Anda di halaman 1dari 172

INDEKS LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI KEUANGAN

PERBANKAN SYARIAH DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Tesis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master
Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Magister Perbankan Syariah

Diajukan oleh

Kurniati Yunus
NIM. 21180850000002

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

INDEKS LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI KEUANGAN


PERBANKAN SYARIAH DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Diajukan oleh:

KURNIATI YUNUS
21180850000002

Menyetujui
Pembimbing

Dr. Rini, M.Si., Ak., CA


NIP. 197305152005011009

Mengetahui
Ketua Program Studi

DR. Herni Ali HT. SE., M.M


NIDN. 0422125902

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS

ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama : Kurniati Yunus
Tempat/Tanggal Lahir : Panreng, 4 Desember 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
No. Handphone : 082216063834
Email : kurniatiyunus34@gmail.com
Alamat Asal : Jl. Andi Nohong No. 60, Kel. Panreng, Kec.
Baranti, Kab. Sidenreng Rappang, Sulawesi
Selatan
Nama Orang Tua
Ayah : H. M. Yunus, S.Pd.
Ibu : Hj. Pawellangi, S.Pd.

PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 2001-2007 : SD Negeri 5 Benteng
Tahun 2007-2010 : SMP Negeri 1 Pancarijang
Tahun 2010-2013 : SMA Negeri 1 Pancarijang
Tahun 2013-2017 : S1 Perbankan Syariah-Universitas Muhammadiyah
Parepare
Tahun 2018-sekarang : S2 Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayartullah
Jakarta

iv
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan


syariah terhadap inklusi keuangan perbankan syariah di Provinsi Sulawesi Selatan
serta untuk mengetahui tingkat literasi keuangan syariah dan inklusi keuangan
perbankan syariah pada masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif dugunakan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan syariah
terhadap inklusi keuangan perbankan syariah di Provinsi Sulawesi Selatan.
Metode pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi
sederhana dengan menggunakan aplikasi SPSS 24.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan syariah
dalam kategori sedang dan inklusi keuangan perbankan syariah di Provinsi
Sulawesi Selatan dalam kategori rendah yang menunjukan bahwa tingkat
pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah sudah ada namun akses
terhadap perbankan syariah masih kurang. Selain itu, adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel literasi keuangan syariah terhadap variabel inklusi
keuangan perbankan syariah. Oleh karena itu, literasi keuangan dan inklusi
keuangan perbankan syariah masyarakat masih kurang sehingga hal yang
seharusnya dilakukan yaitu menyediakan fitur menarik pada produk dan jasa bank
syariah, mengedukasi dan sosialisasi ke masyarakat agar masyarakat melek
dengan perbankan syariah, meningkatkan sumber daya manusia bank syariah dan
dukungan dari pemerintah maupun OJK serta menambah layanan syariah baik
cabang bank syariah maupun unit usaha syariah di daerah pedesaan agar
masyarakat lebih mudah dalam mengakses bank syariah.

Kata Kunci: Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Perbankan Syariah

v
ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of Islamic financial literacy on


financial inclusion of Islamic banking in South Sulawesi Province and to see the
level of Islamic financial literacy and financial inclusion of Islamic banking in the
people of South Sulawesi Province.
This research uses quantitative research. The research used to measure
the effect of Islamic financial literacy on Islamic banking financial inclusion in
South Sulawesi Province. Quantitative data processing methods use simple
regression analysis using the SPSS 24 application.
The results of this study indicate that the index of Islamic financial literacy
is in the medium category and the financial inclusion of Islamic banking in South
Sulawesi Province is in the low category which indicates that the level of public
understanding of Islamic finance already exists but access to Islamic banking is
still lacking. In addition, there is a significant influence between Islamic financial
literacy variables on Islamic banking financial inclusion variables. Therefore,
financial literacy and financial inclusion of Islamic banking in the community is
still lacking, so what must be done is to provide attractive features of Islamic
banking products and services, educate and socialize to the public so that people
are literate with Islamic banking, improve Islamic bank human resources and
support. from the government and OJK to support sharia services, both sharia
bank branches and sharia business units in rural areas so that people can more
easily access Islamic banks.

Keyword: Financial Literacy, Financial Inclusion, Islamic Banking

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat serta
karunianya, sehingga tesis ini telah selesai disusun dengan baik. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia
dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan tesis ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Magister
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak dapat terselesaikan
tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
tesis ini terutama kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak H. M. Yunus, S.Pd dan Ibu Hj.
Pawellangi, S.Pd, suami tercinta Muh. Sopyan dan saudara-saudara penulis
Zulkarnain, S.Pd., Satriani Yunus, A.Md.Kep., S.Kep.Ns., Sri Wahyuni
Yunus, Amd.Keb, dan Sufiani Yunus, terima kasih yang tiada hentinya selalu
memberikan doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materi yang
tidak terhingga untuk menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE, Ak., MSi., CA, QIA, BKP, CRMP., selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Herni Ali, HT, SE, MM. Ketua Program Studi Magiser Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Asyari Hasan, M.Ag. Sekretaris Program Magister Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Ibu Dr. Rini, Ak, M.Si, CA. Selaku dosen Pembimbing tesis yang telah
bersedia membimbing, memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan dan kesulitan dalam penyusunan tesis ini.

vii
7. Ibu Muniaty Aisyah, MM. Selaku penguji ahli, terima kasih atas segala
masukan dan arahan untuk penyempurnaan tesis ini.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Perbankan Syariah
khususnya dan seluruh dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan dan ilmu yang sangat bermanfaat selama masa
perkuliahan, dan tak lupa kepada para staf akademik, karyawan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepada sahabat penulis Annisa Khairani dan Puput Tri Asturi yang selalu
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
10. Seluruh teman seperjuangan angkatan 2018 Program Studi Magister
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Terima kasih untuk
kebersamaan selama ini.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu dari awal penulisan hingga tesis
ini selesai, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Saya ucapkan terima
kasih. Semoga Allah SWT membalas kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak khususnya dalam bidang perbankan syariah khususnya pengelolaan sumber
daya insani.

Jakarta, 10 Juli 2020


Penulis

Kurniati Yunus

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ...................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ......................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ...................................................................................... 11
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 14
A. Literasi Keuangan .................................................................................... 14
1. Pengertian Literasi Keuangan ............................................................ 14
2. Literasi Keuangan Syariah ................................................................. 15
3. Prinsip Dasar Literasi Keuangan ........................................................ 17
4. Tujuan Literasi Keuangan .................................................................. 18
5. Fungsi Literasi Keuangan................................................................... 18
6. Indikator Pengukuran Literasi Keuangan ........................................... 19
B. Inklusi Keuangan ..................................................................................... 20
1. Pengertian Inklusi Keuangan ............................................................. 20
2. Inklusi Keuangan Syariah .................................................................. 22
3. Prinsip Dasar Inklusi Keuangan ......................................................... 23

ix
4. Tujuan Inklusi Keuangan ................................................................... 24
5. Manfaat Inklusi Keuangan ................................................................. 25
6. Indikator Inklusi Keuangan ................................................................ 26
C. Perbankan Syariah................................................................................... 28
1. Pengertian Bank Syariah .................................................................... 28
2. Fungsi Bank Syariah .......................................................................... 30
3. Tujuan Bank Syariah .......................................................................... 30
4. Peran Bank Syariah ............................................................................ 33
5. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ............................. 33
6. Produk dan Jasa Bank Syariah ........................................................... 36
D. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 39
E. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 55
F. Hipotesis .................................................................................................... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 60
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 60
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 60
C. Variabel Penelitian .................................................................................. 61
D. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel ......................................... 62
E. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 63
F. Analisis Data ............................................................................................ 64
G. Variabel Penelitian .................................................................................. 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 78
A. Gambaran Umum Objek Penelitian....................................................... 78
1. Gambaran Umum Perbankan Syariah ................................................ 78
2. Gambaran Umum Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan ................. 80
B. Deskripsi Data .......................................................................................... 83
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin .............................. 84
2. Karakteristik Responden menurut Usia.............................................. 85
3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ..................... 86
4. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pengeluaran ................... 86
5. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 87

x
D. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan
Syariah di Provinsi Sulawesi Selatan.......................................................... 102
1. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan
Syariah Kabupaten Sidenreng Rappang ........................................... 104
2. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan
Syariah Kota Parepare ...................................................................... 106
3. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan
Syariah Kota Makassar..................................................................... 107
4. Pengelolaan Keuangan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan ....... 109
5. Pengetahuan Produk dan Layanan Jasa Perbankan Syariah............. 112
6. Alasan Tidak Memiliki Rekening Bank Syariah.............................. 113
E. Analisis Hasil Penelitian Data Kuantitatif ........................................... 114
1. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................... 114
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 116
3. Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana .............................................. 119
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 120
F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 123
1. Indeks Literasi Keuangan Syariah Masyarakat Provinsi Sulawesi
Selatan .............................................................................................. 123
2. Indeks Inklusi Keuangan Perbankan Syariah Masyarakat Provinsi
Sulawesi Selatan............................................................................... 125
3. Pengaruh Literasi Keuangan Syariah terhadap Inklusi Keuangan
Perbankan Syariah Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.............. 126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 130
A. Kesimpulan ............................................................................................. 130
B. Saran........................................................................................................ 132
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 134
LAMPIRAN ....................................................................................................... 139

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Indonesia Tahun 2016-2019 ............... 3


Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ........................... 35
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 39
Tabel 3.1 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ............................................ 65
Tabel 3.2 Variabel Penelitian ........................................................................... 75
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian .................................................................... 84
Tabel 4.2 Responden Menurut Jenis Kelamin ................................................. 84
Tabel 4.3 Responden Menurut Usia ................................................................. 85
Tabel 4.4 Responden Menurut Tingkat Pendidikan ......................................... 86
Tabel 4.5 Responden Menurut Tingkat Pengeluaran ....................................... 86
Tabel 4.6 Apakah Pengetahuan secara umum produk dan layanan jasa
perbankan syariah? ........................................................................................... 87
Tabel 4.7 Apakah Anda mengetahui cara mengelola keuangan yang baik
dan benar? ........................................................................................................ 88
Tabel 4.8 Apakah Anda mengetahui cara menyusun anggaran belanja
bulanan dan harian?.......................................................................................... 88
Tabel 4.9 Apakah Anda mengetahui bahwa handphone dapat dimanfaatkan
sebagai perangkat canggih yang memudahkan masyarakat untuk akses
produk-produk dan jasa perbankan syariah? .................................................... 89
Tabel 4.10 Dalam menyusun anggaran perlu untuk menyusun keuangan
(jangka panjang, jangka pendek, dan jangka menengah). Apakah Anda
melakukan hal tersebut? ................................................................................... 89
Tabel 4.11 Apakah Anda mengetahui bahwa perbankan syariah
memperkenalkan pengambilan tunai dan penyetoran tunai melalui mesin
ATM? ............................................................................................................... 90
Tabel 4.12 Apakah Anda menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
mengambil pinjaman/pembiayaan pada jasa perbankan syariah? .................... 90
Tabel 4.13 Apakah Anda menggunakan tabungan pribadi sebagai
keuangan darurat? ............................................................................................ 91

xii
Tabel 4.14 Belajar tentang keuangan merupakan prioritas. Apakah Anda
setuju dengan hal tersebut? .............................................................................. 92
Tabel 4.15 Apakah Anda berani mengambil resiko dalam mengatur
keuangan?......................................................................................................... 92
Tabel 4.16 Sebuah rekening dapat digunakan untuk menyimpan uang,
mengirim atau menerima pembayaran, menerima gaji atau bantuan
keuangan. Apakah Anda memiliki rekening baik sendiri atau bersama
orang lain pada lembaga keuangan formal? (baik konvensional atau
syariah). ............................................................................................................ 93
Tabel 4.17 Apakah Anda mengetahui lembaga keuangan perbakan
syariah? ............................................................................................................ 94
Tabel 4.18 Apakah Anda memiliki buku rekening/ATM/debit syariah? ......... 94
Tabel 4.19 Memiliki Rekening/ATM/Debit Bank Syariah Provinsi
Sulawesi Selatan............................................................................................... 95
Tabel 4.20 Apakah kartu ATM/kartu debit syariah tersebut menggunakan
nama Anda?...................................................................................................... 96
Tabel 4.21 Apakah Anda pernah menggunakan kartu ATM/kartu debit
syariah Anda untuk melakukan transaksi pembelian secara langsung
selama 12 bulan ini? ......................................................................................... 97
Tabel 4.22 Selain kartu ATM/kartu debit syariah, apakah Anda memiliki
uang elektronik yang dapat digunakan untuk membayar atau membeli
barang di berbagai tempat? (contoh: e-money)? .............................................. 97
Tabel 4.23 Dalam 12 bulan terakhir, apakah ada uang
didepositkan/dimasukkan pada rekening Anda atau Keluarga? Hal ini
termasuk deposit secara tunai atau elektronik, atau uang dimasukkan pada
rekening Anda oleh Anda sendiri, keluarga, atasan, orang lain, atau
lembaga ............................................................................................................ 98
Tabel 4.24 Dalam 12 bulan terakhir apakah Anda pernah melakukan
transaksi dari uang di rekening Bank Syariah Anda melalui handphone
(sms banking atau mobile banking)? Hal ini termasuk menggunakan

xiii
handphone dalam pembayaran, membeli barang, menerima atau mengirim
uang .................................................................................................................. 99
Tabel 4.25 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Anda secara pribadi
menyimpan atau menyisihkan uang? ............................................................... 99
Tabel 4.26 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Anda secara sendiri atau
bersama orang lain pernah menggunakan jasa pembiayaan/pinjaman pada
bank syariah?.................................................................................................... 100
Tabel 4.27 Dengan mengakses perbankan syariah dapat meningkatkan
kemampuan Anda dalam mengelola keuangan? .............................................. 100
Tabel 4.28 Apakah Anda merasakan manfaat yang telah disediakan
perbankan syariah baik produk maupun layanan jasa bank syariah? ............... 101
Tabel 4.29 Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 102
Tabel 4.30 Descriptive Statistics Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Kabupaten Sidenreng Rappang ........................................................................ 104
Tabel 4.31 Descriptive Statistics Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Kota Parepare ................................................................................................... 106
Tabel 4.32 Descriptive Statistics Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Kota Makassar .................................................................................................. 107
Tabel 4.33 Tujuan Keuangan ........................................................................... 109
Tabel 4.34 Upaya Mencapai Tujuan Keuangan ............................................... 110
Tabel 4.35 Pengetahuan Produk dan Layanan Jasa Perbankan Syariah .......... 112
Tabel 4.36 Alasan Tidak Memiliki Rekening Bank Syariah ........................... 113
Tabel 4.37 Hasil Uji Validitas Literasi Keuangan ........................................... 114
Tabel 4.38 Hasil Uji Validitas Inklusi Keuangan Perbankan Syariah ............. 115
Tabel 4.39 Uji Reabilitas.................................................................................. 116
Tabel 4.40 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Glejser ............... 119
Tabel 4.41 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana ............................................ 119
Tabel 4.42 Hasil Uji Statistik t ......................................................................... 120
Tabel 4.43 Hasil Uji Statistik F ........................................................................ 122
Tabel 4.44 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 123

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Sektor Perbankan............. 6


Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 56
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............... 116
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ..................... 117
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 118

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian .................................................................... 139


Lampiran 2: Jawaban Responden..................................................................... 146
Lampiran 3: Ouput SPSS ................................................................................. 151

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang mencakup tentang bank

syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU

No. 21 tahun 2008).

Peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu

negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara.

Oleh karena itu, kemajuan bank dapat dijadikan ukuran kemajuan Negara

yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan

perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya keberadaan dunia

perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya (Kasmir,

2015:7).

Di negara berkembang seperti Indonesia dan negara Asia lainnya,

pemahaman masyarakat tentang bank masih sedikit, masih pada masyarakat

perkotaan. Masyarakat pedesaan masih menganggap keberadaan bank hanya

untuk kalangan tertentu. Pada umumnya, masyarakat hanya menganggap

bank sebagai tempat penyimpanan dan meminjam uang. Padahal, peran bank

1
sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara yang

hampir semua sektor usaha baik individu masyarakat maupun perusahaan.

(Ismail, 2018:1).

Perkembangan perbankan syariah diawali dengan munculnya Bank

Muamalat Indonesia sekitar tahun 1992 didasarkan pada Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1992 sebagai landasan hukum bank kemudian

disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan atas Undang-undang Nomor 7 Tahnu 1992 tentang Perbankan.

Undang-undang yang mengatur khusus perbankan syariah kemudian diatur

dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Selanjutnya dalam Undang-undang, perbankan syariah adalah segala sesuatu

yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

kegiatan usahanya.

Data pertumbuhan pangsa pasar (market share) perbankan syariah di

Indonesia menurut data Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) pada Desember 2018 mencapai 5,96%. Pada tahun 2019 mengalami

kenaikan dengan tembus di angka 6% yaitu data per Oktober 2019 mencapai

6,01% yang terdiri dari Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah. Hal tersebut masih jauh di bawah pangsa pasar

perbankan konvensional yaitu 93,99% dari total market share perbankan di

Indonesia (Otoritas Jasa Keuangan, 2019).

2
Tabel 1.1
Indikator Utama Perbankan Indonesia
Tahun 2016-2019
Indikator 2016 2017 2018 2019
Jumlah Aset
Bank Umum 6.475.602 7.099.564 7.751.621 8.212.586
BPR 113.501 125.945 135.570 149.493
Bank Umum Syariah 254.184 288.027 316.691 350.364
Unit Usaha Syariah 102.320 136.154 160.636 174.200
BPRS - - - 13.758
Jumlah Institusi
Bank Umum 116 115 115 110
BPR 1.633 1.619 1.593 1.545
Bank Umum Syariah 13 13 14 14
Unit Usaha Syariah 21 21 20 20
BPRS 166 167 167 164
Jumlah Kantor
Bank Umum 32.720 32.276 31.609 31.127
BPR 6.075 6.192 6.014 5.939
Bank Umum Syariah 1.869 1.825 1.875 1.919
Unit Usaha Syariah 332 344 354 381
BPRS 453 441 495 617
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia oleh (Otoritas Jasa Keuangan, 2019)

Menurut Umar (2017) keberhasilan pembangunan ditandai dengan

terciptanya suatu sistem keuangan yang stabil dan memberi manfaat bagi

seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini, institusi keuangan memainkan

peran penting melalui fungsi intermediasinya untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi, pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan serta pencapaian

stabilitas sistem keuangan. Meski demikian, industri keuangan yang

berkembang sangat pesat belum tentu disertai dengan akses keuangan yang

memadai. Padahal, akses layanan keuangan merupakan syarat penting

keterlibatan masyarakat luas dalam sistem perekonomian. Seberapa besar

3
kesempatan masyarakat untuk mengakses dan menggunakan jasa keuangan,

mencerminkan tingkat keuangan inklusif dalam ekonomi tersebut.

Survei terakhir Bank Dunia (2014) menunjukkan hanya 36 persen

rumah tangga Indonesia yang memiliki akses (inklusi keuangan) terhadap

lembaga keuangan formal. Hal serupa ditemukan Bank Indonesia dalam

Survei Neraca Rumah Tangga (2011) yang menunjukkan persentase rumah

tangga yang menabung di lembaga keuangan formal dan non lembaga

keuangan sebesar 48 persen. Rendahnya akses ini disebabkan karena tingkat

pendapatan yang rendah, tata operasional bank rumit, kurangnya edukasi

keuangan dan perbankan, biaya administrasi bank yang tinggi serta jauhnya

lokasi bank dari tempat tinggal mereka. Untuk itu, muncul pemikiran untuk

menerapkan strategi keuangan inklusif untuk mendorong kegiatan ekonomi

kelompok masyarakat yang belum menikmati layanan keuangan, sehingga

mendorong pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan (Bank

Indonesia, 2014)

Keuangan inklusif telah menjadi agenda penting di tingkat

internasional maupun nasional. Di tingkat internasional, financial inclusion

telah dibahas dalam forum G20, OECD, AFI, APEC dan ASEAN, dimana

Indonesia berpartisipasi aktif didalamnya. Sedangkan di tingkat nasional,

komitmen pemerintah telah disampaikan Presiden RI dalam Chairman

Statement pada ASEAN Summit 2011 dan komitmen untuk memiliki Strategi

Nasional Keuangan Inklusif. Dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif,

strategi keuangan inklusif dijabarkan dalam 6 pilar yaitu edukasi keuangan,

4
fasilitas keuangan publik, pemetaan informasi keuangan, kebijakan/peraturan

pendukung, fasilitas intermediasi dan distribusi, serta perlindungan konsumen

(Bank Indonesia, 2014).

Inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses pada berbagai

lembaga, produk dan layanan jasa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketersediaan tersebut bukan hanya dari akses yang dapat dimanfaatkan

namun juga ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Kesesuaian produk dan layanan jasa keuangan

tersebut dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan dapat

digunakan secara optimal (Otoritas Jasa Keuangan, 2017).

Indonesia adalah salah satu Negara yang sedang berkembang dan

berupaya memperluas inklusi keuangannya. Hal ini merupakan upaya untuk

menghilangkan segala bentuk hambatan terhadap akses masyarakat dalam

memanfaatkan layanan jasa keuangan. Salah satu faktor berpengaruh terhadap

keberhasilan inklusi keuangan ini adalah tingkat literasi keuangan

masyarakat. Literasi atau melek keuangan (financial literacy) menunjukkan

kemampuan atau tingkat pemahaman masyarakat tentag bagaimana uang

bekerja (Amiruddin, 2017).

Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan

keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka

mencapai kesejahteraan (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Rahim, et.al (2016)

5
mengemukakan bahwa literasi keuangan syariah merupakan kemampuan

seseorang dalam pengetahuan keuangan, keterampilan dan sikapnya dalam

mengelola sumber daya keuangan menurut ajaran Islam.

Pada tahun 2016 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan survei

secara nasional yang mencakup 9.680 responden di 34 provinsi yang tersebar

di 64 kota/ kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan gender, strata

wilayah, umur, pengeluaran, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Otoritas Jasa

Keuangan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 memiliki

fungsi mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan sekaligus melindungi

konsumen, khususnya dalam berinteraksi dengan industri jasa keuangan.

Perlindungan masyarakat dalam konteks preventif memiliki aspek literasi dan

edukasi keuangan dan capacity building yang membutuhkan strategi khusus

dalam implementasinya (Otoritas Jasa Keuangan, 2017).

Gambar 1.1
Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Sektor Perbankan
Tahun 2016

70,0%
60,0%
50,0%
40,0%
30,0% Bank Konvensional
20,0% Bank Syariah
10,0%
0,0%
Literasi
Keuangan Inklusi
Keuangan

Sumber: (Otoritas Jasa Keuangan, 2017)

6
Berdasarkan grafik di atas bahwa indeks literasi keuangan pada sektor

Perbankan Konvensional dan Syariah mengalami nilai yang sangat berbeda,

dimana perbankan konvensional sebesar 28,3% lebih tinggi dibandingkan

dengan perbankan syariah jauh tertinggal yang hanya 6,6%. Sepertinya hal ini

dikarenakan perkembangan inklusi keuangan syariah yang ada di Indonesia

masih sangat kurang dibandingkan dengan konvensional. Pada grafik di atas

indeks inklusi keuangan pada sektor Perbankan juga menunjukkan hal yang

sama yaitu Perbankan Konvensional sebesar 60,7% dan Perbankan Syariah

9,6%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih kurang

pemahaman mengenai Perbankan Syariah serta kurangnya akses terhadap

Perbankan Syariah.

Indeks literasi keuangan syariah di Sulawesi Selatan yaitu 6,2% yang

merupakan di bawah rata-rata nasional. Namun, inklusi keuangan syariah

lebih tinggi sebesar 14,5% (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Hal ini berarti

akses terhadap lembaga keuangan syariah sudah ada namun tingkat

pengetahuan dan keyakinan masyarakat terhadap keuangan syariah masih

rendah yang dipengaruhi oleh faktor demografi di setiap daerah. Sehingga

perlu adanya peran dari lembaga keuangan syariah baik bank dan non bank

untuk mengambil peran dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam

menyikapi keuangan.

Daerah yang menjadi lokasi survei Literasi dan Inklusi Keuangan

pada tahun 2016 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Provinsi Sulawesi

Selatan yaitu di Kota Makassar dan Kabupaten Luwu Timur. Kota Makassar

7
dengan indeks literasi keuangan 37,2% dan inklusi keuangan 81,0%.

Sedangkan Kabupaten Luwu Timur dengan indeks literasi keuangan 19,6%

dan inklusi keuangan 55,1%. Indeks literasi dan inklusi keuangan tersebut

merupakan gabungan dari keuangan konvensional dan keuangan syariah

(Otoritas Jasa Keuangan, 2017).

Survei literasi keuangan dan inklusi keuangan Otoritas Jasa Keuangan

dilakukan pada tahun 2016 dengan pemilihan lokasi di Sulawesi Selatan yaitu

Kota Makassar, yang merupakan pusat kota di Sulawesi Selatan yang dengan

akses terhadap perbankan syariah lebih memadai dibandingkan dengan

daerah lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Sehingga, perlu adanya

data terbaru selama empat tahun terakhir mengenai tingkat pemahaman

masyarakat tentang literasi keuangan dan tingkat inklusi keuangan pada

sektor perbankan syariah.

Salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu

Kabupaten Sidenreng Rappang yang mayoritas penduduk beragama Islam

dengan tingkat religiusitas yang tinggi dengan luas wilayah menengah dari

semua Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, namun akses terhadap

Perbankan Syariah masih tergolong rendah karena hanya terdapat satu

Perbankan Syariah yaitu Bank BNI Syariah dan Perbankan lainnya

merupakan Perbankan Konvensional. Beberapa perbankan konvensional yang

merupakan induk perusahaan menyediakan layanan bank syariah di setiap

kantor cabang yang ada di pusat kota Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu

Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, dan Bank Sulselbar.

8
Provinsi Sulawesi Selatan dengan daerah yang terkecil yaitu Kota

Parepare, namun penyebaran atau akses terhadap perbankan syariah sudah

banyak terdapat di Kota Parepare tersebut di bandingkan dengan

Kabupaten/Kota yang lebih luas. Sehingga perlu adanya penelitian untuk

mengetahui tingkat literasi keuangan syariah dan inklusi keuangan perbankan

syariah di Kota Parepare sebagai perbandingan dengan wilayah

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan yang dilihat dari

kategori pusat kota dan luas wilayah sedang dan terkecil.

Faktor yang diduga mempengaruhi masyarakat dalam inklusi

keuangan yaitu faktor demografi. Dalam penelitian Nur’Aini, dkk (2016)

mengenai Pengaruh Literasi Keuangan dan Faktor Demografi Terhadap

Keputusan Investasi di Pasar Modal dengan hasil bahwa literasi keuangan dan

faktor demografi secara simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi di

pasar modal. Pada penelitian tersebut hanya fokus pada keputusan investasi.

Sedangkan, perlu juga diketahui sikap masyarakat dalam mengelola keuangan

baik dalam tabungan jangka pendek maupun jangka panjang sehingga pada

penelitian ini ingin mengetahui akses dan penggunaan masyarakat terhadap

produk dan jasa perbankan syariah.

Menurut Anna Sardiana (2018) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh

Literasi Keuangan pada Keuangan Inklusif Penggunaan Bank Sampah di

Jakarta Selatan bahwa keuangan inklusif diharapkan mampu menjawab

alasan tersebut dengan memberikan banyak manfaat yang dapat dinikmati

oleh masyarakat, regulator, pemerintah, dan pihak swasta, antara lain

9
meningkatkan efisiensi ekonomi, mendukung stabilitas keuangan,

mendukung pasar keuangan, memberikan potensi pasar baru bagi perbankan,

mendukung Human Depelopment Index (HDI) Indonesia berkontribusi positif

terhadap pertumbuhan ekonomi local dan nasional yang berkelanjutan, serta

mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap. Sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung

pada pengurangan tingkat kemiskinan.

Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang industri perbankan

syariah beserta produk-produknya menyebabkan masyarakat mudah terjebak

dalam melakukan investasi yang menawarkan keuntungan yang menggiurkan

dalam jangka waktu yang pendek tanpa mempertimbangkan risikonya dan

melakukan pinjaman kepada lembaga dengan bunga pinjaman yang sangat

tinggi. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi masyarakat itu sendiri.

Dengan adanya program nasional dalam peningkatan literasi keuangan,

diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai

dalam pengambilan keputusan keuangan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang tentang masih rendahnya tingkat literasi

keuangan masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan serta mendukung upaya

pemerintah meningkatkan akses inklusif keuangan pada masyarakat di

Provinsi Sulawesi Selatan, maka dari itu mendorong penulis untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Indeks Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan

Perbankan Syariah di Provinsi Sulawesi Selatan)”.

10
B. Batasan Masalah

Adapun permasalahan yang perlu diidentifikasi dalam penelitian ini

terkait dengan: Literasi Keuangan, tingkat literasi masyarakat pada perbankan

syariah. Faktanya, masih banyak masyarakat yang tidak memiliki pemahaman

yang memadai dalam menggunakan produk dan layanan perbankan syariah.

Kemampuan mereka untuk memahami produk-produk perbankan syariah,

baik itu tabungan, investasi, maupun pembiayaan. Padahal literasi keuangan

dapat membantu masyarakat untuk mengetahui produk-produk perbankan

syariah yang sesuai kebutuhannya.

Inklusi keuangan perbankan syariah, kurang optimalnya persebaran

layanan perbankan syariah di Indonesia disebabkan akses yang belum

menjangkau secara penuh. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang

pengaruh literasi keuangan terhadap inklusi keuangan sektor perbankan

syariah pada masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Kota Makassar,

Kota Parepare dan Kabupaten Sidenreng Rappang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah,

maka permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana tingkat literasi keuangan syariah masyarakat Provinsi

Sulawesi Selatan?

2. Bagaimana tingkat inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat

Provinsi Sulawesi Selatan?

11
3. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap inklusi keuangan

perbankan syariah di Provinsi Sulawesi Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian antara lain:

1. Untuk menganalisis tingkat literasi keuangan perbankan syariah pada

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Untuk menganalisis tingkat inklusi keuangan perbankan syariah pada

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap inklusi keuangan

perbankan syariah masyarakat Sulawesi Selatan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah:

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat dalam penelitian ini diharapkan dijadikan

literatur bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat menambah

wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya. Dan hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan

serta dapat menambah informasi dan pengetahuan pada kajian bidang ilmu

keuangan yang berkaitan dengan literasi keuangan dan inklusi keuangan

syariah dengan sifat kepribadian yang dimiliki untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

12
2. Manfaat Praktis

a. Akademik

Untuk pihak akademik, diharapkan penelitian ini menjadi

perbendaharaan kepustakaan. Selain itu bisa digunakan untuk referensi

penelitian-penelitian kembali.

b. Mayarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan

atau sumbangan pemikiran bagi masyarakat untuk lebih

meningkatakan tingkat pemahaman tentang keuangan dibidang literasi

dan inklusi keuangan syariah dalam mengambil keputusan perihal

mengelola keuangan.

c. Perbankan Syariah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pihak pengelola jasa keuangan perbankan syariah untuk lebih

meningkatkan edukasi keuangan kepada masyarakat.

d. Penelitian Lanjutan

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan referensi ketika akan melakukan peneliian yang sejenis di masa

yang akan datang. Penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan oleh

peneliti selanjutnya terkait dengan variabel-variabel dalam penelitian

ini.

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Literasi Keuangan

1. Pengertian Literasi Keuangan

Kusumaningtuti dan Cecep (2018:8) mengemukakan literasi

keuangan didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan keyakinan

yang mempengaruhi saikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka

mencapai kesejahteraan. Menurut Jonni dan Adler (2009:24), literasi

keuangan merupakan suatu keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki

oleh seseorang untuk memungkinkan seorang individu tersebut membuat

keputusan yang efektif dengan sumber daya keuangan yang dimilikinya.

Lusardi dan Mitchell (2013) mengemukakan literasi keuangan

merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola informasi tentang

ekonomi, membuat perencanaan keluarga, dan membuat keputusan yang

lebih baik tentang akumulasi kekayaan, pensiunan, dan hutang yang

dimilikinya. Definisi lain dari Chen dan Volpe (1998:57) literasi

keuangan adalah sebagai kemampuan mengelola keuangan agar hidup

bisa lebih sejahtera dimasa yang akan datang.

Menurut lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2017:77),

penyempurnaan pengertian literasi keuangan dilakukan dengan

menambahkan aspek sikap dan perilaku keuangan di samping

14
pengetahuan, keterampilan dan keyakinan terhadap lembaga, produk dan

layanan jasa keuangan. Secara lengkap pengertian dimaksud meliputi:

pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan

perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan

pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

2. Literasi Keuangan Syariah

Pengertian literasi keuangan syariah menurut Rahim, et.al

(2016:32-35) mengemukakan bahwa literasi keuangan syariah merupakan

kemampuan seseorang dalam pengetahuan keuangan, keterampilan dan

sikapnya dalam mengelola sumber daya keuangan menurut ajaran Islam.

Selain itu, juga literasi keuangan syariah merupakan kewajiban seluruh

agama bagi setiap warga muslim karena hal tersebut berdampak pada

realisasi Al-Falah (kesuksesan) di dunia dan akhirat.

Menurut Hogarth dalam buku Ekonomi Pembangunan Syariah,

melalui literasi keuangan syariah seseorang diharapkan akan mampu

dalam (Beik, 2016:221):

a. Memanfaatkan sumber-sumber keuangan

b. Meningkatkan keamanan dalam kegiatan ekonomi

c. Meningkatkan kontribusi kepada masyarakat

d. Membawa dan membangun masyarakat ke arah yang lebih baik

e. Menghasilkan tenaga kerja yang terdidik dengan baik

Semua hal di atas dapat terlaksana apabila ada keterkaitan serta

pengetahun dan perilaku. Hilgert dan Hogarth dalam buku Ekonomi

15
Pembangunan Syariah menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai

pengetahuan dan pendidikan yang lebih baik, tentunya akan memiliki

keinginan untuk berubah kearah yang lebih baik dan juga lebih mampu

menerima terkait dengan masukan-masukan tentang perilaku keuangan.

Oleh karena itu, edukasi keuangan syariah jyga perlu direncanakan

dengan baik juga (Beik, 2016:221).

Edukasi keuangan yang tepat tentunya juga akan memberi dampak

pada tingkat pemahaman masyarakat terhadap konsep dasar keuangan

syariah. Bagaimana konsep suatu akad dalam keuangan syariah, serta juga

perbedaannya dengan transaksi keuangan konvensional. Semuanya harus

bisa diedukasikan dengan baik ke semua masyarkat. Sehingga,

masyarakat dapat menegtahui dengan jelas perbedaan diantara keduanya

(Beik, 2016:222).

Dalam Al-Qur’an surah Al-An’am telah menjelaskan akan

pentingnya sebuah literasi atau pengetahuan, jadi setiap muslim harus bisa

membedakan apa yang dibolehkan dalam Islam dan apa yang dilarang

dalam Islam. Sebagaimana terjemahan ayat di bawah ini:

“Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar


hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa
pengetahuan. Sesugguhnya Tuhanmu, Dialah yang telah mengetahui
orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-An’am: 119).

Selain itu ada juga ayat yang menjelaskan tentang pentingnya

pengetahuan, yaitu Surah Al-Mujadilah ayat 11 dengan terjemahan di

bawah ini:

16
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (Surah Al-Mujadilah: 11).

Ayat diatas menjelaskan tentang pentingnya ilmu pengetahuan.

Karena Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan

yang mempunyai pengetahuan di surga-Nya nanti. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa literasi keuangan syariah yaitu seorang yang mampu

menggunakan pengetahuan keuangan, ketrampilan keuangan dan

mengevaluasi informasi yang relevan untuk mengelola sumber daya

keuangan Islam dalam rangka mencapai kesejahteraan yang sesuai dengan

landasan hukum Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

3. Prinsip Dasar Literasi Keuangan

Prinsip dasar literasi keuangan yang terdapat dalam Strategi

Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNKLI) oleh (Otoritas Jasa

Keuangan, 2017:80) antara lain:

a. Terencana dan terukur

Kegiatan yang dilakukan memiliki konsep yang sesuai dengan

sasaran, strategi, kebijakan otoritas dan kebijakan pelaku usaha jasa

keuangan serta memiliki indikator untuk memperoleh informasi

peningkatan literasi keuangan.

b. Berorientasi pada pencapaian

Kegiatan yang dilakukan mampu mencapai tujuan peningkatan

literasi keuangan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

17
c. Berkelanjutan

Kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk

mencapai tujuan yang direncanakan serta memiliki aspek jangka

panjang. Dalam penerapan prinsip berkelanjutan, pelaku usaha jasa

keuangan perlu mengutamakan pemahaman terhadap pengelolaan

keuangan, lembaga, produk dan/atau layanan jasa keuangan.

d. Kolaborasi

Kegiatan yang dilakukan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama.

4. Tujuan Literasi Keuangan

Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

76/POJK/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi

Keuangan di Sektor Jasa Keuangan untuk Konsumen dan/atau

masyarakat, tujuan literasi keuangan meliputi:

a. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan keuangan

b. Mengubah sikap dan perilaku dalam pengelolaan keuangan menjadi

lebih baik, sehingga mampu menentukan dan memanfaatkan lembaga,

produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan.

5. Fungsi Literasi Keuangan

Sesuai dengan Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan pada

tahun 2016, fungsi dari ditingkatkannya literasi keuangan yaitu memiliki

tugas sebagai berikut (Otoritas Jasa Keuangan, 2016) :

18
a. Merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan dalam rangka

meningkatkan literasi keuangan

b. Melakukan pemantau serta evaluasi atas dilaksanakannya kegiatan

peningkatan literasi keuangan yang sudah dilakukan para pelaku

usaha jasa keuangan

c. Memberikan masukan kepada unit bisnis yang bertugas melakukan

riset dan pengembangan produk dan layanan jasa keuangan yang

sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen dan sesuai kemampuan

yang dimiliki konsumen.

6. Indikator Pengukuran Literasi Keuangan

Pada tahun 2016, OECD/INFE mengadakan survei internasional

kedua dengan melibatkan 30 negara. Indikator yang digunakan dalam

mengukur tingkat literasi keuangan yaitu pengetahuan keuangan

(financial knowledge), perilaku keuangan (financial behavior), sikap

keuangan (financial attitudes) yang akan menghasilkan tingkat literasi

keuangan secara nasional (Soetiono, 2018:74).

a. Pengetahuan Keuangan (financial knowledge)

Ini merupakan komponen paling penting dari literasi keuangan

seorang individu dalam rangka membantu meraka dalam hal

membandingkan produk dan jasa lembaga keuangan agar mereka bisa

membuat keputusan keuangan yang tepat dan terinformasi dengan

baik.

19
b. Perilaku Keuangan (financial behavior)

Selain pengetahuan keuangan yang penting dalam hal literasi

keuangan, akan tetapi perilaku konsumenlah yang akhirnya

membentuk keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Karena sebagian besar masyarakat belum menunjukkan perilaku yang

dibutuhkan untuk lebih tahan terhadap goncangan (financial resilient),

dalam bentuk perilaku menabung secara aktif, berikir uang sebelum

membeli sesuatu, membayar tagihan tepat waktu, memperhatikasecara

seksama permasalahan keuangan dan mempuyai tujuan keuangan

jangka panjang.

c. Sikap Keuangan (financial attitudes)

Sikap keuangan pada hal ini berfokus pada time horizon responden

terhadap uang dan perencanaan untuk masa depan, yaitu apakah

responden memilih “hidup untuk hari ini” atau mempunyai

perencanaan jangka panjang.

B. Inklusi Keuangan

1. Pengertian Inklusi Keuangan

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor.

76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di

Sektor Jasa Keuangan untuk Konsumen dan/atau Masyarakat inklusi

keuangan adalah ketersediaan akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan

produk dan/atau layanan jasa keuangan di lembaga jasa keuangan sesuai

20
dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan.

Consultative Group to Assist the Poor (CGAP, 2016) menjelaskan

inklusi keuangan sebagai akses yang dimiliki oleh rumah tangga dan

bisnis terhadap penggunaan produk dan layanan jasa keuangan secara

efektif. Produk dan layanan jasa keuangan tersebut harus tersedia secara

berkelanjutan dan teregulasi dengan baik (Otoritas Jasa Keuangan,

2017:20).

Center for Financial Inclucion (CFI, 2016) mendifinisikan inklusi

keuangan sebagai akses terhadap produk keuangan yang sesuai termasuk

kredit, tabungan, asuransi, dan pembiayaan, tersedianya akses yang

berkualitas termasuk kenyamanan, keterjangkauan, kesesuaian dan

dengan memperhatikan perlindungan konsumen, serta ketersediaan

tersebut juga diberikan kepada semua orang. Selanjutnya masyarakat juga

diharapkan mendapatkan informasi dan mampu membuat keputusan

pengelolaan keuangan yang baik. Di samping itu, CFI juga menyebutkan

pentingnya keberagaman penyedia jasa dan pasar yang kompetitif dengan

infrastruktur yang kuat serta kerangka regulasi yang jelas (Otoritas Jasa

Keuangan, 2017:20).

World Bank (2016) mendefinisikan inklusi keuangan sebagai akses

terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan

terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun usahanya

dalam hal ini transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi yang

21
digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan (Otoritas Jasa

Keuangan, 2017:20).

Ketersediaan tersebut bukan hanya dari akses yang dapat

dimanfaatkan namun juga ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kesesuaian produk dan

layanan jasa keuangan tersebut dapat memberikan manfaat lebih besar

bagi masyarakat dan dapat digunakan secara optimal.

2. Inklusi Keuangan Syariah

Dilihat dari perspektif syariah, inklusif keuangan merupakan suatu

aktivitas atau upaya dalam meningkatkan aksesbilitas masyarakat

terhadap lembaga keuangan syariah, agar para masyarakat mampu

mengelola dan mendistribusikan sumber-sumber keuangannya dengan

prinsip syariah. Inkklusif keuangan syariah juga merupakan objek sarana

untuk mendorong peningkatan market share keuangan syariah di

Indonesia (Beik, 2016:221).

Inklusif keuangan dapat dikatakan sebagai hak masyarakat untuk

bisa memperoleh edukasi dan pemberdayaan ekonomi demi untuk

meningkatkan taraf hidup rakyat. Dan ini bisa diambil alih oleh lembaga

keuangan syariah. Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam

bukunya Sudarsono (2007:7) bahwa lembaga keuangan syariah

merupakan sebuah lembaga keuangan yang mengoperasikan produk dan

jasa sesuai dengan aturan syariah dan sudah mempunyai izin sebagai

lembaga keuangan syariah.

22
Prinsip operasional keuangan syariah ada 2 yaitu prinsip ta’awun,

yaitu saloing tolong menolong dan saling bekerja sama diantara anggota

masyarakat untuk kebaikan (Veithzal Rivai, 2010: 297). Sebagaimana

firman Allah dalam Surah al-Maidah ayat 2 dengan terjemahan sebagai

berikut:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan


dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2).
Inklusi keuangan perbankan syariah yaitu masyarakat dapat

mengakses lembaga keuangan perbankan syariah untuk melakukan suatu

transaksi baik menyimpan, mengajukan pembiayaan maupun jasa yang

ada di perbankan syariah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

serta mengentaskan kemiskinan melalui pembangunan keluarga

khususnya di pedesaan dengan akses lembaga keuangan syariah yang

lebih luas bagi keluarga menengah ke bawah.

3. Prinsip Dasar Inklusi Keuangan

Prinsip dasar inklusi keuangan yang terdapat dala SNKLI

(2017:80) antara lain:

a. Terukur

Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam rangka

meningkatkan inklusi keuangan mempertimbangkan jangkauan

wilayah, biaya, waktu, sistem teknologi dan memiliki mitigasi

terhadap potensi risiko yang timbul dari transaksi produk dan/atau

layanan jasa keuangan sehingga akses yang disediakan dan produk

23
dan/atau layanan jasa keuangan yang dikembangkan memiliki

karakteristik yang sesuai dengan sasaran dari kegiatan dalam rangka

meningkatkan inklusi keuangan.

b. Terjangkau

Pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi

keuangan dapat diakses oleh seluruh golongan masyarakat dengan

biaya murah atau tanpa biaya, serta pemanfaatan teknologi.

c. Tepat Sasaran

Pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi

keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan konsumen

dan/atau masyarakat yang menjadi sasaran.

d. Berkelanjutan

Pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan

dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai target yang

direncanakan serta memiliki aspek jangka panjang yang

mengutamakan kebutuhan dan kemampuan konsumen dan/atau

masyarkat.

4. Tujuan Inklusi Keuangan

Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

76/POJK/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi

Keuangan di Sektor Jasa Keuangan untuk Konsumen dan/atau

masyarakat, tujuan inklusi keuangan meliputi:

24
a. Meningkatkan akses masyarakat terhadap lembaga, produk dan

layanan jasa keuangan formal

b. Meningkatkan penyediaan produk dan/atau layanan jasa keuangan di

lembaga keuangan formal

c. Meningkatkan pemanfaatan produk dan/atau layanan jasa keuagan

yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat

5. Manfaat Inklusi Keuangan

Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh masyarakat melalui sistem

layanan inklusif keuangan, antara lain (Wahid, 2014:65):

a. Akses, kemudahan para pelaku usaha dalam mengakses pinjaman

permodalan secara otomatis akan membuka peluang usaha yang lebih

luas lagi atau juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan investasi

bagi para pelaku usaha tersebut,

b. Terbukanya jaringan ke dalam sektor keuangan formal agar para

masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah bisa mengakses

bermacam-macam jenis pinjaman usaha dan juga memanfaatkan

produk bank maupun asuransi dengan persyaratan yang relative

mudah.

c. Kemudahan mengakses layanan keuangan formal akan mengurangi

pertumbuhan bank keliling atau rentenir di masyarkat yang biasanya

mematok pengambilan pinjaman yang mahal dengan bunga yang

tinggi.

25
d. Rekening yang telah dibuat oleh masyarakat pada lembaga keuangan

formal kedepannya bisa digunakan untuk berbagai keperluan yang

sangan penting dan juga untuk menajalankan usaha.

6. Indikator Inklusi Keuangan

Dalam SNLKI (2017:21) unsur yang berperan dalam inklusi

keuangan adalah akses, ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan,

penggunaan, serta kualitas. Berikut penjelasannya:

a. Akses

Akses adalah infrasturktur yang disediakan oleh lembaga jasa

keuangan agar masyarakat dapat menjangkau baik lembaga, produk

dan layanan jasa keuangan yang bersifat formal. Contoh perluasan

akses keuangan antara lain:

1) Penambahan jaringan kantor

2) Penambahan jumlah agen

3) Penambahan jumlah ATM

4) Penambahan point of acces melalui layanan digital

5) Persiapan inftrastruktur berbentuk fasilitas nir kantor (branchiess)

6) Penambahan kerja sama dengan pihak lain

7) Pengembangan delivery channel atau saluran distribusi produk dan

layanan jasa keuangan

b. Ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan

Ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan yang dibutuhkan oleh

seluruh golongan masyarakat agar setiap golongan tersebut mampu

26
memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing. Dalam hal ini lembaga jasa keuangan perlu

menyediakan produk dan layanan jasa keuangan untuk seluruh lapisan

masyarakat. Selain itu, ketersediaan produk dan layanan jasa

keuangan perlu disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan

masyarakat yang dapat dijangkau baik dari segi harga maupun

aksesnya.

c. Penggunaan produk dan layanan jasa keuangan

Penggunaan produk dan layanan jasa keuangan oleh masyarakat

merupakan tujuan akhir dari inklusi keuangan sehingga diharapkan

masyarakat bukan hanya menikmati produk dan layanan jasa

keuangan yang digunakannya, melainkan juga untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

d. Kualitas

Kualitas merupakan kondisi dimana produk dan layanan jasa

keuangan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada

masyarakat yang menggunakan produk dan layanan jasa keuangan

tersebut. Kualitas dalam hal ini, dapat diartikan pula penggunaan

produk dan layanan jasa keuangan oleh masyarakat secara aktif yang

berarti produk dan layanan jasa keuangan “fit” dengan apa yang

dibutuhkan oleh masyarakat sehingga frekuensi penggunaannya relatif

tinggi.

27
C. Perbankan Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah berasal dari kata bangue (bahasa Perancis) dan kata

banco (bahasa Italia) yang berarti peti/lemari atau bangku. Peti/lemari dan

bangku menjelaskan fungsi dasar dari bank komersial, yaitu: pertama,

menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping

function), kedua, menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang

dan jasa (transaction function) (Antonio, 2006:2).

Bank merupakan lembaga keuangan atau yang biasa disebut

dengan financial intermediary. Artinya, lembaga bank adalah lembaga

yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang yang merupakan

alat pelancar terjadinya perdagangan. Kegiatan usaha bank selalu

berkaitan dengan komoditas, antara lain adalah (Muhammad, 2004:1-3):

a. Memindahkan uang,

b. Menerima dan membayar kembali uang dalam rekening Koran,

c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya,

d. Membeli dan menjual surat-surat berharga,

e. Membeli dan menjual cek, wesel dan,

f. Memberi jaminan bank.

Pengertian bank syariah atau bank Islam dalam bukunya Wibowo

(2005:33) adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada

ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan hadist.

28
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam

maksudnya adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti

ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara

bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi

praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk

diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan

pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan di

zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya,

tetapi dilarang oleh beliau (Wibowo, 2005: 33)

Dalam UU No. 21 Tahun 2008, menjelskan Bank Syariah adalah

bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha

Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Dalam penjelasan UU No. 21 Tahun 2008, meyatakan bahwa

kegiatan usaha bank berdasarkan Prinsip Syariah adalah kegiatan usaha

yang tidak mengandung unsur:

a. Riba yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain

dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas,

kuantitas dan waktu penyerahan (fadl), atau dalam transaksi pinjam

meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas

mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena

berjalannya waktu (nasi’ah).

29
b. Maisir yaitu transaksi yang digantungkan kepada satu keadaan yang

pasti dan bersifat untung-untungan.

c. Gharar merupakan transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki,

tidak diketahui keberadaannya atau tidak dapat diserahkan pada saat

transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah.

d. Haram yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah.

e. Zalim yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak

lainnya.

2. Fungsi Bank Syariah

Fungsi bank syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008 dalam pasal

4 yang terdiri dari:

a. Bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat.

b. Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu

menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau

dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelola

zakat.

c. Bank syariah dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf

uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir0 sesuai

dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

3. Tujuan Bank Syariah

Perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan dan

30
pemerataan kesejahteraan rakyat. Dari UU tersebut dapat disimpulkan

bahwa sistem perbankan syariah dikembangkan dengan tujuan antara lain

(Ikit, 2018):

a. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak

menerima konsep bunga. Dengan ditetapkan sistem perbankan syariah

yang berdampingan dengan sistem perbankan konvensional (dual

banking sistem), mobilitas dana masyarakat dapat dilakukan secara

lebih luas terutama dari segmen yang selama ini belum dapat

tersentuh oleh sistem perbankan konvensional yang menerapkan

sistem bunga.

b. Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha

berdasarkan prinsip kemitraan. Dalam prinsip ini konsep yang

diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur.

c. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbenkan yang memiliki

beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan pembebanan

bunga yang berkesinambungan, membatasi kegiatan spekulasi yang

tidak produktif, pembiayaan ditujukan kepada usaha-usaha yang

memperhatikan unsur moral.

Menurut Heri Sudarsono berdirinya bank syariah memeliki beberapa

tujuan diantaranya adalah (Ikit, 2018):

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara Islam,

khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar

dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang

mengandung unsur Gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut selain

31
dilarang dalam Islam juga telah menimbulkan dampak negative terhadap

kehidupan ekonomi rakyat.

b. Untuk meciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi agar tidak terjadi

kesenjangan yang sangat besar antara pemilik modal dengan pihak

yang membutuhkan dana. Keadilan dalam Islam memilik implikasi

sebagai berikut diantaranya adalah; keadilan sosial dan keadilan

ekonomi.

c. Berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin yang diarahkan

kegiatan usaha yang produktif menuju terciptanya kemandirian usaha.

d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang pada umumnya

merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang

berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan

ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan

dari siklus usaha yang lengkap seperti program pengusaha produsen,

pembinaan perdagangan, pembinaan konsumen dan pengembangan

usaha bersama.

e. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter dengan aktifitas bank

syariah akan mampu menghindari dari kendala-kendala ekonomi yang

diakibatkan oleh inflasi, menghindar persaingan yang tidak sehat

antara Lembaga keuangan dan menyelamatkan umat Islam dari

ketergantungan terhadap bank non syariah.

32
4. Peran Bank Syariah

Mengutip dari Melayu S.P Hasibuan perbankan memiliki beberapa

peran diantaranya adalah (Ikit, 2018):

a. Menghimpun dana (tabungan) dan memberikan kredit (pembiayaan),

b. Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat umum,

c. Memperlancar dan mempercepat masa pembayaran,

d. Stabilitas moneter melalui paket perbankan,

e. Dapat mengurangi idle money dan,

f. Dana masyarakat terjamin keamanannya.

5. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Di dalam Islam, aktivitas keuangan dan perbankan dipandang

sebagai wahana masyarakat untuk membawa mereka kepada paling tidak

pelaksanaan dua ajaran dalam Al-Quran yaitu prinsip saling At-Taawun

(membantu dan saling kerja sama antara anggota masyarakat untuk

kebaikan) dan prisip menghindari Al-Ikhtinaz (memahami dan

membiarkan dana menganggur dan tidak berputar untuk transaksi yang

tidak bermanfaat). Salah satu fungsi perbankan syariah adalah sebagai

lembaga yang berperan menerima simpanan dari nasabah dan

memberikan pembiayaan kepada nasabah lain yang membutuhkan dana

(Ikit, 2018).

Di dalam bank konvensional terdapat kegiatan-kegiatan yang

dilarang oleh syariat, seperti menerima dan membayar bunga (riba), dan

tidak ada filter dalam membiayai kegiatan baik produksi, distribusi,

33
konsumsi (halal dan haram). Sisitem perbankan syariah bebeda dengan

sistem perbankan konvensional, karena sistem keuangan dan perbankan

syariah merupakan subsistem dari suatu sistem ekonomi Islam yang

cakupannya lebih luas. Sistem ekonomi Islam merujuk kepada Al-Qur’an

dan Al-Hadis. Sistem ekonomi Islam dibangun berdasarkan (a)

Berdasarkan tauhid, (b) Kemakmuran dunia dan akhirat, (c) Kemakmuran

untuk semua yang bersifat jangka Panjang, (d) Kebaikan yang abadi dan

hakiki, (e) Menciptakan lingkungan yang amanah (Ikit, 2018)

Kalau kita lihat secara umum antara bank syariah dan bank

konvensional tidak jauh berbeda tapi yang membedakan hanya prinsip

dan operasional. Prinsip bank syariah berdasarkan peraturan yang dibuat

oleh Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an dan bagaimana operasional

bank syariah tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan Allah. Ada

hal yang mendasar yang membedakan bank syariah dengan bank

konvensional diantaranya sebagai berikut (Ikit, 2018).

a. Dilihat dari Falsafah bank syariah tidak berdasarkan bunga, spekulasi

dan ketidak jelasan sedangkan bank konvensional berdasarkan bunga.

b. Dilihat dari opeasionalnya bank syariah dana masyarakat berupa

titipan dari investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika

diusahakan lebih dahulu, sedangkan bank konvensioanl dana yang

disimpan dibayar dengan bunga pada saat jatuh tempo.

c. Kalau bank syariah melakukan investasi-investasi yang halal saja,

sedangkan bank konvensional yang haram dan yang halal.

34
d. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli dan sewa, sedangkan bank

konvensional memakai perangkat bunga.

e. Bank syariah hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan

kemitraan, sedangkan bank konvensional hubungan dalam bentuk

debitur.

Tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah
Akad dan aspek Hukum Positif Hukum Islam dan
legalitas Hukum Positif
Tujuan Profit oriented Profit dan falah oriented
Struktur Organisasi Tidak ada DSN dan Adanya Dewan Syariah
DPS Nasional (DSN) dan
Dewan Pengawas
Syariah (DPS)
Mekanisme dan Tidak anti riba dan Anti riba dan anti maysir
objek usaha tidak anti maysir
Prinsip dasar Bebas nilai (prinsip Tidak bebas nilai (prinsip
operasional materialis) syariah Islam)
Uang sebagai komoditi Uang sebagai alat ukur
berbasis bunga dan bukan komoditi
Dengan sistem bagi hasil,
jual beli, sewa
Prioritas pelayanan Kepentingan pribadi Kepentingan bersama/
(perusahaan) publik (nasabah dan
perusahaan)
Hubungan dengan Sebagai debitur- Hubungan kemitraan
nasabah kreditur dengan nasabah
Lembaga Pengadilan, Artibrase Pengadilan dan badan
penyelesaian arbitrase syariah
sengketa nasional
Invetasi Halal dan haram Yang halal saja
Resiko Usaha Resiko bank tidak Dihadapi bersama-sama
terkait langsung dengan antara nasabah dengan
debitur, resiko debitur bank, prinsip keadilan
tidak terkait langsung dan kejujuran

35
dengan bank, Tidak mungkin terjadi
kemungkinan terjadi negative spread
negative spread
Sumber: Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 2006. Dikutip dari
buku Ikit, Manajemen Dana Bank Syariah, 2018.

6. Produk dan Jasa Bank Syariah

a. Produk Pendanaan

Produk-produk pendanaan bank syariah ditujukan untuk mobilisasi

dan invetasi tabungan pembangunan perekonomian dengan cara yang

adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak.

Berikut beberapa produk pendanaan dalam bank syariah, yaitu:

(Ascarya, 2011:113).

1) Pendanaan dengan Prinsip Wadiah

a) Giro Wadiah

Giro adalah adalah produk pendanaan bank syariah berupa

simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current

account) untuk keamanan dan kemudahan pemakainya

(Ascarya, 2011:114).

b) Tabungan Wadiah

Tabungan wadiah adalah produk pendanaan bank syariah

berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening

tabungan (saving account) untuk keamanan dan kemudahan

pemakainya, seperti giro wadiah tetapi tidak sefleksibel giro

wadiah, karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan

cek (Ascarya, 2011:116).

36
2) Pendanaan dengan Prinsip Qardh

Simpanan giro dan tabungan juga dapat menggunakan prinsip

qardh, ketika bank dianggap sebagai penerima pinjaman tanpa

bunga dari nasabah deposan untuk tujuan apa saja, termasuk untuk

kegiatan produktif mencari keuntungan. Sementara itu nasabah

dijamin akan memperoleh kembali dananya secara penuh,

sewaktu-waktu nasabah ingin menariknya (Ascarya, 2011:117).

3) Pendanaan dengan Prinsip Mudharabah

a) Tabungan Mudharabah

Bank dapat mengintegrasikan rekening tabungan dengan

rekening investasi dengan prinsip mudharabah dengan bagi

hasil yang disepakati bersama. Mudharabah merupakan prinsip

bagi hasil dan bagi kerugian ketika nasabah sebagai pemilik

modal (shahibul maal) menyerahkan uangnya kepada bank

sebagai pengusaha (mudharib mal) untuk diusahakan

(Ascarya, 2011:118).

b) Deposito Investasi Umum (Tidak Terikat)

Bank syariah menerima simpanan deposito berjangka (pada

umunya untuk satu bulan keatas) ke dalam rekening investasi

umum dengan prinsip mudharabah at muthlaqah. Dalam

mudharabah at muthlaqah bank sebagai mudharib mempunyai

kebebasan mutlak dalam pengelolaan investasinya (Ascarya,

2011:118).

37
c) Deposito/Investasi Khusus (Terikat)

Bank syariah juga menawarkan rekening investasi khusus

kepada nasabah yang ingin menginvestasikan dananya

langsung dalam proyek yang disukainya yang dilaksanakan

oleh bank dengan prinsip mudharabah al muqayyadah. Dalam

mudharabah al muqayyadah bank menginvestasikan dana

nasabah ke dalam proyek yang diinginkan nasabah. Jangka

waktu investasi dan bagi hasil disepakati bersama dan hasilnya

langsung berkaitan dengan keberhasilan proyek yang dipilih

(Ascarya, 2011:119).

b. Produk Pembiayaan

Produk-produk pembiayaan bank syariah, khususnya pada bentuk

pertama, ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan

masyarakat ke sekto rill dengan tujuan produktif dalam bentuk

investasi bersama yang dilakukan bersama mitra usaha menggunakan

pola bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan dalam bentuk

investasi sendiri kepada yang membutuhkan pembiayaan

menggunakan pola jual beli (murabahah, salam dan istishna`) dan

pola sewa (ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik) (Ascarya,

2011:123).

c. Produk Jasa Perbankan

Produk-produk jasa perbankan dengan pola lainnya pada umunya

menggunakan akad-akad tabarru` yang dimaksudkan tidak untuk

38
mencari keuntungan, tetapi dimaksudkan sebagai fasilitas pelayanan

kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Oleh karena

itu, bank sebagai penyedia jasa hanya membebani biaya administrasi.

Jasa perbankan tersebut antara lain sebagai berikut (Ascarya,

2011:128):

1) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)

Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf.

Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahan harus

dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil

keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

2) Ijarah (Sewa)

Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe

deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen

(custodian). Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.

D. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian yang pernah diteliti sebelumnya yang menjadi


bahan acuan dalam penyusunan penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu

No Penelitian Metode Hasil Persamaan Perbedaan


1 An Analysis of Metode: Hasil penelitian Terdapat Tidak
Personal analisis menunjukan bahwa variabel terdapatnya
Financial deskriptif mahasiswa masih literasi variabel
Literacy kuantitatif perlu keuangan. inklusi
Among Collage Sampel: meningkatkan Metode keuangan
Students mahasiswa pengetahuan penelitian
Youngstow mereka tentang yang

39
Chen dan n State keuangan pribadi. digunakan
Volpe University Meskipun yaitu
pertanyaan yang analisis
Financial termasuk dalam deskriptif
Service survei cukup kuantitatif
Review, 7(2): mendasar tetapi
107-128 ISSN: rata-rata
1057-0810, keseluruhan
1998 jawaban yang
benar untuk survei
adalah sekitar 53
persen. Tidak ada
skor rata-rata untuk
setiap bidang
pengetahuan
umum, tabungan
dan pinjaman,
asuransi dan
investasi diatas 65
persen. Sejauh ini,
area terlemah
adalah investasi.
Tingkat financial
literasi paling
rendah ditemukan
diantara
subkelompok.
Selain itu peserta
dengan
pengetahuan
kurang cenderung
memiliki pendataan
yang salah dan
membuat
keputusan yang
salah dalam bidang
pengetahuan
umum, tabungan
dan pinjaman serta
investasi. Selain itu

40
penelitian ini
menunjukan bahwa
ada kekurangan
sistem pendidikan
yang menyebabkan
financial literacy
yang serius di
masyarakat
amerika.
2 Islamic Metode: Hasil penelitian Terdapat Tidak
Financial Kuantitatif menunjukkan variabel terdapat
Literacy and Instrumen bahwa: (1) tingkat literasi variabel
Personal penelitian: IFL di Solo sebesar keuangan, inklusi
Financial kuesioner 64,66%; (2) orang- dan objek keuangan
Planning: A Teknik orang dengan penelitianny Teknik
Socio- Analisis: tingkat IFL yang a analisis ols
Demographic Ordinary baik akan lebih masyarakat (analisis
Study Least baik dalam deskriptif)
Square mengelola
Arum (OLS) keuangan pribadi
Setyowati, Sampel: mereka; (3) orang
Harmadi, dan 313 dengan tingkat IFL
Sunarjanto masyarakat yang baik akan
Solo lebih memilih
Jurnal investasi pada asset
Keuangan dan syariah
Perbankan,
22(1): 63-72,
2018
3 The financial Metode: Hasil penelitian Terdapat Tidak
literacy of Kuantitatif menunjukkan variabel terdapat
young Instrumen bahwa ada literasi variabel
Australians: penelitian: kesenjangan dalam keuangan inklusi
An empirical kuesioner tingkat literasi Objek keuangan
study and Teknik keuangan dari penelitian
implications Analisis: peserta dan yaitu
for consumer Regresi kesenjangan yang masyarakat
protection and Sampel: paling menonjol di
ASIC’s 207 bidang literasi
National keuangan formal,

41
Financial kesadaran hak-hak
Literacy konsumen dan
Strategy pengetahun
Paul Ali, keuangan.
Malcilm Penelitian ini
Anderson, menemukan
Cosima McRae perbedaan yang
and Ian signifikan dalam
Ramsay menilai hasil tes
peserta di wilayah
The Financial geografis yang
Literacy of berbeda dimana
Young skor yang lebih
Australians, rendah untuk
334-352, 2014 peserta yang di
daerah pedesaan
dan kota-kota
regional dan skor
yang lebih tinggi
untuk peserta di
daerah
metropolitan
4 Financial Metode: Hasil penelitian Terdapat Penelitian
Literacy of Kuantitatif menunjukkan variabel dengan
Rural Instrumen masyarakat literasi literasi dan
Population as a penelitian: pedesaan masih keuangan inklusi
Determinant of kuesioner memiliki akses dan inklusi keuangan
Saving Teknik yang sangat keuangan secara umum
Behavior in Analisis: terbatas untuk Objek sedangkan
Kazakhstan Regresi program penelitian penulis lebih
Sampel: pendidikan yaitu spesifik ke
Sholpan 405 warga keuangan; masyarakat literasi
Gaisina dan pedesaan menderita keuangan dan
Lyazzat kurangnya inklusi
Kaidarova pengalaman keuangan
keuangan karena pada sektor
Rural kehadiran cukup perbankan
Sustainability dari lembaga syariah
Research keuangan di daerah
38(333), 32-42, pedesaan; memiliki

42
2017 tingkat rendah dari
pendapatan yang
merupakan salah
satu hambatan
yang paling
penting dalam
memiliki akses ke
layanan keuangan.
Selain itu,
penduduk pedesaan
tidak harus
dianggap sebagai
kelompok yang
homogen.
Temuan penelitian
ini menunjukkan
bahwa jika tujuan
pemerintah untuk
meningkatkan
tabungan rumah
tangga, harus
meningkatkan
upaya dalam
meningkatkan
literasi keuangan
melalui berbagai
program
pendidikan yang
disediakan oleh
kedua lembaga
negara dan swasta.
5 The Challenge Jenis Hasil penelitian Terdapat Tidak
of Assessing penelitian: yaitu analisis variabel terdapat
Financial kuantitatif menyoroti peran financial variabel
Literacy: Instrumen penting bahwa literacy inklusi
Alternative penelitian: metode analisis Objek keuangan
Data Analysis kuesioner data bermain dalam penelitian
Methods Teknik menilai melek yaitu
Within the analisis: finansial. masyarakat
Italian Context IRT dan Membandingkan

43
Paola Bongini, analisis hasil untuk teori tes
Paola Lanello, regresi klasik dan IRT,
Emanuela E. pohon jurnal ini
Rinaldi, Sampel: menunjukkan
Mariangela 1.247 warga bahwa penelitian
Zenga, Italia melek finansial
Alessandro harus terbuka
Antonietti untuk alternatif dan
beberapa
Bongini et.al. pendekatan untuk
Empirical Voc mendapatkan
Ed Train, 1-22, langkah-langkah
2018 yang dapat
diandalkan melek
finansial yang
mampu menangkap
kebutuhan
pendidikan
kelompok
penduduk yang
berbeda dan dapat
membantu untuk
merancang efektif
program
pendidikan
keuangan.
6 Pengaruh Metode: Variabel Indeks Terdapatnya Tidak
Faktor Kuantitatif Prestasi Kumulatif variabel terdapatnya
Demografi Analisis: (IPK) memiliki financial inklusi
terhadap analisis pengaruh yang literacy keuangan
Financial deskriptif, signifikan terhadap Analisis Objek
Literacy regresi financial literacy menggunak penelitiannya
Mahasiswa logistic mahasiswa. an deskriptif yaitu
Fakultas Variabel jenis kuantitatif mahasiswa
Ekonomi dan kelamin memiliki (bukan
Bisnis pengaruh yang masyarakat)
Universitas signifikan terhadap
Negeri financial literacy
Surabaya mahasiswa.
Angkatan 2012 Variabel tempat

44
Nur Aziza tinggal tidak
Ariani dan memiliki memiliki
Susanti pengaruh yang
signifikan terhadap
Jurnal financial literacy
Pendidikan mahasiswa.
Akuntansi, Variabel
Vol. 3, No. 2 pengalaman
(2015) bekerja tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap financial
literacy
mahasiswa.
Variabel
penggunaan ATM
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap financial
literacy
mahasiswa.
7 Pengaruh Metode: Inklusi keuangan Variabel Objek
Inklusi Kuantitatif dan literasi yang penelitian
Keuangan dan Asosiatif keuangan memiliki digunakan UMKM
Literasi Instrumen pengaruh positif literasi dan bukan
Keuangan penelitian: dan signifikan inklusi masyarakat
terhadap kuesioner terhadap kinerja keuangan
Kinerja Teknik UMKM yang
UMKM di Analisis: dipengaruhi dengan
Kecamatan regresi adanya costumer
Moyo Utara linier relationship
berganda management dan
Wira Iko Putri Sampel: kualitas pelayanan
Yanti 102 yang sehingga
responden mempengaruhi
Jurnal keputusan
Manajemen pembelian dalam
dan Bisnis Vol. kinerja UMKM
2 No. 12019,
Juli 2019

45
8 Tingkat Metode: Literasi keuangan Variabel Penulis
Finansial Kuantitatif untuk produk yang menambahka
Literasi Teknik keuangan digunakan n variabel
Masyarakat Analisis: konvensional literasi inklusi
Kota Gorontalo Analisis (tabungan, kredit, keuangan keuangan
dan Faktor- Deskriptif, asuransi, dana Objek
faktor yang dan pensiun), literasi penelitian
Mempengaruhi Analisis masyarakat sudah yaitu
nya Faktor sangan baik. masyarakat
Sedangkan untuk Menggunak
Boby Rantow produk non- an teknik
Payu dan Selvi konvensional, analisis
tingkat literasi deskriptif
Jurnal masyarakat masih
Frontiers Vol. sangat rendah
1 No. 2, 157- Rendahnya literasi
166, Agustus masyarakat
2018 Gorontalo untuk
produk keuangan
non-konvensional
merupakan salah
satu faktor yang
menyebabkan
masyarakat mudah
untuk tergiur pada
tawaran investasi
yang menawarkan
return yang tinggi
9 Pengaruh Metode: Peningkatan Variabel Tidak
Financial Kuantitatif financial literacy yang terdapat
Literacy Instrumen yang dilakukan digunakan variabel
Terhadap penelitian: oleh masyarakat literasi inklusi
Preferensi kuesioner Kabupaten Tanah keuangan keuangan
Masyarakat Teknik Datar yang menjadi Objek Analisis data
Kabupaten Analisis: responden dalam penelitian menggunakan
Tanah Datar PLS penelitian ini yaitu PLS (bukan
Memilih Sampel: mampu masyarakat analisis
Produk-produk 385 meningkatakan deskriptif)
Pendanaan preferensi
Perbankan masyarakat dalam

46
Syariah memilih produk-
produk pendanaan
Febby yang ditawarkan
Irfayunita dan oleh perbankan
Hesi Eka Puteri syariah, baik dalam
produk deposito,
Ekonomika tabungan wadiah
Syariah: Jurnal dan mudharabah
of Economic dan produk-produk
Studies Vol. 3 pendanaan lainnya.
No. 1, Januari-
Juni 2019,
page 20-31
10 Literasi Metode: Hasil penelitian, Variabel Tidak
Keuangan Kuantitatif analisis dan yang terdapat
Mahasiswa deskriptif intrepetasi data digunakan variabel
Jurusan Instrumen terhadap literasi inklusi
Ekonomi dan penelitian: mahasiswa JEBIS keuangan keuangan
Bisnis Islam kuesioner IAIN yaitu: Teknik
IAIN Madura Teknik Pengetahuan analisis yang
Berdasarkan Analisis: mahasiswa JEBIS digunakan
Demografi Tabulasi tentang ekonomi tabulasi
Sebagai Dasar Silang syariah berada silang (bukan
Penguatan (Cross pada tingkat literasi analisis
Kompetensi Tabulation) tinggi 90,9%, deskriptif)
Program Studi Sampel: dalam hal
174 pengaturan
Fatati Nuryana keuangan pribadi,
tingkat literasinya
Nuansa Jurnal berada dalam level
Penelitian Ilmu cukup (64%).
Sosial dan Untuk asuransi
Keagamaan syariah, tingkat
Islam Vol. 16 literasi dalam
No. 1, Januari kategori cukup
– Juni 2016, (65%), literasi
page 87-102 pasar modal tinggi
yaitu 80%. Literasi
pembiayaan
syariah 68%, masa

47
pension 70% dan
zakat 68,6%.
Tabulasi silang
variabel penelitian
berdasarkan
demografi
responden juga
berada pada level
cukup (sufficient
literate) sampai
tinggi (well
literate). Tingkat
Literasi yang
berada pada
tingkatan cukup
adalah pada
demografi prodi,
jenis kelamin, usia
dan asal sekolah.
Sedangkan pada
demografi
pendapatan, uang
saku, pengeluaran
serta pendapatan
orang tua telah
memiliki tingkat
literasi tinggi.
11 Literasi Kuantatif Hasil penelitian Terdapatnya Tidak
Keuangan dan menunjukkan, variabel terdapat
Syariah di Kualitatif secara umum, literasi variabel
Perguruan Instrumen literasi keuangan keuangan inklusi
Tinggi peneltian: syariah civitas keuangan
Keagamaan kuisioner akademika UIN Teknik
Islam (Studi Teknik Alauddin Makassar analisis data
Kasus UIN analisis: masih rendah. produk
Alauddin Product Literasi keuangan pearson
Makassar) Pearson civitas akademika correlation
Correlation didominasi (bukan
Salmah Said Sampel: pengetahuan analisis
dan Andi stratified tentang perbankan deskriptif)

48
Muhammad random 640 syariah daripada
Ali Amiruddin orang lembaga keuangan
syariah lainnya
Al-Ulum Tingkat literasi
Volume 17 No. keuangan Islam
1 Juni 2017 dari responden
Page 44-64 perempuan dari
civitas akademika
lebih tinggi
daripada responden
laki-laki
12 Pengaruh Metode: Terdapat pengaruh Terdapat Menggunaka
Literasi Kuantitatif yang signifikan variabel n variabel
Keuangan pada deskriptif literasi keuangan literasi pengetahuan,
Keuangan Instrumen terhadap keuangan keuangan kemampuan
Inklusif penelitian: inklusif pengguaan dan dan
Penggunaan kuesioner bank sampah. keuangan sikap/perilaku
Bank Sampah Teknik Adapun inklusif
di Jakarta Analisis: berdasarkan
Selatan Regresi variabel literasi
berganda keuangan, yaitu
Anna Sardina Sampel: pengetahuan,
100 ability dan
Jurnal Syi’ar sikap/perilaku,
Iqtishadi Vol. 2 penggunaan bank
No. 1, Page 80- sampah secara
94, Mei 2018 signifikan
dipengaruhi oleh
variabel
sikap/perilaku.
13 Peningkatan Metode: Literasi keuangan Terdapat Menambahka
Pengalaman Kualitatif syariah yang variabel n variabel
Keuangan Instrumen rendah menjadi literasi inklusi
Remaja Untuk penelitian: masalah yang harus keuangan keuangan
Literasi studi cepat ditangani. Metode
Keuangan kepustakaan Pengalaman penelitian
Syariah yang dengan uang, yaitu
Lebih Baik pengajaran orang kualitatif
Ani Triani dan tua, serta
Hari Mulyadi pengalaman

49
dengan aspek-
I-Finance Vol. aspek ajaran Islam
05 No.01, Page yang dianjurkan
9-22, Juli 2019 serta dilarang oleh
ajaran Islam
diharapkan mampu
menjadi modal
utama remaja
sebagai bekal
pengambilan
keputusan yang
lebih baik dimasa
mendatang.
14 Pengaruh Metode: Variabel literasi Terdapat Objek
Tingkat Kuantitatif Keuangan variabel penelitian
Literasi Instrumen Mahasiswa literasi dan yaitu
Mahasiswa penelitian: berpengaruh inklusi mahasiswa
Perbankan kuesioner terhadap inklusi keuangan perguruan
Syariah Teknik keuangan produk tinggi bukan
terhadap Analisis: perbankan Syariah masyarakat
Inklusi Regresi pada transaksi secara umum
Keuangan sederhana e_commerce,
Produk Sampel: dengan t_hitung
Perbankan 362 sebesar 8,111 lebih
Syariah dalam besar dari nilai
Transaksi E- t_tabel yaitu
Commerce sebesar 1,994
dengan tingkat
Nur Melinda Signifikansi
Lestari sebesar 0,000 <
0,05, yang dapat
Jurnal diambil kesimpulan
Ekonomi Islam bahwa variabel
Volume 10, Literasi Keuangan
Nomor 2, Page (X) berpengaruh
208-226, terhadap variabel
November Inklusi Keuangan
2019 (Y).
15 Pengaruh Metode: Hasil analisis Terdapat Tidak
Faktor Kuantitatif menunjukkan variabel terdapat

50
Demografi Instrumen bahwa faktor literasi variabel
Terhadap penelitian: demografi yang keuangan inklusi
Literasi kuesioner terdiri dari syariah keuangan
Keuangan Teknik pengalaman kerja Menggunak Teknik
Syariah Analisis: berpengaruh an literasi analisis yang
Karyawan Partial terhadap literasi keuangan digunakan
Perbankan Least keuangan syariah sektor yaitu PLS
Syariah di Square karyawan perbankan (bukan
Surabaya (PLS) perbankan syariah. syariah analisis
Sampel: 85 Sedangkan variabel deskriptif)
Siti Eni tingkat pendidikan
Nurhidayati dan pendapatan
dan Moch. tidak berpengaruh
Khoirul Anwar terhadap literasi
keuangan syariah
Jurnal karyawan
Ekonomi Islam perbankan syariah
Volume 1 di Surabaya.
Nomor 1,
Tahun 2018
Hal. 1-12
16 Pengaruh Metode: Hasil penelitian Terdapat Objek
Literasi Kuantitatif menemukan (1) variabel penelitiannya
Keuangan dan Instrumen terdapat pengaruh literasi dan UMKM
Inklusi penelitian: positif dan inklusi (bukan
Keuangan kuesioner signifikan literasi keuangan masyarakat)
Terhadap Teknik keuangan terhadap Teknik
Kinerja Usaha Analisis: kinerja usaha kecil analisis yaitu
Kecil di Partial di Provinsi PLS ( bukan
Kalimantan Least Kalimantan Timur, analisis
Timur Square (2) terdapat deskriptif )
(PLS) pengaruh positif
Poppy Sampel: dan signifikan
Alvianolita 100 inklusi keuangan
Sanistasya, UMKM terhadap kinerja
Kusdi usaha kecil di
Rahardjo, dan Provinsi
Mohammad Kalimantan Timur.
Iqbal

51
Jurnal
Economic,
Vol. 15, No. 1,
April 2019, 48-
59
17 Pengaruh Metode: Hasil analisis data Terdapat Objek
Kontrol Diri, Kuantitatif menunjukkan variabel penelitiannya
Religiusitas, Instrumen bahwa secara literasi yaitu
Literasi penelitian: simultan maupun keuangan mahasiswa di
Keuangan, kuesioner secara parsial dan inklusi salah satu
Inklusi Teknik kontrol diri, keuangan perguruan
Keuangan Analisis: religiusitas, literasi tinggi
Terhadap Regresi keuangan, inklusi sedangkan
Perilaku Linier keuangan penulis
Menabung di Berganda berpengaruh masyarakat
Bank Syariah Sampel: signifikan serta secara umum
Mahasiswa 174 memiliki hubungan di salah satu
Universitas mahasiswa positif terhadap provinsi
Islam Negeri perilaku menabung
Sunan Ampel di bank syariah
Surabaya mahasiswa
Universitas Islam
Putri Dyah Negeri Sunan
Wardani dan Ampel Surabaya.
Susanti

Jurnal
Akuntansi
Volume 07
Nomor 02
Tahun 2019,
189-196
18 Pengaruh Metode: Literasi Keuangan Terdapat Tidak
Literasi Kuantitatif dan Faktor variabel terdapat
Keuangan dan Instrumen Demografi Secara literasi variabel
Faktor penelitian: Parsial keuangan inklusi
Demografi kuesioner Berpengaruh keuangan
Terhadap Teknik Terhadap
Keputusan Analisis: Keputusan
Investasi di Regresi Investasi di Pasar

52
Pasar Modal Linier Modal.
(Studi Kasus Berganda Literasi Keuangan
Karyawan PT. Sampel: dan Faktor
Semen 188 Demografi Secara
Baturaja karyawan Simultan
(Persero) Tbk) Berpengaruh
Terhadap
Nur’ Aini, Lili Keputusan
Syafitri, dan Investasi di Pasar
Trisnadi Modal.
Wijaya
2016
19 Demografi, Jenis Variabel usia tidak Terdapat Analisis data
Faktor penelitian: berpengaruh variabel yang
Individu, dan kuantitatif terhadap literasi faktor digunakan
Literasi Instrument keuangan wanita literasi regresi linear
Keuangan penelitian: karir di wilayah keuangan berganda
Wanita Karir di kuisioner Suarabaya. serta akses (bukan
Surabaya online dan Variabel informasi bukan
offline pendidikan tidak keuangan analisis
Khusnul Teknik berpengaruh (inklusi deskriptif
Khotimah analisis: terhadap literasi keuangan)
Rergresi keuangan wanita
Jurnal Ilmu linear karir di Surabaya
Manajemen berganda dikarenakan
Volume 7 Sampel: penyebaran
Nomor 2, 551- 220 responden tidak
563, 2019 responden merata.
Variabel
pendapatan tidak
berpengaruh
terhadap literasi
keuangan, karena
hal ini tergantung
dari pengelolaan
masing-masing
individu
Variabel marital
status tidak
berpengaruh

53
terhadap literasi
keuangan wanita
karir di Surabaya.
Status pekerjaan
tidak memiliki
pengaruh terhadap
literasi keuangan
wanita karir di
Surabaya. Hal ini
bisa dikarenakan
responden
terkadang kesulitan
membedakan
apakah status
pekerjaan mereka
tergolong pegawai
dan professional
atau lainnya,
sehingga terjadi
kesalahan dalam
penggolongan.
Variabel adopsi
teknologi mobile
banking
berpengaruh positif
terhadap literasi
keuangan wanita
karir di Surabaya.
Variabel frekuensi
akses informasi
berpengaruh positif
terhadap literasi
keuangan wanita
karir di Surabaya.
20 Determinan Jenis Peningkatan Terdapat Tidak
Keuangan penelitian: jumlah penduduk variabel terdapat
Inklusif di kuantiatif tidak inklusi variabel
Sumatera Jenis data: mencerminkan keuangan literasi
Utara, sekunder jumlah angkatan keuangan
Indonesia kerja yang Metode

54
berperan dalam analisis data
Lia Nazliana perekonomian dengan data
Nasution, Pipit suatu daerah. sekunder
Buana Sari, Peningkatan sedangkan
Handriyani jumlah pendapatan penulis
Dwilita di Sumatera Utara menggunakan
selama kurun data primer.
Jurnal waktu 2010 sampai
Ekonomi dan dengan tahun 2013
Studi mengalami
Pembangunan peningkatan.
Volume 14, Demikian pula
Nomor 1, April dengan jumlah
2013, h. 58-66 pembukaan kantor
cabang bank yang
beroperasi di
Sumatera utara. Ini
menjadi indikasi
bahwa beberapa
faktor yang dapat
mendukung
penerapan enam
pilar kebijakan
pelaksanaan
keuangan inklusif
dapat terlaksana.

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah teoritis di atas maka model penelitian atau kerangka

pemikiran teoritis yang dibangun adalah terdapat dalam gambar 2.1 berikut:

55
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Masalah/Potensi dan
Rumusan Masalah

Landasan Teori
dan Hipotesis

Pengumpulan data
Kuantitatif

Metode Survei

Kuesinoer

Masyarakat Provinsi
Sulsel

Analisis Data Kuantitatif


- Indeks Literasi
(Analisis Regresi
Keuangan Syariah
Sederhana):
- Indeks Inklusi
- Uji Kualitas Data
Keuangan Perbankan
- Uji Asumsi Klasik
Syariah
- Uji Hipotesis

Kesimpulan dan Saran

56
F. Hipotesis

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau

merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis

dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis suatu variabel dan

hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal

(Prasetyo dan Jannah, 2010). Berdasarkan kerangka penelitian di atas, berikut

adalah hipotesis penelitian ini:

1. Pengaruh Literasi Keuangan Syariah terhadap Inklusi Keuangan

Perbankan Syariah

Menurut lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2017), penyempurnaan

pengertian literasi keuangan dilakukan dengan menambahkan aspek

sikap dan perilaku keuangan di samping pengetahuan, keterampilan dan

keyakinan terhadap lembaga, produk dan layanan jasa keuangan. Secara

lengkap pengertian dimaksud meliputi: pengetahuan, keterampilan, dan

keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka

mencapai kesejahteraan.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor.

76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di

Sektor Jasa Keuangan untuk Konsumen dan/atau Masyarakat inklusi

keuangan adalah ketersediaan akses bagi masyarakat untuk

memanfaatkan produk dan/atau layanan jasa keuangan di lembaga jasa

57
keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan.

Menurut OJK bahwa adanya hubungan positif antara literasi

keuangan. Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan oleh OJK

pada tahun 2013 menunjukkan adanya hubungan erat antara literasi

keuangan dengan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan produk

dan layanan jasa keuangan. Survei menunjukkan bahwa semakin tinggi

literasi keuangan, maka semakin besar pula tingkat pemanfaatan produk

dan layanan jasa keuangannya. Pengujian statistik dengan menggunakan

data hasil Survei Nasional Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan

tahun 2016, juga memberikan hasil yang sama yaitu adanya korelasi

positif antara literasi keuangan dengan inklusi keuangan baik pada

industri jasa keuangan konvensional maupun syariah. Namun, hasil

pengujian tersebut menunjukkan bahwa korelasi literasi keuangan dengan

inklusi keuangan syariah relatif lebih lemah dibandingkan dengan

korelasi antara literasi keuangan dan inklusi keuangan konvensional.

Artinya, belum tentu masyarakat dengan literasi keuangan syariah yang

baik menggunakan produk dan layanan jasa keuangan syariah (Otoritas

Jasa Keuangan, 2017:39).

Menurut Febby Irfayunita dan Hesi Eka Puteri (2019) dalam

penelitian yang berjudul pengaruh financial literacy terhadap preferensi

masyarakat kabupaten tanah datar memilih produk-produk pendanaan

perbankan syariah bahwa peningkatan financial literacy yang dilakukan

58
oleh masyarakat Kabupaten Tanah Datar yang menjadi responden dalam

penelitian ini mampu meningkatakan preferensi masyarakat dalam

memilih produk-produk pendanaan yang ditawarkan oleh perbankan

syariah, baik dalam produk deposito, tabungan wadiah dan mudharabah

dan produk-produk pendanaan lainnya. Sehingga dapat mempengaruhi

akses atau inklusi keuangan dalam perbankan syariah.

Menurut Anna Sardiana (2018) dalam penelitian yang berjudul

pengaruh literasi keuangan pada keuangan inklusif penggunaan bank

sampah di Jakarta Selatan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

literasi keuangan terhadap keuangan inklusif bank sampah. Berdasarkan

variabel literasi keuangan, yaitu pengetahuan, ability dan sikap/perilaku,

penggunaan bank sampah secara signifikan dipengaruhi oleh variabel

tersebut yaitu keuangan inklusif.

Menurut Lestari (2019) dalam penelitiannya yang berjudul

pengaruh tingkat literasi mahasiswa perbankan syariah terhadap inklusi

keuangan produk perbankan syariah dalam transaksi e-commerce bahwa

variabel literasi keuangan berpengaruh terhadap inklusi keuangan.

H1 : Terdapat pengaruh antara variabel literasi keuangan terhadap inklusi

keuangan perbankan syariah masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.

59
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui indeks atau tingkat literasi

keuangan dan inklusi keuangan Perbankan Syariah dan pengaruh literasi

keuangan terhdap inklusi keuuangan perbankan syariah. Objek penelitian

dalam penelitian ini adalah masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian yang dilakukan ini berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu baik

pada pemilihan sampel dan jenis data yang digunakan. Perbedaan lainnya

terletak pada teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini. Penelitian ini

dilakukan pada bulan April sampai Juni 2020.

B. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan

pendekatan rumusan masalah deskriptif dan asosiatif, karena adanya variabel-

variabel yang akan ditelaah hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan

gambaran secara terstruktur, faktual, mengenai fakta-fakta serta hubungan

antara variabel yang diteliti.

Pengertian metode kuantittaif menurut Sugiyono (2012:7) bahwa

metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

60
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk

penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivitik karena berlandaskan

pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena

telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,

rasional dan sistematis.

Pengertian pendekatan rumusan masalah deskriptif menurut Sugiyono

(2012:35) adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau

lebih (variabel yang berdiri sendiri).

Pengertian rumusan masalah assosiatif menurut Sugiyono (2012:36)

adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbetuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011:409).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam variabel yaitu variabel

independen dan variabel dependen.

Variabel independen dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang memperngaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan

61
variabel dependen adalah variabel terikat, yaitu variabel dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yang diberi symbol

X, yaitu literasi keuangan (X) serta satu variabel terikat yang biasa diberi

symbol Y, yaitu inklusi keuangan perbankan syariah.

D. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

1998: 57). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di provinsi

Sulawesi Selatan khususnya masyarakat di Kota Makassar, Kota Parepare dan

Kabupaten Sidenreng Rappang.

Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pada penelitian ini,

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan menjadi sampel responden. Metode

yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu nonprobability atau juga

disebut nonpeluang, adalah pengambilan sampel dengan sengaja (purposive)

dan bersifat subjektif.

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus

Lameshow. Berikut rumus Lameshow (1997):

n = z21-α/2P(1-P)

d2

62
Keterangan:

n = jumlah sampel

z = skor z pada kepercyaan 95% = 1,96

p = maksimal estimasi = 0,5

d = alpha (0,10) atau sampling error = 10%

Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:

n = z21-α/2P(1-P)

d2

n = 1,962 . 0,5 (1 – 0,5)

0,12

n = 3,8416 . 0,25

0,01

n = 96,04 = 96

Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka n yang didapatkan

adalah 96,04 dibulatkan menjadi 96 orang sehingga pada penelitian ini

setidaknya penulis harus mengambil data dari sampel sekurang-kurangnya

sejumlah 96 orang.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang

didapat dari jawaban responden terhadap serangkaian pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti. Sedangkan responden yang menjawab daftar

63
pertanyaan tersebut adalah masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan. Data

primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data responden

sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai

literasi keuangan dan inklusi keuangan perbankan syariah.

Dalam hal ini diperoleh secara langsung dengan angket

(questionnaire) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden

untuk dijawab. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat

Provinsi Sulawesi Selatan yaitu yang berdomisili di Kota Makassar, Kota

Parepare dan Kabupaten Sidenreng Rappang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,

baik berupa keterangan maupun literatur yang berhubungan dengan

penelitian dan bersifat melengkapi atau mendukung data primer. Dalam

hal ini data sekunder yang digunakan berasal dari penelitian kepustakaan

yang dapat memberikan landasan teori yang diperoleh dari buku-buku

teks pendukung, jurnal-jurnal ilmiah, internet serta sumber lainnya yang

berkaitan dengan objek yang diteliti.

F. Analisis Data

1. Perhitungan Indeks Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan

Perbankan Syariah

Perhitungan indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan

menggunakan data yang didapatkan dari jawaban responden. Metode

64
analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran tingkat literasi keuangan

syariah masyarakat Sulawesi Selatan.

Teknik analisis data untuk mengetahui indeks literasi keuangan dan

inklusi keuangan perbankan syariah sebagai berikut:

a. Menghitung skor tertinggi

Skor tertinggi = jumlah butir soal x skor butir tertinggi (Ya)

b. Menghitung skor terendah

Skor terendah = jumlah butir soal x skor butir terendah (tolak)

c. Menentukan angka persentase tertinggi

d. Menentukan angka persentase terendah

e. Menentukan rentang = angka persentase tertinggi – angka persentase

terendah

Untuk mengetahui tingkat kategori tersebut selanjutnya skor yang

diperoleh (dalam %) dengan analysis deskriptif persentase

dikonsultasikan dengan tabel kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase


Kategori Interval Data (%)
Rendah <60
Sedang 60 ≤ 80
Tinggi >80
Sumber: Chen dan Volpe (1998)

65
Chen dan Volpe (1998) mengkategorikan literasi keuangan

personal menjadi 3 kelompok, yaitu 1) <60% yang berarti individu

memiliki pengetahuan tentang keuangan yang rendah 2) 60%-79%, yang

berarti individu memiliki pengetahuan keuangan yang sedang 3) > 80%

yang menunjukkan bahwa individu memiliki penegtahuan keuangan yang

tinggi. Selanjutnya, penarikan kesimpulan diperoleh dengan

menggunakan rumus:

2. Teknik Analisis Data Kuantiatif

Teknik analasis data yang digunakan adalah regresi sederhana.

Regresi sederhana digunakan untuk mengukur hubungan dan pengaruh

variabel yang akan diteliti. Variabel yang digunakan meliputi variabel

bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini,

variabel independennya adalah literasi keuangan sedangkan variabel

dependennya adalah inklusi keuangan. Untuk membantu penelitian ini

peneliti menggunakan software pengolah data statistik, Microsoft excel

2010 dan IBM SPSS versi 24.

a. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan reliabilitas yaitu

sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk melihat ketepatan

instrumen pengukur penelitian. Validitas adalah ukuran yang

66
sebenarnya, untuk mengukur apa yang akan diukur, yaitu

ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi

pengukurannya (Eti Rochaety, 2007). Setelah data diperoleh

dari kuesioner, pengujian validitas instrument dihitung

menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

r : Koefisen validitas

∑X : Jumlah skor dalam sebaran X

∑Y : Jumlah skor dalam sebaran Y

∑X2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

∑XY : Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

n : Jumlah responden

Jika rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrument atau

item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid) sedangkan rhitung lebih kecil dari rtabel, maka

instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi

signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu angka indeks yang

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam

67
mengukur gejala yang sama Uji ini mengukur ketepatan alat

ukur, suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yang tinggi

jika alat ukur yang digunakan stabil. Pengujian reliabilitas dalam

penelitian ini untuk menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukur dalam penelitian melalui nilai Alpha Cronbanch.

Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala yang diukur

dengan semua variabel yang ada (Umar H. , 2005).

Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi

internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai

berikut:


[ ][ ]

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ = jumlah varian butir/item

= varian total

Menurut Ghozali (2009), pengukuran reliabilitas dapat

dilakukan dengan menentukan cronbach’s alpha:

 Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.6 maka suatu instrument

dikatakan reliable

 Jika nilai cronbach’s alpha < 0.6 maka suatu instrument

dikatakan tidak reliable

68
b. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier sederhana dapat disebut model yang baik

jika model tersebut memenuhi asusmsi terbebas dari asumsi klasik

statistik, yaitu normalitas, multikolinearitas dan heterokedastitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas pada regresi digunakan untuk menguji

apakah nilai-nilai residual yang dihasilkan dari regresi

terdistribusi secara normal atau tidak (Priyanto, 2014). Model

regresi dapat dikatakan baik apabila memiliki nilai residual yang

terdistribusi secara normal.

Mode uji normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran

data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of

Regression Standarized Residual yaitu dengan cara melihat

grafik menyebar di garis diagonal. Sebaliknya data dapat

dikatakan tidak berdistribusi normal apabila titik-titik yang

berada dalam garis diagonal pada grafik tidak menyebar.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Ghozali, Aplikasi

Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, 2009). Cara untuk

menentukan apakah model memiliki gejala multikolinearitas

69
atau tidak, salah satunya dengan melihat nilai VIF dan

Tolerance pada tabel coefficients.

 Jika nilai VIF < 10.00 dan nilai Tolerance > 0.1, maka tidak

terjadi multikolinearitas.

 Jika nilai VIF > 10.00 dan nilai Tolerance < 0.1, maka

terjadi multikolinearitas.

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji multololinearitas

karena adanya hubungan linear antara perubah variabel bebas X

dalam “Model Regresi Ganda” (Basuki, 2015: 107).

3) Uji Heterokesdasitas

Uji heterokesdasitas bertujuan menguji apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu

penelitian ke penelitian yang lain (Ghozali, 2009).

Berikut beberapa cara dalam mendeteksi adanya

heterokesdasitas:

 Metode Grafik Scatterplot

Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot, seperti

titik-titik yang membentuk pola teratur (bergelombang)

maka terjadi heterokesdasitas. Jika tidak ada pola yang jelas

dan titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada

sumbu Y maka tidak terjadi heterokesdasitas.

70
 Uji Glejser

Pada uji glejser ini suatu variabel mengalami

heterokesdasitas jika mengalami signifikansinya < 0.05 dan

jika variabel itu tidak mengalami heterokesdasitas nilai

signifikansinya > 0.05.

c. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana merupakan metode yang

digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh bebas terhadap

variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan

menggunakan variabel bebas (Sarwono, 2012).

Metode regresi linier dimaksudkan untuk mengatahui

seberapa besar tingkat pengaruh antara variabel bebas (independent)

dengan variabel terikat (dependent). Metode ini juga bisa digunakan

sebagai dugaan sementara, sehingga dapat diperkirakan antara baik

atau buruknya suatu variabel X terhadap naik turunnya suatu tingkat

variabel Y, begitu pun sebaliknya. Rumus regresi linier sederhana

(Umar H. , 2005):

Keterangan:

Y = Inklusi keuangan perbankan syariah

a = konstatnta

b = koefisien regresi

X = literasi keuangan

71
e = standard error

d. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang

menggambarkan suatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan

dengan suatu kasus tertentu dan merupakan anggapan sementara

yang perlu diuji benar atau tidak benar tentang dugaan dalam suatu

penelitian serta memiliki manfaat bagi proses penelitian agar efektif

dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai

suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan dituntut

untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut

dikhususkan mengenai populasi, umunya mengenai nilai-nilai

parameter populasi, maka hipotesis itu disebut dengan hipotesis

statistic.

Sugiyono (2010:70) berpendapat bahwa hipotesis adalah :

“jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan

hanya didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

1) Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen yang dijui. Pengujian

72
dilakukan dengan uji t atau t-test, yaitu membandingkan antara

t-hitung dengan t-tabel. Uji ini dilakukan dengan cara:

 Jika t tabel > t hitung, maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

 Jika t tabel < t hitung, maka variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai

signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini

menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada

perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi

0.05, dimana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

 Jika signifikansi t > 0.05, maka variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

 Jika signifikansi t < 0.05, maka variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2) Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yang dimaksudkan dalam regresi secara simultan

terhadap variabel dependen yang diuji. Pengujian ini

menggunakan uji F yaitu membandingkan F hitung dengan F

tabel. Uji ini dilakukan dengan cara:

73
a) Jika F hitung < F tabel, maka variabel independennya

secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

b) Jika F hitung > F tabel, maka variabel independennya

secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai

signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian

menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada

perbandingan antara nilai signifikansi 0,005 dimana syarat-

syaratnya adalah sebagai berikut:

a) Jika signifikansi F < 0,005, maka variabel independen

secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Jika signifikansi F > 0,005, maka variabel independen

secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

3) Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Uji koefisen determinasi bertujuan untuk melihat

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan

variabel dependen yang dilihat melalui Adjusted R Square. Nilai

dari Adjusted R Square terletak antara 0 dan 1. Jika yang

diperoleh > 0.05, maka model yang digunakan dianggap cukup

kuat untu membuat estimasi.

74
G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi

titik perhatian. Variabel dalam peneliian ini yaitu literasi keuangan dan

inklusi keuangan perbankan syariah.

Tabel 3.2
Variabel Penelitian
1. Variabel Literasi Keuangan Syariah
Definisi Literasi keuangan merupakan pengetahuan,
keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi
sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan
dalam rangka mencapai kesejahteraan (Otoritas Jasa
Keuangan, 2017)
Referensi - Chen dan Volpe. (1998). An Analysis of Personal
Financial Literacy Among Collage Students.
Financial Service Review, 7(2): 107-128 ISSN:
1057-0810.
- Nuryana, Fatati. (2016). Literasi Keuangan
Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Madura Berdasarkan Demografi Sebagai Dasar
Penguatan Kompetensi Program Studi. Nuansa
Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan, Vol.
16, No. 1, 87-102.
- Boby Rantow Payu dan Selvi. (2018). Tingkat
Finansial Literasi Masyarakat Kota Gorontalo dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal
Frontiers Vol. 1 No. 2, 157-166.
- Khusnul Khotimah. (2019). Demografi, Faktor
Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir di
Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor
2, 551-563
- Febby Irfayunita dan Hesi Eka Puteri. (2019).
Pengaruh Financial Literacy Terhadap Preferensi
Masyarakat Kabupaten Tanah Datar Memilih
Produk-produk Pendanaan Perbankan Syariah.
Ekonomika Syariah: Jurnal of Economic Studies

75
Vol. 3 No. 1.
- Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Survei Nasional
Literasi dan Inklusi Keuangan 2016. Jakarta:
Otoritas Jasa Keuangan.
Dimensi dan Pengetahuan 1. Pengetahuan produk dan
Indikator Keuangan layanan jasa perbankan syariah
2. Pengetahuan mengelola
keuangan
3. Pengetahuan menyusun
anggaran belanja
4. Pemanfaatan perangkat
Perilaku 5. Perilaku menyusun keuangan
Keuangan 6. Perilaku pengambilan dan
penyetoran uang
7. Perilaku dengan prinsip
kehatian-hatian dalam
mengambil pembiayaan
perbankan syariah
Sikap Keuangan 8. Pentingnya melakukan
perencanaan dalam
menggunakan anggaran
9. Perlunya belajar tentang
keuangan
10. Sikap pengambilan risiko dalam
mengatur keuangan
2. Variabel Inklusi Keuangan Perbankan Syariah
Definisi Inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses pada
berbagai lembaga, produk dan layanan jasa keuangan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(Otoritas Jasa Keuangan, 2017)
Referensi - Anna Sardiana. (2018). Pengaruh Literasi Keuangan
pada Keuangan Inklusif Bank Sampah di Jakarta
Selatan. Jurnal Syi’ar Iqtishadi Vol. 2 No. 1.
- Nur Melinda Lestari. (2019). Pengaruh Tingkat
Literasi Mahasiswa Perbankan Syariah terhadap
Inklusi Keuangan Produk Perbankan Syariah dalam
Transaksi E-Commerce. Jurnal Ekonomi Islam
Volume 10, Nomor 2.

76
- Indah Rahma Sari. (2019). Inklusi Keuangan Syariah
Pada Pekerja Sektor Formal dan Informal Kab.
Bogor. Bogor Agricultural University.
- Wira Iko Putri Yanti. (2019). Pengaruh Inklusi
Keuangan dan Literasi Keuangan terhadap Kinerja
UMKM di Kecamatan Moyo Utara. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Vol. 2 No. 1.
- Putri Dyah Wardani dan Susanti. (2019). Pengaruh
Kontrol Diri, Religiusitas, Literasi Keuangan, Inklusi
Keuangan Terhadap Perilaku Menabung di Bank
Syariah Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Jurnal Akuntansi Volume 07
Nomor 02.
- Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Survei Nasional
Literasi dan Inklusi Keuangan 2016. Jakarta:
Otoritas Jasa Keuangan.
Dimensi dan Akses 11. Membuat rekening di bank
Indikator 12. Menjangkau bank syariah
13. Menjangkau fasilitas ATM bank
syariah
14. Pengambilan uang dari rekening
Ketersediaan 15. Tersedia ATM untuk penarikan
Produk dan dan penyetoran tunai
Layanan Jasa 16. Adanya kartu/uang elektronik
Keuangan 17. Adanya jasa layanan internet
18. Adanya produk pembiayaan
Penggunaan 19. Penggunaan kartu debit syariah
Produk dan 20. Penggunaan uang elektronik
Layanan Jasa 21. Penggunaan produk tabungan
Keuangan bank syariah
22. Penggunaan layanan internet
bank syariah
23. Penggunaan produk bank
syariah
Kualitas 24. Meningkatkan kemampuan
dalam mengelola keuangan
25. Merasakan manfaat bank
syariah baik produk maupun
jasa

77
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Perbankan Syariah

Perbankan Syariah di Indonesai di atur dalam Undang-Undang No.

21 Tahun 2008, antara lain otoritas fatwa dan komite perbankan syariah,

pembinaan dan pengawasan syariah, pemilihan dewan pengawas syariah

(DPS), masalah pajak, penyelesaian sengketa perbankan, dan konversi

unit usaha syariah (UUS) menjadi bank umum syariah (BUS).

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia setiap tahun,

terdapat 14 daftar Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia berdasarkan

data Statistik Perbankan Syariah Maret 2020:

a. PT. Bank Aceh Syariah

b. PT. Bank Nusa Tenggara Barat Syariah

c. PT. Bank Muamalat Indonesia

d. PT. Victoria Syariah

e. PT. Bank BRI Syariah

f. PT. Bank Jabar Banten Syariah

g. PT. Bank BNI Syariah

h. PT. Bank Syariah Mandiri

i. PT. Bank Mega Syariah

j. PT. Bank Panin Dubai Syariah

78
k. PT. Bank Syariah Bukopin

l. PT. BCA Syariah

m. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

n. PT. Maybank Syariah Indonesia

Jumlah Unit Usaha Syariah yang terdaftar di OJK ada 20 bank

umum yang membuka unit usaha syariah, sebagai berikut:

a. PT Bank Danamon Indonesia, Tbk

b. PT Bank Permata, Tbk

c. PT Bank Maybank Indonesia, Tbk

d. PT Bank CIMB Niaga, Tbk

e. PT Bank OCBC NISP, Tbk

f. PT Bank Sinarmas

g. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

h. PT BPD DKI

i. PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta

j. PT BPD Jawa Tengah

k. PT BPD Jawa Timur Tbk

l. PT BPD Sumatera Utara

m. PT BPD Jambi

n. PT BPD Sumatera Barat

o. PT BPD Riau dan Kepulauan Riau

p. PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

q. PT BPD Kalimantan Selatan

79
r. PT BPD Kalimantan Barat

s. PT BPD Kalimantan Timur

t. PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

2. Gambaran Umum Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan

Secara geografis, Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibu kota

Makassar memiliki posisi yang sangat strategis, karena terletak di tengah-

tengah Kepulauan Indonesia. Tentunya dilihat secara ekonomis daerah ini

memiliki keunggulan komparatif, dimana Selat Makassar telah menjadi

salah satu jalur pelayaran internasional, disamping itu Kota Makassar

telah pula ditetapkan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia

(KTI).

Selain memiliki keunggulan dari letak geografis tersebut, Sulawesi

Selatan juga memiliki keunggulan lain dilihat dari sisi etnik budaya,

dimana masyarakat Sulawesi Selatan yang terdiri dari berbagai etnik

budaya memiliki nilai-nilai luhur yang diangkat dari nilai tradisional dan

budaya lokal, dan secara universal dapat dipadukan dengan cara pandang

global. Nilai tersebut berfungsi sebagai rambu-rambu/koridor dalam

pelaksanaan semua aktivitas pembangunan yang diselenggarakan oleh

pemerintah maupun masyarakat. Setidaknya ada tiga etnis besar yang

mewarnai nilai-nilai luhur tersebut, yaitu etnis bugis, makassar, dan

toraja, serta etnis mandar.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari setiap keunggulan

yang dimiliki dalam mewujudkan tujuan pembangunan, maka

80
kemampuan untuk memadukan secara bijak antara potensi alam yang

strategis dengan sumber daya manusia yang telah terbekali dengan nilai-

nilai luhur di atas perlu dilakukan. Pengembangan potensi harus selalu

direncanakan dengan sebaik mungkin dan dilaksanakan seefektif dan

seefisien mungkin melalui berbagai aspek yang saling terkait, saling

mempengaruhi dan secara keseluruhan dikelola seoptimal mungkin dan

diharapkan bermuara pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Objek penelitian di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Kota

Makassar, Kota Parepare dan Kabupaten Sidenreng Rappang. Pemilihan

objek penelitian didasarkan pada luas lokasi Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan pusat kota dan

perekonomian, Kota Parepare merupakan kota dan wilayah terkecil yang

ada di Sulawesi Selatan dan Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan

kabupaten dengan wilayah sedang yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kota Makassar adalah pusat kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

Struktur ekonomi Makassar didominasi oleh peranan sektor perdagangan,

hotel dan restoran sekitar 28.09 persen diikuti sektor industri pengolahan

sekitar 23.09 persen dan ketiga adalah peranan sektor angkutan dan

komunikasi sekitar 16.23 persen. Sementara urutan ke empat dan kelima

adalah sektor jasa dan sektor keuangan. Daftar bank syariah yang ada di

Kota Makassar, yaitu

a. Bank Syariah Mandiri

b. Bank BNI Syariah

81
c. Bank BRI Syariah

d. Bank Muamalat

e. Bank Danamon Syariah

f. Bank Sulselbar Syariah

g. Bank Syariah Bukopin

h. Bank Permata Syariah

i. Bank Mega Syariah

j. Bank BTN Syariah

Kota Parepare merupakan Kabupaten/ kota dengan luas wilayah

terkecil di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu visi Kota Parepare yaitu

sebagai Bandar Madani yang artinya kondisi sebagai sebuah kota yang di

dalamnya berlangsung kehidupan yang sejahtera dan berperadaban

dengan dukungan sarana, prasarana dan fasilitas yang mencukupi. Citra

Bandar Madani ditandai oleh pencapaian pada kesejahteraan dan

peradaban yang mengkondisikan hidup yang bermartabat sesuai spirit

zaman. Adapun daftar bank syariah yang ada di Parepare, yaitu:

a. Bank Muamalat

b. Bank Syariah Mandiri

c. Bank BNI Syariah

d. Bank Danamon Solusi Emas Syariah

e. Bank BTPN Syariah

f. Bank BTN Syariah

82
Perkembangan Ekonomi Kabupaten Sidenreng Rappang dari tahun

ke tahun berfluktuasi kenaikannya bahkan dari beberapa sektor ada yang

menopang tingkat pertumbuhan yang lebih baik. Namun, pengetahuan

masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah masih sedikit dengan

ditandainya jumlah bank syariah di Kabupaten Siderenreng Rappang

hanya satu yaitu Bank BNI Syariah. Adapun beberapa bank konvensional

yang menyediakan layanan syariah kepada anak perusahaannya.

B. Deskripsi Data

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian melalui google formulir yaitu disebarkan di media sosial seperti

Whatsapp dan Facebook. Penyebaran dan pengisian kuesioner oleh responden

dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2020. Pada bagian awal kuesioner

disertakan surat pendahuluan dari peneliti serta tujuan penelitian. Hal ini

bertujuan untuk membangun hubungan dengan responden dan memotivasi

mereka untuk menjawab pertanyaan dalam kuesiner dengan sepenuh hati dan

antusias. Data demografi responden dimasukkan dalam kuesioner untuk

kepentingan dalam analisis.

Pada tahap penyebaran kuesioner ke media sosial melalui chat pribadi,

grup-grup whatsapp, jumlah responden yang mengisi google formulir yaitu

156 responden. Hasil tersebut kemudian diperiksa melalui Microsoft Excel

sehingga menunjukkan terdapat 6 responden yang mengisi sebanyak dua kali

sehingga keenam jawaban responden tersebut dikeluarkan dari kuesioner.

83
Selanjutnya hasil yang didapat kemudian dianalisis, terdapat 47 responden

yang memiliki tingkat pengeluaran perbulan sebesar kurang dari Rp.

1.000.000 dan dianggap kurang berpartisipasi dalam tingkat literasi keuangan

syariah maupun penggunaan akses perbankan syariah sehingga dianggap

tidak memenuhi kriteria sebagai sampel. Gambaran mengenai data sampel

dalam penelitian ini disajikan pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah responden yang mengisi kuesioner 156 100%
2 Jumlah kuesioner yang double 6 4%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 47 30%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 103 66%
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

C. Profil Responden

Sebelum menganalisa, terlebih dahulu akan dijabarkan karakteristik-

karakteristik responden yang diigunakan untuk melengkapi serta memperkuat

penelitian ini, karakteristik ini meliputi jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan terakhir, dan tingkat pengeluaran. Adapun uraian gambaran

responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Responden Menurut Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pria 53 51.5 51.5 51.5
Wanita 50 48.5 48.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

84
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh pria dengan jumlah 53 responden (51,5%)

dari 103 responden yang mengisi kuesioner melalui google formulir dan

sisanya sebanyak 50 responden (48,5%) adalah wanita.

2. Karakteristik Responden menurut Usia

Tabel 4.3
Responden Menurut Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18 - 25 tahun 38 36.9 36.9 36.9
26 - 35 tahun 48 46.6 46.6 83.5
36 - 50 tahun 15 14.6 14.6 98.1
Di atas 50 2 1.9 1.9 100.0
tahun
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat ditemukan bahwa responden dalam

penelitian ini berdasarkan karakteristik usia dijelaskan bahwa responden

yang berumur 18 – 25 tahun sebanyak 38 responden dengan persentase

36,9%, responden yang berumur antara 26 – 35 tahun sebanyak 48

responden dengan persentase 46,6%, responden yang berumur antara 36

– 50 tahun sebanyak 15 responden dengan persentase 14,6% dan

responden yang berumur di atas 50 tahun sebanyak 2 responden dengan

persentase 2%. Sebagian besar dalam penelitian ini responden berumur

18 – 25 tahun sebanyak 73 responden dari total 150 responden dengan

persentase 1,9%. Karena pengumpulan data dilakukan secara online

85
melalui google formulir yang kebanyakan pada usia tersebut

menggunakan smartphone untuk mengisi kuesioner.

3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 4.4
Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Lulus SMA 9 8.7 8.7 8.7
Diploma/S1/S2 94 91.3 91.3 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan responden yaitu pendidikan SMA/Lulus SMA

sebanyak 9 responden dengan persentase 8,7% dan tingkat

Diploma/S1/S2 sebanyak 94 responden dengan persentase 91,3%.

Responden terbanyak adalah pada tingkat Diploma/S1/S1 yaitu sebesar

91,3%.

4. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pengeluaran

Tabel 4.5
Responden Menurut Tingkat Pengeluaran
Freque Valid Cumulative
ncy Percent Percent Percent
Valid 1.000.000 - 3.000.000 66 64.1 64.1 64.1
3.000.000 - 8.000.000 34 33.0 33.0 97.1
> 8.000.000 3 2.9 2.9 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik responden menurut tingkat

pengeluaran yaitu responden dengan tingkat pengeluaran per bulan

86
1.000.000-3.000.000 sebanyak 66 orang dengan persentase 64,1%,

responden dengan pengeluaran antara 3.000.000 – 8.000.000 sebanyak

34 orang dengan persentase 33% dan responden dengan pengeluaran

sebesar lebih dari 8.000.000 per bulan yaitu sebanyak 3 orang dengan

persentase 2,9%. Berdasarkan karakteristik pengeluaran sebagian besar

pengeluaran masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan antara 1.000.000 –

3.000.000 sebesar 64,1%.

5. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi literasi

keuangan dan inklusi keuangan perbankan syariah diuji secara statistik

dari jawaban responden dengan hasil seperti terlihat dalam berikut ini.

a. Literasi Keuangan Syariah (X)

Tabel 4.6
Apakah Anda mengetahui secara umum produk dan layanan
jasa perbankan syariah?
LK1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 30 29.1 29.1 29.1
Ya 73 70.9 70.9 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30 responden yang

menyatakan tidak dan 73 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 70,9% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan mengetahui secara umum

produk dan layanan jasa perbankan syariah.

87
Tabel 4.7
Apakah Anda mengetahui cara mengelola keuangan yang baik
dan benar?
LK2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 37 35.9 35.9 35.9
Ya 66 64.1 64.1 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 37 responden yang

menyatakan tidak dan 66 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 64,1% dari total 103 responden, maka secara

umum masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan mengetahui cara

mengelola keuangan yang baik dan benar.

Tabel 4.8
Apakah Anda mengetahui cara menyusun anggaran belanja
bulanan dan harian?
LK3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 41 39.8 39.8 39.8
Ya 62 60.2 60.2 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 41 responden yang

menyatakan tidak dan 62 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 60,2% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan mengetahui cara menyusun

anggaran belanja bulanan dan harian.

88
Tabel 4.9
Apakah Anda mengetahui bahwa handphone dapat
dimanfaatkan sebagai perangkat canggih yang memudahkan
masyarakat untuk akses produk-produk dan jasa perbankan
syariah?
LK4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 19 18.4 18.4 18.4
Ya 84 81.6 81.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 19 responden yang

menyatakan tidak dan 84 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 81,6% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan mengetahui bahwa handphone

dapat dimanfaatkan sebagai perangkat canggih yang memudahkan

masyarakat untuk akses produk-produk dan jasa perbankan syariah.

Tabel 4.10
Dalam menyusun anggaran perlu untuk menyusun keuangan
(jangka
D panjang, jangka pendek, dan jangka menengah).
Apakah Anda melakukan hal tersebut?
D LK5
Valid Cumulative
a Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 51 49.5 49.5 49.5
r
Ya 52 50.5 50.5 100.0
i Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 51 responden yang

menyatakan tidak dan 52 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

89
menyatakan tidak sebesar 49,5% dan ya sebesar 50,5% dari total 103

responden, maka masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan mengetahui

bahwa sebagian masyarakat tidak menyusun anggaran keuangan baik

dalam jangka panjang, jangka pendek, dan jangka menengah dan

sebagian lainnya menyusun anggaran keuangan.

Tabel 4.11
Apakah Anda mengetahui bahwa perbankan syariah
memperkenalkan pengambilan tunai dan penyetoran tunai
melalui mesin ATM?
LK6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 27 26.2 26.2 26.2
Ya 76 73.8 73.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 27 responden yang

menyatakan tidak dan 76 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 73,8% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan mengetahui bahwa perbankan

syariah memperkenalkan pengambilan tunai dan penyetoran tunai

melalui mesin ATM.

Tabel 4.12
Apakah Anda menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
mengambil pinjaman/pembiayaan pada jasa perbankan syariah?
LK7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 14 13.6 13.6 13.6
Ya 89 86.4 86.4 100.0
Total 103 100.0 100.0

90
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden

menyatakan tidak dan 89 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 86,4% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan menerapkan prinsip kehati-

hatian dalam mengambil pinjaman/pembiayaan pada jasa perbankan

syariah.

Tabel 4.13
Apakah Anda menggunakan tabungan pribadi sebagai
keuangan darurat
LK8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 47 45.6 45.6 45.6
Ya 56 54.4 54.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 47 responden

menyatakan tidak dan 56 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 54,4% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan tabungan pribadi

sebagai keuangan darurat.

91
Tabel 4.14
Belajar tentang keuangan merupakan prioritas. Apakah Anda
setuju dengan hal tersebut?
LK9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 26 25.2 25.2 25.2
Ya 77 74.8 74.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 26 responden

menyatakan tidak dan 77 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 74,8% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan setuju bahwa belajar tentang

keuangan merupakan hal yang penting untuk dipelajari.

Tabel 4.15
Apakah Anda berani mengambil resiko dalam mengatur
keuangan?
LK10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 37 35.9 35.9 35.9
Ya 66 64.1 64.1 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 37 responden

menyatakan tidak dan 66 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 64,1% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar responden

berani mengambil resiko dalam mengatur keuangan.

92
b. Inklusi Keuangan Perbankan Syariah (Y)

Dalam penelitian ini variabel inklusi keuangan perbankan

syariah (Y) digunakan 12 butir pertanyaan yakni akan diuraikan

sebagai berikut:

Tabel 4.16
Sebuah rekening dapat digunakan untuk menyimpan uang,
mengirim atau menerima pembayaran, menerima gaji atau
bantuan keuangan. Apakah Anda memiliki rekening baik
sendiri atau bersama orang lain pada lembaga keuangan
formal? (baik konvensional atau syariah).
IK1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 8 7.8 7.8 7.8
Ya 95 92.2 92.2 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 8 responden

menyatakan tidak dan 95 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 92,2% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan hampir memiliki semua

rekening baik sendiri atau bersama orang lain pada lembaga keuangan

formal? (baik konvensional atau syariah).

93
Tabel 4.17
Apakah Anda mengetahui lembaga keuangan perbakan
syariah?
IK2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 14 13.6 13.6 13.6
Ya 89 86.4 86.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 14 responden

menyatakan tidak dan 89 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 86,4% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan lebih banyak yang mengetahui

lembaga keuangan perbankan syariah.

Tabel 4.18
Apakah Anda memiliki buku rekening/ATM/debit syariah?
IK3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 42 40.8 40.8 40.8
Ya 61 59.2 59.2 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 42 responden

menyatakan tidak dan 61 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan tidak 40,8% dan ya sebesar 59,2% dari total 103

responden, maka masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan banyak yang

mengetahui lembaga keuangan perbankan syariah namun yang

memiliki rekening di bank syariah yaitu 61 responden. Dalam hal ini

94
masyarakat yang memiliki rekening bank syariah yang menjadi objek

penelitian yaitu di 3 Kabupaten/Kota yang berbeda, yang diuraikan

sebagai berikut:

Tabel 4.19
Memiliki Rekening/ATM/Debit Bank Syariah
Provinsi Sulawesi Selatan
Tidak
No. Kab/Kota Memiliki Persentase Persentase
Memiliki
1 Sidrap 11 39% 17 61%
2 Parepare 24 67% 12 33%
3 Makassar 26 67% 13 33%
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat

provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki rekening di bank syariah

berbeda-beda disetiap Kabupaten/Kota yang menjadi objek penelitian

yaitu di Kabupaten Sidrap hanya 11 (39%) responden yang memiliki

dan 17 (61%) yang tidak memiliki dari total 28 responden, sehingga

hanya sedikit masyarakat di Kabupaten Sidenreng Rappang yang

dapat mengakses perbankan syariah dikarenakan jumlah dan lokasi

bank syariah masih sulit dijangkau oleh beberapa masyarakat di

Kabupaten Sidenreng Rappang.

Masyarakat Kota Parepare yang menjadi objek penelitian yang

memiliki rekening bank syariah terdapat 24 (67%) yang memiliki dan

12 (33%) yang tidak memiliki rekening di bank syariah dari total 36

responden. Jadi, sudah lebih 50% masyarakat yang dapat mengakses

perbankan syariah, hal ini dikarenakan jumlah bank syariah di Kota

Parepare sudah lebih banyak dan dapat dijangkau oleh masyarakat dan

95
Kota Parepare juga merupakan kota kecil di Provinsi Sulawesi Selatan

sehingga memudahkan masyarakat dalam mengakses lembaga

keuangan termasuk perbankan syariah.

Kota Makassar merupakan pusat kota maupun perekonomian

yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Responden yang memiliki

rekening bank syariah yang berdomisili di Kota Makassar sebanyak

26 (67%) responden dan yang tidak memiliki 13 (33%) responden dari

total 39 responden. Sehingga, akses terhadap bank syariah di Kota

Makassar sudah terbilang cukup baik dengan jumlah kantor bank

syariah maupun layanan bank syariah yang sudah bisa diakses lebih

mudah oleh masyarakat dibandingkan dengan Kabupaten Sidenreng

Rappang.

Tabel 4.20
Apakah kartu ATM/kartu debit syariah tersebut
menggunakan nama Anda?
IK4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 47 45.6 45.6 45.6
Ya 56 54.4 54.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 47 responden

menyatakan tidak dan 56 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan tidak 45,6% dan ya sebesar 54,4% dari total 103

responden, maka masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang

menggunakan nama sendiri di Bank Syariah sebanyak 56 responden

96
dan 5 responden yang memiliki rekening di Bank Syariah pada tabel

4.19 atas nama orang lain.

Tabel 4.21
Apakah Anda pernah menggunakan kartu ATM/kartu debit
syariah Anda untuk melakukan transaksi pembelian secara
langsung selama 12 bulan ini?
IK5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 62 60.2 60.2 60.2
Ya 41 39.8 39.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 62 responden

menyatakan tidak dan 41 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan tidak 60,2% dan ya sebesar 39,8% dari total 103

responden, maka masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang

menggunakan kartu ATM/kartu debit syariahnya untuk melakukan

transaksi pembelian secara langsung selama 12 bulan ini terhitung

sedikit dari jumlah yang memiliki rekening bank syariah yaitu

sebanyak 61 responden namun yang menggunakan hanya 41

responden.

Tabel 4.22
Selain kartu ATM/kartu debit syariah, apakah Anda memiliki
uang elektronik yang dapat digunakan untuk membayar atau
membeli barang di berbagai tempat? (contoh: e-money)?
IK6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 56 54.4 54.4 54.4
Ya 47 45.6 45.6 100.0

97
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 56 responden

menyatakan tidak dan 47 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan tidak 54,4% dan ya sebesar 45,6% dari total 103

responden, maka masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki

uang elektronik masih terhitung sedikit yaitu di bawah 50% dari total

responden.

Tabel 4.23
Dalam 12 bulan terakhir, apakah ada uang
didepositkan/dimasukkan pada rekening Anda atau
Keluarga? Hal ini termasuk deposit secara tunai atau
elektronik, atau uang dimasukkan pada rekening Anda oleh
Anda sendiri, keluarga, atasan, orang lain, atau lembaga.
IK7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 26 25.2 25.2 25.2
Ya 77 74.8 74.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 26 responden

menyatakan tidak dan 77 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan tidak sebesar 25,2% dan ya sebesar 74,8% dari total 103

responden, maka masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan dalam 12

bulan terakhir melakukan mendepositkan/memasukkan uang pada

rekening bank syariah miliknya maupun oleh keluarga, atasan, orang

lain maupun lembaga.

98
Tabel 4.24
Dalam 12 bulan terakhir apakah Anda pernah melakukan
transaksi dari uang di rekening Bank Syariah Anda melalui
handphone (sms banking atau mobile banking)? Hal ini
termasuk menggunakan handphone dalam pembayaran,
membeli barang, menerima atau mengirim uang
IK8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 69 67.0 67.0 67.0
Ya 34 33.0 33.0 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 69 responden

menyatakan tidak dan 34 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan tidak sebesar 67% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan dalam 12 bulan terakhir tidak

pernah melakukan transaksi dari uang di rekening Bank Syariah

melalui handphone (sms banking atau mobile banking) yang berarti

belum memanfaatkan fasilitas bank syariah yang ada.

Tabel 4.25
Dalam 12 bulan terakhir, apakah Anda secara pribadi
menyimpan atau menyisihkan uang?
IK9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 20 19.4 19.4 19.4
Ya 83 80.6 80.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 responden

menyatakan tidak dan 83 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

99
menyatakan ya sebesar 80,6% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan dalam 12 bulan terakhir secara

pribadi menyimpan atau menyisihkan uangnya.

Tabel 4.26
Dalam 12 bulan terakhir, apakah Anda secara sendiri atau
bersama orang lain pernah menggunakan jasa
pembiayaan/pinjaman pada bank syariah?
IK10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 92 89.3 89.3 89.3
Ya 11 10.7 10.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 92 responden

menyatakan tidak dan 11 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan tidak sebesar 89,3% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan dalam 12 bulan terakhir secara

pribadi atau bersama dengan orang lain tidak menggunakan jasa

pembiayaan/pinjaman pada bank syariah.

Tabel 4.27
Dengan mengakses perbankan syariah dapat meningkatkan
kemampuan Anda dalam mengelola keuangan?
IK11
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 45 43.7 43.7 43.7
Ya 58 56.3 56.3 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 45 responden

menyatakan tidak dan 58 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 56,3% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang mengakses perbankan

syariah menyadari bahwa dapat meningkatkan kemampuannya dalam

mengelola keuangan.

Tabel 4.28
Apakah Anda merasakan manfaat yang telah disediakan perbankan
syariah baik produk maupun layanan jasa bank syariah?
IK12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 37 35.9 35.9 35.9
Ya 66 64.1 64.1 100.0
Total 103 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 37 responden

menyatakan tidak dan 66 responden menyatakan ya. Jika dilihat yang

menyatakan ya sebesar 64,1% dari total 103 responden, maka

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan dapat merasakan manfaat yang

telah disediakan perbankan syariah baik produk maupun layanan jasa

bank syariah.

101
D. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan

Syariah di Provinsi Sulawesi Selatan

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menganalisa data berdasarkan

hasil jawaban responden terhadap masing-masing indikator pengukur

variabel. Analisis deskriptif pada penelitian ini yaitu:

Tabel 4.29
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Minim Maxim Std.
N um um Sum Mean Deviation
Literasi Keuangan 103 0 10 701 6,81 2.401
Inklusi Keuangan
103 1 12 718 6,97 3.136
Perbankan Syariah
Valid N (listwise) 103
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, variabel literasi keuangan syariah memiliki

jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar

0, jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner

sebesar 10, rata-rata jawaban responden yang didapat dari penyebaran

kuesioner sebesar 6,81 dan standar deviasi sebesar 2,401.

Adapun indeks literasi keuangan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil keseluruhan

variabel literasi keuangan syariah memperoleh indeks literasi keuangan

syariah dari 103 responden sebesar 68% dari tiga pertanyaan indikator yaitu

pengetahuan keuangan, perilaku keuangan dan sikap keuangan. Dapat

102
diketahui bahwa literasi keuangan syariah masyarakat Provinsi Sulawesi

Selatan termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan interval data sebesar 60

≤ 80 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan, perilaku dan sikap keuangan

merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat literasi keuanagn. Tiga

pertanyaan indikator dalam literasi keuangan dapat menjadi modal yang kuat

untuk membantu masyarakat dalam mengatasi resiko yang mungkin terjadi

dalam proses pengelolaan dan pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan kehidupan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Variabel inklusi keuangan perbankan syaraih memiliki jawaban

minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 1

jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner

sebesar 12, rata-rata jawaban responden yang didapat dari penyebaran

kuesioner sebesar 6,97.

Adapun indeks inklusi keuangan perbankan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil keseluruhan

variabel inklusi keuangan perbankan syariah memperoleh indeks inklusi

keuangan perbankan syariah dari 103 responden sebesar 58% dari empat

indikator pertanyaan yaitu akses, ketersediaan produk dan layanan jasa

keuangan, penggunaan produk dan layanan jasa keuangan dan kualitas. Dapat

diketahui bahwa indeks inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat

Provinsi Sulawesi Selatan termasuk dalam kategori rendah yaitu <60 persen.

103
Hal ini menunjukkan bahwa akses, ketersediaan produk dan layanan

jasa keuangan, penggunaan produk dan layanan jasa keuangan dan kualitas

lembaga keuangan perbankan syariah sangat diperlukan oleh masyarakat

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat provinsi Sulawesi

Selatan itu sendiri.

Berikut ini tabel indeks literasi keuangan syariah dan inklusi keuangan

perbankan syariah masyarakat di Kab/Kota yang ada di Provinisi Sulawesi

Selatan yang menjadi objek penelitian:

1. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan

Syariah Kabupaten Sidenreng Rappang

Tabel 4.30
Descriptive Statistics
Minim Maxim Std.
N um um Sum Mean Deviation
Literasi Keuangan 28 0 10 170 6.07 2.693
Inklusi Keuangan
28 2 11 160 5.71 2.594
Perbankan Syariah
Valid N (listwise) 28
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, variabel literasi keuangan syariah

memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran

kuesioner sebesar 0, jawaban maksimum responden yang didapat dari

penyebaran kuesioner sebesar 10, rata-rata jawaban responden yang

didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 6,07 dan standar deviasi

sebesar 2,693.

104
Adapun indeks literasi keuangan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil

keseluruhan variabel literasi keuangan syariah memperoleh indeks

inklusi keuangan perbankan syariah dari 28 responden sebesar 61%.

Dapat diketahui bahwa literasi keuangan syariah masyarakat Kabupaten

Sidenreng Rappang termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan

interval data sebesar 60 ≤ 80 persen.

Variabel inklusi keuangan perbankan syaraih memiliki jawaban

minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 2

jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner

sebesar 11, rata-rata jawaban responden yang didapat dari penyebaran

kuesioner sebesar 5,71 dan standar deviasi sebesar 2,594.

Adapun indeks inklusi keuangan perbankan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil

keseluruhan variabel inklusi keuangan perbankan syariah memperoleh

indeks inklusi keuangan perbankan syariah dari 28 responden sebesar

58%. Dapat diketahui bahwa inklusi keuangan perbankan syariah

masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang termasuk dalam kategori

rendah yaitu dengan interval data sebesar < 60 persen.

105
2. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan

Syariah Kota Parepare

Tabel 4.31
Descriptive Statistics
Minim Maxim Std.
N um um Sum Mean Deviation
Literasi Keuangan 36 3 10 263 7.31 2.175
Inklusi Keuangan
36 1 12 258 7.17 3.517
Perbankan Syariah
Valid N (listwise) 36
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, variabel literasi keuangan syariah

memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran

kuesioner sebesar 3, jawaban maksimum responden yang didapat dari

penyebaran kuesioner sebesar 10, rata-rata jawaban responden yang

didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 7,31 dan standar deviasi

sebesar 2,715.

Adapun indeks literasi keuangan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil

keseluruhan variabel literasi keuangan syariah memperoleh indeks

inklusi keuangan perbankan syariah dari 36 responden sebesar 73%.

Dapat diketahui bahwa literasi keuangan syariah masyarakat Kota

Parepare termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan interval data

sebesar 60 ≤ 80 persen.

106
Variabel inklusi keuangan perbankan syaraih memiliki jawaban

minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 1

jawaban maksumim responden yang didapat dari penyebaran kuesioner

sebesar 12, rata-rata jawaban responden yang didapat dari penyebaran

kuesioner sebesar 7,17 dan standar deviasi sebesar 3,517.

Adapun indeks inklusi keuangan perbankan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil

keseluruhan variabel inklusi keuangan perbankan syariah memperoleh

indeks inklusi keuangan perbankan syariah dari 28 responden sebesar

60%. Dapat diketahui bahwa inklusi keuangan perbankan syariah

masyarakat Kota Parepare termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan

interval data sebesar 60 ≤ 80 persen.

3. Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Inklusi Keuangan Perbankan

Syariah Kota Makassar

Tabel 4.32
Descriptive Statistics
Minim Maxim Std.
N um um Sum Mean Deviation
Literasi Keuangan 39 2 10 268 6.87 2.308
Inklusi Keuangan
39 1 12 300 7.69 3.912
Perbankan Syariah
Valid N (listwise) 39
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, variabel literasi keuangan syariah

memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari peneybaran

107
kuesioner sebesar 2, jawaban maksimum responden yang didapat dari

penyebaran kuesioner sebesar 10, rata-rata jawaban responden yang

didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 6,87 dan standar deviasi

sebesar 2,308.

Adapun indeks literasi keuangan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil

keseluruhan variabel literasi keuangan syariah memperoleh indeks

inklusi keuangan perbankan syariah dari 39 responden sebesar 69%.

Dapat diketahui bahwa literasi keuangan syariah masyarakat Kota

Makassar termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan interval data

sebesar 60 ≤ 80 persen.

Variabel inklusi keuangan perbankan syaraih memiliki jawaban

minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 1

jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner

sebesar 12, rata-rata jawaban responden yang didapat dari penyebaran

kuesioner sebesar 7,69% dan standar deviasi sebesar 2,912.

Adapun indeks inklusi keuangan perbankan syariah yaitu:

Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil

keseluruhan variabel inklusi keuangan perbankan syariah memperoleh

indeks inklusi keuangan perbankan syariah dari 28 responden sebesar

108
64%. Dapat diketahui bahwa inklusi keuangan perbankan syariah

masyarakat Kota Makassar termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan

interval data sebesar 60 ≤ 80 persen.

4. Pengelolaan Keuangan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 4.33
Tujuan Keuangan
No Keterangan Sidrap Parepare Makassar Sulsel
Memenuhi kebutuhan pokok
1 93% 83% 85% 86%
sehari-hari
2 Mempertahankan hidup 46% 53% 56% 52%
Membayar biaya pendidikan 39% 36% 26% 33%
3
anak
4 Mempersiapkan hari tua 46% 56% 49% 50%
5 Membayar biaya pendidikan 36% 22% 26% 27%
6 Mengembangkan usaha 43% 53% 41% 46%
7 Meningkatkan kualitas hidup 32% 56% 31% 40%
8 Menyediakan dana darurat 54% 64% 49% 55%
9 Memenuhi biaya kesehatan 43% 53% 41% 46%
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, tujuan keuangan berdasarkan jawaban

responden yaitu masyarakat Sulawesi Selatan didominasi dengan tujuan

dari keuangan yaitu memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dengan

persentase 86% dari jumlah responden 103. Hal tersebut terlihat di tiga

Kabupaten/Kota yang menjadi tempat pengambilan sampel yaitu

Kabupaten Sidrap sebesar 93% dari 28 responden, Kota Parepare sebesar

83% dari 36 responden dan Kota Makassar sebesar 85% dari 39

responden.

Kemudian urutan kedua yang menjadi tujuan keuangan yaitu

menyediakan dana darurat dengan rata-rata provinsi Sulawesi Selatan

109
sebesar 56%. Urutan ketiga yaitu mempertahankan hidup dengan

persentase 52% dan yang lainnya pada tabel di atas berada di bawah

50%. Sehingga masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya dalam

mengelola keuangan yang menjadi tujuan utamanya yaitu untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Memiliki tujuan keuangan berdasarkan hasil survei Otoritas Jasa

Keuangan pada tahun 2016 yaitu memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari

juga memiliki persentase tertinggi dibandingkan dengan tujuan keuangan

lainnya yaitu sebesar 50,7%. Sehingga, tujuan keuangan masyarakat

mengalami peningkatan pada tahun 2020 berdasarkan penyebaran

kuesioner kepada masyarakat Sulawesi Selatan sebesar 86% untuk tujuan

keuangan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tabel 4.34
Upaya Mencapai Tujuan Keuangan
No Keterangan Sidrap Parepare Makassar Sulsel
1 Menabung 82% 92% 85% 86%
2 Menyusun rencana keuangan 71% 56% 69% 65%
3 Bekerja/mencari pekerjaan 43% 33% 51% 43%
4 Mengurangi pengeluaran 36% 28% 51% 39%
Mengembangkan usaha
5 32% 25% 54% 38%
mandiri
6 Mencari pinjaman 7% 6% 15% 10%
Mencari alternatif sumber
7 4% 3% 18% 9%
utang
Meningkatkan plafon
8 4% 0% 10% 5%
pinjaman
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, upaya mencapai tujuan keuangan

berdasarkan jawaban responden yaitu masyarakat Sulawesi Selatan yaitu

menabung dengan persentase 86% dari jumlah responden 103. Hal

110
tersebut terlihat di tiga Kabupaten/Kota yang menjadi tempat

pengambilan sampel yaitu Kabupaten Sidrap sebesar 82% dari 28

responden, Kota Parepare sebesar 92% dari 36 responden dan Kota

Makassar sebesar 85% dari 39 responden.

Kemudian urutan kedua yang menjadi upaya mencapai tujuan

keuangan yaitu menyusun rencana keuangan dengan rata-rata provinsi

Sulawesi Selatan sebesar 65%. Urutan ketiga yaitu bekerja/mencari

pekerjaan dengan persentase 43%. Sehingga masyarakat Sulawesi

Selatan pada umumnya dalam upaya mencapai tujuan keuangan yang

dilakukan yaitu dengan menabung. Adapun yang menjadi persentase

terendah dalam upaya mencapai tujuan keuangan yaitu meningkatkan

flapon pinjaman sebesar 5%.

Dalam upaya mencapai tujuan keuangan berdasarkan hasil survei

Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2016 yaitu menabung juga memiliki

persentase tertinggi dibandingkan dengan tujuan keuangan lainnya yaitu

sebesar 74,6%. Sehingga, upaya mencapai tujuan keuangan masyarakat

mengalami peningkatan pada tahun 2020 berdasarkan penyebaran

kuesioner kepada masyarakat Sulawesi Selatan sebesar 86% yaitu dengan

menabung. Begitupun dengan upaya mencapai tujuan keuangan lainnya

juga mengalami peningkatan sebagaimana yang tertera pada tabel 4.42 di

atas.

111
5. Pengetahuan Produk dan Layanan Jasa Perbankan Syariah

Tabel 4.35
Pengetahuan Produk dan Layanan Jasa Perbankan Syariah
No Keterangan Sidrap Parepare Makassar Sulsel
1 Tabungan 96% 100% 100% 99%
2 Deposito 29% 56% 62% 50%
3 Giro 4% 36% 41% 29%
4 Transfer 57% 64% 79% 68%
5 Pembiayaan/kredit 18% 17% 33% 23%
6 Kredit Usaha Rakyat (KUR) 18% 22% 21% 20%
7 Kredit/pembiayaan mikro 11% 17% 31% 20%
Kredit/pembiayaan
8 18% 17% 46% 28%
kendaraan
9 Uang elektronik 21% 42% 54% 41%
10 Gadai/rahn 21% 39% 41% 35%
11 Sewa/ijarah 14% 33% 31% 27%
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, pengetahuan produk dan layanan jasa

perbankan syariah masyarakat Sulawesi Selatan yang paling banyak

diketahui oleh masyarakat adalah produk tabungan yaitu sebesar 99%.

Adapun layanan jasa perbankan syariah yaitu transfer dengan persentase

68% dari jumlah responden sebanyak 103. Sehingga masyarakat secara

umum mengetahui beberapa produk dan layanan jasa perbankan syariah

namun belum mengakses perbankan syariah. Hal ini dapat dilihat bahwa

masih banyak masyarakat yang belum memiliki rekening di bank syariah,

terutama pada daerah kabupaten yang masih sulit mendapatkan kantor

bank syariah maupun layanan bank syariah.

112
6. Alasan Tidak Memiliki Rekening Bank Syariah

Tabel 4.36
Alasan Tidak Memiliki Rekening Bank Syariah
No Keterangan Sidrap Parepare Makassar Sulsel
Karena bank syariah yang
1 82% 17% 8% 40%
terlalu jauh
Karena jasa bank syariah
2 0% 17% 31% 14%
yang terlalu mahal
Karena tidak memiliki
3 dokumen yang cukup untuk 0% 0% 0% 0%
menggunakan bank syariah
Karena tidak memiliki uang
4 yang cukup untuk 0% 17% 0% 5%
menggunakan bank syariah
Karena salah satu anggota
5 keluarga sudah mempunyai 18% 8% 8% 12%
akun
Karena tidak bisa
6 0% 8% 8% 5%
mendapatkan akun
Karena tidak memiliki
kebutuhan untuk
7 0% 33% 46% 24%
menggunakan jasa bank
syariah
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, alasan masyarakat Sulawesi Selatan tidak

memiliki rekening di bank syariah dari 103 responden pada penelitian ini

jumlah responden yang memiliki rekening di bank syariah sebanyak 61

responden dan yang tidak memiliki sebanyak 42 responden sebagaimana

telah dipaparkan pada hasil deskriptif analisis. Alasan dengan persentase

tertinggi yaitu karena bank syariah terlalu jauh sebesar 40%. Alasan ini

paling banyak dipilih oleh responden dari Kabupaten Sidrap sebanyak 14

responden dengan persentase 82% dari 17 responden yang tidak memiliki

rekening bank syariah di Kabupaten Sidrap. Di Kota Parepare alasan yang

113
paling banyak dipilih oleh responden yaitu karena tidak memiliki

kebutuhan untuk menggunakan jasa bank syariah yaitu sebesar 33% dan di

Kota Makassar alan yang paling banyak dipilih yaitu sama dengan Kota

Parepare yaitu sebesar 46%.

E. Analisis Hasil Penelitian Data Kuantitatif

Analisis hasil penelitian terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik,

analisis regresi sederhana dan uji hipotesis. Masing-masing dari uji tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

1. Hasil Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas Instrumen

Tabel 4.37
Hasil Uji Validitas Literasi Keuangan
Instrumen R hitung R tabel Ket.
LK1 ,601** ,191 Valid
LK2 ,625** ,191 Valid
LK3 ,722** ,191 Valid
LK4 ,433** ,191 Valid
LK5 ,708** ,191 Valid
LK6 ,460** ,191 Valid
LK7 ,406** ,191 Valid
LK8 ,415** ,191 Valid
LK9 ,355** ,191 Valid
LK10 ,498** ,191 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

literasi keuangan memiliki kriteria yang valid untuk semua item

pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari r tabel.

114
Di bawah ini adalah hasil uji validitas untuk variabel inklusi

keuangan perbankan syariah:

Tabel 4.38
Hasil Uji Validitas Inklusi Keuangan Perbankan Syariah
Instrumen R hitung R tabel Ket.
IK1 ,439** ,191 Valid
IK2 ,414** ,191 Valid
IK3 ,841** ,191 Valid
IK4 ,810** ,191 Valid
IK5 ,732** ,191 Valid
IK6 ,433** ,191 Valid
IK7 ,525** ,191 Valid
IK8 ,662** ,191 Valid
IK9 ,342** ,191 Valid
IK10 ,305** ,191 Valid
IK11 ,719** ,191 Valid
IK12 ,719** ,191 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

literasi keuangan memiliki kriteria yang valid untuk semua item

pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari r tabel.

b. Uji Reabilitas Instrumen

Instrumen yang telah dinyatakan valid dilanjutkan untuk diuji

reabilitasnya. Reabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan instrumen yang

sama pula. Kriteria suatu instrumen dikatakan reliable jika

menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berikut hasil perhitungan

reabilitas instrumen.

115
Tabel 4.39
Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Ket.
Literasi Keuangan ,711 Reliabel
Inklusi Keuangan ,833 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari

22 item pertanyaan dari kedua variabel penelitian telah reliabel,

karena Cronbach’s Alpha > 0,60. Maka sebagaimana dapat

disimpulkan bahwa ke-22 atau semua item pertanyaan angket untuk

variabel Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan adalah reliable atau

konsisten sehingga telah layak dilanjtkan pada proses analisis data.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Gambar 4.1 berikut ini menunjukkan hasil uji normalitas

dengan menggunakan grafik histogram

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data primer yang diolah, 2020

116
Gambar 4.1 di atas menunujukkan hasil pengujian normalitas

berupa grafik histogram. Dalam grafik histogram tersebut dapat

terlihat bahwa garis tersebut membentuk gunung dan terlihat

sempurna dengan kaki yang simetris, maka dapat disimpulkan bahwa

data dalam penelitian berdistribusi normal.

Gambar 4.2 berikut menyajikan hasil uji normalitas

menggunakan grafik p-plot:

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Gambar 4.2 menunjukkan hasil pengujian normalitas berupa

grafik normal probability plot. Grafik normal p-plot menunjukkan

bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, serta tidak menjauh dari garis diagonal. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa regresi memenuhi asumsi

normalitas.

117
b. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji heteroskedastisitas

dengan menggunakan grafik scatterplot.

Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Dari hasil uji heteroskedastistas di atas dapat disimpulkan

bahwa grafik menunjukkan bahwa grafik menunjukkan titik-titik yang

menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu

Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastistas pada

model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan

untuk memprediksi inklusi keuangan perbankan syariah berdasarkan

literasi keuangan.

Tabel 4.40 di bawah ini menunjukkan hasil uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser.

118
Tabel 4.40
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.430 .391 6.216 .000
Literasi Keuangan -.039 .054 -.071 -.720 .473
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.40 di atas terlihat bahwa variabel

independen literasi keuangan mempunyai nilai signifikansi di atas

0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada

persamaan regresi.

3. Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana

Berikut ini adalah tabel model regresi yang terbentuk dalam

penelitian ini

Tabel 4.41
Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.759 .759 2.316 .023
Literasi Keuangan .766 .105 .586 7.277 .000
a. Dependent Variable: Inklusi Keuangan
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.41 di atas, model regresi yang terbentuk

berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:

Y = 1,759 + 0,766 + è

119
Berdasarkan model regresi tersebut, maka dapat dijelaskan

bahwa:

a. Konstanta sebesar 1,759 memiliki arti apabila variabel independen

yaitu literasi keuangan syariah dianggap bernilai konstan (bernilai 1),

maka variabel dependen yaitu inklusi keuangan perbankan syariah

akan mengalami kenaikan sebesar 1,759 satuan.

b. Variabel literasi keuangan syariah menunjukkan koefisien nilai regresi

sebesar 0,766, artinya apabila variabel literasi keuangan syariah

mengalami kenaikan 1 (satu) satuan, maka variabel inklusi keuangan

perbankan syariah mengalami kenaikan sebesar 0,766.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Statistik t

Tabel berikut menunjukkan hasil uji statistic t untuk variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.42
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.759 .759 2.316 .023
Literasi Keuangan .766 .105 .586 7.277 .000
a. Dependent Variable: Inklusi Keuangan
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

120
Hipotesis:

H0 : β1 = 0 (Literasi Keuangan Syariah tidak berpengaruh terhadap

inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat Provinsi

Sulawesi Selatan)

Ha : β1 ≠ 0 (Literasi Keuangan Syariah berpengaruh terhadap

inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat Provinsi

Sulawesi Selatan)

Pengolahan uji t dilakukan secara parsial pada variabel bebas

yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Pengaruh secara parsial

dapat dilihat dari perbandingan nilai signifikan yang telah ditentukan

yaitu 0,05. Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa dari

hasil uji t pada variabel literasi keuangan syariah dengan

menggunakan uji dua arah α/2 = 0,05/2 = 0,0025 dimana df 2 = n – k –

1 = 103 – 1 – 1 = 101, sehingga didapatkan ttabel 1,983 < thitung 7,277.

Secara statistik variabel ini berpengaruh secara siginifikan terhadap

inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat Provinsi Sulawesi

Selatan dengan nilai signifikan (<0,05) yaitu 0,000, jadi dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa literasi

keuangan syariah berpengaruh terhadap inklusi keuangan perbankan

syariah masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.

121
b. Hasil Uji Statistik F

Hipotesis:

H01 : β1 = 0 (Literasi Keuangan Syariah secara simultan tidak

berpengaruh terhadap inklusi keuangan perbankan syariah

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan)

Ha1 : β1 = 0 (Literasi Keuangan Syariah secara simultan

berpengaruh terhadap inklusi keuangan perbankan syariah

masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan)

Tabel 4.43
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 344.959 1 344.959 52.953 .000b
Residual 657.954 101 6.514
Total 1002.913 102
a. Dependent Variable: Inklusi Keuangan
b. Predictors: (Constant), Literasi Keuangan
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.43 diketahui bahwa nilai df1 adalah 1, df2

adalah 101, maka ftabel 3,935. Dengan demikian fhitung 52,953 > 3,935

dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa

literasi keuangan syariah secara simultan berpengaruh terhadap inklusi

keuangan perbankan syariah masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

122
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.44 di bawah ini menunjukkan hasil koefisien

determinasi untuk variabel literasi keuangan syariah terhadap inklusi

keuangan perbankan syariah.

Tabel 4.44
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .586 .344 .337 2.552
a. Predictors: (Constant), Literasi Keuangan
b. Dependent Variable: Inklusi Keuangan
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Tabel 4.44 di atas menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar

0,337. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel literasi keuangan

syariah dapat menjelaskan 33,7% variasi inklusi keuangan perbankan

syariah. Sedangkan sisanya, yaitu 66,3% dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Indeks Literasi Keuangan Syariah Masyarakat Provinsi Sulawesi

Selatan

Indeks literasi keuangan syariah masyarakat di Sulawesi Selatan

rata-rata jawaban responden sebesar 68% dari tiga pertanyaan indikator

yaitu pengetahuan keuangan, perilaku keuangan dan sikap keuangan.

Dapat diketahui bahwa literasi keuangan syariah masyarakat Provinsi

123
Sulawesi Selatan termasuk dalam kategori sedang yaitu 60 persen sampai

79 persen.

Chen dan Volpe (1998) mengkategorikan literasi keuangan

personal menjadi 3 kelompok, yaitu 1) <60% yang berarti individu

memiliki pengetahuan tentang keuangan yang rendah 2) 60%-79%, yang

berarti individu memiliki pengetahuan keuangan yang sedang 3) > 80%

yang menunjukkan bahwa individu memiliki penegtahuan keuangan yang

tinggi.

Menurut Baby Rantow Payu dan Selvi (2018), dalam

penelitiannya yang berjudul tingkat financial literasi masyarakat kota

Gorontalo dan faktor-faktor yang memperngaruhinya bahwa literasi

keuangan Literasi keuangan untuk produk keuangan konvensional

(tabungan, kredit, asuransi, dana pensiun), literasi masyarakat sudah

sangan baik. Sedangkan untuk produk non-konvensional, tingkat literasi

masyarakat masih sangat rendah. Rendahnya literasi masyarakat

Gorontalo untuk produk keuangan non-konvensional merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan masyarakat mudah untuk tergiur pada

tawaran investasi yang menawarkan return yang tinggi.

Dengan tingkat literasi keuangan syariah masyarakat provinsi

Sulawesi Selatan yang masuk dalam kategori sedang, salah satu

akademisi dan peneliti di bidang ekonomi Islam (Mega Octaviany,

Personal Communication, 2020, Juli 16) mengatakan bahwa strategi yang

harus dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan pengetahuan

124
masyarakat mengenai perbankan syariah yaitu meningkatkan sosialisasi

dan edukasi kepada masyarakat mengenai bank syariah sehingga

postioning bank syariah bagus di masyarakat dengan bekerjasama antara

akademisi, bank syariah, lembaga pengawas perbankan syariah (Otoritas

Jasa Keuangan dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah).

2. Indeks Inklusi Keuangan Perbankan Syariah Masyarakat Provinsi

Sulawesi Selatan

Indeks inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat di

Sulawesi Selatan adalah berdasarkan hasil keseluruhan pada variabel

inklusi keuangan yaitu 58% dari empat indikator pertanyaan yaitu akses,

ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan, penggunaan produk dan

layanan jasa keuangan dan kualitas. Dapat diketahui bahwa indeks

inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat Provinsi Sulawesi

Selatan termasuk dalam kategori rendah yaitu <60 persen.

Indeks inklusi keuangan syariah menurut survei Otoritas Jasa

Keuangan Syariah pada tahun 2016 di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar

9,6% mengalami peningkatan berdasarkan penelitian ini yaitu sebesar

58% meskipun masih terbilang rendah berdasarkan teori di atas.

Berdasarkan wawancara kepada akademisi perbankan syariah

selaku dosen dan ketua program studi perbankan syariah di Universitas

Muhammadiyah Parepare berpendapat bahwa langkah yang harusnya

dilakukan oleh pemerintah dan OJK agar masyarakat lebih mudah dalam

mengakses perbankan syariah yaitu sebaiknya dibuka cabang atau unit

125
usaha syariah di daerah agar masyarakat tidak hanya mengetahui konsep

tetapi dapat juga menggunakan fasilitas bank syariah. Untuk OJK

sebaiknya melaksanakan kegiatan pameran-pameran yang berkaitan

dengan keuangan syariah diselenggarakan di daerah-daerah pedesaan.

Hasil wawancara di atas sejalan dengan penelitian Febby

Irfayunita dan Hesi Eka Puteri (2019) dalam penelitiannya bahwa dengan

meningkatkan preferensi masyarakat dalam memilih produk-produk

pendanaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah, baik dalam produk

deposito, tabungan wadiah dan mudharabah dan produk-produk

pedanaan lainnya dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap bank

syariah sehingga indeks inklusi keuangan perbankan syariah pada

masyarakat dapat mengalami peningkatan.

Ruang lingkup dalam rangka peningkatan inklusi keuangan

meliputi (Otoritas Jasa Keuangan, 2017:78) :

a. Perluasan akses terhadap lembaga, produk dan layanan jasa keuangan

kepada target konsumen

b. Penyediaan produk dan layanan jasa keuangan, termasuk penciptaan

skema atau pengembangan produk dan layanan jasa keuangan yang

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan konsumen dan masyarakat.

3. Pengaruh Literasi Keuangan Syariah terhadap Inklusi Keuangan

Perbankan Syariah Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa literasi keuangan syariah

berpengaruh positif signifikan terhadap inklusi keuangan perbankan

126
syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Anna

Sardiana (2018) yang menunjukkan bahwa secara simultan variabel

literasi keuangan terhadap keuangan inklusif bank sampah dengan hasil

penelitian yaitu terdapat pengaruh yang signifikan literasi keuangan

terhadap keuangan inklusif pengguaan bank sampah. Adapun

berdasarkan variabel literasi keuangan, yaitu pengetahuan, ability dan

sikap/perilaku, penggunaan bank sampah secara signifikan dipengaruhi

oleh variabel sikap/perilaku.

Kemudian diikuti oleh Lestari (2019) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan pada tingkat literasi keuangan

mahasiswa perbankan syariah dan inklusi keuangan produk perbankan

syariah dalam transaksi e-commerce.

Menurut hasil wawancara kepada salah satu karyawan bank

syariah di Sulawesi Selatan (Darmawan) mengemukakan bahwa Literasi

keuangan syariah sangat berperan penting dalam inklusi keuangan

perbankan syariah karena dengan adanya pengetahuan masyarakat

mengenai keuangan syariah akan dengan sendirnya mengakses lembaga

keuangan syariah pada umumnya dan perbankan syariah pada khususnya.

Hal ini sejalan dengan Otoritas Jasa Keuangan bahwa adanya

hubungan positif antara literasi keuangan dan inklusi keuangan dalam hal

ini kemampuan seseorang memanfaatkan produk dan layanan jasa

keuangan. Namun, hasil pengujian literasi keuangan syariah dan inklusi

keuangan syariah relative lebih lemah dibandingkan dengan korelasi

127
antara literasi keuangan dan inklusi keuangan konvensional. Artinya,

belum tentu masyarakat dengan literasi keuangan syariah yang baik

menggunakan produk dan layanan jasa keuangan syariah.

Literasi keuangan syariah menurut Rahim, et.al (2016:32-35)

merupakan kemampuan seseorang dalam pengetahuan keuangan,

keterampilan dan sikapnya dalam mengelola sumber daya keuangan

menurut ajaran Islam. Selain itu, juga literasi keuangan syariah

merupakan kewajiban seluruh agama bagi setiap warga muslim karena

hal tersebut berdampak pada realisasi Al Falah (kesuksesan) di dunia dan

akhirat.

Menurut Febby Irfayunita dan Hesi Eka Puteri (2019) dalam

penelitian yang berjudul pengaruh financial literacy terhadap preferensi

masyarakat kabupaten tanah datar memilih produk-produk pendanaan

perbankan syariah bahwa peningkatan financial literacy yang dilakukan

oleh masyarakat Kabupaten Tanah Datar yang menjadi responden dalam

penelitian ini mampu meningkatakan preferensi masyarakat dalam

memilih produk-produk pendanaan yang ditawarkan oleh perbankan

syariah, baik dalam produk deposito, tabungan wadiah dan mudharabah

dan produk-produk pendanaan lainnya. Sehingga dapat mempengaruhi

akses atau inklusi keuangan dalam perbankan syariah. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian pada masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan

bahwa dengan adanya pengetahuan dapat menjadi faktor masyarakat

dalam menggunakan bank syariah.

128
Hasil penelitian ini sesuai dengan langkah yang dilakukan bank

syariah agar masyarakat lebih mudah dalam mengakses perbankan

syariah yaitu memperbanyak fitur menarik bagi seluruh masyarakat,

mengedukasi dan sosialisasi ke masyarakat agar masyarakat melek

dengan perbankan syariah, meningkatkan sumber daya manusia bank

syariah dan dukungan dari pemerintah maupun OJK baik berupa bantuan

dana sepertu BUMN pada umumnya.

129
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai indeks

literasi keuangan dan inklusi keuangan perbankan syariah pada masyarakat

Provinsi Sulawesi Selatan dengan metode mix metode maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Indeks literasi keuangan syariah masyarakat di Sulawesi Selatan

berdasarkan rata-rata jawaban responden dari tiga pertanyaan indikator

yaitu pengetahuan keuangan, perilaku keuangan dan sikap keuangan

termasuk dalam kategori sedang. Hal ini diperkuat oleh jawaban dari

wawancara kepada prakrisi bank syariah (Darmawan) bahwa literasi

keuangan syariah masyarakat provinsi Sulawesi Selatan masih rendah

karena bisnis syariah masih lebih kecil dibandingkan dengan

konvensional. Selain itu, masyarakat masih fokus pada tujuan keuangan

jangka pendek, tidak memikirkan tujuan jangka panjangnya. Pangsa

pasarnya masih kurang walaupun mayoritas penduduk beragama Islam

terbesar di dunia itu adalah Indonesia.

2. Indeks inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat di Sulawesi

Selatan adalah berdasarkan hasil keseluruhan pada variabel inklusi

keuangan dari empat indikator pertanyaan yaitu akses, ketersediaan

produk dan layanan jasa keuangan, penggunaan produk dan layanan jasa

130
keuangan dan kualitas. Dapat diketahui bahwa indeks inklusi keuangan

perbankan syariah masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan termasuk dalam

kategori rendah. Hal ini diperkuat berdasarkan jawaban wawancara

kepada salah satu akademisi perbankan syariah yang mengatakan bahwa

masyarakat yang daerahnya tidak memiliki fasilitas perbankan syariah,

tetapi mereka sebenarnya memiliki keinginan kuat untuk melakukan

transaksi bebas riba namun terpaksa menggunakan bank konvensional.

Begitupun dengan masyarakat perkotaan yang paham dengan keuangan

syariah tapi yang dapat mengakomodir kebutuhan mereka hanya ada di

bank konvensional.

3. Variabel literasi keuangan syariah secara simultan berpengaruh terhadap

inklusi keuangan perbankan syariah masyarakat provinsi Sulawesi

Selatan. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya oleh Anna

Sardiana (2018) dalam penelitian yang berjudul pengaruh literasi

keuangan pada keuangan inklusif penggunaan bank sampah di Jakarta

Selatan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan literasi keuangan

terhadap keuangan inklusif bank sampah. Berdasarkan variabel literasi

keuangan, yaitu pengetahuan, ability dan sikap/perilaku, penggunaan

bank sampah secara signifikan dipengaruhi oleh variabel tersebut yaitu

keuangan inklusif. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Lestari

(2019) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh tingkat literasi

mahasiswa perbankan syariah terhadap inklusi keuangan produk

perbankan syariah dalam transaksi e-commerce bahwa variabel literasi

131
keuangan berpengaruh terhadap inklusi keuangan. Hal ini dapat

menunjukkan bahwa literasi keuangan syariah dapat meningkatkan inklusi

keuangan perbankan syariah pada masyarkat Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Saran

1. Bagi Perbankan Syariah

Dari hasil temuain ini menyatakan adanya pengaruh secara

simultan antara variabel literasi keuangan syariah sebesar 24,7%. Untuk

itu disarankan Bank Syariah agar lebih bisa melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Sulawesi Selatan terutama pada daerah-daerah pedesaan yang

belum tersentuh oleh bank syariah sehingga menambah wawasan

masyarakat untuk kenal dengan bank syariah sehingga masyarakat bisa

mengakses bank syariah.

Kemudian bank syariah harusnya menyediakan fittur-fitur menarik

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan gencar melakukan

promosi melaui media sosial dengan kecanggihan teknologi saat ini. Serta

bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk melakukan pameran-

pameran perbankan syariah yang langsung tersentuh oleh masyarakat.

2. Bagi Akademisi

Diharapkan untuk menambah jumlah variabel-variabel yang

berpengaruh terhadap inklusi keuangan perbankan syariah. Sehingga

hasil penelitiannya nanti dapat memberikan kontribusi yang besar bagi

perbankan syariah di Indonesia pada umumnya dan provinsi Sulawesi

132
Selatan pada khususnya dan menambah objek penelitian bukan hanya di

satu tempat tapi juga dibeberapa tempat sehingga hasilnya lebih bagus

dengan membandingkan beberapa responden dari beberapa daerah yang

berbeda atau bisa juga menggukan metode penelitian yang lebih bagus.

Semoga peneltian ini bisa dikembangkan lagi karena beda tempat atau

beda metode atapun beda variabel akan menghasilkan hasil yang berbeda

pula.

133
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Paul, dkk. (2014). The Financial Literacy Of Young Australians: An


Empirical Study and ASIC's National Financial Literacy Strategy. The
Financial Literacy of Young Australians, 334-352.

Aini, Nur’, dkk. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan Dan Faktor Demografi
Terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal (Studi Kasus Karyawan
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk). 1-12.

Amiruddin, S. S. (2017). Literasi Keuangan Syariah di Perguruan Tinggi


Keagamaan Islam (Studi Kasus UIN Alauddin Makassar). Al-Ulum, 17(1),
44-64.

Alvianolita, Poppy, dkk. (2019). Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi


Keuangan Terhadap Kinerja Usaha Kecil di Kalimantan Timur. Jurnal
Economics, Vol 15, No. 1, 48-59.

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema


Insani Pres.

Antonio, M. S. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Cet ke-4 ed.).


Jakarta: Pustaka Alfabeta.

Ariani, Nur Aziza dan Susanti. 2015. Pengaruh Faktor Demografi Terhadap
Financial Literacy Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Negeri Surabaya Angkatan 2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi, Vol. 3,
No. 2.

Ascarya. (2011). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Bank Indonesia. (2014). Booklet Keuangan Inklusif. Jakarta: Bank Indonesia.

Beik, I. S., & Arsyianti, L. D. (2016). Ekonomi Pembangunan Syariah. Rajawali


Press.

Bongini, Paola, dkk. (2018). The Challenge Of Assessing Financial Literacy:


Alternative Data Analysis Methode Within The Italian Context. Jurnal
Empirical Voc Ed Train, 1-22.

Bungin, B. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan


Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

134
Creswell, J. W. (2010). Research Design: Penekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed Metod. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Edy Wibowo, U. H. (2005). Mengapa Memilih Bank Syariah? Bogor: Ghalia


Indonesia.

Eti Rochaety, d. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS.


Jakarta: Mitra Wacana Media.

Gaisina, Sholpan dan Lyazzat Kaidarova. (2017). Financial Literacy Of Rural


Pupulation As A Determinant Of Saving Behavior in Kazakhstan. Rural
Sustainability Research, 38 (333), 32-34.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM (Edisi


kelima ed.). Semarang: Universitas Diponegoro.

Haiyang Chen, R. P. (1998). An Analysis of Personal Financial Literacy Among


Collage Students. Financial Service Review, 7(2), 107-128.

Ikit. (2018). Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Irfan Sauqi, L. D. (2016). Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta: Rajawali.

Irfayunita, Febby dan Hesi Eka Puteri. (2019). Pengaruh Financial Literacy
Terhadap Preferensi Masyarakat Kabupaten Tanah Datar Memilih
Produk-Produk Pendanaan Perbankan Syariah. Ekonomika Syariah:
Jurnal Of Economic Studies, Vol. 3, No. 1, 20-31.

Ismail. (2018). Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Jonni J. Manurung, A. H. (2009). Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter


(Vol. Cet 1). Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. (2015). Dasar-Dasar Perbankan (Edisi Revisi ed.). Jakarta: PT.


Rajagrafindo Persada.

Khusnul Khotimah, Y. I. (2019). Demografi, Faktor Individu, dan Literasi


Keuangan Wanita Karir di Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen, 7(2), 551-
563.

Kusumaningtuti S. Soetiono, C. S. (2018). Literasi dan Inklusi Keuangan


Indonesia. Depok: Rajawali Pers.

135
Lestari, Nur Melinda. (2019). Pengaruh Tingkat Literasi Mahasiswa Perbankan
Syariah Terhadap Inklusi Keuangan Produk Perbankan Syariah dalam
Transaki E-Commerce. Jurnal Ekonomi Islam, Vol 10, No. 2, 208-206.

Margaretha, P. (2015, Maret). Tingkat Literasi Keuangan pada Mahasiswa s-1


Fakultas Ekonomi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 17(1), 76-85.

Nasution, Lia, dkk. (2013). Determinan Keuangan Inklusif di Sumatera Utara,


Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol. 14, No. 1, 58-
66.

Nuryana, Fatati. (2016). Literasi Keuangan Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan


Bisnis Islam IAIN Madura Berdasarkan Demografi Sebagai Dasar
Penguatan Kompetensi Program Studi. Nuansa Jurnal Penelitian Ilmu
Sosial dan Keagamaan, Vol. 16, No. 1, 87-102.

Nurhidayati, Siti Eni dan Moch. Khoirul A. Pengaruh Faktor Demografi


Terhadap Literasi Keuangan Syariah Karyawan Perbankan Syariah di
Surabaya. Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 1.

Nur Azizah Ariani, S. (2012). Pengaruh Faktor Demografi Terhadap Financial


Literacy Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Suarabaya Angkatan 2012. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Negeri Suarabaya.

O, L. A. (2013). The Economic Importance of Financial Literacy, Teory and


Evidence. Nber Working Paper Series(No. 18952), 1-63.

Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Indonesian National Strategy for Financial


Literacy-Sikap Uangmu. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di


Sektor Jasa Keuangan untuk Konsumen dan/atau Masyarakat. Jakarta:
Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. (2017). OJK: Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan
Meningkat. Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK. Jakarta:
Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Siaran Pers Revisit Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia (SNKLI) sebagai Upaya Akselerasi pencapaian
Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

136
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia
(Revisit 2017). Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
2016. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. (2019, Juni 2). Snapshot Perbankan Syariah Indonesia.
Retrieved Januari 22, 2020, from Otoritas Jasa Keuangan:
https://www.ojk.go.id

Payu, Boby Rantow dan Selvi. (2018). Tingkat Financial Literasi Masyarakat
Kota Gorontalo dan Fakto-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal
Frontiers, Vol. 1, No.2, 157-166.

Priyanto, D. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: CV. Andi


Offset.

S. Rahim, e. (2016). Islamic Literasi Keuangan and Its Determinantsn among


University StudentS: An Exporatory Factor Analysis. International
Journal of Economics and Financial Issues, 6(S7), 32-35.

Salleh, A. M. (2015). A Comparison On Financial Literacy Between Welfare


Recipients and Non-Welfare Recipients in Brunei. International Jurnal of
Social Economics, 42(7), 598-613.

Sardina, Anna. (2018). Pengaruh Literasi Keuangan Pada Keuangan Inklusif


Penggunaan Bank Sampah di Jakarta Selatan. Jurnal Syi'ar Iqtishadi, Vol.
2, No. 1, 80-94.

Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan


Prosedur SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Soetiono dan Setiawan. (2018). Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan


Indonesia. Cetakan ke-1. Depok: Rajawali.

Setyowati, Arum, dkk. (2018). Islamic Financial Literacy and Personal Financial
Planning: A Socio Demographic Study. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
22(1), 63-72.

Soehartono, I. (2011). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Stanley Lemeshow, D. W. (1997). Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan.


Gaja Mada University Press: Yogyakarta.

Sugiyono. (1998). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

137
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan Research and


Development. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Kombinasi, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. (1997). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Triani, Ani dan Hari Mulyadi. (2019). Peningkatan Pengalaman Keuangan


Remaja Untuk Literasi Keuangan Syariah Yang Lebih Baik. Jurnal I-
Finance, Vol. 05, No. 01, 9-22.

Umar, A. I. (2017). Index Of Syariah Financial Inclusion. Buletin Ekonomi


Moneter dan Perbankan, Volume 20, Nomor 1, 99-126.

Umar, A. I. (2017, Jli). Index Of Syariah Financial Inclusion In Indonesia. Buletin


Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 20, Nomor 1, 20(1), 99-126.

Umar, H. (2005). Riset Strategi Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Usman, A. (2012). Aspek Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.

Wahid, N. (2014). Keuangan Inklusif. Membongkar Hegemoni Keuangan.


Jakarta: Kepustakaan Kampus Gramedia.

Wardani, Putri D dan Susanti. (2019). Pengaruh Kontrol Diri, Religiusitas,


Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan Terhadap Perilaku Menabung di
Bank Syariah Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya. Jurnal Akuntansi, Vol. 07, No. 02, 189-196.

Yanti, Wira Iko Putri. (2019). Pengaruh Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan
terhadap Kinerja UMKM di Kecamatan Moyo Utara. Jurnal Manajemen
dan Bisnis, Vol 2, No. 12019.

138
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

INDEKS LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI KEUANGAN


PERBANKAN SYARIAH DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Dalam rangka penyusunan tesis yang berjudul “Indeks Literasi Keuangan


dan Inklusi Keuangan Perbankan Syariah di Provinsi Sulawesi Selatan” di
Program Studi Magister Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, maka saya:

Nama : Kurniati Yunus


NIM : 21180850000002
Fakultas / Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Magister
Perbankan Syariah
Judul Tesis : Indeks Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Perbankan Syariah di Provinsi Sulawesi Selatan

Mohon kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/I untuk menjadi responden dengan


mengisi lembar kuesioner ini. Mengingat data yang saya kumpulkan ini sangat
berarti dan pengaruhnya terhadap hasil penelitian ini, maka saya mohon kepada
responden untuk mengisi kuesioner ini secara jujur dan benar. Peneliti menjamin
kerahasiaan identitas dan setiap jawaban responden. Atas kesediaan dan bantuan
para responden untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Kurniati Yunus

139
Tanggal Pengisian :

A. Profil Responden

Petunjuk Pengisian: Berilah tanda check list (√) atau tanda silang (X)

pada pilihan jawaban yang ada:

1. Nama : …………………………………………………………..

2. Jenis Kelamin* : Pria Wanita

3. Usia Anda saat ini* : 15 – 17 Tahun 36-50 Tahun

18 – 25 Tahun Di atas 50 Tahun

26 – 35 Tahun

4. Tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang Anda tempuh saat ini* :

Tidak bersekolah/tidak tamat SD Lulus SMA

Lulus SD Diploma/S1/S2

Lulus SMP

5. Tingkat pengeluaran per bulan* :

< 1.000.000 8.000.000 – 14.000.000

1.000.000 – 3.000.000  15.000.000

3.000.000 – 8.000.000

6. Tempat tinggal saat ini (Kab/Kota)* : …………………………….

Keterangan :

Tanda (*) wajib di isi

140
ANGKET PENELITIAN

INDEKS LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI KEUANGAN

PERBANKAN SYARIAH DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

 Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda benar dengan memberikan

tanda silang (x) pada jawaban yang Anda pilih

 Keterangan atas jawaban dalam pernyataan kuesioner ini adalah:

LITERASI KEUANGAN

1. Apakah Anda mengetahui secara umum produk dan layanan jasa perbankan
syariah?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah Anda mengetahui cara mengelola keuangan yang baik dan benar?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Anda mengetahui cara menyusun anggaran belanja bulanan dan
harian?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah Anda mengetahui bahwa handphone dapat dimanfaatkan sebagai
perangkat canggih yang memudahkan masyarakat untuk akses produk-produk
dan jasa perbankan syariah?
a. Ya
b. Tidak
5. Dalam menyusun anggaran perlu untuk menyusun keuangan (jangka panjang,
jangka pendek, dan jangka menengah). Apakah Anda melakukan hal tersebut
dalam menyusun anggaran?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah Anda mengetahui bahwa perbankan syariah memperkenalkan
pengambilan tunai dan penyetoran tunai melalui mesin ATM?
a. Ya
b. Tidak

141
7. Apakah Anda menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengambil
pinjaman/pembiayaan pada jasa perbankan syariah?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah Anda menggunakan tabungan pribadi sebagai keuangan darurat?
a. Ya
b. Tidak
9. Belajar tentang keuangan merupakan prioritas. Apakah Anda setuju dengan
hal tersebut?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah Anda berani mengambil resiko dalam mengatur keuangan?
a. Ya
b. Tidak

INKLUSI KEUANGAN

1. Sebuah rekening dapat digunakan untuk menyimpan uang, mengirim atau


menerima pembayaran, menerima gaji atau bantuan keuangan.
Apakah Anda memiliki rekening baik sendiri atau bersama orang lain pada
lembaga keuangan formal? (baik konvensional atau syariah. Contoh: bank,
asuransi, koperasi, BPR).
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah Anda mengetahui lembaga keuangan perbakan syariah?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Anda memiliki kartu ATM/debit syariah?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah kartu ATM/kartu debit syariah tersebut menggunakan nama Anda?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah Anda pernah menggunakan kartu ATM/kartu debit syariah Anda
untuk melakukan transaksi pembelian secara langsung selama 12 bulan ini?
a. Ya
b. Tidak

142
6. Selain kartu ATM/kartu debit syariah, apakah Anda memiliki uang elektronik
yang dapat digunakan untuk membayar atau membeli barang di berbagai
tempat? (contoh: e-money)?
a. Ya
b. Tidak
7. Dalam 12 bulan terakhir, apakah ada uang didepositkan/dimasukkan pada
rekening Anda atau Keluarga? Hal ini termasuk deposit secara tunai atau
elektronik, atau uang dimasukkan pada rekening Anda oleh Anda sendiri,
keluarga, atasan, orang lain, atau lembaga.
a. Ya
b. Tidak
8. Dalam 12 bulan terakhir apakah Anda pernah melakukan transaksi dari uang
di rekening Bank Syariah Anda melalui handphone (sms banking atau mobile
banking)? Hal ini termasuk menggunakan handphone dalam pembayaran,
membeli barang, menerima atau mengirim uang?
a. Ya
b. Tidak
9. Dalam 12 bulan terakhir, apakah Anda secara pribadi menyimpan atau
menyisihkan uang untuk keperluan di bawah ini?
i. Untuk memulai, menjalankan, atau menumbuhkan usaha/bisnis
ii. Untuk masa tua
iii. Untuk pendidikan atau biaya sekolah (diri sendiri, anak)
iv. Untuk berjaga-jaga (keperluan darurat)
a. Ya
b. Tidak
10. Dalam 12 bulan terakhir, apakah Anda secara sendiri atau bersama orang lain
pernah menggunakan jasa pembiayaan/pinjaman pada bank syariah untuk
salah satu alasan berikut?
a. Ya
b. Tidak
11. Dengan mengakses perbankan syariah dapat meningkatkan kemampuan Anda
dalam mengelola keuangan?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah Anda merasakan manfaat yang telah disediakan perbankan syariah
baik produk maupun layanan jasa bank syariah?
a. Ya
b. Tidak

143
PERTANYAAN TAMBAHAN
13. Produk dan layanan jasa perbankan syariah apa saja yang Anda ketahui?
(Boleh pilih lebih dari satu)
 Tabungan
 Deposito
 Giro
 Transfer
 Pembiayaan/kredit
 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
 Kredit/pembiayaan mikro
 Kredit/pembiayaan kendaraan
 Uang elektronik
 Gadai/rahn
 Sewa/ijarah
14. Tujuan Keuangan
 Memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
 Mempertahankan hidup
 Membayar biaya pendidikan anak
 Mempersiapkan hari tua
 Membayar biaya pendidikan
 Mengembangkan usaha
 Meningkatkan kualitas hidup
 Menyediakan dana darurat
 Memenuhi biaya kesehatan
 Lainnya …………………
15. Upaya Mencapai Tujuan Keuangan
 Menabung
 Menyusun rencana keuangan
 Bekerja/mencari pekerjaan
 Mengurangi pengeluaran
 Mengembangkan usaha mandiri
 Mencari pinjaman
 Melakukan investasi
 Mencari alternatif sumber utang
 Meningkatkan plafon pinjaman
16. Apa alasan Anda meyakini Perbankan Syariah (pilih salah satu jawaban di
bawah ini)?
 Dijamin oleh pemerintah

144
 Sesuai dengan ajaran agama
 Lebih tenang dalam bertransaksi (sesuai dengan hati nurani)
 Bebas dari riba
 Teladan tokoh agama
 Diawasi dan diatur oleh otoritas
17. Alasan tidak memiliki rekening Bank Syariah
 Karena bank syariah terlalu jauh
 Karena tidak memiliki dokumen yang cukup untuk menggunakan
bank syariah
 Karena tidak memiliki uang yang cukup untuk menggunakan bank
syariah
 Karena salah satu anggota keluarga sudah mempunyai akun
 Karena tidak memiliki kebutuhan untuk menggunakan jasa bank
syariah
 Karena sudah memiliki akun di bank lain

145
Lampiran 2: Jawaban Responden

LITERASI KEUANGAN
LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 Total
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6
0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4
0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3
1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7
0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3
0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4
0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 5
0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5
0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 5
0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 4
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8
0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8

146
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4
0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7
1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7
1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7
1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 5
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3

147
0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 5
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2
0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 4
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5
0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5

INKLUSI KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH


IK IK IK IK IK IK IK IK IK IK1 IK1 IK1 Tota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 l
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 8
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 8
0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 5
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2

148
1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 6
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 5
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8
1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4
1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 7
1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 6
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 5
1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 5
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10
1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 8
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 5
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 7
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 4
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3

149
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 4
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 4
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 7
1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 8
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 6
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 7
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 9
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4
1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 5
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 8
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6

150
1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 6
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 7
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11

LAMPIRAN 3: Output SPSS


Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Hasil Uji Validitas

Literasi Keuangan Syariah

Correlations

LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 Total
** ** ** * ** **
LK1 Pearson Correlation 1 .277 .352 .356 .220 .298 .182 .142 .267 .099 .601**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .026 .002 .065 .152 .006 .320 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** ** ** *
LK2 Pearson Correlation .277 1 .714 .009 .513 .198 .175 .127 -.016 .156 .625**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .927 .000 .045 .076 .202 .874 .115 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** ** ** * **
LK3 Pearson Correlation .352 .714 1 .073 .623 .147 .198 .091 .121 .342 .722**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .461 .000 .139 .045 .359 .223 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103

LK4 Pearson Correlation .356** .009 .073 1 .230* .115 .250* .167 .242* .009 .433**

Sig. (2-tailed) .000 .927 .461 .019 .248 .011 .091 .014 .927 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
* ** ** * ** **
LK5 Pearson Correlation .220 .513 .623 .230 1 .028 .174 .262 .050 .473 .708**

Sig. (2-tailed) .026 .000 .000 .019 .780 .079 .007 .614 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** * ** *
LK6 Pearson Correlation .298 .198 .147 .115 .028 1 .279 .207 .111 .106 .460**

Sig. (2-tailed) .002 .045 .139 .248 .780 .004 .036 .264 .287 .000

151
N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
* * **
LK7 Pearson Correlation .182 .175 .198 .250 .174 .279 1 .035 .161 -.061 .406**

Sig. (2-tailed) .065 .076 .045 .011 .079 .004 .727 .105 .542 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103

LK8 Pearson Correlation .142 .127 .091 .167 .262** .207* .035 1 -.129 .167 .415**

Sig. (2-tailed) .152 .202 .359 .091 .007 .036 .727 .196 .091 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** *
LK9 Pearson Correlation .267 -.016 .121 .242 .050 .111 .161 -.129 1 .171 .355**

Sig. (2-tailed) .006 .874 .223 .014 .614 .264 .105 .196 .085 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** **
LK10 Pearson Correlation .099 .156 .342 .009 .473 .106 -.061 .167 .171 1 .498**

Sig. (2-tailed) .320 .115 .000 .927 .000 .287 .542 .091 .085 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Total Pearson Correlation .601 .625 .722 .433 .708 .460 .406 .415 .355 .498 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas

Inklusi Keuangan Perbankan Syariah

Correlations

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8 IK9 IK10 IK11 IK12 Total
* ** ** * ** * ** **
IK1 Pearson Correlation 1 .202 .276 .317 .236 .047 .332 .127 .224 .100 .256 .312 .439**

Sig. (2-tailed) .040 .005 .001 .016 .635 .001 .203 .023 .313 .009 .001 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
* ** ** * ** * *
IK2 Pearson Correlation .202 1 .305 .319 .207 .306 .030 .218 .020 .045 .165 .234 .414**

Sig. (2-tailed) .040 .002 .001 .036 .002 .761 .027 .840 .649 .096 .017 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** ** ** ** * ** ** ** **
IK3 Pearson Correlation .276 .305 1 .906 .675 .245 .336 .540 .142 .095 .544 .614 .841**

Sig. (2-tailed) .005 .002 .000 .000 .013 .001 .000 .152 .340 .000 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103

IK4 Pearson Correlation .317** .319** .906** 1 .665** .213* .365** .560** .092 .064 .451** .533** .810**

Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .000 .031 .000 .000 .354 .519 .000 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
* * ** ** * ** ** * ** **
IK5 Pearson Correlation .236 .207 .675 .665 1 .131 .199 .526 .299 .233 .356 .485 .732**

Sig. (2-tailed) .016 .036 .000 .000 .187 .044 .000 .002 .018 .000 .000 .000

152
N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** * * * ** *
IK6 Pearson Correlation .047 .306 .245 .213 .131 1 .218 .103 .105 .062 .257 .239 .433**

Sig. (2-tailed) .635 .002 .013 .031 .187 .027 .300 .292 .535 .009 .015 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103

IK7 Pearson Correlation .332** .030 .336** .365** .199* .218* 1 .170 .280** .129 .434** .217* .525**

Sig. (2-tailed) .001 .761 .001 .000 .044 .027 .086 .004 .196 .000 .028 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
* ** ** ** * ** **
IK8 Pearson Correlation .127 .218 .540 .560 .526 .103 .170 1 .136 .225 .452 .440 .662**

Sig. (2-tailed) .203 .027 .000 .000 .000 .300 .086 .171 .022 .000 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
* ** **
IK9 Pearson Correlation .224 .020 .142 .092 .299 .105 .280 .136 1 .170 .112 -.009 .342**

Sig. (2-tailed) .023 .840 .152 .354 .002 .292 .004 .171 .087 .260 .925 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
* *
IK10 Pearson Correlation .100 .045 .095 .064 .233 .062 .129 .225 .170 1 .178 .128 .305**

Sig. (2-tailed) .313 .649 .340 .519 .018 .535 .196 .022 .087 .072 .198 .002

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103

IK11 Pearson Correlation .256** .165 .544** .451** .356** .257** .434** .452** .112 .178 1 .687** .719**

Sig. (2-tailed) .009 .096 .000 .000 .000 .009 .000 .000 .260 .072 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** * ** ** ** * * ** **
IK12 Pearson Correlation .312 .234 .614 .533 .485 .239 .217 .440 -.009 .128 .687 1 .719**

Sig. (2-tailed) .001 .017 .000 .000 .000 .015 .028 .000 .925 .198 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Total Pearson Correlation .439 .414 .841 .810 .732 .433 .525 .662 .342 .305 .719 .719 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000

N 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103 103

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

153
HASIL UJI REABILITAS VARIABEL LITERASI KEUANGAN

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.711 10

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
LK1 6.09709 4.657 .457 .674
LK2 6.16505 4.551 .478 .670
LK3 6.20388 4.301 .599 .646
LK4 5.99029 5.108 .287 .702
LK5 6.30097 4.310 .577 .649
LK6 6.06796 4.986 .296 .701
LK7 5.94175 5.212 .277 .703
LK8 6.26214 5.019 .221 .716
LK9 6.05825 5.212 .182 .718
LK10 6.16505 4.845 .324 .697

HASIL UJI REABILITAS VARIABEL INKLUSI KEUANGAN


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.833 12

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
IK1 6.0485 9.164 .366 .829
IK2 6.1068 9.057 .317 .832
IK3 6.3786 7.473 .784 .793
IK4 6.4272 7.541 .742 .797
IK5 6.5728 7.816 .645 .807
IK6 6.5146 8.723 .291 .838

154
IK7 6.2233 8.587 .412 .826
IK8 6.6408 8.095 .563 .814
IK9 6.1650 9.139 .223 .839
IK10 6.8641 9.334 .212 .837
IK11 6.4078 7.832 .628 .808
IK12 6.3301 7.890 .631 .808

155

Anda mungkin juga menyukai