TESIS
Disusun Oleh :
Edwin Gunawan
51621120020
ABSTRAK
i
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, AND SOLVENCY
ON DIVIDEND POLICY
(An Empirical Study on Manufacturing Companies in the Consumer Goods
Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange for the Period 2016-2020)
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang atas
S.A.W untuk sauri tauladan yang paling sempurna bagi seluruh umat manusia.
Indonesia Periode 2016-2020). Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah
Widyatama.
dan hambatan, sehingga penulis meminta maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan tesis. Maka dari itu, kritik serta saran yang bersifat membangun
Penulis,
Edwin Gunawan
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
moril maupun materil serta doa yang diberikan oleh berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih secara tulus kepada :
1. Bapak Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah S.E., M.Si., Ak., CA. selaku
ini.
2. Ibu Dr. Diana Sari S.E., M.Si., Ak., CA., Q.I.A., ACPA. selaku
3. Ibu Dr. Veronica Christina M.P.P., S.E., M.Si., Ak., CA. selaku
penulis.
4. Bapak Prof., H., Dr. Dadang Suganda Drs., M.Hum. selaku Rektor
Universitas Widyatama.
5. Bapak Dr. Deden Sutisna H., S.E., M.Si. selaku Wakil Direktur
6. Bapak Dr. Achmad Fadjar S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua
Universitas Widyatama.
iv
7. Bapak Dr. Andry Arifian Rachman S.E., M.Si., Ak., CA., ACPA.
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
Penulis,
Edwin Gunawan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.2.4 Asumsi Dasar ........................................................................... 15
vii
2.7 Paradigma Penelitian ......................................................................... 55
viii
3.8.2.4 Uji Heteroskedasititas .................................................. 77
2016-2020 ................................................................................. 95
ix
4.1.4.1 Dividend Payout Ratio ................................................. 95
x
4.4.1.3 Pengaruh Solvabilitas (Debt To Asset Ratio) Terhadap
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Tabel 1.2 Return On Asset, , Current Ratio, Debt To Asset Ratio dan Dividend
Tabel 4.2 Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Sektor Barang
Tabel 4.3 Debt To Asset Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang
Tabel 4.4 Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov 104
xii
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Menggunakan Besaran Durbin Watson 105
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas (Current
Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas (Current
Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Solvabilitas (Debt
Tabel 4.16 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Solvabilitas (Debt
xiii
Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Solvabilitas
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor
2016-2020 .......................................................................................... 90
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Debt To Asset Ratio pada Perusahaan Manufaktur
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
yang mampu bersaing akan dapat terus bertahan. Dengan kata lain, perusahaan
harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan output
efektif dan efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana yang telah
memutuskan untuk melakukan aktivitas pendanaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
1
2
informasi lain yang relevan seperti kondisi politik dan perekonomian suatu
negara.
tanpa pengecualian, sehingga para pemangku kepentingan tidak akan salah dalam
entitas menghasilkan laba usaha dalam suatu periode tertentu, serta kas dan setara
kas dalam waktu yang dapat dipastikan. Dari hasil evaluasi tersebut maka investor
investor dan reinvestasi dalam perusahaan. Dividend payout ratio adalah rasio
laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode sebenarnya adalah untuk
pemegang saham sebagai dividen dan sebagian ditahan. Untuk menahan laba yang
atau lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka laba memang
ternyata keuntungan yang diperoleh dari reinvestasi lebih kecil disbanding dengan
ini, pada (tabel 1.1) penulis menyajikan data dividend payout ratio selama lima
tahun berturut-turut yang dimulai dari periode 2016 sampai dengan 2020 pada
Indonesia. Pada (tabel 1.2) disajikan rasio profitabilitas yang diukur dengan return
4
on asset. Rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio serta rasio solvabilitas
Tabel 1.1
yang terjadi pada PT. Kino Indonesia Tbk. (KINO) dan PT. Pasific Tbk. (TSPC).
Perubahan tersebut menjadi hal yang penting untuk dijadikan tolak ukur bagi para
perubahan return on asset (ROA), current ratio (CR) dan debt to asset ratio
(DAR) dalam memprediksi berapa besar dividen yang akan diterima pada masa
Tabel 1.2
KINO
Tahun
ROA CR DAR
2016 5,51% 154,00% 24,00%
2017 3,39% 165,00% 17,00%
2018 4,18% 150,00% 4,00%
2019 10,98% 135,00% 10,00%
2020 2,16% 119,00% 21,00%
TSPC
Tahun
ROA CR DAR
2016 8,14% 265,21% 29,62%
2017 7,31% 252,14% 31,65%
2018 6,51% 251,62% 30,97%
2019 6,62% 278,08% 30,83%
2020 8,65% 295,87% 29,96%
Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)
(DPR) PT. Kino Indonesia Tbk. (KINO) pada tahun 2016 sebesar 20,00%, dapat
dilihat pada (tabel 1.2) tingkat profitabilitas yang diukur melalui return on asset
(ROA) pada tahun 2016 sebesar 5,51%, akan tetapi pada tahun 2017 (DPR) naik
menjadi 35,16% dengan tingkat (ROA) yang turun menjadi 3,39%. Hal ini
Dapat dilihat pada tahun 2019 data menunjukan bahwa dividend payout
ratio (DPR) PT. Pasific Tbk. (TSPC) sebesar 40,65% dengan tingkat likuiditas
yang diukur dengan current ratio (CR) sebesar 278,08%, akan tetapi pada tahun
6
2020 (DPR) turun menjadi 34,29% dengan tingkat (CR) yang naik menjadi
295,87%. Dengan demikian hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan
kebijakan dividen.
Pada tahun 2017 terjadi fenomena bahwa dividend payout ratio (DPR)
PT. Kino Indonesia Tbk. (KINO) sebesar 33,06% dengan tingkat solvabilitas yang
diukur dengan debt to asset ratio (DAR) sebesar 17,00%, akan tetapi pada tahun
2018 (DPR) naik menjadi 35,09% dengan tingkat (DAR) yang turun menjadi
4,00%. Dengan demikian hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan
menunjukan bahwa return on asset, growth dan debt to total asset berpengaruh
payout ratio pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2016. Penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa capital adequacy ratio
perusahaan sector basic industry dan chemical yang terdaftar di Bursa Efek
Sedangkan size, current ratio dan debt to equity ratio secara parsial tidak
berpengaruh signifikan.
dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout
ratio.
pada perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index di BEI periode
2009-2011. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa return on equity
dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout
ratio.
8
a. Bagi Penulis
kebijakan dividen.
c. Bagi Investor
akan datang.
Efek Indonesia periode 2016-2020. Dengan data laporan keuangan tahunan yang
TINJAUAN PUSTAKA
dengan cara masuk akal sebagian aspek yang dikira berarti buat permasalahan.
sesuatu penyajian tertata dari posisi finansial serta kemampuan finansial sesuatu
entitas.
melukiskan situasi finansial serta hasil upaya, informasi finansial amatlah berarti
sebab membagikan data yang bisa dipakai buat pengumpulan ketetapan. Banyak
pihak yang bersangkutan kepada informasi finansial, mulai dari penanam modal
ataupun calon penanam modal, pihak donatur anggaran ataupun calon donatur
yang melukiskan situasi finansial sesuatu industri serta lebih jauh data itu bisa
dijadikan selaku cerminan kemampuan finansial industri itu. Tidak hanya itu
11
12
informasi finansial wajib menyuguhkan data yang bisa berspekulasi jumlah durasi
serta ketidakpastian pendapatan kas di era yang hendak tiba yang berawal dari
penjatahan dividen.
finansial itu terdiri dari neraca serta kalkulasi laba-rugi dan informasi pergantian
serta ekuitas dari sesuatu industri pada bertepatan pada khusus. Sebaliknya
industri dan bobot yang terjalin sepanjang rentang waktu khusus serta informasi
adalah membagikan data hal posisi finansial, kemampuan finansial serta arus kas
entitas yang berguna untuk beberapa besar golongan konsumen informasi dalam
a. Peninggalan.
b. Liabilitas.
c. Ekuitas.
selaku owner.
f. Arus kas.
Data itu, bersama data yang lain yang ada dalam memo atas
mendapatkan keuntungan.
menciptakan keuntungan.
f. Buat mengatakan sepanjang bisa jadi data lain yang berkaitan dengan
waktu.
a. Dasar akrual
Dengan bawah ini, akibat bisnis serta insiden lain diakui pada dikala
sebab itu informasi finansial sediakan tipe data bisnis era kemudian
b. Kelangsungan usaha
bisa jadi wajib disusun dengan bawah yang berlainan serta bawah
laporan keuangan meliputi penanam modal saat ini serta penanam modal
potensial, pegawai, donatur pinjaman, agen serta penagih upaya yang lain, klien,
informasi finansial buat penuhi sebagian keinginan data yang berlainan. Beberapa
a. Investor
b. Karyawan
c. Donatur pinjaman
Agen serta kreditur upaya yang lain terpikat dengan data yang
e. Pelanggan
industri, paling utama jika mereka ikut serta dalam akad waktu jauh
f. Pemerintah
g. Masyarakat
yang terdiri dari penelaahan ataupun menekuni dari ikatan serta tendensi ataupun
kecondongan (tren) buat memastikan posisi finansial serta hasil pembedahan dan
menguraikan akun-akun informasi finansial jadi bagian data yang lebih kecil serta
antara yang satu dengan yang lain bagus antara informasi kuantitatif ataupun
dalam yang amat berarti dalam cara menciptakan ketetapan yang pas. Menurut
kekurangan industri.
ataupun kandas.
finansial ialah nilai yang didapat dari hasil analogi satu akun informasi finansial
dengan akun yang lain yang memiliki ikatan relevan serta penting. Tujuan dari
mendalam yang amat berarti dalam cara menciptakan ketetapan yang pas untuk
metode memilah satu nilai dengan nilai yang lain. Analogi bisa dicoba antara satu
bagian dengan bagian dalam satu informasi finansial ataupun dampingi bagian
yang terdapat diantara informasi finansial. Setelah itu nilai yang diperbandingkan
bisa berbentuk angka-angka dalam satu rentang waktu ataupun berlainan rentang
waktu.
pada neraca saja. Semacam current ratio, debt to equity ratio serta
lain-lain.
lain-lain.
memperoleh profit.
2.3.3 Profitabilitas
a. Profit margin
d. Return on asset
e. Return on equity
f. Return on investment
2.3.4 Likuiditas
dipadati. Peranan yang lekas wajib dipadati merupakan pinjaman waktu pendek,
oleh sebab itu perbandingan ini dapat dipakai buat mengukur tingkatan keamanan
penagih waktu pendek, dan mengukur apakah pembedahan industri tidak hendak
pinjaman mudah yang dipunyai industri. Bila industri sanggup melunasi, hingga
industri terletak dalam situasi likuid. Kebalikannya, bila industri tidak sanggup
a. Current ratio
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
b. Quick ratio
mudah yang sangat tidak mudah, karena buat jadi duit kas
28
c. Cash ratio
yang dapat lekas jadi duit kas dengan pinjaman mudah. Aktiva
mudah yang dapat lekas jadi duit kas merupakan dampak ataupun
2.3.5 Solvabilitas
leverage ratio ialah perbandingan yang dipakai buat mengukur sepanjang mana
pinjaman yang dijamin industri dibanding dengan aktivanya. Dalam maksud besar
buat melunasi semua kewajibannya, bagus waktu pendek ataupun waktu jauh bila
indikator, yaitu :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
30
buat mengenali tiap rupiah modal sendiri yang dijadikan buat agunan
industri lain bila pada umumnya besarnya long term debt to equity
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 (𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡)
merupakan 10 kali.
32
merupakan 10 kali.
2.4 Dividen
keuntungan upaya yang didapat industri serta diserahkan oleh sesuatu industri
dibayarkan oleh industri pada para pemegang sahamnya. Oleh sebab itu dividen
ini ialah bagian dari pemasukan yang diharapkan oleh pemegang saham.
a. Dividen tunai
lumayan.
b. Dividen harta
wujud harta tidak hanya kas. Meski bisa berupa harta lain, namun
umumnya harta itu dalam wujud pesan bernilai yang dipunyai oleh
alami ataupun harga pasar pesan bernilai itu yang dijadikan bawah
pencatatan.
34
c. Dividen utang
industri mau memilah dividen dalam wujud duit kas, namun tidak
d. Dividen saham
dividen saham ini, angka alami ataupun angka pasar saham itu yang
e. Dividen likuidasi
apakah keuntungan yang didapat industri pada akhir tahun hendak dipecah pada
pemegang saham dalam wujud dividen ataupun hendak ditahan buat menaikkan
keuntungan yang didapat industri sepanjang satu rentang waktu hendak dipecah
seluruh ataupun dipecah beberapa buat dividen serta beberapa lagi tidak dipecah
dibayarkan pada pemegang saham lazim industri berbentuk dividen kas. Rumus
yang digunakan untuk mengitung dividend payout ratio adalah sebagai berikut :
Besaran dividend payout ratio (DPR) pada rasio industri pada umumnya
kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham
Cash dividend ialah arus kas pergi untuk industri, oleh sebab itu
Utang-utang ini wajib lekas dibayar pada dikala jatuh tempo serta
d. Rencana perluasan
yang berawal dari owner serta salah satunya pula dapat didapat dari
e. Kesempatan investasi
f. Stabilitas pendapatan
oleh para ahli dalam kaitannya dengan kemakmuran para pemegang saham yaitu,
Residual dividend of theory, Walter’s dividend model dan Modigliani and Miller
model.
model
logis.
pemasukan industri.
dengan cara kas ataupun cash dividend yang diserahkan industri pada pemegang
serta relevan untuk penanam modal buat mengenali bila dividen itu hendak
diperoleh Menurut Brigham dan Houston (2001), rincian tanggal yang perlu
a. Declaration date
b. Recording date
c. Ex-dividend date
e. Payment date
maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas sangat penting untuk diketahui oleh
stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar
pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astri Fitria (2020) yang
parsial menunjukan bahwa return on asset, growth dan debt to total asset
pada perusahaan bank umum swasta nasional periode 2010-2014. Penelitian ini
47
secara parsial maupun simultan menunjukan bahwa return on equity dan loan to
yang segera harus dipenuhi adalah utang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini
bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta
mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka
aktiva lancar dengan utang lancar yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan
jika perusahaan tidak mampu membayar, maka perusahaan berada dalam kondisi
tidak likuid.
yang mempengaruhi kebijakan dividen. Cash dividend merupakan arus kas keluar
bagi perusahaan, oleh karena itu apabila perusahaan membayarkan dividen berarti
harus menyediakan uang kas yang cukup banyak dan akan menurunkan tingkat
biasanya cenderung membayarkan dividen tunai dalam jumlah yang kecil, sebab
yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung membagian dividen
dividend payout ratio pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rani Munika, dkk (2022)
current ratio, debt to equity ratio dan growth tidak berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout ratio. Secara simultan return on asset, current ratio,
debt to equity ratio dan growth berpengaruh signifikan terhadap dividend payout
ratio.
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
kecil tingkat penggunaan utang, maka semakin besar penggunaan modal sendiri
membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan
ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuliani, dkk. (2020) yang
kebijakan dividen pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Hasil penelitian ini secara parsial
50
ratio. Sedangkan return on asset, current ratio dan debt to equity ratio tidak
asset, current ratio, debt to total asset dan firm size berpengaruh signfikan
Tabel 2.1
lewat riset, filosofi yang dipakai buat merumuskan anggapan, tipe serta jumlah
anggapan, serta metode analisa statistik yang akan dipakai. Berdasarkan konsep
yang telah diuraiakan di atas dan identifikasi masalah, maka paradigma penelitian
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
(X1) (Y)
(X2) (Y)
(X3) (Y)
diserahkan terkini didasarkan pada filosofi yang relevan, belum didasarkan pada
dividen.
dividen.
dividen.
dividen.
3.1 Penelitian
analitis serta sistematis buat menyelidik permasalahan khusus yang dialami dalam
dunia kegiatan yang menginginkan pemecahan. riset bidang usaha terdiri atas
susunan tahap yang direncanakan serta dicoba dengan tujuan buat menciptakan
elastis ataupun apa yang jadi titik atensi sesuatu riset buat memperoleh balasan
atau pemecahan atas kasus yang terjalin. Objek penelitian yang diteliti oleh
dianalisis lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga
58
59
akan diperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat dibuat suatu
artinya penelitian yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara
yang diteliti.
elastis mandiri, bagus cuma pada satu elastis ataupun lebih (elastis mandiri
merupakan elastis yang berdiri sendiri, bukan elastis bebas, sebab jika elastis
persoalan riset yang bertabiat bertanya ikatan antara dua elastis ataupun lebih.
Tata cara riset asosiatif dipakai buat mengenali terdapat tidaknya akibat dari
pada totalitas golongan orang, peristiwa ataupun keadaan menarik yang mau
ilustrasi.
Indonesia Periode 2016 sampai dengan 2020. Teknik pengambilan sampel yang
serupa untuk tiap faktor ataupun badan populasi buat diseleksi jadi ilustrasi.
2016.
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini pada (tabel
Tabel 3.1
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020. Pada (tabel
Tabel 3.2
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
dan data berkala (times-series), karena data penelitian dinyatakan dalam bentuk
waktu ke waktu.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2014), sumber data ialah pangkal yang tidak lansgung
ataupun melalui akta. Sumber data yang digunakan berupa data laporan keuangan
sangat penting dalam riset, sebab tujuan penting dari riset merupakan memperoleh
informasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
64
yang diteliti.
Pada riset internet ini, penulis mengumpulkan data yang berasal dari
fenomena dilapangan.
yang bisa melainkan ataupun mengganti angka. angka bisa berlainan pada
bermacam durasi buat subjek ataupun orang yang serupa, ataupun pada durasi
yang serupa buat subjek ataupun orang yang berlainan. Berdasarkan judul
adalah merupakan elastis yang pengaruhi elastis terikat, bagus dengan cara positif
ataupun minus. Ialah, bila ada elastis leluasa, elastis terikat pula muncul serta
dengan tiap bagian ekskalasi dalam elastis leluasa, ada pula ekskalasi ataupun
penyusutan dalam elastis terikat. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri
dari profitabilitas dan likuiditas yang akan diukur dengan bentuk skala rasio.
3.7.1.1 Profitabilitas
amat berarti buat dikenal oleh para konsumen informasi finansial sebab
profitabilitas.
a. Return on asset
3.7.1.2 Likuiditas
dipadati. Peranan yang lekas wajib dipadati merupakan pinjaman waktu pendek,
oleh sebab itu perbandingan ini dapat dipakai buat mengukur tingkatan keamanan
penagih waktu pendek, dan mengukur apakah pembedahan industri tidak hendak
tersendat apabila peranan waktu pendek ini lekas ditagih. Penelitian ini
a. Current ratio
Aktiva mudah di mari mencakup kas, piutang bisnis, dampak, bekal serta
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
67
3.7.1.3 Solvabilitas
leverage ratio ialah perbandingan yang dipakai buat mengukur sepanjang mana
pinjaman yang dijamin industri dibanding dengan aktivanya. Dalam maksud besar
buat melunasi semua kewajibannya, bagus waktu pendek ataupun waktu jauh bila
utang, maka semakin besar penggunaan modal sendiri untuk membiayai aktiva
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
68
ialah elastis yang jadi atensi penting periset. Tujuan periset merupakan buat
ini adalah kebijakan dividen yang akan diukur dengan bentuk skala rasio.
industri sepanjang satu rentang waktu hendak dipecah seluruh ataupun dipecah
beberapa buat dividen serta beberapa lagi tidak dipecah dalam wujud keuntungan
sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya
perusahaan. Pada sisi lain, apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai
dividen akan dapat memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan
dividen.
69
dividen kas.
Tabel 3.3
Oprasionalisasi Variabel
Skala
Variabel Konsep Indikator
Pengukuran
Sutrisno (2012)
lain.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑅 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Sutrisno (2012)
pinjaman ataupun
industri mempengaruhi
kepada pengurusan
aktiva.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝐴𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Kasmir (2015)
dipecah seluruh
72
wujud keuntungan
ditahan.
Sutrisno (2012)
analisa informasi merupakan membagi informasi bersumber pada elastis serta tipe
mencoba anggapan yang sudah diajukan. Hasil dari analisis data akan digunakan
sebagai bukti yang memadai dalam menguji hipotesis dan membuat suatu
terdapatnya tanpa berarti membuat kesimpulan yang legal biasa ataupun abstraksi.
Dalam statistik deskriptif dapat dilakukan penyajian data melalui tabel, grafik,
desil, persentil, penyebaran data melalui rata-rata, standar deviasi dan perhitungan
persentase. Dalam statistik deskriptif dapat juga mencari kuatnya hubungan antara
variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan
populasi.
yang bertabiat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), hingga sesuatu bentuk
regresi wajib penuhi sebagian anggapan yang diucap dengan anggapan klasik.
mengukur apakah di dalam bentuk regresi elastis bebas serta elastis terbatas
memiliki penyaluran wajar ataupun mendekati wajar. Dalam penelitian ini alat
grafik pada normal probability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam analisis
grafik pada normal probability plot cara untuk mendeteksi normalitas adalah
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik dengan
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
data berdistribusi normal atau tidak diambil berdasarkan nilai probabilitas dan
b. Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
tidak semua data penelitian berdistribusi secara normal, karena dalam satu set data
mengenali terlebih dulu wujud diagram histogram dari informasi itu supaya bisa
memastikan wujud alih bentuk informasinya. Berikut ini adalah cara transformasi
Tabel 3.4
mengenali apakah dalam suatu bentuk regresi linier ada hubungan antara
kekeliruan pengacau pada rentang waktu t dengan kekeliruan pada rentang waktu
berentetan selama durasi berhubungan satu serupa lain, permasalahan ini mencuat
sebab residual tidak leluasa dari satu pemantauan ke pemantauan yang lain. Bila
yang baik adalah regresi yang bebas dari problem autokorelasi. Untuk mendeteksi
a. Apabila angka D-W berada di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
b. Apabila angka D-W berada di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
c. Apabila angka D-W berada di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
dampingi elastis bebas. Bentuk regresi yang bagus sepatutnya tidak terjalin
hubungan diantara elastis bebas. Bila terjalin hubungan, hingga ada permasalahan
elastis bebas dikeluarkan dari bentuk, kemudian bentuk regresi itu disusun balik.
mengamati besaran tolerance value dan variance inflantion factor (VIF) dengan
a. Jika tolerance value < 0,1 atau VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.
b. Jika tolerance value > 0,1 atau VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinearitas.
1 1
𝑉𝐼𝐹 = 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑉𝐼𝐹
77
mencoba apakah dalam suatu bentuk regresi terjalin ketidaksamaan varians pada
residual dari satu observasi ke observasi yang lain. Bila varians dari residual
Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedasititas. Cara
menganalisis ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, yaitu melalui
adalah :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
dividen.
78
mengukur akibat dari elastis bebas kepada elastis terbatas dalam riset. Tujuan dari
memakai informasi elastis bebas yang telah dikenal besarnya. Analisa regresi
didasarkan pada ikatan fungsional atau kausal elastis bebas dengan elastis
Ŷ = a+bx+e
Keterangan :
untuk mengenali daya ikatan antara kedua elastis bebas serta terbatas, dan dimensi
yang digunakan buat memastikan bagian ataupun daya ikatan hubungan itu.
𝑛∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2 ][𝑛∑𝑦 2 − (∑𝑦)2
Keterangan :
x : Variabel Independen
y : Variabel dependen
dengan variabel dependen. Nilai koefisien korelasi harus dalam batas -1 hingga +1
mempengaruhi variabel Y.
Tabel 3.5
dipakai buat mengukur seberapa jauh keahlian bentuk dalam menerangkan elastis
terbatas. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol sampai dengan satu (0 < r 2
Kd = r2 X 100%
Keterangan :
Kd : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien korelasi
81
Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji t-statistik, hal ini
secara parsial terhadap variabel dependen (Y). Pengujian hipotesis secara parsial
diteliti memiliki pengaruh atau tidak. Untuk mencari nilai t hitung dapat
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
82
Keterangan :
t : Nilai uji t
r : Koefisien korelasi
r2 : Koefisien determinasi
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho ditolak
tingkatan kekeliruan yang diresmikan oleh periset dalam mengutip ketetapan buat
yang digunakan adalah α = 5%, karena paling umum digunakan untuk penelitian
ilmu sosial dan dianggap cukup untuk menyediakan hubungan antara variabel-
Konsumsi yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Penulis menggunakan IBM
Statistic Product and Services (SPSS) versi 22.0 sebagai aplikasi untuk
2016-2020
menghasilkan laba bersih yang tinggi bagi para pemegang saham dan dapat
dibagikan dalam bentuk dividen. Data untuk indikator return on asset diperoleh
dari laporan keuangan tahunan yang penulis unduh pada situs www.idx.co.id
83
84
Periode 2016-2020.
Tabel 4.1
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 17,51% 7,71% 7,93% 15,47% 11,61%
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13,10% 11,70% 14,10% 14,70% 10,40%
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 6,10% 6,00% 5,40% 6,10% 6,70%
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 9,58% 2,97% 2,90% 5,10% 3,80%
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 20,97% 18,71% 16,07% 19,13% 15,58%
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 30,00% 29,40% 29,10% 27,00% 17,30%
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 9,90% 9,90% 11,90% 12,10% 8,20%
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 16,10% 16,90% 19,90% 22,90% 24,30%
adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 39,40%. Dengan tingkat return on
asset yang tinggi berarti perusahaan dapat meyakinkan para investor untuk
14,43%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk. sebesar 39,30% yang menunjukan penurunan dari tahun
terdendah adalah PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. sebesar 2,97% yang
18,81%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.
tingkat return on asset terdendah adalah PT. Chitose International Tbk. sebesar
15,50%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah Taisho
memiliki tingkat return on asset terdendah adalah PT. Chitose International Tbk.
12,36%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah Taisho
memiliki tingkat return on asset terdendah adalah PT. Chitose International Tbk.
Gambar 4.1
100%
90%
80%
70%
Persentase
60%
2016
50%
2017
40%
2018
30%
20% 2019
10% 2020
0%
GGRM
UNVR
CINT
HMSP
KLBF
MERK
CEKA
SIDO
ICBP
INDF
SQBB
TSPC
DLTA
MYOR
DVLA
KINO
ULTJ
ROTI
SKLT
Kode Perusahaan
Indonesia Tbk. menunjukan peningkatan return on asset yang besar dan cukup
stabil. Peningkatan ini disebabkan jumlah perolehan laba yang tinggi jika
ini disebabkan jumlah perolehan laba yang rendah jika dibandingkan dengan
aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba. Secara keseluruhan dalam kurun
kondisi yang tidak baik, karena rata-rata perkembangan return on asset berada
dibawah 30%.
2016-2020
yang dimiliki perusahaan dengan utang jangka pendek. Tingkat current ratio yang
tinggi menunjukan bahwa operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban
jangka pendek ini segera ditagih, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk
mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek. Data untuk indikator current
ratio diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang penulis unduh pada situs
Tabel 4.2
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 218,93% 222,44% 511,30% 479,97% 466,27%
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 241,00% 243,00% 195,00% 254,00% 226,00%
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 151,00% 152,00% 107,00% 127,00% 137,00%
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 296,00% 226,00% 360,00% 170,00% 380,00%
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 484,36% 419,19% 439,81% 444,41% 240,34%
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 523,00% 527,00% 430,00% 328,00% 245,00%
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 286,00% 266,00% 289,00% 291,00% 252,00%
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 830,00% 780,00% 420,00% 420,00% 370,00%
333,96%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 830,00%. Dengan tingkat
current ratio terendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 60,60%.
323,65%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
tingkat current ratio terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar
299,54%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
Delta Djakarta Tbk. sebesar 719,83% yang menunjukan peningkatan dari tahun
terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 73,20% yang menunjukan
302,34%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
tingkat current ratio terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar
292,85%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
Delta Djakarta Tbk. sebesar 749,85% yang menunjukan penurunan dari tahun
terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 66,10% yang menunjukan
Gambar 4.2
1000.00%
900.00%
800.00%
700.00%
Persentase
600.00%
2016
500.00%
2017
400.00%
2018
300.00%
200.00% 2019
100.00% 2020
0.00%
GGRM
MERK
UNVR
KLBF
CEKA
DLTA
HMSP
SIDO
CINT
INDF
ICBP
DVLA
SQBB
TSPC
KINO
MYOR
ULTJ
SKLT
ROTI
Kode Perusahaan
Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang fluktuatif, tetapi PT. Delta Djakarta
Tbk. dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. menunjukan peningkatan current
ratio yang besar dan cukup stabil. Peningkatan ini disebabkan karena perusahaan
menambah sumber dana yang berasal dari kreditor berupa pinjaman bank
sehingga saldo uang kas perusahaan jumlahnya cukup banyak. Sedangkan PT.
lancar yang berupa kas dan setara kas berkurang. Secara keseluruhan dalam kurun
kondisi yang baik, karena rata-rata perkembangan current ratio berada diatas
200%.
2016-2020
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Data untuk indikator debt to asset ratio
diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang penulis unduh pada situs
perusahaan. Pada (tabel 4.3) disajikan data debt to asset ratio masing-masing
Tabel 4.3
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 37,73% 35,16% 16,45% 18,79% 19,53%
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 36,00% 36,00% 34,00% 31,00% 51,00%
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 47,00% 47,00% 48,00% 44,00% 51,00%
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 51,00% 38,00% 34,00% 30,00% 30,00%
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 17,69% 18,90% 14,06% 14,43% 45,38%
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 20,00% 21,00% 24,00% 30,00% 39,00%
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 30,00% 30,00% 29,00% 29,00% 33,00%
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 8,00% 8,00% 13,00% 13,00% 16,00%
sebesar 31,24%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi
adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 71,90%. Dengan tingkat debt to asset
ratio yang tinggi berarti aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan harus
menyediakan uang kas yang cukup untuk melunasi kewajiban tersebut sebelum
jatuh tempo. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio
30,82%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk. sebesar 72,60% yang menunjukan penurunan dari tahun
terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 1,90% yang menunjukan
30,61%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.
tingkat debt to asset ratio terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 1,96%
29,77%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.
94
tingkat debt to asset ratio terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 4,03%
33,56%. Perusahaan yang memiliki tingkat debt to asset ratio tertinggi adalah PT.
tingkat debt to asset ratio terdendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 4,84%
Gambar 4.3
80.00%
70.00%
60.00%
Persentase
50.00%
2016
40.00%
2017
30.00%
2018
20.00% 2019
10.00% 2020
0.00%
GGRM
MERK
UNVR
CEKA
KLBF
HMSP
SIDO
CINT
INDF
DLTA
ICBP
DVLA
SQBB
TSPC
KINO
MYOR
ULTJ
SKLT
ROTI
Kode Perusahaan
Unilever Indonesia Tbk. menunjukan peningkatan debt to asset ratio yang sangat
yang dibiayai dengan utang. Sedangkan PT. Gudang Garam Tbk. cenderung
ratio perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik, karena rata-rata
Periode 2016-2020
dividen kas. Tingkat dividend payout ratio yang tinggi menunjukan bahwa
perusahaan memperoleh jumlah laba yang besar pada tahun berjalan dan laba
tersebut dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Data
untuk indikator dividend payout ratio diperoleh dari laporan keuangan yang
penulis unduh pada situs www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange) dan official
Tabel 4.4
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 30,00% 39,00% 43,00% 44,00% 40,00%
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 49,84% 49,69% 54,85% 49,77% 38,05%
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 49,79% 50,11% 49,79% 49,73% 37,82%
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 49,64% 49,64% 20,73% 19,84% 71,51%
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 11,02% 16,39% 20,00% 13,48% 85,00%
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 99,90% 98,50% 100,70% 101,60% 98,70%
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 47,79% 48,28% 38,89% 54,04% 50,34%
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 153,75% 145,01% 129,52% 132,69% 156,15%
tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk sebesar 153,75%.
Dengan tingkat dividend payout ratio yang tinggi berarti stabilitas pendapatan dan
posisi likuditas perusahaan dalam kondisi yang baik. Sedangkan perusahaan yang
memiliki tingkat dividend payout ratio terendah adalah PT. Ultrajaya Milk
tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 145,01%
memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Sekar Laut Tbk.
sebesar 14,71%.
tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 129,52%
memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Sekar Laut Tbk.
sebesar 14,89%.
98
tertinggi adalah PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. sebesar 132,69%
yang memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Ultrajaya Milk
tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk. sebesar 161,29% yang menunjukan
dividend payout ratio terdendah adalah PT. Sekar Laut Tbk. sebesar 24,19%.
Gambar 4.4
180.00%
160.00%
140.00%
120.00%
Persentase
100.00% 2016
80.00% 2017
60.00% 2018
40.00% 2019
20.00% 2020
0.00%
UNVR
GGRM
HMSP
KLBF
MERK
CINT
CEKA
SIDO
ICBP
INDF
SQBB
TSPC
DLTA
MYOR
DVLA
KINO
ULTJ
ROTI
SKLT
Kode Perusahaan
Unilever Indonesia Tbk. dan PT. Delta Djakarta Tbk. menunjukan peningkatan
dividend payout ratio yang besar dan cukup stabil. Peningkatan ini disebabkan
besarnya jumlah laba yang diperoleh pada tahun berjalan dan perusahaan tersebut
tersebut sudah baik dan harus dipertahankan untuk periode mendatang. Sedangkan
PT. Gudang Garam Tbk. cenderung mengalami penurunan, hal ini disebabkan
kecilnya jumlah laba yang diperoleh pada tahun berjalan dan perusahaan tersebut
untuk periode yang akan datang. Secara keseluruhan dalam kurun waktu 5 tahun
yang baik, karena rata-rata perkembangan dividend payout ratio berkisar diantara
yang telah dikumpulkan. Data penelitian berupa rasio-rasio keuangan yang terdiri
dari return on asset, current ratio, debt to asset ratio dan dividend payout ratio.
Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian
dengan 2020. Hasil statistik deskriptif dari data penelitian yang digunakan dan
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 95 ,0005 ,9210 ,153458 ,1315061
CR 95 ,6060 8,6378 3,104706 1,7847050
DAR 95 ,0190 ,7600 ,311998 ,1679870
DPR 95 ,1102 1,6129 ,607342 ,3628393
Valid N (listwise) 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
sebesar 15,3458% dengan aktiva yang dimiliki dalam satu periode. Nilai
maksimal sebesar 92,100% yang merupakan return on asset dari PT. Merck
Indonesia Tbk. pada tahun 2018 dan nilai minimal sebesar 0,050% yang
merupakan return on asset dari PT. Chitose International Tbk. pada tahun 2020.
pendeknya sebesar 310,4706% dengan aktiva lancar yang dimiliki dalam satu
periode. Nilai maksimal sebesar 863,780% yang merupakan current ratio dari PT.
Delta Djakarta Tbk. pada tahun 2017 dan nilai minimal sebesar 60,600% yang
merupakan current ratio dari PT. Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2016.
31,1998% yang dibiayai dengan utang dalam satu periode. Nilai maksimal sebesar
102
76,000% yang merupakan debt to asset ratio dari PT. Unilever Indonesia Tbk.
pada tahun 2020 dan nilai minimal sebesar 1,900% yang merupakan debt to asset
ratio dari PT. Kimia Farma Tbk. pada tahun 2016 dan 2017.
dividen tunai kepada pemegang saham sebesar 60,7342% dari jumlah laba bersih
yang diperoleh dalam satu periode. Nilai maksimal sebesar 161,290% yang
merupakan dividend payout ratio dari PT. Delta Djakarta Tbk. pada tahun 2020
dan nilai minimal sebesar 11,020% yang merupakan dividend payout ratio dari
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk pada tahun 2016.
Untuk memperoleh hasil analisis regresi linier yang bersifat BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator), maka suatu model regresi harus memenuhi beberapa
mendekati normal. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk
Gambar 4.5
probability plot yang disajikan pada (gambar 4.5), dapat diketahui bahwa data
yang berupa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
Tabel 4.6
Unstandardized Residual
N 95
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,26678663
Most Extreme Differences Absolute ,082
Positive ,082
Negative -,080
Test Statistic ,082
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Smirnov yang disajikan pada (tabel 4.6), dapat diketahui bahwa seluruh data
angka sebesar 0,118 dan berada diatas 0,05. Dengan demikian data telah
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain, masalah ini
timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam
penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk mendeteksi adanya problem
Tabel 4.7
Model Summaryb
Watson yang disajikan pada (tabel 4.7), dapat diketahui bahwa besaran Durbin-
Watson menunjukan angka 1,805 dan terletak diantara -2 sampai dengan +2.
positif ataupun negatif. Berdasarkan hasil uji autokorelasi tersebut, penulis dapat
melanjutkan penelitian.
106
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi
model, lalu model regresi tersebut disusun kembali. Cara untuk mendeteksi ada
Tabel 4.8
Coefficientsa
tolerance value dan variance inflantion factor (VIF) yang disajikan pada (tabel
4.8), dapat diketahui bahwa besaran tolerance value berada diatas angka 0,1 dan
besaran variance inflantion factor berada dibawah angka 10. Artinya variabel
107
model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasititas dan jika varians
dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis ada atau tidaknya pola tertentu
(SRESID)
108
Gambar 4.9
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang disajikan pada (gambar 4.9),
dapat diketahui bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Artinya model regresi tidak mengalami
dividen.
(dividend payout ratio) dapat diketahui melalui pengujian secara parsial. Namun
variabel dependen.
Tabel 4.9
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,360 ,047 7,686 ,000
ROA 1,614 ,232 ,585 6,955 ,000
Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.9), penulis memformulasikannya dalam
Ŷ = 0,360 + 1,614ROA
Artinya pada saat return on asset sama dengan nol persen, maka besarnya
dividend payout ratio adalah sebesar 0,360%. Return on asset memiliki koefisien
111
regresi bertanda positif sebesar 1,614. Artinya setiap peningkatan return on asset
sebesar 1,614%.
serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan
korelasi tersebut.
Tabel 4.10
Correlations
DPR ROA
DPR Pearson Correlation 1 ,585**
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
ROA Pearson Correlation ,585** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
dividen (dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.10), dapat diketahui
112
bahwa besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,585. Hal ini menunjukan
kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sedang,
karena berada pada interval 0,40 sampai dengan 0,599. Korelasi antara
menunjukan arah yang positif, artinya semakin tinggi return on asset cenderung
dependen.
Tabel 4.11
Model Summary
pada (tabel 4.11), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji
t-statistik. Hal ini dapat membuktikan apakah variabel independen secara parsial
linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.9), besarnya nilai t hitung
adalah 6,955.
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho1 ditolak
adalah Ho1 ditolak, karena t hitung 6,955 > ttabel 1,986. Berdasarkan hasil analisis
regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.9), dapat diketahui bahwa
besarnya tingkat signfikansi adalah 0,000 dan berada di bawah tingkat signifikansi
variabel dependen.
115
Tabel 4.12
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,374 ,070 5,334 ,000
CR ,075 ,020 ,370 3,845 ,000
Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Ŷ = 0,374 + 0,075CR
Artinya pada saat current ratio sama dengan nol persen, maka besarnya dividend
payout ratio adalah sebesar 0,075%. Current Ratio memiliki koefisien regresi
bertanda positif sebesar 0,075. Artinya setiap peningkatan current ratio sebesar
0,075%.
116
serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan
korelasi tersebut.
Tabel 4.13
Correlations
DPR CR
DPR Pearson Correlation 1 ,370**
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
CR Pearson Correlation ,370** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
(dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.13), dapat diketahui bahwa
besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,370. Hal ini menunjukan kekuatan
hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang rendah, karena
berada pada interval 0,20 sampai dengan 0,399. Korelasi antara likuiditas (current
ratio) dengan kebijakan dividen (dividend payout ratio) menunjukan arah yang
117
dependen.
Tabel 4.14
Model Summary
pada (tabel 4.14), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi
adalah 0,137. Hal ini menunjukan bahwa likuiditas (current ratio) memberikan
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji
t-statistik. Hal ini dapat membuktikan apakah variabel independen secara parsial
linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.12), besarnya nilai t hitung
adalah 3,845.
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho2 ditolak
adalah Ho2 ditolak, karena t hitung 3,845 > ttabel 1,986. Berdasarkan hasil analisis
regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.12), dapat diketahui bahwa
besarnya tingkat signfikansi adalah 0,000 dan berada di bawah tingkat signifikansi
yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang diperoleh adalah likuiditas (current ratio)
(dividend payout ratio) dapat diketahui melalui pengujian secara parsial. Namun
variabel dependen.
120
Tabel 4.15
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,637 ,079 8,040 ,000
DAR -,094 ,224 -,044 -,421 ,675
Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Ŷ = 0,637 - 0,094DAR
Artinya pada saat debt to asset ratio sama dengan nol persen, maka besarnya
dividend payout ratio adalah sebesar 0,637%. Debt to asset ratio memiliki
koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,094. Artinya setiap peningkatan debt
to asset ratio sebesar satu persen diprediksikan akan menurunkan dividend payout
serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan
korelasi tersebut.
Tabel 4.16
Correlations
DPR DAR
DPR Pearson Correlation 1 -,044
Sig. (2-tailed) ,675
N 95 95
DAR Pearson Correlation -,044 1
Sig. (2-tailed) ,675
N 95 95
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
dividen (dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.16), dapat diketahui
bahwa besarnya nilai koefisien korelasi adalah -0,044. Hal ini menunjukan
kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sangat
rendah, karena berada pada batas bawah interval 0,00 sampai dengan 1,999.
(dividend payout ratio) menunjukan arah yang negatif, artinya semakin tinggi
debt to asset ratio cenderung diikuti dengan menurunnya dividend payout ratio.
dependen.
Tabel 4.17
Model Summary
pada (tabel 4.17), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi
adalah 0,002. Hal ini menunjukan bahwa solvabilitas (debt to asset ratio)
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji
t-statistik. Hal ini dapat membuktikan apakah variabel independen secara parsial
linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.15), besarnya nilai t hitung
adalah -0,421.
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho3 ditolak
adalah Ho3 diterima, karena -ttabel -1,986 < thitung -0,421 < ttabel 1,986. Berdasarkan
hasil analisis regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.15), dapat
diketahui bahwa besarnya tingkat signfikansi adalah 0,675 dan berada di atas
terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) dan perubahannya tidak akan
4.5 Pembahasan
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa
perubahan pada return on asset akan berdampak terhadap dividend payout ratio.
Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai dengan tingginya
pembayaran dividen kepada pemegang saham. Jumlah laba yang diperoleh pada
dibayarkan.
125
dikumpulkan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah aktiva dari tahun
tahunnya. Dengan demikian laba yang diperoleh akan menambah jumlah aktiva
data rasio keuangan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 PT. Delta
Djakarta Tbk. mengalami peningkatan return on asset sebesar 1,33%. Hal ini
korelasi antara return on asset dengan dividend payout ratio menunjukan arah
yang positif.
signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa perubahan
pada current ratio akan berdampak terhadap dividend payout ratio. Hal ini berarti
jumlah aktiva lancar yang tinggi akan disertai dengan tingginya pembayaran
perusahaan.
dikumpulkan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah aktiva lancar dari
tahun ke tahun dan peningkatannya selaras dengan jumlah utang lancar setiap
126
dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 PT. Delta Djakarta Tbk. mengalami
peningkatan current ratio sebesar 103,39%. Hal ini disertai dengan peningkatan
dividend payout ratio sebesar 17,72%. Artinya, korelasi antara current ratio
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa
perubahan pada debt to asset ratio tidak akan berdampak terhadap dividend
payout ratio. Hal ini berarti semakin tinggi aktiva perusahaan yang dibiayai
dengan utang tidak akan disertai dengan tingginya pembayaran dividen kepada
dikumpulkan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah aktiva dari tahun
kewajibannya. Berdasarkan data rasio keuangan dari tahun 2018 sampai dengan
tahun 2019 PT. Chitose International Tbk. mengalami peningkatan debt to asset
ratio sebesar 4,00%. Hal ini disertai dengan penurunan dividend payout ratio
127
sebesar 2,70%. Artinya, korelasi antara debt to asset ratio dengan dividend payout
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
ratio. Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai
128
129
payout ratio. Hal ini berarti semakin tinggi aktiva perusahaan yang
5.2 Saran
b. Bagi Investor
Buku
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang : Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
21. Semarang : Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Safri. 2009. Analisis Krtitis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Edisi
Kesatu. Yogyakarta : ANDI.
Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.
Sekaran, Uma. 2014. Research Method Of Business. Jakarta: John Wiley and Sons
Inc.
Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2019. Metode Penelitian Untuk Bisnis:
Pendekatan Pengembangan-Keahlian. Jakarta: John Wiley and Sons, Inc.
Hwee, T. S., William, W., Stephani, S., Vera, V., Supantri, D., Wynne, W., &
Prasetya, D. (2019). Pengaruh Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas,
Likuiditas Dan Laba Per Saham Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Consumer Goodsyang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia
(Bei) Periode 2013-2017. Jurnal PLANS : Penelitian Ilmu Manajemen Dan
Bisnis, 14(1), 1. https://doi.org/10.24114/plans.v14i1.13322
Lestari, K. F., Tanuatmodjo, H., & Mayasari. (2016). Pengaruh Likuiditas Dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada BUSN Devisa Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Journal of Business Management
Education |, 1(2), 11–16.
https://ejournal.upi.edu/index.php/JBME/article/view/5874/3970
Munika, R., Hanafi, A., & Nurzali, N. (2022). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,
Profitabilitas, Dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020.
Menara Ilmu, 16(2), 63–76. https://doi.org/10.31869/mi.v16i2.3231
Natsir, F., & Jamaludin. (2015). Pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang termasuk dalam jakarta
islamic index di bei. Jurnal Iqtisaduna, 1(1), 106–124.
Ni Luh Silvia Ratna Juliantari, I Wayan Widnyana, & I Gusti Ngurah Bagus
Gunadi. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran
PerusahaanTerhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMAS, 3.
Pangalila, M. M., Ogi, I., Bisnis, E., & Manajemen, J. (2019). Pengaruh Rasio
Proftabilitas, Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio
(Dpr) Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 3488–3497.
Robiyanto, R., Nafiah, I., Harijono, H., & Inggarwati, K. (2020). Pengaruh
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Perhotelan Dan Pariwisata Dengan
Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan
Ekonomi Asia, 14(1), 46–57. https://doi.org/10.32812/jibeka.v14i1.153
Dari Internet
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 17,51 7,71 7,93 15,47 11,61
2 PT. Delta Djakarta Tbk 21,18 20,86 22,19 22,29 10,12
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13,10 11,70 14,10 14,70 10,40
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 6,10 6,00 5,40 6,10 6,70
5 PT. Mayora Indah Tbk 11,00 11,00 10,00 11,00 11,00
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 9,58 2,97 2,90 5,10 3,80
7 PT. Sekar Laut Tbk 3,60 3,60 4,30 5,70 5,50
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 20,97 18,71 16,07 19,13 15,58
9 PT. Gudang Garam Tbk 10,60 11,60 11,30 13,80 9,80
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 30,00 29,40 29,10 27,00 17,30
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 9,90 9,90 11,90 12,10 8,20
12 PT. Kalbe Farma Tbk 14,47 14,47 13,54 12,37 12,11
13 PT. Merck Indonesia Tbk 20,68 17,08 92,10 8,68 7,73
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 16,10 16,90 19,90 22,90 24,30
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 34,00 36,00 37,00 43,00 35,00
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 218,93 222,44 511,30 479,97 466,27
2 PT. Delta Djakarta Tbk 760,39 863,78 719,83 805,05 749,85
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 241,00 243,00 195,00 254,00 226,00
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 151,00 152,00 107,00 127,00 137,00
5 PT. Mayora Indah Tbk 225,00 239,00 265,00 343,00 369,00
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 296,00 226,00 360,00 170,00 380,00
7 PT. Sekar Laut Tbk 132,00 126,00 120,00 130,00 150,00
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 484,36 419,19 439,81 444,41 240,34
9 PT. Gudang Garam Tbk 193,80 193,60 205,80 206,20 291,20
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 523,00 527,00 430,00 328,00 245,00
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 286,00 266,00 289,00 291,00 252,00
12 PT. Kalbe Farma Tbk 450,94 450,89 465,77 435,47 411,60
13 PT. Merck Indonesia Tbk 422,00 308,00 137,00 251,00 255,00
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 830,00 780,00 420,00 420,00 370,00
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 337,00 333,00 280,00 343,00 291,00
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 37,73 35,16 16,45 18,79 19,53
2 PT. Delta Djakarta Tbk 15,48 14,63 15,71 14,90 16,78
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 36,00 36,00 34,00 31,00 51,00
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 47,00 47,00 48,00 44,00 51,00
5 PT. Mayora Indah Tbk 52,00 51,00 51,00 48,00 43,00
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 51,00 38,00 34,00 30,00 30,00
7 PT. Sekar Laut Tbk 48,00 52,00 55,00 52,00 47,00
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 17,69 18,90 14,06 14,43 45,38
9 PT. Gudang Garam Tbk 37,20 36,80 34,70 35,20 25,20
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 20,00 21,00 24,00 30,00 39,00
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 30,00 30,00 29,00 29,00 33,00
12 PT. Kalbe Farma Tbk 1,90 1,90 1,96 4,03 4,84
13 PT. Merck Indonesia Tbk 22,00 27,00 59,00 34,00 34,00
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 8,00 8,00 13,00 13,00 16,00
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 26,00 27,00 32,00 27,00 32,00
1 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 30,00 39,00 43,00 44,00 40,00
2 PT. Delta Djakarta Tbk 56,78 74,50 113,27 98,24 161,29
3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 49,84 49,69 54,85 49,77 38,05
4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 49,79 50,11 49,79 49,73 37,82
5 PT. Mayora Indah Tbk 34,43 38,03 37,66 33,71 56,52
6 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 49,64 49,64 20,73 19,84 71,51
7 PT. Sekar Laut Tbk 16,67 14,71 14,89 23,08 24,19
8 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 11,02 16,39 20,00 13,48 85,00
9 PT. Gudang Garam Tbk 74,93 64,52 64,20 45,98 65,41
10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 99,90 98,50 100,70 101,60 98,70
11 PT. Darya Variao Laboratoria Tbk 47,79 48,28 38,89 54,04 50,34
12 PT. Kalbe Farma Tbk 45,00 49,00 50,00 37,00 58,00
13 PT. Merck Indonesia Tbk 80,08 80,51 98,78 74,42 76,01
14 PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 153,75 145,01 129,52 132,69 156,15
15 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 100,00 110,00 110,00 120,00 110,00
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
tr z* o
)
O rulF t-
I Eu;;il
o-
d
-J (;f n-
fr
j E:' a
L
6
q
z
OE q
v(
qtr
II]
F
J
U}
mU Z r:'
rc
)ar
0 F. _U
u pl
0. TI
z
(EW
'/*
:= a'l
v
8",
I QE
cV
2 \,
(ud
ig)
il.;ri q1 ,g z(f
tti,ir a oJ
::,
.\ z
.5 -
i ! ji ET fE .o F
c_
-P
eL Z
m F
a- J'
cB"
&
lrl
NF {
€L
j ._u
U!
IT *U
{lim{
..- o.l
t I
ui F_
d.-- -$ ,=n
-l
b! KI
:"- I!
z ,.1
q a{
w-: -
(] .1 I \,r' {
\l: \9
*R4t^
5^uY:
tro
*6/' J
5 1 -{ ,
'5,3
z 6'
E
,(u ^l
r F15;f,=f
t\ L -- ^ d
^
a--
L\V^!EJV
Ll-! CE An
e"
K
*tt{i s
- !{FLil-
*FN=== 1
5 rlEJrr<O-N
E:
f0,-
v h, i-
.- .. co
a,i
H
E
gl
o"
2
",(
I
t_
6I o
d ,] ;
ltii
\^\t-
a-
,!
\JJ ::!(q
w--v/q
LH,*+_
6ftO--!
:i- v)
r'1
\
izzw ?. 2
L
Z,
< fr Tfi a)
Z zer z
((rs
-! F:fr :t{i
uI
L
!
F h.-.
tr z;8 q
(3 z \=
f; 3ii E
=
*?is
d
($
v E z9 !!
Ou *H L
aJ <-r C
PC
-s/.?
$ h !$ oG
gi?
€Q-r
o--
\-,
\r' rt
3c
b' E=
; 'tr
E
;
'O
.3 --a
-)
cr
=]<c'^
v- t- G& +
I E:'
6* -l
FU
arl
-\ Z
V)
OE
'1
r5
G
v( t7
til =<l
g
/-> P
g =-&&
-c r
.5 Hgr
Vt
f-
H6 z 7.1 rI] e C, L,
o/ o-, \+ eia p >
-( )< -O l"
'-u
)nr ^/>
0 F. CK \/ Y-')<r; 2
a
s 5 4 gE3 EeF
Fl
0- rr
ztII -:a
j+
-c ". /JO/aOerU=-o
(.- t .
VY
XJ-o
G-
- -J<)g'5-E-sg
2 d
'o
6r
a. -N{fs
z'a qJ
t,ii4 a u=\f
qA
z.
(a
xfii !-
\-- z
i! rt trl >= \r' F
il!
l''i
iil!
v)
A
-L
)x
z V
+ q}-f
-
-:u a^
ffi !a
E
l{ !L.
-rd
-
a,
F a==--r'---
EI 9P
.EqL J
(ui s
-v .J
'-o
uiF )J
rj\ ,d
-u.
r'/
J+
\
t,
tjr
tu"nruF
===F^
w- L z -+- k) O,:3
Y=:r
_ tej-
1
^ U
*
s:.
*9 (^R
-+-
ce
5-
(!Xtt: o l- =
i
\\ .Yo -]L c(t
a!
z
s:
b-o
5
9.?5I{c: '= Pot It -d
I\JUATTJV
\.C| I-u
.tS
c--
.--_ls:h
.= a -9. ! \--
=.=-iEdbry
m€G-7dI t -D.
a
Is
.Y-
sY
*i:jd<.-s 6 E .Y(
_L-
); @
.",..u4
$ .j'
e) 't-, g
+;a/ z \* -S s.,Q J
A\ '; aa 0 3L *-\== q
t \l\q
LU
JS \}JJ.\
\yr 9!ra
S--vr-4
;-H*-k
9* -G q)
J)
Y{
S EJJ
t-zzyi
--i
z
L
{ m II €Ov
gl
Z
\.
Z z ?[ V:
z
((Pl
-r F:a
t-
p
v
rU
F 5\
u z;u
x
3
(::i t
E
z €
st*
O v i,l (!
f;
v
?is ru
u.z9 q
t/) ur *E L
u C
aJ
I E In tt
9-
)<
g
a)
r( 3 i; L-
'=
*v
,
J)
rI
s ""
r-; I^
L". z {
\) a
0:
v(
'a
a a-?
5\
u
-s,
F U
u
fr6 2,
# Ei. "-
<
lrt
0
E.
F- ;{O deeC
J gro +
0. til
,Z je
=1
^t
Ea (}- rJC
rt/-)
lrt 5n,<
u; -)
e}
q
-r
v!
.\1 d.
^-,
z {c c
'- ?
{ -
-.'
#i;i v)
OU
!-
oO
z I
>
t1
X,iii
,>
PF
'iv z t-T\
,t Irl (s,() /'3 f*
i!
irt
i;i
ii
ir
ii
2.4
c*
,NUi
-P\'
C
\fl
-+.
-L
(!H z Yr
,!
€r F ',
ri-
PL
lidl
,J-pur!
J
(I -
-u
l)
?
(
F siF
:Y rn J ;,:{
F
I =
N.wrF::*
Yf=r
G= 6
-
;*'i;
(
hD
at
;
tt]
z
irl J
5^ o P I
.a.E x>l: i 5!
r.l =-.-*; c 7.
,(E -,a=.a-2='i
NU^r*).J r{ + g
P
TEE !
G L
a- W
h
; iJ-
tr o.nx-
l: nr L
'= a
= =ri
J
_{nr_._=!
aa-tr'!c:< il i F F,t
-r
-!!*<a--q 6 a-
^;" ' Ltr
v tlr' +t: 4-'
q 7, *:{v
A,
I \J\:
=;ia.
P *t'
(lJ
R-H -!-
(! :)
9Q(s 9-- t1
G (cC-
C ! (!
r'-zzrd3 z
LAMPIRAN 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
I. Identitas Pribadi
Nama : Edwin Gunawan
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22 September 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Golongan Darah : O
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Suryalaya XVIII No.22 Bandung 40265
Tlp/Hp : (022) 7309683/081221064491
Email : dwin.gunawan@yahoo.com
II. Pendidikan
1998-2004 : SDN Merdeka 5 Bandung
2004-2007 : SMPN 5 Bandung
2007-2010 : SMAN 8 Bandung
2010-2015 : Universitas Widyatama Fakultas Ekonomi S1 Akuntansi
2018-2019 : Universitas Widyatama Pascasarjana Pendidikan Profesi
Akuntansi
2021-2023 : Universitas Widyatama Pascasarjana Program S2 Magister
Akuntansi
III. Pekerjaan
2016-2017 : C.V. Citra Baru Busana (Staf Akunting)
2020-Sekarang : PT. Jasutama Karya Mandiri (Staf Administrasi)
SURAT KETERANGAN PENERJEMAHAN
Dokumen dibawah ini telah selesai diterjemahkan dan diverifikasi oleh Lembaga Bahasa Universitas Widyatama.
Dokumen dibawah ini telah selesai diterjemahkan dan diverifikasi oleh Lembaga Bahasa Universitas Widyatama.