Anda di halaman 1dari 176

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI

UNIT DESA SAOTENGAH KEC.TELLULIMPOE


KAB.SINJAI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE)

Oleh :
ETIQ YUNIARTI
NIM. 160103042

Pembimbing:
1. Abd. Muhaemin. SE.,M.AK
2. A.Adri Ismawan Putra. S.Kom.,MH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Etiq Yuniarti


NIM : 160103042
Program Studi : Ekonomi Syariah (EKOS)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :


1. Proposal skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan plagiasi atau duplikasi dari tulisan
atau karya orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
2. Seluruh bagian dari Proposal skripsi ini adalah karya
saya sendiri selain kutipan yang ditunjukkan
sumbernya. Segala kekeliruan yang ada di dalamnya
adalah tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya.
Bilamana dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sinjai, 18 Juli 2020

ETIQ YUNIARTI
NIM. 160103042

ii
iii
ABSTRAK

ETIQYUNIARTI, 2020. Analisis Kinerja Keuangan


Koperasi Pada Keperasi Unit Desa Saotengah .Skripsi
Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan
Hukum Islam Institut Agama Islam Muhammadiyah
Sinjai. Dibimbing oleh Abd. Muhaemin. SE.,M.Ak dan A.
Adri Ismawan Putra. S.Kom., MH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
keuangan pada Koperasi Unit Desa Saotengah ditinjau dari
rasio keuangan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif, Populasi yaitu laporan keuangan koperasi unit desa
saotengah. Sampel dalam penelitian ini yaitu laporan laba rugi
selama 4 tahun dimulai dari tahun 2015 – 2018.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1.) Bila
ditinjau darisegi likuiditas, KUD Saotengah memiliki kondisi
keuangan yang cukup baik sebab memiliki rasio likuiditas yang
baik untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo
dengan menggunakan aset yang dimiliki. 2.) Bila ditinjau dari
segi solvabilitas, KUD Saotengah memiliki kondisi keuangan
yang buruk sebab tidak berhasil mengurangi pembiayaan aset
oleh hutang dan sepenuhnya menggunakan modal sendiri

iv
dalam kegiatan operasional. 3.) Bila ditinjau dari segi aktifitas,
selama periode akuntansi tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017
bisa dikatakan memiliki kondisi keuangan yang kurang baik.
Hal ini di tunjukan dari kemampuan KUD Saotengah
mengelola piutang dengan rasio perputaran piutang sehingga
tidak terlalu menguntungkan bagi KUD Saotengah. 4.) Bila
ditinjau dari segi profitabilitas, KUD Saotengah KUD
Saotengah tidak mampu mempertahangkan tingkat keuntungah
koperasi. Kondisi keuangan koperasi dinilai tidak cukup baik
sebab tidak konsisten menghasilkan laba.

Kata kunci : laporan keuangan, kinerja keuangan, Rasio


Likuiditas, Rasio Aktifitas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Profitabilitas.

v
ABSTRACT

ETIQ YUNIARTI. Analysis of the Financial


Performance of Cooperative at KUD Saotengah. Thesis. Syaria
Economics Study Program, Faculty of Economics and Islamic
Law, Islamic Institute of Muhammadiyah Sinjai. 2020.
This study aims to determine the financial performance
of the Saotengah Village Cooperative Unit in terms of financial
ratios. This research is a descriptive quantitative study, the
population is the financial statements of the Saotengah village
unit cooperative. The sample in this study is the income
statement for 4 years starting from 2015 - 2018.
The results of this study indicate that: 1.) point of view
in terms of liquidity, KUD Saotengah has a fairly good
financial condition because it has a good liquidity ratio to pay
obligations that are due soon by using assets they have. 2.)
point of view the perspective of solvency, KUD Saotengah has
a bad financial condition because it has not succeeded in
reducing asset financing by debt and fully uses its own capital
in operational activities.3.) Point of view in activities, during
the accounting period 2014, 2015, 2016, and 2017, it can be
said that they had a poor financial condition. This is shown by
the ability of KUD Saotengah to manage receivables with a
receivables turnover ratio so that it is not very profitable for
KUD Saotengah. 4.) Point of view in profitability, KUD
Saotengah KUD Saotengah is unable to maintain the level of
cooperative profit. The financial condition of the cooperative is
considered not good enough because it does not consistently
generate profits.
vi
Keywords: financial reports, financial performance, liquidity
ratios, activity ratios, solvency ratios, profitability ratios.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan syafaat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam juga tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam yang
menjadi tauladan bagi kita semua, sehingga dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-
dalamnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan
berupa arahan dan dorongan selama penulisan studi. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik,


membesarkan, mendukung dan mendoakan, sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Dr. Firdaus, M.Ag Selaku Rektor Institut Agama Islam
Muhammadiyah (IAIM) Sinjai.
3. Dr. Amir Hamzah, M. Ag. Selaku Wakil Rektor I, Institut
Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai.
4. Dr. Ismail, M.Pd Selaku Wakil Rektor II, Institut Agama
Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai.

viii
5. Dr. Muh. Anis, M. Hum, Selaku Wakil Rektor III, Institut
Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai.
6. Abd. Muhaemin. SE.,M.AK Selaku pembimbing I dan A.
Adri Ismawan Putra. S.Kom.,MH selaku pembimbing II
7. Muhammad Ikbal S.Pd.,M.Pd Selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah
8. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar
selama studi di Institut Agama Islam Muhammadiyah
Sinjai
9. Seluruh pegawai dan jajaran IAIM Muhammadiyah Sinjai
yang telah membantu kelancaran Akademik
10. Kepala dan Staf Perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai
11. Pimpinan Perusahaan, dan para pegawai percetakan Amana
Gappa, yang telah membantu kelancaran selama penelitian
12. Teman-teman mahasiswa Institut Agama Islam (IAI)
Muhammadiyah Sinjai dan berbagai pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu, yang telah memberikan semangat dan
dukungan moral sehingga penulis selesai studi.

ix
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak
tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT,
dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Amin.

Sinjai, 18 Juli 2020

ETIQ YUNIARTI
NIM. 160103042

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................... iii
ABSTRAK ............................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................4
C. Tujuan Penelitian ....................................................4
D. Manfaat Penelitian ..................................................5
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................6
A. Kajian Teori ............................................................6
1. Koperasi ............................................................6
2. Kinerja Koperasi .............................................13
3. Manajemen Keuangan) ...................................19
4. Sisa Hasil Usaha (SHU) .................................26
B. Hasil Penelitian Releva.........................................30
BAB III METODE PENELITIAN .......................................40
A. Jenis dan pendekatan penelitian ...........................40
B. Defenisi Variabel ..................................................40
xi
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................42
D. Populasi dan Sampel.............................................42
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................43
F. Instrumen Penelitian .............................................45
G. Teknik Analisis Data ...........................................46
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................52
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................52
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian .........................66
BAB V PENUTUP..............................................................129
A. Kesimpulan .........................................................129
B. Saran ...................................................................130
DAFTAR PUSTAKA .........................................................129
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perekonomian indonesia menangani tiga
sektor perekonomian. Ketiga sektor kekuatan ekonomi
tersebut adalah sektor negara, sektor swasta dan sektor
koperasi. Untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur, maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus
saling berhubungan dan bekerjasama secara baik dan
teratur. Dalam melaksanakan perekonomian tersebut
yang sesuai adalah koperasi.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi
sebagai organisasi ekonomi rakyat bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dengan
memperhatikan kedudukan dan tujuan koperasi tersebut,
maka dapat dilihat bahwa perang koperasi sangatlah
penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan
1
2

potensi ekonomi rakyat. Didalam perusahaan biaya tenaga


kerja digolongkan dengan berbagai macam cara: menurut
fungsi pokok dalam perusahaan, menurut kegiatan bagian-
bagian dalam perusahaan, menurut jenis pekerjaan, dan
menurut hubungannya dengan produk atau jasa yang
dihasilkan.1
Untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi sebagai
badan usaha memerlukan pengukuran kinerja yang tepat
sebagai dasar untuk menentukan efektivitas kegiatan
usahanya terutama efektivitas operasional, bagian
organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. 2
Koperasi Unit Desa (KUD) dibentuk atas dasar
kesamaan persepsi dan kebutuhan petani akan kemudahan
untuk memperoleh saran dan prasarana produksi pertanian
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.Koperasi simpan
pinjam juga merupakan salah satu bentuk pembiayaan

1
Mulyadi, “Akuntansi Biaya”, (Cet. XV; Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan, 2018), h. 321.
2
Nurul Eka Mayasari, “Analisis Pengukuran Kinerja Koperasi Studi
Kasus Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Di Kabupaten Blora”,
(Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 2009), h. 1.
3

yang yang tepat pada masyarakat lapisan bawah


berpenghasilan rendah. Koperasi ini membeli barang-
barang berdasarkan kebutuhan konsumen langsung dari
pemasok secara tunai, kemudian dijual secara kredit
kepada masyarakat yang kurang mampu.3 Pada masa
yang akan datang peran koperasi di Indonesia
diperkirakan akan tetap bahkan akan semakin penting,
terutama dalam kaitannya untuk menjadi wahana
pengembangn ekonomi rakyat, namun demikian koperasi
juga akan menghadapi tantangan yang semakin berat.
Globalisasi, perkembangan sosial ekonomi masyarakat
serta perkembangan koperasi sendiri akan menuntut
koperasi untuk mampu meningkatkan peran dan fungsi
usahanya jika tidak ingin tersisih oleh pelaku usaha
lainnya. Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai sentral
perekonomian pedesaan dihadapkan pada tantangan
bagaimana untuk dapat mewujudkan Koperasi Unit Desa
(KUD) sebagai badan usaha yang tangguh, yang mampu
menerapkan prinsip-prinsip koperasi Indonesia, dan
mampu mewujudkan misinya dalam memberdayakan
ekonomi rakyat. Hal tersebut dapat diartikan sebagai

3
Sunaryo, “Pembiayaan Hukum Lembaga”, (Cet. IV; Jakarta: Sinar
Grafika, 2014), h. 103.
4

tantangan untuk meningkatkan kinerja Koperasi Unit


Desa (KUD).
Koperasi Unit Desa Saotengah Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai yang merupakan suatu
perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang memiliki
kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan
kerjasama secara kekeluargaan. Menjalangkan usaha
untuk mensejahterakan anggotanya yang merupakan
bagian dari gerakan ekonomi mandiri pedesaan.
Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik
untuk mengkaji lebih jauh dengan melakukan penelitian
ilmian yang diberi judul “Analisis Kinerja Keuangan
Koperasi Unit Desa Saotengah Kec.Tellulimpoe
Kab.Sinjai”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja keuangan pada Koperasi Unit
Desa Saotengah ditinjau dari analisis rasio keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kinerja keuangan pada
Koperasi Unit Desa Saotengah ditinjau dari rasio
keuangan.
5

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis tentang bagaimana
kinerja dan upaya koperasi dalam meningkatkan laba
dan memberdayakan masyarakat Koperasi Unit Desa
Saotengah dan memperluas pengetahuan, baik dalam
teori maupun dalam praktek dan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1)
Fakultas ekonomi dan hukum islam IAIM Sinjai.
b. Bagi Koperasi Unit Desa Saotengah
Diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu dan
informasi untuk kemajuan Koperasi Unit Desa
Saotengah khusussnya para anggotanya. Serta dapat
digunakan sebagai acuan sejauh mana Koperasi Unit
Desa Saotengah desa Samaturue Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
c. Bagi pihak lain
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi ysng
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi
para pembaca.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata cooperation
(bahasa inggris), yang berarti kerja sama.
Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan
koperasi adalah suatu perkumpulan yang dibentuk
oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan harga
yang relatif rendah dan bertujuan memajukan
tingkat hidup bersama.
Menurut Masjfuk Zuhdi, yang dimaksud
dengan koperasi adalah suatu perkumpulan atau
organisasi yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum yang bekerja sama dengan penuh
kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota atas dasar suka rela secara kekeluargaan. 4

4
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Cet. IX; Jakarta: PT Raja
grafindo Persada, 2014), h. 289
6
7

Sebagian ulama menyebut koperasi dengan


yyirkah ta’awuniyah (persekutuan orang-orang,
pen), yaitu suatu perjanjian kerja sama antara dua
orang atau lebih, yang satu pihak menyedikan
modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan
usaha atas dasar profit sharing (membagi untung)
menurut perjanjian. Dalam koperasi ini terdapat
unsur mudharabah karena satu pihak memilih modal
dan pihak lain melakukan usaha atas modal tersebut.
Mahmud Syaltut dalam kitab Sl-Fatwa,
berpendapat bahwa didalam syirkah ta’awuniyah
tidakada unsur mudharabah yang di rumuskan oleh
para fuqaha (satu pihak pemilik modal dan pihak
lain berusaha atasmodal tersebut sebab koperasi
yang ada di Mesir modal usahanya berasal dari
anggota pemegang saham dan usaha koperasi
dikelola oleh pengurus dan karyawan yang dibayar
oleh koperasi menurut kedudukan dan fungsinya
masing-masing. Apabila pemegang saham turut
serta mengelola koperasi itu, dia berhak mendapat
8

upah sesuai dengan kedudukan dan sistem


perjanjian yang berlaku.5
Koperasi Unit Desa (KUD) adalah salah
satu sokoguru perekonomian indonesia yang terus-
menerus harus diberdayakan agar kinerjanya
semakin baik, sehingga mampu memberikan
manfaat bagi anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Dalammenjalangkan usaha koperasi
diarahkan pada usaha yang berkaitan langsung
dengan kepentingan anggota, baik untuk menunjang
usaha maupun kesejahteraan.
Pada kegiatan unit usaha yang telah
dijalangkan oleh koperasi sudah seharusnya
dikelolah secara profesional agar mampu berperan
aktif dalam mengsejahterakan anggotanya.
Keberhasilan usaha atau kinerja koperasi dapat
dilihat dari berbagai parameter yaitu hasil usaha
yang bersifat financial maupun non financial.
Kinerja financial dapat dilihat dari berbagai
parameter, salah satunya adalah dari laporan
keuangan yang berupa laba. Sedangkan kinerja non
financial dapat dilihat dari berbagai aspek antara
5
Ibid, h. 290.
9

lain dari kepuasan konsumen, proses bisnin dan


lain-lain.
b. Syarat-syarat Pendirian Koperasi
Koperasi dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan anggotanya. Indonesia adalah negara
yang berdasarkan hukum, maka koperasi merupakan
salah satu bentuk kerja sama dalam usaha dapat
didirikan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Dilakukan dengan akta notaris.
2) Dilakukan oleh pemerintah.
3) Didaftarkan di pengadilan Negeri.
4) Diumumkan dalam berita negara.
Selama belum dilakukan pengumuman dan
pendaftaran itu, pengurus koperasi bertanggung
jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan atas
nama koperasi itu. Pimpinan koperasi adalah wakil
koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
c. Jenis Koperasi
Jenis koperasi dapat dilihat dari dua segi,
pertama dari segi bidang usahanya dan yang kedua
dari segi tujuannya.
Dari segi usahanya, koperasi dapat dibagi menjadi
dua macam, yaitu:
10

1) Koperasi yang berusaha tunggal (single purpose),


yaitu koperasi yang hanya menjalangkan satu
bidang usaha, seperti koperasi yang hanya berusaha
dalam bidang konsumsi, bidang kredit, atau bidang
produksi.
2) Koperasi serba usaha (multi purpose), yaitu
koperasi yang berusaha dalam berbagai (banyak)
bidang, seperti koperasi yang melakukan pembelian
dan penjualan.
Dari segi tujuannya koperasi dapat dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu:
a) Koperasi produksi, yaitu koperasi yang mengurus
pembuatan barang-barang yang bahan-bahannya
dihasilkan oleh anggota koperasi.
b) Koperasi konsumsi, yaiu koperasi yang mengurus
pembelian barang-barang guna memenuhi
kebutuhan anggotanya.
c) Koperasi Kredit, yaitu koperasi yang memberikan
pertolongan kepada anggota-anggotanya yang
membutuhkan modal.6

6
Ibid, h. 291
11

d. Tujuan Koperasi
Tujuan utama koperasi ssuai UU RI No.25
Tahun 1992 pasal 3 adalah untuk memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya serta
masyarakat pada umumnya dan ikut
dalammembangun tatanan perekonomiannasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD
1945. Selain itu koperasijugamenjadi wahana untuk
saling berusaha secara kekeluargaan. Masing-
masing anggota secara sukarela memajukan
perekonomiannya agar kesejahteraan hidup mereka
terjamin, jadi tujuan yang lain adalah untuk
menumbuhkan rasa solidaritas atau kekeluargaan
diantara anggota koperasi.7
e. Fungsi, Peran dan Prinsip koperasi
Fungsi dan Peran koperasi
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan

7
Fransiska Rista Andriani, “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi
(Studi Kasus di Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Adil Sejahtera”
Kecamatan Kaliwungu, Ungaran, Jawa Tengah)”, (Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2009), h. 8
12

masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan


kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar
kuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
3) Berperan serta secara aktif dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
4) Berusaha mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha
bersama berdasarkan atas asaskekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Prinsip Koperasi
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan secara demokratis.
3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal.
13

4) Kemandirian.8
2. Kinerja Koperasi
a. Pengertian Kinerja
Kinerja menurut kamus Besar Bahasa
Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah sesuatu
yang di capai, prestasi yang diperlihatkan,
kemampuan kerja. Kinerja dapat diartikan sebagai
hasil kerja yang dicapi oleh seseorang dalam suatu
organisasi atau badan usaha, sesuai dengan
tanggungjawab dalam organisasi untuk tujuan
meningkatkan hasil kerja yang maksimal,
meningkatkan kualitas organisasi atau badan usaha.
Menurut Jumingan, (2005) kinerja
(performance) secara keseluruhan adalah gambaran
prestasi yang dicapai perusahaan dalam
operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan,
pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana,
teknologi maupun sumber daya manusia.9

8
Risdawinni Idris, “Analisis Kinerja Laporan Keungan Pada Pusat
Koperasi Unit Desa (PUSKUD) Provinsi Riau”, (Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekan baru,
2010), h. 15
9
Lintang Gigih Abi Praya, “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi
Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT Dana Insani Wonosari
14

Kinerja merupakan bentuk dari kegiatan


yang dijalankan oleh masing-masing orang dalam
kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah di
rencanakan. Setiap orang berkepentingan dalam
menjalangkan rutinitas sebagai aktivitas kerjanya.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI,
1996: 271) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan
melakukan analisa dan pengevaluasian terhadap
laporan keuangan perusahaaan. Untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja perusahaan dimasa
yang akan datang, kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo,
kemampuan membayar deviden, upah, pergerakan
harga sekuritas perusahaan, kinerja keuangan dan
posisi keuangan perusahaan di masa lalu seringkali
digunakan sebagai pedoman. Istilah kinerja
perusahaan cenderung dikaitkan dengan kondisi
keuangan perusahaan bahwa sebuah perusahaa
dengan pengukuran –pengukuran keuangan mampu
memberikan hasil yang memuaskan setidak-

Tahun 2013-2015”, (Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta,


2017), h. 27.
15

tidaknya bagi pemilik saham perusahaan itu maupun


bagi karyawannya.10
b. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang
dicapai oleh perusahaan pada saat tertentu dengan
menggunakan perhitungan berdasarkan tolak ukur
analisis rasio yang didasarkan pada laporan
keuangan. Pengukuran kinerja sangat penting
dilakukan dengan tujuannya untuk menilai
efektivitas dan efisiensi perusahaan.
Menurut mentrikeuangan RI berdasarkan
keputusan pada tanggal 28 Juni 1989 bahwa yang
dimaksud kinerja keuangan adalah prestasi yang
dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang
mencermingkan tingkat kesehatan dari perusahaan
tersebut.
Kinerja keuangan merupakan hasil nyata
yang dicapai suatu badan usaha dalam suatu priode
tertentu yang dapat mencermingkan tingkat
kesehatan keuangan badan usaha tertentu dan

10
Nurul Eka Mayasari, “ Analisis Pengukuran Kinerja Koperasi
(Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Di Kabupaten
Blora)”, (Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 2009), h. 14.
16

dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil


yang positif.
c. Tujuan Penilaian Kinerja
Adapun tujuan dari penilaian kinerja
perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu
kemampuan perusahaan untuk memperoleh
kewajiban keuangannya yang harus di penuhi
ataukemampuan perusahaan untuk memenuhi
keuangannya pada saat ditagih.
2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuiditasi baik kewajiban keuangan
jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau
profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu
kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya
dengan stabil, yang di ukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
17

membayar beben bunga atas hutang-hutangnya


termasuk membayar kembali pokok hutangnya
tepat pada waktunya serta kemampuan membayar
dividen secara teratur kepadapara pemegang saham
tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 11
Tahap penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap utama,
yaitu:
a) Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
penilaian kinerja tersebut dijelaskan, hasil
pengukuran kinerja secara periodik kemudian
dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
b) Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan
kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam
standar, penyimpangan kinerja sesungguhnya dari
sasaran yang telah ditetapkan perlu dianalisis untuk
menentukan penyebab terjadinya penyimpangan,
sehingga dapat direncanakan tindakan untuk
mengatasinya.

11
Lintang Gigih Abi Praya, “Analisi Kinerja Keuangan Koperasi
Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Bmt Dan Insani Wonosari Tahun
2013-2015”, (Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), h.
29.
18

c) Menegakan perilaku yang diingingkan dan tindakan


yang digunakan untuk mencegah perilaku yang
tidak diingingkan tahap terakhir dalam pengukuran
kinerja adalah tindakan korelasi untuk menegakkan
perilaku yang diingingkan dan mencegah
terulangnya tindakan atau perilaku yang tidak
diingingkan. Penilaian kinerja ditujukan untuk
menegakkan perilaku tertentu dalam pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan.
d. Manfaat Penilaian Kinerja
Adapun manfaat dari penilaian kinerja
perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengukur prestasi yang di capai oleh suatu
organisasi dalam suatu priode tertentu yang
mencermingkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatannya.
2) Digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara
keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat
digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian
dalam pecapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
3) Dapat digunakan sebagai dasar peentuan strategi
perusahaan untuk masa yang akan datang.
19

4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan


kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau
bagian organisasi pada khususnya.
5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan efisiensi
dan produktivitas perusahaan.12
3. Manajemen Keuangan
Bagi koperasi modal adalah alat yang utama
dan terpenting dalam melaksanakan aktifitasnya,
karena tanpa modal koperasi akan tidak dapat berjalan.
Demikian juga hal nya dengan pengembangan
koperasi, sumber modal dari koperasi dapat dipenuhi
dengan menggunakan modal dari anggota sendiri.
Dalam menganalisa kebijaksanaan koperasi
adalah perlu diketahui struktur finansial koperasi, yang
dimaksud dengan struktur finansial koperasi itu adalah
komposisi antara sebelah kanan neraca tersebut adalah
sebelah kredit yang terdiri dari pos-pos neraca yang
harus dilunasi yaitu berupa hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang serta modal yang membiayai
aktiva yang dimiliki akan mudah diketahui.
Manajemen keuangan merupakan semua
aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-
12
Ibid, h. 30.
20

usaha mendapatkan dana perusahaan dengan upah


meminimalisasi biaya serta usaha untuk menggunakan
dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien guna
memaksimalkan nilai perusahaan atau memaksimalkan
profit.
Arus keuangan dalam operasi koperasi dicatat
dalam bentuk imbalan-imbalan terhadap sumber-
sumber keuangan diberikan dalam bentuk SHU.
Seiring dengan perkembangan fungsi pembelanjaan
atau keuangan, dimana ditemui sistem-sistem baru,
maka manajer akan dihadapkan kepada persoalan
fundamental mengenai koperasi yaitu:
a.) Berapa besarnya koperasi yang seharusnya dan
berapa kecepatan pertumbuhan yang seharusnya.
b.) Dalam bentuk apa aktiva harus dipertahankan
oleh koperasi.
c.) Bagaimana komposisi hutang seharusnya.
Manajemen keuangan memegang peranan
sangat penting dalam suksesnya sebuah usaha,
walaupun berbagai formulanya tidak menjamin seratus
persen dan memberikan semua rahasia untuk suksesnya
koperasi.
Manajemen keuangan harus mempertimbangkan
21

berbagai sumber-sumberdana dan luas dan cara-cara


menggunakan uang tersebut sewaktu ia melakukan
pemilihan. Manajer harus memilih antara modal sendiri
dan modal asing, sumber keuangan yang memberikan
pinjaman jangka panjang ataupn jangka pendek dan
lain sebagainya. Sehingga akan diharapkan koperasi
mendapatakan laba yang maksimal dan juga
rentabilitas yang maksimal.13
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari
suatu proses pencatatan, suatau ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun
buku yang bersangkutan. Sedangkan definisi yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
dalam bukunya Standart kuntansia Keuangan 1994
dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan
bagian dari roses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca,
laba rugi, laporan keuangan (yang dapat disajikan

13
Abdullah , “Analisis Kinerja Keuangan pada KUD Langgeng
Desa Marsawa Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi ”, (Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru, 2010), h. 16-17
22

dalam berbagai bentuk seperti laporan arus kas, dan


laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan).
b. Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah bersifat historis
serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report
laporan keuangan terdiri dari data-data yang
merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta
yang telah dicatat (Recorded Fact), prinsip-prinsip
dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi
(Accounting Convention and Postulate), dan
pendapat pribadi (Personal Judgement). Hal tersebut
dikemukakan dalam buku Analisa Laporan
Keuangan.
c. Pengguna Laporan Keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk
alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas
peerusahaan tersebut.
23

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan


terhadap laporan keuangan maupun perkembangan
suatu perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pemilik Perusahaan
2) Manajer
3) Para Investor
4) Para Kreditur dan Bankers
5) Pemerintah14
Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat
menyediakan informasi yang berguna antar lain
dalam:
a.) Pengambilan keputusan investasi
b.) Keputusan pemberian kredit
c.) Penilaian aliran kas
d.) Penilaian sumber-sumber ekonomi
e.) Melakukan klaim terhadap sumber-sumber
dana
f.) Menganalisis perubahan-perubahan yang
terjadi terhadap sumber-sumber dana
g.) Menganalisis penggunaan dana.15

14
Ulin Ni’mah, “ Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT
Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang”, Semarang:
(Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 2011), h. 12-16.
24

d. Format Laporan Keuangan Koperasi


Berikut ini adalah pos-pos yang telah
diterapkan oleh koperasi dharma karya Palembang.
Tabel 1.1
KPRI D XXX
Sisa Hasil Usaha atau Laba Rugi
Per 31 Desember 2018 dan 2017
Catatan 31 des 2018 31 des 2017
(RP) (RP)

Pendapatan
Usaha:
Pendapatan 32 (5.434.594) (14.379.110)
UKM Mart
Pendapatan 33 1.182.210.418 1.487.930.472
Unit Simpan
Pinjam
(USP)
Pendapatan 34 22.678.051 1.241.517
Biro Berjalan
Pendapatan 35 2.260.000 3.880.000
Jasa Piutang
Kredit
Investasi
Jumlah 1.201.713.875 1.478.672.879
Pendapatan
Usaha

15
Abdullah , “Analisis Kinerja Keuangan pada KUD Langgeng
Desa Marsawa Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi ”,
Pekanbaru: (Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2010), h. 17.
25

Beban Usaha:
Beban 36 90.362.500 96.484.500
Organisasi
Beban 37 479.569.500 307.115.400
Karyawan
Beban 38 72.123.400 65.422.382
Administrasi
dan Umum
Beban 39 356.455.419 556.477,006
Keuangan
Beban 40 13.211.649 58.540.713
Pemeliharaa
n dan
Penyusutan
Jumlah Beban 1.011.722.468 1.084.040.001
Usaha:

Sisa Hasil 189.991.407 394.632.878


Usaha
Bruto

Pendapatan 41 69.626.758 86.626.758


Lain-Lain
Beban Lain- 42 165.203.050 179.655.927
Lain
Hasil Sisa 94.537.554 301.603.709
Usaha Tahun
Berjalan

Sumber: KPRI XXX, 201916

16
Ansor, “Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan
StandarAkuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-
ETAP) PadaKoperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)Dharma Karya
26

4. SHU (Sisa Hasil Usaha).


a. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa hasil usaha dalam koperasi atau yang
lebih dikenal dengan (SHU) koperasi. SHU
Koperasi adalah sebagai selisih dari seluruh
pemasukan atau penerimaan total (total revenue)
atau biasa dilambangkan (TR) dengan biaya-biaya
atau biaya total (total cost) dengan lambang (TC)
dalam satu tahun buku. Dilihat dari aspek legalistik,
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi menurut Undang-
Undang No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
Bab IX pasal 45 ialah sebagai berikut:
1) SHU Koperasi adalah pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satutahun buku dikurangi dengan
biaya, penyusutan dan kewajiban lain termasuk
pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan.
2) SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan
kepada anggota sebanding jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
koperasi, serta digunakan untuk keperluan

Palembang”, Palembang: (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas


Muhammadiyah Palembang, 2019), h. 7 & 9.
27

pendidikan pengkoperasian dan keperluan koperasi,


sesuai dengan keputusan rapat anggota.
3) Besarnya pemupukan modal dana cadangan
ditetapkan dalam rapat anggota. Besarnya SHU
yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda,
tergantung besarnya pastisipasi modal dan transaksi
anggota terhadap pembentukan pendapatan
koperasi.
4) Penatapan besarnya pembagian kepadapara anggota
dan jenis serta jumlah ditetapkan oleh rapat anggota
sesuai dengan AD/ART Koperasi.
5) Semakin besar transaksi (Usaha dan Modal)
anggota dengan koperasasinya, maka semakin besar
SHU yang akan diterima.
b. Informasi dasar SHU
Ada beberapa informasi dasar yang perlu
diketahui untuk menghitung SHU para anggota,
sebagai berikut:
1) SHU total koperasi pada satu tahun buku,
merupakan sisa hasil usaha (SHU) yang terdapat
dalamneraca atau laporan laba/rugi koperasi setelah
pajak. Informasi ini diperoleh dari neraca atau
laporan laba/rugi koperasi.
28

2) Bagian (presentase) SHU anggota, merupakan


kegiatan jual-beli barang atau jasa yang di lakukan
antaraanggota dengan koperasi. Informasi diperoleh
dari pembukuan (penjualan dan pembelian)
koperasi atau buku transaksi usaha anggota.
3) Total simpanan seluruh anggota, merupakan
kontribusi anggota dalam memberi modal
koperasinya berupa simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan usaha dan lain-lain. Informasi ini
diperoleh dari buku simpanan anggota.
4) Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau
omzet) yang bersumberdari anggota, merupakan
total nilai penjualan atau penerimaan dari barang
atau jasa pada suatu periode waku atau tahun buku
yang bersangkutan.
5) Bagian (presentase) SHU untuk simpanan anggota.
Bagian (presentase) SHU untuk simpanan anggota,
merupakan SHU yang diambil dari SHU bagian
aggota, yang ditumjukkan untuk jasa modal
anggota.
6) Bagian (presentase) SHU untuk transaksi usaha
anggota. Bagian (presentase) SHU untuk transaksi
usaha anggota, merupakan SHU yang diambil dari
29

SHU bagian anggota, yang ditujukkan untuk jasa


transaksi anggota.
c. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi
Agar tercermin azas keadilan, demokrat,
transparansi dan sesuai dengan prinsip-prisip
koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip
pembagian SHU, sebagai berikut:
1) SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota
pada dasarnya SHU yang dibagi kepadaanggota
adalah yang bersumber dari anggota sendiri.
Sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi
dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada
anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan
koperasi. Maka dari itu, langkah pertama dalam
pembagian SHU adalah memilih yang bersumber
dari hasil transaksi anggota dan yang bersumber
dengan non-anggota.
2) SHU anggota adalah jasa modal dan transaksi usaha
yang dilakukan anggota sendiriSHU yang diterima
setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif
dari modal yang diinvestasik dengan koperasi. Oleh
sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa
modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada
30

anggota. Apabila total modal sendiri koperasi


sebagian besar bersumber dari simpanan-simpanan
anggota, maka disarangkan agar proporsinya
terhadap pembagian SHU bagian anggota
diperbesar, tetapi tidak akan melebihi 50%.
3) Pembagian SHU anggota dilakukan secara
transparan proses perhitungan SHU peranggota dan
jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus
diumumkan secara transparan, sehinggap setiap
anggota dapat dengan mudah menghitung secara
kuantitatif berapa partisipasinya kepada
koperasinya. Prinsip ini bertujuan untuk
membangun suatu kebersamaan, kepemilikan
terhadap suatu badan usaha dan pendidikan dalam
proses demokrasi.
4) SHU anggota dibayar SHU per anggota haruslah
diberikan secara tunai, karena dengan demikian
koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha
yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra
bisnisnya.
B. Hasil Penelitian Relevan
Etiq Yuniarti: “Analisi kinerja keuangan koperasi
unit desa saotengah kec.tellulimpoe kab.sinjai. Untuk
31

mengetahui kinerja keuangan pada koperasi unit desa


saotengah ditinjau dari rasio keuangan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
pada metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi dengan
pengamatan langsung kegiatan KUD Saotengah, metode
wawancara dengan wawancara anggota dan karyawan
KUD Saotengah, dan metode dokumentasi.
Hasil penelitian yang diperoleh dilihat dari
keempat rasio keuangan, dari segi rasio likuiditas KUD
Saotengah memiliki kondisi keuangan yang cukup baik
sebab mampu membayar kewajiban yang segerah jatuh
tempo dengan menggunakan aset yang dimiliki. Dari segi
solvabilitas, KUD Saotengah memiliki kondisi keuangan
yang buruk sebab tidak berhasil mengurangi pembiayaan
aset oleh utang dan sepenuhnya menggunakan modal
sendiri dalam kegiatan operasional. Dari segi aktifitas,
selama periode akuntansi tahun 2014, 2015, 2016, dan
2017 bisa dikatakan memiliki kondisi keuangan yang
kurang baik karena tidak mampu mengelosla piutang
dengan rasio perputaran piutang sehingga tidak terlalu
menguntungkan. Dari segi profitabilitas, KUD Saotengah
32

tidak mampu mempertahangkan tingkat keuntungan


koperasi.
Persamaan penelitian terdahulu memakai metode
deskriptif, dan aspek yang digunakan sebagai subyek
pembahasan, yaitu analisis kinerja koperasi. Sedangkan
perbedaan adalah kajian yang teliti pada penelitian
tersebut adalah analisi kinerja koperasi unit desa mino
saroyo dalam usaha pemberdayaan masyarakat nelayan di
pelabuhan perikanan samudera cilacap sedangkan dalam
penelitian ini kajian yang diteliti adalah analisis kinerja
usaha koperasi dalam mendorong peningkatan laba
koperasi.
Persamaan penelitian terdahulu memakai metode
kuantitatif, dan aspek yang digunakan sebagai subyek
pembahasan, yaitu upaya koperasi. Sedangkan perbedaan
adalah kajian yang diteliti pada penelitian tersebut adalah
upaya koperasi unit desa rambang sari jaya dalam
pengembangan masyarakat tani melalui simpan pinjam di
desa karya mulya kec. Rambang kapak tangah kota
prabumulih sum-sel sedangkan dalam penelitian ini kajian
yang diteliti adalah analisis kinerja usaha koperasi dalam
mendorong peningkatan laba koperasi.
33

Persamaan penelitian terdahulu memakai metode


kuantitatif, dan aspek yang digunakan sebagai subyek
pembahasan, analisis kinerja keuangan koperasi.
Sedangkan perbedaan adalah kajian yang diteliti pada
penelitian tersebut adalah Analisis kinerja kuangan
koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah bmt
dana insani wonosari tahun 2013-2015. Sedangkan dalam
penelitian ini kajian yang diteliti adalah analisis kinerja
usaha koperasi dalam mendorong peningkatan laba
koperasi.
Penelitian yang dipakai terdahulu sebagai
berikut:
1. Restianita Cineretta, Program studi pendidikan perikanan,
Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas
Diponegoro, Analisis kinerja koperasi unit desa mino
saroyo dalam usaha permberdayaan masyarakat nelayan
di pelabuhan perikanan samudera cilacap.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasih jenis
layanan dalam bidang perikanan yang dikelola oleh
KUD Mino Saroyo Cilacap dan menganalisis kinerja
KUD Mino Saroyo Cilacap dengan pendekatan
Balanced Scorecard. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, pada metode
34

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah metode observasi dengan pengamatan langsung
kegiatan KUD Mino Saroyo, metode wawancara
dengan mewawancarai anggota dan kariyawan KUD
Mino Saroyo, Metode studi pustaka dan metode
dokumentasi.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa
KUD Mino Saroyo mempunyai anggota yang setiap
tahunnya mengalami peningkatan, anggota KUD Mino
Saroyo sendiri adalah nelayan yang mempunyai alat
tangkap dan melaut. KUD Mino Saroyo mengelola
delapan TPI yang berada dipelabuhan perikanan
samudera cilacap. Usaha pokok melayani kebutuhan-
kebutuhan anggoata nelayan dan kebutuhan perbekalan
melaut sampai pemasaran hasil perikanan, penjualan
hasil tangkapan ikan nelayan dijual melalui TPI
sebanyak 8 unit TPI yang terletak dimasing-masing
kelompok nelayan, dimana di TPI tersebut terdapat unit
sarana milik KUD Mino Saroyo Cilacap. Pemerintah
Daerah Propinsi menyerahkan pengelolaan TPI kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten, sehingga mulai tanggal
1 Januari 2010 TPI yang dikelola oleh KUD Mino
Saroyo Cilacap adalah TPI Sentolo Kawat, TPI
35

Pandanarang, TPI Sidakaya, TPI Tegal Katilayu, TPI


Lengkong, TPI PPSC , TPI Bengawan Donan dan TPI
Kemiren.
Persamaan penelitian terdahulu memakai metode
deskriptif, dan aspek yang digunakan sebagai subyek
pembahasan, yaitu analisis kinerja koperasi. Sedangkan
perbedaan adalah kajian yang teliti pada penelitian
tersebut adalah analisi kinerja koperasi unit desa mino
saroyo dalam usaha pemberdayaan masyarakat nelayan
di pelabuhan perikanan samudera cilacap sedangkan
dalam penelitian ini kajian yang diteliti adalah analisis
kinerja usaha koperasi dalam mendorong peningkatan
laba koperasi.17
2. Lailia Rosita, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
Fakultas Dakwah 2008, Judul Upaya Koperasi Unit Desa
Rambang Sari Jaya Dalam Pengembangan Masyarakat
Tani Melelui Simpan Pinjam Di Desa Karya Mulia Kec.
Rambang Kapak Tengah Kota Prabumulih Sum-Sel.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode sebagai berikut:

17
Restianita Cineretta dkk, “Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa
Mino Saroyo Dalam Usaha Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di
Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap”, (Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro, 2017), h. 4.
36

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah study


kasus yaitu penelitian yang berupaya mencari
kebenaran ilmiah dengan cara mempelajari secara
mendalam dan dalam jangka waktu yang lama.18
Adapun Obyek penelitian ini adalah upaya Koperasi
Unit Desa Rambang Sari Jaya dalam pengembangan
masyarakat tani desa Karya Mulya melalui simpan
pinjam dan yang menjadi subyek penelitian adalah
orang-orang yang menjadi sumber informasi yang
dapat memberikan data yang sesuai dengan data yang
sedang diteliti. Dan Untuk mendapatkan data yang
lengkap, relevan serta alamiah maka penyusun
menggunakan metode yaitu: wawancara atau interview,
observasi, metode dokumentasi dan metode analisis
data. Persamaan penelitian terdahulu memakai metode
kuantitatif, dan aspek yang digunakan sebagai subyek
pembahasan, yaitu upaya koperasi. Sedangkan
perbedaan adalah kajian yang diteliti pada penelitian
tersebut adalah upaya koperasi unit desa rambang sari

18
Lailia Rosita, “Upaya Koperasi Unit Desa Rambang Sari Jaya
Dalam Pengembangan Masyarakat Tani Melalui Simpan Pinjam D Desa
Karya Mulia Kec. Rambang Kapak Tengah Kota Prabumulih Sum-Sel”,
(Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2008), h. 32
37

jaya dalam pengembangan masyarakat tani melalui


simpan pinjam di desa karya mulya kec. Rambang
kapak tangah kota prabumulih sum-sel sedangkan
dalam penelitian ini kajian yang diteliti adalah analisis
kinerja usaha koperasi dalam mendorong peningkatan
laba koperasi.19
3. Lintang Gigih Abi Praya, Jurusan Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Ekonomi 2017, Analisis Kinerja Keuangan
Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Dana
Insani Wonosari Tahun2013-2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja BMT
Dana Insani selama kurun waktu antaratahun 2013
sampai 2015 dilihat dari aspek Permodalan, aspek
Kualitas Aktiva Produktif, aspek Efisiensi, aspek
Likuiditas, aspek Kemandirian dan Pertumbuhan,
aspek Jatidiri Koperasi. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
evaluatif, metode penelitian evaluatif ini digunakan
untuk mengetahui keterlaksanaan kebijakan, bukan
hanya pada kesimpulan sudah terlaksana dengan baik
atau tidaknya, tetapi ingin mengetahui kalau belum
baik implementasinya, apa yang telah menyebabkan,
19
Ibid, h. 33.
38

dimana letak kelemahannya, dan kalau lemah apa


sebabnya. Dengan kata lain, penelitian evaluatif
bermaksud mencari titik-titik lemah dan implementasi
yang mungkin juga letak kelemahan kebijakannya.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan tinjauan Peraturan Deputi Bidang
Pengawas Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016 Tentang
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi.
Persamaan penelitian terdahulu memakai metode
kuantitatif, dan aspek yang digunakan sebagai subyek
pembahasan, analisis kinerja keuangan koperasi.
Sedangkan perbedaan adalah kajian yang diteliti pada
penelitian tersebut adalah Analisis kinerja kuangan
koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah bmt
dana insani wonosari tahun 2013-2015. Sedangkan
dalam penelitian ini kajian yang diteliti adalah analisis
39

kinerja usaha koperasi dalam mendorong


peningkatan laba koperasi.20

20
Lintang Gigih Abi Praya, “Analisi Kinerja Keuangan Koperasi
Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Bmt Dana Insani Wonosari Tahun
2013-2015”, (Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), h.
12.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
menggunakan jenis penelitian ini karena peneliti ingin
mendeskripsikan suatu fenomena sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya dialami oleh subjek peneliti
dan menyajikan data tersebut dalam bentuk kata-kata.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini di sajikan
dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan penelitian
kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak
di tuntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.
B. Definisi Variabel
Untuk memudahkan pemahaman dan
menghindari kesalahpahaman dalam pembahasan

40
41

proposal ini, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan


tentang judul tersebut dalam pengertian dari variabel
sebagai berikut:
1. Variabel Independen (x), kinerja keuangan koperasi
adalah hasil kerja yang dicapai oleh koperasi dalam
menjalangkan usaha-usaha pada saattertentu dengan
menggunakan perhitungan berdasarkan tolak ukur
analisis rasio yang didasarkan pada laporan keuangan .
pengukuran kinerja sangat penting dilakukan dengan
tujuannya untuk menilai efektivitas dan efisiensi
perusahaan.
2. Variabel Dependen (Y), laba koperasi adalah keuntungan
yang diperoleh koperasi atau individu atas usaha-usaha
yang telah dijalankan. dalam ilmu ekonomi, laba dapat di
definisikan sebagai suatu peningkatan kekayaan
seseorang investo dari kegiatan bisnisnya, yaitu
keuntungan atau hasil penanaman modal setelah
dikurangi dengan biaya-biaya dalam menjalankan
bisnisnya. Sedangkan dalam ilmu akuntansi, arti laba
adalah selisih positif antara pendapatan dari penjualan
dengan biaya produksi yang dikeluarkan dalam periode
tertentu.
42

C. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan
penelitian di Koperasi Unit Desa Saotengah
Kec.Tellulimpoe Kab.Sinjai.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini akan
dilaksanakan sekitar 1-2 bulan. Dimulai dari bulan
April-Mei.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan,
Adapun populasi yang dijadikan sasaran penelitian
penulis adalah laporan keuangan koperasi unit desa
saotengah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mampu mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena
43

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti


dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Adapun
sampel yang saya ambil yaitu laporan laba rugi selama
4 tahun dimulai dari Tahun 2015-2018.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun proses pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu
sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara yaitu suatu proses percakapan
antara dua individu atau lebih yang terarah, dimana
salah satu pihak menjadi pencari informasi, dan
dipihak lain sebagai pemberi informasi tentang suatu
hal yang akan diungkapkan. Dalam penelitian
wawancara ini dilakukan kepada anggota koperasi
untuk mengetahui bagaimana kinerja usaha koperasi
dalam mendorong peningkatan laba koperasi desa
saotengah.
Dalam pelaksanan wawancara terbagi atas dua jenis ,
yaitu:
44

a) Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang


dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman
pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.
b) Wawancara takterstruktur, yaitu wawancara yang tidak
berpedoman pada daftar pertanyaan.
Dari kedua jenis wawancara di atas,
wawancara terstruktur lebih efektif dari pada
wawancaratak ter struktur, hal ini disebabkan
wawancara terstruktur berpedoman pada daftar
pertannyaan, yang terlewatkan berkaitan dengan materi
atau subtansi atau isi yang akan digali dari narasumber.
2. Dokumentasi
Pada teknik ini, peneliti mungkin memperoleh
informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat,
dimana responden bertempat tinggal atau melakukan
kegiatan sehari-harinya, dalam penelitian ini
menggunakan dokumen laporan keuangan didalam
laporan laba rugi selama 4 tahun.21

21
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi da
Praktiknya, (Cet. XV; Jakarta: Bumi Akasara, 2016), h.81
45

3. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan
data yang diperlukan guna mendapatkan data. Adapun
cara yang digunakan dalam teknik ini adalah dengan
melakukan interaksi sosial antara pencari informasi
dengan pemberi informasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik observasi partisipasi. Jenis observasi partisipasi
yang peneliti pilih yaitu dengan datang langsung ke
kantor koperasi yang diamati, tetapi tidak ikut dalam
kegiatan tersebut. Peneliti akan mengamati proses
kegiatan koperasi yang dilakukan oleh anggota
koperasi.
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang dilakukan
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Wawancara
Wawancara dalam penelitian bertujuan untuk
memperoleh data yang dilakukan melalui tanya jawab
secara langsung dengan responden. Pedoman
wawancara dibutuhkan selama kegiatan pengumpulan
data agar data yang dibutuhkan tidak melenceng dari
tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Pedoman
46

wawancara dalam penelitian ini meliputi pedoman


wawancara untuk pengurus koperasi unit
desasaotengah.
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk
membantu peneliti dalam menelah lebih mendalam
tentang proses analisis kinerja usaha koperasi dalam
mendorong peningkatan laba koperasi unit desa
saotengah.
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan semua dokumen yang berhubungan
dengan analisis kinerja usaha koperasi dalam
mendorong peningkatan laba koperasi.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data
merupakan kegiatan setelah dari responden atau sumber
data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
47

hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak


merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
1. Uji regresi sederhana
adalah sebuah metode pendekatan untuk
pemodelan hubungan antara satu variabel dependen
dan satu variabel independen. Dalam model regresi,
variabel independen menerangkan variabel dependen.
Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara
variabel bersifat linear, dimana perubahan pada
variabel X akan diikut oleh perubahan padavariabel Y
secara tetap. Sementara pada hubungan non linear,
perubahan variabel X tidak diikuti dengan perubahan
variabel Y secara proporsional. Seperti pada model
kuadratik, perubahan X diikuti oleh kuadrat dari
variabel X. Hubungan demikian tidak bersifat linear.
Secara matematis model analisis regresi linier
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana:
Y : Laba Koperasi.
a : Konstanta.
b : Koefisien Regresi.
X : Kinerja Kuangan.
48

Secara praktis analisis regresi sederhana


memiliki kegunaan sebagai berikut:
a) Model regresi sederhana dapat digunakan untuk
forecast atau memprediksi nilai Y. Namun
sebelummelakukan forecasting. Telebih dahulu harus
dibuat model atau persamaan regresi linear. Ketika
model yang fit sudah terbentuk maka model tersebut
memiliki kemampuan untuk memprediksi nilai Y
berdasarkan variabel Y yang diketahui. Katakanlah
sebuah model regresi digunakan untuk membuat
persamaan antara pendapatan (X) dan konsumsi(Y).
Ketika sudah di peroleh model yang fit antara
pendapatan dengan konsumsi, maka kita dapat
memprediksi berapa tigkat konsumsi masyarakat
ketika kita sudah mengetahui pendapatan masyarakat.
b) Mengukur pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Misalkan kita memiliki satu serial data variabel Y,
melalui analisis regresi linear sederhana kita dapat
membuat model variabel-variabel yang memiliki
pengaruh terhadap variabel Y. Hubungan antara
variabel dalam analisis regresi bersifat kuasalitas atau
sebab akibat. Berdasarkan halnya dengan analisis
korelasi yang hanya melihat hubungan asosiatif tanpa
49

mengetahui apa variabel yang menjadi sebab dan apa


variabel yang menjadi akibat.
2. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian
data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesunguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kalau
dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka
peneliti akan melaporkan warna merah; kalau dalam
obyek penelitian para pegawai bekerja dengan keras,
maka peneliti laporkan bahwa pegawai bekerja dengan
keras. Bila peneliti membuatan laporan yang tidak
sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data
tersebut dapat dinyatakan tidak valid.22
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapat
data yang valid, reliabel dan obyektif, maka penelitian
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid
dan reliabel, dilakukan pada sampel yang emndekati
jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data

22
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D”, (Cet. XXVIII; Bandung: Alfabet, 2018), h. 267.
50

dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian


kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan
reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah
instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian
kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas,
sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek
validitas.23
3. Uji Reabilitas
Reliabilitas atau keandalan adalah konsistensi
dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat
ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat
ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberika
hasil yang sama, atau untuk mengukur yang lebih
subjektif, apakah dua orang penilaian memberikan skor
yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak
sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat
diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi
belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana
pengukur dari suatu tes tetap konsisten setelah
23
Ibid, h. 268.
51

dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam


kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat
diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk
pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila
pengukuran yang berulang itu memberikan
hasil yang berbeda-beda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Gambaran Umum Koperasi Unit Desa

KUD Saotengah berkedudukan di Dusun Jatie


Desa Samaturue Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten
Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan, berdiri pada 28 Mei
1983 di bawah pimpinan atau ketuanya adalah Bapak H.
Andi Abdul Latif.
Sampai saat ini KUD Saotengah Kabupaten
Sinjai sudah menjalani aktivitasnya selama kurang lebih
33 tahun. KUD Saotengah Kabupaten Sinjai telah
memiliki Anggaran Dasar dan telah mengalami
perubahan yang tercatat pada kantor Dinas Koperasi
Kabupaten Sinjai dengan mempunyai Badan Hukum
Nomor : 4281/BH/IV, Tanggal 28 Mei 1983.
KUD Saotengah mempunyai anggota berjumlah
2.664 Orang, latarbelakangmata pencaharian para
anggota adalah sebagai petani/ pekebun dan pedagang.
KUD Saotengah Kecamatan Tellulimpoe
Kabupaten Sinjai adalah koperasi unit desa yang

52
53

memberikan pinjaman yang sifatnya untuk kepentingan


peningkatan usaha atau produksi yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan anggota di dalam wilayah
kerjanya.
Anggaran Dasar yang telah disahkan oleh Rapat
Anggota Tahunan dan di tuangkan dalam pasal-pasal
yang cukup jelas sesuai dengan ketentuan Undang-
undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
KUD Saotengah Kecamatan Tellulimpoe
Kabupaten Sinjai telah menyelenggarakan RAT (Rapat
Anggota Tahunan) setiap tahun, semua hasil rapat
tersebut telah disetujui oleh Anggota dan sesuai dengan
ketentuan Undang-undang Perkoperasian No.25 Tahun
1992.
2. Struktur Organisasi KUD Saotengah Kabupaten
Sinjai
Dari gambar struktur organisasi periode 2014-
2017 dapat diketahui bahwa struktur organisasi KUD
Saotengah Kabupaten Sinjai adalah Rapat Anggota
yang memutuskan keberadaan pengurus, anggota, dan
badan pengawas.
54

Adapun struktur organisasi pada KUD


Saotengah Kabupaten Sinjai dapat dilihat pada gambar
1.1 berikut ini :
Gambar1.1
Struktur Organisasi
KUD Saotengah Kabupaten Sinjai

KETUA

SEKRETA BENDAHA

MANAJER

UNIT UNIT

Sumber : KUD Saotengah Kabupaten Sinjai. Tahun 2014-2017


Susunan pengurus KUD Saotengah adalah sebagai
berikut:
55

Badan pelindung dan penasehat :


 Kepala Desa : Harianto
Pengawas :
 Ketua : Jamaluddin, SH
 Anggota 1 : Mustaming
 Anggota 2 : Salma Amir
Pengurus :
 Ketua : Ir. Tajul Abrar
 Sekretaris : Nurdiana
 Bendahara : Sukaenah

Pengelola Unit Usaha :


Sampai akhir desember Tahun Buku 2017 belum ada
pengagkatan manajer karena kondisi KUD Saotengah
baik di segi permodalan maupun di segi usaha belum
ada perkembangan.24
Berikut ini dapat di ketahui mengenai urain
tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
yang ada dalam KUD Saotengah Kabupaten Sinjai
sebagai berikut :

24
KUD Saotengah, “Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus
Tahun 2014-2017”, Jatie, Desa Samaturue Kecamatan Tellulimpoe, Badan
Hukum No. 4281/BH/IV/ 28 Mei 1983.
56

1. Rapat Anggota Tahunan (RAT)


Rapat anggota merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat
Anggota dihadiri oleh anggota yang
pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar.
Hal-hal yang ditetapkan dalam Rapat Anggota
adalah sebagai berikut :
a. Anggaran Dasar.
b. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen
dan usaha koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian
pengurus dan pengawas.
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi serta pengesahan laporan
keuangan.
e. Pengesahan [ertanggung jawaban pengurus dalam
pelaksanaan tugasnya.
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan
pembubaran koperasi.
2. Badan Pelindung dan Penasehat
Badan pelindung dan penasehat mempunyai tugas
danewenang sebagai berikut :
57

a. Pelindung dan penasehat bertindak untuk dan atas


nama pelindung dan pensehat.
b. Memberikan arah kebijakan, masukan, nasehat
dan pertimbangan-pertimbangandalam suatu ide
dan program dalam pengembangan organisasi
sesuai dengan AD / ART dan Visi Misi organisasi.
c. Sebagai penampung aspirasi didalam usaha-usaha
pengembangan organisasi sesuai dengan AD /
ART dan Visi Misi organisasi.
3. Badan Pengawas
Badan pengawas mempunyai tugas sebagai berikut
:
a. Mengawasi kebijakan operasional pengurus, yang
meliputi bidang organisasi, bidang usaha dan
bidang keuangan koperasi.
b. Memeriksa semua tata kehidupan koperasi
termasuk organisasi, usaha, manajemen,
keuangan, permodalan dan lain sebagainya.
c. Memeriksa, meneliti ketetapan dan kebenaran
catatan organisasi, usaha dan keuangan untuk
membandingkan dengan kenyataan yang ada.
58

d. Bertanggung jawab atas kegiatan pemeriksaan dan


hasil pemeriksaan serta merahasiakan hasil
pemeriksaan kepada pihak ketiga.
e. Membuatlaporan pemeriksaan secara tertulis,
memberikan pendapatnya serta memberikan saran
perbaikan.
4. Badan Pengurus
Badan Pengurus mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut :
a. Mengelola koperasi dan usahanya.
b. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
c. Mengajukan rancangan rencana kerja serta
rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi.
d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas.
e. Mewakili koperasi di dalam dan di luar
25
pengadilan.
3. Aspek Usaha
KUD Saotengah Kabupaten Sinjai
mempunyai beberapa kegiatan usaha sebagai berikut :
25
Putri Purnamasari, “ Analisis Kinerja Keuangan Pada KUD
Sawit Raya di Kabupaten Sambas”, (Fakultas dan Bisnis , Universitas
Muhammadiyah Pontianak, 2017), h. 35-37.
59

1. Unit Warung Serba Ada (WASERDA)


Waserda pada koperasi sudah merupakan
usaha unggulan dan di bawah level unit simpan
pinjam. Unit Waserda ditujukan sebagai unit usaha
pelayanan untuk kebutuhan sehari-hari bagi
anggota koperasi itu sendiri, akan tetapi pada
perkembangannya Waserda selalu memenuhi
kebutuhan sehari-hari anggota koperasi juga biasa
melayani masyarakat umum disekitar koperasi itu
berada.26
2. Unit Jasa Listrik
Koperasi jasalistrik yaitu koperasi yang
bergerak dalam usaha pelayanan pembayaran
listrik bagi anggotanya. Dengan membayar listrik
di koperasi, mereka tidak perlu berdesakan
membayar ke PLN. Selain itu, di daerah-daerah
yang belumdimasuki PLN, koperasi jasa listrik
juga bisa membeli pembangkit listrik sendiri dan

26
Bambang Sumitro, “Pengelola WASERDA Koperasi di Desa
Purworwjo Madiun Siap Bersaing Dengan Minimarket”,
http://penarakyatnews.id/2018/05/, akses 20 Juni 2020.
60

membagi-bagikan daya listrik kerumah-rumah


anggota dengan biaya ringan.27
4. Aspek Keuangan
Keuangan suatu koperasi berkaitan dengan
pengelolaan sumber-sumber dan penggunaan dana.
Sumber dana tercermin dalam bentuk aktiva lancar
maupun aktiva tetap. Semakin tepat pengelolaan dana
berbagai aktiva maka semakin besar koperasi untuk
memperoleh keuntungan, hal ini tercermin dalam
laporan sisa hasil usaha. Untuk mengelola sumber
dana tercermin dalam bentuk jenis modal sendiri.
Adapun yang berasal dari modal sendiri terdiri dari:
1. Simpanan anggota
2. Donasi
3. Hibah
4. Cadangan
Dalam menjalangkan aktivitas KUD
Saotengah menggunakan aktiva, hutang dan modal
mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Sedangkan hasil, biaya dan sisahasil usaha yang di
peroleh dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun

27
Deliarnov,”Ilmu Pengetahuan Sos ial Ekonomi”, (Cet.
11; Jakarta: Erlangga, 2006), h. 37.
61

2017 dapat di lihat dalam laporan Sisa Hasil Usaha


(SHU), merupakan laporan tentang hasil usaha
yang telah dicapai atau diperoleh selama periode
tertentu, untuk melihat perkembangan laporan
keuangan KUD Saotengah Tahun 2014 sampai
dengan Tahun 2017 dapat dilihat pada lampiran.
62
63
64
65
66

B. Hasil dan Pembahasan Penelitian


1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering juga disebut
dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Dengan kata lain, rasio likuiditas berguna
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayaidan memenuhi kewajiban atau utang pada
saat ditagih atau jatuh tempo.
Rasio likuiditas yang analisis mencakup
perhitungan rasio lancar, rasio kas, dan rasio cepat,
rasio perputaran kas, dan ratio inventory to net working
capital. Adapun nilai hasil perhitungan tiap-tiap rasio
likuiditas bisa dilihat pada perhitungan berikut :28
a. Rasio Lancar

Nilai rasio lancar pada 4 (empat) tahun terakhir


sebagai berikut:

28
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Cet. 11;Depok: PT
Rajagrafindo Persada, 2008), h. 135.
67

perusahaan dikatakan baik jika perbandingan aktiva


lancar dengan hutang lancarnya mencapai 2 kali
atau 2:1.
Artinya Jumlah aktiva lancar sebanyak 1,2 utang
lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin
oleh 1,2 rupiah harta lancar atau 2: 1 antara aktiva
lancar dengan utang lancar.

Perusahaan dikatakan lebih baik dibandingkan dengan


perusahaan lain jika mampu mencapai perbandingan 2
kali atau 2:1.
Artinya Jumlah aktiva lancar sebanyak 1,2 utang
lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh
1,2 rupiah harta lancar atau2: 1 antara aktiva lancar
dengan utang lancar.
68

Perusahaan dikatakan lebih baik dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan 2 kali atau 2;1.
Artinya Jumlah aktiva lancar sebanyak 1,2 utang
lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin
oleh 1,2 rupiah harta lancar atau 2: 1 antara aktiva
lancar dengan utang lancar.

Perusahaan dikatakan lebih baik dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan 2 kali atau 2:1.
Artinya Jumlah aktiva lancar sebanyak 1,2 utang
lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin
oleh 1,2 rupiah harta lancar atau 2: 1 antara aktiva
lancar dengan utang lancar.
Berdasarkan fluktuasi nilai current ratio KUD
Saotengah di tahun 2014 sampai dengan 2017 bisa
diperoleh informasi sebagai berikut:
1) Nilai current ratio KUD Saotengah tahun 2014
sebesar 1,2 kali dan tahun 2015 sebesar 1,2 kali
hal ini berarti pada tahun 2014 tidak terjadi
69

penurunan nilai current ratio pada tahun 2014.


Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
aset lancar sebesar Rp 16.726.268,- (akun
Persediaan Barang Dagang dan Piutang Usaha)
dan jumlah kewajiban lancar sebesar Rp
3.695.880.049,-.
2) Nilai current ratio KUD Saotengah tahun 2016
sebesar 1,2 kali dan tanun 2017 sebesar 1,2 kali
hal ini berarti pada tahun 2016 juga tidak terjadi
penurunan nilai current ratio pada tahun 2016.
Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
aset lancar sebesar Rp 10.721.789,- (akun
Persediaan Barang dan Piutang Usaha) dan
jumlah kewajiban lancar sebesar Rp
3.695.880.049,-.
b. Rasio Cepat

Nilai rasio kas pada 4 (empat) tahun terakhir


sebagai berikut:
70

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan rasio cepat 1,5 kali.
Artinya jumlah aktiva lancar dikurang persediaan
sebanyak 1,2 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh 1,2 rupiah harta lancar
atau 2: 1 antara aktiva lancar dikurang persediaan
dengan utang lancar.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan rasio cepat 1,5 kali.
Artinya jumlah aktiva lancar dikurang persediaan
sebanyak 1,2 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh 1,2 rupiah harta lancar
atau 2: 1 antara aktiva lancar dikurang persediaan
dengan utang lancar.
71

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan rasio cepat 1,5 kali.
Artinya jumlah aktiva lancar dikurang persediaan
sebanyak 1,2 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh 1,2 rupiah harta lancar
atau 2: 1 antara aktiva lancar dikurang persediaan
dengan utang lancar.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan rasio cepat 1,5 kali.
Artinya jumlah aktiva lancar dikurang persediaan
sebanyak 1,2 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh 1,2 rupiah harta lancar
atau 2: 1 antara aktiva lancar dikurang persediaan
dengan utang lancar.
Berdasarkan fluktuasi nilai cash ratio
Koperasi KUD Saotengah di tahun 2014 sampai
72

dengan 2017 bisa diperoleh informasi sebagai


berikut:
1) Nilai quick ratio KUD Saotengah tahun 2014
sebesar 1,2 kali dan tahun 2015 sebesar 1,2 kali
hal ini berarti pada tahun 2014 tidak terjadi
penurunan nilai quick ratio pada tahun 2014.
Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
aset lancar sebesar Rp 16.726.268,-, penurunan
jumlah persediaan barang dagang sebesar Rp
826.082,- dan jumlah kewajiban lancar sebesar
Rp 3.695.880.049,-.
2) Nilai quick ratio KUD Saotengah tahun 2016
sebesar 1,2 kali dan tanun 2017 sebesar 1,2 kali
hal ini berarti pada tahun 2016 juga tidak terjadi
penurunan nilai quick ratio pada tahun 2016.
Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
aset lancar sebesar Rp 10.721.789,-, penurunan
jumlah persediaan barang dagang sebesar Rp
2.103.501,- dan jumlah kewajiban lancar sebesar
Rp 3.695.880.049,-.
73

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Nilai rasio cepat pada 4 (empat) tahun terakhir


sebagai berikut:

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 50%.
Artinya jumlah kas tambah bank sebanyak 0,13%
Utang lancar,atau setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin oleh 0,13 rupiah harta lancar atau 0,13: 1
antara kas tambang bank dengan utang lancar.

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 50%.
Artinya jumlah kas tambah bank sebanyak 0,67%
Utang lancar,atau setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin oleh 0,67 rupiah harta lancar atau 0,67: 1
antara kas tambang bank dengan utang lancar.
74

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 50%.
Artinya jumlah kas tambah bank sebanyak 0,39%
Utang lancar,atau setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin oleh 0,39 rupiah harta lancar atau 0,39:
1antara kas tambang bank dengan utang lancar.

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 50%.
Artinya jumlah kas tambah bank sebanyak 0,30%
Utang lancar,atau setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin oleh 0,30 rupiah harta lancar atau 0,30:
1antara kas tambang bank dengan utang lancar.
Berdasarkan fluktuasi nilai cash ratio
Koperasi KUD Saotengah di tahun 2014 sampai
dengan 2017 bisa diperoleh informasi sebagai
berikut:
1) Nilai cash ratio KUD Saotengah tahun 2014
sebesar 0,13% dan tahun 2015 sebesar 0,67%
75

Hal ini berarti pada tahun 2015 terjadi


penurunan nilai cash ratio sebesar 0,02%
dibandingkan tahun 2014. Kondisi ini
disebabkan terjadi penurunan jumlah kas sebesar
Rp 844.957,- dan kewajiban lancar sebesar Rp
3.695.880.049,-.
2) Nilai cash ratio KUD Saotengah tahun 2016
sebesar 0,39% dan tahun 2017 sebesar 0,30%
dibandingkan pada tahun 2017 terjadi penurunan
nilai cash ratio sebesar 0,09% dibandingkan
tahun 2016. Kondisi ini disebabkan terjadi
penurunan jumlah kas sebesar Rp 3.136.080,-
dan kewajiban lancar sebesar Rp 3.695.880.049,-
d. Rasio Perputaran Kas

Nilai rasio perputaran kas pada 4 (empat) tahun


terakhir sebagai berikut:
76

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 10%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 10% keadaan perusahaan pada tahun 2014
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 10%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 10% keadaan perusahaan pada tahun 2015
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 10%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 10% keadaan perusahaan pada tahun 2016
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.
77

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 10%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 10% keadaan perusahaan pada tahun 2017
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.
Berdasarkan fluktuasi nilai cash turn over
Koperasi KUD Saotengah di tahun 2014 sampai
dengan 2017 bisa diperoleh informasi sebagai
berikut:
1) Nilai cash turn over KUD Saotengah tahun 2014
sebesar 0,13% dan tahun 2015 sebesar 0,76%.
Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
penjualan bersih sebesar Rp34.983.000,- dan
nilai modal kerja bersih sebesar Rp2.791.006,-.
2) Nilai cash turn over KUD Saotengah tahun 2016
sebesar 0,66% dan tahun 2017 sebesar 0,18%.
Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
penjualan bersih sebesar Rp31.880.300,- dan dan
jumlah modal kerja bersih nilainya sama sebesar
Rp ,-.
78

e. Inventory to Net Working Capital

Nilai rasio perputaran kas pada 4 (empat) tahun


terakhir sebagai beriku

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 12%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 12% keadaan perusahaan pada tahun 2014
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 12%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 12% keadaan perusahaan pada tahun 2015
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.
79

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 12%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 12% keadaan perusahaan pada tahun 2016
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.

Standar industri untuk cash ratio pada industri yang


baik memiliki jumlah minimum sebesar 12%.
Artinya jika rata-rata industri untuk perputaran kas
adalah 12% keadaan perusahaan pada tahun 2017
kurang baik masih cukup jauh dari rata-rata industri.
Berdasarkan fluktuasi nilai Inventory to net
working capital Koperasi KUD Saotengah di tahun
2014 sampai dengan 2017 bisa diperoleh informasi
sebagai berikut:
3) Nilai Inventory to net working capital KUD
Saotengah tahun 2014 sebesar 0,13% dan tahun
2015 sebesar 0,13%. Kondisi ini disebabkan
terjadi penurunan jumlah persediaan sebesar
80

Rp826.082,- dan total aktiva lancar dan total


utang lancar sebesar Rp8.873.573,-.
4) Nilai Inventory to net working capital KUD
Saotengah tahun 2016 sebesar 0,13% dan tahun
2017 sebesar 0,12%. Kondisi ini disebabkan
terjadi penurunan jumlah persediaan sebesar
Rp2.103.501,- dan total aktiva lancar dan total
utang lancar sebesar Rp13.503.289,-.
Hasil Penelitian
Rasio Likuiditas, yang dihitung dengan cara:
a. Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva lancar
Hutang lancar
b. Rasio Cepat (quick ratio) = Aktiva lancar –
Persediaan Hutang lancar
c. Rasio Kas (cash ratio) = Kas
Hutang lancar
d. Rasio Perputaran Kas = Penjualan
bersih Modal kerja bersih
e. Inventory to NWC = Inventory
Current assets–current liabilities

Berdasarkan analisis rasio keuangan diatas di


interpretasikan terhadap item-item yang terdapat dalam
81

laporan keungan kemudian hasilnya dihitung untuk


mengukur kinerja keuangan koperasi.
Tabel 3. Perbandingan Rasio Likuiditas Koperasi
Unit DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.

Keterangan 2014 2015 Hasil interpretasi


Rasio Lancar 1,2 1,2 Sama Kurang baik
Rasio Cepat 1,2 1,2 Sama Kurang baik
Rasio Kas 0,13 0,6 Turun Tidak baik
Rasio 0,13 0,76 Naik Baik
perputaran kas
Inventory to 0,13 0,13 Sama Kurang baik
NWC

Tabel 4. Perbandingan Rasio Likuiditas Koperasi Unit


DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.
keterangan 2015 2016 Hasil Interpretasi
Rasio Lancar 1,2 1,2 Sama Kurang baik
Rasio Cepat 1,2 1,2 Sama Kurang baik
Rasio Kas 0,6 0,39 Naik Baik
Rasio 0,76 0,66 Turun Tidak baik
perputaran kas
Inventory to 0,13 0,13 Sama Kurang baik
NWC
82

Tabel 5. Perbandingan Rasio Likuiditas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.
keterangan 2016 2017 Hasil Interpretasi
Rasio Lancar 1,2 1,2 Sama Kurang baik
Rasio Cepat 1,2 1,2 Sama Kurang baik
Rasio Kas 0,39 0,30 Turun Tidak baik
Rasio 0,66 0,18 Turun Tidak baik
perputaran kas
Inventory to 0,13 0,12 Sama Kurang baik
NWC

Gambar 2.
Grafik Rasio Likuiditas

likuiditas
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Rasio lancar Rasio cepat Rasio kas Rasio Inventory to
perputaran net working
kas capital
a. b. c. d. e.

Series1 Series2 Series3 Series4


83

Pembahasan
Rasio Likuiditas
Ditinjau dari rasio likuiditas secara
keseluruhan keadaan koperasi berada dalam keadaan
yang tidak baik. Hal ini dapat kita lihat pada rasio
lancar, rasi cepat, rasio kas, rasio perputaran kas, dan
inventory to NWC bahwa pada dasarnya mengalami
penurunan. Semakin rendah nilai rasio likuiditas ini
menandakan bahwa keadaan koperasi berada dalam
kondisi yang tidak baik yaitu keadaan dimana
perusahaan dinyatakan tidak sehat karena tidak mampu
melunasi kewajiban jangka pendek.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage
ratiobmerupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan di biayai
dengan utang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayarseluruh kewajibannya,
baik jangka pendek maupu jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan.
84

Rasio solvabilitas yang analisis mencakup


perhitungan rasio debt to asset ratio, rasio debt to
equity ratio, ratio long term debt to equity ratio, ratio
times interest earned, dan ratio fixed charge coverage.
Adapun nilai hasil perhitungan tiap-tiap rasio
29
solvabilitas bisa dilihat pada perhitungan berikut :
a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Nilai rasio total asset pada 4 (empat) tahun terakhir


sebagai berikut :

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,5 atau 50% menunjukkan
bahwa kreditor menandai perusahaan 50% dari total
aktiva yang dimilikin oleh perusahaan.
Rasio ini menunjukkan bahwa 0,99% pendanaan
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2014.
Artinya, bahwa setiap Rp100,00 pendanaan
29
Ibid. h.167.
85

perusahaan , Rp0,99 dibiayai dengan utang dan


Rp99,01 disediakan oleh pemegang saham

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,5 atau 50% menunjukkan
bahwa kreditor menandai perusahaan 50% dari total
aktiva yang dimilikin oleh perusahaan.
Rasio ini menunjukkan bahwa 1% pendanaan
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2015.
Artinya, bahwa setiap Rp100,00 pendanaan
perusahaan , Rp1,00 dibiayai dengan utang dan
Rp99,00 disediakan oleh pemegang saham.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,5 atau 50% menunjukkan
bahwa kreditor menandai perusahaan 50% dari total
aktiva yang dimilikin oleh perusahaan.
Rasio ini menunjukkan bahwa 1% pendanaan
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2016.
86

Artinya, bahwa setiap Rp100,00 pendanaan


perusahaan , Rp1,00 dibiayai dengan utang dan
Rp99,00 disediakan oleh pemegang saham.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,5 atau 50% menunjukkan
bahwa kreditor menandai perusahaan 50% dari total
aktiva yang dimilikin oleh perusahaan.
Rasio ini menunjukkan bahwa 1% pendanaan
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2017.
Artinya, bahwa setiap Rp100,00 pendanaan
perusahaan , Rp1,00 dibiayai dengan utang dan
Rp99,00 disediakan oleh pemegang saham.
Berdasarkan fluktuasi nilai cash ratio KUD
Saotengah di tahun 2014 sampai dengan 2017 bisa
diperoleh informasi sebagai berikut :
1) Nilai debt to asset ratio KUD Saotengah tahun
2014 sebesar 0,99% dan tahun 2015 sebesar 1%
hal ini berarti pada tahun 2014 terjadi penurunan
nilai debt to asset ratio pada tahun 2014.
Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
87

total utang sebesar Rp18.840.750,-, dan jumlah


total aset sebesar Rp 24.779.061,-.
Nilai sampai dengan 2017 bisa diperoleh
informasi sebagai berikut
2) Nilai debt to asset ratio KUD Saotengah tahun
2016 sebesar 1% dan tahun 2017 sebesar 1% hal
ini berarti pada tahun 2016 juga tidak terjadi
penurunan dan kenaikan nilai debt to asset ratio
pada tahun 2016. Kondisi ini disebabkan terjadi
kerena jumlah total utang sebesar Rp
14.313.789,- dan jumlah total aset sebesar Rp
14.313.789,-.
b. Debt to Equity Ratio

Nilai rasio debt to equity pada 4 (empat) tahun terakhir


yaitu :

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
88

perbandingan nilai rasio 0,75 atau 75%


menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh utang
yang nilainya 75% dari total ekuitas.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp1,2 tahun2014 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 1,2%.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,75 atau 75%
menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh utang
yang nilainya 75% dari total ekuitas.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp1,2 tahun 2015 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 1,2%.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,75 atau 75%
89

menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh utang


yang nilainya 75% dari total ekuitas.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp1,2 tahun 2016 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 1,2%.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,75 atau 75%
menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh utang
yang nilainya 75% dari total ekuitas.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp1,2 tahun 2016 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 1,2%.
Berdasarkan fluktuasi nilai debt to equity ratio
KUD Saotengah di tahun 2014 sampai dengan 2017
bisa diperoleh informasi sebagai berikut
1) Nilai debt to equity ratio KUD Saotengah tahun
2014 sebesar 1,2% dan tahun 2015 sebesar 1,2%
tidak terjadi kenaikan dan penurunan nilai debt
90

to equity ratio. Kondisi ini disebabkan terjadi


karena jumlah utang, dan jumlah modal sendiri
jumlahnya semua hampir sama.
2) Nilai debt to equity ratio KUD Saotengah tahun
2016 sebesar 1,2% dan tahun 2017 sebesar 1,2%
tidak terjadi kenaikan dan penurunan nilai debt
to equity ratio. Kondisi ini disebabkan terjadi
karena jumlah utang, dan jumlah modal sendiri
jumlahnya semua hampir sama.
c. Long Term Debt to Equity Ratio

Nilai rasio long term debt to equity pada 4 (empat)


tahun terakhir sebagai berikut :

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,7 atau 70%, artinya utang
91

jangka panjang perusahaan tersebut nilainya adalah


70% dari nilai ekuitas perusahaan tersebut.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp0,69 tahun 2014 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 0,69%.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,7 atau 70%, artinya utang
jangka panjang perusahaan tersebut nilainya adalah
70% dari nilai ekuitas perusahaan tersebut.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp0,69 tahun 2015 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 0,69%.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,7 atau 70%, artinya utang
92

jangka panjang perusahaan tersebut nilainya adalah


70% dari nilai ekuitas perusahaan tersebut.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp0,68 tahun 2016 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 0,68%.

Perusahaan dikatakan lebih baik jika dibandingkan


dengan perusahaan lain jika mampu mencapai
perbandingan nilai rasio 0,7 atau 70%, artinya utang
jangka panjang perusahaan tersebut nilainya adalah
70% dari nilai ekuitas perusahaan tersebut.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor
menyediakan Rp0,68 tahun 2017 untuk setiap
Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau
perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 0,68%.
Berdasarkan fluktuasi nilai long term debt to
equity ratio KUD Saotengah tahun 2014 sampai
dengan 2017 bisa diperoleh informasi sebagai
berikut
93

1) Nilai long term debt to equity ratio KUD


Saotengah tahun 2014 sebesar 0,69% dan tahun
2015 sebesar 0,69% tidak terjadi kenaikan dan
penurunan nilai long term debt to equity ratio.
Kondisi ini disebabkan terjadi karena jumlah
utang jangka panjang, dan jumlah modal sendiri
jumlahnya semua hampir sama.
2) Nilai long term debt to equity ratio KUD
Saotengah tahun 2016 sebesar 0,68% dan tahun
2017 sebesar 0,68% tidak terjadi kenaikan dan
penurunan nilai long term debt to equity ratio.
Kondisi ini disebabkan terjadi karena jumlah
utang jangka panjang, dan jumlah modal sendiri
jumlahnya semua hampir sama.
Hasil Penelitian
94

Berdasarkan analisis rasio keuangan diatas di


interpretasikan terhadap item-item yang terdapat dalam
laporan keungan kemudian hasilnya dihitung untuk
mengukur kinerja keuangan koperasi.
Tabel 6. Perbandingan Rasio Solvabilitas Koperasi Unit
DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.
keterangan 2014 2015 Hasil Interpretasi
Debt to asset 0,99 1 naik Baik
ratio
Debt to equity 1,2 1,2 Sama Kurang baik
ratio
Long term debt 0,69 0,69 Sama Kurang baik
to equity ratio

Tabel 7. Perbandingan Rasio Solvabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.

keterangan 2015 2016 Hasil Interpretasi


Debt to 1 1 Sama Kurang baik
asset ratio
Debt to 1,2 1,2 Sama Kurang baik
equity ratio
Long term 0,69 0,68 turun Tidak baik
debt to
equity ratio
95

Tabel 8. Perbandingan Rasio Solvabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.

keterangan 2016 2017 Hasil Interpretasi


Debt to asset 1 1 Sama Kurang
ratio baik
Debt to equity 1,2 1,2 Sama Kurang
ratio baik
Long term 0,68 0,68 Sama Kurang
debt to equity baik
ratio
Gambar 3.
Grafik Rasio Solvabilitas

solvabilitas
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1 2 3 4

a. Debt to asset ratio b. Debt to equity ratio


c. Long term debt to equity ratio
96

pembahasan :
Rasio Solvabilitas
Untuk rasio hutang atas modal, keadaan
koperasi sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini dapat
dilihat pada nilai rasio yang dialami oleh perusahaan,
yaitu berkisar pada 0,7 smpai 1,2%. Semakin tinggi nilai
rasio ini akan semakin buruk kinerja koperasi. Untuk hal
ini koperasi berada pada posisi insolvable yaitu keadaan
dimana kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya secara tepatwaktu berada dalam posisi
bermasalah bahkan cenderung tidak tepat waktu.

3. Rasio Aktifitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya
perusahaan atau menilai kemampuan perusahaan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Rasio aktifitas yang analisis mencakup
perhitungan rasio perputaran piutang, rasio perputaran
persediaan, rasio perputaran modal kerja, rasio fixed
asset turn over, dan rasio total asset turn over. Adapun
97

nilai hasil perhitungan tiap-tiap rasio aktifitas bisa


dilihat pada perhitungan berikut :30
a. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Nilai rasio perputaran piutang pada4 (empat) tahun


terakhir sebagai berikut :

Standar industri untuk Receivable turn over pada


industri yang baik memiliki jumlah minimum
sebesar 15 kali.
Artinya perputaran piutang untuk tahun 2014 adalah
1 kali.

Standar industri untuk Receivable turn over pada


industri yang baik memiliki jumlah minimum
sebesar 15 kali.

30
Ibid. h. 190.
98

Artinya perputaran piutang untuk tahun 2015 adalah


0 kali.

Standar industri untuk Receivable turn over pada


industri yang baik memiliki jumlah minimum
sebesar 15 kali.
Artinya perputaran piutang untuk tahun 2016 adalah
0 kali.

Standar industri untuk Receivable turn over pada


industri yang baik memiliki jumlah minimum
sebesar 15 kali.
Artinya perputaran piutang untuk tahun 2017 adalah
0 kali.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan formula
di atas dapat dilihat kondisi rasio perputaran KUD
Saotengah pada tahun 2014 sampai dengan 2017,
yaitu sebagai berikut :
Pada tahun 2014, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
99

Rp 85.240.500,- dan jumlah piutang selama periode


tahun 2014 sebesar Rp 6.646.880.276,-. Sehingga
bisa diperoleh nilai receivable turn over ratio KUD
Saotengah adalahsebagai berikut 1 kali.
Pada tahun 2015, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp 50.257.500,- dan jumlah piutang selama periode
tahun 2015 sebesar Rp 6.654.454.326,-. Sehingga
bisa diperoleh nilai receivable turn over ratio KUD
Saotengah adalahsebagai berikut 0 kali.
Pada tahun 2016, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp 43.396.000,- dan jumlah piutang selama periode
tahun 2016 sebesar Rp 6.648.286.346,-. Sehingga
bisa diperoleh nilai receivable turn over ratio KUD
Saotengah adalahsebagai berikut 0 kali.
Pada tahun 2017, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp 11.515.700,- dan jumlah piutang selama periode
tahun 2017 sebesar Rp 6.643.917.326,-. Sehingga
bisa diperoleh nilai receivable turn over ratio KUD
Saotengah adalahsebagai berikut 0 kali.
100

Berdasarkan fluktuasi nilai receivable turn


over ratio KUD Saotengah di tahun 2014 sampai
dengan 2017 bisa diperoleh informassi sebagai
berikut :
1) Nilai receiveble turn over ratio KUD Saotengah
tahun 2014 sebesar 1 kali dan tahun 2015
sebesar 0 kali. Kondisi ini disebabkan terjadi
penurunan jumlah penjualan sebesar Rp
34.983.000,- dan kenaikan jumlah piutang
sebesar Rp 7.574.050,-.
2) Nilai receiveble turn over ratio KUD Saotengah
tahun 2016 sebesar 0 kali dan tahun 2017
sebesar 0 kali. Kondisi ini disebabkan terjadi
penurunan jumlah penjualan sebesar Rp
31.880.300,- dan kenaikan jumlah piutang
sebesar Rp 4.369.020,-.
b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Nilai rasio perputaran persediaan pada 4 (empat)


tahun terakhir sebagai berkut :
101

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 20


kali dalam setahun.
Artinya, rasio ini menunjukkan bahwa perputaran
persediaan untuk tahun 2014 yaitu 2,3 kali sediaan
barang dagang diganti dalam satu tahun.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 20


kali dalam setahun.
Artinya, rasio ini menunjukkan bahwa perputaran
persediaan untuk tahun 2015 yaitu 1,4 kali sediaan
barang dagang diganti dalam satu tahun.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 20


kali dalam setahun.
Artinya, rasio ini menunjukkan bahwa perputaran
persediaan untuk tahun 2016 yaitu 1,2 kali sediaan
barang dagang diganti dalam satu tahun.
102

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 20


kali dalam setahun.
Artinya, rasio ini menunjukkan bahwa perputaran
persediaan untuk tahun 2017 yaitu 0,35 kali sediaan
barang dagang diganti dalam satu tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan formula
di atas dapat dilihat kondisi rasio perputaran KUD
Saotengah pada tahun 2014 sampai dengan 2017,
yaitu sebagai berikut :
Pada tahun 2014, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah harga pokok
penjualan sebesar Rp 72.841.464,- dan jumlah
persediaan selama periode tahun 2014 sebesar
Rp ,-. Sehingga bisa diperoleh nilai
inventory turn over ratio KUD Saotengah adalah
sebagai berikut 2,3 kali.
Pada tahun 2015, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah harga pokok
penjualan sebesar Rp 42.883.082,- dan jumlah
persediaan rata-rata selama periode tahun 2015
103

sebesar Rp ,-. Sehingga bisa diperoleh


nilai inventory turn over ratio KUD Saotengah
adalah sebagai berikut 1,4 kali.
Pada tahun 2016, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah harga pokok
penjualan sebesar Rp 37.243.338,- dan jumlah
persediaan rata-rata selama periode tahun 2016
sebesar Rp ,-. Sehingga bisa diperoleh
nilai inventory turn over ratio KUD Saotengah
adalah sebagai berikut 1,2 kali.
Pada tahun 2017, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah harga pokok
penjualan sebesar Rp 10.027.001,- dan jumlah
persediaan rata-rata selama periode tahun 2017
sebesar Rp ,-. Sehingga bisa diperoleh
nilai inventory turn over ratio KUD Saotengah
adalah sebagai berikut 0,35 kali.
Berdasarkan fluktuasi nilai receivable turn
over ratio KUD Saotengah di tahun 2014 sampai
dengan 2017 bisa diperoleh informassi sebagai
berikut :
1) Nilai inventory turn over ratio KUD Saotengah
tahun 2014 sebesar 2,3 kali dan tahun 2015
104

sebesar 1,4 kali. kondisi ini disebabkan terjadi


penurunan jumlah HPP sebesar Rp 29.958.382,-
dan penurunan jumlah persediaan sebesar
Rp826.082,-.
2) Nilai inventory turn over ratio KUD Saotengah
tahun 2016 sebesar 1,2 kali dan tahun 2017
sebesar 0,35 kali. kondisi ini disebabkan terjadi
penurunan jumlah HPP sebesar Rp 27.216.337,-
dan juga terjadi penurunan jumlah persediaan
sebesar Rp 2.103.501,-.
c. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Nilai rasio perputaran piutang pada 4 (empat) tahun


terakhir sebagai berikut :

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 6


kali dalam setahun.
105

Perputaran modal kerja tahun 2014 sebanyak 0,87


kali. Artinya setiap Rp1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp0,87 penjualan.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 6


kali dalam setahun.
Perputaran modal kerja tahun 2015 sebanyak 0,10
kali. Artinya setiap Rp1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp0,10 penjualan.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 6


kali dalam setahun.
Perputaran modal kerja tahun 2016 sebanyak 0,91
kali. Artinya setiap Rp1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp0,91 penjualan.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 6


kali dalam setahun.
106

Perputaran modal kerja tahun 2017 sebanyak 0,22


kali. Artinya setiap Rp1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp0,22 penjualan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan formula
di atas dapat dilihat kondisi rasio working capital
turn over KUD Saotengah pada tahun 2014 sampai
dengan 2017, yaitu sebagai berikut :
Pada tahun 2014, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan bersih
sebesar Rp ,- dan jumlah modal kerja
selama periode tahun 2014 sebesar
Rp ,-. Sehingga, bisa diperoleh nilai
working capital turn over Kud Saotengah adalah
sebesar 0,87 kali..
Pada tahun 2015, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan bersih
sebesar Rp ,- dan jumlah modal kerja
selama periode tahun 2015 sebesar
Rp ,-. Sehingga, bisa diperoleh nilai
working capital turn over Kud Saotengah adalah
sebesar 0,10 kali.
Pada tahun 2016, berdasarkan laporan laba rugi dan
neraca keuangan jumlah penjualan bersih sebesar
107

Rp ,- dan jumlah modal kerja selama


periode tahun 2016 sebesar Rp ,-.
Sehingga, bisa diperoleh nilai working capital turn
over Kud Saotengah adalah sebesar 0,91 kali.
Pada tahun 2017, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan bersih
sebesar Rp ,- dan jumlah modal kerja
selama periode tahun 2017 sebesar
Rp ,-. Sehingga, bisa diperoleh nilai
working capital turn over Kud Saotengah adalah
sebesar 0,22 kali.
Berdasarkan fluktuasi nilai working capital
turn KUD Saotengah di tahun 2014sampai dengan
2017 bisa diperoleh informasi sebagai berikut :
1) Nilai working capital turn KUD Saotengah
tahun 2014 sebesar 0,87 kali dan tahun 2015
sebesar 0,10 kali. Hal ini berarti pada tahun 2015
terjadi penurunan nilai working capital turn
sebesar 0,77 kali dibandingkan tahun 2014.
Kondisi ini disebabkan terjadi penurunan jumlah
penjualan bersih sebesar Rp-1.436107,- dan
penurunan jumlah modal kerja sebesar Rp16
726.268,-.
108

2) Nilai working capital turn KUD Saotengah


tahun 2016 sebesar 0,91 kali dan tahun 2017
sebesar 0,22 kali. Kondisi ini disebabkan terjadi
penurunan jumlah penjualan bersih sebesar
Rp4.663.963,- dan penurunan jumlah modal
kerja sebesar Rp10.721.789,-.
d. Fixed Asset Turn Over

Nilai rasio average days in inventory pada 4 (empat)


tahun terakhir sebagai berikut :

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 5


kali dalam setahun.
Perputaran aktiva tetap pada tahun 2014 sebanyak
0,93 kali. Artinya, setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,93 penjualan.
109

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 5


kali dalam setahun.
Perputaran aktiva tetap pada tahun 2015 sebanyak
0,2 kali. Artinya, setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,2 penjualan.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 5


kali dalam setahun.
Perputaran aktiva tetap pada tahun 2016 sebanyak
0,2 kali. Artinya, setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,2 penjualan.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 5


kali dalam setahun.
Perputaran aktiva tetap pada tahun 2017 sebanyak
0,33 kali. Artinya, setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,33 penjualan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan formula
di atas dapat dilihat kondisi rasio Fixed asset turn
110

over KUD Saotengah pada tahun 2014 sampai


dengan 2017, yaitu sebagai berikut :
Pada tahun 2014, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva tetap selama
periode tahun 2014 sebesar Rp ,-.
Sehingga, bisa diperoleh nilai Fixed asset turn over
Kud Saotengah adalah sebesar 0,93 kali.
Pada tahun 2015, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva tetap selama
periode tahun 2015 sebesar Rp ,-.
Sehingga, bisa diperoleh nilai average days in
inventory Kud Saotengah adalah sebesar 0,2kali.
Pada tahun 2016, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva tetap selama
periode tahun 2016 sebesar Rp ,-.
Sehingga, bisa diperoleh nilai average days in
inventory Kud Saotengah adalah sebesar 0,2 kali.
Pada tahun 2017, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva tetap selama
111

periode tahun 2017 sebesar Rp ,-.


Sehingga, bisa diperoleh nilai average days in
inventory Kud Saotengah adalah sebesar 0,33 kali.
Berdasarkan fluktuasi nilai Fixed asset turn
over KUD Saotengah di tahun 2014 sampai dengan
2017 bisa diperoleh informasi sebagai berikut :
1) Nilai Fixed asset turn over KUD Saotengah
tahun 2014 sebesar 0,93 kali dan tahun 2015
sebesar 0,2 kali. Hal ini berarti pada tahun 2015
terjadi penurunan nilai Fixed asset turn over
sebesar 0,73 kali dibandingkan tahun 2014.
Kondisi ini disebabkan terjadi kenaikan jumlah
penjualan sebesar Rp1.436.107,- dan penurunan
jumlah total aktiva tetapse besar Rp8.052.793,-.
2) Nilai Fixed asset turn over KUD Saotengah
tahun 2016 sebesar 0,2 kali dan tahun 2017
sebesar 0,33 kali. Kondisi ini disebabkan terjadi
penurunan jumlah penjualan sebesar
Rp4.663.963,- dan penurunan jumlah total aktiva
tetap sebesar Rp3.592.000,-.
112

e. Total Asset Turn Over

Nilai rasio perputaran total aset pada 4 (empat)


tahun terakhir sebagai berikut :

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 2


kali dalam setahun.
Perputaran total aktiva tahun 2014 sebanyak 0,52
kali. Artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,52 penjualan.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 2


kali dalam setahun.
Perputaran total aktiva tahun 2015 sebanyak 0,65
kali. Artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,65 penjualan.
113

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 2


kali dalam setahun.
Perputaran total aktiva tahun 2016 sebanyak 0,54
kali. Artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,54 penjualan.

Standar industri untuk rasio ini adalah sebanyak 2


kali dalam setahun.
Perputaran total aktiva tahun 2017 sebanyak 0,13
kali. Artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp0,13 penjualan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan formula
di atas dapat dilihat kondisi rasio total asset turn
over KUD Saotengah pada tahun 2014 sampai
dengan 2017, yaitu sebagai berikut :
Pada tahun 2014, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva selama
114

periode tahun 2014 sebesar Rp ,-.


Sehingga, bisa diperoleh nilai total asset turn over
Kud Saotengah adalah sebesar 0,52 kali.
Pada tahun 2015, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva selama
periode tahun 2015 sebesar Rp ,-.
Sehingga, bisa diperoleh nilai total asset turn over
Kud Saotengah adalah sebesar 0,65 kali.
Pada tahun 2016, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva selama
periode tahun 2016 sebesar Rp ,-.
Sehingga, bisa diperoleh nilai total asset turn over
Kud Saotengah adalah sebesar 0,2 kali.
Pada tahun 2017, berdasarkan laporan laba
rugi dan neraca keuangan jumlah penjualan sebesar
Rp ,- dan jumlah total aktiva selama
periode tahun 2017 sebesar Rp ,-.
Sehingga, bisa diperoleh nilai total asset turn over
Kud Saotengah adalah sebesar 0,33 kali.
115

Berdasarkan fluktuasi nilai total asset turn


over KUD Saotengah di tahun 2014 sampai dengan
2017 bisa diperoleh informasi sebagai berikut
1) Nilai total asset turn over KUD Saotengah tahun
2014 sebesar 0,52 kali dan tahun 2015 sebesar
0,65 kali. Hal ini berarti pada tahun 2015 terjadi
kenaikan nilai total asset turn over sebesar 0,13
kali dibandingkan tahun 2014. Kondisi ini
disebabkan terjadi kenaikan jumlah penjualan
sebesar Rp1.436.107,- dan penurunan jumlah
total aktiva besar Rp24.779.061,-.
2) Nilai total asset turn over KUD Saotengah tahun
2016 sebesar 0,54 kali dan tahun 2017 sebesar
0,13 kali. Kondisi ini disebabkan terjadi
penurunan jumlah penjualan sebesar
Rp4.663.963,- dan penurunan jumlah total aktiva
sebesar Rp14.313.789,-.
Hasil Penelitian
Rasio Aktivitas, yang di hitung dengan cara :
116

Berdasarkan analisis rasio keuangan diatas di


interpretasikan terhadap item-item yang terdapat dalam
laporan keungan kemudian hasilnya dihitung untuk
mengukur kinerja keuangan koperasi.

Tabel 9. Perbandingan Rasio Aktivitas Koperasi Unit


DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.
Keterangan 2014 2015 Hasil interpretasi
Perputaran 1 0 Turun Tidak baik
Piutang
Perputaran 2,3 1,4 Turun Tidak baik
Persediaan
Perputaran 0,87 0,10 Turun Tidak baik
117

Modal Kerja
Fixed Asset 0,93 0,2 Turun Tidak baik
Turn Over
Total Asset 0,52 0,65 Naik Baik
Turn Over

Tabel 10. Perbandingan Rasio Aktivitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.
Keterangan 2015 2016 Hasil interpretasi
Perputaran 0 0 Sama Kurang
Piutang baik
Perputaran 1,4 1,2 Turun Tidak baik
Persediaan
Perputaran 0,10 0,91 Naik Baik
Modal Kerja
Fixed Asset 0,2 0,2 Sama Kurang
Turn Over baik
Total Asset 0,65 0,65 Sama Kurang
Turn Over baik
118

Tabel 11. Perbandingan Rasio Aktivitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.
Keterangan 2016 2017 Hasil interpretasi
Perputaran 0 0 Sama Kurang
Piutang baik
Perputaran 1,2 0,35 Turun Tidak baik
Persediaan
Perputaran 0,91 0,22 Turun Tidak baik
Modal Kerja
Fixed Asset 0,2 0,33 Naik Baik
Turn Over
Total Asset 0,65 0,13 Turun Tidak baik
Turn Over
Gambar 4.
Grafik Rasio Aktivitas

aktivitas

2,5

1,5

0,5

0
Perputaran Perputaran Perputaran Fixed asset Total asset
piutang persediaan modal kerja turn over turn over
Series1 Series2 Series3 Series4
a. b. c. d. e.
119

Pembahasan:

Rasio Aktivitas
Semakin kecil rasio ini, maka akan semakin
buruk. Setiap tahunnya perusahaan ini mengalami
kenaikan dan penurunan, hal ini berarti bahwa koperasi
bekerja secara tidak efisien dan likuid. Secara
keseluruhan, untuk rasio aktivitas pada dasarnya keadaan
koperasi masih dikatakan kurang baik. Hal ini dapat kita
lihat pada kelima rasio aktivitas menunjukkan adanya
peningkatan dan penurunan di setiap tahun.

4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapat
laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang
ada. Profitabilitas mengukur fokus pada laba
perusahaan.
Rasio profitabilitas yang analisis mencakup
perhitungan rasio return on investment. Adapun nilai
hasil perhitungan tiap rasio profitabilitas bisa dilihat
pada perhitungan berikut :31

31
Minanari dkk, “Analisis Profitabilitas Pada Koperasi AXA”,
Lentera Akuntansi, Vol.1. Nomor 1, 2013, h. 146.
120

a. Rasio Aset Turn Over

Nilai rasio Aset Turn Over pada 4 (empat) tahun


terakhir sebagai berikut :

= 0,0075 atau 0,75


Berarti: setiap rupiah modal atau harta mampu
mendapat labah bersih sebesar Rp.0,75

Berarti: setiap rupiah modal atau harta mampu


mendapat labah bersih sebesar Rp.0,44

Berarti: setiap rupiah modal atau harta mampu


mendapat labah bersih sebesar Rp.0,38
121

0,0010 atau 0,10


Berarti: setiap rupiah modal atau harta mampu
mendapat labah bersih sebesar Rp.0,10
Penjelasan:
Dari perhitungan di atas dapat kita lihat perputaran
aktiva diukur dari volume penjualan setiap tahunnya
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dilihat dari
data tahun 2014 setiap rupiah modal atau harta mampu
menghasilkan laba bersih sebesar 0,75 sedangkan
tahun 2015 hanya mampu menghasilkan laba 0,44 ini
disebabkan karena penjualan mengalami penurunan
sebesar 34.983.000 tetapi total aktiva juga mengalami
penurunan sebesar 24.779.061
sedangkan ditahun 2016 mampu menghasilkan laba
bersih sebesar 0,38 dan ditahun 2017 hanya mampu
menghasilkan laba sebesar 0,10 ini disebabkan
penjualan mengalami penurunan sebesar 31.880.300
dan total aktiva juga mengalami penurunan sebesar
14.313.789.
122

b. Rasio Return on Investment

Nilai rasio return on investment pada 4 (empat)


tahun terakhir sebagai berikut :

Berarti: setiap satu rupiah modal atau harta yang di


investasikan menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,25

Berarti: setiap satu rupiah modal atau harta yang di


investasikan menghasilkan laba bersih sebesar Rp.-
0,58

Berarti: setiap satu rupiah modal atau harta yang di


investasikan menghasilkan laba bersih sebesar Rp.-
0,77
123

Berarti: setiap satu rupiah modal atau harta yang di


investasikan menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,73
Penjelasan:
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari setiap
modal yang di investasikan menghasilkan laba bersih
oleh Koperasi Unit Desa Saotengah dari tahun 2014
sebesar 0,25 atau o,25%, sedang tahun 2015 sebesar -
0,58 atau -0,58%. Hal ini dikarenakan mengalami
penurunan laba bersih sebesar Rp19.717.372.
Sedangkan pada tahun 2016 sebesar -0,77 atau -0,77%
sedangkan tahun 2017 sebesar 0,73 atau 0,73%
dikarenakan mengalami kenaikan laba bersih sebesar
Rp-35.153.872. sedangkan dilihat dari sisi modal dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Penurunan
laba bersih ini di sebabkan oleh faktor penjualan
mengalami penurunan selain itu juga disebabkan
faktor beban administrasi.
124

c. Contribution Margin

Nilai rasio contribution margin pada 4 (empat)


tahun terakhir sebagai berikut :

Berarti: setiap rupiah penjualan menghasilkan laba


bruto Rp.0,70.

Berarti: setiap rupiah penjualan menghasilkan laba


bruto Rp.-0,27.

Berarti: setiap rupiah penjualan menghasilkan laba


bruto Rp.-0,41.
125

Berarti: setiap rupiah penjualan menghasilkan laba


bruto Rp.1,48

Penjelasan :
Dari perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa tingkat
contribusi margin Koperasi Unit Desa Saotengah pada
tahun 2014 sebesar 0,70, Pada tahun 2015 sebesar -
0,27, pada tahun 2016 sebesar -0,41, dan pada
tahun2017 sebesar 1,48. Walaupun penjualan disetiap
tahunnya mengalami penurunan tetapi laba kotor yang
dihasilkan tidak menurun drastis. Hal ini disebabkan
harga pokok barang ada sebagian yang menigkat tetapi
harga jual meningkat juga.

Hasil Penelitian
Rasio Aktivitas, yang di hitung dengan cara :
126

Berdasarkan analisis rasio keuangan diatas di


interpretasikan terhadap item-item yang terdapat dalam
laporan keungan kemudian hasilnya dihitung untuk
mengukur kinerja keuangan koperasi.
Tabel 12. Perbandingan Rasio Profitabilitas Koperasi
Unit DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.
Keterangan 2014 2015 Hasil interpretasi
Rasio Asset Turn 0,75 0,44 Turun Tidak baik
Over
Rasio Return on 0,25 - Turun Tidak baik
Investment 0,58
Contribution 0,70 - Turun Tidak baik
Margin 0,27
127

Tabel 13. Perbandingan Rasio Profitabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.
Keterangan 2015 2016 Hasil interpretasi
Rasio Asset Turn 0,44 0,38 Turun Tidak baik
Over
Rasio Return on -0,58 - Turun Tidak baik
Investment 0,77
Contribution -0,27 - Turun Tidak baik
Margin 0,41

Tabel 14. Perbandingan Rasio Profitabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.
Keterangan 2016 2017 Hasil interpretasi
Rasio Asset Turn 0,38 0,10 Turun Tidak baik
Over
Rasio Return on -0,77 0,73 Naik Baik
Investment
Contribution -0,41 1,48 Naik Baik
Margin
128

Gambar 5.
Grafik Rasio Profitabilitas

profitabilitas
2

1,5

0,5

0
1 2 3 4
-0,5

-1
Rasio asset turn over Rasio return on investment Contribution mergin

Pembahasan:

Rasio Profitabilitas
Semakin besar rasio ini akan semakin baik bagi
kinerja koperasi. secara keseluruhan untuk rasio
profitabilitas ini koperasi berada dalam keadaan yang
tidak baik. Hal ini dapat kita lihat pada kenaikan dan
penurunan yang ada dalam data rasio profitabilitas. Rasio
ini menunjukkan bahwa koperasi untuk menghasilkan
laba setiap tahun kadang meningkat dan menurun.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
KUD Saotengah Kabupaten Sinjai dari tahun 2014 sampai
dengan 2017 yang tercermin dari rasio likuiditas, aktifitas,
solvabilitas dan profitabilitas menunjukkan kinerja
keuangan kurang baik. Hasil penelitian dari keempat rasio
keuangan disimpulkan sebagai berikut:
1. Bila ditinjau darisegi likuiditas, KUD Saotengah
memiliki kondisi keuangan yang cukup baik sebab
memiliki rasio likuiditas yang baik untuk membayar
kewajiban yang segerah jatuh tempo dengan
menggunakan aset yang dimiliki.
2. Bila ditinjau dari segi solvabilitas, KUD Saotengah
memiliki kondisi keuangan yang buruk sebab tidak
berhasil mengurangi pembiayaan aset oleh hutang dan
sepenuhnya menggunakan modal sendiri dalam
kegiatan operasional.

129
130

3. Bila ditinjau dari segi aktifitas, selama periode


akuntansi tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017 bisa
dikatakan memiliki kondisi keuangan yang kurang
baik. Hal ini di tunjukan dari kemampuan KUD
Saotengah mengelola piutang dengan rasio perputaran
piutang sehingga tidak terlalu menguntungkan bagi
KUD Saotengah.
4. Bila ditinjau dari segi profitabilitas, KUD Saotengah
KUD Saotengah tidak mampu mempertahangkan
tingkat keuntungah koperasi. Kondisi keuangan
koperasi dinilai tidak cukup baik sebab tidak konsisten
menghasilkan laba.
B. Saran
Dari hasil analisa dan kesimpulan, maka saran-saran
yang dapat di anjurkan untuk KUD Saotengah adalah
sebagai berikut :
1. Diharapkan untuk melakukan perhitungan dengan
menambah tahun yang akan diteliti sehingga hasil
yang diperoleh dapat menggambarkan pertumbuhan
kinerja koperasi yang lebih menyeluruh dan objek
serta dalam perhitungan tidak hanya melihat hanya
pada satu laporan keuangan saja tetapi juga dilihat dari
131

laporan keuangan dari informasi segmen usaha lain


yang dimiliki perusahaan.
2. Koperasi harus mampu meningkatkan pendapatan
usaha dan diikuti dengan efisiensi dan pengendalian
biaya-biaya agar sisa hasil usaha dapat terus di
tingkatkan, sehingga mendatangkan keuntungan baik
bagi koperasi maupun anggotanya.
3. Koperasi sebaiknya melakukan analisis terhadap rasio-
rasio keuangan secara periodik agar dapat mengetahui
sejauh mana kinerja keuangan koperasi, sehingga
manajemen dapat mengambil dan memutuskan
kebijakan-kebijakan apa yang harus dilakukan di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah , “Analisis Kinerja Keuangan pada KUD Langgeng


Desa Marsawa Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan
Singingi ”, Pekanbaru: Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim
Riau Pekanbaru, 2010.

Andriani Rista Fransiska, Analisis Kinerja Keuangan Koperasi


(Studi Kasus di Koperasi Pegawai Republik Indonesia
“Adil Sejahtera” Kecamatan Kaliwungu, Ungaran,
Jawa Tengah), Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2009.

Ansor, “Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan


StandarAkuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) PadaKoperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI)Dharma Karya
Palembang”, Palembang: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Palembang, 2019.

Deliarnov,”Ilmu Pengetahuan Sos ial Ekonomi”, Cet. 11;


Jakarta: Erlangga, 2006.

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cet. 11;Depok: PT


Rajagrafindo Persada, 2008.

KUD Saotengah, “Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus


Tahun 2014-2017”, Jatie Desa Samaturue Kecamatan
Tellulimpoe, Badan Hukum No. 4281/BH/IV/ 28 Mei
1983.
132
133

Idris Risdawinni, Analisis Kinerja Laporan Keungan Pada


Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) Provinsi Riau,
Riau: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,
2010.

Mayasari Eka Nurul, “Analisis Pengukuran Kinerja Koperasi


Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia Di Kabupaten Blora”, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, 2009

Minanari dkk, “Analisis Profitabilitas Pada Koperasi AXA”, Lentera


Akuntansi, Vol.1. Nomor 1, 2013.

Mulyadi, “Akuntansi Biaya”, Cet. XV; Yogyakarta: Unit


Penerbit dan Percetakan, 2018.

Ni’mah Ulin, “Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT


Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang”, Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang, 2011.

Purnamasari Putri, “ Analisis Kinerja Keuangan Pada KUD


Sawit Raya di Kabupaten Sambas”, Fakultas dan
Bisnis , Universitas Muhammadiyah Pontianak, 2017.

Praya Abi Gigih Lintang, Analisis Konerja Keuangan Koperasi


Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Bmt Dana
Insani Wonosari Tahun 2013-2015, Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta,
2017.
134

Rosita Lailia, Upaya Koperasi Unit Desa Rambang Sari Jaya


Dalam Pengembangan Masyarakat Tani Melalui
Simpan Pinjam Di Desa Karya Mulia Kec. Rambang
Kapak Tengah Kota Prabumulih Sum-Sel, Sumatra
Selatan: Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &


D”, Cet. XXVIII; Bandung: Alfabet, 2018.

Suhendi Hendi, Fiqh Muamalah, Cet. IX; Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada, 2014.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan


Praktiknya, Cet. XV; Jakarta: Bumi Akasara, 2016.

Sumitro Bambang, “Pengelola WASERDA Koperasi di Desa


Purworwjo Madiun Siap Bersaing Dengan
Minimarket”, http://penarakyatnews.id/2018/05/, akses
20 Juni 2020.

Sunaryo, “Pembiayaan Hukum Lembaga”, Cet. IV; Jakarta:


Sinar Grafika, 2014.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
(Lembar Wawancara)
LEMBAR WAWANCARA

1. Sejak tahun berapa Koperasi Unit Desa Saotengah di


dirikan?
2. Berapa banyak karyawan di Koperasi Unit Desa Saotengah?
3. Bagaimana sistem kerja di Koperasi Unit Desa Saotengah?
4. Bagaimana sistem upah di Koperasi Unit Desa Saotengah?
5. Bagaimana pajak Koperasi Unit Desa Saotengah dalam
setahun?
6. Berapa keuntungan yang bapak ibu peroleh dalama setahun?
7. Berapa upah gaji karyawan dalam sebulan?
8. Apakah Koperasi Unit Desa Saotengah bekerja sama dengan
pemerintah?
9. Apakah karyawan Koperasi Unit Desa Saotengah diberi
fasilitas?
Lampiran 2
Hasil Instrumen Penelitian
Rasio Likuiditas
Tabel 3. Perbandingan Rasio Likuiditas Koperasi
Unit DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.

Keterangan 2014 2015 Hasil interpretasi


Rasio Lancar 1,2 1,2 Sama Kurang
baik
Rasio Cepat 1,2 1,2 Sama Kurang
baik
Rasio Kas 0,13 0,6 Turun Tidak baik
Rasio 0,13 0,76 Naik Baik
perputaran kas
Inventory to 0,13 0,13 Sama Kurang
NWC baik
Tabel 4. Perbandingan Rasio Likuiditas Koperasi Unit
DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.
keteranga 201 201 Hasil Interpretas
n 5 6 i
Rasio 1,2 1,2 Sama Kurang
Lancar baik
Rasio 1,2 1,2 Sama Kurang
Cepat baik
Rasio Kas 0,6 0,39 Naik Baik
Rasio 0,76 0,66 Turu Tidak baik
perputara n
n kas
Inventory 0,13 0,13 Sama Kurang
to NWC baik
Tabel 5. Perbandingan Rasio Likuiditas Koperasi
Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.
keterangan 2016 2017 Hasil Interpretasi
Rasio Lancar 1,2 1,2 Sama Kurang
baik
Rasio Cepat 1,2 1,2 Sama Kurang
baik
Rasio Kas 0,39 0,30 Turun Tidak baik
Rasio 0,66 0,18 Turun Tidak baik
perputaran kas
Inventory to 0,13 0,12 Sama Kurang
NWC baik
Gambar 2.
Grafik Rasio Likuiditas

likuiditas
1,5
1
0,5
0
Rasio lancar Rasio cepat Rasio kas Rasio Inventory to
perputaran net working
kas capital
a. b. c. d. e.

Series1 Series2 Series3 Series4


Lampiran 3
Hasil Instrumen Penelitian
Rasio Solvabilitas
Tabel 6. Perbandingan Rasio Solvabilitas Koperasi
Unit DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.

keterangan 2014 2015 Hasil Interpretasi


Debt to asset 0,99 1 naik Baik
ratio
Debt to equity 1,2 1,2 Sama Kurang
ratio baik
Long term 0,69 0,69 Sama Kurang
debt to equity baik
ratio
Tabel 7. Perbandingan Rasio Solvabilitas Koperasi
Unit DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.

keterangan 2015 2016 Hasil Interpretasi


Debt to asset 1 1 Sama Kurang
ratio baik
Debt to equity 1,2 1,2 Sama Kurang
ratio baik
Long term debt 0,69 0,68 turun Tidak baik
to equity ratio

Tabel 8. Perbandingan Rasio Solvabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.

keterangan 2016 2017 Hasil Interpretasi


Debt to asset 1 1 Sama Kurang
ratio baik
Debt to equity 1,2 1,2 Sama Kurang
ratio baik
Long term 0,68 0,68 Sama Kurang
debt to equity baik
ratio
Gambar 3.
Grafik Rasio Solvabilitas

solvabilitas
1,5

0,5

0
1 2 3 4

a. Debt to asset ratio b. Debt to equity ratio


c. Long term debt to equity ratio
Lampiran 4
Hasil Instrumen Penelitian
Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas, yang di hitung dengan cara :

Tabel 9. Perbandingan Rasio Aktivitas Koperasi Unit


DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.
Keterangan 2014 2015 Hasil interpretasi
Perputaran 1 0 Turun Tidak baik
Piutang
Perputaran 2,3 1,4 Turun Tidak baik
Persediaan
Perputaran 0,87 0,10 Turun Tidak baik
Modal Kerja
Fixed Asset 0,93 0,2 Turun Tidak baik
Turn Over
Total Asset 0,52 0,65 Naik Baik
Turn Over

Tabel 10. Perbandingan Rasio Aktivitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.
Keterangan 2015 2016 Hasil interpretasi
Perputaran 0 0 Sama Kurang
Piutang baik
Perputaran 1,4 1,2 Turun Tidak baik
Persediaan
Perputaran 0,10 0,91 Naik Baik
Modal Kerja
Fixed Asset 0,2 0,2 Sama Kurang
Turn Over baik
Total Asset 0,65 0,65 Sama Kurang
Turn Over baik
Tabel 11. Perbandingan Rasio Aktivitas Koperasi
Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.
Keterangan 2016 2017 Hasil interpretasi
Perputaran 0 0 Sama Kurang
Piutang baik
Perputaran 1,2 0,35 Turun Tidak baik
Persediaan
Perputaran 0,91 0,22 Turun Tidak baik
Modal Kerja
Fixed Asset 0,2 0,33 Naik Baik
Turn Over
Total Asset 0,65 0,13 Turun Tidak baik
Turn Over
Gambar 4.
Grafik Rasio Aktivitas

aktivitas

2,5
2
1,5
1
0,5
0
Perputaran Perputaran Perputaran Fixed asset Total asset
piutang persediaan modal kerja turn over turn over
Series1 Series2 Series3 Series4
a. b. c. d. e.
Lampiran 5
Hasil Instrumen Penelitian
Rasio Profitabilitas
Rasio Aktivitas, yang di hitung dengan cara :

Tabel 12. Perbandingan Rasio Profitabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2014 dan 2015.
Keterangan 2014 2015 Hasil interpr
etasi
Rasio Asset 0,75 0,44 Turun Tidak
Turn Over baik
Rasio Return 0,25 - Turun Tidak
0,58
on Investment baik
Contribution 0,7 - Turun Tidak
Margin 0 0,2 baik
7

Tabel 13. Perbandingan Rasio Profitabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2015 dan 2016.
Keterangan 2015 2016 Hasil interpretasi
Rasio Asset Turn 0,44 0,38 Turun Tidak baik
Over
Rasio Return on -0,58 - Turun Tidak baik
Investment 0,77
Contribution -0,27 - Turun Tidak baik
Margin 0,41

Tabel 14. Perbandingan Rasio Profitabilitas Koperasi


Unit DesaSaotengah Tahun 2016 dan 2017.
Keterangan 2016 2017 Hasil interpretasi
Rasio Asset Turn 0,38 0,10 Turun Tidak baik
Over
Rasio Return on -0,77 0,73 Naik Baik
Investment
Contribution -0,41 1,48 Naik Baik
Margin
Gambar 5.
Grafik Rasio Profitabilitas

2
profitabilitas

0
1 2 3 4

Rasio asset turn over Rasio return on investment


-2
Contribution mergin
Lampiran 6
Schedule Penelitian
SCHEDULE PENELITIAN

NO WAKTU KETERANGAN
1 25 April 2020 Persiapan Penelitian
2 10 Juni 2020 Melakukan Wawancara
3 15 Juni 2020 Pengumpulan Data
4 1 Juli 2020 Pengambilan Dokumentasi
Lampiran 7
Biodata Penulis
BIODATA PENULIS

Penulis lahir di Sinjai pada tanggal 09 Agustus 1998


sebagai anak ke dua dari pasangan Bapak Muhammad Jufri dan
Ibu Salma, serta memiliki satu orang kakak laki-laki.
Berikut adalah biodata tentang penulis :

Nama : ETIQ YUNIARTI


Alamat : Kel. Mannanti Kec.
Tellulimpoe
Tempat/Tanggal Lahir : Sinjai 09 Agustus 1998
Agama : Islam
No. HP : 082353163188
Email :

etiqyuniarti01@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

 SDN 96 Mannanti Lulus pada tahun 2010

 SMPN 5 Sinjai Selatan Lulus pada tahun 2013

 SMAN 1 Tellulimpoe Lulus pada tahun 2016


Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 9
Biodata Penulis
BIODATA PENULIS

Penulis lahir di Sinjai pada tanggal 09 Agustus 1998 sebagai


anak ke dua dari pasangan Bapak Muhammad Jufri dan Ibu
Salma, serta memiliki satu orang kakak laki-laki.
Berikut adalah biodata tentang penulis :
Nama : ETIQ YUNIARTI
Alamat : Kel. Mannanti Kec.
Tellulimpoe
Tempat/Tanggal Lahir : Sinjai 09 Agustus 1998
Agama : Islam
No. HP : 082353163188
Email :

etiqyuniarti01@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

 SDN 96 Mannanti Lulus pada tahun 2010


 SMPN 5 Sinjai Selatan Lulus pada tahun 2013
 SMAN 1 Tellulimpoe Lulus pada tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai