Anda di halaman 1dari 120

DETERMINAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PERIODE JANUARI 2011 – JUNI 2015

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Yanida Siti Hanifah


NIM: 1112085000010

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yanida Siti Hanifah
NIM : 1112085000010
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 10 Juni 2016

Yanida Siti Hanifah


NIM. 1112085000010

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama : Yanida Siti Hanifah

Tempat & Tanggal Lahir : Banjarmasin, 02 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Komplek Kedaung Rindang, No. 33 Jl. Bambu


Apus-Sasak Tinggi Pamulang, Tangerang Selatan
15415

No. Telepon : 085692562571

Email : yanidaadinay@hotmail.com

Pendidikan Formal

2000 – 2006 : SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang

2006 – 2009 : MTs. Pembangunan Jakarta

2009 – 2012 : SMA N 34 Jakarta

2012 – 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta

v
ABSTRACT

This study analyze of Non-performing Finance, Finance to deposit


ratio, and Return On Assets that affect on Islamic banking financing.. The object of
this research is Islamic Banking enrolled in Islamic Banking of Statistics (SPS) in
the period January 2010 to June 2015. The method used in this study is a dynamic
model error correction model (ECM), popularized by Engle and Granger by using
software Eviews 9.0.

The results of this study indicate that in the short term, NPF variable has a
negative influence, ROA has a positive influence and significant impact on
financing, while FDR did not affect the financing. In the long term, NPF, FDR, and
ROA vaariable have influence in a positive and significant impact on financing. The
result of adjusted R-squared is 0,6625 or 66,25 %.

Keywords: Financing, Non Performing Finance (NPF), Finance to Deposit


Ratio (FDR), Return on Assets (ROA), ECM.

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Non Performing


Finance, Finance to Deposit Ratio, dan Return On Asset terhadap Pembiayaan
yang disalurkan oleh Perbankan Syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
sampel Perbankan Syariah yang terdaftar di Statisik Perbankan Syariah (SPS)
periode Januari 2010 sampai dengan Juni 2015. Metode yang digunakan dalm
penelitian ini adalah model dinamis Error Corection Model (ECM) yang
dipopulerkan oleh Engle dan Granger dengan menggunakan software Eviews 9.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel NPF dalam jangka


pendek berpengaruh signifikan negatif dan dalam jangka panjang berpengaruh
signifikan positif terhadap pembiayan. Variabel FDR dalam jangka pendek tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan dan dalam jangka panjang
berpengaruh signifikan positif. Variabel ROA dalam jangka pendek dan jangka
panjang berpemgaruh signifikan positif terhadap pembiayaan. Hasil adjusted R
squared sebesar 0,6625 atau 66,25%.

Kata Kunci: Pembiayaan, Non Performing Finance (NPF), Finance to Deposit


Ratio (FDR) dan Return On Asset (ROA), ECM.

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira
kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini memiliki judul “Determinan Pembiayaan Perbankan
Syariah di Indonesia Periode Januari 2011 – Juni 2015”. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak Agus Budiono dan Ibu Tri Muryani yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang,
cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang.
2. Adikku Almira Rahmaida dan keluarga besar yang selalu memberikan
motivasi dan semangat selama ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing I dan Ibu Aini
Masruroh, SE.I., M.M selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan
pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,
SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik,
Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid.
Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil
Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
dan Ibu Fitri Damayant, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan
Syariah.
6. Bapak Ade Suherlan, SE., MM., MBA selaku Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu
yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
9. Terimakasih kepada teman – teman HMJ Perbankan Syariah, dimana saya
mendapat pengalaman dan belajar berorganisasi.
10. Terimakasih kepada keluarga Dapur Seni dan Kamar Wina yang telah
memberikan kisah dan cerita disamping kehidupan akademis perkuliahan.
11. Terimakasih kepada Hafizhan Irawan atas dukungan yang diberikan dari awal
hingga akhir penelitian ini.
12. Terimakasih kepada geng skripsweet ka Reza, Leni, dan Eca.
13. Terimakasih kepada Chils Sari, Asma, Enny, Garin, Fizah, Mia, Fivi, dan
Putri yang telah memberikan warna warni semasa perkuliahan.
14. Terimakasih teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 dan adik-adik
Perbankan Syariah yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas semangat,
do’a dan dukungannya.

Jakarta, 10 Juni 2016


Penulis

(Yanida Siti Hanifah)

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12

x
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 12

E. Sistematika Penulisan ……............................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................ 15

1. Pembiayaan ................................................................................. 15

a. Pengertian Pembiayaan ......................................................... 15

b. Jenis – Jenis Pembiayaan ..................................................... 16

c. Fungsi Pembiayaan .............................................................. 26

2. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pembiayaan ........... 27

a. Non Performing Finance (NPF) .......................................... 27

b. Return On Asset (ROA) ....................................................... 28

c. Financing to Deposit Ratio (FDR) ...................................... 28

3. Perbankan Syariah ...................................................................... 30

a. Pengertian Perbankan Syariah ............................................ 30

b. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ................. 31

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34

C. Keterkaitan antar Variabel Independen dengan Dependen ............. 42

1. Pengaruh NPF terhadap Pembiayaan yang disalurkan ............... 42

2. Pengaruh ROA terhadap Pembiayaan yang disalurkan .............. 43

3. Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan yang disalurkan ............... 44

D. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 45

E. Hipotetsis Penelitian ........................................................................ 47

xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 49

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 49

C. Metode Pengumpulan Data............................................................... 50

D. Metode Analisis ................................................................................ 51

1. Uji Stasioneritas data ................................................................. 52

a. Uji Akar – Akar Unit ......................................................... 52

b. Uji Derajat Integrasi ........................................................... 53

2. Uji Kausalitas Granger .............................................................. 54

3. Uji Kointegrasi ........................................................................... 55

4. Error Correction Model (ECM) ................................................ 55

E. OperasionalVariabel Penelitian ........................................................ 57

1. Variabel Dependen(Y) ................................................................ 57

Pembiayaan ................................................................................ 57

2. Variabel Independen (X) ........................................................... 58

a. Non Performing Finance (NPF) .......................................... 58

b. Return On Asset (ROA ......................................................... 59

c. Financing to Deposit Ratio (FDR) ....................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 61

B. Hasil Analisis Data ........................................................................... 68

1. Uji Stasioneritas data ................................................................. 68

xii
c. Uji Akar – Akar Unit ......................................................... 68

d. Uji Derajat Integrasi ........................................................... 69

2. Uji Kausalitas Granger .............................................................. 69

3. Uji Kointegrasi ........................................................................... 70

4. Error Correction Model (ECM) ................................................ 72

C. Pembahasan ...................................................................................... 74

1. Non Performing Finance (NPF) Terhadap Pembiayaan ............ 74

a. Pada Jangka Pendek .............................................................. 74

b. Pada Jangka Panjang............................................................. 75

2. Finance to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan ............ 75

a. Pada Jangka Pendek ............................................................. 75

b. Pada Jangka Panjang............................................................ 75

3. Return On Assets (ROA) Terhadap Pembiayaan ........................ 75

a. Pada Jangka Pendek ............................................................. 76

b. Pada Jangka Panjang............................................................ 76

D. Interpretasi Data................................................................................ 76

1. Non Performing Finance (NPF) Terhadap Pembiayaan ............ 76

a. Pada Jangka Pendek .............................................................. 76

b. Pada Jangka Panjang............................................................. 78

2. Finance to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan ............ 79

a. Pada Jangka Pendek ............................................................. 79

b. Pada Jangka Panjang............................................................ 80

3. Return On Assets (ROA) Terhadap Pembiayaan ........................ 82

xiii
a. Pada Jangka Pendek ............................................................. 82

b. Pada Jangka Panjang............................................................ 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 85

B. Saran ................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88

LAMPIRAN .................................................................................................... 90

xiv
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................38

4.1 Daftar Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) .......59

4.2 Data Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2011 – 2015 .......................61

4.3 Data Non Performong Finance (NPF) Tahun 2011 – 2015 ......................62

4.4 Data Return On Asset (ROA) Tahun 2011 – 2015 ....................................63

4.5 Data Finance to Deposit Ratio (FDR) Tahun 2011 – 2015 ......................64

4.6 Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada Tingkat Level ...................................66

4.7 Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada First Difference .................................67

4.8 Uji Kausalitas .............................................................................................68

4.9 Uji Kointegrasi Johansen ...........................................................................69

4.10 Hasil Regresi Error Corection Model (ECM) ...........................................70

4.11 Hasil ECM dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang .............................72

xv
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Penyaluran Dana Oleh Perbankan Syariah ..................................................2

1.2 Perkembangan NPF Perbankan Syariah di Indonesia .................................4

1.3 Perkembangan ROA Perbankan Syariah di Indonesia ................................6

1.4 Perkembangan FDR Perbankan Syariah di Indonesia ................................7

2.1 Skema Pembiayaan Murabahah ...............................................................18

2.2 Skema Pembiayaan Salam ........................................................................19

2.3 Skema Pembiayaan Istishna ......................................................................20

2.4 Skema Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik ......................................23

2.5 Skema Pembiayaan Musyarakah ..............................................................24

2.6 Skema Pembiayaan Mudharabah .............................................................26

2.7 Diagram Kerangka Pemikiran ....................................................................44

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Penelitian ...........................................................................................87

2 Hasil Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada Tingkat Level ..........................89

3 Hasil Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada First Difference .......................93

4 Uji Kausalitas ............................................................................................97

5 Uji Kointegrasi ...........................................................................................98

6 Hasil Regresi Error Correction Model (ECM) ..........................................99

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan bisnis perbankan

syariah pada 2015 sedang memasuki masa yang kurang baik. Pertumbuhan

aset yang sempat mencapai 49 persen pada 2013, tidak bisa terulang lagi pada

tahun 2015 dan harus puas dengan pertumbuhan di angka 7,98 persen pada

Juli 2015. Turunnya pertumbuhan perbankan syariah, menurut Mulya E.

Siregar selaku Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank

OJK, tidak hanya terjadi dari sisi aset, namun juga pembiayaan dan dana

pihak ketiga (DPK). Bahkan pertumbuhan tersebut juga berada jauh di bawah

perbankan konvensional. Posisi Juli 2015, pembiayaan hanya tumbuh 5,55

persen, jauh lebih rendah dibanding konvensional yang tumbuh 8 persen.

(www.beritasatu.com).

Keadaan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perbankan syariah belum

maksimal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dengan

memperhatikan fungsi pokok perbankan syariah sebgai lembaga perantara

(intermediary) antara pihak-pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus

unit) dan pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank,

kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang

memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Dalam hal

ini hubungan antara bank dan nasabahnya adalah hubungan kemitraan antara

penyandang dana (shahibul-maal) dan pengelola dana (mudharib)

1
(Danupranata, 2013:35). Bank Syariah menyalurkan dana kepada

masyarakat dalam bentuk pembiayaan, penempatan pada Bank Indonesia,

penempatan pada bank lain, dan menyalurkan dalam bentuk Surat Berharga.

Berikut grafik porsi penyaluran dana Bank Syariah kepada masyarakat:

Gambar 1.1
Penyaluran Dana Oleh Perbankan Syariah

0.56 0.03
2.54
7.45
14.39

75.03

Pembiayaan Penempatan pada Bank Indonesia


Penempatan pada Bank Syariah Lain Surat Berharga
Tagihan Lainnya Penyertaan
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2015

Gambar 1.1 menunjukkan per Desember 2015, bank syariah

menyalurkan dana kepada masyarakat paling banyak dalam bentuk

pembiayaan, yaitu sebesar 75,03%. Selain dalam bentuk pembiayaan, bank

syariah juga menyalurkan dana dalam bentuk Penempatan pada BI yaitu

sebesar 14,39 % dan penempatan pada bank syariah lain sebesar 2,54%.

Sisanya, bank menyalurkan dalam Surat berharga, Tagihan lainnya, dan

Penyertaan, yang masing – masing sebesar 7,45 %, 0,56 %, dan 0,03 %.

(Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2015)

2
Pembiayaan merupakan penyaluran dana yang paling banyak disalurkan

oleh bank kepada masyarakat dan merupakan fungsi utama dari perbankan

syariah sebagai lembaga intermediasi, sehingga perlu mendapat perhatian

khusus. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan berbagai faktor dan

aspek apa saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan terhadap

masalah pembiayaan atau penyaluran dana pada masyarakat.

Pertumbuhan pembiayaan pada tahun 2014 hanya sebesar 12% dengan

rata-rata pembiayaan meningkat sebanyak Rp 21.697 miliar. Padahal tahun-

tahun sebelumnya, pertumbuhan pembiayaan selalu di atas 40%. Sebagai

contoh, pada periode 2010-2013 rata–rata pertumbuhan pembiayaan bank

syariah per tahun mencapai 44% atau meningkat sebanyak Rp 37.633 miliar.

Pertumbuhan yang melambat ini dikarenakan memburuknya kualitas

pembiayaan yang digambarkan oleh rasio pembiayaan bermasalah (non

performing financing/NPF). (Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia,

2014)

NPF merupakan rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total

pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Pembiayaan bermasalah

disebabkan oleh keterlambatan atau kegagalan nasabah dalam membayar

pembiayaan yang telah diberikan oleh bank. Semakin banyak pembiayaan

yang bermasalah yang tercermin pada rasio NPF menunjukkan semakin

rendahnya kemampuan bank dalam mengumpulkan dana yang disalurkan.

Jika tidak ditangani dengan baik maka pembiayaan bemasalah merupakan

sumber kerugian yang sangat potensial bagi bank karena diperlukan

3
penangann yang sistematis dan berkelanjutan. (Mahmoeddin, 2004:51).

Berikut grafik perkembangan NPF:

Gambar 1.2
Perkembangan NPF Perbankan Syariah di Indonesia
Periode Januari 2011 – Juni 2015

NPF
6
4.8
5
4.04
4 3.39
2.72 2.8
3

0
2011 2012 2013 2014 2015
NPF

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011 - 2015

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa Non Performing Finance (NPF) setiap

tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tahun

2011 rata – rata NPF sebesar 3,39% mengalami penurunan pada tahun 2012

yaitu sebesar 2,72%. Pada tahun 2013 – 2015 NPF mengalami peningkatan

dari 2,8% hingga 4,8%.

Kenaikan NPF terjadi karena sepanjang tahun 2014, dikarenakan industri

perbankan, termasuk syariah mengalami berbagai tekanan yaitu pertumbuhan

ekonomi yang melambat pada tahun 2013 dari 5,58% menjadi 5,1% di

penghujung 2014. Perlambatan ekonomi menyebabkan pembiayaan yang

disalurkan mengalami penurunan sebesar 28%. Di sisi lain, kualitas asset

pembiayaan terus mengalami pemburukan. Persentage (NPF) naik karena

4
pembiayaan melambat, dan pembaginya menjadi besar. (Statistik Perbankan

Syariah, 2014)

Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan semakin

buruk. Bank syariah sebagai lembaga intermediasi perlu berhati-hati dan

fokus pada kualitas pembiayaan. Semakin sedikit dana pembiayaan yang

kembali ke bank akan menyebabkan dana bank yang tersedia untuk

disalurkan semakin berkurang dan dapat berpengaruh terhadap menurunnya

profit yang tercermin pada rasio Return on Asset (ROA).

Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam meghasilkan pendapatan dari pengeloan.

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan

perbandingan antara laba dengan rata-rata aset yang dimiliki oleh perusahaan.

(Kasmir, 2010:115). Semakin banyak keuntungan yang diperoleh akan

memudahkan Bank dalam menyalurkan dana kepada masyarakat, salah

satunya yaitu pembiayaan. Namun pembiayaan yang bermasalah akan

menghambat profit yang didapat. Hasil penelitian Ekarina Katmas (2014)

menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan positif

terhadap pembiayaan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Berikut

grafik perkembangan ROA:

5
Gambar 1.3
Perkembangan ROA Perbankan Syariah di Indonesia
Periode Januari 2011 – 2015

ROA
2.5
2.13
1.87 1.94
2

1.5
1.06
1 0.85

0.5

0
2011 2012 2013 2014 2015
ROA

Sumber : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011 - 2015

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa Return On Asset setiap tahunnya

mengalami kondisi yang fluktuatif. Terlihat pada tahun 2011 - 2013 nilai

ROA mengalami peningkatan dari 1,87% hingga 2,13%. Namun pada tahun

2014 nilai ROA mengalami penurunan drastis sebesar 0,85%. Pada tahun

2015 ROA kembali stabil yaitu 1,06%.

Penurunan ROA pada tahun 2014 terjadi lantaran bank syariah tetap

ingin mempertahankan nasabah, meski biaya dana meningkat. Akibatnya,

margin yang diperoleh perbankan syariah menurun. Praktik ini umum

dilakukan oleh bank kecil dalam rangka menjaga loyalitas nasabah. Hal ini

juga disebabkan oleh kenaikan NPF yang terjadi akan membentuk biaya

pencadangan sehingga menyebabkan lana perbankan syariah menurun.

(Statistik Perbankan Syariah, 2014).

6
Pembiayaan yang disalurkan oleh bank berasal dari simpanan masyarakat

atau deposit. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013

bahwa batas aman Loan to Deposit Ratio berkisar antara 78% sampai dengan

92%. Bank syariah tidak mengenal kredit (loan) dalam penyaluran dana yang

dihimpunnya namun lebih mengarah kepada pembiayaan atau (financing).

Oleh karena itu dalam perbankan syariah lebih dikenal dengan istilah

Financing to Deposir Ratio. LDR / FDR merupakan rasio untuk mengukur

komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2012 : 319). Berikut

perkembangan FDR:

Gambar 1.4
Perkembangan FDR Perbankan Syariah di Indonesia
Periode Januari 2011 – Juni 2015

FDR
104
102.63
102

100
98.64
98 96.82
96
94.29 94.52
94

92

90
2011 2012 2013 2014 2015
FDR

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011 - 2015

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa Financing to Debt Ratio setiap

tahunnya mengalami kodisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tahun

7
2011 – 2013 FDR mengalami peningkatan dari 94,29% hingga 102,63%.

Pada tahun 2014 – 2015 FDR mengalami penurunan dari 98,64% ke 94,52%.

Pada tahun 2013 – 2014 nilai FDR selalu diatas 100%. Hal ini

menunjukkan bahwa Bank Syariah menyalurkan dana yang dihimpunnya

sebesar 100%. Penyaluran pembiayaan yang berlebihan mengandung resiko

pada manajemen bank. Resiko yang mungkin timbul adalah tersendatnya

pembayaran tagihan pembiayaan yang tercermin pada rasio NPF. Kondisi

ini akan mengakibatkan kinerja likuiditas terganggu dan mengakibatkan

bekunya operasional bank. Oleh karena itu bank harus menjaga kualitas

pembiayaan yang disalurkannya.

Memperhatikan fungsi pokok perbankan sebagai lembaga yang

mempunyai fungsi intermediasi keuangan/dana, dan manfaat yang besar bagi

masyarakat (sektor riil), pembiayaan merupakan indikator utama untuk

mengukur pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional. Sehingga

perlu dikaji faktor apa saja yang bisa mempengaruhi jumlah pembiayaan yang

disalurkan ke masyarkat oleh sebuah lembaga keuangan (perbankan syariah).

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi pembiayaan, faktor internal bank itu sendiri

merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi jumlah pembiayaan yang

disalurkan. Adapun beberapa rasio keuangan yang sering digunakan untuk

menilai kondisi internal perusahaan antara lain; rasio profitabilitas bank yang

diwakili oleh return on assets (ROA), dan rasio likuiditas bank yang diwakili

oleh financing to deposit ratio (FDR). Namun di samping rasio keunagan

8
bank adapun faktor internal perusahaan lain yang berpengaruh yaitu dari rasio

pemibiayaan bermasalah Non Performing Finance (NPF).

Dalam hal ini, peneliti mengambil data yang berhubungan dengan faktor

internal yaitu rasio keuangan bank dan Non Performing Finance (NPF)

dilandasi oleh beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pembiayaan.

Salah satunya adalah penelitian Moussa dan Chedia (2016) tentang

determinan kredit yang disalurkan bank pada studi kasus di Tunisia. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa di antara faktor internal, hanya ROA, NIM

dan FDR yang mempunyai pengaruh signifikan. Kemudian penelitian yang

dilakukan Mwafag Rabab’ah (2015) tentang faktor – faktor yang

mempengaruhi kredit bank pada stuidi empirik di Bank Komersial Yordania.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara faktor internal, hanya NPF dan

FDR yang berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

Begitu pentingnya pembiayaan bagi bank syariah dan masyarakat,

sebagaimana kita ketahui manfaat dari pembiayaan syariah yaitu memberikan

pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang

tidak memberatkan debitur; membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh

bank konvensional; membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu

dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha

yang dilakukan. Pembiayaan juga merupakan jenis penyaluran dana yang

paling banyak diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat, serta

merupakan indikator utama untuk mengukur pertumbuhan pangsa pasar

perbankan syariah nasional.

9
Adanya ketidakseimbangan yang sering ditemui dalam perilaku ekonomi,

yang berarti bahwa apa yang diinginkan perilaku ekonomi belum tentu sama

dengan apa yang terjadi maka diperlukan adanya penyesuaian, hal ini bisa

dilihat pengaruhnya dalam jangka pendek dan jangka panjang. Maka dari itu

penulis termotivasi untuk melakukan penelitian faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi pembiayaan syariah. Terdapat perbedaan hasil dari

penelitian terdahulu mengenai faktor yang dapat mempengaruhi pembiayaan

sehingga penulis ingin menguji kembali faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi pembiayaan pada perbankan syariah.

Penelitian ini menganalisis bagaimana keterkaitan dan pengaruh antar

variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka pendek dan

jangka panjang serta mengkaji konsisten atau tidaknya model empirik dengan

teori ekonomi. Berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pada

umumnya hanya menganalisis ada tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap pembiayaan, seperti yang dilakukan oleh Aristantia (2015)

menganalisis pengaruh DPK, CAR, NPF dan ROA terhadap pembiayaan di

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Periode 2007 – 2013 dengan analisis

regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa DPK dan ROA

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan namun variabel CAR dan NPF

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pembiayaan.

Penelitian ini juga dapat melihat bagaimana fenomena ekonomi yang

terjadi di Indonesia dengan periode tahun terbaru, sehingga pembaca dapat

mengetahui perkembangan pembiayaan perbankan yang terupdate. Penelitian

10
ini menganalisis faktor yang mempengaruhi pembiayaan terhadap Perbankan

Syariah secara keseluruhan karena menggunakan data Perbankan Syariah di

Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS). Terkait variabel yang mungkin mempengaruhi besar kecilnya

pembiayaan, maka peneliti fokus menganalisis pada variabel Non Performing

Finance (NPF), Retturn on Asset (ROA), Finance to Deposit Ratio (FDR).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam serta menganalisis bagaimana

pengaruhnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang, maka penelitian

ini mengangkat judul “Determinan Pembiayaan Perbankan Syariah di

Indonesia Periode Januari 2011 – Juni 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap

pembiayaan perbankan syariah di Indonesia periode Januari 2011 – Juni

2015 dalam jangka pendek dan jangka panjang?

2. Bagaimana pengaruh Finance to Deposit Ratio (FDR) terhadap

pembiayaan perbankan syariah di Indonesia periode Januari 2011 – Juni

2015 dalam jangka pendek dan jangka panjang?

3. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pembiayaan

perbankan syariah di Indonesia periode Januari 2011 – Juni 2015 dalam

jangka pendek dan jangka panjang?

11
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Non Performing Finance

(NPF) terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia periode

Januari 2011 – Juni 2015 dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Finance to Deposit Ratio

(FDR) terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia periode

Januari 2011 – Juni 2015 dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA)

terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia periode Januari

2011 – Juni 2015 dalam jangka pendek dan jangka panjang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Akademisi

Memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai pola hubungan antara

Non Performing Finance (NPF), Retturn on Asset (ROA), Finance to

Deposit Ratio (FDR) terhadap jumlah pembiayaan perbankan syariah di

Indonesia pada Januari 2011 – Juni 2015 dalam jangka pendek dan

jangka panjang.

2. Bagi Perbankan Syariah

a. Memberikan gambaran mengenai penyaluran pembiayaan dan faktir-

faktor yang mendukung/menghambat penyaluran pembiayaan

perbankan syariah.

12
b. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama para pelaku

ekonomi mengenai peran serta lembaga keuangan dan kebijakan-

kebijakan yang dapat mengembangkan dunia usaha.

3. Bagi Pemerintah

Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pemerintah dalam

menentukan kebijakan pada perbankan syariah untuk

menumbuhkembangkan dunia usaha dan menggerakkan sektor riil yang

ada di Indonesia sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yg menjadi dasar pemikiran

dalam penelitian ini, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan

Secara rinci bab ini menjelaskan tentang pengertian pembiayaan, jenis-jenis

pembiayaan, pengertian Non Performing Finance, pengertian Finance to

Deposit Ratio dan pengertian Return on Asset..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian, yang terdiri dari ruang

lingkup penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis, dan

penjelasan mengenai operasional variabel.

13
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisis dan pembahasan dari data yang

telah diolah, yang berisi data penelitian mengenai Determinan Pembiayaan

Perbankan Syariah di Indonesia Periode Januari 2011-Juni 2015

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan

uang/tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang/tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil”.

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam

antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau

pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan

sesuai syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh

keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal

berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan

adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa

dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)”. (Undang-Undang

Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1)

Pembiayaan secara luas, yaitu pendanaan yang dikeluarkan

untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan


15
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,

pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang

dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank Syari’ah, kepada

nasabah. Bank Syariah dalam pelaksanaan pembiayaanya harus

memenuhi aspek syar’i dan aspek ekonomi. Aspek syari’ah, berarti

dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para nasabah, bank

syari’ah harus tetap berpedoman pada syariat Islam (antara lain tidak

mengandung unsur maisir, gharar, dan riba serta bidang usahanya

harus halal). Aspek ekonomi, berarti di samping mempertimbangkan

hal-hal syari’ah bank syari’ah tetap mempertimbangkan perolehan

keuntungan baik bagi bank syari’ah maupun bagi nasabah bank

sayri’ah. (Muhammad, 2005:16)

b. Jenis-jenis Pembiayaan

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar

produk pembiayaan syariah terbagi kedalam tiga kategori yang

dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu : (1) Transaksi

pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan

prinsip jual beli; (2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk

mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa; (3) Transaksi

pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna

mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.

Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank

ditentukan di depan dan menjadi bagian harta atas barang atau jasa

16
yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah

produk yang menggunakan prinsip jual-beli, seperti Murabahah,

Salam, dan Ishtishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa

‘Ijarah. Pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan

dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil.

Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan oeh nisbah bagi hasil

yang disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk ke dalam

kelompok ini adalah Musyarakah dan Midharabah. (Rodoni,

2009:126)

1) Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip Jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda (transferof

property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan

menjadi bagian harta atas barang yang dijual. Tramsaksi jual

beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu

penyerahan barang, seperti:

a) Pembiayaan Murabahah

Berdasarkan Fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000,

berikut Dalil Al-Qur’an dan Hadis mengenai murabahah :

QS. Al-Baqarah [2] : 275 :


‫ل‬ َّّ ‫الربَا َو َحر ََّم ْالبَ ْي ََّع‬
َّ ‫الله أ َ َح‬ ّ ِّ
"Dan Allah telah menghalalkan jua beli dan mengharamkan
riba…”

17
Hadits mengenai murabahah sebagai berikut

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama


suka”. (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dinilai sahih oleh
Ibnu Hibban).

Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal sebagai

murabahah. Murabahah yang berasal dari kata ribhu

(keuntungan), adalah transaksi jual-beli di mana bank

menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai

penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual

adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan

(margin). Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan

jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam

akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah

selamanya akad. Dalam perbankan, murabahah selalu

dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil

atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera

setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara

tangguh/cicilan. (Adiwarman, 2006:98)

Bank sebagai penjual, harus memberi tahu harga produk

yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan

sebagai tambahannya. Ba’I al-murabahah dapat dilakukan

untuk pembelian secara pemesanan dan biasa disebut

sebagai murabahah kepada pemesanan pembelian (KPP).

Murabahah KPP umumnya dapat diterapkan pada produk

18
pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik

domestic maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit

(L/C). (Antonio, 2012:106)

Gambar 2.1
Skema Pembiayaan Murabahah

Sumber: Bank Syariah, dari Teori ke Praktik, Antonio (2001)

b) Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang

diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang

diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan

tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah

sebagai penjual (Adiwarman Karim, 2006:99)

Bai’ as-salam diaplikasikan pada pembiayaan barang

industri, misalnya produk garmen (pakaian jadi) yang

ukuran barang tersebut sudah dikenal umum. Mekanisme

pembiayaan salam yaitu, saat nasabah mengajukan

pembiayaan untuk pembuatan garmen, bank memesan dari

pembuat garmen tersebut dan membayarnya pada waktu

pengikatan kontrak. Bank kemudian mencari pembeli


19
kedua. Pembeli tersebut bisa saja rekanan yang telah

direkomendasikan oleh produsen garmen tersebut. Bila

garmen itu telah selesai diproduksi, produk tersebut

diantarkan kepada rekanan tersebut. Rekanan kemudian

membayar kepada bank, baik secara mengangsur maupun

tunai. (Anotonio, 2012:112)

Gambar 2.2
Skema Pembiayaan Salam

Su

mber: Bank Syariah, dari Teori ke Praktik, Antonia (2001)

c) Istishna

Pembiayaan Istishna’ yaitu pembiayaan berupa talangan

dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu

barang/jasa yang belum ada wujudnya, dan harus dibuat

sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dengan kewajiban

mengembalikan talangan dana tersebut secara menyicil atau

dibayar sekaligus sampai lunas dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan kesepakatan. Bank memproleh margin

20
keuntungan dari transaksi jual-beli antara bank dengan

nasabah. (Perwataatmadja, 2007:28)

Produk istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam

istishna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam

beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna’ dalam

Bank Syariah uumnya diaplikasikan pada pembiayaan

manufaktur dan konstruksi. Ketentuan umum Pembiayaan

istishna’ adalah spesifikasi barang pesanan harus jelas

seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlahnya. Harga

jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna’

dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika

terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi

perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya

tambahan tetap ditanggung nasabah. (Adiwarman Karim,

2006:100).

Gambar 2.3
Skema Pembiayaan Istishna

Nasabah/ Produsen
Pembuat
Pembeli 1.pesan

3. Jual
Bank

Sumber: Bank Syariah, dari Teori ke Praktik, Antonio (2001)

21
2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Berdasarkan Fatwa DSN Nomor 44/DSN-MUI/VIII/2004

tentang pembiayaan multijasa, berikut Dalil Al-Qur’an dan

Hadis mengenai ijarah sebagai berikut :

QS. Al-Baqarah [2] : 233 :

َّ‫ن أ َ َردْت ه َّْم َو ِّإ ْن‬


َّْ َ ‫ضعهوا أ‬
ِّ ‫ل أ َ َّْو ََلدَ هك َّْم ت َ ْست َْر‬ ََّ ‫سل ْمت ه َّْم ِّإذَا َعلَ ْي هك َّْم هجنَا‬
َّ َ ‫ح َف‬ ِّ ‫َّۗ ِّب ْال َم ْع هر‬
َ ‫وفَّ آت َ ْيتهم َما‬
‫اللَ َواتقهوا‬ َّ ‫اللَ أَنَّ َوا ْعلَ هموا‬
َّ ‫ون بِّ َما‬ ََّ ‫صيرَّ ت َ ْع َمله‬ ِّ َ‫ب‬

"Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan…”

Hadits mengenai ijarah sebagai berikut :

“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”. (HR


Ibn Majah dari Ibnu Umar)

Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat.

Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual

beli, namun perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila

pada jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada

ijarah objek transaksinya adalah jasa. Pada akhir masa sewa,

bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada

nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan

ijrah muntahiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan

berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual

disepakati pada awal perjanjian. (Rodoni, 2009:129)

Menurut Muhammad (2005:156). Al-bai’ wal Ijarah

Muntahia Bittamlik (IMBT) merupakan rangkaian dua buah


22
akad, yakni akad ijarah muntahia bittamlik (IMBT). Al-Bai’

merupakan akad jual beli, sedangkan IMBT merupakan

kombinasi antara sewa-menyewa (ijarah) dan jual beli atau

hibah di akhir masa sewa. Dalam ijarah muntaia bittamlik,

pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu dari

pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang

disewakan tersebut pada akhir masa sewa atau pihak yang

menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang

disewakan tersebut pad akhir masa sewa.

Berdasarkan Fatwa DSN Nomor 27/DSN-MUI/III/2002

tentang Al-Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-Tamlik, berikut Dalil

Al-Qur’an dan Hadis mengenai IMBT:

QS. Az-Zukhruf [43] : 32 :

َّ‫ون هه ْم‬ ََّ ‫ّك َرحْ َم َّةَ َي ْق ِّس هم‬


ََّ ‫ن َر ِّب‬َّ‫س ْمنَا نَحْ ه‬ َ ‫َو َرفَ ْعنَا الدُّ ْن َيا ْال َح َياةَِّّ فِّي َم ِّعي‬
َ َ‫شت َ هه َّْم َب ْينَ هه َّْم ق‬
‫ض هه َّْم‬
َ ‫ق بَ ْع‬ َ
ََّ ‫ض هه َّْم ِّليَت ِّخ َّذ دَ َر َجاتَّ بَ ْعضَّ فَ ْو‬ ‫س ْخ ِّريًّا بَ ْعضًا بَ ْع ه‬ ‫ّك َو َرحْ َم َّةه ه‬ ََّ ِّ‫ِّمما َخيْرَّ َرب‬
ََّ ‫يَجْ َمعه‬
‫ون‬
"Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu?
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka
dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat menggunakan sebagian yang lain. Dan
rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan…”

Hadits mengenai IMBT sebagai berikut :

“Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil


tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air,
maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan
memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas
atau perak (uang)”. (HR Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i dari
Sa’d Ibn Abi Waqqash dengan teks Abu Daud)

23
Gambar 2.4
Skema Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

Sumber: Bank Syariah, dari Teori ke Praktik, Antonio (2001)

3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan pada prinsip

bagi hasil adalah :

a) Musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak

atau lebih untuk usaha tertentu di mana masing-masing

pihak memberikan kontribusi dana (atau amal / expertise )

dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai

dengan kesepakatan. (Antonio, 2012:90)

Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja

sama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading

asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), keahlian (skill),

kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau

24
intangible asset (seperti hak paten atau goodwill),

kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan barang-barang

lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan

merangkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi

masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu

menjadikan produk ini sangat fleksibel. (Rodoni, 2009:129)

Gambar 2.5
Skema Pembiayaan Musyarakah

Sumber: Bank Syariah, dari Teori ke Praktik, Antonio (2001)

b) Mudharabah

Berdasarkan Fatwa DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000

tentang pembiayaan mudharabah, berikut Dalil Al-Qur’an

dan Hadis mengenai mudharabah :

QS. Al-Baqarah [2] : 283 :

َّ‫ن فَإ ِّ ْن‬ ‫ن الذِّى فَ ْلي َهؤ َِّّدّ بَ ْعضًا بَ ْع ه‬


ََّ ‫ض هك َّْم أ َ ِّم‬ َِّّ ‫للاَ َو ْليَت‬
ََّ ‫ اؤْ ت ه ِّم‬،‫ق أ َ َمانَتَهه‬ َّ ‫َرب َّهه‬

"Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang


lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya …”.

25
Hadits mengenai mudharabah :

“Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak


secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga,
bukan untuk dijual”. (HR Ibnu Majah dari Shuhaib)

Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama

usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul

maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan

pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara

mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh

pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena

kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus

bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio,

2012:95)

Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil

shahibul maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang

kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan

bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi akibat

kelalaian. Sedangkan sebagai wakil shahibul maal dia

diharapka untuk mengelola modal denga cara tertentu untuk

menciptakan laba optimal. (Rodoni, 2009:130)

26
Gambar 2.6
Skema Pembiayaan Mudharabah

Sumber: Bank Syariah, dari Teori ke Praktik, Antonio (2001)

c. Fungsi Pembiayaan

Beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah

kepada masayarakat, diantaranya sebagai berikut: 1) Meningkatkan

daya guna uang, barang, dan peredaran uang; 2) Faktor stabilisasi

ekonomi; 3) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan

nasional; 4) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pembiayaan

a. Non Performing Finance (NPF)

Non Performing Finance (NPF) adalah suatu keadaan dimana

nasabah sudah tidak sanggup lagi membayar sebagian atau seluruh

kewajiban kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya.

(Kuncoro dan Suharjono, 2002:155). Sebagai indikator yang

menunjukkan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari

besarnya non performing loan (NPL), dalam terminologi bank

syariah disebut non perfoming financing (NPF).

27
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara

pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang

disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah

ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF

adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet (Wuri

Arianti, 2012:7). Jika tidak ditangani dengan baik maka pembiayaan

bemasalah merupakan sumber kerugian yang sangat potensial bagi

bank karena diprlukan penangann yang sistematis dan berkelanjutan.

(Mahmoeddin, 2004:51).

Secara sistematis NPF dirumuskan sebagai berikut :

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100%

Total Pembiayaan

b. Return on Assets (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu pengukuran

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara

keseluruhan. Jika ROA suatu bank semakin besar, maka semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin baik posisi bank tersebut dari segi pengamanan asset. yang

diperhitungkan. (Dendawijaya, 2000 : 120).

Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas untuk

mengukur kemampuan manajemen dalam meghasilkan pendapatan

dari pengeloan. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh

28
laba. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata

aset yang dimiliki oleh perusahaan. (Kasmir, 2010:115)

Secara sistematis ROA dirumuskan sebagai berikut:

ROA = Laba sebelum pajak x 100%

Total asset

c. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Bank syariah tidak mengenal kredit (loan) dalam penyaluran

dana yang dihimpunnya. Oleh karena itu aktivitas penyaluran dana

yang dilakukan bank syariah lebih mengarah kepada pembiayaan

atau (financing). FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah

perbandingan antara jumlah pembiayaan yang disalurkan bank

syariah dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh

bank. FDR disebut juga sebagai rasio pembiayaan terhadap total

dana pihak ketiga yang digunakan dalam bentuk kredit. Penyaluran

pembiayaan merupakan kegiatan utama bank yang berasal dari

kegiatan ini. Deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank

membawa konsekuensi semakin besarnya resiko yang ditanggung

oleh bank yang bersangkutan. Tinggi rendahnya rasio ini merupakan

tingkat likuiditas tersebut. (Muhammad, 2005:5)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013

bahwa batas aman Loan to Deposit Ratio berkisar antara 78%

sampai dengan 92%. Rasio yang tinggi menunjukan bahwa bank

meminjamkan seluruh dananya atau relative tidak likuid. Sebaliknya

29
rasio yang rendah menunjukan bank yang likuid dengan kelebihan

kapasitas dana yang siap dipinjamkan, oleh karena itu rasio ini juga

dapat memberi isyarat apakah suatu pinjaman masih dapat

mengalami ekspansi atau sebaliknya di batasi. Jika bank syariah

memiliki FDR yang terlalu kecil maka bank akan kesulitan untuk

menutup simpanan nasabah dengan jumlah pembiayaan yang ada.

Jika bank memiliki FDR yang sangat tinggi, maka bank akan

memiliki resiko akan tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi pada

titik tertentu bank akan mengalami kerugian. (Susilo, 1999:24)

FDR dapat digunakan untuk menilai strategi manajemen suatu

bank. Manajemen bank konservatif biasanya cenderung memiliki

FDR yang cukup rendah. Sebaliknya bila FDR melebihi batas

toleransi dapat dikatakan manajemen bank bersangkutan sangat

ekspansif atau agresif. (Siamat, 2001:32) Berdasarkan pengertian di

atas, dapat disimpulkan bahwa rasio ini menggambarkan

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan yang

dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit sebagai

sumber likuiditasnya. Rasio ini memberikan indikasi mengenai

jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.

Semakin tinggi rasio ini menggambarkan kurang baiknya likuiditas

bank. Secara sistematis FDR dirumuskan sebagai berikut:

FDR = Pembiayaan yang diberikan x100%

Total dana pihak ketiga

30
3. Perbankan Syariah

a. Pengertian Perbankan Syariah

Bank Syariah adalah Bank yangmenjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum

Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. (Undang - Undang No. 21 tahun 2008

tentang Perbankan Syariah).

Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta

peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Bank

syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara

unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus units)

dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit units).

Melalui bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak

yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah

pihak dalam bank syariah, hubungan antara bank dan nasabahnya bukan

hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan

(partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola

dana (mudharib). (Sudarsono, 2008:63).

b. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Perkembangan bank-bank syariah di Indonesia sejak tahun 1991

hingga beberapa tahun terakhir ini secara kuantitatif belum

31
menggembirakan, namun secara kualitatif khususnya ketika Indonesia

menghadapi krisis moneter antara pertengahan tahun 1997 hingga

sekarang, terbukti telah menunjukkan ketangguhannya (Perwataatmadja,

2007 : 88).

Terbitnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 memiliki hikmah

tersendiri bagi dunia perbankan nasional di mana pemeritah membuka

lebar kegiatan usaha perbankan dengan berdasarkan pada prinsip

syariah. Hal ini guna menampung aspirasi dan kebutuhan yang

berkembang di masyarakat. Masyarakat diberikan kesempatan seluas-

luasnya untuk mendirikan bank berdasarkan prinsip bank syariah ini,

termasuk juga kesempatan konversi dari bank umum yang kegiatan

usahanya berdasarkan pada pola konvensional menjadi pola syariah.

Selain itu dibolehkan pula bagi pengelola bank umum konvensional

untuk membuka kantor cabang atau mengganti kantor cabang yang

sudah ada menjadi kantor cabang khusus syariah dengan persyaratan

yang tentunya melarang pada percampuran modal kerja dan

akuntansinya (Syafi’i, 2004:22).

Pada pertengahan tahun 2008, pengaturan bank syariah dimuat

dalam undang-undang tersendiri, yaitu Undang-Undang No. 21 Tahun

2008 telah membentuk komite Perbankan Syariah yang bertugas

menyusun peraturan BI terkait fatwa yang telah dikeluarkan DSN.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka

32
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki

landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya

secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang

impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65%

pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri

perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan

semakin signifikan (www.bi.go.id).

Bank umum pertama yang menggunakan sistem syariah di Indonesia

yaitu PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai beroperasi pada

1992. Perkembangan bisnis bank syariah berlangsung lambat, sampai

dengan lima tahun kedepan belum ada pertambahan bank baru. BMI

masih menjadi satu-satunya bank syariah. Baru pada 1998 pasar bank

syariah mulai diramaikan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri

(BSM) anak perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di

Indonesia. Selanjutnya menyusul kemunculan bank syariah lainnya.

Gambar 2.7
Perkembangan Bank Syariah Tahun 2009-2015

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2010 - 2015


33
Dapat terlihat pada Gambar 2.7 di atas, bahwa dari tahun ke tahun,

perkembangan bank syariah pada jumlah bank mengalami peningkatan

selama periode penelitian. Pada tahun 2009 terdapat 5 jumlah bank,

terjadi peningkatan pada tahun 2010 sampai dengan 2014 menjadi 11

jumlah bank. Kemudian mengalami peningkatan kembali pada bulan

Juni 2015 yaitu terdapat 12 jumlah bank. Perkembangan bank syariah

pada jumlah kantor juga mengalami peningkatan selama periode

penelitian. Pada tahun 2009 terus mengalami peningkatan hingga

mencapai nilai tertinggi pada tahun 2014 sebesar 2.149 jumlah kantor

pada bank syariah.

Bank Indonesia, selaku regulator, memberikan perhatian yang serius

dan bersungguh-sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan

syariah. Semangat ini dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan

syariah akan membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan

pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pertama, bank syariah lebih

dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan, khususnya

dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di

sektor riil sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk-produk yang

bersifat spekulatif (gharar) sehingga mempunyai daya tahan yang kuat

dan teruji ketangguhannya dari direct hit krisis keuangan global. Secara

makro, perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional.

34
Ketiga, sistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh

perbankan syariah akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua

pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debitur

maupun pihak bank selaku pengelola dana. (Halim, 2015:2).

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun

ruang lingkup hampir sama tetapi karena objek, periode, waktu dan alat

analisis yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama

sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Berikut

beberapa ringkasan penelitian terdahulu :

1. Mwafag Rabab’ah (2015) meneliti tentang faktor – faktor yang

mempengaruhi penyaluran kredit pada bank komersial pada studi empiris

di Yordania peiode 2005 -2013. Metode analisis yang digunakan adalah

regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL dan

rasio likuiditas memiliki hubungan negatif dan signifikan sementara size

bank dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif dan

signifikan pada kredit yang disalurkan oleh bank komersial di Yordania.

2. Mohamed Aymen Ben Moussa dan Hedfi Chedia (2016), meneliti tentang

determinant dari kredit yang disalurkan oleh bank komersial di Tunisia

dalam periode 2010 – 2013. Metode analisis yang digunakan adalah

regresi data panel dengan sampel dari 18 bank. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa di antara faktor internal, hanya return on asset, net

35
interest margin, likuiditas memiliki dampak yang signifikan dan di antara

faktor-faktor eksternal, hanya tingkat inflasi memiliki dampak yang

signifikan terhadap kredit yang disalurkan oleh bank.

3. Ghalih Fahrul Huda(2014), meneliti tentang pengauh DPK, CAR, NPL,

dan ROA terhadap penyaluran kredit (Studi pada bank umum yang

terdaftar di bursa efek Indonesia Periode 2009 – 2012). Metode analisis

yang digunakan adalah regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara parsial menunjukkan Dana Piha Ketiga dan Return On

Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Non

Performing Loan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit. Sedangkan Capital Adequacy Ratio memiliki pengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit

4. Ekarina Katmas (2014) meneliti tentang pengaruh faktor eksternal dan

internal terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia

Periode januari 2009 sampai dengan desember 2013. Faktor internal

terdiri dari CAR, ROA, NPF, FDR, BOPO dan faktor eksternal Inflasi, Bi

Rate, Kurs. Alat analisis yang digunakan adalah model dinamis Error

Corection Model (ECM). Hasil penelitan ini menunjukan bahwa dalam

jangka pendek Inflasi, CAR, ROA, NPF, dan BOPO memiliki pengaruh

terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. Dalam jangka panjang,

variabel Inflasi, Bi Rate, CAR, ROA, NPF, FDR, dan BOPO memiliki

pengaruh terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.

36
Sedangkan variabel Kurs tidak berpengaruh terhadap volume pembiayaan

perbankan syariah di Indonesia.

5. Aristantia (2015), meneliti tentang Pengaruh DPK, CAR, NPF dan ROA

Terhadap Pembiayaan di PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Periode

2007 – 2013. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi

berganda. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa DPK, CAR, NPF dan

ROA secara simultan mempengaruhi pembiayaan. Namun secara parsial,

DPK dan ROA berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan sementara

variabel CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

pembiayaan.

6. Suci Arinda (2013), meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pada Bank Persero.Metode analisis

data yang digunakan yaitu model ECM. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dalam jangka pendek, Deposito dan Nilai Tukar berpengaruh

signifikan positif trehadap penyaluran kredit. Sedangkan Suku Bunga

Kredit berpengaruh signifikan negatif, dan LDR tidak berpengaruh.

Dalam Jangka Panjang, Deposito, Nilai Tukar, dan Suku Bunga Kredit

berpengaruh signifikan negatif. Sedangkan LDR berpengaruh signifikan

positif terhadap penayulran kredit.

7. Hikmawan (2013) meneliti tentang Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Bank Umum Syariah di Indonesia.

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, NPF, DPK

37
berpengaruh positif terhadap pembiayaan bagi hasil, PDB berpengaruh

negatif, Suku Bunga Kredit Investasi dan Inflasi tidak berpengaruh

terhadap pembiayaan bagi hasil.

Berikut tabel penelitian terahulu:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Metode Penelitian


No Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Mwafag Factors Variabel X Objek pada Hasil penelitian
Rabab’ah Affecting yang penelitian menunjukkan
(2015) the Bank digunakan ini adalah bahwa NPL dan
Credit: An yaitu rasio Perbankan rasio likuiditas
Empirical pembiayaan Syariah memiliki
Study onbermasalah yang ada di hubungan negatif
the yang Indonesia dan signifikan
Jordanian ditunjukkan dengan sementara size
Commercial dengan menggunak bank dan
Banks NPF, dan an periode pertumbuhan
rasio terbaru ekonomi memiliki
likuiditas yaitu pada hubungan positif
yang tahun 2010 dan signifikan
ditunjukkan – 2015. pada kredit yang
dengan Penelitian disalurkan oleh
FDR. ini dapat bank komersial di
menganalisi Yordania
s fenomena
ekonomi
yang terjadi
dalam
jangka
pendek dan
jangka
panjang
dengan
menggunak
an metode
ECM.
2. Mohamed Determinant Variabel X Penelitian Hasil penelitian
Aymen s of Banks yang ini fokus menunjukkan
Ben Lending: digunakan meganalisis bahwa di antara
Moussa Case of yaitu ROA faktor faktor internal,
38
Lanjutan Tabel 2.1

Peneliti Judul Metode Penelitian


No Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
and Hedfi Tunisia dan FDR internal hanya return on
Chedia yang asset, net interest
(2016), dianggap margin, likuiditas
mempunyai memiliki dampak
pengaruh yang signifikan
yang besar dan di antara
terhadap faktor-faktor
pembiayaan eksternal, hanya
yang tingkat inflasi
disalurkan memiliki dampak
oleh Bank yang signifikan
Syariah di terhadap kredit
Indoesia. yang disalurkan
Variabel oleh bank.
tersebut
adalah NPF,
FDR, ROA
3. Ghalih Pengauh Variabel X Penelitian Hasil penelitian
Fahrul DPK, CAR, yang ini menunjukkan
Huda NPL, dan digunakan menganalisi bahwa secara
(2014) ROA yaitu NPF s faktor parsial
Terhadap dan ROA yang menunjukkan
Penyaluran mempengar Dana Piha Ketiga
Kredit uhi dan Return On
(Studi pada pembiayaan Assets
bank umum yang berpengaruh
yang disalurkan positif dan
terdaftar di oleh signifikan terhadap
bursa efek Perbankan penyaluran kredit.
Indonesia Syariah Non Performing
Periode secara Loan memiliki
2009 – keseluruhan pengaruh negatif
2012) yang dan signifikan
terdaftar di terhadap
Statistik penyaluran kredit.
Perbankan Sedangkan Capital
Syariah. Adequacy Ratio
memiliki pengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
penyaluran kredit
4. Ekarina Pengaruh Variabel X Penelitian Hasil penelitan ini
Katmas Faktor yang ini fokus menunjukan
(2014) Eksternal digunakan meganalisis bahwa dalam
39
Lanjutan Tabel 2.1

Peneliti Judul Metode Penelitian


No Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
dan Internal yaitu NPF, faktor jangka pendek
Terhadap FDR dan internal Inflasi, CAR,
volume ROA. yang ROA, NPF, dan
Pembiayaan Penelitian berpengaruh BOPO memiliki
Perbankan juga terhadap pengaruh terhadap
Syariah di menggunak pembiayaan volume
Indonesia an metode pembiayaan
yang
Periode ECM perbankan syariah.
disalurkan
januari Dalam jangka
2009 oleh Bank panjang, variabel
sampai Syariah di Inflasi, Bi Rate,
dengan Indoesia. CAR, ROA, NPF,
desember Periode FDR, dan BOPO
2013. yang diteliti memiliki pengaruh
merupakan terhadap volume
periode pembiayaan
terbaru perbankan syariah
yaitu pada di Indonesia.
tahun 2010 Sedangkan
– 2015. variabel Kurs tidak
berpengaruh
terhadap volume
pembiayaan
perbankan syariah
di Indonesia
5. Aristantia Analisis Variabel X Penelitian Dari hasil
(2015) Pengaruh yang ini penelitian,
DPK, CAR, digunakan menganalisi diperoleh bahwa
NPF dan yaitu NPF s faktor DPK, CAR, NPF
ROA dan ROA yang dan ROA secara
Terhadap mempengar simultan
Pembiayaan uhi mempengaruhi
di PT. Bank pembiayaan pembiayaan.
Muamalat secara Namun secara
Indonesia kesleuruhan parsial, DPK dan
Tbk. karena ROA berpengaruh
Periode objek signifikan terhadap
2007 – 2013 penelitian pembiayaan,
ini adalah sementara variabel
Perbankan CAR dan NPF
Syariah di tidak berpengaruh
Indonesia. signifikan terhadap
Penelitian variabel
ini dapat pembiayaan.
40
Lanjutan Tabel 2.1

Peneliti Judul Metode Penelitian


No Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
melihat
bagaimana
fenomena
ekonomi
yang terjadi
pada
Perbankan
Syariah
secara
keseluruhan
6. Suci Analisis Variabel X Objek Dalam jangka
Ramida Faktor- yang penelitian
pendek, Deposito
(2013) Faktor digunakan ini yaitu
dan Nilai Tukar
Yang yaitu FDR perbankan berpengaruh
Mempengar dan syariah, signifikan positif
uhi penelitian dimana trehadap
Penyaluran ini juga sistem penyaluran kredit.
Kredit Pada menggunak syariah Sedangkan Suku
Bank an metode mulai Bunga Kredit
Persero ECM berkembang
berpengaruh
di signifikan negatif,
Indonesia.
dan LDR tidak
Periode berpengaruh.
penelitian
Dalam Jangka
terbaru pada
Panjang, Deposito,
tahun 2015.
Nilai Tukar, dan
Suku Bunga Kredit
berpengaruh
signifikan negatif.
Sedangkan LDR
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
penayulran kredit.
7. Hikmawan Faktor – Variabel X Penelitian CAR, NPF, DPK
(2013) Faktor yang ini menguji berpengaruh
Yang digunakan terhadap positif terhadap
Mempengar yaitu NPF semua jenis pembiayaan bagi
uhi pembiyaaan hasil, PDB
Pembiayaan yang berpengaruh
Berbasis disalurkan, negatif, Suku
Bagi Hasil serta Bunga Kredit
Bank menggunak Investasi dan
Umum an metode Inflasi tidak
41
Lanjutan Tabel 2.1

Peneliti Judul Metode Penelitian


No Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
Syariah di ECM yang berpengaruh
Indonesia dapat terhadap
menganalisi pembiayaan bagi
s pengaruh hasil
jangka
pendek dan
jangka
panjang.

C. Keterkaitan antar Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Pengaruh NPF terhadap Pembiayaan yang disalurkan

Sebagai indikator yang menunjukkan kerugian akibat risiko kredit

adalah tercermin dari besarnya Non Performing Loan (NPL), dalam

terminologi bank syariah disebut Non Perfoming Financing (NPF). Non

Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang

bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori

yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan

dan macet

Pengendalian biaya mempunyai hubungan terhadap kinerja

lembaga perbankan, sehingga semakin rendah tingkat NPF (ketat

kebijakan kredit) maka akan semakin kecil jumlah pembiayaan yang

disalurkan oleh bank, dan sebaliknya. Semakin ketat kebijakan

kredit/analisis pembiayaan yang dilakukan bank (semakin ditekan tingkat

NPF) akan menyebabkan tingkat permintaan pembiayaan oleh

masyarakat turun. (Antonio, 2010). Hal ini disebabkan karena waktu

42
proses pembiayaan yang cukup lama, analisis pembiayaan yang

mendalam, bahkan ada calon nasabah yang merasa privasi pribadinya

terganggu (merasa tidak dipercaya) karena adanya analisis karakter yang

mendalam, sehingga calon nasabah merasa lebih baik meminjam

(pindah) ke bank lain yang lebih lunak dalam melakukan analisis

pembiayaan/kebijakan kredit

Berbeda dengan penelitian Ekarina (2014) yang menunjukkan

bahwa NPF berpengaruh signifikan negatif terhadap pembiayaan yang

disalurkan bank syariah dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Penelitian Muhidah (2012) juga menunjukkan NPF berpengaruh

signifikan negatif. Semakin besar NPF menunjukkan bahwa semakin

tinggi pembiayaan bermasalah, pembiayaan bermasalah yang tinggi

menyebabkan bank lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan

karena bank harus membentuk cadangan penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang besar.

Hal ini sesuai dengan teori semakin tinggi rasio ini maka akan

semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah

pembiayaan non lancar semakin besar, dan oleh karena itu bank harus

menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga

berpengaruh terhadap jumlah pembiayaan yang disalurkan. (Kasmir,

2006).

43
2. Pengaruh ROA terhadap Pembiayaan ynng disalurkan

Dalam penilaian kesehatan bank, BI akan mendapatkan skor

maksimum 100 apabila bank memiliki ROA sebesar 1,50%. Jika ROA

suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari

segi pengamanan aset (Dendawijaya, 2000:120). Laba yang tinggi

membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang

memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang lebih banyak

sehingga bank memperoleh kesempatan melakukan pembiayaan dengan

lebih luas. (Simorangkir, 2004).

Peningkatan sejumlah laba akan meningkatkan sejumlah asset bank

dan akan memungkinkan bagi bank untuk meningkatkan pembiayaan

yang disalurkan. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Ekarina

(2014) terdapat hubungan positif signifikan Return on Asset (ROA)

terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Penelitian Huda (2014) juga menunjukkan

bahwa ROA berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan yang

disalurkan.

Sedangkan penelitian selanjutnya dilakukan oleh Aristantia (2015).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA)

memiliki pengaruh secara signifikan negatif. Hal ini disebabkan

tingginya nilai NPF berpengaruh terhadap menurunnya profit. Semakin

banyak pembiayaan yang bermasalah yang tercermin pada rasio NPF

44
menunjukkan semakin rendahnya kemampuan bank dalam

mengumpulkan dana yang disalurkan. Semakin sedikit dana pembiayaan

yang kembali ke bank akan menyebabkan dana bank yang tersedia untuk

disalurkan semakin berkurang.

3. Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan ynng disalurkan

FDR (Financing to Deposit Ratio) merupakan perbandingan antara

jumlah pembiayaan yang disalurkan bank syariah dengan Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. (Muhammad, 2005:55).

Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh FDR terhadap penyaluran

pembiayaan bank syariah adalah Suci (2013) FDR tidak berpengaruh

signifikan dalam jangka pendek namun berpengaruh signifikan positif

dalam jangka panjang.

Hal ini menandakan bahwa semakin besar FDR maka semakin

besar pula jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank yang

bersangkutan sehingga dalam hal ini mengindikasikan bahwa semakin

membaiknya fungsi intermediasi perbankan. Sesuai dengan teori yang

ada bahwasanya FDR menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam

menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang

bersangkutan. (Slamet Riyadi, 2004:146)

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi dari serangkaian

45
masalah yang ditetapkan. (Hamid, 2012:25). Kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka

pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai

berikut.

Gambar 2.8
Diagram Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia menurun pada tahun 2015.


Penurunan terjadi pada sektor pembiayaan.

Determinan Pembiayaan Perbankan Syariah di


Indonesia (Periode Januari 2011 – Juni 2015)

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

Non Performing Finance (NPF) Pembiayaan yang di


salurkan Perbankan
Finance to Deposit Ratio (FDR) Syariah di Indonesia
Return on Asset (ROA)

Uji Stasioneritas

Stasioner Tidak Stasioner

Uji Kausalitas Uji Derajat


Integrasi
46
Lanjutan ….

Uji Kointegrasi

Uji Error Correction Model

Interpretasi Hasil

Kesimpulan dan Saran

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari

kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid, 2010:16).

Peneliti bukan hanya bertahan pada hipotesis yang telah disusun, melainkan

mengumpulkan data untuk mendukung atau justru menolak hipotesis tersebut.

Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang telah disusun

oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang

dilakukan. Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat

mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun

hipotesis yang diajukan dalam penelitin ni adalah sebagai berikut:

1. H01 : Non Performing Finance (NPF) tidak berpengaruh terhadap

pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah di Indonesia

Ha1 : Non Performing Finance (NPF) berpengaruh terhadap

pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah di Indonesia.

47
2. H02 : Finance to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap

pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah di Indonesia

Ha2 : Finance to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap

pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah di Indonesia.

3. H03 : Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan

yang disalurkan Bank Syariah di Indonesia

Ha3 : Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap pembiayaan yang

disalurkan Bank Syariah di Indonesia.

48
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana sumber data

berasaldari Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia yang

mempublikasikan laporan keuangan Perbankan Syariah periode Januari 2011

– Juni 2015. Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu

penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk

keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu.

(Gay dalam Emzir, 2010:119). Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif

adalah penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat

antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel

independen Non Performing Finance (NPF), Retturn on Asset (ROA),

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap variabel dependen jumlah

pembiayaan yang disalurkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati,

populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apapun yang

menjadi objek dari survey (Eriyanto, 2007). Populasi pada penelitian ini

adalah Perbankan di Indonesia.Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116).

49
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitupurposive sampling teknik pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria-

kriteria tertentu. Siregar (2011:148).Sampel penelitian ini adalah Perbankan

Syariah, dimana terdiri dari 12Bank Umum Syariah dan 22 Unit Usaha

Syariah yang terdaftar di Statistik Perbankan Syariah. Adapun kriteria dalam

penelitian ini adalah:

1. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang diteliti terdaftar di

Bank Indonesia periodeJanuari 2011 – Juni 2015.

2. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mempublikasikan laporan

keuangan secara konsisten sejak periode Januari 2011 – Juni 2015.

3. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah menyajikan secara lengkap

laporan keuangan dan rasio-rasio yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Field Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

sekunder yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua

(data eksternal) atau data yang sudah dipublikasi untuk menjelaskan gejala

dari suatu fenomena, seperti data Statistik Perbankan Syariah yang

mempublikasikan laporan keuangan Perbankan Syariah secara bulanan oleh

Bank Indonesia (BI) melalui website resmi ww.bi.go.id

2. Library Research

50
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan

dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di

perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa.Karena ilmu

selalu berkembang, oleh karena itu untuk mnegantisipasi hal tersebut penulis

melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet

sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan

perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif dengan

menggunakan analisis statistik melaluipendekatan Error Correction Model

(ECM) untuk melihat adanya indikasi keseimbangan jangka pendek.

Pengujian ini baru dapat dilakukan bila terbukti adanya indikasi

keseimbangan jangka panjang antar variabel yang di uji. Indikasi adanya

keseimbangan jangka panjang ini dapat diketahui melalui uji kointergrasi.

Sementara itu, variabel-variabel yang diuji dapat dikatakan memiliki

hubungan atau terkointerasi apabila stasioner pada ordo yang sama. Oleh

karena itu, tahap pertama dalam pengujian ini adalah melakukan uji stasioner

untuk mengetahuipada orde berapa variabel-variabel yang diuji stsioner. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk logaritma

51
natural(ln). Analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi computer,

program Eviews 9.

1. Uji Stasioneritas

Sebelum menganalisis data, perlu diketahui apakah datanya bersifat

stasioner atau tidak. Data dikatakan stasioner bila rata-rata dan variannya

konstan sepanjang waktu.Masalah stasioneritas ini menjadi penting

mengingat regresi yang dilakukan dalam kondisi yang tidak stasioner akan

menghasilkan regresi lancung (spurious regression) (Nachrowi, 2006:340).

Regresi lancung terjadi apabila antra variabel independen dan variabel

dependen sebenarnya tidak memiliki hubungan ap-apa, sehingga tidak saling

mempengaruhi . Indikasi dari regresi lancung ini dapat dilihat dari nilai

R2dan nilai signifikansi (t) tinggi serta koefisien determinasi (nilai F) tinggi.

(Wing Wahyu, 2015:111). Dalam melakukan uji stasioneritas, ada dua tahap

analisis yaitu:

a. Uji Akar-akar Unit

Terdapat beberapa metode pengujianunit root, yaitu Dickey-Fuller,

Augmented Dickey-Fuller dan Phillips-Perronunitroot test. Pada penelitian

ini, metode pengujian yang digunakan adalah metode Philips-Perron.Metode

PP digunakan dalam uji stasioneritas data karena metode PP dapat

menangkap perubahan struktur data yang terjadi pada suatu variabel, dimana

dalam hal ini uji DF tidak dapat melakukannya. Perubahan struktur data

52
perlu diperhatikan karena hal itu dapat menyebabkan data terlihat seperti

tidak stasioner, sehingga kesimpulan yang diambil jika perubahan struktur

tidak dimasukan ke dalam perhitungan akan mengarah pada penerimaan

hipotesis yang salah. Selain itu, masalah penentuan panjang lag di dalam uji

ADF menjadi pertimbangan untuk lebih memilih menggunakan metode PP

dari pada metode ADF. (Isay, 2013:6)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat Nol

H1 : Data tersebut stasioner pada derajat Nol

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika PP test statistic > PP tabel (critical value α = 5%) maka H0 ditolak, data

stasioner pada derajat Nol.

Jika PP test statistic < PP tabel (critical value α = 5%) maka H1 ditolak, data

stasioner pada derajat Nol.

b. Uji Derajat Integrasi

Apabila data yang diamati pada uji akar unit ternyata tidak stasioner,

maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji derajat integrasi. Uji

dilakukan untuk mengetahui pada derajat integrasi berapakah data yang

diamati stasioner. Uji integrase ini mirip dengan uji akar-akar unit. Seperti

akar-akar unit sebelumnya, keputusan pada derajat keberapa suatu data akan

stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik PP

dengan nilai kritis distribusi statistik. Jika nilai absolut dari statistic PP lebih

53
besar dari nilai kritisnya pada diferensi pertama, maka data dapat dikatakan

stasioner pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji

derajat integrasi perlu dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi sehingga

diperoleh data yang stasioner. (Shocrul ajija, 2011:147).

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner

H1 : Data tersebut stasioner

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika PP test statistic > PP tabel (critical value α = 5%) maka Ho ditolak,

Jika PP test statistic < PP tabel (critical value α = 5%) maka H1 ditolak

2. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu variabel

mempunyai hubungan dua arah atau hanya satu arah. Pada uji kausalitas,

yang dilihat adalah pengaruh masa lalu terhadap kondisi sekarang sehingga

data yang digunakan adalah time series (Nahcrowi dan Usman, 2006:263).

Menurut Gujarati (1995) maupun Greene (2000) sebelum dilakukan analisis

kointegrasi, dan ECM perlu dilakukan pengujian kauslaitas antara variabel-

variabel penelitian

Langkah-langakh pengujian kausalitas granger sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Model tidak terdapat Kausalitas Granger

H1 : Model terdapat Kausalitas Granger

54
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 = Tidak signifikan, Ho diterima

Bila probabilitas Obs*R < 0.05 = Signifikan, Ho ditolak

3. Uji Kointegrasi

Jika data tidak stasioner pada tingkat level tetapi stasioner pada proses

diferensi data, maka kita harus menguji apakah data tersebut mempunyai

hubungan dalam jangka panjang atau tidak, dengan melakukan uji

kointegritasi. Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang atau

ekuilibrium antara variabel-variabel yang tidak stasioner, dengan kata lain

walaupun secara individual variabel-variabel tersebut tidak stasioner, namun

kombinasi linier antara varibel tersebut dapat menjadi stasioner. (Nachrowi,

2006:366).

Dari variabel yang tidak stasioner sebelum didiferensiasi namun stasioner

pada tingkat diferensi pertama, besar kemungkinan akan terjadinya

kointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang diantara

keduanya. Alternatif uji kointegrasi yang sekarang banyak digunakan adalah

uji kointegrasi yang dikembangkan oleh Johansen (Wing Wahyu, 2015:117).

Uji kointegrasi dalam penelitian ini akan dilakukan uji test kointegrasi

johansen pada derajat kepercayaan sebesar 5% dengan cara membandingkan

nilai trace statictic dengan Critical value dengan ketentuan, apabila trace

statistic lebih besar dari critical value maka terjadi kointegrasi dan

55
sebaliknya. Jika terdapat hubungan jangka panjang atau semua variabel

terkontegrasi maka uji dapat diuji ECM.

4. Error Correction Model (ECM)

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

pendekatan ECM (Error Eorrection Model). ECM juga sering disebut model

koreksi kesalahan. Model ECM pertamakali dikembangkan oleh Prof. dennis

Sargan(1978) dengan konsep the general to specific approach dan akhirnya

dipopulerkan oleh Engle-Granger. ECM digunakan karena mekanisme ECM

memiliki keunggulan salah satunya yaitu menghindari regresi lancung atau

regresi semu yang menghasilkan kesimpulan menyesatkan. (Agus Widorjono,

2009:315).

Adanya kointegrasi antara variabel nantinya akan menunjukkan adanya

hubungan ataupun keseimbabgan antara variabel-variabel tersebut. Dalam

jangka pendek mungkin saja ada ketidakseimbangan (disequilibirium).

Ketidakseimbangan inilah yang sering ditemui dalam perilaku ekonomi

artinya, bahwa apa yang diinginkan perilaku ekonomi belum tentu sama

dengan apayang terjadi sebenarnya. Adanya perbedaan apa yang diinginkan

pelakuekonomi dan apa yang terjadi maka diperlukan adanya

penyesuaian(adjustment). Model yang memasukkan penyesuaian untuk

melakukan koreksibagi ketidakseimbangan disebut model koreksi

kesalahan(error correctionmodel).

Berikut ini merupkan model ECM yang digunakan pada penelitian ini:

56
DLnPembiayaan t =β0+β1DLnNPF t+β2DLnROA t+β3DLnFDR

t+β4LnNPF(-1)+β5LnFDR (-1)+β6LnROA(-1)+ β7ECT (3.1)

Keterangan :

D(LnPembiayaan) =Perubahan Pembiayaan yang disalurkan Bank

Syariah pada periode t (logaritma natural)

D(LnNPF) = Perubahan Non Performing Finance (NPF) pada

periode t

D(LnROA) = Perubahan Return on Asset (ROA) pada periode t

D(LnFDR) = Perubahan Finance to Deposit Ratio (FDR) pada

periode t

LnNPF(-1) = Non Performing Finance (NPF) pada periode t – 1

LnROA(-1) = Return on Asset (ROA) pada periode t – 1

LnFDR (-1) = Finance to Deposit Ratio (FDR) pada periode t -1

β0 = Konstanta (constant)

β1 – β7 = Koefisien regresi

ECT =Error correction term (Angka yang menunjukkan

besarnya koreksi kesalahan)

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen (Y)

Pembiayaan

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah terbagi kedalam tiga kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu : (1) Transaksi pembiayaan yang

57
ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli; (2)

Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan

dengan prinsip sewa; (3) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama

yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan

prinsip bagi hasil. Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan

bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harta atas barang atau jasa

yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk

yang menggunakan prinsip jual-beli, seperti Murabahah, Salam, dan

Ishtishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa ‘Ijarah. Pada

kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya

keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil

keuntungan ditentukan oeh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka.

Produk perbankan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah

Musyarakah dan Midharabah.

Data pembiayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah total

pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah pada situs

www.bi.go.id periode Januari 2011 – Juni 2015.

2. Variabel Independen (X)

a. Non Performing Finance (NPF)

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan

yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah. Berdasarkan kriteriayang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia

58
kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar,

diragukan dan macet. Menurut Antonio (2010) Pengendalian biaya

mempunyai hubungan terhadap kinerja lembaga perbankan, sehingga

semakin rendah tingkat NPL (ketat kebijakan kredit) maka akan semakin

kecil jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank, dan sebaliknya.

Data NPF yang digunakan dalam peelitian ini adalah data NPF

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode tahun Januari 2011 –

Juni 2015. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah pada

situswww.bi.go.id.

b. Return On Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu pengukuran kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Jika

ROA suatu bank semakin besar,maka semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baikposisi bank

tersebut dari segi pengamanan asset. yang diperhitungkan. (Dendawijaya,

2000 : 120).Peningkatan sejumlah laba akan meningkatkan sejumlah asset

bank dan akan memungkinkan bagi bank untuk meningkatkan pembiayaan

yang disalurkan.

Data ROA yang digunakan dalam peelitian ini adalah data ROA

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode Januari 2011 – Juni

2015. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah pada

situswww.bi.go.id.

c. Finance to Deposit Ratio (FDR)

59
FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah perbandingan antara

jumlah pembiayaan yang disalurkan bank syariah dengan Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. FDR disebut juga sebagai

rasio pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan dalam

bentuk kredit. Penyaluran pembiayaan merupakan kegiatan utama bank

yang berasal dari kegiatan ini. Deposit atau simpanan masyarakat pada

suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya resiko yang

ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Tinggi rendahnya rasio ini

merupakan tingkat likuiditas tersebut. (Muhammad, 2005:5)

Data FDR yang digunakan dalam peelitian ini adalah data FDR

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode tahun Januari 2011 –

Juni 2015. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah pada

situswww.bi.go.id

60
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perbankan di Indonesia merupakan populasi dalam penelitian ini dan

penentuan sample menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan

metode tersebut diambil sample yaitu Perbankan Syariah, dimana terdiri dari

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Statistik

Perbankan Syariah pada periode Januari 2011 – Juni 2015. Berikut tabel yang

menampilkan daftar Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah

(UUS) di Indonesia.

Tabel 4.1
Daftar Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)

No. Kelompok Bank


Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Muamalat Indonesia
2 PT. Bank Victoria Syariah
3 Bank BRI Syariah
4 B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah
5 Bank BNI Syariah
6 Bank Syariah Mnadiri
7 Bank Syariah mMega Indonesia
8 Bank Panin Syariah
9 PT. Bank Bukopin Syariah
10 PT. BCA Syariah
11 PT. Maybank Syariah Indonesia
12 PT. Bank Tabungan Nasional Syariah
Unit Usaha Syariah
13 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
14 PT Bank Permata Tbk
15 PT Bank Internasional Indonesia Tbk
16 PT Bank Cimb Niaga, Tbk

61
Lanjutan Tabel 4.1

No. Kelompok Bank


Unit Usaha Syariah
17 PT Bank OCBC Nisp, Tbk
18 PT BPD DKI
19 BPD Yogyakarta
20 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
21 PT BPD Jawa Timur
22 PT BPD Jambi
23 PT Bank Bpd Aceh
24 PT Bpd Sumatera Utara
25 BPD Sumatera Barat
26 PT Bank Pembangunan Daerah Riau
27 PT BPD Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung
28 PT BPD Kalimantan Selatan
29 PT BPD Kalimantan Barat
30 BPD Kalimantan Timur
31 PT BPD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Barat
32 PT BPD Nusa Tenggara Barat
33 PT Bank Sinarmas
34 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2015

Bank Syariah berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak

yang mengalami kelebihan dana (surplusunit) dan pihak yang mengalami

kekurangan dana (deficitunit). Melalui bank, kelebihan dana tersebut dapat

disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat

kepada kedua belah pihak. Bank Syariah menyalurkan dana paling banyak

dalam bentuk pembiayaan. Berikut tabel data pembiayaan yng disalurkan

Bank Syariah dalam periode Januari 2011 – Juni 2015:

62
Tabel 4.2
Data Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2011-2015
Dalam Miliar Rp

Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 69.724 101.689 149.672 181.398 197.279

Februari 71.449 103.713 154.072 181.772 197.543

Maret 74.253 104.239 161.081 184.964 200.712

April 75.726 108.767 163.407 187.885 201.526

Mei 78.619 112.844 167.259 189.690 203.894

Juni 82.616 117.592 171.227 193.136 203.894

Juli 84.556 120.910 174.486 194.079 197.279

Agustus 90.540 124.946 174.537 193.983

September 92.839 130.357 177.320 196.563

Oktober 96.805 135.581 179.284 196.491

November 99.427 140.318 180.833 198.376

Desember 102.655 147.505 184.122 199.330


Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011-2015

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan

bank syariah dari tahun 2011 – 2015 mengalami peningkatan. Besar

kecilnya jumlah pembiayaan, tak luput dari faktor – faktor yang

mempengaruhinya, salah satunya yaitu Non Performing Finance (NPF)

yang merupakan rasio dari pembiayaan bermasalah terhadap pembiayaan

yang disalurkan. Berikut tabel data NPF dalam periode Januari 2011 – Juni

2015:

63
Tabel 4.3
Data Non Performing Finance (NPF) Tahun 2011-2015
Dalam Persentase (%)
Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 3,28 2,68 2,49 3,01 4,87

Februari 3,66 2,82 2,72 3,53 5,1

Maret 3,6 2,76 2,75 3,22 4,81

April 3,79 2,85 2,85 3,48 4,62

Mei 3,76 2,93 2,92 4,02 4,76

Juni 3,55 2,88 2,64 3,9 4,73

Juli 3,75 2,92 2,75 4,31

Agustus 3,53 2,78 3,01 4,58

September 3,5 2,74 2,8 4,67

Oktober 3,11 2,58 2,96 4,58

November 2,74 2,5 3,08 4,86

Desember 2,52 2,22 2,62 4,33


Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011-2015

Tabel 4.2 menunjukkan nilai NPF mengalami penurunan dan

peningkatan. NPF tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada bulan April

sebesar 3,79% dan terendah pada bulan Desember sebesar 2,52%. Pada

tahun 2012 NPF tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 2,93% dan

terendah pada bulan Desember sebesar 2,22%. Pada tahun 2013 NPF

tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 3,08% dan terendah pada

bulan Januari sebesar 2,49%. Pada tahun 2014 NPF tertinggi terjadi pada

bulan November sebesar 4,86% dan terendah pada bulan Januari sebesar

64
3,01% . Pada tahun 2015 NPF tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar

5,1% dan terendah pada bulan April sebesar 4,62%

Rasio pembiayan bermasalah yang semakin besar menunjukkan

semakin sedikit dana pembiayaan yang kembali ke bank, dan akan

menyebabkan dana bank yang tersedia untuk disalurkan semakin berkuran.

Hal ini dapat berpengaruh terhadap menurunnya profit yang tercermin

pada rasio Return on Asset (ROA). Berikut tabel data ROA dalam periode

Januari 2011 – Juni 2015:

Tabel 4.4
Data Return On Asset (ROA) Tahun 2011-2015
Dalam Persentase (%)

Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 2,26 1,36 2,52 0,08 1,15

Februari 1,81 1,79 2,29 0,13 1,07

Maret 1,97 1,83 2,39 1,16 1,13

April 1,9 1,79 2,29 1,09 1,08

Mei 1,84 1,99 2,07 1,13 1,09

Juni 1,84 2,05 2,1 1,12 0,89

Juli 1,86 2,05 2,02 1,05

Agustus 1,81 2,04 2,01 0,93

September 1,8 2,07 2,04 0,97

Oktober 1,75 2,11 1,94 0,92

November 1,78 2,09 1,96 0,87

Desember 1,79 2,14 2 0,8


Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011-2015

65
Tabel 4.3 menunjukkan nilai ROA tertinggi pada tahun 2011 terjadi

pada bulan Januari sebesar 2,26% dan terendah pada bulan Oktober

sebesar 1,75%. Pada tahun 2012 ROA tertinggi terjadi pada bulan

Desember sebesar 2,14% dan terendah pada bulan Januari sebesar 1,36%.

Pada tahun 2013 ROA tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 2,52%

dan terendah pada bulan Oktober sebesar 1,94%. Pada tahun 2014 ROA

tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 1,16% dan terendah pada bulan

Januari sebesar 0,08% . Pada tahun 2015 ROA tertinggi terjadi pada bulan

Januari sebesar 1,15% dan terendah pada bulan Juni sebesar 0,89%

Pembiayaan yang disalurkan oleh bank berasal dari simpanan

masyarakat atau deposit. Dalam hal ini rasio pembiayaan yang disalurkan

terhadap dana pihak ketigadapatdilihat dari rasio FDR / LDR. Bank

Indonesia mengatur bahwa batas aman Loan to Deposit Ratio berkisar

antara 78% sampai dengan 92%. Bank Syariah tidak mengenal kata kredit

(loan) dalam penyaluran dana yang dihimpunnya namun lebih mengarah

kepada pembiayaan atau (financing). Berikut tabel data FDR dalam

periode Januari 2011 – Juni 2015:

Tabel 4.5
Data Finance to Deposit Ratio (FDR) Tahun 2011-2015
Dalam Persentase (%)

Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 91,97 87,27 100,63 100,07 93,6

Februari 95,16 90,49 102,17 102,03 93,94

Maret 93,22 87,13 102,62 102,22 94,24

66
April 95,17 95,39 103,08 95,5 94,18

Mei 94,88 97,95 102,08 99,43 94,69

Juni 94,93 98,59 104,43 100,8 96,52

Juli 94,18 99,91 104,83 99,89

Agustus 98,39 101,03 102,53 98,99

September 94,97 102,1 103,27 99,71

Oktober 95,4 100,84 103,03 98,99

November 94,4 101,19 102,58 94,62

Desember 88,94 100 100,32 91,5


Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011 - 2015

Tabel 4.4 menunjukkan nilai FDR mengalami peningkatan dan

penurunan. FDR tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada bulan Agustus

sebesar 98,39% dan terendah pada bulan Desember sebesar 88,94%. Pada

tahun 2012 FDR tertinggi terjadi pada bulan September sebesar 102,1%

dan terendah pada bulan Januari sebesar 87,27%. Pada tahun 2013 FDR

tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 104,83% dan terendah pada bulan

Desember sebesar 100,32%. Pada tahun 2014 FDR tertinggi terjadi pada

bulan Maret sebesar 102,22% dan terendah pada bulan Desember sebesar

91,5% . Pada tahun 2015 FDR tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar

96,52% dan terendah pada bulan Januari sebesar 93,6%.

67
B. Hasil Analisis Data

1. Uji Stasioneritas

a. Uji Akar Unit

Pengujian akar-akar unit dikatakan stasionr apabila nilai

Phillips-Perron test (Pp test) lebih besar dari nilai (Critical Value)

5%, sebaliknya jika nilai Phillips-Perron test (Pp test) lebih kecil

dari nilai (Critical Value) 5% maka variabel tersebut tidak

stasioner. Hasil dari pengujian akar-akar unit ini dapat dilihat pada

tabel 4.2berikut ini:

Tabel 4.6
Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada Tingkat Level

No. Variabel Pptest CV 5% Keterangan


1 LnPembiayaan -4,340878 -2,917650 Stasioner
2 LnNPF -0,740230 -2,917650 Tidak Stasioner
3 LnFDR -3,502211 -2,917650 Stasioner
4 LnROA -2,322655 -2,917650 Tidak Stasioner
Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan hasil uji akar unit pada tingkat level, tabel 4.1

menunjukkan variabel NPF dan ROA tidak stasioner. Hal ini

dibuktikan dengan nilai Phillips-Perron test lebih kecil dari

Mac.Konnon Critical Value 5% (PP test < CV 5%).

Kesimpulandari hasil data yang diolah adalah H0 diterima yaitu

data tidak stasioner pada tingkat level sehingga harus dilanjutkan

pada tingkat berikut sampai data menjadi stasioner yaitu dengan

menggunakan Uji Derajat Integrasi.

68
b. Uji Derajat Integrasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat atau order

diferensi keberapa derajat data yang diteliti akan stasioner.

Pengujian ini dilakukan pada uji akar-akar unit, jika ternyata data

tersebut tidak stasioner pada tingkat level.

Tabel 4.7
Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada First Difference

No. Variabel Pptest CV 5% Keterangan


1 LnPembiayaan -4.688629 -2,918778 Stasioner
2 LnNPF -7.904917 -2,918778 Stasioner
3 LnFDR -17.60356 -2,918778 Stasioner
4 LnROA -8.487061 -2,918778 Stasioner
Sumber ; Lampiran 3

Dari data yang diuji dapat dilihat bahwa semua variabel

stasioner pada first difference. Hal ini dapat dibuktikan dengan

nilai Phillips-Perron test lebih besar dari Mac.Kinnon Critical

Value 5% (PPtest > CV 5%). Sehingga tidak perlu dilanjutkan

dengan tingkat berikutnya (second difference).

2. Uji Kausalitas

Uji kausalitas pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu

variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja.

Menurut Gujarati (1995) sebelum dilakukan uji kointegrasi dan ECM

perlu dilakukan pengujian kauslaitas antara variabel-variabel penelitian

dimana antar variabel diharapkan mempunyai hubungan satu aarah.

Berikut hasil uji kausalitas:

69
Tabel 4.8
Uji Kausalitas

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

LnNPF does not Granger Cause LnPEMBIAYAAN 51 4.22208 0.0104


LnPEMBIAYAAN does not Granger Cause LnNPF 1.80991 0.1593

LnFDR does not Granger Cause LnPEMBIAYAAN 51 0.42520 0.7359


LnPEMBIAYAAN does not Granger Cause LnFDR 1.17115 0.3316

LnROA does not Granger Cause LnPEMBIAYAAN 51 3.65073 0.0195


LnPEMBIAYAAN does not Granger Cause LnROA 0.99306 0.4049
Sumber : Lampiran 4

Hasil pengujian kausalitas Granger, tabel 4.4 menunjukkan bahwa

Variabel NPF dan ROA menunjukkan hubungan satu arahterhadap

pembiayaan karena probablitias berada dibawah 0,05. Berbeda dengan

variabel FDR yang tidak mempunyai hubungan kausalitas. Dengan

demikian, disimpulkan bahwa terjadi kausalitas searah antara variabel x

terhadap pembiyaan yang digambarkan oleh ROA dan NPF.

3. Uji Kointegrasi

Uji kointergrasi merupakan kelanjutan dari uji akar-akar unit dan

derajat Integrasi. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk

mengetahui apakah variabel-variabel yang ada berkointegrasi. Variabel

yang terintegrasi menunjukkan adanya hubungan antar variabel atau

kestabilan dalam jangka panjang dan sebaliknya. Untuk menguji secara

empiris hubungan jangka panjang antara Pembiayaan perbankan Syariah

dengan variabel internal perbankan syariah, Maka Penelitian ini

70
menggunakan model pengujian yang oleh Johansen. Uji dapat digunakan

untuk menetukan kointegrasi sejumlah variabel (Vektor).

Uji kointegrasi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan uji test

kointegrasi johansen pada derajat kepercayaan sebesar 5% dengan cara

membandingkan trace statistic dengan critical value yang apabila trace

statistik lebih besar dari critical value maka terjadi kointegrasi dan

sebaliknya.

Tabel 4.9
Uji Kointegrasi

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05


No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.337783 49.82478 47.85613 0.0323


At most 1 0.229648 29.21670 29.79707 0.0582
At most 2 * 0.200979 16.17131 15.49471 0.0395
At most 3 * 0.094310 4.952926 3.841466 0.0260
Sumber : Lampiran 5

Hasil uji kointegrasi johansen diatas menunjukkan bahwa variabel

dependen pembiayaan perbankan syariah dengan variabel independen

lain memiliki kointegrasi yang dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan

trace statistik sebesar 49,82478 yang lebih besar dari critical value

47,85613 dengan tingkat probabilitas yang lebih kecil dari α 5% sebesar

0,0323.

Berdasarkan uji kointegrasi variabel dapat dikatakan terintegrasi

(memiliki hubungan jangka panjang). Sehingga pengujian dapat

dilakukan ke uji Error Corection Model (ECM).

71
4. Uji Error Correction Model

Dengan ditemukannya fenomena hubungan jangka panjang pada

setiap variabel, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan

Error Correction Model (ECM) untuk melihat ada tidaknya hubungan

antar variabel dalam jangka pendek. ECM merupakan salah satu

pendekatan untuk menganalisis model time series yang digunakan untuk

melihat konsistensi antara hubungan jangka pendek dengan hubungan

jangka panjang dari variabel-variabel yang diuji.

Tabel 4.10
Hasil Regresi Error Corection Model (ECM)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.248747 0.164766 -1.509700 0.1381


D(LnNPF) -0.080961 0.020980 -3.858928 0.0004
D(LnFDR) 0.004822 0.003154 1.528776 0.1333
D(LnROA) 0.221252 0.059246 3.734438 0.0005
LnNPF(-1) -0.030797 0.007921 -3.887927 0.0003
LnFDR(-1) -0.028670 0.007492 -3.826679 0.0004
LnROA(-1) 0.109761 0.038789 2.829698 0.0069
ECT(-1) 0.032633 0.005835 5.593038 0.0000

R-squared 0.707963 Mean dependent var 0.020246


Adjusted R-squared 0.662535 S.D. dependent var 0.017342
S.E. of regression 0.010074 Akaike info criterion -6.219430
Sum squared resid 0.004567 Schwarz criterion -5.922028
Log likelihood 172.8149 Hannan-Quinn criter. -6.105064
F-statistic 15.58427 Durbin-Watson stat 2.206949
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : lampiran 6

Dari hasil olah data Uji Error Correction Model, pada tabel 4.13

menunjukkan bahwa nilai koefisien ECT signifikan dan positif pada

tingkat signifikansi 5% dengan probablitas 0,0028 yang terletak dibawah

0,05. Hal ini membuktikan ECT sudah signifikan pada tingkat

72
kepercayaan α = 5% secara statistik. Oleh karena itu model dari

pengujian ECM ini dapat dikatakan sahih atau valid.

Probabilitas (F-statistik) nilainya adalah 0,000, angka ini terletak

dibawah 0,05 yang berarti signifikan secara statistik. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Independent yang ada pada model secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Dependent. Terdapat

fenomena keseimbangan dalam jangka panjang maupun jangka pendek

dengan adjusted R2 sebesar 0,662535 atau sebesar 66,25% yang berarti

bahwa variabel-variabel independen tersebut mampu menjelaskan

pengaruhnya terhadap variabel dependen. Sedangkan 33,75% lainnya

dijelaskan oleh variabel lain diluar pengujian yang dilakukan oleh

peneliti.

Pada hasil estimasi regresi dengan pendekatan ECM, variabel

jangka pendek ditunjukkan oleh D(LnNPF), D(LnFDR), D(LnROA).

Namun dalam jangka panjang perlu dihitung dengan cara menjumlahkan

nilai koefisien tiap-tiap variabel jangka panjang LnNPF(-1), LnFDR(-1),

LnROA (-1) dijumlah dengan koefisien ECT kemudian dibagi dengan

koefisien ECT. Rumus koefiesn simulasi jangka panjang sebagai berikut:

LnNPF(-1) = C4 + C7 ……………………………..…. (4.1)

C7

LnFDR(-1) = C5 + C7 …….………………………….. (4.2)

C7

73
LnROA(-1) = C6 + C7 ……………………………....... (4.3)

C7

Tabel 4.11
Hasil ECM dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Koefisien Koefisien
Variabel Jangka Prob Jangka Prob
Pendek Panjang
Non Performing Finance
(NPF) -0,0809 0,0004 0,0563 0,0003
Finance to Deposit Ratio
(FDR) 0,0048 0,1333 0,1214 0,0004
Return On Asset (ROA) 0,2212 0,0005 4,3635 0,0069
Sumber: Lampiran 7

Berdasarkan output data dari hasil regresi ECM sebagai berikut :

D(LnPembiayaan) = - 0,2487– 0,0809*D(LnNPF) +

0,0048*D(LnFDR)+0,2212*D(LnROA) + 0,0563*LnNPF(-1) + 0,1214*LnFDR

(-1) + 4,3635*LnROA(-1)–0.0326*ECT

C. Pembahasan

Berdasarkan uji analisis regresi ECM dalam jangka pendek dan jangka

panjang, berikut pembahasan hasil tersebut:

1. Non Performing Finance (NPF) terhadap Pembiayaan

a. Pada Jangka Pendek

Hasil pengujian variabel NPF pada tabel 4.7 dalam jangka pendek

mempunyai signifikansi 0,0004 (α <0,05) dan nilai koefisien -

0,0809. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis Ha1 terdukung sehingga

dapat dikatakan Non Performing Finance dalam jangka pendek

berpengaruh signifikan negatif terhadap pembiayaan pada tingkat

signifikansi 5%.

74
b. Pada Jangka Panjang

Hasil pengujian NPF pada Tabel 4.7 dalam jangka

panjangmempunyai signifikansi 0,0003(α < 0,05) dan nilai koefisien

0,0563. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis Ha1terdukung

sehingga dapat dikatakan Non Performing Finance dalam jangka

panjang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan pada

tingkat signifikansi 5%.

2. Pengaruh Finance to Deposit Ratio (FDR) terhadap pembiayaan

a. Pada Jangka Pendek

Hasil pengujian Finance to Deposit Ratio (FDR) dalam jangka

pendek mempunyai nilai signifikansi 0,1333(α >0,05) dan nilai

koefisien 0,0048. Hal ini menunjukkan hipotesis Ha2 tidak terdukung

sehingga dapat disimpulkan bahwa berapapun tingkat FDR yang ada

pada Perbankan Syariah tidak akan berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan dalam jangka pendek.

b. Pada Jangka Panjang

Hasil pengujian variabel Finance to Deposit Ratio (FDR) pada

tabel 4.7 menunjukkan signifikansi sebesar 0,0004 (α <0,05) dan

nilai koefisien 0,1214. Hal ini menunjukkan hipotesis Ha2 terdukung

sehingga dapat dikatakan Finance to Deposit Ratio (FDR) dalam

jangka panjang berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan

pada tingkat signifikansi 5%.

3. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap pembiayaan

75
a. Pada Jangka Pendek

Hasil pengujian Return On Asset (ROA) dalam jangka pendek

mempunyai nilai signifikansi 0,0005(α <0,05) dan nilai koefisien

yang dihasilkan sebesar0,2212. Hal ini menunjukkan hipotesis Ha3

terdukung sehingga dapat dikatakan bahwa Return On Assets (ROA)

dalam jangka pendek berpengaruh signifikan positif terhadap

manajemen laba akrual pada tingkat signifikansi 5%.

b. Pada Jangka Panjang

Hasil pengujian variabel Return On Asset (ROA) pada tabel 4.7

dalam jangka panjang menunjukkan signifikansi sebesar 0,0061 (α

<0,05) dannilai koefisien 42.302,47. Hal ini menunjukkan hipotesis

Ha3terdukung sehingga dapat dikatakan Return On total Asset (ROA)

dalam jangka panjang berpengaruh signifikan positif terhadap

pembiayaan pada tingkat signifikansi 5%.

D. Interpretasi Data

Interpretasi data dari hasil regresi ECM untuk masing – masing variabel

regresi adalah :

1. Non Performing Finance (NPF) terhadap Pembiayaan

a. Pada Jangka Pendek

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabelNPF dalam jangka

pendek berpengaruh signifikan negatif terhadap pembiayaan pada

tingkat signifikansi 5%, konsisten dengan hasil penelitian Ekarina

(2014) danHuda (2014).Menurut Ekarina (2014) ketika terjadi

76
banyak pembiayaan bermasalah, bank perlu berhati-hati dan selekstif

dalam menyalurkan pembiayaan sehingga pembiayaan yang

diberikan harus melalui proses seleksi yang panjang, dan berakibat

penyaluran pembiayaan menjadi sedikit.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Kasmir (2006)

menyatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka akan semakin

buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah

pembiayaan non lancar semakin besar, dan oleh karena itu bank

harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya

sehingga berpengaruh terhadap jumlah pembiayaan yang disalurkan.

Non Performing Finance (NPF) merupakan rasio antara

pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayan yang

disalurkan oleh bank syariah. Menurut peneliti, semakin besar NPF

menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan bermasalah,

pembiayaan bermasalah yang tinggi menyebabkan bank lebih

berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan karena bank harus

membentuk cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

besar. Oleh karena itu rasio NPF yang tinggi akan menurunkan

tingkat pembiayaan dalam jangka pendek.

Besarnya rasio NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia yaitu

maksimal sebesar 5%. Semakin kecil rasio NPF maka semakin baik

tingkat kesehatan suatu bank. Minimnya pembiayaan yang

bermasalah membuktikan bahwa bank syariah tersebut telah mampu

77
menjaga kestabilan dananya. Sedangkan NPF yang tinggi

menunjukkan semakin rendahnya kemampuan bank dalam

mengumpulkan kembali pembiayaan yang dikeluarkannya. Semakin

sedikit dana pinjaman yang kembali ke bank, akan menyebabkan

dana bank yang tersedia untuk disalurkan semakin berkurang.

Akibatnya, bank akan mengurangi jumlah dana yang akan disalurkan

ke masyarakat.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa besarnya nilai NPF dalam periode pengamatan

terus mengalami fluktuasi dengan pencapaian nilai terendah NPF

sebesar 2,22% sedangkan NPF tertinggi yang pernah terjadi yaitu

sebesar 4,86%. Nilai tersebut masih tergolong dalam posisi yang

aman karena tidak melebihi batas ketentuan BI sebesar 5%. Namun

demikian terjadinya pembiayaan bermasalah yang digambarkan

dalam rasio NPF ini tetap dapat mempengaruhi besarnya penyaluran

pembiayaan.

b. Pada Jangka Panjang

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel NPF dalam

jangka panjang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan

pada tingkat signifikansi 5%.Hasil ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Hikmawan (2013) setiap kenaikan pembiayaan yang

bermasalah, akan menambah jumlah pembiayaan yang

disalurkan.Berbeda dalam jangka pendek yang mempunyai pengaruh

78
negatif terhadap pembiayaan, hal ini dikarenakan NPF yang

menignkat akan menurunkan pembiayaan yang disalurkan dalam

jangka pendek. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis pembiayaan

untuk meminimalkan nilai NPF.

Sesuai dengan teori Antonio (2010) menyatakan bahwa semakin

ketat kebijakan kredit/ analisis pembiayaan yang

dilakukanmanajemen bank (semakin ditekan tingkat NPF) akan

menyebabkan tingkat permintaan pembiayaan oleh masyarakat

turun. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena waktu proses

pembiayaan yang cukup lama, analisis pembiayaan yangmendalam,

bahkan ada calon nasabah yang merasa privasi pribadinya terganggu

(merasa tidak dipercaya) karena adanya analisis karakter yang

mendalam, sehingga calon nasabah merasa lebih baik meminjam

(pindah) ke bank lain yang lebih lunak dalam melakukan analisis

pembiayaan/kebijakan kredit.

2. Pengaruh Finance to Deposit Ratio (FDR) terhadap pembiayaan

a. Pada Jangka Pendek

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel FDRdalam jangka

pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa berapapun tingkat FDR yang ada pada

Perbankan Syariah tidak akan berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan yang disalurkan dalam jangka pendek

79
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suci (2013)

dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Finance to

Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan dalam

jangka pendek. FDR merupakan rasio untuk menghitung jumlah

pembiayaan yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga yang

dihimpum.

Sesuai dengan teori Slamet Riyadi (2004) bahwasanya semakin

besar FDR maka semakin besar pula jumlah pembiayaan yang

disalurkan oleh bank yang bersangkutan sehingga dalam hal ini

mengindikasikan bahwa semakin membaiknya fungsi intermediasi

perbankan. Namun menurut peneliti, hal ini belum terlihat

pengaruhnya dalam jangka pendek karena terbukti dari nilai koeisien

regresi antara FDR dengan pembiayaan sebesar 0,0048 (nilai

kofisien positif).

b. Pada Jangka Panjang

Hasil pengujian menunjukkan variabel FDR dalam jangka

panjang berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan pada

tingkat signifikansi 5%,

Sesuai dengan teori Slamet Riyadi (2004) bahwasanyasemakin

besar FDR maka semakin besar pula jumlah pembiayaan yang

disalurkan oleh bank yang bersangkutan sehingga dalam hal ini

mengindikasikan bahwa semakin membaiknya fungsi intermediasi

perbankan. FDR menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam

80
menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang

bersangkutan.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Suci (2013) bahwa pengaruh signifikan positif dari

FDR terhadap pembiyaaan yang disalurkan baru terlihat dalam

jangka panjang.

Menurut peneliti, perbankan syariah di Indonesia terus

membukukan pertumbuhan pembiayaan yang tinggi.Tingginya

penyaluran pembiayaan itu mendorong rasio pembiayaan terhadap

simpanan atau Finance to Deposit Ratio (FDR) meningkatsejak 2012

hingga pertengahan 2014, FDR mencapai 100% ke atas. Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) belum akan mengatur batas minimum FDR.

OJK menilai porsi pembiayaan syariah tergolong kecil. Khususnya

jika dibandingkan dengan bank konvensional. Oleh karena itu OJK

masih akan memberikan kelonggaran bank syariah untuk

berekspansi.

Bank Indonesia mendorong FDR perbankan syariah menjadi

lebih berkualitas yaitu dengan menaikkan Giro Wajib Minimum

(GWM). GWM sekunder merupakan cadangan likuiditas perbankan

dalam bentuk surat-surat berharga yang disimpan di Bank Indonesia.

Seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Negara

(SBN). Kini, besaran GWM itu dinaikkan menjadi 4% dari dana

pihak ketiga (DPK). Ketentuan ini dilakukan bertahap hingga 2

Desember 2013.

81
Dengan rincian, GWM sekunder yang awalnya sebesar 2,5%

dari DPK dalam rupiah, dinaikkan menjadi tiga persen mulai 1

Oktober hingga 31 Oktober 2013. Sementara GWM sebesar 3,5%

dari DPK dalam rupiah hanya boleh antara I November hingga 1

Desember 2013. Sementara jtu, ketentuan GWM sekunder sebesar 4

persen dari DPK dalam rupiah akan diberlakukan 2 Desember

2013. Kebijakan Bank Indonesia (BI) dengan menaikkan Giro Wajib

Minimum (GWM) sekunder secara bertahap, diharapkan dapat

membuat likuiditas perbankan syariah lebih mantap, sehingga

berdampak pada tahun 2014 FDR menurun dan kembali stabil.

3. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap pembiayaan

a. Pada Jangka Pendek

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ROA dalam

jangka pendek berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan

pada tingkat signifikansi 5%, konsisten dengan teori Simrangkir

(2004) laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari

masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal

yang lebih banyak sehinggabank memperoleh kesempatan

melakukan pembiayaan dengan lebih luas.

Hasil penelitianQolby (2013) dan Ekarina (2014) juga

menunjukan kesesuaian hipotesis yavariabel Return On Assets

(ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan yang

disalurkan. Hubungan posittif ini dikarenakan Return On Assets

82
(ROA) merupakan suatu pengukuran kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Jika Return On

Assets (ROA) suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula

tingkat keuntungan yang diperoleh oleh bank tersebut dan semakin

baik pula posisi bank tersebut dari segi pengamanan aset.

Bagi bank syariah, sumber dana yang paling dominan bagi

pembiayaan asetnya adalah dana investasi, yang dapat dibedakan

menjadi investasi jangka panjang dari pemilik (core capital) dan

investasi jangka pendek dari nasabah (dana yang dihimpun dari

masyarakat). Menurut peneliti, semakin besar tingkat keuntungan

(ROA) yang didapat oleh bank, maka semakin besar pula upaya

manajemen dalam menginvestasikan keuntungannya tersebut dengan

berbagai kegiatan yang menguntungkan, terutama dengan

penyaluran pembiayaan.

Hal itu tercermin dari nilai rata – rata dari ROA perbankan

syariah di Indonesia selama periode 2010 – 2013 yang meningkat

sebesar 22%. Oleh karena itu, ketika ROA meningkat maka tingkat

profitabilitas bank juga meningkat. Profitabilitas yang tinggi

merupakan kesempatan bank untuk meningkatkan pembiayaan.

b. Pada Jangka Panjang

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ROAdalam

jangka panjang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan

pada tingkat signifikansi 5% konsisten dengan teori Simrangkir

83
(2004) Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari

masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal

yang lebih banyak sehinggabank memperoleh kesempatan

melakukan pembiayaan dengan lebih luas.

Hasil penelitian Qolby (2013) dan Ekarina (2014) juga

menunjukan kesesuaian hipotesis yavariabel Return On Assets

(ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan yang

disalurkan. Menurut peneliti,hal ini menunjukan dalam jangka

panjang, perbankan syariah mampu mengelola pembiayaan yang

disalurkan secara efisien sehingga keuntungan yang diperoleh dari

hasil pembiayaan semakin besar seiring dengan meningkatnya

pembiaayan yang disalurkan.

Bank harus memperhatikan ROA dalam penyaluran pembiayaan

karena semakin besar tingkat keuntungan (ROA) yang diperoleh

oleh bank maka akan meningkat pula upaya manajemen bank dalam

menginvestasikan keuntungan tersebut. Upaya yang akan dilakukan

adalah dengan meningkatkan kegiatan yang menguntungkan

manajemen, terutama dengan penyaluran pembiayaan.

84
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. NPF (Non Performing Finance) dalam jangka pendek mempunyai

signifikansi 0,0004 (α <0,05) dan nilai koefisien -0,0809 yang

menunjukkan bahwa NPF berpengaruh signifikannegatif terhadap

pembiayaan. Sedangkan dalam jangka panjang, NPFmempunyai

signifikansi 0,0003(α< 0,05) dannilai koefisien 0,0563 yang

menunjukkan NPFberpengaruhsignifikan positif terhadap

pembiayaan.Hal ini berimplikasi bahwa dalam jangka pendek dan jangka

panjang NPF merupakan indiaktor yang baik untuk memprediksi

pembiayaan pada Bank Syariah.

2. FDR (Finance to Deposit Ratio) dalam jangka pendekmempunyai

signifikansi 0,1333(α >0,05) dan nilai koefisien 0,0048 yang

menunjukkan FDR tidak berpegaruh signifikanterhadap

pembiayaan.Sedangkan dalam jangka panjang, FDR mempunyai

signifikansi sebesar 0,0004 (α <0,05) dan nilai koefisien0,1214 yang

menunjukkan FDR berpengaruh signifikan positifterhadap pembiayaan.

Hal ini berimplikasi bahwa dalam jangka panjang FDR merupakan

indiaktor yang baik untuk memprediksi penyaluran pembiayaan pada

Bank Syariah.

85
3. ROA (Return On AssetI) dalam jangka pendek mempunyai signifikansi

0,0005(α <0,05) dan nilai koefisien 0,2212 yang menunjukkan

ROAberpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan. Sedangkan

dalam jangka panjang,ROA mempunyai memilikisignifikansi sebesar

0,0061 (α <0,05) dannilai koefisien42.302,47 yang menunjukkan

ROAberpengaruh siginifikan positif terhadap pembiayaan. Hal ini

berimplikasi bahwa dalam jangka pendek dan jangka panjang ROA

merupakan indiaktor yang baik untuk memprediksi penyaluran

pembiayaan pada Bank Syariah.

B. Saran

Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneiti menganalisis empat

variabel eksogen yaitu NPF, FDR, dan ROA terhadap variabel endogen yaitu

Pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah tahun 2011 bulan Januari hingga

tahun 2015 bulan Juni. Agar dapat memperoleh gambaran yang lebih

komprehensif, maka penulis menyarankan beberapa hal antara lain sevagai

berikut :

1. Dalam kondisi internal perbankan seperti NPF, FDR, dan ROA terbukti

dapat mempengaruhi pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah di

Indonesia. Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali upaya peningkatan

kinerja dari perbankan tersebut untuk lebih meningkatkan kembali

jumlah pembiayaan yang disalurkannya sehingga fungsi dari perbankan

itu sendiri yakni sebagai lembaga intermedisi (perantara) antara pihak

surplus dengan pihak defisit dapat berjalan lebih baik lagi.

86
2. Dalam penelitian ini, hanya menggunakan lima tahun penelitian dengan

tiga variabel dependen dan satu variabel independen. Diharapkan

penelitian berikutnya dapat menggunakan waktu penelitian yang lebih

panjang lagi serta menambahkan jumlah sampel serta variabel agar lebih

bervariatif lagi dari penelitian sebelumnya.

3. Untuk lebih lanjut, diharapkan peneliti-peneliti lain menggunakan

metode lain seperti data panel pada studi kasus bank-bank umum syariah

di Indonesia secara keseluruhan, sehingga nantinya dapat diketahui

secara rinci pengaruh satu per satu bank tersebut terhadap penyaluran

pembiayaannya nanti.

87
DAFTAR PUSTAKA

Ajija, et. al. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2012. Bank SyariahdariTeorikePraktek. Jakarta:


GemaInsani.

Danupranata, Gita. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba


Empat.

Emzir. 2010. MetodologiPenelitian: KuantitatifdanKualitatif. Jakarta: Rajawali


Pers.

Eriyanto. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.

Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi
Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi).


Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Lukman, Dendawijaya. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Gramedia.

Mahmoedin. 2004. Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Moussa and Chedia. 2016. Determinants of Banks Lending: Case of Tunisia.


International Journal of Finance and Accounting 5(1): 27-36

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Syariah. Yogyakarta: UPP AMP


YKP.

Nachrowi dan Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometruka


untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013

88
Perwataatmadja dan Tanjung. 2007. Bank Syariah: Teori, Praktek, dan
Peranannya. Jakarta: Celesial Publishing.

Qolby, Muhammad. 2013. Faktor - Faktor yang


MempngaruhiPembiayaanPadaPerbankanSyariah di Indonesia
PeriodeTahun 2007 – 2013. Economics Development Analysis Journal
2(4) ISSN 2252-6889.

Rabab’ah, Mwafag. 2015. Factors Affecting the Bank Credit: An Empirical Study
on the Jordanian Commercial Banks.

Riyadi, Slamet. 2004. Banking Assets and Liability Management. Jakarta:


Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN.

Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Simorangkir. 2004. Pengantar Lembaga Keungan Bank dan Non Bank. Jakarta:
Ghalia Indonesia

Siregar, Sofyan. 2011. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Cetakan ke-2.
Yogyakarta: Ekonisia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

Susilo. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan (Pasal 1).

Undang - Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:


Ekonisia.

Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan


Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

www.beritasau.com/ekonomi/314843-pertumbuhan-bank-syariah-melambat-
drastis-ini-penyebabnya.html, diakses pada tanggal 24 April 2016.

89
Lampiran 1 – Data Penelitian

NPF ROA FDR Pembiayaan


Bulan/Tahun (%) (%) (%) (Miliar Rp)
Jan-11 3.28 2.26 91.97 69724
Feb-11 3.66 1.81 95.16 71449
Mar-11 3.6 1.97 93.22 74253
Apr-11 3.79 1.9 95.17 75726
May-11 3.76 1.84 94.88 78619
Jun-11 3.55 1.84 94.93 82616
Jul-11 3.75 1.86 94.18 84556
Aug-11 3.53 1.81 98.39 90540
Sep-11 3.5 1.8 94.97 92839
Oct-11 3.11 1.75 95.24 96805
Nov-11 2.74 1.78 94.4 99427
Dec-11 2.52 1.79 88.94 102655
Jan-12 2.68 1.36 87.27 101689
Feb-12 2.82 1.79 90.49 103713
Mar-12 2.76 1.83 87.13 104239
Apr-12 2.85 1.79 95.39 108767
May-12 2.93 1.99 97.95 112844
Jun-12 2.88 2.05 98.59 117592
Jul-12 2.92 2.05 99.91 120910
Aug-12 2.78 2.04 101.03 124946
Sep-12 2.74 2.07 102.1 130357
Oct-12 2.58 2.11 100.84 135581
Nov-12 2.5 2.09 101.19 140318
Dec-12 2.22 2.14 100 147505
Jan-13 2.49 2.52 100.63 149672
Feb-13 2.72 2.29 102.17 154072
Mar-13 2.75 2.39 102.62 161081
Apr-13 2.85 2.29 103.08 163407
May-13 2.92 2.07 102.08 167259
Jun-13 2.64 2.1 104.43 171227
Jul-13 2.75 2.02 104.83 174486
Aug-13 3.01 2.01 102.53 174537
Sep-13 2.8 2.04 103.27 177320
Oct-13 2.96 1.94 103.03 179284
Nov-13 3.08 1.96 102.58 180833
Dec-13 2.62 2 100.32 184122

90
NPF ROA FDR Pembiayaan
Bulan/Tahun (%) (%) (%) (Miliar Rp)
Jan-14 3.01 0.08 100.07 181398
Feb-14 3.53 0.13 102.03 181772
Mar-14 3.22 1.16 102.22 184964
Apr-14 3.48 1.09 95.5 187885
May-14 4.02 1.13 99.43 189690
Jun-14 3.9 1.12 100.8 193136
Jul-14 4.31 1.05 99.89 194079
Aug-14 4.58 0.93 98.99 193983
Sep-14 4.67 0.97 99.71 196563
Oct-14 4.58 0.92 98.99 196491
Nov-14 4.86 0.87 94.62 198376
Dec-14 4.33 0.8 91.5 199330
Jan-15 4.87 1.15 93.6 197279
Feb-15 5.1 1.07 93.94 197543
Mar-15 4.81 1.13 94.24 200712
Apr-15 4.62 1.08 94.18 201526
May-15 4.76 1.09 94.69 203894
Jun-15 4.73 0.89 96.52 203894

91
Lampiran 2 – Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada Tingkat Level
Pembiayaan

Null Hypothesis: LnPEMBIAYAAN has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -4.340878 0.0010


Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000185


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000309

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnPEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:43
Sample (adjusted): 2 54
Included observations: 53 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LnPEMBIAYAAN(-1) -0.031058 0.005627 -5.519916 0.0000


C 0.388189 0.066685 5.821281 0.0000

R-squared 0.373999 Mean dependent var 0.020246


Adjusted R-squared 0.361724 S.D. dependent var 0.017342
S.E. of regression 0.013855 Akaike info criterion -5.683374
Sum squared resid 0.009790 Schwarz criterion -5.609024
Log likelihood 152.6094 Hannan-Quinn criter. -5.654783
F-statistic 30.46947 Durbin-Watson stat 1.755023
Prob(F-statistic) 0.000001

92
Non Performing Finance (NPF)

Null Hypothesis: LnNPF has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -0.740230 0.8273


Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.005660


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.005745

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnNPF)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:44
Sample (adjusted): 2 54
Included observations: 53 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LnNPF(-1) -0.034974 0.048109 -0.726985 0.4706


C 0.048746 0.058507 0.833160 0.4086

R-squared 0.010257 Mean dependent var 0.006907


Adjusted R-squared -0.009150 S.D. dependent var 0.076344
S.E. of regression 0.076692 Akaike info criterion -2.261023
Sum squared resid 0.299968 Schwarz criterion -2.186673
Log likelihood 61.91712 Hannan-Quinn criter. -2.232432
F-statistic 0.528507 Durbin-Watson stat 2.103114
Prob(F-statistic) 0.470559

93
Finance to Deposit Ratio (FDR)

Null Hypothesis: LnFDR has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -3.502211 0.0117


Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.240234


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.230790

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnFDR)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:44
Sample (adjusted): 2 54
Included observations: 53 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LnFDR(-1) -0.396929 0.111904 -3.547039 0.0008


C 0.134565 0.080934 1.662635 0.1025

R-squared 0.197880 Mean dependent var -0.017583


Adjusted R-squared 0.182152 S.D. dependent var 0.552502
S.E. of regression 0.499655 Akaike info criterion 1.487209
Sum squared resid 12.73242 Schwarz criterion 1.561559
Log likelihood -37.41103 Hannan-Quinn criter. 1.515800
F-statistic 12.58149 Durbin-Watson stat 1.779125
Prob(F-statistic) 0.000846

94
Return On Asset(ROA)

Null Hypothesis: LnROA has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 3 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -2.322655 0.1688


Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000595


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000604

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnROA)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:45
Sample (adjusted): 2 54
Included observations: 53 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LnROA(-1) -0.172197 0.074559 -2.309551 0.0250


C 0.789761 0.341577 2.312103 0.0248

R-squared 0.094686 Mean dependent var 0.000911


Adjusted R-squared 0.076934 S.D. dependent var 0.025871
S.E. of regression 0.024856 Akaike info criterion -4.514405
Sum squared resid 0.031510 Schwarz criterion -4.440054
Log likelihood 121.6317 Hannan-Quinn criter. -4.485813
F-statistic 5.334028 Durbin-Watson stat 2.119685
Prob(F-statistic) 0.024998

95
Lampiran 3– Uji Akar Unit Phillips-Perron Pada First Difference
Pembiayaan

Null Hypothesis: D(LnPEMBIAYAAN) has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -4.688629 0.0004


Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000246


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000314

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnPEMBIAYAAN,2)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:45
Sample (adjusted): 3 54
Included observations: 52 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LnPEMBIAYAAN(-1)) -0.568387 0.129613 -4.385245 0.0001


C 0.011259 0.003474 3.240622 0.0021

R-squared 0.277774 Mean dependent var -0.000470


Adjusted R-squared 0.263329 S.D. dependent var 0.018631
S.E. of regression 0.015991 Akaike info criterion -5.395926
Sum squared resid 0.012785 Schwarz criterion -5.320879
Log likelihood 142.2941 Hannan-Quinn criter. -5.367155
F-statistic 19.23037 Durbin-Watson stat 2.370782
Prob(F-statistic) 0.000060

96
Non Performing Finance (NPF)

Null Hypothesis: D(LnNPF) has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -7.904917 0.0000


Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.005568


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.005929

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnNPF,2)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:46
Sample (adjusted): 3 54
Included observations: 52 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LnNPF(-1)) -1.096232 0.138263 -7.928617 0.0000


C 0.005621 0.010599 0.530358 0.5982

R-squared 0.556985 Mean dependent var -0.002230


Adjusted R-squared 0.548125 S.D. dependent var 0.113199
S.E. of regression 0.076094 Akaike info criterion -2.275980
Sum squared resid 0.289519 Schwarz criterion -2.200932
Log likelihood 61.17547 Hannan-Quinn criter. -2.247208
F-statistic 62.86297 Durbin-Watson stat 2.018430
Prob(F-statistic) 0.000000

97
Finance to Deposit Ratio (FDR)

Null Hypothesis: D(LnFDR) has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 41 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -17.60356 0.0000


Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.303502


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.016224

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnFDR,2)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:46
Sample (adjusted): 3 54
Included observations: 52 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LnFDR(-1)) -1.055484 0.141169 -7.476729 0.0000


C -0.014429 0.077936 -0.185143 0.8539

R-squared 0.527863 Mean dependent var 0.000372


Adjusted R-squared 0.518420 S.D. dependent var 0.809586
S.E. of regression 0.561820 Akaike info criterion 1.722432
Sum squared resid 15.78209 Schwarz criterion 1.797480
Log likelihood -42.78324 Hannan-Quinn criter. 1.751204
F-statistic 55.90148 Durbin-Watson stat 2.044629
Prob(F-statistic) 0.000000

98
Return On Asset (ROA)

Null Hypothesis: D(LnROA) has a unit root


Exogenous: Constant
Bandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -8.487061 0.0000


Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000629


HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000609

Phillips-Perron Test Equation


Dependent Variable: D(LnROA,2)
Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:47
Sample (adjusted): 3 54
Included observations: 52 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LnROA(-1)) -1.166264 0.137813 -8.462678 0.0000


C 0.000366 0.003549 0.103156 0.9183

R-squared 0.588873 Mean dependent var -0.000288


Adjusted R-squared 0.580650 S.D. dependent var 0.039509
S.E. of regression 0.025585 Akaike info criterion -4.455910
Sum squared resid 0.032730 Schwarz criterion -4.380862
Log likelihood 117.8537 Hannan-Quinn criter. -4.427138
F-statistic 71.61691 Durbin-Watson stat 1.970707
Prob(F-statistic) 0.000000

99
Lampiran 4–Uji Kausalitas

Pairwise Granger Causality Tests


Date: 06/05/16 Time: 21:48
Sample: 1 54
Lags: 3

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

LnNPF does not Granger Cause LnPEMBIAYAAN 51 4.22208 0.0104


LnPEMBIAYAAN does not Granger Cause LnNPF 1.80991 0.1593

LnFDR does not Granger Cause LnPEMBIAYAAN 51 0.42520 0.7359


LnPEMBIAYAAN does not Granger Cause LnFDR 1.17115 0.3316

LnROA does not Granger Cause LnPEMBIAYAAN 51 3.65073 0.0195


LnPEMBIAYAAN does not Granger Cause LnROA 0.99306 0.4049

LnFDR does not Granger Cause LnNPF 51 4.84979 0.0053


LnNPF does not Granger Cause LnFDR 1.96732 0.1328

LnROA does not Granger Cause LnNPF 51 0.21790 0.8835


LnNPF does not Granger Cause LnROA 2.96217 0.0424

LnROA does not Granger Cause LnFDR 51 0.32618 0.8064


LnFDR does not Granger Cause LnROA 1.97774 0.1312

100
Lampiran 5 – Uji Kointegrasi

Date: 06/05/16 Time: 21:49


Sample (adjusted): 5 54
Included observations: 50 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend
Series: LnPEMBIAYAAN LnNPF LnFDR LnROA
Lags interval (in first differences): 1 to 3

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05


No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.337783 49.82478 47.85613 0.0323


At most 1 0.229648 29.21670 29.79707 0.0582
At most 2 * 0.200979 16.17131 15.49471 0.0395
At most 3 * 0.094310 4.952926 3.841466 0.0260

Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level


* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

101
Lampiran 6 - Hasil Regresi Error Corection Model (ECM)

Dependent Variable: D(LnPEMBIAYAAN)


Method: Least Squares
Date: 06/05/16 Time: 21:56
Sample (adjusted): 2 54
Included observations: 53 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.248747 0.164766 -1.509700 0.1381


D(LnNPF) -0.080961 0.020980 -3.858928 0.0004
D(LnFDR) 0.004822 0.003154 1.528776 0.1333
D(LnROA) 0.221252 0.059246 3.734438 0.0005
LnNPF(-1) -0.030797 0.007921 -3.887927 0.0003
LnFDR(-1) -0.028670 0.007492 -3.826679 0.0004
LnROA(-1) 0.109761 0.038789 2.829698 0.0069
ECT(-1) 0.032633 0.005835 5.593038 0.0000

R-squared 0.707963 Mean dependent var 0.020246


Adjusted R-squared 0.662535 S.D. dependent var 0.017342
S.E. of regression 0.010074 Akaike info criterion -6.219430
Sum squared resid 0.004567 Schwarz criterion -5.922028
Log likelihood 172.8149 Hannan-Quinn criter. -6.105064
F-statistic 15.58427 Durbin-Watson stat 2.206949
Prob(F-statistic) 0.000000

102

Anda mungkin juga menyukai