Anda di halaman 1dari 146

PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS, DEBT

TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN


RETURN ON ASSET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2015-2020)

SKRIPSI

HALAMAN JUDUL
Oleh:
IRA YUDI FARMAWATI
1631503073

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2021
PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS, DEBT TO
EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON
ASSET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-
2020)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar


Sarjana Manajemen (S.M.)

Oleh:
IRA YUDI FARMAWATI
1631503073

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2021

ii
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:

PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS, DEBT TO


EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON
ASSET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-
2020)

Oleh:

Nama : Ira Yudi Farmawati


NIM : 1631503073

Disetujui untuk diujikan dalam sidang Skripsi


Jakarta, Juli 2021
Dosen Pembimbing

(Berlian Karlina, M.M)

iii
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ira Yudi Farmawati

Nomor Induk Mahasiswa : 1631503073

Program Studi : Manajemen

Bidang Peminatan : Manajemen Keuangan

Jenjang Studi : Strata 1


Judul : PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS, DEBT TO
EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON ASSET
TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR PLASTIK DAN
KEMASAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2015-2020)

Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui, disahkan dan direkam secara elektronik sehingga
tidak memerlukan tanda tangan tim penguji.

Jakarta, Jumat 16 Juli


2021 Tim Penguji:

Ketua : Muhammad Jusman Syah, S.E, M.M


Anggota : Retno Fuji Oktaviani, S.E, M.M
Pembimbing : Berlian Karlina, M.M
Ketua Program Studi : Yuwono, S.E, M.Si

iv
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul:
“Pengaruh Working Capital To Total Assets, Debt To Equity Ratio, Total Asset
Turn Over, dan Return On Asset Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2015-2020)”
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah sartu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Budi Luhur. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan, bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak, dari masa perkuliaan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang Tua saya, Bapak Siswanto dan Ibu AS. Suharti yang telah memberikan
kesempatan, bantuan dukungan moril dan materil.
2. Bapak Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M. selaku Rektor Universitas Budi Luhur.
3. Bapak Dr. Arief Wibowo, S.Kom, M. Kom selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Budi Luhur.
4. Bapak Yuwono,S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur.
5. Ibu Berlian Karlina, M.M selaku Dosen Pembimbing tugas akhir saya yang dengan
sabar membimbing dan memberi pengarahan dengan baik kepada saya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Bapak Muhammad Jusman Syah, S.E., M.M selaku Penguji 1 yang telah memberi
masukan dan saran dalam penelitian ini.
7. Ibu Retno Fuji Octaviani, S.E., M.M selaku Penguji 2 yang telah memberi
masukan dan saran dalam penelitian ini.

vi
8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur yang telah
memberikan ilmu selama masa perkuliahan saya.
9. Untuk saudari saya Ariska Rizki Arizona terimakasih sudah menjadi motivasi saya
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk Lukfi Murtadho terimakasih sudah menemani dan selalu mendukung saya
dalam penyusunan skripsi ini.
11. Untuk temen-temenku tersayang meliyah saputri, prily dwi, andre firmanta, acong,
odan, vanesa, dan oyonk terimakasih sudah mendukung saya dalam penyelesaian
skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 16 Juli 2021

Penulis

vii
ABSTRAKSI

Ira Yudi Farmawati


1632503073

PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS, DEBT TO EQUITY


RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan
yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2020)

(xvi halaman, 83 halaman, 2021, 4 gambar, 23 tabel, 9 lampiran)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Working Capital to Total Assets,
Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Assets terhadap Pertumbuhan
Laba. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian
ini adalah perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan Periode 2015-2020.
Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling.. Sampel berjumlah 10
perusahaan dari 14 perusahaan. Metode analisis Regresi Linier Berganda dengan alat
analisis IBM SPSS 25.0. Dari hasil pengolahan data, disimpulkan bahwa Working
Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Return On Assets tidak berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Laba, sedangkan Total Asset Turnover berpengaruh
signifikan terhadap Profit Growth.

Kata kunci: Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset
Turnover, Return On Assets, Pertumbuhan Laba.

viii
ABSTRACTION

Ira Yudi Farmawati


1632503073

THE EFFECT OF WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS, DEBT TO


EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, AND RETURN ON ASSETS ON
PROFIT GROWTH
(Empirical Study on Manufacturing Companies in the Plastic and Packaging Sub-
Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2020 Period)

(xvi page, 83 pages, 2021, 4 images, 23 tables, 9 attachments)

This study aims to determine the effect of Working Capital to Total Assets, Debt to
Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Assets on Profit Growth. This type of
research is descriptive quantitative research. The population of this research is a
Manufacturing company in the Plastic and Packaging Sub-Sector for the 2015-2020
period. The sample was taken using purposive sampling technique. The sample
consisted of 10 companies from 14 companies. Multiple Linear Regression analysis
method with IBM SPSS 25.0 analysis tool. From the results of data processing, it is
concluded that Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Return On Assets
have no significant effect on Profit Growth, while Total Asset Turnover has a
significant effect on Profit Growth.

Keywords: Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset
Turnover, Return On Assets, Profit Growth.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PEROLEHAN GELAR ....................................................................... ii
PERSETUJUAN ........................................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah ........................................................................... 7
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11


2.1 Landasan Teori .................................................................................. 11
2.1.1 Laporan Keuangan ................................................................... 11
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan .................................. 11
2.1.1.2 Tujuan laporan keuangan .......................................... 12

x
2.1.1.3 Sifat Laporan Keuangan ............................................ 12
2.1.1.4 Jenis – Jenis Laporan Keuangan................................ 13
2.1.1.5 Pihak-pihak yang memperlukan laporan keuangan ... 14
2.1.1.6 Keterbatasan Laporan Keuangan ............................... 15
2.1.2 Rasio Keuangan ....................................................................... 16
2.1.2.1 Analisis Laporan Keuangan ...................................... 16
2.1.2.2 Manfaat Rasio Keuangan .......................................... 16
2.1.2.3 Keunggulan Rasio keuangan ..................................... 17
2.1.2.4 Kelemahan Rasio Keuangan ...................................... 17
2.1.3 Pertumbuhan Laba ................................................................... 18
2.1.3.1 Pengertian Pertumbuhan Laba ................................... 18
2.1.3.2 Manfaat dan Tujuan Pertumbuhan Laba ................... 18
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Laba ........................................................................... 19
2.1.3.4 Pengukuran Pertumbuhan Laba ................................. 20
2.1.4 Working Capital to Total Assets (WCTA)............................... 21
2.1.5 Debt to Equity Ratio (DER)..................................................... 22
2.1.6 Total Asset Turnover (TATO) ................................................. 22
2.1.7 Return On Assets (ROA) ......................................................... 23
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya............................................................. 23
2.2.1 Rike Jolanda Panjaitan (2018) ................................................. 23
2.2.2 Shinta Estininghadi (2017) ...................................................... 24
2.2.3 Pungky Oktavia (2017) ............................................................ 25
2.2.4 Arif Fajar Irawan dan Sonang Sitohang (2017) ................ Error!
Bookmark not defined.
2.2.5 Lina Sari dan Bambang Purwanto (2018) ............................... 26
2.2.6 Banu Wicaksono (2017) .......... Error! Bookmark not defined.
2.3 Kerangka Teoritis .............................................................................. 32
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ................................................. 33

xi
2.4.1 Pengaruh Working Capital to Total Assets Terhadap
Pertumbuhan Laba ................................................................... 33
2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba . 33
2.4.3 Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap Pertumbuhan
Laba ......................................................................................... 33
2.4.4 Pengaruh Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba ...... 34

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 36


3.1 Tipe Penelitian .................................................................................. 36
3.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................... 36
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 37
3.4 Operasional Variabel ......................................................................... 38
3.5 Variabel Terikat (Dependent Variable) ............................................. 39
3.5.1 Pertumbuhan Laba (Y) ............................................................ 40
3.6 Variabel Bebas (Independent Variabel) ............................................ 40
3.6.1 Working Capital to Total Assets (X1) ..................................... 40
3.6.2 Debt to Equity Ratio (X2)........................................................ 41
3.6.3 Total Asset Turnover (X3)....................................................... 41
3.6.4 Return On Assets (X4)............................................................. 41
3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................... 41
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 42
3.7.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 42
3.7.3 Analisis Koefisien Korelasi ..................................................... 45
3.7.4 Analisi Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 45
3.7.5 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 46
3.8 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................. 46
3.8.1 Uji Hipotesis ............................................................................ 46
3.8.2 Uji F ......................................................................................... 47
3.8.3 Uji T ......................................................................................... 47

xii
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 49
4.1 Deskripsi Sampel Penelitian ............................................................. 49
4.1.1 Working Capital to Total Assets.............................................. 49
4.1.2 Debt to Equity Ratio ................................................................ 51
4.1.3 Total Assets Turnover.............................................................. 53
4.1.4 Return On Assets ..................................................................... 55
4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ............................................... 58
4.2.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 58
4.2.1.1 Uji Normalitas ........................................................... 59
4.2.1.2 Uji Multikolinieritas .................................................. 60
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 62
4.2.1.4 Uji Autokorelasi ........................................................ 63
4.2.2 Analisis Koefisien Korelasi ..................................................... 66
4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 68
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 69
4.2.5 Uji Hipotesis ............................................................................ 71
4.2.5.1 Uji F (Kelayakan Model)........................................... 71
4.2.5.2 Uji T........................................................................... 72
4.2.5.3 Rangkuman Hasil Penelitian ..................................... 74
4.3 Interprestasi Hasil Penelitian............................................................. 74
4.3.1 Pengaruh Working Capital to Total Assets Terhadap
Pertumbuhan Laba ................................................................... 74
4.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba . 75
4.3.3 Pengaruh Total Assets Turn Over Terhadap Pertumbuhan Laba
................................................................................................. 75
4.3.4 Pengaruh Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba ...... 76
4.4 Konsintensi Penelitian....................................................................... 76

xiii
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 78
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 78
5.2 Implikasi Manajerial ......................................................................... 78
5.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 79
5.4 Saran .................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 80


LAMPIRAN ............................................................................................................... 85

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Sebelumnya ......................................................... 27
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel ....................................................................... 37
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian ................... 38
Tabel 3.3 Operasional Variabel ................................................................................ 39
Tabel 3.4 Pedoman Koefesien Korelasi ................................................................... 45
Tabel 4.1 Tingkat Working Capital to Total Assets Perusahaan Sub Sektor Plastik
dan Kemasan Periode 2015-2020 ............................................................. 49
Tabel 4.2 Tingkat Debt to Equtiy Ratio Perusahaan Sub Sektor Plastik dan
Kemasan Periode 2015-2020 ................................................................... 51
Tabel 4.3 Tingkat Total Assets Turnover Perusahaan Sub Sektor Plastik dan
Kemasan Periode 2015-2020 ................................................................... 53
Tabel 4.4 Tingkat Return On Assets Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Periode 2015-2020 ................................................................................... 55
Tabel 4.5 Tingkat Pertumbuhan Laba Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Periode 2015-2020 ................................................................................... 57
Tabel 4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov......................................................................... 60
Tabel 4.7 Uji Multikolinnnearitas ............................................................................ 61
Tabel 4.8 Uji Gletsjer ............................................................................................... 63
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ....................................................................................... 64
Tabel 4.10 Uji Runs Test............................................................................................ 65
Tabel 4.11 Pedoman Koefisien Korelasi .................................................................... 66
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Korelasi .................................................................... 66
Tabel 4.13 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 68
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .......................................................... 69
Tabel 4.15 Hasil Uji F ................................................................................................ 72
Tabel 4.16 Uji T ......................................................................................................... 72

xv
Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Penelitian .................................................................... 74
Tabel 4.18 Konsistensi Hasil Penelitian ..................................................................... 76

xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis .................................................................................. 32
Gambar 4.1 Normal P-P Plot .................................................................................... 59
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot .................................................................................. 62
Gambar 4.3 Kurva Durbin Watson ........................................................................... 65

xvii
DAFTAR LAMIPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 LAPORAN KEUANGAN .............................................................. 86
LAMPIRAN 2 TABULASI DATA VARIABEL INDEPENDEN ....................... 110
LAMPIRAN 3 TABULASI DATA VARIABEL DEPENDEN ........................... 118
LAMPIRAN 4 HASIL UJI ASUMSI KLASIK .................................................... 120
LAMPIRAN 5 KOEFISIEN KORELASI ............................................................. 123
LAMPIRAN 6 REGRESI LINEAR BERGANDA DAN KOEFISIEN
DETERMINASI ........................................................................... 124
LAMPIRAN 7 UJI F DAN UJI T ......................................................................... 125
LAMPIRAN 8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................... 126

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan jaman telah mengubah dunia usaha menjadi lebih baik dan
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perekonomian suatu Negara telah
berubah dari yang sebelumnya agraris berubah menjadi Negara industri. Hal ini
ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam industri yang menghasilkan produk
sejenis maupun produk yang tidak sejenis. Sehubungan dengan perkembangan dunia
usaha tersebut, maka timbul lah semakin ketatnya persaingan dunia usaha sehingga
mengakibatkan banyaknya tuntutan agar kinerja perusahaan mencapai suatu tujuan
yang layak, serta mendorong manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan
efisien.
Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba.
Pertumbuhan laba dari perushaan merupakan hal yang penting bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Kemampuan manajemen perusahaan dalam menetapkan
kebijakan-kebijakan yang menyangkut kegiatan operasional perusahaan memegang
peranan penting di dalam meningkatkan laba perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
rencana yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah
satu aspek penting untuk mengimplementasikan rencana tersebut adalah rencana
pembelanjaan. Kegagalan dalam rencana pembelanjaan akan menghambat aktivitas
perusahaan. Sebaliknya, pengaturan yang tepat dalam rencana pembelanjaan akan
membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Keputusan pembelanjaan atau
keputusan pemenuhan kebutuhan dana berhubungan dengan penentuan sumber dana
yang akan digunakan dan penentuan perimbangan pembelanjaan yang baik atau
penentuan struktur modal yang optimal.
Pertumbuhan laba yang baik akan memberikan nilai bagi perusahaan serta
keuntungan bagi pemegang saham karena mereka akan mendapat dividen demikian
juga bagi manajemen yang akan mendapatkan bonus atau pencapaian laba yang
maksimal. Untuk pengukuran laba serta menganalisis akan pencapaian laba maka dapat

1
dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Didalam melakukan analisa laporan
keuangan atas laporan keuangan suatu perusahaan, maka dibutuhkan suatu teknik yang
baku dan terukur serta dapat diaplikasikan untuk semua jenis laporan keuangan.
Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan operasionalnya dan dapat terus berkembang dan juga dapat memberikan
pengembalian yang menguntungkan bagi para pemegang sahamnya. Namun dalam
persaingan yang sengit pada saat sekarang ini, tujuan tersebut tidaklah mudah dicapai.
Manajemen perusahaan dengan lebih efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan
keputusan yang tepat bagi perusahaan.
Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh
perusahaan dibandingkan dengan periode atau tahun sebelumnya. Perusahaan pasti
menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap periode
sebelumnya dan masa yang akan datang. Informasi pertumbuhan laba sangat penting
bagi pebisnis, seorang analisis keuangan, pemegang saham, ekonom dan sebagainya.
Pertumbuhan laba yang baik mengartikan bahwa perusahaan memiliki kondisi
keuangan yang baik maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan laba
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan meningkatkan laba
bersih dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba yang positif mencerminkan
bahwa perusahaan telah dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki untuk menghasilkan laba serta menunjukkan kinerja keuangan perusahaan
yang baik.
Salah satu keputusan penting yang harus dicapai para manajer perusahaan
khususnya para manajer keuangan adalah menentukan keputusan pendanaan yang
optimal dalam hal ini yakni struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal
adalah proporsi penggunaan jumlah utang dan jumalh modal yang ideal dalam
menandai kegiatan investasi dan kegiatan operasional perusahaan. Tentu saja hal ini
berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, seperti kreditur, pemegang saham, serta
pihak manajemen perusahaan sendiri.

2
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproduksi sendiri
barang-barang, yang selanjutnya barang-barang yang telah selesai diproduksi lalu
dijual. Berbeda dengan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur terjadi suatu
proses produksi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan selanjutnya
menjualnya. Pengertian bahan baku dan barang jadi dalam hal ini dilihat dari
perusahaan manufaktur itu sendiri. Barang jadi yang dihasilkan perusahaan manufaktur
dapat menjadi bahan baku untuk perusahaan manufaktur lainya dan sebaliknya (Heizer,
et al., 2018).
Agar peran perusahaan dapat berjalan secara maksimal sebagai perusahaan
manufaktur pada mestinya, perusahaan juga membutuhkan tambahan modal yang
membiayai operasional perusahaan. Salah satu upaya agar memperoleh tambahan
modal, perusahaan dapat berperan sebagai sekuritas dengan instrumen pasar modal
yeng menjual saham. Perusahaan dapat memperoleh tambahan modal salah satunya
dengan menerbitkan saham. Saham merupakan instrumen investasi yang banyak
diminati para investor karena saham mampu memberikan tingkat pengembalian.
Pasar modal merupakan salah satu sarana alternatif untuk mendapatkan sumber
dana sehingga dapat membiayai kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan yang
telah berkembang pesat akan membutuhkan dana yang besar dan seringkali dana dari
interen perusahaan sendiri tidak bisa mencukupi pembiayaan tersebut. Karena
keterbatasan ini, untuk mendapatkan tambahan dana para emiten (perusahaan)
menawarkan saham perusahaan kepada investor (pihak yang memberikan dana)
melalui penawaran umum (pasar perdana). Perusahaan yang menjual penerbitan saham
pertamanya dalam penawaran umum kepada investor disebut sebagai perusahaan go
public. Hal ini dapat disebabkan karena pada saat IPO harga saham relatif lebih murah
dibandingkan harga saham pada saat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga para
investor akan memperoleh keuntungan yang relatif besar (Himawan,2018).
Sеtіap pеrusahaan saat ini berkewajiban memberikan informasi kinerja baik
kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan pada publik. Laporan keuangan
merupakan sebuahin formasi yang mencerminkan aktivitas bisnis perusahaan

3
(Muslim et al., 2018). Bagi para stakeholders laporan keuangan merupakan sebuah
informasi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menggambil suatu keputusan
ekonomi karena memberikan informasi tentang posisi keuangan sekaligus gambaran
kinerja perusahaan (Yetty et al., 2018). Laporan keuangan juga digunakan untuk
mengukur keberhasilan perusahaan dan membantu perusahaan untuk membuat
rencana dan meramalkan posisi keuangan di masa mendatang (Syakhrun et al.,2019).
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang bisa digunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu perusahaan, salah satunya dapat dilihat dari laba
yang diperoleh Perusahaan. Laba yang maksimal dapat menjadi salah satu
indikator perusahaan mencapai keberhasilan (Olfiani & Handayani, 2019; Nurdin
et al., 2018). Rahman dan Ahmad (2018) menjelaskan bahwa harapan perusahaan
adalah bagaimana laba yang dihasilkan dapat terus meningkat karena dengan
meningkatnya laba maka dapat dikatakan kinerja perusahaan semakin membaik.
Teknik analisa laporan keuangan yang sering digunakan adalah rasio. Rasio
merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisa laporan keuangan.
Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan
memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Peningkatan laba bersih disebabkan oleh terjadinya peningkatan penjualan dan
menurunnya beban operasi yang dimiliki oleh perusahaan. Dan penurunan laba bersih
di sebabkan oleh terjadinya penurunan penjualan dan peningkatan beban operasional.
Menurunnya nilai atau naiknya kerugian perusahaan ini akan berdampak terhadap
kegiatan operasional perusahaan dan keberlangsungan hidup perusahaan.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi laba. Pertama working capital to
total asset sebagai salah satu rasio likuiditas atau rasio yang menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan
aktiva lancarnya (Kasmir, 2015). Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba
adalah debt to equity ratio yang merupakan rasio solvabilitas untuk menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dan

4
kewajiban jangka panjang. Menurut Rantika (2017), Debt to Equity Ratio merupakan
perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan
(Sudana, 2018). Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba adalah total asset
turnover yang merupakan rasio aktivitas untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan
sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan utang, dan lainnya) atau untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (Kasmir,
2015). TATO merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan
penjualan. Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola
aktivanya. Dan rasio ini juga menunjukkan bagaimana sumber daya telat dimanfaatkan
secara optimal. Faktor lain dapat mempengaruhi pertumbuhan laba adalah return on
assets yang merupakan rasio profitabilitasyang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk mencari keuntungan. Menurut Hanafi (2017) return on assets
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih yang dihitung dengan
cara membandingkan laba bersih dengan total assets.
Working Capital to Total Assets merupakan likuiditas dari total asset dan posisi
modal kerja (neto). Working Capital to Total Asset menunjukkan hubungan antara total
aset dengan modal kerja dan menunjukkan jumlah modal kerja yang dapat diperoleh
perusahaan untuk tiap rupiah total asest (Yusuf, 2017).
Debt to Equity Ratio yang merupakan salah satu bagian dari rasio solvabilitas,
dimana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka
panjangnya. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio menunjukkan semakin besar beban
perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja
perusahaan (Sudana, 2018). Panjaitan (2018) Menunjukkan bahwa Debt to Equity
Ratio berpengaruh Signifikan terhadap perumbuhan laba.
Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
keefektifan total asset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau

5
dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Rasio ini dihitung sebagai hasil
bagi antara besarnnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata total asset.
Semakin tinggi Total Assets Turnover maka perubahan laba yang diperoleh perusahaan
semakin tinggi. Hal ini dikarenakan Total Assets Turnover yang tinggi menunjukkan
perusahaan dapat memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan
yang berdampak pada meningkatnya laba. Semakin efektif perputaran aset perusahaan
mampu menghasilkan kinerja perusahaan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
labaperusahaan. Menurut Shinta Estininghadi (2018) menunjukkan bahwa Total Asset
Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Return On Assets adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan serta disesuaikan dengan
biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Dengan menggunakan rasio ini dapat
diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk membiayai
kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik
atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Hanafi, 2017). Profitabilitas
(ROA) yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional secara maksimal.
Tinggi rendahnya profitabilitas (ROA) dipengaruhi banyak faktor seperti modal kerja.
Dalam melakukan aktivitas operasionalnya setiap perusahaan akan membutuhkan
potensi sumber daya, salah satunya adalah modal, baik modal kerja seperti kas,
piutangm persediaan dan modal tetap seperti aktiva tetap. Modal merupakan masalah
utama yang akan menunjang kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai
tujuannya (Bramasto 2017).
Penelitian ini menggunakan perusahan Plastik dan Kemasan sebagai objek
penelitian dikarenakan persaingan dalam dunia usah sangat ketat. Alsan utama yaitu di
karenakan total laba bersih dari tahun 2016-2017 pada beberapa perusahaan mengalami
kerugian. Menurut Santoso (2018) industri plastik dan kemasan merupakan salah satu
sektor yang menunjukkan gambaran sedang turun atau sedang tumbuhnya

6
perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2016 sampai 2020 terdapat 14 perusahaan
plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia. Sektor ini digunakan karena salah satu
sektor yang mengalami pasang surut ketika perekonomian tumbuh. Jumlah perusahaan
plastik dan kemasan yang tidak berkembang karena adanya larangan penggunaan
plastik menyebabkan banyak perusahaan yang merugi akibat larangan tersebut.
Sehingga penulis ingin tahu apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba
pada perusahaan sektor plastik dan kemasan. Untuk mengetahui keberhasilan suatu
perusahaan, maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan, dimana
menganalisis laporan keuangan menggunakan rasio keuangan yang menggunakan
variabel dependen yaitu pertumbuhan laba dimaksudkan untuk menguji apakah
Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, dan
Return On Assets, berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga dapat diperoleh
gambaran mengenai naik turunnya (fluktuasi) posisi keuangannya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total
Assets Turnover, Dan Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2020)

1.2 Pembatasan Masalah


Penelitian ini hanya dibatasi variable-variabel yang diteliti. Oleh karena itu
dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profit Growth,
variabel Independen terdiri dari Working Capital to Total Assets, Debt to Equity
Ratio, Total Assets Turnover, dan Return On Asset.
2. Perusahaan yang diteliti terbatas pada perusahaan Manufaktur sub sektor plastic
dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2020 yang
menerbitkan laporan keuangan secara terus-menerus dan lengkap.

7
3. Data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada sub sektor Plastik dan Kemasan periode 2015-2020.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah Working Capital to Total Assets berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Laba ?
2. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba ?
3. Apakah Total Assets Turnover berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba ?
4. Apakah Return On Assets berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh Working Capital to Total Assets terhadap
Pertumbuhan Laba.
2. Untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba.
3. Untuk menguji pengaruh Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan
Laba.
4. Untuk menguji pengaruh Return On Assets terhadap Pertumbuhan Laba.

1.5 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Manfaat yang dimaksud antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya untuk pengembangan
ilmu dibidang manajemen keuangan dengan substansial pembahasan yang

8
terkait dengan Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total
Assets Turnover, Dan Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi perusahaan sub sektor telekomunikasi
Diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya untuk dijadikan
sebagai bahan pertimbangan atau sumbangan pemikiran dalam
menentukan kebijaksanaannya guna kemajuan perusahaan.
b. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk
penyusunan penelitian-penelitian selanjutnya pada waktu yang akan
datang khususnya dengan topik pembahasan yang sama.
c. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam memahami
Pengaruh Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total
Assets Turnover, Dan Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik Dan Kemasan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2020.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi


Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bagian. BAB I berisi
pendahuluan, BAB II yang menjabarkan mengenai landasan teori, BAB III
menjelaskan mengenai metode penelitian, BAB IV memaparkan analisis data dan
pembahasan, serta BAB V yang berisi penutup.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.

9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian,
diantaranya adalah pengertian laporan keuangan, pertumbuhan laba,
working capital to total asset, debt to equity ratio, total asset turnover,
return on assets, hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan sebagainya yang
berhubungan dengan teori-teori sebagai dasar penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
beserta definisi operasional dari masing-masing variabel, populasi, dan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini, metode pengumpulan data,
jenis data, dan sumber data serta metode analisis yang digunakan dalam
proses pengolahan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab menyajikan hasil penelitian, seperti deskripsi data hasil penelitian,
pengujian hipotesis dan pembahasan, serta interprestasi hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah dilakukan dan
saran-saran yang diberikan dari penulis.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan dalam suatu
perusahaan. Laporan keuangan biasanya dibuat di setiap periode tertentu, misalnya
triwulan (3 bulan), semester (6 bulan) untuk kebutuhan internal perusahaan. Sedangkan
untuk laporan yang lebih luas dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sekali. Dengan
adanya laporan keuangan, perusahaan dapat mengetahui posisi terkini laporan
keuangan tersebut dianalisis.

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan


Menurut Fahmi (2018) laporan keuangan adalah suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh selanjutnya
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan
tersebut. Laporan keuangan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dalam pengambilan
suatu keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi dalam suatu laporan
keuangan harus tersaji secara akurat dan tepat sehingga dapat membantu pihak-pihak
yang memerlukan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara tepat
berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Menurut Hery (2019), laporan keuangan merupakan produk akhir dari
serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisarian data transaksi bisnis,dengan kata
lain laporan keuangan berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi
kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Menurut Kasmir (2018), Laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini yang merupakan kondisi perusahaan terkini dimana keadaan

11
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk
laporan laba rugi).

2.1.1.2 Tujuan laporan keuangan


Menurut Kasmir (2018) tujuan dari pembuatan laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis, jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan saat ini.
3. Memberikan informasi jenis dan jumlah pendapatan yang di peroleh pada usatu
periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang di keluarkan
perusahaan pada periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perusahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva,
dan modal perusahaan
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode
7. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan biaya.

2.1.1.3 Sifat Laporan Keuangan


Menurut Kasmir (2018) dalam laporan keuangan mempunyai sifat yang dibuat
sebagai berikut :
1. Bersifat historis
Yaitu bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau
masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun

12
berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau
periode sebelumnya).
2. Menyeluruh
Yaitu laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau
penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan
memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusaha.

2.1.1.4 Jenis – Jenis Laporan Keuangan


Menurut Kasmir (2018), dalam praktiknya secara umum ada lima macam jenis
laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu :
1. Neraca (Balance Sheet)
Merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah
dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement )
Merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan
perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di suatu
perusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap kas.

13
5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keungan
yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau
nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu
sehingga jelas.

2.1.1.5 Pihak-pihak yang memperlukan laporan keuangan


Berikut ini penjelasan masing – masing pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan menurut Fahmi (2018).
1. Kreditur
Kreditur merupakan pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk uang
(money), barang (goods), maupun dalam bentuk jasa (service).
2. Investor
Investor merupakan mereka yang membeli saham tersebut atau bahkan
komisaris perusahaan.
3. Akuntan public
Akuntan Publik merupakan yang ditugaskan untuk melakukan audit pada
sebuah perusahan.
4. Karyawan perusahaan
Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh disuatu perusahaan.
Dan secara ekonomi mereka mempunyai ketergantungan yang besar yaitu
pekerjaan dan penghasilan yang diterima dari perusahaan tempat bekerja telah
begitu berperan dalam membantu kehidupannya
5. Bapepam
Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal. Bagi suatu perusahaan yang
akan go public maka perusahaan tersebut berkewajiban memperlihatkan
laporan keuangannya kepada Bapepam dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia

14
6. Underwriter
Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang akan
menerbitkan sahamnya dipasar modal. Salah satu penilaian underwriter pada
suatu perusahaan adalah kondisi laporan keuangan yang dimiliki.
7. Konsumen
Konsumen merupakan pihak yang menikmati produk dan jasa yang dihasilkan
oleh sebuah perusahaan. Dari sudut marketing, konsumen dibagi menjadi 2
yaitu ada yang dimaksud dengan konsumen actual dan konsumen potensial
8. Pemasok
Pemasok merupakan mereka yang menerima order untuk memasok setiap
perusahaan mulai dari hal – hal yang dianggap kecil sampai yang besar yang
mana semua itu dihitung dengan segala finansial.

2.1.1.6 Keterbatasan Laporan Keuangan


Berikut ini merupakan keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan
menurut Kasmir (2018) :
1. Pebuatan Laporan Keuangan disusun berdasarkan sejarah (History), di mana
data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan Keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya
untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlelpas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat komprehensif, dalam menyikapi situasi
ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan
selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya
dihitung dari yang paling rendah.

15
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat
formalnya.

2.1.2 Rasio Keuangan


2.1.2.1 Analisis Laporan Keuangan
Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan
perusahaan. Hal ini termasuk beban bunga dan kemampuan perusahaan membayar
kembali hutangnya yang dapat dievaluasi dengan membandingkan setiap hutang
perusahaan terhadap aktiva dan membandingkan bunga yang harus dibayar terhadap
laba yang tersedia untuk membayar bunga. Perbandingan seperti ini dilakukan dengan
menggunakan analisis rasio.
Menurut Kasmir (2018) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada di dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian, angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode.

2.1.2.2 Manfaat Rasio Keuangan


Menurut Fahmi (2018) adapun manfaat yang bisa diambil dengan
dipergunakannya rasio keuangan, yaitu :
1. Analisis rasio sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja
dan prestasi perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai
rujukan untuk membuat perencanaan.
3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi
kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

16
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan
untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok
pinjaman.
5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi stakeholder
organisasi.

2.1.2.3 Keunggulan Rasio keuangan


Analisa rasio mempunyai keunggulan menurut Harahap (2017) sebagai berikut:
1. Rasio merupakan angka – angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model – model pengambilan
keputusan dan model prediksi.
5. Menstandardisasi size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.

2.1.2.4 Kelemahan Rasio Keuangan


Menurut Fahmi (2018) ada beberapa kelemahan dengan dipergunakannya
analisis secara rasio keuangan yaitu :
1. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif
terhadap kondisi suatu perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal dan
bukan kesimpulan akhir.

17
3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisis adalah
bersumber dari laporan keuangan perusahaan, maka sangat memungkinkan data
yang diperoleh tersebut adalah data yang angka – angkanya memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi, dengan alas an mungkin saja data tersebut diubah dan
disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
4. Pengukuran rasio keuangan banyak bersiftat artificial. Artificial disini artinya
perhitungan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan setiap pihak
memiliki pandangan yang berbeda – beda dalam menempatkan ukuran dan
terutama justifikasi dipergunakannya rasio – rasio tersebut.

2.1.3 Pertumbuhan Laba


2.1.3.1 Pengertian Pertumbuhan Laba
Laba merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi. Angka laba biasanya
dilaporkan dalam laporan laba-rugi selama satu periode bersamaan dengan komponen
lainnya seperti pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Perusahaan yang
memiliki laba yang relatif stabil memungkinkan untuk memprediksi besarnya estimasi
laba di masa yang akan datang dan perusahaan ini biasanya akan membayar persentase
yang lebih tinggi dari labanya sebagai dividen dibandingkan perusahaan dengan laba
berfluktuasi (Agustina, 2018). Menurut Harahap (2018), pertumbuhan laba yaitu rasio
ini menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibandingkan
dengan tahun lalu. Menurut Fahmi (2019), rasio pertumbuhan yaitu rasio yang
mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memepertahankan posisinya
di dalam industry dan dalam perkembangan ekonomi secara umum.

2.1.3.2 Manfaat dan Tujuan Pertumbuhan Laba


Menurut Subramayam (2019) menyatakan bahwa tujuan pertumbuhan laba bagi
perusahaan maupun pihak luar perusahaan adalah :

18
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegaiatan kinerja
operasi perusahaannya.
2. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh dalam satu periode
tertentu.
3. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
4. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
5. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
7. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal sendiri.

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba


Menurut Jumingan (2019) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
laba sebagai berikut :
1. Volume Produksi Penjualan
Apabila volume produksi/penjualan berubah sedang faktor-faktor yang lain
(harga jual,rasio biaya variabel, biaya tetap) tidak berubah maka perolehan laba
juga akan berubah.
2. Harga Jual
Apabila harga jual per unit mengalami perubahan, sedangkan volume penjualan
biaya variabel per unit dan biaya tetap tidak berubah, maka perolehan laba juga
akan mengalami perubahan.
3. Biaya
Apabila biaya variabel per unit dan biaya tetap berubah sedangkan volume
penjualan dan harga per unit berubah, maka perolehan laba juga akan
mengalami perubahan.

19
Menurut Angkoso (2017) faktor-faktor yang mempegaruhi pertumbuhan laba
adalah sebagai berikut:
1. Besarnya perusahaan.
2. Umur perusahaan.
3. Tingkat Leverage.
4. Tingkat penjualan.
5. Perubahan laba masa lalu.
Besarnya laba yang diterima perusahaan di pengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya, menurut Jumingan (2018) adanya faktor yang mempengaruhi perubahan
laba bersih adalah sebagai berikut:
1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jual perunit.
2. Naik turunnya harga pokok penjualan. Perubahan harga pokok penjualan
ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau di produksi atau dijual dan
harga pembelian per unit atau harga pokok per unit.
3. Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual,
variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efesiensi
operasi perusahaan.
4. Naik turunna pos penghasilan atau biahya nonoperasional yang di
pengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga
dan perubahan kebijaksanaan dalam pemberian atau penerimaan discount.
5. Naik turunnya pajak perseroan yang di pengaruhi oleh besar kecilnya laba
yang diperoleh atau tinggi rendahnya tariff pajak.
6. Adanya perubahan dalam metode akuntansi.

2.1.3.4 Pengukuran Pertumbuhan Laba


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan laba yaitu rasio
pertumbuhan yang artinya menggambarkan persentasi pertumbuhan laba perusahaan
dari tahun ke tahun. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan laba

20
bersih tahun lalu. Harahap (2018),menjelaskan bahwa untuk mengukur pertumbuhan
laba dapat digunakan rumus sebagai berikut :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖−𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢


Pertumbuhan Laba =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢

Sumber: Harahap (2018)

2.1.4 Working Capital to Total Assets (WCTA)


Working Capital to Total Assets (WCTA) merupakan salah satu rasio yang
menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
segera dipenuhi dengan membandingkan tingkat modal kerja (aktiva lancar & hutang
lancar) terhadap total aktiva. WCTA yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar
modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya. Dengan modal kerja
yang besar, maka kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapatan
yang diperoleh meningkat dan ini mengakibatkan laba yang diperoleh meningkat (Lina
Sari dan Bambang Purwanto, 2018).

WCTA adalah rasio yang mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal
kerja dari jumlah aktiva, atau kemampuan suatu perusahaan dalam menjamin modal
kerjanya terhadap total aktiva. Rumus untuk mencari Working Capital to Total Assets
(WCTA) adalah sebagai berikut:

𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟


Working Capital to Total Assets =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Sumber: Banu Wicaksono (2017)

21
2.1.5 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan kinerja perusahaan dalam
memenuhi hutang terhadap ekuitas. Perusahaan dengan nilai DER yang tinggi
mempunyai risiko kerugian yang tinggi. Akan tetapi peluang untuk mendapatkan
keuntungan akan meningkat, karena dapat berdampak tinggi pada peningkatan
pertumbuhan laba, dimaksudkan untuk memberi efek pada laba perusahaan (Purwanto
dan Bina, 2018). Studi yang dilakukan oleh Anggraeni, et al., (2018) yang menyatakan
bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi DER berarti semakin meningkatkan pertumbuhan
laba.
Menurut Kasmir (2018) “Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas.” Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau untuk
mengetahui jumlah rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan uang. Rasio ini
juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.
Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
Debt Equity Ratio :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Sumber: Kasmir (2018)

2.1.6 Total Asset Turnover (TATO)


Menurut Hery (2018) perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan
penjualan, atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Total Asset Turnover :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Sumber: Hery (2018)

22
2.1.7 Return On Assets (ROA)
Menurut I Made Sudana dalam Hanafi dan Halim (2016), return on assets
menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak
manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam
mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, semakin besar efisien
penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah yang sama bisa
dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

Laba Setelah Pajak


ROA = 2.3.8 x 100%
Total Aktiva
2.3.9 Sumber: Hanafi dan Halim (2016)
Sumber: Hanafi dan Halim (2016)

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya


Hasil penelitian sebelumnya adalah penelitian yang pernah dilakukan sebelum
penulis melakukan penelitian dengan judul dan variabel yang memiliki beberapa
persamaan dan perbedaan di dalamnya. Tujuannya untuk mengetahui dan menentukan
keadaan sebenarnya pada saat sebelum penulis melakukan penelitian.

2.2.1 Rike Jolanda Panjaitan (2018)


Penelitian ini berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net
Profit Margin, Return On Assets, Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan
Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016”.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor Consumer
Goods. Jenis data penelitian adalah data kuantitatif dan sumber data sekunder dengan
analisis statistik deskriptif, teknik asumsi klasik, analisis regresi linier berganda,
koefisien determinasi R² dan uji t. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Dan Return On Asset. Hasil

23
penelitian variabel CR, DER, dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba, sedangkan NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba.
Persamaan dari penelitian ini menggunakan variabel independennya yaitu Debt
To Equity Ratio dan Return On Asset, sedangkan variabel dependennya yaitu
pertumbuhan laba.
Perbedaannya terdapat pada variabel independen Current Ratio, Net Profit
Margin, dan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur Consumer Goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2016.

2.2.2 Shinta Estininghadi (2018)


Penelitian ini berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total
Assets Turnover, Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan
Property And Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017”. Sampel
penelitian yang digunakan adalah sebanyak 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jenis data penelitian adalah data kuantitatif dan sumber data sekunder
dengan analisis statistik deskriptif, teknik asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda, koefisien determinasi R² dan uji t. Jenis data penelitian adalah data
kuantitatif dan sumber data sekunder dengan analisis statistik deskriptif, teknik asumsi
klasik, analisis regresi linier berganda, koefisien determinasi R² dan uji t. Variabel
indipenden dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total
Assets Turnover, Net Profit Margin. Hasil penelitian variabel Current Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Debt to Equity Ratio berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.Total Assets Turnover berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
Persamaan dari penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Debt to
Equity Ratio, dan Total Assets Turnover, sedangkan variabel dependennya yaitu
Pertumbuhan Laba.

24
Perbedaan dari penelitian ini terdapat pada variabel independen Current Ratio,
Net Profit Margin, dan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur Property Dan
Real Estate tahun 2017.

2.2.3 Pungky Oktavia (2018)


Penelitian ini berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Likuiditas
Terhadap Pertumbuhan Laba PT Isan Selaras Abadi 2003-2017”. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan variabel
independen Return On Assets, Debt to Assets Ratio, Current Ratio. Hasil penelitian
membuktikan bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
laba, Solvabilitas (DAR) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan
Likuiditas (CR) tidak berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Persamaan dari penelitian ini terdapat pada variabel independen Return On
Asset, sedangkan variabel dependennya Pertumbuhan Laba.
Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel independen Debt to Assets Ratio,
Current Ratio dan pertumbuhan laba pada PT Isan Selaras Abadi.

2.2.4 Suyono, Yusrizal dan Septi Solekhatun (2019)


Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Current Ratio, Total Debt to Equity
Ratio, Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Receivable Turnover Dan Size
Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Food and Beverage Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017”. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan variabel
independen Current Ratio, Total Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover, Total
Assets Turnover, Receivable Turnover Dan Size Perusahaan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Current Ratio, Total Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover,
Total Assets Turnover, Receivable Turnover Dan Size Perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.

25
Persamaan dari penelitian ini adalah variabel independen Total Assets Turnover
dan Total Debt to Equity Ratio, sedangkan variabel dependennya adalah Pertumbuhan
Laba.
Perbedaannya terdapat pada variabel independen independen Current Ratio,
Inventory Turnover, Receivable Turnover, Size Perusahaan dan Pertumbuhan Laba
perusahaan food and beverage..

2.2.5 Lina Sari dan Bambang Purwanto (2018)


Penelitian ini berjudul “Pengaruh Working Capital To Total Assets, Debt To
Equity Ratio, Total Asset Turnover Dan Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk Periode 2012-2017”. Sampel dalam
penelitian ini adalah 24 laporan keuangan pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan variabel independen Working Capital To Total Assets, Debt To Equity
Ratio, Total Asset Turnover Dan Net Profit Margin. Hasil penelitian ini adalah WCTA,
DER, dan NPM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba.
Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel independen Working Capital To
Total Assets, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover. Sedangkan variabel
dependennya yaitu Pertumbuhan Laba.
Perbedaannya terdapat pada variabel independen Net Profit Margin dan
pertumbuhan laba PT Bukit Asam (Persero).

2.2.6 Dimas Putra Pamungkas (2019)


Penelitian ini berjudul “Pengaruh Variabel Working Capital To Total Asset
(Wcta), Current Liability To Inventory (Cli), Operating Income To Total Liability
(Oitl), Total Asset Turnover (Tat), Net Profit Margin (Npm), Dan Gross Profit Margin
(Gpm) Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018”. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 26 perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi sampel.

26
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda.
Penelitian ini menggunakan variabel independen Variabel Working Capital To Total
Asset (Wcta), Current Liability To Inventory (Cli), Operating Income To Total Liability
(Oitl), Total Asset Turnover (Tat), Net Profit Margin (Npm), Dan Gross Profit Margin
(Gpm). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh Variabel Working Capital To Total
Asset (Wcta), Operating Income To Total Liability (Oitl), Net Profit Margin (Npm),
Dan Gross Profit Margin (Gpm) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
laba.
Persamaan dalam penelitian ini menggunakan variabel independen Working
Capital to Total Asset, Total Assets Turnover. Sedangkan variabel dependennya adalah
Pertumbuhan Laba.
Perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada variabel independen Current
Liability To Inventory (Cli), Operating Income To Total Liability (Oitl), Net Profit
Margin (Npm), Gross Profit Margin (Gpm) dan Pertumbuhan Laba perusahaan
manufaktur sub sektor barang konsumsi.

Tabel 2.1
Rangkuman Penelitian Sebelumnya
Nama Variabel Sampel dan
Peneliti Penelitian Periode Hasil Penelitian
No. (tahun) Penelitian

1 Rike Current Ratio Perusahaan 1. Hasil pengujian


Jolanda (X1), Debt to Manufaktur regresi linier
Panjaitan Equity Ratio sub sektor berganda diperoleh
hasil bahwa
(2018) (X2), Net consumer
variabel CR, DER,
Profit Margin goods
ROA memiliki
(X3), Return periode tahun pengaruh positif
On Assets 2013 - 2016 terhadap
(X4), Pertumbuhan
Pertumbuhan Laba.
Laba (Y)

27
2. Hasil uji-t
diperoleh hasil
CR, DER, dan
ROA berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
Pertumbuhan
Laba, sedangkan
NPM tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap
Pertumbuhan
Laba.
3. Berdasarkan hasil
uji-F CR, DER,
NPM dan ROA
memiliki pengaruh
simultan dan
signifikan terhadap
Pertumbuhan
Laba.
4. Hasil uji Koefisien
Determinasi
diperoleh bahwa
CR, DER, NPM
dan ROA memiliki
pengaruh terhadap
pertumbuhan laba
sebesar 46,3%.

2 Shinta Current Ratio 33 1. Current Ratio


Estininghadi (X1), Debt to Perusahaan tidak berpengaruh
(2018) Equity Ratio manufaktur signifikan terhadap
(X2), Total sub sektor pertumbuhan laba.
Assets Property and 2. Debt to Equity
Turnover Real Estate Ratio berpengaruh
(X3), Net periode tahun signifikan terhadap
Profit Margin 2017 pertumbuhan laba.
(X4), 3. Total Assets
Turnover

28
Pertumbuhan berpengaruh
Laba (Y) signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
4. Net Profit Margin
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

3 Pungky Return On PT. Isan 1. Profitabilitas


Oktavia Assets (X1), Selaras Abadi berpengaruh
(2018) Debt to periode positif dan
Assets Ratio Tahun 2003- signifikan terhadap
(DAR), 2017 pertumbuhan laba.
Current Ratio 2. Solvabilitas
(X3), Profit berpengaruh
Growth (Y) positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
3. Likuiditas tidak
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan laba.

4 Suyono, Current Ratio 10 1. Current Ratio


Yusrizal dan (X1), Total Perusahaan tidak berpengaruh
Septi Debt to Manufaktur terhadap
Solekhatun Equity Ratio Sub Sektor pertumbuhan laba.
(2019) (X2), Food and 2. Debt to Equity
Inventory Beverage Ratio tidak
Turnover yang berpengaruh
(X3), Total Terdaftar di terhadap
Assets BEI Periode pertumbuhan laba.
Turnover 2013-2017 3. Inventory
(X4), Turnover tidak
Receivable berpengaruh
Turnover signifikan terhadap
(X4), Size pertumbuhan laba.
Perusahaan 4. Total Assets
Turnover tidak

29
(X5), berpengaruh
Pertumbuhan signifikan terhadap
Laba (Y) pertumbuhan laba.
5. Size Perusahaan
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

5 Lina Sari Working PT Bukit 1. WCTA, DER, dan


dan Capital to Asam NPM secara
Bambang Total Assets (Persero) parsial tidak
Purwanto (X1), Debt to TBK periode berpengaruh
(2018) Equity Ratio tahun 2014- signifikan terhadap
(X2), Total 2018 pertumbuhan laba.
Assets 2. Hasil pengujian
Turnover secara simultan
(X3), Net dengan uji F, tidak
Profit Margin adanya pengaruh
(X4), secara signifikan
Pertumbuhan antara WCTA
Laba (Y) (X1), DER (X2),
TAT (X3), dan
NPM (X4)
terhadap
Pertumbuhan Laba
(Y).

6 Dimas Putra Working 26 1. WCTA


Pamungkas Capital To Perusahaan berpengaruh
(2019) Total Asset Perdagangan terhadap
(X1), Current Besar yang pertumbuhan laba
Liability To Terdaftar Di perusahaan sub
Inventory Bursa Efek sektor
(X2), Indonesia perdagangan besar
Operating Tahun 2014- yang terdaftar di
Income To 2018 bursa efek
Total Indonesia.
Liability 2. CLI tidak
berpengaruh

30
(X3), Total terhadap
Asset pertumbuhan laba
Turnover perusahaan sub
(X4), Net sektor
Profit Margin perdagangan besar
(X5), Gross yang terdaftar di
Profit Margin bursa efek
(X6), Indonesia.
Pertumbuhan 3. OITL berpengaruh
Laba (Y) terhadap
pertumbuhan laba
perusahaan sub
sektor
perdagangan besar
yang terdaftar di
bursa efek
Indonesia.
4. TAT tidak
berpengaruh
terhadsp
pertumbuhan laba
perusahaan sub
sektor
perdagangan besar
yang terdaftar di
bursa efek
Indonesia.
5. NPM berpengaruh
terhadap
pertumbuhan laba
perusahaan sub
sektor
perdagangan besar
yang terdaftar di
bursa efek
Indonesia.
6. GPM berpengaruh
terhadap
pertumbuhan laba

31
perusahaan sub
sektor
perdagangan besar
yang terdaftar di
bursa efek
Indonesia.

2.3 Kerangka Teoritis


Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dalam hal ini secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Jadi
kerangka pemikiran dapat memberikan manfaat agar terjadi persepsi yang sama antara
penulis dengan pembaca terhadap alur pikiran dan rangka membentuk hipotesis secara
logis.

Working Capital to
H1
Total Assets (X1)

Debt to Equity H1
Ratio (X2) Pertumbuhan Laba
H3
(Y)
Total Assets
Turnover (X3) H4

Return On Assets
(X4)

Gambar 2.1
Kerangka Teoritis

32
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.4.1 Pengaruh Working Capital to Total Assets Terhadap Pertumbuhan Laba
Working Capital to Total Assets (WCTA) merupakan salah satu rasio yang
menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
segera dipenuhi dengan membandingkan tingkat modal kerja (aktiva lancar & hutang
lancar) terhadap total aktiva. WCTA yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar
modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya. Dengan modal kerja
yang besar, maka kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapatan
yang diperoleh meningkat dan ini mengakibatkan laba yang diperoleh meningkat.
Hal ini didukung oleh penelitian Banu Wicaksono (2017) menyatakan bahwa
variabel Working Capital to Total Assets berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Working Capital to Total Assets berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba


Debt to Equity Ratio yang merupakan salah satu bagian dari rasio solvabilitas,
dimana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka
panjangnya. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio menunjukkan semakin besar beban
perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja
perusahaan (Sudana, 2018).
Hal ini didukung oleh penelitian Shinta Estininghadi (2017) yang menyatakan
bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H2: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

2.4.3 Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba


Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
keefektifan total asset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau

33
dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Rasio ini dihitung sebagai hasil
bagi antara besarnnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata total asset.
Semakin tinggi Total Assets Turnover maka perubahan laba yang diperoleh perusahaan
semakin tinggi. Hal ini dikarenakan Total Assets Turnover yang tinggi menunjukkan
perusahaan dapat memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan
yang berdampak pada meningkatnya laba. Semakin efektif perputaran aset perusahaan
mampu menghasilkan kinerja perusahaan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
laba perusahaan.
Hal ini didukung oleh penelitian Arif Fajar Irawan dan Sonang Sitohang (2017)
yang menyatakan bahwa Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:

H3: Total Assets Turnover berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

2.4.4 Pengaruh Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba

return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan


seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting
bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen
perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, semakin
besar efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah yang
sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.
Hal ini didukung oleh penelitian Pungky Oktavia (2017) yang menyatakan
Return On Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H4: Return On Assets berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

34
35
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian


Tipe dalam penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif (causal-
comparative research). Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang
menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, disamping
mengukur kekuatan hubungannya. Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post
facto, yaitu penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta
atau peristiwa. Tujuan dari penelitian ex post facto adalah agar peneliti dapat
mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi
(variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang
memengaruhi (variabel independen) Sudaryono (2018).
Selain itu, berdasarkan pengukuran dan analisis data, tipe dalam penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif (quantitative research). Penelitian kuantitatif adalah
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang
mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia yang dinamakan
sebagai variabel. Dalam pengukuran kuantitatif, hakekat hubungan diantara variabel-
variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang obyektif Sujarweni (2016).

3.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka. Pada penelitian ini menggunakan buku panduan, jurnal ilmiah, makalah,
artikel serta sumber – sumber dari media internet yang berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
akan digunakan untuk analisis. Adapun data sekunder yang dikumpulkan yaitu laporan
keuangan pada perusahaan publik manufaktur sub sektor plastik dan kemasan di Bursa

36
Efek Indonesia pada periode tahun 2015-2020, data yang diperoleh dari
www.idnfinancials.com.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Menurut Sugiyono (2018) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah pada perusahaan publik manufaktur sub sektor plastik dan
kemasan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2015-2020.
Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan data dengan menggunakan purposive sampling
dimana pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada subyek tertentu yang dapat
memberikan informasi yang diinginkan. Kriteria pengambilan sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan publik manufaktur sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia.
2. Perusahaan publik manufaktur sub sektor plastik dan kemasan yang
mempublikasikan secara lengkap laporan keuangan selama periode 2015-2020.

Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel

Jumlah
No Kriteria sampel penelitian
Perusahaan
1 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan yang Terdaftar di Bursa Efek 14
Indonesia Periode 2015-2020
2 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan yang tidak lengkap
(4)
mempublikasikan laporan keuangannya
selama periode Tahun 2015-2020
Jumlah sampel perusahaan 10
Sumber: www.idnfinancials.com

37
Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka dalam penelitian ini sampel yang
memenuhi sayarat adalah sebanyak 10 perusahaan, maka jumlah perusahaan data
dalam penelitian didalam ini sebanyak 60 data. Adapun perusahaan yang menjadi objek
penelitian yang disajikan di dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 IMPC PT. Impack Pratama Industri Tbk
2 FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk
3 IPOL PT. Indopoly Swakarsa Industry Tbk
4 TALF PT. Tunas Alfin Tbk
5 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
6 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
7 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk
8 BRNA PT. Berlian Tbk
9 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk
10 TRST PT. Trias Sentosa Tbk
Sumber: www.idnfinancials.com yang telah diolah

3.4 Operasional Variabel


Berikut ada 5 variabel yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari 4
variabel independen (variabel bebas), yaitu Working Capital to Total Assets, Debt to
Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Assets dan satu variabel dependen
(variabel terikat) yaitu pertumbuhan laba.

38
Tabel 3.3
Operasional Variabel
No Variabel Indikator Skala Sumber Data
Variabel X
Working
Capital to
Total Assets WCTA =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 Laporan
1 (X1) Rasio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 Keuangan
Banu
Wicaksono
(2017)
Debt to
Equity Ratio 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
DER = Laporan
2 (X2) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 Rasio
Keuangan
Kasmir
(2018)
Total Asset
Turnover 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
TATO = Laporan
3 (X3) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 Rasio
Keuangan
Hery
(2018)
Return On
Assets (X4) 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 Laporan
4 ROA = 𝑥 100% Rasio
Hanafi dan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 Keuangan
Halim (2016)
Variabel Y
Pertumbuhan
Laba 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡 – 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡1 Laporan
1 (Y) PL = Rasio
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡1 Keuangan
Harahap
(2018)
Sumber : Data yang telah diolah

3.5 Variabel Terikat (Dependent Variable)


Menurut Sugiyono (2018) variabel dependen sering disebut juga output, kriteria,
konsekuen. Variebel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varibel bebas. Varibel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba.

39
3.5.1 Pertumbuhan Laba (Y)
Pertumbuhan laba adalah suatu kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang
dinyatakan dalam presentase (Irma, 2018). Pertumbuhan laba dimungkinkan ada
pengaruh dengan kualitas laba perusahaan, karena jika perusahaan yang memiliki
kesempatan bertumbuh terhadap labanya berarti kinerja keuangan perusahaan tersebut
baik dan dimungkinkan juga memiliki kesempatan bertumbuh terhadap kualitas
labanya. Laba merupakan komponen yang penting dalam laporan keuangan, karena
angka laba dapat digunakan sebagai dasar bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi. Laba juga digunakan untuk penilaian efisiensi dalam menjalankan
perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

3.6 Variabel Bebas (Independent Variabel)


Menurut Sugiyono (2018) Variabel Independent sering disebut juga sebagai
variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel independent atau variabel bebas
merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

3.6.1 Working Capital to Total Assets (X1)


Working Capital to Total Assets (WCTA) merupakan salah satu rasio yang
menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
segera dipenuhi dengan membandingkan tingkat modal kerja (aktiva lancar & hutang
lancar) terhadap total aktiva. WCTA yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar
modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya. Dengan modal kerja
yang besar, maka kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapatan
yang diperoleh meningkat dan ini mengakibatkan laba yang diperoleh meningkat (Lina
Sari dan Bambang Purwanto, 2018).

40
3.6.2 Debt to Equity Ratio (X2)
Menurut Kasmir (2018) “Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas.” Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau untuk
mengetahui jumlah rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan uang. Rasio ini
juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.
3.6.3 Total Asset Turnover (X3)
Menurut Hery (2018) perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan
penjualan, atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
3.6.4 Return On Assets (X4)
Menurut I Made Sudana dalam Hanafi dan Halim (2016), return on assets
menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak
manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam
mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, semakin besar efisien
penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah yang sama bisa
dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

3.7 Teknik Analisis Data


Tes atau uji statistik merupakan sarana utama untuk melakukan interpretasi
terhadap hasil-hasil data penelitian (Sudaryono (2018). Melalui uji statistik, peneliti
dapat membandingkan kelompok-kelompok data yang selanjutnya dipakai untuk
menentukan probabilitas atau kemungkinan besar peluang yang membedakan antara
kelompok-kelompok tersebut didasarkan pada suatu peluang.
Oleh karena itu, suatu teknik pengujian data dapat memberikan bukti untuk
menentukan validitas suatu hipotesis atau kesimpulan. Pengelolahan data dalam

41
penelitian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Science (SPSS)
versi 20.0 dan Microsoft Excel 2013.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (generalisasi). Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk
populasi di mana sampel diambil (Sudaryono (2018).
Statistik deskriptif berusaha untuk menggambarkan berbagai karakteristik data
yang berasal dari suatu sampel. Statistik deskriptif yang berupa mean, median, modus,
persentil, desil, kuartil disajikan dalam bentuk analisis angka maupun gambar atau
diagram (Sujarweni (2016).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik adalah uji statistik yang dipersyaratkan untuk penggunaan
statistik inferesial. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan
membangun generalisasi penelitian. Statistik inferensial adalah teknik analisis data
yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil perolehan dari
suatu sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan Widodo
(2017)
Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji regresi
berganda sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik
menggunakan kotak kerja yang sama dengan uji regresi Sujarweni (2016). Pengujian
terhadap penyimpangan asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas

42
Uji normalitas melihat apakah nilai residual yang telah terstandarisasi pada
model regresi panel yang berdistribusi normal atau tidak.tidak terpenuhinya normalitas
pada umumnya disebabkan karena distribusi data tidak normal dan terdapat nilai
ekstrem pada data yang diambil (Winarno, 2017).
Untuk memenuhi kriteria normalitas data dapat dilihat dari gambar histogram,
namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit
disimpulkan. Cara menguji normalitas adalah ladikatakan normal nilai probabilitasnya
harus lebih besar dari tingkat signifikan (Sarwono, 2017; Winarno, 2018).
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Widarjono (2016) Uji Multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ada kolerasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel
bebas. Multikolinearitas adalah hubungan linear antar variabel independen di dalam
regresi data panel. Sedangkan menurut Gujarati dan Porter (2016) Metode yang dapat
digunakan untuk mendekati ada tidaknya masalah multikolinearitas yaitu dengan
metode kolerasi parsial antar variabel independen. Jika koefisien kolerasi kurang dari
0,8 maka tidak ada masalah multikolinearitas didalam model regresi tersebut dan jika
koefisien korelasi lebih dari 0,8 maka mengandung unsur multikolineraritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Winarno (2016) uji heteroskedasrisitas berfungsi untuk menguji apakah
dalam model regresi yang berbentuk terjadi ketidaksamaan varian dari residual model
regresi. Dalam melakukan uji ini, terdapat 2 (dua) cara. Adapun cara tersebut adalah
sebagai berikut:
Pengertian uji heteroskedastisitas, adalah varian residual yang tidak sama pada
semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskedastisitas. Macam-macam uji heteroskedastisitas antara lain adalah dengan
uji keofisien korelasi Spearman’s rho, melihat pola titik-titik pada grafik regresi, uji
park, dan uji glesjer (Priyatno 2017).
Pada penelitian ini penulis memilih metode grafik, yaitu melihat pola titik-titik
pada grafik regresi. Pada dasarnya ada beberapa kriteria dalam pengambilan keputusan,

43
yaitu jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas, dan
jika ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Metode ini dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara Standardized
Predicted Value (ZPRED) dengan Studentized Residual (SRESID), ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya)
(Priyatno, 2017).
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi (Ghozali, 2016).
Pada penelitian ini untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi menggunakan
uji Durbin-Watson (DW test).
a. 0 < d < dl = Tidak ada autokorelasi positif
b. dl ≤ d ≤ du = Tidak ada autokorelasi positif
c. 4 – dl < d < 4 = Tidak ada korelasi negatif
d. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl = Tidak ada korelasi negatif
e. du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

44
3.7.3 Analisis Koefisien Korelasi
Menurut Priyatno (2017) analisis korelasi bnertujuan untuk mengetahui
hubungan dua variabel atau lebih. Jika terdapat dua variabel maka disebut korelasi
sederhana, tetapi jika lebih dari dua variabel maka disebut korelasi berganda. Dalam
perhitungan korelasi akan di dapat koefesien korelasi, koefesien korelasi ini digunakan
untuk mengetahui keeratan hubungan, arah hubungan dan berarti atau tidaknya
hubungan tersebut. Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeretan
korelasi dapat dikelompokan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Koefesien Korelasi

Interval Koefsien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat


Sumber: Priyatno (2017)

3.7.4 Analisi Koefisien Determinasi (R2)


Menurut Ghozali (2016) Koefesien determinasi (R2) pada intinya yaitu bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-
variabel dependen (Y). Nilai koefesien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent (X) dalam
menjelaskan variabel dependent (Y) amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependent. Pendapat lainnya, menurut Priyatno (2017)
analisis koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar

45
presentase sumbangan pengaruh variabel independent secara serentak terhadap
variabel dependent. Koefesien determinasi (R2) dapat dilihat dikolom Adjust R Square
yang terdapat pada Model summary.

3.7.5 Analisis Regresi Linear Berganda


Menurut Priyatno (2016), regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur
besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen. Analisis ini juga memprediksi variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan, dan mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah berhubungan positif atau
negatif. Secara matematis model regresi linear berganda yang akan digunakan sebagai
berikut:
Y = a +β1X1 + β2X2+,β3X3+ β4X4+e

Keterangan :
Y : Pertumbuhan Laba
a : Konstanta
β1,β2,β3,β4 : Analisis Regresi Linear
XI : Working Caputal to Total Assets
X2 : Debt to Equity Ratio
X3 : Total Assets Turnover
X4 : Return On Assets
e : error

3.8 Hasil Pengujian Hipotesis


3.8.1 Uji Hipotesis

46
Menurut Sugiyono (2018) jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
semestara, karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori yang sesuai,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefesien regresi yang
secara statistic tidak sama dengan nol berarti dapat disimpulkan bahwa tidak cukup
bukti untuk menyatakan variabel independent mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependent.

3.8.2 Uji F
Menurut Ghozali (2016) Goodness of Fit atau uji kelayakan model merupakan
uji yang digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai actual yaitu apakah model yang digunakan dalam penelitian layak (fit) atau tidak.
Model dikatakan fit jika nilai nilai profitabilitas kurang dari 5%. Perhitungan statistik
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya apabila disebut tidak signifikan jika nilai
uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Uji ini digunakan untuk
mengidentifikasi model yang diestimasi telah sesuai dan layak digunakan atau tidak
dengan kriteria signifikansi sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi >0,05, maka model yang digunakan dalam penelitian
tidak fit atau tidak layak digunakan dalam penelitian.
2. Jika nilai signifikansi <0,05, maka model yang digunakan dalam penelitian fit
atau layak digunakan dalam penelitian.

3.8.3 Uji T
Menurut Priyatno (2017) uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.
kriteria pengujian untuk menemukan tingkat signifkansi sebesar 0,05(5%) dapat

47
dilakukan berdasarkan nilai profitabilitas dengan cara pengambilan keputusan sebagai
berikut:
a. Jika nilai signifikansi >0,05 maka H0 diterima Ha ditolak
b. Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0 ditolak Ha diterima

48
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Sampel Penelitian

Perhitungan variabel dalam peneltiaian ini menggunakan Microsoft Excel 2007


dalam perhitungan variabel dan untuk pengolahan data menggunakan program
Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 25. Data yang diolah
menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sub sektor Plastik
dan Kemasan periode 2015-2020. Laporan keuangan diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia melalui www.idnfinancial.com. Penelitian ini terdiri dari empat variabel
bebas (independent variable) yaitu Working Capital to Total Assets (X1), Debt to
Equity Ratio (X2), Total Assets Turnover (X3), Return on Assets (X4), dan terdiri dari
satu variabel terikat (dependent variable) yaitu Pertumbuhan Laba (Y).

4.1.1 Working Capital to Total Assets


Berikut ini merupakan tabel 4.1 yang menyajikan hasil perhitungan working
capital to total assets pada perusahaan sub sektor plastik dan kemasan selama periode
2015-2020.

Tabel 4.1
Tingkat Working Capital to Total Assets
Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Periode 2015-2020
Working Capital to Total Assets
No Kode Emiten
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 IMPC 0,300 0,407 0,378 0,370 0,278 0,242
2 FPNI -0,060 0,001 0,366 0,067 0,104 0,339
3 IPOL -0,041 -0,014 -0,009 0,009 0,044 0,094
4 TALF 0,547 0,243 0,243 0,259 0,222 0,154

49
5 IGAR 0,644 0,684 0,654 0,603 0,592 0,692
6 YPAS 0,068 -0,011 -0,058 0,017 0,189 0,249
7 APLI 0,040 0,075 0,132 0,001 0,085 0,124
8 BRNA 0,040 0,104 0,033 -0,005 -0,077 -0,071
9 AKPI 0,010 0,038 0,015 0,016 0,030 0,011
10 TRST 0,080 0,082 0,066 0,042 0,022 0,041
Tertinggi 0,644 0,684 0,654 0,603 0,592 0,692
Terendah -0,060 -0,014 -0,058 -0,005 -0,077 -0,071
Rata-rata 0,163 0,161 0,182 0,138 0,149 0,188
Sumber: Laporan Keuangan yang telah diolah
Dari data 4.1 dapat diketahui bahwa hasil analisis yang dilakukan terhadap 10
perusahaan sub sektor plastik dan kemasan periode 2015-2020 sebagai berikut:
1. Pada tahun 2015 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai working capital to total assets tertinggi 0,644. Sedangkan PT. Lotte
Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai working capital to total assets
terendah -0,060. Nilai rata-rata working capital to total assets pada tahun
2015 sebesar 0,163.
2. Pada tahun 2016 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai working capital to total assets tertinggi 0,684. Sedangkan PT.
Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) memiliki nilai working capital to
total assets terendah -0,014. Nilai rata-rata working capital to total assets
pada tahun 2015 sebesar 0,161.
3. Pada tahun 2017 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai working capital to total assets tertinggi 0,654. Sedangkan PT.
Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) memiliki nilai working capital to
total assets terendah -0,058. Nilai rata-rata working capital to total assets
pada tahun 2015 sebesar 0,182.
4. Pada tahun 2018 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai working capital to total assets tertinggi 0,603. Sedangkan PT. Berlian

50
Tbk (BRNA) memiliki nilai working capital to total assets terendah -0,005.
Nilai rata-rata working capital to total assets pada tahun 2015 sebesar 0,138.
5. Pada tahun 2019 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai working capital to total assets tertinggi 0,592. Sedangkan PT. Berlian
Tbk (BRNA) memiliki nilai working capital to total assets terendah -0,077.
Nilai rata-rata working capital to total assets pada tahun 2015 sebesar 0,149.
6. Pada tahun 2020 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai working capital to total assets tertinggi 0,692. Sedangkan PT. Berlian
Tbk (BRNA) memiliki nilai working capital to total assets terendah -0,071.
Nilai rata-rata working capital to total assets pada tahun 2015 sebesar 0,188.

4.1.2 Debt to Equity Ratio


Berikut ini merupakan tabel 4.2 yang menyajikan hasil perhitungan debt to
equity ratio pada perusahaan sub sektor plastik dan kemasan selama periode 2015-
2020.

Tabel 4.2
Tingkat Debt to Equtiy Ratio
Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Periode 2015-2020
Debt to Equity Ratio
No Kode Emiten
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 IMPC 0,527 0,857 0,780 0,727 0,776 0,840
2 FPNI 1,426 1,090 1,001 0,910 0,671 0,570
3 IPOL 0,833 0,814 0,805 0,807 0,698 0,595
4 TALF 0,240 0,173 0,202 0,218 0,318 0,445
5 IGAR 0,237 0,176 0,161 0,181 0,150 0,122
6 YPAS 0,856 0,974 1,388 1,801 1,293 1,100
7 APLI 0,393 0,276 0,755 1,464 0,971 0,973
8 BRNA 1,199 1,031 0,131 1,191 1,373 1,377

51
9 AKPI 1,603 1,336 1,437 1,477 1,230 1,013
10 TRST 0,716 0,703 0,687 0,915 1,000 0,863
Tertinggi 1,603 1,336 1,437 1,801 1,373 1,377
Terendah 0,237 0,173 0,131 0,181 0,150 0,122
Rata-rata 0,803 0,743 0,735 0,969 0,848 0,790
Sumber: Laporan Keuangan yang telah diolah

Dari data 4.2 dapat diketahui bahwa hasil analisis yang dilakukan terhadap 10
perusahaan sub sektor plastik dan kemasan periode 2015-2020 sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) memiliki
nilai Debt to Equity Ratio tertinggi 1,603. Sedangkan PT. Champion Pasific
Indonesia Tbk (IGAR) memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah 0,237.
Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio sebesar 0,803.
2. Pada tahun 2016 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) memiliki
nilai Debt to Equity Ratio tertinggi 1,336. Sedangkan PT. Tunas Alfin Tbk
(TALF) memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah 0,173. Nilai rata-rata
Debt to Equity Ratio sebesar 0,743.
3. Pada tahun 2017 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) memiliki
nilai Debt to Equity Ratio tertinggi 1,437. Sedangkan PT. Berlian Tbk
(BRNA) memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah 0,131. Nilai rata-rata
Debt to Equity Ratio sebesar 0,735.
4. Pada tahun 2018 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) memiliki nilai
Debt to Equity Ratio tertinggi 1,801. Sedangkan PT. Champion Pasific
Indonesia Tbk (IGAR) memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah 0,181.
Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio sebesar 0,969.
5. Pada tahun 2019 PT. Berlian Tbk (BRNA) memiliki nilai Debt to Equity
Ratio tertinggi 1,373. PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR)
memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah 0,150. Nilai rata-rata Debt to
Equity Ratio sebesar 0,848.

52
6. Pada tahun 2020 PT. Berlian Tbk (BRNA) memiliki nilai Debt to Equity
Ratio tertinggi 1,377. Sedangkan PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
(IGAR) memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah 0,122. Nilai rata-rata
Debt to Equity Ratio sebesar 0,790.

4.1.3 Total Assets Turnover


Berikut ini merupakan tabel 4.3 yang menyajikan hasil perhitungan Total
Assets Turnover pada perusahaan sub sektor plastik dan kemasan selama periode
2015-2020.

Tabel 4.3
Tingkat Total Assets Turnover
Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Periode 2015-2020
Total Assets Turnover
No Kode Emiten
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 IMPC 0,685 0,499 0,520 0,589 0,598 0,666
2 FPNI 1,962 2,158 2,259 2,216 2,003 3,976
3 IPOL 0,714 0,692 0,691 0,724 0,732 0,705
4 TALF 1,102 0,646 0,701 0,753 0,696 0,693
5 IGAR 1,764 1,804 1,485 1,363 1,257 1,110
6 YPAS 0,994 0,993 0,997 1,247 1,395 1,099
7 APLI 0,845 1,017 0,959 0,871 1,045 0,801
8 BRNA 0,702 0,653 0,667 0,536 0,540 0,409
9 AKPI 0,700 0,783 0,752 0,594 0,811 0,843
10 TRST 0,732 0,684 0,707 0,614 0,590 0,708
Tertinggi 1,962 2,158 2,259 2,216 2,003 3,976
Terendah 0,685 0,499 0,520 0,536 0,540 0,409
Rata-rata 1,020 0,993 0,974 0,951 0,967 1,101
Sumber: Laporan Keuangan yang telah diolah

53
Dari data 4.3 dapat diketahui bahwa hasil analisis yang dilakukan terhadap 10
perusahaan sub sektor plastik dan kemasan periode 2015-2020 sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai Total
Assets Turnover tertinggi 1,962. Sedangkan PT. Impack Pratama Industri
Tbk (IMPC) memiliki nilai Total Assets Turnover terendah 0,685. Nilai
rata-rata Total Assets Turnover sebesar 1,020.
2. Pada tahun 2016 PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai Total
Assets Turnover tertinggi 2,158. Sedangkan PT. Impack Pratama Industri
Tbk (IMPC) memiliki nilai Total Assets Turnover terendah 0,499. Nilai
rata-rata Total Assets Turnover sebesar 0,993.
3. Pada tahun 2017 PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai Total
Assets Turnover tertinggi 2,259. Sedangkan PT. Impack Pratama Industri
Tbk (IMPC) memiliki nilai Total Assets Turnover terendah 0,520. Nilai
rata-rata Total Assets Turnover sebesar 0,974.
4. Pada tahun 2018 PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai Total
Assets Turnover tertinggi 2,216. Sedangkan PT. Berlian Tbk (BRNA)
memiliki nilai Total Assets Turnover terendah 0,536. Nilai rata-rata Total
Assets Turnover pada tahun 2015 sebesar 0,951.
5. Pada tahun 2019 PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai Total
Assets Turnover tertinggi 2,003. Sedangkan PT. Berlian Tbk (BRNA)
memiliki nilai Total Assets Turnover terendah 0,540. Nilai rata-rata Total
Assets Turnover sebesar 0,967.
6. Pada tahun 2020 PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai Total
Assets Turnover tertinggi 3,976. Sedangkan PT. Berlian Tbk (BRNA)
memiliki nilai Total Assets Turnover terendah 0,409. Nilai rata-rata Total
Assets Turnover sebesar 1,101.

54
4.1.4 Return On Assets
Berikut ini merupakan tabel 4.4 yang menyajikan hasil perhitungan Return On
Assets pada perusahaan sub sektor plastik dan kemasan selama periode 2015-2020.

Tabel 4.4
Tingkat Return On Assets
Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Periode 2015-2020
Return on Assets
No Kode Emiten
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 IMPC 0,077 0,055 0,040 0,045 0,037 0,043
2 FPNI 0,449 0,011 -0,009 -0,031 -0,020 -0,064
3 IPOL 0,009 0,023 0,009 0,017 0,016 0,030
4 TALF 0,078 0,034 0,023 0,045 0,021 0,013
5 IGAR 0,134 0,158 0,141 0,078 0,099 0,091
6 YPAS -0,035 -0,039 -0,048 -0,027 -0,013 0,030
7 APLI 0,006 0,080 -0,003 -0,047 -0,023 -0,016
8 BRNA -0,004 -0,006 -0,091 -0,010 -0,072 -0,039
9 AKPI 0,010 0,020 0,005 -0,002 0,020 0,025
10 TRST 0,008 0,010 0,011 0,015 0,009 0,017
Tertinggi 0,449 0,158 0,141 0,078 0,099 0,091
Terendah -0,035 -0,039 -0,091 -0,047 -0,072 -0,064
Rata-rata 0,073 0,035 0,008 0,008 0,007 0,013
Sumber: Laporan Keuangan yang telah diolah

Dari data 4.4 dapat diketahui bahwa hasil analisis yang dilakukan terhadap 10
perusahaan sub sektor plastik dan kemasan periode 2015-2020 sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai
Return On Assets tertinggi 0,449. Sedangkan PT. Yanaprima Hastapersada
(YPAS) memiliki nilai Return On Assets terendah -0,035. Nilai rata-rata
Return On Assets sebesar 0,073.

55
2. Pada tahun 2016 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai Return On Assets tertinggi 0,158. Sedangkan PT. PT. Yanaprima
Hastapersada Tbk (YPAS) memiliki nilai Return On Assets terendah -0,039.
Nilai rata-rata Return On Assets sebesar 0,035.
3. Pada tahun 2017 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai Return On Assets tertinggi 0,141. Sedangkan PT. Berlian Tbk (BRNA)
memiliki nilai Return On Assets terendah -0,091. Nilai rata-rata Return On
Assets sebesar 0,008.
4. Pada tahun 2018 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai Return On Assets tertinggi 0,078. Sedangkan PT. Asiaplast Industries
Tbk (APLI) memiliki nilai Return On Assets terendah -0,047. Nilai rata-rata
Return On Assets pada tahun 2015 sebesar 0,008.
5. Pada tahun 2019 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai Return On Assets tertinggi 0,099. Sedangkan PT. Berlian Tbk (BRNA)
memiliki nilai Return On Assets terendah -0,072. Nilai rata-rata Return On
Assets sebesar 0,007.
6. Pada tahun 2020 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) memiliki
nilai Return On Assets Turnover tertinggi 0,091. Sedangkan PT. Lotte
Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki nilai Return On Assets terendah -
0,064. Nilai rata-rata Return On Assets sebesar 0,013.

4.1.5 Pertumbuhan Laba (Profit Growth)


Berikut ini merupakan tabel 4.5 yang menyajikan hasil perhitungan
pertumbuhan laba pada perusahaan sub sektor plastik dan kemasan selama periode
2015-2020.

56
Tabel 4.5
Tingkat Pertumbuhan Laba
Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Periode 2015-2020
Profit Growth
No Kode Emiten
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 IMPC -0,037 0,359 0,008 0,033 0,055 0,078
2 FPNI 0,009 -0,145 -0,055 0,091 -0,188 -0,524
3 IPOL 0,091 -0,019 0,026 0,085 -0,088 0,026
4 TALF -0,004 1,040 0,045 0,069 0,350 0,109
5 IGAR 0,095 0,145 0,167 0,111 0,083 0,078
6 YPAS -0,130 0,004 0,083 0,090 -0,159 -0,009
7 APLI 0,130 0,019 0,268 0,262 -0,167 -0,031
8 BRNA 0,365 0,147 -0,059 0,253 -0,081 -0,068
9 AKPI 0,295 -0,093 0,049 0,099 -0,080 -0,048
10 TRST 0,029 -0,020 0,013 0,286 0,015 -0,029
Tertinggi 0,365 1,040 0,268 0,286 0,350 0,109
Terendah -0,130 -0,145 -0,059 0,033 -0,188 -0,524
Rata-rata 0,084 0,144 0,055 0,138 -0,026 -0,042
Sumber: Laporan Keuangan yang telah diolah

Dari data 4.5 dapat diketahui bahwa hasil analisis yang dilakukan terhadap 10
perusahaan sub sektor plastik dan kemasan periode 2015-2020 sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 PT. Berlian Tbk (BRNA) memiliki nilai pertumbuhan laba
tertinggi 0,365. Sedangkan PT. Yanaprima Hastapersada (YPAS) memiliki
nilai pertumbuhan laba terendah -0,130. Nilai rata-rata pertumbuhan laba
sebesar 0,084.
2. Pada tahun 2016 PT. Tunas Alfin Tbk (TALF) memiliki nilai pertumbuhan
laba tertinggi 1,040. Sedangkan PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI)
memiliki nilai pertumbuhan laba terendah -0,145. Nilai rata-rata
pertumbuhan laba sebesar 0,144.

57
3. Pada tahun 2017 PT. Asiaplast Industries Tbk (APLI) memiliki nilai
pertumbuhan laba tertinggi 0,268. Sedangkan PT. Berlian Tbk (BRNA)
memiliki nilai pertumbuhan laba terendah -0,059. Nilai rata-rata
pertumbuhan laba sebesar 0,055.
4. Pada tahun 2018 PT. Trias Sentosa Tbk (TRST) memiliki nilai
pertumbuhan laba tertinggi 0,286. Sedangkan PT. Impact Pratama Industri
Tbk (IMPC) memiliki nilai pertumbuhan laba terendah 0,033. Nilai rata-
rata pertumbuhan laba pada tahun 2015 sebesar 0,138.
5. Pada tahun 2019 PT. Tunas Alfin (TALF) memiliki nilai pertumbuhan laba
tertinggi 0,350. Sedangkan PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memiliki
nilai pertumbuhan laba terendah -0,188. Nilai rata-rata pertumbuhan laba
sebesar -0,026.
6. Pada tahun 2020 PT. PT. Tunas Alfin (TALF) memiliki nilai pertumbuhan
laba tertinggi 0,109. Sedangkan PT. Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI)
memiliki nilai pertumbuhan laba terendah -0,524. Nilai rata-rata
pertumbuhan laba sebesar -0,042.

4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas


residual, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi pada model regresi
(Priyatno, 2018). Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi beberapa asusmsi klasik, yaitu data residual terdistribusi
normal, tidak adanya multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Harus
terpenuhi asumsi klasik karena agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang
tidak biasa dan pengujian dapat dipercaya.

58
4.2.1.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2017) Uji Normalitas merupakan uji yang bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Terdapat di acara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik (Normal p-
p plot), dan uji statistik (uji one-sampleKolmogorov-Smirnov).

Sumber: Output SPSS.25.0

Gambar 4.1
Normal P-P Plot

59
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti garis arah garis diagonal, maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan
berdistribusi normal dan model regrsi telah memenuhi asumsi normalitas atau layak
dipakai dalam penelitian.

Tabel 4.6
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandar
dized
Residual

N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .17224568
Most Extreme Differences Absolute .149
Positive .149
Negative -.134
Kolmogorov-Smirnov Z 1.152
Asymp. Sig. (2-tailed) .141

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat nilai asymp.


Sig (2-tailed) sebesar 0,141 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data
berdistribusi normal dan memenuhi uji normalitas.

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas


Menurut Ghazali (2016) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel
independent. Pendapat lainnya, menurut Sujarweni (2015) Uji Multikolinieritas
diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independent yang memiliki

60
kemiripan antar variabel independent akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat.
Selain itu uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan
keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independent
terhadap variabel dependent. Jika VIF yang dihasilkan diantara 1-10 maka tidak terjadi
autokorelasi.
Tabel 4.7
Uji Multikolinnnearitas
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .198 .083 2.371 .021

X1 .148 .161 .158 .916 .364 .468 2.139

X2 -.018 .072 -.041 -.257 .798 .557 1.794

X3 -.157 .041 -.479 -3.840 .000 .894 1.118

X4 .370 .342 .139 1.081 .284 .845 1.183

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 25.0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance dari masing-masing
variabel independent lebih besar dari 0,1 yaitu Working Capital to Total Assets sebesar
0,468, Debt to Equity Ratio sebesar 0,557, Total Assets Turnover sebesar 0,894, dan
Return On Assets sebesar 0,845 dan memilik nilai Variance Inflantion Factor (VIF)
kurang dari 10 yaitu Working Capital to Total Assets sebesar 2,139, Debt to Equity
Ratio sebesar 1,794, Total Assets Turnover sebesar 1,118, dan Return On Assets
sebesar 1,183. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel independent Working Capital to
Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, dan Return On Assets tidak
terjadi masalah multikolinearitas.

61
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedestisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedestisitas. Model regresi yang baik adalah homokedestisitas atau tidak terjadi
heteroskedestisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskedestisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili sebagai ukuran
(kecil sedang dan besar).
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teraktur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Output SPSS 25.0


Gambar 4.2
Grafik Scatterplot

62
Berdasarkan gambar 4.2 grafik scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik
membentuk suatu pola tertentu. Sehingga dilakukan uji gletsjer untuk mengetahui
apakah terdapat gejala heteroskedastisitas.
Tabel 4.8
Uji Gletsjer
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .165 .059 2.805 .007

X1 .012 .114 .020 .105 .917

X2 -.019 .051 -.066 -.376 .708

X3 -.026 .029 -.128 -.917 .363

X4 -.263 .241 -.156 -1.090 .281

a. Dependent Variable: abs_res

Sumber: Output SPSS 25.0

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai signifikan ke empat variabel > 0,05. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa model regresi data digunakan karena tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.

4.2.1.4 Uji Autokorelasi


Menurut Sujarweni (2017) Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
sebelumnya. Untuk data time series autokorelasi sering terjadi. Tapi untuk data yang
sampelnya crossection jarang terjadi Karena variabel pengganggu satu berbeda dengan
yang lain. Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin Watson dengan
kriteria jika:

63
a. 0 < d < dl = Tidak ada autokorelasi positif
b. dl ≤ d ≤ du = Tidak ada autokorelasi positif
c. 4 – dl < d < 4 = Tidak ada korelasi negatif
d. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl = Tidak ada korelasi negatif
e. du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

Tabel 4.9
Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Std. Error
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson

1 .483a .233 .177 .17840 2.275

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1


b. Dependent Variable: Y

Sumber: Output SPSS 25.0

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui nilai uji Durbin-Watson menunjukkan angka


sebesar 2,275 di mana nilai ini akan dibandingkan dengan menggunakan derajat
kepercayaan 5%, jumlah sampel (n) sebanyak 60 data, dan terdapat 4 variabel
independen (k). Hasil tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dL = 1,444 dan
nilai dU = 1,727. Hal tersebut menggambarkan bahwa nilai DW (2,275) lebih besar
dari nilai dU (1,727) atau kurang dari 2,272 (4 - dU) atau dU < DW < 4 - dU = 1,727
< 2,275 < 2,273. Berdasarkan nilai diatas dapat dilihat pada kurva di bawah ini:

64
Gambar 4.3
Kurva Durbin Watson
Berdasarkan gambar 4.3 letak nilai DW > 4-du sehingga tidak dapat
disimpulkan. Maka dilakukan uji Run Test untuk mengetahui apakah terdapat gejala
Autokerelasi pada model regresi ini.
Tabel 4.10
Uji Runs Test
Runs Test

Unstandard
ized
Residual

Test Valuea -.05295


Cases < Test Value 30
Cases >= Test Value 30
Total Cases 60
Number of Runs 29
Z -.521
Asymp. Sig. (2-tailed) .602

a. Median
Sumber: Output SPSS 25.0
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa angka Durbin Watson sebesar 0,602
> 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terdapat
autokorelasi.

65
4.2.2 Analisis Koefisien Korelasi
Menurut Priyatno (2018) analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui
hubungan dua variabel atau lebih. Jika terdapat dua variabel maka disebut korelasi
sederhana, tetapi jika lebih dari dua variabel maka disebut korelasi berganda. Dalam
perhitungan korelasi akan di dapat koefesien korelasi, koefesien korelasi ini digunakan
untuk mengetahui keeratan hubungan, arah hubungan dan berarti atau tidaknya
hubungan tersebut. Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeretan
korelasi dapat dikelompokan sebagai berikut:

Tabel 4.11
Pedoman Koefisien Korelasi

Interval Koefsien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat


Sumber: Sugiyono (2018)

Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Y X1 X2 X3 X4
Y Pearson Correlation 1 .096 -.126 -.406** .133
Sig. (2-tailed) .466 .337 .001 .312

N 60 60 60 60 60
X1 Pearson Correlation .096 1 -.658** .298* .389**

66
Sig. (2-tailed) .466 .000 .021 .002

N 60 60 60 60 60
X2 Pearson Correlation -.126 -.658** 1 -.104 -.227
Sig. (2-tailed) .337 .000 .427 .081

N 60 60 60 60 60
X3 Pearson Correlation -.406 .298 -.104 1 .160
Sig. (2-tailed) .001 .021 .427 .221

N 60 60 60 60 60
X4 Pearson Correlation .133 .389** -.227 .160 1
Sig. (2-tailed) .312 .002 .081 .221

N 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Output SPSS 2.0

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa korelasi masing- masing variabel
independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
a. Korelasi antara Working Capital to Total Assets dengan Pertumbuhan Laba
Korelasi antara Working Capital to Total Assets dengan Pertumbuhan Laba
adalah sangat rendah dan positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,466 > 0,05,
artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Working Capital to
Total Assets dengan Pertumbuhan Laba.
b. Korelasi antara Debt to Equity Ratio dengan Pertumbuhan Laba
Korelasi Korelasi antara Debt to Equity Ratio dengan Pertumbuhan Laba sangat
rendah dan bernilai negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,337 > 0,05,
artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Debt to Equity Ratio
dengan Pertumbuhan Laba.
c. Korelasi antara Total Assets Turn Over dengan Pertumbuhan Laba
Korelasi antara Total Assets Turn Over dengan Pertumbuhan Laba sedang dan
bernilai negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara Total Assets Turn Over dengan Pertumbuhan

67
Laba. Hubungan antara Total Assets Turn Over dengan Pertumbuhan Laba
yaitu negatif atau tidak searah dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,406.
Artinya jika Total Assets Turnover meningkat maka Pertumbuhan Laba
menurun begitu juga sebaliknya.
d. Korelasi antara Return On Assets dengan Pertumbuhan Laba
Korelasi antara Return On Assets dengan Pertumbuhan Laba sangat rendah dan
bernilai positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,312 > 0,05 artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara Return On Assets dengan
Pertumbuhan Laba.

4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)


Menurut Ghozali (2017) Koefesien determinasi (R2) pada intinya yaitu
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variabel-variabel dependen (Y). Nilai koefesien determinasi adalah antara nol atau
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent (X) dalam
menjelaskan variabel dependent (Y) amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependent. Pendapat lainnya, menurut Priyatno (2017)
analisis koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
presentase sumbangan pengaruh variabel independent secara serentak terhadap
variabel dependent. Koefesien determinasi (R2) dapat dilihat dikolom Adjust R Square
yang terdapat pada Model summary.
Tabel 4.13
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb

Std. Error
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .483a .233 .177 .17840 2.275

68
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 25.0

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui nilai R2 (Adjust R Square) adalah 0,177
atau 17,7% yang artinya Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total
Assets Turnover dan Return On Assets mampu mempengaruhi Pertumbuhan Laba
sisanya sebesar 82,3% dipengaruhi oleh faktor variabel lain di luar penelitian ini.

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .198 .083 2.371 .021

X1 .148 .161 .158 .916 .364 .468 2.139

X2 -.018 .072 -.041 -.257 .798 .557 1.794

X3 -.157 .041 -.479 -3.840 .000 .894 1.118

X4 .370 .342 .139 1.081 .284 .845 1.183

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 25.0

Berdasarkan tabel 4.14 di atas didapat persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:

69
Y = 0,198 + 0,148 Working Capital to Total Assets – 0,018 Debt to Equity Ratio –
0,157 Total Asset Turn Over + 0,370 Return On Assets.
Persamaan regresi linear berganda di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai 0,198 (kolom Unstandardized Coefficients 𝛽) adalah nilai konstanta 𝛼 yang


artinya ketika variabel Working Capital to Total Assets (X1), Debt to Equity
Ratio (X2), Total Asset Turn Over (X3), dan Return On Assets (X4) dianggap
konstan atau tidak terdapat perubahan, maka besarnya nilai untuk Pertumbuhan
Laba (Y) adalah sebesar 0,198.
b. Nilai 0,148 (kolom Unstandardized Coefficients 𝛽) adalah nilai koefisien
variabel working capital to total assets (X1), artinya jika variabel working capital
to total assets (X1) mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh
terhadap variabel pertumbuhan laba (Y) akan mengalami peningkatan sebesar
14,8 %. Dengan asumsi, jika untuk variabel bebas lainnya mempunyai nilai tetap,
maka nilai pada koefisien regresi linier berganda bernilai positif. Artinya terdapat
pengaruh positif antara variabel working capital to total assets (X1) terhadap
variabel pertumbuhan laba (Y).
c. Nilai -0,018 (kolom Unstandardized Coefficients 𝛽) adalah nilai koefisien
variabel debt to equity ratio (X2), artinya jika variabel debt to equity ratio (X2)
mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh terhadap variabel
pertumbuhan laba (Y) akan mengalami penurunan sebesar -1,8%. Dengan
asumsi, jika untuk variabel bebas lainnya mempunyai nilai tetap, maka nilai pada
koefisien regresi linier berganda bernilai negatif. Artinya terdapat pengaruh
negatif antara variabel debt to equity ratio (X2) terhadap variabel pertumbuhan
laba (Y).
d. Nilai -0,157 (kolom Unstandardized Coefficients 𝛽) adalah nilai koefisien
variabel total assets turn over (X3), artinya jika variabel total assets turn over
(X3) mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh terhadap variabel
pertumbuhan laba (Y) akan mengalami peningkatan sebesar -15,7%. Dengan

70
asumsi, jika untuk variabel bebas lainnya mempunyai nilai tetap, maka nilai pada
koefisien regresi linier berganda bernilai positif. Artinya terdapat pengaruh
positif antara variabel total assets turnover (X3) terhadap variabel pertumbuhan
laba (Y).
e. Nilai 0,370 (kolom Unstandardized Coefficients 𝛽) adalah nilai koefisien
variabel return on assets (X4), artinya jika variabel return on assets (X4)
mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh terhadap variabel
pertumbuhan laba (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 37,0%. Dengan
asumsi, jika untuk variabel bebas lainnya mempunyai nilai tetap, maka nilai pada
koefisien regresi linier berganda bernilai positif. Artinya terdapat pengaruh
positif antara variabel retun on assets (X4) terhadap variabel pertumbuhan laba
(Y).

4.2.5 Uji Hipotesis


4.2.5.1 Uji F (Kelayakan Model)
Menurut Ghozali (2016) Goodness of Fit atau uji kelayakan model merupakan
uji yang digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai actual yaitu apakah model yang digunakan dalam penelitian layak (fit) atau tidak.
Model dikatakan fit jika nilai nilai profitabilitas kurang dari 5%. Perhitungan statistik
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya apabila disebut tidak signifikan jika nilai
uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Uji ini digunakan untuk
mengidentifikasi model yang diestimasi telah sesuai dan layak digunakan atau tidak
dengan kriteria signifikansi sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi >0,05, maka model yang digunakan dalam penelitian
tidak fit atau tidak layak digunakan dalam penelitian.
b. Jika nilai signifikansi <0,05, maka model yang digunakan dalam penelitian fit
atau layak digunakan dalam penelitian.

71
Tabel 4.15
Hasil Uji F
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.

1 Regression .532 4 .133 4.182 .005b

Residual 1.750 55 .032

Total 2.283 59

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

Sumber: Output SPSS 25.0


Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui nilai F hitung lebih besar dari nilai F
tabel (4,182 > 2,53) nilai signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05)
maka dapat dikatakan bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini fit atau
layak digunakan.

4.2.5.2 Uji T
Menurut Priyatno (2017) uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independent berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependent.
kriteria pengujian untuk menemukan tingkat signifkansi sebesar 0,05(5%) dapat
dilakukan berdasarkan nilai signifikansi dengan cara pengambilan keputusan sebagai
berikut:
a. Jika nilai signifikansi >0,05 maka H0 diterima Ha ditolak
b. Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0 ditolak Ha diterima

Tabel 4.16
Uji T
Coefficientsa

72
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .198 .083 2.371 .021

X1 .148 .161 .158 .916 .364 .468 2.139

X2 -.018 .072 -.041 -.257 .798 .557 1.794

X3 -.157 .041 -.479 -3.840 .000 .894 1.118

X4 .370 .342 .139 1.081 .284 .845 1.183


a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 25.0

Berdasarkan tabel 4.16 hasil perhitungan nilai t hitung dan nilai signifikan dari
variabel independen dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengaruh working capital to total assets terhadap pertumbuhan laba
Hasil perhitungan variabel working capital to total assets menunjukkan bahwa
nilai signifikan lebih dari 0,05 (0,364 > 0,05), dan nilai t hitung lebih kecil dari
t tabel (0,916 < 2,004), jadi dapat disimpulkan hipotesis H1 ditolak, artinya
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel working capital to total
assets terhadap pertumbuhan laba.
b. Pengaruh debt to equity ratio terhadap pertumbuhan laba
Hasil perhitungan variabel debt to equity ratio menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih dari 0,05 (0,798 > 0,05), dan nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel (-0,257 < 2,004), jadi dapat disimpulkan hipotesis H2 dtolak, artinya
terdapat tidak pengaruh yang signifikan antara variabel debt to equity ratio
terhadap pertumbuhan laba.
c. Pengaruh total assets turnover terhadap pertumbuhan laba
Hasil perhitungan variabel total assets turnover menunjukkan bahwa nilai
signifikan kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel (-3,840 < 2,004), jadi dapat disimpulkan hipotesis H3 diterima, artinya

73
terdapat pengaruh yang bersifat negatif dan signifikan antara variabel total
assets turnover terhadap pertumbuhan laba.
d. Pengaruh return on assets terhadap pertumbuhan laba
Hasil perhitungan variabel return on assets menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih dari 0,05 (0,284 > 0,05), dan nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel (1,081 < 1,680), jadi dapat disimpulkan hipotesis H4 ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel return on assets terhadap
pertumbuhan laba.

4.2.5.3 Rangkuman Hasil Penelitian


Berikut adalah hasil rangkuman hipotesis penelitian yang menunjukkan
variabel yang berpengaruh signifikan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

Tabel 4.17
Rangkuman Hasil Penelitian
Variabel Independent Ada Tidak ada Variabel Dependent
pengaruh pengaruh
(X) signifkan signifikan (Y)

Working Capital to Total Assets (X1)  Pertumbuhan Laba


Debt to Equity Ratio (X2)  Pertumbuhan Laba
Total Assets Turn Over (X3)  Pertumbuhan Laba
Retunr On Assets (X4)  Pertumbuhan Laba
Sumber: Hasil olah data

4.3 Interprestasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka didapatkan


hasil sebagai berikut:

4.3.1 Pengaruh Working Capital to Total Assets Terhadap Pertumbuhan Laba

74
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa working capital to total
assets tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. WCTA yang semakin
tinggi menunjukkan semakin besar modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding
total aktivanya. Dengan adanya modal kerja yang tinggi dibanding total aktivanya tidak
selalu meningkatkan pertumbuhan laba. Dengan kata lain, kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perlu diperhatikan, namun tidak terlalu
banyak. Sehingga penggunaan total aktiva lebih efisien dan akan meningkatkan
pertumbuhan laba. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lina Sari dan Bambang Purwanto (2018) yang menyatakan bahwa,
working capital to total assets tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba.
4.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Struktur modal perusahaan lebih didominasi
oleh hutang dibandingkan modal. Dominasi atas hutang tentunya memberikan dampak
terhadap kelangsungan hidup perusahaan, terutama dalam meningkatkan laba yang
diperoleh. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan hutang perusahaan yang digunakan
untuk modal kerja atau aktivitas operasional perusahaan tidak mampu menghasilkan
keuntungan yang optimal, sehingga perubahan Debt to Equity Ratio tidak memiliki
pengaruh signifikan untuk dapat meningkatkan kinerja atau laba perusahaan. Hasil ini
berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shinta Estininghadi
(2017) yang mengemukakan bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.

4.3.3 Pengaruh Total Assets Turn Over Terhadap Pertumbuhan Laba


Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa Total Assets Turn Over
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Total Assets Turnover
berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan total
aktivanya menghasilkan penjualan bersih. Rasio aktivitas yang makin tinggi akan

75
berpotensi menghasilkan laba yang tinggi. Namun jika total aset untuk mendukung
pencapaian penjualan didominasi oleh hutang maka potensi laba akan menurun. Hasil
ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Banu Wicaksono
(2017) yang menyatakan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh dan signifikan
terhadap pertumbuhan laba.

4.3.4 Pengaruh Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba


Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa return on assets tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian besarnya Return
On Assets yang dimiliki oleh sebuah perusahaan tidak akan mempengaruhi besaran
pertumbuhan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Hasil ini berbeda dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rike Jolanda Panjaitan (2018) yang
menyatakan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba.
4.4 Konsistensi Penelitian

Setelah dilakukan analisis terhadap penelitan, selanjutnya akan disajikan


penjelasan mengenai perbandingan hasil penelitian sebelumnya dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti yang akan dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.18
Konsistensi Hasil Penelitian
Nama Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
No Penelitian Judul Penelitian Oleh Ira Yudi
Sebelumnya
Sebelumnya Farmawati
1 Rike Pengaruh Berdasarkan hasil Return On
Jolanda Current Ratio, penelitian variabel CR, Assets tidak
Panjaitan Debt to Equity DER, dan ROA berpengaruh
(2018) Ratio, Net berpengaruh positif dan signifikan
Profit Margin, signifikan terhadap terhadap
Return On Pertumbuhan Laba, Pertumbuhan
Assets, sedangkan NPM tidak Laba

76
Terhadap memiliki pengaruh yang
Pertumbuhan signifikan terhadap
Laba Pertumbuhan Laba.
2 Shinta Pengaruh Berdasarkan hasil Debt to Equity
Estininghadi Current Ratio, penelitian, Current Ratio Ratio tidak
(2018) Debt to Equity dan Net Profit Margin berpengaruh
Ratio, Total tidak berpengaruh sihnifikan
Assets signifikan terhadap terhadap
Turnover, Net pertumbuhan laba. Debt Pertumbuhan
Profit Margin to Equity Ratio dan Total Laba
Terhadap Assets Turnover
Pertumbuhan berpengaruh signifikan
Laba terhadap pertumbuhan
laba.
3 Banu Analisis Rasio Berdasarkan hasil Total Asset
Wicaksono Keuangan penelitian, Working Turnover
(2017) untuk Capital to Total Asset berpengaruh
Memprediksi (WCTA), Current signifikan
Pertumbuhan Liabilities to Inventories terhadap
Laba (CLI), Total Assets Pertumbuhan
Turnover (TAT), dan Net Laba
Profit Margin (NPM)
secara bersamasama
(simultan) berpengaruh
secara signifikan
terhadap pertumbuhan
laba.
4 Lina Sari Pengaruh Berdasarkan hasil Working Capital
dan Working penelitian WCTA, DER, to Total Assets
Bambang Capital To dan NPM secara parsial tidak
Purwanto Total Assets, tidak berpengaruh berperngaruh
(2018) Debt To Equity signifikan terhadap signifikan
Ratio, Total pertumbuhan laba. terhadap
Asset Turnover Sedangkan Total Assets Pertumbuhan
Dan Net Profit Turnover berpengaruh Laba
Margin signifikan terhadap
Terhadap pertumbuhan laba
Pertumbuhan
Laba
Sumber: Data yang telah diolah

77
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Working Capital to Total Assets tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Laba pada perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan.
2. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada
perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan.
3. Total Asset Turnover berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada
perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan.
4. Return On Assets tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada
perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan.

5.2 Implikasi Manajerial


1. Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi
perusahaan-perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan agar
dapat meningkatkan kinerja keuangannya sehingga akan dapat menarik
banyak investor serta dapat memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laba seperti Working Capital to Total Assets, Debt to Equity
Ratio, Total Asset Turnover, dan Return On Assets.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada para
calon investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusaan
untuk melakukan investasi yang menguntungkan serta dapat meminimalisir
risiko atas investasi dilakukan pada perusahaan publik manufaktur sub
sektor plastik dan kemasan.

78
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini, meliputi:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 10 perusahaan dari 14
perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2015-2020.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada Working Capital
to Total Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Return On
Assets.

5.4 Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel-variabel
bebas yang lainnya yang berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun penelitian dari
data, serta menggunakan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibeberapa
sektor dan sub sektor lainnya, agar peneliti selanjutnya mendapatkan hasil
pengaruh yang lebih baik dan tentunya juga berguna untuk kesempurnaan
penelitian-penelitian berikutnya, yaitu lebih bermanfaat bagi dunia
penelitian itu sendiri baik dimasa sekarang maupun di masa- masa yang akan
datang.

79
DAFTAR PUSTAKA

Dante Rana Surya, S. S., & Dante Rama Surya, Sa’adah Siddik, dan Choiriyah. (2020,
Juli). Pengaruh Likuiditas, Aktivitas, dan Leverage Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada Sektor Perbankkan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Adminika, Vol.6 No.2, 77-94.
Dhea Frecilia Rinda Sevira dan Fatchan Achyani. (2018). Pengaruh profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Leverage dan Good Corporate Terhadap Pertumbuhan
Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018). Seminar Nasional dan Call For Paper
Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0, 99-116.
Dwi Suryani, Mujino, dan Risal Rinofah. (2020, Juni). Pegaruh Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Pertumbuhan Laba. Ilmiah Manajemen Bisnis, vol.6 No.02, 155-
164.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan
Delapan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Handayani, Ma’num Olfiani dan Milda. (2019, November). Pengaruh Current Ratio,
Total Asset Turnover, dan Debt Equity Ratio, Terhadap Pertumbuhan Laba PT.
Tempo Scan Pasific, Tbk Periode 2008-2017. Ilmiah Akuntansi dan
Manajemen, vol.15 No.2, 56-62.
Hartono, Jogiyanto. (2016). Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi Sepuluh.
Yogyakarta: BPFE
Herry Krisnandi, Dipa Teruna Awaloedin, dan Sella . (2019, Oktober). Pengaruh
Curent Ratio, Inventory Turnover, Debt Equity Ratio, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Rekayasa Informasi, vol.8 No.2, 111-
123.
Intan Puspitasari. (2019, April). Pengaruh Total Asset Turnover dan Return On Asset
Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba (Survei Pada Perusahaan Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2015). Riset Akuntansi,vol. XI No.1, 16-24.
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Linda dan Elizabeth. (2019, Maret). Analisis Pengaruh Firm Size, Growth, Capital
Structure Dan Working Capital Terhadap Profitabilitas. Multiparadigma
Akuntansi,vol.I No.2, 881-888.

80
Mesrawati, Kristin, Chairi Mahfuzhah dan Trimaniat. (2019, Maret). Pengaruh Current
Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Gross Profit Margin,
Terhadap Perubahan Laba Pada PT.Kawasan Industri Medan Tahun 2014-
2017. AKSARA PUBLIC,vol.18 No.1, 92-99.
Moch Ridwan dan Catur Martian Fajar. (2020, Agustus). Analisis Pertumbuhan
Penjualan, Gross Profit. Sain Manajemen, vol.2 No.2, 20-27.
Monica, Agnes, Ira, dan Jholant. (2019, Agustus). Pengaruh Total Asset Turnover,
Firm Size, dan Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Pada PT.Sirma
Pratama Nusa. AKSARA PUBLIC, vol.3 No.3, 72-80.
Nicia, Jesselin , Venessa, dan Darwin. (2019, Juli). Pengaruh Current Ratio, Debt
Equity Ratio, Return On Asset, dan Total Asset Turnover, Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Tercatat di
Bursa Effek Indonesia Periode 2012-2016. Riset Akuntansi Multiparadigma,
vol.6 No.1, 59-63.
Prihadi, Toto. (2019). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Priyatno, D. (2014). SPSS Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi Offset.

Priyatno, D. (2017). Panduan Praktis olah Data Menggunakan SPSS. Yogyakarta:


ANDI.

Rifani Akbar Sulbahri. (2020, Agustus). Pengaruh Sales (penjualan) dan Debt to Equity
Ratio (DER) Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Periode 2014-2018). MBIA, Vol. 19, No. 2, 200-217.
Sarinah. (2017). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Deepublish

Shinta Estininghadi. (2019, January - Juni). Pengaruh Current Ratio , Debt Equity
Ratio, Total Assets Turn Over Dan Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan
Laba. Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara,vol.2 No.1 , 1-10.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.

Sujarweni, V. Wiratna. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:


PUSTAKABARUPRESS

81
Sulbahri, R. A. (2020). Pengaruh Sales (penjualan) dan Debt to Equity Ratio (DER),
Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Periode 2014-2018). Vol. 19, No. 2, Agustus 2020, 119-217.
Syahril Effendi. (2020, Agustus). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Ekek Indonesia.
AKRAB JUARA,Volume 5, 167-178.
Weilly Riduan Nazir dan Roy Budiharjo. (2019). Pengaruh Current Ratio, Debt Equity
Ratio dan Net Profit Margin, Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan
Jasa Perhotelan. ILMIAH WAHANA AKUNTANSI, vol.14 No.1 , 15-32.

82
DAFTAR ISTILAH

Neraca Bagian dari laporan keuangan yang mencatat informasi


mengenai aset dan kewajiban
Ekuitas Hak pemilik terhadap aset perusahaan
Dsitributor Perantara yang menyalurkan produk pabrikan ke pengecer

Supplier Pihak yang menyediakan bahan baku untuk menghasilkan


produk akhir
Aktiva lancar Aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat segera berubah
menjadi uang tunai
Utang lancar Kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun
Aktiva tetap Aktiva atau harta perusahaan yang tidak bergerak
Laba Keuntungan atau profit yang diperoleh
Populasi Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik
Sampel Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi
Teknik Teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel
sampling
Probability Teknik pengambilan sampel
sampling
Total Assets Merupakan rasio aktivitas berguna untuk mengukur seberapa
Turnover kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari
jumlah aset yang dimiliki.
Debt to Equity Modal utang dalam Struktur Modal ini dapat berupa obligasi
Ratio atau pinjaman sedangkan ekuitas dapat berbentuk saham biasa,
saham preferen ataupun laba ditahan.
Pertumbuhan Kombinasi dari profitabilitas dan pertumbuhan, lebih tepatnya
Laba kombinasi dari Profitabilitas Ekonomi dan Pertumbuhan arus kas
bebas.

83
Return on Kemampuan perusahaan dengan menggunkan seluruh aktiva
assets
Profitabilitas Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba
Likuiditas Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban utang jangka pendek

84
LAMPIRAN

85
LAMPIRAN 1
LAPORAN KEUANGAN

86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
LAMPIRAN 2
TABULASI DATA VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS
Working
Kode
Tahun Aktiva lancar Hutang lancar total aktiva capital to
Emiten
total asset
2015 897.761.062.659 395.268.030.783 1.675.232.685.157 0,299954171
2016 1.261.952.056.094 334.534.009.282 2.276.031.922.082 0,407471458
2017 1.200.668.597.438 333.004.593.743 2.294.677.493.483 0,37812024
IMPC
2018 1.220.137.554.014 342.328.901.816 2.370.198.817.803 0,370352329
2019 1.174.699.544.323 479.079.545.266 2.501.132.856.219 0,278121971
2020 1.261.952.159.927 608.353.619.395 2.697.100.062.756 0,242333812
2015 1.435.684.696.000 1.627.327.108.000 3.199.956.106.000 -0,059889075
2016 1.170.415.843.000 1.166.538.833.000 2.736.754.621.000 0,001416645
2017 1.182.465.600.000 236.587.480.000 2.586.232.360.000 0,365735939
FPNI
2018 1.329.648.111.000 1.141.178.391.000 2.821.656.834.000 0,066793991
2019 986.960.514.000 748.367.139.000 2.292.266.832.000 0,104086214
2020 1.004.349.492.240 633.853.254.720 1.092.079.026.720 0,339257717
2015 1.126.617.108.930 1.282.757.661.162 3.853.987.254.546 -0,040514029
2016 1.218.478.962.173 1.270.401.444.266 3.782.015.287.076 -0,013728787
2017 1.321.479.542.360 1.356.691.351.320 3.879.455.813.840 -0,009076482
IPOL
2018 1.565.795.079.468 1.529.820.258.849 4.209.257.539.548 0,008546595
2019 1.453.138.634.835 1.282.847.253.897 3.838.807.705.251 0,044360487
2020 1.580.426.287.386 1.211.162.515.796 3.936.886.858.751 0,093795881
2015 306.262.234.760 69.980.726.732 432.210.376.664 0,546681711
2016 325.494.162.443 111.360.300.869 881.673.021.959 0,242872194
2017 351.255.636.607 127.673.269.661 921.240.988.517 0,242696938
TALF
2018 405.988.723.901 151.341.881.953 984.597.771.989 0,258630325
2019 468.877.107.644 173.578.114.300 1.329.083.050.439 0,222182499
2020 490.284.080.260 263.432.699.854 1.474.472.516.166 0,153852566
2015 309.534.956.646 62.393.966.974 383.936.040.590 0,643703543
2016 363.004.314.204 62.350.881.953 439.465.673.296 0,684134053
2017 396.252.892.753 60.941.267.200 513.022.591.574 0,653600116
IGAR
2018 416.191.470.230 72.223.978.098 570.197.810.698 0,603242394
2019 446.573.796.440 80.669.409.164 617.594.780.669 0,592466774
2020 509.735.319.690 48.639.860.188 665.863.417.235 0,692477538
YPAS 2015 104.222.023.392 85.097.667.841 279.189.768.587 0,068499486

110
2016 118.108.607.817 121.306.029.590 280.257.664.992 -0,011408865
2017 148.857.935.337 166.371.675.360 303.542.864.533 -0,057697749
2018 189.670.901.662 184.166.194.553 330.955.269.476 0,016632783
2019 146.737.666.960 94.274.141.595 278.236.534.771 0,188557284
2020 159.992.983.032 91.457.880.845 275.782.172.710 0,24851172
2015 81.119.626.942 68.835.516.891 308.620.387.248 0,039803301
2016 71.131.579.000 47.573.871.564 314.468.690.130 0,074912728
2017 126.404.952.607 73.638.951.697 398.698.779.619 0,132345529
APLI
2018 201.923.603.048 201.327.226.691 503.177.499.114 0,001185221
2019 123.669.639.380 87.957.256.576 419.264.529.448 0,085178641
2020 136.743.918.865 86.215.048.917 406.440.895.710 0,124320339
2015 584.029.401.000 511.796.663.000 1.820.783.911.000 0,03967123
2016 777.316.455.000 560.277.480.000 2.088.696.909.000 0,103911187
2017 718.757.530.000 654.032.840.000 1.964.877.082.000 0,032940834
BRNA
2018 811.798.388.000 825.079.803.000 2.461.326.183.000 -0,00539604
2019 665.275.229.000 840.292.748.000 2.263.112.918.000 -0,077334859
2020 606.858.222.000 756.417.640.000 2.108.151.011.000 -0,070943408
2015 1.015.820.277.000 985.625.515.000 2.883.143.132.000 0,010472863
2016 870.146.141.000 770.887.902.000 2.615.909.190.000 0,037944069
2017 1.003.030.428.000 961.284.302.000 2.745.325.833.000 0,015206255
AKPI
2018 1.076.095.034.000 1.026.990.243.000 3.017.185.725.000 0,016275031
2019 1.087.597.237.000 1.003.137.696.000 2.776.775.756.000 0,030416407
2020 910.024.936.000 879.913.552.000 2.644.267.716.000 0,011387419
2015 1.137.766.718.031 869.536.723.928 3.357.359.499.954 0,07989314
2016 1.179.999.891.768 909.779.313.844 3.290.596.224.286 0,082119032
2017 1.189.727.024.906 968.421.072.104 3.332.905.936.010 0,0664003
TRST
2018 1.494.150.559.018 1.314.074.889.815 4.284.901.587.126 0,042025625
2019 1.394.497.849.782 1.300.374.327.083 4.349.022.887.699 0,021642453
2020 1.337.085.097.940 1.163.590.483.941 4.223.302.387.771 0,04108032

111
VARIABEL DEBT TO EQUITY RATIO

Kode Emiten Tahun Total Hutang Modal DER

2015 578.352.730.206 1.096.879.954.951 0,527270762


2016 1.050.386.739.011 1.225.645.183.071 0,857007194
2017 1.005.656.523.820 1.289.020.969.663 0,780170802
IMPC
2018 997.975.486.781 1.372.223.331.022 0,727268998
2019 1.092.845.023.431 1.408.287.832.788 0,776009703
2020 1.231.192.233.990 1.465.907.828.766 0,839883797
2015 1.881.052.218.000 1.318.903.888.000 1,426223878
2016 1.427.341.285.000 1.309.413.336.000 1,090061668
2017 1.293.473.400.000 1.292.758.960.000 1,000552647
FPNI
2018 1.344.230.019.000 1.477.426.815.000 0,909845419
2019 920.237.358.000 1.372.029.474.000 0,670712529
2020 760.879.333.200 1.335.549.185.760 0,5697127
2015 1.751.151.865.858 2.102.835.388.688 0,832757464
2016 1.697.042.517.732 2.084.972.769.344 0,813939895
2017 1.730.147.890.000 2.149.307.923.840 0,804979068
IPOL
2018 1.879.570.074.348 2.329.687.465.200 0,806790654
2019 1.578.668.819.766 2.260.138.885.485 0,698483102
2020 1.468.329.064.212 2.468.557.794.538 0,594812513
2015 84.008.353.472 350.202.023.192 0,239885403
2016 129.777.537.129 751.895.484.830 0,172600501
2017 155.076.156.734 766.164.831.783 0,202405736
TALF
2018 176.218.785.183 808.378.986.806 0,217990309
2019 320.791.791.518 1.008.291.258.921 0,318153895
2020 454.287.199.938 1.020.285.316.228 0,44525506
2015 73.471.782.127 310.464.258.463 0,236651338
2016 65.716.637.766 373.749.035.530 0,175830923
2017 71.075.842.431 441.946.749.143 0,160824449
IGAR
2018 87.283.567.361 482.914.243.337 0,180743411
2019 80.669.409.164 536.925.371.505 0,150243243
2020 72.281.042.223 593.582.375.012 0,12177087
2015 128.790.247.858 150.399.520.729 0,856320866
YPAS 2016 138.256.225.581 142.001.439.411 0,973625522
2017 176.449.823.868 127.093.040.665 1,38835158

112
2018 212.804.573.009 118.150.696.467 1,801128384
2019 156.887.406.881 121.349.127.890 1,292859781
2020 144.485.748.290 131.296.424.420 1,100454555
2015 87.059.306.497 221.561.080.751 0,392935917
2016 67.967.245.679 246.501.444.451 0,275727576
2017 171.514.782.371 227.183.997.248 0,754959788
APLI
2018 298.992.622.457 204.184.876.657 1,464323055
2019 206.523.459.012 212.741.070.436 0,970773808
2020 200.450.080.044 205.990.815.666 0,973102026
2015 992.869.623.000 827.914.288.000 1,199242044
2016 1.060.343.634.000 1.028.353.275.000 1,031108336
2017 111.847.645.000 853.029.437.000 0,131118154
BRNA
2018 1.338.054.621.000 1.123.271.562.000 1,191212051
2019 1.309.332.127.000 953.780.791.000 1,372780978
2020 1.221.179.856.000 886.971.155.000 1,376797711
2015 1.775.577.239.000 1.107.565.893.000 1,603134631
2016 1.495.874.021.000 1.120.035.169.000 1,335559867
2017 1.618.713.342.000 1.126.726.263.000 1,436651825
AKPI
2018 1.799.204.668.000 1.217.981.057.000 1,477202505
2019 1.531.819.965.000 1.244.955.791.000 1,230421173
2020 1.330.380.957.000 1.313.886.759.000 1,012553744
2015 1.400.438.809.900 1.956.920.690.054 0,715633913
2016 1.358.241.040.272 1.932.355.184.014 0,702894091
2017 1.357.336.438.524 1.975.569.497.486 0,68706084
TRST
2018 2.047.516.971.004 2.237.384.616.122 0,915138576
2019 2.174.561.951.424 2.174.460.936.275 1,000046455
2020 1.956.491.953.490 2.266.810.434.281 0,863103471

113
VARIABEL TOTAL ASSETS TURNOVER

Kode Emiten Tahun Penjualan Total Asset TATO

2015 1.147.838.378.765 1.675.232.685.157 0,685181


2016 1.135.296.191.546 2.276.031.922.082 0,498805
2017 1.193.054.430.825 2.294.677.493.483 0,519922
IMPC
2018 1.395.298.815.177 2.370.198.817.803 0,588684
2019 1.495.759.701.262 2.501.132.856.219 0,598033
2020 1.797.514.877.242 2.697.100.062.756 0,666462
2015 6.277.352.758.000 3.199.956.106.000 1,9617
2016 5.906.758.425.000 2.736.754.621.000 2,158308
2017 5.841.504.080.000 2.586.232.360.000 2,258693
FPNI
2018 6.251.604.012.000 2.821.656.834.000 2,215579
2019 4.591.297.267.500 2.292.266.832.000 2,002951
2020 4.341.804.974.160 1.092.079.026.720 3,975724
2015 2.752.644.913.770 3.853.987.254.546 0,714233
2016 2.615.334.114.333 3.782.015.287.076 0,691519
2017 2.681.643.557.360 3.879.455.813.840 0,691242
IPOL
2018 3.048.553.872.873 4.209.257.539.548 0,72425
2019 2.811.357.743.367 3.838.807.705.251 0,732352
2020 2.777.255.262.447 3.936.886.858.751 0,705445
2015 476.383.633.793 432.210.376.664 1,102203
2016 569.419.992.907 881.673.021.959 0,64584
2017 646.087.885.410 921.240.988.517 0,701323
TALF
2018 741.055.147.778 984.597.771.989 0,752648
2019 924.654.057.926 1.329.083.050.439 0,695708
2020 1.022.101.048.870 1.474.472.516.166 0,693198
2015 677.331.846.043 383.936.040.590 1,764179
2016 792.794.834.768 439.465.673.296 1,803997
2017 761.926.952.217 513.022.591.574 1,485172
IGAR
2018 777.316.506.801 570.197.810.698 1,36324
2019 776.541.441.414 617.594.780.669 1,257364
2020 739.402.296.030 665.863.417.235 1,110441
2015 277.402.566.627 279.189.768.587 0,993599
YPAS 2016 278.331.887.681 280.257.664.992 0,993129
2017 302.591.131.450 303.542.864.533 0,996865

114
2018 412.833.362.528 330.955.269.476 1,247399
2019 388.118.905.159 278.236.534.771 1,394924
2020 303.203.668.856 275.782.172.710 1,099432
2015 260.667.211.707 308.620.387.248 0,844621
2016 319.727.703.679 314.468.690.130 1,016723
2017 382.238.397.027 398.698.779.619 0,958715
APLI
2018 438.050.805.734 503.177.499.114 0,870569
2019 437.990.210.351 419.264.529.448 1,044663
2020 325.538.152.468 406.440.895.710 0,800948
2015 1.278.353.442.000 1.820.783.911.000 0,70209
2016 1.364.849.405.000 2.088.696.909.000 0,653445
2017 1.310.440.496.000 1.964.877.082.000 0,666933
BRNA
2018 1.319.344.703.000 2.461.326.183.000 0,53603
2019 1.221.535.436.000 2.263.112.918.000 0,539759
2020 862.424.812.000 2.108.151.011.000 0,409091
2015 2.017.466.511.000 2.883.143.132.000 0,699746
2016 2.047.218.639.000 2.615.909.190.000 0,782603
2017 2.064.857.643.000 2.745.325.833.000 0,752136
AKPI
2018 1.792.572.869.000 3.017.185.725.000 0,594121
2019 2.251.123.299.000 2.776.775.756.000 0,810697
2020 2.230.113.093.000 2.644.267.716.000 0,843376
2015 2.457.349.444.991 3.357.359.499.954 0,731929
2016 2.249.418.846.803 3.290.596.224.286 0,68359
2017 2.354.938.016.436 3.332.905.936.010 0,706572
TRST
2018 2.630.918.557.954 4.284.901.587.126 0,613997
2019 2.566.094.747.992 4.349.022.887.699 0,590039
2020 2.991.912.117.541 4.223.302.387.771 0,70843

115
VARIABEL RETURN ON ASSETS

Kode Emiten Tahun Laba Bersih Total Asset ROA

2015 129.759.075.975 1.675.232.685.157 0,077457345


2016 125.823.130.775 2.276.031.922.082 0,055281795
2017 91.303.491.940 2.294.677.493.483 0,039789248
IMPC
2018 105.523.929.164 2.370.198.817.803 0,04452113
2019 93.145.200.039 2.501.132.856.219 0,037241204
2020 115.805.324.362 2.697.100.062.756 0,042936977
2015 (40.903.480.000) 3.199.956.106.000 0,448657622
2016 28.997.361.000 2.736.754.621.000 0,010595528
2017 (23.536.080.000) 2.586.232.360.000 -0,00910053
FPNI
2018 (88.255.125.000) 2.821.656.834.000 -0,03127777
2019 (45.450.309.000) 2.292.266.832.000 -0,01982767
2020 (69.400.503.600) 1.092.079.026.720 -0,06354898
2015 36.576.770.280 3.853.987.254.546 0,009490631
2016 86.863.299.423 3.782.015.287.076 0,022967464
2017 33.422.662.480 3.879.455.813.840 0,008615297
IPOL
2018 73.110.242.961 4.209.257.539.548 0,017368917
2019 62.380.438.451 3.838.807.705.251 0,016249951
2020 119.565.812.050 3.936.886.858.751 0,03037065
2015 33.717.725.980 432.210.376.664 0,078012301
2016 30.137.707.324 881.673.021.959 0,034182408
2017 21.465.836.784 921.240.988.517 0,023301001
TALF
2018 43.976.734.000 984.597.771.989 0,044664669
2019 27.456.246.966 1.329.083.050.439 0,020658037
2020 18.488.700.221 1.474.472.516.166 0,012539196
2015 51.416.184.307 383.936.040.590 0,133918619
2016 69.305.629.795 439.465.673.296 0,157704308
2017 72.376.683.136 513.022.591.574 0,141078939
IGAR
2018 44.672.438.405 570.197.810.698 0,07834551
2019 60.836.752.751 617.594.780.669 0,098505937
2020 60.770.710.445 665.863.417.235 0,09126603
2015 (9.880.781.293) 279.189.768.587 -0,03539091
YPAS 2016 (10.932.426.503) 280.257.664.992 -0,03900848
2017 (14.500.028.420) 303.542.864.533 -0,04776929

116
2018 (9.041.326.115) 330.955.269.476 -0,02731888
2019 (3.488.737.738) 278.236.534.771 -0,01253875
2020 8.334.858.402 275.782.172.710 0,030222615
2015 1.854.274.736 308.620.387.248 0,00600827
2016 25.109.482.194 314.468.690.130 0,07984732
2017 (1.329.429.201) 398.698.779.619 -0,00333442
APLI
2018 (23.496.671.376) 503.177.499.114 -0,04669659
2019 (9.588.681.370) 419.264.529.448 -0,02287024
2020 (6.424.025.663) 406.440.895.710 -0,01580556
2015 (7.159.572.000) 1.820.783.911.000 -0,00393214
2016 (12.664.977.000) 2.088.696.909.000 -0,00606358
2017 (178.283.422.000) 1.964.877.082.000 -0,09073515
BRNA
2018 (23.662.406.000) 2.461.326.183.000 -0,00961368
2019 (163.083.992.000) 2.263.112.918.000 -0,0720618
2020 (82.002.458.000) 2.108.151.011.000 -0,03889781
2015 27.644.714.000 2.883.143.132.000 0,009588395
2016 52.393.857.000 2.615.909.190.000 0,020028928
2017 13.333.970.000 2.745.325.833.000 0,004856972
AKPI
2018 (5.463.076.000) 3.017.185.725.000 -0,00181065
2019 54.355.268.000 2.776.775.756.000 0,019574958
2020 66.005.547.000 2.644.267.716.000 0,024961749
2015 25.314.103.403 3.357.359.499.954 0,007539885
2016 33.794.866.940 3.290.596.224.286 0,010270135
2017 38.199.681.742 3.332.905.936.010 0,011461374
TRST
2018 63.193.899.099 4.284.901.587.126 0,01474804
2019 38.911.968.283 4.349.022.887.699 0,00894729
2020 73.277.742.422 4.223.302.387.771 0,017350816

117
LAMPIRAN 3
TABULASI DATA VARIABEL DEPENDEN
VARIABEL PERTUMBUHAN LABA
Kode Total Asset (t) periode Total Asset (t1) periode Profit
Tahun sekarang sebelum Growth
Emiten
2015 1.675.232.685.157 1.740.439.269.199 -0,03746559
2016 2.276.031.922.082 1.675.232.685.157 0,358636291
2017 2.294.677.493.483 2.276.031.922.082 0,00819214
IMPC
2018 2.370.198.817.803 2.294.677.493.483 0,03291152
2019 2.501.132.856.219 2.370.198.817.803 0,055241796
2020 2.697.100.062.756 2.501.132.856.219 0,078351378
2015 3.199.956.106.000 3.171.330.246.000 0,009026452
2016 2.736.754.621.000 3.199.956.106.000 -0,14475245
2017 2.586.232.360.000 2.736.754.621.000 -0,055000277
FPNI
2018 2.821.656.834.000 2.586.232.360.000 0,0910299
2019 2.292.266.832.000 2.821.656.834.000 -0,187616721
2020 1.092.079.026.720 2.292.266.832.000 -0,523581194
2015 3.853.987.254.546 3.532.749.192.354 0,090931466
2016 3.782.015.287.076 3.853.987.254.546 -0,018674677
2017 3.879.455.813.840 3.782.015.287.076 0,025764181
IPOL
2018 4.209.257.539.548 3.879.455.813.840 0,085012368
2019 3.838.807.705.251 4.209.257.539.548 -0,088008356
2020 3.936.886.858.751 3.838.807.705.251 0,025549379
2015 432.210.376.664 433.975.362.840 -0,004067019
2016 881.673.021.959 432.210.376.664 1,039916368
2017 921.240.988.517 881.673.021.959 0,044878278
TALF
2018 984.597.771.989 921.240.988.517 0,068773301
2019 1.329.083.050.439 984.597.771.989 0,349874119
2020 1.474.472.516.166 1.329.083.050.439 0,109390806
2015 383.936.040.590 350.619.526.939 0,095021843
2016 439.465.673.296 383.936.040.590 0,144632509
2017 513.022.591.574 439.465.673.296 0,167378075
IGAR
2018 570.197.810.698 513.022.591.574 0,111447761
2019 617.594.780.669 570.197.810.698 0,083123732
2020 665.863.417.235 617.594.780.669 0,078155836
2015 279.189.768.587 320.882.480.510 -0,129931406
2016 280.257.664.992 279.189.768.587 0,003824984
YPAS
2017 303.542.864.533 280.257.664.992 0,083084969
2018 330.955.269.476 303.542.864.533 0,090308184

118
2019 278.236.534.771 330.955.269.476 -0,159292628
2020 275.782.172.710 278.236.534.771 -0,008821135
2015 308.620.387.248 273.126.657.794 0,129953369
2016 314.468.690.130 308.620.387.248 0,018949827
2017 398.698.779.619 314.468.690.130 0,26784889
APLI
2018 503.177.499.114 398.698.779.619 0,262049258
2019 419.264.529.448 503.177.499.114 -0,166766141
2020 406.440.895.710 419.264.529.448 -0,030586021
2015 1.820.783.911.000 1.334.086.016.000 0,364817477
2016 2.088.696.909.000 1.820.783.911.000 0,147141567
2017 1.964.877.082.000 2.088.696.909.000 -0,059280897
BRNA
2018 2.461.326.183.000 1.964.877.082.000 0,252661658
2019 2.263.112.918.000 2.461.326.183.000 -0,080531084
2020 2.108.151.011.000 2.263.112.918.000 -0,068472901
2015 2.883.143.132.000 2.227.042.590.000 0,294606194
2016 2.615.909.190.000 2.883.143.132.000 -0,092688406
2017 2.745.325.833.000 2.615.909.190.000 0,049472911
AKPI
2018 3.017.185.725.000 2.745.325.833.000 0,099026458
2019 2.776.775.756.000 3.017.185.725.000 -0,079680202
2020 2.644.267.716.000 2.776.775.756.000 -0,047720108
2015 3.357.359.499.954 3.261.285.495.052 0,029458937
2016 3.290.596.224.286 3.357.359.499.954 -0,01988565
2017 3.332.905.936.010 3.290.596.224.286 0,012857765
TRST
2018 4.284.901.587.126 3.332.905.936.010 0,285635319
2019 4.349.022.887.699 4.284.901.587.126 0,014964475
2020 4.223.302.387.771 4.349.022.887.699 -0,028907758

119
LAMPIRAN 4
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandar
dized
Residual

N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .17224568
Most Extreme Differences Absolute .149
Positive .149
Negative -.134
Kolmogorov-Smirnov Z 1.152
Asymp. Sig. (2-tailed) .141

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .198 .083 2.371 .021

X1 .148 .161 .158 .916 .364 .468 2.139

X2 -.018 .072 -.041 -.257 .798 .557 1.794

X3 -.157 .041 -.479 -3.840 .000 .894 1.118

X4 .370 .342 .139 1.081 .284 .845 1.183

a. Dependent Variable: Y

120
UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .165 .059 2.805 .007

X1 .012 .114 .020 .105 .917

X2 -.019 .051 -.066 -.376 .708

X3 -.026 .029 -.128 -.917 .363

X4 -.263 .241 -.156 -1.090 .281

a. Dependent Variable: abs_res

UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb

Std. Error
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson

1 .483a .233 .177 .17840 2.275

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1


b. Dependent Variable: Y

121
Runs Test

Unstandard
ized
Residual

Test Valuea -.05295


Cases < Test Value 30
Cases >= Test Value 30
Total Cases 60
Number of Runs 29
Z -.521
Asymp. Sig. (2-tailed) .602

a. Median

122
LAMPIRAN 5
KOEFISIEN KORELASI
Correlations
Y X1 X2 X3 X4
Y Pearson Correlation 1 .096 -.126 -.406** .133
Sig. (2-tailed) .466 .337 .001 .312

N 60 60 60 60 60
X1 Pearson Correlation .096 1 -.658** .298* .389**
Sig. (2-tailed) .466 .000 .021 .002

N 60 60 60 60 60
X2 Pearson Correlation -.126 -.658** 1 -.104 -.227
Sig. (2-tailed) .337 .000 .427 .081

N 60 60 60 60 60
X3 Pearson Correlation -.406 .298 -.104 1 .160
Sig. (2-tailed) .001 .021 .427 .221

N 60 60 60 60 60
X4 Pearson Correlation .133 .389** -.227 .160 1
Sig. (2-tailed) .312 .002 .081 .221

N 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

123
LAMPIRAN 6
REGRESI LINEAR BERGANDA DAN KOEFISIEN DETERMINASI

KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb

Std. Error
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson

1 .483a .233 .177 .17840 2.275

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1


b. Dependent Variable: Y

REGRESI LINEAR BERGANDA


Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .198 .083 2.371 .021

X1 .148 .161 .158 .916 .364 .468 2.139

X2 -.018 .072 -.041 -.257 .798 .557 1.794

X3 -.157 .041 -.479 -3.840 .000 .894 1.118

X4 .370 .342 .139 1.081 .284 .845 1.183

a. Dependent Variable: Y

124
LAMPIRAN 7
UJI F DAN UJI T

UJI F
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.

1 Regression .532 4 .133 4.182 .005b

Residual 1.750 55 .032

Total 2.283 59

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

UJI T
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .198 .083 2.371 .021

X1 .148 .161 .158 .916 .364 .468 2.139

X2 -.018 .072 -.041 -.257 .798 .557 1.794

X3 -.157 .041 -.479 -3.840 .000 .894 1.118

X4 .370 .342 .139 1.081 .284 .845 1.183

a. Dependent Variable: Y

125
LAMPIRAN 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
1. Nama : Ira Yudi Farmawati
2. NIM : 1631503073
3. Jurusan : Manajemen Keuangan
4. Tempat / Tanggal Lahir : Samarinda, 08 Juni 1991
5. Alamat : Jl. Akasia 2 Blok B2 No 4 Komplek Arinda
Permai 2 Pondok Aren Tangerang Selatan
6. No. Tlp/Hp : 081372826063
7. E-mail : raaraambul08@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 1996 – 2002 : SDN 002 Tirta Kencana Samarinda
2. 2002 – 2005 : SMPN 5 Samarinda
3. 2005 – 2008 : SMAN 5 Samarinda
4. 2016 – 2020 : S1 Manajemen Universitas Budi Luhur

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
dapat dipertanggung jawabkan.

Hormat Saya,

Ira Yudi Farmawati


1631503073

126
LAMPIRAN 9

KARTU BIMBINGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

NIM : 1631503073
NAMA : Ira Yudi Farmawati
DOSEN PEMBIMBING : Berlian Karlina, M.M
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS, DEBT TO
EQUITY RATIO, TOTAL ASSETS TURNOVER. RETURN ON
ASSETS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
No. Tanggal Materi Paraf Dosen
1. 24 Maret 2021 Bimbingan awal syarat-syarat untuk pengajuan judul
2. 9 April 2021 Bimbingan Pertama (BAB 1)
3. 12 April 2021 Bimbingan Kedua (BAB 1)
4. 25 April 2021 Bimbingan Ketiga (BAB 2 dan BAB 3)
5. 25 Mei 2021 Bimbingan Keempat (BAB 3 dan BAB 4)
6. 5 Juni 2021 Bimbingan Kelima (Review BAB 4)
7. 20 Juni 2021 Bimbingan Keenam (Lanjutan BAB 4 dan BAB 5)
Bimbingan Ketujuh (Review keseluruhan BAB dan
8. 2 Juli 2021
persiapan sidang)
9. 11 Juli 2021 Simulasi Sidang Skripsi
Mahasiswa di atas telah melakukan bimbingan dengan jumlah materi yang telah mencukupi
untuk disidangkan.

Jakarta, 11 Juli 2021

Mahasiswa Dosen Pembimbing

(Ira Yudi Farmawati) (Berlian Karlina, M.M)

127
128

Anda mungkin juga menyukai