Anda di halaman 1dari 101

PENGARUH RETURN ON ASSET, LIKUIDITAS DAN

LEVERAGE TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang


Konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Universitas Mercu Buana Jakarta

NAMA : Puji Febrianto


NIM : 43217110363

Program Studi Akuntansi


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2020

0
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Puji Febrianto

NIM : 43217110363

Program Studi : S1 Akuntansi

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni karya sendiri apabila saya mengutip
dari hasil karya orang, maka saya akan mencantumkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenai sanksi pembatalan skripsi ini
apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (Penjiplakan).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 11 Agustus 2020

Puji Febrianto

NIM : 43217110363

ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Puji Febrianto

NIM : 43217110363

Program Studi : S1 Akuntansi

Judul Skripsi : Pengaruh Return On Asset, Likuiditas dan Leverage


Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014 - 2018)

Tanggal Lulus Ujian : 06 Agustus 2020

Disahkan Oleh :

Pembimbing, Ketua Penguji Skripsi,

Dr. Waluyo, MSc., Ak., CA., CMA Prof. Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si., CA
Tanggal Tanggal

Dekan, Ketua Program Studi


S1 Akuntansi,

Dr. Harnovinsah, Ak., M.Si., CA. Dr. Fardinal, SE., M.Si


Tanggal Tanggal

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul ““Pengaruh Return on Asset (ROA), Likuiditas dan Leverage Terhadap
Agresivitas Pajak”, Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018. Skripsi ini merupakan
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam penelitian ini tidak lepas
dari kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan yang
sangat berarti dari berbagai pihak, khususnya Bpk Dr. Waluyo, M.Sc., Ak.. CA.,
CMA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, waktu,
bimbingan, semangat, pengetahuan dan nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat
yang telah diberikan kepada penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis haturkan Puji Syukur atas kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mencurahkan anugerahnya dan ingin berterima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :
1. Kedua orang tua saya tercinta dan adik saya yang telah memberikan
semangat, doa, dukungan moral dan material yang tiada henti-hentinya
kepada penulis serta memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ngadino Surip, MS selaku Rektor Universitas Mercu
Buana.
3. Bapak Dr. Harnovinsah, Ak., M.Si., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Mercu Buana.
4. Bapak Dr. Fardinal, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana.

iv
5. Ibu Debbie Yoshida, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan saran, semangat, pengetahuan, dan nasehatnya dalam
perkulihan.
6. Seluruh dosen dan staff Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mercu Buana yang telah memberikan segenap ilmunya.
7. Semua teman-teman seperjuangan S1 Akuntansi angkatan 2017, terima
kasih untuk kebersamaan dan pengalamannya dalam menuntut ilmu, yang
selalu membantu dan memberikan semangat untuk bisa menyelesaikan
tugas akhir ini.
8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas bantuan, motivasi, serta doanya

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan diri, penulis mohon maaf
apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam skripsi ini.

Jakarta, 11 Agustus 2020

Puji Febrianto

v
ABSTRACT

This research aims to test Return On Asset, liquidity and Leverage on tax
aggressiveness. The research method used in this study is the purposive sampling
method. The target population in this research is a manufacturing company of
consumer goods industry, with a period of 5 years, namely 2014 – 2018. There
are 22 observations of manufacturing companies in the industrial sector of
consumer goods that meet the population criteria for five years of observation.
The data collection techniques use secondary data in the form of published
financial statements. The analyses used in this study were multiple linear
regression. The results of this research show that the Return On Asset is
negatively influential and Leverage has a positive effect in addition to having a
significant role in tax aggressiveness. Unlike liquidity that has no positive effect
and has no significant role in tax aggressiveness.

Keywords: Liquidity, Profitability, Asset Structure, Tax Aggressiveness.

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Return On Asset, Likuiditas dan


Leverage terhadap Agresivitas Pajak. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling. Populasi sasaran dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi,
dengan periode 5 tahun, yaitu 2014–2018. Ada 22 observasi perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria populasi
selama lima tahun pengamatan. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan
data sekunder berupa laporan keuangan terpublikasi. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan Return On Asset berpengaruh negatif dan Leverage berpengaruh
positif selain itu memiliki peran yang signifikan terhadap Agresivitas Pajak.
Berbeda dengan Likuiditas yang tidak berpengaruh positif dan tidak memiliki
peran yang signifikan terhadap Agresivitas Pajak.

Kata Kunci: Return On Asset, Likuiditas, Leverage dan Agresivitas Pajak.

vii
DAFTAR ISI
Halaman

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


A. Kajian Pustaka ............................................................................ 11
1. Teori Keagenan ....................................................................... 11
2. Agresivitas Pajak ..................................................................... 12
3. Return on Asset (ROA) ........................................................... 14
4. Likuiditas ................................................................................. 15
5. Leverage .................................................................................. 16
6. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 17
B. Rerangka Pimikiran ..................................................................... 23
C. Hipotesis ...................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat penelitian ...................................................... 27
B. Desain Penelitian ......................................................................... 27
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel ....................................... 28
1. Definisi Variabel .................................................................... 28
2. Operasionalisasi Variabel ....................................................... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34
F. Metode Analisis Data .................................................................. 34
1. Statistik Deskriptif .................................................................. 34
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 35
3. Uji Hipotesis ........................................................................... 37

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........................................ 41
B. Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 43

vii
C. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 45
1. Uji Normalitas ....................................................................... 45
2. Uji Multikolinieritas .............................................................. 46
3. Uji Autokorelasi .................................................................... 47
4. Uji Heterokedastisitas ........................................................... 48
5. Uji Kesesuaian Model ........................................................... 49
a) Uji Koefisien Determinasi (R²) ..................................... 49
b) Uji Signifikansi Simutan (Uji F) ................................... 50
c) Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ...................................... 52
6. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 53
D. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan........................................................................................ 57
B. Saran .............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman


2.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu ......................................................... 19
3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ................................................................... 31
3.2 Tabel Sampel Penelitian ............................................................................... 32
3.3 Tabel Data Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2014-2018 ................... 33
4.1 Penentuan Kriteria dalam Pemilihan Sampel .............................................. 42
4.2 Data Sampel ................................................................................................. 43
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................................... 44
4.4 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 47
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................................... 48
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................. 49
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 51
4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ........................................................................... 52
4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ..................................... 53

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman


1.1 Gambar Diagram Persentase Sektor Industri Manufaktur .............................. 3
2.1 Gambar Rerangka Pemikiran .......................................................................... 23
4.1 Data Uji Scatterplot ........................................................................................ 50

x
DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan
Lampiran 1 Data Tabulasi Penelitian Variabel X .......................................... 64
Lampiran 2 Data Tabulasi Penelitian Variabel Y .......................................... 82
Lampiran 3 Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 88
Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 88
Lampiran 5 Uji Kesesuaian Model ............................................................... 91

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu faktor upaya manajemen perusahaan yang dirancang khusus

untuk meminimalkan beban pajak secara agresif merupakan fenomena yang

umum di seluruh negara. Dengan sistem pemungutan pajak di Indonesia yang

menggunakan self assessment system, perusahaan dapat melakukan upaya

untuk mengurangi beban pajak atau yang sering disebut dengan tindakan

agresivitas pajak. Agresivitas pajak dapat didefinisikan sebagai upaya yang

dilakukan oleh manajemen untuk menurunkan jumlah beban pajak dari yang

seharusnya dibayar oleh perusahaan (Lanis, R., ; Richardson, 2012).

Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

internal maupun eksternal. Bagi Indonesia, penerimaan negara yang berasal

dari pajak masih menjadi penerimaan terbesar bagi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, pajak selalu menjadi fokus

pemerintah karena pajak menjadi tumpuan terbesar didalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (Fadli et al., 2016).

Bagi perusahaan, pajak dianggap sebagai biaya yang akan mengurangi

keuntungan bagi perusahaan. Hal itu menyebabkan banyak perusahaan yang

berusaha mencari cara untuk mengurangi biaya pajak yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan dengan melakukan pengaturan terhadap pajak yang harus

dibayar. Menurut (Frank, M., Lynch, L., dan Rego, 2009), agresivitas pajak

1
2

perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang

dirancang melalui tindakan perencanaan pajak baik menggunakan cara yang

tergolong secara legal (tax avoidance) atau ilegal (tax evasion). Semakin besar

penghematan pajak yang dilakukan oleh perusahaan, maka perusahaan

tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak.

Salah satu faktor upaya manajemen perusahaan yang dirancang khusus

untuk meminimalkan beban pajak secara agresif merupakan fenomena yang

umum di seluruh negara. Dengan sistem pemungutan pajak di Indonesia yang

menggunakan self assessment system, perusahaan dapat melakukan upaya

untuk mengurangi beban pajak atau yang sering disebut dengan tindakan

agresivitas pajak. Agresivitas pajak dapat didefinisikan sebagai upaya yang

dilakukan oleh manajemen untuk menurunkan jumlah beban pajak dari yang

seharusnya dibayar oleh perusahaan (Lanis, R., ; Richardson, 2012).

Agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa

pendapatan kena pajak yang dirancang melalui tindakan perencanaan pajak

(tax planning) baik menggunakan cara yang tergolong secara legal dengan

melakukan penghindaran pajak (tax avoidance) ataupun ilegal dengan

melakukan penggelapan pajak (tax evasion). Walaupun tidak semua tindakan

melanggar peraturan, namun semakin banyak celah yang digunakan ataupun

semakin besar penghematan pajak yang dilakukan maka perusahaan tersebut

dianggap semakin agresif terhadap pajak (Frank, M., Lynch, L., dan Rego,

2009).
3

Tindakan perusahaan dalam hal meminimalkan pembayaran pajak tidak

sesuai dengan pandangan dan harapan masyarakat karena pajak yang dibayar

perusahaan memiliki implikasi penting bagi masyarakat dalam hal pendanaan

barang publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertahanan

nasional, dan sebagainya. Dalam industri manufaktur yang kerap menjadi

kontributor terbesar perekonomian Indonesia terbesar dalam penerimaan pajak

berdasarkan sektor usaha utama pada periode Januari-April 2018. Sumbangan

sektor manufaktur ini mencapai Rp103,07 triliun dengan mencatatkan

pertumbuhan double digit sebesar 11,3 persen.

Sektor industri manufaktur berkala besar dan sedang mengalami

kenaikan tertinggi pada triwulan I/2018 dibandingkan triwulan I-2017, yaitu

industri kulit. Barang dari kulit dan alas kaki naik sebesar 18,87 persen,

industri mesin naik 18,48 persen, industri pakaian jadi naik 17,05 persen,

industri alat angkutan naik 14,44 persen, serta industri makanan naik 13,93

persen (kemenperin.go.id, n.d.)

Gambar 1.1 Diagram Persentase Sektor Industri Manufaktur


14.44

17.5

13.93 Industri Kulit


Industri Mesin
Industri Pakaian
Industri Alat Angkut
Indrustri Makanan
18.48
Lain lain
16.78

18.87

Sumber: kementerian perindustrian, 2018


4

Fenomena mengenai praktik agresivitas pajak terjadi pada 2.000

perusahaan multi nasional yang beroperasi di Indonesia. Menurut Direktorat

Jenderal Pajak Kementrian Keuangan perusahaan tersebut tidak membayar

Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) dan Pajak Penghasilan Pasal 29

(PPh Pasal 29) karena alasan merugi. Perusahaan asing tersebut menggunakan

3 modus utama supaya biasa mangkir dari kewajiban menyetor pajak di

Indonesia. Sebanyak 2.000 Perusahaan Modal Asing (PMA) terdiri dari

perusahaan di sektor perdagangan dan sebagainya. Perusahaan asing ini tidak

membayar pajak selama 10 tahun, praktik penghindaran pajak ini dilakukan

dengan modus transfer pricing atau mengalihkan keuntungan atau laba kena

pajak dari Indonesia ke negara lain.

Fenomena selanjutnya dilakukan oleh PT Toyota Motor Manufacturing

Indonesia yang terindikasi oleh Direktorat Jenderal Pajak menghindari

pembayaran pajak senilai Rp 1,2 triliun dengan transfer pricing. Kasusnya

belum ada kepastian di Pengadilan Pajak.

Padatnya aktivitas ekspor-impor Toyota dalam satu hari itu saja

menunjukkan masifnya skala produksi perusahaan multinasional ini. PT

Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengumumkan kinerja

ekspor mobil utuh atau completely built up (CBU) mereka pada tahun lalu.

Jumlahnya mencatat rekor yakni lebih dari 118 ribu unit. Jumlah ini setara

dengan 70 persen total ekspor kendaraan dari Indonesia tahun lalu. Jika

ditambah dengan produk mobil terurai atau complete knock down (CKD) dan

komponen kendaraan, maka nilai ekspor pabrik mobil yang 95 persen


5

sahamnya dikuasai Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang tersebut

mencapai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. Tak salah jika pada

Oktober 2013 untuk keempat kalinya dalam lima tahun terakhir Toyota Motor

Manufacturing mendapatkan Primaniyarta Award, penghargaan dari

Kementerian Perdagangan untuk para eksportir berprestasi.

Dibalik prestasi yang didapatkkan tersebut ternyata Direktorat Jenderal

Pajak Kementerian Keuangan sudah lama mencurigai Toyota Motor

Manufacturing memanfaatkan transaksi antar-perusahaan terafiliasi di dalam

dan luar negeri untuk menghindari pembayaran pajak. Direktorat Jenderal

Pajak Kementerian Keuangan memeriksa surat pemberitahuan pajak tahunan

(SPT) Toyota Motor Manufacturing pada 2005. Belakangan, pajak Toyota

pada 2007 dan 2008 juga ikut diperiksa. Pemeriksaan dilakukan karena Toyota

mengklaim kelebihan membayar pajak pada tahun-tahun itu, dan meminta

negara mengembalikannya (restitusi).

Dari pemeriksaan SPT Toyota pada 2005 itu, petugas pajak menemukan

sejumlah kejanggalan. Pada 2004 misalnya, laba bruto Toyota anjlok lebih

dari 30 persen, dari Rp 1,5 triliun (2003) menjadi Rp 950 miliar. Selain itu,

rasio gross margin atau perimbangan antara laba kotor dengan tingkat

penjualan juga menyusut. Dari sebelumnya 14,59 persen (2003) menjadi

hanya 6,58 persen setahun kemudian. Sebelum restrukturisasi, gross margin

PT Toyota Astra Motor mengalami peningkatan 11% hingga 14% pertahun.

Namun setelah dilakukan restrukturisasi, gross margin PT Toyota Motor

Manufacturing Indonesia hanya sekitar 1.8% hingga 3% per tahun.


6

Sementara di PT Toyota Astra Motor (perusahaan agen tunggal pemegang

merek yang didirikan setelah restrukturisasi), gross margin mencapai 3.8%

hingga 5%. Jika gross marginPT Toyota Astra Motor digabung dengan PT

Toyota Manufacturing Indonesia, presentasi nya masih sebesar 7%. Hal ini

berarti marginlaba sebelum pajak setelah restrukturisasi lebih rendah 7%

dibanding dengan margin laba kotor pada tahun 2003 sebesar 14%.

Istilah transfer pricing berkembang sebagai bagian dari perencanaan

pajak korporasi, transfer pricing kini menjadi prioritas otoritas pajak sedunia.

Modusnya sederhana: memindahkan beban keuntungan berlebih dari satu

negara ke negara lain yang menerapkan tarif pajak lebih murah (tax haven).

Pemindahan beban dilakukan dengan memanipulasi harga secara tidak wajar

http://www.investigasi.tempo.co.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam

melakukan kewajiban perpajakannya seperti Return on Asset (ROA). Return

on Asset (ROA) merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan

profitabilitas suatu perusahaan. Return on Asset (ROA) menggambarkan

kinerja suatu perusahaan dalam memperoleh laba dari aktiva yang dimiliki

perusahaan selama satu periode (Dewinta, I.A.Y., & Setiawan, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Mustalifah, (Budianti et al., 2018), return on

asset berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak sedangkan (Anita et

al., 2015) dan (Shella, 2017) dalam penelitiannya menyatakan return on assets

tidak berpengaruh signifikan di karenakan semakin besar ataupun semakin


7

kecil nya return on assets perusahaan, tidak mempengaruhi tindakan

agresivitas pajak.

Selain Return on Asset (ROA), faktor lain yang diduga berpengaruh

terhadap agresivitas pajak adalah Likuditas. Likuiditas merupakan gambaran

perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dapat di

artikan apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi

utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Dengan kata lain rasio

likuiditas berfungsi untuk menunjukan atau mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik

kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di

dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Penilaian dapat dilakukan untuk

beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari

waktu ke waktu (Kasmir, 2018). Maka penelitian yang dilakukan oleh (Fadila

et al., 2016) dan (Anita et al., 2015) menyatakan bahwa perusahaan dengan

likuiditas yang tinggi tidak segan untuk membayarkan seluruh kewajibannya

termasuk membayar pajak maka likuiditas berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak. Sedangkan (Purwanto et al., 2016) dan (Wijaya, 2015)

dalam penelitiannya menyatakan likuiditas tidak berpengaruh signifikan.

Faktor selanjutnya yang juga berpengaruh terhadap agresivitas pajak

yaitu leverage. Leverage merupakan penggunaan utang yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan opersasional dan investasi perusahaan. Penambahann

jumlah hutang akan menyebabkan adanya beban bunga yang harus dibayar

oleh perusahaan. Beban bunga yang timbul atas hutang tersebut akan menjadi
8

pengurang laba bersih perusahaan yang nantinya akan mengurangi

pembayaran pajak sehingga tercapainya keuntungan yang maksimal (Dharma,

M.S., & Ardiana, 2016). (Suyanto & Supramono, 2012), menyebutkan bahwa

perusahaan manufaktur akan memanfaatkan hutang untuk meminimalkan beban

pajak perusahaan bahkan cenderung mengarah agresif terhadap pajak. Penelitian

yang dilakukan oleh (Fadila et al., 2016) dan (Purwanto et al., 2016)

menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap agresivitas

pajak. Sedangkan (Anita et al., 2015) dan (Wijaya, 2015) dalam penelitiannya

menyatakan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan paparan latar belakang dan fakta diatas, penulis melakukan

penelitian terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014–2018.

Terhadap perbedaan penelitian dengan penelitihan terdahulu yaitu dari segi

objek penelitian serta variabel yang di gunakan berbeda dengan penelitian

sebelumnya. Untuk itulah, penelitian berinisiatif mengambil judul penelitian

yakni “Pengaruh Return on Asset (ROA), Likuiditas dan Leverage

Terhadap Agresivitas Pajak”, Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan paparan pada poin latar belakang, mengenai industri

manufaktur sebagai kontributor terbesar perekonomian Indonesia dalam

penerimaan pajak dan bersamaan dengan pembangunan infrastruktur yang

akan memacu pertumbuhan ekonomi dengan memeratakan di seluruh


9

Indonesia Permasalahan tersebut dalam penelitian sebelumnya disebabkan

oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut ingin peneliti analisis seberapa

besar pengaruhnya terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hal tersebut, dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah return on asset berpengaruh terhadap agresivitas pajak?

2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian diatas, maka secara

khusus peneliti memiliki tujuan penelitian membedakan secara dampak:

a. Return on asset terhadap agresivitas pajak.

b. Likuiditas terhadap agresivitas pajak.

c. Leverage terhadap agresivitas pajak.

2. Kontribusi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, adapun kegunaan dari

penelitian ini dibagi dua bagian, yaitu kegunaan praktik dan kegunaan

akademik:

a. Kegunaan praktik:

1) Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberi kesempatan untuk

membandingkan antara teori yang didapat di perkuliahan dengan


10

kejadian sebenarnya, serta dapat menambah pengetahuan tentang

Return on Asset, Likuiditas, Leverage dan Agresivitas Pajak.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang baru

mengenai fenomena dan faktor yang mempengaruhi agresivitas

pajak. Sehingga masyarakat dapat mengetahui perusahaan yang

melakukan agresivitas, dan khususnya investor dapat lebih berhati-

hati untuk menginvestasikan dananya.

b. Kegunaan akademik

1) Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

maupun bahan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan menurut (Siagian, 2011), pada dasarnya merupakan

teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal

dan agent. Teori ini mengasumsikan bahwa masing-masing individu

semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga

menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Principal

mengontrak agent untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam

perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agent

sedangkan agent berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan dan bertanggung jawab atas tugas yang

dibebankan kepadanya.

Konsep Agency Theory adalah hubungan atau kontrak antara

principal dan agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan

tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi

pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Inti dari teori ini

salah satunya adalah kebijakan perusahaan mengenai pajak perusahaan

dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia yang menggunakan self

assessment system memberikan wewenang kepada perusahaan untuk

11
12

menghitung dan melaporkan pajak sendiri (PP nomor 31 tahun 2012).

Penggunaan sistem ini dapat memberikan kesempatan bagi agent untuk

meminimalkan pendapatan kena pajak menjadi lebih rendah sehingga

beban pajak yang ditanggung perusahaan menjadi kecil

2. Agresivitas Pajak

Dalam kegiatan sehari-hari perusahaan selalu berkomunikasi

dengan perusahaan lain karena manajemen, pemegang saham dan pajak

otoritas memiliki kepentingan yang berbeda, biasanya perusahaan

melakukan perencanaan terhadap penghindaran pajak (Waluyo &

Doktoralina, 2018). Ada berbagai macam proksi untuk mengukur

agresivitas pajak, antara lain Efektif tax rates (ETR), cash effektif tax rate

(CETR), book-tax difference Marzon- Plesko (BTD_MP), book tax

difference Desai-Dharmapala (BTD_DD) dan tax planning (TAXPLAN)

(Hidayanti dan Laksito, 2013). Namun yang dipakai dalam penelitian ini

adalah cash effektif tax rate (CETR).

Tindakan agresivitas pajak dapat terbagi dalam dua cara yaitu

legal maupun illegal, cara yang tergolong legal yaitu tax avoidance

merupakan upaya penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak

tanpa bertentangan dengan ketentuan perpajakan sedangkan cara yang

tergolong ilegal yaitu tax evasion merupakan upaya penghindaran pajak

yang dilakukan dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya,

dimana metode dan teknik yang digunakan bertentangan denagan

ketentuan perpajakan (Pohan ; Chairil, 2013).


13

Untuk Nilai ETR yang rendah yang dimiliki perusahaan

mengindikasikan adanya agresivitas pajak. Secara keseluruhan,

perusahaan-perusahaan yang menghindari pajak adalah perusahaan

dengan mengurangi penghasilan kena pajak mereka dengan tetap

menjaga laba akuntansi keuangan dan memiliki nilai ETR yang rendah.

Maka dari itu ETR dapat digunakan untuk menghitung pajak.

Beban Pajak
ETR =
Laba Sebelum Pajak

Sedangkan menurut (Lanis, R., ; Richardson, 2012) tindakan

agresivitas pajak merupakan hal yang sekarang sangat umum terjadi

dikalangan perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia. Tindakan ini

bertujuan untuk meminimalisasi jumlah kena pajak yang didapat oleh

perusahaan. Dalam hal ini dapat menggunakan nilai Cash Effective Tax

Rate (CETR) yang rendah yang dimiliki perusahaan mengindikasikan

adanya agresivitas pajak. Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan

yang menghindari pajak perusahaan dengan mengurangi penghasilan

kena pajak mereka dengan tetap menjaga laba akuntansi keuangan dan

memiliki nilai CETR yang rendah.

Pembayaran Pajakit
CETRit =
Pendapatan Sebelum Pajakit
14

3. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas.

Menurut (Kasmir, 2018) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau dengan

kata lain profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba atau nilai akhir dari kegiatan operasional perusahaan

selama periode tertentu.

Sedangkan pendapat selanjutnya hampir sama dengan pendapat

sebelumnya (Kurniasih Tommy dan Sari, 2013), Return on Asset (ROA)

ialah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aktiva

yang dimiliki selama satu periode. ROA memiliki keterkaitan dengan

laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk

perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan akan semakin

tinggi pula laba bersih perusahaan yang dihasilkan.

Begitupun dengan (Samryn, 2015) Rasio profitabilitas merupakan

suatu model analisis yang berupa perbandingan data keuangan sehingga

informasi keuangan tersebut menjadi lebih berarti. Analisis profitabilitas

dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dengan

neraca dan laporan laba rugi yang disajikan perusahaan.

ROA dapat diukur dengan membagi laba bersih dengan total aset

perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut :

ROA =
15

4. Likuiditas

Rasio Likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal

kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

likuidnya suatu perusahaan (Irianto, 2014). Menurut (Mahmudi, 2016),

Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan pemerintah daerah untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Walaupun pemerintah daerah

sudah menyusun anggaran kas, tetapi analisis likuiditas akan lebih

bermanfaat bagi manajemen dibandingkan jika hanya mendasarkan pada

anggaran kas.

Tetapi berbeda dengan (Samryn, 2015), Likuiditas merupakan

suatu perbandingan antara total aktivitas lancar dengan total utang

lancar. Rasio ini menunjukan ke mampuan perusahaan menutupi utang-

utang jangka pendeknya dengan aktivitas lancar.

Rasio lancar merupakan rasio yang dinyatakan dengan decimal dan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan dengan aktiva lancar. Dengan kata lain, seberapa

banyak aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek yang segera jatuh tempo dengan kata lain untuk menutupi tiap

rupiah kewajiban jangka pendek. Dapat di ukur menggunakan :

Current Ratio =
16

5. Leverage

Leverage yaitu jumlah utang yang dimiliki perusahaan untuk

pembiayaan dan dapat digunakan untuk mengukur besarnya aktiva yang

dibiayai utang. Perusahaan dengan Leverage tinggi mengindikasikan

perusahaan tersebut bergantung pada pinjaman luar atau utang,

sedangkan perusahaan dengan Leverage rendah dapat membiayai

asetnya dengan modal sendiri. Leverage digunakan untuk menjelaskan

penggunaan utang untuk membiayai sebagian dari pada aktiva

perusahaan. Pembiyaan dengan utang mempunyai pengaruh bagi

perusahaan karena utang mempunyai beban bunga bersifat tatap.

Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang dapat

menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan

perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga memberikan subsidi pajak

atau bunga yang dapat mengguntungkan pemegang saham. Karenananya

penggunaan utang harus diseimbangi antara keuntungan dan

kerugiannya (Yulfaida & Zulaikah., 2012).

Menurut (Kurniasih Tommy dan Sari, 2013), Leverage adalah rasio

yang mengukur kemampuan hutang baik jangka panjang maupun jangka

pendek untuk membiayai aktiva perusahaan. Leverage ini menjadi

sumber pendanaan perusahaan dari eksternal dari hutang. Hutang yang

dimaksud adalah hutang jangka panjang. Beban bunga secara jangka

panjang akan mengurangi beban pajak yang ada. Variabel Leverage

diukur dengan membagi total kewajiban jangka panjang dengan total


17

asset perusahaan. Menurut (Ardyansah, D., 2014), penelitian ini

menggunakan total hutang dibagi dengan total asset dalam perhitungan

Leverage. Penggunaan proksi tersebut dikarenakan hutang yang

dilakukan oleh perusahaan untuk tujuan usaha dan lainnya tidak hanya

terdiri dari hutang jangka panjang saja, melainkan juga hutang jangka

pendek. Selain itu, beberapa penelitian terdahulu lebih banyak

menggunakan total hutang dibagi dengan total aktiva dalam menghitung

Leverage.

Rasio Leverage dapat diukur dengan Debt to Asset Ratio (Debt

Ratio). Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan

kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan

aktiva. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi artinya pendanaan

dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan

untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan

tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.

Rumus untuk mencari debt ratio adalah :

Debt ratio =

6. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut Penelitian mengenai Agresivitas Pajak sudah banyak

dilakukan. Tetapi disetiap penelitian terdapat perbedaan faktor apa yang


18

diteliti dan hasil penelitiannya pun juga berbeda. Hal tersebut yang

menjadi acuan pada penelitian–penelitian selanjutnya. Berikut beberapa

penelitian terdahulu mengenai agresivitas pajak :

Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga dan Corporate

Governace Terhadap Tindakan Pajak Agresif (Alfiyani, 2013) dapat

hasilkan bahwa kepemilikan keluarga tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tindakan pajak agresif. Sedangkan corporate

governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan pajak

agresif yang diukur dengan cash effective tax rate (CETR).

(Yoehana, 2013) meneliti tentang Analisis Pengaruh Corporate

Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak dan mendapatkan hasil

bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan,

semakin rendah tingkat agresivitas pajaknya.

(Anita et al., 2015) meneliti tentang Analisis Pengaruh

Corporate Social Responsibility, Leverage, Likuiditass dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak dan mendapatkan hasil bahwa

tidak terdapat pengaruh antara corporate social responsibility terhadap

agresivitas pajak, tidak terdapat pengaruh antara leverage terhadap

agresivitas pajak.

Berikut beberapa penelitian–penelitian terdahulu yang diringkas

kedalam sebuah tabel seperti berikut ini :


19

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Variabel yang


No Judul Hasil Penelitian
Peneliti digunakan
1 (Alfiyani, Pengaruh Antara Variabel Hasil dari penelitian ini
2013) Kepemilikan Independen: menunjukkan bahwa
Keluarga dan Kepemilikan kepemilikan keluarga tidak
Corporate Keluarga dan memiliki pengaruh yang
Governace Corporate signifikan terhadap tindakan
Terhadap Governace pajak agresif. Sedangkan
Tindakan Pajak corporate governance memiliki
Agresif Variabel pengaruh yang signifikan
Dependen: terhadap tindakan pajak agresif
Tindakan Pajak yang diukur dengan cash
Agresif effective tax rate (CETR).
2 (Yoehana, Analisis Pengaruh Variabel Hasil penelitian menunjukkan
2013) Corporate Social Independen: bahwa semakin tinggi tingkat
Responsibility Corporate Social pengungkapan CSR suatu
Terhadap Responsibility perusahaan, semakin rendah
Agresivitas Pajak tingkat agresivitas pajaknya.
Variabel
Dependen:
Agresivitas Pajak

3 (Anita et al., Pengaruh Variabel Hasil penelitian tidak terdapat


2015) Corporate Social Independen: CSR, pengaruh antara corporate
Responsibility, Leverage, social responsibility terhadap
Leverage, Likuiditass dan agresivitas pajak, tidak terdapat
Likuiditass dan Ukuran pengaruh antara leverage
Ukuran terhadap agresivitas pajak.
Perusahaan Variabel
Terhadap Dependen:
Agresivitas Pajak Agresivitas Pajak
4 (I Dewa, Pengaruh Variabel
2015) Pengungkapan Independen: Hasil penelitian ini
Corporate Social Corporate Social menunjukkan bahwa
Responsibility Responsibility pengungkapan CSR
Terhadap berpengaruh negatif signifikan
Agresivitas Pajak Variabel terhadap agresivitas pajak
Dependen: perusahaan. Perusahaan dengan
Agresivitas Pajak agresivitas pajak akan
mengungkapkan CSR lebih
besar
20

Nama
No Judul Variabel yang Hasil Penelitian
Peneliti
digunakan
5 (Tiaras & Pengaruh Variabel Hasil analisis regresi berganda
Wijaya, Likuiditas, Independen: menunjukan bahwa manjamen
2017) Leverage, Likuiditas, laba dan ukuran perusahaan
Manajemen Laba Leverage, memiliki pengaruh yang
Komisaris Manajemen Laba signifikan terhadap tingkat
Independen dan Komisaris agresivitas pajak perusahaan.
Ukuran Independen dan Sementara untuk likuiditas,
Perusahaan Ukuran leverage, dan proporsi komisaris
Terhadap Perusahaan independen tidak menunjukan
Agresivitas Pajak pengaruh yang signifikan
Variabel terhadap tingkat agresivitas
Dependen: pajak perusahaan.
Agresivitas Pajak
6 (Junilla Pengaruh Struktur Variabel Hasil penelitian menunjukkan
Hadi dan Kepemilikan dan Independen: bahwa struktur kepemilikan
Yenni Karakteristik Struktur berpengaruh signifikan terhadap
Mangoting, Dewan Terhadap Kepemilikan dan agresivitas pajak, sedangkan
2015) Agresivitas Pajak Karateristik karakteristik dewan tidak
Dewan berpengaruh terhadap
agresivitas pajak. Variabel
Variabel kontrol SIZE berpengaruh,
Dependen: sedangkan LEV dan ROA tidak
Agresivitas Pajak berpengaruh terhadap
agresivitas pajak.

7 (Tania, Pengaruh Variabel Hasil pengujian menunjukkan


2015) Likuiditas, Independen: bahwa, likuiditas yang diukur
Manajemen Laba Likuiditas, dengan current ratio (LIQ)
dan Corporate Manajemen Laba memiliki pengaruh negatif yang
Governance dan Corporate tidak signifikan terhadap
Terhadap Governance agresivitas pajak, manajemen
Agresivitas Pajak laba yang diukur dengan
Perusahaan Variabel discreationary accrual memiliki
Dependen: pengaruh positif yang tidak
Agresivitas Pajak signifikan terhadap agresivitas
pajak.
8 (Putri Analisis Variabel Hasil pengujiaan data ditemukan
Amainda Hubungan Independen: bahwa terdapat hubungan positif
Kamila, Agresivitas Pelaporan antara manajemen laba pada
2015) Pelaporan Keuangan manajemen pajak, dan
Keuangan dan sebaliknya.
Agresivitas Pajak Agresivitas Pajak
21

Nama Variabel yang


No Judul Hasil Penelitian
Peneliti digunakan
9 (Sukmawati Pengaruh Variabel Hasil penelitian menunjukan
& Rebecca, Likuiditas dan Independen: bahwa likuiditas berpengaruh
2016) Leverage Likuiditas dan dalam memberikan kontribusi
Terhadap Leverage terhadap agresivitas pajak,
Agresivitas leverage berpengaruh dalam
Perusahaan memberikan kontribusi terhadap
Industri Barang Variabel agresivitas pajak dan likuiditas
Konsumsi Dependen: dan leverage berpengaruh dalam
Agresivitas Pajak memberikan kontribusi terhadap
agresivitas pajak
10 (Agus, Pengaruh Variabel Hasil pengujian hipotesis
2016) Likuiditas, Independen: parsial membuktikan bahwa
Leverage, Likuiditas, variabel likuiditas dan variabel
Manajemen Laba Leverage, kompensasi rugi
dan Kopensasi Manajemen Laba fiskalberpengaruh negatif
Rugi Fiskal dan Kopensasi signifikan Sedangkan variabel
Terhadap Rugi Fiskal leverage dan manajemen laba
Agresivitas Pajak berpengaruh positif signifikan
Perusahaan Variabel terhadap agresivitas pajak
Dependen: perusahaan
Agresivitas Pajak
11 (Harnovinsa Dampak Tax Variabel Hasil penelitian ini menemukan
h dan Accounting Independen : bahwa metode garis lurus
Septyana Choices Terhadap Tax Accounting berpengaruh signifikan negative
Mubarakah., Tax Aggressive Choices terhadap tax aggressiveness
2016) sedangkan metode FIFO tidak
Variabel berpengaruh terhadap tax
Dependen : aggressiveness
Tax Aggressive
12 (Fadli et al., Pengaruh Variabel Hasil penelitian ini Likuiditas,
2016) Likuiditas, Independen: Komisaris independen
Leverage, Likuiditas, berpengaruh signifikan terhadap
Komisaris Leverage, agresivitas pajak perusahaan dan
Independen, Komisaris koefisien regresi yang bernilai
Manajemen Laba Independen, negatif sedangkan Leverage,
dan Kepemilikan Manajemen Laba Manajemen laba signifikan
Institusional dan Kepemilikan terhadap agresivitas pajak
Terhadap Institusional
Agresivitas Pajak Variabel
Perusahaan Dependen:
Agresivitas Pajak
Perusahaan
22

Nama Variabel yang


No Judul Hasil Penelitian
Peneliti digunakan
13 (Hidayat et Pengaruh Variabel Hasil penelitian menunjukkan
al., 2016) Corporate Social Independen: bahwa CSR memiliki pengaruh
Responbility Corporate Social negatif terhadap agresivitas
terhadap Responbility pajak.
Agresivitas Pajak
dengan Insentif Variabel
Pajak sebagai Dependen:
Pemoderasi Agresivitas Pajak
dengan Insentif
Pajak sebagai
Pemoderasi
14 (Shella, Pengaruh Return Variabel Hasil penelitian menunjukan
2017) on Asset, Independen: bahwa ROA dan ukuran
Leverage dan Return on Asset, perusahaan tidak berpengaruh
Ukuran Leverage dan secara signifikan terhadap tax
Perusahan Ukuran avoiidance, sedangkan leverage
Terhadap Perusahan berpengaruh siginifikan positif
Penghindaraan terhadap tax avoidance
Pajak Variabel
Dependen:
Penghindaraan
Pajak
15 (Budianti, et Pengaruh Return Independen: Hasil Penelitian menunjukkan
al., 2018) On Asset (Roa), Return on Asset, bahwa variabel Return On Asset
Leverage (Der), Leverage, (ROA), Leverage (DER),
Komisaris Komisaris komisaris independen, dan
Independen Dan Independen dan ukuran perusahaan berpengaruh
Ukuran Ukuran terhadap agresivitas pajak.
Perusahaan Perusahan
Terhadap
Agresivitas Pajak Variabel
Dependen:
Agresivitas Pajak
16 (Waluyo & Factors Affecting Variabel The results showed that multi-
Doktoralina, Tax Avoidance Independen: nationality and the use of tax
2018) Through Thin Multi- heaven positively influenced thin
Capitalisation : kebangsaan,
capitalization, while
Multinational Pemanfaatan
Enterprises in Bebas Pajak, dan institutional ownership had a
Indonesia Kepemilikan negative effect on thin
Institusional capitalization. Thin
capitalization has a positive
Variabel impact on tax avoidance.
Dependen:
23

Penghindaran Indirectly, multi-nationality and


Pajak tax utilization have a positive
effect on tax avoidance through
thin capitalization. While
institutional ownership
negatively impacts tax
avoidance through thin
capitalization.

Sumber : Data Diolah, 2019

B. Rerangka Pemikiran

Berdasarkan sub-bab variabel penelitian mengenai variabel

independen dan variable dependen, dapat disajikan mengenai bagaimana

dugaan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini menguji mengenai agresivitas pajak. Oleh karena itu dibuat

kerangka pemikiran sebagai berikut :

Return on Asset (ROA)


(X1) H1

Likuiditas H2 Agresivitas Pajak


(X2) (Y)

H3
Leverage
(X3)

Gambar 2.1. Rerangka Pemikiran

Berdasarkan Gambar 2.1, dapat diuraikan bahwa penelitian didesain

untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen yang


24

terdiri dari variabel Return on Asset (ROA) (X1), likuiditas (X2), dan

leverage (X3) terhadap variabel dependen agresivitas pajak (Y).

1. Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap agresivitas pajak

Menurut (Budianti et al., 2018), menyimpulkan bahwa variabel

Return on Asset (ROA) mempengaruhi tindakan agresivitas pajak

perusahaan, Return On Asset (ROA) yang tinggi menunjukkan bahwa

dari total asset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu

memberikan laba yang besar bagi perusahaan. Semakin tinggi Return

On Asset (ROA) maka semakin tinggi pula laba bersih perusahaan.

Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka besarnya pajak

yang harus dibayar perusahaan juga semakin besar. Hal ini dapat

memotivasi perusahaan yang berorientasi pada laba untuk melakukan

tindakan pajak agresif untuk mengurangi besarnya pajak yang harus

dibayar.

2. Likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak

Likuiditas didefinisikan sebagai kepemilikan sumber dana yang

memadai untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban yang akan jatuh

tempo serta kemampuan untuk membeli dan menjual aset dengan cepat.

Perusahaan dengan rasio likuditas yang tinggi menunjukkan tingginya

kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya,

yang menandakan bahwa perusahaan dalam kondisi keuangan yang

sehat.(Suyanto & Supramono, 2012), menemukan bahwa, bagi

perusahaan manufaktur mem-perhatikan likuiditas adalah sangat


25

penting. Likuiditas yang terlalu tinggi menggambarkan tingginya uang

tunai yang menganggur sehingga dianggap kurang produktif. Jika

likuiditas terlalu rendah maka akan mengurangi tingkat kepercayaan

kreditur terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang akan

berakibat menurunya pinjaman modal oleh para kreditur. Oleh karena

itu, ada kemungkinan perusahaan-perusahaan manufaktur untuk saling

menjaga tingkat likuiditas pada tingkat tertentu.

Menurut (Sukmawati & Rebecca, 2016), Likuiditas mempengaruhi

tindakan agresivitas pajak perusahaan. Perusahaan yang memiliki

tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi utang jangka pendek. Hal ini menunjukkan keuangan

perusahaan dalam kondisi yang sehat dan tidak memiliki masalah

mengenai arus kas sehingga mampu menanggung biaya-biaya yang

muncul seperti pajak.

3. Leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak

Leverage dapat digunakan untuk memaksimalkan faktor yang

mempengaruhi tindakan agresivitas pajak perusahaan dengan

memanfaatkan biaya bunga. (Brigham, E.F., 2010), menjelaskan bahwa

biaya bunga yang timbul dari hutang tersebut dapat menjadikan faktor

pengurang beban pajak suatu perusahaan. Sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Hlaing, 2012), menjelaskan bahwa hutang suatu

perusahaan berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif yang


26

artinya bahwa timbulnya hutang perusahaan dapat menurunkan beban

pajak perusahaan.

Menurut (Fadli et al., 2016), Likuiditas berpengaruh terhadap

agresivitas pajak. Semakin besar utang perusahaan maka beban pajak

akan menjadi lebih kecil karena bertambahnya unsur biaya usaha dan

pengurangan tersebut sangat berarti bagi perusahaan yang terkena pajak

tinggi. Oleh karena itu makin tinggi tarif bunga akan makin besar

keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penggunaan utang tersebut.

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka, tinjauan penelitian

terdahulu dan rerangka pemikiran maka hipotesis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

H1 : Diduga return on asset berpengaruh terhadap agresivitas pajak

H2 : Diduga likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

H3 : Diduga leverage berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2019. Dalam

penelitian ini menggunakan data-data laporan keuangan yang telah

diaudit dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah Go Public dan

sahamnya telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini

dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs resminya yaitu,

www.idx.co.id dan didukung dengan jurnal penelitian sebelumnya. Adapun

tempat penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana yang berlokasi

di Jalan Meruya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal. Penelitian kausal

bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa

variabel (variabel independen) terhadap variabel lainnya (variabel

dependen). Data yang terdapat pada penelitian ini terbentuk dari banyaknya

sumber yang didapat secara tidak langsung sehingga termasuk penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif itu sendiri merupakan jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (dioleh) dengan

menggunakan prosedur prosedur statistik. Penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa pengumpulan data diperoleh secara tidak langsung media

27
28

perantara dan untuk membantu menganalisis data perlu digunakan alat bantu

salah satunya menggunakan program SPSS (Sujarweni, 2016).

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

1. Definisi Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, oleh karena

itu variabel harus didefinisikan dengan jelas agar dapat diukur. Menurut

(Sugiyono, 2012), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Penentuan variabel pada dasarnya merupakan operasional terhadap

konstruk yaitu upaya mengurangi abstraksi sehingga dapat diukur.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen dan variabel independen.

1. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak.

a. Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak perusahaan merupakan salah satu cara

yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meminimalkan beban

pajak.Untuk mengukur agresivitas pajak, peneliti menggunakan

metode Cash Effektive Tax Rate (CETR). CETR digunakan karena


29

diharapkan dapat mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak

perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan perbedaan tetap

maupun perbedaan temporer (Suyanto & Supramono, 2012)

dengan menggunakan rumus :

Pembayaran Pajakit
CETRit =
Pendapatan Sebelum Pajakit

Keterangan:

CETRit : Cash Effective Tax Rate


perusahaan i pada periode ke t
Pembayaran Pajakit : Jumlah pajak yang dibayarkan
perusahaan i pada periode ke t
Pendapatan Sebelum Pajakit : Pendapatan sebelum kena Pajak
perusahaan i pada periode ke t
2. Variabel Independen (Bebas)

Menurut (Sugiyono, 2011), Variabel Independen merupakan

variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen. Variabel Independen dalam penelitian

ini adalah Return on Asset (X1), Likuiditas (X2), Leverage (X3).

a. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan indikator yang

mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi

nilai Return on Asset (ROA) maka semakin bagus performa

perusahaan tersebut. Return on Asset (ROA) adalah rasio yang

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan


30

dalam perusahaan (Kasmir, 2014). Menurut (Hery, 2015),

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.

Untuk menghitung Return on Asset (ROA) dengan

menggunakan rumus:

Laba Bersih
Return on Asset =
Total Aset

b. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendek. Likuiditas dalam penelitian ini

dihitung dengan menggunakan rasio lancar. Rasio lancar

merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan

terhadap utang lancarnya (Suyanto & Supramono, 2012) dengan

menggunakan rumus:

Aset Lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar

c. Leverage

Leverage adalah penggunaan aset atau dana di mana atas

penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung beban tetap

berupa penyusutan atau berupa bunga. Dalam penelitian

menggunakan proxy Debt Ratio. Debt Ratio dapat dihitung


31

dengan cara membandingkan nilai buku seluruh hutang (debt =

D) dibagi dengan total ekuitas. Berdasarkan penjelasan diatas,

maka pengukuran tingkat hutang perusahaan dapat diukur

dengan cara:

Total Hutang
Debt Ratio =
Total Aset

Total hutang yang digunakan untuk menghitung rasio ini

adalah total hutang perusahaan yang tertera dalam neraca baik

hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

Sedangkan total aset yang digunakan adalah total aset lancar dan

total aset tetap yang tertera dalam neraca keuangan perusahaan.

2. Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan uraian diatas, mengenai variabel dan skala

pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

No Variabel Indikator Skala


Agresivitas Pembayaran Pajakit
1 CETRit = Rasio
Pajak (Y) Pendapatan Sebelum Pajakit
Return on Return Laba Bersih
2 = Rasio
Asset (X1) on Asset Total Aset
Likuiditas Rasio Aset Lancar
3 = Rasio
(X2) Lancar Kewajiban Lancar
Leverage Dept Total Hutang
4 = Rasio
(X3) Ratio Total Aset
Sumber : Data Diolah, 2019
32

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama tahun 2014-2018. Dalam penelitian ini, sampel diambil

menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling

tersebut membatasi pengambilan sampel yang akan diteliti berdasarkan

kriteria tertentu. Berikut kriteria perusahaan yang akan digunakan untuk

pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu tahun

2014 - 2018.

2. Perusahaan yang mengalami laba selama periode 2014 - 2018.

3. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

menyajikan kelengkapan data variabel penelitian pada laporan keuangan

tahunan selama periode 2014 - 2018

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Keterangan Juml
Data perusahaan manufaktur sub barang konsumsi yang ah
1 52
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2014 – 2018.
Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode tahun
2 (13)
2014 - 2018.
Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data variabel
3 penelitian pada laporan keuangan tahunan selama periode (13)
2014 – 2018.
Total perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel (per
4 26
tahun)
Total jumlah sampel periode 2014 – 2018 (26 x 5 tahun) 130
Sumber : Data Diolah, 2019
88
33

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perusahaan yang dapat

dijadikan sampel penelitian ini sebanyak 26 sampel perusahaan manufaktur.

Berikut ini merupakan daftar perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel

pada penelitian ini.

Tabel 3.3 Data Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2014-2018

No Kode Nama
1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk
2 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
3 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
4 CINT PT. Chitose Internasional Tbk
5 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
6 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk
7 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
8 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk
9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
10 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
11 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
12 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
13 KINO PT. Kino Indonesia Tbk
14 MERK PT. Merck Tbk
15 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
16 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
17 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk
18 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
19 SIDO PT. Industri Jamu & Farmasi Sidomuncul Tbk
20 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk
21 SKLT PT. Sekar Laut Tbk
22 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
23 TSPC PT. Tempo Scan Pacfic Tbk
24 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry & Tea Tbk
34

No Kode Nama
25 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
26 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk
Sumber : Data Diolah, 2019

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik pengumpulan data arsip, yaitu dimana

penulis mengumpulkan data dengan mengumpulkan, mencatat, dan

mempelajari data sekunder. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan

atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)

yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Sumber data sekunder pada

penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

dipublikasikan dalam periode 2014 - 2018 oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)

melalui website www.idx.co.id.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis penelitian ini menggunakan dua metode analisis

statistik deskriptif dan analisis jalur. Analisis statistik deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang ada di penelitian, sedangkan

analisis jalur digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel

yang telah ditetapkan sebelumnya.

7. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat ukuran faktor

keuangan (Return on Asset (ROA), Likuiditas dan Leverage) terhadap

Agresivitas Pajak. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini


35

adalah nilai minimum, nilai maximum, mean dan standar deviasi.

Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat

penting bagi data sampel.

8. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas,

keduanya mempunyai distribusi.

i. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan sebagai pertimbangan dalam

pemilihan alat uji statistik yang tepat untuk menentukan apakah data

yang digunakan dalam penelitian dari masing-masing variabel

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov

Smirnov merupakan suatu pengujian untuk menguji keselarasan

data, dimana suatu sampel dikatakan terdistribusi normal atau tidak

terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih

besar dari 0,05, maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai

signifikansi yang dihasilkan sama dengan atau lebih kecil dari 0,05,

maka data tidak terdistribusi normal (Ghozali, 2013).

Untuk lebih meyakinkan hasil pengujian, dalam penelitian ini

juga akan dilakukan uji Probability Plots. Cara mendeteksi

normalitas ini adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis


36

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika

data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,

2013).

ii. Uji Multikolonieritas

Menurut (Ghozali, 2013), model regresi yang baik tidak ada

korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independennya.

Tujuan dari uji multikolonieritas adalah menguji apakah pada sebuah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem multikolonieritas

(multikol). Multikolonieritas dapat dilihat pada tolerance value dan

Variance Inflation Factor (VIF), jika tolerance value > 0,10 dan VIF

< 10 maka tidak terjadi multikolonieritas dan sebaliknya.

iii. Uji Autokorelasi

Menurut (Ghozali, 2013), model regresi yang baik tidak ada

korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independennya.

Tujuan dari uji multikolonieritas adalah menguji apakah pada sebuah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem multikolonieritas

(multikol). Multikolonieritas dapat dilihat pada tolerance value dan

Variance Inflation Factor (VIF), jika tolerance value > 0,10 dan VIF

< 10 maka tidak terjadi multikolonieritas dan sebaliknya.


37

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

(t) dengan kesalahan pengganggu pada periode (t-1)

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat

menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Pengambilan keputusan

ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut

(Santoso, 2012):

1. Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi

positif.

2. Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi.

3. Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi

negatif .

iv. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2013), uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.


38

Menurut (Ghozali, 2013), dasar analisis untuk menentukan ada

atau tidaknya heteroskedastisitas dengan scatterplot yaitu :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu

pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas

dan dibawah angka nol pada sumbu y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup

signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil

ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk

menginterpretasikan hasil grafik plot (Ghozali, 2011).

Untuk mengatasi kelemahan dari grafik plots tersebut, maka

dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji statistik untuk menjamin

keakuratan hasil pengujian. Uji statistik yang dipilih adalah uji

Glejser, dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui

uji Glejser adalah :

1) Apabila sig < 0,05, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Apabila sig > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


39

3. Uji Hipotesis

Dalam bagian ini dijelaskan cara pengujian hipotesis dengan menggunaka

n 4 pengujian, yaitu Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji Statistik F dan Uji

Statistik T dan Analisis Regresi Linier Berganda

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

b. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

Pada pengujian ini juga menggunakan tingkat signifikansi sebesar

5% atau 0.05.

Kriteria pengujiannya adalah apabila F hitung > F tabel maka

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara

simultan terhadap variabel dependen begitupun sebaliknya. Dan

apabila nilai signifikan < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa


40

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara

simultan terhadap variabel dependen begitu pula sebaliknya.

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang

signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Untuk melihat nilai dari hasil pengujian ini, dilakukan

dengan penilaian berdasarkan nilai signifikansi. Jika tingkat

signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Dan jika tingkat signifikan

< 0,05 maka hipotesis diterima.

d. Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda

(multiple regression analysis). Analisis ini digunakan karena

penelitian ini menganalisis pengaruh antara satu variabel dependen

dengan beberapa variabel independen. Variabel dependen adalah

Agresivitas Pajak, sedangkan variabel independennya yaitu Return

on Asset, Likuiditas dan Leverage.

Alat analisis regresi berganda digunakan untuk melihat

pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen

maka digunakan analisis regresi berganda (multiple regression)

dengan tingkat kepercayaan 0,005 atau 5%. Model regresi linear

berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
41

Ag = α + β1.Re + β2.Li + β3.Le + e

Keterangan :

Ag : Agresivitas pajak

α : Koefisien konstanta

β : Koefisien regresi variabel independen

Re : Return on Asset

Li : Likuiditas

Le : Leverage

e : Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam

penelitian
BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan

keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014-2018.

Dengan jumlah populasi sebanyak 130 data observasi. Pemilihan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria tertentu.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan bab III, diperoleh jumlah sampel

sebanyak 26 peruasahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dengan

data observasi sebanyak 130 data observasi.

Tabel 4.1
Penentuan Kriteria dalam Pemilihan Sampel

No Kriteria Total
Data perusahaan manufaktur sub barang konsumsi yang
1 52
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2014 – 2018.
Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode tahun
2 -13
2014 - 2018.
Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data variabel
3 penelitian pada laporan keuangan tahunan selama periode -13
2014 – 2018.
Perusahaan Subsektor properti dan real estate yang mengalami outlier
4 -4
pada data penelitian
Sampel 22
Periode Tahun 5
Jumlah Data Sampel 110
Sumber : Data Diolah, 2019

42
43

Dari hasil pemilihan sampel diatas, diketahui bahwa sampel perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama tahun 2014-2018 berjumlah sebanyak 26 perusahaan. Jadi

sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 22 perusahaan dengan data

observasi sebanyak 110 data observasi. Perusahaan yang menjadi objek penelitian

dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Data Sampel

No Kode Nama Perusahaan


1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk
2 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
3 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
4 CINT PT. Chitose Internasional Tbk
5 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk
6 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
7 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
9 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
10 KINO PT. Kino Indonesia Tbk
11 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
12 MERK PT. Merck Tbk
13 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
14 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
15 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk
16 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
17 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk
18 SKLT PT. Sekar Laut Tbk
44

No Kode Nama Perusahaan


19 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
20 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry & Tea Tbk
21 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
22 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk
Sumber : Data Diolah, 2019

B. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan dari data-data yang telah diperoleh, selanjutnya akan ditinjau

secara deskriptif yaitu memberikan gambaran deskripsi suatu data secara umum

mengenai nilai minimum, maksium, rata-rata(mean) dan standar deviasi dari

variabel-variabel yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi Return on Assets, Likuiditas, dan Leverage sebagai variabel independen,

sedangkan Agresivitas Pajak sebagai dependen.

Berikut ini hasil uji statistic yang diolah menggunakan SPSS 16 maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
ROA 110 .0065 .9210 .123226 .1329216
Likuiditas 110 .5139 5.9186 2.260875 1.2153995
Leverage 110 .1406 .7518 .410926 .1603602
AgresivitasPajak 110 .0109 .5957 .246915 .0682244
Valid N (listwise) 110
(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)
45

Berdasarkan hasil uji deskriptif pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah

sampel (N) sebanyak 22 perusahaan pmanufaktur sektor industri barang

konsumsi dengan data sebanyak 110 dan didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Pengukuran variabel pertama yaitu Return on Assets yang memiliki

hasil yaitu menunjukan nilai minimum 0,0065 yaitu PT. Budi Starch &

Sweetener Tbk tahun 2015 dan nilai maksimum 0,9210 yaitu PT.

Merck Tbk pada tahun 2018 dengan nilai rata-rata (mean) dalam ROA

sebesar 0,123226 dan standar deviasinya bernilai 0,1329216.

2. Sedangkan variabel kedua yaitu hasil analisis Likuiditas menunjukan

nilai minimum 0,5139 yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada

tahun 2014 dan nilai maksimum 5,9186 yaitu PT. Wismilak Inti

Makmur Tbk dengan nilai rata-rata (mean) dalam Likuiditas 2.260875

dan nilai standar deviasinya bernilai 1,2153995.

3. Pengukuran selanjutnya pada variabel ketiga yaitu Leverage yang

menunjukan nilai minimum 0,1406 yaitu PT. Ultra Jaya Milk Industry

& Tea Tbk pada tahun 2018 dan nilai maksimum 0,7518 yaitu PT.

Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2014 dengan nilai rata-rata

(mean) dalam Leverage sebesar 0,410926 dan standar deviasinya

bernilai 0,1603602.

4. Pengukuran selanjutnya pada variabel keempat yaitu Agresivitas Pajak

yaitu menunjukan nilai minimum 0,0109 yaitu PT. Merck Tbk pada

tahun 2018 dan nilai maksimum 0,5957 yaitu PT. Budi Starch &
46

Sweetener Tbk pada tahun 2015 dengan nilai rata-rata (mean) dalam

Agresivitas sebesar 0,246915 dan standar deviasinya bernilai 0.682244.

C. Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digambarkan adalah data sekunder maka untuk

menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi

klasik yang digunakan yaitu Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji

Heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Hasil uji normalitas menggunakan analisis grafik

yaitu dengan menggunakan grafik histogram yang menunjukkan bahwa

grafik memberikan pola distribusi normal adalah terlihat pada garis titik-titik

menyebar mendekati dari garis diagonal.

Nilai ini diperkuat dengan menggunakan uji normalitas Kolomogrov-

Smirnov. Uji Kolomogrov-Smirnov dilakukan dengan ketentuan: jika nilai

signifikansi Kolomogrov-Smirnov lebih besar dari nilai signifikansi yang

telah ditetapkan, maka data terdistribusi secara normal. Dasar untuk

pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :


47

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov – Smirnov)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 110
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .06249574
Most Extreme Absolute .123
Differences Positive .103
Negative -.123
Kolmogorov-Smirnov Z 1.289
Asymp. Sig. (2-tailed) .072
(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)

Pada tabel 4.4 diatas menunjukan besarnya nilai Kolmogorov– Smirnov

adalah 1,289 dan signifikan pada 0,072. Karena nilai signifikansi

Asiymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari tingkatan signifikan 0.072, maka

dapat disimpulkan bahwa data residual pada model regresi ini terdistribusi

secara normal.

2. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. (Ghozali,

2013). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model


48

regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan variance inflation factor (VIF).

Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat dibawah ini

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
ROA .920 1.087
Likuiditas .300 3.332
Leverage .287 3.481
(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)

Hasil uji multikolonieritas yang disajikan pada tabel 4.5 diatas

menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai toleransi diatas 0,10 dan

dengan nilai VIF dibawah 10. Maka bisa disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel dalam model regresi ini.

3. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi

maka disebut ada problem autokorelasi. Adapun uji yang dapat digunakan

untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin

Watson (D-W Stat) berikut pada tabel 4.6:


49

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .401a .161 .137 .0633739 1.547

a. Predictors: (Constant), Leverage, ROA, Likuiditas

b. Dependent Variable: AgresivitasPajak

(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)

Nilai DW sebesar 1,547 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel

dengan menggunakan signifikansi nilai dl -2 dan du +2. Oleh karena nilai

DW 1,547 lebih besar dari batas bawah (dua) 2 dan lebih besar dari 0, maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menyatakan bahwa tidak ada

autokolerasi positif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokolerasi.

4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika hal itu tetap maka disebut homokedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Data yang baik adalah apabila tidak

terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas

dilakukan melalui analisis grafik scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar tanpa memiliki pola tertentu, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas


50

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Berikut ini adalah

gambar scatterplot dari hasil pengujian heteroskedastisitas.:

(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)

Gambar 4.1
Data Uji Scatterplot

Dari hasil gambar 4.1 terlihat penyebaran residual adalah tidak teratur.

Hal tersebut dapat terlihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk

pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak

terjadi heteroskedastisitas.

5. Uji Kesesuaian Model

a) Koefisien Determinasi (R²)

Konfisien determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Nilai R² terletak

antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R²≤ 1). Tujuan menghitung konfisien


51

determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Dari hasil analisa diperoleh hasil yang ditunjukkan

pada table 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .401a .161 .137 .0633739
a. Predictors: (Constant), Leverage, ROA, Likuiditas
b. Dependent Variable: AgresivitasPajak
(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0.137.

Hal ini menunjukan bahwa hanya sebesar 13,7% Struktur Modal pada

sektor industri barang konsumsi dapat dijelaskan oleh ketiga variabel

independen. Sedangkan sisanya 86,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain

diluar model.

b) Uji Kesesuaian Model (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan pengaruh

variabel independen (Return on assets, Likuiditas, Leverage) terhadap

variabel dependen (Agresivitas Pajak) dengan melihat nilai signifikan

F. Jika nilai signifikan F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternative

tidak akan ditolak atau dengan α = 5 % variabel independen secara

statistik mempengaruhi variabel dependen atau membandingkan nilai


52

Ftabel dan Fhitung. Nilai Ftabel sebesar 2,69 didapat dengan rumus degree

of freedom (df), dengan rumus sebagai berikut.

df 1 = jumlah variabel – 1

df 1 = 4 – 1 = 3

df 3 = jumlah sampel – variabel independen

df 3 = 110 – 3 = 107

Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan (Uji-F)

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression .082 3 .027 6.775 .000a
Residual .426 106 .004
Total .507 109
a. Predictors: (Constant), Leverage, ROA, Likuiditas
b. Dependent Variable: Agresivitas Pajak
(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)

Dari uji F didapati nilai F hitung sebesar 6.775, lebih besar dari pada F

tabel yaitu 2,69 dan probabilitas 0.000 Karena F hitung lebih besar dari

F tabel dan probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α=5%), maka model

penelitian ini layak untuk digunakan dalam memprediksi variabel

struktur modal. Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

struktur modal atau dapat dikatakan bahwa Likuiditas, Profitabilitas,

Struktur Aset, Resiko Bisnis dan Pajak berpengaruh terhadap struktur

modal.
53

c) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila tingkat

signifikan yang diperoleh (P-Value) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat

ditolak atau dengan a = 5 % variabel independen tersebut berhubungan

secara statistik terhadap variabel dependen. Uji t ini pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh suatu variabel penjelas (independen) secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .195 .047 4.121 .000

ROA -.207 .048 -.403 -4.348 .000

Likuiditas .009 .009 .156 .958 .340

Leverage .141 .071 .331 1.997 .048

a. Dependent Variable: AgresivitasPajak


(Sumber : Data diolah melalui SPSS 16, 2019)

Berdasarkan hasil pengolahan pada tabel 4.9 di atas, diketahui derajat

kebebasan df = n-k-1 atau 110-3-1=106 (n adalah jumlah sampel dan

k adalah jumlah variabel independen) maka dapat diperoleh t tabel


54

sebesar 1,9826. Secara statistik membuktikan pernyataan sebagai

berikut:

a) Pada model pertama, nilai t hitung variabel return on asset 4,348

lebih kecil dari t tabel yaitu 1,9826, hal ini berarti hipotesis ditolak

(H1 diterima). Selain itu nilai signifikannya 0,000 lebih kecil dari

0,05 (α=5%) sehingga variabel return on assets berpengaruh

signifikan negatif terhadap agresivitas pajak.

b) Pada model pertama, nilai t hitung variabel Likuiditas sebesar

0,958 lebih kecil dari t tabel 1,9826, hal ini berarti hipotesis

diterima (H2 ditolak). Selain itu nilai signifikan 0,340 lebih besar

dari 0,05 (α=5%) sehingga variabel likuiditas tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap agresivitas pajak.

c) Pada model ketiga, nilai t hitung variabel leverage 1,997 lebih

besar dari t tabel yaitu 1,9826, hal ini berarti hipotesis diterima (H3

diterima). Selain itu nilai signifikannya 0,048 lebih kecil dari 0,05

(α=5%) sehingga struktur asset berpengaruh signifikan positif

terhadap agresivitas pajak.

6. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian liner berganda digunakan untuk menghitung parameter-

parameter estimasi dan untuk melihat apakah ada atau tidaknya hubungan

antara variabel-variabel tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menguji

pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen maka

digunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan tingkat


55

kepercayaan 0,005 atau 5%. Model regresi linear berganda yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = 0,195 - 0,207X1 + 0,009X2 + 0,141X3 + e

a. Konstanta sebesar 0,195 menyatakan bahwa jika return on assets,

likuiditas, leverage adalah nol, maka besarnya agresivitas pajak

adalah sebesar 0,195.

b. Nilai koefisien regresi return on assets sebesar -0,207 berarti

terdapat hubungan negatif dengan struktur modal. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap perubahan jumlah return on asset

sebesar satu, maka akan diikuti oleh peningkatan agresivitas pajak

sebesar -0,207 dengan asumsi variabel yang lainnya tetap.

c. Nilai koefisien regresi likuiditas sebesar 0,009 berarti terdapat

hubungan postif dengan struktur modal. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap perubahan jumlah likuiditas sebesar satu, maka akan

diikuti oleh peningkatan agresivitas pajak sebesar 0,009 dengan

asumsi variabel yang lainnya tetap.

d. Nilai koefisien regresi leverage sebesar 0,141 berarti terdapat

hubungan positif dengan agresivitas pajak. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap perubahan jumlah leverage sebesar satu, maka akan

diikuti oleh peningkatan agresivitas pajak sebesar 0,141 dengan

asumsi variabel yang lainnya tetap.


56

D. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama (H1)

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa return on assets berpengaruh

terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil analisa regresi yang disajikan

dalam tabel 4.10, diperoleh koefisien regresi untuk variabel return on assets

sebesar 0,207 dan nilai t hitung 4,348 lebih besar dari t tabel 1.9826 dengan

signifikansi 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Hasil ini

menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh siginfikan negatif

terhadap agresivitas pajak. Dengan demikian H1 diterima.

2. Hipotesis Kedua (H2)

Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil analisa

regresi yang disajikan dalam tabel 4.10, diperoleh koefisien regresi untuk

variabel likuiditas sebesar 0,009 dan nilai t-hitung 0,958 lebih kecil dari t-

tabel yaitu 1,9826 dengan signifikansi 0,340 lebih besar dari tingkat

signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap agresivitas pajak. Dengan demikian H2 ditolak.

3. Hipotesis Ketiga (H3)

Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa leverage asset berpengaruh

signifikan positif terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil analisa

regresi yang disajikan dalam tabel 4.10, diperoleh koefisien regresi untuk

variabel struktur asset yaitu 0,141 dan nilai t hitung 1,997 lebih besar dari t

tabel 1,9826 dengan signifikansi 0,048 lebih kecil dari tingkat signifikansi
57

5%. Hasil ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan postif

terhadap agresivitas pajak. Dengan demikian H3 diterima.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan uraian-uraian yang telah dipaparkan,

dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Return on assets berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. return on

assets merupakan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari

operasionalnya. Perusahaan tidak perlu menambah besaran hutang dari

perusahaan tersebut. Laba ditahan digunakan sebagai pilihan utama dalam

pembiayaan perusahaan sehingga dalam struktur modal penggunaan hutang

akan semakin rendah.

2. Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Peningkatan rasio atas kas yang berlebih akibat dari perolehan pendapatan

laba perusahaan. Tetapi posisi yang semakin likuid juga menjadikan peluang

bagi perusahaan untuk memperoleh dukungan finansial dari pihak luar.

3. Leverage berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak yang menunjukkan

bahwa perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi, maka perusahaan

identik akan melakukan agresivitas pajak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu sektor saja. Diharapkan untuk

penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih luas yaitu pada

58
59

semua sektor perusahaan yang terdaftar agar dapat dijadikan acuan untuk

melakukan generalisasi pada semua jenis perusahaan.

2. Pengukuran pada variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan

proksi ROA. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat

menggunakan proksi lainnya, seperti ROE, margin laba, atau ROI.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku & Jurnal:

Agus, P. (2016). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba dan Kopensasi


Rugi Fiskal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada Perusahaan
Pertanian dan Pertambangan.

Alfiyani, N. (2013). Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga dan Corporate


Governace Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Universitas Diponegoro :
Semarang.

Anita, F., Basri, Y., & Julita, J. (2015). PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK (Studi Empiris Pada
Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Riau, 2(2), 34024.

Ardyansah, D., & Z. (2014). Pengaruh size, leverage, capital intensity ratio dan
komisaris independen terhadap effective tax rate (ETR). 3, No 2 1,9.

Brigham, E.F., dan J. H. (2010). Manajemen Keuangan. (Indonesia (ed.);


Kedelapan). Erlangga.

Budianti, I., Nazar, M. R., & Kurnia. (2018). Pengaruh Return on Asset,
Leverage, Komisaris Independen dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Agresivitas Pajak. E-Proceeding of Management, 98(3), 426–438.
https://doi.org/10.3732/ajb.1000298

Dewinta, I.A.Y., & Setiawan, P. E. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan, umur


perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap tax
avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14, No.3, 1584-1613.

Dharma, M.S., & Ardiana, P. A. (2016). Pengaruh leverage, intensitas aset tetap,
ukuran perusahaan, dan koneksi politik terhadap tax avoidance. E-Jurnal
Akutansi Universitas Udayana, 15, No.1, 584-613.

Fadila, M., Rasuli, M., & Rusli, R. (2016). PENGARUH RETURN ON ASSET,
LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN KOMPENSASI RUGI FISKAL,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KONEKSI POLITIK
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015). Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 1671–1684.

60
61

Fadli, I., Ratnawati, V., & Kurnia, P. (2016). PENGARUH LIKUIDITAS,


LEVERAGE, KOMISARIS INDEPENDEN, MANAJEMEN LABA,DAN
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2013). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Riau, 3(1), 1205–1219.

Frank, M., Lynch, L., dan Rego, S. (2009). “Tax Reporting Aggressiveness and
Its Relation to Aggressive Financial Reporting.” The Accounting Review, 84,
Hal: 467-496.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.

_____, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


(Ketujuh). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harnovinsah dan Septyana Mubarakah. (2016). Dampak Tax Accounting Choices


Terhadap Tax Aggressive. Dampak Tax Accounting Choices Terhadap Tax
Aggressive.

Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. CAPS (Central for Academic


Publishing Service).

Hidayat, K., Ompusunggu, A. P., Suratno, H., Akuntansi, M., Pancasila, U.,
Sawah, J. S., & Hidayat, K. (2016). Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Insentif Pajak Sebagai
Pemoderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi, 2(2), 39–58.

Hlaing, Khin Phyo. (2012). Organizational Architecture of Multinational and Tax


Aggressiveness. Summer Paper, University of Waterloo, Canada.

I Dewa, A. R. (2015). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility


Terhadap Agresivitas Pajak.

Irianto, H. R. & E. S. (2014). Pengantar Ilmu Pajak Kebijakan dan Implementasi


di Indonesia. PR Rajagrafindo Persada.

Junilla Hadi dan Yenni Mangoting. (2015). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan
Karakteristik Dewan Terhadap Agresivitas Pajak.

Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada.

______ (2018). Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada.


62

Kurniasih Tommy dan Sari, M. R. (2013). Pengaruh Return On Assets, Leverage,


Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal
pada Tax.

Lanis, R., ; Richardson, G. (2012). Corporate Social Responsibility and Tax


Aggressiveness: (A Test Legitimacy Theory). Journal of Accounting,
Auditing & Accountability, 26(1).

Mahmudi. (2016). Analisa Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN.

Pohan ; Chairil, A. (2013). Manajemen Perpajakan. Gramedia Pustaka Utama.

Purwanto, A., Yusralaini, Y., & Susilatri, S. (2016). Pengaruh Likuiditas,


Leverage, Manajemen Laba, Dan Kopensasi Rugi Fiskal Terhadap
Agresivitas Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Pertanian Dan Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 3(1), 580–594.

Putri Amainda Kamila. (2015). Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan


Keuangan dan Agresivitas Pajak.

Samryn, L. M. (2015). Pengantar Akuntansi: Mudah Membantu Jurnal dengan


Pendekatan Siklus Transaksi. Rajawali Pers.

Shella, A. (2017). Pengaruh Return on Asset, Leverage dan Ukuran Perusahan


Terhadap Penghindaraan Pajak.

Siagian, S. P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


ALFABETA.

_________ (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. ALFABETA.

Sujarweni, V. W. (2015). Akuntansi Sektor Publik : Teori, Aplikasi, Konsep.


Pustaka Baru Press.

_______________. (2016). Kupas Tuntas Penelitian Akuntansi dengan SPSS.


Pustaka Baru Press.

Sukmawati, F., & Rebecca, C. (2016). Pengaruh Likuiditas dan Leverage terhadap
Agresivitas Pajak Perusahaan. Conference on Management and Behavioral
Studies, 498–509.

Suyanto, K. D., & Supramono. (2012). Likuiditas, Leverage, Komisaris


Independen, Dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.
63

Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Dan Manajemen Laba


Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan, 16(2), 167–177.
http://jurkubank.wordpress.com

Tania, L. (2015). Pengaruh Likuiditas, Manajemen Laba dan Corporate


Governance Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.

Tiaras, I., & Wijaya, H. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba,
Komisaris Independen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak.
Jurnal Akuntansi, 19(3), 380. https://doi.org/10.24912/ja.v19i3.87

Waluyo, W., & Doktoralina, C. M. (2018). Factors affecting tax avoidance


through thin capitalisation: Multinational enterprises in Indonesia.
International Journal of Management and Business Research, 8(3), 210–216.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3436024

Wijaya, I. T. dan H. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba


Komisaris Independen dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak.

Yoehana, M. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap


Agresivitas Pajak. Skripsi Universitas Diponegoro, 4(2), 1–62.

Yulfaida & Zulaikah. (2012). Pengaruh size, profitabilitas, profile, leverage dan
ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosia.

Sumber Website:

www.idx.co.id

www.investigasi.tempo.co/toyota

www.kemenperin.go.id/artikel/19213/Pertumbuhan-Melonjak,-Industri-Manufaktur-
Berkontribusi-Hingga-20-Persen

www.kemenperin.go.id/Industri-Manufaktur-Setor-Pajak-Terbesar-Hingga-Rp-
103-Triliun.

www.liputan6.com/bisnis/read/2469089/2000-perusahaan-asing-gelapkan-pajak-
selama-10-tahun

www.pajak.go.id/article/pajak-untuk-pembangunan-infrastruktur-negeri
Lampiran 1
Variabel Return On Asset (X1)

Tahun Kode Nama Laba Bersih Total Asset ROA

2014 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.0614


31,021 504,865
2015 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.0503
32,839 653,224
2016 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.0729
55,951 767,479
2017 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.0455
38,242 840,236
2018 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.0601
52,958 881,275
2014 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.0115
28,524 2,476,982
2015 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.0065
21,072 3,265,953
2016 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.0118
34,624 2,931,807
2017 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.0155
45,691 2,939,456
2018 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.0149
50,467 3,392,980
2014 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.0319
41,001 1,284,150
2015 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.0717
106,549 1,485,826
2016 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.1751
249,697 1,425,964
2017 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.0771
107,421 1,392,636
2018 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.0793
92,650 1,168,956
2014 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.0923
33,709 365,092
2015 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.0770
29,478 382,807
2016 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.0516
20,619 399,337
2017 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.0622
29,648 476,578
2018 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.0276
13,554 491,382
2014 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.0655
80,929 1,236,247
2015 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.0784
107,894 1,376,278
2016 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.0993
152,083 1,531,366

64
Tahun Kode Nama Laba Bersih Total Asset ROA

2017 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.0989


162,249 1,640,886
2018 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.1192
200,652 1,682,822
2014 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.0927
5,395,293 58,220,600
2015 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.1016
6,452,834 63,505,413
2016 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.1060
6,672,682 62,951,634
2017 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.1162
7,755,347 66,759,930
2018 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.1128
7,793,068 69,097,219
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2014 ICBP 0.1016
k 2,531,681 24,910,211
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2015 ICBP 0.1101
k 2,923,148 26,560,624
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2016 ICBP 0.1256
k 3,631,301 28,901,948
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2017 ICBP 0.1647
k 5,206,561 31,619,514
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2018 ICBP 0.1876
k 6,446,785 34,367,153
2014 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.0599
5,146,323 85,938,885
2015 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.2734
25,107,538 91,831,526
2016 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.0591
4,852,481 82,174,515
2017 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.0577
5,097,264 88,400,877
2018 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.0514
4,961,851 96,537,796
2014 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.0797
236,531 2,968,185
2015 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.3363
1,088,431 3,236,224
2016 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.0589
271,598 4,612,563
2017 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.0544
331,708 6,096,149
2018 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 401,793 9,460,427 0.0425

2014 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.0559


104,161 1,863,381
2015 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.0819
263,031 3,211,235

65
Tahun Kode Nama Laba Bersih Total Asset ROA

2016 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.0551


181,110 3,284,504
2017 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.0339
109,696 3,237,595
2018 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.0418
150,116 3,592,164
2014 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1707
2,121,091 12,425,032
2015 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1502
2,057,694 13,696,417
2016 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1544
2,350,885 15,226,009
2017 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1476
2,453,251 16,616,239
2018 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1376
2,497,262 18,146,206
2014 MERK PT. Merck Tbk 0.2532
181,472 716,600
2015 MERK PT. Merck Tbk 0.2222
142,545 641,647
2016 MERK PT. Merck Tbk 0.2068
153,843 743,935
2017 MERK PT. Merck Tbk 0.1708
144,677 847,007
2018 MERK PT. Merck Tbk 0.9210
1,163,324 1,263,114
2014 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.3563
794,883 2,231,051
2015 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.2397
503,624 2,100,853
2016 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.4306
979,530 2,275,038
2017 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.5267
1,322,067 2,510,078
2018 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.4239
1,224,807 2,889,501
2014 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.0398
409,825 10,291,108
2015 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.1102
1,250,233 11,342,716
2016 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.1075
1,388,676 12,922,422
2017 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.1466
2,186,885 14,915,850
2018 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.1354
2,381,942 17,591,706
2014 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.0154
2,658 172,737
2015 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.0193
3,087 159,952

66
Tahun Kode Nama Laba Bersih Total Asset ROA

2016 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.0308


5,146 167,062
PYF
2017 PT. Pyridam Farma Tbk 0.0447
A 7,127 159,564
2018 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.0452
8,447 187,057
2014 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.0880
188,578 2,142,894
2015 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.1000
270,539 2,706,324
2016 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.0958
279,777 2,919,641
2017 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.0297
135,364 4,559,574
2018 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.0289
127,171 4,393,810
2014 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.1372
89,116 649,534
2015 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.0525
40,151 764,484
2016 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.0225
22,545 1,001,657
2017 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.0159
25,880 1,623,027
2018 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.0090
15,954 1,771,366
2014 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.0497
16,481 331,575
2015 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.0532
20,067 377,111
2016 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.0363
20,646 568,240
2017 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.0361
22,971 636,284
2018 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.0428
31,954 747,294
2014 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.0941
174,314 1,853,235
2015 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.2615
544,474 2,082,097
2016 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.0742
162,060 2,185,101
2017 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.0758
179,126 2,361,807
2018 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.0708
173,049 2,445,143
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2014 ULTJ 0.0971
Tbk 283,361 2,917,084

67
Tahun Kode Nama Laba Bersih Total Asset ROA

PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea


2015 ULTJ 0.1478
Tbk 523,100 3,539,996
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2016 ULTJ 0.1674
Tbk 709,826 4,239,200
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2017 ULTJ 0.1388
Tbk 718,402 5,175,896
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2018 ULTJ 0.1263
Tbk 701,607 5,555,871
2014 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.4150
5,926,720 14,280,670
2015 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.3720
5,851,805 15,729,945
2016 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.3816
6,390,672 16,745,695
2017 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.3705
7,004,562 18,906,413
2018 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.4666
9,109,445 19,522,970
2014 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.0843
112,305 1,332,908
2015 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.0976
131,081 1,342,700
2016 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.0785
106,290 1,353,634
2017 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.0331
40,590 1,225,712
2018 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.0407
51,143 1,255,574

68
Lampiran 1
Variabel Likuiditas (X2)

Asset Wajiban Current


Tahun Kode Nama
Lancar Lancar Rasio

2014 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 1.5353


240,896 156,900
2015 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 1.3860
276,323 199,364
2016 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 1.6351
319,614 195,466
2017 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 1.2015
294,244 244,888
2018 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 1.3877
364,138 262,397
2014 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 1.0459
988,526 945,117
2015 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 1.0008
1,492,365 1,491,109
2016 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 1.0014
1,092,360 1,090,816
2017 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 1.0074
1,027,489 1,019,986
2018 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 1.0032
1,472,140 1,467,508
2014 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1.4656
1,053,321 718,681
2015 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1.5347
1,253,019 816,471
2016 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 2.1893
1,103,865 504,209
2017 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 2.2244
988,480 444,383
2018 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 5.1130
809,166 158,256
2014 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 3.0782
204,632 66,478
2015 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 3.4808
204,899 58,866
2016 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 3.1603
195,009 61,705
2017 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 3.1900
210,585 66,015
2018 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 2.7083
219,578 81,076
2014 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 5.1813
925,294 178,583
2015 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 3.5229
1,043,830 296,298
2016 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 2.8549
1,068,967 374,428

69
Asset Wajiban Current
Tahun Kode Nama
Lancar Lancar Rasio

2017 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 2.6621


1,175,656 441,623
2018 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 2.8890
1,203,372 416,538
2014 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 1.6202
38,532,600 23,783,134
2015 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 1.7704
42,568,431 24,045,086
2016 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 1.9379
41,933,173 21,638,565
2017 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 1.9355
43,764,490 22,611,042
2018 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 2.0581
45,284,719 22,003,567
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2014 ICBP 2.1832
k 13,603,527 6,230,997
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2015 ICBP 2.3260
k 13,961,500 6,002,344
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2016 ICBP 2.4068
k 15,571,362 6,469,785
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2017 ICBP 2.4283
k 16,579,331 6,827,588
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2018 ICBP 1.9517
k 14,121,568 7,235,398
2014 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1.8074
40,995,736 22,681,686
2015 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1.7053
42,816,745 25,107,538
2016 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1.5081
28,985,443 19,219,441
2017 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1.5227
32,948,131 21,637,763
2018 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 33,272,618 31,204,102 1.0663
2014 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 2.3870
2,040,431 854,812
2015 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 1.9302
2,100,922 1,088,431
2016 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 1.7137
2,906,737 1,696,209
2017 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 1.5455
3,662,090 2,369,507
2018 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 1.4227
5,369,547 3,774,304
2014 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.8149
888,633 1,090,455
2015 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 1.6188
2,089,897 1,291,022

70
Asset Wajiban Current
Tahun Kode Nama
Lancar Lancar Rasio

2016 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 1.5369


1,876,158 1,220,778
2017 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 1.6539
1,795,405 1,085,566
2018 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 1.5011
1,975,979 1,316,323
2014 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 3.4036
8,120,805 2,385,920
2015 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 3.6978
8,748,492 2,365,880
2016 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 4.1311
9,572,530 2,317,162
2017 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 4.5089
10,042,739 2,227,336
2018 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 4.6577
10,648,288 2,286,167
2014 MERK PT. Merck Tbk 4.5859
595,339 129,820
2015 MERK PT. Merck Tbk 3.6522
483,680 132,436
2016 MERK PT. Merck Tbk 4.2166
508,615 120,622
2017 MERK PT. Merck Tbk 3.0810
569,890 184,971
2018 MERK PT. Merck Tbk 1.3719
973,310 709,437
2014 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.5139
816,494 1,588,801
2015 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.5842
709,955 1,215,227
2016 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.6795
901,258 1,326,261
2017 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.8257
1,076,845 1,304,114
2018 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.7784
1,228,961 1,578,919
2014 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 2.0899
6,508,769 3,114,338
2015 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 2.3653
7,454,347 3,151,495
2016 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 2.2502
8,739,783 3,884,051
2017 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 2.3860
10,674,200 4,473,628
2018 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 2.6546
12,647,859 4,764,510
2014 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 1.6268
78,078 47,995
2015 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 1.9912
72,746 36,534

71
Asset Wajiban Current
Tahun Kode Nama
Lancar Lancar Rasio

2016 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 2.1908


83,106 37,934
2017 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 3.5228
78,364 22,245
2018 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 2.7574
91,387 33,142
2014 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 1.3664
420,316 307,609
2015 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2.0534
812,991 395,920
2016 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2.9623
949,414 320,502
2017 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2.2586
2,319,937 1,027,177
2018 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 3.5712
1,876,409 525,422
2014 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 1.4771
379,497 256,924
2015 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 1.1451
341,724 298,417
2016 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 1.1072
519,270 468,980
2017 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 1.6353
836,640 511,597
2018 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 1.3833
851,410 615,507
2014 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 1.1838
167,419 141,425
2015 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 1.1925
189,759 159,133
2016 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 1.3153
222,687 169,303
2017 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 1.2631
267,129 211,493
2018 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 1.2244
356,736 291,349
2014 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 1.7982
874,017 486,053
2015 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 4.9911
1,112,673 222,931
2016 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 5.2595
1,174,482 223,305
2017 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 4.9132
1,276,479 259,807
2018 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 5.7591
1,333,428 231,534
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2014 ULTJ 3.3446
Tbk 1,642,102 490,967

72
Asset Wajiban Current
Tahun Kode Nama
Lancar Lancar Rasio

PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea


2015 ULTJ 4.0213
Tbk 2,103,565 523,100
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2016 ULTJ 4.8436
Tbk 2,874,822 593,526
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2017 ULTJ 4.1919
Tbk 3,439,990 820,625
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2018 ULTJ 4.3981
Tbk 2,793,521 635,161
2014 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.7149
6,337,170 8,864,242
2015 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.6540
6,623,114 10,127,542
2016 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.6056
6,588,109 10,878,074
2017 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.6337
7,941,635 12,532,304
2018 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.7477
8,325,029 11,134,786
2014 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 2.2749
999,717 439,446
2015 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 2.8938
988,814 341,706
2016 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 3.3942
996,925 293,712
2017 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 5.3558
861,172 160,791
2018 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 888,980 150,202 5.9186

73
Lampiran 1
Variabel Leverage (X3)

Total Total Debt


Tahun Kode Nama
Hutang Asset Ratio

2014 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.3476


175,484 504,865
2015 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.1921
125,491 653,224
2016 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.2445
187,625 767,479
2017 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.4966
417,225 840,236
2018 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.4532
399,361 881,275
2014 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.6330
1,568,051 2,476,982
2015 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.6616
2,160,702 3,265,953
2016 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.6026
1,766,825 2,931,807
2017 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.5936
1,744,756 2,939,456
2018 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.6385
2,166,496 3,392,980
2014 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.5814
746,599 1,284,150
2015 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.5693
845,933 1,485,826
2016 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.3773
538,044 1,425,964
2017 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.3516
489,592 1,392,636
2018 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.1645
192,308 1,168,956
2014 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.2012
73,446 365,092
2015 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.1769
67,734 382,807
2016 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.1826
72,907 399,337
2017 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.1979
94,304 476,578
2018 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.2090
102,703 491,382
2014 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2215
273,816 1,236,247
2015 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2926
402,761 1,376,278
2016 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2950
451,786 1,531,366

74
Total Total Debt
Tahun Kode Nama
Hutang Asset Ratio

2017 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.3197


524,586 1,640,886
2018 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2868
482,600 1,682,822
2014 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.4293
24,991,880 58,220,600
2015 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.4015
25,497,504 63,505,413
2016 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.3715
23,387,406 62,951,634
2017 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.3681
24,572,266 66,759,930
2018 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.3468
23,963,934 69,097,219
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2014 ICBP 0.3962
k 9,870,264 24,910,211
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2015 ICBP 0.3830
k 10,173,713 26,560,624
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2016 ICBP 0.3599
k 10,401,125 28,901,948
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2017 ICBP 0.3572
k 11,295,184 31,619,514
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2018 ICBP 0.3393
k 11,660,003 34,367,153
2014 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.5203
44,710,509 85,938,885
2015 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.5304
48,709,933 91,831,526
2016 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.4653
38,233,092 82,174,515
2017 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.4672
41,298,111 88,400,877
2018 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.4829
46,620,996 96,537,796
2014 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.3898
1,157,041 2,968,185
2015 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.4246
1,374,127 3,236,224
2016 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.5076
2,341,155 4,612,563
2017 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.5780
3,523,628 6,096,149
2018 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.6452
6,103,967 9,460,427
2014 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.6445
1,200,996 1,863,381
2015 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.4467
1,434,605 3,211,235

75
Total Total Debt
Tahun Kode Nama
Hutang Asset Ratio

2016 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.4057


1,332,432 3,284,504
2017 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.3652
1,182,424 3,237,595
2018 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.3912
1,405,264 3,592,164
2014 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.2099
2,607,557 12,425,032
2015 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.2014
2,758,131 13,696,417
2016 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1814
2,762,162 15,226,009
2017 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1638
2,722,208 16,616,239
2018 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.1571
2,851,611 18,146,206
2014 MERK PT. Merck Tbk 0.2273
162,909 716,600
2015 MERK PT. Merck Tbk 0.2620
168,104 641,647
2016 MERK PT. Merck Tbk 0.2168
161,262 743,935
2017 MERK PT. Merck Tbk 0.2734
231,569 847,007
2018 MERK PT. Merck Tbk 0.5897
744,833 1,263,114
2014 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.7518
1,677,254 2,231,051
2015 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.6352
1,334,373 2,100,853
2016 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.6393
1,454,398 2,275,038
2017 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.5757
1,445,173 2,510,078
2018 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.5959
1,721,965 2,889,501
2014 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.6015
6,190,553 10,291,108
2015 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.5420
6,148,256 11,342,716
2016 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.5152
6,657,166 12,922,422
2017 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.5069
7,561,503 14,915,850
2018 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.5144
9,049,162 17,591,706
2014 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.4410
76,178 172,737
2015 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.3672
58,729 159,952

76
Total Total Debt
Tahun Kode Nama
Hutang Asset Ratio

2016 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.3685


61,554 167,062
2017 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.3178
50,708 159,564
2018 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.3642
68,130 187,057
2014 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.5520
1,182,772 2,142,894
2015 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.5608
1,517,789 2,706,324
2016 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.5058
1,476,889 2,919,641
2017 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.3815
1,739,468 4,559,574
2018 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.3361
1,476,909 4,393,810
2014 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.5106
331,624 649,534
2015 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.5499
420,397 764,484
2016 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.6322
633,268 1,001,657
2017 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.3696
599,790 1,623,027
2018 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.4126
730,789 1,771,366
2014 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.5375
178,207 331,575
2015 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.5968
225,066 377,111
2016 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.4788
272,089 568,240
2017 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.5166
328,714 636,284
2018 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.5460
408,058 747,294
2014 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.3074
569,731 1,853,235
2015 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 1.0000
2,082,097 2,082,097
2016 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.1839
401,942 2,185,101
2017 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.2132
503,481 2,361,807
2018 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.1933
472,680 2,445,143
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2014 ULTJ 0.2235
Tbk 651,986 2,917,084

77
Total Total Debt
Tahun Kode Nama
Hutang Asset Ratio

PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea


2015 ULTJ 0.2097
Tbk 742,490 3,539,996
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2016 ULTJ 0.1769
Tbk 749,966 4,239,200
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2017 ULTJ 0.1890
Tbk 978,185 5,175,896
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2018 ULTJ 0.1406
Tbk 780,915 5,555,871
2014 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.6676
9,534,156 14,280,670
2015 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.6931
10,902,585 15,729,945
2016 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.7191
12,041,437 16,745,695
2017 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.7264
13,733,025 18,906,413
2018 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.6118
11,944,837 19,522,970
2014 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.3590
478,483 1,332,908
2015 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2972
398,991 1,342,700
2016 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2678
362,541 1,353,634
2017 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2020
247,621 1,225,712
2018 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.1994
250,337 1,255,574

78
Lampiran 2
Variabel Agresivitas Pajak (Y1)

Pendapata Agresivita
Tahun Kode Nama Pembayara
n Sebelum s Pajak
n Pajak
Pajak
2014 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.2527
10,490 41,511
2015 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.2566
11,336 44,175
2016 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.0922
5,685 61,636
2017 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.2516
12,853 51,095
2018 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0.2441
17,102 70,060
2014 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.3446
14,995 43,519
2015 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.5957
31,053 52,125
2016 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.2910
14,208 48,832
2017 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.2512
15,325 61,016
2018 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0.2969
21,314 71,781
2014 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.3438
21,484 62,485
2015 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.1311
16,071 122,620
2016 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.1264
36,131 285,828
2017 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.1420
17,784 125,205
2018 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0.1267
13,445 106,095
2014 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.2369
10,467 44,176
2015 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 0.2768
11,285 40,763
2016 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 28,173 0.2681
7,554
2017 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 8,671 38,319 0.2263
22,090
2018 CINT PT. Chitose Internasional Tbk 8,536 0.3864

2014 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2372


25,160 106,089
2015 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2530
36,543 144,437
2016 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 62,334 214,417
0.2907

79
Pendapata Agresivita
Tahun Kode Nama Pembayara
n Sebelum s Pajak
n Pajak
Pajak
2017 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2826
63,899 226,148
2018 DVLA PT. Darya – Varia Laboratoria Tbk 0.2646
72,192 272,844
2014 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.2525
1,822,046 7,217,339
2015 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.2527
2,182,441 8,635,275
2016 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.2529
2,258,454 8,931,136
2017 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.2569
2,681,165 10,436,512
2018 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.2563
2,686,174 10,479,242
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2014 ICBP 871,208 3,402,889
0.2560
k
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2015 ICBP 0.2710
k 1,086,486 4,009,634
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2016 ICBP 0.2722
k 1,357,953 4,989,254
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2017 ICBP 0.2421
k 1,663,388 6,869,949
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tb
2018 ICBP 0.2171
k 1,788,004 8,234,789
2014 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.2650
1,855,939 7,002,262
2015 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.0645
1,730,371 26,837,909
2016 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.3429
2,532,747 7,385,228
2017 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.3289
2,497,558 7,594,822
2018 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.3337
2,485,115 7,446,966
2014 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.2671
86,182 322,713
2015 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.0726
85,163 1,173,594
2016 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.2909
111,428 383,026
2017 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 0.2624
118,002 449,710
2018 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 175,934 577,727 0.3045
2014 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.2476
34,273 138,434
2015 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.2194
73,943 336,974

80
Pendapata Agresivita
Tahun Kode Nama Pembayara
n Sebelum s Pajak
n Pajak
Pajak
2016 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.1742
38,203 219,313
2017 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.2218
31,269 140,965
2018 KINO PT. Kino Indonesia Tbk 0.2509
50,269 200,385
2014 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.2326
642,916 2,764,007
2015 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.2437
663,187 2,720,881
2016 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.2395
740,304 3,091,189
2017 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.2431
787,935 3,241,186
2018 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0.2447
809,138 3,306,400
2014 MERK PT. Merck Tbk 0.2323
54,908 236,380
2015 MERK PT. Merck Tbk 0.2650
51,395 193,940
2016 MERK PT. Merck Tbk 0.2842
61,073 214,916
2017 MERK PT. Merck Tbk 0.0792
12,441 157,118
2018 MERK PT. Merck Tbk 0.0109
12,831 1,176,155
2014 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.2629
283,495 1,078,378
2015 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.2619
178,663 682,287
2016 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.2566
338,057 1,317,587
2017 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.2573
457,953 1,780,020
2018 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.2674
447,105 1,671,912
2014 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.2263
119,877 529,702
2015 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.2379
390,262 1,640,495
2016 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 457,007 1,845,683 0.2476
2017 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.2027
555,931 2,742,816
2018 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0.2069
621,508 3,003,450
2014 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.3683
1,550 4,208
2015 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.3223
1,468 4,555

81
Pendapata Agresivita
Tahun Kode Nama Pembayara
n Sebelum s Pajak
n Pajak
Pajak
2016 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.2704
1,907 7,053
2017 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.2575
2,472 9,599
2018 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0.2536
2,870 11,317
2014 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.2539
64,185 252,763
2015 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.2848
107,713 378,252
2016 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.2427
89,639 369,416
2017 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.2728
50,783 186,147
2018 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.3197
59,765 186,936
2014 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.1881
20,645 109,761
2015 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.2513
13,479 53,630
2016 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.2682
8,264 30,809
2017 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.1852
5,881 31,761
2018 SKBM PT.Sekar Bumi Tbk 0.2361
4,932 20,886
2014 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.2384
5,158 21,639
2015 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.2670
7,310 27,377
2016 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.1796
4,520 25,166
2017 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.1608
4,400 27,371
2018 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0.1490
5,593 37,547
2014 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 58,149 232,463 0.2501
2015 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.0663
38,648 583,122
2016 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.1926
38,648 200,708
2017 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.2631
63,957 243,083
2018 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0.2624
61,576 234,625
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2014 ULTJ 0.2449
Tbk 91,896 375,257
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2015 ULTJ 0.2534
Tbk 177,575 700,675

82
Pendapata Agresivita
Tahun Kode Nama Pembayara
n Sebelum s Pajak
n Pajak
Pajak
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2016 ULTJ 0.2388
Tbk 222,657 932,483
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2017 ULTJ 0.3060
Tbk 316,790 1,035,192
PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tea
2018 ULTJ 0.2607
Tbk 247,411 949,018
2014 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.2524
2,000,932 7,927,652
2015 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.2526
1,977,685 7,829,490
2016 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.2545
2,181,213 8,571,885
2017 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 2,367,099 9,371,661 0.2526
2018 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0.2525
3,076,319 12,185,764
2014 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2490
37,237 149,542
2015 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2634
46,882 177,963
2016 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2222
30,373 136,663
2017 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2551
13,902 54,492
2018 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0.2769
19,588 70,731

83
Lampiran 3
Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 110 .0065 .9210 .123226 .1329216


Likuiditas 110 .5139 5.9186 2.260875 1.2153995
Leverage 110 .1406 .7518 .410926 .1603602
AgresivitasPajak 110 .0109 .5957 .246915 .0682244
Valid N (listwise) 110

Lampiran 4
Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas


a. Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 110
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .06249574
Most Extreme Absolute .123
Differences Positive .103
Negative -.123
Kolmogorov-Smirnov Z 1.289
Asymp. Sig. (2-tailed) .072

84
b. Grafik Normal P-P Plot

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF

(Constant)

1 ROA .920 1.087


Likuiditas .300 3.332
Leverage .287 3.481

85
3. Hasil Uji Heterokedastisitas

4. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .401a .161 .137 .0633739 1.547

a. Predictors: (Constant), Leverage, ROA, Likuiditas

b. Dependent Variable: AgresivitasPajak

86
Lampiran 5
Uji Kesesuaian Model

1. Hasil Uji Koedfisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .401a .161 .137 .0633739
a. Predictors: (Constant), Leverage, ROA, Likuiditas
b. Dependent Variable: AgresivitasPajak

2. Uji Signifikansi Simutan (Uji F)

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression .082 3 .027 6.775 .000a
Residual .426 106 .004
Total .507 109
a. Predictors: (Constant), Leverage, ROA, Likuiditas
b. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

87
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .195 .047 4.121 .000

ROA -.207 .048 -.403 -4.348 .000

Likuiditas .009 .009 .156 .958 .340

Leverage .141 .071 .331 1.997 .048

a. Dependent Variable: AgresivitasPajak

88

Anda mungkin juga menyukai