Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah  

. Dosen Pengampu       .
Psikologi Pendidikan Mahdar Ernita M.Ed

MAKALAH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 14:
MHD. RAFLI HARAHAP
SINTA PARASWATI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukurnya kami panjatkan kepada ALLAH SWT, yang atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Adapun tugas ini untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak banyaknya kepada
dosen mata kuliah Pengantar ilmu ekonomi yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya khususnya dan pihak lain nya.

Pekanbaru, 15 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
C. Rumusan Masalah ................................................................................2
BAB II PRODUKSI........................................................................................3
A. Konflik sosial........................................................................................3
B. Penyebab konflik..................................................................................9
C. Pengatruran konflik..............................................................................12
BAB III PEUTUP...........................................................................................15
A. Kesimpulan...........................................................................................15
DAFTAR ISI...................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Evaluasi belajar dan pembelajaran sangatlah penting utamanya di dunia


pendidikan. Hal ini dikarenakan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pencapaian peserta didik dalam menempuh mata pelajaran yang
telah disajikan. Sehingga untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dapat tercapai, apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil
mencapai sasaran, apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat, apakah
sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk
mencapai tujuan, dan apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah
berfungsi dengan baik, digunakan suatu evaluasi untuk semua hal tersebut. Peran
evaluasi merupakan hal yang sangat penting dan keberadaannya tidak dapat
tergantikan. Dengan adanya evaluasi seorang pengajar akan mampu melihat
perkembangan dari setiap peserta didiknya dan dapat melakukan tindakan lebih
lanjut manakala peserta didiknya mengalami kemunduran dalam pencapaian
hasil belajar atau peserta didik belum mampu mencapai prestasi yang optimal.
Sehingga untuk dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan
benar, seorang pendidik atau guru dipersyaratkan mengetahui berbagai dimensi
yang terkait dengan evaluasi. Terutama yang berkaitan dengan hakikat evaluasi,
prinsip-prinsip evaluasi, jenis-jenis evaluasi dan prosedur evaluasi di dalam
pembelajaran. Untuk itu, di dalam makalah ini kami akan mengulas hal-hal
penting yang erat kaitannya dengan evaluasi belajar dan pembelajaran. Sehingga
nantinya dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau acuan dalam melakukan
proses evaluasi.

3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Evaluasi ?
2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3. Apa saja ragam evaluasi ?
4. Apa syarat dan ragam alat evaluasi ?
5. Bagaimana indikator prestasi belajar ?
6. Bagaimana batas minimal prestasi belajar ?
7. Apa itu evaluasi prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, ragam, syarat dan ragam
alat evaluasi.
2. Agar mengetahui indikator, batas minimal dalam prestasi belajar.
3. Agar mengetahui tentang evaluasi prestasi kognitif, afektif, dan
psikomotor.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVALUASI

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa


mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata
evaluasi adalah assessnment yang menurut Tardif (1989) berarti proses
penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assessnment
ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih masyhur dalam dunia
pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan.1
Assessnment menurut Petty (2004) mengukur keluasan dan kedalam
belajar, sedangkan evaluasi yang berarti mengungkapkan dan pengukuran
hasil belajar yang pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi
siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.2
Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain
di dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian. Siapapun yang melakukan
tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaan-nya. Pendidik harus
mengetahui sejauhmana peserta didik telah menyerap dan menguasai materi
yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi
tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang
pendidik (guru) melakukan evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru
harus melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran

1
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
139
2
Ibid hal 140

5
hasil belajar adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat
dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar
adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan
mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya
untuk mengambil keputusan. Evaluasi hasil belajar merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.3

B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI


1. Tujuan Evaluasi
a) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru
dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses
belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan
pembantu kegiatan belajar siswanya itu.
b) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai
penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat
dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
c) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini
berart dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha
siswa. Hasil yang baik pada umumnya menunjukan tingkat usaha yang efisien,
sedangkan hasil yang buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien.
d) Untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas
kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan

3
Wayan Nurkancana dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Hal:
25-46

6
belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi
pemanfaatan kecerdasan siswa.
e) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar. Dengan demikian,
apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya
prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru sangat dianjurkan mengganti
metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
2. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan.4
3. Fungsi Evaluasi
a) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisisan buku rapor.
b) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c) Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d) Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
bimbingan dan konseling (BK).
e) Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang
meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat proses mengajar-
belajar.5

C. RAGAM EVALUASI
1. Pre-test dan Post-test
4
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
140-141
5
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: Maliki Press. Hal 55

7
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi
taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test
adalah kebalikan dari pretest, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru
pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf
penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
2. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi pengusaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum
dikuasai siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan
pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah
untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnistik,
yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar
siswa.
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada
akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

6. UAN/UN

8
Ujian Akhir Nasional atau Ujian Nasional pada prinsipnya sama dengan
evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.6

D. SYARAT DAN RAGAM ALAT EVALUASI


1. Syarat Alat Evaluasi

Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi


belajar siswa adalah menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan,
dalam arti tidak menyimpang dari indikator dan jenis prestasi yang diharapkan.
Prasyarat pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam presfektif psikologi
belajar meliputi dua macam, yakni : reliabilitas dan validitas.
Secara sederhana, reliabilitas berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya.
Sebuah alat evaluasi dipandang reliabel atau tahan uji, apabila memiliki
konsistensi atau keajegan hasil. Validitas berarti keabsahan atau kebenaran.
Sebuah alat evaluasi dipandang valid apabila dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur.
2. Ragam Alat Evaluasi
a) Bentuk Objektif
Bentuk objektif atau tes objektif, yakni tes yang jawabannya dapat diberi
skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan
sebelumnya. Ada 5 macam tes yang termasuk dalam evaluasi ragam objektif ini.
1) Tes Benar – Salah, Soal-soal dalam tes ini berbentuk pernyataan yang pilihan
jawabannya hanya dua macam, yaitu ‘B’ jika benar, dan ‘S’ jika salah. Dalam
dunia pendidikan modern, tes semacam itu sudah lama ditinggalkan karena dua
alasan:
a. Tes ‘B-S’ tidak menghargai kreatifitas akal siswa karena mereka hanya
didorong untuk memilih salah satu dari dua alternatif jawaban,

6
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
142-143

9
b. Tes ‘B-S’ dalam beberapa segi tertentu dianggap sangat rendah tingkat
reliabilitasnya.
2) Tes Pilihan Berganda, Item-item dalam tes pilihan berganda biasanya berupa
pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari
empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal. Pada zaman
modern sekarang ini, dunia pendidikan khususnya di Barat sudah mulai
meninggalkan tes pilihan berganda kecuali untuk keperluan-keperluan di luar
pengukuran prestasi belajar. Alasan-alasan ditinggalnya jenis tes ini ialah:
a. Kurang mendorong kreatifitas ranah cipta dan karsa siswa, karena ia
hanya merasa disuruh berspekulasi, yakni menebak dan menyilang
secara untung-untungan.
b. Sering terdapat dua jawaban (di antara empat atau lima alternatif) yang
identik atau sangat mirip, sehingga terkesan kurang diskriminatif.
c. Sering terdapat satu jawaban yang sangat mencolok kebenarannya,
sehingga jawaban-jawaban lainnya terlalu gampang untuk ditinggalkan.
3) Tes Pencocokan (Menjodohkan), Tes pencocokan disusun dalam dua daftar yang
masing-masing memuat kata, istilah, atau kalimat yang diletakkan bersebelahan.
4) Tes Isian, Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, yang
pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu dikosongkan.
5) Tes Perlengkapan, Cara menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama
dengan cara menyelesaikan tes isian. Perbedaannya terletak pada kalimat-
kalimat yang digunakan sebagai instrumen. Dalam tes melengkapi kalimat-
kalimat yang tersusun dalam bentuk karangan atau cerita pendek, tetapi dalam
bentuk kalimat-kalimat yang berdiri sendiri.
b) Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi
belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti, seperti yang
digunakan untuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya
jawaban yang diberikan oleh para siswa. Instrumen evaluasi mengambil bentuk

10
essay examination, yakni soal ujian mengharuskan siswa menjawab setiap
pertanyaan dengan cara menguraikan atau dalam bentuk karangan bebas.7

E. INDIKATOR PRESTASI BELAJAR

Adapun indikator prestasi belajar menurut Abin Syamsudin Makmur


(2000: 26), dengan mengutip pendapat Benjamin Bloom, indikator prestasi
belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Ranah kognitif seperti pengamatan, indikatornya adalah
menunjukan, membandingkan, dan menghubungkan. Ranah afektif seperti
penerimaan, indikatornya adalah menunjukan sikap menerima dan
menunjukan sikap menolak. Ranah psikomotor seperti keterampilan bergerak
dan bertindak indikatornya adalah mengkoordinasikan gerak mata, tangan,
kaki, dan anggota badan lainnya.8

F. BATAS MINIMAL PRESTASI BELAJAR

Setelah mengetahui indikator prestasi belajar di atas, guru perlu pula


mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar
para siswanya. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang
meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Keberhasilan tidak hanya terikat
oleh kiat penilaian yang bersifat kognitif, tetapi juga memperhatikan kiat
penilaian afektif dan psikomotor siswa.
Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu
berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif

7
Dr. Suke Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia hal 9-11
8
Dr. Anurrahman. 2010. Belajaran dan Pembelajaran. Cet.4. Bandung: Alfabeta .204-205

11
norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses
mengajar-belajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut ialah :
1. Norma skala angka dari 0 sampai 10.
2. Norma skala angka dari 0 samapai 100.9
G. EVALUASI PRESTASI KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR
1. Evaluasi Prestasi Kognitif

Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta)


dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes
lisan dan perbuatan.

2. Evaluasi Prestasi Afektif

Dalam merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang


berdimensi afektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan
karakterisasi setidaknya mendapat perhatian khusus. Alasannya, karena kedua
jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan
perbuatan siswa.

3. Evaluasi Belajar Psikomotor

Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar


yang berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi. Observasi,
dalam hal ini, dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah
laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung.10

9[9]
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal
150
10[10]
Ibid 152-155

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai


tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Tujuan Evaluasi ialah :
Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu
kurun waktu proses belajar tertentu, untuk mengetahui posisi atau kedudukan
seorang siswa dalam kelompok kelasnya, untuk mengetahui tingkat usaha yang
dilakukan siswa dalam belajar, untuk mengetahui segala upaya siswa dalam
mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang
dimilikinya) untuk keperluan belajar, untuk mengetahui tingkat daya guna dan
hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-
belajar. Fungsi Evaluasi : Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai
dan pengisisan buku rapor. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau
kelulusan. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan). Sumber data
BK untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan
konseling (BK). Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan
datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat proses
mengajar-belajar. Ragam Evaluasi : Pre-test dan Post-test, Evaluasi Prasyarat,
Evaluasi Diagnostik, Evaluasi Formatif, Evaluasi Sumatif, UAN/UN.

B. SARAN

13
1. Semoga dengan adanya makalah ini pembaca, khusunya pendidik, atau calon
pendidik dapat memberikan perhatian lebih dalam hal yang berkaitan dengan
evaluasi sehingga seorang pendidik akan mempunyai dasar yang kuat dalam
melakukan penilaian terhadap siswanya.
2. Akan lebih baik apabila pembaca, utamanya bagi pendidik ataupun calon
pendidik untuk lebih memperdalam pengetahuannya dalam hal evaluasi
pembelajaran dan menerapkan proses evaluasi tersebut secara benar dan tepat.
3. Hendaknya pembaca ataupun tenaga pengajar tidak mengabaikan serta tidak
bertindak asal-asalan dalam kaitannya dengan proses evaluasi pembelajaran.
4. Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengerti, memahami,
serta mengetahui kajian-kajian tentang evaluasi pembelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Anurrahman. 2010. Belajaran dan Pembelajaran. Cet.4. Bandung: Alfabeta.


Dr. Suke Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dr. Muhibbin Syah, M.Ed. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: Maliki Press.
Wayan Nurkancana dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.

15

Anda mungkin juga menyukai