Anda di halaman 1dari 204

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS

TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Magister Akuntansi

Disusun Oleh :

Edwin Gunawan

51621120020

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas


dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen secara pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2020. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif-asosiatif yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara
variabel independen dengan dependen dan menjelaskan arah hubungan kedua
variabel tersebut. Data penelitian berupa rasio keuangan yang bersumber dari
laporan keuangan Perusahaan Manufaktur yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory dan official website masing-masing perusahaan. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga diperoleh 19
sampel rasio keuangan perusahaan dari 36 populasi data rasio keuangan
perusahaan untuk 5 tahun periode penelitian. Metode analisis data yang digunakan
adalah statistik deskriptif, analisis regresi, analisis koefisien korelasi, analisis
koefisien determinasi dan uji-t statistik. Bedasarkan hasil pengujian hipotesis
secara parsial diperoleh kesimpulan bahwa return on asset dan current ratio
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan debt to asset
ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

Kata kunci : profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan kebijakan dividen

i
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, AND SOLVENCY
ON DIVIDEND POLICY
(An Empirical Study on Manufacturing Companies in the Consumer Goods
Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange for the Period 2016-2020)

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of profitability, liquidity, and


solvency on dividend policy in manufacturing companies in the consumer goods
sector listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2016-2020. The
research methodology employed is descriptive-associative, which aims to test
whether there is an influence between independent variables and the dependent
variable and explain the direction of the relationship between these variables. The
research data consist of financial ratios obtained from the financial statements of
manufacturing companies, sourced from the Indonesian Capital Market Directory
and the official websites of each company. Purposive sampling was used as the
sampling technique, resulting in 19 sample financial ratios from a population of
36 financial ratio data for 5 years of the research period. Data analysis methods
used include descriptive statistics, regression analysis, correlation coefficient
analysis, determination coefficient analysis, and t-test statistics. Based on the
partial hypothesis testing results, it can be concluded that return on assets and
current ratio significantly influence the dividend payout ratio. However, the debt-
to-asset ratio does not significantly affect the dividend payout ratio.

Keywords: Profitability, Liquidity, Solvency, Dividend Policy

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang atas

kehendak-Nya dan izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada baginda Rasullallah Muhammad

S.A.W untuk sauri tauladan yang paling sempurna bagi seluruh umat manusia.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan

Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen” (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020). Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Magister

tingkat Strata-2 jurusan Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas

Widyatama.

Pada proses pengerjaan tesis tidak jarang penulis menemukan tantangan

dan hambatan, sehingga penulis meminta maaf apabila terdapat kekurangan dalam

penyusunan tesis. Maka dari itu, kritik serta saran yang bersifat membangun

sangat diharapkan oleh penulis.

Bandung, 18 Juli 2023

Penulis,

Edwin Gunawan

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penulis menyelesaikan penelitian ini tidak terlepas dari dukungan

moril maupun materil serta doa yang diberikan oleh berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih secara tulus kepada :

1. Bapak Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah S.E., M.Si., Ak., CA. selaku

Wakil Rektor Bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi &

Kemahasiswaan dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan

arahan, masukan dan petunjuk selama penulis melakukan penelitian

ini.

2. Ibu Dr. Diana Sari S.E., M.Si., Ak., CA., Q.I.A., ACPA. selaku

Wakil Rektor Bidang Keuangan, SDM & Fasilitas dan Penguji 1

yang telah memberikan saran dan perbaikan kepada penulis.

3. Ibu Dr. Veronica Christina M.P.P., S.E., M.Si., Ak., CA. selaku

Penguji 2 yang telah memberikan saran dan perbaikan kepada

penulis.

4. Bapak Prof., H., Dr. Dadang Suganda Drs., M.Hum. selaku Rektor

Universitas Widyatama.

5. Bapak Dr. Deden Sutisna H., S.E., M.Si. selaku Wakil Direktur

Sekolah Pascasarjana Universitas Widyatama.

6. Bapak Dr. Achmad Fadjar S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua

Program Studi Magister Akuntansi & PPAK Sekolah Pascasarjana

Universitas Widyatama.

iv
7. Bapak Dr. Andry Arifian Rachman S.E., M.Si., Ak., CA., ACPA.

selaku Sekertaris Program Studi Magister Akuntansi & PPAK

Sekolah Pascasarjana Universitas Widyatama.

8. Semua Dosen Universitas Widyatama yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang berharga bagi penulis.

Demikian ucapan terima kasih yang dapat disampaikan, penulis

berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membaca. Jazakumullahu khairan katsira. Amin.

Bandung, 18 Juli 2023

Penulis,

Edwin Gunawan

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ......................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………………... 11

2.2 Laporan Keuangan ............................................................................ 11

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ................................................. 11

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ....................................................... 12

2.2.3 Komponen Laporan Keuangan ................................................ 14

vi
2.2.4 Asumsi Dasar ........................................................................... 15

2.2.5 Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan Keuangan ........... 16

2.2.6 Analisis Laporan Keuangan ..................................................... 18

2.3 Rasio Keuangan ................................................................................. 20

2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan ..................................................... 20

2.3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ..................................................... 20

2.3.3 Profitabilitas ............................................................................. 22

2.3.4 Likuiditas .................................................................................. 26

2.3.5 Solvabilitas …………………………………………………... 29

2.4 Dividen .............................................................................................. 32

2.4.1 Pengertian Dividen ................................................................... 32

2.4.2 Jenis-Jenis Dividen ................................................................... 33

2.4.3 Kebijakan Dividen ................................................................... 36

2.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ......... 37

2.4.5 Teori Dividen ........................................................................... 40

2.4.6 Kebijakan Pemberian Dividen ................................................. 43

2.4.7 Penetapan Tanggal Pembagian Dividen ................................... 44

2.5 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 46

2.5.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen .............. 46

2.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen .................. 47

2.5.3 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen ………... 48

2.6 Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………………… 50

vii
2.7 Paradigma Penelitian ......................................................................... 55

2.8 Hipotesis Penelitian ………………………………………………... 56

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian …………………………………………………………... 58

3.2 Objek Penelitian ................................................................................ 58

3.3 Metodologi Penelitian ....................................................................... 58

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 60

3.5 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 63

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 63

3.7 Oprasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 64

3.7.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) .................................... 65

3.7.1.1 Profitabilitas ................................................................. 65

3.7.1.2 Likuiditas ...................................................................... 66

3.7.1.3 Solvabilitas …………………………………………... 67

3.7.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ..................................... 68

3.7.2.1 Kebijakan Dividen ........................................................ 68

3.8 Metode Analisis Data ........................................................................ 72

3.8.1 Statistik Deskriptif ................................................................... 73

3.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 73

3.8.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 73

3.8.2.2 Uji Autokorelasi ........................................................... 75

3.8.2.3 Uji Multikolinearitas .................................................... 76

viii
3.8.2.4 Uji Heteroskedasititas .................................................. 77

3.8.3 Pengujian Hipotesis .................................................................. 77

3.8.4 Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 78

3.8.4.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ............................... 78

3.8.4.2 Analisis Koefisien Korelasi Parsial .............................. 79

3.8.4.3 Analisis Koefisien Determinasi Sederhana .................. 80

3.8.4.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial .............................. 81

3.9 Penetapan Tingkat Signifikansi ......................................................... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 83

4.1.1 Perkembangan Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020 ………………………………... 83

4.1.1.1 Reurn On Asset ............................................................. 83

4.1.2 Perkembangan Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 ............ 87

4.1.2.1 Current Ratio ............................................................... 87

4.1.3 Perkembangan Solvabilitas pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 ... 91

4.1.3.1 Debt To Asset Ratio ...................................................... 91

4.1.4 Perkembangan Kebijakan Dividen pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020 ................................................................................. 95

ix
4.1.4.1 Dividend Payout Ratio ................................................. 95

4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................. 100

4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 102

4.3.1 Uji Normalitas .......................................................................... 102

4.3.2 Uji Autokorelasi ....................................................................... 105

4.3.3 Uji Multikolinearitas ................................................................ 106

4.3.4 Uji Heteroskedasititas .............................................................. 107

4.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 109

4.4.1 Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 109

4.4.1.1 Pengaruh Profitabilitas (Return On Asset) Terhadap

Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) Secara

Parsial ........................................................................... 109

4.4.1.1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ................ 110

4.4.1.1.2 Analisis Koefisien Korelasi Parsial ............... 111

4.4.1.1.3 Analisis Koefisien Determinasi Sederhana ... 112

4.4.1.1.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ............... 113

4.4.1.2 Pengaruh Likuiditas (Current Ratio) Terhadap

Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) Secara

Parsial ........................................................................... 113

4.4.1.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ................ 114

4.4.1.2.2 Analisis Koefisien Korelasi Parsial ............... 116

4.4.1.2.3 Analisis Koefisien Determinasi Sederhana ... 117

4.4.1.2.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ............... 118

x
4.4.1.3 Pengaruh Solvabilitas (Debt To Asset Ratio) Terhadap

Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) Secara

Parsial ........................................................................... 119

4.4.1.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ................ 119

4.4.1.3.2 Analisis Koefisien Korelasi Parsial ............... 121

4.4.1.3.3 Analisis Koefisien Determinasi Sederhana ... 122

4.4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ............... 123

4.5 Pembahasan ………………………………………………………... 124

4.5.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen ……….. 124

4.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen ………….. 125

4.5.3 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen ………... 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 128

5.2 Saran .................................................................................................. 129

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 ............................................... 4

Tabel 1.2 Return On Asset, , Current Ratio, Debt To Asset Ratio dan Dividend

Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2016-2020 ……………………………………. 5

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………………….. 50

Tabel 3.1 Seleksi Sampel Penelitian ....................................................................... 61

Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ......................................................................... 62

Tabel 3.3 Oprasionalisasi Variabel ......................................................................... 69

Tabel 3.4 Bentuk Transformasi Data ...................................................................... 75

Tabel 3.5 Pedoman Intepretasi Korelasi .................................................................. 80

Tabel 4.1 Return On Asset pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 84

Tabel 4.2 Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Sektor Barang

Konsumsi Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 …….. 88

Tabel 4.3 Debt To Asset Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 92

Tabel 4.4 Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 96

Tabel 4.5 Hasil Statistik Deskriptif ......................................................................... 101

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov 104

xii
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Menggunakan Besaran Durbin Watson 105

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 106

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Profitabilitas

(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout

Ratio) ....................................................................................................... 110

Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Profitabilitas

(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout

Ratio) ....................................................................................................... 111

Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh

Profitabilitas (Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen

(Dividend Payout Ratio) ……………………………………………….. 112

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas (Current

Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ………... 115

Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas (Current

Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ………... 116

Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Likuiditas

(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) 117

Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Solvabilitas (Debt

To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) 120

Tabel 4.16 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Solvabilitas (Debt

To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) 121

xiii
Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Solvabilitas

(Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout

Ratio) …………………………………………………………………... 122

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ………………………………………...…….. 56

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Return On Asset pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2020 ............................................................................. 86

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020 .......................................................................................... 90

Gambar 4.3 Grafik Tingkat Debt To Asset Ratio pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2020 ............................................................................. 94

Gambar 4.4 Grafik Tingkat Dividend Payout Ratio pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020 ............................................................ 99

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Grafik Normal

Probability Plot ................................................................................. 103

Gambar 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 108

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Penelitian Terdahulu

Lampiran 2 : Tabulasi Data

Lampiran 3 : Output SPSS Statistic

Lampiran 4 : Titik Persentase Distribusi t

Lampiran 5 : Kartu Bimbingan Tesis

Lampiran 6 : Lembar Revisi Penelitian Tesis (BAB I – III)

Lampiran 7 : Lembar Revisi Sidang Penelitian Tesis

Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup Penulis

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan harus mengoperasikan kegiatan bisnisnya seperti yang telah

ditetapkan sebelumnya yaitu, memperoleh laba yang maksimal dan ekspansi.

Kondisi ekonomi yang tidak stabil juga menuntut perusahaan untuk

mempertahankan posisinya ditengah persaingan tanpa batas, sehingga perusahaan

yang mampu bersaing akan dapat terus bertahan. Dengan kata lain, perusahaan

harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan output

yang optimal. Manajemen perusahaan dituntut untuk mengelola usahanya secara

efektif dan efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pihak manajemen harus dapat menyusun rencana

perusahaan yang lebih baik untuk periode mendatang, memperbaiki sistem

pengawasan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat.

Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

memutuskan untuk melakukan aktivitas pendanaan. Pada sisi yang lain, saham

merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik, namun kegiatan investasi

merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan

ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

mengurangi risiko tersebut investor memerlukan berbagai macam informasi, baik

informasi kinerja perusahaan yang disajikan pada laporan keuangan maupun

1
2

informasi lain yang relevan seperti kondisi politik dan perekonomian suatu

negara.

Alasan memilih Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena perusahaan ini menyajikan laporan

keuangan tahunan (annual report) yang dapat diperoleh melalui situs

www.idx.co.id sebagai data penelitian. Opini laporan keuangannya juga wajar

tanpa pengecualian, sehingga para pemangku kepentingan tidak akan salah dalam

pengambilan keputusan terkait dengan data laporan keuangan. Data rasio

keuangan yang diperlukan seluruhnya tersedia dalam laporan tahunan baik

profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Perusahaan manufaktur juga pada

umumnya membagikan dividen tunai kepada pemegang saham karena jumlah

pendapatan penjualannya tinggi sekali.

Menurut Kartikahadi (2012:83), untuk mengambil keputusan ekonomi

secara bijak, investor memerlukan laporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban manajemen dan memahami serta menganalisis keadaan

posisi keuangan suatu entitas pada tanggal tertentu, mengevaluasi kemampuan

entitas menghasilkan laba usaha dalam suatu periode tertentu, serta kas dan setara

kas dalam waktu yang dapat dipastikan. Dari hasil evaluasi tersebut maka investor

dapat mengetahui apakah perusahaan mampu membayar dividen kepada investor

tepat pada waktunya.


3

Menurut Martono dan Agus (2010:253), teknik yang dapat digunakan

dalam menganalisis data keuangan untuk kebijakan dividen perusahaan

diantaranya menggunakan analisis rasio keuangan. Kebijakan dividen pada rasio

keuangan dapat memperhitungkan proporsi pembagian antara pembayaran kepada

investor dan reinvestasi dalam perusahaan. Dividend payout ratio adalah rasio

yang menunjukan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang

saham biasa perusahaan berupa dividen kas.

Menurut Sutrisno (2012:274), teori residual dividen mengatakan bahwa

laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode sebenarnya adalah untuk

kesejahteraan para pemegang saham. Namun biasanya sebagian dibagikan kepada

pemegang saham sebagai dividen dan sebagian ditahan. Untuk menahan laba yang

diperoleh perusahaan biasanya karena ada kesempatan investasi yang

menguntungkan. Apabila keuntungan atas kesempatan investasi tersebut sama

atau lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka laba memang

sebaiknya tidak dibagikan. Laba dibagikan kepada pemegang saham apabila

ternyata keuntungan yang diperoleh dari reinvestasi lebih kecil disbanding dengan

keuntungan yang disyaratkan. Dengan demikian residual dividend of theory

adalah sisa laba yang tidak diinvestasikan kembali.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya fenomena dalam tahun penelitian

ini, pada (tabel 1.1) penulis menyajikan data dividend payout ratio selama lima

tahun berturut-turut yang dimulai dari periode 2016 sampai dengan 2020 pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Pada (tabel 1.2) disajikan rasio profitabilitas yang diukur dengan return
4

on asset. Rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio serta rasio solvabilitas

yang diukur dengan debt to asset ratio.

Tabel 1.1

Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

Tahun KINO TSPC


2016 20,00% 42,02%
2017 35,16% 33,06%
2018 30,45% 35,09%
2019 29,92% 40,65%
2020 40,22% 34,29%
Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)

Berdasarkan (tabel 1.1), data menunjukan besaran dividend payout ratio

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2016-2020. Terlihat penurunan maupun peningkatan dividend payout ratio seperti

yang terjadi pada PT. Kino Indonesia Tbk. (KINO) dan PT. Pasific Tbk. (TSPC).

Perubahan tersebut menjadi hal yang penting untuk dijadikan tolak ukur bagi para

investor dalam berinvestasi pada saham dengan harapannya memperoleh dividen,

sebaiknya investor memiliki informasi yang relevan seperti informasi kinerja

perusahaan yang disajikan pada laporan keuangan untuk mengurangi risiko

ketidakpastian apakah perusahaan dapat membayarkan dividen sesuai dengan

jumlah yang diharapkan. Investor memiliki kepentingan informasi terhadap

perubahan return on asset (ROA), current ratio (CR) dan debt to asset ratio

(DAR) dalam memprediksi berapa besar dividen yang akan diterima pada masa

yang akan datang.


5

Tabel 1.2

Return On Asset, Current Ratio dan Debt To Asset pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

KINO
Tahun
ROA CR DAR
2016 5,51% 154,00% 24,00%
2017 3,39% 165,00% 17,00%
2018 4,18% 150,00% 4,00%
2019 10,98% 135,00% 10,00%
2020 2,16% 119,00% 21,00%
TSPC
Tahun
ROA CR DAR
2016 8,14% 265,21% 29,62%
2017 7,31% 252,14% 31,65%
2018 6,51% 251,62% 30,97%
2019 6,62% 278,08% 30,83%
2020 8,65% 295,87% 29,96%
Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)

Berdasarkan (tabel 1.1), data menunjukan bahwa dividend payout ratio

(DPR) PT. Kino Indonesia Tbk. (KINO) pada tahun 2016 sebesar 20,00%, dapat

dilihat pada (tabel 1.2) tingkat profitabilitas yang diukur melalui return on asset

(ROA) pada tahun 2016 sebesar 5,51%, akan tetapi pada tahun 2017 (DPR) naik

menjadi 35,16% dengan tingkat (ROA) yang turun menjadi 3,39%. Hal ini

bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Sutrisno, bahwa stabilitas

pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

Dapat dilihat pada tahun 2019 data menunjukan bahwa dividend payout

ratio (DPR) PT. Pasific Tbk. (TSPC) sebesar 40,65% dengan tingkat likuiditas

yang diukur dengan current ratio (CR) sebesar 278,08%, akan tetapi pada tahun
6

2020 (DPR) turun menjadi 34,29% dengan tingkat (CR) yang naik menjadi

295,87%. Dengan demikian hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan

oleh Sutrisno, bahwa posisi likuiditas merupakan faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen.

Pada tahun 2017 terjadi fenomena bahwa dividend payout ratio (DPR)

PT. Kino Indonesia Tbk. (KINO) sebesar 33,06% dengan tingkat solvabilitas yang

diukur dengan debt to asset ratio (DAR) sebesar 17,00%, akan tetapi pada tahun

2018 (DPR) naik menjadi 35,09% dengan tingkat (DAR) yang turun menjadi

4,00%. Dengan demikian hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan

oleh Sutrisno, bahwa posisi solvabilitas perusahaan merupakan faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen.

Penelitian yang dilakukan oleh Astri Fitria (2020) yang berjudul

pengaruh profitabilitas, growth dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada

perusahaan perbankan periode 2016-2019. Penelitian ini secara parsial

menunjukan bahwa return on asset, growth dan debt to total asset berpengaruh

signifikan terhadap dividend payout ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh Marcella Marta Pangalila (2019) yang

berjudul pengaruh profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap dividend

payout ratio pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-

2016. Penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa capital adequacy ratio

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan return on asset

dan quick ratio tidak berpengaruh signifikan.


7

Penelitian yang dilakukan oleh Indra Marcelino (2021) yang berjudul

pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas dan solvabilitas pada

perusahaan sector basic industry dan chemical yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2016-2019. Penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa

return on equity berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

Sedangkan size, current ratio dan debt to equity ratio secara parsial tidak

berpengaruh signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mursila Hanum, dkk. (2020) yang

berjudul pengaruh rasio profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas terhadap

kebijakan dividen pada perusahaan consumer goods di BEI (Periode 2016-2018).

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa return on equity

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan current ratio

dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout

ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh Fadillah Natsir (2015) yang berjudul

Pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen

pada perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index di BEI periode

2009-2011. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa return on equity

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan current ratio

dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout

ratio.
8

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan hasil penelitian

terdahulu yang tidak menunjukan ketidak konsistenan hasil, maka penulis

termotivasi dan bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Kebijakan

Dividen” (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020).

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk

menganalisis bahwa profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh

terhadap kebijakan dividen. Hal tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2016-2020 ?

b. Apakah likuditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2016-2020 ?

c. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2016-2020 ?


9

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan

dividen pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020.

b. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan

dividen pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 ?

c. Untuk mengetahui apakah solvabilitas berpengaruh terhadap kebijakan

dividen pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 ?

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat

bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya :

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan

mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap

kebijakan dividen.

b. Bagi Manajemen Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perbaikan dan bahan

masukan mengenai profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan kebijakan


10

dividen untuk meningkatkan ketertarikan para investor dalam

berinvestasi pada saham perusahaan.

c. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

informasi sebagai dasar pertimbangan untuk berinvestasi pada saham

terkait dengan harapannya dalam memperoleh dividen.

d. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan

pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang lebih baik di masa yang

akan datang.

1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bandung dengan melakukan observasi data

pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016-2020. Dengan data laporan keuangan tahunan yang

diperoleh dari website www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange) dan official

website masing-masing perusahaan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

Juni 2022 sampai dengan selesai.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Uma Sekaran (2019), kerangka teoritis adalah bentuk konsptual

yang berhubungan dengan gimana sesorang menata filosofi ataupun mengaitkan

dengan cara masuk akal sebagian aspek yang dikira berarti buat permasalahan.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 paragraf ke 7

dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), informasi finansial merupakan

sesuatu penyajian tertata dari posisi finansial serta kemampuan finansial sesuatu

entitas.

Menurut Hanafi (2012), berpendapat bahwa informasi finansial

melukiskan situasi finansial serta hasil upaya, informasi finansial amatlah berarti

sebab membagikan data yang bisa dipakai buat pengumpulan ketetapan. Banyak

pihak yang bersangkutan kepada informasi finansial, mulai dari penanam modal

ataupun calon penanam modal, pihak donatur anggaran ataupun calon donatur

anggaran, hingga pada manajemen industri itu sendiri.

Menurut Fahmi (2011), bahwa informasi finansial ialah sesuatu data

yang melukiskan situasi finansial sesuatu industri serta lebih jauh data itu bisa

dijadikan selaku cerminan kemampuan finansial industri itu. Tidak hanya itu

11
12

informasi finansial wajib menyuguhkan data yang bisa berspekulasi jumlah durasi

serta ketidakpastian pendapatan kas di era yang hendak tiba yang berawal dari

penjatahan dividen.

Menurut Munawir (2010), menyatakan bahwa pada biasanya informasi

finansial itu terdiri dari neraca serta kalkulasi laba-rugi dan informasi pergantian

ekuitas. Neraca membuktikan ataupun melukiskan jumlah peninggalan, peranan

serta ekuitas dari sesuatu industri pada bertepatan pada khusus. Sebaliknya

kalkulasi informasi laba-rugi menampilkan hasil-hasil yang sudah digapai oleh

industri dan bobot yang terjalin sepanjang rentang waktu khusus serta informasi

pergantian ekuitas membuktikan pangkal serta pemakaian ataupun alasan-alasan

yang menimbulkan pergantian ekuitas industri.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 paragraf ke 7

dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan

adalah membagikan data hal posisi finansial, kemampuan finansial serta arus kas

entitas yang berguna untuk beberapa besar golongan konsumen informasi dalam

pembuatan ketetapan ekonomi. Informasi finansial pula membuktikan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas pemakaian pangkal energi yang

dipercayakan pada mereka. Dalam bagan menggapai tujuan itu, informasi

finansial menyuguhkan data hal entitas yang mencakup :


13

a. Peninggalan.

b. Liabilitas.

c. Ekuitas.

d. Pemasukan serta bobot tercantum profit serta kehilangan.

e. Partisipasi dari serta penyaluran pada owner dalam kapasitasnya

selaku owner.

f. Arus kas.

Data itu, bersama data yang lain yang ada dalam memo atas

informasi finansial, menolong konsumen informasi dalam

memperhitungkan arus kas era depan serta, spesialnya, dalam perihal

durasi serta kejelasan diperolehnya kas serta sebanding kas.

Menurut Rudianto (2012), terdapat beberapa tujuan dari penyajian

laporan keuangan, yaitu :

a. Buat membagikan data finansial yang bisa diyakini hal sumber-

sumber ekonomi serta peranan dan modal industri.

b. Buat membagikan data yang bisa diyakini hal pergantian sumber-

sumber ekonomi industri yang mencuat dalam kegiatan upaya untuk

mendapatkan keuntungan.

c. Buat membagikan data finansial yang menolong para pengguna

informasi buat mengestimasi kemampuan industri dalam

menciptakan keuntungan di era depan.


14

d. Buat membagikan data finansial yang menolong para pengguna

informasi kala mengestimasi kemampuan industri dalam

menciptakan keuntungan.

e. Buat membagikan data berarti yang lain hal pergantian sumber-

sumber ekonomi serta peranan, semacam data mengenai kegiatan

pembiayaan serta pemodalan.

f. Buat mengatakan sepanjang bisa jadi data lain yang berkaitan dengan

informasi finansial yang relevan buat keinginan pengguna informasi,

semacam data hal kebijaksanaan akuntansi yang dianut industri.

2.2.3 Komponen Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 paragraf ke 8

dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), laporan keuangan yang

lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

a. Informasi posisi finansial pada akhir rentang waktu.

b. Informasi keuntungan cedera komperhensif sepanjang rentang

waktu.

c. Informasi pergantian ekuitas sepanjang rentang waktu.

d. Informasi arus kas sepanjang rentang waktu.

e. Memo atas informasi finansial, bermuatan ijmal kebijaksanaan

akuntansi berarti serta data uraian yang lain.

f. Informasi posisi finansial dini rentang waktu komparatif yang

dihidangkan kala entitas mempraktikkan kebijaksanaan akuntansi


15

dengan cara retrospektif ataupun membuat penyajian balik pos-pos

informasi finansial, ataupun kala entitas mereklasifikasi pos-pos

dalam informasi keuangannya.

2.2.4 Asumsi Dasar

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf ke 22 dan 23 dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), untuk

mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar sebagai berikut :

a. Dasar akrual

Dengan bawah ini, akibat bisnis serta insiden lain diakui pada dikala

peristiwa (serta bukan pada dikala kas ataupun sebanding kas

diperoleh ataupun dibayar) serta dicatat dalam memo akuntansi dan

dikabarkan dalam informasi finansial pada rentang waktu yang

berhubungan. Informasi finansial yang disusun atas bawah akrual

membagikan data pada pengguna tidak cuma bisnis era kemudian

yang mengaitkan pendapatan serta pembayaran kas namun pula

peranan pembayaran kas di era depan dan pangkal energi yang

merepresentasikan kas yang hendak diperoleh di era depan. Oleh

sebab itu informasi finansial sediakan tipe data bisnis era kemudian

serta insiden yang lain yang sangat bermanfaat untuk pengguna

dalam pengumpulan ketetapan ekonomi.


16

b. Kelangsungan usaha

Informasi finansial umumnya disusun atas bawah anggapan

kesinambungan upaya industri serta hendak meneruskan usahanya di

era depan. Sebab itu, industri diasumsikan tidak berarti ataupun

berencana melikuidasi ataupun kurangi dengan cara material rasio

usahanya. Bila arti ataupun kemauan itu mencuat, informasi finansial

bisa jadi wajib disusun dengan bawah yang berlainan serta bawah

yang dipakai wajib dikatakan.

2.2.5 Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf ke 9 dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), bahwa pengguna

laporan keuangan meliputi penanam modal saat ini serta penanam modal

potensial, pegawai, donatur pinjaman, agen serta penagih upaya yang lain, klien,

penguasa dan lembaga-lembaga yang lain serta warga. Mereka memakai

informasi finansial buat penuhi sebagian keinginan data yang berlainan. Beberapa

kebutuhan ini meliputi :

a. Investor

Penanam modal beresiko serta penasehat mereka bersangkutan

dengan resiko yang menempel dan hasil pengembangan dari

pemodalan yang mereka jalani. Mereka menginginkan data buat

menolong memastikan apakah wajib membeli menahan ataupun

menjual pemodalan itu. Pemegang saham pula terpikat pada data


17

yang membolehkan mereka buat memperhitungkan keahlian industri

buat melunasi dividen.

b. Karyawan

Pegawai serta kelompok-kelompok yang menggantikan mereka

terpikat pada data hal kemantapan serta profitabilitas industri.

Mereka pula terpikat dengan data yang membolehkan mereka buat

memperhitungkan keahlian industri dalam membagikan menanggapi

pelayanan, khasiat pensiun serta peluang kegiatan.

c. Donatur pinjaman

Donatur pinjaman terpikat dengan data finansial yang membolehkan

mereka buat menyudahi apakah pinjaman dan bunganya bisa dibayar

pada dikala jatuh tempo.

d. Agen serta kreditur upaya lainnya

Agen serta kreditur upaya yang lain terpikat dengan data yang

membolehkan mereka buat menyudahi apakah jumlah yang terutang

hendak dibayar pada dikala jatuh tempo. Kreditur upaya

bersangkutan pada industri dalam antara durasi yang lebih pendek

dari donatur pinjaman melainkan jika selaku klien penting mereka

terkait pada kesinambungan hidup industri.

e. Pelanggan

Para klien bersangkutan dengan data hal kesinambungan hidup

industri, paling utama jika mereka ikut serta dalam akad waktu jauh

dengan ataupun tergantung pada industri.


18

f. Pemerintah

Penguasa serta bermacam badan yang terletak di dasar kekuasaannya

bersangkutan dengan peruntukan pangkal energi serta oleh sebab itu

bersangkutan dengan kegiatan industri. Tidak hanya itu mereka pula

menginginkan data buat menata kegiatan industri, memutuskan

kebijaksanaan pajak serta selaku bawah buat menata statistik

pemasukan nasional serta statistik yang lain.

g. Masyarakat

Industri pengaruhi badan warga dalam bermacam metode. Misalnya,

industri bisa membagikan partisipasi berarti pada perekonomian

nasional, tercantum jumlah orang yang dipekerjakan serta proteksi

pada penanam modal dalam negeri. Informasi finansial bisa

menolong warga dengan sediakan data kecondongan (tren) serta

kemajuan terakhir kelimpahan industri dan susunan aktivitasnya.

2.2.6 Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010), analisa informasi finansial merupakan analisa

yang terdiri dari penelaahan ataupun menekuni dari ikatan serta tendensi ataupun

kecondongan (tren) buat memastikan posisi finansial serta hasil pembedahan dan

kemajuan industri yang berhubungan.

Disisi lain Menurut Harahap (2009), analisa informasi finansial berarti

menguraikan akun-akun informasi finansial jadi bagian data yang lebih kecil serta

memandang hubungannya yang bertabiat penting ataupun yang memiliki arti


19

antara yang satu dengan yang lain bagus antara informasi kuantitatif ataupun

informasi non-kuantitatif dengan tujuan buat mengenali situasi finansial lebih

dalam yang amat berarti dalam cara menciptakan ketetapan yang pas. Menurut

Kasmir (2011), tujuan analisis laporan keuangan adalah :

a. Buat mengenali posisi finansial industri dalam satu rentang waktu

khusus, bagus peninggalan, peranan, ekuitas, ataupun hasil upaya

yang sudah digapai buat sebagian rentang waktu.

b. Buat mengenali kelemahan-kelemahan apa saja yang jadi

kekurangan industri.

c. Buat mengenali kekuatan-kekuatan yang dipunyai.

d. Buat mengenali langkah-langkah koreksi apa saja yang butuh dicoba

ke depan berhubungan dengan posisi finansial industri dikala ini.

e. Buat melaksanakan evaluasi kemampuan manajemen ke depan

apakah butuh penyegaran ataupun tidak sebab telah dikira sukses

ataupun kandas.

f. Bisa pula dipakai selaku pembeda dengan industri semacam

mengenai hasil yang mereka peroleh.


20

2.3 Rasio Keuangan

2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2009), beranggapan kalau analisa perbandingan

finansial ialah nilai yang didapat dari hasil analogi satu akun informasi finansial

dengan akun yang lain yang memiliki ikatan relevan serta penting. Tujuan dari

analisa perbandingan finansial merupakan buat mengenali situasi finansial lebih

mendalam yang amat berarti dalam cara menciptakan ketetapan yang pas untuk

para konsumen informasi finansial.

Menurut Kasmir (2010), perbandingan finansial ialah aktivitas

menyamakan angka-angka yang terletak di dalam informasi finansial dengan

metode memilah satu nilai dengan nilai yang lain. Analogi bisa dicoba antara satu

bagian dengan bagian dalam satu informasi finansial ataupun dampingi bagian

yang terdapat diantara informasi finansial. Setelah itu nilai yang diperbandingkan

bisa berbentuk angka-angka dalam satu rentang waktu ataupun berlainan rentang

waktu.

2.3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Sutrisno (2012), perbandingan finansial didapat dengan metode

mengaitkan elemen-elemen informasi finansial. Terdapat dua pengelompokan

tipe-tipe perbandingan finansial, yang awal merupakan perbandingan bagi pangkal

darimana perbandingan terbuat serta bisa dikelompok- kelompokan jadi :


21

a. Perbandingan neraca (Balance sheet ratios)

Ialah perbandingan yang mengaitkan elemen-elemen yang terdapat

pada neraca saja. Semacam current ratio, debt to equity ratio serta

lain-lain.

b. Perbandingan informasi laba-rugi (Income statement ratios)

Ialah perbandingan yang mengaitkan elemen-elemen yang terdapat

pada informasi laba-rugi saja. Semacam keuntungan batas, operating

batas serta lain-lain.

c. Perbandingan dampingi informasi finansial (Inter statement ratios)

Ialah perbandingan yang mengaitkan elemen-elemen yang terdapat

pada dua informasi finansial, yaitu neraca serta informasi laba-rugi.

Semacam return on investment, return on equity, asset turnover serta

lain-lain.

Rasio keuangan yang kedua menurut tujuan penggunaan rasio yang

bersangkutan. Rasio-rasio ini dapat dikelompokan menjadi :

a. Perbandingan likuiditas (Liquidity ratios)

Rasio-rasio yang dipakai buat mengukur keahlian perusahan dalam

melunasi utang-utang waktu pendek cakap.

b. Perbandingan leverage (Leverage ratios)

Rasio-rasio yang dipakai buat mengukur hingga seberapa jauh aktiva

industri dibiayai dengan pinjaman.


22

c. Perbandingan kegiatan (Activity ratios)

Rasio-rasio yang dipakai buat mengukur daya guna industri dalam

menggunakan pangkal dananya.

d. Perbandingan profit (Profitability ratios)

Rasio-rasio yang dipakai buat mengukur daya guna industri dalam

memperoleh profit.

e. Perbandingan evaluasi (Valuation ratios)

Rasio-rasio yang dipakai buat mengukur keahlian manajemen buat

menghasilkan angka pasar supaya melampaui bayaran modalnya.

2.3.3 Profitabilitas

Menurut Sartono (2010), menyatakan bahwa profitabilitas merupakan

keahlian industri mendapatkan keuntungan dalam hubungannya dengan

pemasaran, keseluruhan aktiva ataupun modal sendiri.

Perbandingan profitabilitas amat berarti buat dikenal oleh para

konsumen informasi finansial sebab menginformasikan seberapa besar keahlian

industri dalam menciptakan keuntungan, terus menjadi besar perbandingan profit

membuktikan terus menjadi bagus manajemen dalam mengatur industri.


23

Menurut Sutrisno (2012), rasio keuntungan (profitability ratios) dapat

diukur dengan beberapa indikator, yaitu :

a. Profit margin

Ialah dimensi keahlian industri dalam menciptakan profit dibanding

dengan pemasaran yang digapai. Triknya merupakan dengan

menyamakan antara keuntungan sehabis dikurangi bobot pajak

dengan pemasaran. Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥


𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

Bagi Lukviarman (2006), pada umumnya perbandingan pabrik yang

bagus buat keuntungan batas merupakan sebesar 3,92%.

b. Net profit margin

Ialah dimensi keahlian industri dalam menciptakan profit dibanding

dengan pemasaran yang digapai. Triknya merupakan dengan

menyamakan keuntungan saat sebelum dikurangi bobot bunga serta

bobot pajak dengan pemasaran. Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥


𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

Bagi Lukviarman (2006), pada umumnya perbandingan pabrik yang

bagus buat net keuntungan batas merupakan sebesar 10,80%.


24

c. Gross profit margin

Ialah dimensi keahlian industri dalam menciptakan profit dibanding

dengan pemasaran yang digapai Triknya merupakan dengan

menyamakan keuntungan kotor (pemasaran dikurangi harga utama

pemasaran) dengan pemasaran. Rumus yang digunakan adalah :

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 − 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑔𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑑


𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

Bagi Lukviarman (2006), pada umumnya perbandingan pabrik yang

bagus buat gross keuntungan batas merupakan sebesar 24,90%.

d. Return on asset

Ialah dimensi keahlian industri dalam menciptakan profit dengan

seluruh aktiva yang dipunyai. Triknya merupakan dengan

menyamakan keuntungan saat sebelum bobot bunga serta bobot

pajak dengan keseluruhan aktiva. Return on asset pula kerap diucap

selaku rentabilitas murah. Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

Bagi Kasmir (2008), return on asset industri dibilang bagus bila

menggapai pada umumnya pabrik sebesar 30%.


25

e. Return on equity

Ialah dimensi keahlian industri dalam menciptakan profit dengan

memakai modal sendiri yang dipunyai. Triknya merupakan dengan

menyamakan keuntungan bersih sehabis pajak dengan modal sendiri.

Return on equity ini pula kerap diucap dengan rentabilitas modal

sendiri. Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑂𝑤𝑛𝑒𝑟𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Bagi Kasmir (2008), return on equity industri dibilang bagus bila

menggapai pada umumnya pabrik sebesar 40%.

f. Return on investment

Ialah dimensi keahlian industri dalam menciptakan profit yang

hendak dipakai buat menutup pemodalan yang telah dikeluarkan

ataupun dibelanjai. Triknya merupakan dengan menyamakan

keuntungan sehabis dikurangi bobot pajak dengan pemodalan.

Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡

Menurut Lukviarman (2006), pada umumnya perbandingan pabrik

yang bagus buat return on investment merupakan sebesar 5,08%.


26

g. Earning per share

Ialah dimensi keahlian industri dalam menciptakan profit per lembar

saham owner. Triknya merupakan dengan menyamakan keuntungan

sehabis dikurangi bobot pajak dengan jumlah saham yang tersebar.

Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥


𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

2.3.4 Likuiditas

Menurut Sutrisno (2012), menyatakan bahwa likuiditas merupakan

keahlian industri buat melunasi kewajiban-kewajibannya yang wajib lekas

dipadati. Peranan yang lekas wajib dipadati merupakan pinjaman waktu pendek,

oleh sebab itu perbandingan ini dapat dipakai buat mengukur tingkatan keamanan

penagih waktu pendek, dan mengukur apakah pembedahan industri tidak hendak

tersendat apabila peranan waktu pendek ini lekas ditagih.

Likuiditas menyangkut keahlian industri buat penuhi peranan waktu

pendek cakap, tingkatan likuiditas dihubungkan antara aktiva mudah dengan

pinjaman mudah yang dipunyai industri. Bila industri sanggup melunasi, hingga

industri terletak dalam situasi likuid. Kebalikannya, bila industri tidak sanggup

melunasi, hingga industri terletak dalam situasi tidak likuid.


27

Menurut Sutrisno (2012), rasio likuiditas (liquidity ratios) dapat diukur

dengan beberapa indikator, yaitu :

a. Current ratio

Ialah perbandingan yang menyamakan antara aktiva mudah yang

dipunyai industri dengan pinjaman waktu pendek. Aktiva mudah di

mari mencakup kas, piutang bisnis, dampak, bekal serta aktiva

mudah yang lain. Sebaliknya pinjaman waktu pendek mencakup

pinjaman bisnis, pinjaman wesel, pinjaman bank, pinjaman

pendapatan serta pinjaman yang lain yang wajib lekas dibayar.

Rumus yang digunakan adalah :

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Bagi Kasmir (2008:1), industri dibilang bagus bila analogi aktiva

mudah dengan pinjaman lancarnya menggapai 200% ataupun 2:1

dalam satu periode.

b. Quick ratio

Ialah perbandingan yang menyamakan antara aktiva mudah setelah

dikurangi bekal dengan pinjaman mudah. Perbandingan ini

membuktikan besarnya perlengkapan likuid yang sangat kilat alhasil

bisa dipakai buat melunaskan pinjaman mudah. Bekal dikira aktiva

mudah yang sangat tidak mudah, karena buat jadi duit kas
28

membutuhkan 2 tahap ialah jadi piutang terlebih dulu saat sebelum

jadi kas. Rumus yang digunakan adalah :

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Bagi Kasmir (2008), sesuatu industri dibilang lebih bagus dibanding

dengan industri lain bila sanggup menggapai analogi perbandingan

kilat 1,5 kali dalam satu periode.

c. Cash ratio

Ialah perbandingan yang menyamakan antara kas serta aktiva mudah

yang dapat lekas jadi duit kas dengan pinjaman mudah. Aktiva

mudah yang dapat lekas jadi duit kas merupakan dampak ataupun

pesan bernilai. Rumus yang digunakan adalah :

𝐶𝑎𝑠ℎ − 𝑚𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Menurut Kasmir (2010) yang dikutip dalam Novi Oktaviani (2013),

pada umumnya besaran cash ratio pada pabrik yang bagus

mempunyai jumlah minimal sebesar 15%.


29

2.3.5 Solvabilitas

Menurut Kasmir (2015), menyatakan bahwa rasio solvabilitas ataupun

leverage ratio ialah perbandingan yang dipakai buat mengukur sepanjang mana

aktiva industri dibiayai dengan pinjaman. Maksudnya berapa besar bobot

pinjaman yang dijamin industri dibanding dengan aktivanya. Dalam maksud besar

dibilang kalau perbandingan solvabilitas dipakai buat mengukur keahlian industri

buat melunasi semua kewajibannya, bagus waktu pendek ataupun waktu jauh bila

industri dibubarkan (dilikuidasi). Perbandingan solvabilitas amat berarti buat

dikenal oleh para konsumen informasi finansial sebab menginformasikan seberapa

besar keahlian industri dalam mengatur kewajibannya, Terus menjadi kecil

tingkatan pemakaian pinjaman, hingga terus menjadi besar pemakaian modal

sendiri buat mendanai aktiva industri.

Menurut Kasmir (2015), rasio solvabilitas dapat diukur melalui beberapa

indikator, yaitu :

a. Debt to asset ratio

Debt ratio ialah perbandingan pinjaman yang dipakai buat mengukur

analogi antara keseluruhan pinjaman dengan keseluruhan aktiva.

Dengan tutur lain, seberapa besar aktiva industri dibiayai oleh

pinjaman ataupun seberapa besar pinjaman industri mempengaruhi

kepada pengurusan aktiva. Rumus yang digunakan adalah :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
30

Bagi Kasmir (2015), sesuatu industri dibilang bagus dibanding

industri lain bila pada umumnya besarnya debt to asset ratio

merupakan sebesar 35%.

b. Debt to equity ratio

Debt to equity ratio ialah perbandingan yang dipakai buat

memperhitungkan pinjaman dengan ekuitas. Perbandingan ini dicari

dengan metode menyamakan antara semua pinjaman, tercantum

pinjaman mudah dengan semua ekuitas. Perbandingan ini bermanfaat

buat mengenali jumlah anggaran yang diadakan peminjam (penagih)

dengan owner industri. Dengan tutur lain, perbandingan ini berperan

buat mengenali tiap rupiah modal sendiri yang dijadikan buat agunan

pinjaman. Rumus yang digunakan adalah :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Bagi Kasmir (2015), sesuatu industri dibilang bagus dibanding

industri lain bila pada umumnya besarnya debt to equity ratio

merupakan sebesar 90%.

c. Long term debt to equity ratio

Long term debt to equity ratio ialah perbandingan antara pinjaman

waktu Jauh dengan modal sendiri. Tujuannya merupakan buat

mengukur berapa bagian dari tiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan agunan pinjaman waktu jauh dengan metode menyamakan


31

antara pinjaman waktu jauh dengan modal sendiri yang diadakan

oleh industri. Rumus yang digunakan adalah :

𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑑𝑒𝑏𝑡


𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Bagi Kasmir (2015), sesuatu industri dibilang bagus dibanding

industri lain bila pada umumnya besarnya long term debt to equity

ratio merupakan 10 kali.

d. Times interest earned

Jumlah kali akuisisi bunga ataupun times interest earned ialah

perbandingan buat mengukur sepanjang mana pemasukan bisa

menyusut tanpa membuat industri merasa malu sebab tidak sanggup

melunasi bayaran bunga tahunannya. Bila industri tidak sanggup

melunasi bunga, dalam waktu jauh melenyapkan keyakinan dari para

penagih. Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 (𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡)

Bagi Kasmir (2015), sesuatu industri dibilang bagus dibanding

industri lain bila pada umumnya besarnya times interest earned

merupakan 10 kali.
32

e. Fixed charge coverage

Fixed charge coverage ataupun lingkup bayaran senantiasa ialah

perbandingan yang menyamai times interest earned ratio. Cuma saja

perbedaannya merupakan perbandingan ini dicoba bila industri

mendapatkan pinjaman waktu jauh ataupun carter aktiva bersumber

pada kontrak carter (lease contract). Bayaran senantiasa ialah

bayaran bunga ditambah peranan carter tahunan ataupun waktu Jauh.

Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥


𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 (𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡)

Bagi Kasmir (2015), sesuatu industri dibilang bagus dibanding

industri lain bila pada umumnya besarnya fixed charge coverage

merupakan 10 kali.

2.4 Dividen

2.4.1 Pengertian Dividen

Rudianto (2012), berpendapat bahwa dividen ialah bagian dari

keuntungan upaya yang didapat industri serta diserahkan oleh sesuatu industri

pada para pemegang sahamnya selaku balasan atas ketersediaan mereka

menancapkan hartanya kedalam sesuatu industri itu.


33

Sutrisno (2012), menyatakan bahwa dividen ialah bagian profit yang

dibayarkan oleh industri pada para pemegang sahamnya. Oleh sebab itu dividen

ini ialah bagian dari pemasukan yang diharapkan oleh pemegang saham.

2.4.2 Jenis-Jenis Dividen

Menurut Rudianto (2012), jenis jenis dividen yang dibagikan oleh

perusahaan kepada pemegang sahamnya terdiri dari beberapa macam, yaitu :

a. Dividen tunai

Dividen kas ialah bagian keuntungan upaya yang dibagikan pada

pemegang saham dalam wujud duit kas. Saat sebelum dividen

dibagikan, industri wajib memikirkan ketersediaan anggaran buat

melunasi dividen. Bila industri memilah buat memilah dividen kas,

itu berarti pada dikala dividen hendak dibagikan pada pemegang

saham, industri wajib mempunyai duit kas dalam jumlah yang

lumayan.

b. Dividen harta

Merupakan bagian keuntungan upaya industri yang dibagikan dalam

wujud harta tidak hanya kas. Meski bisa berupa harta lain, namun

umumnya harta itu dalam wujud pesan bernilai yang dipunyai oleh

industri. Bila pesan bernilai yang dipunyai sesuatu industri hendak

dibagikan selaku dividen pada pemegang sahamnya, hingga angka

alami ataupun harga pasar pesan bernilai itu yang dijadikan bawah

pencatatan.
34

c. Dividen utang

Merupakan bagian dari keuntungan upaya industri yang dibagikan

pada pemegang saham dalam wujud akad tercatat buat melunasi

beberapa duit di era kelak. Dividen pinjaman ini terjalin sebab

industri mau memilah dividen dalam wujud duit kas, namun tidak

ada duit kas yang lumayan, meski keuntungan ditahan membuktikan

selisih yang lumayan. Sebab itu, pihak manajemen industri

menjanjikan buat melunasi beberapa duit di era kelak pada para

pemegang saham. Dividen pinjaman bisa diiringi dengan bunga serta

bisa pula tanpa bunga.

d. Dividen saham

Merupakan bagian dari keuntungan upaya yang mau dibagikan pada

pemegang saham dalam wujud saham terkini industri itu sendiri.

Dividen saham ini dibagikan sebab industri mau mengkapitalisasi

beberapa keuntungan upaya yang diperolehnya dengan cara

permanen. Bila dividen saham dibagikan, tidak terdapat peninggalan

yang hendak dibagikan serta tiap pemegang saham mempunyai

bagian( nisbah) kepemilikan yang serupa pada industri. Penjatahan

dividen saham hendak menyebabkan jumlah lembar saham yang

tersebar meningkat banyak. Namun keseluruhan peninggalan serta

peranan industri tidak hendak hadapi pergantian, bagus saat sebelum

ataupun setelah penjatahan dividen. Berhubungan dengan penjatahan


35

dividen saham ini, angka alami ataupun angka pasar saham itu yang

dipakai selaku bawah pencatatan.

e. Dividen likuidasi

Merupakan dividen yang mau dibayarkan oleh industri pada

pemegang saham dalam bermacam wujudnya, namun tidak

didasarkan pada besarnya keuntungan upaya ataupun selisih

keuntungan ditahan industri. Dividen pembubaran ialah

pengembalian modal atas pemodalan owner oleh industri. Tipe

deplesi semacam ini banyak terjalin di industri yang mempunyai

peninggalan senantiasa yang angka bukunya menurun dampak

berkurangnya isi peninggalan senantiasa itu, yang diketahui dengan

gelar deplesi. Deplesi diakui pada sesuatu rentang waktu akuntansi

khusus bisa dijadikan bawah buat memastikan besarnya divien

pembubaran sepanjang rentang waktu itu. Pada biasanya perusahaan-

perusahaan pertambangan ataupun pengerjaan pinjaman

membagikan dividen pembubaran dengan cara teratur. Di mari yang

berarti merupakan pihak pemegang saham wajib mengenali seerapa

besar bagian dividen yang diterimanya yang ialah dividen

keuntungan serta berapa yang ialah dividen pembubaran.


36

2.4.3 Kebijakan Dividen

Menurut Martono dan Agus (2010), kebijakan dividen ialah ketetapan

apakah keuntungan yang didapat industri pada akhir tahun hendak dipecah pada

pemegang saham dalam wujud dividen ataupun hendak ditahan buat menaikkan

modal untuk pembiayaan pemodalan di era yang hendak tiba.

Disamping itu menurut Sutrisno (2012), menyatakan bahwa

Kebijaksanaan dividen untuk manajemen merupakan buat menyudahi apakah

keuntungan yang didapat industri sepanjang satu rentang waktu hendak dipecah

seluruh ataupun dipecah beberapa buat dividen serta beberapa lagi tidak dipecah

dalam wujud keuntungan ditahan.

Martono dan Agus (2010), menyatakan bahwa dividend payout ratio

merupakan perbandingan yang membuktikan persentase keuntungan industri yang

dibayarkan pada pemegang saham lazim industri berbentuk dividen kas. Rumus

yang digunakan untuk mengitung dividend payout ratio adalah sebagai berikut :

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒


𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Besaran dividend payout ratio (DPR) pada rasio industri pada umumnya

berkisar antara 25% sampai dengan 50%.


37

2.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Sutrisno (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham

antara lain adalah :

a. Posisi solvabilitas perusahaan

Bila industri dalam situasi insolvensi ataupun solvabilitasnya kurang

profitabel, umumnya industri tidak memberikan keuntungan. Perihal

ini diakibatkan keuntungan yang didapat lebih banyak dipakai buat

membenarkan posisi bentuk modalnya.

b. Posisi likuiditas perusahaan

Cash dividend ialah arus kas pergi untuk industri, oleh sebab itu

apabila industri melunasi dividen berarti wajib dapat sediakan duit

kas yang lumayan banyak serta ini hendak merendahkan tingkatan

likuiditas industri. Untuk industri yang tingkatan likuiditasnya

kurang bagus, umumnya mempunyai dividend payout ratio yang

kecil, karena beberapa besar keuntungan dipakai buat menaikkan

likuiditasnya. Tetapi industri yang telah mapan dengan likuiditas

yang bagus mengarah membagikan dividen yang besar.

c. Kebutuhan untuk melunasi utang

Salah satu pangkal anggaran industri merupakan dari penagih

berbentuk pinjaman bagus waktu pendek ataupun berjangka jauh.

Utang-utang ini wajib lekas dibayar pada dikala jatuh tempo serta

buat melunasi utang-utang itu wajib diadakan anggaran. Terus


38

menjadi banyak pinjaman yang wajib dibayar terus menjadi besar

anggaran yang wajib diadakan alhasil hendak kurangi jumlah dividen

yang dibayarkan pada pemegang saham. Disamping itu dengan jatuh

temponya pinjaman, berarti anggaran itu wajib ditukar. Pengganti

mengubah anggaran pinjaman dapat dengan pangkal anggaran

internal dengan metode memperbesar keuntungan ditahan. Perihal ini

pastinya hendak memperkecil dividen payout ratio.

d. Rencana perluasan

Industri yang bertumbuh diisyarati dengan terus menjadi pesatnya

perkembangan industri serta perihal ini dapat diamati dari ekspansi

yang dicoba oleh industri. Terus menjadi cepat pertumbuhaan

industri, pula terus menjadi cepat ekspansi yang dicoba.

Konsekuensinya terus menjadi besar keinginan anggaran buat

mendanai ekspansi itu. Keinginan anggaran dalam bagan perluasan

itu dapat dipadati bagus dari pinjaman, menaikkan modal sendiri

yang berawal dari owner serta salah satunya pula dapat didapat dari

dalam resources berbentuk memperbesar keuntungan yang ditahan.

Dengan begitu terus menjadi cepat ekspansi yang dicoba, hingga

terus menjadi kecil pula dividend payout ratio industri itu.


39

e. Kesempatan investasi

Peluang pemodalan pula ialah aspek yang pengaruhi besarnya

dividen yang hendak dipecah. Terus menjadi terbuka peluang

pemodalan terus menjadi kecil dividen yang dibayarkan karena

dananya dipakai buat mendapatkan peluang pemodalan. Tetapi

apabila peluang pemodalan kurang bagus, hingga dananya lebih

banyak hendak dipakai buat melunasi dividen.

f. Stabilitas pendapatan

Untuk industri yang pendapatannya normal, dividen yang hendak

dibayarkan pada pemegang saham lebih besar dibandingkan dengan

industri yang pendapatannya tidak normal. Industri yang

pendapatannya normal tidak butuh sediakan kas yang banyak buat

berawas-awas, sebaliknya industri yang pendapatannya tidak normal

wajib sediakan duit kas yang lumayan besar buat berawas-awas.

g. Pengawasan terhadap perusahaan

Terkadang owner tidak ingin kehabisan kontrol kepada industri. Bila

industri mencari pangkal anggaran dari modal sendiri, mungkin

hendak masuk penanam modal terkini serta ini pastinya hendak

kurangi kewenangan owner lama dalam mengatur industri. Bila

dibelanjai dari pinjaman resikonya lumayan besar. Oleh sebab itu

industri mengarah tidak memilah dividennya supaya pengaturan

senantiasa terletak ditangannya.


40

2.4.5 Teori Dividen

Menurut Sutrisno (2012), ada beberapa teori dividen yang dikemukakan

oleh para ahli dalam kaitannya dengan kemakmuran para pemegang saham yaitu,

Residual dividend of theory, Walter’s dividend model dan Modigliani and Miller

model.

a. Teori residu dividen atau Residual dividend of theory

Keuntungan yang didapat industri dalam sesuatu rentang waktu

sesungguhnya merupakan buat keselamatan para pemegang saham.

Tetapi umumnya beberapa dibagikan pada pemegang saham selaku

dividen serta beberapa ditahan. Buat menahan keuntungan yang

didapat industri umumnya sebab terdapat peluang pemodalan yang

profitabel. Bila profit atas peluang pemodalan itu serupa ataupun

lebih besar dari tingkatan profit yang disyaratkan, hingga keuntungan

memanglah hendaknya tidak dibagikan. Keuntungan dibagikan pada

pemegang saham bila nyatanya profit yang didapat dari reinvestasi

lebih kecil disbanding dengan profit yang disyaratkan. Dengan

begitu residual dividend of theory merupakan sisa keuntungan yang

tidak diinvestasikan balik.


41

b. Dividen model Walter atau Walter’s dividend model

Teori dividen model Walter ini berpendapat bahwa selama

keuntungan yang diperoleh dari reinvestasi lebih tinggi dibanding

dengn biayanya, maka reinvestasi tersebut cenderung akan

meningkatkan harga saham atau nilai perisahaan.

c. Dividen model Modigliani dan Miller atau Modigliani and Miller’s

model

Modigliani dan Miller (MM) beranggapan kalau pada dasatnya

situasi ketetapan pemodalan yang pembayaran dividen tidak relevan

buat diperhitungkan, sebab tidak hendak tingkatkan keselamatan

pemegang saham. Bagi MM ekskalasi angka industri dipengaruhi

oleh keahlian buat memperoleh profit ataupun earning power dari

peninggalan industri. Oleh sebab itu angka industri didetetapkan oleh

ketetapan pemodalan. Sedangkan ketetapan apakah keuntungan yang

didapat hendak dipecah dalam wujud cash dividend ataupun ditahan

selaku keuntungan ditahan tidak pengaruhi angka industri. Opini

MM itu dibantu oleh sebagian anggapan antara lain :


42

Pendapat MM tersebut didukung oleh beberapa asumsi antara lain :

1. Pasar modal sempurna dimana para penanam modal berasumsi

logis.

2. Tidak terdapat pajak bagus buat perorangan ataupun pajak

pemasukan industri.

3. Tidak terdapat emisi serta tidak terdapat bayaran bisnis.

4. Data mengenai pemodalan ada buat tiap orang.

Opini MM ini dipusatkan kalau akibat pembayaran dividen kepada

kelimpahan pemegang saham hendak dijajari dengan jumlah yang

serupa dengan pangkal anggaran yang lain, maksudnya apabila

industri melunasi dividen hingga industri wajib mengubah dengan

menghasilkan saham terkini selaku pengganti beberapa pembayaran

dividen itu. Dengan begitu terdapatnya ekskalasi pembayaran

dividen hendak dijajari dengan penyusutan harga saham selaku

dampak pemasaran saham terkini.


43

2.4.6 Kebijakan Pemberian Dividen

Menurut Sutrisno (2012), terdapat sebagian wujud pemberian dividen

dengan cara kas ataupun cash dividend yang diserahkan industri pada pemegang

saham. Bentuk- bentuk kebijaksanaan dividen itu merupakan :

a. Kebijakan pemberian dividen yang stabil

Kebijaksanaan dividen yang normal ini maksudnya dividen hendak

di bagikan dengan cara senantiasa per lembarnya buat waktu durasi

khusus meski keuntungan yang didapat industri fluktuasi. Dividen

normal ini dipertahankan buat sebagian tahun serta setelah itu

apabila keuntungan yang didapat bertambah serta peningkatannya

afdal serta normal, hingga dividennya pula hendak ditingkatkan buat

berikutnya dipertahankan sepanjang sebagian tahun. Kebijakaan

pemberian dividen yang normal ini banyak dicoba oleh industri

sebab sebagian alibi, ialah :

1. Dapat tingkatkan harga saham, karena dividen yang normal serta

bisa diprediksi dikira memiliki efek yang kecil.

2. Dapat membagikan opini pada para penanam modal kalau industri

memiliki peluang yang bagus di era yang hendak tiba.

3. Hendak menarik penanam modal yang menggunakan dividen buat

kebutuhan mengkonsumsi, karena dividen senantiasa dibayarkan.


44

b. Kebijakan dividen yang meningkat

Dengan kebijaksanaan ini, industri hendak membayarkan dividen

pada pemegang saham dengan jumlah yang senantiasa bertambah

dengan perkembangan yang normal.

c. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan

Kebijaksanaan ini membagikan dividen yang besarnya menjajaki

besarnya keuntungan yang didapat industri. Terus menjadi besar

keuntungan yang didapat terus menjadi besar dividen yang

dibayarkan, begitu pula kebalikannya apabila keuntungan kecil

dividen yang dibayarkan pula kecil.

d. Kebijakan pemberian dividen regular yang rendah ditambah ekstra

Kebijaksanaan pemberian dividen dengan metode ini, industri

memastikan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan

kecil, setelah itu ditambahkan dengan ekstra dividen apabila

keuntungannya menggapai jumlah khusus.

2.4.7 Penetapan Tanggal Pembagian Dividen

Penentuan bertepatan pada penjatahan dividen ialah data yang diperlukan

serta relevan untuk penanam modal buat mengenali bila dividen itu hendak

diperoleh Menurut Brigham dan Houston (2001), rincian tanggal yang perlu

diperhatikan, antara lain :


45

a. Declaration date

Declaration date merupakan bertepatan pada pada dikala dewan

industri menghasilkan statment bermuatan pemberitahuan penjatahan

dividen. Dengan ditentukannya bertepatan pada itu, industri memiliki

peranan buat melaksanakan pembayaran.

b. Recording date

Recording date merupakan bertepatan pada yang didetetapkan buat

waktunya pemegang saham berkuasa memperoleh dividen.

c. Ex-dividend date

Ex-dividend date merupakan bertepatan pada yang didetetapkan buat

waktunya dividen bebas dari pemegang saham. Umumnya waktu

waktunya merupakan 4 hari kegiatan saat sebelum bertepatan pada

pencatatan pemegang saham.

d. Cum dividend date

Cum dividend date merupakan bertepatan pada yang membuktikan

batasan akhir untuk para penanam modal yang membeli saham

hendak menyambut penjatahan dividen.

e. Payment date

Payment date merupakan bertepatan pada yang didetetapkan buat

waktunya industri melunasi dividen.


46

2.5 Kerangka Pemikiran

2.5.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Menururt Sartono (2010:122), profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas sangat penting untuk diketahui oleh

para pengguna laporan keuangan karena menginformasikan seberapa besar

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, semakin besar rasio

keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.

Menurut Sutrisno (2012:267), bagi perusahaan yang pendapatannya

stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar

dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang

pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-

jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan

uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astri Fitria (2020) yang

berjudul pengaruh profitabilitas, growth dan solvabilitas terhadap kebijakan

dividen pada perusahaan perbankan periode 2016-2019. Penelitian ini secara

parsial menunjukan bahwa return on asset, growth dan debt to total asset

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mayasari, dkk (2016)

yang berjudul pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen

pada perusahaan bank umum swasta nasional periode 2010-2014. Penelitian ini
47

secara parsial maupun simultan menunjukan bahwa return on equity dan loan to

deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

2.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen

Menurut Sutrisno (2012:15), likuiditas adalah kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Kewajiban

yang segera harus dipenuhi adalah utang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini

bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta

mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka

pendek ini segera ditagih. Likuiditas menyangkut kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat likuiditas dihubungkan antara

aktiva lancar dengan utang lancar yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan

mampu membayar, maka perusahaan berada dalam kondisi likuid. Sebaliknya,

jika perusahaan tidak mampu membayar, maka perusahaan berada dalam kondisi

tidak likuid.

Menurut Sutrisno (2012:267), posisi likuiditas perusahaan menjadi faktor

yang mempengaruhi kebijakan dividen. Cash dividend merupakan arus kas keluar

bagi perusahaan, oleh karena itu apabila perusahaan membayarkan dividen berarti

harus menyediakan uang kas yang cukup banyak dan akan menurunkan tingkat

likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik,

biasanya cenderung membayarkan dividen tunai dalam jumlah yang kecil, sebab

sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun, perusahaan


48

yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung membagian dividen

yang lebih besar kepada pemegang saham.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marcella Marta Pangalila

(2019) yang berjudul pengaruh profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap

dividend payout ratio pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode

2010-2016. Penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa capital adequacy

ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan return on

asset dan quick ratio tidak berpengaruh signifikan.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rani Munika, dkk (2022)

yang berjudul Pengaruh likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan growth terhadap

kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2020. Penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa

return on asset berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan

current ratio, debt to equity ratio dan growth tidak berpengaruh signifikan

terhadap dividend payout ratio. Secara simultan return on asset, current ratio,

debt to equity ratio dan growth berpengaruh signifikan terhadap dividend payout

ratio.

2.5.3 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Menurut Kasmir (2015:151), rasio solvabilitas atau leverage ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung

perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa


49

rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang

apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas sangat penting

untuk diketahui oleh para pengguna laporan keuangan karena menginformasikan

seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola kewajibannya, Semakin

kecil tingkat penggunaan utang, maka semakin besar penggunaan modal sendiri

untuk membiayai aktiva perusahaan.

Menurut Sutrisno (2012:267), posisi solvabilitas perusahaan menjadi

faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Apabila perusahaan dalam kondisi

insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak

membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan

untuk memperbaiki posisi struktur modalnya.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mursila Hanum, dkk.

(2020) yang berjudul pengaruh rasio profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas

terhadap kebijakan dividen pada perusahaan consumer goods di BEI (Periode

2016-2018). Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa return on

equity berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan current

ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

payout ratio.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuliani, dkk. (2020) yang

berjudul pengaruh profitabilitas, likuiditas, firm size dan solvabilitas terhadap

kebijakan dividen pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Hasil penelitian ini secara parsial
50

menunjukan bahwa firm size berpengaruh signfikan terhadap dividend payout

ratio. Sedangkan return on asset, current ratio dan debt to equity ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Secara simultan return on

asset, current ratio, debt to total asset dan firm size berpengaruh signfikan

terhadap dividend payout ratio.

2.6 Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan tesis ini merujuk kepada hasil penelitian terdahulu

mengenai profitabilitas, likuiditas solvabilitas dan kaitannya dengan kebijakan

dividen sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Judul penelitian Indikator


No. Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan penulis penelitian
1. Pengaruh ROA, ROA, growth dan Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, growth, DAR berpengaruh indikator indikator
growth dan DAR dan signifikan terhadap ROA dan current ratio.
solvabilitas DPR. DPR. DAR.
terhadap kebijakan
dividen. (Aldian
Ibnu Adib:2020)
2. Pengaruh rasio Current Current ratio, cash Menggunakan Menggunakan
likuiditas dan ratio, position, DER, ROA indikator indikator
solvabilitas cash dan firm size current ratio. ROA dan
terhadap kebijakan position, berpengaruh DAR.
deviden. (Wati DER, signifikan terhadap
Rosmawati:2019) ROE, firm DPR.
size dan
DPR.
51

3. Pengaruh rasio ROA, Capital adequacy Menggunakan Menggunakan


proftabilitas, quick ratio berpengaruh indikator indikator
likuiditas dan ratio, signifikan terhadap ROA. current ratio
solvabilitas capital DPR. Sedangkan dan DAR.
terhadap dividend adequacy ROA dan quick ratio
payout ratio (DPR). ratio dan tidak berpengaruh
(Marcella & DPR. signifikan terhadap
Imelda:2019) DPR.
4. Pengaruh rasio ROE, ROE berpengaruh Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, current signifikan terhadap indikator indikator
solvabilitas dan ratio, DPR. Sedangkan current ratio. ROA dan
likuiditas terhadap DER dan current ratio dan DAR.
kebijakan dividen. DPR. DER tidak
(Mursila Hanum, berpengaruh
dkk:2020) signifikan terhadap
DPR.
5. Analisis pengaruh ROE, ROE berpengaruh Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, size, signifikan terhadap indikator indikator
ukuran perusahaan, current DPR. Sedangkan size, current ratio. ROA dan
likuiditas dan ratio, current ratio dan DAR.
solvabilitas DER dan DER tidak
terhadap kebijakan DPR. berpengaruh
dividen. (Indra signifikan terhadap
Marcelino:2021) DPR.
6. Pengaruh ROE, ROE, current ratio Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, current dan asset growth indikator indikator
likuiditas, tingkat ratio, berpengaruh current ratio. ROA dan
pertumbuhan asset signifikan terhadap DAR.
perusahaan dan growth, DPR. Sedangkan
leverage terhadap DER dan DER tidak
kebijakan dividen. DPR. berpengaruh
(Putu & signifikan terhadap
Ketut:2019) DPR.
7. Pengaruh likuiditas, ROA, ROA berpengaruh Menggunakan Menggunakan
solvabilitas, current signifikan terhadap indikator indikator
profitabilitas dan ratio, DPR. Sedangkan ROA dan DAR.
growth DER, current ratio, DER current ratio.
52

terhadap kebijakan growth dan growth tidak


dividen. (Rani dan DPR. berpengaruh
Munika, dkk:2022) signifikan terhadap
DPR.
8. Pengaruh rasio DER, ROE dan current Menggunakan Menggunakan
solvabilitas, rasio ROE, ratio berpengaruh indikator indikator
profitabilitas, current signifikan terhadap current ratio ROA dan
likuiditas dan laba ratio, EPS DPR. Sedangkan untuk DAR.
per saham terhadap dan DPR. DER dan earning per mengukur
kebijakan share tidak variabel
dividen. (Teng berpengaruh likuiditas.
Sauh Hwie, signifikan terhadap
dkk:2019) DPR.
9. Pengaruh likuiditas, Current ROE berpengaruh Menggunakan Menggunakan
solvabilitas dan ratio, signifikan terhadap indikator indikator
profitabilitas DER, DPR. Sedangkan current ratio. ROA dan
terhadap kebijakan ROE dan current ratio dan DAR.
dividen. (Fadilah DPR. DER tidak
Natsir:2015) berpengaruh
signifikan terhadap
DPR.
10. Pengaruh ROA, Firm size berpengaruh Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, current signfikan terhadap indikator indikator
likuiditas, firm size ratio, firm DPR. Sedangkan ROA dan DAR.
dan size, DER ROA, current ratio current ratio.
solvabilitas dan DPR. dan DER tidak
terhadap kebijakan berpengaruh
dividen. (Yuliani, signifikan terhadap
dkk:2020) DPR.
11. Pengaruh ROE, ROE dan current Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, current ratio tidak indikator indikator
leverage dan ratio, berpengaruh current ratio. ROA dan
likuiditas terhadap DER dan signifikan terhadap DAR.
kebijakan dividen. DPR. DPR. Sedangkan
(Afriyeni & DER berpengaruh
Bawamenewi, signifikan terhadap
Kasnita:2019) DPR.
53

12. Pengaruh ROA, Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan


profitabilitas, cash secara parsial indikator indikator
likuiditas dan ratio, menunjukan bahwa ROA. DAR dan
leverage terhadap DER dan ROA dan DER current ratio.
kebijakan dividen. DPR. berpengaruh
(Trijayanti, Desi & signifikan terhdap
Suprihhadi, DPR. Sedangkan cash
Heru:2019) ratio tidak
berpengaruh signfikan
terhadap DPR.
13. Pengaruh ROE, Hasil penelitian ini Tidak ada Menggunakan
profitabilitas dan cash ratio secara parsial indikator
likuiditas terhadap dan DPR. menunjukan bahwa ROA, current
kebijakan dividen. ROE dan cash ratio ratio dan
(Miran, Michael, berpengaruh DAR.
dkk:2021) signifikan terhadap
DPR.
14. Pengaruh ROA, Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, firm current secara parsial indikator indikator
size, likuiditas dan ratio, menunjukan bahwa ROA dan DAR.
leverage terhadap DER, current ratio tidak current ratio.
kebijakan dividen. DPR dan berpengaruh
(Noefiansyah, firm size. signifikan terhadap
Dadang & Idayati, kebijakan dividen.
Farida:2019) Sedangkan ROA,
DER dan firm size
berpengaruh
signifikan terhadap
DPR.
15. Pengaruh firm size, Firm size, Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan
leverage dan DER, secara parsial indikator indikator
profitabilitas ROA dan menunjukan bahwa ROA. DAR dan
terhadap kebijakan DPR. firm size, DER dan current ratio.
dividen. ROA berpengaruh
(Madyoningrum, signifikan terhadap
Astri DPR.
Winanti:2019)
54

16. Pengaruh ROA, Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan


profitabilitas, current secara parsial indikator indikator
leverage, likuiditas ratio, menunjukan bahwa ROA dan DAR.
dan pertumbuhan DER, DER dan current current ratio.
perusahaan growth ratio berpengaruh
terhadap kebijakan dan DPR. signifikan terhdap
dividen. (Permana, DPR. Sedangkan
Deni:2017) ROA dan growth
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
DPR.
17. Pengaruh ROA, Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, current secara parsial indikator indikator
likuiditas dan ratio, menunjukan bahwa ROA dan DER.
tingkat growth ROA, current ratio current ratio.
pertumbuhan dan DPR. dan growth
perusahaan berpengaruh
terhadap kebijakan signifikan terhadap
dividen. (Sari, Ni DPR.
Putu Ayu Sinta
Pradnya &
Suryantini, Ni Putu
Santi:2019)
18. Pengaruh ROA, Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, cash secara parsial indikator indikator
likuiditas dan ratio, menunjukan bahwa ROA. current ratio
aktivitas terhadap TATO ROA dan cash ratio dan DAR.
kebijakan dividen. dan DPR. berpengaruh signfikan
(Umagapi, Nur terhadap DPR.
Afni Meidiyanti & Sedangkan TATO
Triyonowati:2021) tidak berpengaruh
signifikan terhadap
DPR.
19. Pengaruh ROA, Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan
profitabilitas, current secara parsial indikator indikator
likuiditas dan ratio, size menunjukan bahwa ROA dan DAR.
ukuran perusahaan dan DPR. ROA dan size current ratio.
55

terhadap kebijakan berpengaruh


dividend. (Gunadi, signifikan terhadap
I Gusti Ngurah DPR. Sedangkan
Bagus, dkk 2022) current ratio tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
DPR.
20. Pengaruh likuiditas ROE, Hasil penenlitian ini Tidak ada Menggunakan
dan profitabilitas loan to secara parsial maupun indikator
terhadap kebijakan deposit simultan menunjukan ROA, current
dividen. (Mayasari, ratio dan bahwa ROE dan loan ratio dan
dkk:2016) DPR. to deposit ratio DPR.
berpengaruh
signifikan terhadap
DPR.

2.7 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2019), paradigma riset ialah pola pikir yang

menunjukan ikatan antara elastis yang hendak diawasi yang sekaligus

memantulkan tipe serta jumlah kesimpulan permasalahan yang butuh dijawab

lewat riset, filosofi yang dipakai buat merumuskan anggapan, tipe serta jumlah

anggapan, serta metode analisa statistik yang akan dipakai. Berdasarkan konsep

yang telah diuraiakan di atas dan identifikasi masalah, maka paradigma penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut :


56

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

Profitabilitas Kebijakan Dividen

(X1) (Y)

Likuiditas Kebijakan Dividen

(X2) (Y)

Solvabilitas Kebijakan Dividen

(X3) (Y)

2.8 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014), hipotesis ialah balasan sedangkan kepada

kesimpulan permasalahan riset, kesimpulan permasalahan riset sudah diklaim

dalam wujud perkataan persoalan. Dibilang sedangkan, sebab balasan yang

diserahkan terkini didasarkan pada filosofi yang relevan, belum didasarkan pada

fakta- fakta empiris yang didapat lewat pengumpulan informasi.


57

Berdasarkan konsep dan skema kerangka pemikiran, maka penulis

mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ho1 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhdap kebijakan

dividen.

Ha1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhdap kebijakan

dividen.

Ho2 : Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhdap kebijakan

dividen.

Ha2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhdap kebijakan dividen.

Ho3 : Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhdap kebijakan

dividen.

Ha3 : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhdap kebijakan dividen.


BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian

Menurut Uma Sekaran (2019), penelitian bisnis adalah selaku upaya

analitis serta sistematis buat menyelidik permasalahan khusus yang dialami dalam

dunia kegiatan yang menginginkan pemecahan. riset bidang usaha terdiri atas

susunan tahap yang direncanakan serta dicoba dengan tujuan buat menciptakan

balasan dari perkara yang jadi atensi administrator di dunia kegiatan.

3.2 Objek Penelitian

Menurut Uma Sekaran (2003), objek penelitian pada dasarnya ialah

elastis ataupun apa yang jadi titik atensi sesuatu riset buat memperoleh balasan

atau pemecahan atas kasus yang terjalin. Objek penelitian yang diteliti oleh

penulis adalah profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan kebijakan dividen.

3.3 Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2014), metode penelitian adalah metode ilmilah

untuk memperoleh informasi dengan tujuan serta khasiat khusus. Dengan

metodologi penelitian penulis bertujuan untuk mengumpulkan data historis dan

mengamati secara seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat

dengan masalah penelitian. Data-data yang sudah diperoleh akan diproses,

dianalisis lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga

58
59

akan diperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat dibuat suatu

kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.

Metode penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasinya merupakan

penelitian deskriptif-asosiatif yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausal),

artinya penelitian yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara

variabel independen dengan variabel dependen dan menjelaskan variabel-variabel

yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2012), tata cara riset deskriptif merupakan sesuatu

kesimpulan permasalahan yang bertepatan dengan persoalan kepada kehadiran

elastis mandiri, bagus cuma pada satu elastis ataupun lebih (elastis mandiri

merupakan elastis yang berdiri sendiri, bukan elastis bebas, sebab jika elastis

bebas senantiasa dipasangkan dengan elastis terbatas). Dalam penelitian ini,

metode deskriptif akan digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang

diteliti, yaitu variabel profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan kebijakan dividen.

Menurut Sugiyono (2012), tata cara riset asosiatif merupakan sesuatu

persoalan riset yang bertabiat bertanya ikatan antara dua elastis ataupun lebih.

Tata cara riset asosiatif dipakai buat mengenali terdapat tidaknya akibat dari

variabel- variabel independent yang terdiri dari profitabilitas, likuiditas dan

solvabilitas terhadap kebijakan dividen secara parsial.


60

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Uma Sekaran (2019), menyatakan bahwa populasi merujuk

pada totalitas golongan orang, peristiwa ataupun keadaan menarik yang mau

periset analitis. Populasi merupakan golongan orang, peristiwa ataupun keadaan

menarik di mana periset mau membuat pandangan (bersumber pada statistik)

ilustrasi.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 36 perusahaan, yaitu seluruh

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016 sampai dengan 2020. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2022), nonprobability sampling merupakan metode

pengumpulan ilustrasi yang tidak membagikan kesempatan ataupun peluang

serupa untuk tiap faktor ataupun badan populasi buat diseleksi jadi ilustrasi.

Dalam nonprobability sampling, penulis akan menggunakan teknik

penentuan sampel purposive sampling untuk memperoleh data-data yang

diperlukan dalam menunjang proses penelitian. Menurut Sugiyono (2022),

purposive sampling merupakan metode determinasi ilustrasi dengan estimasi

khusus. Pertimbangan tertentu dalam penentuan sampel yang digunakan adalah :

a. Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia mulai tahun

2016.

b. Perusahaan Manufaktur yang tidak delisting di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2016 sampai dengan 2020.


61

c. Perusahaan Manufaktur yang memiliki data laporan keuangan dan rasio

keuangan selama periode 2016 sampai dengan 2020.

d. Perusahaan Manufaktur yang membagikan dividen tunai berturut-turut

selama periode 2016 sampai dengan 2020.

Berdasarkan arsip Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan pada situs

www.eddyelly.com mulai tahun 2016, terdapat 36 Perusahaan Manufaktur Sektor

Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini pada (tabel

3.1) penulis menyajikan seleksi sampel penelitian untuk mengetahui berapa

banyak perusahaan yang sesuai dengan pertimbangan tertentu, yakni :

Tabel 3.1

Seleksi Sampel Penelitian

No. Kriteria Sampel Jumlah


Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang listing di
1. 36
Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2016.
Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang delisting
2. di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016 sampai dengan (0)
2020.
Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang tidak
3. memiliki data laporan keuangan dan rasio keuangan selama (1)
periode 2016 sampai dengan 2020.
Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang tidak
4. membagikan dividen tunai berturut-turut selama periode 2016 (16)
sampai dengan 2020.
Jumlah sampel perusahaan yang sesuai dengan pertimbangan 19
Jumlah data (19 Perusahaan X 5 Tahun) 95
62

Pada (tabel 3.1) menunjukan bahwa terdapat 19 sampel perusahaan yang

sesuai dengan pertimbangan dengan jumlah data selama 5 tahun. Sehingga

diperoleh 95 data rasio keuangan perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020. Pada (tabel

3.2) disajikan daftar sampel penelitian untuk mengetahui perusahaan-perusahaan

apa saja yang telah memenuhi pertimbangan tertentu, diantaranya :

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
2. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
3. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
5. MYOR PT. Mayora Indah Tbk
6. ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
7. SKLT PT. Sekar Laut Tbk
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
8. ULTJ
Tbk
9. GGRM PT. Gudang Garam Tbk
10. HMSP PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk
11. DVLA PT. Darya Variao Laboratoria Tbk
12. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
13. MERK PT. Merck Indonesia Tbk
14. SIDO PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk
15. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
16. TSPC PT. Pasific Tbk
17. KINO PT. Kino Indonesia Tbk
63

18. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk


19. CINT PT. Chitose International Tbk
Sumber : www.eddyelly.com (Data diolah kembali)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

dan data berkala (times-series), karena data penelitian dinyatakan dalam bentuk

angka-angka, menunjukan nilai terhadap besaran variabel yang diwakilinya,

dalam analisisnya menggunakan statistik dan merupakan hasil pengamatan dari

waktu ke waktu.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Sugiyono (2014), sumber data ialah pangkal yang tidak lansgung

membagikan informasi pada pengumpul informasi, misalnya melalui orang lain

ataupun melalui akta. Sumber data yang digunakan berupa data laporan keuangan

tahunan yang diperoleh dari website www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange)

dan official website masing-masing perusahaan sampel.

3.6 Teknik Pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2014), teknik pengumpulan informasi ialah tahap

sangat penting dalam riset, sebab tujuan penting dari riset merupakan memperoleh

informasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
64

a. Penelitian Kepustakaan (Library Reasearch)

Penelitian kepustakaan adalah suatu cara membaca, mempelajari,

menelaah, mengkaji literatur-literatur berupa buku-buku, jurnal, makalah

dan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

b. Riset Internet (Online Reasearch)

Pada riset internet ini, penulis mengumpulkan data yang berasal dari

situs-situs yang berhubungan dengan berbagai macam informasi seperti

laporan keuangan tahunan, ringkasan kinerja perusahaan, perusahaan apa

saja yang membagikan dividen tunai kepada pemegang saham dan

fenomena dilapangan.

3.7 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Menurut Uma Sekaran (2019), variabel penelitian merupakan apa juga

yang bisa melainkan ataupun mengganti angka. angka bisa berlainan pada

bermacam durasi buat subjek ataupun orang yang serupa, ataupun pada durasi

yang serupa buat subjek ataupun orang yang berlainan. Berdasarkan judul

penelitian yang diteliti oleh penulis, yaitu : “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas

dan Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen”, maka terdapat dua macam

variabel yang diteliti dan dapat dibedakan menjadi :


65

3.7.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Menurut Uma Sekaran (2019), variabel independen (variabel bebas)

adalah merupakan elastis yang pengaruhi elastis terikat, bagus dengan cara positif

ataupun minus. Ialah, bila ada elastis leluasa, elastis terikat pula muncul serta

dengan tiap bagian ekskalasi dalam elastis leluasa, ada pula ekskalasi ataupun

penyusutan dalam elastis terikat. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri

dari profitabilitas dan likuiditas yang akan diukur dengan bentuk skala rasio.

3.7.1.1 Profitabilitas

Menurut Sartono (2010), menyatakan bahwa profitabilitas merupakan

keahlian industri mendapatkan keuntungan dalam hubungannya dengan

pemasaran, keseluruhan aktiva ataupun modal sendiri. Perbandingan profitabilitas

amat berarti buat dikenal oleh para konsumen informasi finansial sebab

menginformasikan seberapa besar keahlian industri dalam menciptakan

keuntungan, terus menjadi besar perbandingan profit membuktikan terus menjadi

bagus manajemen dalam mengatur industri. Penelitian ini menggunakan return on

asset dan return on equity sebagai indikator untuk mengukur variabel

profitabilitas.

a. Return on asset

Menurut Sutrisno (2012), return on asset ialah dimensi keahlian industri

dalam menciptakan profit dengan seluruh aktiva yang dipunyai. Triknya

merupakan dengan menyamakan keuntungan saat sebelum bobot bunga

serta bobot pajak dengan keseluruhan aktiva.


66

Rumus yang digunakan adalah :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

3.7.1.2 Likuiditas

Menurut Sutrisno (2012), menyatakan bahwa likuiditas merupakan

keahlian industri buat melunasi kewajiban-kewajibannya yang wajib lekas

dipadati. Peranan yang lekas wajib dipadati merupakan pinjaman waktu pendek,

oleh sebab itu perbandingan ini dapat dipakai buat mengukur tingkatan keamanan

penagih waktu pendek, dan mengukur apakah pembedahan industri tidak hendak

tersendat apabila peranan waktu pendek ini lekas ditagih. Penelitian ini

menggunakan current ratio sebagai indikator untuk mengukur variabel likuiditas.

a. Current ratio

Menurut Sutrisno (2012), Ialah perbandingan yang menyamakan antara

aktiva mudah yang dipunyai industri dengan pinjaman waktu pendek.

Aktiva mudah di mari mencakup kas, piutang bisnis, dampak, bekal serta

aktiva mudah yang lain. Sebaliknya pinjaman waktu pendek mencakup

pinjaman bisnis, pinjaman wesel, pinjaman bank, pinjaman pendapatan

serta pinjaman yang lain yang wajib lekas dibayar.

Rumus yang digunakan adalah :

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
67

3.7.1.3 Solvabilitas

Menurut Kasmir (2015) menyatakan bahwa rasio solvabilitas ataupun

leverage ratio ialah perbandingan yang dipakai buat mengukur sepanjang mana

aktiva industri dibiayai dengan pinjaman. Maksudnya berapa besar bobot

pinjaman yang dijamin industri dibanding dengan aktivanya. Dalam maksud besar

dibilang kalau perbandingan solvabilitas dipakai buat mengukur keahlian industri

buat melunasi semua kewajibannya, bagus waktu pendek ataupun waktu jauh bila

industri dibubarkan (dilikuidasi).

Rasio solvabilitas sangat penting untuk diketahui oleh para pengguna

laporan keuangan karena menginformasikan seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam mengelola kewajibannya, Semakin kecil tingkat penggunaan

utang, maka semakin besar penggunaan modal sendiri untuk membiayai aktiva

perusahaan. Penelitian ini menggunakan debt to asset ratio sebagai indikator

untuk mengukur variabel solvabilitas.

a. Debt to asset ratio

Menurut Kasmir (2015) debt ratio ialah perbandingan pinjaman yang

dipakai buat mengukur analogi antara keseluruhan pinjaman dengan

keseluruhan aktiva. Dengan tutur lain, seberapa besar aktiva industri

dibiayai oleh pinjaman ataupun seberapa besar pinjaman industri

mempengaruhi kepada pengurusan aktiva.

Rumus yang digunakan adalah :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
68

3.7.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Menurut Sugiyono (2014), variabel dependen (variabel terikat) adalah

ialah elastis yang jadi atensi penting periset. Tujuan periset merupakan buat

menguasai serta mendefinisikan elastis terikat, ataupun menarangkan

variabilitasnya, ataupun memprediksikannya. Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah kebijakan dividen yang akan diukur dengan bentuk skala rasio.

3.7.2.1 Kebijakan Dividen

Menurut Sutrisno (2012:266), menyatakan bahwa Kebijaksanaan dividen

untuk manajemen merupakan buat menyudahi apakah keuntungan yang didapat

industri sepanjang satu rentang waktu hendak dipecah seluruh ataupun dipecah

beberapa buat dividen serta beberapa lagi tidak dipecah dalam wujud keuntungan

ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh

sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya

mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan

perusahaan. Pada sisi lain, apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai

dividen akan dapat memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan

meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan perusahaan. Penelitian ini

menggunakan dividend payout ratio sebagai indikator untuk mengukur kebijakan

dividen.
69

a. Dividend payout ratio

Martono dan Agus (2010), menyatakan bahwa dividend payout ratio

merupakan perbandingan yang membuktikan persentase keuntungan

industri yang dibayarkan pada pemegang saham lazim industri berbentuk

dividen kas.

Rumus yang digunakan adalah :

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒


𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Tabel 3.3

Oprasionalisasi Variabel

Skala
Variabel Konsep Indikator
Pengukuran

Profitabilitas Profitabilitas a. Return on asset Rasio

(X1) menyatakan bahwa Ialah dimensi keahlian

profitabilitas industri dalam

merupakan keahlian menciptakan profit

industri mendapatkan dengan seluruh aktiva

keuntungan dalam yang dipunyai. Triknya

hubungannya dengan merupakan dengan

pemasaran, menyamakan keuntungan

keseluruhan aktiva saat sebelum bobot bunga

ataupun modal serta bobot pajak dengan


70

sendiri. keseluruhan aktiva.

Sartono (2010) 𝐸𝐵𝐼𝑇


𝑅𝑂𝐴 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Sutrisno (2012)

Likuiditas Likuiditas merupakan a. Current ratio Rasio

(X2) keahlian industri buat Ialah perbandingan yang

melunasi kewajiban- menyamakan antara

kewajibannya yang aktiva mudah yang

wajib lekas dipadati. dipunyai industri dengan

Sutrisno (2012) pinjaman waktu pendek.

Aktiva mudah di mari

mencakup kas, piutang

bisnis, dampak, bekal

serta aktiva mudah yang

lain.

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑅 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Sutrisno (2012)

Solvabilitas Solvabilitas ataupun a. Debt to asset ratio Rasio

(X3) leverage ratio ialah Ialah perbandingan

perbandingan yang pinjaman yang dipakai

dipakai buat buat mengukur analogi

mengukur sepanjang antara keseluruhan

mana aktiva industri pinjaman dengan


71

dibiayai dengan keseluruhan aktiva.

pinjaman.Kasmir Dengan tutur lain,

(2015) seberapa besar aktiva

industri dibiayai oleh

pinjaman ataupun

seberapa besar pinjaman

industri mempengaruhi

kepada pengurusan

aktiva.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝐴𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Kasmir (2015)

Kebijakan Kebijaksanaan a. Dividend payout ratio Rasio

Dividen dividen untuk Merupakan perbandingan

(Y) manajemen yang membuktikan

merupakan buat persentase keuntungan

menyudahi apakah industri yang dibayarkan

keuntungan yang pada pemegang saham

didapat industri lazim industri berbentuk

sepanjang satu dividen kas.

rentang waktu hendak 𝐷𝑃𝑆


𝐷𝑃𝑅 = 𝐸𝑃𝑆

dipecah seluruh
72

ataupun dipecah Martono dan Agus (2012)

beberapa buat dividen

serta beberapa lagi

tidak dipecah dalam

wujud keuntungan

ditahan.

Sutrisno (2012)

3.8 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012), menyatakan bahwa, analisa informasi ialah

aktivitas sehabis informasi dari semua responden terkumpul. Aktivitas dalam

analisa informasi merupakan membagi informasi bersumber pada elastis serta tipe

responden, menstabulasi informasi bersumber pada elastis dari semua responden,

menyuguhkan informasi dari tiap elastis yang diawasi, melaksanakan kalkulasi

buat menanggapi kesimpulan permasalahan serta melaksanakan kalkulasi buat

mencoba anggapan yang sudah diajukan. Hasil dari analisis data akan digunakan

sebagai bukti yang memadai dalam menguji hipotesis dan membuat suatu

kesimpulan penelitian. Dalam hal ini penulis akan menganalisis serta

menggambarkan bagaimana pengaruh profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas

terhadap kebijakan dividen dengan menggunakan statistik deskriptif.


73

3.8.1 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014), menyatakan bahwa, statistik deskriptif

merupakan statistik yang dipakai buat menganalisa informasi dengan

mendefinisikan ataupun melukiskan informasi yang sudah terkumpul begitu juga

terdapatnya tanpa berarti membuat kesimpulan yang legal biasa ataupun abstraksi.

Dalam statistik deskriptif dapat dilakukan penyajian data melalui tabel, grafik,

diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan

desil, persentil, penyebaran data melalui rata-rata, standar deviasi dan perhitungan

persentase. Dalam statistik deskriptif dapat juga mencari kuatnya hubungan antara

variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan

membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau

populasi.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Priyatno (2012), buat mendapatkan hasil analisa regresi linier

yang bertabiat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), hingga sesuatu bentuk

regresi wajib penuhi sebagian anggapan yang diucap dengan anggapan klasik.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Menurut Santoso (2012), percobaan normalitas bermaksud buat

mengukur apakah di dalam bentuk regresi elastis bebas serta elastis terbatas

memiliki penyaluran wajar ataupun mendekati wajar. Dalam penelitian ini alat

analisis yang digunakan untuk mendeteksi normalitas adalah dengan menganalisis


74

grafik pada normal probability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam analisis

grafik pada normal probability plot cara untuk mendeteksi normalitas adalah

dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam uji Kolmogorov-Smirnov, keputusan untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal atau tidak diambil berdasarkan nilai probabilitas dan

signifikansi yang ditetapkan sebesar 5%, sehingga dasar pengambilan

keputusannya adalah sebagai berikut :

a. Jika Asymp. Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.

b. Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Dalam uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

tidak semua data penelitian berdistribusi secara normal, karena dalam satu set data

terlalu banyak data yang memiliki nilai ekstrim.

Menurut Ghozali (2013), informasi yang tidak terdistribusi wajar bisa

ditransformasi supaya berdistribusi wajar. Tetapi lebih dahulu, kita wajib

mengenali terlebih dulu wujud diagram histogram dari informasi itu supaya bisa

memastikan wujud alih bentuk informasinya. Berikut ini adalah cara transformasi

data yang dapat dilakukan berdasarkan bentuk grafik histogramnya :


75

Tabel 3.4

Bentuk Tranformasi Data

No. Bentuk Histogram Bentuk Transformasi


1. Moderate positive skewness SQRT (x) / akar kuadrat
2. Substantial positive skewness LG10 (x) / logaritma 10 / LN
3. Severe positive skewness dengan bentuk L 1/x / inverse
4. Moderate negative skewness SQRT (k-x)
5. Substantial negative skewness LG10 (k-x)
6. Severe negative skewness dengan bentuk J 1/(k-x)
Sumber : Ghozali (2012:36)

3.8.2.2 Uji Autokorelasi

Menurut Santoso (2012), percobaan autokorelasi bermaksud buat

mengenali apakah dalam suatu bentuk regresi linier ada hubungan antara

kekeliruan pengacau pada rentang waktu t dengan kekeliruan pada rentang waktu

t- 1 (rentang waktu lebih dahulu). Autokorelasi timbul dampak pemantauan yang

berentetan selama durasi berhubungan satu serupa lain, permasalahan ini mencuat

sebab residual tidak leluasa dari satu pemantauan ke pemantauan yang lain. Bila

terjalin hubungan, hingga dikenal terdapat dilema autokorelasi. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari problem autokorelasi. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya problem autokorelasi dapat digunakan besaran Durbin-Watson

dengan ketentuan sebagai berikut :


76

a. Apabila angka D-W berada di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

b. Apabila angka D-W berada di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi.

c. Apabila angka D-W berada di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

3.8.2.3 Uji Multikolinearitas

Menurut Santoso (2012), percobaan multikolinearitas bermaksud buat

mencoba apakah pada suatu bentuk regresi ditemui terdapatnya hubungan

dampingi elastis bebas. Bentuk regresi yang bagus sepatutnya tidak terjalin

hubungan diantara elastis bebas. Bila terjalin hubungan, hingga ada permasalahan

multikolinearitas. Bila teruji terdapat multikolinearitas, hendaknya salah satu dari

elastis bebas dikeluarkan dari bentuk, kemudian bentuk regresi itu disusun balik.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan

mengamati besaran tolerance value dan variance inflantion factor (VIF) dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Jika tolerance value < 0,1 atau VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.

b. Jika tolerance value > 0,1 atau VIF < 10, maka tidak terjadi

multikolinearitas.

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai tolerance value dan

variance inflantion factor adalah :

1 1
𝑉𝐼𝐹 = 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑉𝐼𝐹
77

3.8.2.4 Uji Heteroskedasititas

Menurut Santoso (2012), percobaan heteroskedasititas bermaksud buat

mencoba apakah dalam suatu bentuk regresi terjalin ketidaksamaan varians pada

residual dari satu observasi ke observasi yang lain. Bila varians dari residual

sesuatu observasi ke observasi yang lain senantiasa, hingga diucap

homoskedasititas serta bila varians berlainan diucap selaku heteroskedasititas.

Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedasititas. Cara

untuk mendeteksi heteroskedasititas dalam penelitian ini adalah dengan

menganalisis ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, yaitu melalui

diagram pencar antara regression standardized predicted value (ZPRED) dengan

regression studentized residual (SRESID). Dasar pengambilan keputusannya

adalah :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka terjadi heteroskedasititas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasititas.

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t.

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuditas

dan solvabilitas sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah kebijakan

dividen.
78

3.8.4 Uji Parisal (Uji t)

Uji t digunakan untuk melihat signfikansi apakah variabel independen

mampu menjelaskan variabel dependen, uji t pada dasarnya menunjukan apakah

variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara

parsial (individu) terhadap variabel dependen.

3.8.4.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Sugiyono (2012), analisa regresi jadi perlengkapan buat

mengukur akibat dari elastis bebas kepada elastis terbatas dalam riset. Tujuan dari

analisa regresi merupakan buat memperhitungkan besarnya elastis terbatas dengan

memakai informasi elastis bebas yang telah dikenal besarnya. Analisa regresi

didasarkan pada ikatan fungsional atau kausal elastis bebas dengan elastis

terbatas. Adapun bentuk persamaan regresi linier sederhana adalah :

Ŷ = a+bx+e
Keterangan :

Ŷ : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

x : Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

a : Harga Y bila x = 0 (harga konstan)

b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada variabel independen

e : Error atau pengaruh faktor lain


79

3.8.4.2 Analisis Koefisien Korelasi Parsial

Menurut Sugiyono (2012), analisis koefisien koerlasi parsial digunakan

untuk mengenali daya ikatan antara kedua elastis bebas serta terbatas, dan dimensi

yang digunakan buat memastikan bagian ataupun daya ikatan hubungan itu.

Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan menggunakan koefisien pearson

correlation product moment, untuk menguji hubungan asosiatif bila datanya

berbentuk interval atau rasio. Rumusan untuk koefisien pearson correlation

product moment adalah sebagai berikut :

𝑛∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2 ][𝑛∑𝑦 2 − (∑𝑦)2

Keterangan :

r : Koefisien korelasi pearson

x : Variabel Independen

y : Variabel dependen

n : jumlah sampel dalam penelitian

Koefisien korelasi (r) menunjukan derajat antara variabel independen

dengan variabel dependen. Nilai koefisien korelasi harus dalam batas -1 hingga +1

(-1 ≤ r ≤ +1). Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternatif, yaitu :

a. Jika nilai r mendekati angka positif (+) 1, maka variabel X mempunyai

hubungan yang kuat dan positif terhadap variabel Y.

b. Jika nilai r mendekati angka negatif (-) 1, maka variabel X mempunyai

hubungan yang kuat dan negatif terhadap variabel Y.


80

c. Jika nilai r mendekati angka 0, maka variabel X kurang mempengaruhi

variabel Y. Hal ini berarti bertambah atau berkurangnya variabel X tidak

mempengaruhi variabel Y.

Untuk memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan dalam korelasi,

maka dapat digunakan pedoman nilai interpretasi korelasi sebagai berikut :

Tabel 3.5

Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi

No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1. 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
2. 0,20 – 0,399 Rendah
3. 0,40 – 0,599 Sedang
4. 0,60 – 0,799 Kuat
5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012:250)

3.8.4.3 Analisis Koefisien Determinasi Sederhana

Menurut Ghozali (2011), analisis koefisien determinasi sederhana (r 2)

dipakai buat mengukur seberapa jauh keahlian bentuk dalam menerangkan elastis

terbatas. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol sampai dengan satu (0 < r 2

< 1). Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus :

Kd = r2 X 100%

Keterangan :

Kd : Koefisien determinasi

r2 : Koefisien korelasi
81

3.8.4.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji t-statistik, hal ini

dapat membuktikan apakah variabel independen (X) berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap variabel dependen (Y). Pengujian hipotesis secara parsial

dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis parsial

- Ho : β = 0. Profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kebijakan dividen.

- Ha : β ≠ 0. Profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap kebijakan dividen.

b. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 5%

dengan derajat kebebasan df = n-k-1, untuk menentukan nilai t tabel

sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan Ho. Dengan tingkat

signifikansi 5% dinilai cukup untuk mewakili hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yang diteliti dan merupakan

tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

a. Mencari nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang

diteliti memiliki pengaruh atau tidak. Untuk mencari nilai t hitung dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus :

𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
82

Keterangan :

t : Nilai uji t

r : Koefisien korelasi

r2 : Koefisien determinasi

n : Jumlah sampel dalam penelitian

d. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan

membandingkan antara t hitung dengan ttabel dengan ketentuan :

- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho ditolak

- Jika -ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

Pengujian hubungan signifikan dapat dilakukan dengan membandingkan

antara tingkat signifikansi pada masing-masing variabel independen

dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan.

3.9 Penetapan Tingkat Signifikansi

Menurut Sugiyono (2014), tingkat signifikansi (level of significant) ialah

tingkatan kekeliruan yang diresmikan oleh periset dalam mengutip ketetapan buat

menyambut ataupun menyangkal anggapan yang diajukan. Tingkat signifikansi

yang digunakan adalah α = 5%, karena paling umum digunakan untuk penelitian

ilmu sosial dan dianggap cukup untuk menyediakan hubungan antara variabel-

variabel yang diteliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020. Terdapat 19 Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Penulis menggunakan IBM

Statistic Product and Services (SPSS) versi 22.0 sebagai aplikasi untuk

menganalisis data penelitian.

4.1.1 Perkembangan Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020

4.1.1.1 Return On Asset

Return on asset merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki. Tingkat return on

asset yang tinggi menunjukan bahwa jumlah aset perusahaan mampu

menghasilkan laba bersih yang tinggi bagi para pemegang saham dan dapat

dibagikan dalam bentuk dividen. Data untuk indikator return on asset diperoleh

dari laporan keuangan tahunan yang penulis unduh pada situs www.idx.co.id

(Indonesian Stock Exchange) dan official website masing-masing perusahaan.

83
84

Pada (tabel 4.1) disajikan data return on asset masing-masing Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2020.

Tabel 4.1

Return On Asset pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

NO. NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 17,51% 7,71% 7,93% 15,47% 11,61%

2 PT. Delta Djakarta Tbk 21,18% 20,86% 22,19% 22,29% 10,12%

3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13,10% 11,70% 14,10% 14,70% 10,40%

4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 6,10% 6,00% 5,40% 6,10% 6,70%

5 PT. Mayora Indah Tbk 11,00% 11,00% 10,00% 11,00% 11,00%

6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 9,58% 2,97% 2,90% 5,10% 3,80%

7 PT. Sekar Laut Tbk 3,60% 3,60% 4,30% 5,70% 5,50%

8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 20,97% 18,71% 16,07% 19,13% 15,58%

9 PT. Gudang Garam Tbk 10,60% 11,60% 11,30% 13,80% 9,80%

10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 30,00% 29,40% 29,10% 27,00% 17,30%

11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 9,90% 9,90% 11,90% 12,10% 8,20%

12 PT. Kalbe Farma Tbk 14,47% 14,47% 13,54% 12,37% 12,11%

13 PT. Merck Indonesia Tbk 20,68% 17,08% 92,10% 8,68% 7,73%

14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 16,10% 16,90% 19,90% 22,90% 24,30%

15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 34,00% 36,00% 37,00% 43,00% 35,00%

16 PT. Pasific Tbk 8,14% 7,31% 6,51% 6,62% 8,65%

17 PT. Kino Indonesia Tbk 5,51% 3,39% 4,18% 10,98% 2,16%

18 PT. Unilever Indonesia Tbk 39,40% 39,30% 46,30% 36,10% 34,80%

19 PT. Chitose International Tbk 5,20% 6,20% 2,76% 1,38% 0,05%

Minimal 3,60% 2,97% 2,76% 1,38% 0,05%

Maksimal 39,40% 39,30% 92,10% 43,00% 35,00%

Rata-rata 15,63% 14,43% 18,81% 15,50% 12,36%

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)


85

Pada (tabel 4.1) menunjukan perkembangan return on asset Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2020, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahun 2016 rata-rata perkembangan return on asset perusahaan

sebesar 15,63%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi

adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 39,40%. Dengan tingkat return on

asset yang tinggi berarti perusahaan dapat meyakinkan para investor untuk

berinvestasi pada saham. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat return on

asset terendah adalah PT. Sekar Laut Tbk. sebesar 3,60%.

Pada tahun 2017 rata-rata perkembangan retun on asset perusahaan

14,43%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.

Unilever Indonesia Tbk. sebesar 39,30% yang menunjukan penurunan dari tahun

sebelumnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat return on asset

terdendah adalah PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. sebesar 2,97% yang

menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018 rata-rata perkembangan retun on asset perusahaan

18,81%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.

Merck Indonesia Tbk. sebesar 92,10%. Sedangkan perusahaan yang memiliki

tingkat return on asset terdendah adalah PT. Chitose International Tbk. sebesar

2,76% yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019 rata-rata perkembangan retun on asset perusahaan

15,50%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk. sebesar 43,00%. Sedangkan perusahaan yang


86

memiliki tingkat return on asset terdendah adalah PT. Chitose International Tbk.

sebesar 1,38% yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020 rata-rata perkembangan retun on asset perusahaan

12,36%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk. sebesar 35,00%. Sedangkan perusahaan yang

memiliki tingkat return on asset terdendah adalah PT. Chitose International Tbk.

sebesar 0,05% yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan (tabel 4.1) dapat digambarkan kondisi return on asset secara

keseluruhan periode 2016-2020 dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4.1

Grafik Tingkat Return On Asset pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

100%
90%
80%
70%
Persentase

60%
2016
50%
2017
40%
2018
30%
20% 2019
10% 2020
0%
GGRM

UNVR
CINT
HMSP

KLBF
MERK
CEKA

SIDO
ICBP
INDF

SQBB
TSPC
DLTA

MYOR

DVLA

KINO
ULTJ
ROTI
SKLT

Kode Perusahaan

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)


87

Pada (gambar 4.1) menunjukan tingkat return on asset pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang fluktuatif, tetapi PT. Unilever

Indonesia Tbk. menunjukan peningkatan return on asset yang besar dan cukup

stabil. Peningkatan ini disebabkan jumlah perolehan laba yang tinggi jika

dibandingkan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba.

Sedangkan PT. Chitose International Tbk. cenderung mengalami penurunan, hal

ini disebabkan jumlah perolehan laba yang rendah jika dibandingkan dengan

aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba. Secara keseluruhan dalam kurun

waktu 5 tahun rata-rata perkembangan return on asset perusahaan berada dalam

kondisi yang tidak baik, karena rata-rata perkembangan return on asset berada

dibawah 30%.

4.1.2 Perkembangan Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020

4.1.2.1 Current Ratio

Current ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dengan utang jangka pendek. Tingkat current ratio yang

tinggi menunjukan bahwa operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban

jangka pendek ini segera ditagih, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk

mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek. Data untuk indikator current

ratio diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang penulis unduh pada situs

www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange) dan official website masing-masing


88

perusahaan. Pada (tabel 4.2) disajikan data current ratio masing-masing

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020.

Tabel 4.2

Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

NO NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 218,93% 222,44% 511,30% 479,97% 466,27%

2 PT. Delta Djakarta Tbk 760,39% 863,78% 719,83% 805,05% 749,85%

3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 241,00% 243,00% 195,00% 254,00% 226,00%

4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 151,00% 152,00% 107,00% 127,00% 137,00%

5 PT. Mayora Indah Tbk 225,00% 239,00% 265,00% 343,00% 369,00%

6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 296,00% 226,00% 360,00% 170,00% 380,00%

7 PT. Sekar Laut Tbk 132,00% 126,00% 120,00% 130,00% 150,00%

8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 484,36% 419,19% 439,81% 444,41% 240,34%

9 PT. Gudang Garam Tbk 193,80% 193,60% 205,80% 206,20% 291,20%

10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 523,00% 527,00% 430,00% 328,00% 245,00%

11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 286,00% 266,00% 289,00% 291,00% 252,00%

12 PT. Kalbe Farma Tbk 450,94% 450,89% 465,77% 435,47% 411,60%

13 PT. Merck Indonesia Tbk 422,00% 308,00% 137,00% 251,00% 255,00%

14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 830,00% 780,00% 420,00% 420,00% 370,00%

15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 337,00% 333,00% 280,00% 343,00% 291,00%

16 PT. Pasific Tbk 265,21% 252,14% 251,62% 278,08% 295,87%

17 PT. Kino Indonesia Tbk 154,00% 165,00% 150,00% 135,00% 119,00%

18 PT. Unilever Indonesia Tbk 60,60% 63,40% 73,20% 65,30% 66,10%

19 PT. Chitose International Tbk 314,00% 319,00% 271,00% 238,00% 249,00%

Minimal 60,60% 63,40% 73,20% 65,30% 66,10%

Maksimal 830,00% 863,78% 719,83% 805,05% 749,85%

Rata-rata 333,96% 323,65% 299,54% 302,34% 292,85%

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)


89

Pada (tabel 4.2) menunjukan perkembangan current ratio Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2020, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahun 2016 rata-rata perkembangan current ratio perusahaan

333,96%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.

Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 830,00%. Dengan tingkat

current ratio yang tinggi berarti perusahaan dapat melunasi kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya sebelum ditagih. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat

current ratio terendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 60,60%.

Pada tahun 2017 rata-rata perkembangan current ratio perusahaan

323,65%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.

Delta Djakarta Tbk. sebesar 863,78%. Sedangkan perusahaan yang memiliki

tingkat current ratio terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar

63,40% yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018 rata-rata perkembangan current ratio perusahaan

299,54%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.

Delta Djakarta Tbk. sebesar 719,83% yang menunjukan peningkatan dari tahun

sebelumnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat current ratio

terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 73,20% yang menunjukan

peningkatan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019 rata-rata perkembangan current ratio perusahaan

302,34%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.

Delta Djakarta Tbk. sebesar 805,05%. Sedangkan perusahaan yang memiliki


90

tingkat current ratio terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar

65,30% yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020 rata-rata perkembangan current ratio perusahaan

292,85%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.

Delta Djakarta Tbk. sebesar 749,85% yang menunjukan penurunan dari tahun

sebelumnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat current ratio

terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 66,10% yang menunjukan

peningkatan dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan (tabel 4.2) dapat digambarkan kondisi current ratio secara

keseluruhan periode 2016-2020 dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4.2

Grafik Tingkat Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

1000.00%
900.00%
800.00%
700.00%
Persentase

600.00%
2016
500.00%
2017
400.00%
2018
300.00%
200.00% 2019
100.00% 2020
0.00%
GGRM

MERK

UNVR
KLBF
CEKA
DLTA

HMSP

SIDO

CINT
INDF
ICBP

DVLA

SQBB
TSPC
KINO
MYOR

ULTJ
SKLT
ROTI

Kode Perusahaan

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)


91

Pada (gambar 4.2) menunjukan tingkat current ratio pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang fluktuatif, tetapi PT. Delta Djakarta

Tbk. dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. menunjukan peningkatan current

ratio yang besar dan cukup stabil. Peningkatan ini disebabkan karena perusahaan

menambah sumber dana yang berasal dari kreditor berupa pinjaman bank

sehingga saldo uang kas perusahaan jumlahnya cukup banyak. Sedangkan PT.

Unilever Indonesia Tbk. cenderung mengalami penurunan, hal ini disebabkan

karena perusahaan melunasi kewajiban jangka panjangnya sehingga jumlah aktiva

lancar yang berupa kas dan setara kas berkurang. Secara keseluruhan dalam kurun

waktu 5 tahun rata-rata perkembangan current ratio perusahaan berada dalam

kondisi yang baik, karena rata-rata perkembangan current ratio berada diatas

200%.

4.1.3 Perkembangan Solvabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020

4.1.3.1 Debt To Asset Ratio

Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa

besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Data untuk indikator debt to asset ratio

diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang penulis unduh pada situs

www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange) dan official website masing-masing


92

perusahaan. Pada (tabel 4.3) disajikan data debt to asset ratio masing-masing

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020.

Tabel 4.3

Debt To Asset Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

NO NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 37,73% 35,16% 16,45% 18,79% 19,53%

2 PT. Delta Djakarta Tbk 15,48% 14,63% 15,71% 14,90% 16,78%

3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 36,00% 36,00% 34,00% 31,00% 51,00%

4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 47,00% 47,00% 48,00% 44,00% 51,00%

5 PT. Mayora Indah Tbk 52,00% 51,00% 51,00% 48,00% 43,00%

6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 51,00% 38,00% 34,00% 30,00% 30,00%

7 PT. Sekar Laut Tbk 48,00% 52,00% 55,00% 52,00% 47,00%

8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 17,69% 18,90% 14,06% 14,43% 45,38%

9 PT. Gudang Garam Tbk 37,20% 36,80% 34,70% 35,20% 25,20%

10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 20,00% 21,00% 24,00% 30,00% 39,00%

11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 30,00% 30,00% 29,00% 29,00% 33,00%

12 PT. Kalbe Farma Tbk 1,90% 1,90% 1,96% 4,03% 4,84%

13 PT. Merck Indonesia Tbk 22,00% 27,00% 59,00% 34,00% 34,00%

14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 8,00% 8,00% 13,00% 13,00% 16,00%

15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 26,00% 27,00% 32,00% 27,00% 32,00%

16 PT. Pasific Tbk 29,62% 31,65% 30,97% 30,83% 29,96%

17 PT. Kino Indonesia Tbk 24,00% 17,00% 4,00% 10,00% 21,00%

18 PT. Unilever Indonesia Tbk 71,90% 72,60% 63,70% 74,40% 76,00%

19 PT. Chitose International Tbk 18,00% 20,00% 21,00% 25,00% 23,00%

Minimal 1,90% 1,90% 1,96% 4,03% 4,84%

Maksimal 71,90% 72,60% 63,70% 74,40% 76,00%

Rata-rata 31,24% 30,82% 30,61% 29,77% 33,56%

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)


93

Pada (tabel 4.3) menunjukan perkembangan debt to asset ratio

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahun 2016 rata-rata perkembangan debt to asset ratio perusahaan

sebesar 31,24%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi

adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 71,90%. Dengan tingkat debt to asset

ratio yang tinggi berarti aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan harus

menyediakan uang kas yang cukup untuk melunasi kewajiban tersebut sebelum

jatuh tempo. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio

terendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 1,90%.

Pada tahun 2017 rata-rata perkembangan debt to asset ratio perusahaan

30,82%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.

Unilever Indonesia Tbk. sebesar 72,60% yang menunjukan penurunan dari tahun

sebelumnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio

terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 1,90% yang menunjukan

persamaan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018 rata-rata perkembangan debt to asset ratio perusahaan

30,61%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.

Unilever Indonesia Tbk. sebesar 63,70%. Sedangkan perusahaan yang memiliki

tingkat debt to asset ratio terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 1,96%

yang menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019 rata-rata perkembangan debt to asset ratio perusahaan

29,77%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.
94

Unilever Indonesia Tbk. sebesar 74,40%. Sedangkan perusahaan yang memiliki

tingkat debt to asset ratio terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 4,03%

yang menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020 rata-rata perkembangan debt to asset ratio perusahaan

33,56%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.

Unilever Indonesia Tbk. sebesar 76,00%. Sedangkan perusahaan yang memiliki

tingkat debt to asset ratio terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 4,84%

yang menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan (tabel 4.3) dapat digambarkan kondisi debt to asset ratio

secara keseluruhan periode 2016-2020 dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4.3

Grafik Tingkat Debt To Asset Ratio pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

80.00%

70.00%
60.00%
Persentase

50.00%
2016
40.00%
2017
30.00%
2018
20.00% 2019
10.00% 2020
0.00%
GGRM

MERK

UNVR
CEKA

KLBF
HMSP

SIDO

CINT
INDF
DLTA
ICBP

DVLA

SQBB
TSPC
KINO
MYOR

ULTJ
SKLT
ROTI

Kode Perusahaan

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)


95

Pada (gambar 4.3) menunjukan tingkat debt to asset ratio pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang fluktuatif, tetapi PT.

Unilever Indonesia Tbk. menunjukan peningkatan debt to asset ratio yang sangat

besar. Peningkatan ini disebabkan karena tingginya jumlah aktiva perusahaan

yang dibiayai dengan utang. Sedangkan PT. Gudang Garam Tbk. cenderung

mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena perusahaan sudah melunasi

kewajibannya sebelum jatuh tempo dengan membayarkan uang kas. Secara

keseluruhan dalam kurun waktu 5 tahun rata-rata perkembangan debt to asset

ratio perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik, karena rata-rata

perkembangan debt to asset ratio berada dibawah 35%.

4.1.4 Perkembangan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2020

4.1.4.1 Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio merupakan rasio yang menunjukan persentase laba

perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa

dividen kas. Tingkat dividend payout ratio yang tinggi menunjukan bahwa

perusahaan memperoleh jumlah laba yang besar pada tahun berjalan dan laba

tersebut dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Data

untuk indikator dividend payout ratio diperoleh dari laporan keuangan yang

penulis unduh pada situs www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange) dan official

website masing-masing perusahaan. Pada (tabel 4.4) disajikan data dividend


96

payout ratio masing-masing Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020.

Tabel 4.4

Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

NO NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 30,00% 39,00% 43,00% 44,00% 40,00%

2 PT. Delta Djakarta Tbk 56,78% 74,50% 113,27% 98,24% 161,29%

3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 49,84% 49,69% 54,85% 49,77% 38,05%

4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 49,79% 50,11% 49,79% 49,73% 37,82%

5 PT. Mayora Indah Tbk 34,43% 38,03% 37,66% 33,71% 56,52%

6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 49,64% 49,64% 20,73% 19,84% 71,51%

7 PT. Sekar Laut Tbk 16,67% 14,71% 14,89% 23,08% 24,19%

8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 11,02% 16,39% 20,00% 13,48% 85,00%

9 PT. Gudang Garam Tbk 74,93% 64,52% 64,20% 45,98% 65,41%

10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 99,90% 98,50% 100,70% 101,60% 98,70%

11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 47,79% 48,28% 38,89% 54,04% 50,34%

12 PT. Kalbe Farma Tbk 45,00% 49,00% 50,00% 37,00% 58,00%

13 PT. Merck Indonesia Tbk 80,08% 80,51% 98,78% 74,42% 76,01%

14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 153,75% 145,01% 129,52% 132,69% 156,15%

15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 100,00% 110,00% 110,00% 120,00% 110,00%

16 PT. Pasific Tbk 42,02% 33,06% 35,09% 40,65% 34,29%

17 PT. Kino Indonesia Tbk 20,00% 35,16% 30,45% 29,92% 40,22%

18 PT. Unilever Indonesia Tbk 99,70% 99,70% 99,60% 99,60% 99,60%

19 PT. Chitose International Tbk 27,13% 24,20% 27,00% 24,30% 27,70%

Minimal 11,02% 14,71% 14,89% 13,48% 24,19%

Maksimal 153,75% 145,01% 129,52% 132,69% 161,29%

Rata-rata 57,29% 58,95% 59,92% 57,48% 70,04%

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)


97

Pada (tabel 4.4) menunjukan perkembangan dividend payout ratio

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016-2020, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahun 2016 rata-rata perkembangan dividend payout ratio

perusahaan 57,29%. Perusahaan yang memiliki tingkat dividend payout ratio

tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk sebesar 153,75%.

Dengan tingkat dividend payout ratio yang tinggi berarti stabilitas pendapatan dan

posisi likuditas perusahaan dalam kondisi yang baik. Sedangkan perusahaan yang

memiliki tingkat dividend payout ratio terendah adalah PT. Ultrajaya Milk

Industry and Trading Company Tbk. sebesar 11,02%.

Pada tahun 2017 rata-rata perkembangan dividend payout ratio

perusahaan 58,95%. Perusahaan yang memiliki tingkat dividend payout ratio

tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 145,01%

yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya. Sedangkan perusahaan yang

memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Sekar Laut Tbk.

sebesar 14,71%.

Pada tahun 2018 rata-rata perkembangan dividend payout ratio

perusahaan 59,92%. Perusahaan yang memiliki tingkat dividend payout ratio

tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 129,52%

yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya. Sedangkan perusahaan yang

memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Sekar Laut Tbk.

sebesar 14,89%.
98

Pada tahun 2019 rata-rata perkembangan dividend payout ratio

perusahaan 57,48%. Perusahaan yang memiliki tingkat dividend payout ratio

tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 132,69%

yang menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya. Sedangkan perusahaan

yang memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Ultrajaya Milk

Industry and Trading Company Tbk. sebesar 13,48%.

Pada tahun 2020 rata-rata perkembangan dividend payout ratio

perusahaan 70,04%. Perusahaan yang memiliki tingkat dividend payout ratio

tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk. sebesar 161,29% yang menunjukan

peningkatan dari tahun sebelumnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat

dividend payout ratio terdendah adalah PT. Sekar Laut Tbk. sebesar 24,19%.

Berdasarkan (tabel 4.4) dapat digambarkan kondisi dividend payout ratio

secara keseluruhan periode 2016-2020 dalam bentuk grafik sebagai berikut :


99

Gambar 4.4

Grafik Tingkat Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsums iyang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

180.00%
160.00%
140.00%
120.00%
Persentase

100.00% 2016
80.00% 2017
60.00% 2018
40.00% 2019
20.00% 2020
0.00%

UNVR
GGRM
HMSP

KLBF
MERK

CINT
CEKA

SIDO
ICBP
INDF

SQBB
TSPC
DLTA

MYOR

DVLA

KINO
ULTJ
ROTI
SKLT

Kode Perusahaan

Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)

Pada (gambar 4.4) menunjukan tingkat dividend payout ratio pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang fluktuatif, tetapi PT.

Unilever Indonesia Tbk. dan PT. Delta Djakarta Tbk. menunjukan peningkatan

dividend payout ratio yang besar dan cukup stabil. Peningkatan ini disebabkan

besarnya jumlah laba yang diperoleh pada tahun berjalan dan perusahaan tersebut

memiliki posisi likuiditas yang mapan. Artinya, kinerja manajemen perusahaan

tersebut sudah baik dan harus dipertahankan untuk periode mendatang. Sedangkan

PT. Gudang Garam Tbk. cenderung mengalami penurunan, hal ini disebabkan

kecilnya jumlah laba yang diperoleh pada tahun berjalan dan perusahaan tersebut

tidak memiliki posisi likuiditas yang mapan. Artinya, kinerja manajemen


100

perusahaan yang bersangkuatan kurang baik dan harus ditingkatkan kembali

untuk periode yang akan datang. Secara keseluruhan dalam kurun waktu 5 tahun

rata-rata perkembangan dividend payout ratio perusahaan berada dalam kondisi

yang baik, karena rata-rata perkembangan dividend payout ratio berkisar diantara

25% sampai dengan 50%.

4.2 Statistik Deskriptif

Penulis menyajikan statistik deskriptif pada (tabel 4.5), tujuannya adalah

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan data

yang telah dikumpulkan. Data penelitian berupa rasio-rasio keuangan yang terdiri

dari return on asset, current ratio, debt to asset ratio dan dividend payout ratio.

Data penelitian bersumber dari laporan keuangan tahunan Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian

untuk masing-masing rasio keuangan berjumlah 95 data yang diperoleh dari 19

perusahaan sampel selama 5 tahun berturut-turut, yaitu periode 2016 sampai

dengan 2020. Hasil statistik deskriptif dari data penelitian yang digunakan dan

analisisnya adalah sebagai berikut :


101

Tabel 4.5

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 95 ,0005 ,9210 ,153458 ,1315061
CR 95 ,6060 8,6378 3,104706 1,7847050
DAR 95 ,0190 ,7600 ,311998 ,1679870
DPR 95 ,1102 1,6129 ,607342 ,3628393
Valid N (listwise) 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Return on asset (ROA) menunjukan nilai rata-rata sebesar 15,3458%,

yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu menghasilkan keuntungan

sebesar 15,3458% dengan aktiva yang dimiliki dalam satu periode. Nilai

maksimal sebesar 92,100% yang merupakan return on asset dari PT. Merck

Indonesia Tbk. pada tahun 2018 dan nilai minimal sebesar 0,050% yang

merupakan return on asset dari PT. Chitose International Tbk. pada tahun 2020.

Current ratio (CR) menunjukan nilai rata-rata sebesar 310,4706%, yang

berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu melunasi utang jangka

pendeknya sebesar 310,4706% dengan aktiva lancar yang dimiliki dalam satu

periode. Nilai maksimal sebesar 863,780% yang merupakan current ratio dari PT.

Delta Djakarta Tbk. pada tahun 2017 dan nilai minimal sebesar 60,600% yang

merupakan current ratio dari PT. Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2016.

Debt to asset ratio (DAR) menunjukan nilai rata-rata sebesar 31,1998%,

yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki aktiva sebesar

31,1998% yang dibiayai dengan utang dalam satu periode. Nilai maksimal sebesar
102

76,000% yang merupakan debt to asset ratio dari PT. Unilever Indonesia Tbk.

pada tahun 2020 dan nilai minimal sebesar 1,900% yang merupakan debt to asset

ratio dari PT. Kimia Farma Tbk. pada tahun 2016 dan 2017.

Dividend payout ratio (DPR) menunjukan nilai rata-rata sebesar

60,73421%, yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu membagikan

dividen tunai kepada pemegang saham sebesar 60,7342% dari jumlah laba bersih

yang diperoleh dalam satu periode. Nilai maksimal sebesar 161,290% yang

merupakan dividend payout ratio dari PT. Delta Djakarta Tbk. pada tahun 2020

dan nilai minimal sebesar 11,020% yang merupakan dividend payout ratio dari

PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk pada tahun 2016.

4.3 UJi Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil analisis regresi linier yang bersifat BLUE (Best

Linear Unbiased Estimator), maka suatu model regresi harus memenuhi beberapa

asumsi yang disebut dengan asumsi klasik.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi

variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau

mendekati normal. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk

mendeteksi normalitas adalah dengan menganalisis grafik pada normal

probability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov.


103

Gambar 4.5

Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Grafik Normal Probability Plot

Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal

probability plot yang disajikan pada (gambar 4.5), dapat diketahui bahwa data

yang berupa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, sehingga

model regresi memenuhi asumsi normalitas.


104

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 95
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,26678663
Most Extreme Differences Absolute ,082
Positive ,082
Negative -,080
Test Statistic ,082
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov yang disajikan pada (tabel 4.6), dapat diketahui bahwa seluruh data

berdistribusi normal karena nilai signifikansi Asymp.Sig. (2-tailed) menunjukan

angka sebesar 0,118 dan berada diatas 0,05. Dengan demikian data telah

memenuhi asumsi normalitas dan penulis dapat melanjutkan penelitian.


105

4.3.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Autokorelasi muncul akibat

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain, masalah ini

timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam

penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk mendeteksi adanya problem

autokorelasi adalah dengan menggunakan besaran Durbin-Watson.

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi Dengan Menggunakan Besaran Durbin-Watson

Model Summaryb

R Adjusted R Std. Error of the Durbin-


Model R Square Square Estimate Watson
1 ,678a ,459 ,442 ,2711486 1,805
a. Predictors: (Constant), DAR, ROA, CR
b. Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan menggunakan besaran Durbin-

Watson yang disajikan pada (tabel 4.7), dapat diketahui bahwa besaran Durbin-

Watson menunjukan angka 1,805 dan terletak diantara -2 sampai dengan +2.

Artinya data penelitian tidak mengalami problem autokorelasi, baik autokorelasi

positif ataupun negatif. Berdasarkan hasil uji autokorelasi tersebut, penulis dapat

melanjutkan penelitian.
106

4.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi

korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Jika terbukti ada

multikolinearitas sebaiknya salah satu dari variabel independen dikeluarkan dari

model, lalu model regresi tersebut disusun kembali. Cara untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan mengamati

besaran tolerance value dan variance inflantion factor (VIF).

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,038 ,127 ,295 ,768
ROA 1,465 ,227 ,531 6,451 ,000 ,877 1,141
CR ,085 ,022 ,416 3,848 ,000 ,508 1,968
DAR ,264 ,238 ,122 1,108 ,271 ,488 2,050
Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan mengamati besaran

tolerance value dan variance inflantion factor (VIF) yang disajikan pada (tabel

4.8), dapat diketahui bahwa besaran tolerance value berada diatas angka 0,1 dan

besaran variance inflantion factor berada dibawah angka 10. Artinya variabel
107

independen tidak mengalami multikolinearitas. Bedasarkan hal tersebut, penulis

dapat melanjutkan penelitian.

4.3.4 Uji Heteroskedasititas

Uji heteroskedasititas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasititas dan jika varians

berbeda disebut sebagai heteroskedasititas. Sebuah model regresi dikatakan baik

jika tidak terjadi heteroskedasititas. Cara untuk mendeteksi heteroskedasititas

dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis ada atau tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot, yaitu melalui diagram pencar antara regression

standardized predicted value (ZPRED) dengan regression studentized residual

(SRESID)
108

Gambar 4.9

Hasil Uji Heteroskedasititas

Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil uji heteroskedasititas dengan menganalisis ada atau

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang disajikan pada (gambar 4.9),

dapat diketahui bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Artinya model regresi tidak mengalami

heteroskedasititas. Berdasarkan hasil uji heteroskedasititas tersebut, seluruh uji

asumsi klasik telah terpenuhi dan penulis dapat melanjutkan penelitian.


109

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t.

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuditas

dan solvabilitas sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah kebijakan

dividen.

4.4.1 Uji Parsial (Uji t)

Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk melihat signfikansi apakah

variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen. Uji t pada dasarnya

menunjukan apakah variabel independen yang dimasukan dalam model

mempunyai pengaruh secara parsial (individu) terhadap variabel dependen.

4.4.1.1 Pengaruh Profitabilitas (Return On Asset) Terhadap Kebijakan

Dividen (Dividend Payout Ratio) Secara Parsial

Pengaruh profitabilitas (return on asset) terhadap kebijakan dividen

(dividend payout ratio) dapat diketahui melalui pengujian secara parsial. Namun

sebelumnya, penulis terlebih dahulu akan menguji bagaimana hubungan antara

kedua variabel tersebut.


110

4.4.1.1.1Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini analisis regresi menjadi alat untuk mengukur

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi

didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal variabel independen dengan

variabel dependen.

Tabel 4.9

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Profitabilitas

(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,360 ,047 7,686 ,000
ROA 1,614 ,232 ,585 6,955 ,000
Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui

pengaruh profitabilitas (return on asset) terhadap kebijakan dividen (dividend

payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.9), penulis memformulasikannya dalam

model persamaan sebagai berikut :

Ŷ = 0,360 + 1,614ROA

Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana yang telah

diformulasikan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah 0,360.

Artinya pada saat return on asset sama dengan nol persen, maka besarnya

dividend payout ratio adalah sebesar 0,360%. Return on asset memiliki koefisien
111

regresi bertanda positif sebesar 1,614. Artinya setiap peningkatan return on asset

sebesar satu persen diprediksikan akan meningkatkan dividend payout ratio

sebesar 1,614%.

4.4.1.1.2Analisis Koefisien Korelasi Parsial

Dalam penelitian ini analisis koefisien koerlasi parsial digunakan untuk

mengetahui kekuatan hubungan antara kedua variabel independen dan dependen,

serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan

korelasi tersebut.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Profitabilitas

(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Correlations

DPR ROA
DPR Pearson Correlation 1 ,585**
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
ROA Pearson Correlation ,585** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi parsial untuk mengetahui

kekuatan hubungan antara profitabilitas (return on asset) dengan kebijakan

dividen (dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.10), dapat diketahui
112

bahwa besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,585. Hal ini menunjukan

kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sedang,

karena berada pada interval 0,40 sampai dengan 0,599. Korelasi antara

profitabilitas (return on asset) dengan kebijakan dividen (dividend payout ratio)

menunjukan arah yang positif, artinya semakin tinggi return on asset cenderung

diikuti dengan meningkatnya dividend payout ratio.

4.4.1.1.3Analisis Koefisien Determinasi Sederhana

Dalam penelitian ini analisis koefisien determinasi sederhana digunakan

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependen.

Tabel 4.11

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Profitabilitas

(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,585a ,342 ,335 ,2958615
Predictors: (Constant), ROA
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi sederhana yang disajikan

pada (tabel 4.11), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi

adalah 0,342. Hal ini menunjukan bahwa profitabilitas (return on asset)

memberikan kontribusi terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio)

sebesar 34,20% dan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain.


113

4.4.1.1.4Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji

t-statistik. Hal ini dapat membuktikan apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara

parsial dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis parsial

- Ho1 : β = 0. Profitabilitas (return on asset) tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).

- Ha1 : β ≠ 0. Profitabilitas (return on asset) berpengaruh signifikan

terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).

b. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 5%

dengan derajat kebebasan df = n-k-1, untuk menentukan nilai t tabel

sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan Ho 1. Berdasarkan

rumusan tersebut, nilai ttabel yang diperoleh adalah 1,986.

c. Mencari nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang

diteliti memiliki pengaruh atau tidak. Berdasarkan hasil analisis regresi

linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.9), besarnya nilai t hitung

adalah 6,955.

d. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan

membandingkan antara t hitung dengan ttabel dengan ketentuan :

- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho1 ditolak

- Jika -ttabel < thitung < ttabel, maka Ho1 diterima


114

Hasil yang diperoleh setelah melalui langkah-langkah pengujian hipotesis

adalah Ho1 ditolak, karena t hitung 6,955 > ttabel 1,986. Berdasarkan hasil analisis

regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.9), dapat diketahui bahwa

besarnya tingkat signfikansi adalah 0,000 dan berada di bawah tingkat signifikansi

yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang diperoleh adalah profitabilitas (return on

asset) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend

payout ratio) dan perubahannya akan mempengaruhi secara menyeluruh.

4.4.1.2 Pengaruh Likuiditas (Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen

(Dividend Payout Ratio) Secara Parsial

Pengaruh likuiditas (current ratio) terhadap kebijakan dividen (dividend

payout ratio) dapat diketahui melalui pengujian secara parsial. Namun

sebelumnya, penulis terlebih dahulu akan menguji bagaimana hubungan antara

kedua variabel tersebut.

4.4.1.2.1Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini analisis regresi menjadi alat untuk mengukur

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi

didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal variabel independen dengan

variabel dependen.
115

Tabel 4.12

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas

(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,374 ,070 5,334 ,000
CR ,075 ,020 ,370 3,845 ,000
Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui

pengaruh likuiditas (current ratio) terhadap kebijakan dividen (dividend payout

ratio) yang disajikan pada (tabel 4.12), penulis memformulasikannya dalam

model persamaan sebagai berikut :

Ŷ = 0,374 + 0,075CR

Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana yang telah

diformulasikan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah 0,374.

Artinya pada saat current ratio sama dengan nol persen, maka besarnya dividend

payout ratio adalah sebesar 0,075%. Current Ratio memiliki koefisien regresi

bertanda positif sebesar 0,075. Artinya setiap peningkatan current ratio sebesar

satu persen diprediksikan akan meningkatkan dividend payout ratio sebesar

0,075%.
116

4.4.1.2.2Analisis Koefisien Korelasi Parsial

Dalam penelitian ini analisis koefisien koerlasi parsial digunakan untuk

mengetahui kekuatan hubungan antara kedua variabel independen dan dependen,

serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan

korelasi tersebut.

Tabel 4.13

Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas

(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Correlations

DPR CR
DPR Pearson Correlation 1 ,370**
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
CR Pearson Correlation ,370** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi parsial untuk mengetahui

kekuatan hubungan antara likuiditas (current ratio) dengan kebijakan dividen

(dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.13), dapat diketahui bahwa

besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,370. Hal ini menunjukan kekuatan

hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang rendah, karena

berada pada interval 0,20 sampai dengan 0,399. Korelasi antara likuiditas (current

ratio) dengan kebijakan dividen (dividend payout ratio) menunjukan arah yang
117

positif, artinya semakin tinggi current ratio cenderung diikuti dengan

meningkatnya dividend payout ratio.

4.4.1.2.3Analisis Koefisien Determinasi Sederhana

Dalam penelitian ini analisis koefisien determinasi sederhana digunakan

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependen.

Tabel 4.14

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Likuiditas

(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,370a ,137 ,128 ,3388438
Predictors: (Constant), CR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi sederhana yang disajikan

pada (tabel 4.14), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi

adalah 0,137. Hal ini menunjukan bahwa likuiditas (current ratio) memberikan

kontribusi terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) sebesar 13,700%

dan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain.


118

4.4.1.2.4Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji

t-statistik. Hal ini dapat membuktikan apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara

parsial dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis parsial

- Ho2 : β = 0. Likuditas (current ratio) tidak berpengaruh signifikan

terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).

- Ha2 : β ≠ 0. Likuiditas (current ratio) berpengaruh signifikan

terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).

b. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 5%

dengan derajat kebebasan df = n-k-1, untuk menentukan nilai t tabel

sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan Ho2. Berdasarkan

rumusan tersebut, nilai t tabel yang diperoleh adalah 1,986.

c. Mencari nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang

diteliti memiliki pengaruh atau tidak. Berdasarkan hasil analisis regresi

linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.12), besarnya nilai t hitung

adalah 3,845.

d. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan

membandingkan antara t hitung dengan ttabel dengan ketentuan :

- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho2 ditolak

- Jika -ttabel < thitung < ttabel, maka Ho2 diterima


119

Hasil yang diperoleh setelah melalui langkah-langkah pengujian hipotesis

adalah Ho2 ditolak, karena t hitung 3,845 > ttabel 1,986. Berdasarkan hasil analisis

regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.12), dapat diketahui bahwa

besarnya tingkat signfikansi adalah 0,000 dan berada di bawah tingkat signifikansi

yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang diperoleh adalah likuiditas (current ratio)

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout

ratio) dan perubahannya akan mempengaruhi secara menyeluruh.

4.4.1.3 Pengaruh Solvabilitas (Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan

Dividen (Dividend Payout Ratio) Secara Parsial

Pengaruh Solvabilitas (debt to asset ratio) terhadap kebijakan dividen

(dividend payout ratio) dapat diketahui melalui pengujian secara parsial. Namun

sebelumnya, penulis terlebih dahulu akan menguji bagaimana hubungan antara

kedua variabel tersebut.

4.4.1.3.1Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini analisis regresi menjadi alat untuk mengukur

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi

didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal variabel independen dengan

variabel dependen.
120

Tabel 4.15

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Solvabilitas

(Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,637 ,079 8,040 ,000
DAR -,094 ,224 -,044 -,421 ,675
Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui

pengaruh solvabilitas (debt to asset ratio) terhadap kebijakan dividen (dividend

payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.15), penulis memformulasikannya

dalam model persamaan sebagai berikut :

Ŷ = 0,637 - 0,094DAR

Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana yang telah

diformulasikan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah 0,637.

Artinya pada saat debt to asset ratio sama dengan nol persen, maka besarnya

dividend payout ratio adalah sebesar 0,637%. Debt to asset ratio memiliki

koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,094. Artinya setiap peningkatan debt

to asset ratio sebesar satu persen diprediksikan akan menurunkan dividend payout

ratio sebesar 0,094%.


121

4.4.1.3.2Analisis Koefisien Korelasi Parsial

Dalam penelitian ini analisis koefisien koerlasi parsial digunakan untuk

mengetahui kekuatan hubungan antara kedua variabel independen dan dependen,

serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan

korelasi tersebut.

Tabel 4.16

Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Solvabilitas

(Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Correlations

DPR DAR
DPR Pearson Correlation 1 -,044
Sig. (2-tailed) ,675
N 95 95
DAR Pearson Correlation -,044 1
Sig. (2-tailed) ,675
N 95 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi parsial untuk mengetahui

kekuatan hubungan antara solvabilitas (debt to asset ratio) dengan kebijakan

dividen (dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.16), dapat diketahui

bahwa besarnya nilai koefisien korelasi adalah -0,044. Hal ini menunjukan

kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sangat

rendah, karena berada pada batas bawah interval 0,00 sampai dengan 1,999.

Korelasi antara solvabilitas (debt to asset ratio) dengan kebijakan dividen


122

(dividend payout ratio) menunjukan arah yang negatif, artinya semakin tinggi

debt to asset ratio cenderung diikuti dengan menurunnya dividend payout ratio.

4.4.1.3.3Analisis Koefisien Determinasi Sederhana

Dalam penelitian ini analisis koefisien determinasi sederhana digunakan

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependen.

Tabel 4.17

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Solvabilitas

(Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,044a ,002 -,009 ,3644375
Predictors: (Constant), DAR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi sederhana yang disajikan

pada (tabel 4.17), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi

adalah 0,002. Hal ini menunjukan bahwa solvabilitas (debt to asset ratio)

memberikan kontribusi terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio)

sebesar 0,200% dan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain.


123

4.4.1.3.4Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji

t-statistik. Hal ini dapat membuktikan apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara

parsial dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis parsial

- Ho3 : β = 0. Solvabilitas (debt to asset ratio) tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).

- Ha3 : β ≠ 0. Solvabilitas (debt to asset ratio) berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).

b. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 5%

dengan derajat kebebasan df = n-k-1, untuk menentukan nilai t tabel

sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan Ho 3. Berdasarkan

rumusan tersebut, nilai t tabel yang diperoleh adalah 1,986.

c. Mencari nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang

diteliti memiliki pengaruh atau tidak. Berdasarkan hasil analisis regresi

linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.15), besarnya nilai t hitung

adalah -0,421.

d. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan

membandingkan antara t hitung dengan ttabel dengan ketentuan :

- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho3 ditolak

- Jika -ttabel < thitung < ttabel, maka Ho3 diterima


124

Hasil yang diperoleh setelah melalui langkah-langkah pengujian hipotesis

adalah Ho3 diterima, karena -ttabel -1,986 < thitung -0,421 < ttabel 1,986. Berdasarkan

hasil analisis regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.15), dapat

diketahui bahwa besarnya tingkat signfikansi adalah 0,675 dan berada di atas

tingkat signifikansi yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang diperoleh adalah

solvabilitas (debt to asset ratio) secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) dan perubahannya tidak akan

mempengaruhi secara menyeluruh.

4.5 Pembahasan

Setelah mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen, penulis akan membahas masing-masing indikator

variabel penelitian sebagai berikut.

4.5.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa return on asset

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa

perubahan pada return on asset akan berdampak terhadap dividend payout ratio.

Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai dengan tingginya

pembayaran dividen kepada pemegang saham. Jumlah laba yang diperoleh pada

tahun berjalan akan mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan

pembayaran dividen, yaitu menambah atau mengurangi jumlah dividen yang

dibayarkan.
125

Berdasarkan data rasio keuangan pada perusahaan sampel yang telah

dikumpulkan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah aktiva dari tahun

ke tahun dan peningkatannya selaras dengan jumlah perolehan laba setiap

tahunnya. Dengan demikian laba yang diperoleh akan menambah jumlah aktiva

yang akan dijadikan modal untuk beroperasi diperiode berikutnya. Berdasarkan

data rasio keuangan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 PT. Delta

Djakarta Tbk. mengalami peningkatan return on asset sebesar 1,33%. Hal ini

disertai dengan peningkatan dividend payout ratio sebesar 38,77%. Artinya,

korelasi antara return on asset dengan dividend payout ratio menunjukan arah

yang positif.

4.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa current ratio berpengaruh

signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa perubahan

pada current ratio akan berdampak terhadap dividend payout ratio. Hal ini berarti

jumlah aktiva lancar yang tinggi akan disertai dengan tingginya pembayaran

dividen kepada pemegang saham. Keputusan manajemen untuk membagi laba

yang diperoleh sebagai dividen kepada pemegang saham berdampak pada

berkurangnya sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan

perusahaan.

Berdasarkan data rasio keuangan pada perusahaan sampel yang telah

dikumpulkan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah aktiva lancar dari

tahun ke tahun dan peningkatannya selaras dengan jumlah utang lancar setiap
126

tahunnya. Dengan demikian meningkatnya aktiva lancar berupa uang kas

digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Berdasarkan data rasio keuangan

dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 PT. Delta Djakarta Tbk. mengalami

peningkatan current ratio sebesar 103,39%. Hal ini disertai dengan peningkatan

dividend payout ratio sebesar 17,72%. Artinya, korelasi antara current ratio

dengan dividend payout ratio menunjukan arah yang positif.

4.5.3 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa debt to asset ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa

perubahan pada debt to asset ratio tidak akan berdampak terhadap dividend

payout ratio. Hal ini berarti semakin tinggi aktiva perusahaan yang dibiayai

dengan utang tidak akan disertai dengan tingginya pembayaran dividen kepada

pemegang saham. Posisi solvabilitas perusahaan tidak akan mempengaruhi

manajemen dalam menentukan kebijakan pembayaran dividen, yaitu menambah

atau mengurangi jumlah dividen yang dibayarkan.

Berdasarkan data rasio keuangan pada perusahaan sampel yang telah

dikumpulkan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah aktiva dari tahun

ke tahun dan peningkatannya tidak selaras dengan jumlah utang. Dengan

demikian sebagian besar aktiva perusahaan digunakan untuk melunasi kewajiban-

kewajibannya. Berdasarkan data rasio keuangan dari tahun 2018 sampai dengan

tahun 2019 PT. Chitose International Tbk. mengalami peningkatan debt to asset

ratio sebesar 4,00%. Hal ini disertai dengan penurunan dividend payout ratio
127

sebesar 2,70%. Artinya, korelasi antara debt to asset ratio dengan dividend payout

ratio menunjukan arah yang negatif.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan fenomena, identifikasi masalah, rumusan hipotesis dan hasil

penelitian. Akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pengaruh

profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen secara parsial

sebagai berikut :

1. Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen

a. Return on asset berpengaruh signifikan terhadap dividend payout

ratio. Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai

dengan tingginya pembayaran dividen kepada pemegang saham. Hal

ini dibuktikan dengan data rasio keuangan pada perusahaan sampel,

bahwa meningkatnya return on asset akan diiringi dengan

peningkatan dividend payout ratio. Keputusan manajemen untuk

membagi laba yang diperoleh sebagai dividen kepada pemegang

saham berdampak pada berkurangnya sumber dana intern yang akan

digunakan untuk mengembangkan perusahaan.

2. Pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen

a. Current ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajiban jangka pendek dengan menggunakan seluruh aktiva lancar

yang dimilikinya akan disertai dengan tingginya pembayaran dividen

128
129

kepada pemegang saham. Hal ini dibuktikan dengan data rasio

keuangan pada perusahaan sampel, bahwa meningkatnya current ratio

akan diiringi dengan peningkatan dividend payout ratio.

3. Pengaruh solvabilitas terhadap kebijakan dividen

a. Debt to asset ratio

Debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

payout ratio. Hal ini berarti semakin tinggi aktiva perusahaan yang

dibiayai dengan utang tidak akan disertai dengan tingginya

pembayaran dividen kepada pemegang saham. Hal ini dibuktikan

dengan data rasio keuangan pada perusahaan sampel, bahwa

meningkatnya debt to asset ratio akan diiringi dengan penurunan

dividend payout ratio.

5.2 Saran

Bedasarkan kesimpulan mengenai pengaruh profitabilitas dan likuiditas

terhadap kebijakan dividen. Penulis memberikan saran bagi pihak-pihak yang

terkait dengan penelitian ini, diantaranya :

a. Bagi Manajemen Perusahaan

Penulis berharap kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan

kinerjanya dari sisi profitabilitas dan likuiditas. Bedasarkan hasil

penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi profitabilitas dan

likuiditas perusahaan akan disertai dengan tingginya pembayaran


130

dividen kepada pemegang saham dan hal ini dapat meningkatkan

ketertarikan investor dalam berinvestasi.

b. Bagi Investor

Penulis berharap kepada investor untuk memprioritaskan investasinya

pada perusahaan yang kinerjanya baik dari sisi profitabilitas dan

likuiditas. Karena semakin tinggi tingkat profitabilitas dan likuiditas

akan disertai dengan tingginya pembayaran dividen.

c. Bagi Pihak Lain

Penulis berharap kepada pihak lain atau peneliti selanjtnya untuk

menambahkan variabel rasio keuangan lainnya. Seperti rasio aktivitas

dan rasio penilaian. Hal ini dapat membuktikan seberapa besar

pengaruh rasio keuangan terhadap kebijakan dividen.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Brigham Eugene F. & Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi


Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Brigham Eugene F. & Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang : Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
21. Semarang : Universitas Diponegoro.

Hanafi, Mamduh M. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Kesatu. Yogyakarta :


BPFE.

Harahap, Sofyan Safri. 2009. Analisis Krtitis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba


Empat.

Kartikahadi, Hans. Rosita Uli Sinaga. Merlyana Syamsul. Sylvia Veronica


Siregar. 2012. Akuntansi Keuangan Bedasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta
: Salemba Empat.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Lukviarman, Niki. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Padang : Andalas


University Pers.

Martono. & D. Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :


Ekonisia.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta :
Liberty.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Edisi
Kesatu. Yogyakarta : ANDI.

Rudianto. 2010. Pengantar Akuntansi Dan Tekhnik Penyusunan Laporan


Keuangan. Jakarta : Erlangga.

Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta :


BPFE.

Sekaran, Uma. 2003. Research Method Of Business: A skill Building Aproach.


New York-USA: John Wiley and Sons, Inc.

Sekaran, Uma. 2014. Research Method Of Business. Jakarta: John Wiley and Sons
Inc.

Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2019. Metode Penelitian Untuk Bisnis:
Pendekatan Pengembangan-Keahlian. Jakarta: John Wiley and Sons, Inc.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam Belas. Bandung :


Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Sugiyono. 2022. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Konsep. Yogyakarta : Ekonisia.

Sutrisno. 2017. Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi. Yogyakarta :


Ekonisia.
Jurnal

Adib, Aldian, I. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Growth dan Solvabilitas


Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 9(8).
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/3627/3643

Bawamenewi, K., & Afriyeni, A. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan


Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Pundi, 3(1), 27–40.
https://doi.org/10.31575/jp.v3i1.141

Hanum, M., Febriyanto, & Japlani, A. (2020). Pengaruh rasio profitabilitas,


solvabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
consumer goods di BEI (Periode 2016-2018). Jurnal Manajemen, 14(2),
222–233.

Hwee, T. S., William, W., Stephani, S., Vera, V., Supantri, D., Wynne, W., &
Prasetya, D. (2019). Pengaruh Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas,
Likuiditas Dan Laba Per Saham Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Consumer Goodsyang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia
(Bei) Periode 2013-2017. Jurnal PLANS : Penelitian Ilmu Manajemen Dan
Bisnis, 14(1), 1. https://doi.org/10.24114/plans.v14i1.13322

Ihsaniah, R. D., Adam, M., & * Y. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,


Firm Size Dan Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen Dan Bisnis Equilibrium, 6(1), 60–86.
https://doi.org/10.47329/jurnal_mbe.v6i1.411

Ikhsan, N. M. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan


Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Magelang, 2011.

Lestari, K. F., Tanuatmodjo, H., & Mayasari. (2016). Pengaruh Likuiditas Dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada BUSN Devisa Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Journal of Business Management
Education |, 1(2), 11–16.
https://ejournal.upi.edu/index.php/JBME/article/view/5874/3970

Madyoningrum, A. W. (2019). Pengaruh Firm Size, Leverage Dan Profitabilitas


Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 6(1), 45–55.
https://doi.org/10.26905/jbm.v6i1.3034
Marcelino, I. (2021). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris
Pada Perusahaan Sektor Basic Industry …. Prosiding: Ekonomi Dan Bisnis,
1(1).
https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/pros/article/view/735%0Ahttps://jurnal.ub
d.ac.id/index.php/pros/article/download/735/431

Munika, R., Hanafi, A., & Nurzali, N. (2022). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,
Profitabilitas, Dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020.
Menara Ilmu, 16(2), 63–76. https://doi.org/10.31869/mi.v16i2.3231

Natsir, F., & Jamaludin. (2015). Pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang termasuk dalam jakarta
islamic index di bei. Jurnal Iqtisaduna, 1(1), 106–124.

Ni Luh Silvia Ratna Juliantari, I Wayan Widnyana, & I Gusti Ngurah Bagus
Gunadi. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran
PerusahaanTerhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMAS, 3.

Noefiansyah, D., & Idayati, F. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Firm Size,


Likuiditas Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Di Bei. Jurnal Ilmu
Dan Riset Akuntansi, 3(8), 247455.

Pangalila, M. M., Ogi, I., Bisnis, E., & Manajemen, J. (2019). Pengaruh Rasio
Proftabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio
(Dpr) Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 3488–3497.

Ratnasari, P. S. P., & Purnawati, N. K. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,


Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kebijakan
Dividen. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(10), 6179.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i10.p16

Robiyanto, R., Nafiah, I., Harijono, H., & Inggarwati, K. (2020). Pengaruh
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Perhotelan Dan Pariwisata Dengan
Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan
Ekonomi Asia, 14(1), 46–57. https://doi.org/10.32812/jibeka.v14i1.153

Sari, N. P. A. S. P., & Suryantini, N. P. S. (2019). Pengaruh Profitabilitas,


Likuiditas, Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(7),
4559. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i07.p20
Sundari, R. I. (2021). Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan,
17(1), 61. https://doi.org/10.21460/jrak.2021.171.364

Trijayanti, D., & Suprihhadi, H. (2019). Pengaruh Profitabilitas , Likuiditas , Dan


Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 8(3),
1–21.

Umagapi, N., & Triyonowati. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan


Aktivitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Di Bei.
Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 10(7), 1–14.

Dari Internet

www.idx.co.id, Diakses Juni 2022

www.junaidichaniago.wordpress.com, Diakses Juli 2022

www.sahamok.com, Diakses Juni 2022

www.eddyelly.com, Diakses Juni 2022

www.mendeley.com, Diakses Februari 2023

www.spinner.id, Diakses Juli 2023


LAMPIRAN 1
HASIL PENELITIAN TERDAHULU
HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Judul penelitian Indikator


No. Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan penulis penelitian
1. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, asset, growth, parsial menunjukan return on asset untuk current ratio untuk
growth dan debt to total bahwa return on asset, mengukur variabel mengukur variabel
solvabilitas asset dan growth dan debt to total profitabilitas. likuiditas.
terhadap kebijakan dividend asset berpengaruh Menggunakan indikator
dividen pada payout ratio. signifikan terhadap debt to total asset untuk
perusahaan dividend payout ratio. mengukur variabel
perbankan yang solvabilitas.
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2016-
2019. (Aldian Ibnu
Adib:2020)
2. Pengaruh rasio Current ratio, Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
likuiditas dan cash position, parsial menunjukan current ratio untuk return on asset untuk
solvabilitas debt to equity bahwa current ratio, cash mengukur variabel mengukur variabel
terhadap kebijakan ratio, return position, debt to equity likuiditas. profitabilitas.
deviden pada on equity, firm ratio, return on equity dan Menggunakan indikator
perusahaan non size dan firm size berpengaruh debt to asset ratio untuk
jasa keuangan di dividend signifikan terhadap mengukur variabel
BEI Jakarta payout ratio. dividend payout ratio. solvabilitas.
periode 2011- Sedangkan secara
2015. (Wati simultan current ratio,
Rosmawati:2019) cash position, debt to
equity ratio, return on
equity dan firm size
berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout
ratio.
3. Pengaruh rasio Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
proftabilitas, asset, quick parsial menunjukan return on asset untuk current ratio untuk
likuiditas dan ratio, capital bahwa capital adequacy mengukur variabel
solvabilitas adequacy ratio ratio berpengaruh mengukur variabel likuiditas. Menggunakan
terhadap dividend dan dividend signifikan terhadap profitabilitas. indikator debt to asset
payout ratio (DPR) payout ratio. dividend payout ratio. ratio untuk mengukur
pada perusahaan Sedangkan return on asset variabel solvabilitas.
perbankan di Bursa dan quick ratio tidak
Efek Indonesia berpengaruh signifikan
periode 2013- terhadap dividend payout
2017. (Marcella & ratio.
Imelda:2019)
4. Pengaruh rasio Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, equity, current parsial menunjukan current ratio untuk return on asset untuk
solvabilitas dan ratio, debt to bahwa return on equity mengukur variabel mengukur variabel
likuiditas terhadap equity ratio berpengaruh signifikan likuiditas. profitabilitas.
kebijakan dividen dan dividend terhadap dividend payout Menggunakan indikator
pada perusahaan payout ratio. ratio. Sedangkan current debt to asset ratio untuk
consumer goods di ratio dan debt to equity mengukur variabel
BEI (Periode ratio tidak berpengaruh solvabilitas.
2016-2018). signifikan terhadap
dividend payout ratio.
(Mursila Hanum, Secara simultan return on
dkk:2020) equity, current ratio dan
debt to equity ratio tidak
berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout
ratio.
5. Analisis pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, equity, parsial menunjukan current ratio untuk return on asset untuk
ukuran perusahaan, size,current bahwa return on equity mengukur variabel mengukur variabel
likuiditas dan ratio, debt to berpengaruh signifikan likuiditas. profitabilitas.
solvabilitas equity ratio terhadap dividend payout Menggunakan indikator
terhadap kebijakan dan dividend ratio. Sedangkan size, debt to asset ratio untuk
dividen (studi payout ratio. current ratio dan debt to mengukur variabel
empiris pada equity ratio tidak solvabilitas.
perusahaan sektor berpengaruh signifikan
basic industry dan terhadap dividend payout
chemicals yang ratio. Secara simultan
terdaftar Bursa size, return on equity,
Efek Indonesia current ratio dan debt to
periode 2016- equity ratio berpengaruh
2019). (Indra signifikan terhadap
Marcelino:2021) dividend payout ratio.
6. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, equity, current parsial menunjukan current ratio untuk return on asset untuk
likuiditas, tingkat ratio, asset bahwa return on equity, mengukur variabel mengukur variabel
pertumbuhan growth, debt current ratio dan asset likuiditas. profitabilitas.
perusahaan dan to equity ratio growth berpengaruh Menggunakan indikator
leverage terhadap dan dividend signifikan terhadap debt to asset ratio untuk
kebijakan dividen payout ratio. dividend payout ratio. mengukur variabel
pada perusahaan Sedangkan debt to equity solvabilitas.
manufaktur yang ratio tidak berpengaruh
terdaftar di Bursa signifikan terhadap
Efek Indonesia dividend payout ratio.
periode 2012-
2014. (Putu &
Ketut:2019)
7. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
likuiditas, asset, current parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
solvabilitas, ratio, debt to bahwa return on asset mengukur variabel mengukur variabel
profitabilitas dan equity ratio, berpengaruh signifikan profitabilitas. solvabilitas.
growth growth dan terhadap dividend payout Menggunakan indikator
terhadap kebijakan dividend ratio. Sedangkan current current ratio untuk
dividen pada payout ratio. ratio, debt to equity ratio mengukur variabel
perusahaan dan growth tidak likuiditas.
manufaktur berpengaruh signifikan
yang terdaftar di terhadap dividend payout
Bursa Efek ratio. Secara simultan
Indonesia periode return on asset, current
2017-2020. (Rani ratio, debt to equity ratio
Munika, dkk:2022) dan growth berpengaruh
signifikan terhadap
dividend payout ratio.
8. Pengaruh rasio Debt to equity Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
solvabilitas, rasio ratio, return parsial menunjukan current ratio untuk return on asset untuk
profitabilitas, on equity, bahwa return on equity mengukur variabel mengukur variabel
current ratio, dan current ratio likuiditas. profitabilitas.
earning per berpengaruh signifikan Menggunakan indikator
likuiditas dan laba share dan terhadap dividend payout debt to asset ratio untuk
per saham terhadap dividend ratio. Sedangkan debt to mengukur variabel
kebijakan payout ratio. equity ratio dan earning solvabilitas.
dividen pada per share tidak
perusahaan berpengaruh signifikan
consumer goods terhadap dividend payout
yang ratio.
terdaftar pada
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
periode 2013-
2017. (Teng Sauh
Hwie, dkk:2019)
9. Pengaruh Current ratio, Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
likuiditas, debt to equity parsial menunjukan current ratio untuk return on asset untuk
solvabilitas dan ratio,return on bahwa return on equity mengukur variabel mengukur variabel
profitabilitas equity dan berpengaruh signifikan likuiditas. profitabilitas.
terhadap kebijakan dividend terhadap dividend payout Menggunakan debt to
dividen pada payout ratio. ratio. Sedangkan current asset ratio untuk
perusahaan yang ratio dan debt to equity mengukur variabel
termasuk dalam ratio tidak berpengaruh solvabilitas.
Jakarta Islamic signifikan terhadap
Index di BEI dividend payout ratio.
periode 2009-
2011. (Fadilah
Natsir:2015)
10. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, asset, current parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
likuiditas, firm size ratio, firm bahwa firm size mengukur variabel mengukur variabel
dan size, debt to berpengaruh signfikan profitabilitas. solvabilitas.
solvabilitas equity ratio terhadap dividend payout Menggunakan indikator
terhadap kebijakan dan dividend ratio. Sedangkan return current ratio untuk
dividen pada payout ratio. on asset, current ratio dan mengukur variabel
perusahaan sektor debt to equity ratio tidak likuiditas.
industri barang berpengaruh signifikan
konsumsi yang terhadap dividend payout
terdaftar di Bursa ratio. Secara simultan
Efek Indonesia return on asset, current
periode 2012- ratio, debt to total asset
2016. (Yuliani, dan firm size berpengaruh
dkk:2020) signfikan terhadap
dividend payout ratio.
11. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, equity, current parsial menunjukan current ratio untuk return on asset untuk
leverage dan ratio, debt to bahwa return on equity mengukur variabel mengukur variabel
likuiditas terhadap equity ratio dan current ratio tidak likuiditas. profitabilitas.
kebijakan dividen dan dividend berpengaruh signifikan Menggunakan indikator
pada perusahaan payout ratio. terhadap dividend payout debt to asset ratio untuk
manufaktur yang ratio. Sedangkan debt to mengukur variabel
terdaftar di Bursa equity ratio berpengaruh solvabilitas.
Efek Indonesia signifikan terhadap
periode 2013- dividend payout ratio.
2017. (Afriyeni &
Bawamenewi,
Kasnita:2019)
12. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, asset, cash parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
likuiditas dan ratio, debt to bahwa return on asset dan mengukur variabel mengukur variabel
leverage terhadap equity ratio debt to equity ratio profitabilitas. solvabilitas.
kebijakan dividen dan dividend berpengaruh signifikan Menggunakan indikator
pada perusahaan payout ratio. terhdap dividend payout current ratio untuk
perbankan yang ratio. Sedangkan cash mengukur variabel
terdaftar di Bursa ratio tidak berpengaruh likuiditas.
Efek Indonesia signfikan terhadap
periode 2013- dividend payout ratio.
2016. (Trijayanti,
Desi & Suprihhadi,
Heru:2019)
13. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Tidak ada. Menggunakan indikator
profitabilitas dan equity, cash parsial menunjukan return on asset untuk
likuiditas terhadap ratio dan bahwa return on equity mengukur variabel
kebijakan dividen dividend dan cash ratio profitabilitas.
pada perusahaan payout ratio. berpengaruh signifikan Menggunakan indikator
manufaktur yang terhadap dividend payout current ratio untuk
terdaftar di Bursa ratio. Secara simultan mengukur variabel
Efek Indonesia return on equity dan cash likuiditas. Menggunakan
Tahun 2016-2018. ratio berpengaruh indikator debt to asset
(Miran, Michael, signfikan terhadap diviend ratio untuk mengukur
dkk:2021) payout ratio. variabel solvabilitas.
14. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, firm asset, current parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
size, likuiditas dan ratio, debt to bahwa current ratio tidak mengukur variabel mengukur variabel
leverage terhadap equity ratio, berpengaruh signifikan profitabilitas. solvabilitas.
kebijakan dividen dividend terhadap kebijakan Menggunakan indikator
pada perusahaan payout ratio dividen. Sedangkan return current ratio untuk
sektor barang dan firm size. on asset, debt to equity mengukur variabel
konsumsi dan ratio dan firm size likuiditas.
property yang berpengaruh signifikan
terdaftar di Bursa terhadap dividend payout
Efek Indonesia ratio.
periode 2014-
2017.
(Noefiansyah,
Dadang & Idayati,
Farida:2019)
15. Pengaruh firm size, Firm size, debt Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
leverage dan to equity ratio, parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
profitabilitas return on asset bahwa firm size, debt to mengukur variabel mengukur variabel
terhadap kebijakan dan dividend equity ratio dan return on profitabilitas. solvabilitas.
dividen pada payout ratio. asset berpengaruh Menggunakan indikator
perusahaan sektor signifikan terhadap current ratio untuk
barang makanan dividend payout ratio. mengukur variabel
dan minuman yang Secara simultan firm size, likuiditas.
terdaftar di Bursa debt to equity ratio dan
Efek Indonesia return on asset
periode 2000- berpengaruh secara
2014. simultan terhadap
(Madyoningrum, dividend payout ratio.
Astri
Winanti:2019)
16. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, asset, current parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
leverage, likuiditas ratio, debt to bahwa debt to equity ratio mengukur variabel mengukur variabel
dan pertumbuhan equity ratio, dan current ratio profitabilitas. leverage.
perusahaan growth dan berpengaruh signifikan Menggunakan indikator
terhadap kebijakan dividend terhdap dividend payout current ratio untuk
dividen pada payout ratio. ratio. Sedangkan return mengukur variabel
perusahaan on asset dan growth tidak likuiditas.
kompas 100 yang berpengaruh signifikan
terdaftar di Bursa terhadap dividend payout
Efek Indonesia ratio.
periode 2012-
2016. (Permana,
Deni:2017)
17. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, asset, current parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
likuiditas dan ratio, growth bahwa return on asset, mengukur variabel mengukur variabel
tingkat dan dividend current ratio dan growth profitabilitas. solvabilitas.
pertumbuhan payout ratio. berpengaruh signifikan Menggunakan indikator
perusahaan terhadap dividend payout current ratio untuk
terhadap kebijakan ratio. mengukur variabel
dividen pada likuiditas.
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2013-
2017. (Sari, Ni
Putu Ayu Sinta
Pradnya &
Suryantini, Ni Putu
Santi:2019)
18. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, asset, cash parsial menunjukan return on asset untuk current ratio untuk
likuiditas dan ratio, total bahwa return on asset dan mengukur variabel mengukur variabel
aktivitas terhadap asset turnover cash ratio berpengaruh profitabilitas. likuiditas. Menggunakan
kebijakan dividen dan dividend signfikan terhadap indikator debt to asset
pada perusahaan payout ratio. dividend payout ratio. ratio untuk mengukur
perbankan yang Sedangkan total asset variabel solvabilitas.
terdaftar di Bursa turnonver tidak
Efek Indonesia berpengaruh signifikan
Periode 2016-
2019. (Umagapi, terhadap dividend payout
Nur Afni ratio.
Meidiyanti &
Triyonowati:2021)
19. Pengaruh Return on Hasil penelitian ini secara Menggunakan indikator Menggunakan indikator
profitabilitas, asset, current parsial menunjukan return on asset untuk debt to asset ratio untuk
likuiditas dan ratio, size dan bahwa return on asset dan mengukur variabel mengukur variabel
ukuran perusahaan dividend size berpengaruh profitabilitas. solvabilitas.
terhadap kebijakan payout ratio. signifikan terhadap Menggunakan indikator
dividend pada dividend payout ratio. current ratio untuk
perusahaan Sedangkan current ratio mengukur variabel
perbankan yang tidak berpengaruh likuiditas.
terdaftar di Bursa signifikan terhadap
Efek Indonesia dividend payout ratio.
periode 2016-
2018. (Gunadi, I
Gusti Ngurah
Bagus, dkk 2022)
20. Pengaruh likuiditas Return on Hasil penelitian ini secara Tidak ada. Menggunakan indikator
dan profitabilitas equity, loan to parsial maupun simultan return on asset untuk
terhadap kebijakan deposit ratio menunjukan bahwa return mengukur variabel
dividen pada dan dividend on equity dan loan to profitabilitas.
perusahaan bank payout ratio. deposit ratio berpengaruh Menggunakan indikator
umum swasta signifikan terhadap current ratio untuk
nasional periode dividend payout ratio. mengukur variabel
2010-2014. likuiditas. Menggunakan
(Mayasari, indikator debt to asset
dkk:2016) ratio untuk mengukur
variabel solvabilitas.
LAMPIRAN 2
TABULASI DATA
TABULASI DATA

RETURN ON ASSET PERUSAHAAN MANUFAKTUR


SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2020

(Disajikan dalam persentase)


NO NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 17,51 7,71 7,93 15,47 11,61
2 PT. Delta Djakarta Tbk 21,18 20,86 22,19 22,29 10,12
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13,10 11,70 14,10 14,70 10,40
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 6,10 6,00 5,40 6,10 6,70
5 PT. Mayora Indah Tbk 11,00 11,00 10,00 11,00 11,00
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 9,58 2,97 2,90 5,10 3,80
7 PT. Sekar Laut Tbk 3,60 3,60 4,30 5,70 5,50
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 20,97 18,71 16,07 19,13 15,58
9 PT. Gudang Garam Tbk 10,60 11,60 11,30 13,80 9,80
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 30,00 29,40 29,10 27,00 17,30
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 9,90 9,90 11,90 12,10 8,20
12 PT. Kalbe Farma Tbk 14,47 14,47 13,54 12,37 12,11
13 PT. Merck Indonesia Tbk 20,68 17,08 92,10 8,68 7,73
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 16,10 16,90 19,90 22,90 24,30
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 34,00 36,00 37,00 43,00 35,00

16 PT. Pasific Tbk 8,14 7,31 6,51 6,62 8,65


17 PT. Kino Indonesia Tbk 5,51 3,39 4,18 10,98 2,16
18 PT. Unilever Indonesia Tbk 39,40 39,30 46,30 36,10 34,80
19 PT. Chitose International Tbk 5,20 6,20 2,76 1,38 0,05
CURRENT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2020

(Disajikan dalam persentase)


NO NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 218,93 222,44 511,30 479,97 466,27
2 PT. Delta Djakarta Tbk 760,39 863,78 719,83 805,05 749,85
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 241,00 243,00 195,00 254,00 226,00
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 151,00 152,00 107,00 127,00 137,00
5 PT. Mayora Indah Tbk 225,00 239,00 265,00 343,00 369,00
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 296,00 226,00 360,00 170,00 380,00
7 PT. Sekar Laut Tbk 132,00 126,00 120,00 130,00 150,00
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 484,36 419,19 439,81 444,41 240,34
9 PT. Gudang Garam Tbk 193,80 193,60 205,80 206,20 291,20
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 523,00 527,00 430,00 328,00 245,00
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 286,00 266,00 289,00 291,00 252,00
12 PT. Kalbe Farma Tbk 450,94 450,89 465,77 435,47 411,60
13 PT. Merck Indonesia Tbk 422,00 308,00 137,00 251,00 255,00
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 830,00 780,00 420,00 420,00 370,00
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 337,00 333,00 280,00 343,00 291,00

16 PT. Pasific Tbk 265,21 252,14 251,62 278,08 295,87


17 PT. Kino Indonesia Tbk 154,00 165,00 150,00 135,00 119,00
18 PT. Unilever Indonesia Tbk 60,60 63,40 73,20 65,30 66,10
19 PT. Chitose International Tbk 314,00 319,00 271,00 238,00 249,00
DEBT TO ASSET RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2020

(Disajikan dalam persentase)


NO NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 37,73 35,16 16,45 18,79 19,53
2 PT. Delta Djakarta Tbk 15,48 14,63 15,71 14,90 16,78
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 36,00 36,00 34,00 31,00 51,00
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 47,00 47,00 48,00 44,00 51,00
5 PT. Mayora Indah Tbk 52,00 51,00 51,00 48,00 43,00
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 51,00 38,00 34,00 30,00 30,00
7 PT. Sekar Laut Tbk 48,00 52,00 55,00 52,00 47,00
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 17,69 18,90 14,06 14,43 45,38
9 PT. Gudang Garam Tbk 37,20 36,80 34,70 35,20 25,20
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 20,00 21,00 24,00 30,00 39,00
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 30,00 30,00 29,00 29,00 33,00
12 PT. Kalbe Farma Tbk 1,90 1,90 1,96 4,03 4,84
13 PT. Merck Indonesia Tbk 22,00 27,00 59,00 34,00 34,00
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 8,00 8,00 13,00 13,00 16,00
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 26,00 27,00 32,00 27,00 32,00

16 PT. Pasific Tbk 29,62 31,65 30,97 30,83 29,96


17 PT. Kino Indonesia Tbk 24,00 17,00 4,00 10,00 21,00
18 PT. Unilever Indonesia Tbk 71,90 72,60 63,70 74,40 76,00
19 PT. Chitose International Tbk 18,00 20,00 21,00 25,00 23,00
DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2020

(Disajikan dalam persentase)


NO NAMA PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 30,00 39,00 43,00 44,00 40,00
2 PT. Delta Djakarta Tbk 56,78 74,50 113,27 98,24 161,29
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 49,84 49,69 54,85 49,77 38,05
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 49,79 50,11 49,79 49,73 37,82
5 PT. Mayora Indah Tbk 34,43 38,03 37,66 33,71 56,52
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 49,64 49,64 20,73 19,84 71,51
7 PT. Sekar Laut Tbk 16,67 14,71 14,89 23,08 24,19
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 11,02 16,39 20,00 13,48 85,00
9 PT. Gudang Garam Tbk 74,93 64,52 64,20 45,98 65,41
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 99,90 98,50 100,70 101,60 98,70
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 47,79 48,28 38,89 54,04 50,34
12 PT. Kalbe Farma Tbk 45,00 49,00 50,00 37,00 58,00
13 PT. Merck Indonesia Tbk 80,08 80,51 98,78 74,42 76,01
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 153,75 145,01 129,52 132,69 156,15
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 100,00 110,00 110,00 120,00 110,00

16 PT. Pasific Tbk 42,02 33,06 35,09 40,65 34,29


17 PT. Kino Indonesia Tbk 20,00 35,16 30,45 29,92 40,22
18 PT. Unilever Indonesia Tbk 99,70 99,70 99,60 99,60 99,60
19 PT. Chitose International Tbk 27,13 24,20 27,00 24,30 27,70
LAMPIRAN 3
HASIL OUTPUT SPSS
LAMPIRAN OUTPUT SPSS STATISTIC

Hasil Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 95 ,0005 ,9210 ,153458 ,1315061
CR 95 ,6060 8,6378 3,104706 1,7847050
DAR 95 ,0190 ,7600 ,311998 ,1679870
DPR 95 ,1102 1,6129 ,607342 ,3628393
Valid N (listwise) 95

Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Grafik Normal Probability Plot


Hasil Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 95
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,26678663
Most Extreme Differences Absolute ,082
Positive ,082
Negative -,080
Test Statistic ,082
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Hasil Uji Autokorelasi Dengan Menggunakan Besaran Durbin Watson


Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
1 ,678a ,459 ,442 ,2711486 1,805
a. Predictors: (Constant), DAR, ROA, CR
b. Dependent Variable: DPR
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,038 ,127 ,295 ,768
ROA 1,465 ,227 ,531 6,451 ,000 ,877 1,141
CR ,085 ,022 ,416 3,848 ,000 ,508 1,968
DAR ,264 ,238 ,122 1,108 ,271 ,488 2,050
a. Dependent Variable: DPR

Hasil Uji Heteroskedastisitas


Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Profitabilitas
(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,360 ,047 7,686 ,000
ROA 1,614 ,232 ,585 6,955 ,000
a. Dependent Variable: DPR

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas


(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,374 ,070 5,334 ,000
CR ,075 ,020 ,370 3,845 ,000
a. Dependent Variable: DPR

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Solvabilitas


(Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,637 ,079 8,040 ,000
DAR -,094 ,224 -,044 -,421 ,675
a. Dependent Variable: DPR
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Profitabilitas
(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Correlations
DPR ROA
DPR Pearson Correlation 1 ,585**
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
ROA Pearson Correlation ,585** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95

Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas


(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Correlations
DPR CR
DPR Pearson Correlation 1 ,370**
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
CR Pearson Correlation ,370** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Solvabilitas
(Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Correlations
DPR DAR
DPR Pearson Correlation 1 -,044
Sig. (2-tailed) ,675
N 95 95
DAR Pearson Correlation -,044 1
Sig. (2-tailed) ,675
N 95 95

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Profitabilitas


(Return On Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,585a ,342 ,335 ,2958615
a. Predictors: (Constant), ROA

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Likuiditas


(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,370a ,137 ,128 ,3388438
a. Predictors: (Constant), CR
Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Solvabilitas
(Debt To Asset Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,044a ,002 -,009 ,3644375
a. Predictors: (Constant), DAR
LAMPIRAN 4
TITIK PERSENTASE DISTRIBUSI t
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung

Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 1


Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526

Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung

Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 2


Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392
82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262
83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135
84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011
85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890
86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772
87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657
88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544
89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434
90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327
91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222
92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119
93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019
94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921
95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825
96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731
97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639
98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549
99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460
100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374
101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289
102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206
103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125
104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045
105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967
106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890
107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815
108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741
109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669
110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598
111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528
112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460
113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392
114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326
115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262
116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198
117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135
118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074
119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013
120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954

Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung

Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 3


Titik Persentase Distribusi t (df = 121 –160)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
121 0.67652 1.28859 1.65754 1.97976 2.35756 2.61707 3.15895
122 0.67651 1.28853 1.65744 1.97960 2.35730 2.61673 3.15838
123 0.67649 1.28847 1.65734 1.97944 2.35705 2.61639 3.15781
124 0.67647 1.28842 1.65723 1.97928 2.35680 2.61606 3.15726
125 0.67646 1.28836 1.65714 1.97912 2.35655 2.61573 3.15671
126 0.67644 1.28831 1.65704 1.97897 2.35631 2.61541 3.15617
127 0.67643 1.28825 1.65694 1.97882 2.35607 2.61510 3.15565
128 0.67641 1.28820 1.65685 1.97867 2.35583 2.61478 3.15512
129 0.67640 1.28815 1.65675 1.97852 2.35560 2.61448 3.15461
130 0.67638 1.28810 1.65666 1.97838 2.35537 2.61418 3.15411
131 0.67637 1.28805 1.65657 1.97824 2.35515 2.61388 3.15361
132 0.67635 1.28800 1.65648 1.97810 2.35493 2.61359 3.15312
133 0.67634 1.28795 1.65639 1.97796 2.35471 2.61330 3.15264
134 0.67633 1.28790 1.65630 1.97783 2.35450 2.61302 3.15217
135 0.67631 1.28785 1.65622 1.97769 2.35429 2.61274 3.15170
136 0.67630 1.28781 1.65613 1.97756 2.35408 2.61246 3.15124
137 0.67628 1.28776 1.65605 1.97743 2.35387 2.61219 3.15079
138 0.67627 1.28772 1.65597 1.97730 2.35367 2.61193 3.15034
139 0.67626 1.28767 1.65589 1.97718 2.35347 2.61166 3.14990
140 0.67625 1.28763 1.65581 1.97705 2.35328 2.61140 3.14947
141 0.67623 1.28758 1.65573 1.97693 2.35309 2.61115 3.14904
142 0.67622 1.28754 1.65566 1.97681 2.35289 2.61090 3.14862
143 0.67621 1.28750 1.65558 1.97669 2.35271 2.61065 3.14820
144 0.67620 1.28746 1.65550 1.97658 2.35252 2.61040 3.14779
145 0.67619 1.28742 1.65543 1.97646 2.35234 2.61016 3.14739
146 0.67617 1.28738 1.65536 1.97635 2.35216 2.60992 3.14699
147 0.67616 1.28734 1.65529 1.97623 2.35198 2.60969 3.14660
148 0.67615 1.28730 1.65521 1.97612 2.35181 2.60946 3.14621
149 0.67614 1.28726 1.65514 1.97601 2.35163 2.60923 3.14583
150 0.67613 1.28722 1.65508 1.97591 2.35146 2.60900 3.14545
151 0.67612 1.28718 1.65501 1.97580 2.35130 2.60878 3.14508
152 0.67611 1.28715 1.65494 1.97569 2.35113 2.60856 3.14471
153 0.67610 1.28711 1.65487 1.97559 2.35097 2.60834 3.14435
154 0.67609 1.28707 1.65481 1.97549 2.35081 2.60813 3.14400
155 0.67608 1.28704 1.65474 1.97539 2.35065 2.60792 3.14364
156 0.67607 1.28700 1.65468 1.97529 2.35049 2.60771 3.14330
157 0.67606 1.28697 1.65462 1.97519 2.35033 2.60751 3.14295
158 0.67605 1.28693 1.65455 1.97509 2.35018 2.60730 3.14261
159 0.67604 1.28690 1.65449 1.97500 2.35003 2.60710 3.14228
160 0.67603 1.28687 1.65443 1.97490 2.34988 2.60691 3.14195

Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung

Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 4


Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
161 0.67602 1.28683 1.65437 1.97481 2.34973 2.60671 3.14162
162 0.67601 1.28680 1.65431 1.97472 2.34959 2.60652 3.14130
163 0.67600 1.28677 1.65426 1.97462 2.34944 2.60633 3.14098
164 0.67599 1.28673 1.65420 1.97453 2.34930 2.60614 3.14067
165 0.67598 1.28670 1.65414 1.97445 2.34916 2.60595 3.14036
166 0.67597 1.28667 1.65408 1.97436 2.34902 2.60577 3.14005
167 0.67596 1.28664 1.65403 1.97427 2.34888 2.60559 3.13975
168 0.67595 1.28661 1.65397 1.97419 2.34875 2.60541 3.13945
169 0.67594 1.28658 1.65392 1.97410 2.34862 2.60523 3.13915
170 0.67594 1.28655 1.65387 1.97402 2.34848 2.60506 3.13886
171 0.67593 1.28652 1.65381 1.97393 2.34835 2.60489 3.13857
172 0.67592 1.28649 1.65376 1.97385 2.34822 2.60471 3.13829
173 0.67591 1.28646 1.65371 1.97377 2.34810 2.60455 3.13801
174 0.67590 1.28644 1.65366 1.97369 2.34797 2.60438 3.13773
175 0.67589 1.28641 1.65361 1.97361 2.34784 2.60421 3.13745
176 0.67589 1.28638 1.65356 1.97353 2.34772 2.60405 3.13718
177 0.67588 1.28635 1.65351 1.97346 2.34760 2.60389 3.13691
178 0.67587 1.28633 1.65346 1.97338 2.34748 2.60373 3.13665
179 0.67586 1.28630 1.65341 1.97331 2.34736 2.60357 3.13638
180 0.67586 1.28627 1.65336 1.97323 2.34724 2.60342 3.13612
181 0.67585 1.28625 1.65332 1.97316 2.34713 2.60326 3.13587
182 0.67584 1.28622 1.65327 1.97308 2.34701 2.60311 3.13561
183 0.67583 1.28619 1.65322 1.97301 2.34690 2.60296 3.13536
184 0.67583 1.28617 1.65318 1.97294 2.34678 2.60281 3.13511
185 0.67582 1.28614 1.65313 1.97287 2.34667 2.60267 3.13487
186 0.67581 1.28612 1.65309 1.97280 2.34656 2.60252 3.13463
187 0.67580 1.28610 1.65304 1.97273 2.34645 2.60238 3.13438
188 0.67580 1.28607 1.65300 1.97266 2.34635 2.60223 3.13415
189 0.67579 1.28605 1.65296 1.97260 2.34624 2.60209 3.13391
190 0.67578 1.28602 1.65291 1.97253 2.34613 2.60195 3.13368
191 0.67578 1.28600 1.65287 1.97246 2.34603 2.60181 3.13345
192 0.67577 1.28598 1.65283 1.97240 2.34593 2.60168 3.13322
193 0.67576 1.28595 1.65279 1.97233 2.34582 2.60154 3.13299
194 0.67576 1.28593 1.65275 1.97227 2.34572 2.60141 3.13277
195 0.67575 1.28591 1.65271 1.97220 2.34562 2.60128 3.13255
196 0.67574 1.28589 1.65267 1.97214 2.34552 2.60115 3.13233
197 0.67574 1.28586 1.65263 1.97208 2.34543 2.60102 3.13212
198 0.67573 1.28584 1.65259 1.97202 2.34533 2.60089 3.13190
199 0.67572 1.28582 1.65255 1.97196 2.34523 2.60076 3.13169
200 0.67572 1.28580 1.65251 1.97190 2.34514 2.60063 3.13148

Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung

Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 5


LAMPIRAN 5
KARTU BIMBINGAN TESIS
KARTU BIMBINGAN TESIS
LAMPIRAN 6
Lembar Revisi Penelitian Tesis BAB (I – III)
LAMPIRAN 7
Lembar Revisi Sidang Penelitian Tesis
( frTfi {J
z1
<l
Z z sI t/)
z
((rt
-r l-:il
tr z;3
p
v
,N
)-
t
z
fi lli
s\, (:g
2"
g
d,
tr
F

tr z* o
)
O rulF t-

I Eu;;il
o-
d

-J (;f n-
fr

j E:' a
L
6
q
z
OE q
v(
qtr
II]
F
J
U}

mU Z r:'
rc
)ar
0 F. _U
u pl
0. TI
z
(EW
'/*
:= a'l
v
8",
I QE
cV
2 \,
(ud
ig)
il.;ri q1 ,g z(f
tti,ir a oJ
::,
.\ z
.5 -
i ! ji ET fE .o F
c_
-P
eL Z
m F
a- J'
cB"

&
lrl
NF {
€L
j ._u
U!

IT *U

{lim{
..- o.l

t I
ui F_
d.-- -$ ,=n
-l
b! KI
:"- I!
z ,.1
q a{
w-: -
(] .1 I \,r' {

\l: \9
*R4t^

5^uY:
tro
*6/' J
5 1 -{ ,
'5,3
z 6'
E

,(u ^l

r F15;f,=f
t\ L -- ^ d
^
a--
L\V^!EJV
Ll-! CE An
e"
K
*tt{i s
- !{FLil-
*FN=== 1

5 rlEJrr<O-N

E:
f0,-
v h, i-
.- .. co
a,i
H
E
gl
o"
2
",(

I
t_
6I o
d ,] ;
ltii
\^\t-
a-
,!

\JJ ::!(q
w--v/q
LH,*+_
6ftO--!
:i- v)
r'1
\
izzw ?. 2
L
Z,
< fr Tfi a)

Z zer z
((rs
-! F:fr :t{i
uI
L
!
F h.-.
tr z;8 q
(3 z \=
f; 3ii E
=
*?is
d
($

v E z9 !!
Ou *H L
aJ <-r C
PC
-s/.?
$ h !$ oG

gi?
€Q-r
o--
\-,
\r' rt
3c
b' E=
; 'tr
E
;
'O
.3 --a
-)
cr
=]<c'^
v- t- G& +
I E:'
6* -l
FU
arl
-\ Z
V)
OE
'1
r5
G
v( t7
til =<l
g
/-> P
g =-&&
-c r
.5 Hgr
Vt
f-
H6 z 7.1 rI] e C, L,
o/ o-, \+ eia p >
-( )< -O l"
'-u
)nr ^/>
0 F. CK \/ Y-')<r; 2
a
s 5 4 gE3 EeF
Fl
0- rr
ztII -:a
j+

-c ". /JO/aOerU=-o
(.- t .
VY
XJ-o
G-
- -J<)g'5-E-sg
2 d
'o
6r
a. -N{fs
z'a qJ
t,ii4 a u=\f
qA
z.
(a
xfii !-
\-- z
i! rt trl >= \r' F
il!
l''i
iil!
v)
A

-L
)x
z V
+ q}-f
-
-:u a^
ffi !a
E
l{ !L.
-rd
-
a,
F a==--r'---
EI 9P
.EqL J
(ui s
-v .J
'-o
uiF )J
rj\ ,d
-u.
r'/
J+
\

t,
tjr
tu"nruF
===F^
w- L z -+- k) O,:3
Y=:r
_ tej-
1
^ U
*
s:.
*9 (^R
-+-

ce
5-
(!Xtt: o l- =
i
\\ .Yo -]L c(t
a!

z
s:
b-o
5
9.?5I{c: '= Pot It -d
I\JUATTJV
\.C| I-u

.tS
c--
.--_ls:h
.= a -9. ! \--
=.=-iEdbry
m€G-7dI t -D.
a
Is
.Y-
sY
*i:jd<.-s 6 E .Y(
_L-
); @
.",..u4
$ .j'
e) 't-, g
+;a/ z \* -S s.,Q J
A\ '; aa 0 3L *-\== q
t \l\q
LU
JS \}JJ.\

\yr 9!ra
S--vr-4
;-H*-k
9* -G q)
J)
Y{

S EJJ
t-zzyi
--i
z
L

{ m II €Ov
gl
Z
\.
Z z ?[ V:
z
((Pl
-r F:a
t-
p
v
rU
F 5\
u z;u
x
3
(::i t

E
z €
st*
O v i,l (!
f;
v
?is ru

u.z9 q
t/) ur *E L
u C
aJ
I E In tt
9-
)<
g
a)
r( 3 i; L-
'=
*v
,
J)

rI
s ""
r-; I^
L". z {
\) a
0:
v(
'a
a a-?
5\
u
-s,

F U
u
fr6 2,
# Ei. "-
<
lrt
0
E.
F- ;{O deeC
J gro +
0. til
,Z je
=1

^t
Ea (}- rJC
rt/-)
lrt 5n,<
u; -)
e}
q
-r
v!
.\1 d.
^-,
z {c c
'- ?
{ -
-.'
#i;i v)
OU
!-
oO
z I
>
t1
X,iii
,>
PF
'iv z t-T\
,t Irl (s,() /'3 f*
i!
irt
i;i
ii
ir
ii
2.4
c*
,NUi
-P\'
C
\fl
-+.
-L
(!H z Yr
,!
€r F ',
ri-
PL
lidl
,J-pur!
J
(I -

-u
l)
?
(
F siF
:Y rn J ;,:{
F
I =
N.wrF::*
Yf=r
G= 6
-
;*'i;
(
hD
at
;
tt]
z
irl J
5^ o P I
.a.E x>l: i 5!
r.l =-.-*; c 7.
,(E -,a=.a-2='i
NU^r*).J r{ + g
P

TEE !
G L
a- W
h
; iJ-
tr o.nx-
l: nr L
'= a
= =ri

J
_{nr_._=!
aa-tr'!c:< il i F F,t
-r
-!!*<a--q 6 a-
^;" ' Ltr
v tlr' +t: 4-'
q 7, *:{v
A,
I \J\:
=;ia.
P *t'
(lJ
R-H -!-
(! :)
9Q(s 9-- t1
G (cC-
C ! (!
r'-zzrd3 z
LAMPIRAN 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. Identitas Pribadi
Nama : Edwin Gunawan
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22 September 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Golongan Darah : O
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Suryalaya XVIII No.22 Bandung 40265
Tlp/Hp : (022) 7309683/081221064491
Email : dwin.gunawan@yahoo.com

II. Pendidikan
1998-2004 : SDN Merdeka 5 Bandung
2004-2007 : SMPN 5 Bandung
2007-2010 : SMAN 8 Bandung
2010-2015 : Universitas Widyatama Fakultas Ekonomi S1 Akuntansi
2018-2019 : Universitas Widyatama Pascasarjana Pendidikan Profesi
Akuntansi
2021-2023 : Universitas Widyatama Pascasarjana Program S2 Magister
Akuntansi

III. Pekerjaan
2016-2017 : C.V. Citra Baru Busana (Staf Akunting)
2020-Sekarang : PT. Jasutama Karya Mandiri (Staf Administrasi)
SURAT KETERANGAN PENERJEMAHAN

Dokumen dibawah ini telah selesai diterjemahkan dan diverifikasi oleh Lembaga Bahasa Universitas Widyatama.

Tanggal : 11 Sep 2023

Nama : 51621120020 / EDWIN GUNAWAN

Judul : PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016-2020)

Kepala Lembaga Bahasa

Ida Zuraida. Hj. S.S., M.Pd.

SURAT KETERANGAN PENERJEMAHAN

Dokumen dibawah ini telah selesai diterjemahkan dan diverifikasi oleh Lembaga Bahasa Universitas Widyatama.

Tanggal : 11 Sep 2023

Nama : 51621120020 / EDWIN GUNAWAN

Judul : PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016-2020)

Kepala Lembaga Bahasa

Ida Zuraida. Hj. S.S., M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai