. Dosen Pengampu .
Psikologi Pendidikan Mahdar Ernita M.Ed
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 14:
MHD. RAFLI HARAHAP
SINTA PARASWATI
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukurnya kami panjatkan kepada ALLAH SWT, yang atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Adapun tugas ini untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak banyaknya kepada
dosen mata kuliah Pengantar ilmu ekonomi yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya khususnya dan pihak lain nya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Evaluasi ?
2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3. Apa saja ragam evaluasi ?
4. Apa syarat dan ragam alat evaluasi ?
5. Bagaimana indikator prestasi belajar ?
6. Bagaimana batas minimal prestasi belajar ?
7. Apa itu evaluasi prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, ragam, syarat dan ragam
alat evaluasi.
2. Agar mengetahui indikator, batas minimal dalam prestasi belajar.
3. Agar mengetahui tentang evaluasi prestasi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
1
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
139
2
Ibid hal 140
5
hasil belajar adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat
dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar
adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan
mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya
untuk mengambil keputusan. Evaluasi hasil belajar merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.3
3
Wayan Nurkancana dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Hal:
25-46
6
belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi
pemanfaatan kecerdasan siswa.
e) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar. Dengan demikian,
apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya
prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru sangat dianjurkan mengganti
metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
2. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan.4
3. Fungsi Evaluasi
a) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisisan buku rapor.
b) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c) Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d) Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
bimbingan dan konseling (BK).
e) Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang
meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat proses mengajar-
belajar.5
C. RAGAM EVALUASI
1. Pre-test dan Post-test
4
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
140-141
5
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: Maliki Press. Hal 55
7
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi
taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test
adalah kebalikan dari pretest, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru
pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf
penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
2. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi pengusaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum
dikuasai siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan
pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah
untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnistik,
yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar
siswa.
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada
akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
6. UAN/UN
8
Ujian Akhir Nasional atau Ujian Nasional pada prinsipnya sama dengan
evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.6
6
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
142-143
9
b. Tes ‘B-S’ dalam beberapa segi tertentu dianggap sangat rendah tingkat
reliabilitasnya.
2) Tes Pilihan Berganda, Item-item dalam tes pilihan berganda biasanya berupa
pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari
empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal. Pada zaman
modern sekarang ini, dunia pendidikan khususnya di Barat sudah mulai
meninggalkan tes pilihan berganda kecuali untuk keperluan-keperluan di luar
pengukuran prestasi belajar. Alasan-alasan ditinggalnya jenis tes ini ialah:
a. Kurang mendorong kreatifitas ranah cipta dan karsa siswa, karena ia
hanya merasa disuruh berspekulasi, yakni menebak dan menyilang
secara untung-untungan.
b. Sering terdapat dua jawaban (di antara empat atau lima alternatif) yang
identik atau sangat mirip, sehingga terkesan kurang diskriminatif.
c. Sering terdapat satu jawaban yang sangat mencolok kebenarannya,
sehingga jawaban-jawaban lainnya terlalu gampang untuk ditinggalkan.
3) Tes Pencocokan (Menjodohkan), Tes pencocokan disusun dalam dua daftar yang
masing-masing memuat kata, istilah, atau kalimat yang diletakkan bersebelahan.
4) Tes Isian, Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, yang
pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu dikosongkan.
5) Tes Perlengkapan, Cara menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama
dengan cara menyelesaikan tes isian. Perbedaannya terletak pada kalimat-
kalimat yang digunakan sebagai instrumen. Dalam tes melengkapi kalimat-
kalimat yang tersusun dalam bentuk karangan atau cerita pendek, tetapi dalam
bentuk kalimat-kalimat yang berdiri sendiri.
b) Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi
belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti, seperti yang
digunakan untuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya
jawaban yang diberikan oleh para siswa. Instrumen evaluasi mengambil bentuk
10
essay examination, yakni soal ujian mengharuskan siswa menjawab setiap
pertanyaan dengan cara menguraikan atau dalam bentuk karangan bebas.7
7
Dr. Suke Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia hal 9-11
8
Dr. Anurrahman. 2010. Belajaran dan Pembelajaran. Cet.4. Bandung: Alfabeta .204-205
11
norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses
mengajar-belajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut ialah :
1. Norma skala angka dari 0 sampai 10.
2. Norma skala angka dari 0 samapai 100.9
G. EVALUASI PRESTASI KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR
1. Evaluasi Prestasi Kognitif
9[9]
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
150
10[10]
Ibid 152-155
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
13
1. Semoga dengan adanya makalah ini pembaca, khusunya pendidik, atau calon
pendidik dapat memberikan perhatian lebih dalam hal yang berkaitan dengan
evaluasi sehingga seorang pendidik akan mempunyai dasar yang kuat dalam
melakukan penilaian terhadap siswanya.
2. Akan lebih baik apabila pembaca, utamanya bagi pendidik ataupun calon
pendidik untuk lebih memperdalam pengetahuannya dalam hal evaluasi
pembelajaran dan menerapkan proses evaluasi tersebut secara benar dan tepat.
3. Hendaknya pembaca ataupun tenaga pengajar tidak mengabaikan serta tidak
bertindak asal-asalan dalam kaitannya dengan proses evaluasi pembelajaran.
4. Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengerti, memahami,
serta mengetahui kajian-kajian tentang evaluasi pembelajaran.
14
DAFTAR PUSTAKA
15