Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

Makalah Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Evaluasi Pendidikan
Yang diampu oleh: Elga Novira Rizkinta, M. Pd
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
Fitri (02200912)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BATU BARA


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mampu Melaksanakan
Evaluasi” dengan sebaik dan sebisa mungkin dan Inn Syaa Allah bisa bermanfaat
bagi semua pembaca.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Karenanya pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “Evaluasi
Pendidikan” ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna
walaupun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya
yang ada pada penulis. oleh kerana itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna perbaikan dalam makalah yang lebih baik
kedepannya. Dan dengan penuh rasa harap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah ilmu bagi penulis dan kita semua. Amin yaa rabba ‘alamin.

Batu Bara, Juni 2023


Hormat Saya

Penulis

i
BAB I
PENGANTAR

A. Jurnal Utama
Kompetensi Profesional Guru Dalam
Judul Pelaksanaan Evaluasi Pemvelajaran IPS
di SMPN 12 Kota Cirebon
Penulis Nopianti, Nuryana, Widodo Winarso
Penerbit Salam: Jurnal Sosial & Budaya Syar-i
Volume -
Nomor -
Tahun 2020
Reviewer Fitri
Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar yang terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Guru memiliki satu
kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan, antara kemampuan mendidik,
membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan
kemampuan integrative, yang satu sama lain tak dapat dipisahkan dengan yang
lain. Kemampuan tersebut merupakan hal yang harus dilaksanakan kepada peserta
didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu penyusunan program
pembelajaran mulai dari awal perencanaan hingga pada bagian evaluasi juga harus
disesuaikan dengan kondisi, karakter, dan kebutuhan peserta didik.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar pada tahap mencapai tujuan bisa
terlihat setelah dilakukannya evaluasi pembelajaran pada output lulusan yang
dihasilkan. Apabila hasil outputnya telah sesuai dengan yang dimaksud oleh
tujuan pendidikan, maka upaya pendidikan tersebut bisa dikatakan berhasil. Akan
tetapi apabila sebaliknya maka dapat dikatakan gagal. Dari sisi tersebut dapat
diketahui bahwa evaluasi pembelajaran begitu sangat penting dalam proses
pendidikan. Karena itu evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian yang
penting dari pendidikan pada umumnya. Sebagai guru, evaluasi pembelajaran
dapat digunakan sebagai acuan keputusan yang akan diambil seorang guru
khususnya untuk kemajuan peserta didik dan umumnya untuk dunia pendidikan.

1
B. Jurnal Pembanding
Pentingnya Evaluasi Program di
Judul
Institusi Pendidikan
Penulis Ashiong P. Munthe
Penerbit Scholaria
Volume 5
Nomor 2
Tahun 2015
Reviewer Fitri
Evaluasi yang sering dipahami selama ini dalam dunia pendidikan adalah
terbatas pada penilaian saja. Penilaian ini dilakukan secara formatif dan sumatif.
Ketika sudah dilakukan penilaian, dianggap sudah melakukan evaluasi.
Pemahaman demikian tidaklah terlalu tepat. Pelaksanaan penilaian cenderung
hanya melihat capaian tujuan pembelajaran saja. Pada hal, dalam proses
pendidikan tersebut bukan hanya nilai yang dilihat, tetapi ada banyak faktor yang
membuat berhasil atau tidaknya sebuah program. Penilaian hanya bagian kecil
dari evaluasi. Evaluasi juga harus dipahami sebagai bagian dari supervisi.
Evaluasi tidak hanya berurusan pada nilai yang diukur berdasarkan penyelesaian
soal-soal, tetapi evaluasi program pendidikan akan mengkaji banyak faktor.
Dengan demikian evaluasi program perlu diperkenalkan kepada seluruh pendidik,
karena evaluasi sangat penting dalam pengembangan mutu pendidikan.

2
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. Jurnal Utama
1. Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi adalah cara bersikap rasional untuk mencapai tujuan
yang diperlukan sesuai keadaan yang diharapkan. Istilah “profesional”
aslinya adalah kata sifat dari kata profession (pekerjaan) yang berarti
sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda yang berarti
seseorang yang memiliki keahlian seperti guru, dokter, hakim dan
sebagainya.
Kompetensi professional adalah keterampilan untuk menguasai
bahan pengajaran secara luas dan mendalam yang mungkin dapat
mengarahkan siswa untuk memenuhi standar kompetensi yang telah
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
Adapun indikator kompetensi profesional menurut Mulyasa yaitu:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik.
c) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
d) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
e) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
f) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
g) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
2. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah penaksiran terhadap perkembangan
dan kemajuan siswa terhadap tujuan atau nilai yang telah ditetapkan dalam
program pendidikaninstrument evaluasi pembelajaran bisa dibagi menjadi
dua bentuk yaitu tes dan non tes. Tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes

3
bakat, dan tes kemampuan akademik tergolong kedalam kelompok tes.
Sedangkan skala penilaian, skala sikap, dokumentasi, angket, wawancara,
dan observasi tergolong kedalam kelompok non tes.
Menurut Slameto evaluasi setidaknya harus memiliki tujuh prinsip,
yaitu:
a. Terpadu,
b. Menganut cara belajar siswa aktif,
c. Kontinuitas,
d. Koherensi dengan tujuan,
e. Menyeluruh,
f. Membedakan,
g. Pedagogis.

B. Jurnal Pembanding
1. Perbedaan Evaluasi Program Dengan Peneliti Secara Umum
Evaluasi program merupakan proses deskripsi, pengumpulan data
dan penyampaian informasi kepada pengambilkeputusan yang akan
dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan
atau diteruskan. Adapun perbedaan evaluasi dengan penelitian umumnya
terletak pada hasilnya. Hasil evaluasi adalah keputusan, sedangkan hasil
penelitian adalah kesimpulan.
Evaluasi program dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk
penelitian, yaitu penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam pembicaraan
evaluasi program, pelaksana berpikir dan menentukan langkah-langkah
sebagaimana melaksanakan penelitian.
2. Tujuan Evaluasi Program
Tujuan diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui
pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan
kegiatan program. Ada tujuh elemen yang harus dilakukan untuk
pelaksanaan evaluasi, yaitu:
a. Menentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the evaluation),

4
b. Penyusunan desain evaluasi (designing the evaluation),
c. Pengumpulan informasi (collecting information),
d. Analisis dan intepretasi informasi (analyzing and interpreting),
e. Pembuatan laporang (reporting information),
f. Pengelolaan evaluasi (managing evaluation),
g. Evaluasi untuk evaluasi (evaluating evaluation).
3. Manfaat Evaluasi Program
Manfaat dari evaluasi program: 1) memberikan masukan apakah
suatu program dihentikan atau diteruskan, 2) memberitahukan prosedur
mana yang perlu diperbaiki, 3) memberitahukan stategi, atau teknik yang
perlu dihilangkan/diganti, 4) memberikan masukan apakah program yang
sama dapat diterapkan di tempat lain, 5) memberikan masukan dana harus
dialokasikan ke mana, 6) memberikan masukan apakah teori/pendekatan
tentang program dapat diterima/ditolak
4. Cara Menentukan Program Dapat di Evaluasi
Ada empat langkah untuk menentukan apakah suatu program dapat
dievaluasi atau tidak: 1) mengklarifikasi teori dan model program yang
diinginkan, 2) mengkaji implementasi program untuk menentukan apakah
cocok dengan model atau teori program dan dapat mencapai tujuan
program dengan tepat, 3) menggali pendekatan-pendekatan evaluasi yang
berbeda untuk menentukan derajat dimana evaluasi tersebut memenuhi
kebutuhan informasi stakeholder dan layak untuk diimplementasikan, 4)
menyepakati prioritas-prioritas evaluasi dan penggunaan dari hasil
evaluasi yang diharapkan.
5. Hasil Evaluasi yang Tidak Tepat
Adapun kondisi evaluasi tidak tepa adalah sebagai berikut ini:
a. Evaluasi akan Menghasilkan Informasi yang Sepele (Trivial
Information), evaluasi hanya menghasilkan informasi dangkal dan
tidak bermakna atau tidak berguna. Hal ini dapat disebabkan beberapa
factor, yaitu alah satunya anggaran yang terlalu kecil sehingga tidak

5
memungkinkan menjangkau subyek evaluasi sehingga informasi yang
diperoleh sedikit.
b. Ketika Hasil Evaluasi Tidak akan Digunakan, hasil evaluasi tidak akan
digunakan karena faktor tertentu, apakahh adanya perubahan kebijakan
atau kondisilainya sehingga tidak dapat menggunakan hasil evaluasi.
c. Evaluasi Tidak Dapat Menghasilkan Sesuatu yang Berguna, Informasi
Tidak Valid, hasil evaluasi tidak berguna atau informasi tidak valid.
Faktor ini dapat disebabkan oleh keterbatasan sumber daya, lemahnya
dukungan dan kerjasama, keterbatasan waktu, tugas-tugas evaluasi
yang tidak logis, lemahnya akses terhadap data penting yang
diperlukan.
d. Evaluasi Dilakukan pada Tahap Awal Program, program baru berjalan
atau belum berjalan karena masih dalam rencana sudah dilakukan
evaluasi. Hal ini tidak akan menghasilkan data apa-apa.
e. Kepatutan Evaluasi Diragukan, tujuan untuk melakukan evaluasi harus
jelas dan tepat. Jika evaluator melakukann evaluasi dengan tepat dan
patut, maka peluang melaksanakan evaluasi akan tinggi. Evaluator
harus mempertimbangkan dan menghindari pelanggaran kode etik
profesi. Kepatutan menjadi salah satu atribut etika evaluasi.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam evaluasi, yaitu akurasi
(accuracy) atau ketepatan (propriety), kelayakan (feasibility), dan manfaat
(utility).
6. Model-Model Evaluasi
Model evaluasi program yang dikembangkan oleh para ahli ada
banyak model. Model-model tersebut cenderung dikembangkan sesuai
dengan tujuan pelaksanaan evaluasi tersebut. Di bawah ini akan diuraikan
beberapa model evaluasi program yang dirancang oleh para ahli,
diantaranya:
a. CSE-UCLA Model, CSE-UCLA model menurut Arikunto CSE-UCLA
merupakan singkatan dari dua bagian, yaitu CSE dan UCLA. CSE
adalah singkatan dari Center for the Study of Evaluation, sedangkan

6
UCLA adalah singkatan dari University of California in Los Angeles.
CSE-UCLA Evaluation Model menekankan pada lima tahap yang
dilakukan, yaitu: perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan
dampak. model CSE-UCLA menjadi empat tahap, yaitu: (1) need
assessment, (2) program planning, (3) formative evaluation, dan (4)
summative evaluation.
b. Model Brinkerhoff, model evaluasi Brinkerhoff dikembangkan oleh
Brinkerhoff & CS (1983). Dikemukakan bahwa ada tiga golongan
evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemenelemen yang
sama seperti evaluator-evaluator lainnya, namun dalam komposisi dan
versi mereka sendiri. Golongan evaluasi tersebut adalah Fixed vs
Emergent Evaluation Design, Formative vs Summative Evaluation dan
Experimental and Quasi Experimental Design vs Natural/ Unotrusive.
c. Evaluasi Model CIPP, istilah CIPP adalah singkatan dari Context,
Inputs, Processes, and Products. the CIPP model's core concepts are
denoted by the acronym CIPP, which stands for evaluations of an
entity's context, inputs, processes, and products.
7. Metode Penentuan Obyek Evaluasi
Adapun pendekatan dasar yang dapat dilakukan dalam penentuan
objek evaluasi seperti, yaitu: 1) Dokumen deskriptif. Perlu membaca
dokumen yang berhubungan denga evaluasi untuk mendapat informasi
yang sah, 2) Wawancara. Wawancara dapat dilakukan kepada beberapa
individu yamg sudah paham atau mengetahui program yang akan
dievaluasi, dan 3) observasi. Pengamatan secara langsung bagaimana
proses implementasi program tersebut.
8. Pemangku Kepentingan Dalam Pelakasanaan Evaluasi
Keterlibatan individu dalam program tentunya bukan hanya satu
orang saja, melainkan ada banyak individu sebagai pemangku kepentingan
terhadap hasil evaluasi. Setiap individu tersebut memiliki perannya
masing-masing. Dalam proses evaluasi juga demikian, tidak hanya satu
orang yang terlibat.

7
9. Cakupan Evaluasi Program Pembelajaran
Ada tiga komponen yang perlu dijadikan obyek evaluasi, yaitu:
a) Desain program pembelajaran, pada desain program pembelajaran
maka hal yang perlu untuk dievaluasi adalah kompetensi dasar yang
akan dikembangkan, strategi pembelajaran yang akan diterapkan, isi
program pembelajaran. Salah satu aspek dalam kompetensi dasar yang
perlu dikaji adalah pencapaian kompetensi.
b) Implementasi program, implementasi program pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. perlu dijadikan obyek evaluasi, khususnya
proses belajar dan pembelajaran sejumlah kriteria yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yaitu: konsistensi
dengan kegiatan yang terdapat dalam program pembelajaran,
keterlaksanaan oleh guru, keterlaksanaan dari segi siswa, perhatian
yang diperlihatkan para siswa terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung, keaktifan para siswa dalam proses belajar.
c) Hasil Program Pembelajaran, komponen ketiga yang perlu dievaluasi
adalah hasil yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Hasil yang
dicapai ini dapat mengacu pada pencapaian tujuan jangka pendek
(ouput) maupun mengacu pada pencapaian tujuan jangka panjang
(outcome).
10. Evaluator Internal dan Eksternal
Evaluator yang akan melaksanakan evaluasi program bisa dari dua
sumber, yaitu evaluator eksternal dan evaluator internal. Setiap sumber
evaluator pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

8
BAB III
ANALISIS

A. Kekhasan
1. Jurnal Utama
Kekhasan yang terdapat di jurnal utama ini yaitu lebih membahas
tentang kompetensi profesional guru yaitu keterampilan guru untuk
mengajar dan dapat mengarahkan siswa untuk memenuhi standar
kompetensi yang telah diterapkan dan evaluasi pembelajaran yang ada
disekolah yaitu instrument evaluasi, pelaksanaan evaluasi dalam
pembelajaran. Isi jurnal utama ini cukup rapi disusun secara sederhana dan
mudah dipahami.
2. Jurnal Pembanding
Kekhasan yang terdapat di jurnal pembanding ini yaitu lebih
membahas tentang konsep evaluasi program pendidikan yaitu mulai dari
perbedaan evaluasi program dengan penelitian secara umum, tujuan
evaluasi program, manfaat evaluasi program, cara menentukan program
dapat dievaluasi, hasil evaluasi yang tidak tepat, model-model evaluasi,
metode penentuan objek evaluasi, pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan evaluasi, cakupan evaluasi program pembelajaran dan
evaluator internal dan eksternal. Isi dari jurnal pembanding ini juga cukup
rapi dan padat juga ada dilengkapi tabel-tabel untuk menjelaskan
pembahasan dari sub judul tersebut.

B. Kemutakhiran
1. Jurnal Utama
Kemutahiran dari jurnal utama yaitu didalam jurnal ini masih ada
terdapat sedikit pembahasan yaitu mampu melaksanakan evaluasi yang
sesuai dengan pembahasan Critikal Jurnal Review, isi dari jurnal ini cukup
bagus dan mudah dipahami para pembaca.

9
2. Jurnal Pembanding
Kemutahiran dari jurnal pembanding yaitu didalam jurnal ini masih
ada membahasan tentang mampu melaksanakan evaluasi yang sesuai dengan
pembahasan Critikal Jurnal Review. Pembahasan yang di tuliskan dalam
jurnal tersebut juga cukup lengkap, padat dan rapi, juga mudah dipahami para
pembaca.

C. Kelebihan
1. Jurnal Utama
Kelebihan dari jurnal utama ini yaitu di dalam jurnal tersebut
sistematika penulisannya cukup rapi dan isi dapi pembahasannya juga mudah
untuk dipahami.
2. Jurnal Pembanding
Kelebihan dari jurnal pembanding ini yaitu di jurnal tersebut isi dari
pembahasannya cukup padat dan lengkap, dilengkapi dengan tabel-tabel dan
juga sistematika penulisannya sudah cukup rapi.

D. Kelemahan
1. Jurnal Utama
Kelemahan dari jurnal utama yaitu dijurnal utama tersebut terlalu
sedikit pembahasannya juga di jurnal tersebut juga tidak ada volume dan
nomor jurnalnya padahal ketika saya lihat tulisan untuk vol dan no ada
tetapi bagian nomornya kosong.
2. Jurnal Pembanding
Kelemahan yang ada di jurnal pembanding yaitu dijurnal tersebut
masih terdapat beberapa kata yang kurang dipahami dan juga terlalu
banyak kata-kata dalam bahasa inggris.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jurnal Utama
Kompetensi professional guru adalah berbagai kemampuan yang
diperlukan untuk siap menunjukkan diri sebagai pendidik atau guru
profesional. Dalam mempraktekkan keprofesionalannya, guru diharapkan
memiliki seperangkat kemampuan yang berbeda. Sedangkan evaluasi
pembelajaran adalah penaksiran terhadap perkembangan dan kemajuan siswa
terhadap tujuan atau nilai yang telah ditetapkan dalam program pendidikan.
2. Jurnal Pembanding
Evaluasi program diartikan sebagai proses pencarian informasi,
penemuan informasi dan penetapan informasi yang dipaparkan secara
sistematis tentang perencanaan, nilai, tujuan, manfaat, efektifitas dan
kesesuaian sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
evaluasi program adalah untuk memberikan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan keputusan atas program yang dilaksanakan.
Manfaatnya adalah adanya keputusan yang tepat sesuai dengan hasil evaluasi.
Evaluasi program harusnya sesuatu yang familiar di lingkunan sekolah dan
lembaga pendidikan lainnya. Lembaga pendidikan sudah seharusnya
mengadakan evaluasi rutin di setiap program yang dilaksanakannya.

B. Rekomendasi
Bagi para pembaca yang membahas tentang Evaluasi Pendidikan, dua
jurnal ini cocok untuk dijadikan pedoman, terutama untuk jurnal pembanding
karena cakupan yang dibahas cukup luas dan juga lengkap pembahasannya
yang membahas tentang konsep dasar evaluasi program pendidikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Munthe, Ashiong P., 2015. Penringnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan,


Jurnal Scholaria, Vol. 5, No. 2.).
Winarso, Nopianti, Nuryana, Widodo, 2020. Kompetensi Profesional Guru Dalam
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran IPS di SMPN 12 Kota Cirebon
(Jurnal Sosial & Budaya Syar-I, Vol-, No-.).

12

Anda mungkin juga menyukai