Skripsi
Diajukan oleh:
Regita Cahyani
022116185
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
JUNI 2020
ii
ABSTRAK
Regita Cahyani.022116185. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Konstruksi &
Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2018. Dibawah
bimbingan : Buntoro Heri Prasetya dan Siti Maimunah.
Perusahaan property, real estate dan konstuksi bangunan memegang
peranan penting dalam pertumbuhan perkembangan perekonomian suati negara di
dunia, terutama negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Banyak sekali
perusahaan yang bergerak dalam bidang ini. Ini menandakan bahwa semakin
berkembang perekonomian di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1)
Untuk menguji pengaruh GCG yang diproksikan dengan kepemilikan institusional
terhadap ROA pada perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2018. (2) Untuk menguji pengaruh
GCG yang diproksikan dengan dewan direksi terhadap ROA pada perusahaan sub
sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2013-2018. (3) Untuk menguji pengaruh GCG yang diproksikan dengan
komite audit terhadap ROA pada perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2018. (4) Untuk
menguji pengaruh GCG yang diproksikan dengan kepemilikan institusional,
dewan direksi, dan komite audit secara simultan terhadap ROA pada perusahaan
sub sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2013-2018.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor konstruksi
& bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2018. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 7 perusahaan. Sampel dipilih menggunakan metode
purposive sampling. Kemudian dilakukan outlier data dan menghasilkan sebanyak
4 perusahaan. Metode analisis digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif bersifat verifikatif yang berfungsi sebagai penganalisis data yang telah
di kumpulkan. Data diuji dengan menggunakan Eviews 10.0 dengan
menggunakan uji chow, uji lagrange multiplier, uji asumsi klasik, uji regresi data
panel, dan uji hipotesis.
Pengujian secara parsial uji t mendapatkan hasil GCG yang di proksikan
dengan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan, GCG yang diproksikan dengan dewan direksi berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan dan GCG yang diproksikan dengan komite audit
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian secara
simultan uji F mendapatkan hasil GCG yang diproksikan dengan kepemilikn
institusional, dewan direksi dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh
ii
iii
terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan sub sektor konstruksi &
bangunan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2013-2018.
Kata kunci: Kepemilikan Institusional, Dewan Direksi, Komite Audit dan ROA.
iii
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
UJIAN SIDANG SKRIPSI DAN KOMPREHENSIF
Kami selaku Ketua Komisi dan Anggota Komisi telah melakukan bimbingan
skripsi mulai tanggal: / / dan berakhir tanggal: / /
Dengan ini menyatakan bahwa,
Nama : Regita Cahyani L/P*)
NPM : 022116185
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan
Ketua Komisi : Buntoro Heri Prasetya, S.E., M.M.
Anggota Komisi : Siti Maimunah, S.E., M.Si.
Judul Skripsi :Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Konstruksi & Bangunan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2018
Menyetujui bahwa nama tersebut di atas dapat disertakan mengikuti ujian sidang
skripsi dan komprehensif yang dilaksanakan oleh pimpinan Fakultas Ekonomi
Universitas Pakuan.
Menyetujui,
(Dr. Arief Tri Hardiyanto, Ak., MBA., CMA., CCSA., CA., CSEP., QIA.)
iv
v
v
vi
© Hak Cipta Milik Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan, tahun 2020 Hak
Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan krtik, atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.
Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa seizin Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.
vi
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada Perusahaan Sub Sektor
Konstruksi & Bangunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2018.
Proposal penelitian ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapatkan gelar sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas
Pakuan Bogor.
Dalam rangka menyusun dan menyelesaikan proposal penelitian ini,
penulis banyak mendapatkan dukungan secara moril maupun material dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Mamaku tercinta Indriastuti dan Alm Ayahku Ruslan Abdul Gani dan
keluarga yang telah memberikan kasih sayang, didikan, motivasi, perhatian,
doa, serta dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini.
2. Bapak Dr. Hendro Sasongko, Ak., M.M., CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pakuan, Bogor.
3. Bapak Dr. Arief Tri Hardiyanto, Ak., MBA., CMA., CCSA., CA., QIA.,
selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pakuan, Bogor.
4. Ibu Retno Martanti Endah Lestari ., SE., M.Si., selaku Sekretaris Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan, Bogor.
5. Bapak Buntoro Heri Prasetya., SE., MM., selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan serta bimbingan
selama penulisan proposal penelitian ini.
6. Ibu Siti Maimunah., S.E., M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan memberikan arahan serta bimbingan selama
penulisan proposal penelitian ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan yang selalu
memberikan pengajaran, bimbingan, dan pengalaman selama saya kuliah.
8. Kakak-kakakku Rachmayanti Abdul Gani, Ruswandi Abdul Gani, Rifki
Rinaldi dan adik-adikku M. Farhansyah dan M. Ferdiansyah serta kakak-
kakak iparku Nuraeni dan Arvah Indriani yang selalu memberikan semangat,
perhatian, doa serta dukungan moril maupun materil kepada penulis selama
ini.
ix
x
9. Thanks for the special person " Firhan Asnam" that had been given a very
valuable spirit and motivation until i could be like this now.
10. Sahabat-sahabatku Jiehan, Adriani, Zahra, Meli, Wilda dan Monica atas
kebersamaan, keceriaan, semangat, dukungan serta menjadi rumah untuk
penulis mengeluarkan keluh kesah selama perjalanan kuliah.
11. Teman-teman dalam satu bimbingan yang telah berjuang bersama yang
memberikan semangat dan dukungannya.
12. Teman-teman mahasiswa akuntansi angkatan 2016 khususnya kelas F
Akuntansi atas kebersamaan, keceriaan, bantuan dan kerjasamanya selama
ini.
13. Serta seluruh pihak yang telah membantu saya selama ini yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu, terima kasih banyak.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan proposal penelitian ini maish banyak keterbatasan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala
kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan referensi bagi penulis
guna memperbaiki di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap agar proposal penelitian ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan seluruh pihak yang membacanya. Amin.
Penulis
x
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................... i
ABSTRAK ……...………………………………………………….…………… ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG ………….……………………………. iv
HAK CIPTA ………………………….……...………………………….….... viii
KATA PENGANTAR …………………..……………………………………... ix
DAFTAR ISI . ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah . .................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ................................................6
1.2.1 Identifikasi Masalah . ...........................................................................6
1.2.2 Perumusan Masalah . ............................................................................6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian . .......................................................................7
1.3.1 Maksud Penelitian ...............................................................................7
1.3.2 Tujuan Penelitian .................................................................................7
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................................8
1.4.1 Kegunaan Praktik . ...............................................................................8
1.4.2 Kegunaan Akademik . ..........................................................................8
BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Good Corporate Governance ..........................................................................9
2.1.1 Teori Keagenan . .................................................................................9
2.1.2 Pengertian Good Corporate Governance ...........................................9
2.1.2.1 Prinsip Good Corporate Governance ....................................10
2.1.2.2 Mekanisme Good Corporate Governance ............................11
2.2 Kinerja Keuangan ..........................................................................................13
2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan . ..........................................................13
2.2.2 Ukuran Kinerja Keuangan . ...............................................................14
2.2.3 Return On Assets (ROA) ...................................................................17
2.3 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran . ........................................19
2.3.1 Penelitian Sebelumnya .....................................................................19
2.3.2 Kerangka Pemikiran . ........................................................................26
xi
xii
xii
xiii
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Rata-Rata Organ GCG & ROA pada 7 (tujuh) Perusahaan Sub
Sektor Konstuksi & Bangunan
Tabel 2 Ringkasan Peneliti Sebelumnya
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Daftar Hasil Sampel Perusahaan Sub Sektor Konstruksi & Bangunan
Periode 2013-2018
Tabel 3.3 Tabel untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi dengan uji DW
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel Setelah Outlier
Tabel 4.2 Hasil perhitungan Kepemilikan Institusional Perusahaan Sub Sektor
Konstruksi & Bangunan periode 2013-2018
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Dewan Direksi Perusahaan Sub Sektor Konstruksi &
Bangunan Periode 2013-2018
Tabel 4.4 Hasil perhitungan Komite Audit Perusahaan Sub Sektor Konstruksi &
Bangunan periode 2013-2018
Tabel 4.5 Hasil perhitungan ROA Perusahaan Sub Sektor Konstruksi &
Bangunan periode 2013-2018
Tabel 4.6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.7 Uji Chow
Tabel 4.8 Hasil Uji Langrange Multiplier
Tabel 4.9 Hasil Uji Model Data Panel
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.11 Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.12 Uji Autokorelasi
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Data Panel
Tabel 4.14 Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
Tabel 4.15 Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji f)
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Rata-Rata Organ GCG & ROA pada 7 (tujuh) Perusahaan
Sub Sektor Konstuksi & Bangunan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian
Gambar 4.1 Rata-rata Kepemilikan Institusional pada empat perusahaan sub
sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-
2018
Gambar 4.2 Rata-rata Dewan Direksi pada empat perusahaan sub sektor
konstruksi & bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2018
Gambar 4.3 Rata-rata Komite Audit pada empat perusahaan sub sektor konstruksi
& bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2018
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas pada perusahaan Sub Sektor Konstruksi &
Bangunan yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2018
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Tabel 1
Data Rata-Rata Organ GCG & ROA pada 7 (tujuh) Perusahaan Sub Sektor
Konstuksi & Bangunan
TAHUN
RATA-
URAIAN
RATA
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kepemilikan
3,72 3,95 3,72 3,67 3,65 3,69 3,73
Institusional (%)
Sumber: www.idx.co.id
Grafik 1
Grafik Rata-Rata Organ GCG & ROA pada 7 (tujuh) Perusahaan Sub Sektor
Konstuksi & Bangunan
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RATA-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 RATA
Kepemilikan Institusional 3,72 3,95 3,72 3,68 3,65 3,69 3,73
Dewan Direksi 6 6,5 6,8 6,8 6,7 6,7 6,5
Komite Audit 3,8 4 3,8 3,8 3,8 3,8 3,8
ROA 9,1 8,2 5,8 4,1 6,6 3,7 6,2
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bila GCG yang diproksikan dari
kepemilikan institusional, dewan direksi dan komite audit dalam keadaan naik
5
maka ROA seharusnya naik, dan bila kepemilikan institusional, dewan direksi
dan komite audit turun maka saldo ROA seharusnya menurun, akan tetapi pada
tahun 2013 dan 2017 Kepemilikan Institusional mengalami penurunan tetapi
ROA mengalami kenaikan. Sedangkan dewan direksi pada tahun 2013
mengalami penurunan tetapi ROA mengalami kenaikan. Pada tahun 2014
dewan direksi mengalami kestabilan tetapi ROA naik. Dan pada tahun 2015
dan tahun 2018 dewan direksi mengalami kestabilan tetapi ROA mengalami
penurunan. Sedangkan komite audit pada tahun 2013 dan tahun 2017
mengalami kestabilan tetapi ROA mengalami kenaikan. Pada tahun 2015, 2016
dan 2018 komite audit mengalami kestabilan tetapi ROA mengalami
penurunan. Hal ini yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian.
Penelitian mengenai pengaruh good corporate governance terhadap
kinerja perusahaan dilakukan oleh (Azis & Hartono, 2017) Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial variabel ukuran dewan, komisaris
independen, dewan audit, rasio ekuitas hutang jangka panjang, dan rasio
hutang terhadap ekuitas tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Variabel rasio utang terhadap aset berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Secara bersamaan, ukuran dewan,
komisaris independen, komite audit, rasio ekuitas hutang jangka panjang, rasio
hutang terhadap aset, dan rasio hutang terhadap ekuitas berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Rekomendasi utama yang diberikan
penelitian ini tentang pengaruh rasio aset utang terhadap kinerja keuangan
perusahaan, jika perusahaan menggunakan rasio utang terhadap aset untuk
pendanaan eksternal maka akan berdampak pada penurunan kinerja keuangan
perusahaan. Investor dapat menggunakan rasio utang terhadap aset untuk
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Dewi, Susbiyani, &
Syahfrudin, 2019) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance dan Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan, sedangkan Total Asset Turn Over tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Laksana, 2015) hasil análisis diketahui
bahwa jumlah dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan dan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-
2012, sedangkan proporsi dewan komisaris independen dan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012.
6
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
c) Komite Audit
Menurut (Wiendy Indriati, 2018) Komite audit adalah komite yang
dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam
membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite audit
mempunyai peran yang penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas
proses penyusunan laporan keuangan, menjaga terciptanya sistem pengawasan
perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance.
Komite audit diketuai oleh Komisaris Independen dan memiliki anggota
paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris
Independen dan pihak dari luar perusahaan publik. Masa tugas anggota Komite
Audit tidak boleh lebih lama dari dari masa jabatan Dewan Komisaris
Independen, sebagaimana diatur dalam Anggaran dasar dan dapat dipilih
13
Laba Bersih
Net Profit Margin = × 100%
Penjualan
b) Return on Asset (ROA)
Return on Asset disebut sebagai rentabilitas ekonomis yang merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba
sebelum bunga dan pajak ata EBIT. Rumusan yang biasa digunakan adalah
sebagai berikut :
Laba Bersih
ROA = × 100%
Total Aktiva
c) Return on Equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut
pandang pemegang saham. Rasio ROE biasa dihutung sebagai berikut:
Laba Bersih
ROE = × 100%
Total Ekuitas
Tujuan utama implementasi GCG adalah menciptakan kesejehteraan bagi
para pemegang melalui pencapain kinerja keuangan. Ukuran kinerja keuangan
salah satunya adalah ROE. GCG terbukti berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. ROE yang tinggi menunjukkan kinerja keuangan perusahaan juga
baik, yang mengakibatkan investor tertarik menanamkan modal. Sebaliknya, jika
ROE yang rendah menunjukkan kondisi kinerja keuangan perusahaan yang tidak
baik, sehingga investor kurang tertarik untuk menanamkan modal pada
perusahaan yang bersangkutan.
16
& Gapenski, 1996) Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham
juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
pendanaan, dan manajemen assets . nilai perusahaan yang diukur dengan
Tobin’s Q. Adapun rumus Tobin’s Q sebagai berikut:
((CP × Jumlah Saham Beredar) + (TL + I)) - CA
Tobin’s Q =
TA
Keterangan :
Q = Nilai Perusahaan
CP = Clossing Price
TL = Total Liabilities
I = inventory
CA = Current Assets
TA = Total Assets
g) Price To Book Value (PBV)
Rasio PBV merupakan perbandingan antara harga pasar saham dan nilai
buku saham. Nilai buku per saham diperoleh dari perbandingan total ekuitas
pemegang saham dan jumlah saham beredar. PBV dapat dihitung sebagai
berikut:
Harga Saham t
PBV =
Nilai Buku Per Saham t
Keterangan :
Harga Saham akhir tahun t
Nilai buku per saham = total ekuitas pemegang saham / saham beredar akhir
tahun
2.2.3 Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam
analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering dilihat, karena dapat
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA
mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa
18
lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau
aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari
modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi
aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2001:90), “Rasio laba bersih terhadap total
aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan
pajak”. Dan Menurut Sawir (2005:18), “Return On Assets (ROA) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA
suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
penggunaan asset”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ROA dalam penelitian ini
adalah mengukur perbandingan antara laba bersih setelah dikurangi beban bunga
dan pajak (Earning After Taxes / EAT) yang dihasilkan dari kegiatan pokok
perusahaan dengan total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan untuk
melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan dinyatakan dalam
persentase.
Menurut Sawir (2005:18), Secara matematis ROA dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Net income
Return On Assets = x 100%
Total assets
Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan
tersebut dari segi penggunaan asset.
19
Nama Publikasi
No. Penulis Judul Variabel Indikator Hasil
yang diukur
dengan PER dan
pengaruhnya
adalah positif.
(Eksandy, 2018) Pengaruh Variabel Variabel Hasil penelitian Jurnal
3.
Good Independen : independen menunjukkan Akuntansi, Vol
Corporate Good dalam bahwa dewan 5 No. 1,
Governance Corprorate penelitian ini direksi Januari 2018 p-
Terhadap Governance adalah Good berpengaruh ISSN 2339-
Kinerja Variabel Corporate terhadap kinerja 2436 e-ISSN
Keuangan Dependen : Governance keuangan, 2549-5968
Pada Kinerja (GCG) yang sedangkan
Perbankan Keuangan diukur dengan komisaris
Syari’ah dewan direksi, independen, dewan
Indonesia dewan pengawas syariah
komisaris dan komite audit
independen, tidak berpengaruh
dewan terhadap kinerja
pengawas keuangan. Secara
syariah dan bersama-sama
komite audit dewan direksi,
Variabel komisaris
dependen independen, dewan
dalam pengawas syari’ah
penelitian ini dan komite audit
adalah kinerja berpengaruh
keuangan terhadap ROA.
yang diukur
dengan Return
On Asset
(ROA).
(Meythi & Pengaruh Variabel Variabel
4. Variabel penerapan Jurnal Hukum
Devita, 2012) Penerapan Independen : Independen
GCG (X) tidak Bisnis dan
Good Good diukur
berpengaruh Investasi,
Corporate Corporate menggunakan
terhadap variabel Volume 3,
Governanance Governance skor GCG
ROE (Y) karena Nomor 1,
Terhadap Variabel yang
November
Kinerja Dependen : dipublikasikan nilai signifikansi
2011, hal. 71-
Keuangan Kinerja oleh IICG. sebesar 0,996 lebih
89
Perusahaan. Keuangan Variabel besar dari taraf
Studi Empiris Perusahaan Dependen signifikan sebesar ISSN: 2085-
Pada diukur 0,05. 9945
Perusahaan menggunakan Variabel penerapan
Go Public ROE. GCG tidak
Yang berpengaruh
Termasuk terhadap kinerja
Kelompok 10 keuangan
Besar
21
Corporate perusahaan.
Governance
Perception
Index (CGPI)
di Bursa Efek
Indonesia
(Widhianningru Pengaruh Variabel Variabel Hasil penelitian ini
5. Jurnal
m & Amah, Mekanisme Independen: Independen meneunjukkan Dinamika
2010) Good Mekanisme diukur bukti empiris Akuntansi
Corporate Good menggunakan bahwa proporsi
Vol. 4, No. 2,
Governance Corporate Kepemilikan komisionaris
September
Terhadap Governance Institusional, independent 2012, pp. 94-
Kinerja Variabel Komisaris perusahaan 102
Keuangan Dependen: Independen hanyalah suatu
ISSN 2085-
Selama Krisis Kinerja dan formalitas yang
4277
Keuangan Keuangan Kepemilikan digunakan untuk
Tahun 2007- Manajerial. memenuhi aturan.
2009 Variabel Sehingga fungsi
Dependen kontrol yang
diukur seharusnya
menggunakan menjadi tanggung
Return On jawab komisionaris
Investment menjadi tidak
(ROI) efektif. Hal ini
akan
mengakibatkan
kinerja perusahaan
menurun.
(Roza Mulyadi, Pengaruh Variabel Jurnal
6. Dalam Ukuran komisaris
2016) Corporate Independen: Akuntansi.
penelitian ini independen
Governance Corporate Vol. 3. No.1
corporate memiliki pengaruh
Terhadap Governance Januari 2016
governance yang signifikan
Kinerja Variabel ISSN 2339-
diproksikan terhadap kinerja
Keuangan Dependen : 2436
dengan
Kinerja keuangan sebesar -
ukuran
Keuangan 35%
komisaris
Komite audit tidak
independen memiliki pengaruh
dan yang signifikan
keberadaan terhadap kinerja
komite audit. keuangan.
variabel
dependen
dalam
penelitian ini
yang diukur
dengan
22
menggunakan
Market Value
Added
(MVA).
(Laksana, 2015) Variabel mekanisme hasil análisis ISSN : 2302-
7. Corporate
Governance Independen : corporate diketahui bahwa 8556 E-jurnal
dan Kinerja Corporate governance jumlah dewan Akuntansi
Keuangan Governance. diproksikan direksi Universitas
Variabel dengan berpengaruh positif Udayana 11.1
(Studi Kasus
Dependen : jumlah dewan terhadap kinerja (2015): 269-
Pada
Kinerja direksi, keuangan 288
Perusahaan
Keuangan proporsi perusahaan dan
Perbankan
dewan kepemilikan
Periode 2008-
2012) komisaris manajerial
independen, berpengaruh
kepemilikan negatif terhadap
manajerial kinerja keuangan
sebagai perusahaan
mekanisme perbankan di Bursa
internal serta Efek Indonesia
kepemilikan (BEI) periode
institusional 2008-2012,
sebagai sedangkan proporsi
mekanisme dewan komisaris
eksternal. independen dan
Sedangkan kepemilikan
pengukuran institusional tidak
kinerja berpengaruh
keuangan signifikan terhadap
diukur dengan kinerja keuangan
Return on perusahaan
Assets (ROA). perbankan di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) periode
2008-2012.
(Revita, 2018) Pengaruh Variabel Mekanisme Hasil penelitian ini
8. Jurnal
GCG, CAR, Independen : Good membuktikan Ecodemica,
LDR GCG, CAR, Corporate bahwa Vol. 2 No. 2
Terhadap LDR. Governance, :kepemilikan September
Kinerja Variabel yang meliputi institusional, 2018
Keuangan Dependen : : Kepemilikan proporsi dewan ISSN: 2355-
Serta Harga Kinerja Institusional, komisaris 0295, e-ISSN:
Saham Keuangan Proporsi independen tidak 2528-2255
Perbankan serta Harga Dewan berpengaruh
Saham Komisaris signifikan positif
Perbankan Independen, terhadap ROA dan
Jumlah ROE, jumlah
Komite Audit, komite audit, CAR
23
Jumlah berpengaruh
Direksi. dan signifikan positif
Permodalan terhadap ROA dan
(CAR dan ROE Jumlah
LDR) dewan direksi
terhadap berpengaruh
Kinerja signifikan positif
Keuangan terhadap ROA dan
(ROA dan tidak berpengaruh
ROE) serta signifikan positif
implikasinya terhadap ROE.
terhadap LDR berpengaruh
Harga Saham signifikan negatif
di Industri terhadap ROA dan
Perbankan. ROE.
SedangkanROA,
ROE berpengaruh
signifikan positif
terhadap harga
saham.
(Dewi et al., Pengaruh Variabel Good Hasil penelitian International
9.
2019) Penerapan Independen : Corporate menunjukkan Journal of
Good Good Governance bahwa Good Social Science
Corporate Corporate diukur Corporate and Business.
Governance, Governance, menggunakan Governance dan Volume 3,
Total Asset Total Asset skor Kepemilikan Number 4,
Turn Over dan Turn Over, Corporate Institusional Tahun 2019,
Kepemilikan dan Governance berpengaruh pp. 473-480. P-
Institusional Kepemilikan Perception terhadap Kinerja ISSN : 2614-
Terhadap Institusional. Index (CGPI) Keuangan 6533 E-ISSN :
Kinerja Variabel Rasio Perusahaan, 2549-6409
Keuangan Dependen : aktivitas sedangkan Total
Perusahaan Kinerja dihitung Asset Turn Over
Keuangan dengan tidak berpengaruh
Perusahaan menggunakan terhadap Kinerja
TATO (Total Keuangan
Asset Turn Perusahaan.
Offer).
Kepemilikan
institusional
diukur dengan
melihat
proporsi
saham yang
dimiliki
institusi
seperti
institusi asing,
24
pemerintah,
dan
perusahaan
swasta.
Kinerja
Keuangan
menggunakan
ROA
(Azis & Variabel Jurnal lmu
10. Pengaruh indikator Board size tidak
Hartono, 2017) Independen : Manajemen
Good perhitungan berpengaruh
Good Volume 5
Corporate dalam terhadap kinerja
Corporate Nomor 3 –
Governance, keuangan
Governance, penerapan Jurusan
Struktur perusahaan.
Struktur good Manajemen
Modal, dan Komisarise
Modal dan corporate Fakultas
Leverage independene tidak
Leverage governance Ekonomi
terhadap berpengaruhe
Variabel diantaranya Universitas
Kinerja terhadap
Dependen : adalah Negeri
Keuangan kinerjahkeuangan
Kinerja board size, Surabaya 2017
Perusahaan perusahaan.
Kauengan komisaris
Pada Sektor
Perusahaan Komite audi tidak
Pertambangan independen,
berpengaruh
Yang dan komite
terhadap kinerja
Terdaftar Di audit.
keuangan
Bursa Efek menggunakan perusahaan.
Indonesia proksi long
Tahun 2011- Long term debt to
term debt
2015 equity ratio
equity
(LTDER) tidak
ratio berpengaruh
(LTDER) terhadap kinerja
dalam keuangan
perhitungan perusahaan.
struktur
Debt to asset ratio
modal.
(DAR)
Variabel berpengaruh
laverage terhadap kinerja
menggunakan
keuangan
debt to asset
perusahaan.
ratio (DAR)
dan debt to Debtsto
equitysratio
equity ratio
(DER)etidak
(DER).
berpengaruheterha
dap
Kinerjae
keuanganeperusaha
an.
25
(Nilayanti &
11. Pengaruh Kinerja Hasil pengujian ISSN: 2302-
Suaryana, 2019)
Kepemilikan keuangan menunjukkan 8556E-Jurnal
Manajerial perusahaan kepemilikan Akuntansi
dan diukur dengan manajerial tidak Universitas
Kepemilikan ROA, berpengaruh Udayana
Institusional kepemilikan terhadap kinerja Vol.26.2.Febru
Terhadap manajerial keuangan ari(2019): 906-
Kinerja dihitung perusahaan, 936
Keuangan dengan kepemilikan
Perusahaan perbandingan institusional
Dengan jumlah saham berpengaruh positif
Kebijakan direksi, terhadap kinerja
Deviden komisaris, dan keuangan
Sebagai manajer perusahaan,
Pemoderasi dengan kebijakan deviden
jumlah saham mampu
beredar, memperkuat
kepemilikan pengaruh
institusional kepemilikan
dihitung institusional
dengan terhadap kinerja
perbandingan keuangan
jumlah saham perusahaan dan
yang dimiliki tidak mampu
institusi memoderasi
dengan pengaruh
jumlah saham kepemilikan
beredar, dan manajerial
kebijakan terhadap kinerja
deviden keuangan
diukur dengan perusahaan.
DPR. Teknik
analisis data
yangdigunaka
n adalah uji
statistik
deskriptif, uji
asumsi klasik,
dan MRA.
Nurul Alfian Mekanisme Hasil dari JIAFE (Jurnal
12. Variabel Good
Good penelitian ini Ilmiah
Corporate Independen: Corporate menyajikan bahwa Akuntansi
Governance Good Governance ada Fakultas
Terhadap Corporate diukur dengan pengaruh yang Ekonomi) Vol.
Kinerja Governance kepemilikan signifikan dari 5 No. 2, Des.
Keuangan Variabel manajerial, kepemilikan 2019, Hal.
Perusahan Dependen: kepemilikan manajerial, 209-218
Pada kepemilikan
Kinerja institusional https://journal.
26
Kepemilikan
Institusional
Kinerja
Anggota Dewan
Keuangan
Direksi
Anggota Komite
Audit
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.3.2.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2017) dalam (Nilayanti &
Suaryana, 2019) menyatakan bahwa variabel kepemilikan institusional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian oleh Hermiyetti dan Katlanis (2017) diperoleh hasil bahwa kepemilikan
manajerial dan kepemilikan istitusional memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian oleh Affes (2013) menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Abbasi et al. (2012)
menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan.
H1: Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
2.3.2.2 Pengaruh Dewan direksi terhadap Kinerja Keuangan
Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009, dewan
direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam dan di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Jumlah anggota
28
dewan direksi paling kurang 3 (tiga) orang dan kriteria untuk menjadi seorang
direksi tunduk pada peraturan Bank Indonesia. Pengangkatan dan penggantian
direksi dalam RUPS haruslah memperhatikan rekomendasi dari komite
remunerasi dan nominasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Eksandy, 2018) hasil dari
analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : Dari semua variabel independen (dewan direksi,
komisaris independen, dewan pengawas syariah dan komite audit dalam good
corporate governance) yang diduga berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
hanya variabel dewan direksi yang berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah.
H2: Dewan Direksi berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
2.3.2.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Widyati, 2013) Komite audit
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah komite audit. Semakin
banyak jumlah komite audit yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan
memberikan perlindungan dan kontrol yang lebih baik terhadap proses akuntansi
dan keuangan dan pada akhirnya akan memberikan pengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan (Anderson et al., 2004). Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Hapsoro (2008) serta Gil dan Obradovich (2012) yang menyatakan
terdapat hubungan positif antara jumlah komite audit dengan kinerja keuangan.
Romano et al. 2012) menemukan bahwa terdapat hubungan negatif
antara jumlah komite audit dengan kinerja keuangan perusahaan. Menurut
Romano et al. (2012) dengan jumlah komite audit yang lebih sedikit,
pengendalian internal akan menjadi lebih baik, meningkatkan kewaspadaan atas
kegiatan dan keputusan dewan yang pada akhirnya akan meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
H3 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
29
Kepemilikan
Institusional H1
H2 Kinerja
Anggota Dewan
Keuangan
Direksi
H3 H4
Anggota Komite
Audit
Gambar 2.2
Hipotesis Penelitian
H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh secara positif terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
H2 : Anggota Dewan Direksi berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan
H3 : Anggota Komite Audit berpengaruh secara positif terhadap Kinerja
Keuangan
H4 : Kepemilikan Institusional, anggota dewan direksi dan anggota komite
audit berpengaruh positif secara simultan terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
30
31
yang berupa angka-angka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder, peneliti mendapatkan data secara tidak langsung,
melainkan diperoleh melalui media perantara yaitu melalui website Bursa
Efek Indonesia dan website resmi perusahaan-perusahaan yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Untuk memudahkan proses analisis, maka penulis akan mengklasifikasi
terlebih dahulu variabel penelitian kedalam dua kelompok, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Yaitu variabel yang menjadi sebab atau berubah/mempengaruhi suatu
variabel lain Syofian (2012, 110). Pada skripsi ini yang menjadi variabel
independen adalah pengaruh Good Corporate Governance yang diproksikan
Kepemilikan Institusional, Dewan Direksi dan Komite Audit.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Yaitu variabel yang dapat dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel lain (variabel independen) Syofian (2012,110) . Pada skripsi
ini yang menjadi variabel dependen adalah Kinerja Keuangan Perusahaan
yang diproksikan dengan ROA.
Skala pengukuran yang diambil dalam peneltian ini adalah skala rasio.
Skala rasio adalah suatu rasio yang memiliki sifat-sifat skala nominal, angka
pada skala menunjukkan ukuran angka sebenarnya dari objek/kategori yang
diukur. Syofian (2012 137).
Indikator variabel skala pengukuran dan instrumen yang digunakan
baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat dalam penelitian ini dapat
terlihat pada tabel berikut:
32
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Sub Sektor Konstruksi & Bangunan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2018
Tabel 3.2
Daftar Hasil Sampel Perusahaan Sub Sektor Konstruksi & Bangunan Periode
2013-2018
Kriteria
No. Kode Nama Emiten TOTAL
Saham 1 2 3
TOTAL 7 Perusahaan
0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4
c. Uji Multikolonearitas
Menurut Basuki dan Prawoto (2017:220) multikolinearitas adalah
adanya hubungan linear amtara variabel independen didalam model regresi.
Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinearitas pada model, peneliti
menggnakan parsial antar variabel independen. Rule of thunb dari metode ini
adalah jika koefisien korelasi cikup tinggi diatas 0,85 maka ada
multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif
rendah maka model tidak mengandung unsur multikolinearitas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Basuki dan Prawoto (2017:221) heteroskedastisitas adalah
masalah regresi yang faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama atau
variannya tidak konstan.
Pada penelitian ini dilakukan uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residunya. Jika nilai profitabilitas pada
seluruh variabel independen lebih dari 5% maka model tersebut tidak terdapat
gejala heteroskedastisitas.
Menurut GLS (Generlaized Least Square) digunakan ketika asumsi-
asumsi yang disyaratkan oleh metode Ordinary Least Square
(homokedastisitas dan nonautokorelasi) tidak terpenuhi (Yusna et al,2012).
3.7.3 Analisis Regresi Data Panel
38
Menurut Ghozali dan Ratmono (2013) analisis regresi data panel adalah
regresi yang menggabungkan data time series dan data cross section . adapun
model regresi data panel sebagai berikut:
Keterangan :
Y : ROA
α : Konstanta regresi
b1 : koefisien regresi untuk kepemilikan institusional
X1 : Kepemilikan institusional
b2 : koefisien regresi untuk Dewan direksi
X2 : Dewan direksi
B3 : koefisien regresi untuk komite audit
X3 : Komite audit
e : Error term
t : Waktu
i : Perusahan
3.7.4 Uji Hipotesis
Langkah selanjutnya dalah teknik pengujian hipotesis yang digunakan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas terhadap ROA dengan analisis determinasi, Uji t dan Uji F.
1. Analisis Determinasi
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti
kemampuan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen ( Ghozali, 2016).
b. Adjusted R square
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data
Berdasarkan uraian metode penelitian yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, berikut ini hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan oleh
peneliti. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan
variabel dependen, objek penelitian dalam penelitian ini yaitu Good Corporate
Governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan direksi,
komite audit dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Assets
(ROA) . Unit yang akan dianalisis yaitu organisasi dengan lokasi penelitian pada
perusahaan sub sektor Konstruksi & Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jumlah populasi sebanyak 16 perusahaan, perusahaan sub sektor
Konstruksi & Bangunan yang akan di jadikan sampel dalam penelitian ini
berjumlah 7 perusahaan selama 6 (enam) tahun periode 2013-2018. Hasil tersebut
didapatkan dari pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive
sampling. Sumber data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini
merupakan data sekunder. Penulis mendapatkan data dan informasi melalui
penyedia data yaitu situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,
dan website perusahaan yang menjadi sampel.
Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristi unik yang
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau kombinasi (Ghozali,
2011 : 41) dalam Doni Indrawan (2017) . Menurut (Ghozali. 2011 : 41) Ada
empat penyebab timbulnya data outlier (1) kesalahan dalam meng-entri data, (2)
gagal menspesifikasi adanya missing value dalam program komputer, (3) outlier
bukan merupakan anggota populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi(4)
outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi dari
variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak berdistribusi
secara normal. Deteksi terhadap outlierdapatdilakukan dengan menetukan nilai
batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara
mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa disebut z-
score (Ghozali, 2011 : 41). Menurut Hair (1998) dalam (Ghozali, 2011 : 41) untuk
kasus sampel kecil (kurang dari 80) maka standar skor dengan nilai ≥2,5
dinyatakan outlier.
Setelah dilakukan pengujian data ternyata data dari ke-7 perusahaan
tersebut terdapat 3 perusahaan yang memiliki data ekstrim. Selanjutnya peneliti
melakukan outlier data dengan menghasilkan 4 perusahaan.
41
Berdasarkan pada hasil outlier data yang telah dilakukan oleh peneliti ,
maka berikut ini disajikan tabel hasil pengambilan sampel setelah outlier
perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan :
Tabel 4.1
Hasil Pengambilan Sampel Setelah Outlier
Tabel 4.2
Hasil perhitungan Kepemilikan Institusional Perusahaan Sub Sektor
Konstruksi & Bangunan periode 2013-2018
Tahun
Kode Rata-rata
No
perusahaan perusahaan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata-rata
0,559 0,600 0,569 0,56 0,551 0,553 0,565
pertahun
Maksimum
0,682 0,799 0,682 0,682 0,743 0,743
pertahun
Minimum
0,366 0,410 0,427 0,388 0,291 0,300
pertahun
0,9
Kepemilikan Institusional (%)
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0,682 0,682 0,682 0,682 0,743 0,743
ADHI 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51
SSIA 0,366 0,41 0,427 0,388 0,291 0,3
WSKT 0,68 0,799 0,66 0,66 0,66 0,66
rata-rata pertahun 0,599 0,6 0,569 0,56 0,551 0,553
43
Tahun
Kode Rata-rata
No
perusahaan perusahaan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 ACST 4 4 6 6 6 6 5,3
2 ADHI 5 6 6 6 6 6 5,8
3 SSIA 4 4 4 4 4 4 4
4 WSKT 6 6 6 6 6 7 6,2
Maksimum
6 6 6 6 6 7
pertahun
Minimum pertahun 4 4 4 4 4 4
Dari data diatas dapat digambarkan kondisi komite audit pada perusahaan
sub sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2018 yang
disajikan dalam gambar 4.2 dibawah ini :
45
8
7
Dewan Direksi (Orang)
6
5
4
3
2
1
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 4 4 6 6 6 6
ADHI 5 6 6 6 6 6
SSIA 4 4 4 4 4 4
WSKT 6 6 6 6 6 7
Rata-rata pertahun 3,2 5 5,5 5,5 5,5 5,7
kenaikan dari tahun 2013 ke 2014 menjadi 6 orang. PT Adhi Karya (Persero) Tbk
dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 6
orang. Dan Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata dewan direksi terendah
adalah perusahaan PT Surya Semesta Internusa Tbk yaitu sebanyak 4 orang.
Pada tahun 2018 perusahaan yang memiliki nilai rata-rata dewan direksi
tertinggi adalah PT Acset Indonusa Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT
Waskita Karya (Persero) Tbk. PT Acset Indonusa Tbk dan PT Adhi Karya
(Persero) Tbk tidak mengalami kenaikan yaitu sebesar 6 orang dan PT Waskita
Karya (Persero) Tbk mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi 7
orang. Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata dewan direksi terendah adalah
perusahaan PT Surya Semesta Internusa Tbk yaitu sebanyak 4 orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai dewan direksi tertinggi pada 4
perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan dengan periode 6 tahun adalah
perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2018 yaitu sebanyak 7
orang. Perusahaan yang memiliki rata-rata nilai dewan direksi terendah dengan
periode 6 tahun adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk yaitu sebanyak 4 orang
pada tahun 2014-2018
4.2.3 Komite Audit Pada Perusahaan Sub Sektor Konstruksi & Bangunan
yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2018
Komite audit di penelitian ini dihutung dengan cara mengambil seluruh
jumlah anggota komite audit di perusahaan tersebut. Berikut hasil pengumpulan
data dan telah dilakukan perhitungan dewan direksi pada perusahaan sub sektor
konstruksi & bangunan periode 2013-2018.
47
Tabel 4.4
Hasil perhitungan Komite Audit Perusahaan Sub Sektor Konstruksi &
Bangunan periode 2013-2018
Tahun
Kode Rata-rata
No
perusahaan perusahaan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 ACST 3 3 3 3 3 3 3
2 ADHI 3 2 3 3 2 3 2.67
3 SSIA 3 3 2 2 3 3 2.67
4 WSKT 4 4 4 4 4 4 4
Rata-rata
3,08
pertahun 3.25 3 3 3 3 3.25
Maksimum
4 4 4 4 4 4
pertahun
Minimum
3 2 2 2 2 3
pertahun
Dari data diatas dapat digambarkan kondisi komite audit pada perusahaan
sub sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2018 yang
disajikan dalam gambar 4.3 dibawah ini :
48
4,5
4
Komite Audit (orang)
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 3 3 3 3 3 3
ADHI 3 2 3 3 2 3
SSIA 3 3 2 2 3 3
WSKT 4 4 4 4 4 4
Rata-rata pertahun 3,25 3 3 3 3 3,25
terendah adalah perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yaitu sebesar 2 orang.
Pada tahun 2018 perusahaan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi komite audit
adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk yaitu sebanyak 4 orang. Sedangkan
perusahaan PT Acset Indonusa Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Surya
Semesta Internusa Tbk memiliki nilai rata-rata komite audit yang sama yaitu
sebesar 3 orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai komite audit tertinggi pada 4
perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan dengan periode 6 tahun adalah
perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk selama tahun 2013-2018 yaitu
sebanyak 4 orang dan perusahaan yang memiliki nilai rata-rata komite audit
terendah adalah perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2014 dan
2017 sebanyak 2 orang dan PT Surya Semesta Internusa Tbk pada tahun 2015 dan
2016 sebanyak 2 orang.
4.2.4 Return On Assets (ROA) Pada Perusahaan Sub Sektor Konstruksi &
Bangunan yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2018
ROA di penelitian ini dihutung dengan cara laba tahun berjalan dibagi
total asset dikali 100%. Berikut hasil pengumpulan data dan telah dilakukan
perhitungan ROA pada perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan periode
2013-2018.
Tabel 4.5
Hasil perhitungan ROA Perusahaan Sub Sektor Konstruksi & Bangunan periode
2013-2018
Tahun
Kode Rata-rata
No
perusahaan perusahaan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata-rata
0,043
pertahun 0,072 0,056 0,021 0,021 0,057 0,018
Maksimum
0,128 0,085 0,059 0,029 0,140 0,037
pertahun
50
Minimum
0,042 0,031 0,021 0,014 0,018 0,002
pertahun
Dari data diatas dapat digambarkan kondisi ROA pada perusahaan sub
sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2018 yang
disajikan dalam gambar 4.4 dibawah ini :
0,14
0,12
Return On Assets (%)
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
ACST 0,076 0,07 0,021 0,026 0,028 0,002
ADHI 0,043 0,031 0,027 0,015 0,018 0,021
SSIA 0,128 0,085 0,059 0,014 0,014 0,012
WSKT 0,042 0,039 0,034 0,029 0,043 0,037
Rata-rata pertahun 0,072 0,056 0,021 0,021 0,057 0,018
(Persero) Tbk yang pada tahun sebelumnya memiliki nilai rata-rata ROA sebesar
0,031 turun menjadi 0,027. PT Surya Semesta Internusa Tbk yang pada tahun
sebelumnya memiliki nilai rata-rata ROA sebesar 0,085 turun menjadi 0,059. Dan
PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang pada tahun sebelumnya memiliki nilai rata-
rata ROA 0,039 turun menjadi 0,034. Di tahun 2015 ini perusahaan yang memiliki
nilai rata-rata ROA tertinggi adalah perusahaan PT Surya Semesta Internusa
sebesar 0,059. Dan perusahaan yang memiliki rata-rata nilai ROA terendah adalah
perusahaan PT Acset Indonusa Tbk sebesar 0,021.
Pada tahun 2016 dan 2017 perusahaan yang memiliki nilai rata-rata ROA
tertinggi adalah perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, pada tahun 2016
yaitu sebesar 0,029 dan pada tahun 2017 sebesar 0,043. Dan perusahaan yang
memiliki nilai rata-rata ROA terendah adalah perusahaan PT Surya Semesta
Internusa Tbk pada tahun 2016 dan 2017 yaitu sebesar 0,014. Pada tahun 2018
perusahaan yang memiliki nilai rata-rata ROA tertinggi adalah perusahaan PT
Waskita Karya (Persero) Tbk yaitu sebesar 0,037. Dan perusahaan yang memiliki
nilai rata-rata ROA terendah adalah PT Acset Indonusa Tbk sebesar 0,002.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata ROA tertinggi pada 4
perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan dengan periode 6 tahun adalah
perusahaan PT Surya Semesta Internusa Tbk pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,128
dan perusahaan yang memiliki nilai rata-rata ROA terendah adalah perusahaan PT
Acset Indonusa Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,002.
4.3 Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
dengan menggunakan uji statistik dan uji hipotesis. Data yang digunakan adalah
data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan periode 2013-2018. Teknik
analisis data yang digunakan adalah statistik inferensial mengenai uji hipotesis.
Analisis digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dua variabel
atau lebih atau sub variabel positif negatif dan bagaimana signifikansi atau
seberapa erat hubungan antara dua variabel. Metode analisis data dalam penelitian
ini menggunakan Microsoft Office Excel 2010 dan menggunakan bantuan dari
program software yaitu program aplikasi Econometric Views (Eviews) versi 10
yang merupakan sebuah program untuk pengolahan data dan pengujian hipotesis.
4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang lebih
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (sugiyono, 2015). Model ini memberikan
informasi berupa data statistik yang akan digunakan untuk pengujian dalam
52
penelitian ini dengan menggunakan nilai minimum, maksimum, mean dan standar
deviasi dari sampel. Berikut merupakan hasil analisis statistik deskriptif untuk
penelitian ini dengan Good Corproate Governance yang diproksikan dengan
kepemilikan institusional, dewan direksi dan komite audit sebagai variabel
independen dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA sebagain
variabel dependen.
Tabel 4.6
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
ROA KI DD KA
Observations 24 24 24 24
dalam penelitian ini adalah memilih model antara common effect, fixed effect, atau
random effect. Untuk memilih model yang paling tepat dalam mengelola data
panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, yaitu uji Chow, uji
Hausman, dan uji Lagrange Multiplier.
1. Uji Chow
Uji ini digunakan untuk menentukan model yang tepat antara model
common effect dengan model fixed effect. Dengan hipotesis dalam uji chow yaitu:
H0 : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Jika nilai probabilitas untuk cross section F > 0.05 maka terima H0 yaitu
model common effect, tetapi jika nilai probabilitas cross section F < 0.05 maka
terima H1 dan tolak H0, sehingga model yang digunakan adalah Fixed Effect.
Berikut hasil uji chow pada penelitian ini:
Tabel 4.7
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
maka tolak H₀ dan terima H₁, sehingga model yang digunakan adalah Random
Effect. Berikut hasil Uji Lagrange Multiplier:
Tabel 4.8
Hasil Uji Langrange Multiplier
2 Uji Lagrange Multiplier H0: Common Effect Model Common Effect Model
H1: Random Effect Model
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa model data panel yang
digunakan adalah Common Effect Model. Model ini tidak memperhatikan dimensi
waktu dan juga dimensi individu atau cross section, sehingga bias diasumsikan
bahwa perilaku dari individu tidak berbeda di dalam berbagai kurun waktu.
4.3.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
55
Mean -0.000850
4
Median -0.001045
Maximum 0.041640
3
Minimum -0.048344
2
Std. Dev. 0.021858
Skewness 0.084131
1 Kurtosis 2.773793
0 Jarque-Bera 0.079482
-0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 Probability 0.961039
Berdasarkan tabel 4.11, dari hasil uji multikolinearitas di atas, tidak ada
nilai korelasi antar variabel independen yang melebihi atau lebih besar dari 0.8,
oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa variabel independen di dalam penelitian
ini bebas dari masalah multikolinearitas.
3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain sama maka
disebut homokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan uji Glejser yakni meregresikan nilai mutlaknya. Jika nilai
probabilitas pada seluruh variabel independen lebih besar dari 5% atau 0,05 maka
model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Berikut hasil pengolahan
uji heteroskedastisitas:
Tabel 4.11
Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Data Panel
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 03/26/20 Time: 13:51
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 24
Linear estimation after one-step weighting matrix
Weighted Statistics
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
sumber daya penting dapat dijamin (secured) lebih mudah, seperti kontrak-
kontrak keuangan dan bisnis. Jiraporn, et al (2009) mengungkapkan bahwa
keberadaaan dewan yang besar dapat membantu menciptakan sub-komite dewan
yang efektif yang mana dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin banyaknya jumlah anggota dewan direksi di suatu
perusahaan maka akan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dewan direksi berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Peran dewan direksi adalah menyusun
kebijakan terhadap operasional perusahaan. Dengan jumlah yang relatif lebih
besar, maka keputusan yang diambil oleh direksi tidaklah terfokus pada satu pihak
saja. Jumlah direksi yang banyak umumnya direalisasikan pada penempatan setiap
direksi pada bidang-bidang tertentu yang dikuasasi oleh setiap manajer sehingga
setiap direksi memiliki tugas dan wewenang yang lebih terfokus sehingga kinerja
perusahaan akan dapat meningkat. Dewan direksi memiliki peranan yang sangat
vital dalam suatu perusahaan. Dengan adanya pemisahan peran dengan dewan
komisaris, dewan direksi memiliki kuasa yang besar dalam mengelola segala
sumber daya yang ada dalam perusahaan. Dewan direksi memiliki tugas untuk
menentukan arah kebijakan dan strategi sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Ukuran dewan
direksi merupakan salah satu mekanisme Corporate Governance yang sangat
penting dalam menentukan kinerja perusahaan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panky (2014),
Sukandar (2014) dan Arry Eksandy (2018) yang menyatakan bahwa jumlah
dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Velnampy dan
Nimalthasan (2013), Rimardhani dan Dwiatmanto (2016), dan Puspitasari dan
Ernawati (2010) menyatakan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan.
4.4.3 Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis koefisien regresi yang telah dilakukan oleh
peneliti, bahwa komite audit tidak memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0.009275. Hal ini semakin dikuatkan dengan hasil uji secara parsial (uji t)
dimana hasil nilai probabilitas dari KA sebesar 0,0599, artinya > dari 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap
ROA pada perusahaan sub sector konstruksi & bangunan pada tahun 2013-2018.
Peraturan Bapepam LK No. IX.1.5 mewajibkan perusahaan go public memiliki
minimal 3 orang komite audit, sehingga dimungkinkan pengangkatan komite audit
dalam perusahaan perbankan didasarkan pada regulasi saja tetapi tidak didasarkan
65
pada kebutuhan perusahaan. Dilihat dari gambar 4.3 dan gambar 4.4, PT Surya
Semesta Internusa Tbk pada tahun 2013 memiliki nilai ROA sebesar 0,128
dengan jumlah komite audit sebanyak 3 orang. Sedangkan PT Waskita Karya
(Persero) Tbk pada tahun 2013 memiliki nilai ROA sebesar 0,042 dengan jumlah
komite audit sebanyak 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komite
audit belum dapat memengaruhi peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Maria Fransisca (2013) Komite audit bertugas membantu dan
memperkuat fungsi dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Jumlah komite audit yang semakin banyak akan memberikan kontrol yang lebih
baik terhadap proses akuntansi dan keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan
memberikan pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun pada
penelitian ini menyatakan bahwa komite audit tidak memberikan pengaruh
terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah komite audit tidak menjamin keefektifan kinerja komite audit dalam
melakukan pengawasan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan ,
hal ini dikarenakan komite audit dalam keempat perusahaan sub sektor konstruksi
& bangunan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak
dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam
perusahaan. Padahal Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan
strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan
seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai
serta dilaksanakannya good corporate governance diperusahaan tersebut. Dengan
berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka kontrol terhadap perusahaan
akan lebih baik, sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan
manajemen untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi.
Akan tetapi fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggung jawab anggota
komite audit sebagai wakil dari dewan komisaris menjadi tidak efektif karena
pembentukan komite audit hanya untuk memenuhi regulasi. Dengan alasan
tersebut maka diduga sebagai masalah yang menyebabkan tidak memberikan
pengaruhsignifikan terhadap kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh maria
(2013), Yuni dan Nur (2015) dalam (Wiendy, ) dan abdul aziz (2017) yang
menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Dan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hapsoro (2008) serta Gil dan Obradovich (2012) yang menyatakan
terdapat hubungan positif antara jumlah komite audit dengan kinerja keuangan.
4.4.4 Kepemilikan Institusional, Dewan Direksi, dan Komite Audit
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA)
66
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa hasil
nilai probabilitas (F-statistic) sebesar 0,001227 artinya nilai probabilitas (F-
statistic) < dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variable Good Corporate
Governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan direksi
dan komite audit secara simultan (secara bersama-sama) mempengaruhi kinerja
keuangan yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Hal ini dapat
menjadi perhatian kepada perusahaan untuk lebih memerhatikan ketiga unsur ini.
Kepemilikan institusional, dewan direksi dan komite audit dapat meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan.
Kepemilikan institusional, dewan direksi dan komite audit secara bersama-
sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan,
tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku manajer yang mementingkan kepentingannya sendiri yang
pada akhirnya akan merugikan pemilik perusahaan. Semakin besar kepemilikan
oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan
untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Dewan direksi dalam suatu
perusahaan yang mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan suatu
perusahaan. Berdasarkan agency theory semakin banyak jumlah dewan direksi
maka tingkat pengawasannya akan lebih optimal dan dalam proses pengambilan
keputusan akan lebih akurat yang kemudian akan berdampak pada peningkatan
kinerja keuangan perusahaan. Proporsi dewan direksi yang lebih tinggi akan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan informasi yang didapat
perusahaan juga lebih banyak. Maka dari itu, perusahaan harus mempunyai
anggota dewan direksi sekurang-kurangnya sebanyak 3 orang. Komite audit
bertugas untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan fungsi
pengawasan atas kinerja perusahaan. Perusahaan dengan jumlah komite audit
yang lebih banyak diharapkan memberikan sumber daya yang lebih dalam
mengawasi proses akuntansi dan pelaporan keuangan sehingga dapat mengurangi
perilaku manajer yang dapat merugikan perusahaan. Maka dapat disimpulkan
bahwa seharusnya organ GCG yang diproksikan dengan kepemilikan
institusional, dewan direksi dan komite audit secara bersama-sama dapat
memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena menurut
teori apabila GCG diperusahaan tersebut baik maka dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan menjadi lebih baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria
Fransiska (2013) yang menyatakan bahwa hasil penelitian yang diperoleh, dapat
diambil kesimpulan bahwa dewan direksi, komisaris independen, komite audit,
kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja keuangan. Hapsoro (2008) menyatakan bahwa ukuran
67
BAB V
5.1 Simpulan
Setelah melakukan analisis dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh
Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan pada
perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2018, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh aecara signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan sub sektor konstruksi &
bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2018. Hal ini dibuktiin dengan
hasil uji t dimana nilai probabilitas dari variabel KI sebesar 0,7399, artinya >
dari 0,05.
2. Dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan yang
terdaftar di BEI periode 2013-2018. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t
dimana hasil nilai probabilitas dari masing-masing variable yaitu DD
sebesar 0,0002, artinya < dari 0,05.
3. Komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan yang
terdaftar di BEI periode 2013-2018. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t
dimana hasil nilai probabilitas dari masing-masing variable yaitu KA
sebesar 0,0599, artinya > dari 0,05.
4. Kepemiliakan institusuional, dewan direksi dan komite audit secara simultan
atau secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan
yang terdaftar di BEI periode 2013-2018. Hal ini dibuktikan dengan bahwa
hasil nilai probabilitas (F-statistic) sebesar 0,001227 artinya nilai
probabilitas (F-statistic) < dari 0,05.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Bagi praktisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk
dapat memecahkan masalah terkait dengan peningkatan kinerja keuangan
68
JADWAL PENELITIAN
Bulan
No. Kegiatan
Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr mei
1 Pengajuan *
Judul
2 Studi Pustaka * **
3 Pembuatan ***
Makalah
Seminar
5 Pengesahan **
6 Pengumpulan ****
Data *)
7 Pengolahan * *
Data
8 Penulisan
Laporan Dan
Bimbingan
9 Siding Skripsi
10 Penyempurnaan
Skripsi
11 pengesahan
Keterangan :
* = menunjukkan satuan unit dalam waktu minggu dan bulan
70
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Yuni Tri., dan Nur Fadjrih. 2015. “Pengaruh Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan: Corporate Social Responsibility sebagai
Variabel Intervening”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 4(7).
MARIA FRANSISCA WIDYATI (2013) PENGARUH DEWAN DIREKSI,
KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
Mohammad Makhrus (2010) PENGARUH KOMITE AUDIT TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN MELALUI MANAJEMEN LABA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN GO
PUBLIK DI BEI YANG MENGELUARKAN SAHAM SYARIAH)
Murwaningsari, E. (2008). Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam Satu
Continuum. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and
Accounting Workshop. Depok, 4-5 November 2008
Panky Pradana (2014) PENGARUH UKURAN DEWAN DIREKSI DAN
DEWAN KOMISARIS SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Puspitasari, F., & Ernawati, E. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan, Tahun 3, No. 2.
Rimardhani, H., Hidayat, R. R., & Dwiatmanto. 2016. Pengaruh Mekanisme
Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Bumn Yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 31 No. 1.
Rofina, Maria., dan Maswar Patuh Priyadi. 2013. “Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan DI BEI”.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 2(1).
Surya Andhika Putra (2013) ANALISIS PENGARUH UKURAN
PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN
KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
SERTA DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Tri Wulandari (2013) ANALISIS PENGARUH POLITICAL CONNECTION
DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN
72
(Regita Cahyani)
74
LAMPIRAN
75
Lampiran I
Lampiran I Perhitungan Kepemilikan Saham Institusional
Saham Institusional
Kepemilikan Saham Institusional = ×100 %
Saham Beredar
Kepemilikan saham
No. Perusahaan Tahun Saham Institusional Saham beredar
institusional
Lampiran II
Lampiran II Perhitungan Return On Assets (ROA)