Anda di halaman 1dari 18

MODUL 5

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

Di Susun Oleh

1. Santia : (856763086)
2. Rini Anggraini : (856763839)
3. Siti Khodijah : (856761881)
4. Sartika Hamid : (856761899)
3. Sri Haryati : (856762543)

Tutor :
Dr Suryati, M.Pd
Mata kuliah :
Pembelajaran terpadu di SD

UPBJJ 19/ PALEMBANG


POKJAR PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
BELAKANG

A. LATAR
B BI
A PENDAHULUAN

Penilaian dalam pembelajaran terpadu merupakan program penilaian


yang dilakukan secara berkesinambungan untuk keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan. Secara umum, tujuan penilaian adalah (1) untuk menilai
pembelajaran di kelas; (2) untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas
belajar siswa dan bukan sekedar menentukan skor, oleh karena itu, penilaian
merupakan suatu strategi pengumpulan dan penganalisisan informasi yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek
pembelajaran (Morrow, 1990).
Dalam melaksanakan penilaian pembelajaran terpadu, guru perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian. Penilaian harus dilakukan dengan
sistematis baik melalui pengamatan, perekaman, maupun analisis. Untuk
memperoleh hasil penilaian yang akurat, kegiatan penilaian hendaknya
didasarkan pada prinsip integral atau komprehensif, prinsip kesinambungan, dan
prinsip objektif.
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas
kegitan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian
proses merupakan upaya mengumpulkan informasi tantang kemajuan belajar
siswa yang selanjutnya digunakan untuk keperluan perbaiakan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar

B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan makalah ini adalah untuk
mengetahui konsep, prinsip dan sasaran penilaian dalam pembelajaran terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1
Konsep, Prinsip, Dan Sasaran Penilaian Dalam Pembelajaran Terpadu
A. KONSEP PENILAIAN
Sampai saat ini sistem penilaian disekolah umumnya menggunakan teknik
tes. Penilaian dengan menggunakan teknik ini disebut penilaian konvensional.
Teknik tes ini tidak selengkapnya dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa
secara menyeluruh, sebab laporan itu berupa angka-angka atau huruf-huruf dan
gambaran maknanya sangat abstrak. Untuk melengkapi gambaran kemajuan belajar
siswa, guru dapat menggunakan teknik lain yang sudah kita kenal sebagai teknik
nontes. Penilaian dengan teknik nontes ini kita sebut penilaian alternatif. Penilaian
alternatif di pakai sebagai penunjang dalam memberikan gambaran dan kemajuan
belajar siswa secara menyeluruh.
Penilaian dalam pembelajaran terpadu merupakan program penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan untuk keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan. Secara umum, tujuan penilaian adalah (1) untuk menilai pembelajaran di
kelas; (2) untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas belajar siswa dan bukan
sekedar menentukan skor, oleh karena itu, penilaian merupakan suatu strategi
pengumpulan dan penganalisisan informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek pembelajaran (Morrow,
1990).

B. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Dalam melaksanakan penilaian pembelajaran terpadu, guru perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian. Penilaian harus dilakukan dengan
sistematis baik melalui pengamatan, perekaman, maupun analisis. Untuk
memperoleh hasil penilaian yang akurat, kegiatan penilaian hendaknya didasarkan
pada prinsip integral atau komprehensif, prinsip kesinambungan, dan prinsip
objektif.
1. Prinsip integral atau komprehensif yakni penilaian pengajaran yang dilakukan
secara menyeluruh utuh, yang didalamnya menyangkut masalah perilaku, sikap
dan kreativitas. Dengan demikian, penilaian pun dilakukan dalam lingkup aspek
kognitif, psikomotor dan aspek emosi.
2. Prinsip berkesinambungan yakni penilaian yang dilakukan secara berencana,
terus menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk
memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah direncakan bersamaan
dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan
program yang telah disusun.
3. Prinsip objektif yakni penilaian pengajaran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang handal dan dilaksanakan secara objektif sehingga
dapat menggambarkan dengan tepat kemampuan yang diukur. Untuk memenuhi
prinsip ini, kegiatan penilaian harus dilaksanakan secara objektif dengan
menggunakan alat ukur yang tepat.
Selain ketiga prinsip diatas, Mathews (1989) mengemukakan prinsip-prinsip
penilaian pembelajaran terpadu sebagai berikut.
1. Penilaian hendaknya berbasis unjuk kerja siswa sehingga selain memanfaatkan
penilain produk, penilaian terhadap proses perlu mendapat perhatian yang lebih
besar.
2. Pada setiap langkah penilaian hendaknya siswa dilibatkan.
3. Penilaian hendaknya, memberikan perhatian pula pada refleksi diri siswa (self
reflection).
4. Penilaian alternatif (portofolio, catatan anecdotal, unjuk kerja, jurnal, dan
lainnya) hendaknya lebih dimanfaatkan karena kompleksnya yang harus dinilai.
5. Umpan balik hendaknya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan
anak baik secara individual maupun social.
6. Dengan demikian, penialain pembelajran terpadu hendaknya menggunakan
Penialain Acuan Patokan (PAP) dengan tetap memanfaatkan Penialain Acuan
Normatif (PAN).
7. Penialain pembelajaran terpadu perlu memberiakan perhatian yang cukup
banyak pada penilaian nurturant effects atau dampak pengiring seperti
kemampuan kerja sama, tenggang rasa, saling tergantung, disamping
keterpaduan persepsi siswa.
8. Penialain pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dalam proses yang terus
menerus (ongoing proses), bukan kegiatan penialain yang dilakukan diawal atau
diakhir program pembelajaran siswa.
9. Penilaain juga harus bersifat multidimensional, komprehensif, dan sistematis.
Tabel 5.1
Cakupan penilaian pembelajaran terpadu
TAHAPAN SASARAN PERENCANAAN PELAKSANAAN
Proses Bagaimana siswa Bagaimana aktivitas
berpartisipasi dalam dinamika interaksi dan
penentuan tema-tema kecakapan berfikir siswa?
terkait?
Hasil Bagaimana reaksi siswa Perubahan perilaku apa yang
terhadap rencana yang telah terjadi pada siswa?
dibuat? 1. Aspek kognisi
2. Aspek sosial
3. Aspek etis
4. Aspek pribadi dan
sebagainya
Penilaian pembelajaran terpadu sebagaimana dikemukakan diatas mencakup
penilain terhadap proses dan produk dengan sasaran peserta didik dan guru
berkaitan dengan program pengajarannya. Penilaian ini harus dilakukan secara
informal, rasional, dan tidak rancu sebagaimana dikemukakan Mathews (1989)
berikut ini.
1. Penilain Proses
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas
kegitan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian
proses merupakan upaya mengumpulkan informasi tantang kemajuan belajar
siswa yang selanjutnya digunakan untuk keperluan perbaiakan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Penilaian proses dari:
a. Penilaain terhadap siswa
Penilaian terhadap siswa sebagai pelajar mencakup penilaian yang berkaitan
dengan:
1) Perkembangan konseptual anak;
2) Tingkat kemampuan menghadapi tantangan;
3) Interaksi siswa dengan siswa lainnya;
4) Kemampuan anak berkomunikasi;
5) Karasionalan argumen/alasan;
6) Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok;
7) Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok
8) Penggunaan bahasa dengan baik;
b. Penilain terhadap guru
Penilaian terhadap guru mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:
1) Proses pembelajaran:
2) Pendekatan dan metode yang digunakan:
3) Materi pembelajaran yang mencakup: pemilihan tama, topik dan unit:
4) Kelengkapan pembelajaran yang disesuaikan guru.
2. Penilaian terhadap produk kegiatan
Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat
penguasaan peserata didik tentang apa yang telah dipelajarinya. Penilaian hasil
belajar merupakan upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa
jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa pada setiap akhir
pembelajaran. Penilaian terhadap produk meliputi:
a. Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil
belajar anak yang tergambarkan melalui:
1) Kemampuan menulis laporan:
2) Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar, diagram, grafik
dan symbol lainnya:
3) Rekaman, video dan kaset hasil unjuk kerja siswa.
b. Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil:
1) Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi dan
pengelolaan belajar mengajar yang telah dilakukan:
2) Masukan dari anak, orang tua dan rekan guru lainnya berkaitan dengan
strategi dan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Berkaitan dengan paparan diatas, penilaian yang dilakukan hendaknya


valid mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka dan
berkesinambung-an sebagaimana disarankan dalam Penilaian Berbasis Kelas
(PBK). Kuswari (2004) mengemukakan bahwa PBK merupakan suatu
penilaian berdasarkan suatu pengumpulan, pelaporan dan pengunaan informasi
tantang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik,
akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK secara umum bertujuan
untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dan
memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Sedangkan secara khusus,
PBK bertujuan untuk memberikan (1) informasi tentang kemajuan belajar
siswa, (2) informasi yang dapat digunakan untuk membina kemajuan belajar
lebih lanjut, (3) motivasi belajar siswa dan melakukan pemberian bimbingan
yang lebih tepat.
Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu siswa, (1) dalam
mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya
kearah yang lebih baik dan maju, (2) siswa mendapat kepuasan atas apa yang
dikerjakannya, (3) membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar
yang digunakan telah memadai atau tidak dan (4) membantu guru membuat
pertimbangan dan keputusan administrasi.
Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran terpadu diharapkan dapat
mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang harus dikuasai
anak secara seimbang dalam ketiga ranah yakni kognitif, afektif, dan
psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk model alat penilaian yang
tepat.
C. BENTUK ALAT PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
1. Bentuk Penilaian Alternatif
Seperti halnya penyelenggaraan penilaian yang lazim dilaksanakan maka
perlu dirancang instrument penilaian yang mencakup 2 tipe utama yaitu tes dan
non tes. Teknik bentuk alternatif penilaian dengan tes ada dua jenis yaitu tes
essay dan tes objektif yaitu sebagai berikut:
Tes essay
Pada bentuk tes essay menghendaki jawaban secara terurai tentang suatu
masalah. Jawaban menitikberatkan pada ingatan, daya pengenalan kembali dan
kelogisan test. Dalam hal ini tes dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan
dalam memilih kata-kata yang tepat untuk dituangkannya kedalam uraian.
Tes yang tingkat penguasaan bahasan dan materi ilmunya rendah, akan
memberikan jawaban yang kurang memuaskan, dalam arti jawabannya singkat
dan jalan fikirannya sukar dipahami. Sebaliknya bagi tes yang terampil dan
pandai memilih kata-kata akan memberikan yang jauh lebih baik dan relative
memuaskan, apalagi didasari oleh penguasaan materi ilmu yang baik. Walaupun
tes itu lebih baik dari pada temannya kaerna kepandaiannya memilih kata. Pada
dasarnya ada 2 macam bentuk pertanyaan essay yaitu essay bebas dan essay
terbatas.
Tes Objektif
Tes objektif terdiri dari dari benar salah, pilihan gada dan menjodohkan.
Adapun bentuk alternatif dengan teknik nontes yang akan dibahas pada bagian
ini meliputi:
a. Catatan sekolah
Catatan sekolah merupakan laporan tentang kemajuan belajar siswa
berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dialami siswa berkaitan dengan
mata pelajaran disekolah.
b. Cuplikan kerja
Penilaian yang dilakukan dengan melihat siswa melakukan tugas/proses
atau produk yang dibuat siswa untuk selanjutnya melihat dan menilai proses
dan produk tersebut untuk menentukan tingkat pengetahuan atau skill
mereka merupakan penilaian performance (penilaian kinerja). Produk yang
merupakan cuplikan kerja siswa merupakan unjuk kerja kegiatan yang
dihasilkan siswa berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang
sedang dipelajari.
c. Portofolio
Portofolio menilai kemajuan siswa pada suatu periode yang didasarkan
pada berbagai tugas (jurnal, kaset, karya seni, dan produk atau kreasi lain)
yang memungkinkan mengarahkan siswa pada penunjukan pemahaman
tentang suatu konsep. Portofolio merupakan berkas bukti-bukti yang disusun
untuk mendapatkan akreditasi perolehan belajar melalui pengalaman. Dalam
format penilaian portofolio dideskripsikan tentang metode, pemenuhan
kriteria, dan keputusan (diterima, ditolak, bersyarat dengan tambahan).
Untuk ini lampiran berkas bukti-bukti untuk kerja siswa harus diperhatikan.
Portofolio bersifat terbuka bagi siswa sehingga siswa dapat menilai diri
sendiri (self evaluation) dan juga bias memberi informasi tambahan untuk
menilai kompetensi siswa.
d. Wawancara
Wawancara adalah teknik penilaian lisan yang digunakan untuk
memperoleh jawaban dari siswa tentang Sesuatu yang telah dipelajari.
Penilaian dengan wawancara ini dapat dipakai sebagai penunjang atau
pelengkap jika dengan penilaian yang lain belum didapatkan gambaran yang
jelas tentang siswa. Wawancara ini dapat dilakukan secara individual
ataupun kelompok. Yang perlu diperhatikan pada saat wawancara adalah
memberikan rasa aman kepada siswa sehingga mereka mampu
mengungkapkan kepada guru secara nyaman dan tidak terpaksa
e. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian alternative yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang
sesuatu yang terjadi dikelas berkaitan dengan materi yang ditargetkan guru.
Observasi ini harus selalu diusahakan dalam situasi yang alami agar
mendapatkan data yang sebenarnya. Observasi bertujuan mengungkapkan
perilaku nonverbal dan terfokus pada aspek-aspek terkait. Prosedur penilaian
dengan observasi harus memperhatikan, (1) spesifikasi tingkah laku yang
akan dinilai, (2) konteks dan metode yang akan digunakan, dan (3) alat
penyimpan hasil yang digunakan.
f. Jurnal
Jurnal merupakan catatan harian siswa yang menggambarkan kegiatan
siswa setiap hari. Jurnal ini dapat berisikan hal-hal yang dilakukan siswa
didalam kelas maupun di luar jam sekolah. Selain itu dapat juga dipakai oleh
guru untuk memberi pertimbangan, motivasi, dan penguatan kepada siswa.
g. Rubrik
Hal ini dilakukan misalnya dengan jalan guru bersama siswa menyusun
kriteria penilaian tentang laporan pekerjaan anak. Dengan melibatkan anak
dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian diharapakan anak mengetahui
perkembangannya dan hal itu dimanfaatkan untuk meningkatakan proses
belajar-mengajar.
h. Catatan Anekdotal (file Card)
Catatan anekdotal merupakan catatan pengamatan informasi yang
menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial,
kebutuhan, kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, keterampilan,
dan strategi yang digunakan peserta didik atau yang berkaitan dengan hal
apa saja yang tampak bermakna ketika dilakukan pengamatan. Catatan ini
berisi komentar singkatnyang spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan
yang perlu dikerjakan siswa yang didokumentasikan secara terus-menerus
sehingga menggambarakan kemampuan berbahasa anak secara luas.
Aktivitas anak yang memperagakan kemampuan dan perkembangan diri
anak dicatat pada kartu (setiap anak satu kartu). Catatan tersebut mencakup
juga kelebihan, kekurangan, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa.
Sebelum guru melakukan penilaian dengan menggunakan bentuk
penilaian tertentu sebagaimana diuraikan diatas, sebaiknya diketahui terlebih
dahulu kriteria penilaian yang baik yakni:
a. Sesuainya tugas penilaian dengan masalah yang akan dilihat (kognitif,
afektif, dan psikomotor);
b. Sesuainya tugas penilaian dengan tujuan pengajarannya;
c. Kemampuan tugas penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukan kemampuan dan kemajuan siswa;
d. Tugas penilaian bersifat menarik, menantang dan bermanfaat.
Penilaian juga perlu dilakukan secara otentik terhadap keseluruhan
kompetensi yang telah dipelajari siswa melalui kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan diatas, ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin
dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
(kognisi, sikap, dan keterampilan). Oleh karena itu, dalam penilaian
pembelajaran terpadu, penilaian berkaitan dengan ketiga ranah tersebut, antara
lain:
a. Ranah kognitif
Tingkat kemampuan kognitif dapat diukur atas dasar tingkatnya. Mulai dari
tingkat yang sederhana sampai kepada tingkat yang tinggi atau sukar, yang
terdiri dari enam tingkatan sebagai berikut:
1) Ingatan (K1)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian baru berkisar hanya pada
pengetahuan saja. Artinya baru sampai pada tingkat mengingat kan hal-hal
yang sedang dipelajari siswa. Ingatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumurs-rumus dan
sebagainya .
2) Pemahaman (K2)
Pada tingkat ini penilaian dan pengukuran berkisar pada sampai manakah
siswa telah memahami materi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
proses berfikir dimana dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui
tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya dari berbagai segi. Misalnya
kemampuan menguraikan sesuatu rumusan kedalam kalimat atau uraian
yang verbal, dapat menerangkan atau memperluas arti dari suatu istilah.
3) Penerapan (K3)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian akan kemampuan penerapan.
Pada tingkat ini siswa seharusnya dapat menggunakan hal-hal yang
dipelajari untuk situasi baru atau situasi lain pada waktu berlangsung situasi
belajar mengajar.
Penerapan (aplikasi) adalah proses berfikir yang setingkat lebih tinggi
dari pemahaman. Dalam aplikasi seseorang diharapkan mampu memilih
menggunakan dan menerapkan dengan tetap sesuatu teori, hukum, metode,
jika dihadapkan dengan situasi baru. Misalnya kemampuan untuk
meramalkan pengaruh yang akan terjadi, jika diadakan suatu perubahan
pada satu atau meramalkan terjadinya bahaya erosi dan banjir akibat dari
penebangan pohon secara besar – besaran pada hutan yang ada.
4) Analisis (K4)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian kita akan menganalisis. Pada
tingkat ini siswa seharusnya telah dapat memecahkan hal-hal yang telah
dipelajari menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk memudahkan
mempelajarinya dan menguasainya. Jenjang kemampuan berfikir berikutnya
yang setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis, yaitu suatu
kemampuan untuk menguraikan sesuatu bahan atau diantara bagian atau
factor yang satu dengan bagian atau faktor yang lainnya.
5) Sintesis (K5)
Pada tingkat ini siswa telah sampai pada kemajuan menghubungkan
bagian-bagian hal-hal yang telah dipelajari dan untuk selanjutnya dapat
merumuskan atau membentuk sesuatu yang baru.
Sintesis ialah sesuatu kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan
dari proses analisis yaitu suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau
unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola struktur
atau bentuk baru.
6) Evaluasi (K6)
Pada tingkat ini siswa telah mampu menilai sesuatu untuk tujuan-tujuan
tertentu. Evaluasi adalah jenjang yang tinggi dalam bentuk domain kognitif
Taksonomi Bloom. Evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk dapat
memberikan pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai-nilai, ide-ide,
pemecahan, atau metode tertentu berdasarkan suatu patokan atau kriteria.
Misalnya jika seseorang dihadapkan kepada beberapa pilihan ia akan
mampu memilih atau pilihan terbaik sesuai dengan patokan atau perkiraan
yang ada. Patokan atau perkiraan tersebut tersebut ditinjau dari berbagai
segi seperti ketepatgunaan, ketepatan waktu, dampak pengaruh sampingan
dan sebagainya.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan emosi, kecendrungan, sikap, keinginan,
nilai, minat dan perasaan. Berkenan dengan nilai afektif ada 2 yang perlu
dinilai yaitu pertama kompetensi afektif dan kedua sikap.
c. Ranah Psikomotor
Untuk mengukur kemampuan gerak pun akan melalui tingkat-tingkat
yang dimulai dari tingkat yang sederhana sampai pada tingkat yang tinggi. Dan
tingkat tersebut terdiri dari lima tingkatan sebagai berikut :
1) Pada tingkat pertama kemampuan yang diukur hanya berkisar pada
kemampuan meniru gerak. Jadi apakah gerakan yang dibuatnya telah
dapat dilaksanakan dengan prinsip gerak yang diajarkan.
2) Tingkat kedua pengukuran terhadap kemampuan menggunakan yang
telah diajarkan. Pada tingkat ini yang diukur ialah sampai dimanakah
siswa telah dapat menggunakan konsep-konsep yang ada untuk
melakukan gerak-gerak yang sesuai dengan konsep itu.
3) Tingkat ketiga pengukurann terhadap kemampuan ketelitian. Yang
diteliti ialah tingkat kesempurnaan gerak atau kebenaran daripada
gerakan yang dilakukan.
4) Tingkat keempat pengukuran akan kemampuan merangkai gerak. Yakini
kemampuan melakukan beberapa bentuk gerakan secara berangkai dan
berkesinambungan.
5) Tingkat kelima ialah pengukuran akan kemampuan naturalisasi. Yakni
kemampuan siswa melakukan gerakan secara wajar dan efisien.
Kegiatan Belajar 2
Prosedur Pengembangan Dan Format Penilaian Pembelajaran Terpadu Di Sd

A. PROSEDUR PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Penilaian yang berkualitas akan menghasilkan informasi yang reliable
dan Valid, Untuk menghasilkan informasi yang reliable dan valid, perlu ada
bukti pendukung yang meyakinkan bahwa penilaian yang menghasilkan
informasi tersebut memang berkualitas tinggi.
Berikut tahapan-tahapan penilaian :
1. Perencanaan
Langkah-langkah pada tahapan ini sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan penilaian yang ingin dicapai baik tujuan yang ingin
dicapai oleh guru maupun oleh siswa.
b. Menentukan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa
maupun oleh guru.
c. Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam proses
penilaian.
2. Pelaksanaan
Dalam proses pelaksanaan penilaian, haruslah disadari bahwa :
a. Penilaian berlangsung sejak awal sampai akhir proses pembelajaran
b. Penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan
c. Penilaian dapat diarahkan pada proses maupun produk serta program
3. Penyusunan dan penyajian laporan
Laporan hasil penialaian disusun dengan jalan memperhitungkan seluruh
informasi yang terkumpul dan pengolahannya. Penyusunan laporan harus
dilakukan secara logis, sistematis, dan secara komprehensif yang diakhiri
dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran.
4. Tahap tindak lanjut
Hasil pengolahan informasi dan saran-saran ditindaklanjuti secara
operasional.
B. FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Beberapa bentuk model alat penilaian yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan penilaian pembelajaran terpadu yang dapat diaplikasi oleh guru
dengan menggunakan format penilaian yang mendukung diperolehnya informasi
dari siswa. Contoh format tersebut antara lain :
1. Format Observasi
Format observasi yang digunakan dalam kegiatan penilaian pelaksanaan
pembelajaran terpadu dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun
pelaksanaan pembelajaran terpadu dengan indicator kemampuan dan
penguasaan yang telah ditetapkan. Sedangkan sasarnnya difokuskan pada
proses maupun produk pembelajaran.
Perencanaan
kegiatan Form 1
Nama kelompok :
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR KETERANGAN
1. Kelogisan alasan 12345
2. Kerjasama kelompok 12345
3 Toleransi dan sopan santun 12345
4. Pengunaan bahasa indonesia 12345
5. Disiplin waktu 12345
6. Produktivitas 12345

2. Format Penilaian Diri Siswa


Bentuk penilaian diri siswa juga digunakan dalam penilaian pembelajaran
terpadu. Dalam hal ini siswa dapat menyusun sendiri pertanyaan dan
selanjutnya mengisi langsung jawaban dari pertanyaan tersebut dengan
mengorganisasikan gagasannya sendiri. Guru juga dapat melakukan penilaian
diri berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Format
penilaian diri dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat juga digunakan sebagai
masukan bagi guru untuk memberikan pertimbangan, motivasi, dan pengutan
kepada siswa.
Perencanaan kegiatan
Form II
Nama kelompok :
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR KETERANGAN
1. Kelengkapan informasi data 12345
2. Kerjasama kelompok partisipasi 12345
3 Disiplin waktu 12345
4. Minat dan antusiasme 12345
5. Keberanian 12345
6. Produktivitas 12345

3. Format Portofolio.
Hasil penilaian proses, produk dan penilaian program didokumentasikan
dalam satu bentuk portofolio. Portofolio ini dapat dijadikan sebagai salah satu
masukan bagi guru untuk memutuskan nilai setiap siswa serta penyusunan
perencanaan pembelajaran selanjutnya.
4. Rubrik
Hasil simpulan portofolio dan format penilaiannya, guru dapat menyusun
kriteria penilaian secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga anak
dapat mengetahui criteria tersebut dan dapat mengukur kemampuannya.
5. Cuplikan Kerja
Dalam menilai performansi belajar siswa, guru dapat melakukan pemberian
tugas yang menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil unjuk kerja mereka.
6. Masukan Orang Tua
Dalam penilaian pembelajaran terpadu masukan informasi orang tua akan
dapat membantu memberikan gambaran yang menghapus penafsiran yang
keliru dari pihak guru dan siswa.
7. Penilaian Berkala
Penilaian berkala pada dasarnya terdiri atas beberapa butir aspek sifat yang
dinilai. Penilaiannya diubah dari kategori (data nominal) menjadi data interval
dalam rentang 1-5. Penetapan nilai itu dibuat berdasarkan pertimbangan yang
bersangkutan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian memberikan informasi kepada guru untuk pengamblan
keputusan yang harus ditetapkan kepada siswanya. Untuk itu diperlukan bentuk
penilaian yang berkualitas, yang menghasilkan informasi yang reliabel dan
valid. Kegiatan penilaian dilakukan dengan empat tahapan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, penyusunan dan penyajian laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Dweretzky, john P. (1990). Introdution to child development. New york west publishing
company
Resmini, Novi, (1995). Penerapan tehnik asesment alternatif aspek kognitif
dalam pembelajaran bahasa indonesia. Malang : IKIP Malang.
Rofiudin, Ahmad, (1996), penilaian pengajaran bahasa indonesia di sekolah dasar
Malang : IKIP Malang.

Anda mungkin juga menyukai