Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS

TERHADAP STRUKTUR MODAL


(STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI
BURSA EFEK INDONESIA)

SKRIPSI

OLEH :

ISMI RESTIYANTI SYAHBUDDIN


NIM. 166601236

PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI
2020
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS
TERHADAP STRUKTUR MODAL
(STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI
BURSA EFEK INDONESIA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonemi Enam Enam Kendari
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

OLEH

ISMI RESTIYANTI SYAHBUDDIN


NIM. 166601236

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENEM ENAM KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi Oleh : Ismi Restiyanti Syahbuddin telah diperiksa dan setujui untuk diuji

Kendari, November 2020

Pembimbing I

Dr. H. Andi Basru Wawo, S.E.,M.Si.,Ak.,CA

Kendari, November 2020

Pembimbing II

Safaruddin, S.E.,M.SA.,Ak.,CA
ABSTRAK

Ismi Restiyanti Syahbuddin (166601236) “ Pengaruh Struktur Aktiva Dan Profitabilitas


Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing Di
Bursa Efek Indonesia). Dibimbing oleh: Bapak Andi Basru Wawo selaku
pembingbing I dan Safaruddin Selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1) Pengaruh struktur


aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan perbankan yang listing di
Bursa Efek Indonesia, Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan
perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia, 3) Pengaruh profitabilitas terhadap struktur
modal pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Obyek penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas dan struktur modal pada
perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang berjumlah sebanyak 43 perusahaan. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling, dengan harapan peneliti mendapatkan informasi dari kelompok
sasaran spesifik, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan dengan 4 tahun
pengamatan sehingga jumlah data yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 40 data
penelitian. Analisis data yang digunakan adalah dekriptif kuantitatif dan regresi data panel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Struktur aktiva dan profitabilitas


berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan perbankan yang
listing di Bursa Efek Indonesia, 2) Struktur aktiva berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia,
3) Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Struktur Modal.


ABSTRACT

Ismi Restiyanti Syahbuddin (166601236) "The Influence of Asset Structure and


Profitability on Capital Structure (Study of Banking Companies Listing on the
Indonesia Stock Exchange). Supervised by: Mr. Andi Basru Wawo as supervisor I
and Safaruddin as mentor II.

This research aims to determine and analyze: 1) The effect of asset structure and
profitability on capital structure in banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, The effect of asset structure on capital structure in banking companies listed on
the Indonesia Stock Exchange, 3) Effect of profitability on structure capital in banking
companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

The object of this study is the structure of assets, profitability and capital structure
of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2019. The population
in this study were 43 banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The
research sample was selected using purposive sampling method, with the hope that the
researcher would get information from a specific target group, so that the total sample size
was 10 companies with 4 years of observation so that the amount of data used in this study
was 40 research data. The data analysis used was descriptive quantitative and panel data
regression.

The results showed that: 1) Asset structure and profitability have a significant
positive effect on the capital structure of banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, 2) Asset structure has a negative and insignificant effect on the capital structure
of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange, 3 ) Profitability has a
negative and significant effect on the capital structure of banking companies listed on the
Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Asset Structure, Profitability and Capital Structure.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, atas perkenaan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, yang disusun untuk memenuhi salah satu

syarat untuk menempuh ujian akhir pada Program Sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Enam-Enam Kendari.

Ucapan terimakasih kepada kedua Orang Tua yang telah membesarkan dan merawat

penulis, sehingga dapat menjadi manusia seperti ini. Adapun penyusunan Skripsi ini

tentunya tidak terlepas dari motivasi, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis

menyadari pula bahwa Skripsi ini terwujud berkat arahan dan bimbingan dari

Dr. H. Andi Basru Wawo, S.E.,M.Si.,Ak.,CA dan Safaruddin, S.E.,M.SA.,Ak.,CA yang

telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukan beliau untuk memberikan masukan

sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Disamping itu penulis tak lupa pula menyampaikan

terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ibu Irma Nurjannah, ST.,MT, selaku Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Enam-Enam

Bumi Kendari.

2. Bapak Sudarmanto, SE, M.Si, selaku Ketua Dewan Penyantun Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Enam-Enam Kendari.

3. Bapak Dr. Bakhtiar Abbas, SE.,M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Enam-Enam Kendari.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Azis Muthalib, SE., M.Si selaku Wakil Ketua Bidang

Akademik dan Kerjasama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari.

5. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar SE., M.Si Selaku Wakil Ketua Bidang SDM dan

Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari.


6. Bapak Dr. Nofal Supriaddin SE.,M.M selaku Ketua Program Studi Manajamen Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari.

7. Bapak Ismail Wekke P.hD Selaku Kepala Pusat Penjamin Mutu Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Enam-Enam Kendari.

8. Ibu Sherly Valentina SE Selaku Kepala Bagian Adminstrasi Umum dan Keuangan

(BAUK) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari.

9. Muh. Nuzul Qadri., S.Si., MM Selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan

(BAK) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari.

10. Laode Hamida SE., MM Selaku Kepala Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Enam-Enam Kendari.

11. Bapak Dr. H. Mahmudin AS., SE., M.Si selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat dan Kerjasama (P3MK) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam

Kendari.

12. Para Dosen serta Civitas Akademika lainnya yang telah memberikan pengetahuan dan

pelayanan kepada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari.

Terima kasih atas kebaikan dari semua pihak yang berperan dalam penyelesaikan

Tesis ini. Semoga apa yang tertuang dalam Skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat,

pembaca, dan yang lainnya. Aminn.

Kendari, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.............................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..................................................................................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL …...................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 7
2.2 Konsep Manajemen Keuangan ........................................................ 9
2.3. Konsep Struktur Aktiva.................................................................... 10
2.4. Konsep Rasio Profitabilitas.............................................................. 18
2.5 Konsep Struktur Modal.................................................................... 22
2.6. Pengaruh Antar Variabel Penelitian................................................. 28
2.7. Kerangak Pikir Penelitian................................................................. 30
2.8. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Obyek dan Penelitian........................................................................ 32
3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................ 32
3.3 Jenis dan Sumber Data..................................................................... 34
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 35
3.5 Teknik Analisis Data....................................................................... 36
3.6 Definisi Operasional Variabel.......................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI..... 44
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................ 51
4.3 Hasil Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis.............................. 54
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 74
4.2 Saran................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Struktur Modal Perusahaan Perbankan yang listing di BEI..................................... 3


3.1. Populasi Penelitian.................................................................................................. 32
3.2 Kriteria dan penetapan sampel penelitian................................................................ 34
3.3. Sampel Penelitian.................................................................................................... 34
4.1 Struktur Aktiva Perusahaan Perbankan yang listing di BEI..................................... 51
4.2 Rasio Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang listing di BEI............................... 52
Tabel 4.3 Struktur Modal Perusahaan Perbankan yang listing di BEI........................... 53
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas....................................................................................... 55
4.5 Hasil uji White Heteroscedacity............................................................................... 56
4.6 Hasil uji LM. (Metode Bruesch Godfrey)................................................................ 57
4.7 Uji Ramsey Reset Test.............................................................................................. 59
4.8 Hasil Olah Data Menggunakan Common Effect....................................................... 60
4.9 Hasil Olah Data Menggunakan Fixed Effect........................................................... 61
4.10 Hasil Olah Data Menggunakan Random Effect...................................................... 62
4.11 Uji Chow Test......................................................................................................... 63
4.12 Uji Hausman Test................................................................................................... 64
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian.................................................................................... 31


4.1. Hasil Uji Normalitas............................................................................................ 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil Penelitian
Lampiran 2 Tabel Kerja Regresi Data Panel
Lampiran 3 Hasil Uji Regresi Data Panel
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan pasti menginginkan agar usahanya dapat terus dan sukses.

Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan berupaya untuk mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaannya. Perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi

dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi pada

pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan

kemakmuran pemiliknya, untuk itu perusahaan memiliki rencana strategis dan taktis yang

disusun dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Vitriasari dan Indarti,

2010). Perusahaan membutuhkan modal, modal merupakan salah satu faktor yang

dibutuhkan dalam kelangsungan dan menjamin operasi perusahaan selain sumber daya,

material maupun faktor pendukung lainnya. Suatu keputusan yang diambil manajer dalam

suatu pembelanjaan harus dipertimbangkan secara teliti, sifat dan biaya dari sumber dana

yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana tersebut memiliki konsekuensi

finansial yang berbeda. Karena modal dibutuhkan pada setiap perusahaan apalagi jika

perusahaan tersebut akan melakukan ekspansi, maka perusahaan harus menentukan berapa

besarnya modal yang dibutuhkan untuk memenuhi atau membiayai usahanya.

Struktur modal dapat diartikan sebagai perimbangan antara penggunaan modal

pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek, utang jangka panjang, serta modal sendiri.

Struktur modal menggambarkan proporsi hubungan antara utang dan ekuitas, salah satu

keputusan penting yang berhubungan dengan maksimisasi return dan berdampak krusial

terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berbeda antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain (Budiarso, 2014). Besarnya struktur modal pada perusahaan

tergantung dari banyaknya sumber dana yang diperoleh dari internal perusahaan maupun

pihak eksternal perusahaan.

Struktur aktiva didefinisikan sebagai komposisi aktiva perusahaan yang

menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan

untuk mendapatkan pinjaman. Struktur aktiva dapat mempengaruhi struktur modal karena

perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang besar, akan cenderung mendapatkan pinjaman

dimana aktiva tersebut dapat digunakan sebagai jaminan untuk meningkatkan aktivitas

operasinya. Profitabilitas menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Dengan laba yang tinggi, maka akan membuat banyak investor

menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Selain itu, dengan laba yang tinggi maka

perusahaan memiliki dana internal yang memadai sebagai sumber pendanaan perusahan.

Menurut Riyanto dalam Restiyowati (2014) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi struktur modal diantaranya adalah : stabilitas penjualan, struktur aktiva,

leverage operasi, tingkat pertumbuhan (growth), profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat

manajemen, sikap kreditur dan konsultan, ukuran perusahaan (firm size), risiko, kondisi

pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Faktor-faktor tersebut

akan menjadi dasar pertimbangan keputusan manajer. Penelitian ini dilakukan karena

struktur modal merupakan salah satu faktor tingkat kepercayaan bagi para investor sebelum

membeli saham. Dengan struktur modal yang optimal, maka semakin banyak investor

menanamkan investasinya.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Apakah struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Apakah struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kontribusi dalam

pengembangan teori manajemen keuangan yang berhubungan dengan struktur aktiva,

profitabilitas terhadap struktur modal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

informasi untuk bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi

di pasar modal.

b. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan disiplin ilmu yang

diperoleh dibangku perkuliahan, serta menambah pengetahuan tentang pengaruh

struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur

modal. Struktur aktiva diamati pada indikator aktiva tetap terhadap total aktiva,

profitabilitas diamati pada indikator laba bersih setelah pajak dan total aktiva dan struktur

modal diamati total hutang terhadap modal sendiri. Periode pengamatan dalam penelitian

ini adalah tahun 2016-2019.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

b.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh:

Ghia Ghaida Kanita (2014) Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur
Modal Perusahaan Makanan dan Minuman

1.1. Konsep Manajemen Keuangan

Pengertian manajemen keuangan atau pembelanjaan mengalami perkembangan dari

waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan ekonomi. Pada mulanya, manajemen

keuangan diartikan semata-mata untuk mendapatkan dana. Kemudian berkembang menjadi

bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan pada

hakekatnya membahas masalah keseimbangan finansial dalam perusahaan. Oleh karena itu,

manajer keuangan bertugas untuk mengadakan keseimbangan antara aktiva yang

dibutuhkan dan mencari sumber dana untuk membelanjai aktivitas perusahaan agar

diperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai

manajemen keuangan, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli.

Riyanto (2010:3) mengemukakan, bahwa manajemen keuangan yaitu meliputi semua

aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan

oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

Riyanto (2010:3) lebih lanjut menjelaskan, bahwa manajemen keuangan meliputi

keseluruhan dari pada usaha untuk mempersiapkan dana, mengatur penarikan dan
menggunakannya, termasuk perencanaan beserta pelaksanaannya. Nitisemito (2013:13)

mengemukakan, bahwa manajemen keuangan adalah merupakan semua kegiatan

perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dan menggunakan modal dengan cara

efektif dan efisien.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen

keuangan meliputi aktivitas perusahaan dalam mempersiapkan dana, mengatur

penarikannya maupun menggunakan dana secara efektif dan efisien.

1.2. Konsep Struktur Aktiva

Struktur aktiva perusahaan memainkan peranan penting dalam menentukan

pembiayaan perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang yang

tinggi, dikarenakan permintaan akan produk mereka tinggi. Hal tersebut akan

mengakibatkan penggunaan utang jangka panjang. Perusahaan yang sebagian aktivanya

berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada kestabilan

tingkat profitabilitas, tidak terlalu tergantung pada pembiayaan jangka pendek.

Bambang Riyanto (2008:22) menyatakan bahwa struktur aktiva atau struktur

kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam

artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Yang dimaksud dengan artian

absolut adalah perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan yang dimaksud dengan

artian relatif adalah perbandingan dalam bentuk persentase. Sedangkan Lukman

Syamsudin (2007:9) menyatakan bahwa : “Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar

alokasi dana untuk masing -masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun

aktiva tetap. J.Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2005:175) yang dialihbahasakan oleh
Alfonsus Sirait mengemukakan bahwa struktur aktiva adalah perimbangan atau

perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan

perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva, dan dapat diartikan secara absolut

maupun relatif. Artian absolut adalah perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan

yang dimaksud dengan artian relatif adalah perbandingan dalam bentuk persentase.

Menurut Bambang Riyanto (2008:19) struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan

aktiva tetap, Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses

produksi, dan proses perputarannya dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang

dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang secara

berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi.

Subramanyam dan Wild (2014:271) mengartikan aktiva sebagai aset, aset

merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan

menghasilkan laba. Menurut Priatna R. B Abdulah dan Suryana (2010:36), aktiva

merupakan: “Seluruh sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk

menjalankan aktivitas usahanya.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva atau aset adalah segala

sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasinya.

Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis aktiva yaitu

aktiva lancar dan aktiva tetap. Kedua unsur aktiva ini akan membentuk struktur aktiva.

Struktur aktiva suatu perusahaan akan tampak dalam sisi sebelah kiri neraca.

Struktur aktiva juga disebut struktur aset atau struktur kekayaan. Lukman Syamsudin

(2007:9) menjelaskan bahwa alokasi untuk masing-masing komponen aktiva mempunyai


pengertian berapa jumlah rupiah’ yang harus dialokasikan untuk masing-masing

komponen aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sesudah menentukan

alokasi untuk kedua macam aktiva tersebut maka biasanya seorang manajer harus

menentukan alokasi optimal untuk masing-masing komponen aktiva lancar. disamping itu

seorang manajer keuangan juga harus menentukan alokasi untuk setiap komponen aktiva

tetap serta umur dari masing-masing komponen tersebut, kapan harus diadakan perbaikan,

penggantian dan sebagainya.

Menurut Kasmir (2013:134) pengertian aktiva lancar adalah harta

perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).

Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat- surat berharga, piutang, persediaan,

biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan,

dan aktiva lancar lainnya. Aktiva lancar menurut Donald E, Kieso (2008:220) yang

diterjemahkan oleh Emil Salim kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dikonversi

menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi,

tergantung mana yang paling lama. Aktiva lancar menurut Munawir (2004:14) adalah

uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan

menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu

tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan normal).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah kas

perusahaan yang dapat dicairkan menjadi uang tunai, dijual dan dikonsumsi dalam satu

siklus operasi (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan normal.

Aktiva lancar adalah bagian dari struktur aktiva. Aktiva lancar umumnya memiliki

umur ataupun tingkat perputaran yang relatif singkat yang biasanya kurang dari satu
tahun.

Menurut Djarwanto (2004:25), membagi aktiva lancar sebagai berikut:

1. Kas, yaitu berupa uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan.

2. Investasi jangka pendek (temporary investment), yaitu berupa obligasi pemerintah,

obligasi perusahaan-perusahaan industri dan surat-surat hutang, dan saham perusahaan

lain yang dibeli untuk dijual kembali, dikenal dengan investasi jangka pendek.

3. Wesel tagih (notes receivable), yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain yang

dinyatakan dalam suatu promes.

4. Piutang dagang (account receivable), meliputi keseluruhan tagihan atas langganan

perseroan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.

5. Penghasilan yang masih akan diterima (accrual receivable), yaitu penghasilan yang

sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa-jasanya

kepada pihak lain tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan

tagihan.

6. Persediaan barang (inventories), yaitu barang dagangan yang dibeli untuk dijual

kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca.

7. Biaya yang dibayar dimuka, yaitu pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain,

tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain itu belum

dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan.

Menurut Zaki Baridwan (2004:21), rekening-rekening yang termasuk dalam

aktiva lancar atau current assets adalah sebagai berikut:

1. Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat
disamakan dengan kas, misalnya cek, money order, pos wesel dll.

2. Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.

3. Piutang dagang dan piutang wesel.

4. Piutang pegawai.

5. Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran.

6. Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan-

bahan pembantu, dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam

pemeliharaan alat-alat/mesin-mesin.

7. Biaya-biaya yang dibayar dimuka seperti asuransi, bunga sewa, pajak- pajak, bahan

pembantu dll.

Menurut PSAK 1 karakteristik aktiva lancar adalah sebagai berikut:

1. Entitas usaha mengharapkan untuk menggunakan atau mengeluarkan (menjual)

aktiva dalam kurun siklus normal kurang dari satu tahun buku. Contoh piutang usaha

yang jatuh tempo pembayarannya kurang dari satu tahun buku. atau contoh yang lain

lagi adalah meja kursi, adalah aset lancar bagi perusahaan mebel, karena merupakan

persediaan yang akan dijual tetapi jika dimiliki bukan perusahaan mebel misal

perusahaan manufaktur meja kursi akan dicatat sebagai aset tetap (peralatan) karena

perusahaan tersebut tidak memiliki tujuan untuk menjual meja kursi, hanya digunakan

sebagai peraltan untuk mendukung operasi perusahaan.

2. Entitas usaha mempunyai aktiva yang ditujukan untuk diperdagangkan.

3. Entitas usaha akan merealisasikan aktiva dalam rentang waktu periode satu tahun buku
(12 bulan) setelah laporan. misalnya piutang karyawan dimana perusahaan akan

menerima pembayarannya dalam tempo satu tahun buku setelah periode pelaporan.

4. Kas (cash) atau setara kas kecuali yang dibatasi sehingga tidak bisa digunakan

membayar kewajiban paling tidak satu tahun buku. setara kas ialah investasi oleh

entitas yang bersifat jangka pendek dan likuid, untuk dijadikan uang kas sangat

mudah dan cepat dengan nominal yang bisa ditentukan dan resiko perubahan

nilainya sangat tidak signifikan.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2012,16:1) menyatakan bahwa Aktiva tetap

adalah aset berwujud yang dimiliki untuk disediakan dalam produksi atau penyediaan

barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan yang

administratif dan diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode.

Menurut Lukman Syamsudin (2007: 409) mejelaskan bahwa aktiva tetap

mempunyai masa hidup lebih dari satu tahun, sehingga penanaman modal dalam

aktiva tetap adalah investasi jangka panjang. Bagi perusahaan industri aktiva tetap

menyerap sebagian besar dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Namun hal ini

tidak berlaku mutlak untuk semua jenis perusahaan. Jumlah aktiva tetap yang ada

dalam perusahaan juga dipengaruhi oleh sifat atau jenis dari proses produksi yang

dilaksanakan. Sama halnya dengan investasi dalam aktiva lancar, investasi dalam aktiva

tetap juga pada akhirnya mengharapkan tingkat pengembalian yang optimal atas dana

yang sudah diinvestasikan. Bagi perusahaan industri, aktiva tetap merupakan power

untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang optimal. Proporsi aktiva tetap yang lebih

besar atas aktiva lancarnya akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian. Aktiva
tetap sering disebut sebagai the earning assets (aktiva yang sesungguhnya

menghasilkan pendapatan bagi perusahaan) oleh karena aktiva-aktiva tetap inilah

yang memberikan dasar bagi earning power perusahaan.

Lukas Atmaja (2008:274) menyebutkan bahwa perusahaan manufaktur cenderung

memiliki aktiva tetap yang tinggi daripada perusahaan jasa karena dalam struktur

aktivanya banyak yang berupa mesin-mesin, tanah dan bangunan. Berbeda dengan

perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti perbankan, akan cenderung memiliki

aktiva lancar yang lebih tinggi daripada aktiva tetap karena produknya berupa kas, surat-

surat berharga dan deposito yang mengharuskan adanya pencairan dana yang cepat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan aktiva

tetap dalam suatu perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki kekuatan yang lebih

besar atau aktiva tetap sebagai earnings power. Jika perusahaan memiliki aktiva tetap

maka bila perusahaan membutuhkan dana atau modal untuk ekspansi perusahaan atau

untuk keperluan operasional perusahaan, perusahaan dapat meminjam kepada pihak luar

dengan menjaminkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Struktur Aktiva atau Fixed Asset Ratio (FAR) dan dikenal juga dengan tangible

asset merupakan rasio antara aktiva tetap perusahaan dengan total aktiva. Total aktiva

tetap diketahui dengan menjumlahkan rekening- rekening aktiva tetap berwujud

perusahaan seperti tanah, gedung, mesin dan peralatan, kendaraan dan aktiva berwujud

lainnya kemudian dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap.

Dalam penelitian ini total aktiva diketahui dengan menjumlahkan aktiva lancar

antara lain kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang usaha, persediaan, dan
biaya dibayar dimuka. Sedangkan, rekening yang termasuk dalam aktiva tidak lancar

adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang

ditangguhkan, dan aktiva lain- lain

Adapun formulasi dari struktur aktiva menurut Brigham, 2010:175) adalah sebagai

berikut:

Fixed Asset
Total Asset

Dengan hasil perbandingan antara aktiva tetap total aset (aktiva) akan

menghasilkan asset tangsibility, artinya semakin banyak jaminan yang dikeluarkan maka

perusahaan akan semakin mudah untuk mendapatkan hutang maksudnya investor akan

lebih mempercayai jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka aktiva tetap yang

tersedia dapat digunakan untuk melunasi hutang yang dimiliki perusahaan.

1.3. Konsep Rasio Profitabilitas

Pada umumnya setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba atau

keuntungan. Para manajemen perusahaan dituntut harus mampu mencapai target yang telah

direncanakan. Menurut Agus Sartono (2012:122) definisi rasio profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat

berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini.

Menurut Brigham (2010:89), profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian

kebijakan dan keputusan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan

haruslah berada dalam keadaan menguntungkan (Profitable). Tanpa adanya keuntungan

akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditor, pemilik
perusahaan dan terutama pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan

keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan

perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor

atas investasi yang dilakukan.

Menurut Kasmir (2015:115) definisi rasio profitabilitas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang

dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Initinya bahwa penggunaan rasio ini

menunjukkan efisiensi perusahaan.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor

untuk nanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas

yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi

perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas

pengelolaan badan usaha tersebut. Dalam kegiatan operasional perusahaan, profit

merupakan elemen penting dalam menjamin kelangsungan perusahaan. Dengan adanya

kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka

tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Pengguna semua sumber daya tersebut

memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari

pendapatan oleh penjualan yang dikurangkan dengan beban pokok penjualan dan beban-

beban lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa

profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk menghasilkan kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang

tingkat efektivitas manajemen (laba) dalam melaksanakan kegiatan operasinya.

Tujuan penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar

perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

tertentu

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal sendiri

5. Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman

maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan.

7. Dan tujuan lainnya.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode;

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal

pinjaman maupun modal sendiri

Menurut Kasmir (2015:115) secara umum terdapat empat jenis utama yang digunakan

dalam menilai tingkat profitabilitas, di antaranya:


1. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi

dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan.Rasio ini menggambarkan laba

kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Formulasi yang digunakan adalah

Penjualan Bersih-HPP
x 100 %
Tingkat Penjualan
2. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Semakin besar angka yang

dihasilkan menunjukkan kinerja yang semakin baik.Formulasi yang digunakan adalah

Laba Bersih Setelah Pajak


x 100 %
Volume Penjualan
3. Return On Asset
Return on Asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

menghasilkan laba secara keseluruhan. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengoperasian aktiva yang dimiliki

perusahaan. Perusahaan berupaya agar ROA dapat selalu ditinggikan karena semakin

tinggi ROA menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya

semakin efektif perusahaan menghasilkan laba bersih setelah pajak. Formulasi yang

digunakan adalah

Laba Bersih Setelah Pajak


x 100 %
Total Aktiva

4. Return On Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan

total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income)

yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun

pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan

(Syafri, 2013:305). Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah

perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat

keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang

saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang

sering disebut rentabilitas usaha. Formulasi yang digunakan adalah

Laba Bersih Setelah Pajak


x 100 %
Total Ekuitas

Berdasarkan uraian tersebut, maka rasio profitabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah return on asset (ROA).

1.4. Konsep Struktur Modal

Struktur modal perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi

perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan pembelanjaan dari

manajer keuangan yang senantiasa dihadapkan pada pertimbangan baik yang bersifat

kualitatif maupun kuantitatif (Utami Laksita, 2013)

Fahmi (2015:184) menyatakan bahwa struktur modal adalah gambaran dari bentuk

proporsi financial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari

utangjangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders’equity) yang

menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan”.Menurut Abdul Halim (2015:81) struktur


modal merupakan perbandingan antara total hutang (modal asing) dengan total modal

sendiri/ekuitas)”.

Menurut Agus Sartono (2012:225) struktur modal adalah perimbangan jumlah utang

jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham

biasa”. Menurut H. Kent Baker (2011:15), menyatakan sebagai berikut:

"Capital structure refers to the proportion of assets financed with straight debt and

common equity. "

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah

bagian dari struktur keuangan yang merupakan perbandingan antara utang jangka pendek

yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang

digunakan oleh perusahaan.

Perusahaan akan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

struktur modal, seperti menurut Agus Sartono (2012:248) yaitu sebagai

berikut:

1. Tingkat penjualan; perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki

aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada

perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. Sebagai contoh perusahaan yang

bergerak di bidang agribisnis, di mana harga produknya sangat berfluktuasi, maka

aliran kasnya tidak stabil. Oleh sebab itu sebaiknya tidak dibiayai dengan utang dalam

jumlah yang besar.

2. Struktur aset; perusahaan yang memeiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat

menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya

perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai

jaminan atau kolateral utang perusahaan. Memang penggunaan utang dalam jumlah

besar akan mengakibatkan financial risk meningkat, sementara aset tetap dalam jumlah

besar tentu akan memperbesar business risk dan pada akhirnya berarti total risk juga

meningkat.

3. Tingkat pertumbuhan perusahaan; semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka

semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan

untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk

menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba

sebagai dividen tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi. Potensi

pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan.

Semakin besar R & D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh.

4. Profitabilitas; profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam

menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih

senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini sesuai dengan

pecking order theory yang menyatakan bahwa manajer lebih senang menggunakan

pebiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang, dan terakhir penjualan saham

baru. Meskipun secara teorisme sumber modal yang biayanya paling murah adalah

utang, kemudian, saham preferen dan yang paling mahal adalah saham biasa serta laba

ditahan. Pertimbangan lain adalah bahwa direct cost untuk pembiayaan eksternal lebih

tinggi dibanding dengan pembiayaan internal. Selanjutnya penjualan saham baru justru

merupakan signal negativ karena pasar mengintrespestasikan perusahaan dalam

keadaan kesulitan likuiditas. Penjualan saham baru tidak jarang mengakibatkan


terjadinya delusi dan pemegang saham akan mempertanyakan kemana laba yang

diperoleh selama ini? Hal ini juga tidak terlepas adanya informasi yang tidak simetris

atau asymmetric information antara manajemen dengan pasar. Manajemen jelas

memiliki informasi yang lebih tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan pasar.

Dengan demikian jika tidak ada alasan yang kuat seperti untuk deversifikasi misalnya,

maka penjualan saham baru justru akan mengakibatkan harga saham turun.

5. Variabel laba dan perlindungan pajak; variabel ini sangat eratkaitannya dengan

stabilitas penjulan. Jika variabilitas atau volatilitas laba perusahaan kecil maka

perusahaan mempunyai kemampuan yanglebih besar untuk menanggung beban tetap

dari utang. Ada kecenderungan bahwa penggunaan utang akan memberikan manfaat

berupa perlindungan pajak.

6. Skala perusahaan; perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah

memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena

kemudahan akses tersebut berarti perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih besar

pula. Bukti empiric menyatakan bahwa skala perusahaan berhubungan positif dengan

rasio antara utang dengan nilai buku ekuitas dan debt to book value of equity ratio.

7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro; perusahaan perlu menanti saat yang

tepat untuk menjual saham dan obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk

menjual obligasi atau saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang rendah dan

pasar sedang bullish. Tidak jarang perusahaan harus memberikan signal-signal dalam

rangka memperkecil informasi yang tidak simetris agar pasar dapat menghargai

perusahaan secara wajar. Sebagai contoh perusahaan membayar dividen sebagai upaya

untuk meyakinkan pasar tentang prospek perusahaan, dan kemudian menjual obligasi.
Strategi itu diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa prospek perusahaan baik.

Alternatif lain adalah perusahaan segera mengumumkan setiap keberhasilan dalam hal

research and development dan secara konsisten serta kontinyu memberikan informasi

yang relevan kepasar”.

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:37) rasio struktur modal terdiri dari:

1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total AssetsRatio/DAR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai

dengan utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman

yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut:

Total Hutang
x 100 %
Rasio DER Total Aktiva

Total hutang akan menambah asset perusahaan sekian persen.

2. Rasio Total Utang Terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki

perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini juga dapat berati sebagai kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal

sendiri.

Total Hutang
x 100 %
Rasio DER = Total Ekuitas

Total hutang akan menghasilkan modal bagi perusahaan sekian persen.

3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio/LDER)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman angka

panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik

perusahaan.Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara

utang jangka panjang dengan modal sendiri atau seberapa besar utang jangka panjang

dijamin oleh modal sendiri.

Total Hutang Jangka Panjang


x 100 %
Rasio LDER = Total Ekuitas

Total hutang jangka panjang akan menghasilkan modal bagisekian persen.

Adapun bentuk rasio yang dipergunakan dalam struktur modal (capital structure)

menurut Fahmi (2015:182) yaitu:

Utang Jangka Panjang


x 100 %
1.LDER = Modal Sendiri

Utang Lancar-Utang Jangka Panjang


x 100 %
2.DER = Modal Sendiri

Struktur modal adalah perbandingan antara total utang perusahaan dengan total

modal sendiri. Menurut Bambang Riyanto (2010: 333) struktur modal dinyatakan dengan

DER (Debt to Equity Ratio). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat penggunaan utang terhadap total ekuitas perusahaan. Apabila DER menunjukkan

hasil lebih dari satu berarti menunjukkan bahwa total utang perusahaan lebih besar

dibandingkan dengan total modal sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kreditur dan risiko perusahaan terhadap

kebangkrutan akan semakin meningkat apabila investasi yang dijalankan tidak

menghasilkan pengembalian yang optimal. Pengembalian yang optimal akan terjadi apabila
tingkat keuntungan (laba) dari penggunaan utang tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

risiko dari penggunaan utang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka rasio struktur modal yang digunakan dalam

penelitian ini adalah debt equity ratio (DER).

1.5. Pengaruh Antar Variabel Penelitian

1.5.1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2011:188) perusahaan yang asetnya memadai

untuk digunakan sebagai jaminan cenderung akan cukup banyak menggunakan utang.

Struktur aktiva atau yang biasa disebut tangibility of Asset adalah penentuan seberapa

besarnya jumlah alokasi untuk masing-masing komponen aktiva akan mencerminkan

kemampuan atau besarnya jaminan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan atas jaminan

yang dilakukan. Semakin besar struktur aktiva yang dimiliki perusahaan, maka semakin

besar juga peluang perusahaan menggunakan hutang. Hal ini disebabkan karena aktiva

tetap yang dimiliki perusahaan dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh hutang.

Menurut Pecking order theory perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva

tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal sendiri. Sedangkan peusahaan

yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan

dananya dengan hutang. Menurut Adrianto dan Wibowo (2007), aktiva berwujud yang

semakin besarakan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang

lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan

meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan utang.


Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Utama (2014), Indrajaya et al.

(2011), Margaretha dan Ramadhan (2010), dan Putri (2012), mengungkapkan bahwa

struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal

1.5.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Menurut Fahmi (2013: 135) definisi profitabilitas adalah mengukur efektivitas

manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan

yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Sementara itu

rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang menghubungkan perbandingan laba dengan

penjualan serta investasi serta rasio yang menunjukkan hasil akhir dari kebijaksanaan dan

keputusan-keputusan (Profit Margin On Sales, Return On Assets, Return On Wealth dsb).

Profitabilitas pada perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba

yang diperoleh dari hasil operasionalnya. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan

ROA, dimana ROA Merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan perusahaan

memperoleh keuntungan dari dana yang diinvestasikan terhadap aset perusahaan.

Perusahaan pada umumnya cenderung memilih pembiayaan operasionalnya dengan sumber

dana internal sebelum menggunakan sumber dana eksternal. Hal ini dikarenakan sumber

dana internal dianggap lebih murah dan memiliki tingkat risiko yang rendah dibandingkan

dengan menggunakan sumber dana eksternal.

Menurut pecking order theory, perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar

memiliki sumber pendanaan internal yang lebih besar dan memiliki kebutuhan untuk

melakukan pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil (Adrianto &

Wibowo, 2007). Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih

besar daripada penggunaan hutang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2011), Indrajaya et al. (2011), Kartika

(2009), dan Sari (2014) mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap struktur modal.

1.6. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris, maka kerangka piker yang mendasari

penelitian ini adalah nilai perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah

profitabilitas, yang diproksi pada return on asset.Semakin baik pertumbuhan profitabilitas

berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik

pula nilai perusahaan dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan, 2011:317). Harga saham

yang meningkat mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi investor. Suharli (2006)

dalam Martalina (2011) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan meningkat apabila

nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang

tinggi kepada pemegang saham. Tingkat pengembalian investasi kepada pemegang saham

tergantung pada laba yang dihasilkan perusahaan. Oktaviani (2008) juga menyatakan

bahwa dengan tingginya tingkat laba yang dihasilkan, berarti prospek perusahaan untuk

menjalankan operasinya di masa depan juga tinggi sehingga nilai perusahaan yang

tercermin dari harga saham perusahaan akan meningkat pula.

Selain profitabilitas, faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah

struktur modal, yang diproksi pada debt equity ratio. Menurut Rompas (2013), Rasio DER

menggambarkan total hutang dan total ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Semakin tinggi DER, semakin besar presentase modal asing yang digunakan dalam
operasional perusahaan, atau semaikn besar DER menandakan struktur permodalan usaha

lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang pada pihak eksternal perusahaan. Hamidy

(2015) menyatakan bahwa hutang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan

peningkatan nilai perusahaan ini lebih besar apabila hutang dapat meningkatkan

profitabilitas dari perusahaan. Lebih jelasnya kerangka pikir tersebut ditampilkan melalui

skema berikut:

Skema 2.1 Keangka Pikir Penelitian

Perusahaan Perbankan Yang


Listing di BEI

Struktur Aktiva

Struktur Modal

Profitabilitas

Analisis:
Deskriptif
Regresi Data Panel

Pembahasan

Kesimpulan dan
Saran

1.7. Hipotesis Penelitian

1. Struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur

modal pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.


2. Struktur aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal pada

perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada

perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas dan struktur modal pada

perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek atau orang yang menjadi perhatian peneliti

untuk diteliti kemudian dari padanya diambil sampel (Lukas, 2009). Populasi merupakan

keseluruhan objek dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah sebanyak 43

perusahaan. Lebih jelasnya ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian


No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk
2. AGRS Bank Agris Tbk.
3. AMAR Bank Amar Tbk.
4. ARTO Bank Artos Indonesia Tbk
5. BABP Bank MNC Internasional Tbk
6. BACA Bank Capital Indonesia Tbk
7. BBCA Bank Central Asia Tbk.
8. BBHI Bank Harda Internasional Tbk
9. BBKP Bank Bukopin Tbk
10. BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
11. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
12. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
13. BBRI Bank
36 Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Lanjutan Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
14. Perus
BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
15. BBYB Bank Yudha Bhakti Tbk
16. BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk
17. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
18. BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk
19. BGTB Bank Ganesha Tbk
20. BINA Bank Ina Perdana Tbk
21. BJBR Bank Jabar Banten Tbk
22. BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
23. BKSW Bank QNB Indonesia Tbk
24. BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
25. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
26. BNBA Bank Bumi Arta Tbk
27. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
28. BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
29. BNLI Bank Permata Tbk
30. BSIM Bank Sinar Mas Tbk
31. BSWD Bank of India Indonesia Tbk
32. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
33. BVIC Bang Victoria Internasional Tbk
34. DNR Bank Dinar Indonesia Tbk
35. INPC Bank Artha Graha International Tbk
36. MAYA Bank Mayapada International Tbk
37. MCOR Bank China Consttruction Bank Ind Tbk
38. MEGA Bank Mega Tbk
39. NISP Bank OCBC NISP Tbk
40. NOBU Bank Nationalnobu Tbk
41. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
42. PNBS Bank Panin Syariah Tbk
43. SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
Sumber: www.idx.co.id

3.2.2. Sampel

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan

harapan peneliti mendapatkan informasi dari kelompok sasaran spesifik (Sekaran, 2011).

Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria dan penetapan sampel penelitian.
No. Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan perbankan terdaftar di BEI 43
Perusahaan perbankan terdaftar di BEI 42
selama periode pengamatan, yaitu periode
tahun 2016-2019.
2 Perusahaan tidak memiliki laba negatif 34
selama periode pengamatan 2016-2019.
3 Perusahaan yang memiliki return on asset >
1,25% selama periode pengamatan 2016- 10
2019, dengan asumsi bahwa manajemen
perusahaan dalam meningkatkan
keuntungan perusahaan sudah baik
Jumlah Sampel 10

Berdasarkan kriteria sampel di atas jumlah sampel yang didapatkan dari hasil

pengamatan pada penelitian ini berjumlah 9 perusahaan. Jumlah periode pengamatan yang

digunakan pada penelitian ini selama 4 tahun. Sehingga jumlah data yang digunakan pada

penelitian ini sebanyak 36 data penelitian. Berikut adalah perusahaan yang dijadikan

sampel penelitian:

Tabel 3.3. Sampel Penelitian


No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. BBCA Bank Central Asia Tbk
2. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
3. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
4. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
5. BJBR Bank Jabar Banten Tbk
6. BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
8. MEGA Bank Mega Tbk
9. NISP Bank OCBC NISP Tbk
10. SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
Sumber: www.idx.co.id

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, Sedangkan sumber

data yaitu data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Data tersebut berupa laporan

keuangan yang dapat diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), website

BEI www.idx.co.id serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung

penelitian ini.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,

yaitu berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang berasal dari dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), website BEI

www.idx.co.id serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian

ini.

3.5. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan digunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif dan

regresi data panel.

3.5.1. Statistik Deskriptif Kuantitatif

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan sekaligus menghitung

ROA, CR dan DPR serta pertumbuhan laba sebagai berikut:

1. Return on asset

Return on asset dihitung dengan menggunakan persamaan:

Laba Bersih Setelah Pajak


x 100 %
Total Aktiva

2. Debt to equity ratio

Debt to equity ratio dihitung dengan menggunakan persamaan:


Total Hutang
Modal Sendiri

3. Dividen Payout ratio

Dividen Payout ratio dihitung dengan menggunakan persamaan:

DevidenPerShare
x 100 %
EarningPerShare
4. Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan Laba dihitung dengan menggunakan persamaan:

Laba Bersih Tahun ini-Laba Bersih Tahun Berjalan


x 100 %
Laba Bersih Tahun Berjalan
3.5.2. Statistik Inferensial (Regresi Data Panel).

Regresi data panel merupakan teknik regresi yang menggabungkan data time series

dengan cross section. Penyelesaiannya menggunakan program Eviews. Bentuk persamaan

umum regresi data panel adalah sebagai berikut :

Yit = α + β1X1 it + β2X2 it + β3X3 it + ε it

dimana :

Y = Variabel dependen (Harga Saham)


α = Konstanta
β1 β2 = Koefisien Regresi
X1 X2 = Variabel independen (ROA, DER dan DPR)
it = i (perusahaan), t (waktu)
€ = Nilai residu
(sumber: Agus Widarjono, 2007)
Berdasarkan persamaan tersebut selanjutnya diokondisikan dengan penelitian ini

sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:


Yit = α + β1X1 it + β2X2 it + ε it

dimana :

Y = Struktur modal
α = Konstanta
β1 β2 = Koefisien Regresi
X1 = Struktur Aktiva
X2 = Profitabilitas
t = i (perusahaan), t (waktu)
€ = Nilai residu

Menurut Agus Widarjono (2007) metode regresi data panel mempunyai beberapa

keuntungan jika dibandingkan dengan data time seriess atau cross section, yaitu :

1. Data panel merupakan gabungan dua data time series dan cross section sehingga

mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of

freedom yang lebih besar.

2. Menggabungkan informasi dari data time series dan cross section sehingga dapat

mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (ommited-

variabel).

Sedangkan menurut Baltagi (2005) penggunaan data panel dalam regresi memiliki

beberapa keuntungan, diataranya :

1. Dengan menggunakan data time series dan cross section, panel menyediakan data yang

lebih banyak dan informasi yang lebih lengkap serta bervariasi. Dengan demikian akan

dihasilkan degree of freedom (derajat bebas) yang lebih besar dan mempu

meningkatkan presisi dari estimasi yang dilakukan.


2. Data panel mampu mengakomodasi tingkat heterogenitas perusahaan-perusahaan yang

tidak diobservasi namun dapat mempengaruhi hasil dari permodelan (individual

heterogeneity). Hal ini tidak dapat dilakukan oleh studi time series maupun cross

section sehingga dapat menyebabkan hasil yang diperoleh melalui kedua studi ini akan

menjadi bias.

3. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari kedinamisan data, artinya dapat

digunakan untuk memperoleh informasi bagaimana kondisi perusahaan-perusahaan

pada waktu tertentu dibandingkan pada kondisinya pada waktu yang lainnya.

4. Data panel dapat mengidentifikasikan dan mengukur efek yang tidak dapat ditangkap

oleh data time series murni dan data cross section murni.

5. Data panel memungkinkan untuk membangun dan menguji model yang bersifal lebih

rumit dibandingkan data time series murni dan data cross section murni.

6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi perusahaan karena

unit observasi terlalu banyak.

1. Model Analisis Regresi Data Panel

Agus Widarjono (2007) menjelaskan bahwa regresi data panel memiliki tiga macam

estimasi model yang dapat digunakan dalam analisis regresinya yaitu:

a. Common effects model (pool least square)

Model common effects merupakan pendekatan data panel yang paling sederhana.

Model ini tidak memperhatikan dimensi perusahaan maupun waktu sehingga

diasumsikan bahwa perilaku antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.

Model ini hanya mengkombinasikan data time series dan cross section dalam bentuk
pooling data, mengestimasinya menggunakan pendekatan kuadrat terkecil/pooled least

square).

b. Fixed effects model

Model fixed effects model mengasumsikan bahwa terdapat efek yang berbeda

antara perusahaan. Perbedaan itu dapat diakomodasi melalui perbedaan pada

intersepnya.

Menurut Agus Widarjono (2007) teknik model fixed effects adalah teknik

mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk mengungkap

adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed effects ini didasarkan adanya perbedaan

intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu.

c. Random effects model

Model random effect ini menggunakan variabel gangguan (error terms). Model ini

mengestimasi data panel, dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar

waktu dan antar perusahaan (Agus Widarjono, 2007).

2. Pemilihan Model

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa terdapat tiga pendekatan dalam

memodelkan data panel. Dalam melakukan pemilihan model secara valid, maka dapat

dilakukan pemilihan dengan uji formal statistik. Serangkaian pengujian statistik yang dapat

dilakukan terdiri dari beberapa langkah yaitu :

a. Chow Test

Uji chow adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang

digunakan adalah common effect atau fixed effect. Pengujian ini mengikuti distribusi F
probabilitas, dimana jika F sig lebih kecil dari alpha maka menggunakan fixed effect.

Apabila nilai F sig lebih besar alpha yang digunakan berarti kita menggunakan model

common effect yang digunakan.

b. Hausman test

Uji hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau

random effect yang paling tepat digunakan. Statistik uji hausman ini mengikuti

distribusi statistic Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah

jumlah variabel independen. Jika nilai statistik hausman lebih besar dari nilai kritisnya

maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model random effect sedangkan

sebaliknya bila nilai statistik hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang

tepat adalah model fixed effect.

c. Lagrange Multiplier

Uji LM dilakukan apabila pada chow test dan hausman test memiliki hasil yang tidak

konsisten. Menurut Widarjono (2007: 260), untuk mengetahui apakah model Random

Effect lebih baik dari model Common Effect digunakan Lagrange Multiplier (LM). Uji

Signifikansi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. H0 adalah apabila Prob.

BP > 0,05 maka model yang digunakan Common Effect Model. Sedangkan H1 adalah

apabila Prob. BP < 0,05 maka model yang digunakan Random Effect Model

Pengujian didasarkan pada nilai residual dari metode Common Effect. nilai Prob.

Breusch-Pagan (BP) Pada kolom ketiga yaitu "Both".

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk membuktikan kebenaran populasi melalui

penelitian dari data sampel.


1. Uji Statistik F (Uji Simultan)

Uji F statistik menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesa

yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut :

H0 : secara bersama-sama, variabel penjelas tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

H1 : secara bersama-sama, variabel penjelas berpengaruh signifikan positif terhadap

variabel terikat.

Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F statistik dengan F tabel.

Jika F statistik > F tabel dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama, variabel

penjelas tersebut mempengaruhi variabel terikat berarti H0 ditolak. Jika dilihat dengan

tingkat signifikan (α), maka : jika probabilitas F < α berari H0 ditolak dan jika

probabilitas F > α, berarti H0 diterima.

2. Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji t statistik dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel penjelas

secara individual terhadap variabel terikat. Dalam uji t statistik ini digunakan hipotesis

sebagai berikut :

H0 : β = 0 (variabel penjelas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat).

H1 : β ≠ 0 (variabel penjelas berpengaruh terhadap variabel terikat).

Jika t statistik > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa

denan tingkat signifikasi (α) secara individual variabel penjelas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi karena

dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi terestimasi. Nilai koefisien

determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat (Y) dapat

diterangkan oleh variabel bebas (X).

4. Uji Ekonometri

Uji ekonometri dilakukan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang digunakan

memenuhi asumsi klasik atau belum. Uji ini meliputi uji normalitas, linearitas,

homoskedastisitas, non autokorelasi dan multikolinearitas. Tetapi Gujarati (2008)

menyebutkan bahwa dalam penelitian dengan menggunakan data panel, maka uji

asumsi klasik tidak selalu perlu untuk dilakukan, karena dalam data panel berlaku

asumsi :

a. Parameter regresi tidak berubah dari waktu ke waktu.

b. Varians error dari fungsi regresi homoskedastisitas.

c. Error dari fungsi regresi dari waktu ke waktu tidak saling berhubungan.

3.6. Definisi Operasional Variabel

1. Struktur aktiva adalah

2. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

dalam menghasilkan laba dalam kaitannya dengan penjualan, aset, dan saham sendiri.

Rasio yang digunakan untuk menghitung profitabilitas yang dipilih pada penelitian ini

yaitu Return On Assets (ROA).

3. Struktur modal adalah gambaran kondisi modal yang dimiliki oleh perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI yang bersumber dari hutang yang ditutupi oleh modal
sendiri yang dimiliki oleh perusahaan Rasio yang digunakan untuk menghitung

profitabilitas yang dipilih pada penelitian ini yaitu Debt Equty Ratio (DER).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Profil Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar
di BEI

1. ASII

PT Astra International Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1957 dengan namaPT

Astra International Incorporated. Padatahun 1990, Perseroan mengubah namanya menjadi

PT Astra International Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor

pusat di JI. Gaya Motor RayaNo. 8, Sunter II, Jakarta.Ruang lingkup kegiatan Perseroan

seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian,

pertambangan, pengangkutan, pertanian,pembangunan, jasa dan konsultan. Ruang lingkup

kegiatan utama entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi meliputi manufaktur,

perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan

penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa

keuangan, infrastruktur, teknologi informasi danproperti.

Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari

1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan

No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa

kali perubahan. Perubahan terakhir dibuat melalui akta Notaris Aryanti Artisari, S.H.,

M.Kn., No. 21 tanggal 7 Desember 2015. Pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar ini

diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan dicatat

dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, berdasarkan Surat Keputusan


43
No.AHUAH.01.03-0989934 tanggal 21 Desember 2015, serta diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 569/L tanggal 21 Desember 2015.

2. AUTO

PT Astra Otoparts Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan Akta Notaris No. 50 tanggal 20

September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di Jakarta, dengannama PT

Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. C21326.HT.01.01.TH.92 tanggal11Februari1992

serta diumumkan dalam Berita NegaraNo.39 tanggal 15 Mei1992 Tambahan No.2208.

Perseroan selanjutnya mengubah namaperusahaan menjadi PT Astra Otoparts Tbk dan

mengubah Anggaran Dasar Perseroan, berdasarkan Akta Notaris No. 26 tanggal 7

November 1997 dari Benny Kristianto, S.H.Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.

C212595.HT.01.04.TH.1997 Tanggal 4 Desember 1997 sertadi umumkan dalam Berita

Negara No.86 tanggal 26 Oktober 1999 Tambahan No. 7173.

Perseroan dikendalikan oleh PT AstraInternational Tbk, induk perusahaan yang

berkedudukan di Indonesia. Pemegang saham terbesar PT Astra International Tbk adalah

Jardine Cycle & Carriage, perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle &

Carriage adalah anak perusahaan dari Jardine Matheson Holdings Limited, perusahaan

yang didirikan di Bermuda.

3. BOLT

PT Garuda Metalindo Tbk (“Entitas Induk”) didirikan di Republik Indonesia

berdasarkan Akta Notaris dari Lenny Budiman, S.H., Notaris di Jakarta, No. 28 tanggal 15

Maret 1982. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. C2 -1488HT.01.01-TH.82 tanggal 29 September 1982 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1335, Tambahan No. 99 tanggal

9 Desember 1988.

Anggaran Dasar Entitas Induk telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan

terakhir diaktakan dengan Akta Notaris Ardi Kristiar, S.H.,MBA., No. 35 tanggal 19 Maret

2015, antara lain mengenai perubahan status Entitas Induk, perubahan maksud dan tujuan

Entitas Induk, perubahan Anggaran Dasar Entitas Induk danperubahan nilai nominal saham

Entitas Induk

PT Garuda Multi Investama, yang didirikan dan berdomisili di Indonesia, sedangkan

Entitas Indukutama Entitas Induk adalah PT Graha Investama, yang juga didirikan dan

berdomisili di Indonesia

4. BRAM

PT Indo Kordsa Tbk (“Perseroan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman

Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 dan No. 12 tahun 1970 dengan akta notaris No. 83

tanggal 8 Juli 1981 dari Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta

notaris No. 288 tanggal 27 November 1981 dan No. 261 tanggal 28 Januari 1982 dari

notaris yang sama. Akta akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam surat keputusan No. YA5/88/3. tanggal 2 Maret 1982 serta diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 22 Juni 1982, Tambahan No. 771.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta

notaris No. 2 tanggal 6 Juni 2017dari Utiek R. Abdurachman, S.H. MLI, MKn., notaris di

Jakarta, sehubungan dengan perubahan atas dewan komisaris Perseroan. Perubahan ini
telah diketahui olehMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam

surat keputusan No. AHU-AH.01.030143413 tanggal 7Juni 2017.

Perseroan telah memulai kegiatan operasi komersialnya sejak 6 November 1987.

Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat dan pabrik berlokasi di JI.

Pahlawan, Desa Karang AsemTimur, Citeureup, Bogor, 16810.

5. INDS

PT. Indospring Tbk (Perusahaan) berkedudukan di Gresik, didirikan berdasarkan akat

notaris No. 10 tanggal 5 Mei 1978 dari notaris Stefanus Sindunatha, S.H dengan status

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh

menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. YA.5/324/1 tanggal

14 Desember 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71

tanggal 2 September 1980, Tambahan No. 674.

Perusahaan berlokasi di jalan Mayjend Sungkono No. 10, Segoromadu, Gresik Jawa

Timur. Perusahaan mulai operasi komersial pada bulan Januari 1979. Entititas induk

Perusahaan adalah PT. Indoprima Gemilang dengan kepemilikan sebesar 88,11%,

sedangkan entititas induk dengan kepemilikan langsung dan tidak langsung sebesar

88,11%.

6. SMSM

PT Selamat Sempurna Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia pada tanggal 19

Januari 1976 berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 207. Akta Pendirian

tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.Y.A.5/96/5

tanggal 22 Maret 1976. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali

perubahan, terakhir dengan akta Notaris Kamelina, S.H., No. 9 tanggal 10 Mei 2019
sehubungan dengan Perubahan Anggaran Dasar dan Susunan Pengurus Perusahaan.

Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan anggaran dasar dengan

surat keputusan No. AHU-0025494.AH.01.02 Tahun 2019 tanggal 13 Mei 2019.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta Utara, dengan kantor pusat di Wisma ADR, Jalan

Pluit Raya I No. 1, Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan Tangerang.

Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980. PT Adrindo Inti

perkasa adalah entitas induk dan juga entitas induk terakhir dari Perusahaan.

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel peneltiian dimaksud dalam penelitian ini adalah profitabilitas, struktur

modal dan nilai perusahaan. Lebih jelasnya diuraikan sebagai beirkut:

4.2.1. Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan manufaktur Sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI dalam menghasilkan laba dalam kaitannya

dengan penjualan, aset, dan saham sendiri. Rasio yang digunakan untuk menghitung

profitabilitas yang dipilih pada penelitian ini yaitu return on assets (ROA). Adapun return

on assets pada perusahaan manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar

di BEI ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Return On Assets Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar
di BEI.
Return On Assets(%)
No. Kode Saham
2016 2017 2018 2019
1 ASII 6.99 7.84 7.94 7.56
2 AUTO 3.31 3.71 4.28 5.10
3 BOLT 8.99 7.81 5.77 4.07
4 BRAM 6.51 7.33 5.73 4.83
5 INDS 2.00 4.75 4.46 3.58
6 SMSM 22.26 22.72 22.63 20.57
Rata-rata (%) 8.34 9.03 8.47 7.62
Perkembangan (%) - 8.19 -6.19 -10.04
Perkembangan Pertahun (%) -2,68
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata return on asset pada perusahaan Sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami peningkatan dari tahun ketahun

namun cenderung menurun dimana rata-rata return on assets pada tahun 2006 sebesar

8,34 persen, meningkat pada tahun 2017 menjadi 9,03 persen dengan peningkatan sebesar

8,19 persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 8,47 persen, dengan penurunan sebesar

6,19 persen. Kembali terjadi penurunan pada tahun 2019 menjadi 7,62 persen dengan

penurunan sebesar 7,62 persen.

Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama periode pengamatan maka

return on asset perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI

mengalami perkembangan menurun sebesar 2,68 persen rata-rata pertahun.

4.2.2. Struktur Modal

Struktur modal adalah gambaran kondisi modal yang dimiliki oleh perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI yang bersumber

dari hutang yang ditutupi oleh modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio yang

digunakan untuk menghitung struktur modal yang dipilih pada penelitian ini yaitu Debt

Equty Ratio (DER). Adapun debt to equity ratio pada perusahaan manufaktur Sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Debt Equty Ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen
yang terdaftar di BEI.
Debt to Equity Ratio (%)
No. Kode Saham
2016 2017 2018 2019
1 ASII 87 89 98 88
2 AUTO 39 37 41 37
3 BOLT 25 65 78 66
4 BRAM 50 40 35 27
5 INDS 19.8 13.5 13.1 10.2
6 SMSM 43 34 30 27
Rata-rata (%) 43.97 46.42 49.18 42.53
Perkembangan (%) 5.57 5.96 -13.52
Perkembangan Pertahun (%) -0.66
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata debt equity ratio pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami

peningkatan dari tahun ketahun namun mengalami penurunan pada akhir tahun pengamatan

dimana rata-rata debt equity ratio pada tahun 2016 sebesar 43,97 persen, meningkat pada

tahun 2017 menjadi 46,42 persen dengan peningkatan sebesar 5,57 persen. Meningkat

kembali pada tahun 2018 menjadi 49,18 persen, dengan peningkatan sebesar 5,96 persen.

Pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi 42,53 persen dengan penurunan

sebesar 13,52 persen.

Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama periode pengamatan maka

debt equity ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan menurun sebesar 0,66 persen

rata-rata pertahun.

4.2.3. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam hal ini price book value adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya pada Nilai perusahaan dalam

hal ini price book value adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar

saham terhadap nilai bukunya. Adapun price book value pada perusahaan manufaktur Sub

Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Price Book Value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen
yang terdaftar di BEI.
Price Book Value (Kali)
No. Kode Saham
2016 2017 2018 2019
1 ASII 2.46 2.19 1.89 1.48
2 AUTO 0.94 0.92 0.63 0.51
3 BOLT 1.92 3.20 3.09 2.59
4 BRAM 15.19 15.29 12.66 22.02
5 INDS 0.40 0.25 0.66 0.59
6 SMSM 3.10 3.43 3.78 3.74
Rata-rata (%) 4.00 4.21 3.79 5.16
Perkembangan (%) 5.29 -10.17 36.20
Perkembangan Pertahun (%) 10.44
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata price book value pada perusahaan

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI

mengalami fluktuasi namun cenferung meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price

book value pada tahun 2016 sebesar 4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21

kali dengan peningkatan sebesar 5,29 persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali,

dengan peningkatan sebesar 10,17 persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019

menjadi 5,16 kali dengan peningkatan sebesar 36,20 persen.

Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama periode pengamatan maka

price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan meningkat sebesar 10,44

persen rata-rata pertahun.


4.1. Hasil Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis

4.1.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas,

autokorelasi, uji normalitas dan uji linearitas. Lebih jelasnya diurakan sebagai berikut:

a. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan OLS, maka model regresi linier

yang baik adalah yang terbebas dari adanya multikolinieritas. Dengan demikian, model di

atas telah terbebas dari adanya multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat

pada tabel kolom Centered VIF. Hasil uji multikolinearitas ditampilkan pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas


Variance Inflation Factors
Date: 07/25/20 Time: 23:08
Sample: 1 24
Included observations: 24

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C  0.074778  1.045848  NA


ROA  0.095770  1.018147  1.016803
DER  0.033182  1.063341  1.016803

Sumber: Data Diolah, 2020


Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolinearitas. Karena nilai VIF dari kedua variabel independent tidak ada yang lebih

besar dari 10 atau 5 (banyak buku yang menyaratkan tidak lebih dari 10, tapi ada juga yang

menyaratkan tidak lebih dari 5).


b. Uji Heteroksidasitas

Heteroskedasitas merupakan keadaan dimana semua gangguan yang muncul dalam

fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Untuk membuktikan dugaan

pada uji heteroskedasitas pertama, maka dilakukan uji White heteroscedacity yang tersedi

dalam program Eviews. Hasil yang diperhatikan dari uji ini adalah nilai F dan dan Obs*R-

Squared. Jika Obs*R-Squared< dari X tabel maka tidak terjadi heteroskedasitas. Demikian

juga sebaliknya. Hasil uji White Heteroscedacity ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil uji White Heteroscedacity


Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.895741    Prob. F(2,21) 0.1750


Obs*R-squared 3.670437    Prob. Chi-Square(2) 0.1596
Scaled explained SS 4.585211    Prob. Chi-Square(2) 0.1010

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 22:32
Sample: 1 24
Included observations: 24

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 1.326450 0.557103 2.380978 0.0268


ROA -0.742152 0.630469 -1.177141 0.2523
DER -0.626998 0.371109 -1.689526 0.1059

R-squared 0.152935    Mean dependent var 1.501498


Adjusted R-squared 0.072262    S.D. dependent var 2.770730
S.E. of regression 2.668744    Akaike info criterion 4.917562
Sum squared resid 149.5661    Schwarz criterion 5.064818
Log likelihood -56.01074    Hannan-Quinn criter. 4.956629
F-statistic 1.895741    Durbin-Watson stat 1.500295
Prob(F-statistic) 0.175036

Sumber: Data Diolah, 2020


Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dilihat bahwa P-Value Obs*R-Squared 3,67>

0,05. Kesimpulannya adalah dengan tingkat kepercayaan 95% tidak ada heteroskedasitas.
c. Autokorelasi

Auto korelasi (atau otokorelasi) menunjukan korelasi diantara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Untuk mendeteksi adanya autokrelasi

adalah dengan melakukan uji LM (Metode Bruesch Godfrey). Metode ini disarkan pada

nilai F dan Obs*R-Square, dimana jika nilai probabilitas dari Obs*R-Squared melebihi

tingkat kepercayaan maka tidak ada masalah autokorelasi. Hasil uji LM (Metode Bruesch

Godfrey) ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil uji LM. (Metode Bruesch Godfrey).


Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 3.540764    Prob. F(2,19) 0.0493


Obs*R-squared 6.516362    Prob. Chi-Square(2) 0.0385

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 23:11
Sample: 1 24
Included observations: 24
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.018759 0.245700 0.076349 0.9399


ROA 0.221495 0.306217 0.723327 0.4783
DER 0.055859 0.166876 0.334733 0.7415
RESID(-1) 0.527854 0.226888 2.326496 0.0312
RESID(-2) 0.036384 0.241955 0.150375 0.8821

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dilihat bahwa P-Value Obs*R-Squared 6,51>

0,05. Kesimpulannya adalah dengan tingkat kepercayaan 95% tidak terdapat autokorelasi

dalam model regresi.

d. Uji normalitas

Uji normalitas hanya akan dilakukan pada jika jumlah observasi adalah kurang dari 30

Untuk mengetahui apakah eror term mendekati distribusi normal. Jika jumlah obsevasi
lebih dari 30 maka tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab distribusi sampling eror term

telah mendekati normal.

Berdasarkan hasil uji normlitas, maka dapat dilihat bahwa P-Value 0,217>0,05.

Kesimpulannya adalah dengan tingkat kepercayaan 95% eror term terdistiribusi normal.

e. Uji Linearitas

Linieritas merupakan asumsi yang seharusnya ada dalam model regresi liniear.

Untuk regresi linier berganda, pengujian terhadap linieritas dapat menggunakan Ramsey

Reset Test. Adapun hasil uji linearitas ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Uji Ramsey Reset Test


Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Specification: PBV C ROA DER
Omitted Variables: Squares of fitted values

Value df Probability
t-statistic  2.394490  20  0.2266
F-statistic  5.733583 (1, 20)  0.2266
Likelihood ratio  6.049550  1  0.1139

F-test summary:
Mean
Sum of Sq. df Squares
Test SSR  8.029008  1  8.029008
Restricted SSR  36.03596  21  1.715998
Unrestricted SSR  28.00695  20  1.400347

LR test summary:
Value
Restricted LogL -38.93209
Unrestricted LogL -35.90731

Sumber: Data Diolah, 2020


Berdasarkan hasil ramsey test dapat dillihat pada probability baris F-statistik

sebesar0,226 dimana > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas linear

dengan variabel terikat.


4.1.2. Hasil Pengolahan Data Model

Hasil pengujian penelitian ini menggunakan tekhnik analisis regresi data panel,

dengan menggunakan software Eviews10. Berdasarkan data terlampir maka hasil analisis

data akan menggunakan tiga model yaitu modelcommon effect, fixed effect dan random

effect Hasil pengujian model tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Common Effect (PLS)

Pooled least square merupakan model yang digunakan untuk mengestimasi data

panel dengan metode ordinal least square (OLS). Berdsasarkan data hasil penelitian

terlampir dan selanjutnya diolah dengan program e-Views diporoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Olah Data Menggunakan Common Effect

Sumber: Data Diolah, 2020


Persamaan Regresi Data Panel Model Pooled Least Square (PLS)

Estimation Command:
=========================
LS PBV C ROA DER
Estimation Equation:
=========================
PBV = C(1) + C(2)*ROA + C(3)*DER
Substituted Coefficients:
=========================
PBV = -0.535199506266+0.525600311494*ROA+0.329704685907*DER
2. Fixed effect

Fixed efffect dalam hal ini menambahkan model dummy pada data panel.

Berdsasarka data hasil penelitian terlampir dan selanjutnya diolah dengan program e-Views

diporoleh hasil sebagai berikut:


Tabel 4.9 Hasil Olah Data Menggunakan Fixed Effect

Sumber: Data Diolah, 2020.


Persamaan Regresi Data Panel Model Fixed Effect
Estimation Command:
=========================
LS(CX=F, PER=F) PBV C ROA DER
Estimation Equation:
=========================
PBV = C(1) + C(2)*ROA + C(3)*DER + [CX=F, PER=F]
Substituted Coefficients:
=========================
PBV = -0.683164467769 +1.10406206703*ROA + 0.195399262816*DER + [CX=F, PER=F]

3. Random Effect

Random Effect dalam hal ini memperhitungkan eror dari data panel dengan metode

least square.Berdaasarkan data hasil penelitian terlampir dan selanjutnya diolah dengan

program e-Views diporoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Olah Data Menggunakan Random Effect

Sumber: Data Diolah, 2020.


Persamaan Regresi Data Panel Model Random Effect
Estimation Command:
=========================
LS(CX=R, PER=R) PBV C ROA DER
Estimation Equation:
=========================
PBV = C(1) + C(2)*ROA + C(3)*DER + [CX=R, PER=R]

Substituted Coefficients:
=========================
PBV = -0.675714591644 +1.01291629805*ROA + 0.162758761311*DER + [CX=R, PER=R]

4.3.3. Uji Pemilihan Model

Uji pemilihan model dilakukan untuk menentukan model yang layak digunakan

dalam persamaan regresi.

1. Chow Test

Chow test adalah pengujian untuk menentukan model Fixed Effet atau common

Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Berdasarkan data dan

dilakukan chow test diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11 Uji Chow Test

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan chow test untuk model ini memiliki nilai probabilitas F lebih kecil dari

Alpha (0,05), sehingga, model yang sesuai dari hasil ini yaitu fixed effect (Karena nilai

probabilitas F sebesar 0,0000 < 0,05).


2. Hausman Test

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect

atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Berdasarkan data dan dilakukan Hausman

test diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.12 Uji Hausman Test

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan hausman test diperoleh chi-square statistik sebesar 0,000<0,05. Berarti

yang digunakan adalah Fixed effect.

Karena hasil analisis pada chow test dan hausman test telah memperoleh hasil yang

konsisten maka uji pemilihan model tidak dilanjutkan dilanjutkan pada LM test.

Berdasarkan chow test dan hausman test maka diperoleh informasi model yang

layak digunakan dalam persamaan regresi adalah fixed effect.

Berdasarkan tabel 4.9 dan estimation command tersebut maka dapat diintepretasikan

sebagai berikut:
a. Intercept (C) = -0,683, artinya bahwa apabila return on asset dan debt equity ratio

tidak berubah, maka akan terjadi penurunan price book value dimasa yang akan datang.

b. Koefisien regresi variabel return on asset (X1) = 1,104. artinya setiap satu persen

kenaikan return on asset akan diikuti oleh peningkatan price book value sebesar 1,104

persen, dengan asumsi debt to equity ratio dianggap tetap.

c. Koefisien regresi variabel debt equity ratio (X2) = 0,195. artinya setiap satu persen

kenaikan debt equity ratio akan diikuti oleh peningkatan price book value sebesar 0,195

persen, dengan asumsi return on asset dianggap tetap.

c. Koefisien Determinasi (RSquare)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar

0.9706, ini berarti bahwa kontribusi return on asset dan debt equity ratio terhadap price

book value perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sebesar 97,06%. Selebihnya yaitu sebesar 2,94% diterangkan oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian ini.

4.3.4. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Return on asset dan debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap

price book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji F pada tingkat

kepercayaan 0,95 atau taraf nyata  = 0,05, dimana P Value = 0,00000 < 0,05. Ini berarti

bahwa baiknya return on asset dan debt equity ratio dapat mempengaruhi price book value

pada pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian maka hipotesis satu yang menyatakan bahwa:

Return on asset dan debt equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price

book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia dapat diterima.

b. Uji t

Sesuai dengan hasil analisis komputer (Eviews)dapat diketahui bahwa :

1. Return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value pada

perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dengan kofisien regresi sebesar 1,104

pada tingkat kepercayaan 0,95 atau taraf nyata  = 0,05, dimana P Value =

0,0245<0,05. Ini berarti bahwa baiknya return on asset dapat mempengaruhi price book

value pada pada perusahaan manufaktursub sektor otomotif dan komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian maka hipotesis dua yang

menyatakan bahwa: Return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap price

book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diterima.

2. Debt equity ratio berpengaruh positif dan namun tidak signifikan terhadap price book

value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dengan kofisien regresi

sebesar 0,915 pada tingkat kepercayaan 0,95 atau taraf nyata  = 0,05, dimana P Value

= 0,1291> 0,05. Ini berarti bahwa baiknya debt equity ratio tidak mempengaruhi price

book value pada pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian maka hipotesis tiga yang
menyatakan bahwa: Debt equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price

book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak dapat diterima (ditolak).

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1. Pengaruh Profitabilitas Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Sub SektorOtomotif Dan Komponen Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa profitabilitas dan struktur modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya

bahwa semakin tinggi profitabilitas dan struktur modal dapat meningkatkan nilai

perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hal tersebut disebabkan karena profitabilitas yang diproksi pada rata-rata return on

assets pada perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI

mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun cenderung menurun dimana rata-rata

return on assets pada tahun 2006 sebesar 8,34 persen, meningkat pada tahun 2017

menjadi 9,03 persen dengan peningkatan sebesar 8,19 persen. Menurun pada tahun 2018

menjadi 8,47 persen, dengan penurunan sebesar 6,19 persen. Kembali terjadi penurunan

pada tahun 2019 menjadi 7,62 persen dengan penurunan sebesar 7,62 persen. Berdasarkan

deskripsi data secara keseluruhan selama periode pengamatan maka return on asset

perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami

perkembangan menurun sebesar 2,68 persen rata-rata pertahun.


Selain itu juga rata-rata struktur modal yang diproksi pada debt equity ratio pada

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI

mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun mengalami penurunan pada akhir tahun

pengamatan dimana rata-rata debt equity ratio pada tahun 2016 sebesar 43,97 persen,

meningkat pada tahun 2017 menjadi 46,42 persen dengan peningkatan sebesar 5,57 persen.

Meningkat kembali pada tahun 2018 menjadi 49,18 persen, dengan peningkatan sebesar

5,96 persen. Pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi 42,53 persen dengan

penurunan sebesar 13,52 persen. Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama

periode pengamatan maka debt equity ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif

dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan menurun

sebesar 0,66 persen rata-rata pertahun.

Hal tersebut mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksi pada price book value

dimana rata-rata price book value pada perusahaan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami fluktuasi namun cenderung

meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price book value pada tahun 2016 sebesar

4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21 kali dengan peningkatan sebesar 5,29

persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali, dengan peningkatan sebesar 10,17

persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 5,16 kali dengan

peningkatan sebesar 36,20 persen.Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama

periode pengamatan maka price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif

dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan

meningkat sebesar 10,44 persen rata-rata pertahun.


Hasil penelitian ini memperkuat penelitian empiris yang dilakukan oleh Asep

Alipudin (2019) dan Hara Agum Gumelar Parhusip et.all (2016) yang menemukan bahwa

profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal tersebut diperkuat pula melalui hubungan antara profitabilitas dan struktur

modal secara bersamaan dengannilai positif bernilai positif sebesar 0,9706 yang berarti

bahwa baiknya profitabilitas dan struktur modaldapat meningkatkan nilai perusahaan

manufaktursub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun nilai kontribusi dari variabelprofitabilitas dan struktur modalterhadap nilai

perusahaan sebesar 97,06%. Selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini (2,94%).

Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa profitabilitas dan struktur modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya

bahwa semakin tinggi profitabilitas dan struktur modal dapat meningkatkan nilai

perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.2.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan


Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif

Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi

profitabilitas dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


Hal tersebut disebabkan karena profitabilitas yang diproksi pada rata-rata return on

assets pada perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI

mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun cenderung menurun dimana rata-rata

return on asset pada tahun 2006 sebesar 8,34 persen, meningkat pada tahun 2017 menjadi

9,03 persen dengan peningkatan sebesar 8,19 persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi

8,47 persen, dengan penurunan sebesar 6,19 persen. Kembali terjadi penurunan pada tahun

2019 menjadi 7,62 persen dengan penurunan sebesar 7,62 persen. Berdasarkan deskripsi

data secara keseluruhan selama periode pengamatan maka return on asset perusahaan Sub

Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami perkembangan menurun

sebesar 2,68 persen rata-rata pertahun.

Hal tersebut mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksi pada price book value

dimana rata-rata price book value pada perusahaan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami fluktuasi namun cenferung

meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price book value pada tahun 2016 sebesar

4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21 kali dengan peningkatan sebesar 5,29

persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali, dengan peningkatan sebesar 10,17

persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 5,16 kali dengan

peningkatan sebesar 36,20 persen. Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama

periode pengamatan maka price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif

dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan

meningkat sebesar 10,44 persen rata-rata pertahun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Husnan,

(2011:317). Semakin baik pertumbuhan profitabilitas berarti prospek perusahaan di masa


depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik pula nilai perusahaan dimata

investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga

saham juga akan meningkat. Harga saham yang meningkat mencerminkan nilai perusahaan

yang baik bagi investor. Suharli (2006) dalam Martalina (2011) menyatakan bahwa nilai

pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan

tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Tingkat

pengembalian investasi kepada pemegang saham tergantung pada laba yang dihasilkan

perusahaan. Oktaviani (2008) juga menyatakan bahwa dengan tingginya tingkat laba yang

dihasilkan, berarti prospek perusahaan untuk menjalankan operasinya di masa depan juga

tinggi sehingga nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan akan

meningkat pula.

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian empiris yang dilakukan oleh Asep

Alipudin (2019) dan Hara Agum Gumelar Parhusip et.all (2016), Sigit Cahyono et.all

(2019) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Hal tersebut diperkuat pula melalui hubungan antara profitabilitas dan struktur

modal secara bersamaan dengan nilai positif bernilai positif sebesar 0,9706 yang berarti

bahwa baiknya profitabilitas dan struktur modaldapat meningkatkan nilai perusahaan

manufaktursub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun nilai kontribusi dari variabelprofitabilitas dan struktur modalterhadap nilai

perusahaan sebesar 97,06%. Selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini (2,94%).


Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif

Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi

profitabilitas dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.2.3. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan


Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa struktur modal berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin

tinggi struktur modal tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hal tersebut disebabkan karena rata-rata struktur modal yang diproksi pada debt

equity ratio pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang

terdaftar di BEI mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun mengalami penurunan

pada akhir tahun pengamatan dimana rata-rata debt to equity ratio pada tahun 2016 sebesar

43,97 persen, meningkat pada tahun 2017 menjadi 46,42 persen dengan peningkatan

sebesar 5,57 persen. Meningkat kembali pada tahun 2018 menjadi 49,18 persen, dengan

peningkatan sebesar 5,96 persen. Pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi

42,53 persen dengan penurunan sebesar 13,52 persen. Berdasarkan deskripsi data secara

keseluruhan selama periode pengamatan maka debt equity ratio Perusahaan Manufaktur

Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami

perkembangan menurun sebesar 0,66 persen rata-rata pertahun.


Hal tersebut mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksi pada price book value

dimana rata-rata price book value pada perusahaan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami fluktuasi namun cenderung

meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price book value pada tahun 2016 sebesar

4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21 kali dengan peningkatan sebesar 5,29

persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali, dengan peningkatan sebesar 10,17

persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 5,16 kali dengan

peningkatan sebesar 36,20 persen. Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama

periode pengamatan maka price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif

dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan

meningkat sebesar 10,44 persen rata-rata pertahun.

Hasil penelitian ini tidak sejalan sejalan dengan pendapat Hamidy (2015)

menyatakan bahwa hutang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan peningkatan nilai

perusahaan ini lebih besar apabila hutang dapat meningkatkan profitabilitas dari

perusahaan.

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian empiris yang dilakukan oleh I Putu

Hendra Sintyana (2019) dan Hara Agum Gumelar Parhusip et.all (2016) yang menemukan

bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa struktur modal berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin

tinggi struktur modal tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembasahan dapat disimpulkan beberapa hala sebagai

berikut:

1. Profitabilitas dan struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi profitabilitas dan

struktur modal dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub

Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi profitabilitas dapat meningkatkan nilai

perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Struktur modal berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan

pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi struktur modal tidak dapat

meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan

Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5.2. Saran
73 disarankan beberapa hal sebagai berikut:
Berdasarkan kesimpulan tersebut,
1. Bagi perusahaan, kiranya menekan hutang dan mingkatkan modal sendiri agar struktur

modal yang diproksi pada debt equty ratio semakin kecil agar modal dapat menutupi

hutang-hutang dari luar perusahaan.

2. Bagi investor, kiranya memperhatikan return on asset dan debt equity ratio dalam

melakukan keputusan investasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, kiranya mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan

varaibel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, selain itu juga menambahkan

sub sektor lain sehingga hasil penelitian lebih digeneralisasikan.


DAFTAR PUSTAKA

Angga Pratama dan Wiksuana 2018. Pengaruh Firm Size Dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Mediasi. ISSN : 2337-
3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7.5 (2018): 1289-1318.

Agus Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi4. BPFE. Yogyakarta

Asep Alipudin. 2019. Model Peningkatan Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal Dan
Profitabilitas Pada Perusahaan AgrikulturDi Bursa Efek Indonesia. JIAFE (Jurnal
Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 2, Des. 2019, Hal. 145-154.
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

Agus Widarjono, 2007,Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan BisnisEdisi
Kedua, Cetakan Kesatu. Yogyakarta. Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.

Baltagi, Badi H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. 3rd Ed. West Sussex:
JohnWiley and Sons Ltd.

Brigham dan Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Sebelas). Jakarta:


Salemba Empat.

Brigham, E.F., Ehrhardt, M.C. 2010. Financial Management Theory And Practice,
Eleventh Edition, South Western Cengage Learning, Ohio

Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung:
Alfabeta

Grandy Tarimaet all. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi Dan Keputusan
Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bei Periode
2011-2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 04 Tahun 2016

H. Kent Baker 2011. Capital Structure and Corporate Financing Decisions. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.

Hamidy, Rahman Rusdi. 2015. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan
Real Estate di Bursa Efek Indonesia.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. 4(10), 665-682.

Hartono Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

Hara Agum Gumelar Parhusip et.all.2016). Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014).Jurnal Administrasi Bisnis S1
Universitas Brawijaya • Agustus 2016

Husnan, Suad. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang), Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Kasmir.2015, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers

Martalina, Lifessy. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening.Skripsi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

I Putu Hendra Sintyana.2019. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran


Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan.
https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v08.i02.p07

Novari, Putu Mikhy dan Lestari. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti Dan Real Estate. E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.9, 2016:5671-5694 ISSN : 2302-8912.

Nuryanita Rusiah. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran


Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. e – Jurnal Riset ManajemenFakultas Ekonomi
Unisma

Oktaviani, Weri Ningsih. 2008. Pengaruh Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Pertumbuhan


Penjualan, Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Leverage
Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Bung Hatta.
Prastuti, Rai Kadek Ni dan I Gede Merta Sudiartha,2016. Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Deviden, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. E- jurnal
manajemen Unud.

Rompas, Gisela Prisilia. 2013. Likuiditas Solvabilitas Dan Rentabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA, Vol.1,
No.3, September 2013.

Riyanto Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed. 4, BPFE Yogyakarta.

Sawir, Agnes. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sigit Cahyono et.all.2019. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan


Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Sektor Pertanian
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Volume 8 – Issue 4 – November 2019
Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Syarinah Sianipar. 2017. Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.b  Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau.

Syafri Harahap, Sofyan, 2008, Analisa Kritis atas Laporan keuangan, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada.
Utami, Laksita. 2013. Pengaruh Return On Assets, Tangibility dan Non Debt Tax Shield
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Penelitian Ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai