Anda di halaman 1dari 84

ANALISIS DAYA BELI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN USAHA MIKRO DI DESA LUMOY


KAB. BURU SELATAN
(PERSPEKTIF KEUANGAN SYARIAH)

HASIL

Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada
Program Studi Manajemen Keuangan Syariah

Oleh :

RUGAYA LATUCONSINA
NIM : 200106022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) AMBON 2024
ii

LEMBARAN PENGESAHAN

Pembimbing penulisan hasil ini saudara RUGAYA LATUCONSINA

NIM:200106022 Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, program studi

Manajemen Keuangan Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon,

setelah sesama meneliti dan mengoreksi hasil yang bersangkutan yang berjudul

“Analisis daya beli masyarakat dalam meningkatkan pendapatan usaha mikro di

Desa Lumoy Kab. Buru Selatan (perspektif Keuangan Syariah)” memandang

bahwa hasil tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan telah disetujui untuk

diseminarkan.

Demikian persetujuan ini kami berikan kepada yang bersangkutan untuk di

proses selanjutnya.

Ambon, 20 Maret 2024

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Maimuna Toatubun, M.Si Darwis Amin, SE.,M.Si


NIP: 196301291993032002 NIP:107308162003121006

Menyetujui
Ketua Program Studi
Manajemen Keuangan Syariah IAIN Ambon

Dr. Mar’atun Shalihah, M.Si


NIP. 198012122009012004
iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rugaya Latuconsina


NIM : 200106022
Program Studi : Manajemen Keuangan Syariah
Judul Skripsi : Analisis Daya Beli Masyarakat Dalam
Meningkatkan Pendapatan Mikro di Desa Lumoy
Kab. Buru Selatan (Perspektif Keuangan Syariah)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil penelitian,

pemikiran, dan pemaparan saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat. Jika dikemudian hari terdapat penyimpangan dan

ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Ambon 20 Maret 2024


Penyusun

Rugaya Latuconsina
NIM.200106022
iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang


melainkan sesuai dengan kesanggupanya”.
(Qs. Al-Baqarah: 286)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Ayahanda Bapak Maruf Latuconsina dan, Ibunda Yanti Latuconsina terima

kasih untuk cinta, kasih sayang, pengorbanan, dukungan, nasehat, dan doa-

nya yang tiada berhenti.

2. Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Almamater tercinta

sebagai darma baktiku.


v

ABSTRAK

Nama : Rugaya Latuconsina (NIM : 200106022)


Pembimbing I : Maimuna Toatubun, M.Si (NIP.196301291993032002)
Pembimbing II : Darwis Amin, M.Si (NIP. 197308162003121006)
Program Studi : Manajemen Keuangan Syariah
Judul Skripsi : Analisis Daya Beli Masyarakat Dalam Meningkatkan
Pendapatan Usaha Mikro di Desa Lumoy Kab. Buru
Selatan (Perspektif Keuangan Syariah)

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui daya beli masyarakat


dalam peningkatan pendapatan usaha mikro secara simultan di desa Lumoy Kab.
Buru Selatan 2) Untuk mengetahui daya beli masyarakat dalam peningkatan
pendapatan usaha mikro secara simultan di desa Lumoy Kab. Buru Selatan
(Perspektif Keuangan Syariah ).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian
lapangan (field research) yaitu penelitian yang digunakan dengan terjun langsung
kelapangan atau lokasi penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Jenis
penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu pengumpulan data
berupa kata, gambaran, dan bukan angka-angka. Penelitian ini dilaksanakan di desa
Lumoy Kab. Buru Selatan, selama 1 bulan dari tanggal 15 Januari 2024 –15
Februari 2024 dengan total informan sebanyak 20 informan yang terdiri dari 10
masyarakat dan 10 pelaku usaha mikro.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan pelaku usaha
mikro di desa Lumoy tidak stabil, hal demikian disebabkan tidak stabilnya
penghasilan masyarakat sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Kemudian jika dilihat dari perspektif keuangan Syariah daya beli masyarakat lumoy
dibenarkan dalam islam karena merka melakukan pembelian tidak berlebih-lebihan
dan hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, selanjutnya jika dilihat dari
sisi pelaku usaha mikro cara mereka melakukan penjualan sudah sesuai dengan
prinsip keuangan syariah yaitu dilandasi dengan kejujuran sehingga tidak
merugikan konsumen.
Kata Kunci: Pendapatan, Daya Beli, Perspektif Keuangan Islam
vi

KATA PENGANTAR

Ungkapan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala

rahmat, hidayah, nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga memudahkan

penulis dalam melaksanakan penyusunan karya tulis ilmiah pada tingkat strata 1

(satu), di lembaga pendidikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.

Shalawat serta salam tak lupa pula disampaikan kepada baginda Nabi besar

kita, Muhammad Rasulullah SAW, para sahabat, dan pengikutnya serta

keluarganya, yang turut bersama menyiarkan dinullah di bumi Allah, semoga kita

adalah pengikut yang setia dalam merealisasikan ilmunya di muka bumi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan masukan,

bimbingan, petunjuk-petunjuk, dan dorongan dari berbagai pihak yang

semuanya ini sangat membantu penulis dalam rangka menyusun skripsi ini

sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Terima kasih untuk kedua orang tua tercinta Ibunda Yanti Latuconsina dan

ayahanda Bapak Maruf Latuconsina yang telah melahirkan dan membesarkan

penulis, merawat dengan penuh kasih sayang yang tak kenal putus asa sehingga

penulis mampu menuntut ilmu hingga saat ini, serta dukungan baik moril maupun

materi hingga penulis mampu bertahan menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu

melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak

terhingga kepada :
vii

1. Bapak Prof. Dr. Zainal A. Rahawarin, M.Si, selaku Rektor IAIN Ambon.

Bapak Dr. Adam Latuconsina, M.Si selaku Wakil Rektor I Bidang

Akademik Dan Pengembangan Lembaga. Bapak Dr. Ismail Tuanany, M.M

selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum. Dan Bapak Dr. M.

Faqih Seknun, M.Pd selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama, yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengmbangan

kampus IAIN Ambon;

2. Bapak Dr. Husin Wattimena, M.SI selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam. Bapak Dr. Rajab, M.Ag selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik dan Pengembangan. Bapak Hasan, M.Ag selaku Wakil Dekan II

Bidang Perencanaan dan Keuangan;

3. Ibu Dr.Mar’atun Shaliha, M.si. selaku Ketua Program Studi Manajemen

Keuangan Syariah, dan Sekretaris Program Studi, Ibu Rosna Kurnia, M.AK

4. Ibu Maimuna Toatubun, M.Si selaku Pembimbing I, dan Bapak Darwis

Amin, M.Si Selaku Pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membimbing saya dalam penulisan ilmiah ini;

5. Dr. Husin Wattimena, M.SI selaku Penguji I, dan Ibu Nahriah latuconsina,

M.Esy. Selaku Penguji II, yang telah bersedia melakukan pengujian secara

ilmiah atas karya tulis ini;

6. Kepala Perpustakaan IAIN Ambon yang telah memberikan izin serta

pelayanannya selama penelitian dan kuliah di IAIN Ambon;

7. Semua pihak yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu per satu beserta

teman yang selalu bersama saya selama proses perkuliahan, yaitu teman
viii

sekelas Manajemen Bisnis Syariah angkatan 2020 dan teman-teman

sekampus dari berbagai jurusan yang telah berpartisipasi memberikan

masukan, pikiran serta berbagai hal ihwal hingga selesainya penulisan

Skripsi ini, semoga Allah SWT membalas segala di kalian;

Terlepas dari segala uraian di atas sebagai pengantar tulisan ini, serta

berbagai hal yang menjadi acuan penyusunan hasil penelitian ini, maka

kesalahpahaman pengertian dan kekurang lengkapnya referensi terhadap

konsep keilmuan, dan teorinya adalah hal yang lumrah, dalam perspektif

kemampuan manusia, olehnya itu kehadiran hasil penelitian ini juga,

merupakan tolak ukur dan kemampuan dalam menganalisa suatu masalah,

sehingga kiranya kelengkapan dari kekurangan laporan ini dapat dijadikan

sebagai bahan informasi dan perbaikan pada kesempatan berikutnya.

Mengakhiri pengantar tulisan ini sekali lagi atas kooperatif dan

pengertiannya saya ucapkan terima kasih yang mendalam

Ambon, 20 Maret 2024

Penyusun

Rugaya Latuconsina
NIM.200106022
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... i

B. Rumusan .............................................................................................. 11

C. Batasan Masalah ................................................................................. 11

D. Tujuan ................................................................................................. 11

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 12

F. Definisi Operasional ............................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 14

A. Usaha Mikro ......................................................................................... 14

B. Daya Beli Masyarakat .......................................................................... 16

C. Pendapatan ........................................................................................... 19

D. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 28

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 28


x

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 28

C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 29

D. Informan Penelitian .............................................................................. 30

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 35

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 37

1. Daya Beli Masyarakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha

Mikro di Desa Lumoy .................................................................... 37

2. Daya Beli Masyarakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha

Mikro di Desa Lumoy (Perspektif Keuangan Syariah) .................. 46

C. Pembahasan .......................................................................................... 51

1. Daya Beli Masyarakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha

Mikro di Desa Lumoy .................................................................... 61

2. Daya Beli Masyarakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha

Mikro di Desa Lumoy (Perspektif Keuangan Syariah) .................. 56

BAB V PENUTUP........................................................................................... 63

A. Kesimpulan .......................................................................................... 63

B. Saran..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65

DOKUMENTASI ............................................................................................ 67

LAMPIRAN ..................................................................................................... 70
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Profil Informan Desa Lumoy .......................................................... 36

Tabel 4.2 Jumlah Penghasilan Tahunan ........................................................... 41

Tabel 4.3 Jumlah Penghasilan Harian .............................................................. 42

Tabel 4. 4 Jumlah Penjualan ............................................................................ 44

Tabel 4. 5 Jumlah Penghasilan ......................................................................... 45

Tabel 4. 6 Jumlah Keuntungan......................................................................... 45


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebutan usaha mikro kecil dalam istilah sektor informal digunakan

sejak akhir tahun1970-an. Istilah ini pertama kalianya di perkenalkan oleh Hart

seorang antropologi social, yang memperkenalkan konsep „sektor informal‟

sabagai bagian dari tenaga kerja perkotaan diluar sector publik maupun sector

swasta. Sector ini muncul pada awalnya hanya sebagai tanggapan terhadap

ploriferasi wira usaha dan tenaga kerja lepas dar kota Dunia Ketiga: akan tetapi

kemudian di gunakan untuk menggambarkan deidustralisasi „tersembunyi‟.

Disebut dengan informal karena sulit menentukan bentuk perlindungan yang

bisa diterapkan karena sector usaha ini tidak memiliki legalitas.1 Aktifitas-

aktifitas formal tidak hanya terbatas pada pekerjaan-pekerjan yang ada di

pinggiran kota besar, akan tetapi jaga meliputi berbagai macam aktifitas

ekonomi. Aktifitas-aktifitas informal tersebut merupakan cara melakukan

sesuatu yang di tandai dengan; mudah untuk masuk, berstandar pada sumber

daya local,usaha milik sendiri, oprasionalnya dalam skla kecil,padat karya dan

teknologi bersifat adaptif, kterampilan dapat di peroleh dari luar sistem sekolah

formal dan tidak terkena secara langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat

kompetitif

Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada dasarnya

merupakan interaksi dari berbagai kelompok variabel, antara lain Sumber daya

Isnaini Harahap, “Analisis Dampak Penerapan Perbankan Syariah Terhadap Sektor


1

UMKM di Sumatera Utara”, Disertasi (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara 2016),h.73

1
2

manusia, sumber daya alam, modal, teknologi dan lain-lain. Indonesia sebagai

sebuah negara dimana pembangunan nasionalnya pada hakikatnya memiliki

salah satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum.

Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan

dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan

struktural, yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi

nasional. Dan dapat memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitar yang

dapat menciptakan kesejahteraan karena peningkatan pendapatan masyarakat.2

Dalam Al-qur’an surat Saba` ayat 15 tentang anjuran untuk melakukan

memkamurkan suatu negara melalui rakyatnya:

ُ ْ ُُ َ َّ ْ َّ ْ َ ٰ َّ َ ٌ َ ٰ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ
‫ال ە كل ْوا ِم ْن ِرز ِق َر ِبك ْم‬
ٍ ‫﴿ لقد كان ِلسب ٍا ِفي مسك ِن ِهم ايةۚجنت ِن عن ي ِمي ٍن و ِش‬
‫م‬
ُ َ ٌ َ ٌ َْ َٗ ُ ْ
﴾ ١٥ ‫َواشك ُر ْوا له َبلدة ط ِي َبة َّو َر ٌّب غف ْو ٌر‬
Terjemahan: “Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki
yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha
Pengampun". (Qs. Saba`: 15)3
Dalam ayat tersebut bisa diketahui bahwa teori kemakmuran suatu negara

yang dimaksud adalah baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur, ini merupakan

tujuan akhir suatu negara yakni lahirnya suatu tatanan masyarakat yang penuh

dengan keadilan, kemakmuran, dan kedamaian. Layaknya kaum Saba’ yang

2
Putu Lanang Eka Sudiarta, dkk ”analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
usahamikro kecil dan menengah (umkm) di kabupaten bangli” Jurnal, Ekomomi Vol 1 No 1 Oktober
2015, h.21
3
Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemah, (Bandung : Yayasan Penyelenggara
Terjemah Al-Qur’an), h. 553
3

pada masa itu memiliki peradaban yang maju, seperti dijelaskan oleh Ibnu Katsir

dalam tafsirnya negeri saba’ yang memiliki bendungan dengan sistem pengairan

yang baik sehingga lingkungannya menjadi subur dan masyarakatnya

berkecukupan, selain itu merekataat beribadah kepada Allah sehingga mendapat

pertolongannya Ini menggambarkan peran antara masyarakat yang bekerja keras

dan selalu beriman kepada Allah sehingga negeri mereka menjadi makmur4

Adanya pengaruh positif pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan

ekonomi di mana kondisi dan kemajuan penduduk sangat erat terkait dengan

tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi. Penduduk disatu pihak dapat

menjadi pelaku atau sumber daya bagi faktor produksi, pada sisi lain dapat

menjadi sasaran atau konsumen bagi produk yang dihasilkan. Kondisi-kondisi

kependudukan, data dan informasi kependudukan akan sangat berguna dalam

memperhitungkan berapa banyak tenaga kerja akan terserap serta kualifikasi

tertentu yang dibutuhkan dan jenis-jenis teknologi yang akan dipergunakan

untuk memproduksi barang atau jasa. Di pihak lain pengetahuan tentang struktur

penduduk dan kondisi sosial ekonomi pada wilayah tertentu, akan sangat

bermanfaat dalam memperhitungkan berapa banyak penduduk yang dapat

memanfaatkan peluang dan hasil pembangunan atau seberapa luas pangsa pasar

bagi suatu produk usaha tertentu.5

Islam mendorong umatnya untuk mencari rezeki yang berkah, mendorong

berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi di berbagai bidang usaha, seperti

4
Tafsir Ibnu Katsir, Terjemahan Al-qur’an Surat An-najm Ayat 39.
5
Abdul Halim. Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamuju. STIE Muhammadiyah Mamuju. h.158
4

pertanian, perkebunan, industri, pedagangan dan bidang-bidang lainnya.6

Adapun yang menjadi dalil sebagai dasar disyari"atkannya untuk mencari rezeki

yang halal adalah sebagai berikut:

‫ه‬ ُ ْ َ ٰ َ ُ ْ ََ َ َ ُ ً ْ َ ََُْ ْ َ ٌ َ ُ ُ ََ َْ
َ‫اّٰلل‬ ‫﴿ لي َس عل ْيك ْم جناح ان تبتغ ْوا فضلا ِم ْن َّر ِبك ْم ف ِاذآ افضت ْم ِم ْن ع َرف ٍت فاذكروا‬
ُ

َ َّ َ َ ُْ ُ ْ ُ ٰ َ َ َ ُ ْ ْ ْ
َ َ ‫ِع ْن َد ال َم ْش َعر الح‬
﴾ ١٩٨ ‫امۖ َواذك ُر ْو ُه كما هدىك ْمۚ َواِ ن كنت ْم ِم ْن ق ْب ِل ٖه ل ِم َن الضاۤ ِل ْين‬
ِ ‫ر‬ ِ

Terjemahan: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari
'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. dan berdzikirlah
(dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu;
dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar Termasuk orang-orang
yang sesat.”. Q.S. AlBaqarah (2) : 198.7

Usaha mikro merupakan usaha yang dilakukan dengan mengandalkan

modal yang cukup kecil dengan resiko yang tidak besar yang dilakukan oleh

segelintir orang atau masyarakat dan dikelola menggunakan manajemen

sederhana dengan produk berupa barang, jasa, ataupun manufaktur. Usaha kecil

memiliki kekayaan bersih lebih dari 50 juta rupiah sampai dengan paling banyak

500 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil

penjualan lebih dari 300 juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus ribu rupiah).8 Usaha kecil pada

hakikatnya digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:9

6
Yusuf Qardawi, Norma dan Etika Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,1997), h. 86.
7
Departemen Agama RI, al-Qur"an dan Terjemahan, (Surakarta: Pustaka Al Hanan, 2009),
h. 64.
8
Wawan Dhewantao dkk. (2019). Internasional UMKM Usaha Kecil Dan Mikro Menuju
Pasar Global. Yogyakarta: ANDI. hlm. 5-6
9
4Erna Listyaningsih dan Apip Alansori. (2020). Kontribusi UMKM Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI). h. 10-11.
5

1) Industri kecil, contohnya industri logam, industri rumahan, industri kerajinan

tangan dan lain sebagainya.

2) Perusahaan berskala kecil, contohnya koperasi, mini market, toserba, dan lain-

lain.

3) Usaha informal, contohnya pedagang kaki lima dengan menjual sayur, daging,

dan lain-lain.

Dalam Islam semua kegiatan manusia termasuk dalam melakukan usaha

atau bisnis ada batasan yang diperbolehkan (Halal) dan yang tidak diperbolehkan

( Haram ). Hal ini tertera pada salah satu firman Allah dalam QS.Al-Baqarah :

275

َ
ْ َ ُ ٰ َّ ُ ُ َ َ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ َّ َ ْ ُ ْ ُ َ ٰ
ْ َّ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ََّ
‫الربوا لا يقومون ِالا كما يقوم ال ِذي يتخبطه الشيطن ِمن الم ِس‬
ِ ‫﴿ ال ِذين يأكلون‬
َ َ
‫الر ٰبوا ف َم ْن جاۤ َء ٗه‬ َ ‫اّٰلل ْال َب ْي َع َو َحَّر‬
‫م‬
َ ْ ُ
ُ ‫ك ب َاَّن ُه ْم َقال ْوٓا اَّن َما ال َب ْي ُع م ْث ُل الر ٰبواۘ َوا َحَّل ه‬َ ٰ
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ذ ِل‬
َّ ُ ٰ ْ َ َ ِٕ ٰۤ ُ َ َ َ ْ َ َ ‫َ ْ َ ٌ ْ َّ َ ْ َ ٰ َ َ ٗ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ٗ َ ه‬
ۚ‫اّٰلل ومن عاد فاولىك اصحب الن ِار‬ ِ ‫مو ِعظة ِمن ر ِب ٖه فانتهى فله ما سلف وامرهٓ ِالى‬
َ ُ ٰ ُ
﴾ ٢٧٥ ‫ه ْم ِف ْي َها خ ِلد ْون‬
Terjemahan: “ Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.
Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,
maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.“

Ayat diatas dengan tegas memberikan seruan kepada kaum Muslimin

bahwa jual beli (bisnis) dihalalkan oleh Allah, baik dalam bentuk jual beli barang
6

dagangan maupun jual beli di bidang jasa.10 Dengan pengertian bahwa jual beli

terdapat penyerahan barang atau jasa dari si penjual dengan penggantian yang

seimbang dari pihak pembeli.Tetapi, Allah mengharamkan riba, karena dalam

riba tidak ada penyeimbang langsung, kecuali kesempatan pemanfaatan uang.11

Namun, Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya dalam

melaksanakan bisnis tersebut, yakni al-qur’an dan Sunnah Nabi. Sebagai sumber

ajaran Islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip

umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan

zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dalam waktu.12 Seperti yang

terlihat dalam beberapa ayat Al-Qur’an misalnya, yaitu firman Allah dalam

QS.al – Jumu’ah : 10 dan QS. al-Qasas : 77 sebagai berikut :

QS. Al-Jumu’ah : 10

Terjemahan : “apabila telah dilaksanakan sholat, maka bertebaranlah kamu di


bumi; carilah karunia Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”13

QS. Al-Qhashash : 77

Terjemahan : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orag-orang yang berbuat kerusakan”.14

10
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 2010,
(AlBaqarah,2 : 275),h.4
11
Dwi Suwiknyo,Ayat-Ayat Ekonomi Islam (Kompilasi Tafsir), Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010, h. 128
12
Muhammad, Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 2004, h.7
13
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,(Al-Jumu’ah:10),h.395
14
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,(Al-Qhashash:77),h.554
7

Daya beli sangat berkaitan dengan inflasi dan jumlah pendapatan serta

pengeluaran yang bermuara pada gambaran tingkat kesejahteraan yang

dinikmati masyarakat sebagai dampak semakin membaiknya kegiatan

perekonomian. Semakin tinggi daya beli masyarakat dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi pula tingkat pendapatannya. Tingginya tingkat pendapatan

mengindikasikan bahwa seseorang berada dalam kondisi dapat memenuhi

kebutuhannya atau dengan kata lain orang tersebut tidak termasuk kategori

masyarakat miskin.

Pendapatan merupakan hasil dari suatau usaha seperti home industri yang

sedang beroperasi. Hal itu biasanya di ukur dalam satuan harga pertukaran yang

berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah terjadinya

proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya

pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan.15

Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat dilakukan dengan

pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dapat

dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunakan

modal kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan

usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan

masyarakat dapat terwujud dengan optimal. Seperti halnya yang dikemukakan

oleh Towelu bahwa “Untuk memperbesar pendapatan, seseorang anggota

15
Edon S hendriksen and Michael F. Van Breda, Teori Akunting (terjemahan), Buku
1,(Jakarta: Penerbit Interaksara, ed 5, 2000)` h.374
8

keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan

kepala keluarga sehingga pendapatannya bertambah”16

Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang

digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari

barang tersebut. Pendapatan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

setiap perusahaan, tanpa adanya pendapatan mustahilah di dapat

penghasilan.Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari akrtivitas

Pelaku usaha mikro di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan di temukan bahwa

pelaku usaha ini bukanlah orang yang memiliki latar belakng keilmuan bisnis,

pelaku usaha ini sebagian hanyalah masyarakat biasa yang memiliki pendapatan

lebih dari hasil bumi cengkeh dan pala, sebagian dari pelaku usaha mikro

berprofesi sebagai guru, staf desa dan tokoh agama yang ingin memiliki

penghasilan sampingan dari usaha Mikro. Pendapatan masyarakat menurut teori

ekonomi Islam adalah perolehan barang, uang yang diterima atau dihasilkan oleh

masyarakat berdasarkan aturan-aturan yang bersumber dari syariat islam.

Pendapatan masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan masalah

yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu tolak

ukur berhasilnya pembangunan.Bekerja dapat membuat seseorang memperoleh

pendapatan atau upah atas pekerjaan yang dilakukannya. Setiap kepala keluarga

mempunyai ketergantungan hidup terhadap pendapatan yang diterima untuk

memenuhi kebutuhan pangan, dan beragam kebutuhan lainnya.17

16
Sudarman Towelu, Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 2001), h. 3
17
Sofjan Assauri. Manajemen Pemaasaran. Jakarta: Rajaawali Pers. h. 169
9

Dari hasil wawancara awal di Desa Lumoy Kab. Buruh Selatan, beberapa

masyarakat yang tidak memiliki usaha mikro sebagai konsumen. menyatakan

bahwa “ tidak bisa membeli barang yang harganya tinggi karena penghasilan

tidak baik”. Pengasilan yang di dapatkan di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan

bergantung pada hasil musim Cengkeh dan Pala” itupun hanya sebagian

masyarakat yang mempunyai lahan cengkeh atau pala tersebut. Ada juga yang

mengatakan “sebagian dari masyarakat mendapatkan bantuan desa salah satunya

adalah PKh”. Peneliti juga mendaptkan hasil dari beberapa pelaku usaha mikro

menyatakan bahwa “ modal yang di pakai usaha mikro adalah 10 juta dan

pemasukan setiap hari nya kurang dari 400 ribu”.18

Peneliti melihat menurunnya pendapatan dan penghasilan yang diperolah

pelaku usaha mikro dan masyarakat di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan, sangat

berbeda jauh dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang

tidak stabil. ketergantungan pada penghasilan masyarakat yang mengakibatkan

daya beli masyarakat menurun, karena rata-rata pendapatan masyarakat desa

lumoy adalah dari hasil bumi seperti pala dengan cengkih. Akan tatapi masyarak

yang ada disana tidak terlalu berharap pada hasil pala dengan cengkih karena

penghasilan tersebut merupakan penghasilan musiman. Apabilah mereka

bergantung pada penghasilan tersebut maka akan berdampak pada daya beli

mereka hal ini sejalan dengan data yang diperoleh bahwa cengkih dan pala

merupakan tumbuhan musiman yang kadang berbuah dan kadang tidak hal ini

18
Pelaku Usaha Mikro Desa Lumoy, wawancara 24 september 2023
10

bahkan perna terjadi pada tahun 2018-2023 cengkih tidak berbuah sehingga

penghasilan masyarakat menurun.

Kemudian yang menjadi dampak dari penurunan penghasilan masyarakat

yaitu daya beli, daya beli sangat berperan penting dalam proses pemenuhan

kebutuhan oleh karena itu diperlukan penghasilan dalam rangka peningkatan

daya beli mengingat cengkih yang jarang berbuah. Maka masyarakat desa

lumoy di tuntut untuk mencari pekerjaan sampingan demi keberlangsungan

hidup agar kiranya penghasilan mereka stabil. Kemudian kaitanya dengan

pendapatan pelaku usaha mikro yaitu dengan meningkatnya penghasilan

masyarakat lumoy maka daya beli masyarakat meningkat dengan begitu

penghasilan pelaku usaha mikro meningkat dan akan memperoleh hasil yang

maksimal pada pendapatan mereka.

Selain daya beli yang berdampak pada pendapatan pelaku usaha mikro di

desa lumoy ditemukan beberap hal yang mengakibatkan pendapatan mereka

tidak satbil seperti kurangnya pengalaman dalam pengelolaan manajemen

keuangan sehingga tidak adanya perkembangan dalam membangun usaha

mikro, penulis melihat sendiri bahwa pelaku usaha mikro yang sudah lama

membuka usaha dan yang baru membuka usaha ditemukan perbedaanya, seperti

tidak adanya perkembangan dalam membangun usaha dan juga berbeda

pendapatannya. Adanya perbedaan ini pelaku usaha mikro yang baru mendirikan

usaha lebih baik pendapatannya dari para pelaku usaha mikro yang lama

melakukan usaha di Desa Lumoy Buru Kab. Selatan. Sehingga masih ditemukan

pelaku usaha mikro yang sampai sekarang usahanya menurun bahkan sampai
11

usaha tersebut tutup. Jadi dari rangkaian latar belakang tersebut penulis ingin

sekali mengetahui lebih dalam dan lebih lanjut terkait perkembangan usaha

mikro di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan. Dengan judul Analisis Daya Beli

Masyarakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro di Desa Lumoy

Kab. Buru Selatan (Perspektif Keuangan Syariah)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimana Daya Beli Masyarakat dalam meningkatkan Pendapatan Usaha

Mikro Di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan ?

b. Bagaimana Daya Beli Masyarakat dalam meningkatkan Pendapatan Usaha

Mikro Di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan (Perspektif keuangan Syariah) ?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan mambahas mengenai Analisis Daya Beli Masyarakat

Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro di Desa Lumoy Kab. Buru

Selatan (Perspektif Keuangan Syariah). Dengan adanya Batasan masalah ini

maka peneliti batasi penelitian ini hanya dalam lingkup masyarakat dan

pelaku usaha mikro di desa Lumoy Kab. Buru Selatan.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui daya beli masyarakat dalam peningkatan pendapatan

usaha mikro secara simultan di desa Lumoy Kab. Buru Selatan.


12

b. Untuk mengetahui daya beli masyarakat dalam peningkatan pendapatan

usaha mikro secara simultan di desa Lumoy Kab. Buru Selatan ( Perspektif

Keuangan Syariah ).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang diperoleh. Adapun

beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian diantaranya:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat yaitu

sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan, membuktikan kebenaran yang diteliti dan bisa

memahami masalah yang diteliti khususnya manajemen pemasaran yaitu

pengaruh tingkat daya beli dan kualitas pelayanan terhadap tingkat

penjualan.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

1) Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan untuk bisa mengubah pola pikir manajemen

usaha mikro dalam membuat tingkat penjualan meningkat.

F. Defenisi Operasional

Usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
13

bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah kecil atau

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha mikro.19

Daya beli masyarakat adalah seberapa tinggi tingkat kemampuan

konsumen atau masyarakat luas dalam membeli serta mendapatkan barang yang

mereka butuhkan.20

Berdasarkan kemampuan tersebut, permintaan dibagi menjadi beberapa

macam :

1 Permintaan efektif: konsumen mampu dan mau membeli suatu produk.

2 Permintaan absolut: konsumen memiliki minat terhadap produk, tapi tidak

mampu membelinya.

3 Permintaan potensial: Konsumen bisa saja membeli suatu produk, tapi

mereka belum melakukannya.

Pendapatan adalah hasil dari kegiatan penjualan barang atau jasa disebuah

perusahaan dalam periode tertentu. Sebenarnya tidak hanya hasil dari penjualan

pendapatan dari sebuah perusahan bisa juga berasal dari bunga dari aktiva

perusahaan yang digunakan pihak lain, dividend an royalty.21

Dalam islam, kebutuhan menjadi alasan untuk mencapai pendapatan

minimum, sedangkan kecukupan dalam standar hidup yang baik (nhisab) adalah

hal yang paling mendasari distribusi, retribusi kekayaan, setelah itu baru

dikaitkan dengan kerja dan kepemilikan pribadi.22

19
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), h. 17-19
20
https://www.ocbcnips.com/id/article/2023/01/13/daya-beli-masyarakat-adalah
21
https://kamus.tokopedia.com/p/pendapatan
22
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Penanda Media Group, 2007), h. 132
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.

A. Usaha Mikro

1. Pengertian Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang. Kriterianya yakni: 23

1) Memiliki aset atau kekayaan bersih hingga Rp 50 juta, tidak termasuk

tanah atau bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

Menurut PSAK No.16 Revisi Tahun 2011, yang dimaksud Aset

adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh orang pribadi atau kelompok

yang berwujud atau tidak berwujud, yang memiliki nilai yang akan

bermanfaat bagi semua orang atau perusahaan.

Sedangkan Omset menurut Businessdictionary adalah pendapatan

secara keseluruhan dari hasil penjualan sebuah produk suatu perusahaan

tanpa adanya pengurangan biaya dalam waktu periode tertentu. Omset

disebut juga sebagai pendapatan kotor. Periode waktu ini bisa dalam

hitungan harian, mingguan, bulanan, sampai dengan tahunan.

23
Tia Melysa, Analisis Pengembangan Usaha Mikro Pada Pedagang Rumahan Di
Kelurahan Bandar Raya Kota Pekanbaru Ditinjau Menurut Ekonomi Syariah , Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2022, h.21

14
15

2. Klasifikasi Usaha Mikro

Sementara, berdasarkan perkembangannya, usaha mikro

diklasifikan menjadi dua, yaitu:

1) Livelihood activities, yakni usaha mikro yang sifatnya untuk mencari

nafkah semata. Jenis usaha mikro yang satu ini dikenal luas sebagai

sektor informal. Contohnya, pedagang rumahan.

2) Micro enterprise, yakni usaha mikro yang sudah cukup berkembang,

namun memiliki sifat kewirausahaan dan belum bisa menerima

perkerjaan subkontraktor serta belum bisa melakukan kegiatan

ekspor.24

Usaha Mikro adalah usaha produktif yang dimiliki orang perorang

atau badan usaha yang telah diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro

dibuat untuk menaikan daya beli masyarakat. Usaha Mikro merupakan

kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, yang memiliki sifat

tradisional, dan informal atau belum terdaftar didalam badan hukum.

Usaha Mikro adalah ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan perorangan.

3. Karakteristik Usaha Mikro

Dalam buku Panji Anoraga diterangkan bahwa ada beberapa

karakteristik dari usaha mikro yaitu sebagai berikut:

24
Daniel Purwa, “Klasifikasi dan Dasar Hukum dari UMKM, Si Kecil-Kecil Cabe Rawit”,
artikel dari https://www.artikel.temanlegal.com/klasifikasi-dan-dasar-hukum-dari-umkm/. Diakses
pada 11 Maret 2022.
16

1) Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi.

2) Modal terbatas

3) Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

4) Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

5) Kemampuan pemasaran dan negoisasi serta diversifikasi pasar sangat

terbatas.

6) Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah, mengingat

keterbatasan dalam sistem administrasinya.25

B. Daya Beli Masyarakat

1. Pengertian Daya Beli

Menurut Putong adalah kemampuan konsumen membeli banyaknya

jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga

tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Daya beli

menurut Rahardja adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada

berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. 26

25
Pandji Anoraga, Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro, (Yogyakarta: PT. Dwi
Chandra Wacana, 2010), h. 32.
26
Siti Kholifatul Jannah, Moh. Mabruri Faozi, Abdul Aziz. Pengaruh Modal Dan Daya
Beli Masyarakat Terhadap Pendapatan Umkm Pada Masa Pandemi Di Desa Munjul Blok
Pesantren. Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
2020. h.4
17

Kemampuan daya beli dapat disimpulkan kapasitas konsumen dalam

membeli banyaknya barang yang diminta disuatu pasar dengan tingkat harga

pada pendapatan tertentu dan dalam periode waktu tertentu. Daya beli

berhubungan positif dengan jumlah penduduk semakin banyak jumlah

penduduk daya beli suatu barang semakin banyak. Pertambahan jumlah

penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan bertambahnya permintaan,

tetapi pertambahan penduduk akan diikuti oleh perkembangan dalam

kesempatan kerja, lebih banyak orang yang menerima pendapatan lebih

bertambah pula daya beli konsumen.27

2. Faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat

Untuk mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi daya beli

masyarakat sebagai berikut :28

1. Perubahan Harga

Faktor penentu daya beli masyarakat adalah harga barang serta jasa.

Kemampuan daya beli masyarakat akan cenderung menurun ketika harga-

harga produk dan jasa mengalami kenaikan. Namun kebalikannya,

kemampuan beli masyarakat nantinya akan meningkat apabila harga-harga

tersebut menurun.

2. Inflasi

Inflasi merupakan kondisi ketika harga barang secara umum terus-

menerus meningkat. Pada keadaan ini, nilai mata uang menurun secara terus

27
Aprillita, D., & Hikmah Perkasa, D. Pengaruh Pandemik Covid-19 Terhadap Daya Beli
Masyarakat Untuk Sektor Online Retail. Jurnal Bisnis, Ekonomi, Manajemen, Dan Kewirausahaan.
2021. Hlm.14
28
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/01/13/daya-beli-masyarakat
18

menerus. Beberapa penyebab inflasi adalah karena jumlah kebutuhan yang

meningkat tapi stoknya terbatas. Jika inflasi tidak dikendalikan, penurunan

daya beli masyarakat adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari

3. Pendapatan Riil Masyarakat

Pendapatan riil adalah jumlah pemasukan setelah disesuaikan dengan

perubahan harga. Setiap tahunnya, harga barang cenderung mengalami

peningkatan. Saat pendapatan riil bertambah, seseorang bisa membeli barang

dan jasa lebih banyak dari biasanya.

4. Nilai Tukar Mata Uang

Nilai tukar pada mata uang yang meningkat pada suatu negara bisa

mempengaruhi harga barang impor jadi lebih murah sehingga daya beli

masyarakat naik. Namun sebaliknya, nilai mata uang yang mengalami

penurunan akan membuat harga barang akan naik dan akhirnya daya beli

masyarakat berkurang.

5. Pajak

Berkurangnya daya beli masyarakat adalah efek dari meningkatnya

pajak. Pasalnya, pajak dapat menurunkan jumlah pendapatan riil. pajak akan

diambil dengan memotong jumlah penghasilan. Hal ini membuat perubahan

nilai pajak mempengaruhi pendapatan riil. Pajak yang meningkat dapat

membuat konsumen mengurangi jumlah pengeluaran mereka. Padahal,

daya beli masyarakat adalah kunci utama dalam mendorong kegiatan

ekonomi.
19

6. Lapangan Pekerjaan

Berkurangnya daya beli masyarakat adalah kondisi yang juga

disebabkan oleh minimnya lapangan pekerjaan. Apabila lapangan pekerjaan

terbatas, hal ini akan membuat angka pengangguran bertumbuh. Pada

akhirnya, kemauan masyarakat untuk membeli barang jadi berkurang akibat

ketidakmampuan mereka dalam menghasilkan uang dan berbelanja.

C. Pendapatan

1. Definisi, Konsep, dan Jenis Pendapatan

a. Definisi Pendapatan

pendapatan merupakan faktor penting bagi setiap manusia di dunia ini,

pendapatan sangat berpengaruh bagi keseluruhan hidup suatu usaha.

kemampuan suatu usaha untuk sangat berpengaruh dengan seberapa besar

pendapatan usaha tersebut diperoleh. dalam kamus besar bahasa indonesia

pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya).29

sedangkan pendapatan dalam kamus menajemen adalah uang yang

diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah,

gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba. Menurut Abdullah pendapatan

dibagi menjadi dua yaitu pendapatan perorangan dibedakan atas pendapatan

asli dan pendapatan turunan. pendapatan asli adalah pendapatan yang

diterima oleh setiap orang yang langsung turut serta dalam proses produksi

29
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998). hlm. 185
20

barang. sedangkan pendapatan turunan adalah pendapatan dari golongan

penduduk lainnya yang tidak langsung turut serta dalam proses produksi.30

Menurut Zaki Baridwan dalam buku Intermediate Accounting,

pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha

ayau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu priode

yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau

dari kegiatan lain yang merupaka kegiatan utama badan usaha.31

b. Konsep Pendapatan

pendapatan merupakan unsur terpenting dalam sebuah perusahaan

karena pendapatan akan menentukan maju mundurnya sebuah perusahaan.

oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk

memperoleh pendapatan yang diharapkan karena menggunakan sumber yang

ada dalam perusahaan dengan seefisien mungkin. Pendapatan menurut ilmu

ekonomi merupakan nilai maksimum yang dikonsumsi oleh seseorang dalam

suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode

seperti keadaan semula.32

Dengan kata lain pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal

periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode,

bukan hanya yang dikonsumsi. Pendapatan adalah suatu yang sangat penting

dalam setiap perusahaan. tanpa adanya pendapatan mustahil akan didapat

penghasilan atau earnings. pendapatan adalah hasil yang timbul dari aktivitas

30
Georgi Mankiw, Pengantar Ekonomi Jilid 2 (jakrta: Erlangga, 2000). h.133
31
Zaki Baridwan, Akuntansi Keuangan Intermediate: Masalah-masalah Khusus edisi 1,
(Yogyakarta : BPFE, 2011). h.28
32
Nurul Huda Dkk, Ekonomi Makro Islam (Jakarta : Prenada Nedia Group, 2009). Hlm.21
21

perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees),

bunga deviden, loyality dan sewa. pendapatan selain itu juga dapat

didefinisikan sebagai penghasilan dari usaha pokok perusahaan atau

penjualan barng atas jasa diikuti biaya-biaya sehingga diperoleh laba kotor.33

c. Jenis-Jenis Pendapatan

Menurut Afzalur Rahman pendapatan masyarakat dapat digolongkan

menjadi dua yaitu :

1) Pendapatan permanen

Pendapatan permanen yaitu pendapatan yang selalu diterima pada periode

tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya. pendapatan permanen dapat

disebut juga pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang

menentukan kelayakan. secara garis besar pendapatan permanen dibagi

menjadi tiga golongan yakni:

a. Gaji dan upah

Gaji atau upah merupakan imbalan yang diperoleh setelah orang

tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam

waktu satu hari, satu minggu, atau satu bulan. sedangkan dalam islam

upah merupakan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang

memberi pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai

perjanjian.

33
Munawir. S, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta : Liberty, 2002),hlm 26
22

b. Pendapatan dari usaha sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dari biaya-

biaya yang dibayar dan usaha ini milik sendiri atau keluarga sendiri,

nilai sewa capital milik sendiri dan semua biaya biasanya tidak

diperhitungkan.

2. Pendapatan dari usaha lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini

merupakan pendapatan sampingan antara lain pendapatan dari hasil

menyewakan aset yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain,

pendapatan pension dan lain-lain.

a) Pendapatan sementara

Pendapatan sementara merupakan pendapatan yang tidak dapat

diperkirakan sebelumnya. Yang termasuk dalam katageri pendapatan ini

adalah dana sumbangan, hibah dan lain sebagainya.34

3. Unsur-Unsur Pendapatan

Didalam unsur-unsur pendapatan yang dimaksudkan adalah asal dari

pada pendapatan itu diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi :35

a. Pendapatan hasil produksi barang atau jasa.

b. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomis

perusahaan oleh pihak lain.

34
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 2 (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf
1995). h.361
35
Zaki Baridwan, Akuntansi Keuangan Intermediate:Masalah-Masalah Khusus Edisi 1,
(Yogyakarta : BPFE, 2011).h .28
23

c. Penjualan aktiva diluar barang dagangan merupakan unsure-unsur

pandapatan lain-lain suatu pendapatan

4. Indikator Pendapatan

Menurut Ema Sari dalam penelitianya terkait beberapa pendapat para ahli

mengenai teori pendapatan yang telah diuraikan sebelumnya, maka Ema Sari

menyimpulkan bahwa indikator dari pendapatan meliputi:

a. Penjualan

b. Keuntungan dan

c. penghasilan36

5. Pengertian Pendapatan dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam, penghasilan adalah penghasilan dari usaha yang

jelas dan halal. Penghasilan halal bisa mendatangkan berkah yang diberikan

Allah. Kekayaan dari kegiatan seperti pencurian, korupsi bahkan transaksi

ilegal telah menyebabkan bencana di dunia dan bahkan hukuman di akhirat.

Padahal harta halal membawa berkah dunia dan membawa keamanan

akhirat.17 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Annahl ayat 114 yang

berbunyi : 37

َ ْ ُ ُ ْ َ ُ َّ ْ ُ ْ ُ ْ ‫َ ُ ُ ْ َّ َ َ َ ُ ُ ه ُ َ ٰ ً َ ً َّ ْ ُ ُ ْ ْ َ َ ه‬
﴾ ١ ٤ ‫اّٰلل ِان كنتم ِاياه تعبدون‬ِ ‫﴿ فكلوا ِِما رزقكم اّٰلل حللا ط ِيباۖ واشكروا ِنعمت‬

Terjemahan: Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang Telah
diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika
kamu Hanya kepada-Nya saja menyembah.

36
Ema Sari, Dampak Revitalisasi pasar terhadap pendapatan pedagang di lamasi. Institut
Agama Islam Negeri Palopo . 2020,h.47
37
QS.,AN-NAHL : 114
24

Kutipan dari bagian sebelumnya menjelaskan bahwa Tuhan

membimbing hamba-Nya dan menemukan makanan dengan dua kriteria dasar.

Langkah pertama adalah halal, dalam hal ini Allah menetapkannya. Kriteria

kedua adalah thayyib (baik dan bergizi) yang tidak berbahaya bagi tubuh dan

pikiran. Nilai-nilai Islam sangat di dukung dalam kehidupan keluarga yang

islami. Oleh karena itu, harus dipahami bahwa proses kegiatan ekonomi harus

didasarkan pada legalitas Haral dan Haram. Dari produktivitas (kerja), hak

berpikir, konsumsi, transaksi, investasi. Oleh karena itu, dalam proses

distribusi pendapatan umat Islam perlu memperhatikan aspek hukum ini.

Dalam Islam, proses distribusi pendapatan yang berasal dari unsur Haram

sangat tidak dapat ditolerir. Dalam Islam, cara distribusi pendapatan juga

berdasarkan hukum.

Dalam Islam kebutuhan memang menjadi alasan untuk mencapai

pendapatan minimum, sedangkan kecukupan dalam standar hidup yang baik

adalah hal yang paling mendasar distribusi retribusi setelah itu baru dikaitkan

dengan kerja dan kepemilikan pribadi Istilah pendapatan atau keuntungan

adalah sinonim dengan istilah laba (Indonesia), profit (Inggris), dan riba

(Arab). Dalam Al Qur‟an, dijelaskan dengan surah Al-Baqarah(2): 29,

َ ُ َ َّ
َّ ‫﴿ ُه َو الذ ْي َخ َل َق لك ْم َّما فى ْال َا ْرض َجم ْي ًعا ُثَّم ْاس َت ٰٓوى الى‬
ُ ‫الس َماۤء َف َس هو‬
َ‫ىهَّن َس ْبع‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ُ ُ
﴾ ٢٩ ࣖ ‫َس ٰم ٰو ٍت َوه َو ِبك ِل ش ْي ٍء ع ِل ْي ٌم‬
25

Terjemahan: “Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk

kamu”(Q.S. Al-Baqarah (2):29)” 38

Maka tidak ada alasan kekayaan sumber daya tersebut tetap

terkonsentrasi pada beberapa pihak saja. Oleh karena itu, Islam menekankan

keadilan distributive dan menerapkan dalam system ekonominya program

untuk redistribusi pendapatan dan kekayaan sehingga setiap individu

mendapatkan jaminan standar kehidupan yang manusiawi dan terhormat.

D. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil-hasil penelitian terdahulu yang bisa

dijadikan acuan dalam topiuk penelitian ini. penelitian terdahulu telah dipilih

sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan mampu

menjelaskan maupun memberikan referensi bagi penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini. berikut dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang telah dipilih.

Penelitian pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Siti Kholifatul Jannah,

Moh. Mabruri Faozi dan Abdul Aziz, (2020) dengan judul Pengaruh Modal Dan

Daya Beli Masyarakat Terhadap Pendapatan Umkm Pada Masa Pandemi Di

Desa Munjul Blok Pesantren, metode penelitian ini menggunakana Metode

kuantitatif, data yang diperoleh dari penyebaran angket. Data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, uji regresi linear berganda, uji t, uji F,

dan uji koefisien determinasi, hasil yang di dapatkan modal dan daya beli

38
Q.S. Al-Baqarah (2):29
26

masyarakat berpengaruh terhadap pendapatan UMKM pada masa pandemi di

desa Munjul blok Pesantren.39

Penelitian kedua, oleh Tia Melysa (2022) dengan judul Analisis

Pengembangan Usaha Mikro Pada Pedagang Rumahan Di Kelurahan Bandar

Raya Kota Pekanbaru Ditinjau Menurut Ekonomi Syariah. Jenis dari penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pendekatan yang digunakan

adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara,

observasi, dokumentasi. hasil penelitian diketahui bahwa pelaku usaha pedagang

rumahan melakukan upaya-upaya dalam mengembangkan usahanya. Adapun

upaya yang dilakukan yaitu melakukan pinjaman modal, menjaga kualitas jenis

produk, menjalankan usaha yang halal, penentuan harga jual, dan meningkatkan

kegiatan pemasaran.40

Ketiga, penelitian dilakukan oleh Zulikar (2019) dengan judul Pengaruh

Daya Beli Dan Minat Masyarakat Sinjai Pada Umkm Pengguna Aplikaisi Mobile

Payment Online System (Mpos). Metode penelitian yang digunakan Metodologi

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan

melakukakan penyebaran angket atau koesioner kepada pembeli yang ada pada

warung makan mantep sinjai. Melalui pendekatan survei. Hasil analisis regresi

linear ganda diperoleh persamaan: Y = 3,050 + 0,130 X1 + 0,082 X2 Persamaan

39
Siti Kholifatul Jannah, Moh. Mabruri Faozi dan Abdul Aziz, (2020), Pengaruh Modal
Dan Daya Beli Masyarakat Terhadap Pendapatan Umkm Pada Masa Pandemi Di Desa Munjul
Blok Pesantren, jurnal Ekonomi, koperasi dan kewirausahaan. Volume 11. No.1
40
Tia Melysa (2022), Analisis Pengembangan Usaha Mikro Pada Pedagang Rumahan Di
Kelurahan Bandar Raya Kota Pekanbaru Ditinjau Menurut Ekonomi Syariah, Program Studi
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru, h.1
27

regresi diatas menunjukkan nilai thitung sebesar 1.325 dan nilai signifikan 0,194.

yang menghasilkan nilai thitung 1,325 dan ttabel 2,03452 . Artinya Ho ditolak

dan Ha diterima. Secara partsial ada penagruh signifikan antara daya beli, minat

dan mpos. Besarnya penagruh daya beli, minat terhadap mpos yaitu 3,050 atau

dianggap signifikan, hal ini tercermin dari angka signifikan yaitu 0,194 >0,050.41

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang daya beli

masyarakat, pendapatan dan usaha mikro kecil menengah dalam meningkatkan

kesejahteraan ekonomi masyarakat di bidang usaha, usaha mikro sangat

bermanfaat dalam peningkatan pendapatan dikalangan masyarakat yang ingin

berpenghasilan sampingan. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini dan

penelitian terdahulu terdapat pada metode yang digunakan tempat, waktu dan

sampel penelitian.

41
Zulfikar (2019), Pengaruh Daya Beli Dan Minat Masyarakat Sinjai Pada Umkm
Pengguna Aplikaisi Mobile Payment Online System (Mpos). Hlm.1
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan kajiannya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan

(Field Research).42 Yakni penelitian yang dilakukan dilapangan atau pada

responden. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yanitu penelitian

yang termasuk untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami subjek

penelitian misalnya perilikau, reprepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

suatu kontesk yang alamia dan mamanfaatkan berbagai metode alamia.Dalam

penelian ini, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif artinya

data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, documen pribadi, catatan

memo, dan dan documen resmilainya. Sehingga yang menjadi tujuan penelitian

kualitatif ini adalah ingin menggambarkarkan realita impirik di balik fenomena

secara mendalam, rinci, dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pedekatan

kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realita empirik

dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lumoy, Buru Selatan. Waktu

penelitian setelah seminar proposal dilaksakan selama satu bulan

42
Lexy J. Moleong, Metode Penilitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2011),
h.3.

28
29

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis data

Adalah data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualiatif.

Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan

untuk Analisis Daya Beli Masyarakat dalam Meningkatkan Pendapatan

Usaha Mikro Di Desa Kab. Lumoy Buru Selatan( Perspektif Keuangan

Syariah ).

2. Sumber data

Adalah data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan

data sekunder. Berikut ini akan dijelaskan data primer dan data sekunder

antara lain:

a. Data primer

Data Primer dalam penelitian ini yaitu Responden yang terdiri dari

masyarakat dan pelaku memiliki Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) di Desa Lumoy Buru Selatan.43

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen

yang berhubungan dengan masalah yang di kaji, sumber data penelitian

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan di catat oleh pihak lain). Untuk kategori data peneliti yang

diperoleh, seperti penelitian-penelitian terdahulu dan buku yang

berkaitan dengan judul, jurnal-jurnal Ilmiah yang memuat data mengenai

43
Suharimi Arikunto, manajemen penelitian, (Jakarta:rineka cipta, 2017), hlm.269
30

judul penelitian, surat kabar berita yang memuat tentang penelitian

Analisis Daya Beli Masyarakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha

Mikro Di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan serta sumber lainnya yang

diperlukan dalam membantu peneliti dalam pengumpulan data.

D. Informan Penilitian

Subjek dalam penilitian ini adalah 20 orang. Yakni 10 orang dari

masyarakat yang tidak memiliki usaha mikro dan 10 orang sebagai pengusaha

Mikro di Desa Desa Lumoy Kab. Buru Selatan. Orang yang menjadi subjek

dalam penilitian ini dianggap berkompoten dalam memberikan informasi terkait

dengan penilitian yang akan peniliti lakukan dalam penilitian, pemilihan subjek

penilitian bukan saja diterapkan pada manusia sebagai informan, melainkan juga

latar (seting), kejadian dan proses.44

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengempulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.45

Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

44
A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan
Penilitian Kualitatif, (Jakarta; PT Dunia Pustaka Jaya, 2018), hal 102
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, (2015),h. 308.
31

Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan

oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi

partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai

mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Berdasarkan hal tersebut, sebagai pengamat tahap awal observasi masih

merupakan tahap memahami situasi untuk memudahkan dalam

menyesuaikan diri dengan mahasiswa Fakultas Ekonnomi dan Bisnis Islam.

pada tahap ini banyak dimanfaatkan untuk berkenalan dengan teman-teman

dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan yang terpenting adalah

mengutamakan tujuan yang sebenarnya. Pengamatan ini dilakukan dengan

cara mengamati proses transaksi jual beli online yang dilakukan oleh

mahasiswa Fakultas Ekonnomi dan Bisnis Islam dan peneliti akan

mempersiapkan lembar observasi.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti

atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan.

Dengan wawancara ini, setiap informan diberi pertanyaan yang sama, dan

pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara ini pula, pengumpulan data

dapat menggunakan beberapa wawancara sebagai pengumpul data. Supaya


32

setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan

training kepada calon pewawancara.46

Dalam wawancara ini yang akan menjadi sasaran wawancara sebagai

salah satu sumber data yaitu masyarakat yang tidak memiliki usaha mikro

sebagai konsumen dan pelaku usaha mikro di Desa Lumoy Kab. Buru

Selatan. Dalam melakukan proses wawancara, jika ingin berhasil maka

pewawancara harus mendengar dengan penuh rasa sabar, dapat melakukan

interaksi dengan informan secara baik dan mampu memberi umpan balik

dengan baik apa yang sedang ditanyakan jika suatu hasil wawancara belum

cukup memberikan informasi yang diharapkan pewawancara. Adapaun

instrumen yang digunakan dalam wawancara yaitu Alat Perekam Suara,

Lembar Pedoman Wawancara, camera, alat tulis, dan notes (buku catatan).

Data yang berhasil dikumpulkan, baik melalui wawancara dan

observasi akan dianalisis secara kualitatif dengan model analisis interaktif.

Data yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan sesuai dengan fokus

penelitian.47

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengadakan pengujian terhadap dokumen-

dokumen yang dinanggap mendukung hasil penelitian. Analisis dokumen

dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan

46
Ibid., h.318
47
Haryanti, T. (2017). PENINGKATAN KESADARAN HUKUM PELAKU USAHA
TERHADAP SERTIFIKASI HALAL DALAM MENJAMIN HAK KONSUMEN MUSLIM (Studi
Kasus Pelaku Usaha Rumah Makan di Batu Merah KotasAmbon). TAHKIM, 12(1).
33

dokumen, yang ada hubungannya dengan penelitian, yang dilakukan oleh

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Adapaun instrumen yang

digunakan ialah tustel/kamera, lembar blangkos checklist, handycam dan

foto-foto.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Miles dan Huberman

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secsara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data

reduction, data display dan data conclusion drawing/verification.48

1. Redukdsi data

diartikan sebagai proses pemelihan, pemutusan perhatian pada

penyerhadanaan, pengabtrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

48
Miles, M. B., & Huberman, A.M. (1992). Qualitative Data Analysis. London: Sage
Publication (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi) Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). h65-67
34

2. Penyajian data

Penyajian yang di bahas meleputi berbagai jenis matrisk/tabel, grafik,

jaringan, dan bagan. Semuan dirancang guna menggabungkan informasi

yang tersusun dalam suatu bentuk padu dan mudah diraih, dengan dekian

peneliti dapat melihat apa yang sedang terjadi dan menentuka apakah

menerik kesempulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan

analisis yang juga sama- sama berguna.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Desa Lumoy

Desa Lumoy merupakan suatu desa yang berada dalam kawasan kabupaten

buru selatan, provinsi Maluku. Lumoy adalah sebuah desa kecil yang berada di

kecamatan Ambalau, desa ini masih kental dengan adat istiadat. Karena di desa

ini tidak akan kamu jumpai pesta joget atau minuman keras, sebab petua adat

yang ada disana sangat menentang perbuatan tersebut. Demikian yang

membuat desa Lumoy dijuluki dengan negeri harum damar, Karena Dari

jaman nenek moyang hingga sekarang desa lumoy tetap menjaga kelestarian

alamnya.

2. Letak Geografis

Lumoy merupakan salah satu Desa yang berada dalam kawasan pesisir

Kecamatan ambalau Kabupaten Buru Selatan. Berdasarkan data yang peneliti

dapatkan, Desa Lumoy dipimpin oleh bapak Ahmad Souwakil selaku kepala

Desa dan bapak Hasan Fatsey Selaku wakil Desa Lumoy.

Luas wilayah Desa Lumoy kurang lebih 412'5 km² dengan jumlah

penduduk 1.789 jiwa dengan kapasitas jumlah kepala keluarga 374, yang

terdiri dari 910 laki-laki dan 879 perempuan.

Adapun jarak untuk menempuh perjalanan menuju Desa Lumoy dapat

menggunakan transportasi laut seperti jonson fiber, dengan waktu tempuh

35
36

kurang lebih 1 Jam dari pelabuhan kapal ambalau yang berpusat pada kampung

Ulima. Desa Limoy memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Bagian Utara : Berbatasan d ngan Laut Buru -Manipa

Bagian Selatan : Berbatasan dengan desa Masawoy

Bagian Barat : Berbatasan dengan Elara

Bagian Timur : Berbatasan dengan Laut Banda

3. Profil Informan

Tabel 4.1 Profil Informan Desa Lumoy

No Nama Usia Jenis Tingkat Statuf Informan


Kelamin Pendidikan
1. Bapak Hamit 54 Tahun Laki-laki SD Pelaku usaha mikro
2. Ibu Suriati 47 Tahun Perempuan SD Pelaku usaha mikro
3. Bapak Jon 62 Tahun Laki-laki S1 Pelaku usaha mikro
Latuconsian
4. Bapak Maruf 51 Tahun Laki-laki SD Pelaku usaha mikro
5. Ibu Muna 62 Tahun Perempuan Tidak tamat Pelaku usaha mikro
6. Bapak Ibrahim 48 Tahun Laki-laki Tidak tamat Pelaku usaha mikro
7. Bapak Ami 51 Tahun Laki-laki SMP Pelaku usaha mikro
8. Ibu Umi 63 Tahun Perempuan Tidak tamat Pelaku usaha mikro
9. Bapak Rajak 52 Tahun Laki-laki SMA Pelaku usaha mikro
10. Ibu Insun 48 Tahun Perempuan SMP Konsumen
11. Ibu Naima 62 Tahun Perempuan Tidak tamat Konsumen
12. Ibu Rukia 43 Tahun Perempuan Tidak tamat Konsumen
13. Ibu Juahe 45 Tahun Perempuan Tidak tamat Konsumen
Souwakil
14 Ibu Yani 48 Tahun Perempuan SD Konsumen
15 Ibu Aisyah 31 Tahun Perempuan SD Konsumen
Latuconsina
16 Ibu Pia 34 Tahun Perempuan SMP Konsumen
17 Ibu Sumi 39 Tahun Perempuan SMP Konsumen
18 Ibu Erna 38 Tahun Perempuan SMA Konsumen
37

19 Ibu Fatimah 49 Tahun Perempuan SMA Konsumen


20 Ibu Rukia Samal 52 Tahun Perempuan SMA Konsumen
Sumber:Data diolah 2024

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan informan

dalam penelitian ini sebanyak 20 informan, yang terdiri 10 informan pelaku usaha

mikro dan 10 informan selaku konsumen pihak yang melakukan daya beli.

Informan dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 6 dan perempuan sebanyak 14

dengan tingkat Pendidikan rata pelaku usaha mikor yaitu SD-SMA dan yang paling

yaitu S1, kemudian ditemuka 3 pelaku usaha mikro yang tidak tamat sama sekali

dalam berpendidikan. Kemudian tingkat Pendidikan rata-rata konsumen yaitu SD-

SMA dan yang tidak tamat sekolah terdiri atas 3 informan.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara penelitian di lapangan, peneliti memperoleh

temuan berupa data yang dibutuhkan untuk diuraikan dalam hasil penelitian, yaitu

daya beli masyarakat, dan pendapatan Usaha Mikro di desa Lumoy perspektif

keuangan syariah. Disertai dengan observasi dan dokumentasi di lapangan sebagai

teknik pengumpulan data pendukung. Pemaparan hasil dari kegiatan penelitian

dapat diketahui sebagai berikut:

1. Daya Beli Masyarakat dalam meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro Di

Desa Lumoy.

Untuk mengetahui daya beli masyarakat Lumoy dalam meningkatkan

pendapatan Usaha Mikro, peneliti akan menjelaskan bagaimana proses daya beli
38

yang berlangsung disana dan pendapatan Usaha mikro, yang akan diuraikan

sebagai berikut:

a. Daya beli masyarakat Lumoy

Daya beli masyarakat Lumoy dapat diketahui melalui hasil wawancara

berikut:

nforman pertama yang diwawancarai adalah ibu yani (48 tahun) yang berprofesi

sebagai pembeli, beliau mengatakan mengatakan bahwa :

“Sejauh ini daya beli saya tergantung pada penghasilan, apabila


penghasilan meningkat maka daya beli juga meningkat sebaliknya
apabila penghasilan menurun maka saya kurang membeli barang”49
Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh salah satu pembeli (konsumen)

lainnya yaitu ibu Naima (62 tahun) bahwa :

“daya beli saya tergantung pada penghasilan saya, apalagi rata-rata


pekerjaan kami sebagai petani sehingga kerta gantungan kami
kepada hasil bumi sangat besar itulah sebabnya saya melakukan
pembelian tergantung pada penghasilan.”50
Kemudian ibu Joahe Souwakil(45tahun) yang berprofesi sebagai konsumen

atau pembeli beliau mengatakan bahwa :

“Sebagai konsumen (pembeli) daya beli saya tergantung pada


penghasilan, sebagaimana mestinya apabila pendapatan stabil
makah daya beli meningkat.”51
Selanjutnya ibu Rukia Samal (52 tahun) beliau mengatakan

“Berapapun pendapatan saya meningkat maupun menurun saya akan


membeli barang yang akan memenuhi kebutuhan pokok saya seperti
beras, minyak, mie dan lain sebagainya.”52

49
Yani, 48 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari 2024
50
Naimai, 62 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari 2024
51
Juahe Souwakil, 45 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari
2024
52
Rukia Samal, 52 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari 2024
39

Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Sumi (39 tahun) dengan ibu Rukia (43

tahun) sebagai berikut:

“Kami biasanya hanya akan membeli barang yang menjadi


kebutuhan pokok, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”53

Kemudian ibu Aisyah Latuconsina (31 tahun) yang dapat dilihat sebagai berikut:

“Sebagai konsumen biasanya saya akan membeli barang yang saya


butuhkan apabila barang itu sudah habis makah saya akan
melakukan pembelian ulang hanya saja tergantung pada penghasilan
sebab penghasilan yang saya peroleh tidak menentu, maka
ketergantungan ini yang membuat daya beli saya tidak stabil”54

Selanjutnya hal yang sama pun disampaikan oleh ibu Erna (38 tahun) yaitu

“Kami sering melakukan pembelian ulang untuk memenuhi


kebutuhan kami seperti pembelian mie maupun beras dan lain
sebagainya selain itu tergantung pada penjualnya apabila penjualnya
melakukan pelayanan dengan baik maka kami akan berkunjung
ulang melakukan pembelian.” 55

Selanjutnya ibu Pia (34) beliau menyampaikan hasil wawancaranya sebagai

berikut:

“saya sering melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan, dan


saya juga sering melakukan pembelian ulang pada tempat yang sama
alasannya adalah ada beberapa pelaku usaha mikro memberikan
pelayanan baik dan ramah sehingga saya senang untuk berkunjung
kembali.”56

53
Sumi dan Rukia, 48 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari
2024
54
Aisyah Latuconsina, 31 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari
2024
55
Erna, 38 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari 2024
56
Pia, 34 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari 2024
40

Selanjutnya disampaikan oleh ibu Fatimah (49 tahun) sebagai berikut,: terkait

dengan pembelian ulang pada tempat yang sama, menurut

saya pertama tergantung pada keramahan penjual apabila


“penjualnya melayani dengan baik maka konsumen akan merasa
dihargai kemudian yang kedua yaitu tergantung pada harga apabila
harganya murah atau tidak mahal maka konsumen akan terus
membeli barang di tempat tersebut akan tetapi apabila barang yang
dijual mahal dan berbeda dari penjual lainya maka konsumen akan
berpindah salah satunya saya sudah tentu sebagai konsumen saya
akan cari harga yang mura.”57

Hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa daya beli masyarakat Lumoy

tergantung pada penghasilan mereka apabila penghasilan mereka meningkat

maka pembelian pada barang akan meningkat sebaliknya apabila penghasilan

menurun maka daya beli pun menurun, kemudian masyarakat yang ada disana

pun akan memilih belanja ditempat yang sama apabila di tempat tersebut

memberikan pelayanan yang baik dan melakukan penjualan dengan harga yang

tidak terlalu mahal, pkarena masyarakat akan menilai apabila tempat tersebut

menjual barang dengan harga yang mahal maka para pembeli akan mencari ke

tempat yang memiliki harga relatif murah. Adapun penghasilan rata-rata

masyarakat yang sudah diwawancarai dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:

57
Fatimahi, 49 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 17 Januari 2024
41

Tabael 4.2 Jumlah penghasilan tahunan masyarakt Lumoy

No Nama Jenis Jumlah 2019-2023


penghasilan penghasilan
tahunan 2018

1. Ibu Yani Cengkeh 200 kg 100/70

2. Ibu Naima Cengkeh 300 kg 150/90

3. Juahe Souwakil Cengkeh 100 kg 50/30

4. Ibu Rukia Samal Cengkeh 100 kg 40-30

5. Ibu Sumi Cengkeh 100 kg 40-30

6. Ibu Aisyah Cengkeh 200 kg 100-60


Latuconsina

7. Ibu Erna Cengkeh 50 kg 30-20

8. Ibu Pia Cengkeh 250 kg 170-40

9. Ibu Fatimah Cengkeh 200 kg 100-60

10 Ibu Rukia Cengkeh 100kg 60-50


Sumber: Data diolah 2024

Tabel 4.2 enjelaskan rata-rata penghasilan masyarakat di desa Lumoy pada

tahun 2018-2023 berbeda hal ini dikarenakan tidak stabilnya buah cengkeh yang

berdampak pada penghasilan, di dalam tabel tersebut menjelaskan bahwa

penghasilan cengkeh yang diperoleh 2018 sangat meningkat pesat karena pada

tahun tersebut kapasitas buah cengkeh banyak, kemudian pada tahun 2019-2023

sangat rendah hal ini diakibatkan pada tahun tersebut cengkeh tidak berbuah stabil.

Jadi dari penghasilan tersebut dapat diketahui bahwa penghasilan tahunan

masayarakat desa Lumoy tidak stabil apabila mereka bergantung pada cengkah saja

maka daya beli akan menurun, oleh karena itu masyarakat desa Lumoy tidak terlalu

berketergantungan pada penghasilan tahunan mereka, apabila mereka


42

mengharapkan hasil bumi cengkih makah daya beli mereka akan terbatas, jadi

masyarakat disana mencari kerja sampingan untuk kebutuhan sehari-hari mereka,

pekerjaan sampingan masyarakat Lumoy dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel4.3 Jumlah penghasilan harian

No Nama Pekerjaan sampingan Penghasilan

1. Ibu yani Penjual Roti Rp. 50.000- Rp. 80.000

2. Ibu Naima Anyam bambu Rp. 20.000- Rp. 30.000

3. Juahe Souwakil Penjual ikan Rp. 50.000-Rp.100.000

4. Ibu Rukia Samal Pala dengan roti Rp. 70.000- Rp. 150.000

5. Ibu Sumi Penjual sayur Rp. 30.000-Rp.50.000

6. Ibu Aisyah Latuconsina Penjual nasi kuning dikantin Rp. 50.000-Rp.80.000

7. Ibu Erna Pedagang sayur Rp. 20.000-Rp.40.000

8. Ibu Pia Petani pala dan kunyit Rp. 120.000- Rp. 250.000

9. Ibu Fatimah Penjual Roti Rp. 50.000-Rp.70.000

10 Ibu Rukia Penjual ikan Rp. 50.000-100.0000


Sumber: Data diolah 2024

Tabel 4.3 diatas menjelaskan jumlah penghasilan sampingan masyarakat

desa lumoy, mereka melakukan pekerjaan sampingan demi pemenuhan

kebutuhan hidup mereka, pendapatan mereka paling rendah Rp. 20.000 paling

banyak adalah Rp. 250.000, .

Jadi pendapatan pada tabel tersebut yang digunakan oleh masyarakat desa

Lumoy untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, ketergantungan pada

penghasilan tersebut yang akan mempengaruhi daya beli hal ini yang akan

berdampak pada pendapatan pelaku usaha mikro karena dengan berkurangnya


43

pendapatan masyarakat makah daya beli masyarakat menurun, hal ini

diungkapkan langsung oleh beberapa pelaku Usaha mikroi berikut:

Informan pertama yang diwawancarai adalah bapak Maruf (51 tahun)

yang dapat dilihat sebagai berikut:

“Menurut saya daya beli masyarakat tidak begitu stabil, hal ini
disebabkan kurangnya penghasilan masyarakat, apabila masyarakat
disini memiliki penghasilan yang makah daya beli mereka
meningkatkan apabilah masyarakat memiliki penghasilan yang
rendah maka daya beli mereka menurun, hal ini di ketahuilah melalu
pendapatan yang saya peroleh perhari kadang meningkat kadang
menurun bisa dikatakan tidak stabil” 58

Kemudian bapak Jon Latuconsina (62 tahun) yang berprofesi sebagai

penjual, beliau menyampaikan bahwa :

“Jadi daya beli masyarakat sangat berdampak pada pendapatan


kami, apabilah daya beli mereka stabil makah pendapatan kami
meningkat jika daya beli mereka menurun makah penghasilan kami
tidak stabil.”59
Kesimpulannya adalah pelaku usaha mimri di desa Lumoy memiliki

penghasilan yang tidak stabil hal ini diakibatkan tidak menentu nya

penghasilan masyarakat yang berakibat pada daya beli masyarakat.

b. Pendapatan usaha mikro

Daya beli masyarakat terhadap pendapatan usaha mikro di desa Lumoy

dapat diketahui melalui melalui tiga indikator, berikut:

58
Maruf, 51Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 20 Januari 2024
59
Jon Latuconsina, 51Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 20
Januari 2024
44

1. Jumlah penjualan

Tabel 4.4 Jumlah penjualan perhari

No Nama pelaku Jenis Jumlah Jenis Barang yang laris Jumlah

usaha Barang Konsumen penjualan

yang dijual perharinya perhari

1. Bapak Hamit Sembako 10 Beras, gula, dll Tidak Stabil

2. Ibu suriati Sembako 10 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

3. Bapak Jon Sembako 15 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

Latuconsina

4. Bapak Maruf Sembako 12 Beras, mie, gula dan Tidak Stabil

garam dll

5. Ibu Muna Sembako 15 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

6 Bapak Ibrahim Sembako 15 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

7. Bapak Ami Sembako 10 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

8 Ibu Umi Sembako 16 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

9. Bapak Rajak Sembako 15 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

10 Ibu Insun Sembako 15 Beras, gula dan garam dll Tidak Stabil

Sumber: Data diolah 2021

Berdasarkan pada data hasil wawancara yang diperoleh diatas maka dapat

diketahui bahwa rata-rata pelaku usaha mikro di desa Lumoy menjual sembako.

adapun tingkat penjualan masyrakat lumoy tidak stabil hal ini tergantung pada

daya beli masyarakat yang tidak menentu perharinya. Kemudian jumlah

konsumen yang sering datang melakukan pembelian setiap harinya paling


45

sedikit 10 konsumen dan paling banyak terdiri 16 konsumen, dengan berbagai

macam jenis produk yang dibelih yaitu garam, gula minyak mie dan lain

sebagainya.

2. Jumlah penghasilan

Tabel 4.5 Jumlah penghasilan

No Nama pelaku usaha Penghasilan Perhari Penghasilam perbulan

1. Bapak Hamit Rp.200.000- Rp.500.000 Rp. 7.000.000

2. Ibu suriati Rp.100.000- Rp.250.000 Rp. 3.000.000

3. Bapak Jon Rp.100.000-Rp.300.000 Rp. 5.000.000

Latuconsina

4. Bapak Maruf Rp.150.000-Rp.300.000 Rp.5.000.000

5. Ibu Muna Rp.100.000-Rp.400.000 Rp.4.000.000

6 Bapak Ibrahim Rp.100.000-Rp.300.000 Rp.5.000.000

7. Bapak Ami Rp.200.000-Rp.450.000 Rp.6.000.000

8 Ibu Umi Rp.100.000-Rp.250.000 Rp. 3.000.000

9. Bapak Rajak Rp.100.000-Rp.390.000 Rp.4.000.000

10 Ibu Insun Rp.100.000-Rp.200.000 Rp.2.000.000

Sumber: Data diolah 2024

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dapat diketahui, bahwa

penghasilan perhari pada tabel diatas yaitu Rp.100.000 dan paling banyak adalah

Rp. 500.000 kemudian penghasilan perbulan yaitu paling sedikit adalah

Rp.3.000.000 dan yang paling banyak yaitu Rp.7.000.000.


46

3. Jumlah keuntungan

Tabel 4.6 Jumlah keuntungan

No Nama pelaku usaha Modal Awal Keuntungan

1. Bapak Hamit Rp.10.000.000 Rp. 1.000.000- Rp.2.000.000

2. Ibu suriati Rp. 2.000.000 Rp. 400.000 -Rp.500.000

3. Bapak Jon Latuconsina Rp. 6.000.000 Rp. 500.000 -Rp.1.000.000

4. Bapak Maruf Rp. 7.000.000 Rp.800.000 -Rp.1.500.000

5. Ibu Muna Rp. 5.000.000 Rp. . 500.000 -Rp.1.000.000

6 Bapak Ibrahim Rp. 5.000.000 Rp. . 400.000 -Rp.900.000

7. Bapak Ami Rp.7.000.000 Rp.800.000 -Rp.1.500.000

8 Ibu Umi Rp. 4.000.000 Rp. . 400.000 -Rp.800.000

9. Bapak Rajak Rp. 5.000.000 Rp. . 400.000 -Rp.1.000.000

10 Ibu Insun Rp.3.000.000 Rp. . 350.000 -Rp.500.000

Sumber: Data diolah 2024

Berdasarkan datahasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa keuntungan yang

diperoleh para pelaku usaha mikro paling sedikit adalah Rp. 350.000 dan yang

paling banyak adalah Rp.2.000.000.

2. Daya Beli Masyarakat dalam meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro Di

Desa Lumoy Kab. Buru Selatan (Perspektif keuangan Syariah)

Daya beli masyarakat dalam meningkatkan pendapatan usaha mikro desa

Lumoy perspektif keuangan syariah dapat diketahui melalui item berikut:


47

a. Daya beli masyarakat

Jika ditinjau dari perspektif keuangan syariah, daya beli masyarakat Lumoy

sudah sesuai dengan perspektif keuangan syariah hal ini dapat diketahui melalui

hasil wawancara berikut:

Informan pertama yang diwawancarai adalah ibu yani (48 tahun) yang

berprofesi sebagai pembeli, beliau mengatakan bahwa :

“Dalam melakukan pembelian saya selalu membeli barang yang


saya butuhkan, dalam hal ini saya lebih mengutamakan kebutuhan
pokok saya, barulah yang lain apabila tidak ada”60
Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh salah satu pembeli (konsumen)

lainnya yaitu ibu Naima (62 tahun) bahwa :

“Saya selalu mengutamakan kebutuhan untuk makan sehari-hari,


selebihnya akan saya beli yang lain jika itu dibutuhkan.” 61
Kemudian ibu Joahe Souwakil(45 tahun) yang berprofesi sebagai konsumen

atau pembeli beliau mengatakan bahwa :

“Dalam melakukan pembelian saya tidak berlebih-lebihan, saya


berbelanja sebagaimana mana mestinya, dan saya berbelanja
menggunakan uang dari penghasilan saya”62
Kemudian ibu Aisyah Latuconsina yang dapat dilihat sebagai berikut:

“Barang yang saya beli merupakan barang yang saya butuhkan serta
tidak berlebih-lebihan.”
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa masyarakat yang ada

di desa Lumoy melakukan pembelian sudah sesuai dengan perspektif keuangan

syariah, mereka berbelanja berdasarkan kebutuhan artinya mereka tidak

berlebih-lebihan dalam berbelanja. Jadi dapat disimpulkan bahwa cara

60
Yani, 48 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 23 Januari 2024
61
Naima, 62 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 23 Januari 2024
62
Joahe Souwakil, 45 Tahun, (Masyarakat desa Lumoy), wawancara tangga 23 Januari
2024
48

berbelanja masyarakat desa Lumoy sudah dibenarkan dalam islam. Prinsip islam

melarang manusi untuk mengkonsumsi segala sesuatu secara berlebih-lebihan

atau mubazir. Dan Islam juga menuntut semua umat untuk mengkonsumsi

barang yang halal.

b. Pendapatan Usaha Mikro (Perspektif Keuangan Syariah)

Pendapatan Usaha Mikro desa Lumoy Perspektif keuangan syariah dapat

dilihat pada hasil wawancara berikut:

Informan pertama yang diwawancarai adalah bapak Maruf (51 tahun) yang

dapat dilihat sebagai berikut:

“Pendapatan yang saya peroleh adalah halal karena saya menjual


barang yang baik dan benar yang tidak terdapat unsur haram di
dalamnya, saya selalu memeriksa barang yang sudah ekspayer agar
tidak merugikan konsumen, kemudian dalam menggunakan
timbangan untuk mengukur beras, saya selalu melihatnya dengan
teliti agar kiranya takarannya tidak kurang.”63
Hal yang sama pun disampaikan oleh bapak Hamit (54 tahun) yang berprofesi

sebagai penjual, beliau mengatakan bahwa :

“ Saya menjual barang dengan baik dan benar, tidak terdapat barang
yang haram kemudian di dalam menjual beras saya selalu mengukur
nya dengan benar yaitu sesuai dengan takarannya”64
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh salah satu pedagang penjual

lainnya yaitu ibu Suriati (47 tahun) bahwa :

“saya menjual barang saya dengan adil dan tidak terdapat unsur

penipuan baik pada timbangan maupun harga”.65

63
Maruf, 51Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari 2024
64
Hamit, 54 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari 2024
65
Suriati, 47 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari 2024
49

Kemudian bapak Jon Latuconsina (62 tahun) yang berprofesi sebagai penjual,

beliau menyampaikan bahwa :

“Dalam proses penjualan, saya selalu mengutamakan kejujuran, baik


dari segi harga maupun dari segi kehalalan. Kemudian dalam
melakukan penjualan saya pun selalu memperhatikan barang-barang
yang sudah ekspayer karena barang tersebut dapat merugikan pihak
konsumen yang membeli.”66
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh salah satu penjual lainnya yaitu

ibu Muna (62 tahun) bahwa :

“penghasilan yang diperoleh adalah penghasilan dari hasil


penjualan, seperti beras, gula, garam minyak kelapa dan lain
sebagainya, serta dalam melakukan penjualan tidak terdapat unsur
penipuan, karena harga yang ditetapkan berdasarkan perhitungan
modal barulah ditentukan harga penjualan.”67

Selanjutnya bapak Ibrahim (48 tahun) yang dapat dilihat sebagai berikut:

“Saya menjual sembako dengan baik dan jujur, agar penghasilan


yang saya peroleh terhindar dari unsur haram, kemudian selama
menjual saya selalu bersikap adil dan selalu memberikan pelayanan
yang baik demi kelancaran penjualan saya, karena menurut saya
apabila kita tidak berlaku adil dan memberi pelayanan yang baik
kepada setiap konsumen maka konsumen akan berpindah ke tempat
yang lain untuk berbelanja.”68
Kemudian bapak Ami (51 tahun) yang dapat dilihat sebagai berikut:

“penghasilan yang diperoleh adalah penghasilan dari hasil


penjualan, seperti beras, gula, garam minyak kelapa dan lain
sebagainya, serta dalam melakukan penjualan tidak terdapat unsur
penipuan, karena harga yang ditetapkan berdasarkan perhitungan
modal barulah ditentukan harga penjualan. “69

66
Jon Latuconsina, 62 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24
Januari 2024
67
Muna, 62 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 20 Januari 2024
68
Ibrahim, 48 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari
2024
69
Ami, 51 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari 2024
50

Selanjutnya Ibu Umi (63 tahun) yang dapat dilihat sebagai berikut:

“Dalam proses penjualan, saya selalu mengutamakan kejujuran, baik


dari segi harga maupun dari segi kehalalan. Kemudian dalam
melakukan penjualan saya pun selalu memperhatikan barang-barang
yang sudah ekspayer karena barang tersebut dapat merugikan pihak
konsumen yang membeli.”70

Kemudian bapak Rajak (52 tahun) yang dapat dilihat sebagai berikut:

“Pendapatan yang saya peroleh adalah halal karena saya menjual


barang yang baik dan benar yang tidak terdapat unsur haram di
dalamnya, saya selalu memeriksa barang yang sudah ekspayer agar
tidak merugikan konsumen, kemudian dalam menggunakan
timbangan untuk mengukur beras, saya selalu melihatnya dengan
teliti agar kiranya takarannya tidak kurang.”71

Dan yang terakhir hasil wawancara dari ibu Insum (48 tahun) yang dapat dilihat

sebagai berikut:

“ penghasilan yang saya peroleh adalah hasil dari penjualan, adalah


jenis penjualan yang saya jual yaitu sembako, kemudian dalam
melakukan penjualan saya selalu mengutamakan kejujuran dalam
hal ini tidak merugikan konsumen, selain itu saya memberikan
pelayanan yang baik agar kiranya konsumen merasa nyaman dan
selalu melakukan transaksi ulang, selain itu dalam menjual barang
saya selalu melihat barang tersebut aman untuk dikonsumsi atau
tidak dan tidak lupa pula saya selalu menjual produk yang halal.”72

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa jumlah penghasilan yang

diperoleh oleh pelaku Usaha Mikro di desa Lumoy sudah sesuai dengan prinsip

islam, karena proses penjualan yang dilaksanakan tidak merugikan pelanggan,

kemudian dalam melakukan penjualan para pelaku Usaha mikro selalu

70
Umi , 63 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari 2024
71
Rajak, 52 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari 2024
72
Insun, 48 Tahun, Pelaku Usaha Mikro desa Lumoy), wawancara tangga 24 Januari 2024
51

memperhatikan kualitas barang mereka dan mereka tidak lupa memberikan

pelayanan yang baik agar kiranya konsumen merasa nyaman untuk berbelanja

kembali.

C. Pembahasan

1. Daya Beli Masyarakat dalam meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro

Di Desa Lumoy.

a. Daya beli masyarakat Lumoy

Manusia senantiasa berusaha untuk memperoleh kepuasan setinggi-

tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dengan memenuhi berbagai

macam kebutuhannya. Dan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa,

manusia memerlukan adanya kemampuan daya beli. Daya beli merupakan

kemampuan seseorang, keluarga atau masyarakat untuk memperoleh suatu

barang atau jasa . guna memenuhi kebutuhan hidup. Daya beli adalah

pernyataan maksud konsumen untuk membeli suatu produk atau berperilaku

menurut cara tertentu.73

Daya beli sendiri sangat dekat hubungannya dengan tingkat pendapatan

masyarakat, apabila pendapatan masyarakat tinggi maka akan berpengaruh

pada kemampuan daya beli masyarakat begitupun sebaliknya jika pendapatan

rendah maka daya beli masyarakat pun akan menurun.

Berdasarkan wawancara dari beberapa informan mereka

menyampaikan bahwa tingkat pendapatan masyarakat yang ada di desa

73
John mowen, Perilaku Konsumen, Edisi 5, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2010) h. 322
52

lumoy akan berdampak pada daya beli mereka, hal ini diungkapkan langsung

oleh masyarakat di sana mereka memberikan tanggapannya, apabila mereka

memiliki penghasilan yang cukup maka daya beli mereka meningkat

sebaliknya apabila pendapatan mereka menurun maka daya beli mereka akan

menurun, dan hal demikian dialami langsung oleh para pelaku UKM yang

ada disana bahwa daya beli masyarakat lumoy sangat berketergantungan

pada penghasilan mereka, karena daya beli mereka berdampak pada

pendapatan usaha mikro yang tidak stabil.

Penelitian yang sama disampaikan oleh oleh Siti Kholifatul Jannah,

Moh. Mabruri Faozi dan Abdul Aziz, dalam penelitianya iyah

menyampaikan, hasil yang di dapatkan modal dan daya beli masyarakat

berpengaruh terhadap pendapatan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa daya beli masyarakat sangat

mempengaruhi pendapatan pelaku usaha mikro. Karena Hubungan antara

pendapatan dengan konsumsi dan penghasilan merupakan suatu hal yang

sangat penting dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan

menunjukkan Semakin tinggi pendapatan seseorang maka daya beli suatu

barang/jasa semakin meningkat, sebaliknya jika pendapatan seseorang

menurun maka daya beli juga menurun. Jadi daya beli masyarakat yang akan

menentukan keberhasilan usaha pelaku ekonomi mikro.


53

b. Pendapatan Usaha Mikro di Desa Lumoy

Pendapatan adalah representasi dari kondisi ekonomi keluarga dalam

masyarakat. Konsep pendapatan dapat digunakan untuk mengukur keadaan

seseorang dengan memperlihatkan jumlah seluruh uang yang diperoleh

dalam jangka waktu tertentu.

Pendapatan juga dikenal sebagai penghasilan pribadi yang bersumber

dari transaksi jual beli dalam satu kesepakatan harga. Untuk itu setiap

individu yang berusaha dalam melakukan penjualan selalu mengusahakan

untuk meningkatkan hasil usaha supaya penghasilan yang didapatkan mampu

mencukupi kebutuhan hidup dan taraf hidup.

Pendapatan yang dimaksud disini adalah pendapatan pelaku usaha

mikro yang melakukan penjualan sembako di desa Lumoy dimana tingkat

pendapatan yang ada disana dipengaruhi oleh daya beli masyarakat, untuk

lebih jelasnya pengukuran tingkat pendapatan seorang pelaku usaha mikro

menurut teori yang dikemukakan oleh Ema sari tingkat pendapatan diukur

melalui tiga indikator berikut:

atas.

1) Penjualan

Menurut Mulyadi Dion Toduha, dkk menyatakan bahwa penjualan

adalah aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk menjual barang dan
54

jasa dengan harapan dengan transaksi-transaksi tersebut dapat diperoleh

laba atau keuntungan. 74

Volume penjualan yang meningkat merupakan hal utama yang

diperlukan agar pendapatan meningkat. Dalam kegiatan usaha mikro,

tingkat penjualan berpengaruh sangat penting. Apabila pelaku usaha

mikro dapat menjual dengan jumlah yang tinggi maka omset yang

diperoleh akan tinggi pula.

Berdasarkan data yang dianalisis mengenai penjualan sembako di

desa Lumoy bahwa tingkat penjualan Usaha mikro desa Lumoy tidak

stabil, karena penghasilan yang diperoleh tidak menentu. , hal ini

tergantung pada penghasilan masyarakat apabila masyarakat memiliki

penghasilan yang meningkat maka daya beli meningkat sebaliknya jika

penghasilan menurun maka daya beli masyarakat menurun. Kemudian

dengan turunnya daya beli masyarakat maka hasil penjualan usaha

mikro yang ada disana akan menurun.

Hal demikian sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Raharja

dan Manurung yang dikutil dalam Anita Yulian Rizki bahwa

Pendapatan akan mempengaruhi kemampuan daya beli seseorang. Jadi

Pendapatan yang didapatkan oleh masyarakat akan mempengaruhi

pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh setiap rumah tangga di

74
Dion toduho, dan Hendrik Manossoh dkk. “Analisis Penerapan Sistem Akuntansi
Penjualan Kendaraan Bermotor Pada PT. Tridjaya Mulia sukses”. Jurnal EMBA. Vol.8 No.4
(2020) hal 2.
55

dalam perekonomian. Jika pendapatan bertambah besar maka

pengeluaran konsumsi mereka akan bertambah besar juga.

2) Keuntungan

Keuntungan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

penjualan. Apabila keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan

semakin meningkat maka pendapatan yang akan diperoleh oleh pelaku

usaha mikro akan semakin tinggi.

Menurut data yang diperoleh dari pelaku usaha mikro di desa

Lumoy keuntungan yang didapatkan terdiri atas keuntungan perhari dan

perbulan, adapun keuntungan perhari yang diperoleh pelaku usaha

mikro di desa Lumoy paling rendah sebesar Rp. 350.000 dan yang

paling tinggi adalah Rp.2.000.000

Menurut pelaku usaha mimro keuntungan yang diperoleh harus

di kelola dengan baik sebab sebagai penjual sembako kami hanya

memperoleh keuntungan sedikit.

3) Penghasilan

Berdasarkan pada indikator penjualan dan keuntungan yang telah

diuraikan diatas tersirat gambaran penghasilan pedagang dapat dilihat.

Saat tingkat penjualan menurun, maka keuntungan yang diterima

pedagang menurun pula, akibatnya adalah tingkat penghasilan pedagang

pun ikut menurun.


56

Analisis berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa

penghasilan pelaku usaha mikro mengalami penurunan, hal demikian

terjadi akibat turunya daya beli masyarakat yang tidak stabil. Adapun

jumlah penghasilan penghasilan pelaku usaha mikro terdiri dari

penghasilan perhari dan penghasilan perbulan. Penghasilan perhari

paling rendah sebanyak Rp. 100.000 per hari dan tinggi sebanyak

Rp.500.000 kemudian penghasilan perbulan sebanyak Rp 3.000.000 -

7.000.000

2. Daya Beli Masyarakat dalam meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro

Di Desa Lumoy Kab. Buru Selatan (Perspektif keuangan Syariah)

a. Daya beli perspektif Keuangan Syaria

Keuangan islam merupakan ilmu yang mempelajari usaha manusia

dalam mengalokasikan dan mengelola sumber daya mencapai falah

berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai al-quran dan sunnah. Sedangkan

daya beli secara umum diartikan sebagai penggunaan barang dan jasa yang

secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. 75

Suatu kegiatan ekonomi dalam penggunaan barang dan jasa untuk

digunakan dan memenuhi kebutuhan hidup dengan cara mengalokasikan dan

mengelola sumber daya yang ada, dengan berdasarkan pada prinsip Al-qur'an

dan Sunnah.

75
Suherman Risid, Pengantar Teori Ekonomi, ( pendektan Kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro, Edisi Revisi ), (Jakarta: PT. Raja grafindo Persada), h. 162.
57

Daya beli merupakan bagian yang sangat penting untuk dipahami dalam

ekonomi islam. Artinya, pembahasan mengenai daya beli adalah primer.

Dalam hal ini al-Qur‟an memberi petunjuk yang sangat jelas dan mudah

dipahami, al-Qur‟an mendorong untuk menggunakan barang-barang yang

baik (halal) dan bermanfaat serta melarang untuk hidup boros dan melakukan

kegiatan konsumsi untuk hal-hal yang tidak penting, al-Qur‟an juga melarang

untuk bermewah-mewahan dalam hal pakaian ataupun makan.

Jadi sebagai makhluk Allah kita harus melakukan daya beli dalam

pemenuhan kebutuhan hidup harus berdasarkan prinsip-prinsip islam yaitu

tidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi barang dan harus

mengutamakan kehalalan pada produk yang kita beli.

Jika dikaitkan dengan daya beli masyarakat lumoy, makah daya beli

yang ada disana dibenarkan dalam islam karena dalam melakukan

pemenuhan kebutuhan masyarakat Lumoy akan membeli barang yang

merekah butuhkan seperti beras, gula, garam dan lain sebagainya sehingga

tidak melakukan pemborosan atau berelebih-lebihan. kemudian masyarakat

yang ada disana lebih mengutamakan kehalalan pada produk yang mereka

beli agar kiranya terhindar dari hal-hal yang mengandung unsur haram.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa daya beli masyarakat

lumoy sudah dibenarkan dalam isalam karena dalam melakukan pembelian

mereka tidak berlebih-lebihan, boros dan selalu mengutamakan kehalalan

produk. Sebab islam akan melaknat orang-orang yang berelebih-lebihan.

Islam memerintahkan agar manusia dalam mengkonsumsi segala sesuatu di


58

dunia ini terbatas pada barang atau jasa yang baik dan halal yang telah

disediakan oleh Allah kepada mereka. Mereka juga diperintahkan agar tidak

mengikuti langkah-langkah syaitan yang berusaha menggoda manusia untuk

mau mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah. 76

Salah satu pakar ekonomi muslim Muhammad Abdul Mannan mena

warkan lima prinsip konsumsi dalam Islam diantarany:77

1) Prinsip keadilan, mengandung pengertian bahwa dalam berkonsumsi

tidak boleh menimbulkan kedzaliman baik bagi individu yang

bersangkutan maupun bagi orang lain. Dalam soal makanan dan

minuman, yang terlarang adalah darah, daging binatang yang telah mati

sendiri, daging babi, daging binatang, daging binatang yang ketika

disembelih diserukan nama selain nama Allah dengan maksud

dipersembahkan sebagai kurban untuk memuja berhala atau tuhan-tuhan

lain, dan persembahan bagi orang-orang yang dianggap suci atau siapa

pun selain Allah.

2) Prinsip kebersihan, mengandung makna yang sempit dan luas. Makna

yang sempit berarti barang dikonsumsi harus bersih dan sehat (bebas

dari penyakit) yang bisa diindera secara konkri makna yang luas berarti

harus bersih dari larangan shara.

76
Lilik Nurjannah, “Analisis Terhadap Pemikiran Yusuf Qardawi dan Afzalur Rahman
tentang Konsep Konsumsi Dalam Islam” (Skripsi Strata Satu, STAIN Ponorogo, 2011), 19-20.
77
Ibid. h 45
59

3) Prinsip kesederhanaan, mengandung maksud sesuai dengan kebutuhan

dan tidak berlebihlebihan karena hal ini merupakan pangkal dari

kerusakan dan kehancuran baik bagi individumaupun masyarakat.

4) Prinsip kemurahan hati, mengandung maksud tindakan konsumsi

seseorang harus bersifat ikhlas dan bukan dipaksakan serta

mempertimbangkan aspek sosial seperti pemberian sedekah.

5) Aspek moralitas, mengandung arti bahwa perilaku konsumen muslim

harus tetap tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam Islam yang

tercermin baik sebelum, sewaktu dan sesudah konsumsi. Dengan

demikian, ia akanmerasa kehadiran ilahi pada waktu memenuhi

keinginan-keinginan fisiknya. Hal ini penting artinya karena Islam

menghendaki perpaduan nilai-nilai kebahagiaan hidup material dan

spiritual.

b. Pendapatan Usaha Mikro (Perspektif Keuangan Syariah)

Dalam Islam, melakukan usaha atau berbisnis adalah hal yang tentu

dihalalkan. Dapat diketahui bahwaNabi Muhammad pada awalnya adalah

seorang pedagangbl atau wiraswasta dan juga kita dapat melihat ada sangat

banyak sekali sahabat-sahabat Nabi di zaman dulu merupakan para

pengusaha sukses dan memiliki sumber modal yang sangat besar. Manusia

diciptakan oleh Allah sejatinya adalah untuk menjadi seorang khalifah fil Ard

dimuka bumi. Dalam menjalankan hal tersebut tentu saja membutuhkan usaha

yang keras dari manusia. Usaha tersebut tentu dalam hal mengelola apa yang
60

telah Allah titipkan. Usaha di zaman saat ini biasa disebut denganberbisnis

atau berwirausaha.

Dalam ekonomi Islam UMKM merupakan salah satu kegiatan dari

usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya dan beribadah, menuju

kesejahteraan sosial.Perintah ini berlaku kepada semua orang tanpa

membedabedakan pangkat, status dan jabatan seseorang, dalam AlQuran

dijelaskan dalamSurah At-Taubah (9), ayat 105 :


َ
ْ َ ْ ٰ ٰ َ ْ ُّ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ٗ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ ُ ‫ه‬ َ َ َ ُْ َ ْ ُ
‫﴿ َوق ِل اعملوا فسيرى اّٰلل عملكم ورسوله والمؤ ِ نون وستردون ِالى ع ِل ِم الغي ِب‬
‫م‬ َ

َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ ُ َ ُ َ َ َ َّ َ
﴾ ١٠٥ ۚ‫والشهاد ِة فين ِبئكم ِبما كنتم تعملون‬
Terjemahan:“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah)yang mengetahui akan yangghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadakamu apa yang telah
kamu kerjakan.

Ayat diatas menjelaskan bahwa sebagai makhluk allah kita dituntut

untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan kita, kemudian dari pekerjaan

tersebut kita akan mendapatkan hasil atas pekerjaan yang talah kita lakukan.

Adapun hubungan ayat diatas dengan penelitian ini yaitu, Sama-sama

membahas tentang pekerjaan, pekerjaan yang dimaksud adalah UMKM,

adapun jenis Usaha yang digeluti adalah menjual sembako. Masyarakat yang

ada disana bekerja sebagai pelaku usaha mikro demi keberlangsungan hidup

mereka karena dari pekerjaan tersebut mereka memperoleh penghasilan.

Dalam pandangan Islam, penghasilan adalah penghasilan dari usaha

yang jelas dan halal. Penghasilan halal bisa mendatangkan berkah yang
61

diberikan Allah. Karena Islam mengajarkan semua proses yang dijalankan

dalam mencapai pendapatan harus sesuai syariat islam. Dengan menjunjung

nilai-nilai spiritual di dalam berbagai sisi sehingga pencapaian

keberlangsungan usaha dalam Keuangan islam memegang satu dimensi yaitu

rahmatan lil alamin (memberi rahmat bagi seluruh alam), memberi sesuatu

untuk kemajuan peradaban dunia, serta bermuara mencari ridho Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 114 yang

berbunyi:

َ ْ ُ ُ ْ َ ُ َّ ْ ُ ْ ُ ْ ‫َ ُ ُ ْ َّ َ َ َ ُ ُ ه ُ َ ٰ ً َ ً َّ ْ ُ ُ ْ ْ َ َ ه‬
﴾ ١ ٤ ‫اّٰلل ِان كنتم ِاياه تعبدون‬ِ ‫﴿ فكلوا ِِما رزقكم اّٰلل حللا ط ِيباۖ واشكروا ِنعمت‬

Terjemahan : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang Telah
diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu
Hanya kepada-Nya saja menyembah.

Ayat diatas menjelaskan kepada umat manusia untuk mencari

penghasilan yang asalnya jelas, yaitu terhindar dari unsur haram, dan selalu

mengutamakan kejujuran, karena kejujuran akan membawa berkah.

Kejujuran yang dimaksud adalah kejujuran bagi para pelaku usaha mikro.

Dalam Islam kita dituntut untuk melakukan segala sesuatu kegiatan yang

dapat memberikan manfaat bagi orang lain misalnya melakukan penjualan

dengan jujur, memberikan pelayanan yang baik pada konsumen, menjaga

etika dalam transaksi jual beli, serta tidak melakukan penipuan yang dapat

merugikan konsumen, karena pelaku Usaha Mikro yang jujur akan


62

meningkatkan minat konsumen untuk terus pembelian ulang di tempat yang

sama.

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang diberikan oleh masyarakat

lumoy mereka menyampaikan bahwa para pelaku usaha mikro di desa Lumoy

selalu memberikan pelayanan yang baik, sehingga mereka melakukan

pembelian ulang, kemudian ditambah dengan adanya perilaku yang adil dari

pihak-pihak pelaku usaha mikro akan mencerminkan bahwa pelaku usaha

mikro adil baik dalam segi pelayanan, takaran (timbangan), etika dan harga

yang dapat dijangkau (tidak mahal) maka konsumen akan menilai penjual

sembako tersebut amanah dan akan meningkatkan daya beli mereka.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaku usaha mikro yang

ada di desa lumoy sangat berketergantungan pada penghasilan konsumen,

apabila konsumen memiliki penghasilan yang baik makah akan membawa

perubahan pada penghasilan pelaku usaha mikro. Karena semakin tingginya

penghasilan masyarakat lumoy semakin tinggi daya beli masyarakat. Hal ini

sejalan deng teori yang disampaikan oleh: Keynes, bahwa konsumsi

dipengaruhi oleh pendapatan disposable tinggi maka konsumsi juga naik. Dan

menyatakan bahwa pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan

dipengaruhi oleh pendapatannya.Semakin tinggi pendapatan seseorang maka

semakin tinggi daya belinya.


BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

1. Daya beli masyarakat Lumoy secara umum tergantung pada penghasilan

yang diperoleh masyarakat, apabilah penghasilanya meningkat maka

daya beli meningkat sebaliknya penghasilan menurun makah daya beli

menurun, kemudian dengan turungnya daya beli masyarakat maka

penghasilan yang diperoleh para pelaku usaha tidak stabil.

2. Jika dilihat dari perspektif keuangan Syariah daya beli masyarakat dan

proses penjualan pelaku usaha mikro sudah dibenarkan dalam islam,

dari pihak masyarakat Lumoy mereka melakukan pembelian tidak

berlebih-lebihan, selalu mengutamakan kebutuhan pokok dan selalu

membeli produk yang halal. Kemudian dari pihak pelaku usaha proses

penjualan yang dilakukan sudah sesuai yaitu selalu menanamkan

kejujuran, menakar (mengukur) dengan benar, sehingga produk yang

dijual dapat memberikan manfaat dan tidak merugikan konsumen yang

mengkonsumsi produk tersebut.

63
64

B. Saran

1. Harapan saya kepada seluru pelaku UKM untuk selalu menanamkan

sifat jujur dan adil dalam proses bertransaksi, sehingga konsumen

merasa nyaman dan tidak dirugikan sebab segala sesuatu yang dilandasi

dengan kejujuran akan mendapatkan berkah duni dan akhirat. Kemudian

dalam bertransaksi sebagai penjual dan pembeli untuk tetatp

menanamkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip islam demi kepentingan

kita sebagai umat muslim.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

penelitian lebih lanjut. Penelitian ini merupakan bahan informasi

tentang daya beli masyarakat dalam meningkatkan pendapatan pelaku

usaha mikro di desa Lumoy Kab. Buru selatan perspektif keuangan

Syariah
65

DAFTARA PUSTAKA

Andika Rizky et al. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Pedagang

Mikro Pada Pasar Tradisional. : Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara. Jurnal Ekonomi Islam. Vol 1, no.1.

Aryanto, Suryo. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Pasar Setelah Kebakaran Pasar Kliwon Temanggung. Skripsi,

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Asmie, Poniewati. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di kota Yogyakarta. Tesis.

Yogayakarta :Universitas Gajah Mada.

Halim Abdul. 2020. Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamuju. STIE

Muhammadiyah Mamuju. GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi

Pembangunan p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443 Volume 1, No. 2,

Available : https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

Henrico Victor et al. 2020. Pengaruh Modal, Pengalaman Usaha, Strategi Promosi

Dan Pendidikan Terhadap Keuntungan Pelaku Umkm Fashion Pada

Marketplace Online Di Kota Semarang. Diponegoro Journal Of Economics.

Volume 9, Nomor 3, Halaman 38/49 http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/jme ISSN (Print): 2337-3814.

Huong Ho, G. 2017. The Adoption Of E- Commerce In Small And Medium Sized

Enterprises In Vietnam The Adoption Of E-Commerce In Small And


66

Medium-Sized Enterprises In Vietnam -Recommendations for building an

e-commerce strategy.

Kasali, Rhenald. 2018. The Great Shifting. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Lexy J. Moleong, Metode Penilitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosdakarya,

2011), Hal 3.

Siti Kholifatul Jannah et al. 2020. Pengaruh Modal Dan Daya Beli Masyarakat

Terhadap Pendapatan Umkm Pada Masa Pandemi Di Desa Munjul Blok

Pesantren. Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN

Syekh Nurjati Cirebon. Co-Value: Jurnal Ekonomi, Koperasi &

Kewirausahaan Volume 11, Nomor 1, Januari 2020 p-ISSN: 2086-3306 e-

ISSN: 2809-8862.

Taufik M. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaku Umkm (Usaha Mikro

Kecil Menengah) Dalam Mengambil Keputusan Investasi Di Surabaya.

Dosen Ekonomi Pembangunan, FEB UPN “Veteran”Jatim.


67

DOKUMENTASI
68
69
70

LAMPIRAN
71
72

KOESINER PENELITIAN

Nama pemilik usaha mikro :

Nama konsumen :

Daftar pertanyaan :

a. Daya beli masyarakat

a). Pertanyaan kepada Masyarakat :

1. Berapa hasil bumi cengkeh dan pala setiap bulannya?

2. Berapa uang saku belanja perminggu?

3. Hasil apa yang sangat menonjol kehidupan?

4. Ada berapa banyak jumlah pelaku usaha mikro di desa Lumoy ?

5. Apa kah ada langganan pembelian barang tertentu untuk membeli

barang?

6. Apakah ada tempat tertentu yang bapa/ibu sukai untuk melakukan

pembelian ?

7. Mengapa sampai bapa/ibu suka membeli di tempat yang di sukai

tersebut?

b) . Pertanyaan pelaku usaha Mikro :

1. Berapa jumlah barang yang di beli setiap harinya ?

2. Berapa pelanggang yang belanja setiap harinya ?

3. Produk apa yang laku dibeli setiap harinya ?

4. Seminggu berapa kali orang yang sama datang berbelanja ?


73

5. Apa keinginan pembeli membeli barang tertentu, dan pada waktu

tertentu ?

6. Dalam sebulan berapa banyak pelanggang baru datang membeli barang

7. Apa faktor yang menyebabkan pelaku usaha mikro di desa Lumoy

mengalami penurunan ?

8. Apa yang bapa/ibu lakukan dalam meningkatkan usaha mikro yang

dimiliki ?

9. Apa yang mendorong bapa/ibu untuk melakukan usaha mikro ini ?

10. Bagaimana cara bapa/ibu menentukan harga barang yang di jual ?

b. Pendapatan

1. Berapa modal yang di pakai untuk mendirikan usaha mikro?

2. Dalam sehari pendapatan modal kembali berapa rupiah ?

3. Jumlah barang yang laku setiap minggu berapa rupiah ?

4. Berapa pendapatan perbulan ?

5. Berapa jumlah produk yang dibeli oleh pemilik setiap bulan ?

Anda mungkin juga menyukai