Anda di halaman 1dari 129

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN

ISLAMIC SOCIAL REPORTING

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi


Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Eknomi (S.E)

Disusun oleh :

ADINDA MUTIARA KASIH


NIM. 1113082000020

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
1438 H / 2017

i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Adinda Mutiara Kasih


No. Induk Mahasiswa : 1113082000020
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung
jawabkan atas karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembukuan yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 13 Maret 2017

Adinda Mutiara Kasih

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS HIDUP
1. Nama : Adinda Mutiara Kasih
2. Tempat, Tanggal Lahir : Banjar Lawas Timur, 15 Mei 1995
3. Agama : Islam
4. Telepon : 081297429902
5. Email : adindamk25@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 06 Limbanang Tahun 2001 – 2007
2. SMP Negeri 2 Suliki Tahun 2007 – 2010
3. SMA Negeri 1 Suliki Tahun 2010 – 2013
4. S1 Jurusan Akuntansi Tahun 2013 – 2017
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. SEMINAR DAN TRAINING


1. Conference Of Indonesia Foreign Policy Community Of Indonesia di
Jakarta 2017.
2. The ASEAN Colloquium Executive Management Conference di Thailand
2016.

IV. PENGALAMAN MAGANG


Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh tahun 2014.

V. PENGALAMAN KERJA
1. Supermentor.Org sebagai Asisten untuk CEO (2015 – 2017)

2. Tokopoket.com sebagai Staf Akuntansi (2014 – 2015)

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah : Marzal
2. Tempat, Tanggal Lahir : Situjuh Batur, 10 Juli 1961
3. Ibu : Edilia Gustin
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jambak, 3 Agustus 1971
5. Alamat : Jalan Tan Malaka Limbanang, Kecamatan
Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota
6.Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara
v
ABSTRACT

This study aims to determine factors to influence of Islamic Social Reporting


(ISR) in Islamic Banks from Indonesia, Malaysia and Gulf Corporate Council
(GCC). The population in this study was Islamic Bank from 2013 – 2015. 19
samples were selected using purposive sampling technique. The concept of
Islamic Social Reporting (ISR) In this study uses an Index developed by Othman
et. Al. (2009). The variable in this study is Muslim Population Ratio, Islamic
Governance Score, Leverage and Profitability. The result of this study indicate
that only Islamic Governance Score signifikan to influence Islamic Social
Reporting, while other variabel Muslim Population Ratio, Leverage and
Profitability not signifikan to influence the Islamic Social Reporting.

Keyword: Islamic Social Reporting, Muslim Population Ratio, Leverage,


Profitability, Islamic Bank Indonesia, Islamic Bank Malaysia, Gulf Corporate
Council

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang


mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perbankan
Syariah di Indonesia, Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council. Populasi
dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah dari tahun 2013 -2015. 19 Sampel
diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Konsep Islamic Social
Reporting (ISR) pada penelitian ini menggunakan indeks yang dibuat oleh
Othman et al (2009). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio
Populasi Penduduk Muslim, Islamic Governance Score, Leverage dan
Profitabilitas. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi bahwa hanya variabel
Islamic Governance Score yang mempengaruhi Islamic Social Reporting,
sedangkan untuk variabel Rasio Populasi Penduduk Muslim, Leverage dan
Profitabilitas tidak mempengaruhi pengunkapan ISR.

Kata Kunci: Islamic Social Reporting, Populasi Penduduk Muslim, Leverage,


Profitabilitas, Bank Syariah Indonesia, Bank Syariah Malaysia, Gulf Corporate
Council

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain ucapan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ruang, waktu, kesehatan dan
kesempatan bagi penulis dan atas semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting”. Shalawat
serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan teladan bagi semua umat manusia.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak Marzal dan Ibu Edilia atas semua jasa yang tidak
ternilai harganya atas kerja keras, bimbingan, binaan dan dukungan yang
selama ini menjadi penyemangat dalam menyelesaian tulisan ini.
2. Ibu Dr. Rini, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia
menyediakan waktu untuk membimbing, memotivasi dan memberi nasihat
kepada penulis selama penyusunan skripsi.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufrani, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
5. Bapak Hepi Prayudiawan selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi yang selalu
membantu penulis agar memperoleh kemudahan dalam penyelesaian skripsi
ini.

viii
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
bantuan kepada penulis yang menjadi bekal untuk menjalani kehidupan
selanjutnya.
7. Kakak dan Adik penulis Agnestika Yuniko Marzal, Aelgi Nadia Larasati
dan Nana Putri yang selalu memberikan semangat.
8. Sahabat seperjuangan seluruh keluarga besar akuntansi angkatan 2013,
khususnya Dina, Dimas, Meli, Dyah, Dilla, Lia, Sapta dan Ana. Terima
kasih telah menjadi sepenggal bagian dari kehidupan penulis sehingga
membuat hidup selama menjadi mahasiswa lebih berwarna.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu. Terima kasih atas segala
dukungannya

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi masih jauh dari sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak

Jakarta, 13 Maret 2017

Adinda Mutiara Kasih

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................ v

ABSTRACT....................................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur ................................................................................................. 14


1. Teori Pengungkapan ......................................................................................... 20
2. Syariah Enterprise Theory ................................................................................ 14
3. Teori Keagenan (Agency Teory) ....................................................................... 16
4. Teori Legitimasi ................................................................................................ 18
5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) ........... 20
6. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) ............................................. 26
6. Islamic Social Reporting ................................................................................... 29
B. Keterkaitan antar Variabel .................................................................................... 34
1. Faktor Rasio Populasi Penduduk Muslim di Suatu Negara .............................. 34
2. Faktor Islamic Governance Score ..................................................................... 35
3. Faktor Leverage ................................................................................................ 36
4. Faktor Profitabilitas .......................................................................................... 37

x
C. Penelitian Sebelumnya .......................................................................................... 39
D. Kerangka Pemikiran.............................................................................................. 46
BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 48


B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 52
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 52
BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Content AnalysisIndeks ISR ........................................................................ 62


B. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................................. 68
C. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 72
1. Uji Normalitas ................................................................................................... 72
2. Uji Multikolinearitas ......................................................................................... 74
3. Uji Heterokedastisitas ....................................................................................... 75
4. Uji Autokorelasi ................................................................................................ 76
D. Persamaan Model Regresi Data Panel .................................................................. 78
E. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 79
1. Uji Koefisiensi Determinasi (R2) ..................................................................... 79
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ........................................................................ 80
3. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ............................................................................. 81
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................................... 87
B. Saran ..................................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90

LAMPIRAN PENELITIAN ............................................................................................. 94

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan

1.1 Islamic Finance Country Index Ranks……………………………….....


Halaman 4
2.1 Daftar Penelitian Sebelumnya…….......................................... 27
3.1 Tahap Pengambilan Sampel Penelitian.................................. 35
3.2 Daftar Sampel Bank Syariah………………................................... 35
3.3 Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi……………….................. 39
4.1 Hasil Content Analisis Berdasarkan Tema……......................... 44
4.2 Daftar Bank dengan Indeks ISR Tertinggi Berdasarkan Tema.. 45

4.3 Nilai Indeks Islamic Social Reporting……................................. 46


4.4 Hasil Statistik Deskriptif……….................................................. 49
4.5 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov................................................ 52
4.6 Hasik Uji Multikolinearitas.................................................... 53
4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas…….............................................. 54
4.8 Hasil Uji Autokorelasi………………….......................................... 54
4.9 Hasil Analisis Durbin Watson……………................................... 55
4.10 Hasil Uji Breusch Godfrey……................................................. 56
4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)...................................... 57
4.12 Hasil Uji F…………………………………………………………………………….. 58
4.13 Hasil Uji t ……………………………………………………………………………. 59

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan

3.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………………………….


Halaman 45
4.1 Hasil Uji Normalitas……………………………………………………………. 73
4.2 Daerah Pengambilan Daerah Durbin Watson………………......... 78

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1 Daftar Indeks IslamicHalaman


Social Reporting…............................... 67
2 Rasio Populasi Penduduk Muslim........................................ 69
3 Rasio Variabel Penelitian....................................................... 70
4 Data Variabel Islamic Governance Score................................ 73
5 Indeks Islamic Social Reporting……………………………................ 75
6 Input Olah SPSS …………………………………………………………………. 81

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat ditandai dengan munculnya

berbagai perusahaan berskala besar dengan bidang-bidang usaha yang semakin

beragam, sehingga lapangan pekerjaan tersedia cukup luas bagi masyarakat. Hal

tersebut merupakan dampak positif dari berkembanganya industri perusahaan.

Namun, perusahaan juga menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungannya.

Kasus-kasus seperti banjir lumpur panas di Sidoarjo Jawa Timur yang menjadi

tanggung jawab Lapindo Brantas Inc., pencemaran Teluk Buyat di Minahasa

Selatan oleh PT Newmont Minahasa Raya, pembakaran hutan oleh perusahaan

perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, masalah pemberdayaan

masyarakat suku di wilayah pertambangan Freeport di Papua, dan konflik

masyarakat Aceh dengan Exxon mobil yang mengelolah gas bumi di Arun

merupakan beberapa kasus entitas bisnis yang tidak mempedulikan lingkungan

alam sekitarnya (Rufaida 2014).

Mencermati sisi negatif dari industrialisasi tersebut, maka tidak adil jika

masyarakat yang harus menanggung beban sosialnya. Oleh karena itu, suatu

entitas bisnis dituntut untuk memelihara lingkungan sosial dan lingkungan alam

sekitar.

Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas yang

berkaitan dengan kegiatan operasional bisnisnya meliputi aspek ekonomi (Profit),

1
sosial (People), dan lingkungan (Planet) atau biasa disebut Triple Bottom Line

(3P), yang diwujudkan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Hal

tersebut berarti bahwa CSR adalah bentuk kepedulian perusahaan yang

menyisihkan sebagaian keuntungan (Profit) bagi kepentingan pembangungan

manusia (People) dan lingkungan (Planet) secara berkelanjutan (Fauziah dan

Yudho 2013).

Selain itu, CSR juga merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada

stakeholdersnya. Stakeholders perusahaan tersebut meliputi karyawan, kreditur,

pelanggan, pemasok, maupun masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan

tersebut. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut tanggung jawab

perusahaan atas eksternalitas negatif yang ditimbulkan kepada warga di sekitar

operasinya saja, tetapi juga menyangkut kesejahteraan karyawannya,

pelanggannya, dan pemasok yang merupakan bagian dari stakeholders perusahaan

yang turut andil bagi operasi perusahaan (Ekkyanshah 2008)

Di Indonesia, kesadaran mengenai CSR ini terlihat dari makin banyaknya

perusahaan yang mengungkapkan isu CSR dalam laporan keuangan tahunan

maupun press release lainya (Fitria dan Hartanti 2010). Pemerintah pun

mengakomodirnya dengan mengeluarkan peraturan mengenai kewajiban praktik

CSR yang diatur dalam Undangan-Undangan Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal Asing. Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 tentang Peseroan Terbatas pada Pasal 66 menyebutkan bahwa laporan

tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya laporan pelaksanaan

tanggung jawab sosial dan lingkungan.

2
Selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku, terdapat alasan lain yang mendorong perusahaan untuk

melaksanakan dan mengungkapankan CSR dalam aktivitas usahanya, yaitu agar

perusahaan mendapat apresiasi masyarakat secara langsung. Bagi perusahaan CSR

tidak lagi dianggap sebagai cost semata, melainkan sebagai investasi jangka

panjang.

Sedangkan konsep CSR dalam Islam erat kaitannya dengan perusahaan-

perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis sesuai dengan konsep syariah yang

diharapkan perusahaan tersebut dapat melakukan tanggung jawab sosial

perusahaan secara islami. Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan

CSR dalam konteks islam, maka semakin meningkatnya keinginan untuk

menyajikan sebuah pelaporan yang bersifat syariah terutama pelaporan sosial pada

perusahaan atau lembaga islam berbasis syariah.

Masalah tanggung jawab sosial dan lingkungan juga telah dipaparkan

dengan jelas oleh Al-Qur’an yang terdapat dalam suroh Al-Baqarah ayat 177 yang

artinya:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke Barat dan Timur itu suatu


kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintai kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan
memerdekan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempita,penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Salah satu jenis bisnis yang menjalankan usahanya dengan prinsip-prinsip

dasar ekonomi islam adalah Bank Syariah. Pelaksanaan CSR pada perbankan
3
syariah bukanlah sekedar memenuhi kewajiban yang diamanahkan undang-

undanga saja, program CSR tidah hanya menjadi keinginan untuk mendapatkan

legitimasi dalam beroperasi disuatu kawasan, ataupun untuk mengejar

keuntungan secara maksimal (Yusuf 2010).

Perbankan syariah atau sering disebut Islamic Banking sudah ada dan telah

berkembang dengan pesat dan cepat dalam beberapa dekade akhir-akhir ini seiring

dengan pertumbuhan di dalam perekonomian global. Pertumbuhan yang begitu

signifikan kemungkinan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yakni:

ekonomi, politik, sosial, budaya, geografis, dan pertahanan keamanan (Wibowo,

2015).

Perbankan syariah memperoleh popularitas sejak awal tahun 1970 dan

terdaftar pertumbuhan yang cukup besar selama bertahun-tahun. Laporan Posisi

Keuangan gabungan bank syariah tumbuh dari $ 150 juta pada tahun 1990

menjadi sekitar $ 1 milyar pada tahun 2010 dengan lebih dari 300 lembaga syariah

yang beroperasi di 80 negara (Siraj and Pillai, 2012).

Tahun 2013 merupakan tahun yang luar biasa bagi pertumbuhan industri

jasa keuangan di dunia. Pada tahun ini industri keuangan syariah menembus

angka USD 1.357 Triliun. Penerbitan Sukuk tumbuh 77% atau senilai USD 85

Milyar. Sedangkan pertumbuhan perbankan syariah global tumbuh 16,04%.

Tentunya ini adalah yang menggembirakan bagi industri keuangan syariah global.

Negara-negara yang mengalami pertumbuhan menurut Islamic Finance Index

Country (IFCI) adalah Bahrain, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan

Indonesia.

4
Bank syariah mengalami ekspansi yang luar biasa. Bank syariah

memperoleh pangsa pasar yang cepat di negara-negara domestik mereka.

Tentunya, evaluasi kinerja bank syariah sangat penting karena efek globalisasi

(Mokni, 2014).

Dalam penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2016,

Indonesia menduduki urutan keenam negara yang memiliki potensi dan kondusif

dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Malaysia, Iran, Arab

Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Seperti yang disampaikan dalam Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), dengan melihat beberapa aspek dalam

penghitungan indeks, seperti jumlah bank syariah, jumlah lembaga keuangan non-

bank syariah, maupun ukuran aset keuangan syariah yang memiliki bobot

terbesar, maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam

beberapa tahun ke depan. Berikut tabel rangking bank syariah berdasarkan Islamic

Finance Country Index :

Tabel 1.1

Islamic Finance Country Index (IFCI) Ranks for 2011 - 2016

Rank 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Iran Iran Iran Iran Iran Malaysia

2 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Iran

Saudi Saudi Saudi Saudi Saudi Saudi


3
Arabia Arabia Arabia Arabia Arabia Arabia

4 Indonesia Kuwait UAE Bahrain UAE UAE

5 Kuwait UAE Indonesia Kuwait Kuwait Kuwait

5
Rank 2011 2012 2013 2014 2015 2016

6 Pakistan Bahrain Bahrain UAE Bahrain Indonesia

7 UAE Indonesia Kuwait Indonesia Indonesia Qatar

8 Bahrain Pakistan Pakistan Sudan Qatar Bahrain

9 Bangladesh Qatar Sudan Pakistan Sudan Pakistan

10 Sudan Sudan Bangladesh Qatar Pakistan Bangladesh

Sumber: Global Islamic Financial Report (GIFR) 2016

Sekarang ini, lingkungan internasional dan domestik dimana bank syariah

beroperasi akan menjadi lebih menantang. Karena situasi ini, penting untuk

lembaga perbankan syariah untuk memperkuat kinerja bisnis mereka dalam

rangka untuk menghadapi persaingan kuat dari bank domestik dan asing (bank

syariah maupun konvensional). Profitabilitas yang sehat dan berkelanjutan juga

sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem perbankan (Idris, 2011).

Secara umum fungsi bank syariah terbagi atas empat bagian yaitu: (1)

Manajer Investasi, (2) Investor, (3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas

pembayaran, (4) Pengembangan fungsi sosial. Tiga fungsi pertama merupakan

fungsi bisnis, sedangkan fungsi ke empat adalah fungsi sosial bank syariah

(Muhammad 2005). Oleh karena itu dalam mengevaluasi kinerja bank syariah

harus dilakukan secara komprehensif, yakni kinerja bisnis dan kinerja sosialnya.

Pelaksanaan fungsi sosial bank syariah di Indonesia dipertegas dalam

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 mengenai perbankan syariah, pada Bab II

Pasal 4 ayat (2) dinyatakan bahwa :

6
“Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak sedekah,
hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi
pengelolahan zakat.”
Bank syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup

pesat. Berdasarkan data statistik Perbankan Syariah sampai dengan saat ini, bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia berjumlah 12 unit dan di Malaysia berjumlah

16 unit (Fitria and Hartanti 2010).

Dengan perkembangan yang terus meningkat disertai persaingan yang

cukup ketat, mengharuskan bank syariah terus memperbaiki kinerjanya.

Tantangan utama bagi bank syariah saat ini untuk mewujudkan kepercayaan dari

para stakeholdernya, karena kepercayaan stakeholders akan memberikan dampak

positif bagi perkembangan bank itu sendiri. Ekspektasi stakeholders terhadap

bank syariah tentunya berbeda dengan bank konvensional. Hal ini karena bank

syariah dikembangkan sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan

usaha dengan prinsip syariah, yaitu tidak hanya bertujuan komersil yang

tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal semata, tetapi juga

mempertimbangakan perannya dalam memberikan kesejahteraan secara luas bagi

masyarakat.

Salah satu upaya bank syariah untuk meningkatkan kepercayaan

stakeholdernya adalah dengan menginformasikan aspek sosialnya melalui laporan

pertanggung jawaban sosial, karena masyarakat juga memilki hak informasi

tentang seluruh kegiatan operasional perbankan, termasuk dari aspek sosial.

Studi mengenai pengungkapan tentang tanggung jawab sosial yang

dilakukan bank syariah masih sangat terbatas. Menurut (Mulyanita 2009) alasan

7
perusahaan khususnya dibidang perbankan melakukan pelaporan sosial adalah

karena adanya perubahan paradigma pertanggung jawaban dari manajemen ke

pemilik saham menjadi manajemen ke seluruh stakeholder. Kemudian (R. Haniffa

2002) menjelaskan bahwa dalam prespektif islam, transparansi merupakan salah

satu amanah yang menuntun organisasi untuk melakukan pengungkapan, baik

yang bersifat wajib maupun sukarela. Salah satu bagian dari pengungkapan

sukarela adalah pengungkapan pertanggung jawaban sosial yang mengutamakan

unsur-unsur islami bagi perbankan syariah.

Sejauh ini pengungkapan CSR pada perbankan syariah mengacu pada

Global Reporting Intiative Indeks (Indeks GRI). Jika melihat prinsip atau

pedoman GRI yang bersifat konvensional, maka kurang tepat bila digunakan

sebagai tolak ukur pengungkapan CSR pada perbankan syariah (H. F. Putra 2013).

(R. Haniffa 2002) merumuskan sebuah konsep tentang pengukapan

tanggung ajwab sosial yang bias diterapkan pada institusi yang mejalankan

kegiatan syariah seperti perbankan syariah yang di kenal dengan Indeks Islamic

Social Reporting (ISR). Menurut Institusi Regulasi Internasional seperti AAOIFI

(Accounting and Auditing of Islamic Financial Institution) ISR telah sesuai dan

sejalan dengan standar dalam pengungkapan tanggung jawab sosial AAOIFI.

Penilaian CSR dalam perbankan syariah menggunakan Indeks Islamic Social

Reporting. Pemakaian indeks ini sudah disesuaikan dengan standar AAOIFI yang

kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti seperti (T. Othman dan Ghani

2009), (Farook dan Lanies 2005), (Fauziah and Yudho 2013) dan (Febriany,

Meutia and Suhel 2014).

8
Namun menurut (Maali 2006) ada beberapa perbankan syariah di dunia

memberikan kebebasan dalam menyajikan informasi sosial dalam laporan tahunan

karena para regulator tidak mengatur dan mewajibkan secara tegas agar masing-

masing perbankan syariah menyediakan informasi tanggung jawab sosial,

sehingga terdapat tingkat variasi yang tinggi dalam pelaporan sosial antar satu

bank dengan bank lainnya. Sedangkan (Harahap 2010) melakukan penelitian

mengenai pengungkapan nilai-nilai Islam pada bank Muamalat Indonesia dengan

menganalisis laporan tahunannya dari tahun 1993-2000. Penelitian ini merupakan

comparative study dengan membandingkan pengungkapan yang digunakan pada

akuntansi konvensional dengan pengungkapan yang digunakan pada standar

AAOIFI. Hasilnya menunjukan bank muamalat masih menggunakan standar

akuntansi konvensional yang belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip islam.

(Farook dan Lanies 2005) mengidentifikasi faktor – faktor yang dapat

mempengaruhi pelaporan tanggung jawab sosial pada bank syariah. Faktor-faktor

tersebut yaitu keadaan sosial dan tekanan politik suatu negara, populasi penduduk

muslim, islamic governance score (IGS), dan struktur kepemilikan dengan

variable kontrol ukuran perusahaan. Penelitian ini mengungkapakan 47 sample

bank dari 14 negara yaitu Bahrain, Bangladesh, Mesir, Iran, Jordan, Kuwait,

Malaysia, Pakistan, Qatar, Saudi Arabia, Sudan, Turki, Uni Emirat Arab, dan

Yaman. Hasil dari penelitian ini menunjukakan bahwa keadaan sosial dan tekanan

politik suatu negara, jumlah populasi muslim, islamic governance score, dan

struktur kepemilikan menunjukkan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi

pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial. Sedangkan ukuran perusahaan

9
tidak mempengaruhi pengungkapan pelaporan keuangan secara signifikan.

Sementara itu IGS merupakan proksi dari karateristik dewan pengawas syariah

(DPS) seperti jumlah DPS, Cross membership, latar belakang pendidikan, dan

reputasi DPS.

(Masruki dan Zakaria 2009) mengidentifikasi faktor - faktor yang

mempengaruhi pelaporan tanggung jawab sosial pada bank syariah yang ada di

Malaysia. Faktor-faktor yang di uji adalah leverage, ukuran bank, dan

profitabilitas. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ukuran bank saja yang

memiliki hubungan positif dengan pengungkapan pelaporan tanggung jawab

sosial. Sedangkan leverage dan provitabilitas tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya tersebut, dapat dijelaskan

bahwa pengungkapan ISR yang baik meupakan hal yang penting bagi bank

syariah dalam memenuhi tanggung jawab sosial baik kepada Tuhan ataupun

kepada sesama manusia.

Islamic Social Reporting merupakan hal yang penting bagi bank syariah

untuk memenuhi ekspektasi dari para pemangku kepentingan, khususnya bagi

para masyarakat muslim. Penulis melakukan studi untuk mengidentfikasi faktor –

faktor apa saja yang mempengaruhi bank syariah untuk mengungkapkan ISR

dalam laporan tahunannya dengan sampel pada bank syariah di Indonesia,

Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council. Pemilihan sampel terhadap negara-

negara tersebut karena adanya konsentrasi aset bank syariah Negara GCC yang

10
menyumbang sebesar dua per tiga (2/3) dari total aset perbankan syariah

Internasional dan sisanya berada di negara-negara di Asia.

Oleh sebab itu penulis melakukan studi untuk mengetahui Faktor – Faktor

yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting agar menjadi masukan untuk

penerapan ISR yang lebih baik dimasa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Rasio Penduduk Muslim terhadapn pengungkapan

Islamic Social Reporting ?

2. Bagaimana pengaruh Islamic Governance Score terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting ?

3. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social

Reporting?

4. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic

Social Reporting ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Rasio Penduduk Muslim terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Islamic Governance Score terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting


11
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Leverage terhadap pengungkapan

Islamic Social Reporting

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat kepada pihak

pihak yang membutuhkan informasi ini :

1. Bagi pihak Akademisi

Penelitian ini dapat memberi wawasan kepada peneliti lain di bidang

akuntansi bahwa untuk melakukan penelitian tidak hanya terbatas pada

aspek Financial saja melainkan juga bisa dilihat dari sisi non-financial

yang dapat menambah nilai perusahaan dimata masyarakat.

2. Bagi Pihak Praktisi

Hasi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi mengenai regulasi

yang mengatur pengungkapan sosial perbankan syariah yang ada di

Indonesia, khususnya pengungkapan dengan indek Islamic Social

Reporting. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai benchmarking dalam

membuat regulasi terkait dengan pengungkapan sosial. Bagi Bank Syariah,

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk membuat

Islamic Social Reporting yang memadai dan sesuai dengan prinsip syariah

12
untuk masa yang akan datang, dan evaluasi pembanding atas item ISR yang

sudah di ungkapkan selama ini.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Syariah Enterprise Theory

Syariah Enterprise Theory merujuk bahwa Allah adalah sumber amanah

utama, sedangkan sumber daya yang dimiki oleh para stakeholder adalah amanah

dari Allah yang didalamnya melekat sebuah tanggung jawab untuk digunakan

dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh Sang Maha Pemberi Amanah.

(Muetia 2010).

(Triyuwono 2012) kemudian juga menjelaskan bahwa akuntansi syariah

tidak hanya sebagai bentuk akuntanbilitas (accountability) manajemen terhadap

pemilik perusahaan (shareholders), tetapi juga sebagai akuntabilitas kepada

stakeholders dan Allah. Syariah Enterprise Theory mengandung nilai keadilan ,

kebenaran, kejujuran, amanah, dan pertanggung jawaban utama kepada Allah.

Syariah Enterprise Theory menurut (Hasanah 2015) juga menjelaskan

bahwa sumber daya yang dimiliki oleh para stakeholders pada prinsip dari Allah

yang didalamnya melekat tanggung jawab untuk digunakan dengan cara dan

tujuan yang ditetapkan oleh sang pemberi amanah. Sehingga dalam distribusi

kekayaan (wealth) atau nilai tambah (value added) tidak hanya berlaku pada

partisipan yang terkait langsung atau partisipan yang memberikan kontribusi

kepada operasi perusahaan (pemegang saham, kreditur, karyawan dan pemerintah)

tetapi juga terhadap pihak lain yang terkait secara langsung terhadap operasi

perusahaan. Oleh karena itu, syariah enterprise theory akan membawa


14
kemashalatan bagi shareholders, stakeholders, masyarakat dan lingkungan alam

tanpa meninggalkan kewajiban penting menunaikan zakat sebagai manifestasi

ibadah kepada Allah.

Konsep dan karakteristik pengungkapan CSR menurut Syariah Enterprise

Theory:

a. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan bentuk akuntabilitas

manusia terhadap Allah dan karenanya ditunjukan untuk mendapat ridho

(legitimasi) dari Allah sebagai tujuan utama.

b. Pengungkapan tanggung jawab harus memiliki tujuan sebagai sarana

pemberian informasi kepada seluruh stakeholders (direct, indirect dan alam)

mengenai seberapa jauh institusi tersebut telah memenuhi kewajiban

terhadap seluruh stakeholdersnya.

c. Pengungkapan tanggung jawab sosial adalah wajib (mandatory), dipandang

dari fungsi bank syariah sebagai salah satu instrument untuk mewujudkan

tujuan syariah.

d. Pengungkapan tanggung jawab sosial harus memuat dimensi material

maupun spiritual berkaitan dengan kepentingan para stakeholders.

e. Pengungkapan tanggung jawab sosial harus berisikan tidak hanya informasi

yang bersifat kualitatif tetapi juga informasi yang berifat kuantitatif.

Impilkasi penerapan syariah enterprise theory pada bank umum syariah

mengacu dalam pelaksanaan tugasnya, karena bank umum syariah tidak hanya

bertanggung jawab kepada pemilik melainkan kepada stakeholders dan Allah.

Penerapan prinsip syariah enterprise theory pada bank umum syariah akan

15
membuat kinerja bank lebih sehat, dikarenakan manajemen akan mematuhi

prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Semakin tinggi tingkat kepatuhan bank

syariah dan pengungkapan Islamic Social Reporting dalam menerapkan prinsip

tersebut memungkinkan bank memberikan informasi akurat dan transparan

sehingga baik pemilik modal ataupun masyarakat yakin akan kebenaran informasi

laporan keuangan yang diterbitkan oleh pihak bank umum syariah.

2. Teori Keagenan (Agency Teory)

Teori Keagenan mendeskripsikan hubungan pendelegasian antara pihak

pengambil keputusan (pemegang saham/principal) kepada manajemen sebagai

agen yang menerima pendelegasian. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak

oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham, karena

mereka dipilih maka pihak manajemen harus mempertanggung jawabankan semua

pekerjaannya kepada pemegang saham.

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai berikut :

“agency relationship as a contract under which one or more person (the


principals) engage another person (the agent) to perform some decision making
authority to the agent”
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang

(principal/pemegang saham) memerintah orang lain untuk melakukan suatu jasa

atas nama pemegang saham serta memberi wewenang kepada manajemen untuk

membuat suatu keputusan yang terbaik bagi pemegang saham. Teori ini terfokus

kepada penentuan kontrak yang paling efisien yang dapat mempengaruhi

hubungan prinsipal dan agen.

16
Ada beberapa asumsi dalam agency theori ini, yaitu:

a. Agency Conflict

Agency Conflict adalah konflik yang ditimbulkan karena adanya keinginan

dari pihak manajemen selaku agen yang dipercayakan oleh pemegang

saham untuk melakukan tindakan yang mengorbankan kepentingan

pemegang saham, demi tujuan agar memperoleh return dan nilai jangka

panjang. Beberapa hal yang dapat menyebabkan Agency Conflict ini, yaitu:

1) Moral-Hazard: Tindakan dimana manajeman memilih investasi yang

sesuai dengan kemapuan dirinya bukan berdasarkan kebutuhan

perusahaan.

2) Earning Retantion: Manajemen cenderung mempertahankan tingkat

pendapatan perusahaan yang stabil, sedangkan para pemegang saham

lebih menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang

investasi internal yang positif (internal positive investment

opportunities).

3) Risk Aversion: Kondisi dimana manajemn tidak ingin mengambil resiko

investasi yang dapat mengancam perusahaannya, pihak manajemen

cenderung lebih memilih keputusan investasi yang cenderung lebih

aman dan masih dalam jangkauan kemampuan manager.

4) Time-Horizon: Manajemen cenderung hanya memperhatikan cashflow

perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat

menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada

proyek-proyek jangka pendek dengan pengembalian akuntansi jangka

17
tinggi dan kurang atau tidak berpihak pada proyek jangka panjang

dengan pengembalian yang jauh lebih besar.

b. Agency Problem

Agency Problem terjadi karena adanya kesenjangan antara principal

dalam hal ini pemegang saham dengan pihak agen yaitu manajemen.

Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang di investasikan memiliki

return yang maksimal, sedangkan manajemen memiliki kepentingan

terdahap insentif yang diperoleh dari dana yang di investasikan.

Agency Theory ini memiliki hubungan dengan proses pembentukan

sistem tata kelolah perusahaan yang akan menjembatani pemisahan

kepentingan antara pemilik dan pengelolah di dalam suatu perusahaan,

khususnya dalam tugas, wewenang, dan fungsi-fungsi lainnya sehingga

fungsi masing-masing menjadi jelas. Penerapan konsep Corporate

Governance diharapkan memberikan kepercayaan terhadap manajemen

dalam mengelolah kekayaan pemilik, dan pemilik lebih yakin bahwa agen

tidak akan melakukan suatu kecurangan untuk kesejahteraan manajemen.

3. Teori Legitimasi

(Gray et. al,1996) dalam (Hadi 2011) berpendapat bahwa legitimasi

merupakan:

“ a system-oriented view of oragnisation and society, permints us to focus


onthe role of information and disclosure in the relationship between
organisations, the state, individuals and group”.

18
Definisi tersebut mengisyaraktkan bahwa legitimasi merupakan sistem

pengolahan perusahaan yang beriorentasi kepada masyarakat (society),

pemerintahan, individu, dan kelompok masyarakat

Legitimasi perusahaan dimana stakeholder dapat dilakukan dengan

integritas pelaksanaan etika dalam berbisnis serta meningkatkan tanggung jawab

sosial perusahaan memiliki kemanfaatan untuk meningkatakan reputasi

perusahaan. Terdapat beberapa upaya yang perlu dilakukan perusahaan dalam

mengelola legitimasi agar efektif (Hadi 2011) yaitu dengan cara:

a. Melakukan identifikasi dan komunikasi dialog publik.

b. Melakukan komunikasi atau dialog tentang masalah nilai sosial

masyarakat dan lingkungan, serta membangun persepsi tentang

perusahaan.

c. Melakukan stategi legitimasi dan pengungkapan terkait dengan CSR.

Dalam Konteks ini CSR dipandang sebagai suatu kebijakan yang disetujui

antar perusahaan dengan masyarakat. Masyarakat yang dimaksud adalah

masayarakat yang telah memberikan izin kepada perusahaan untuk menggunakan

sumber daya alam dan manusianya serta izin untuk melakukan fungsi

produksinya, jadi dalam pelaporan CSR perusahaan harus mengikuti aturan-aturan

yang berlaku di masyarakat. Karena itu, CSR merupakan suatu kewajiban asasi

perusahaan yang tidak bersifat sukarela. Namun harus diingat bahwa izin tersebut

tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari perusahaan

bergantungg pada bagimana perusahaan secara terus menerus berevolusi dan

19
beradaptasi terhadap perubahan keinginan dan tuntutan dari masyarakat (syuhada,

2012).

4. Teori Pengungkapan

Pengungkapan menurut (R. Haniffa 2002) yaitu membuat sesuatu menjadi

diketahui. Tingkat pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sumber pembiayaan,

sistem hukum, keadaan ekonomi dan politik, tingkat perkembangan ekonomi,

tingkat pendidikan dan budaya. Adapun biaya yang harus dikeluarkan untuk

membuat pengungkapan tersebut menurut (Cooke,1993) dalam (Ayu D.F 2010)

yaitu biaya pengumpulan informasi, biaya supervisi manajemen, biaya auditor,

biaya kuasa hukum, dan biaya penyebaran informasi.

Dalam praktiknya, menurut (Darugh 1998) dalam (Hariandy 2011)

pengungkapan terdiri atas dua macam yaitu:

a. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure) : Pengungkapan wajib yang

disyarakatkan oleh standar akuntansi yang berlaku dan oleh Badan

Pengawas Pasar Modal (BPPM) yang berwenang di negara yang

bersangkutan. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan

informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan

untuk mengungkapkannya.

b. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) : Pengungkapan sukarela

merupakan pengungkapan komponen-komponen yang dilakukan secara

sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.

20
Keputusan sebuah perusahaan untuk melakukan sukarela tergantung pada

insentif yang diperolehnya. Namun, biasanya pengungkapan sukarela dilakukan

untuk mengurangi informasi yang asimetris dan adanya konflik kepentingan

antara manajemen dan pemegang saham.

5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

a. PengertianCorporate Social Responsibility (CSR)

CSR merupakan komitmen perusahaan atas dunia bisnis untuk

berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan

pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan

lingkungan (Untung 2009).

(Azheri 2012) dalam The World Business Council for Sustainable

Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai :

“the contunuing commitment by business to behave ethically and


contribute to economic development whole improving the quality of life of
the workface and their families as well as of the community and society at
large to improve their quality of life”.

Artinya tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitment

perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk dapat berperilaku etis dan turut

berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, disertai dengan peningkatan

kualitas hidup bagi karyawan dan keluarga, serta masyarakat sekitar dan

masyarakat luas pada umumnya.

b. Prinsip Corporate Social Responsibility


21
Tujuan utama perusahaan adalah mencapai profit maksimum dari

barang dan jasa yang dihasilkannya (economic responsibilities). Namun,

perlu diperhatikan juga bahwa perusahaan juga memiliki tanggung jawab

kepada para pemaku kepentingan. Hal lain juga harus diperhatikan adalah

Legal Responsibilities yaitu bagaiman perusahaan melakukan operasinya

sesuai dengan peraturan yang berlalu (Faozan 2013).

Peraturan ini dibuat untuk menghindari adanya penyalahgunaan yang

dilakukan oleh perusahaan. Selanjutnya perusahaan juga harus melakukan

kegiatannya sesuai dengan etika yang ada dan menghindari kegiatan-

kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan dan yang terakhir adalah

perusahaan juga harus berusaha untuk menjadi perusahaan yang baik (good

corporate citizen) bagi lingkungan disekitarnya.

(Hadi 2011) kemudian menguraikan prinsip-prinsip tanggung jawab

sosial diantaranya yaitu:

1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam

melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan

sumber daya di amsa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan

bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan

memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian,

sustanaibility berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society

memanfaatkan sumber daya agar tetap memperhatikan generasi masa

datang.

22
2. Accountability, adalah upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab

atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan ketika

aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan

eksternal. Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas

perusahaan terhadap pihak internal dan eksternal

3. Transparancy, merupakan prinsip yang penting bagi pihak eksternal.

Transparansi berperan mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman,

khususnya informasi dan pertanggung jawaban berbagai dampak dari

lingkungan.

c. Ruang Lingkup CSR

Ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat

meliputi hal-hal berikut (Kasmir 2010) :

1) Perlindungan kosumen (product safety), bahwa produk yang diberikan

kepada masyarakt harus menjamin aman untuk digunakan.

2) Pengendalian polusi (pollution control), dalam hal ini bahwa kegiatan

perusahaan tidak akan merusak lingkungan, baik terhadap air, tanah,

maupun udara. Keterlibatan perusahaan dituntut untuk mengontrol dan

mengatasi terhadap masalah lingkungan yang mungkin atau telah terjadi

akibat aktivitas perusahaan.

3) Reinvest Profit, perusahaan perlu melakukan investasi dari laba yang

mereka peroleh kepada dunia pendidikan, pemberdayaan masyarakat

sekitar usaha serta dukungan terhadap pelestarian lingkungan alam.

23
d. Manfaat Corporate Social Responsibility

(Untung 2009) menjelaskan beberapa manfaat CSR bagi perusahaan antara

lain :

1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek

perusahaan.

2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.

3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

4) Melebarkan akses sumber daya bagi operasi usaha.

5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.

6) Mereduksi biaya, minsalnya terkait dampak pembuatan limbah

7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholder

8) Memperbaiki hubungan regulator

9) Meningkatkan semangat dan produktavitas karyawan

10) Peluang mendapatkan penghargaan

e. Corporate Social Responsibility dalam Perseptif Islam

Secara bahasa Islam CSR berarti kudukan, ketaatan, kepatuhan dan

penyerahan diri kepada Allah SWT. Ajaran Islam menurut (Wibisono 2007)

terdiri dari tiga aspek utama :

1) Akidah

Akidah adalah pokok-pokok keimanan dan kepercayaan yang harus

diyakini kebenarannya oleh manusia. Akidah islam terpenting terangkum

dalam rukun Iman yaitu Iman kepada Allah SWT, Iman kepada

24
Malaikat-Nya, Iman kepada Kitab-Kitan-Nya, Iman kepada Rasul-Rasul-

Nya, dan Iman kepada hari akhir. Akidah bersifat tetap tidak berubah

berdasarkan waktu dan tempat.

2) Syariah

Syariah adalah peraturan dan hukum dari Allah SWT yang berisikan

perintah dan larangan (hukum takhlifi) yang dibebankan kepada manusia.

Syariah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan

peradaban manusia. Syariah secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Ibadah

dan Muamalah. Ibadah terkait antara hubungan antar Allah SWT dengan

manusia (Hablum Minallah), sedangkan muamalah terkait perintah dan

larangan yang menyangkut hubungan horizontal antara manusia dengan

manusia, manusia dengan hewan dan tumbuhan, manusia dengan

lingkungan (Hamblum Minannas), termasuk didalamnya masalah ekonomi,

sosial, budaya dan poltik.

3) Akhlak

Akhlak adalah norma etika Islam yang menyakut perilaku dan sikap

manusia terhadap Allah, Nabi, manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.

Akhlak Islam terangkum dalam konsep ihsan. Dengan ihsan, setiap manusia

akan terdorong untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perilaku buruk.

Berbeda halnya dalam pengertian CSR secara konvensional, dalam

penerapan CSR yang berlandaskan secara islami, maka CSR harus terlepas

dari unsur riba. Bank Syariah merupakan lembaga yang harus menjalankan

prinsip CSR dalam menjalankan roda bisnisnya.

25
(Siddiqi 1980) dan (Shahul 2001) dalam penelitianya mengatakan

bahwa bank syariah sebagai lembaga bisnis yang berjalan berdasarkan

kepada prinsip syariah tidak boleh diarahkan untuk menghasilkan laba yang

maksimum.

Kemudian AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for

Islamic Financial Institutions) mengungkapkan bahwa CSR dalam

prespektif islam adalah segala kegiatan yang dilakukan institusi finasial

islam untuk memenuhi kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika, dan

disretionary responsibilities sebagai lembaga finansial intermediary baik itu

bagi individu maupun bagi institusi.

6. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Sampai saat ini para ahli masih menghadapi kesulitan dalam mendefinisikan

Good Corporate Governance (GCG) yang dapat mengakomodasi berbagai

kepentingan. Tidak terbentuknya definisi yang dapat mengakomodasi semua

pihak disebabkan karena cangkupan GCG yang lintas sektoral. GCG dapat

didekati dengan berbagai disiplin ilmu, seperti makro ekonomi, akuntansi,

keuangan, manajemen, psikologi, sosiologi dan politik.

GCG merupakan suatu istilah yang berasal dari bahsa inggris, yaitu ”good”

yang berarti baik, “corporate” yang berarti perusahaan dan “governance” yang

berarti pengaturan. Secara umum, istilah good corporate governance diartikan

dalam Bahasa Indonesia dengan tata kelolah perusahaan yang baik. Istilah ini

dalam dunia perbankan diartikan sebagai tata kelolah perbakan yang baik.

26
Menurut Bank Dunia, GCG adalah aturan, standar dan organisasi di bidang

ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur, dan manajer serta

perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggung jawabannya

kepada investor. Tujuannya untuk menciptakan sistem pengendalian dan

keseimbangan (check and balances) untuk mencegah kemungkinan

penyalahgunaan sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya

pertumbuhan perusahaan.

(Faozan 2013) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme tata kelolah

perusahaan secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi

secara efisien, efektif, ekonomis, ataupun produktif dengan prinsip-prinsip

keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan adil dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

Tata kelolah perusahaan yang baik dapat dilihat dari segi mekanisme

internal organisasi ataupun mekanisme eksternal perusahaan. Mekanisme internal

lebih fokus kepada bagaimana pemimpin suatu organisasi mengatur jalannya

organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada. Sedangkan, mekanisme

eksternal lebih menekankan kepada bagaimana interaksi organisasi dengan pihak

eksternal berjalan dengan harmoni tanpa mengabaikan pencapaian tujuan

perusahaan.

Organizatiton for Economic Co-Operation and Development (OECD)

mendefinisikan GCG dengan sekumpulan hubungan antara pihak manajemen

perusahaan, pemegang saham dan pihak lain yang mempunyai kepentingan

dengan perusahaan. Dalam GCG disyaratkan adanya stuktur, perangkat untuk

27
mecapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Implementasi GCG yang baik dapat

memberikan perangsang atau insentif yang baik bagi pemegang saham dan

manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan bersama.

Adapun azas-azas good corporate governance menurut Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG, 2006) adalah:

1. Transparansi (Transparamcy)

Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus

mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang

disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal penting

untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan

pemangku kepentingtan lainnya.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparansi dan wajar. Oleh karena itu perusahaan harus dikelolah secara

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusajaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainya. Akuntanbilitas merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang – undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

28
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan

mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

4. Indepedensi (Indepedency)

Untuk melancarkan elaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelolah

secara independen sehingga masing masing organisasi tidak saling

mendominasi dan tidak dapat di intervensi oleh pihak lain.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senangtiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

7. Islamic Social Reporting

Islamic Social Reporting adalah peluasan dari sistem pelaporan keuangan

yang merefleksikan pemikiran baru dan lebih luas dari masyarakat sehubungan

dengan peran komunitas bisnis dalam perekonomian (R. Haniffa 2002).

Kode etik dalam social reporting bersifat relatif, bisa saja peraturan

mengenai social reporting dapat diterima oleh beberapa kelompok namun tidak

dapat diterima oleh kelompok yang lainnya.

Kemudian (Rifqi 2016) menyatakan bahwa :

“Islamic Corporate Report should be added by current value balance sheet


because zakah was levied based on the current value of assets, surplus to the
requirement of the firm, and that current value information was necesary for the
calculation of share in mudharabah contract”.

29
Dalam Islam telah dijelaskan dengan cukup jelas mengenai hak dan

kewajiban baik itu bagi individu maupun bagi organisasi berdasarkan Al-Quran

dan Hadist. Oleh sebab itu masalah mengenai perbedaan tanggung jawab akibat

berbeda tempat ataupun waktu menjadi tidak relevan dalam islam (Maali 2006).

(Othman dan Ameer 2015) menyatakan bahwa seorang auditor juga

mempunyai peran penting dalam pelaporan sistem keuangan berdasarkan islam.

Diperjelas lagi oleh (Grassa 2016) yang menyatakan bahwa sistem islamic

supervisor juga menjadi sebuah langkah awal dalam pencapaian ISR.

Hal terakhir yang juga penting dalam ISR yaitu konsep mengenai

kepemilikan. Islam mengakui adanya kepemilikan individu, namun perlu

diketahui bahwa kepemilikan tersebut bukan kepemilikan yang absolut karena

sesuatu di dunia ini adalh milik Allah SWT. Al-Quran juga menjelaskan bahwa

keutamaan dari suatu kepemilikan pribadi. Oleh karena itu setiap pemilik

bertanggung jawab untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya sesuai

dengan perintah Allah SWT dan bertujuan untuk memberi manfaat kepada umat.

Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa islam mengambarkan perlu

adanya penyelaras anatara kegiatan ekonomi dan juga spiritual dalm kegiatan

bisnisnya.

Penelitian ini mengunakan indeks Islamic Social Reporting (ISR) yang

digunakan oleh (T. Othman dan Ghani 2009) dengan beberapa penyesuaian.

Penyesuaiannya terletak dari pemilihan sampel penelitian yang digunakan.

Berikut beberapa tema - tema pengungkapan dalam Islamic Social

Reporting yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

30
a. Keuangan dan Investasi (Finance and Investment Theme)

Pengungkapan pada tema ini adalah praktik operasional yang

mengandung riba, gahar, dan aktivitas pengolahan zakat (R. Haniffa 2002).

Salah satu bentuk riba di dunia perbankan adalah pendapatan dan beban

bunga. Untuk menjunjung tinggi nilai transparansi kepada masyarakat,

seluruh sumber pembiayaan dan investasi yang mengandung riba dan gharar

harus diindentifikasi dan dilaporkan secara jelas.

Aspek lain yang diungkpakn adalah praktik pembayarakan dan

pengelolahaan zakat. Bank syariah wajib untuk melaporkan sumber dan

penggunakaan dana zakat selama periode dalam laporan keuangan. Bahkan

dalam PSAK 101 dinyatakan jika bank syariah belum melakukan fungsi

zakat secara penuh,bank syariah tetap menyajiakn laporam zakat.

Aspek lain yang diungkapakan adalah kebijakan atas keterlambatan

pembayaran piutang. Terkait dengan kebijakan atas keterlambatan

pembayarn piutang dan kebangkrutan klien atas keterlambatan pembayaran

piutang dan kebangkrutan klien untuk meminimalisir resiko pembiayaan.

Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mencadangkan penghapusan

bagi aktiva-aktiva produtif yang mungkin bermasalah, praktik ini disebut

pencadangan pengahapusan piutang yang tiak tertagih (PPAP)

Item selanjutnya adalah jenis investasi yang dilakukan oleh bank

syariah dan proyek pembiayaan yang dijalankan, aspek ini cukup di ungkap

secara umum.

31
b. Produk dan pelayanan (product and service theme)

Aspek yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah status kehalalan

produk yang digunakan dan pelayanan atas keluhan konsumen. Dalam

konteks perbankan syariah, maka status kehalalan produk dan jasa baru

yang digunakan adalah melalui opini yang disampaikan oleh DPS untuk

setiap produk dan jasa baru. Indentifikasi mengenai halal atau haram suatu

produk atau jasa harus diungkapkan dalam laporan. Secara logis, tujuannya

agar para pemangku kepentingan mengetahui apakah barang atau jasa

tersebut diperbolehkan (halal) atau dilarang (haram) dalam ajaran islam

(Raditya 2013).

c. Tenaga Kerja (employee theme)

Pelayanan atas keluhan nasabah juga menajdi prioritas bank syariah

dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. Hal ini merupakan peraturan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Untuk Didengar Keluhannya. Hal lain yang harus diungkapkan adalah

glossary atau definisi setiap produk serta akad yang melandasi produk

tersebut. Hal ini mengingat akad-akad di bank syariah mengunakan istilah-

istilah yang masih asing bagi masyarakat, sehingga perlu informasi terkait

definisi akad-akad tersebut agar mudah dipahami oleh pengguna informasi

(Haniffa dan Hudaib 2007).

Selain itu masyarakat ingin mengetahui apakah perusahaan menangani

para karyawan dengan adil, yaitu melalui informasi seperti gaji,

karakteristik pekerjaan, hari kerja dan hari libur, jaminan kesehatan dan

32
kesejahteraan, kebijakan terkait waktu dan tempat ibadah, pendidikan dan

pelatihan kepada karyawan, kesempatan yang sama dan lingkungan kerja,

dana presiasi terhadap karyawan berprestasi serta kebijakan lainnya seperti

remunerasi untuk karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja, tempat

ibadah yang memadai, waktu atau kegiatan keagaaman (R. Haniffa 2002).

d. Masyarakat (community involment Theme)

Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah, dan

adil, yang menekankan pada pentingnya saling berbagi dan aling

meringankan beban masyarakat. Bentuk saling berbagi dan tolong

menolong bagi bank syariah dapat dilakukan dengan sedekah, wakaf, dan

qard (R. Haniffa 2002). Aspek lain yang diungkapkan adalah sukarelawan

dari kalangnan karyawan, pemberian beasiswa pendidikan, pemberdayaan

kerja pra-lulusan sekolah atau mahasiswa berupa magang, pengembangan

generasi muda, peningkatan kualitas hidup bagi masayarakt miskin,

kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial dan dukungan

terhadap kegiatan-kegaitan kesehatan, hiburan, olaharaga, budaya,

pendidikan dan agama (Othman dan Thani 2010)

e. Lingkungan (Envirotment Theme)

Perusahaan tidak seharusnya terlibat dalam setiap jenis kegiatan yang

mungkin mengahancurkan atau merusak lingkungan. Dengan demikian,

informasi yang berhubungan dengan penggunaan sumber daya dan program

yang dilakukan untuk melindungi lingkungan harus diungkapkan.

Perbankan tidak mungkin menyebabkan kerugian langsung bagi lingkungan,

33
namun bank syariah tidak diharapkan untuk membiayai kegiatan yang

mengarah papda perusakan lingkunagn karena proyek-proyek tersebut akan

merugikan masyarkat. Selain itu, bank syariah bisa memberikan sumbangan

untuk membantu meletarikan lingkungan. Oleh karen itu, diharapkan bagi

bank-bank syariah untuk melaporkan sifat dan jumlah setiap sumbangan

atau kegiatan yang dilakukan utnuk melindungi lingkungan, dan juga

mengungkapkan apakah bank telah mebiayai proyek-proyek yang dapat

menyebabkan kerusakan lingkungan (Maali 2006).

f. Tata Kelolah Perusahaan (Corporate Governance Theme)

Tata kelolah perusahaan tidak bisa dipisahkan guna memastikan

pengawasan pada asspek syariah. Informasi yang diungkapkan dalam tema

tata kelolah perusahaan adalah status kepatuhan terhadap sayraiah, rincian

nama dan profil direksi, DPS dan komisaris, laporan kinerja komisaris,

DPS, dan direksi, kebijakan remunerasi komisaris, DPS dan direksi

stukturtur kepemilikan saham. Kebijakan anti korupsi, dan anti terorisme.

B. Keterkaitan antar Variabel

1. Faktor Rasio Populasi Penduduk Muslim di Suatu Negara

(Farook, Hassan and Lanis 2011) menyatakan bahwa ukuran relatif pada

populasi islam dalam suatu negara dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan

sosial dari bank Syariah. Hal ini sejalan dengan yang dikatan oleh (Newson dan

Deegan, 2002) mengenai konsep relevant public yaitu kepada siapa sebenarnya

sebuah organisasi itu bertanggung jawab. Dalam kasus ini, relevant public bagi

34
bank syariah adalah masyarakat muslim itu sendiri. Apabila terdapat batasan

dalam melakukan pengungkapan sosial di suatu negara tertentu namun bank

syariah bergantung pada dukungan dari masyarakat muslim maka bank syariah

harus memenuhi ekspektasi dari masyarakat muslim tersebut.

Tingkat pengungkapan sosial yang dilakukan bank syariah tergantung

kepada kekuatan dari relevant public utnuk mempengaruhi aktivitas dari bank

syariah. Jika relevant public terdiri dari proporsi yang lebih besar dari populasi

secara keseluruhan, akan ada peningkatan tekanan pada bank-bank islam untuk

melegitimasi tindakan mereka untuk melakukan peloporan sosial sehingga

terbentuk hubungan yang positif antara proporsi penduduk muslim dengan tingkat

pengungkapan pelaporan sosial. Dengan demikian hipotesis pertama dalam

penelitian ini :

H1: Rasio Penduduk muslim suatu negara memiliki pengaruh yang positif

(+) terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

2. Faktor Islamic Governance Score

Perbedaan mendasar antara institusi finansial konvensional dan institusi

financisla islma adalah adanya dewan pengawas syariah. Adanya dewan

pengawas syariah ini merupakan upaya untuk meningkatkan tata kelolah

perusahaan pada institusi islam. Namun, dalam prakteknya terkadang juga

didukung oleh ahli Perbankan Islam yang juga mengerti akan hukum islam karena

kedua hal ini berhubungan dalam institusi finansial islam. Fungsi utama dewan ini

adalah untuk mengarahkan, meninjau, dan mengawasi kegiatan bank syariah.

Dengan kata lain, mereka harus memastikaan bahwa bank syariah telah sesuai

35
dengan hukum islam, semuanya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat

(Farook dan lanies 2011).

Seperti dewan direksi, fungsi dan tugas dewan pengawas syariah dapat

dibagi dengan para anggota, sehingga memungkinkan anggota-naggota tertentu

untuk fokus pada pelaporan perusahaan. Dewan pengawas syariah dalam jumlah

yang cukup banyak dengan beragam perseptif dan pengamatan dapat

mengakibatkan review pada peloran keuangan perusahaan yang lebih baik

terutama dalam hal tata kelolah perusahaan dan pelaporan sosial perusahaan

(Abdullah and J. 2011).

Dewan pengawas syariah yang menjabat pada beberapa institusi finansial

islam dapat meningkatkan pengungkapan informassi karena dapat melakukan

perbandingan pada beberapa pelaporan perusahaan sehingga dapat mengetahui

pelaporan manakah yang baik (Abdullah and J. 2011). Sehingga hipotesis kedua

dalam penelitian ini adalah :

H2: Islamic Governance Score memiliki pengaruh yang positif (+)

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

3. Faktor Leverage

Sebuah perusahaan dapat melakukan pendanaan melalui dua cara yaitu

melalui pemegang saham atau melalui kreditur dengan meminjam dana, kedua

cara ini dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan perusahaan.

Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan

negatif leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal

ini sesuai denga teori keagenan dimana manajemen dengan tingkat leverage tinggi

36
akan mengurangi pengungkapan sosialnya demi menghindari pemerikasaan dari

kreditur. Hasil penelitianya juga mendukung hipotesis bahwa leverage yang lebih

tinggi mempunyai hubungan negatif ke pengungkapan sosial. Sehingga hipotetsi

ketiga pada penelitian ini adalah :

H3: Leverage memiliki pengaruh yang negative (-) terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting

4. Faktor Profitabilitas

Hubungan yang positif antara profitabilitas dan pengungkapan sosial yang

lebih luas dapat dilihat dari semakin banyaknya keuntungan yang diperoleh suatu

perusahaan maka perusahaan tersebut dapat menanggung biaya yang lebih tinggi

untuk membuat pengungkapan laporan sosial yang lebih luas (Hannifa & Cooke,

2005).

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh profitabilitas terhadap

pengungkapan laporan sosial memiliki hasil yang beragam (T. Othman dan Ghani

2009) menunjukan bahwa adanya hubungan yang positif antara profitabilitas

dengan pengungkapan ISR pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Malaysia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Hussain & Hammami,

2009) pada perusahaan Qatar menunjukkan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh dengan pengungkapan sosial. Hasil penelitian (Rizkyningsih 2012)

memperlihatkan bahwa dari 5 negara yang diteliti, profitabilitas memiliki

pengaruh terhadap pengungkapan sosialnya. Oleh karena itu hipotesis keempat

dari penelitian ini adalah:

37
H5: Profitabilitas memiliki pengaruh Positif (+) terhadap pengungkapan

Islamic Social reporting.

38
C. Penelitian Sebelumnya
Sebelumnya Mengenai Rasio Penduduk Muslim (X1), Islamic Governance Score (X2), Leverage (X3) dan
Profitabilitas (X4) pada Islamic Social Reporting (Y).

Tabel 1.2
Penelitian Sebelumnya
No Peneliti/Judul/ Metodelogi X1 X2 X3 X4 Y Hasil
Sumber Penelitian
1. Rohana Othman, Azlan  Jenis Penelitian : v v Penelitian ini mengidentisikasi faktor-
Md Thani kuatitatif faktor yang mempengaruhi Islamic
 Sumber Data : Social Reporting (ISR) pada Top
annual report perusahaan syariah yang tercantum
Determinants of Islamic
Reporting  Sampel :
dalam bursa Malaysia. Alat analisis
Social
56 Perusahaan yang digunakan yaitu analisis regresi
Among Top Shariah-
Syariah yang berganda.
Approved Companies in
Bursa Malaysia. Listed di Busrsa
Efek Malaysia Hasil penelitian yaitu ukuran
Research Journal of  Tahun Data: perusahaan, profitabilitas, komposisi
2004-2006 dewa pengurus berpengaruh signifikan
International Studies,
 Metode Analisis : terhadap pengungkapan ISR. Namun
Issue 12 Universitas
Regresi Data tipe industri tidak berpengaruh
MARA, Malaysia 2009.
Panel terhadap pengungkapan ISR.

39
No Peneliti/Judul/ Metodelogi X1 X2 X3 X4 Y Hasil
Sumber Penelitian
2. Sayd Farook, M. Kabir  Jenis Penelitian : v v v Corporate Governance adalah dua
Hassan dan Roman kualitatif faktor yang coba diangkat dalam
Lanis  Sumber Data : penelitian ini. Faktor kondisi Sosial
annual report Politik dilihat dari proporsi
Determinants of  Sampel : 47 Bank masyarakat muslim, sedangkan
corporate social faktor CorporateGovernanc terdiri
Syariah di 14
responsibility dari Tata Kelola Islam (Islamic
Negara. Governance) dan struktur
disclosure: the case of  Tahun Data: 2005
kepemilikan saham IAH (Investment
islamic banks  Metode Analisis : AccountHolders Right).
deskriptif
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang cukup
Jurnal of Islamic besar dari faktor Kondisi Sosial
Accounting and Politik dan CorporteGovernance
Business Research, Vol terhadap tingkat pengungkapan
2 No. 2, 2011. Corporate Social Responsibility.
3. Charles, Chariri Jenis penelitian: v Penelitian ini mengukur Ukuran
kuantitatif Dewan Komisaris, Rapat Dewan
Analisis Pengaruh Sumberdata: Komisaris, ukuran Komite Audit,
Islamic Corporate wawancara secarabersama- sama mempengaruhi
Governance Terhadp dan observasi pengungkapan CSR hanya sebesar
Pengungkapan Sampel: 10 55%.
Corporate Social Dengan demikian faktor – faktor
bank syariah
ResponsibilityI
Indonesia karakteristik GCG tersebut diatas
dengan masih belum dapat meningkatkan
Diponegoro Journal of
Accounting, 2012. observasi 50 mekanisme pengawasan dengan baik

40
laporan untuk mendorong pengungkapan CSR
tahunan secara luas.
 Tahun
data:2006-2010 Bank Syariah juga cenderung
 Metode analisis: melakukan pengungkapan CSR dalam
Regresi Linier hanya mendukung image positif
Berganda perusahaan dan cenderung tidak
mengungkapkan informasi yang dapat
menimbulkan efek negatif.
4. Novita Febriany, Inten  Jenis v v Penelitian ini mengukur pengaruh
Meutia, Suhel penelitian:kuatitat ukuran perusahaan, profitabilitas dan
if kepatuhan shariah terhadap
Analisis Islamic Social  Sumber data: pengungkapan Islamic Social
Reporting pada Bank annual report Reporting (ISR) pada perbankan
Umum Syariah di syariah yang ada di Indonesia.
Bank
Indonesia.
 Sampel:11 Bank
Umum Syariah di Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
Prosiding Hasil
Indonesia ukuran perusahaan yang diukur
Penelitian dan Silatnas
IV Fordebi, Fakultas  Tahun data:2010- dengan proxy total aset memiliki
Ekonomi dan Bisnis 2012 pengaruh positif signifikan terhadap
Universitas Surabaya.  Metode analisis: pengungkapan ISR, dan profitabilitas
2014 deskriptif dengan proxy ROE berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap
pengungkapan ISR, sedangkan
variabel kepatuhan shariah memiliki
hubungan positif dan tidak
berhubungan signnifikan terhadap
ISR.

41
No Peneliti/Judul/ Metodelogi X1 X2 X3 X4 Y Hasil
Sumber Penelitian
5. Bassam Maali, Peter  Jenis v Hanya 11 bank (38%)yang
Casson dan Christopher penelitian:kualitat pengungkapan laporan pertanggung
Napier if jawaban sosialnya sesuai dengan
 Sumber data: standard yang ditetapkan oleh
Islamic Reporting by annual report AAOIFI (Accounting and Auditing
Islamic Banks Organization for Islamic
 Sampel: 29 bank
FinancialInstitution).
Abacus, Vol. 42, No. syariah
02, 2006  Tahun data:2000- Belum adanya analisis mengenai
2002 faktor-faktor yang berpengaruh
 Metode analisis: terhadap tingkat pengungkapan
deskriptif laporan pertanggungjawaban sosial
di bank syariah.

6. Vivi Angraini  Jenis v v v Penelitian bertujuan untuk


penelitian:kuatitat menganalisis pengaruh
Pengaruh if pengungkapan Islamic Social
Pengungkapan Islamic  Sumber data: Reporting, provitabilitas dan
Social Reporting (ISR), annual report leverage terhadap earning response
Profitabilitas dan  Sampel: 56 coefficient.
Leverage terhadap
Perusahaan
Earning Response Hasil dari penelitian ini
Coeficient (ERC) syariah
menunjukkan bahwa variabel
 Tahun data:2010-
pengungkapan Islamic Social
Skripsi Fakultas Syariah 2013 Reporting dan leverage tidak
dan Hukum, UIN Syarif  Metode analisis: memiliki pengaruh signifikan
Hidayatullah Jakarta Regresi Data terhadap variabel earning response
2015. Panel coefficient, sedangkan variabel
42
profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap variabel earning response
coefficient.

7. Jurica Lucyanda, lady  Jenis v v v Penelitian bertujuan untuk


Gracia prilia Siagian penelitian:kualitat menganalisis factor-faltor yang
if mempengaruhi tingkat
The Influence of  Sumber data: pengungkapan CSR yang diukur
Company annual report menggunakan Global Reporting
Characteristics Toward  Sampel:29 bank Initiative (GRI) Indeks pada
Corporate Social perusahaan yang listed di BEI.
syariah di negara-
Responsibility
Disclosure. negaramuslim
Hasil penelitian yaitu ukuran
 Tahun data:2000-
perusahaan, profitabilitas,
International 2002 profitabilitas, profit perusahaan,
Conference on Business  Metode analisis: earning per share, kepedulian
and Management, Deskriptif lingkungan berpengaruh positif
Phuket-Thailand, 2012 signifikan terhadap pengungkapan
CSR. Sedangkan leverage, ukuran
dewan komisaris , umur perusahaan,
kepemilikan manjerial dan
pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengungkapan CSR.

8. Nisrina Widayuni, Puji  Jenis Penelitian : v v v v Pengungkapan Corporate Social


Harto Kualitatif Responsibility yang digunakan
 Sumber Data: dalam penelitian ini merujuk kepada
Faktor-faktor yang Annual Report indeks yang dibuat Maali et al
43
mempengaruhi  Sampel: bank (2003) dengan metode SmartPLS.
pengungkapan CSR Umum Syariah
pada perbankan syariah di Indonesia dan Variabel yang dugunakan adalah
di Indonesia dan Malaysia Rapat Dewan Pengawas Syariah,
Malaysia.  Tahun Data : Jumlah Dewan Pengawas Syariah,
2010 – 2013 Ukuran Perusahaan, Leverage dan
Jurnal Fakultas Profitabilitas.
 Metode Analisis:
Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro, Regresi Data
Hasil penelitian menunjukan bahwa
2014. Panel
pengungkapan ISR pada bank
syariah di Indonesia dan Malaysia
masid tergolong rendah, selain itu
variabel indepen provitabilitas
berpengaruh signifikan positif,
leverage berpengaruh signifikan
negative, sedangkan, jumlah DPS
dan Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR.

9. Rifqi Muhammad  Jenis Penelitian : v Penelitian ini bertujuan melihat


Kualitatif kesesuaian penerapan tanggung
The Disclosure  Sumber Data: jawab sosial dengan standar AAOFI
Evaluation of Islamic Annual Report pada perbankan syariah di ASEAN
Banking Reports:  Sampel: 5 bank dan ASIA.
Evindence from Middle Syariah di
East and Other Regions Hasil penelitian menjukkan bahwa
ASEAN dan 4
in Asia untuk Negara Indonesia, Bahrain
Bank Syariah di
dan Qatar telah dapat menerapkan
Journal of Islamic Asia
standar AAOFI dengan baik dalam
Finance, Vol. 4 No. 2  Tahun Data : pengungkapannya. Namun masih
44
2015 Metode Analisis: terdapat beberapa Negara yang
Deskriptif masih belum melakukan
pengungkapan laporan keuangannya
sesuai denga standar yang ditetapkan
AAOFI.

Sumber: Data Olah Penulis

45
D. Kerangka Pemikiran
Model kerangka penelitian pada penelitian ini dapat digambarkan pada
gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikran

Faktor – Fakto yang mempengaruhi Pengingkapan Islamic Social


Reporting
(Indonesia, Malaysia, dan Negara Gulf Corporate Council)

Variabel Independen Variabel Dependen

Populasi Masyarakat
Muslim(X1)

Islamic Governance Score (X2) Pengungkapan


Islamic Social
Reporting (Y)
Leverage (X3)

Profitabilitas (X4)

Puposive Sampling

Model
ISRit = + 1 MUSPOLit + 2 IGSit- LEVit + PROFit +

Metode Analisis:
Analisis Regresi Berganda

46
Gambar 2.1 (lanjutan)

Metode Analisis:
Analisis Regresi Berganda

Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis

1. Normalitas Data
Uji Koefisien
2. Multikolinearitas
Determinans,
3. Heterokedastisitas
Uji f, Uji t
4. Autokorelasi

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Saran

47
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian adalah sebuah proses pencarian solusi dalam suatu masalah

dengan melakukan studi dan analisis terhadap faktor-faktor yang dapat

mempengaruhinya. Terdapat berbagai jenis penelitian, seperti menurut tujuannya

dapat dibagi menjadi explanatory study, deskripsi, dan pengujian hipotesis.

Sedangkan menurut jenis investigasinya dpat dibedakan menjadi studi kausal dan

studi korelasi (Sekaran 2006).

Penelitian ini merupakan studi kausal dimana peneliti ingin mengetahui

pengaruh dari satu atau lebih faktor-faktor dalam meyebabkan suatu masalah.

Penelitian ini ingin mengetahui apakah Rasio Populasi Penduduk Muslim, Islamic

Governance Score, Leverage dan Profitabilitas mempengaruhi pengungkapan

ISR. Selain itu penelitian ini juga menggunakan pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis, menurut (Sekaran 2006), biasanya digunakan untuk menjelaskan

hubungan atau melihat perbedaan diantara kelompok atau independensi dari dua

atau lebih faktor yang ada dalam suatu situasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah dapat memperoleh bukti empiris pengaruh

4 variabel independen yaitu Populasi Penduduk Muslin, Islamic Governance

Score, Leverage dan Profitabilitas terhadap variabel dependen yaitu

pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Syariah di Indonesia,

Malaysia dan Gulf Corporate Council periode 2013-2015..

48
Selain itu, penelitian ini juga menggunkan teknik content analysis terhadap

laporan tahunan perusahaan dalam perhitungan indeks ISR. Menurut (Sekaran

2006) Content Analisis yaitu metode penelitian observasi yang digunakan untuk

mengevaluasi secara sistematis isi dari suatu informasi.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel merupakan proses memiliki sejumlah elemen

secukupnya dari sebuah populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan

pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat

mengeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi

(Sekaran 2006).

Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank syariah yang ada di

Indonesia, Malaysia dan Negara Teluk atau lebih dikenal dengan istilah Gulf

Corporate Council. Penentuan sampel dari populasi pada penelitian ini diperoleh

dengan purposive sampling atau pemilihan sampel bertujuan. Adapun kriteria

Bank Syariah yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

1. Bank Syariah yang mempublikasikan Laporan Tahunannya pada website

masing-masing Bank Syariah

2. Bank Syariah yang menyajikan data Laporan Tahunan untuk periode

2013-2015

3. Bank Syariah yang menyajikan Laporan Tanggung Jawab Sosialnya

pada website masing-masing bank

4. Bank Syariah yang Laporan Tahunannya berakhir perdesember


49
5. Bank Syariah yang menyajikan laporan tahunannya dalam Bahasa

Inggris atau Bahasa Indonesia

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh 19 Bank Syariah di Indonesia,

Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council yang sesuai dengan metode

purposive sampling yang dilakukan pada penelitian ini:

Tabel 3.1

Tahap Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah

Bank Syariah yang ada di Indonesia, Malaysia dan Negara


1
Gulf Corporate Council 69

Bank Syariah yang menyajikan data Laporan Tahunan


2
untuk periode 2013-2015 42

Bank Syariah yang menyajikan Laporan Tanggung Jawab


3
Sosialnya pada website masing-masing bank 23

5 Bank Syariah yang berakhir per desember 19

Sampel Bank Syariah 19

Periode Penelitian (Tahun) 3

Jumlah Sampel Data Penelitian 57

Sumber: Data Olah Penulis

50
Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 19 Bank Syariah dari Indonesia, Malaysia dan Negara Gufl Corporate

Council yaitu:

Tabel 3.2

Daftar Sampel Bank Syariah

No. Nama Perbankan Syariah Website

1. Bank Syariah Mandiri (Indonesia) www.syariahmandiri.co.id

2. Bank Mega Syariah (Indonesia) www.megasyariah.co.id

3. Bank Muamalat (Indonesia) www.bankmuamalat.co.id

4. RHB Islamic Bank (Malaysia) www.rhb.ae

5. HSBC Amanah (Malaysia) www.hsbc.com.my

6. Affin Islamic Bank (Malaysia) www.affinislamic.com.my

7. Al-Rajhi (Malaysia) www.alrajhibank.com.my

8. Al-Rajhi (Arab Saudi) www.alrajhibank.com.as

9. Standar Chartered Sadiq www.standarcharteredsadiq.com.my

10. ABC Islamic Bank (UEA) www.bank-abc.com.ae

11. Emiretes Islamic Bank (UEA) www.emiretesislamic.ae

12. Abu Dhabi Islamic Bank (UEA) www.abudhabiislamicbank.com.sa

13. Qatar Islamic Bank (Qatar) www.qib.com.qa

14. Public Islamic Bank (Malaysia) www.publicislamicbank.com.my

15. Bahrain Islamic Bank (Bahrain) www.bisb.com.bh

16. Mashraf Al-Rayan (Qatar) www.alrayan.com

51
17. Al-Salam Bank (Bahrain) www.alsalambahhrain.com.bh

18. Al-Baraka Islamic Bank (Bahrain) www.albarakah.bh

19. Boubyan Bank (Kuwait) www.bankboubyan.com

Sumber: Data Olah Penulis

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik (angka). Data kuantitatif

dalam penelitian ini berupa rasio hasil content analysis Islamic Social Reporting,

Rasio Populasi Penduduk Muslim di Suatu Negara, Islamic Governance Score,

Leverage dan Profitabilitas.

Menurut sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder yaitu data yang sudah diterbitkan dalam bentuk laporan tahunan

(annual report) atau laporan berkelanjutan (sustainability reporting) perusahaan

yang diperoleh dari situs resmi masing-masing Bank Syariah yang ada di

Indonesia, Malaysia dan Negara Gulf Corporate Council. Sedangkan laporan

analisis data penduduk diambil dari data yang diterbitkan oleh situs resmi website

CIA World Factbook. Data sekunder merupakan data yang mengacu pada

informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada, minsalnya catatan atau

dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintahan, analisis industri oleh media,

internet, dan seterusnya (Sekaran 2006).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah content

analysis untuk pengukuran ISR dan analisis regresi linear berganda dengan

52
bantuan program SPSS 22 (Statistical Package for Social Science). Namun,

sebelum melakukan analisis liener regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji

statistik deskriptif, uji asusmsi kalsik, dan uji signifikansi.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai variabel-variabel dalm penelitian ini. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini akan dianalisis dengan uji asumsi klasik,uji koefisien determinasi

(R ) , dan uji signifikansi.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan suatu analisis yang memberikan deskripsi

mengenai data namun tidak untuk menguji hipotesis penelitian yang dirumuskan.

Anlisis statistik deskriptif memiliki tujuan untuk menganalisis data dan

menghitung berbagai karakteristik data yang diteliti. Statistik deskriptif

menunjukan jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan

standar deviasi (Ghozali, 2011). Nilai minimum digunakan untuk menilai nilai

terkecil dari data. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari

data. Nilai rata-rata merupakan niali untuk mengetahui rata-rata dari data yang

diteliti. Sedangkan, standar deviasi digunakanuntuk mngetahui variasi data yang

diteliti.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis adalah

pengujian asumsi klasik. Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui

apakah data telahmemenuhi asumsi klasik dan menjadi data yang dapat diterapkan

53
dalam model regresi. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi terdapat

variabel penggangu atau residual yang memiliki distribusi normal. Asumsi

dalam model adalah bahwa dalam uji t dan uji F nilai residual mengikuti

distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar masa uji statistik tidak valid

untuk jumlah sampel kecil (Ghozali 2011).

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov. Metode ini dilakukan untuk menentukan normalitas data. Uji ini

dinilai dengan melihat hasil signifikansi yang ada. Apabila data menunjukkan

signifikansi diatas 0,05 maka data residual terdistribusi normal. Sedangkan

jikan hasil uji menunjukkan signifikansi dibawah 0,05 maka data residual

dimiliki peneliti tidak terdistribusi normal (Ghozali 2011).

b. Uji Multikolnearitas

Uji Multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah model regresi

menemukan adanya korelasi anatar variable bebas (independen) yang satu

dengan yang lainnya. Seharusnya model regresi tidak memiliki korelasi antar

variabel independen (Ghozali 2011). Uji Multikolinearitas dilihat dengan

menggunakan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai

tolerance yang tinggi sama dengan nilai VIF yang rendah. Pengukuran niali

tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF <10.

54
c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang tidak terdapat heterokedastisitas (Ghozali 2011).

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala

heterokedastisitas adalah dengan meilhat pada grafik scatterplot. Jika ada pola

tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar atau menyempit) maka mengindikasi telah terjadi

heterokedastisitas (Ghozali 2011).

Penelitian ini juga mengunakan uji glejser untuk mengetahui ada tidaknya

gejala heterokedastisitas. Uji glejser diketahui dengan melihat nilai signifikan

semua variabel lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan telah bebas dari

masalah heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut (Ghozali 2011) uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam

model regresi linear ada autokorelasi antar kesalahan pengangu pada periode

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi

yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.

55
Cara yang dapat digunakan untuk menguji terdapat atau tidaknya

autikorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson. Klasifikasi nilai d

dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi.

Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi :

Tabel 3.3

Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi

Nilai Keterangan

<1,10 Ada Autokorelasi

1,10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan

1,55 – 2.45 Tidak ada autokorelasi

2,46 – 2,90 Tidak ada kesimpulan

>2,91 Ada autokorelasi

3. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis statistic regresi linear berganda. Tujuan

dari analisis ini adalah untuk memprediksi dan mempelajari pengaruh kausal

antara beberapa variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien ini

diperoleh dengan cara memprediksi variabel dependen dengan persamaan

(Ghozali 2011)

Persamaan regresi yang digunakan yaitu:

ISRit = + 1 MUSPOLit + 2 IGSit + LEVit + PROFit +

Keterangan:

i : perusahaan sampel

t : periode tahun

56
ISR : Skor Indeks ISR Bank

MUSPOL : Rasio Penduduk Muslim suatu negara

IGS : Islamic Governance Score

LEV : Leverage dari masing-masing sampel(debt to equity ratio)

PROF : Profitabilitas dari masing-masing sampel(return on equity)

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan melalui tiga tahap yaitu uji koefisien determinasi

(R2), uji statistik F dan uji statistik t.

a. Uji (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang kecil

menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan

variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu maka

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat (Imam Ghozali: 2011).

Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik F :

1. Jika F-hitung < F-tabel, maka model regresi tidak fit (hipotesis ditolak)

57
2. Jika F-hitung > F-tabel, maka model regresi fit (hipotesis diterima)

Uji F dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai signifikansi F pada

output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0.05 (α =

5%). Jika nilai signifikan lebih besar dari α maka hasil ditolak, yang berarti

model regresi tidak fit. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka

hipotesis diterima yang berarti bahwa model regresi fit.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu varianbel

penjelas atau independen secara indivudual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali 2011). Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).

2. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual

berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima).

Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing

variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan signifikansi level

0.05 (α = 5%).

5. Operasionalisasi Variabel

Ada dua macam variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas yaitu suatu variabel yang dapat mempengaruhi

variabel terikat (dependent variabel). Ada empat variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:


58
a. Rasio Penduduk Muslim suatu Negara

Rasio penduduk muslim diukur dengan menggunakan total penduduk

muslim dibagi dengan total seluruh penduduk negara tersebut, data tersebut

diperoleh dari situs resmi CIA World Factbook bedasarkan penelitian

(Farook and Lanies 2005).

b. Islamic Governance Score

Islamic governance score diukur dengan jumlah dewan pengawas

syariah, latar belakang pendidikan, serta repurtasi dari dewan pengawab

syariah yang diperoleh dari laporan tahuann perusahaan (Farook and Lanies

2005). Setiap komponen ini diberikan nilai secara dikotomi yaitu 1 apabila

informasi mengenai komponen tersebut terdapat pada laporan tahunan dan 0

apabila tidak terdapat informasi mengenai komponen tersebut. Apbila bank

syariah memiliki jumlah dewan pengawas syariah sebanyak tiga orang atau

lebih maka akan diberikan nilai 1, jika tidak maka akan diberi nilai 0. Latar

belakang pendidikan dinilai dari apakah dewanpengawas syariah memiliki

latar belakang pendidikan ekonomi, bisnis manajemen, atau akuntansi. Jika

terdapat salah satunyaakan diberi nilai 1, jika tidak akan diberi nilai 0.

Sedangkan reputasi dewan pengawas syariah dinilai dari pengalaman-

pengalamannya. Apabila dewan pengawas syariah memiliki pengalaman

dalam bidang hukum islam ataupun dalam bidang ekonomi maka akan

diberi nilai 1, jika tidak ada maka akan biberi nilai 0.Nilai yang diperoleh

setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total dari Islamic

governance score.

59
c. Leverage

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan

tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan, dalam

penelitian ini Leverage dihitung menggunakan debt equity ratio (DER).

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Total Liabilitas
DER =
Total Equitas

d. Profitabilitas

Profitabilitas diukur dengan rasio return on Asset (ROA) yaitu laba

bersih dibagi dengan total asset yang diperoleh dari laporan keuangan

perusahaan. Perusahaan dengan profit yang lebih tinggi memiliki

kecenderungan untuk melakukan intervensi kebijakan. Oleh karena itu,

perusahaan tersebut akan terdorong untuk mengungkapkan informasi yang

lebih rinci dalam laporan tahunan mereka dalam rangka meningkatkan

kepercayaan publik.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

EAT
ROA=
Total Asset

2. Variabel terikat (dependent variabel)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah ISR yang diukur dengan nilai dari

ISR masing-masing bank. Nilai ISR ini diperoleh dari hasil content analysis.

Indeks ISR yang dibuat oleh Othman et. al (2009) dengan beberapa penyesuaian.
60
Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam melakukan content analysis

adalah:

a. Membuat daftar ISR sesuai dengan Othman et al dengan beberapa

penyesuaian. ISR yang digunakan terdiri dari enam kategori yaitu: finance

and investment theme, product and services theme, employee theme, society

(community involvement) theme, environment theme dan corporate

governance theme.

b. Memberi nilai pada setiap komponen ISR secara dikotomi, yaitu 1 apabila

komponen tersebut diungkapkan dan 0 apabila tidak diungkapkan

c. Nilai yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan

nilai total dari indeks ISR.

61
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai hasil pengolahan data yang telah

dilakukan. Ada dua jenis pengolahan data, pertama adalah hasil content analysis

untuk menghitung indeks Islamic Social Reporting (ISR) dan hasil pengolahan

data dengan SPSS 22 untuk melihat apakah variabel-variabel independen

mempengaruhi variabel dependen.

A. Hasil Content Analysis Indeks ISR

Hasil pengukuran indeks ISR diperoleh dengan menggunakan metode

content analysis terhadap laporan tahunan (annual report) 19 Bank Syariah yang

ada di Indonesia, Malaysia dan Gulf Corporate Council dalam kurun waktu 2013-

2015. Hasil content analysis skor indeks ISR lengkap disajikan dalam lampiran.

Hasil content analysis berdasarkan tema adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Hasil Content Analysis Berdasarkan Tema

TEMA 2013 2014 2015


A Finance and Investment Theme 54 74 72
B Product and Service Theme 7 15 18
C Employee Theme 20 32 35
D Society (Community Involment) Theme 56 76 88
E Envirotment Theme 3 6 9
F Corporate Governance Theme 137 148 166
TOTAL 277 354 388
Sumber : Hasil olah penulis

Tabel 4.1 menunjukkan total indeks ISR berdasarkan tema dari sampel

penelitian ini. Tema pengungkapan yang nilainya cukup tinggi yaitu corporate

62
governance theme. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah yang dihasilkan

sampel sudah cukup tinggi dalam pengungkapan tema corporate governance.

Sedangkan tema pengungkapan yang masih memiliki nilai yang masih cukup

rendah dibandingkan dengan tema lainnya yaitu tema lingkungan (environtment).

Nilai yang masih cukup rendah ini menunjukkan bahwa bank syariah yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini masih kurang baik dalam melakukan

pengungkapan ISR khususnya dalam tema lingkungan. Namun terdapat hal yang

positif yaitu adanya peningkatan dari setiap tema pengungkapan dari tahun ke

tahunnya yang menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun bank syariah terus

berusaha untuk meningkatkan pengungkapan ISR.

Adapun perusahaan yang memiliki indeks ISR tertinggi disetiap tahunnya

berdasarkan tema dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

63
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan dengan Indeks ISR Tertinggi Berdasarkan Tema

Tahun
Tema
2013 Nilai 2014 Nilai 2015 Nilai
Bank Syariah
Finance and Mandiri,
Bank Mega Bank Syariah
Investment 5 Bank 6 6
Syariah Mandiri
Theme Muamalat
Indonesia
Bank Syariah
Mandiri, Bank
Bank Syariah
Mega Syariah,
Bank Syariah Mandiri,
Product and Bank Muamalat
Mandiri, Al- Qatar Islamic
Services Indonesia, 1 3 3
Rajhi Arab Bank, Al-
Theme Standard
Saudi Rajhi Arab
Chartered Saadiq,
Saudi
Al Rajhi, Qatar
Islamic Bank
Bank Mega
Employee Bank Syariah Bank Syariah
Syariah, Public 3 6 3
Theme Mandiri Mandiri
Islamic Bank
Society Bank Syariah
(Community Al Salam Islamic Mandiri, Bank Syariah
8 8 9
Involment) Bank Bank Mega Mandiri
Theme Syariah
Bank Syariah
Mandiri, Bank
Mega Syariah,
Bank Muamalat
Envirotment Al Rajhi Al Rajhi
Indonesia, 2 3 3
Theme Arab Saudi Arab Saudi
Standard
Chartered Saadiq,
Al Rajhi, Qatar
Islamic Bank
Bank Syariah
Corporate
Bank Stariah Bank Syariah Mandiri,
Governance 11 12 12
Mandiri Mandiri Bank
Theme
Muamalat
Sumber: Data olah penulis

Tabel 4.2 menunjukkan bank syariah yang memiliki nilai indeks ISR

tertinggi berdasarkan tema pengungkapan. Dapat dilihat bahwa Bank Syariah

Mandiri merupakan bank yang cukup konsisten dalam mengungkapkan ISR

berdasarkan masing-masing tema disetiap tahunnya.


64
Pada Tabel 4.3 di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan indeks ISR

pada setiap sampel pada tahun 2013-2015.

Tabel 4.3

Nilai Indeks Islamic Social Reporting

RATA-
No. NAMA BANK NEGARA 2013 2014 2015
RATA
1 Bank Mandiri Syariah Indonesia 25 37 37 33,0
2 Al Rajhi Arab Saudi Arab Saudi 16 27 29 24,0
3 Bank Mega Syariah Indonesia 21 25 25 23,7
4 Bank Muamalat Indonesia Indonesia 23 22 22 22,3
5 Qatar Islamic Bank Qatar 12 19 26 19,0
6 Bahrain Islamic Bank Bahrain 17 17 17 17,0
7 Al Salam Bank Bahrain 18 15 16 16,3
8 Abu Dhabi Islamic Bank UEA 11 18 18 15,7
9 Mashraf Al Rayan Qatar 7 19 20 15,3
10 Al Baraka Islamic Bank Bahrain 13 14 17 14,7
11 HSBC Amanah Malaysia Malaysia 15 14 14 14,3
12 RHB Islamic Bank Malaysia Malaysia 13 14 15 14,0
13 Affin Islamic Bank Malaysia Malaysia 15 12 14 13,7
14 Al-Rajhi Malaysia Malaysia 13 10 15 12,7
15 Boubyan Bank Kuwait 14 11 11 12,0
16 Standard Chartered Saadiq Malaysia 11 9 11 10,3
17 Public Islamic Bank Malaysia 12 9 9 10,0
18 ABC Islamic Bank UEA 10 7 7 8,0
19 Emirates Islamic Bank UEA 9 7 7 7,7
TOTAL 275 306 330
RATA-RATA 14,47 16,11 17,37

Sumber: Hasil olah penulis

65
Tabel 4.3 menunjukkan hasil indeks ISR selama tahun 2013-2015 dari

sampel dalam penelitian ini. Secara umum, total nilai indeks ISR dari tahun ke

tahunnya terus meningkat walaupun ada tiga bank syariah yang mengalami

penurunan indeks ISR selama tahun 2013-2015 yaitu Bank Muamalat Indonesia,

Public Islamic Bank Berhad Malaysia dan ABC Islamic Bank Bahrain.

Berdasarkan tabel di atas, bank syariah yang terletak di Indonesia memiliki

nilai ISR yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah di negara

lain. Nilai indeks ISR bank syariah di Indonesia mencapai lebih dari 20 poin

setiap tahunnya. Sedangkan bank syariah yang masih memiliki indeks ISR yang

cukup rendah yaitu Emirates Islamic Bank dan ACB Islamic Bank dimana indeks

pengungkapan ISRnya masih dibawah 10 poin setiap tahunnya.

Jika dilihat dari seluruh sampel bank syariah, pada tahun 2013 bank syariah

yang memiliki nilai indeks ISR tertinggi yaitu Bank Syariah Mandiri dengan nilai

25 poin. Begitu pula dengan tahun 2014 dan 2015, posisi nilai indeks ISR

tertinggi masih ditempati oleh Bank Syariah mandiri dengan nilai 37 poin.

Sedangkan bank syariah yang memiliki nilai indeks ISR terendah pada tahun 2013

yaitu Mashraf Al Rayan Qatar dengan 7 poin. Pada tahun 2014 nilai indeks ISR

terendah diperoleh oleh Emirates Islamic Bank dengan nilai 6 poin. Sedangkan

pada tahun 2015 posisi terendah ditempati oleh ABC Islamic Bank Bahrain dan

Emirates Islamic Bank dengan total nilai indeks ISR 7 poin.

Berdasarkan content analysis pada tabel 4.3 bank syariah yang berasal dari

indonesia berhasil menduduki peringkat lima besar. Tingginya nilai indeks ISR ini

66
dapat disebabkan karena adanya peraturan yang cukup mengikat mengenai

pengungkapan laporan sosial di Indonesia khususnya tema corporate governance.

Pelaksanaan good corporate governance oleh bank umum syariah dan unit usaha

syaraih di Indonesia sudah diatur dalam peraturan bank Indonesia. Selain itu di

Indonesia juga diatur mengenai pelaporan tanggung jawab sosial dalam undang-

undang peseroan terbatas. Begitu pula dengan bank syariah di Malaysia yang

memiliki indeks ISR yang cukup tinggi hal ini disebabkan karena adanya

peraturan yang mengatur mengenai pelaporan sosial yaitu peraturan Guidelines on

the Specimen Financial Statements for Licensed Islamic Bank (GP8-i), Financial

Reporting Standar (FRSi-1) serta AAOIFI. Sedangkan negara-negara GCC

menggunakan AAOIFI sebagai salah satu aturannya. Namun dalam

pengungkapan laporan sosial, indeks yang diperoleh oleh bank syariah di negara-

negara GCC masih tergolong rendah. Hal ini mungkin disebabkan belum

optimalnya implementasi AAOIFI yang dilakukan oleh bank-bank syariah

tersebut.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa bank syariah yang memilki nilai

indeks ISR tertinggi ditempati oleh bank syariah yang sama setiap tahunnya. Hal

ini menunjukkan adanya tindakan yang cukup konsisten dalam mengungkapkan

Islamic Social Reporting setiap tahunnya. Bank syariah dengan nilai terendah juga

hampir ditempati oleh bank syariah yang relatif sama dalam setiap tahunnya. Hal

ini menunjukkan bank syariah tersebut belum mengungkapkan social reporting

yang sesuai dengan ISR. Bank syariah yang memiliki nilai ISR yang rendah

cenderung hanya melakukan pengungkapan pada bagian corporate governance.


67
Namun yang di maksud dengan ISR adalah seluruh aspek perusahaan baik

itu peran perusahaan yang dilakukan pada aspek perushaan baik itu peran

perushaan dalam kegiatan ekonomi maupun dalam aspek spriritualis seperti

larangan akan riba, zakat, wakaf, serta dana qardh. Selain itu ISR juga termasuk

keadilan yang dilakukan oleh perusahaan baik itu kepada lingkungan maupun

kepada sesama masyarakat sekitar dan di lingkungan perusahaan.

Namun, belum mengungkapkan sesuai dengan ISR bukan berarti bank

syariah tersebut tidak melakukan tanggung jawab sosialnya dengan baik. Bisa saja

bank syariah tersebut telah melakukan tanggung jawab sosialnya namun tidak

diungkapkan pada laporan tahunannya.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif akan menggambarkan statistik deskriptif

seluruh variabel dalam penelitian ini yang meliputi maksimum, minimum, mean

(rata-rata) dan standar deviasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi populasi penduduk muslim, islamic governance score, leverage dan

profitabilitas sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependennya yaitu

pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).

Hasil pengujian variabel-variabel dalam penelitian ini secara deskriptif bisa

dilihat di tabel berikut:

68
Tabel 4.4
Hasil Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ISR 57 6,00 30,00 15,7193 6,17817

IGS 57 1,00 4,00 2,4035 1,09967

PPM 57 61,00 100,00 76,6316 12,17379

LEV 57 ,0029 18,1399 6,253648 5,2553811

PROF 57 -,5391 ,5469 ,124457 ,2013407

Valid N
57
(listwise)

Sumber: Data olah SPSS

Keterangan:

ISR adalah Islamic Social Reporting

PPM adalah Rasio Populasi Masyarakat Muslim

IGS adalah Islamic Governance Score

LEV adalah rasio Leverage dari masing-masing sampel

PROF adalah rasio Profitabilitas dari masing-masing sampel

Pada Tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah data (N) yang

digunakan sebanyak 57 data. Variabel ISR dapat terlihat bahwa rata-rata

pengungkapan ISR yang dilakukan oleh bank syariah adalah 15,71. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan ISR yang dilakukan oleh bank

syariah yang dijadikan sampel belum cukup baik karena nilai rata-rata hanya 15

sampai 16 komponen yang diungkapkan oleh bank syariah yang terkait ISR. Nilai

ini tidak mencapai setengah dari total komponen ISR (48 komponen) yang

69
menjadi dasar perhitungan indeks ISR pada penelitian ini. Simpangan baku dari

ISR yaitu 6,17. Nilai minimum ISR yaitu 6 sedangkan nilai maksimum 30.

Perbedaan yang cukup jauh antara nilai minimum dan maksimum ini dapat

disebabkan karena pengungkapan ISR bukanlah suatu keharusan melaikan

sukarela dilakukan oleh setiap bank syariah dan tergantung pada kebijakan bank

syariah tersebut.

Untuk variabel rasio populasi penduduk muslim nilai rata-ratanya adalah

76,63. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio populasi muslim terhadap total

penduduk pada negara-negara yang bank syariahnya dijadikan sampel sebesar

77%. Simpangan baku dari populasi muslim yaitu 12,27 yang menunjukkan

rentang rasio populasi muslim dari negara-negara tempat bank syariah beroperasi

yang diteliti tidak besar. Nilai minimum populasi muslim yaitu 61,00 sedangkan

nilai maksimumnya yaitu 100. Nilai 100 pada variabel ini menunjukka adanya

negara yang memiliki penduduk yang seluruhnya beragama Islam yaitu Arab

Saudi. Sedangkan nilai minimum 61 menunjukkan bahwa negara tersebut

memiliki rasio penduduk muslim sebesar 61% dari total seluruh penduduk

negaranya. Negara yang memiliki rasio penduduk muslim sebesar 61% tersebut

adalah Malaysia.

Rata-rata variabel untuk Islamic Governance Score adalah 2,4 dengan

simpangan baku 1,09. Nilai rata-rata 2,4 menunjukkan bahwa paling tidak ada 2

sampa 3 komponen Islamic Governnace Score yang telah diungkapkan oleh bank

syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sedangkan nilai minimum dan

maksimum adalah 1 dan 4. Nilai minimum 1 menunjukkan adanya bank syariah


70
yang hanya mengungkapkan 1 komponen saja, kebanyakan dari bank syariah

tersebut hanya mengungkapkan jumlah dewan pengawas syariah. Sedangkan nilai

maksimum 4 menunjukkan adanya bank syariah yang telah mengungkapkan

seluruh komponen yangmenjadi dasar perhitungan Islamic Governance Score

yaitu jumlah dewan pengawas syariah, cross membership, reputasi dewan

pengawas syariah dan latar belakang pendidikan.

Untuk rata-rata nilai leverage yaitu 6,25 dan simpangan baku 5,25. Nilai

minimum dari leverage adalah 0,003 sedangkan nilai maksimumnya 18,14. Nilai

rata-rata leverage 6,25 menunjukkan bahwa rata-rata bank syariah yang menjadi

sampel dalam penelitian ini masih banyak menggunakan utang untuk membiayai

perusahaan. Nilai minimum menunjukkan bahwa adanya bank syariah yang hanya

menggunakan 0,003 untuk membiayai perusahaan sedangkan nilai maksimum

18,14 menunjukkan adanya bank syariah yang menggunakan utang relatif tinggi

untuk pembiayaan perusahaan.

Variabel terakhir yaitu profitabilitas, nilai profitabilitas ini berasal dari

Return On Asset (ROA) yaitu seberapa besar aset yang dimiliki oleh bank syariah

ini dapat menghasilkan return bagi bank syariah itu sendiri. Nilai rata-rata adalah

0,125 hal ini menunjukkan rata-rata bank syariah yang menjadi sampel hanya

memperoleh return sebesar 12,5% yang berasal dari ekuitasnya. Simpangan baku

dari profitabilitas yaitu 0,20. Sedangkan nilai minimum adalah -0,54 dan

maksimum 0,55. Nilai minimum pada profitabilias ini bernilai negatif karena ada

beberapa bank syariah yang mengalami kerugian. Sedangkan nilai maksimum

71
menunjukkan adanya bank syariah yang dapat memperoleh return dari ekuitas

sebesar 55%.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

Penggunaan alat statistik regresi berganda mensyaratkan dilakukannya

pengujian asumsi klasik. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi akan menyebabkan

bias pada hasil penelitian. Asumsi klasik yang perlu diuji adalah Uji Normalitas,

Multikolinearitas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Suatu model

regresi yang baik adalah dimana datanya berdistribusi normal atau

mendekati normal.

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data Olah SPSS

72
Gambar 4.1 diatas menunjukan hasil uji normalitas, uji normalitas dilakukan

dengan cara melihat apakah sampel mendekati garis diagonal. Berdasarkan hasil

yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa persebaran titik-titik tersebar secara

teratur disekitar garis diagonal sehingga secara visual dapat dikatakan bahwa

residual dari estimasi terdistribusi secara normal. Namun untuk lebih meyakinkan

maka dilakukan pengujian Kolmogorov Smirnov, berikut hasil pengujiannya:

Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

ISR PPM IGS LEV PROF

N 57 57 57 57 57
a,b
Normal Parameters Mean 15,7193 76,6316 2,4035 6,2536 ,1245

Std.
6,17817 12,17379 1,09967 5,25538 ,20134
Deviation

Most Extreme Differences Absolute ,125 ,216 ,222 ,132 ,201

Positive ,125 ,216 ,222 ,132 ,093

Negative -,074 -,196 -,155 -,117 -,201

Test Statistic ,125 ,216 ,222 ,132 ,201

Asymp. Sig. (2-tailed) c c c c c


,026 ,000 ,000 ,015 ,000

Sumber : Data Olah SPSS

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa nilai test statistic

kolmogorov smirnov untuk populasi penduduk muslim, islamic governance score,

leverage dan profitabilitas memiliki nilai signifikan > 0,05, hal ini berarti Ho

diterima dan H1 ditolak sehingga data terdistribusi secara normal.

73
2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.

Berikut hasil uji Multikolinearitas :

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1(Constant) -,597 4,016 -,149 ,882

PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061 ,731 1,368

IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000 ,794 1,259

LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544 ,664 1,506

PROF 3,217 2,422 ,105 1,328 ,190 ,978 1,023

Sumber: Data Olah SPSS

Tabel 4.5 Menunjukkan hasil uji multikolinearitas. Dari hasil uji tersebut

dapat dilihat bahwa dari nilai Populasi Penduduk Muslim sebesar 0,731 yang

berarti lebih besar dari 0,1 dan untuk VIF Populasi penduduk muslim 1,368 < 10.

Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas pada data variabel populasi penduduk

muslim. (Ghozali 2011)

Nilai tolerance Islamic Governance Score sebesar 0,794 > 0,1 dan VIF

1,259 < 10. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas pada variabel islamic

74
governace score. Nilai Leverage sebesar 0,664 > 0,1 dan VIF 1,506 < 10. Hal ini

berarti tidak terjadi multikolinearitas pada variabel leverage, untuk nilai

Profitabilitas sebesar 0,978 > 0,1 dan VIF 1,023 < 10. Hal ini berarti tidak terjadi

multikolinearitas pada variabel profitabilitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah ada gelaja

keterokedastisitas di dalam model penelitian ini. Gejala heterokedastisitas

menunjukan adanya ketidak seragaman di dalam variasi model dan menyebabkan

error-nya menjadi tidak konsisten. Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas

dilakukan dengan melihat nilai probabilitas. Berikut hasil uji heterokedatisitas:

Tabel 4.7
Hasil Uji Heterokedastisitas

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,148 2,221 ,066 ,947
PPM ,016 ,026 ,098 ,632 ,530
IGS ,419 ,272 ,228 1,538 ,130
LEV ,029 ,062 ,076 ,468 ,642
PROF
1,825 1,340 ,182 1,362 ,179

Sumber : Data Olah SPSS

Hasil tampilan Tabel 4.7 di atas memberikan informasi koefisien variabel

independen tidak ada yang signifikan. Semua variabel independen mempunyai

75
nilai sig > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat

heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah error antar periode

waktu saling berhubungan. Penelitian ini menggunakan statistik Durbin Watson

untuk menguji autokorelasi.

Berikut hasil pengujian Durbin Watson :

Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1
,827a ,683 ,659 3,608 1,460

Sumber : Data Olah SPSS

Hasil uji Durbin Watson pada tabel 4.8 adalah 1,460. Penelitian ini

menggunakan jumlah sampel sebanyak 57 sampel, dan jumlah variabel

independen sebanyak 4. Pada tabel 4.9 dijelaskan mengenai hasil analisis Durbin

Watson sebagai berikut :

76
Tabel 4.9
Hasil Analisis Durbin Watson

Keterangan Nilai
N 57
k' 4
dL (57,5) 1,283
dU (57,5) 1,559
4-dU 2,441
4-dL 2,717
d-stat 1,460
n = banyaknya observasi
k' = banyaknya variabel bebas
dL = batas bawah tabel DW
dU = batas atas tabel DW

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai DW sebesar 1,460. Dengan

jumlah data (N=57) dan variabel bebas 4 (k’=4) maka diperoleh dL sebesar 1,283

dan dU sebesar 1,559.

Sehingga dapat diketahui daerah pengambilan Keputusan Durbin Watson

sebagai berikut :

Gambar 4.1
Daerah Pengambilan Keputusan Durbin-Watson

Tidak Tahu Tidak Tahu

Korelasi Positif Tidak ada korelasi Korelasi Negatif

0 1,283 1,559 2,44 2,717 4

77
Gambar 4.1 menunjukkan daerah pengambilan keputusan uji durbin

Watson. Nilai DW adalah 1,460 berada pada daerah tidah tahu. Ini adalah salah

satu kelemahan dari uji durbin Watson yaitu terdapat daerah yang tidak dapat

menentukan keputusan. Oleh sebab itu dilakukan uji autokorelasi dengan

menggunakan metode Breusch-Godfrey.

Tabel 4.10
Hasil Uji Breusch-Godfrey

F Statistic 0,967850 Prob F (5,51) 0,3870

Obs*R-squared 2,166160 Prob Chi-squared (5) 0,3386

Sumber: Data Olah SPSS

Tabel 4.10 menunjukkan nilai probabilitas Obs*Chi-squared 0,3386 yang

berarti lebih besar dati 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah

autokorelasi dalam model.

D. Persamaan Model Regresi Data Panel

Penelitiandengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis regresi data

panel dapat dilihat pada tabel 4.8. persamaan regresi didapatkan sebagai berikut:

ISRit = -0,597 + 0,089PPMit + 3,967IGSit – 0,069LEVit + 3,217PROFit

78
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar -0.597

2. Nilai koefisien regresi populasi penduduk muslim sebesar 0.089,

menunjukkan bahwa jika nilai PPM pada observasi ke i dan periode ke t

naik sebesar 1% dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan

menaikkan nilai ISR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.089%.

3. Nilai koefisien regresi Islamic Governance Score sbesar 3.967, menunjukan

bahwa jika nilai IGS pada observas ke i dan periode ke t naik sebesar 1%

dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai ISR pada

observasi ke i dan periode ke t sebesar 3.967%.

4. Nilai koefisien regresi Leverage sebesar -0.069, menunjukkan bahwa jika

niali leverage pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% dengan

asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR pada

observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.069%.

5. Nilai koefiesien regresi profitabilitas sebesar 3.217, menunjukkan bahwa

jika nilai profitabilitas pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%

dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai ISR pada

observasi ke i dan periode ke t sebesar 3.217%.

E. Uji Hipotesis

1. Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa pengaruh

variabel independen yaitu Populasi Penduduk Muslim, Islamic Governance Score,

79
Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROE) terhadap variabel dependen yaitu

pengungkapan Islamic Social Reporting.

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,827a ,683 ,659 3,60781

Sumber: Data Olah SPSS

Nilai R2 mempunyai interval 0 sampai dengan 1 ( 0 < R2 < 1 ). Semakin

besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi

tersebut, dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan

tidak dapat menjelaskan variabel independen.

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan nilai Adjusted R Square pada model

regresi adalah 0,659 yang menunjukkan kemampuan variabel independen (PPM,

IGS, Leverage dan Profitabilitas) dalam menjelaskna variabel dependen

(pengungkapan ISR) adalah sebesar 65,9% sedangkan sisanya sebesar 34,1%

dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan mempunyai pengaruh secara bersama – sama

terhadap variabel dependen.

80
Tabel 4.10
Hasil Uji F
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 1460,661 4 365,165 28,054 ,000

Residual 676,848 52 13,016

Total 2137,509 56

Sumber: Data Olah SPSS

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat diketahui nilai F hitung sebesar 28,054

dan signifikan 0,000. Sementara F tabel dengan tingkat α= 5%, df1 (k-1) = 4 dan

df2 (n-k) = 53 di dapat F tabel sebesar 2,56. Dengan demikian F hitung (28,054) >

dari F tabel (2,56) dan Signifikan F Change 0,000< 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ha1 diterima sedangkan H0 ditolak, variabel-variabel independen dalam

penelitian ini yang terdiri dari Populasi Penduduk Muslim, Islamic Social Score,

Leverage dan Profitabilitas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pengungkapan ISR.

3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan

untuk memeriksa lebih lanjut manakah diantara keempat variabel independen

yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting

perbankan syariah. Berdasarkan hasil penelitian ini, dari 4 variabel independen

yang dimasukkan dalam model dengan signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa

hanya variabel populasi penduduk muslim, islamic governance score, leverage

dan profitabilitas
81
Tabel 4.11
Hasil Uji t

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,597 4,016 -,149 ,882
PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061
IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000
LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544
PROF 3,217 2,422 ,105 1,328 ,190

Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Rasio Populasi Penduduk Muslim

Variabel Rasio Populasi Penduduk Muslim memiliki thitung sebesar

1,919 < ttabel 2,006 dan Nilai Signifikan 0,061 > 0,05. Hal ini berarti variabel

rasio populasi penduduk muslim tidak berpengaruh signifikan (0,05)

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Namun apabila

menggunakan nilai signifikansi 10% (0,10) maka Populasi Penduduk

Muslim masih memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan

Islamic Social Reporting.

Dengan demikan, H1 “Populasi Penduduk Muslim berpengaruh positif

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting” ditolak.

82
Hal ini bertentangan dengan penelitian (Farook and Lanies 2005) yang

menyatakan bahwa populasi penduduk muslim berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting.

Tidak adanya pengaruh signifikan bisa terjadi karena pengungkapan

ISR saat ini bukan lagi sekedar dipengaruhi oleh populasi penduduk muslim

di daerah tersebut sesuai dengan theory relevant pubic yang menyatakan

bahwa semakin banyaknya banyaknya proporsi penduduk dalam suatu

Negara maka semkin besar pula tekanan yang diberikannya. Namun

berdasarkan hasil penelitian pengungkapan Islamic Social Reporting tidak

lagi hanya sebatas tekanan masyarakat saja namun sudah menjadi tanggung

jawab perusahaan kepada masyarakat. Islamic Social Reporting dapat

menunjukkan sejauh mana kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan

masyarakat sekitar.

b. Islamic Governance Score terhadap pengungkapan Islamic Social

Reporting

Variabel Islamic Governance Score memiliki thitung sebesar 8,065 >

ttabel 2.006. Nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti variabel Islamic

Governance Score signifikan di level 5%, Dapat disimpulkan bahwa

variabel Islamic Governance Score berpengaruh signifikan positif terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting pada bank syariah di Indonesia,

Malaysia dan Negara GCC. Dengan demikian, H2 “Ukuran Islamic

83
Governance Score berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic

Governance Score” diterima.

Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang

menyatakan Islamic Governance Score yang meliputi Jumlah Dewan

Pengawas Syariah (DPS), Reputasi DPS, Cross membership, dan Latar

Belakang Pendidikan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting. Penelitian yang sesuai dengan hasil

penelitian ini diantaranya penelitian (Farook and Lanies 2005), (Charles and

Chariri 2012) dan (Othman and Thani 2010).

Islamic Governance Score yang meliputi penjabaran dari Dewan

Pengawas Syariah juga menrupakan salah satu item yang harus

diungkapkan dalam Islamic Social Reporting. Dewan pengawas yang

memiliki pengalaman dan reputasi yang baik akan mempunyai eranan

penting dalam perusahaan. Dewan Pengawas Syariah akan akan mempunyai

wewenang mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah,

antara lain seperti mengawasi penyaluran dana zakat, infak dan sedekah

yang bias diakui dalam item ISR perusahaan.

Dewan Pengawas Syariah dalam jumlah yang tepat dengan latar

belakang dan pengalaman yang baik dapat mengakibatkan review pada

pelaporan perusahaan yang lebih baik terutama dalam hal tata kelolah

perusahaan dan pelaporan sosial perusahaan.

Dengan demikan, H2 “Islamic Governance Score berpengaruh positif

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting” diterima.

84
c. Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting

Variabel Leverage memiliki thitung -6,10 < ttabel 2,006. Nilai Signifikan

0,544> 0,05, hal ini berarti variabel ukuran Leverage tidak signifikan pada

level 5%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Leverage tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Dengan

demikian. H3 “Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan Islamic

Social Reporting” diterima.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari (Charles and Chariri

2012) dan (Lucyanda, Gracia and Siahaan 2012) yang menemukan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Islamic Social Reporting dengan

Leverage. Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian ekuitas saham tidak

mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting kepada masyarakat

luas.

d. Profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting

Variabel Profitabilitas memiliki thitung 1,328 < ttabel 2,006. Nilai Signifikan

0,190> 0,05, hal ini berarti variabel ukuran Profitabilitas tidak signifikan pada

level 5%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

Dengan demikian, H4 “Profitabilitas berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting” ditolak.

85
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian (Charles and Chariri

2012) , (Widayuni and Harto 2014) dan (Rizkyningsih 2012) namun sesuai

dengan penelitian (Hussain & Hammami, 2009), (Astuti 2014) dan (Putra,

Takidah and Arafah 2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan profitabilitas.

86
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) yang dilakukan bank syariah di

Indonesia, Malaysia dan Gufl Corporate Council. Selain itu juga untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social

Reporting (ISR). Sampel yang digunakan adalah 19 bank syariah di Indonesia,

Malaysia dan Negara GCC pada tahun 2013-2015.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

beberapa hal, yaitu :

1. Tingkat pengungkapan pelaporan sosial yang berdasarkan prinsip islam

yang digambarkan oleh indeks Islamic Social Reporting menunjukkan

peningkatan pada setiap tahunnya. Bank Syariah yang memiliki indeks ISR

yang cukup tinggi berada di Indonesia yang berhasil meraih nilai lebih dari

separuh (24 item) dari pengungkapan disetiap tahunnya. Selain itu indeks

tertinggi pada tahun 2013-2015 dicapai oleh bank syariah yang berasal dari

Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri.

2. Berdasarkan hasil regresi model penelitian dapat disimpulkan bahwa

variabel Islamic Governance Score memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Sedangkan untuk

87
Populasi Penduduk Muslim, Leverage dan Profitabilitas tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

3. Varibel Islamic Governance Score memiliki pengaruh yang signifikan

karena hal ini dilandasi bahwa pengungkapan tanggung jawab social

perusahaan sudah menjadi kewajiban perusahaan kepada masyarakat luas,

bukan hanya merupakan kewajiban saat perusahaan mendapatkan profit

yang tinggi ataupun tuntutan populasi masyarakat muslim disuatu negara.

Selain itu pengetahun dan pengalaman Dewan Pengawaas Syariah ternyata

juga mampu meningkatkan pengungkapan Islamic Social Reporting.

4. Rendahnya pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah

di Negara GCC bukan berarti mereka buruk dapam pelaporan ISR, namun

ada kemungkinan bahwa mereka tidak mengungkapkan semua tanggung

jawab sosialnya pada laporan keuangan maupun laporan tahunan. Selain itu

ditemukan juga bahwa beberapa bank di Negara GCC mengambungkan

beberapa item pengungkapan sekaligus.

B. Implikasi

1. Bagi Bank Syariah, penelitian ini dapat memberikan gambaran bahwa

terdapat peningkatan pengungkapan yang dilakukan oleh bank syariah yang

menjadi sampel penelitian selama tiga tahun terkahir, hal ini menunjukkan

bahwa banyak bank syariah yang menganggap bahwa pengungkapan

tanggung jawab sosial bukan lagi sekedar tanggung jawab sukarela

perusahaan tapi sudah menjadi kewajiban perussahaan.

88
2. Bagi Pemerintah khususnya di Indonesia, penelitian ini bisa memberikan

informasi mengenai penerapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia,

bahwa bank syariah di Indonesia sudah cukup baik dalam penyampaian

tanggung jawab sosialnya, terlebih lagi dengan sistem pengungkapan good

corporate governace yang diterapkan pemerintah sejalan dengan item

pengungkapan ISR.

3. Bagi masyarakat luas, penelitian ini bisa menjadi informasi mengenai

perkembangan perbankan syariah saat ini, terutama mengenai

pengungkapan tanggung jawab sosialnya.

C. Saran

Saran bagi peneliti selanjutnya untuk menambah variabel-variabel

independen lainnya yang mungkin dapat mempengaruhi pengungkapan ISR

seperti ukuran perusahaan, listing atau tidaknya suatu perusahaan, kantor akuntan

yang digunakan.

89
DAFTAR PUSTAKA

AAOFI. Accounting Auditing and Governance Standards for Internantional


Financial Institution. (2015).

Abdullah, Percy W.A, and Stewart J. "Corporate Social Responsibility in Islamic


Banks: A Study of Shari'ah Suvervisory Board Disclosure and Zakat
Disclosure in Malaysia and Indonesia Islamic Banks." 2011.
Agustani, and Anggraeni. "Peranan Corporate Social Responsibility dalam
mengimplementasikan Good Coporate Governance." Jurnal Forum Bisnis
danKeuangan1, 2012.
Angraini, Vivi. "Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR),
Profitabilitas dan Leverage Terhadap Earnig Response Coeficient (ERC)."
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015.
Astuti, Tri Puji. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting
pada Perbankan Syariah di Indonesia." Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014.
Ayu D.F. "Analisis Pengaruh Jenis Industri, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas
Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)." Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010.
Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Manjadi
Mandatory. Vol. II. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Badroen, Faisal. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana, 2006.
Charles, and Chariri. "Anaisis Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility." Diponegoro Journal of
Accounting, 2012.
Ekkyanshah. "Membangun Program CSR yang Seimbang." Akuntansi Indonesia
12, no. 2 (Oktober 2008): 33.
Faozan, Aakhmad. "Implementasion Good Corporate Governance." La_Riba
(Jurnal Ekonomi Islam) VII, no. 1 (Juli 2013).
Farook, and Lanies. "Banking of Islam ? Determinants of CSR Disclosure."
International Conference on Islamic Economics Finance. Yaman, 2005.
Farook, Sayd, Kabir Hassan, and Roman Lanis. "Determinants of Corporate
Social Responsibility Disclosure: The Case Of Islamic Banks." Journal of
Islamic Accounting and Bussiness Research, 2011.
90
Fauziah, Khusnul, and Prabowo Yudho. "Analisis Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social
Reporting Index." Jurnal Dinamika Akuntansi 5, no. 1 (Maret 2013): 13.
Febriany, Novita, Inten Meutia, and Suhel. "Analisis Islamic Social Reporting
Pada Bank Umum Syariah di Indonesia." Silatnas IV Fordebi. Surabaya,
2014.
Fitria, Soraya, and Dwi Hartanti. "Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Indeks dan
Islamic Social Reporting Indeks." Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto. 2010. 2.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, 2011.
Grassa, Rihab. "Shariah Supervisory system in Islamic Financial Institution."
Humanomic 29, no. 4 (2016).
Hadi, Nor. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta, 2011.
Haniffa, Ros. "Social Reporting Disclosure An Islamic Perspective." Indonesian
Management Accounting Research 2, no. 2 (July 2002): 128-146.
Haniffa, Roszaini, and Muhammad Hudaib. "Exploring the Ethical Identity if
Islamic Bank via Communication in Annual Reports." Journal of Business
Ethics (Jou), 2007: 107.
Harahap, Sofyan Safri. "The Disclosure of Islamic Value - Annual Report
Analysis of Bank Muamalat Indonesia's Annual Report." Iqtisad Journal of
Islamic Economic (Rajawali Pers), 2010: 35-45.
Hariandy. "Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tingkat Diversifikasi dan
Dana Pihak Ketiga terhadap Tingkat Pengungkapan Sukarela (Studi Empiris
pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia tahun 2007-2009)."
Skripsi Fakultas Ekonomi Uiniversitas Indonesia, 2011.
Hasanah, Uswatun. "Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Kesehatan Finansial Pada Bank Umum Syariah."
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2015: 36-38.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2010.
Lucyanda, Jurica, Lady Gracia, and Prilia Siahaan. "The Influence of Company
Characteristics Toward Corporate Social Responsibility Disclosure."
International Conference on Business and Management. Phuket, Thailand,
2012.

91
Maali, Bassam. "Socia Reporting by Islamic Banks." Abacus 42, no. 2 (2006):
281.
Masruki, and Zakaria. "Value Relevant of Accounting Numbers: Determinats of
Corporate Social Responsibility Disclosure of Islamic Banks in Malaysia ."
2009.
Muetia, Intan. "Menata Pengungkapan di Bank Islam (Suatu Pendekatan Kritis)."
(Citra Pustaka) 2010.
Muhammad. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Muhammad, Rifqi. "The Disclosure Evaluation of Islamic Banking Reports:
Evidences From Middle East and Other Regions in Asia." Journal of
Islamic Finance IV, no. 2 (2015).
Mulyanita, Sugesty. "Pengaruh Biaya Tanggung Jawab Perusahaan terhadap
Kinerja Perusahaan Perbankan." Skripsi Universitas Negeri Lampung, 2009.
murwaningsari, etty. "HUbungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility dan Corporate financial performance dalam satu continum."
Jurnal Akuntansi dan Keuangan 11 (2009): 30-41.
Othman, Radiah, and Rashid Ameer. "Conceptualizing the duties and roles of
auditor in Islamic Financial Institution." Humanomics 31 (2015): 201-203.
Othman, Rohana, and Md Azlan Thani. "Islamic Social Reporting Of Listed
Companies in Malaysia." International Business and Economics Research
Journal 9 (April 2010).
Othman, Thani, and Ghani. "Determinants of Islmaic Social Reporting Among
Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia." Reseach Journal of
International Studies 12 (2009).
Putra, Haris Fifa. "Ananlisis Pelaksanaan dan pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan
Indeks Islamic Social Reporting (ISR)." Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya, 2013: 3.
Putra, Muhamad Prakoso, Erika Takidah, and Muhammad Yaser Arafah.
"Determinant on Islamic Social Reporting in Islamic Banking (Case Study
in Indonesia)." International Conference of Global Islamic Studies. 2014.
Raditya, Amalia Nurul. Analisis Fakto-fakto yang memepengaruhi tingkat
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). 2013.
Rifqi, Muhammad. "The Disclosure Evaluation of Islamic Banking Reports:
Evidences from Middle East and other Regions in Asia." Journal Islamic Of
Finance 4, no. 2 (2016).

92
Rizkyningsih. "Faktor-Faktor yang Mengungkapkan Islamic Social Reporting
Pada Perbankan Syariah." Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2012.
Rufaida, Izza. "Pengaruh Corporate Governance, profitabilitas, dan Pengungkapan
Media terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility." Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014: 1.
Sekaran, Uma. Metode Penelitian Bisnis. jakarta: Salemba Empat, 2006.
Shahul, H.M.I. "Different Worldview Needs Different Accounting." IIUM
International Conference of Accounting. Malaysia, 2001.
Siddiqi, N. "The Issues of Islmaic Economic." 1980.
Triwiyono, Iwan. Akuntansi Syariah Perspektif, Metodologi dan Teori. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2012.
Untung, Hendrik Budi. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika,
2009.
Wibisono, Yusuf. "Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social
Responsibility." (Fascho Publishing) 2007.
Widayuni, Nisrina, and Puji Harto. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan CSR Pada Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia."
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2014.
Yusuf, Muhammad Yasir. "Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: kajian
Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh." Jurnal Ekonomi Islam La-
Riba IV, no. 2 (Desember 2010): 199.

93
LAMPIRAN PENELITIAN

Lampiran 1 Daftar Indeks Islamic Social Reporting

Item yang di Ungkapkan


A. Finance and Investment Theme
1 Kegiatan yang mengandung Riba (beban bunga/pendapatan bunga)
Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) termasuk di dalamnya
2 unsur judi
3 Zakat (jumlah dan penerima zakat)
4 Kebijakan atas pembayaran tertunda dan Penghapusan hutang tak tertagih
5 Kegiatan Investasi (secar umum)
6 Proyek pembiayaan (secara umum)
B. Product and Service Theme
7 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu produk baru
8 Glossary/definisi setiap produk
9 Pelayanan atas keluhan konsumen
C. Employee Theme
10 Jam kerja karyawan
11 Hari libur
12 Tunjangan karyawan
13 Renumerasi karyawan
Pendidikan dan Pelatihan Karyawan (Pengembangan Sumber Daya
14 Manusia)
15 Kesetaraan hak antara pria dan wanita
16 Keterlibatan karyawan
17 Kesehatan dan keselamatan karyawan
18 Lingkungan Kerja
19 Karyawan dari kelompok khusus (cacat fisik/mantan pengguna narkoba)
20 Tempat ibadah yang memadai bagi karyawan
D. Society (Community Involment ) Theme
21 Pemberian Donasi (Saddaqa)
22 Wakaf
23 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan)
24 Sukarelawan dari kalangan karyawan
25 Pemberian beasiswa sekolah
26 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah
27 Pengembangan generasi muda
28 Peningkatan kualitas hidup masyarakat
29 Kepedulian terhadap anak-anak

94
30 Menyokong kegiatan sosial kemasyarakatan/kesehatan/Olahraga

E. Renvirotment Theme
31 Konservasi Lingkungan Hidup
32 Tidak membuat polusi lingkungan hidup
33 Pendidikan mengenai lingkungan hidup
34 Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup
35 Sistem manajemen lingkungan
F. Corporate Governance Score
36 Status kepatuhan terhadap Syariah
37 Rincian nama direksi/manajemen
38 Profil jajaran direksi/manajmen
39 Rincian tanggung jawab manajemen
40 Pernyataan mengenai renumerasi manajemen
41 Jumlah pelaksanaan rapat manajemen
42 Rincian nama dewan pengawas syariah
43 Profil dewan pengawas syariah
44 Rincian tanggung jawab dewanpengawas syariah
45 Pernyataan mengenai renumerasi dewan pengawas syariah
46 Jumlah pelaksanaan rapat dewan pengawas syariah
47 Struktur kepemilikan saham
48 Kebijakan anti korupsi

95
Lampiran 2 Rasio Populasi Penduduk Muslim menurut CIA Worldbook

Rasio Kepemelukan Agama


No Nama Negara
Muslim Kristen Budha Hindu Other
1 Indonesia 87.20% 7% . 1.70% 1.30%
2 Malaysia 61.30% 9.20% 19.80% 6.30% 4.50%
Uni Emirates
3 Arab 90% 9% 1%
4 Arab Saudi 100% 100%
5 Qatar 77.50% 8.50% 14%
6 Bahrain 70.30% 14.50% 2.50% 2.70%
7 Kuwait 76.7 % 17.30% 5.90%

Tampilan Website CIA World Facbook:

96
Lampiran 3 Rasio Variabel Penelitian

No Nama Bank ISR PMM IGS Leverage Profitabilitas

1 Bank Mandiri Syariah 25 0.87 4 2.10420 0.115092380

2 Bank Mega Syariah 21 0.87 3 3.29214 0.035162450

3 Bank Muamalat 23 0.87 4 1.38311 0.164495970


Affin Islamic Bank
4 Malaysia 15 0.61 2 18.13990 0.046134180

5 HSBC Amanah Malaysia 15 0.61 2 0.86278 0.045593300


Public Islamic Bank
6 Berhad 12 0.61 2 15.71075 0.028958230
RHB Islamic Bank
7 Malaysia 13 0.61 1 10.10935 0.091664730

8 Standard Chartered Saadiq 11 0.61 1 18.13990 0.057438100

9 Al Rajhi Malaysia 13 0.61 2 12.02850 -0.124408230

10 ABC Islamic Bank 10 0.77 2 8.54853 0.175044220

11 Al Baraka Islamic Bank 13 0.77 2 0.54853 0.025073150

12 As Salam Bank 18 0.77 4 1.94727 0.460659630

13 Bahrain Islamic Bank 17 0.77 3 0.50107 0.255307120

14 Boubyan Bank 14 0.85 2 5.11062 0.022973800

15 Mashraf Al-Rayan 7 0.78 1 0.10374 0.546863660

16 Qatar Islamic Bank 12 0.78 1 2.05516 0.489679890

17 Al-Rajhi Arab Saudi 16 1.00 3 0.51243 0.395598850

18 Abu Dhabi Islamic Bank 11 0.90 2 8.08509 0.166188450

19 Emirates Islamic Bank 9 0.90 1 14.77007 0.151733400

20 Bank Mandiri Syariah 30 0.87 4 2.04533 0.132027400

21 Bank Mega Syariah 25 0.87 4 3.48826 0.136891760

22 Bank Muamalat 22 0.87 4 1.90096 0.031317000


Affin Islamic Bank
23 Malaysia 12 0.61 1 15.39348 0.189452000
97
24 HSBC Amanah Malaysia 14 0.61 2 5.47096 0.417712360
Public Islamic Bank
25 Berhad 9 0.61 1 14.09450 0.270227730
RHB Islamic Bank
26 Malaysia 14 0.61 2 11.51366 0.211512030

27 Standard Chartered Saadiq 9 0.61 2 14.10702 0.026861170

28 Al Rajhi Malaysia 10 0.61 3 6.32391 0.018275070

29 ABC Islamic Bank 7 0.77 1 6.46822 0.076714080

30 Al Baraka Islamic Bank 14 0.77 2 0.87394 -0.284581230

31 As Salam Bank 15 0.77 4 0.00285 0.093086700

32 Bahrain Islamic Bank 17 0.77 3 0.64879 -0.212698060

33 Boubyan Bank 11 0.85 1 9.82732 -0.539118290

34 Mashraf Al-Rayan 19 0.78 2 0.30210 0.365057730

35 Qatar Islamic Bank 19 0.78 2 1.82470 0.336647590

36 Al-Rajhi Arab Saudi 27 1.00 4 4.94031 0.396370800

37 Abu Dhabi Islamic Bank 18 0.90 2 7.96965 0.012175580

38 Emirates Islamic Bank 6 0.90 1 7.80295 0.051718410

39 Bank Mandiri Syariah 30 0.87 4 2.47936 0.128847190

40 Bank Mega Syariah 25 0.87 4 3.66131 0.135527910

41 Bank Muamalat 22 0.87 3 1.76394 0.079874950


Affin Islamic Bank
42 Malaysia 14 0.61 4 16.43286 0.018161360

43 HSBC Amanah Malaysia 14 0.61 2 7.60866 0.329983780


Public Islamic Bank
44 Berhad 9 0.61 1 12.03351 0.298715370
RHB Islamic Bank
45 Malaysia 15 0.61 2 12.31602 0.180032200

46 Standard Chartered Saadiq 11 0.61 2 8.20901 0.116640280

47 Al Rajhi Malaysia 15 0.61 3 7.15809 0.041479880

98
48 ABC Islamic Bank 7 0.77 1 5.45307 0.017159700

49 Al Baraka Islamic Bank 17 0.77 4 5.38225 0.034545530

50 As Salam Bank 16 0.77 3 3.14015 0.085331420

51 Bahrain Islamic Bank 17 0.77 3 0.94174 -0.424421330

52 Boubyan Bank 11 0.85 1 4.48190 0.045545780

53 Mashraf Al-Rayan 20 0.78 2 0.25711 0.349257860

54 Qatar Islamic Bank 26 0.78 3 2.29940 0.257432950

55 Al-Rajhi Arab Saudi 29 1.00 4 5.09678 0.366305760

56 Abu Dhabi Islamic Bank 18 0.90 3 8.27885 0.136008340

57 Emirates Islamic Bank 7 0.90 1 10.51185 0.018707940

99
Lampiran 4 Data Variabel Islamic Governance Score

Latar
Jumlah Cross Reputasi TOTAL
Tahun Nama Bank Belakang
DPS membership DPS IGS
Pendidikan
Bank Mandiri
2014 Syariah 1 1 1 1 4
Bank Mega
2014 Syariah 1 0 1 1 3
Bank
2014 Muamalat 1 1 1 0 4
Affin Islamic
2014 Bank Malaysia 1 0 0 1 2
HSBC
Amanah
2014 Malaysia 1 0 0 1 2
Public Islamic
2014 Bank Berhad 1 0 0 1 2
RHB Islamic
2014 Bank Malaysia 1 0 0 0 1
Standard
Chartered
2014 Saadiq 1 0 0 0 1
Al Rajhi
2014 Malaysia 1 0 0 1 2
ABC Islamic
2014 Bank 1 0 1 0 2
Al Baraka
2014 Islamic Bank 1 0 0 1 2
2014 As Salam Bank 1 1 1 1 4
Bahrain
2014 Islamic Bank 1 0 1 1 3
2014 Boubyan Bank 1 0 0 1 2
Mashraf Al-
2014 Rayan 1 0 0 0 1
Qatar Islamic
2014 Bank 1 0 0 0 1
Al-Rajhi Arab
2014 Saudi 1 0 1 1 3
Abu Dhabi
2014 Islamic Bank 1 1 0 0 2
Emirates
2014 Islamic Bank 1 0 0 0 1
Bank Mandiri
2015 Syariah 1 1 1 1 4
Bank Mega
2015 Syariah 1 1 1 1 4
2015 Bank 1 1 1 1 4

100
Muamalat
Affin Islamic
2015 Bank Malaysia 1 0 0 0 1
HSBC
Amanah
2015 Malaysia 1 0 0 1 2
Public Islamic
2015 Bank Berhad 1 0 0 0 1
RHB Islamic
2015 Bank Malaysia 1 0 0 1 2
Standard
Chartered
2015 Saadiq 1 0 0 1 2
Al Rajhi
2015 Malaysia 1 0 1 1 3
ABC Islamic
2015 Bank 1 0 0 0 1
Al Baraka
2015 Islamic Bank 1 0 1 2
2015 As Salam Bank 1 1 1 1 4
Bahrain
2015 Islamic Bank 1 0 1 1 3
2015 Boubyan Bank 1 0 0 0 1
Mashraf Al-
2015 Rayan 1 0 0 1 2
Qatar Islamic
2015 Bank 1 0 0 1 2
Al-Rajhi Arab
2015 Saudi 1 1 1 1 4
Abu Dhabi
2015 Islamic Bank 1 1 0 0 2
Emirates
2015 Islamic Bank 1 0 0 0 1
Bank Mandiri
2016 Syariah 1 1 1 1 4
Bank Mega
2016 Syariah 1 1 1 1 4
Bank
2016 Muamalat 1 1 1 3
Affin Islamic
2016 Bank Malaysia 1 1 1 1 4
HSBC
Amanah
2016 Malaysia 1 0 0 1 2
Public Islamic
2016 Bank Berhad 1 0 0 0 1
RHB Islamic
2016 Bank Malaysia 1 0 0 1 2

101
Standard
Chartered
2016 Saadiq 1 1 0 0 2
Al Rajhi
2016 Malaysia 1 0 1 1 3
ABC Islamic
2016 Bank 1 0 0 0 1
Al Baraka
2016 Islamic Bank 1 1 1 1 4
2016 As Salam Bank 1 0 1 1 3
Bahrain
2016 Islamic Bank 1 0 1 1 3
2016 Boubyan Bank 1 0 0 0 1
Mashraf Al-
2016 Rayan 1 0 0 1 2
Qatar Islamic
2016 Bank 1 0 1 1 3
Al-Rajhi Arab
2016 Saudi 1 1 1 1 4
Abu Dhabi
2016 Islamic Bank 1 1 0 1 3
Emirates
2016 Islamic Bank 1 0 0 0 1

102
Lampiran 5 Data Hasil Olah SPSS

1. Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ISR 57 6,00 30,00 15,7193 6,17817

IGS 57 1,00 4,00 2,4035 1,09967

PPM 57 61,00 100,00 76,6316 12,17379

LEV 57 ,0029 18,1399 6,253648 5,2553811

PROF 57 -,5391 ,5469 ,124457 ,2013407

Valid N
57
(listwise)

2. Uji Normalitas

103
3. Uji Heterokedastisitas

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,148 2,221 ,066 ,947

PPM ,016 ,026 ,098 ,632 ,530


IGS ,419 ,272 ,228 1,538 ,130
LEV ,029 ,062 ,076 ,468 ,642
PROF
1,825 1,340 ,182 1,362 ,179

4. Uji Multikolinearitas

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1(Constant) -,597 4,016 -,149 ,882

PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061 ,731 1,368

IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000 ,794 1,259

LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544 ,664 1,506

PROF
3,217 2,422 ,105 1,328 ,190 ,978 1,023

Sumber: Data Olah SPSS

5. UJi Autokorelasi

a. Uji Durbin Watson

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson
1
,827a ,683 ,659 3,608 1,460

104
b. Uji Breush-Godfrey

F Statistic 0,967850 Prob F (5,51) 0,3870

Obs*R-squared 2,166160 Prob Chi-squared (5) 0,3386

6. Uji KOefisien Determinant

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

a
1 ,827 ,683 ,659 3,60781

7. Uji F
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 1460,661 4 365,165 28,054 ,000

Residual 676,848 52 13,016

Total 2137,509 56

8. Uji t

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,597 4,016 -,149 ,882
PPM ,089 ,046 ,175 1,919 ,061
IGS 3,967 ,492 ,706 8,065 ,000
LEV -,069 ,113 -,058 -,610 ,544
PROF 3,217 2,422 ,105 1,328 ,190

105
Lampiran 6 Indeks Islamic Social Reporting

INDONESIA
Item yang di Ungkapkan Syariah Mandiri Mega Syariah Bank Muamalat
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
A. Finance and Investment Theme
Kegiatan yang mengandung Riba (beban bunga/pendapatan
1 bunga) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) termasuk di
2 dalamnya unsur judi 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Zakat (jumlah dan penerima zakat) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kebijakan atas pembayaran tertunda dan Penghapusan hutang tak
4 tertagih 0 1 1 0 0 0 0 1 0
5 Kegiatan Investasi (secar umum) 0 1 1 1 1 1 0 1 1
6 Proyek pembiayaan (secara umum) 0 1 1 1 1 1 0 1 1
B. Product and Service Theme
7 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu produk baru 0 1 1 0 0 1 0 0 1
8 Glossary/definisi setiap produk 1 1 1 1 1 0 1 1 0
9 Pelayanan atas keluhan konsumen 0 1 1 0 0 0 0 1 1
C. Employee Theme
10 Jam kerja karyawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Hari libur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Tunjangan karyawan 0 0 1 1 1 1 1 0 0
13 Renumerasi karyawan 0 1 1 1 1 1 0 0 0
Pendidikan dan Pelatihan Karyawan (Pengembangan Sumber Daya
14 Manusia) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
106
15 Kesetaraan hak antara pria dan wanita 0 1 1 0 0 0 0 0 0

16 Keterlibatan karyawan 0 1 1 0 0 0 0 0 0

17 Kesehatan dan keselamatan karyawan 0 1 1 0 1 1 1 0 0

18 Lingkungan Kerja 0 1 1 0 0 0 0 0 0
Karyawan dari kelompok khusus (cacat fisik/mantan pengguna
19 narkoba) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Tempat ibadah yang memadai bagi karyawan 0 0 0 0 0 1 0 0 1

Society (Community Involment ) Theme

21 Pemberian Donasi (Saddaqa) 1 1 1 1 1 1 1 1 1

22 Wakaf 1 1 1 0 1 0 0 0 1

23 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan) 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 Sukarelawan dari kalangan karyawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 Pemberian beasiswa sekolah 1 1 1 1 1 0 1 1 1

107
26 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah 0 1 1 1 1 1 0 1 1

27 Pengembangan generasi muda 0 1 1 0 0 1 1 0 1

28 Peningkatan kualitas hidup masyarakat 1 1 1 0 1 1 1 1 1

29 Kepedulian terhadap anak-anak 1 0 1 1 1 1 1 1 1

30 Menyokong kegiatan sosial kemasyarakatan/kesehatan/Olahraga 1 1 1 1 1 1 1 1 1

E. Envirotment Theme

31 Konservasi Lingkungan Hidup 1 1 1 0 0 0 0 0 1

32 Tidak membuat polusi lingkungan hidup 1 1 1 0 0 0 0 0 0

33 Pendidikan mengenai lingkungan hidup 0 0 0 0 0 0 0 0 0

34 Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0 0 0 0 0

35 Sistem manajemen lingkungan 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F. Corporate Governance Score

36 Status kepatuhan terhadap Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1


108
37 Rincian nama direksi/manajemen 1 1 1 1 1 1 1 1 1

38 Profil jajaran direksi/manajmen 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 Rincian tanggung jawab manajemen 1 1 1 1 1 1 1 0 1

40 Pernyataan mengenai renumerasi manajemen 1 1 1 0 0 0 0 0 1

41 Jumlah pelaksanaan rapat manajemen 1 1 1 0 0 0 1 0 1

42 Rincian nama dewan pengawas syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 Profil dewan pengawas syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 Rincian tanggung jawab dewanpengawas syariah 1 1 1 0 0 0 1 0 1

45 Pernyataan mengenai renumerasi dewan pengawas syariah 0 1 1 0 0 0 0 0 1

46 Jumlah pelaksanaan rapat dewan pengawas syariah 0 1 1 0 0 0 1 0 1

47 Struktur kepemilikan saham 1 1 1 1 1 1 1 1 1


48 Kebijakan anti korupsi 1 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL 25 37 38 22 25 24 23 22 32
109
MALAYSIA UEA UEA
RHB Islamic Affin Islamic
HSBC Amanah Bank Bank Al-Rajhi Bank Standar Charter Abu Dhabi Abu Dhabi
201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
A. 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B.
7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C.
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
110
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
E.
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F.
36 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
111
40 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
41 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
43 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
44 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
45 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
47 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
14 14 14 13 14 14 15 12 14 13 10 15 11 9 11 12 18 18 10 7 7

112
Bahrain Islamic
Emirates IB Al-Rajhi Arab Saudi Qatar Islamic Bank Public Islamic Bank Mashraf Al Rayan
A. 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
B.
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C.
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

113
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D
21 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
22 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
26 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
27 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
28 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
29 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
E.
31 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F.
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
38 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
39 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
40 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1

114
41 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
42 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
44 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
45 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
46 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 7 7 16 27 29 12 19 26 12 9 9 17 17 17 6 19 20

115

Anda mungkin juga menyukai