Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN IPA

Dosen Pengampu :

Ibu Fahirah S.Pd., M.Pd.

Kelmpok 10

Nadia Novianti 20800120053

Siti Mutia Ramadhani 20800120071

Siti Aisyah Hafid Nasution 20800120080

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Fahira
S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Pembelajaran IPA yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi tersebut. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca. Semoga makalah ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun
ini dapat berguna bagi saya pribadi maupun bagi orang yang membacanya. Kami
mengharap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa, 21 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I ...............................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

A. Latar Belakang ......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................5

C. Tujuan ...................................................................................................................6

BAB II ..............................................................................................................................7

PEMBAHASAN...............................................................................................................7

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan ............................................................................7

B. Tujuan Evaluasi Pendidikan dan Pembelajaran IPA ..............................................9

C. Fungsi Evaluasi Pendidikan ................................................................................12

D. Prinsip Evaluasi Pendidikan ................................................................................14

E. Implementasi Evaluasi Proses Belajar IPA di SD/MI ..........................................15

BAB III ..........................................................................................................................23

PENUTUP ......................................................................................................................23

A. Kesimpulan .........................................................................................................23

B. Saran ...................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran guru atau pendidik memiliki peran
utama dalam pemberian nilai atau penentuan hasil belajar siswa.
Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk mampu mengevalusi hasil
belajar anak didiknya secara profesional. Dalam dunia pendidikan,
evaluasi berarti mengumpulkan informasi (berupa angka, deskripsi
verbal) untuk kemudian dianalisis dan interpretasi informasi sebagai
dasar untuk membuat keputusan.

Evaluasi pendidikan itu sendiri mempunyai dasar-dasar yang sudah


menjadi standar penilaian pendidikan. Hal ini juga telah diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007. Sehingga
untuk dapat melaksanakan proses evaluasi dengan baik dan benar,
seorang pendidik/guru sebaiknya paham dengan hal-hal yang
berkenaan dengan dasar-dasar evaluasi pendidikan.

Setiap program kegiatan, baik program pendidikan maupun non


pendidikan, seharusnya diikuti dengan kegiatan evaluasi. Evaluasi
dilakukan bertujuan untuk menilai apakah suatu program terlaksana
sesuai dengan perencanaan dan mencapai hasil sesuai yang diharapan
atau belum. Berdasarkan hasil evaluasi akan dapat diketahui hal-hal
yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Setelah itu kemudian diambil keputusan apakah
program tersebut diteruskan, direvisi, dihentikan, atau dirumuskan
kembali sehingga dapat ditemukan tujuan, sasaran dan alternatif baru
yang sama sekali berbeda dengan format sebelumnya. Agar dapat
menyusun program yang lebih baik, maka hasil evaluasi program
sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan pokok.
4
Adapun penilaian dalam pembelajaran merupakan bagian integral
dari proses belajar mengajar. Penilaian meliputi pengumpulan
informasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat keputusan
berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi pada
guru tentang prestasi siswa terkait dengan tujuan pembelajaran.
Dengan informasi ini,guru membuat keputusan berdasar hasil penilaian
mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan metode
pembelajaran dan memperkuat proses belajar siswa.

Untuk itu pengembangan evaluasi pembelajaran merupakan hal


yang penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran, karena
perkembangan ilmu pendidikan telah mensyaratkan tercakupnya tiga
ranah dalam proses pembelajaran, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Tiga ranah ini, tidak semuanya bisa diukur dengan satu
teknik penilaian saja, tetapi harus melibatkan berbagai teknik penilaian
yang berbeda-beda. Karena itu guru dituntut untuk terus
mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan evaluasi
pembelajaran.

Dengan melihat kondisi tersebut, dalam makalah ini penulis akan


membahas beberapa hal yang berkaitan dengan hakekat evaluasi
pendidikan antara lain meliputi pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip-
prinsip evaluasi pendidikan serta implementasi evaluasi proses dan
hasil belajar IPA di SD/MI

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan evaluasi pendidikan?

2. Apa saja tujuan evaluasi pendidikan dan pembelajaran IPA?

3. Apa saja fungsi evaluasi pendidikan?

4. Apa saja prinsip evaluasi pendidikan?

5
5. Bagaimana implementasi evaluasi pembelajaran IPA?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan evaluasi
pendidikan.

2. Untuk mengetahui tujuan evaluasi pendidikan dan


pembelajaran IPA.

3. Untuk mengetahui fungsi evaluasi pendidikan.

4. Untuk mengetahui prinsip evaluasi pendidikan.

5. Untuk mengetahui implementasi evaluasi pembelajaran IPA.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan


Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
mengandung kata dasar value "nilai". Kata value atau nilai dalam
istilah evaluasi berkaitan dengan keyakinan bahwa sesuatu hal itu baik
atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum cukup,
dan sebagainya. Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses
mempertimbangkan suatu hal atau gejala dengan mempergunakan
patokan-patokan tertentu yang bersifat kualitatif, misalnya baik atau
tidak baik, kuat lemah, memadai atau tidak memadai, tinggi rendahnya
kesenjangan tersebut.1

Pengertian evaluasi menurut beberapa ahli antara lain menurut


Suchman yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, evaluasi merupakan
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan
yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan
Worthen dan Sanders mengemukakan bahwa evaluasi adalah kegiatan
mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu. Dalam pencarian
tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam
menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif
strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.2
Sedangkan menurut Cross yang dikutip Sukardi, evaluasi merupakan
proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat
dicapai.3

1
M. Ainin, dkk. Evaluasi dalam pembelajaran bahasa arab,( Malang: Misykat , 2006), 2

2
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan ,cet.ke-2(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 1

3
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya,( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 1.
7
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna
memperoleh kesimpulan.

Menurut Hamdani, Evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan


untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar
yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkan menjadi nilai
berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.4

Sedangkan menurut Sudijno, Lembaga Administrasi Negara


mengemukakan batasan evaluasi pendidikan sebagai berikut:

Evaluasi pendidikan adalah:

a. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan,


dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.

b. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik


(feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.5

Aspek yang harus dikembangkan dalam proses belajar


mengajar IPA, sebagaimana tercantum dalam Tujuan
Pendidikan IPA di SD meliputi ketiga ranah dalam Tujuan
Pendidikan Nasional: yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan demikian selama proses pembelajaran berlangsung
ketiga ranah tersebut dikembangkan oleh guru. Untuk
mengetahui sejauh mana ketiga ranah telah dikuasai oleh
peserta didik, guru harus mengukurnya dan menentukan hasil
pengukurannya.

4
Hamdani,Strategi belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka Setia,2011), 298

5
Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007)
8
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah
evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas
dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu
mengevaluasi pembelajaran termaksud di dalamnya
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.

Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran


sebagai suatu sistem), evaluasi merupakan salah satu
komponen penting dan tahan yang harus ditempuh oleh guru
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Jadi evaluasi
proses belajar adalah pelaksanaan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai, sudah
kegiatan selanjutnya bisa dilanjutkan. Sebaliknya jika tujuan
belum dikuasai atau dicapai, pendidik harus berupaya untuk
mencapai tujuan tersebut dengan melaksanakan sebagai
alternatif pembelajaran.

B. Tujuan Evaluasi Pendidikan dan Pembelajaran IPA


Evaluasi merupakan salah satu proses penting dalam proses
pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Tujuan evaluasi
pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian yang akan
menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan
siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Di samping itu oleh
guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai
sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar,
kegiatan-kegiatan belajar, dan metode mengajar yang digunakan.
Dengan demikian dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi
evaluasi itu dalam proses belajar mengajar.6

Adapun tujuan evaluasi pendidikan secara umum dan khusus


menurut Anas Sudjiono adalah sebagai berikut:
6
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), 5.
9
Tujuan umum :

a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan


dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau
taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.

b. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode


pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses
pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

Tujuan khusus :

a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh


program pendidikan .

b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab


keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program
pendidikan.7

Tujuan Evaluasi Proses Belajar IPA di SD

Dalam K13 tercantum bahwa tujuan mata pelajaran IPA di


SD adalah:

a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan


kehidupan sehari-hari.

b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan


pengetahuan, gagasan tentang alam sekitarnya.

c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari


benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.

7
Anas Sudijono, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada ,2012),16.
10
d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka kritis, mawas diri,
bertangung jawab, bekerja sama, dan mandiri.

e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk


menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna


untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.

g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar,


sehingga mempunyai kesadaran dan kegunaan terhadap
Tuhan yang maha Esa.

Dikaitkan dengan tujuan pendidikan menurut taksonomi


Bloom, nomor 1, 5, dan 6 termasuk ranah kognitif, nomor 3, 4, 7
termasuk ranah afektif, dan tujuan nomor 2 dan 6 termasuk ranah
psikomotor.

Sebagai contoh perhatikan tujuan mata pelajaran IPA di kelas


IV SD di bawah ini:

1) Siswa mampu melakukan percobaan dan menafsirkan


hasilnya untuk memahami sifat-sifat, kegunaan dan daur
air.

2) Siswa mampu melakukan percobaan dan menafsirkan


hasilnya untuk mengenali sifat-sifat, kegunaan dan cara
pelapukan butiran serta memahami bagian-bagian tanah,
penyuburan dan pengikisannya, sehinga menyadari
perlunya perlindungan dan pelestarian alam.

11
3) Siswa memahami susunan, sifat dan kegunaan udara serta
pengertian atmosfer, dengan melakukan percobaan,
pengamatan dan menafsirkan informasi.

4) Siswa megenali pernafasan, susunan tubuh, fungsi dan


kekuatan rangka, serta tanda-tanda pertumbuhan makhluk
hidup dengan menafsirkan informasi dan hasil
pengamatannya.

5) Siswa mampu melakukan percobaan untuk memahami


bunyi dan sifat-sifatnya.

6) Siswa dapat mengembangkan kemampuan merancang dan


membuat karya berupa benda atau sistem sederhana dengan
menerapkan pengetahuannya tentang air, udara, dan bunyi.

Dari contoh tujuan pembelajaran IPA kelas IV SD Anda dapat


melihat bahwa tujuan pembelajaran IPA SD diharapkan akan dapat
dicapai melalui penyajian berbagai pokok bahasan yaitu air,
batuan, udara, makhluk hidup, dan bunyi (salah satu pertanyaan
latihan anda diminta mengidentifikasi kaitan setiap pokok bahasan
dengan tujuan pendidikan IPA kelas IV SD, dan kaitannya dengan,
tujuan pendidikan IPA di SD).

Sesuai dengan judul kegiatan belajar ini yaitu Evaluasi Proses


Belajar IPA dengan sub-judul Pengertian Evaluasi Proses Belajar
IPA maka yang pertama akan dibicarakan adalah mengenai proses
pembelajaran IPA yang dilanjutkan dengan alat ukur atau tes yang
digunakan dalam evaluasi proses pembelajaran IPA, dan diakhiri
dengan cara penyusunan alat evaluasi proses pendidikan.

C. Fungsi Evaluasi Pendidikan


Menurut Wayan dan Sumartana, evaluasi pendidikan berfungsi
sebagai berikut :
12
a. Untuk mengetahui taraf kesiapan anak didik dalam
menempuh suatu pendidikan tertentu.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai


dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.

c. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita


ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru atau
mengulang kembali bahan yang telah lampau.

d. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam


memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan atau jenis
jabatan yang cocok untuk anak tersebut.

e. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk


menentukan apakah seorang anak dapat dinaikan ke kelas
yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula.

f. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh


anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.

g. Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup


matang untuk dilepas ke dalam masyarakat atau untuk
melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

h. Untuk mengadakan seleksi terhadap calon yang paling


cocok untuk suatu jabatan atau jenis pendidikan tertentu.

i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan


dalam lapangan pendidikan.8

8
Wayan Sartana dan PPN. Sumartana, Evaluasi Pendidikan ,cet ke-4(Surabaya: Usaha Nasional,
1986), 3 - 4
13
D. Prinsip Evaluasi Pendidikan
Untuk memperoleh hasil evaluasi pendidikan yang lebih baik,
maka kegiatan evaluasi pendidikan harus bertitik tolak dari prinsip-
prinsip umum sebagai berikut:

a. Kontinuitas (terus-menerus)

Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental


karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang
kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan
secara kontinu. Hasil evalusi yang diperoleh pada suatu
waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil
pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh
gambaran yang jelas dan berarti bagi peserta didik.

b. Komprehensif (keseluruhan)

Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek,


guru harus mengambil seluruh obyek itu seagai bahan
evaluasi. Misalnya, jika obyek evaluasi adalah peserta
didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu
harus di evaluasi, baik yang menyagkut kognif, afektif,
maupun psikomotor. Begitu juga dengan obyek-obyek
evaluasi yang lain.

c. Adil dan obyektif

Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku


adil tanpa pilih kasih. Guru juga hendaknya bertidak secara
obyektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Oleh sebab itu, sikap like and dislike, perasaan,
keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus
dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data

14
dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau
rekayasa.

d. Kooperatif

Dalam keiatan evaluasi guru hendaknya


bekerjasama dengan semua pihak, seperti orangtua, peserta
didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua
pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak
tersebut merasa dihargai.

e. Praktis

Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik


oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun
orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.9

E. Implementasi Evaluasi Proses Belajar IPA di SD/MI


Evaluasi proses bermaksud untuk mendapatkan informasi sejauh
mana kegiatan pembelajaran memberikan pengaruh kepada peserta
didik. Karena yang ingin diketahui adalah kualitas pembelajaran, maka
pada hakikatnya informasi yang terkumpul pada evaluasi proses,
pengguna pertama adalah guru. Dengan hasil yang diperoleh dari
evaluasi proses, seorang guru IPA dapat menentukan sikap apakah
proses pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, dan apakah guru
sudah dapat beralih ke pokok bahasan berikutnya , atau apakah ia
harus menggunakan pendekatan atau metode yang lain pada kegiatan
berikutnya, dan lain sebagainya.10 Alat evaluasi proses pembelajaran
IPA yang diperlukan terdiri dari:

1. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif


9
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 35

10
Amalia Sapriati dkk, Pembelajaran IPA di SD,(Jakarta:Universitas Terbuka,2008), 7.17
15
Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui
pembelajaran dapat ditentukan dengan menggunakan pertanyaan (tes)
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes tersebut bentuknya obyektif
atau bentuk uraian(esai). Untuk memilih yang mana diantara kedua
bentuk itu yang paling cocok untuk digunakan sangat tergantung pada
waktu yang tersedia, proses berfikir yang diukur, sifat materi yang
akan ditanyakan dan banyaknya peserta didik dalam satu kelas.

2. Alat evaluasi untuk mengukur afektif

Pengembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat


menerima suatu sikap hidup. Latihan atau upaya untuk pengembangan
afektif pada setiap jenjang memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan pada jenjang kognitif. Oleh sebab itu untuk ranah afektif
ini harus terus menerus dilaksanakan agar nantinya dapat memberikan
hasil yang baik sehingga bisa membentuk sikap hidup peserta didik.

Contoh upaya melatih peserta didik untuk hidup disiplin yaitu


dengan mengamati atau mengobservasi apakah mereka tepat waktu
dalam hal-hal berikut: datang di sekolah/kelas, membayar SPP,
mengikuti upacara sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah,
mengerjakan tugas pratikum, mengerjakan kebun sekolah,
mengerjakan sholat pada waktunya, menepati janji, dan
mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan. Yang penting
lagi setelah Guru menemukan kekurangan pada diri peserta
didik ,Guru harus memberikan nasihat(bantuan, pengobatan, atau
contoh yang baik), ternyata obat yang mujarab adalah diri pribadi Guru
yang merupakan contoh riil dan nyata bagi peserta didik.11

3. Alat evaluasi untuk mengukur ketrampilan

11
Ibid, h. 12
16
Seperti pada proses pembelajaran kognitif dan afektif, juga proses
pembelajaran keterampilan pada dasarnya sama yaitu melatih agar
peserta didik terampil menggunakan pancainderanya dalam
pembelajaran IPA di SD, melalui demonstrasi, percobaan, kujungan
lapangan dan sebagainya. Pelajaran IPA melatihkan peserta didik
menggunakan tangan, indera penglihatan, indera pendengaran, indera
pengecap, dan indera pencium, serta peraba, tetapi tidak terlalu banyak
melatih kaki.

Pada bagian ini akan dibicarakan jenis ketrampilan apa yang


dikembangkan dalam pelajaran IPA sehingga guru dapat memusatkan
latihannya pada ketrampilan tersebut pada waktu guru melatihkan
demonstrasi ataupun peserta didik melakukan percobaan.

a. Ketrampilan menggunakan tangan

Pendidikan IPA melatih peserta didik terampil menggunakan


tangannya dengan menggunakan bermacam-macam alat seperti gelas
beker cara memegangnya sama seperti memegang gelas air minum
bedanya pada saat mau dituangkan ke wadah yang lain harus
diupayakan cairan keluar dari bibir yang sengaja dibuat.

b. Ketrampilan menggunakan indera penglihat

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan


dalam proses pembelajaran IPA. Hasil pengamatan yang tepat hanya
dapat diperoleh dengan cara melihat yang sudah baku. Contohnya
mengukur suhu air yang baru saja dipanaskan. Untuk mengetahui
dengan tepat suhu air tersebut, sipembaca harus meletakkan matanya
sama tinggi dengan permukaan air raksa dalam termometer. Kalau
mata lebih rendah atau lebih tinggi hasil pembacaan akan keliru,
pengamatan berarti tidak tepat.

c. Ketrampilan menggunakan indera pengecap


17
Dalam proses pembelajaran IPA di tingkat SD/MI indera pengecap
tidak sering digunakan mengingat dengan cara mengecap membawa
resiko pada kesehatan. Yang dilatih di tingkat SD/MI hanya untuk
mengecap rasa manis, pahit, asam, dan asin pada bagian tertentu dari
lidah,

d. Ketrampilan menggunakan indera pencium

Merasakan bau dalam proses pendidikan IPA di SD/MI lebih


banyak dilatihkan daripada mengecap rasa. Melalui bau yang tercium
peserta didik dapat mengenal bahan, karena banyak diantara bahan
tersebut memiliki bau khas. Contohnya bau cuka yang digunakan ibu
di dapur, bau tape, bau belerang, dan bau dari tempat penimbunan
sampah. Semua contoh tersebut tercium baunya karena adanya gas
tertentu bercampur dengan udara yang kemudian merangsang
penciuman kita.12

Penilaian proses pembelajaran yang berkenaan dengan ranah


kognitif digunakan alat ukur berbentuk tes objektif dan atau tes bentuk
uraian. Dengan menggunakan kedua bentuk ini dapat diketahui materi
yang telah dan belum dikuasai begitu juga dapat diketahui jenjang
berfikir yang sudah atau belum dikuasai. Sedangkan untuk
mengevaluasi proses pembelajaran IPA dari segi afektif dan
ketrampilan digunakan pedoman observasi. Di bawah ini akan
dikemukaan contoh cara-cara menyusun alat evaluasi tersebut:

- Guru kelas IV pada pelajaran IPA akan mengajar dengan pokok


bahasan: Udara mempunya sifat tertentu dan kegunaanya bagi
kehidupan dengan subpokok bahasan: Udara terdiri dari gas nitrogen,
oksigen, karbondioksida, uap air, gas-gas dan zat-zat halus/partikel.

- Kata kerja memahami pada tujuan di atas dapat diartikan


misalnya menyebutkan, menjelaskan, membuktikan.
12
Ibid, h. 12
18
Kata kerja menyebutkan dan menjelaskan termasuk dalam ranah
kognitif sedangkan kata kerja membuktikan termasuk ranah
psikomotor. Pelajaran IPA sedapat mungkin didasarkan pada
percobaan atau pengamatan dan meminta guru IPA untuk
mengembangkan ketrampilan peserta didik. Oleh karena itu guru
memilih metode demonstrasi atau metode eksperimen untuk mencapai
tujuan tersebut. Melalui demonstrasi atau eksperimen peserta didik
akan melihat bukti bahwa udara terdiri dari campuran gas, karena
percobaan menunjukkan 1/5 (20%) volume udara adalah oksigen,
sisanya sekitar 79% adalah nitrogen dan sangat sedikit mengandung
uap air.

Akhirnya dengan tujuan pembelajaran seperti diatas dapat


disimpulkan bahwa setelah pembelajaran dengan metode demonstrasi
atau eksperimen peserta didik telah dapat:

1. Meningkatkan kemampuan ranah kognitif

a. Menyebutkan bahwa udara adalah campuran bermacam gas

b. Menyebutkan bagian terbesar udara adalah nitrogen dan


oksigen

c. Menyebutkan bahwa udara tidak ada baunya, tidak ada


rasanya, dan tidak ada warnanya

2. Meningkatkan kemampuan ranah psikomotorik

a. Menelungkupkan gelas pada lilin yang sedang terbakar dan


terapung di atas air

b. Mengukur perbandingan volume udara yang digunakan lilin


yang terbakar

c. Melakukan percobaan yang membuktikan adanya uap air di


udara
19
d. Melakukan percobaan yang membuktikan kadar oksigen di
udara

3. Meningkatkan kualitas kepribadian/afektif

a. Sifat tenggang rasa

b. Meningkatkan disiplin kerja karena dalam waktu yang telah


ditentukan percobaan harus selesai

c. Sifat kerjasama antara peserta didik

d. Menimbulkan kreatifitas untuk mencapai jalan agar percobaan


berlangsung lebih baik, cepat, dan tepat

Pengukuran kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses


pembelajaran meliputi kemampuan berpikir (kognitif), kemampuan
keterampilan (psikomotor), dan kualitas kepribadian (afektif). Untuk
mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat ukur (tes) yang dapat
dipercaya yaitu yang memiliki:

1. Validitas (ketetapan, kesahihan) yang tinggi;

2. Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari;

3. Daya pembeda yang minimal cukup;

4. Objektivitasnya tinggi; dan

5. Reliabilitas (ketetapan) yang tinggi.

Penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu


cara untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Aspek terpenting yang berkaitan dengan teknik pembelajaran
IPA adalah sistem evaluasi yang digunakan. Sistem evaluasi yang
dilakukan guru sangat menentukan pola belajar siswa. Jika dalam
evaluasi yang ditanyakan hanya hapalan, jangan mengharapkan bahwa

20
siswa akan mempelajari di luar hapalan. Jika guru tak pernah
mengevaluasi kemampuan keterampilan proses, wajar mereka enggan
atau tak suka mempelajari atau melakukannya. Jika evaluasi
pembelajaran IPA selalu berupa soal-soal yang mengutamakan
perhitungan matematik, maka wajar mereka tertarik belajar soal-soal
dan penyelesaiannya, tanpa belajar memahami konsepnya lebih dulu.

Sistem evaluasi yang ada sekarang perlu dikembangkan sesuai


dengan teknik pembelajaran yang selaras dengan tujuan pendidikan
IPA itu sendiri. Pengembangan pertama yang terpenting adalah bahwa
evaluasi pembelajaran IPA tidak cukup hanya mengevaluasi aspek
produk IPA yang berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, teori,
dan hukum IPA saja. Evaluasi pembelajaran IPA hendaknya mencakup
ketiga aspek yang ada pada IPA yaitu produk, proses, dan sikap.

Guru Sebagai Pemegang Otoritas, Guru secara langsung


melakukan penilaian untuk mengukur apa yang telah dipelajari siswa
dan apa yang dirasakan siswa. Guru adalah pengendali sistem
penilaian yang dapat menentukan keefektifan sekolah.

Siswa Sebagai Pemegang Kunci, Siswa adalah pengguna yang


utama hasil penilaian. Siswa menggunakan hasil penilaian guru
mereka untuk menyusun harapan-harapan diri mereka. Mereka
menaksir kemungkinan sukses berdasar pada penilaian sebelumnya.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah


laku setelah melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik. Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan
dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran.

21
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi
yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.

Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar


tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat
berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.13

13
Ibid, h.12
22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan
untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Evaluasi
proses sebaiknya dilakukan secara tertulis agar semua peserta mendapat
kesempatan yang sama mengemukakan pendapatnya. Hasilnya akan akurat
jika dilakukan lebih sering.

Penilaian proses pembelajaran IPA dibagi atas ranah kognitif,


afektif, dan psikomotor. Penilaian proses yang sifatnya kognitif
dilaksanakan dengan lisan atau tertulis dalam bentuk pertanyaan objektif
atau esai objektif. Penilaian proses yang sifatnya psikomotor dan afektif
dilakukan dengan observasi dan dugunakan untuk menentukan kualitas
pembelajaran bukan untuk menentukan nilai peserta didik.

Penilaian hasil pembelajaran IPA yang berkenaan dengan kognitif


menggunakan tes berbentuk objektif atau tes bentuk uraian.
Pengembangan keterampilan di laboratorium adalah kegiatan yang tidak
bisa dipisahkan dari penilaian kognitif dan menjadi tanggung jawab guru
IPA untuk melaksanakannya, teknik mengukurnya dengan observasi.

Penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu


cara untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Aspek terpenting yang berkaitan dengan teknik pembelajaran IPA adalah
sistem evaluasi yang digunakan. Sistem evaluasi yang dilakukan guru
sangat menentukan pola belajar siswa. Jika dalam evaluasi yang
ditanyakan hanya hapalan, jangan mengharapkan bahwa siswa akan
mempelajari di luar hapalan. Jika guru tak pernah mengevaluasi
kemampuan keterampilan proses, wajar mereka enggan atau tak suka

23
mempelajari atau melakukannya. Jika evaluasi pembelajaran IPA selalu
berupa soal-soal yang mengutamakan perhitungan matematik, maka wajar
mereka tertarik belajar soal-soal dan penyelesaiannya, tanpa belajar
memahami konsepnya lebih dulu.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:

1. Guru perlu mengembangkan alat evaluasi proses pembelajaran


pada ketiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotor. Jika hasil yang
diperoleh belum sesuai dengan standar yang ditetapkan, guru
melakukan upaya perbaikan pembelajaran.

2. Guru perlu mengembangkan alat evaluasi hasil pembelajaran agar


alat ukurnya valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran yang
proposional, efisien, dan lingkup materinya sesuai dengan yang
diajarkan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Sapriati dkk, Pembelajaran IPA di SD,(Jakarta:Universitas


Terbuka,2008), 7.17

Anas Sudijono, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada ,2012),16.

Hamdani,Strategi belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka Setia,2011), 298

M. Ainin, dkk. Evaluasi dalam pembelajaran bahasa arab,( Malang:


Misykat , 2006), 2

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,


( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 5.

Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada,2007)

Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan ,cet.ke-2(Jakarta: Bumi


Aksara, 2009), 1

Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: Bumi


Aksara, 2009), 35

Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya,( Jakarta: Bumi


Aksara, 2009), 1.

Wayan Sartana dan PPN. Sumartana, Evaluasi Pendidikan ,cet ke-


4(Surabaya: Usaha Nasional, 1986), 3 - 4

25

Anda mungkin juga menyukai