ke kiri, tusuk ke arah bawah, lalu keluarkan kembali jarum pada tepi kain
hingga membentuk huruf “N”.

6. Tusuk Balut

Tusuk ini digunakan untuk menyelesaikan tiras pada kampuh serta menjahit
brookad dengan tangan.

Penyelesaian Tepi Busana

1. Depun

Langkah-langkah menjahit depun adalah sebagai berikut :

a) Gunting depun sesuai dengan bentuk yang akan didepun


b) Letakkan bagian baik depun berhadapan dengan bagian baik busana.
Jahit tepat pada garis pola dengan bantuan pentul.
c) Rapikan tiras, kemudian retak-retakkan depun hingga batas jahitan
dengan jarak 1-2 cm.
d) Tindih dari atas depun, kemudian arahkan tiras ke depun.
e) Obras pinggiran depun, atau lipatan ke arah dalam sebanyak 2 cm,
kemudian disom.

2. Serip

Cara menjahit serip adalah sebagai berikut:

a) Pasang bagian baik serip menghadap bagian buruk busana, kemudian


jahit pada garis pola.
6
b) Rapikan tiras jahitan, lalu gunting kecil-kecil ujungnya menggunakan
ujung gunting.
c) Jahit kampuh dengan posisi tiras menghadap ke luar .
d) Balik (arahkan keluar), dan pres dengan strika agar rapi.
e) Lipatan serip ke dalam 0,5 cm, lalu jahit pada bagian pinggirnya.

3. Rompok

Cara menjahit serip adalah sebgai berikut:

a) Buat kain serong terlebih dahulu


b) Lipat kain serong pada kedua sisi pinggiran busana.
c) Sambung kain serong dengan menyesuaikan arah benang.
d) Setrika agar rapi

C. Persiapan dalam Menjahit Busana

Mengukur bagian penting

Langakah pertama dalam membuat busana adalah dengan mengukur bagian-bagian pada tubuh.
Pengukuran ini berguna unutk mmebuat pola busana. Ukur badan dengan tepat dan teliti agar
gambar polanya baik. Gamabar pola yang baik akan membaut busana menjadi lebih rapi sehingga
nyaman dikenakan. Sebelum mengukur, siapkan alat-alat yang diperlukan:

- Ban (vetter band) dengan lebar 1 cm


- Pita meteran.
- Buku dan alat tulis (unutk mencatat)
- Cermin dengan ukuran tinggi melebihi model.

Untuk model, kenakan kaos dan celana yang pas badan agar ukuran yang diperoleh lebih akurat.
Mengenakan pakaian berbahan tebal akan menyebabakan ukuran kurang akurat. Sebelum
mengukur, ikat pinggang model menggunakan vetter band secara ketat. Hal ini berguna unutk
mmebantu pengukuran. Berikut ini adalah bagian-bagian penting pada pola wanita dewasa.

1. Mengukur badan bagian atas


bagian-bagian yang perlu dikukur pada badan bagian atas wanita dewasa adalah
a. Lingkar badan
Lingkar badan diukur dengan cara melingkari badan pada titik payudara tertinggi. Ukur
secra pas, jangan terlalu ketat atau ditekan, kemudian longgarkan sekitar 4 cm atau
empat jari.
b. Lingkar pinggang
Bagian ini diukur tepat melingkari pinggang. Longggarkan selebar satu jari dengan cara
menyelipkan jari telunjuk atau jari tengah ke dalam lingkaran meteran pada saat
mengukur.
c. Panjang muka/dda

7
Ukur bagian ini mulai dari tekuk leher depan, kemudian turun ke bawah hingga tali
pinggang.
d. Lebar muka/ dada
Bagian ini diukur mualai dari leku leher turun 5 cm. ukur dengan arah horizontal mulai
dari atas kerung lengan kiri ke batas kerung lengan kanan.
e. Panjang punggung
Ukur mulai dari tulang leher belkang yang paling rendah, hingga ke tali pinggang.
f. Lebar Punggung
Bagian ini diukur dari tulang leher belakang turun 8 cm, lalu ukur dengan ra horizontal
mulai dari batas kerung lengan kiri ke batas kerung lengan kanan.
g. Lebar bahu
Lebar bahu diukur dari bahu tertinggi hingga bahu terendah.
h. Lingkar leher
Lingkar leher diukur dengan cara melingkarkan leher.
i. Tinggi Dada/Tinggi bust Point (BP)
Diukur dari peretengahan bahu ke bawah titik dada. Ukuran juga dapat diperoleh
dengan cara mengukur dari tali pinggang atas, hingga titik dada.
j. Jarak Dada/BustPoint
Diukur dari puncak payudara hingga puncak payudara kanan.
k. Garis control
Garis control diukur dengan melingkarkan meteran mulai dari pusar, naik ke atas bahu,
kemudian turn ke punggung hingga garis pinggang. Fungsi garis control adalah untuk
memeriksa ketepatan pola memiliki angka yang sama, berarti ukuran sudah akurat.
2. Mengukur Lengan
Bagian-bagian penting yang perlu diukur unutk membuat pola lengan pada busana waita
dewasa adalah :
a. Lingkar pangkal lengan
Bagian ini diukur dengan cara melingkari pangkal lengan terbesar.
b. Lingkar kerung lengan
Bagian ini diukur dengan melingkari ketiak. Tambahkan 4 cm untuk membuat busana
berlengan, dan 2 cm untuk busana tanpa lengan.
c. Panjang lengan
Ukur mulai dari puncak bahu hingga bawah siku. Ukuran ini digunakan unutk mmebuat
lengan dengan panjang sampai siku.
d. Lingkar siku
Bagian ini diukur melingkari siku. Saat mengukur, pastikan siku dalam keadaan menyiku.
e. Panjang lengan diukur drai tinggi puncak bahu hingga pergelangan tangan. Ukuran ini
digunakan untuk mmebuat lengan panjang.
3. Mengukur rok
a. Lingkar pinggang
Bagian ini diukur tepat leingkari pinggang. Longgarkan selbar satu jari dengan cara
menyelipkan jari telunjuk atau jari tengah ke dalam lingkaran meteran pada saat
mengukur.
b. Lingkar panggul A
Bagian ini diukur tepat melingkari panggul, pengukuran dilakukan secra pas, artinya tidak
terlalu ketat. Ukur dari tali pinggang ke bawah sepanjang 10 cm. lingkarkan ke panggul,
kemudian longgarkan sebanyka 4 cm.

8
c. Lingkar panggul B
Lingkar panggul kedua ini diukur dengan cara melingkari panggul bagian bawah.
Pengukuran dilakukan secara pas, atau tidak terlalu ketat. Ukur dari tali pinggang ke
bawah sepanjang 20 cm, baru kemudian lingkarkan.
d. Panjang rok
Panjang rok diukur mulai dari tali pinggang hinggang lutut atau mata kaki, sesuai dengan
panjang rok yang diinginkan.
4. Mengukur celana
Ukuran yang diperlukan adalah :
a. Lingkar pinggang
b. Lingkar paha
Diukur dngan cara meingkarkan paha bagian atas.
c. Frotn Rise
Front rise merupakan bentang titik tengah pinggang hingga ujung selangkangan .
Saat mengukur beri kelonggaran sesuai dengan kebutuhan.
d. Lingkar lutut
Diukur dengan melingkaraka lutut. Sebaiknya lutut agak sedikit di tekuk unutk memberi
ruang gerak.
e. Lingakr pergelangan kaki
Diukur dengan melingkari pergelangan kaki. Diberi kelonggaran, sesuai model celana
yang diinginkan.
f. Panjang pesak
Bagian ini diukur dari pinggang depan, turun ke bawah, lalu naik lagi hingga garis
pinggang bagian belakang.

Mngukur kampuh

Kampuh adalah sambungan berupa jahitan pada potongan-potongan bahan. Kampuh dapat
terbentuk dai dua atau lebih potongan yang disatukan menggunakan jelujur mesin.

Beberapa jenis kampuh

1. Kampuh terbuka
Kampuh terbuka meruapakan kampuh dengan tiras sambungan yang etrbuka.
Kampuh ini digunakan untuk menjahit blus atau rok. Cara membuat kampuh terbuka:
a. Satukan dengan baik saling berhadapan, lalu semtakan dengan jarum pentul untuk
memanandai jahitan,. Jahit kampuh dengan mesin jahit.
b. Setelah disatukan, buka kampuh dengan cara menyetrika. Penyelesaian kampuh dapat
dilakukan dengan cara diobras, jahit zig-zag maupun gunting gerigi.
2. Kampuh balik
Kampuh balik merupkan kampuh yang dibalik. Kampuh ini biasanya digunakan pada bahan
halus ringan seperti katun tipis , sutra atau chiffon. Kampuh balik juga digunkan pada pakaian
anak atau pakaian dalam wanita karena lebih rapid an kuat.
a. Satukan kain dengan bagian buruk saling berhadapan. Sematkan jarum pentul agar
bahan tidak bergeser. Jahit dengan jarak 0,5 cm dari tepi.
b. Setelah selesai, blik dna lipat pada garis jahitan. Sekrang bagian yang baik saling
berhadapan.

9
c. Tindas menggunakan jhaitan. Jangan lupa unutk memberi jaral dari bagian sambungan
yang sudah dilipat tadi. Beri jarak setidaknya selebar tepi sambungan pada jahitan
pertama.
d. Perhatikan bagian kampuh yang sudah jadi. Anda akan melihat bagian tepi kampuh yang
tertutup rapi.
3. Kampuh pipih
Kampuh pipih merupakan kampuh yang memiliki jahitan sebantak dua setikan pada satu siis,
dan satu setikan pada sisi lainnya. Kampuh pipih diggunkan untuk dua sisi, dimana kedua sisi
sama-sama bersih baik bagian dalam maupun luar. Kampuh ini digunakan unutk menjahit
sarung, celana, jaket kemeja dan lain-lain.
Cara menjahit :
a. Satukan kamin dengan bagian baik saling berhadapan. Semtakan dengan jarum pentul,
kemudian jahit dnegna jarak 1,5 cm dari tepi .
b. Gunting salah satu tiras sehingga lebar menjadi 0,5 cm.
c. Lipat tiras sehingga menutup tiras yang sudah dipotong tadi.
d. Tindasmenggunakan jahitan tepat pada garis lipatan.
e. Perhatikan kampuh yang sudah jadi. Pada bagian luar akan terlihat dua baris jahitan ,
sedangkan pada bagian dalam hanya terlihat satu jahitan.
4. Kampuh kostum
Kmapuh kostum merupakan kampuh yang dijhit menggunakan mesin pada bagian yang
buruk, sedangkan tirasnya diselesaikan dengan jahitan tangan. Kampuh kostum digunakna
unutk menjahit penyelesaian lengan, sambungan bang pinggang, dan lain-lain :
a. Satukan kampuh dengan cara jahit. Jnagan lupa beri jarak 2,5 cm dari bagian tepi.
b. Lipat kedua tepi kampuh kea rah dalam sebnayak 0,5 cm.
c. Sematkan jarum pentul sepanjang kampuh.
d. Selesaikan dengam tusuk som, atau tusuk sembunyi.
e. Perhatukan kampuh yang sudah jadi.
5. Mengurangi ketebalan kampuh
Kampuh merupak abagian yang dilebihkan untuk menyatukakn dua pootng busana.
Kelebuhan ini disebut dengan jarak kampuh. Bebrapa cara mengurangi ketebalan kampuh :
a. Mmeotong, yaitu memottong kelebihan kampuh pada kedua lapis bahan , dengan jarak
sekitar setengahnya.
b. Menggunting, digunakan untuk kampuh yang melengkungkan ke dalam , misalnya saja
garis leher. Guntingan kain sedikit terbuka sehingga lengkungannnya baik.
c. Menaikkan, digunkan untuk kampuh yang melengkung ke luar. Buat takikan ber bentuk
V, sehingga bahan tetap rata saat dibalik.
d. Menggunting dan menaikkan, digunakan unutk kampuh yang menyambungkan dua
bagian, yaitu bagian yang melengkung ke dalma dengan bagian yang melengkung ke luar.
Caranya yaitu dengan menggunting kampuh yang melengkung kedalam , kemudian buat
takikan pada kampuh yang melengkung .

Cara membentuk bahan


1. Lipitt ((Poooi)
a) Siapkan bahan dan licinkan permukaan bahan dengan menggunakan
seterika.
b) Gunting bahan sesuai bentuk pola sebanyak 1 lembar.

10
c) Pindahkan tanda-tanda pola ke atas bahan pada bagian buruk kain.
d) Temukan tanda lipit 1 ke tanda lipit ke 2 lalu lipat dalam lipit. Semat lipit
menggunakan jarum pentul
e) Lakukan hal yang sama di atas untuk membuat lipit ke 2. Perhatikan
dengan baik ukuran jarak lipit
f) Lakukan hal yang sama seperti di atas hingga lipit searah selesai di
semat dengan jarum pentul.
g) Agar lipit terlipat dengan baik lakukan penjahitan lipit dengan
menggunakan mesin jahit sesuai dengan kebutuhan
h) Setik tepi lipatan lebar lipit sepanjang 10 cm agar lipit tidak
berubah/bergerak.
i) Selesaikan bagian kelim bawah lipitdengan menggunakan setikan mesin
atau menggunakan jarum tangan.
j) Setelah lipit searah selesai dikerjakan, lalu diseterika agar rapih.

11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menjahit hal-hal yangperlu kita ketahui adalah
a. Mengenal alat dan bahan unutk menjahit
 Peralatan dasar untuk menjahit
 Alat-lat yang etrdapat dalam mesin jahit dan bagian-bagiannya
 Tentang mesin obras
 Ragam bennag dan baahan
b. Teknik dasar menjahit busana
 Macam-macam tusuk
 Penyelesaian tepi kain
 Penyelesaian leher
c. Persiapan dalam MEnjaht Busana
 Ukuran-ukuran yang diperlukan dalam menjahit lengan, rok , celana
maupun blus
 Menggambar pola busana dan macam pola busana seperti polar rok
suai, rok span dan lain-lain
 Membuat kampuh
 Membentuk bahan seperti lipt, kerut dan lain-lain
 Memasang ban pinggang
 Memasang bisban
 Memasang lengan
 Jenis-jenis kancing
 Macam-macam risleteing
 Macam-macam saku dalam busana

B. Kelebihan dan kekurangan buku


-Kelebihan Buku
1. Dilengkapi dengan warna yang sangat menarik.
2. Isi buku dilengkapi oleh setiap cara-cara dan tenik dalam menjahit
3. Dilengkapi cara menggambar pola
4. Dilengkapi pengenalan atat dan bahan dalam menjahit
5. Dilengkapi dengan gambar yang berwarna

-Kurangan buku
1. Bahasa yang digunakna dalam buku sulit unutk dimengerti pembaca.
2. Dilengkapi gambar yang terlalu besar sehingga membuat buku ersebut terlihat
tebal.

C. Rekomendasi
Buku ini sangat lengakap dan sangat bermanfaat bagi pemula dalam menjahit. Karna
buku ini sangat dilengkapi cara-cara mulai dasar hingga memang sampai kita mahir

12
dalam menjahit dan membuat pola. Hanya saja bahsa yang digunakan dalam buku
krang dimengerti dan unutk pemula sanagt susah mengerti buku ini tetapi karna
dilengkapi dengan gambar-gambar berwarn aitulahyang membuat pembaca mengerti
dan menarik perhatian pembaca.

13

Anda mungkin juga menyukai