Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan tugas rekayasa ide kepemimpinan.
Saya berterimakasih kepada seluruh pihak yang membantu penyelesaian tugas ini
dan kepada dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan yang telah membimbing
saya dalam menyelesaikan tugas ini. Saya sangat berharap laporan rekayasa ide ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam
lingkup kepemimpinan.

Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
laporan ini menjadi lebih baik lagi pada waktu yang akan datang.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan,23 Oktober 2018

Yunike Bening Theresa

5181143002

1
ABSTRAK

Penulisan rekaya ide ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan
dan motivasi serta kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Pemikiran yang
tercantum di dalam rekayasa ide adalah hasil penelitian dari beberapa ahli dan
jurnal serta pemikiran pribadi penulis untuk mengembangkan kemampuan menulis,
berpikir, dan kritik. Terdapat permasalahan dalam dua bagian dan disertakan solusi
pada masing-masing subjek permasalahan. Beberapa variabel pendukung diterakan
untuk mendukung tulisan rekayasa ide.

Kata kunci : Gaya kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja.

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................1
ABSTRAK.................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Rasionalisasi Pentingnya Rekayasa Ide Gaya Kepemimpinan.............................................4
B. Tujuan Tugas Rekayasa Ide.....................................................................................................4
C. Manfaat Tugas Rekayasa Ide...................................................................................................4
BAB III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN......................................................................5
A. Permasalahan Umum Kepemimpinan....................................................................................5
B. Identifikasi Permasalahan Kepemimpinan Operasional......................................................5
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN......................................................................................................9
A. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B1 – Motivasi dan Komunikasi..............................9
B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B2 – Kepuasan Kerja............................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Rekomendasi...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Rekayasa Ide Gaya Kepemimpinan


Gaya kepemimpinan sangat penting dalam suatu organisasi/lembaga,
karena gaya kepemimpinan mencerminkan apa yang dilakukan pemimpin
dalam mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan visinya. Oleh
sebab itu, sebuah rekayasa ide dilakukan pada materi gaya kepemimpinan
untuk mendapatkan pemikiran yang lebih dan berbeda dari setiap individu.

B. Tujuan Tugas Rekayasa Ide


 Memenuhi tugas rekayasa ide dari mata kuliah kepemimpinan
 Membangun dan menumbuh kembangkan bakat dan karya tulis
mahasiswa dalam bentuk ide atau gagasan kreatifitas.
 Menambah pengetahuan mengenai sisi lain gaya kepimpinan dan
membuka wawasan baru.

C. Manfaat Tugas Rekayasa Ide


 Melatih mahasiswa dalam mengembangkan ide yang dimiliki
 Meningkatkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi secara lisan
maupun tulisan.

4
BAB III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
KEPEMIMPINAN

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan


Data berdasarkan buku
1. Judul : MORE ABOUT BEYOND LEADERSHIP 12 KONSEP KEPEMIMPINAN
2. Edisi : 1
3. Pengarang / Editor : Dr.Djokosantoso Moeljono
4. Penerbit : PT Elex Media Komputindo
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2008
7. ISBN : 978-979-27-2926-9

Gaya kepemimpinan erat hubungannya dengan kematangan dalam


bidang pekerjaan maupun dalam bidang psikologis yang membuat seorang
pemimpin mempunyai gaya yang berbeda dalam memimpin dengan pemimpin
lainnya. Gaya kepemimpinan tidak bergantung pada watak pemimpin.
Kemampuan pemimpin untuk mengerti dan mendalami kemampuan dan
kedewasaan bawahannya sangat berpengaruh pada gaya yang dipilihnya
dalam memimpin dan akhirnya akan berpengaruh pada pencapaian tujuan
yang dikehendaki.
Pemilihan gaya kepemimpinan lebih diutamakan pada persoalan
dengan siapa seorang pemimpin berhadapan atau, dengan perkataan lain,
siapa yang menjadi bawahannya.
Kemampuan merupakan salah satu unsur dalam kematangan,
yang berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh
dari pendidikan, latihan, dang pengalaman. Sementara kemauan merupakan
unsur lain dari kematangan yang bertalian dengan keyakinan diri dan
motivasi seseorang

B. Identifikasi Permasalahan Kepemimpinan Operasional


1. Permasalahan B1- Motivasi dan Komunikasi
Data berdasarkan jurnal
Judul Jurnal : Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan

5
Motivasi KerjaTerhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di
Jawa Timur
Penulis : Slamet Riyadi
Volume :

Menurut teori kontingensi dari Fiedler dalam Sujak (1990),


kepemimpinan yang berhasil bergantung pada penerapan gaya seorang
pemimpin terhadap tuntutan situasi. Aplikasi gaya kepemimpinan, dalam
proses adaptasi terhadap situasi dapat menempuh suatu proses:
1) memahami gaya kepemimpinannya, 2) mendiagnosa suatu situasi, dan 3)
menerapkan gaya kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan situasi.
Teori kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Robert House yang
disebut the path goal theory dalam kutipan Sujak (1990) mengemukakan
pada teori “pengharapan” dalam motivasi yang menyatakan bahwa orang
akan termotivasi oleh dua harapan berupa kemampuannya untuk
mengerjakan suatu tugas dan rasa percayanya bahwa jika pegawai tersebut
dapat mengerjakan tugas dengan baik akan memperoleh hadiah yang
berharga bagi dirinya. Menurut House, bila pemimpin memberi dorongan
yang lebih besar terhadap pemenuhan harapan tersebut, maka semakin besar
pula prestasi yang akan diperoleh para pegawainya. House dalam Sujak
(1990) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yang menjadi perilaku
seorang pemimpin yaitu: 1) kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi,
2) kepemimpinan direktif, 3) kepemimpinan partisipatif, 4) kepemimpinan
suportif. Teori yang dikemukakan oleh House ini menyatakan bahwa antara
pemimpin dengan bawahan dituntut komunikasi yang efektif, berupa
dorongan dari pemimpin kepada pegawainya dalam mempertemukan
antara tugas-tugas yang akan dikerjakan bawahan dengan harapan-harapan
yang ada pada pemimpin. Kepemimpinan situasional menggunakan dua
dimensi kepemimpinan yang sama seperti dikenali oleh Fiedler: perilaku
tugas dan hubungan. Tetapi Hersey dan Blanchard (1982) melangkah lebih
jauh dengan mempertimbangkan masing-masing dimensi sebagai tinggi atau
rendah dan kemudian menggabungkan semuanya menjadi empat perilaku
pemimpin yang spesifik: memberitahukan, menjual, berperan serta, dan
mendelegasikan (telling, selling, participating, delegation). Gaya
kepemimpinan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan
(Fadli, 2004). Gaya kepemimpinan yang baik akan berdampak pada
kinerja karyawan yang tinggi. Penelitian yang dilakukan Smat (2005)
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

6
terhadap motivasi kerja karyawan. Motivasi kerja menurut Gibson et al.
(1997) adalah kekuatan yang mendorong seorang karyawan yang
menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi merupakan hasrat di
dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.
Wahyusumidjo (1987) menyatakan bahwa motivasi merupakan daya dorong
sebagai hasil proses interaksi antara sikap, kebutuhan, dan persepsi
bawahan dari seseorang dengan lingkungan, motivasi timbul diakibatkan oleh
faktor dari dalam dirinya sendiri disebut faktor instrinsik, dan faktor yang
dari luar diri seseorang disebut faktor ekstrinsik.

2. Permasalahan B2 – Kepuasan Kerja


Data berdasarkan jurnal
Judul Jurnal : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional
dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi
Penulis : Kaiman Turnip, Dwina
Volume : Vol. IV Nomor 1, Juni 2012

Kepuasan kerja merupakan hal yang penting dimiliki oleh setiap orang
dalam bekerja. Tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mempengaruhi
seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga tujuan
perusahaan dapat dicapai dengan baik. Kepuasan kerja pada dasarnya
merupakan sesuatu yang bersifat individual, setiap individu memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku
dalam dirinya.
Kepuasan kerja adalah bentuk perasaan dan ekspresi seseorang ketika dia
mampu/tidak mampu memenuhi harapan dari proses kerja dan
kinerjanya. Timbul dari proses transformasi emosi dan pikiran dirinya
yang melahirkan sikap atau nilai terhadap sesuatu yang dikerjakan dan
diperolehnya. Coba saja kita lihat dalam lingkugan kerja. Bisa jadi
dtemukan beragam ekspresi karyawan. Ada yang murah senyum dan
tertawa, ada yang suka mengeluh, ada yang akrab dengan sesama mitra
kerja, ada yang senang mengisolasi diri, dan bahkan ada yang terbiasa
bereks[resi emosional marah-marah atau kurang bersahabat dengan
lingkungan kerja. Salah satu fakttor penyebab itu semua adalah
perbedaan derajat kepuasan kerja. Semakin tinggi derajat kepuasan kerja
semakin bersahabat sang karyawan dengan lingkungan kerja. Dengan kata
lain dia memeroleh nilai pengakuan dari lingkungan kerja.
Kepuasan kerja seseorang juga berhubungan dengan jenis pekerjaan yang
dilakoninya. Jenis-jenis pekerjaan yang menantang sangat disukai oleh

7
mereka yang memiliki posisi top manajemen. Sementara mereka yang
bekerja di tingkat operator atau staf sudah cukup puas kalau bekerja
sesuai dengan prosedur operasi standar. Itu semua juga tidak lepas dari
siapa dan seperti apa pemimpin lingkungan kerja tersebut.

8
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B1 – Motivasi dan Komunikasi


Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Ada yang
mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang
mengartikan motivasi sama dengan semangat. Sedangkan komunikasi
adalah suatu oroses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarkat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Motivasi memiliki hubungan yang erat dengan sikap dan perilaku yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap yang ada pada setiap individu berinteraksi
dengan nilai-nilai, emosi, peran, struktur sosial dan peristiwa-peristiwa
baru, yang bersama-sama emosi dapat dipengaruhi dan diubah oleh
perilaku. Perubahan sikap ini dimungkinkan karena pikiran manusia
adalah suatu kekuatan kompleks yang dapat mengadaptasi, mempelajari,
dan memproses setiap informasi dan perubahan baru yang diterimanya.
Motivasi itu sendiri dapat diartikan sebagai keadaan dalam diri
pribadi seseorang sehingga orang tersebut terdorong untuk melakukan
suatu kegiatan atau aktivitas. Oleh karenanya, motivasi mempunyai sifat
yang tidak akan lepas dari sifat manusia itu sendiri, dimana manusia
secara individual mempunyai kualitas eksistensi diri yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya. Tiap-tiap individu mempunyai latar
belakang dan sikap yang berbeda terhadap rangsangan yang ada,
sehingga motivasi yang muncul pada tiap-tiap individu pun berbeda-beda.
Beberapa cara dapat digunakan para pemimpin untuk memberikan
motivasi positif terhadap bawahannya, seperti penghargaan terhadap
pekerjaan yang dilakukan, penghargaan khusus secara pribadi, kompetisi,
partisipasi, kebanggaan atau kepuasan dan materi.
Sebuah penelitian menunjukkan pengaruh gaya kepemimpinan dan
penghargaan pada motivasi kerja karyawan. Penelitian tersebut ditujukan
untuk menguji pengaruh kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, dan
motivasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan responden yang berasal dari manajer menengah yang
bekerja di sebuah perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

9
kompensasi finansial tidak mempengaruhi motivasi kerja maupun kinerja
karyawan. Sedangkan gaya kepemimpinan secara signifikan
mempengaruhi motivasi kerja maupun kinerja karyawan.
Solusi yang didapatkan adalah dengan pemberian sebuah penghargaan
dalam bentuk kompensasi finansial ataupun pujian dari seorang pemimpin
kepada anggotanya akan meningkatkan motivasi kerja anggota yang
bersangkutan dan memberi pengaruh kepada anggota lain yang juga ingin
mendapatkan penghargaan tersebut.
Dalam konteks komunikasi, solusi yang didapatkan adalah seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, yang bisa
didapatkan secara alami (sifat bawaan) atau dilatih secara rutin untuk
mendapatkan hasil terbaik. Komukasi seorang pemimpin dengan
anggotanya memiliki tujuan untuk memperbaiki organisasi itu sendiri dan
untuk kemajuan organisasi. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
menyesuaikan perkataan dengan kondisi dan situasi organisasi/perusahaan
yang dipimpinnya.
Dua solusi diatas dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :

Motivasi :

1. Pemimpin mengidentifikasi situasi dan kondisi baik atau tidak


baik dalam organisasi/perusahaan yang dipimpinnya.
2. Pemimpin memahami sifat setiap pekerjanya, meski tidak secara
menyeluruh. Sikap yang ditampilkan pada keseharian bekerja
adalah sikap yang akan dihadapi seorang pemimpin sehingga
tidak diharuskan untuk meneliti seorang pekerja secara
mendalam.
3. Seorang pemimpin harus memiliki wibawa yang ditampilkan
secara langsung melalui ekspresi dan prilaku di hadapan
anggotanya untuk menghindari adanya pemikiran merendahkan
oleh anggotanya.
4. Pemimpin memiliki inisiatif untuk meningkatkan kinerja para
pekerjanya dengan memberikan penghargaan pada pekerja pada
periode tertentu melalui evaluasi hasil kerja.
5. Pemimpin tidak sungkan untuk berinteraksi langsung pada
bawahannya untuk melihat situasi nyata dari laporan-laporan
yang diterima.
6. Penghargaan yang diberikan oleh pemimpin tidak harus
berbentuk materi, pujian dan peningkatan jabatan dapat
dijadikan penghargaan bagi anggotanya.

10
Komunikasi :

1. Pemimpin melakukan identifikasi situasi untuk menyesuaikan


dengan tindakan yang akan dilakukannya
2. Pemimpin sering menyapa anggotanya dan berbincang singkat pada
beberapa anggota
3. Pemimpin tidak sungkan berbagi pengalaman pada anggotanya
4. Pemimpin memiliki wibawa yang membuat anggotanya
mendengarkan dengan baik ketika dia berbicara
5. Pemimpin dapat menjawab pertanyaan yang diajukan anggotanya
dan jika tidak dapat menjawab pemimpin tidak sungkan untuk
bertanya kepada anggota lain.
6. Pemimpin harus intens berkomunikasi pada pekerja secara langsung
ataupun tidak langsung.
7. Setiap perkataan atau pesan yang disampaikan seorang pemimpin
haruslah memiliki isi dan makna yang jelas dan konstan.
8. Tidak kaku pada anggotanya,

B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B2 – Kepuasan Kerja


Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang
atas peranan atau pekerjaanya dalam organisasi. Tingkat rasa puas
individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-
macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja.
Jadi kepuasan kerja menyangkut psikolgis individu di dalam organisasi,
yang diakibatkan oleh keadaan yang ia rasakan dari lingkungannya.
T. Hani Handoko (2000 :193-194) mengemukakan bahwa kepuasan
kerja (Job Satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan para karyawan memandang pekerjaan
mereka . waktu/lama penyelesaian merupakan pencerminan perasaan
seseorang terhadap pekerjaanya. Ini dapat dilihat dari sikap positif
karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungannya.
Tingkat kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi kerjanya karena yang akhirnya berpengaruh pada
efektivitas organisasi. Dan juga kepuasan kerja pegawai tidak cukup
hanya diberikan insentif saja akan tetapi pegawai juga membutuhkan
motivasi, pengakuan dari atasan atas hasil pekerjaanya. Situasi kerja yang
tidak monoton dan adanya peluang untuk berinisiatif dan berkreasi.
Solusi yang didapatkan untuk masalah kepuasan kerja terletak pada 3
faktor, yaitu jenis pekerjaan, pemipin, dan pekerja itu sendiri. Seorang

11
pekerja akan mendapatkan kepuasan apabila dia mencintai pekerjaannya,
bekerja dengan sepenuh hati, dan memfokuskan diri untuk sebuah projek
secara utuh tanpa beralih pada projek lain, sehingga projek-projek itu
dikerjakan secara menyicil. Tidak lupa bahwa seorang pekerja harus
menerima kekurangan dan kelebihan dirinya, juga memaklumi sikap
pekerja lain terutama sikap pemimpinnya. Sementara pada sisi pemimpin,
pemimpin disarankan untuk mendedikasikan dirinya untuk organisasi dan
seluruh item di dalamnya. Pemimpin harus bisa memaklumi dan
memaafkan kesalahan yang dilakukan anggota dan memberikan motivasi
serta pengarahan lebih kepada anggotanya agar tidak melakukan
kesalahan lagi di masa yang akan datang. Semakin peduli seorang
pemimpin pada organisasinya, semakin puas dia akan dirinya sendiri
begitu pula pada rasa puas anggotanya.
Berikut langkah-langkah untuk mencapai kepuasan dalam bekerja :
Pekerja :
1. Memfokuskan diri untuk satu pekerjaan dan dilakukan satu persatu
2. Mengerahkan seluruh usaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
baik dan tepat waktu
3. Tidak bermalas-malasan dan terus mencari pengetahuan
4. Bekerja dengan landasan niat dan semangat, bukan hanya untuk
mendapat gaji.

Pemimpin :

1. Mendedikasikan diri untuk organisasi


2. Memaklumi dan memaafkan kesalahan anggota dengan berbagai
pertimbangan di dalamnya
3. Mengerahkan seluruh usaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
baik dan tepat waktu
4. Dapat membagi waktu antara pekerjaannya dan komunikasi dengan
anggotanya
5. Bekerja dengan landasan niat dan semangat, bukan hanya untuk
mendapat gaji
6. Bekerja semaksimal mungkin tanpa menyakiti diri sendiri

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gaya kepemimpinan secara signifikan mempengaruhi motivasi kerja maupun
kinerja karyawan, dan motivasi kerja secara signifikan mempengaruhi kinerja
karyawan. Kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti dan mendalami
kemampuan dan kedewasaan bawahannya sangat berpengaruh pada gaya
yang dipilihnya. Mempelajari pendekatan-pendekatan dalam gaya
kepemimpinan sangat bermanfaat apabila kita benar-benar memimpin di
lapangan dan menghadapi pengikut dengan berbagai latar belakang, naik
pendidikan maupun sikap yang berbeda. Bila pemimpin memberi dorongan
yang lebih besar terhadap pemenuhan harapan tersebut, maka semakin besar
pula prestasi yang akan diperoleh para pegawainya. Kepuasan kerja
merupakan hal yang penting dimiliki oleh setiap orang dalam bekerja.
Tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mempengaruhi seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai
dengan baik.

B. Rekomendasi
Rekomendasi untuk mencapai tujuan
Beberapa aspek yang belum tercapai dalam tujuan penulisan perlu ditinjau
ulang dan diselesaikan pada kegiatan sejenis di masa yang akan datang.
Penulisan rekayasa ide dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir
pembaca dan kemampuan kritik yang dapat diterapkan dalam lingkup
pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Moeljono, Djokosantoso. 2008. More About Beyond Leadership. Jakarta:Pt Elex


Media Komputindo.

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/pengertian-kepuasan-kerja.html?
m=1

https://www.kompasiana.com/www.kresensia_01.com/54f7a3ffa333112a1f8b464e/
hubungan-kepemimpinan-dan-komunikasi-dalam-organisasi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Motivasi

14

Anda mungkin juga menyukai