MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Managemen Kurikulum PAI
Dosen Pengampu :
Dr. HELMAWATI, S.E., M.Pd.I,
Oleh :
Suhendra
1
mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran di Sekolah. Seorang guru
bukan hanya memberikan pengetahuan kepada siswa
2
f. Kegiatan belajar mengajar (KBM) PAI cenderung normatif, linier,
tanpa ilustrasi konteks sosial budaya di mana lingkungan peserta
didik tersebut
3
berada, atau dapat dihubungkan dengan perkembangan zaman
yang sangat cepat perubahannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas,
maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hakikat Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Secara bahasa Evaluasi berasal dari bahasa inggris, Evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah
para pakar kependidikan berbagai macam redaksi, diantaranya:
Menurut Hayati (dalam Desain Pembelajaran; 2009), evaluasi dapat
diartikan sebagai, “suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu
kesimpulan”. Sedangkan menurut Abidin (dalam Evaluasi
Pembelajaran; 2010), evaluasi adalah. “proses untuk melihat apakah
perencanaan yang sedang di bangun berhasil sesuai dengan harapan
awal atau tidak”.11 Menurut Hamalik evalaasi adalah. “suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan menentukan kualiatas (nilai atau arti)
daripada sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu”.
Kemudian menurut Sanjaya evaluasi adalah. “suatu proses yang
sangat penting dalam pendidikan guru, tetapi pihak- pihak yang terkait
dalam program itu seringkali melalaikan atau tidak menghayati
sungguh-sungguh proses evaluasi tersebut”.
5
6
Evaluasi program termasuk pengukuran kinerja program,
sumber biaya, aktivitas program, outcomes program, dan pengujian
asumsi sementara yang berhubungan dengan tiga elemen ini. Satu
kontribusi potensial penting dari evaluasi program adalah kegunaanya
oleh pengambil kebijakan, manager, dan staf untuk mengubah sumber,
aktivitas, atau tujuan program untuk meningkatkan kinerja program.
Bagaimanapun juga, evaluasi mengandung lebih banyak seni
daripada ilmu pengetahuan.
7
secara alami. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan feedback
pada aspek program yang tinjauan dan kemungkinan revisi sedang
berlangsung. Apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak?
Apakah perlu perbaikan? Apakah perlu perbaikan di pertengahan
keberlangsungan program tersebut? Evaluasi pada umumnya tidak
dimaksudkan untuk pihak luar; bagaimanapun, evaluasi dapat
berbagi dengan pihak luar sebagai cara demonstrasi bahwa staf
sekolah menerapkan peraturan aktif dalam mengevaluasi dan
meningkatkan sekolah mereka sendiri. Menurut suhardi dalam
(Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya, 2009-9).
8
masalah tingkat pusat; (c) Di tingkat propinsi; (d) Penanggung jawab
evaluasi adalah Satker pusat, yang dalam pelaksanannya dibantu oleh
Seksi evaluasi dan penyelesaian masalah tingkat propinsi; dan (e) Di
tingkat kabupaten/kota. Penanggung jawab evaluasi adalah Satker pusat,
yang dalam pelaksanannya dibantu oleh Seksi evaluasi dan penyelesaian
masalah tingkat Kabupaten/Kota. Walaupun dalam pelaksanaannya
pengelola program dapat bekerja sama dengan pihak luar dalam proses
pengumpulan datanya, namun segala tanggung jawab terhadap
pelaksanaan dan hasil evaluasi sepenuhnya ada pada pengelola program
di setiap tingkatan. Pelaksanaan kerjasama ini dapat dilakukan dalam hal,
yaitu (a) Melakukan seleksi indikator dan penetapan fokus evaluasi; (b)
Mengumpulkan dan mengelola data; (c) Menjadi tim evaluasi atau
personel site visit;(d) Menggunakan data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga lain (Badan Pengawas Sekolah atau sumber yang lain); dan
(e)Melakukan evaluasi dan memberikan evaluasi. Fungsi evaluasi diri,
pengelola program dapat melakukan evaluasi pada akhir program ini
untuk melengkapi informasi yang akan digunakan sebagai bahan analisis
dan penyususnan laporan akhir program.
b) Evaluasi Eksternal
Tipe evaluasi lainnya, evaluasi eksternal, diselenggarakan oleh
staf yang di luar pelaksana program. Evaluasi biasanya dimotivasi oleh
pertanyaan-pertanyaan dari luar dan memerlukan respon yang akurat
terhadap pertanyaan yang diajukan pihak luar. Evaluasi eksternal adalah
9
sumatif: keputusan tentang penggantian, pemeriksaan,
penghargaan, atau keputusan akuntabilitas adalah hasil akhir.
1. Definisi Pembelajaran
10
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
2. Konsep Pembelajaran
3. Jenis-Jenis Pembelajaran
11
mengamati, melihat mendengar meraba, merasa dan proses
persepsi lainnya.
12
potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
13
b. Metode ceramah. Merupakan metode mauidoh hasanah
dengan bilisan agar dapat menerima nasehat-nasehat atau
pendidikan yang baik seperti yang dilakukan nabi
Muhammad Saw kepada umatnya.
14
representatif tentang penguasaan mereka terhadap bahan
pelajaran yang diteskan.
15
c. Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan
dengan menggunakan lembar pengamatan atau instrumen
lainnya.
16
BAB III
PEMBAHASAN
2. Letak Geografis
SMA Mitradharma Cililin terletak di kampung Jati Radio Desa
Cililin Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat. Desa Cililin
merupakan desa yang berbatasan dengan desa Karang Tanjung, Desa
Batulayang, dan Desa Mukapayung. Desa Cililin sebagai pusat
Kecamatan Cililin tentunya memiliki tempat yang sangat strategis
dengan dilalui jalur propinsi yang menghungkan kabupaten Bandung
Induk ke arah timur dan kabupaten Cianjur ke arah barat. Letak
17
kecamatan Cililin sendiri dengan pusat pemerintahan Kabupaten
Bandung Barat tidak terlalu jauh yakni sekitar 15 KM saja yang dapat
ditempuh dengan waktu 20 menit dengan lalulintas normal dan 1 jam
dengan lalulintas yang padat.
a. Visi
Menciptakan generasi yang BERIMTAQ dan IPTEK,
berkarakter, berprestasi yang berharkat dan bermartabat.
b. Misi
1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan juga budaya bangsa yang religius sehingga
menjadi kearifan dalam kehidupan sehari-hari.
18
B. Evaluasi Pembelajaran PAI di SMA Mitradharma Cililin
1. Evaluasi Materi PAI
Muatan materi pembelajaran PAI di SMA Mitradharma Cililin
diberlakukan materi-materi PAI didalamnya termuat inti pokok dari
ajaran Islam yang memuat akidah (masalah keimanan), akhlak,
Al-Qur`an, Hadits, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Dalam pembelajaran ini SMA Mitradharma Cililin melalui Guru
PAI, menggunakan pendekatan kontekstual sehingga dapat membekali
siswa sebagai pembelajaran yang bermakna. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan materi PAI adalah kemanfaatan,
alokasi waktu, kesesuaian, ketetapan, situasi dan kondisi lingkungan
masyarakat, kemampuan guru, tingkat perkembangan peserta didik,
fasilitas, keseimbangan aspek disiplin dan fleksibilitas.
2. Evaluasi Strategi Pembelajaran PAI
Strategi pengelompokan yang dilakukan guru PAI SMA
Mitradharma Cililin dengan mengelompokkan siswa merupakan
langkah yang baik untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran, karena terjadi saling melengkapi diantara siswa, namun
pada realitasnya guru masih terfokus pada tanya jawab dan ceramah
pada prakteknya.
3. Evaluasi Media Pembelajaran PAI
SMA Mitradharma Cililin memfasilitasi semua sumber belajar
sesuai kemampuan, baik sumber belajar yang skala besar misalnya
gedung, perpustakaan, sarana ibadah, buku-buku, alat peraga dan
sebagainya. Selain itu guru PAI juga dituntut oleh sekolah untuk
menciptakan media sendiri yang dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran PAI.
Dalam proses belajar mengajar, guru memiliki tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Agar guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu
19
proses perkembangan siswa. penyampaian materi pelajaran hanyalah
sebagai salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu
proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa,
tetapi ia harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang
kondusif sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif
dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan,
inilah yang harus dilaksanakan di SMA Mitradharma Cililin terutama
pada pembelajaran PAI.
Seorang guru harus dapat menerapkan media apa yang paling tepat
dan sesuai untuk tujuan tertentu dan menyampaikan bahan tertentu.
Dengan adanya berbagai jenis media, sangat penting di ketahui oleh
guru dan tentu saja akan lebih baik jika guru memiliki kemampuan
menggunakan dan membuat suatu media yang dibutuhkan. Dan itulah
yang perlu dikembangkan guru PAI di SMA Mitradharma Cililin.
4. Evaluasi Pembelajaran PAI
Setelah penyampaian materi diakhiri dengan evaluasi atau post test
yang berupa pengayaan dari proses belajar atau dalam bentuk praktik
sesuai materi kepada peserta didik. Evaluasi atau penilaian hasil belajar
PAI di SMA Mitradharma Cililin menggunakan Penilaian Berbasis
Kelas (PBK), yang memuat ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam hal ini ada bentuk penilaian yang digunakan: yaitu Penilaian
Proses yang berupa penilaian kognitif afektif dan psikomotorik.
Penilaian Hasil ini berupa Penilaian dilihat dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku
yang positif pada diri peseta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian
besar.
Proses evaluasi yang dilakukan di SMA Mitradharma Cililin belum
mampu membuahkan hasil sedemikian rupa pada pembentukan
kepribadian anak didik khususnya pendidikan PAI karena terlalu
menitik beratkan pada dimensi kognitif intelektual. Kurang menyentuh
aspek afektif dan psikomotorik.
20
C. Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran PAI di SMA Mitradharma Cililin.
1. Tindak Lanjut Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran PAI
Proses pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Mitradharma Cililin,
Selama ini pembelajaran banyak dilakukan didalam kelas. Namun
demikian pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Mitradharma Cililin
masih ada beberapa problematika yang harus dipecahkan bersama. Saat
berlangsungnya pembelajaran mata pelajaran PAI, suasana kelas sangat
ramai dan gaduh. Respon siswa terhadap guru tidak menunjukkan sikap
yang positif.
Hal demikian bisa dijadikan sebagai salah satu indikasi yang
menunjukkan bahwa ada yang salah dalam pembelajaran PAI, sehingga
mereka berbuat seperti itu. Indikasi lain yang dapat dilihat adalah saat
berlangsungnya pembelajaran PAI, suasana kelas sangat vakum dan
hampa. Jika ramai maka dapat dipastikan keramaiannya itu bukan
karena siswa bertanya atau menjawab pertanyaan akan tetapi mereka
sedang bergurau. Kondisi seperti ini tentu menjadi sebuah ironis bagi
pembelajaran PAI dan mungkin juga untuk mata pelajaran yang lain.
Oleh karena itu proses pembelajaran PAI di SMA Mitradharma
Cililin diperlukan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga minat siswa
terhadap pembelajaran PAI menjadi tinggi.
21
merasa terlalu mudah dan bagi siswa yang kurang, tidak terlalu
sulit dalam menerima materi pelajaran PAI.
c) Mengingat waktu yang terbatas, dalam menyampaikan materi PAI,
guru juga memperbanyak kegiatan yang bersifat religius seperti
menampilkan video kisah meneladani sikap dermawan, dsb
3. Tindak Lanjut Evaluasi Pengelolaan Kelas dan Metode Mengajar
Usaha optimalisasi kreatifitas guru akan menjawab permasalahan
pemilihan metode pengajaran di kelas. Kreatifitas merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai oleh guru sehingga guru tidak akan
menyerah apabila ada kendala-kendala yang menghambat proses
pembelajaran.
Dalam penerapan metode PAI di SMA Mitradharma Cililin yang
digunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya tidak
hanya memakai satu metode saja. Akan tetapi dalam satu jam
pertemuan, guru bisa mengkombinasikan beberapa metode yang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Selama metode itu tidak bertentangan,
tidak akan menimbulkan masalah yang berarti. Misal dalam rangka
mengenalkan ilmu baca tulis al-Qur’an kepada siswa, guru sebaiknya
tidak hanya memakai metode baca simak saja, akan tetapi bisa
dipadupadankan dengan metode audio lingual atau metode yang lainnya.
Dengan seperti ini pelajaran di kelas tidak akan monoton dan
membosankan.
4. Tindak lanjut Evaluasi Pembelajaran PAI.
Evaluasi yang dilakukan pada pembelajaran PAI di SMA
Mitradharma Cililin kurang memperhatikan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Evaluasi yang di gunakan dalam pembelajaran PAI di
SMA Mitradharma Cililin untuk lebih efektifnya, harus meliputi tiga
macam:
22
ditetapkan. Oleh karena itu bentuk dan teknik penilaiannya harus
mengukur segenap ranah yang dikembangkan.
b) Untuk mengukur ranah kognitif siswa menggunakan tes objektif, tes
ini biasanya menggunakan tes secara tertulis. Sedangkan untuk
mengukur ranah afektif, digunakan tes subjektif (non tes). Tes ini
biasanya dilakukan melalui wawancara, skala penilaian.
Selanjutnya untuk mengukur ranah psikomotorik melalui tes
perbuatan dengan menggunakan lembar pengamatan.
c) Monitoring dan bimbingan terhadap efektifitas kegiatan belajar
mengajar perlu dilakukan secara berkelanjutan secara perorangan
(oleh masing-masing guru pengajar) dan juga bersama-sama
dengan guru yang lainnya sehingga tercapai pembelajaran yang
efektif dan bermakna.
Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan
utama yang di rumuskan dapat tercapai atau belum. Karena evaluasi
sifatnya adalah sebagai alat untuk mengetahui sejauh mana kedalaman
materi yang telah di capai oleh siswa maka dalam pelaksanaannya harus
dilaksanakan secara terus menerus tidak boleh berhenti dalam satu
evaluasi saja. Yang lebih penting adalah maka evaluasi itu bukanlah
hanya sekedar untuk menentukan angka keberhasilan, namun yang
lebih penting adalah sebagai dasar serta sarana bagi guru untuk
melakukan umpan balik (feed back) dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
Selain tes tertulis dan lisan, penilaian proses dan sikap seperti yang
penulis paparkan sedikit dapat juga dilaksanakan. Evaluasi ini bisa
lewat cheek list atau catatan yang harus dikumpulkan dan dibubuhi
tanda tangan orang tua. Disamping upaya diatas guru juga harus
mengadakan komunikasi dengan orang tua dan sesama rekan kerja.
Dengan demikian akan terjalin komunikasi yang harmonis dan dinamis
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
5. Tindak Lanjut Evaluasi Materi Pelajaran
23
Keterbatasan waktu untuk menyelesaikan materi pembelajaran PAI
bisa diatasi dengan guru memperbanyak proses pembelajaran yang
mengarah pada penciptaan aktivitas siswa dalam menggali materi
melalui pembuatan contoh riel di lingkungan masing-masing terhadap
materi sehingga siswa dapat memahami materi secara utuh.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran PAI tersirat satu kegiatan yang utuh terpadu
dan tidak terpisahkan antara guru dan siswa, serta faktor-faktor yang
mendukung proses pembelajaran PAI yang disebut dengan sistem
pembelajaran mata pelajaran PAI. Faktor pendukung itu antara lain pendidik
(guru), peserta didik (siswa), tujuan pengajaran materi, metode mengajar,
media, dan evaluasi termasuk sarana dan prasarana.
25
B. Rekomendasi
26
DAFTAR PUSTAKA
27