Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH : EVALUASI PENDIDIKAN

DOSEN : GM. UMAR. K.S, MM

Disusun oleh:

NAMA NIM KELAS PRODI

: BONIVASIA RAPAK : 120900148 : A SORE : BK

SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI)

2012

A. KONSEP DASAR EVALUASI Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen penilaian kemampuan guru yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Jika hal yang ingin dinilai adalah sistem pembelajaran, maka ruang lingkupnya adalah semua komponen pembelajaran, dan istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi bukan penilaian. Dalam sistem pembelajaran evaluasi merupakan salah satu komponen penting, dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran Tujuan evaluasi pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan khusus sehingga dapat menuntun guru dalam menyusun soal atau mengembangkan instrumen evaluasi lainnya. Tujuan penilaian hasil belajar adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan. 2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran. 3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. 4. Untuk mementukan kenaikan kelas Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. Jenis evaluasi pembelajaran Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup dan sistem pembelajaran. Maka pada hakekatnya pembelajaran adalah suatu program. Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan Hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan terhadap awal dalam penyusunan program pembelajaran. 2. Evaluasi monitoring Evaluasi ini dimaksudkan untuk memberikan apakah program pembelajaran mencapai sasaran secara efektif, dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagaimana mestinya. 3. Evaluasi dampak Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran. 4. Evaluasi efisiensi ekonomis Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi pelaksanaan program pembelajaran. 5. Evaluasi program komprehensif Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai program pembelajaran secara menyeluruh. Prinsip prinsip evaluasi Kontinuitas Komprehensif Objektivitas Kooperatif Praktis Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut : 1. Kontinuitas Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu evaluasi pun harus dilakukan secara kontinu. 2. Adil dan objektif Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Kata adil dan objektif memang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Meski

demikian, kewajiban manusia adalah harus berikhtiar. Semua peserta didik harus diberlakukan sama tanpa pandang bulu. 3. Komprehensif Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil seluruh objek. Itu sebagai bahan evaluasi, misalnya jika objek evaluasi itu adalah peserta didik itu harus dievaluasi baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek evaluasi yang lain. 4. Kooperatif Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala Sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai. 5. Praktis Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk itu harus diperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.

B. EVALUASI BERBASIS KOMPETENSI Dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan, departemen pendidikan nasional RI penerbitan kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan referensi, pemikiran atau pengkajian ulang dan penilaian terhadap kurikulum 1994 beserta pelaksanaannya. Hasil analisis yang mendalam terhadap keadaan dan kebutuhan peserta didik, pada masa sekarang dan akan datang menunjukkan perlunya kurikulum berbasis kompetensi yang dapat memberikan peserta didik untuk menghadapi tantangan kehidupan secara mandiri, cerdas, kritis, rasional, dan kreatif. Pada hakikatnya penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk kepentingan guru, tetapi juga peserta didik, kepala sekolah, orang tua, dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

C. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri, jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Dalam tulisan itu ruang

lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu dominan hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar dan kompetensi. Hal ini dimaksudkan agar guru betul-betul dapat membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak terjadi kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat menciptakan kondisikondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar peserta didik. Kondisikondisi yang dimaksud, antara lain : Memberi tugas, mengadakan diskusi, tanya jawab, mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, termasuk melakukan evaluasi atau penilaian. D. EVALUASI HASIL BELAJAR Menurut Benyamin S. Bloom, dkk (1956) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Rincian domain tersebut adalah sebagai berikut : a. Domain kognitif Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan yaitu : 1) Pengetahuan, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. 2) Pemahaman, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal hal lain. 3) Penerapan, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. 4) Analisis, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.

E. KRITERIA EVALUASI PEMBELAJARAN Yang dimaksud dengan istilah dasar dlam pembuatan standar atau kriteria adalah sumber pengambilan kriteria secara keseluruhan. Dengan pengertian bahwa kriteria adalah suatu ukuran yang menjadi patokan yang harus dicapai maka kriteria tersebut harus top kondisinya. Kriteria atau tolak ukur perlu dibuat oleh evaluator karena evaluator terdiri dari beberapa orang yang memerlukan kesepakatan di dalam menilai. Ada beberapa alasan lain yang lebih luas dan dapat lebih dipertanggungjawabkan, yaitu : 1. Dengan adanya kriteria atau tolak ukur, evaluator dapat lebih mantap dalam melakukan penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti. 2. Kriteria atau tolak ukur yang sudah dibuat dapat digunakan untuk menjawab atau mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang sudah dilakukan. 3. Kriteria atau tolak ukur digunakan untuk mengekang masuknya unsur yang ada pada diri penilai. 4. Dengan adanya kriteria atau tolak ukur maka hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan kondisi fisik penilai yang berbeda pula. 5. Kriteria atau tolak ukur memberikan arahan kepada evaluator apabila banyaknya evaluator lebih dari satu orang. Kriteria atau tolak ukur yang baik akan ditafsirkan sama oleh siapa saja yang menggunakannya.

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH : SEMINAR MASALAH BK


DOSEN : AMELIA ATIKA, M.Pd

Disusun oleh:

NAMA NIM KELAS PRODI

: BONIVASIA RAPAK : 120900148 : A SORE : BK

SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI)

2012

A. Judul LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU PEMBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI I PUTUSSIBAU

B. Masalah Masalah umum dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok oleh guru

pembimbing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri I Putussibau. Masalah umum penelitian dirumuskan ke dalam sub sub masalah sebagai berikut : 1. Apa saja langkah-langkah kegiatan layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh guru pembimbing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri I Putussibau ? 2. Apa saja bentuk bentuk kegiatan layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh guru pembimbing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri I Putussibau. 3. Apa saja materi layanan bimbingan kelompok yang disampaikan oleh guru pembimbing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri I Putussibau. 4. Apa saja model yang digunakan dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok oleh guru pembimbing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri I Putussibau. 5. Apa saja hambatan yang dialami oleh guru pembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri I Putussibau. 6. Apa saja yang dilakukan oleh guru pembimbing untuk mengatasi hambatan dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri I Putussibau.

C. Variabel dan aspek variabel 1. Variabel penelitian Setiap penelitian yang dilaksanakan memerlukan objek tertentu yang diamati untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Objek yang menjadi pusat perhatian dalam suatu penelitian disebut dengan variabel penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto, (1987 : 91) menyatakan variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian pengamatan dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok oleh guru pembimbing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan aspek aspek sebagai berikut : a. Langkah langkah kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar. b. Bentuk bentuk kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar. c. d. e. Materi layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar. Metode layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar. Sarana pendukung kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. f. Hambatan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar. g. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar.

D. Teknik analisis data Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan metode statistik dengan perhitungan persentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :

x%=
keterangan : x% n N = hasil persentase = jumlah alternatif jawaban = banyaknya populasi

x 100%

Untuk mengatasi kesulitan hasil perhitungan persentase tersebut digunakan kategori kualitas persentase yang diadaptasi dari Popham J W and K.A. Sirotnik (1973:27) sebagai berikut : 00,00% - 33,33% 33,34% - 66,67% 66,68% - 100% : kurang baik / rendah : cukup : baik sekali

Ketua Prodi,

Mahasiswa

Dra. Indri Astuti, M.Pd

Bonivasia Rapak

Pembantu Ketua I

Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.Pd NIP. 1955033019860

Anda mungkin juga menyukai