Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PELATIHAN (PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN, MODEL EVALUASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,


PELAKSANAAN EVALUASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN)

Disusun oleh:
Nama: Asis soulisa
Nim: 210304034

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI AMBON
2024

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Evaluasi pelatihan di era sekarang sangatlah penting bagi kinerja

pegawai. Pelatihan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan

kemampuan karyawan guna dapat memenuhi peryaratan tersebut. Oleh karena

itu evaluasi pelatihan sangan penting untuk menilai seberapa efektivitas dan

efisiensi program pelatihan. Salah satu bentuk evaluasi dalam pendidikan

yaitu evaluasi program. Evaluasi program pendidikan dan pelatihan meliputi

evaluasi penyelenggaraan, instruktur, fasilitas, dan peserta. Evaluasi pelatihan

yang paling penting dalam melakukan pelatihann adalah evaluasi program, di

mana evaluasi program dilakukan untuk kepentingan dalam mengambil

keputusan dalam pengambilan kebijakan selanjutnya.1

Pelatihan merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan.

Pelatihan dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap individu agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Evaluasi pelatihan adalah proses sistematis untuk menilai

efektivitas dan dampak program pelatihan. Evaluasi pelatihan penting untuk

1
Syukri, Makmur, et al. "Evaluasi Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan (Leadership) Di
Organisasi KSJ (Komunitas Sedekah Jumat)." Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan 6.2
(2022), hlm. 368-387.
memastikan bahwa program pelatihan mencapai tujuannya dan memberikan

manfaat bagi peserta dan organisasi.

Dalam hal ini evaluasi pelatihan sangatlah penting guna dapat

meningkatkan kemampuan Pelatihan, ini dilaksanakan secara timbal balik

guna memahami pelatihan ini dan kegiatan pendidikan lanjutan (pelatihan)

sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi para peserta pelatihan yang

sudah bertugas di perusahaan atau sebagai bagian dari pelatihan. perjanjian.

Proses ini dapat diamati di beberapa institusi dan perusahaan. Mereka lebih

memilih dan menggunakan metode ini untuk mempertahankan dan

meningkatkan kualitas dan kinerja karyawan perusahaan yang ada dan

memperdalam pengetahuan mereka untuk mencapai kesuksesan yang lebih

besar.Untuk mencapai hal tersebut, institusi harus merekrut staf berdasarkan

kelayakan. Selain itu, pelatihan reguler harus disediakan untuk karyawan baru

dengan tanggung jawab dan keterampilan yang meningkat.

Konteks pelatihan PMA No. 19 Tahun 2020 pada dasarnya sama

dengan konteks organisasi, dan secara umum lebih memilih mengaitkan

konsep pelatihan dengan pengembangan staf (training and development).

Garavan mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan dan

pertumbuhan aspek keterampilan dan kemampuan seseorang atau individu

melalui proses belajar sadar dan tidak sadar. organisasi tempat mereka

bekerja. Tujuan pelatihan yang terkandung dalam PMA pada dasarnya selaras

dengan konsep pengembangan perangkat. Hal ini juga tercermin dalam


pilihan pelatihan yang berbeda (Pelatihan Dasar Atau Paruh Waktu) yang

ditawarkan oleh pusat pendidikan dan pelatihan kami. On the Job Training

Memfasilitasi Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan Fungsional, dan Pelatihan.

B. Rumushan masalah

1. Bagaimana prinsip evaluasi pendidikan dan pelatihan ?

2. Bagaimana model evaluasi pendidikan dan pelatihan ?

3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pendidikan dan pelatihan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetaui Bagaimana prinsip evaluasi pendidikan dan pelatihan ?

2. Untuk mengetaui Bagaimana model evaluasi pendidikan dan pelatihan ?

3. Untuk mengetaui Bagaimana pelaksanaan evaluasi pendidikan dan

pelatihan ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip evaluasi pendidikan dan pelatihan

Dalam proses pembelajaran, ada tahapan yang namanya evaluasi dan

ini sanagat penting di lakuakan. Secara bahasa kata evalusi berasal dari bahasa

ingris yang artinya “evaluation” ysng srtinys penilaian. Adapun pengertian

evalusi secara istilah adalah proses dalam menentukan nilai atau pengumpulan

informssi terhadap kinerja sesuatu yang di mana informasi itu di jadikan

sebagai sumber alternative dalam pengambilan keputusan.

Menurut john dewey dalam ahmadi dan uhbiyati mengartikan bahwa

pendidikan merupakan proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental baik secara intelektual maupun emosional kea rah alam dan

sesama manusia. Menurut intruksi presiden No. 15 tahun 1974 dalam kamil

(2010: 4) pengertian pelatihan di rumuskan sebagai berikut: pelatian yaitu

bagian dari pendidikan yang menyangkut pada proses belajar dalam perolehan

dan mengembangkan ketrampilan di luar system pendidikan yang berlaku,

dalam waktu yang relative singkat, dan dengan menggunakan metode yang

lebih mengutamakan praktik dari pada teori. 2 Menurut notoatmojo (2009: 16)

pendidikan dan pelatihan yaitu upaya dalam mengembangkann SDM untuk

2
Mansur Arsad. ”Penerapan prinsip dalam program pendidikan dan pelatihan”, jurnal evaluasi
pndidikan, vol 4, No. 1,( maret 2013).
kepribadian manusia. Kegiatan evalusasi ini di lakukan untuk mengetahui

bagai mana evektivitas program pendidikan dan pelatihan yang di laksanakan.

Namun dalam praktiknya pelaksanaan evaluasi hanaya di tinjau dari

pesertanya saja, tanpan meliahat aspek yang lain, seperti aspek perencanaan,

aspek pelaksanaan, dan hasil.

Berikut beberapa prinsip evaluasi pendidikan dan pelatihan:

1. Prinsip evaluasi pendidikan

a. Kontinuitas (berkelanjutan).

Evaluasi tidak hanya di lakukan di akhir semester, tetapi harus di

lakukan secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk membantu

berkengbangnya proses belajar siswa.

b. Komprehensip (menyeluruh).

Evaluasi ini mencakup semuah aspek pembelajaran. Evaluasi ini

bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap kopetensi siswa.

c. Efisien

Hasil evaluasi akan di gunakan untuk meningkatkan kemampuan

belajar peserta didik.

2. Prinsip evaluasi pelatihan

a. Objektifitas: evaluasi harus di lakukan dengan objektif. Hasil evaluasi

tersebut harus di dasarkan pada bukti dan data yang benar, bukan

dengan prasangka atau opini pribadi.


b. Bermanfaat: hasil evaluasi harus bermanfaat agar dapat meningkatkan

kualitas program pelatihan.

c. Berorientasi pada tujuan: evaluasi harus di rancang untuk mengukur

tercapainya hasil atau tjuan yang sudah di tetapkan.

d. Berkelanjutan: evaluasi arus di lakukan secara terus menerus karnah

evaluasi menjadi bagian dari proses pelatiahan.

Pendidikan yang di bedakan berdasarkan fungsinya yaitu:

1. Pendidikan sebagain proses tukar fikiran, dalam hal

pendidikan menyiapkan peserta didik untuk kemudian hari.

2. Pendidikan sebagai proses pembentuk ke ribadian, tujuannya

agar dapat membentuk kepribadian diri.

3. Pendidikan sebagai persiseapan tenaga kerja, yakni

membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dalam

hal pekerjaan.

Pelatihan menurut kamil istilah pelatihan merupakan

terjemahan dari kata trening dalam bahasa inggris. Dalam

artian memberikan pelatihan kepada peserta didik dalam

menigkatkan kemampuan diri.3

3
Jeane marie tulung” evaluasi program pendidikan dan pelatihan kepemimpinana di balai diklat
keagamaan”, jurnal acta diurnal, vol III. No. 3. Tahun 2014.
Berhasil atau tidaknya pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat

setelah dilakukan evaluasi terhadap output atau lulusan yang dihasilkannya

dalam evaluasi pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik dari siswa,

dan dengan adanya ibeberapa model evaluasi yang menyebabkan peserta didik

lebih baik dalam proses pembelajarannya. Berikut beberapa hal terkait dengan

model evaluasi pendidikan dan pelatihan:

Goal Oriented Evaluation Model ini adalah sebuah model yang tampaknya

paling cepat dalam Sebuah penilaian evaluasi pada penilaian ini adalah alasan

untuk eavaluasi yang baik dibentuk beberapa waktu ketika penilaian belum

dilakukan. . Model ini diciptakan oleh Tyler. Model ini dengan serius

menunjukan kehadiran siklus penilaian yang secara langsung bergantung pada

tujuan pendidikan yang sudah ditentukan bersama-sama sehingga dapat

menunjukkan kesiapan, pada saat seseorang instruktur melakukan

interaksi/komunikasi dengan pesarta didik dalam sistem pembelajaran. Goals

evaluasi program dalam lembaga pendidikan meliputi delapan aspek, yaitu

pengajaran, perbaika,, hasil belajar, seleksi, bimbingan, fungsi penempatan,

penilaian kelembagaan, dan kurikulum. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui

ketercapaian tujuan pendidikan dan pencapaian dalam proses pembelajaran.

B. Model Evaluasi

a. Model Kirkpatrick

Model Kirkpatrick adalah model standar evaluasi untuk mengukur dan dan

mevalidasi hasil belajar karyawan/anggota setelah pelatihan. Model ini


diciptakan oleh Donald Kirckpatrick. Ada empat dimensi untuk

mendefenisikan tipologi ini, diantaranya :

i. Reaksi

Fase ini berkaitan dengan emosi/perasaan belajar. Fase ini

mengukur efektivitas program pelatihan yang berkaitan

dengan sikap dan persepsi karyawan/anggota terhadap apa

yang diberikan dalam pelatihan dan pendidikan.

ii. Pembelajaran

Fase ini mengukur seberapa besar pengetahuan yang

mereka dapatkan. Metode ini diukur melalui paper pencil-

test.

iii. Perilaku

Fase ini berikaitan dengan perubahan sikap yang terjadi

dalam kepribadian peserta. Keterampilan seperti apa yang

dikembangkan setelah dilakukan pembelajaran selama

pelatihan.

iv. Hasil

Fase ini berkaitan dengan hasil keseluruhan (reaksi,

pembelajaran, dan perilaku). Apakah pelatihan dapat

mempengaruhinya atau tidak.

b. Model CIPP
CIPP merupakan singkatan dari context evaluation, yakni evaluasi

terhadap konteks, input evaluation,yakni evaluasi terhadap masukan,

proses evaluation, yakni evaluasi terhadap proses, dan Product

evaluation, yakni evaluasi terhadap hasil. Modl ini dipelopori oleh

Daniel L. Stufflebeam tahun 1930-an.

c. Model IPO

Model ini merupakan kepanjangan dari Input, proses, dan

output yang diberikan oleh Bushnel pada tahun 1990. Model IPO

adalah padangan komprehensif tentang evaluasi. Tahap pertama

menunjukan evaluasi indicator kinerja sistem, seperti kualifikasi

peserta, ketersediaan materi, kesesuaian pelatihan ,dan sebagainya.

Proses mencakup perencanaan, desain, pengembangan dan

penyampaian program pelatihn. Output menunjukan pengumpulan

data yang dihasilkan dari intervensi pelatihan. Sedangkan hasil

merupakan tahap akhir yang akan menunjukan hasil jangka panjang

terkait dengan peningkatan.

d. Model Evaluasi Terintegrasi

Brinkerhoff membagi evluasi ini dalam enam tahap berkaitan dengan

pengembangan dan operasi program sdm. Diantaranya adalah:

i. Menentukan masalah. Kemudian masalah yang diidentifikasi

mewakili kebutuhan training dan tujuan yang sebenarnya.

ii. Menentukan strategi pelatihan yang tepat.


iii. Menentukan seberapa jauh pembelajaran yang terjadi dan

sejauh mana.

iv. Menentukan hasil penggunaan pada tingkat individu.

e. Model Tannenbaum

Model Tannenbaum adalah model evaluasi yang berkaitan

dengan efektifitas pelatihan yang dikembangkan dengan perhatian

khusus pada karasteristik, harapan, dan motivasi individu. Model ini

dirancang untuk mencerminkan kumpulan pengetahuan saat ini

mengenai keaktifan pelatihan4.

C. Pelaksanaan Evaluasi Diklat

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Secara sederhana pendidikan dan pelatihan

dapat diartikan sebagai upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

kadang disingkat KSA atau disebut kompetensi. Jack L. Phillips dibagi menjadi

empat fase besar:

a. Perencanaan Evaluasi

Pada tahap perencanaan evaluasi pelatihan ini, perhatian harus diberikan pada tujuan

program pelatihan yang dievaluasi sebagai dasar untuk mengembangkan rencana

evaluasi Memahami program pelatihan Anda juga akan membantu selama fase

pengumpulan data evaluasi Anda, baik untuk evaluasi Tingkat 1 maupun Tingkat 2.

Kurangnya pemahaman terhadap program pelatihan dapat menyebabkan kesalahan


4
Tunggul Prasodjo. “Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”, (Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2020). Hlm 74-81.
dalam rencana evaluasi dan perolehan data untuk dievaluasi, yang pada akhirnya

menyebabkan: Kesalahan membawa pada kesimpulan pada hasil evaluasi. Itu salah

dan tidak pantas. Merancang program evaluasi pelatihan membantu evaluator

pelatihan memutuskan hal-hal seperti jenis data apa yang akan diambil, cara

menangkap data, dan cara mengisolasi efek pelatihan. Hal ini penting dilakukan saat

merancang penilaian pasca pelatihan Anda. Tujuannya adalah merancang evaluasi

pasca pelatihan. Pengukuran kinerja (scorecard) dan alat pengukuran untuk

mengevaluasi kinerja. Desain pengukuran kinerja dan desain alat pengukuran kinerja

terutama menentukan bagaimana data dikumpulkan dan jenis data apa yang perlu

dikumpulkan untuk sampai pada kesimpulan yang tepat untuk evaluasi pasca

pelatihan.

b. Pengumpulan Data

Pada fase ini, evaluator program pelatihan mengumpulkan data terkait evaluasi sesuai

dengan desain dan tujuan evaluasi pelatihan ini. Dalam pelatihan dan evaluasi

pelatihan, perlu dikumpulkan tidak hanya data kegiatan setelah selesainya kegiatan

program pelatihan, tetapi juga data tentang program pelatihan (tujuan, peserta,

metode pelatihan, dll), data dan evaluasi. Hasil Tingkat 1 dan Tingkat 2.

c. Analisis dan evaluasi data

Analisis dan Evaluasi Data Setelah segala sesuatunya direncanakan dengan matang

dan data telah dicatat secara lengkap dan akurat, langkah selanjutnya adalah analisis
dan evaluasi data. Rencana pelatihan yang tepat akan membantu menentukan jenis

data yang akan Anda terima, sehingga memudahkan dalam menganalisis dan

mengevaluasi data. Saat menganalisis dan mengevaluasi data ini, data yang relevan

dan tidak relevan harus dipertimbangkan dalam proses analisis, seperti

mempertimbangkan dampak program pelatihan. Dalam banyak evaluasi pelatihan,

evaluator tidak mampu memisahkan dampak pelatihan, seperti mengukur kinerja

pasca pelatihan dan kinerja mana yang merupakan hasil pelatihan dan kinerja mana

yang bukan.

D. Analisis Kritis

Evaluasi pelatihan adalah proses penting untuk mengevaluasi efektivitas dan

keberhasilan suatu program pelatihan. Dalam melakukan evaluasi pelatihan, terdapat

beberapa faktor yang perlu diperhatikan:

Tujuan Pelatihan: Evaluasi pelatihan harus mencerminkan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Tujuan pelatihan yang jelas dan terukur akan memudahkan

dalam mengevaluasi apakah pelatihan telah mencapai hasil yang diinginkan.

Metode Evaluasi: Pemilihan metode evaluasi yang tepat sangat penting dalam

mengukur efektivitas pelatihan. Metode evaluasi dapat berupa tes, observasi,

wawancara, atau kuesioner. Penting untuk memilih metode yang sesuai dengan tujuan

pelatihan dan dapat memberikan informasi yang akurat.


Pengumpulan Data: Data yang dikumpulkan dalam evaluasi pelatihan harus relevan

dan dapat diandalkan. Data dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti survei,

observasi langsung, atau analisis kinerja sebelum dan sesudah pelatihan. Penting

untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan mencakup semua aspek yang ingin

dievaluasi.

Analisis Data: Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis

data tersebut. Analisis data akan memberikan gambaran tentang keberhasilan

pelatihan dan apakah tujuan telah tercapai. Dalam analisis data, perlu diperhatikan

juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi, seperti faktor

lingkungan atau faktor individu.

Tindak Lanjut: Hasil evaluasi pelatihan harus digunakan sebagai dasar untuk

melakukan tindakan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut. Jika evaluasi

menunjukkan adanya kekurangan atau kelemahan dalam pelatihan, perlu dilakukan

tindakan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas pelatihan di masa mendatang.

Dalam melakukan evaluasi pelatihan, penting untuk melibatkan semua pihak yang

terlibat, baik peserta pelatihan, instruktur, maupun manajemen. Dengan melibatkan

semua pihak, evaluasi pelatihan akan menjadi lebih komprehensif dan dapat

memberikan hasil yang lebih akurat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis kritis evaluasi pelatihan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Evaluasi pelatihan merupakan proses penting dalam mengukur efektivitas dan

keberhasilan program pelatihan.

2. Penting untuk memastikan bahwa evaluasi pelatihan terkait dengan tujuan

bisnis perusahaan.

3. Evaluasi pelatihan tidak hanya sebatas mengukur reaksi dan kepuasan peserta,

tetapi juga perubahan perilaku dan kinerja yang diharapkan.

4. Evaluasi pelatihan perlu dilakukan secara jangka panjang untuk melihat

dampak yang berkelanjutan.

5. Dukungan manajemen sangat penting dalam meningkatkan efektivitas

evaluasi pelatihan.

6. Pengukuran ROI (Return on Investment) dapat membantu dalam menilai nilai

investasi yang diberikan terhadap pelatihan.


7. Evaluasi pelatihan dapat membantu dalam menilai efektivitas program

pelatihan dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan karyawan.

8. Evaluasi pelatihan juga dapat meningkatkan kualitas program pelatihan dan

mengukur dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan dan organisasi.

Dengan melakukan evaluasi pelatihan yang komprehensif dan memperbaiki

kelemahan yang ada, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas program pelatihan,

mengembangkan karyawan, dan mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

B. Saran dan Kritik

Menyadari terdapat banyak kekurangan di makalah ini, maka penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik dari dosen pengampuh agar makalah ini bisa menjadi

lebih baik lagi.


DAFTAS PUSTAKA

Syukri, Makmur, et al. "Evaluasi Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan (Leadership) Di Organisasi
KSJ (Komunitas Sedekah Jumat)." Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan 6.2 (2022), hlm.
368-387.

Mansur Arsad. ”Penerapan prinsip dalam program pendidikan dan pelatihan”, jurnal evaluasi
pndidikan, vol 4, No. 1,( maret 2013).

Tunggul Prasodjo. “Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”, (Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2020). Hlm 74-81.

Jeane marie tulung” evaluasi program pendidikan dan pelatihan kepemimpinana di balai diklat
keagamaan”, jurnal acta diurnal, vol III. No. 3. Tahun 2014.

Tunggul Prasodjo. “Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”, (Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2020). Hlm 74-81.

Mansur Arsad. ”Penerapan prinsip dalam program pendidikan dan pelatihan”, jurnal evaluasi
pndidikan, vol 4, No. 1,( maret 2013).

Anda mungkin juga menyukai