SKRIPSI
OLEH :
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI
2020
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS
TERHADAP STRUKTUR MODAL
(STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI
BURSA EFEK INDONESIA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonemi Enam Enam Kendari
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
OLEH
Skripsi Oleh : Ismi Restiyanti Syahbuddin telah diperiksa dan setujui untuk diuji
Pembimbing I
Pembimbing II
Safaruddin, S.E.,M.SA.,Ak.,CA
ABSTRAK
Obyek penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas dan struktur modal pada
perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang berjumlah sebanyak 43 perusahaan. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling, dengan harapan peneliti mendapatkan informasi dari kelompok
sasaran spesifik, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan dengan 4 tahun
pengamatan sehingga jumlah data yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 40 data
penelitian. Analisis data yang digunakan adalah dekriptif kuantitatif dan regresi data panel.
This research aims to determine and analyze: 1) The effect of asset structure and
profitability on capital structure in banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, The effect of asset structure on capital structure in banking companies listed on
the Indonesia Stock Exchange, 3) Effect of profitability on structure capital in banking
companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
The object of this study is the structure of assets, profitability and capital structure
of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2019. The population
in this study were 43 banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The
research sample was selected using purposive sampling method, with the hope that the
researcher would get information from a specific target group, so that the total sample size
was 10 companies with 4 years of observation so that the amount of data used in this study
was 40 research data. The data analysis used was descriptive quantitative and panel data
regression.
The results showed that: 1) Asset structure and profitability have a significant
positive effect on the capital structure of banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, 2) Asset structure has a negative and insignificant effect on the capital structure
of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange, 3 ) Profitability has a
negative and significant effect on the capital structure of banking companies listed on the
Indonesia Stock Exchange.
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, atas perkenaan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, yang disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menempuh ujian akhir pada Program Sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Enam-Enam Kendari.
Ucapan terimakasih kepada kedua Orang Tua yang telah membesarkan dan merawat
penulis, sehingga dapat menjadi manusia seperti ini. Adapun penyusunan Skripsi ini
tentunya tidak terlepas dari motivasi, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis
menyadari pula bahwa Skripsi ini terwujud berkat arahan dan bimbingan dari
sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Disamping itu penulis tak lupa pula menyampaikan
1. Ibu Irma Nurjannah, ST.,MT, selaku Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Enam-Enam
Bumi Kendari.
2. Bapak Sudarmanto, SE, M.Si, selaku Ketua Dewan Penyantun Sekolah Tinggi Ilmu
3. Bapak Dr. Bakhtiar Abbas, SE.,M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Enam-Enam Kendari.
4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Azis Muthalib, SE., M.Si selaku Wakil Ketua Bidang
5. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar SE., M.Si Selaku Wakil Ketua Bidang SDM dan
7. Bapak Ismail Wekke P.hD Selaku Kepala Pusat Penjamin Mutu Sekolah Tinggi Ilmu
8. Ibu Sherly Valentina SE Selaku Kepala Bagian Adminstrasi Umum dan Keuangan
9. Muh. Nuzul Qadri., S.Si., MM Selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan
10. Laode Hamida SE., MM Selaku Kepala Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Enam-Enam Kendari.
11. Bapak Dr. H. Mahmudin AS., SE., M.Si selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian
Kendari.
12. Para Dosen serta Civitas Akademika lainnya yang telah memberikan pengetahuan dan
Terima kasih atas kebaikan dari semua pihak yang berperan dalam penyelesaikan
Tesis ini. Semoga apa yang tertuang dalam Skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.............................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..................................................................................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL …...................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pasti menginginkan agar usahanya dapat terus dan sukses.
pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan
kemakmuran pemiliknya, untuk itu perusahaan memiliki rencana strategis dan taktis yang
disusun dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Vitriasari dan Indarti,
2010). Perusahaan membutuhkan modal, modal merupakan salah satu faktor yang
dibutuhkan dalam kelangsungan dan menjamin operasi perusahaan selain sumber daya,
material maupun faktor pendukung lainnya. Suatu keputusan yang diambil manajer dalam
suatu pembelanjaan harus dipertimbangkan secara teliti, sifat dan biaya dari sumber dana
yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana tersebut memiliki konsekuensi
finansial yang berbeda. Karena modal dibutuhkan pada setiap perusahaan apalagi jika
perusahaan tersebut akan melakukan ekspansi, maka perusahaan harus menentukan berapa
pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek, utang jangka panjang, serta modal sendiri.
Struktur modal menggambarkan proporsi hubungan antara utang dan ekuitas, salah satu
keputusan penting yang berhubungan dengan maksimisasi return dan berdampak krusial
terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berbeda antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain (Budiarso, 2014). Besarnya struktur modal pada perusahaan
tergantung dari banyaknya sumber dana yang diperoleh dari internal perusahaan maupun
menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan
untuk mendapatkan pinjaman. Struktur aktiva dapat mempengaruhi struktur modal karena
perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang besar, akan cenderung mendapatkan pinjaman
dimana aktiva tersebut dapat digunakan sebagai jaminan untuk meningkatkan aktivitas
menghasilkan laba. Dengan laba yang tinggi, maka akan membuat banyak investor
menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Selain itu, dengan laba yang tinggi maka
perusahaan memiliki dana internal yang memadai sebagai sumber pendanaan perusahan.
Menurut Riyanto dalam Restiyowati (2014) ada beberapa faktor yang dapat
manajemen, sikap kreditur dan konsultan, ukuran perusahaan (firm size), risiko, kondisi
akan menjadi dasar pertimbangan keputusan manajer. Penelitian ini dilakukan karena
struktur modal merupakan salah satu faktor tingkat kepercayaan bagi para investor sebelum
membeli saham. Dengan struktur modal yang optimal, maka semakin banyak investor
menanamkan investasinya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian
1. Pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan
2. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan perbankan yang
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
di pasar modal.
b. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan disiplin ilmu yang
Ruang lingkup penelitian ini adalah struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur
modal. Struktur aktiva diamati pada indikator aktiva tetap terhadap total aktiva,
profitabilitas diamati pada indikator laba bersih setelah pajak dan total aktiva dan struktur
modal diamati total hutang terhadap modal sendiri. Periode pengamatan dalam penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh:
Ghia Ghaida Kanita (2014) Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur
Modal Perusahaan Makanan dan Minuman
bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan pada
hakekatnya membahas masalah keseimbangan finansial dalam perusahaan. Oleh karena itu,
dibutuhkan dan mencari sumber dana untuk membelanjai aktivitas perusahaan agar
diperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai
aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan
oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
keseluruhan dari pada usaha untuk mempersiapkan dana, mengatur penarikan dan
menggunakannya, termasuk perencanaan beserta pelaksanaannya. Nitisemito (2013:13)
perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dan menggunakan modal dengan cara
pembiayaan perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang yang
tinggi, dikarenakan permintaan akan produk mereka tinggi. Hal tersebut akan
berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada kestabilan
kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam
artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Yang dimaksud dengan artian
absolut adalah perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan yang dimaksud dengan
Syamsudin (2007:9) menyatakan bahwa : “Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar
alokasi dana untuk masing -masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun
aktiva tetap. J.Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2005:175) yang dialihbahasakan oleh
Alfonsus Sirait mengemukakan bahwa struktur aktiva adalah perimbangan atau
perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva, dan dapat diartikan secara absolut
maupun relatif. Artian absolut adalah perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan
yang dimaksud dengan artian relatif adalah perbandingan dalam bentuk persentase.
Menurut Bambang Riyanto (2008:19) struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan
aktiva tetap, Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses
produksi, dan proses perputarannya dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang
dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang secara
merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva atau aset adalah segala
sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasinya.
aktiva lancar dan aktiva tetap. Kedua unsur aktiva ini akan membentuk struktur aktiva.
Struktur aktiva suatu perusahaan akan tampak dalam sisi sebelah kiri neraca.
Struktur aktiva juga disebut struktur aset atau struktur kekayaan. Lukman Syamsudin
komponen aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sesudah menentukan
alokasi untuk kedua macam aktiva tersebut maka biasanya seorang manajer harus
menentukan alokasi optimal untuk masing-masing komponen aktiva lancar. disamping itu
seorang manajer keuangan juga harus menentukan alokasi untuk setiap komponen aktiva
tetap serta umur dari masing-masing komponen tersebut, kapan harus diadakan perbaikan,
perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).
Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat- surat berharga, piutang, persediaan,
biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan,
dan aktiva lancar lainnya. Aktiva lancar menurut Donald E, Kieso (2008:220) yang
diterjemahkan oleh Emil Salim kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dikonversi
menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi,
tergantung mana yang paling lama. Aktiva lancar menurut Munawir (2004:14) adalah
uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah kas
perusahaan yang dapat dicairkan menjadi uang tunai, dijual dan dikonsumsi dalam satu
siklus operasi (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan normal.
Aktiva lancar adalah bagian dari struktur aktiva. Aktiva lancar umumnya memiliki
umur ataupun tingkat perputaran yang relatif singkat yang biasanya kurang dari satu
tahun.
1. Kas, yaitu berupa uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
lain yang dibeli untuk dijual kembali, dikenal dengan investasi jangka pendek.
3. Wesel tagih (notes receivable), yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
perseroan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.
5. Penghasilan yang masih akan diterima (accrual receivable), yaitu penghasilan yang
tagihan.
6. Persediaan barang (inventories), yaitu barang dagangan yang dibeli untuk dijual
7. Biaya yang dibayar dimuka, yaitu pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain,
tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain itu belum
1. Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat
disamakan dengan kas, misalnya cek, money order, pos wesel dll.
4. Piutang pegawai.
6. Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan-
bahan pembantu, dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam
pemeliharaan alat-alat/mesin-mesin.
7. Biaya-biaya yang dibayar dimuka seperti asuransi, bunga sewa, pajak- pajak, bahan
pembantu dll.
aktiva dalam kurun siklus normal kurang dari satu tahun buku. Contoh piutang usaha
yang jatuh tempo pembayarannya kurang dari satu tahun buku. atau contoh yang lain
lagi adalah meja kursi, adalah aset lancar bagi perusahaan mebel, karena merupakan
persediaan yang akan dijual tetapi jika dimiliki bukan perusahaan mebel misal
perusahaan manufaktur meja kursi akan dicatat sebagai aset tetap (peralatan) karena
perusahaan tersebut tidak memiliki tujuan untuk menjual meja kursi, hanya digunakan
3. Entitas usaha akan merealisasikan aktiva dalam rentang waktu periode satu tahun buku
(12 bulan) setelah laporan. misalnya piutang karyawan dimana perusahaan akan
menerima pembayarannya dalam tempo satu tahun buku setelah periode pelaporan.
4. Kas (cash) atau setara kas kecuali yang dibatasi sehingga tidak bisa digunakan
membayar kewajiban paling tidak satu tahun buku. setara kas ialah investasi oleh
entitas yang bersifat jangka pendek dan likuid, untuk dijadikan uang kas sangat
mudah dan cepat dengan nominal yang bisa ditentukan dan resiko perubahan
adalah aset berwujud yang dimiliki untuk disediakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan yang
mempunyai masa hidup lebih dari satu tahun, sehingga penanaman modal dalam
aktiva tetap adalah investasi jangka panjang. Bagi perusahaan industri aktiva tetap
menyerap sebagian besar dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Namun hal ini
tidak berlaku mutlak untuk semua jenis perusahaan. Jumlah aktiva tetap yang ada
dalam perusahaan juga dipengaruhi oleh sifat atau jenis dari proses produksi yang
dilaksanakan. Sama halnya dengan investasi dalam aktiva lancar, investasi dalam aktiva
tetap juga pada akhirnya mengharapkan tingkat pengembalian yang optimal atas dana
yang sudah diinvestasikan. Bagi perusahaan industri, aktiva tetap merupakan power
untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang optimal. Proporsi aktiva tetap yang lebih
besar atas aktiva lancarnya akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian. Aktiva
tetap sering disebut sebagai the earning assets (aktiva yang sesungguhnya
memiliki aktiva tetap yang tinggi daripada perusahaan jasa karena dalam struktur
aktivanya banyak yang berupa mesin-mesin, tanah dan bangunan. Berbeda dengan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti perbankan, akan cenderung memiliki
aktiva lancar yang lebih tinggi daripada aktiva tetap karena produknya berupa kas, surat-
surat berharga dan deposito yang mengharuskan adanya pencairan dana yang cepat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan aktiva
tetap dalam suatu perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki kekuatan yang lebih
besar atau aktiva tetap sebagai earnings power. Jika perusahaan memiliki aktiva tetap
maka bila perusahaan membutuhkan dana atau modal untuk ekspansi perusahaan atau
untuk keperluan operasional perusahaan, perusahaan dapat meminjam kepada pihak luar
Struktur Aktiva atau Fixed Asset Ratio (FAR) dan dikenal juga dengan tangible
asset merupakan rasio antara aktiva tetap perusahaan dengan total aktiva. Total aktiva
perusahaan seperti tanah, gedung, mesin dan peralatan, kendaraan dan aktiva berwujud
Dalam penelitian ini total aktiva diketahui dengan menjumlahkan aktiva lancar
antara lain kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang usaha, persediaan, dan
biaya dibayar dimuka. Sedangkan, rekening yang termasuk dalam aktiva tidak lancar
adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang
Adapun formulasi dari struktur aktiva menurut Brigham, 2010:175) adalah sebagai
berikut:
Fixed Asset
Total Asset
Dengan hasil perbandingan antara aktiva tetap total aset (aktiva) akan
menghasilkan asset tangsibility, artinya semakin banyak jaminan yang dikeluarkan maka
perusahaan akan semakin mudah untuk mendapatkan hutang maksudnya investor akan
lebih mempercayai jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka aktiva tetap yang
keuntungan. Para manajemen perusahaan dituntut harus mampu mencapai target yang telah
aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat
kebijakan dan keputusan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan
akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditor, pemilik
perusahaan dan terutama pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan
keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Initinya bahwa penggunaan rasio ini
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor
yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi
perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas
kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka
tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Pengguna semua sumber daya tersebut
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari
pendapatan oleh penjualan yang dikurangkan dengan beban pokok penjualan dan beban-
beban lainnya.
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
4. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal sendiri
5. Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode;
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
Menurut Kasmir (2015:115) secara umum terdapat empat jenis utama yang digunakan
dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan.Rasio ini menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Formulasi yang digunakan adalah
Penjualan Bersih-HPP
x 100 %
Tingkat Penjualan
2. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Semakin besar angka yang
perusahaan. Perusahaan berupaya agar ROA dapat selalu ditinggikan karena semakin
semakin efektif perusahaan menghasilkan laba bersih setelah pajak. Formulasi yang
digunakan adalah
4. Return On Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan
total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income)
yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan
(Syafri, 2013:305). Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang
saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang
Struktur modal perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi
perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan pembelanjaan dari
manajer keuangan yang senantiasa dihadapkan pada pertimbangan baik yang bersifat
Fahmi (2015:184) menyatakan bahwa struktur modal adalah gambaran dari bentuk
proporsi financial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari
sendiri/ekuitas)”.
Menurut Agus Sartono (2012:225) struktur modal adalah perimbangan jumlah utang
jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham
"Capital structure refers to the proportion of assets financed with straight debt and
bagian dari struktur keuangan yang merupakan perbandingan antara utang jangka pendek
yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang
berikut:
1. Tingkat penjualan; perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki
aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada
perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. Sebagai contoh perusahaan yang
aliran kasnya tidak stabil. Oleh sebab itu sebaiknya tidak dibiayai dengan utang dalam
2. Struktur aset; perusahaan yang memeiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat
menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya
perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai
jaminan atau kolateral utang perusahaan. Memang penggunaan utang dalam jumlah
besar akan mengakibatkan financial risk meningkat, sementara aset tetap dalam jumlah
besar tentu akan memperbesar business risk dan pada akhirnya berarti total risk juga
meningkat.
semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan
menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba
sebagai dividen tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi. Potensi
pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan.
Semakin besar R & D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh.
menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih
senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini sesuai dengan
pecking order theory yang menyatakan bahwa manajer lebih senang menggunakan
pebiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang, dan terakhir penjualan saham
baru. Meskipun secara teorisme sumber modal yang biayanya paling murah adalah
utang, kemudian, saham preferen dan yang paling mahal adalah saham biasa serta laba
ditahan. Pertimbangan lain adalah bahwa direct cost untuk pembiayaan eksternal lebih
tinggi dibanding dengan pembiayaan internal. Selanjutnya penjualan saham baru justru
diperoleh selama ini? Hal ini juga tidak terlepas adanya informasi yang tidak simetris
memiliki informasi yang lebih tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan pasar.
Dengan demikian jika tidak ada alasan yang kuat seperti untuk deversifikasi misalnya,
maka penjualan saham baru justru akan mengakibatkan harga saham turun.
5. Variabel laba dan perlindungan pajak; variabel ini sangat eratkaitannya dengan
stabilitas penjulan. Jika variabilitas atau volatilitas laba perusahaan kecil maka
dari utang. Ada kecenderungan bahwa penggunaan utang akan memberikan manfaat
6. Skala perusahaan; perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah
kemudahan akses tersebut berarti perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih besar
pula. Bukti empiric menyatakan bahwa skala perusahaan berhubungan positif dengan
rasio antara utang dengan nilai buku ekuitas dan debt to book value of equity ratio.
7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro; perusahaan perlu menanti saat yang
tepat untuk menjual saham dan obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk
menjual obligasi atau saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang rendah dan
pasar sedang bullish. Tidak jarang perusahaan harus memberikan signal-signal dalam
rangka memperkecil informasi yang tidak simetris agar pasar dapat menghargai
perusahaan secara wajar. Sebagai contoh perusahaan membayar dividen sebagai upaya
untuk meyakinkan pasar tentang prospek perusahaan, dan kemudian menjual obligasi.
Strategi itu diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa prospek perusahaan baik.
Alternatif lain adalah perusahaan segera mengumumkan setiap keberhasilan dalam hal
research and development dan secara konsisten serta kontinyu memberikan informasi
Menurut Sjahrial dan Purba (2013:37) rasio struktur modal terdiri dari:
1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total AssetsRatio/DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman
yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi
Total Hutang
x 100 %
Rasio DER Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini juga dapat berati sebagai kemampuan
sendiri.
Total Hutang
x 100 %
Rasio DER = Total Ekuitas
3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio/LDER)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman angka
panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik
perusahaan.Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri atau seberapa besar utang jangka panjang
Adapun bentuk rasio yang dipergunakan dalam struktur modal (capital structure)
Struktur modal adalah perbandingan antara total utang perusahaan dengan total
modal sendiri. Menurut Bambang Riyanto (2010: 333) struktur modal dinyatakan dengan
DER (Debt to Equity Ratio). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat penggunaan utang terhadap total ekuitas perusahaan. Apabila DER menunjukkan
hasil lebih dari satu berarti menunjukkan bahwa total utang perusahaan lebih besar
dibandingkan dengan total modal sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kreditur dan risiko perusahaan terhadap
menghasilkan pengembalian yang optimal. Pengembalian yang optimal akan terjadi apabila
tingkat keuntungan (laba) dari penggunaan utang tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
Berdasarkan uraian tersebut, maka rasio struktur modal yang digunakan dalam
untuk digunakan sebagai jaminan cenderung akan cukup banyak menggunakan utang.
Struktur aktiva atau yang biasa disebut tangibility of Asset adalah penentuan seberapa
kemampuan atau besarnya jaminan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan atas jaminan
yang dilakukan. Semakin besar struktur aktiva yang dimiliki perusahaan, maka semakin
besar juga peluang perusahaan menggunakan hutang. Hal ini disebabkan karena aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh hutang.
Menurut Pecking order theory perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva
tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal sendiri. Sedangkan peusahaan
yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan
dananya dengan hutang. Menurut Adrianto dan Wibowo (2007), aktiva berwujud yang
lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan
(2011), Margaretha dan Ramadhan (2010), dan Putri (2012), mengungkapkan bahwa
manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan
yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Sementara itu
penjualan serta investasi serta rasio yang menunjukkan hasil akhir dari kebijaksanaan dan
yang diperoleh dari hasil operasionalnya. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan
ROA, dimana ROA Merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dana internal sebelum menggunakan sumber dana eksternal. Hal ini dikarenakan sumber
dana internal dianggap lebih murah dan memiliki tingkat risiko yang rendah dibandingkan
Menurut pecking order theory, perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar
memiliki sumber pendanaan internal yang lebih besar dan memiliki kebutuhan untuk
melakukan pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil (Adrianto &
Wibowo, 2007). Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih
besar daripada penggunaan hutang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2011), Indrajaya et al. (2011), Kartika
(2009), dan Sari (2014) mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan
Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris, maka kerangka piker yang mendasari
penelitian ini adalah nilai perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah
berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik
pula nilai perusahaan dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan, 2011:317). Harga saham
yang meningkat mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi investor. Suharli (2006)
dalam Martalina (2011) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan meningkat apabila
nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang
tinggi kepada pemegang saham. Tingkat pengembalian investasi kepada pemegang saham
tergantung pada laba yang dihasilkan perusahaan. Oktaviani (2008) juga menyatakan
bahwa dengan tingginya tingkat laba yang dihasilkan, berarti prospek perusahaan untuk
menjalankan operasinya di masa depan juga tinggi sehingga nilai perusahaan yang
struktur modal, yang diproksi pada debt equity ratio. Menurut Rompas (2013), Rasio DER
menggambarkan total hutang dan total ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
Semakin tinggi DER, semakin besar presentase modal asing yang digunakan dalam
operasional perusahaan, atau semaikn besar DER menandakan struktur permodalan usaha
(2015) menyatakan bahwa hutang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan
peningkatan nilai perusahaan ini lebih besar apabila hutang dapat meningkatkan
profitabilitas dari perusahaan. Lebih jelasnya kerangka pikir tersebut ditampilkan melalui
skema berikut:
Struktur Aktiva
Struktur Modal
Profitabilitas
Analisis:
Deskriptif
Regresi Data Panel
Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
1. Struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas dan struktur modal pada
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok objek atau orang yang menjadi perhatian peneliti
untuk diteliti kemudian dari padanya diambil sampel (Lukas, 2009). Populasi merupakan
keseluruhan objek dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
3.2.2. Sampel
harapan peneliti mendapatkan informasi dari kelompok sasaran spesifik (Sekaran, 2011).
Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria dan penetapan sampel penelitian.
No. Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan perbankan terdaftar di BEI 43
Perusahaan perbankan terdaftar di BEI 42
selama periode pengamatan, yaitu periode
tahun 2016-2019.
2 Perusahaan tidak memiliki laba negatif 34
selama periode pengamatan 2016-2019.
3 Perusahaan yang memiliki return on asset >
1,25% selama periode pengamatan 2016- 10
2019, dengan asumsi bahwa manajemen
perusahaan dalam meningkatkan
keuntungan perusahaan sudah baik
Jumlah Sampel 10
Berdasarkan kriteria sampel di atas jumlah sampel yang didapatkan dari hasil
pengamatan pada penelitian ini berjumlah 9 perusahaan. Jumlah periode pengamatan yang
digunakan pada penelitian ini selama 4 tahun. Sehingga jumlah data yang digunakan pada
penelitian ini sebanyak 36 data penelitian. Berikut adalah perusahaan yang dijadikan
sampel penelitian:
Jenis data digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, Sedangkan sumber
data yaitu data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Data tersebut berupa laporan
keuangan yang dapat diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), website
BEI www.idx.co.id serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung
penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
yaitu berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang berasal dari dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), website BEI
www.idx.co.id serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian
ini.
1. Return on asset
DevidenPerShare
x 100 %
EarningPerShare
4. Pertumbuhan Laba
Regresi data panel merupakan teknik regresi yang menggabungkan data time series
dimana :
dimana :
Y = Struktur modal
α = Konstanta
β1 β2 = Koefisien Regresi
X1 = Struktur Aktiva
X2 = Profitabilitas
t = i (perusahaan), t (waktu)
€ = Nilai residu
Menurut Agus Widarjono (2007) metode regresi data panel mempunyai beberapa
keuntungan jika dibandingkan dengan data time seriess atau cross section, yaitu :
1. Data panel merupakan gabungan dua data time series dan cross section sehingga
mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of
2. Menggabungkan informasi dari data time series dan cross section sehingga dapat
mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (ommited-
variabel).
Sedangkan menurut Baltagi (2005) penggunaan data panel dalam regresi memiliki
1. Dengan menggunakan data time series dan cross section, panel menyediakan data yang
lebih banyak dan informasi yang lebih lengkap serta bervariasi. Dengan demikian akan
dihasilkan degree of freedom (derajat bebas) yang lebih besar dan mempu
heterogeneity). Hal ini tidak dapat dilakukan oleh studi time series maupun cross
section sehingga dapat menyebabkan hasil yang diperoleh melalui kedua studi ini akan
menjadi bias.
3. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari kedinamisan data, artinya dapat
pada waktu tertentu dibandingkan pada kondisinya pada waktu yang lainnya.
4. Data panel dapat mengidentifikasikan dan mengukur efek yang tidak dapat ditangkap
oleh data time series murni dan data cross section murni.
5. Data panel memungkinkan untuk membangun dan menguji model yang bersifal lebih
rumit dibandingkan data time series murni dan data cross section murni.
6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi perusahaan karena
Agus Widarjono (2007) menjelaskan bahwa regresi data panel memiliki tiga macam
Model common effects merupakan pendekatan data panel yang paling sederhana.
diasumsikan bahwa perilaku antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
Model ini hanya mengkombinasikan data time series dan cross section dalam bentuk
pooling data, mengestimasinya menggunakan pendekatan kuadrat terkecil/pooled least
square).
Model fixed effects model mengasumsikan bahwa terdapat efek yang berbeda
intersepnya.
Menurut Agus Widarjono (2007) teknik model fixed effects adalah teknik
adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed effects ini didasarkan adanya perbedaan
Model random effect ini menggunakan variabel gangguan (error terms). Model ini
mengestimasi data panel, dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar
2. Pemilihan Model
memodelkan data panel. Dalam melakukan pemilihan model secara valid, maka dapat
dilakukan pemilihan dengan uji formal statistik. Serangkaian pengujian statistik yang dapat
a. Chow Test
Uji chow adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang
digunakan adalah common effect atau fixed effect. Pengujian ini mengikuti distribusi F
probabilitas, dimana jika F sig lebih kecil dari alpha maka menggunakan fixed effect.
Apabila nilai F sig lebih besar alpha yang digunakan berarti kita menggunakan model
b. Hausman test
Uji hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau
random effect yang paling tepat digunakan. Statistik uji hausman ini mengikuti
distribusi statistic Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah
jumlah variabel independen. Jika nilai statistik hausman lebih besar dari nilai kritisnya
maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model random effect sedangkan
sebaliknya bila nilai statistik hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang
c. Lagrange Multiplier
Uji LM dilakukan apabila pada chow test dan hausman test memiliki hasil yang tidak
konsisten. Menurut Widarjono (2007: 260), untuk mengetahui apakah model Random
Effect lebih baik dari model Common Effect digunakan Lagrange Multiplier (LM). Uji
Signifikansi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. H0 adalah apabila Prob.
BP > 0,05 maka model yang digunakan Common Effect Model. Sedangkan H1 adalah
apabila Prob. BP < 0,05 maka model yang digunakan Random Effect Model
Pengujian didasarkan pada nilai residual dari metode Common Effect. nilai Prob.
3. Pengujian Hipotesis
Uji F statistik menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
variabel terikat.
variabel terikat.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F statistik dengan F tabel.
Jika F statistik > F tabel dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama, variabel
penjelas tersebut mempengaruhi variabel terikat berarti H0 ditolak. Jika dilihat dengan
tingkat signifikan (α), maka : jika probabilitas F < α berari H0 ditolak dan jika
Uji t statistik dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel penjelas
secara individual terhadap variabel terikat. Dalam uji t statistik ini digunakan hipotesis
sebagai berikut :
Jika t statistik > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa
denan tingkat signifikasi (α) secara individual variabel penjelas berpengaruh secara
dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi terestimasi. Nilai koefisien
determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat (Y) dapat
4. Uji Ekonometri
Uji ekonometri dilakukan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang digunakan
memenuhi asumsi klasik atau belum. Uji ini meliputi uji normalitas, linearitas,
menyebutkan bahwa dalam penelitian dengan menggunakan data panel, maka uji
asumsi klasik tidak selalu perlu untuk dilakukan, karena dalam data panel berlaku
asumsi :
c. Error dari fungsi regresi dari waktu ke waktu tidak saling berhubungan.
dalam menghasilkan laba dalam kaitannya dengan penjualan, aset, dan saham sendiri.
Rasio yang digunakan untuk menghitung profitabilitas yang dipilih pada penelitian ini
3. Struktur modal adalah gambaran kondisi modal yang dimiliki oleh perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI yang bersumber dari hutang yang ditutupi oleh modal
sendiri yang dimiliki oleh perusahaan Rasio yang digunakan untuk menghitung
profitabilitas yang dipilih pada penelitian ini yaitu Debt Equty Ratio (DER).
BAB IV
1.1. Profil Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar
di BEI
1. ASII
PT Astra International Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1957 dengan namaPT
pusat di JI. Gaya Motor RayaNo. 8, Sunter II, Jakarta.Ruang lingkup kegiatan Perseroan
seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian,
kegiatan utama entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi meliputi manufaktur,
perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan
penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa
Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari
1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa
kali perubahan. Perubahan terakhir dibuat melalui akta Notaris Aryanti Artisari, S.H.,
M.Kn., No. 21 tanggal 7 Desember 2015. Pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar ini
diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan dicatat
2. AUTO
PT Astra Otoparts Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan Akta Notaris No. 50 tanggal 20
Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
November 1997 dari Benny Kristianto, S.H.Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
Jardine Cycle & Carriage, perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle &
Carriage adalah anak perusahaan dari Jardine Matheson Holdings Limited, perusahaan
3. BOLT
berdasarkan Akta Notaris dari Lenny Budiman, S.H., Notaris di Jakarta, No. 28 tanggal 15
Maret 1982. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. C2 -1488HT.01.01-TH.82 tanggal 29 September 1982 dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1335, Tambahan No. 99 tanggal
9 Desember 1988.
Anggaran Dasar Entitas Induk telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan
terakhir diaktakan dengan Akta Notaris Ardi Kristiar, S.H.,MBA., No. 35 tanggal 19 Maret
2015, antara lain mengenai perubahan status Entitas Induk, perubahan maksud dan tujuan
Entitas Induk, perubahan Anggaran Dasar Entitas Induk danperubahan nilai nominal saham
Entitas Induk
Entitas Indukutama Entitas Induk adalah PT Graha Investama, yang juga didirikan dan
berdomisili di Indonesia
4. BRAM
Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 dan No. 12 tahun 1970 dengan akta notaris No. 83
tanggal 8 Juli 1981 dari Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta
notaris No. 288 tanggal 27 November 1981 dan No. 261 tanggal 28 Januari 1982 dari
notaris yang sama. Akta akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam surat keputusan No. YA5/88/3. tanggal 2 Maret 1982 serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 22 Juni 1982, Tambahan No. 771.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta
notaris No. 2 tanggal 6 Juni 2017dari Utiek R. Abdurachman, S.H. MLI, MKn., notaris di
Jakarta, sehubungan dengan perubahan atas dewan komisaris Perseroan. Perubahan ini
telah diketahui olehMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat dan pabrik berlokasi di JI.
5. INDS
notaris No. 10 tanggal 5 Mei 1978 dari notaris Stefanus Sindunatha, S.H dengan status
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh
menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. YA.5/324/1 tanggal
14 Desember 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71
Perusahaan berlokasi di jalan Mayjend Sungkono No. 10, Segoromadu, Gresik Jawa
Timur. Perusahaan mulai operasi komersial pada bulan Januari 1979. Entititas induk
sedangkan entititas induk dengan kepemilikan langsung dan tidak langsung sebesar
88,11%.
6. SMSM
Januari 1976 berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 207. Akta Pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.Y.A.5/96/5
tanggal 22 Maret 1976. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan akta Notaris Kamelina, S.H., No. 9 tanggal 10 Mei 2019
sehubungan dengan Perubahan Anggaran Dasar dan Susunan Pengurus Perusahaan.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan anggaran dasar dengan
Perusahaan berkedudukan di Jakarta Utara, dengan kantor pusat di Wisma ADR, Jalan
Pluit Raya I No. 1, Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan Tangerang.
Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980. PT Adrindo Inti
perkasa adalah entitas induk dan juga entitas induk terakhir dari Perusahaan.
4.2.1. Profitabilitas
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI dalam menghasilkan laba dalam kaitannya
dengan penjualan, aset, dan saham sendiri. Rasio yang digunakan untuk menghitung
profitabilitas yang dipilih pada penelitian ini yaitu return on assets (ROA). Adapun return
on assets pada perusahaan manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar
Tabel 4.1 Return On Assets Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar
di BEI.
Return On Assets(%)
No. Kode Saham
2016 2017 2018 2019
1 ASII 6.99 7.84 7.94 7.56
2 AUTO 3.31 3.71 4.28 5.10
3 BOLT 8.99 7.81 5.77 4.07
4 BRAM 6.51 7.33 5.73 4.83
5 INDS 2.00 4.75 4.46 3.58
6 SMSM 22.26 22.72 22.63 20.57
Rata-rata (%) 8.34 9.03 8.47 7.62
Perkembangan (%) - 8.19 -6.19 -10.04
Perkembangan Pertahun (%) -2,68
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata return on asset pada perusahaan Sub Sektor
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami peningkatan dari tahun ketahun
namun cenderung menurun dimana rata-rata return on assets pada tahun 2006 sebesar
8,34 persen, meningkat pada tahun 2017 menjadi 9,03 persen dengan peningkatan sebesar
8,19 persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 8,47 persen, dengan penurunan sebesar
6,19 persen. Kembali terjadi penurunan pada tahun 2019 menjadi 7,62 persen dengan
return on asset perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI
Struktur modal adalah gambaran kondisi modal yang dimiliki oleh perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI yang bersumber
dari hutang yang ditutupi oleh modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio yang
digunakan untuk menghitung struktur modal yang dipilih pada penelitian ini yaitu Debt
Equty Ratio (DER). Adapun debt to equity ratio pada perusahaan manufaktur Sub Sektor
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Debt Equty Ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen
yang terdaftar di BEI.
Debt to Equity Ratio (%)
No. Kode Saham
2016 2017 2018 2019
1 ASII 87 89 98 88
2 AUTO 39 37 41 37
3 BOLT 25 65 78 66
4 BRAM 50 40 35 27
5 INDS 19.8 13.5 13.1 10.2
6 SMSM 43 34 30 27
Rata-rata (%) 43.97 46.42 49.18 42.53
Perkembangan (%) 5.57 5.96 -13.52
Perkembangan Pertahun (%) -0.66
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata debt equity ratio pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami
peningkatan dari tahun ketahun namun mengalami penurunan pada akhir tahun pengamatan
dimana rata-rata debt equity ratio pada tahun 2016 sebesar 43,97 persen, meningkat pada
tahun 2017 menjadi 46,42 persen dengan peningkatan sebesar 5,57 persen. Meningkat
kembali pada tahun 2018 menjadi 49,18 persen, dengan peningkatan sebesar 5,96 persen.
Pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi 42,53 persen dengan penurunan
debt equity ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan menurun sebesar 0,66 persen
rata-rata pertahun.
Nilai perusahaan dalam hal ini price book value adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya pada Nilai perusahaan dalam
hal ini price book value adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar
saham terhadap nilai bukunya. Adapun price book value pada perusahaan manufaktur Sub
Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Price Book Value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen
yang terdaftar di BEI.
Price Book Value (Kali)
No. Kode Saham
2016 2017 2018 2019
1 ASII 2.46 2.19 1.89 1.48
2 AUTO 0.94 0.92 0.63 0.51
3 BOLT 1.92 3.20 3.09 2.59
4 BRAM 15.19 15.29 12.66 22.02
5 INDS 0.40 0.25 0.66 0.59
6 SMSM 3.10 3.43 3.78 3.74
Rata-rata (%) 4.00 4.21 3.79 5.16
Perkembangan (%) 5.29 -10.17 36.20
Perkembangan Pertahun (%) 10.44
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata price book value pada perusahaan
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI
mengalami fluktuasi namun cenferung meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price
book value pada tahun 2016 sebesar 4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21
kali dengan peningkatan sebesar 5,29 persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali,
dengan peningkatan sebesar 10,17 persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019
price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang
Uji asumsi klasik dalam penelitian adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas,
autokorelasi, uji normalitas dan uji linearitas. Lebih jelasnya diurakan sebagai berikut:
a. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan OLS, maka model regresi linier
yang baik adalah yang terbebas dari adanya multikolinieritas. Dengan demikian, model di
atas telah terbebas dari adanya multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat
pada tabel kolom Centered VIF. Hasil uji multikolinearitas ditampilkan pada tabel berikut
ini:
multikolinearitas. Karena nilai VIF dari kedua variabel independent tidak ada yang lebih
besar dari 10 atau 5 (banyak buku yang menyaratkan tidak lebih dari 10, tapi ada juga yang
fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Untuk membuktikan dugaan
pada uji heteroskedasitas pertama, maka dilakukan uji White heteroscedacity yang tersedi
dalam program Eviews. Hasil yang diperhatikan dari uji ini adalah nilai F dan dan Obs*R-
Squared. Jika Obs*R-Squared< dari X tabel maka tidak terjadi heteroskedasitas. Demikian
juga sebaliknya. Hasil uji White Heteroscedacity ditampilkan pada tabel berikut ini:
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 22:32
Sample: 1 24
Included observations: 24
0,05. Kesimpulannya adalah dengan tingkat kepercayaan 95% tidak ada heteroskedasitas.
c. Autokorelasi
observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Untuk mendeteksi adanya autokrelasi
adalah dengan melakukan uji LM (Metode Bruesch Godfrey). Metode ini disarkan pada
nilai F dan Obs*R-Square, dimana jika nilai probabilitas dari Obs*R-Squared melebihi
tingkat kepercayaan maka tidak ada masalah autokorelasi. Hasil uji LM (Metode Bruesch
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 23:11
Sample: 1 24
Included observations: 24
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dilihat bahwa P-Value Obs*R-Squared 6,51>
0,05. Kesimpulannya adalah dengan tingkat kepercayaan 95% tidak terdapat autokorelasi
d. Uji normalitas
Uji normalitas hanya akan dilakukan pada jika jumlah observasi adalah kurang dari 30
Untuk mengetahui apakah eror term mendekati distribusi normal. Jika jumlah obsevasi
lebih dari 30 maka tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab distribusi sampling eror term
Berdasarkan hasil uji normlitas, maka dapat dilihat bahwa P-Value 0,217>0,05.
Kesimpulannya adalah dengan tingkat kepercayaan 95% eror term terdistiribusi normal.
e. Uji Linearitas
Linieritas merupakan asumsi yang seharusnya ada dalam model regresi liniear.
Untuk regresi linier berganda, pengujian terhadap linieritas dapat menggunakan Ramsey
Reset Test. Adapun hasil uji linearitas ditampilkan pada tabel berikut ini:
Value df Probability
t-statistic 2.394490 20 0.2266
F-statistic 5.733583 (1, 20) 0.2266
Likelihood ratio 6.049550 1 0.1139
F-test summary:
Mean
Sum of Sq. df Squares
Test SSR 8.029008 1 8.029008
Restricted SSR 36.03596 21 1.715998
Unrestricted SSR 28.00695 20 1.400347
LR test summary:
Value
Restricted LogL -38.93209
Unrestricted LogL -35.90731
sebesar0,226 dimana > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas linear
Hasil pengujian penelitian ini menggunakan tekhnik analisis regresi data panel,
dengan menggunakan software Eviews10. Berdasarkan data terlampir maka hasil analisis
data akan menggunakan tiga model yaitu modelcommon effect, fixed effect dan random
Pooled least square merupakan model yang digunakan untuk mengestimasi data
panel dengan metode ordinal least square (OLS). Berdsasarkan data hasil penelitian
terlampir dan selanjutnya diolah dengan program e-Views diporoleh hasil sebagai berikut:
Estimation Command:
=========================
LS PBV C ROA DER
Estimation Equation:
=========================
PBV = C(1) + C(2)*ROA + C(3)*DER
Substituted Coefficients:
=========================
PBV = -0.535199506266+0.525600311494*ROA+0.329704685907*DER
2. Fixed effect
Fixed efffect dalam hal ini menambahkan model dummy pada data panel.
Berdsasarka data hasil penelitian terlampir dan selanjutnya diolah dengan program e-Views
3. Random Effect
Random Effect dalam hal ini memperhitungkan eror dari data panel dengan metode
least square.Berdaasarkan data hasil penelitian terlampir dan selanjutnya diolah dengan
Substituted Coefficients:
=========================
PBV = -0.675714591644 +1.01291629805*ROA + 0.162758761311*DER + [CX=R, PER=R]
Uji pemilihan model dilakukan untuk menentukan model yang layak digunakan
1. Chow Test
Chow test adalah pengujian untuk menentukan model Fixed Effet atau common
Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Berdasarkan data dan
Berdasarkan chow test untuk model ini memiliki nilai probabilitas F lebih kecil dari
Alpha (0,05), sehingga, model yang sesuai dari hasil ini yaitu fixed effect (Karena nilai
Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect
atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Berdasarkan data dan dilakukan Hausman
Karena hasil analisis pada chow test dan hausman test telah memperoleh hasil yang
konsisten maka uji pemilihan model tidak dilanjutkan dilanjutkan pada LM test.
Berdasarkan chow test dan hausman test maka diperoleh informasi model yang
Berdasarkan tabel 4.9 dan estimation command tersebut maka dapat diintepretasikan
sebagai berikut:
a. Intercept (C) = -0,683, artinya bahwa apabila return on asset dan debt equity ratio
tidak berubah, maka akan terjadi penurunan price book value dimasa yang akan datang.
b. Koefisien regresi variabel return on asset (X1) = 1,104. artinya setiap satu persen
kenaikan return on asset akan diikuti oleh peningkatan price book value sebesar 1,104
c. Koefisien regresi variabel debt equity ratio (X2) = 0,195. artinya setiap satu persen
kenaikan debt equity ratio akan diikuti oleh peningkatan price book value sebesar 0,195
0.9706, ini berarti bahwa kontribusi return on asset dan debt equity ratio terhadap price
book value perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sebesar 97,06%. Selebihnya yaitu sebesar 2,94% diterangkan oleh
a. Uji F
Return on asset dan debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
price book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji F pada tingkat
kepercayaan 0,95 atau taraf nyata = 0,05, dimana P Value = 0,00000 < 0,05. Ini berarti
bahwa baiknya return on asset dan debt equity ratio dapat mempengaruhi price book value
pada pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian maka hipotesis satu yang menyatakan bahwa:
Return on asset dan debt equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price
book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar
b. Uji t
1. Return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value pada
perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dengan kofisien regresi sebesar 1,104
pada tingkat kepercayaan 0,95 atau taraf nyata = 0,05, dimana P Value =
0,0245<0,05. Ini berarti bahwa baiknya return on asset dapat mempengaruhi price book
value pada pada perusahaan manufaktursub sektor otomotif dan komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian maka hipotesis dua yang
menyatakan bahwa: Return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap price
book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang
2. Debt equity ratio berpengaruh positif dan namun tidak signifikan terhadap price book
value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dengan kofisien regresi
sebesar 0,915 pada tingkat kepercayaan 0,95 atau taraf nyata = 0,05, dimana P Value
= 0,1291> 0,05. Ini berarti bahwa baiknya debt equity ratio tidak mempengaruhi price
book value pada pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian maka hipotesis tiga yang
menyatakan bahwa: Debt equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price
book value pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang
4.2.1. Pengaruh Profitabilitas Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Sub SektorOtomotif Dan Komponen Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya
bahwa semakin tinggi profitabilitas dan struktur modal dapat meningkatkan nilai
perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang
Hal tersebut disebabkan karena profitabilitas yang diproksi pada rata-rata return on
assets pada perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI
mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun cenderung menurun dimana rata-rata
return on assets pada tahun 2006 sebesar 8,34 persen, meningkat pada tahun 2017
menjadi 9,03 persen dengan peningkatan sebesar 8,19 persen. Menurun pada tahun 2018
menjadi 8,47 persen, dengan penurunan sebesar 6,19 persen. Kembali terjadi penurunan
pada tahun 2019 menjadi 7,62 persen dengan penurunan sebesar 7,62 persen. Berdasarkan
deskripsi data secara keseluruhan selama periode pengamatan maka return on asset
perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI
mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun mengalami penurunan pada akhir tahun
pengamatan dimana rata-rata debt equity ratio pada tahun 2016 sebesar 43,97 persen,
meningkat pada tahun 2017 menjadi 46,42 persen dengan peningkatan sebesar 5,57 persen.
Meningkat kembali pada tahun 2018 menjadi 49,18 persen, dengan peningkatan sebesar
5,96 persen. Pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi 42,53 persen dengan
penurunan sebesar 13,52 persen. Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama
periode pengamatan maka debt equity ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif
dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan menurun
Hal tersebut mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksi pada price book value
dimana rata-rata price book value pada perusahaan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami fluktuasi namun cenderung
meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price book value pada tahun 2016 sebesar
4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21 kali dengan peningkatan sebesar 5,29
persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali, dengan peningkatan sebesar 10,17
persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 5,16 kali dengan
periode pengamatan maka price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif
Alipudin (2019) dan Hara Agum Gumelar Parhusip et.all (2016) yang menemukan bahwa
Hal tersebut diperkuat pula melalui hubungan antara profitabilitas dan struktur
modal secara bersamaan dengannilai positif bernilai positif sebesar 0,9706 yang berarti
manufaktursub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
perusahaan sebesar 97,06%. Selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya
bahwa semakin tinggi profitabilitas dan struktur modal dapat meningkatkan nilai
perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang
signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif
Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi
profitabilitas dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
assets pada perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI
mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun cenderung menurun dimana rata-rata
return on asset pada tahun 2006 sebesar 8,34 persen, meningkat pada tahun 2017 menjadi
9,03 persen dengan peningkatan sebesar 8,19 persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi
8,47 persen, dengan penurunan sebesar 6,19 persen. Kembali terjadi penurunan pada tahun
2019 menjadi 7,62 persen dengan penurunan sebesar 7,62 persen. Berdasarkan deskripsi
data secara keseluruhan selama periode pengamatan maka return on asset perusahaan Sub
Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami perkembangan menurun
Hal tersebut mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksi pada price book value
dimana rata-rata price book value pada perusahaan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami fluktuasi namun cenferung
meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price book value pada tahun 2016 sebesar
4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21 kali dengan peningkatan sebesar 5,29
persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali, dengan peningkatan sebesar 10,17
persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 5,16 kali dengan
peningkatan sebesar 36,20 persen. Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama
periode pengamatan maka price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Husnan,
investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga
saham juga akan meningkat. Harga saham yang meningkat mencerminkan nilai perusahaan
yang baik bagi investor. Suharli (2006) dalam Martalina (2011) menyatakan bahwa nilai
pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan
pengembalian investasi kepada pemegang saham tergantung pada laba yang dihasilkan
perusahaan. Oktaviani (2008) juga menyatakan bahwa dengan tingginya tingkat laba yang
dihasilkan, berarti prospek perusahaan untuk menjalankan operasinya di masa depan juga
tinggi sehingga nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan akan
meningkat pula.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian empiris yang dilakukan oleh Asep
Alipudin (2019) dan Hara Agum Gumelar Parhusip et.all (2016), Sigit Cahyono et.all
perusahaan.
Hal tersebut diperkuat pula melalui hubungan antara profitabilitas dan struktur
modal secara bersamaan dengan nilai positif bernilai positif sebesar 0,9706 yang berarti
manufaktursub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
perusahaan sebesar 97,06%. Selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif
Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi
profitabilitas dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin
tinggi struktur modal tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hal tersebut disebabkan karena rata-rata struktur modal yang diproksi pada debt
equity ratio pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang
terdaftar di BEI mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun mengalami penurunan
pada akhir tahun pengamatan dimana rata-rata debt to equity ratio pada tahun 2016 sebesar
43,97 persen, meningkat pada tahun 2017 menjadi 46,42 persen dengan peningkatan
sebesar 5,57 persen. Meningkat kembali pada tahun 2018 menjadi 49,18 persen, dengan
peningkatan sebesar 5,96 persen. Pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi
42,53 persen dengan penurunan sebesar 13,52 persen. Berdasarkan deskripsi data secara
keseluruhan selama periode pengamatan maka debt equity ratio Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami
dimana rata-rata price book value pada perusahaan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI mengalami fluktuasi namun cenderung
meningkat dari tahun ketahun dimana rata-rata price book value pada tahun 2016 sebesar
4,00 kali, meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,21 kali dengan peningkatan sebesar 5,29
persen. Menurun pada tahun 2018 menjadi 3,79 kali, dengan peningkatan sebesar 10,17
persen. Kembali terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 5,16 kali dengan
peningkatan sebesar 36,20 persen. Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan selama
periode pengamatan maka price book value Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif
Hasil penelitian ini tidak sejalan sejalan dengan pendapat Hamidy (2015)
menyatakan bahwa hutang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan peningkatan nilai
perusahaan ini lebih besar apabila hutang dapat meningkatkan profitabilitas dari
perusahaan.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian empiris yang dilakukan oleh I Putu
Hendra Sintyana (2019) dan Hara Agum Gumelar Parhusip et.all (2016) yang menemukan
namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin
tinggi struktur modal tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB V
5.1. Kesimpulan
berikut:
1. Profitabilitas dan struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi profitabilitas dan
struktur modal dapat meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi profitabilitas dapat meningkatkan nilai
perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang
3. Struktur modal berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Artinya bahwa semakin tinggi struktur modal tidak dapat
meningkatkan nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan
5.2. Saran
73 disarankan beberapa hal sebagai berikut:
Berdasarkan kesimpulan tersebut,
1. Bagi perusahaan, kiranya menekan hutang dan mingkatkan modal sendiri agar struktur
modal yang diproksi pada debt equty ratio semakin kecil agar modal dapat menutupi
2. Bagi investor, kiranya memperhatikan return on asset dan debt equity ratio dalam
varaibel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, selain itu juga menambahkan
Angga Pratama dan Wiksuana 2018. Pengaruh Firm Size Dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Mediasi. ISSN : 2337-
3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7.5 (2018): 1289-1318.
Agus Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi4. BPFE. Yogyakarta
Asep Alipudin. 2019. Model Peningkatan Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal Dan
Profitabilitas Pada Perusahaan AgrikulturDi Bursa Efek Indonesia. JIAFE (Jurnal
Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 2, Des. 2019, Hal. 145-154.
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
Agus Widarjono, 2007,Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan BisnisEdisi
Kedua, Cetakan Kesatu. Yogyakarta. Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.
Baltagi, Badi H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. 3rd Ed. West Sussex:
JohnWiley and Sons Ltd.
Brigham, E.F., Ehrhardt, M.C. 2010. Financial Management Theory And Practice,
Eleventh Edition, South Western Cengage Learning, Ohio
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung:
Alfabeta
Grandy Tarimaet all. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi Dan Keputusan
Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bei Periode
2011-2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 04 Tahun 2016
H. Kent Baker 2011. Capital Structure and Corporate Financing Decisions. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.
Hamidy, Rahman Rusdi. 2015. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan
Real Estate di Bursa Efek Indonesia.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. 4(10), 665-682.
Hartono Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Hara Agum Gumelar Parhusip et.all.2016). Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014).Jurnal Administrasi Bisnis S1
Universitas Brawijaya • Agustus 2016
Husnan, Suad. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang), Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Martalina, Lifessy. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening.Skripsi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Novari, Putu Mikhy dan Lestari. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti Dan Real Estate. E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.9, 2016:5671-5694 ISSN : 2302-8912.
Rompas, Gisela Prisilia. 2013. Likuiditas Solvabilitas Dan Rentabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA, Vol.1,
No.3, September 2013.
Sawir, Agnes. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Syarinah Sianipar. 2017. Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.b Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008, Analisa Kritis atas Laporan keuangan, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada.
Utami, Laksita. 2013. Pengaruh Return On Assets, Tangibility dan Non Debt Tax Shield
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Penelitian Ilmiah.