Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu:
Ririn Nuraini, M.Pd
Disusun Oleh:
Haifa Ayu Thursina
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak atau peserta didik adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang menuju
kedewasaan. Seiring dengan bertambahnya usia, anak atau peserta didik mengalami proses
belajar yang terus menerus dari sebelumnya yang tidak mengetahui menjadi mengetahui; dari
yang sebelumnya tidak mengalami menjadi mengalami secara langsung pengalaman
hidupnya. dalam proses belajar inilah dibutuhkan seorang guru yang dapat mendampingi
anak atau peserta didik.
Didalam sekolah, semua guru adalah pembimbing bagi anak didiknya dalam proses
belajar mengajar. Seorang guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak
didiknya, tetapi juga mendampingi mereka dalam meraih keberhasilan pendidikan. Dalam
menjalani setiap aktifitas dalam belajar mengajar ini tugas guru adalah juga memberikan
bimbingan kepada anak didiknya. Akan tetapi, anak didik juga membutuhkan bimbingan
secara khusus , terutama ketika menghadapi persoalan yang terkait dengan kepribadian, agar
dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Disinilah sesungguhnya pentingnya
keberadaan bimbingan dan konseling disekolah. Secara professional, bimbingan dan
konseling dilakukan oleh konselor1.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Evaluasi?
2. Apa itu BK?
3. Apa Arti Evaluasi Bimbingan dan Konseling?
4. Tujuan Evaluasi dari BK?
5. Jenis-jenis Evaluasi?
6. Evaluasi BK pada tingkat SD?
7. Evaluasi BK pada tingkat SLTP dan SLTA?
8. Evaluasi BK pada tingkat Perguruan Tinggi?
BAB II
1
Akhmad Muhaimin Azzef,Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Jl.Anggrek 126 Sembilegi,Maguwoharjo
Depok,Sleman,Jogjakarta,2013)Hlm.9-10
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari b.inggris evaluation, dalam b. arab : al-taqdir ,
dalam bahasa Indonesia berarti, penilaian. Adapun dari segi istilah, sebagaimana
dikemukakan oleh edwind wand dan Gerald W.Brown: Evaluation refer to the act or process
to determining to the value of something.menurut difinisi ini yang dikemukakan oleh Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan,
maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai , suatu tindakan atau kegiatan
(yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam dalam
rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (segala sesuatu yang
berhubungan dengan, atau yang terjadi dilapangan pendidikan2.
2
Prof.Drs.Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005), Hlm 1-2.
3
Akhmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Jogjakarta:Ar:Ruzz Media, 2013), Hlm 10.
3
1. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha
untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling demi
peningkatan mutu program bimbingan dan konseling
2. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ialah suatu usaha penelitian
dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimulan atas dasar data
yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-
langkah perbaikan pengembangan dan pengarahan sataf.
4
Jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah mencakup
empat komponen, yaitu: (1). Evaluasi peserta didik (input), (2). Evaluasi program, (3).
Evaluasi proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan (4). Evaluasi hasil
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
A. Evaluasi peserta didik (input)
Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan konseling
di sekolah, maka pemahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan dan
konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik perlu dilakukan sedini
mungkin.
Denganpemahaman terhadap peserta didik ini dapat dipakai untuk
mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan bila dibandingkan dengan
produk yang dicapai. Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat
peserta didik diterima sekolah bersangkutan.
Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa: (a) kemampuan
sekolastik umum, (b) bakat, (c) minat, (d) kepribadian, (e) prestasi belajar, (f) riwayat
kependidikan, (g) riwayat hidup, (h) cita-cita pendidikan/ jabatan, (i) hobi dan
penggunaan waktu hidup,(j) kebiasaan belajar, (k) ilmu sosial, (l) keadaan fisik dan
kesehatan, (m) kesulitan-kesulitan yang diihadapi, dan (n) minat terhadap pelajaran
sekolah.
B. Evaluasi program
Jenis evaluasi program ini dilakukan demi untuk peningkatan mutu program
bimbingan dan konseling di sekolah. Penyusunan program bimbingan dan konseling di
sekolah dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu: (1) layanan kepada peserta
didik, (2) layanan kepada guru, (3) layanan kepada kepala sekolah, (4) layanan kepada
orang tua siswa/masyarakat. Kegiatan operasiaonal dari masing-masing hendaknya
disusun dalam suatu sistematika tertentu. Jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan
ini memerlukan alat-alat/instrumen evaluasi yang baik.
C. Evaluasi proses
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan dan
koseling di sekolah, dituntut proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang
diharapkan. Dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah banyak faktor yang
terlebih yang perlu dievaluasi, di antaranya:
a. Organisasi dan administrasi program bimbingan dan konseling
5
b. Petugas pelaksana atau personil
1) Tenaga professional
2) Tenaga non-profesional
c. Fasilitas dan perlengkapan
1) Fasilitas teknis: tes, inventori angket, format, dan sebagainya.
2) Fasilitas fisik, seperti:
a) Ruang konselor;
b) Ruang konseling;
c) Ruang tunggu;
d) Ruang pertemuan;
e) Ruang administrasi bimbingan dan konseling;
f) Ruang penyimpanan alat-alat;
g) Ruang penyimpanan data.
3) Perlengkapan seperti: meja, kursi, filling kabinet, files, lemari, rak, papan
media bimbingan, mesin ketik, alat perekam pandang dengar, dan sebagainya.
4) Anggaran biaya
Anggaran biaya perlu dipersiapkan secara rinci untuk untuk menunjang
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Anggaran yang
diperlukan adalah dalam pos-pos sebagai berikut:
a) Honorarium pelaksana/personel;
b) Pengaduan dan atau pengembangan alat-alat teknis;
c) Pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik;
d) Biaya operasional: perjalanan, pertemuan, kunjungan rumah, dan
sebagainya.
e) Penilaian dan penelitian.
5) Kegiatan pelaksanaan program bimbingan dan konseling
D. Evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling
Jenis evaluasi pelaksanaan program ini diadakan melaui peninjauan terhadap hasil
yang diperoleh seseorang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan melalui
peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya. Peninjauan evaluatif
itu memusatkan perhatian pada efek-efek yang dihasilkan sesuai dengan tujuan-tujuan
bimbingan yang dikenal dengan nama evaluasi produk atau evaluasi hasil. Jadi, untuk
memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program bimbingan dan
6
konseling di sekolah. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil dari
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka harus dilihat dalam diri
siswa yang memperoleh layanan bimbingan itu sendiri. Penilaian terhadap hasil lebih
menekankan pada pengumpulan data atau informasi mengenai keberhasilan dan pengaruh
kegiatan layanan bimbingan yang telah diberikan. Dengan kata lain, evaluasi terhadap
hasil ditujukan pada pencapaian tujuan program, baik dalam jangka pendek, maupun
jangka panjang4.
4
Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (Jakarta: Pt Rineka
Cipta) 2010. Hal 247-253.
7
Dengan mempertimbangkan hal di atas seharusnya guru kelas dengan guru Bimbingan
dan Konseling tidak digabung agar tujuan Bimbingan konseling yang terdapat pada Sekolah
Dasar agar Tujuan Bimbingan dan Konseling dapat dicapai secara maksimal.
8
mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa untuk memilih dan
menentukan program studi yang sesuai dengan bakat, minat, dan cita-citanya. Mahasiswa
juga dituntut untuk lebih banyak belajar, tanpa banyak diatur, diawasi, dan dikendalikan, oleh
dosen-dosenya.
Secara keseluruhan, problema yang dihadapi oleh mahasiswa dapat dikelompokkan atas
dua kategori, yaitu problema sttudi dan problema sosial-pribadi.
1. Problema akademik
Problema akademik merupakan hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh
mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan dan memaksimalkan perkembngan
belajarnya.
Beberapa problema studi yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa sebagai berikut,
a. Kesulitan dalam memilih program studi/konsentrasi/pilihan mata kuliah yang sesuai
dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
b. Kesulitan dalam mengukur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan
aktifitas perkuliahan, serta kegiatan mahasiswalainnya.
c. Kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar dan buku-buku simber.
d. Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
e. Kesulitan dalm mempelajari buku-buku yang yang berbahasa asing khususnya bahasa
inggris.
f. Kurang motivasi atau semangat belajar.
g. Adanya kebiasaan belajar yang salah.
h. Rendahnya rasa ingin tahu dan ingin mendalami ilmu serta rekayasa.
i. Kurangnya minat terhadap profesi
2. Problema sosial pribadi
Problema sosial pribadi merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa
dalam mengelola kehidupannya sendiri serta menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial,
baik dikampus maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
Beberapa problema sosial pribadi yang mungkin di hadapi oleh mahasiswa adalah
sebagai berikut.
a. Kesulitan ekonomi/biaya kuliah
b. Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan
c. Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan teman sesama mahasiswa, baik dikampus
maupun dilingkungan tempat tinggal.
9
d. Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggal mahasiswa,
khususnya mahasiswa pendatang
e. Kesulitan karena masalah-masalah keluarga
f. Kesulitan karena masalah-masalah pribadi5.
BAB III
5
Dr. Ahmad Juntika M.Pd, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), Hlm.27-28
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah berkewajiban member bimbingan dan konseling kepada peserta didik baik di
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, maupaun di Perguruan
Tinggi.
Tugas pokok guru pembimbing perlu dijabarkan kedalam program kegiatan. Program itu
perlu disusun dalam satuan-satuan layanan kegiatan yang nantinya akan merupakan wujud
nyata pelayanan langsung bimbingan dan konseling.
B. Saran
Bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik dalam memecahkan permasalaha
yang dihadapainya. Baik berupa tentang permasalahan pribadi, sosial, belajar maupun karir.
Peran seorang konselor yaitu membantu pesrta didik dalam semua hal yang dibutuhkannya.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling yaitu harus berorientasi pada semua peserta
didik dan harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
11
Azzef, Akhmad Muhaimin, 2013. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Jl.Anggrek 126
Sembilegi, Maguwoharjo Depok, Sleman, Jogjakarta)
Sudijono, Anas, 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada)
Azzet, Akhmad Muhaimin, 2013. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,
(Jogjakarta:Ar:Ruzz Media)
Sukardi, Dewa Ketut. 2010. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah. (Jakarta: PT Rineka Cipta)
Juntika, Ahmad, 2006. Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Refika Aditama)
12