Anda di halaman 1dari 18

MINI RISET, REKAYASA IDE, DAN PROJECT

“EVALUASI PENDIDIKAN”
DOSEN PENGAMPU: YENNI MARITO.M.Pd.M.PS

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
SENDARI FELIDA NABABAN (7223343015)
SARTIKA (7221143005)
ANISA ARYANI (7221143006)
NADIA INDAH LESTARI (7223343020)
YOGA SAPUTRA MANIHURUK (7223343017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami. Dalam penyelesaian
makalah ini, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak merupakan penunjang yang paling
penting, agar kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin, sesuai waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang tulus dan sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini, terutama kepada Ibu dosen
Yenni Mrito M.Pd. M.Psi yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada kami.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak begitu sempurna, karna masih
banyak kesalahan yang tidak dapat dihindari. Dengan keterbatasan juga pengetahuan kami yang
belum seberapa. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca, yang bersifat membangun terutama bagi kami.

Medan, 22 Mei 2022

Kelompok 7,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 rumusan masalah
1.3 tujuan penelitian
1.4 manfaat penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian evaluasi pendidikan
2.2 karakteristik dan fungsi evaluasi
2.3 prinsip-prinsip evaluasi
2.4 ciri-ciri evaluasi hasil belajar
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 teknik pengumpulan data
3.2 analisis data
3.3 dokumentasi
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1mini riset
4.2 rekayasa ide
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari evaluasi. Manfaat
dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pembelajaran dalam rangka
meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu begitu pentingnya guru mengadakan analisis
butir soal (distraktor, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan
reliabilitas instrument.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisah dari upaya apapun yang
terprogram. Melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan tugas pokok seorang evaluator
dalam manajemen sekolah, namun tidak berati hanya evaluator saja yang harus memahami
model-model evaluasi program pembelajaran tetapi para pendidik dan calon pendidik serta
praktisi lain.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan
efektivitas instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran.
Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil belajar, yaitu terhadap
guru. siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis untuk guru terutama untuk mendiagnosis
keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk merevisi dan mengembangkan pembelajaran
dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa
mengoreksi kesalahan belajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa karakteristik dan fungsi evalusi?
2. Apa prinsip-prinsip evaluasi belajar?
3. Apa ciri-ciri evaluasi hasil belajar siswa?
4. Bagaimana hasil dari pembelajaran yang telah dipaparkan guru?
5. Bagaimana evaluasi dari hasil belajar siswa?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengevaluasi hasil dari belajar siswa di SMA PAB 4 SIMPALI
2. Untuk mengetahui sebagaimana dukungan guru dalam bidang akademik dan non-akademik
siswa
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran guru sudah sesuai dengan
kondisi minat siswa di kelas
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN
Evaluasi adalah proses penilaian. Evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran
akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan. Evaluasi merupakan hal
yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Evaluasi merupakan
bagian dari proses dan secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut evaluasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pembelajaran. Selain itu evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan atau mengenai hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Groundland
dalam Ali Hamzah menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai. Jadi,
evaluasi adalah proses penilaian untuk mengetahui hasil dari tujuan pendidikan. Evaluasi harus
dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang
dievaluasi. Definisi lain yang berkaitan dengan proses pengukuran hasil belajar siswa, yaitu
evaluation is a process of making an assessment of a student’s growth. Evaluasi merupakan
proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian perkembangan
siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisinya di dalam kegiatan
kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh seorang guru karena pada umumnya siswa
masuk kelas dengan kemampuan yang bervariasi.
Tujuan evaluasi dari segi siswa adalah dapat mengetahui apakah hasil siswa tersebut
memuaskan. Dilihat dari segi guru adalah untuk menentukan apakah siswa yang dievaluasi sudah
memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya, apakah metode yang digunakan
sudah tepat, dan apakah materi yang sudah diajarkan sudah baik. Dilihat dari segi sekolah adalah
untuk mengetahui kondisi pembelajaran di sekolah. Tujuan evaluasi tersebut mencakup subjek
pendidikan pada umumnya. Tujuan dilaksanakannya evaluasi pendidikan adalah untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan yang diperoleh peserta didik sehingga dapat diketahui
tingkat kecerdasannya. Selain untuk mengevaluasi peserta didik, kegiatan evaluasi juga dapat
mengevaluasi pendidik yaitu sejauh mana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sekolah juga dapat mengetahui kondisi pembelajaran yang
terjadi di sekolah. Gilbert Sax dalam Zainal Arifin menyatakan bahwa tujuan evaluasi dan
pengukuran untuk menyeleksi, menempatkan, mendiagnosis, dan memperbaiki kurikulum,
evaluasi formatif dan sumatif, dan mengembangkan teori. Scriven dalam Zainal Arifin
menyatakan bahwa fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif
dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum
yang sedang dikembangkan, sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan
mengenai kebaikan dari sistem keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila
pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai. Hal ini berarti fungsi evaluasi berupa
fungsi sumatif dapat terlaksana setelah fungsi formatif terlaksana. Fungsi evaluasi berdasarkan
pada pemberian instrumen jenis tes dibagi menjadi fungsi penempatan, formatif, diagnostik, dan
sumatif.
Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat”
biasanya disebut juga dengan istilah “instrumen”. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal
dengan instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi adalah alat ukur yang digunakan dalam rangka
kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik. Jadi, alat evaluasi adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu pencapaian.
Alat atau instrumen yang digunakan dalam kegiatan evaluasi berupa tes dan non tes. Terdapat
beberapa ragam yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar
siswa. Pemilihan ragam evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan evaluasi, waktu yang tersedia,
tugas yang dilakukan siswa, dan materi yang telah diajarkan. Secara umum ragam evaluasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Tes Tulis
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas
yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana
seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan
dan keterampilan. Teknik evaluasi tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes
tertulis menghendaki siswa memberikan jawaban secara tertulis. Jenis tes tertulis dibedakan
menjadi tes objektif (misalnya bentuk benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, isian, dan
jawaban singkat) dan tes uraian (meliputi uraian objektif dan uraian non-objektif). Tes lisan
dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan siswa. Tes perbuatan adalah tes yang
penyampaiannya dilakukan tertulis atau lisan dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dalam
perbuatan atau penampilan. Untuk menilai tes perbuatan biasanya digunakan format pengamatan.
b. Non-Tes
Teknik evaluasi non tes dilakukan melalui pengamatan, penugasan, portofolio, dan
wawancara. Teknik observasi dilakukan oleh guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa
dengan mengamati tingkah laku, penampilan, dan kemampuannya selama kegiatan observasi
berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara berkelompok atau secara individu.
Observasi memerlukan format pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penugasan
dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam
mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang diperoleh. Portofolio dilakukan dengan
mengumpulkan semua hasil kerja dan tugas siswa yang diberi komentar guru untuk melihat
tingkat kemajuan siswa. Wawancara hamper sama dengan tes lisan, tetapi dalam wawancara
guru bertujuan untuk mengungkapkan lebih lanjut mengenai hal-hal yang dirasa kurang jelas.
Wawancara juga dapat dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa tanpa berniat untuk
menilainya.

2.2 KARAKTERISTIK DAN FUNGSI EVALUASI


evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, diantaranya
sebagai berikut:
a. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi. Hal ini terjadi
misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yang tidak tampak dari
siswa.
b. Lebih bersifat tidak lengkap. Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu maka
hanya merupakan sebagian fenomena saja.
c. Mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Ini berarti, hasil penilaian tergantung pada tolok
ukur yang digunakan oleh guru.
Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi dalam proses belajar
mengajar, yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-
nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
b. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar.
c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
d. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
f. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
2.3 PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Terdapat satu prinsip umum dalam kegiatan evaluasi yang dikenal sebagai triangulasi
atau hubungan erat tiga komponen yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran (KBM),
dan evaluasi.
Bagan Triangulasi Kegiatan Evaluasi

TUJUAN

KBM EVALUASI

Penjelasan dari bagan triangulasi di atas adalah sebagai berikut:


a) Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru hendaknya mengacu pada tujuan yang
akan dicapai. Anak panah yang mengarah antara keduanya memiliki makna bahwa kegiatan
pembelajaran (KBM) mengacu pada tujuan dan dari tujuan dilanjutkan dengan pemikiran
mengenai kegiatan pembelajaran.
b) Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Anak panah yang mengarah dari evaluasi menuju ke tujuan bermakna bahwa kegiatan evaluasi
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan sudah tercapai. Sebaliknya, anak panah yang
mengarah dari tujuan ke evaluasi memiliki makna bahwa dalam menyusun alat evaluasi harus
mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
c) Hubungan antara KBM dengan evaluasi
Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Sebagai contoh, apabila kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih menonjolkan
aspek keterampilannya maka evaluasi yang dilakukan juga harus mengukur tingkat keterampilan
siswa, bukan sekedar tingkat pengetahuannya.
Pendapat lain mengenai prinsip-prinsip evaluasi hasil belajar sebagai berikut:
a. Kontiunitas yakni evaluasi tidak boleh dilakukan secara incidental karena pembelajaran
itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu.
b. Komprehensif yakni dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus
mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi.
c. Adil dan objektif yakni dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih
kasih. Guru juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
d. Kooperatif yakni dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerjasama dengan semua
pihak, seperti orang tua peserta didik, sesame guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil
evaluasi, dan pihak tersebut merasa dihargai.
e. Praktis yakni mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
2.4 CIRI-CIRI EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi hasil belajar memiliki ciri-ciri yang khas yang membedakan dengan bidang kegiatan
yang lainnya. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
a. Evaluasi dilakukan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar siswa, di mana
pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Guru dapat menggolongkan
kemampuan siswanya dengan melakukan evaluasi.
b. Pengukuran dalam rangka menilai hasil belajar siswa pada umumnya menggunakan
ukuran kuantitatif atau dengan simbol-simbol berupa angka. Hasil pengukuran tersebut
kemudian dianalisis dengan metode statistik, selanjutnya diinterpretasikansecara
kualitatif.
c. Pada kegiatan evaluasi hasil belajar pada umumnya digunakan unitunit atau satuan yang
tetap. Penggunaan unit-unit atau satuan yang tetap didasarkan pada teori yang
menyatakan bahwa setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen.
d. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu bersifat relatif. Hasil
evaluasi terhadap keberhasilan belajar siswa pada umumnya tidak selalu menunjukkan
kesamaan atau keajegan.
e. Kegiatan evaluasi hasil belajar tidak dapat dihindarkan dari kekeliruan pengukuran.

BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang dimanfaatkan peneliti pada saat mengumpulkan data
penelitiannya. Dalam menyusun penelitian ini, peneliti memanfaatkan metode penelitian
kualitatif. Gill et al (2008) mengemukakan terdapat beberapa macam metode pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, analisis visual, studi pustaka, dan interview
(individual atau grup).
.3.1TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
observasi,wawancara dan dukumentasi.proses yang kamipertama kaminlakukan adalah dengan
mendatangi tempat penelitian,mengamati objek dalam penelitian,dan bertemu langsung dengan
guru SMA PAB 4 SAMPALI untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian.pengumpulan data penelitian berdasarkan cara memperolehnyadilakukan
menggunakan teknik angket,yaitu data yang dihasilkan dan diolah sendiri berdasarkan angket
yang kami buat.
a. Observasi
Tahap awal yang dilakukan adalah mengobservasi kegiatan kelas pada SMA PAB 4
SAMPALImengenai evaluasi pendidikan siswa pada kelas xi ips 1di sekolah tersebut.
b. Angket
Angket merupakan bagian dari teknik yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini
peneliti anggap sebagai keadaan dimana informasi diperoleh dengan melanjutkan teknik
pengamatan yaitu mengenai angket dengan menanyai informan. Dalam hal ini adalah
dengan mengasi angket kepada siswa XI IPS1,guna menghasilakn informasi yang mampu
menjawab permasalahan di dalam penelitian ini. Pada tahap ini peneliti melakukan
membuat angket dengan menaruh pertanyaan menfenai evaluasi pembelajaran pada siswa
dalam mengikuti pembelajaran maupun kendala yang sering terjadi dalam
pembelajaran.penelitian ini dilakukan untuk memperoleh keterangan mengenai evaluasi
pembelajaran pada siswa XI IPS 1

3.2 ANALISIS DATA


Analisis data merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk
mengorganisasikan data dan memilih data, menjadi suatu satuan yang dapat dikelola agar
memiliki nilai ilmiah yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Analisis
data dalam penelitian ini yaitu dengan merefleksi hasil observasi, angket, dan cacatan lapangan.

1. Analisis Data Kualitatif


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
Teknik analisis data kualitatif merupakan pengolahan data yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati (Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong, 2011: 4). Teknik analisis data
kualitatif mengacu pada metode analisis dari Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:204),
dengan langkah teknik sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses penyeleksian dan penyerderhanaan data melalui
seleksi, memfokuskan, dan pengabstrakan data mentah ke pola yang terarah.
b. Penyajian data
Penyajian data merupakan upaya untuk menyusun informasi secara sistematis dan lebih
sederhana supaya lebih mudah untuk dipahami.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data. Data yang telah
terkumpul kemudian disajikan dalam kalimat yang sangat singkat dan padat namun
memiliki arti yang luas.

2. Analisis data angket


angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi/data dari sumbernya secara langsung. Kuesioner dapat disebut juga sebagai
wawancara tertulis karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis
yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.
3.3 DOKUMENTASI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 MINI RISET
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah, 2008: 63). Di dunia
pendidikan terutama dalam kegiatan belajar, kelangsungan dan keberhasilan proses belajar
mengajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan faktor non-intelektual
juga sangat berperan penting dalam menentukan hasil belajar, salah satunya kemampuan siswa
untuk memotivasi dirinya. Menurut Daniel Goleman (2004: 44) kecerdasan intelektual (IQ)
hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% diisi oleh kekuatankekuatan lain,
salah satunya kecerdasan emosional seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,
mengatasi frustasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati, berempati dan berdoa.
Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam proses belajarnya akan bersungguhsungguh
sampai mampu memahami apa yang dipelajari, dan mendapatkan hasil belajar dengan nilai yang
tinggi dan memuaskan.Sardiman A. M. (2006: 75) motivasi belajar adalah daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
pencapaian tujuan yang dikehendaki siswa tersebut. Hasil belajar akan optimal kalau ada
motivasi yang tepat. Setiap motivasi belajar yang dimiliki siswa akan mempengaruhi hasil
belajarnya, karena setiap orang mempunyai kadar motivasi yang berbeda-beda maka hasil belajar
yang diperoleh juga berbeda-beda. Menurut Ali Imron (Eveline Siregar & Hartini Nara, 2011:
53-54) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran,
salah satunya kondisi psikis pembelajar. Hal ini dapat terlihat jika seseorang kondisi psikisnya
tidak bagus misalnya sedang stress atau gangguan emosi lainnya maka motivasi juga akan
menurun tetapi sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus, gembira, atau
menyenangkan maka kecenderungan motivasinya tinggi. Salah satu permasalahan kondisi psikis
dapat terlihat dari adanya pikiran negatif atau irasional seperti perasaan cemas ketika akan
menghadapi ulangan atau takut salah dalam mengerjakan tugas. Kegagalan yang pernah dialami
juga akan mempengaruhi keyakinan irasionalnya, dia menganggap dirinya bodoh dan kesalahan
tersebut tidak dapat diperbaiki dengan begitu memperlihatkan siswa kurang mempunyai
keinginan berhasil. Perasaan tersebut dapat mempengaruhi semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, entah membenci gurunya atau mata pelajarannya sehingga hasil belajar
juga tidak akan optimal. Menurut Ellis (Gantina K., Eka W., & Karsih, 2011: 211) pikiran yang
irasioal akan menghambat individu dalam mencapai tujuan-tujuan.Sama halnya yang terjadi pada
sebagian siswa kelas XI IPS1,mereka memiliki masalah Evaluasi Pembelajaran yang masih
rendah. Berdasarkan observasi disekolah beberapa siswa yang diduga mempunyai evaluasi
pembelajaran rendah, siswa-siswa tersebut mengatakan bahwa mereka kurang mempunyai
dorongan mengikuti pembelajran.
Siswa yang mengalami masalah kurangnya evaluasi pembelajaran dikelas XI IPS I terlihat
kurang berkeinginan untuk berhasil dan berprestasi. Berdasarkan observasi dikelas terhadap
siswa kelas XI IPS I yang mengalami masalah kurangnya evaluasi pembelajaran karna adannya
perasaan ketidakmampuan dalam menghadapi sebuah pembelajaran.
Dari hasil pengamatan siswa kelas XI IPS I dan hasil angket yang sudah didisi dengan topic
Evaluasi Pembelajaran, maka ditemukan hasil sebagai berikut:
Hsil pengamatan

Dari hasil forum jawaban angket yang telah diisi oleh 20 orang siswa dari total keseluruhan 28
siswa dan 8 siswa tidak mengisi angket dikarenakan dalam kondisi tidak membawa handphone
maka bobot penilaian evaluasi pembelajaran pada peserta didik kelas XI IPS I dapat disimpulkan
sebagai berikut.

4.2 REKAYASA IDE


ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL
Originalitas Ide
Ide yang dikemukan di dalam makalah ini adalah ide yang didapatkan penulis dari sebuah skripsi
hasil penelitian mahasiswa. Menurut penulis pembelajaran kooperatif sederhana semacam ini
mungkin dapat berguna untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Prancis khususnya dalam
hal berbicara para peserta didik Karena setiap manusia itu unik dan berbeda dari yang lain,
mungkin tidak semua ide yang dikemukakan oleh penulis efektif kepada semua orang.
Permainan ini memiliki keunggulan sebagai berikut :
• Bersumber dari peneliti berpendapat bahwa metode ini lebih mengedepankan keada aktivitas
siswa dalam berdiskusi, mengolah, dan saling mengajarkan antar siswa.
• Dari segi kognitif nilai yang dihasilkan melalui metode ini dapat meningkat
• Dari segi psikomotorik atau keterampilan, siswa dapat lebih aktif dalam menulis dan
mengekspresikan ide- ide.
• Perseptif motivasional yang berupa nilai afektif ikut berkembang dengan penerapan dan
kebiasaan untuk disiplin waktu dalam mengerjakan, berargumentasi, dan berdiskusi dalam
kelompok.
Adapun kelemahan dari permainan ini adalah :
• Waktu diskusi dan bertukar pendapat tentunya tidak daapat diselesaikan dalam waktu yang
singkat.
• Hanya dapat dilakukan oleh peserta dengan jumlah genap.
Konteks Sosial
Ide yang dikemukakan oleh penulis dapat dipraktekkan oleh siswa maupun mahasiswa yang
belajar bahasa Prancis, karena perangkat yang diperlukan dapat dipersiapkan sendiri oleh siswa
maupun mahasiswa. Di zaman ekonomi global pelajar harus diberi bekal pengetahuan tentang
bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Prancis, agar siap untuk menghadapi persaingan
dalam dunia kerja.
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI
Adapun perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan inovasi terhadap ide ini yaitu :
a. Materi pembelajaran yang sudah terorganisir
Susunlah materi yang akan digunakan secara terorganisir dan berurut sehingga memudahkan
siswa untuk memahami dari materi pembelajaran tersebut. Dalam menyusun materi yang akan
diberikan kepada siswa, guru juga dapat melakukan inovasi terhadap materi tersebut, seperti
penggunaan warna- warna dan gambar lucu pada materi tersebut. Namun hal tersebut masih
berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
b. Siswa sebagai pelaksana ide ini
Siswa merupakan objek sekaligus subjek pada penelitian ini, maka dari itu sebelum mengikuti
pelajaran menggunakan metode ini, siswa diharapkan siap dan mampu untuk mengikutinya.
Peluang keterwujudan
Peluang keterwujudan dari ide ini sangat besar, karena ide ini tidak memerlukan banyak
perangkat, cukup ateri pembelajaran yang sudah terorganisir serta para siswa yang menjadi
pelaku sekaligus objek dalam penelitian ini dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan
menulis mereka serta masih tetap membutuhkan pengawasan dari guru sebagai pengorganisir
dari ide ini.
Nilai-nilai inovasi
Ide yang dikemukan oleh penulis ini memiliki nilai-nilai inovasi sebagai berikut :
1. Permainan ini dapat memancing minat siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses
belajar di kelas.
2. Dengan permainan ini siswa dapat terpacu untuk mau lebih belajar lagi dan memperbanyak
kosa katanya untuk kegiatan menulis, serta ikut memberi pendapat mengenai proses belajar yang
sudah dilaluinya.
Perkiraan dampak
Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh ide yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Semangat belajar siswa dapat meningkat karena proses belajar mengajar lebih hidup dan
menyenangkan.
2. Anggapan bahwa belajar bahasa itu membosankan akan hilang dari persepsi para si

BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Setelah menyebarkan angket dan menganalisi data hingga bisa di simpulkan bahwa suatu proses
dalam pembelajaran untuk menilai dan mnegetahui berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran
tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahawa evaluasi adalah salah satu aspek penting
sebagai penentu pembelajaran sehingga evaluasi harus direncanakan dengan sebaik-baiknya agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat evaluasi standar
yang dapat digunakan dalam evaluasi pembelajaran tematik di sekolah dasar.

5.2 Saran
Evaluasi dapat dijadikan inovasi pengembangan pembelajaran disekolah pada pelaksaaan
evaluasi pembelajaran agar lebih efektif dan praktis pelaksanaannya. Oleh karena itu sekolah
diharapkan dapat menerapkan peleksanaan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan aplikasi
quizizz agar lebih efektif dan praktis pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai