Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN

INTERNAL, MORALITAS INDIVIDU DAN ASIMETRI


INFORMASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI
(Studi Kasus pada PT.Transcosmos Indonesia)

SKRIPSI

Oleh:
ARRAHMAN FADILAH
1632500862

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2021
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN
INTERNAL, MORALITAS INDIVIDU DAN ASIMETRI
INFORMASI TERHADAP KECURANGAN
AKUNTANSI
(Studi Kasus pada PT.Transcosmos Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh


gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak.)

Oleh:
ARRAHMAN FADILAH
1632500862

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2021

ii
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIANINTERNAL,


MORALITAS INDIVIDU DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP
KECURANGAN AKUNTANSI,
(Studi Kasus pada PT.Transcosmos Indonesia)

Oleh:

Nama : Arrahman Fadilah


NIM : 1632500862

Disetujui untuk diujikan dalam sidang Skripsi


Jakarta, Juli 2021
Dosen Pembimbing

(Desy Anggraeni, SE, M.Akt)

iii
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Arrahman Fadilah


NIM : 1632500862
BidangPeminatan : Prodi Akuntansi Manajemen
JenjangStudi : Strata 1
Judul : Pengaruh Budaya Organisasi, Pengendalian Internal,
Moralitas Individu Dan AsimetriInformasi Terhadap
Kecurangan Akuntansi(Studi Kasus pada
PT.Transcosmos Indonesia)

Jakarta, Juli 2020


Tim Penguji: Tanda tangan:

Penguji 1
Nama Penguji 1 ………………………………….
Penguji 2
Nama Penguji 2 ………………………………….
Moderator,
Nama Ketua Penguji ………………………………….
Pembimbing
Nama Pembimbing ………………………………….

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Puspita Rani, SE, M.k

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
& PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Arrahman Fadilah
NIM : 1632500862
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Menyatakan bahwa SKRIPSI yang
berjudul:
Pengaruh Budaya Organisasi, Pengendalian Internal, Moralitas Individu Dan
Asimetri Informasi Terhadap Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus pada
PT.Transcosmos Indonesia)

1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya
yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain,
2. Saya ijinkan dikelola oleh Universitas Budi Luhur sesuai dengan norma
hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apa bila dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, Juli 2021

(Arrahman Fadilah)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang
berjudul:
“Pengaruh Budaya Organisasi, Pengendalian Internal, Moralitas Individu
dan Asimetri Informasi Terhadap Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus pada PT.
Transcosmos Indonesia)”
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah sartu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Budi Luhur. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak, dari masa perkuliaan sampai pada penyusunan skripsi
ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Jusni dan Ibu Meinizar, selaku orang tua saya, yang telah
memberikan bantuan dukungan moril maupun materil.
2. Bapak Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M. selaku Rektor Universitas Budi
Luhur.
3. Bapak Dr. Arief Wibowo, S.Kom, M. Kom selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur.
4. Ibu Dr. Puspita Rani, SE, M.k selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur.
5. Ibu Desy Anggraeni, SE, M.Akt selaku Dosen Pembimbing tugas akhir
saya yang dengan sabar membimbing dan memberi pengarahan dengan
baik kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Ibu Dr. Puspita Rani, SE, M.k sebgai Penguji 1 yang telah memberi
masukan dan saran dalam penelitian ini.
7. Ibu Nora Hilmia Primasari, S.E, M.Si sebgai Penguji 2 yang telah member
masukan dan saran dalam penelitian ini.
8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur
yang telah memberikan ilmu selama masa perkuliahan saya.

vi
9. Untuk saudari saya Aulias Sufi terima kasih sudah menjadi motivasi saya
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk Ria Angraeni terimakasih sudah menemani dan selalu
mendukung sayadalam penyusunan skripsi ini.
11. Untuk keluarga besar WDA HOME BASE saya ucapkan terima kasih
telahmendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Untuk Tatum dan Keling selaku Vespa saya, saya ucapkan terima kasih
telahmenemani dan berjuang bersama dalam menempuh Pendidikan ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, Juli 2021

Penulis

vii
ABSTRAKSI

Arrahman FADILAH
1632500862

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIANINTERNAL,


MORALITAS INDIVIDU DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP
KECURANGAN AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada PT. Transcosmos Indonesia)
(xiv halaman, 91 halaman, 2020, 6 gambar, 23 tabel, 12 lampiran)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi,


pengendalian internal, moralitas individu dan asimetri informasi terhadap
kecurangan akuntansi. Kriteria responden yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu karyawan yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan variabel
penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 85 responden. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan kuesioner yang terdiri dari 5 instrumen dengan
menggunakan skala likert dan analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal dan
asimetris informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecurangan akuntansi,
budaya organisasi dan moralitas individu berpengaruh signifikan negatif terhadap
kecurangan akuntansi.

Kata kunci: budaya organisasi, pengendalian internal, moralitas individu, asimetri


informasi, kecurangan akuntansi.

viii
ABSTRACTION

Arrahman FADILAH
1632500862

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE, INTERNAL CONTROL,


INDIVIDUAL MORALITY AND INFORMATION ASYMETRIES ON
ACCOUNTING FRAUD
(Case Study at PT. Transcosmos Indonesia)
(xiv pages, 91 pages, 2020, 6 images, 23 tables, 12 appendices)

This study aims to determine the effect of organizational culture, internal control,
individual morality and information asymmetry on accounting fraud. Respondent
criteria used in this study are employees who work in sections related to research
variables. The sample used was 85 respondents. The method of data collection
was carried out by a questionnaire consisting of 5 instruments using a Likert scale
and the analysis used was multiple regression analysis. The results of this study
indicate that internal control and information asymmetry have a significant
positive effect on accounting fraud, organizational culture and individual morality
have a significant negative effect on accounting fraud.

Keywords: organizational culture, internal control, individual morality,


information asymmetry, accounting fraud.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PEROLEHAN GELAR...................................................................ii
PERSETUJUAN...................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.....................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
Latar Belakang Penelitian.................................................................................................................1
Pembatasan Masalah 5
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 6
Sistematika Penulisan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................9


Landasan Teori 9
Teori Fraud Triangle 9
Teori GONE 11
Kecurangan Akuntansi 12
Definisi Kecurangan Akuntansi 12
Dimensi dan Indikator Kecurangan Akuntansi....................................................................15
Budaya Organisasi 15

x
Definisi Budaya Organisasi 15
Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi..........................................................................17
Pengendalian Internal 18
Definisi Pengendalian Internal 18
Dimensi dan Indikator Pengendalian Internal......................................................................20
Moralitas Individu 21
Definisi Moralitas Individu 21
Dimensi dan Indikator Moralitas Individu...........................................................................22
Asimetri Informasi 23
Definisi Asimetri Informasi 23
Dimensi dan Indikator Asimetri Informasi..........................................................................24
Hasil Penelitian Sebelumnya...........................................................................................................26
Kerangka Teoritis 28
Pengembangan Hipotesis Penelitian................................................................................................30
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kecurangan
Akuntansi..............................................................................30
Pengendalian Internal terhadap Kecurangan Akuntansi......................................................31
Pengaruh Moralitas Individu terhadap Kecurangan
Akuntansi..............................................................................31
Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Kecurangan Akuntansi....32

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................34


Tipe Penelitian 34
Populasi dan Sampel Penelitian......................................................................................................34
Populasi Penelitian 34
Sampel Penelitian 34
Teknik Pengumpulan Data Penelitian.............................................................................................35
Unit Penelitian 36
Gambaran Umum Perusahaan..............................................................................................36
Visi PT. Transcosmos Indonesia..........................................................................................36
Misi PT. Transcosmos Indonesia.........................................................................................37

Struktur Organisasi 37

xi
Bidang Usaha 38
Lokasi Penelitian 38
Model dan diagram jalur penelitian.................................................................................................38
Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian............................................................39
Definisi Variabel Penelitian 40
Variabel Terikat (Dependent Variable)...............................................................................40
Variabel Independen 40
Operasionalisasi Variabel Penelitian...................................................................................43
Teknis Analisis Data 48
Statistik Deskriptif 49
Uji Instrumen Penelitian 49
Uji Validitas Data 49
Uji Reliabilitas Data 50
Analisis Regresi Linear Berganda.......................................................................................50
Uji Asumsi Klasik 51
Uji Normalitas 51
Uji Multikolinearitas 52
Uji Heteroskedastisitas 52
Analisis Koefisien Korelasi 53
Analisis Koefisien Determinasi (R2 )..................................................................................54
Uji Kelayakan Model (Uji – F)............................................................................................55
Uji Hipotesis Penelitian (Uji – T)........................................................................................55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................57


Data Demografik Responden..........................................................................................................57
Responden Berdasarkan Gender (Jenis Kelamin)................................................................58
Responden Berdasarkan Usia..............................................................................................58
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.....................................................................59
Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja.........................................................................60
Statistika Deskriptif 60

Uji Kualitas Data Penelitian............................................................................................................61


Uji Validitas Data 61

xii
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Budaya Organisasi
(X1).........................................................................62
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Pengendalian Internal
(X2).........................................................................63
Hasil Uji Validitas Terhadap Moralitas Individu (X3).........63
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Asimetri Informasi
(X4).........................................................................64
Hasil Uji Validitas Terhadap Kecurangan Akuntansi (Y)....64
Uji Reliabilitas 65
Hasil Uji Asumsi Klasik 66
Uji Normalitas 67
Uji Multikolinearitas 69
Uji Heteroskedastisitas 69
Analisa Grafik 70
Hasil Uji Hipotesis 70
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda...................................................................................70
Analisis Koefisien Korelasi 72
Uji R2 (Koefisien Determinasi)............................................................................................75
Uji Kelayakan Model (Uji F)75
Uji Hipotesis Penelitian (Uji T)...........................................................................................76
Pembahasan Hasil Penelitian..........................................................................................................78
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kecurangan Akuntansi....78
Pengendalian Internal Terhadap Kecurangan Akuntansi.....................................................79
Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecurangan Akuntansi....80

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecurangan Akuntansi....81


Konsistensi Hasil Penelitian Sebelumnya.......................................................................................82

BAB V PENUTUP............................................................................................84
Kesimpulan 84
Implikasi 84
Keterbatasan Penelitian 85
Saran 86

xiii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................87
DAFTAR ISTILAH.............................................................................................89
LAMPIRAN..........................................................................................................91

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator Kecurangan Akuntansi....................................15
Tabel 2.2 Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi..........................................17
Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Pengendalian Internal......................................20
Tabel 2.4 Dimensi dan Indikator Moralitas Individu...........................................23
Tabel 2.5 Dimensi dan Indikator Asimetri Informasi..........................................25
Tabel 2. 6 Rangkuman Penelitian Sebelumnya....................................................26
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel....................................................................43
Tabel 3.2 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan..........................................54
Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner................................................................57
Tabel 4.2 Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.....................58
Tabel 4.3 Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Usia....................................59
Tabel 4.4 Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...........59
Tabel 4.5 Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja................60
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi (X3)........................................62
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi (X1)........................................62
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal (X2)...................................63
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Moralitas Individu (X4)........................................63
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Asimetri Informasi (X4).......................................64
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Kecurangan Akuntansi (Y)...................................65
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas..........................................................66
Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov..........................................................68
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas..................................................................69
Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda.......................................................71
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Korelasi................................................................73
Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi..........................................................75
Tabel 4.18 Hasil Uji F............................................................................................76
Tabel 4.19 Hasil Uji t.............................................................................................77
Tabel 4.20 Konsistensi Hasil Penelitian................................................................82

xv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Segitiga Kecurangan..................................................................10
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran..................................................................30
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Transcosmos Indonesia.......................37
Gambar 3.2 Model Penelitian........................................................................39
Gambar 4.1 Uji Normalitas...........................................................................67
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot................................................................67
Gambar 4.3 Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas..................................70

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
LAMPIRAN 1 TABULASI DATA RESPONDEN VARIABEL
INDEPENDEN..........................................................................92
LAMPIRAN 2 TABULASI DATA RESPONDEN VARIABEL
DEPENDEN............................................................................100
LAMPIRAN 3 HASIL UJI VALIDITAS........................................................102
LAMPIRAN 4 HASIL UJI RELIABILITAS...................................................104
LAMPIRAN 5 HASIL UJI NORMALITAS....................................................105
LAMPIRAN 6 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS....................................106
LAMPIRAN 7 HASIL UJI REGRESI LINEAR BERGANDA......................107
LAMPIRAN 8 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI.............................108
LAMPIRAN 9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................109
LAMPIRAN 10 KARTU BIMBINGAN...........................................................110

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian


Sering kali ditemui, masih terjadi penyimpangan penyimpangan dalam
laporan keuangan yang menyebabkan informasi yang disajikan pada laporan
keuangan tidak dapat diandalkan atau informasi yang disajikan tidak sesuai
dengan data sebenarnya kecurangan pada laporan keuangan yang dilakukan secara
sengaja dikenal dengan istilah kecurangan akuntansi (fraud) kecurangan
merupakan hambatan untuk penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, dan
ekonomis, sehingga harus selalu menjadi perhatian penting bagi manajemen dan
dewan direktur organisasi kecurangan merupakan suatu perilaku dimana seseorang
mengambil atau secara sengaja mengambil manfaat secara tidak jujur atas orang
lain. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara,
termasuk di Indonesia yang peringkat indeks korupsinya berada di posisi 90 dari
176 negara di dunia (Transparency International 2016). Tindakan ini sering
dilakukan untuk mendapatkan keuntungan bagi suatu organisasi yang dilakukan
baik oleh orang dalam maupun luar organisasi tersebut.
Berkenaan dengan kasus kecurangan seorang karyawan PT. Transcosmos
Indonesia menyebutkan salah satu kasus kecurangan pada bagian oprasional yaitu
sebagai berikut:
Temuan kasus kecurangan adalah kesalahan yang paling fatal terjadi di
manapun, karena mengambil keuntungan dari yang bukan menjadi hak pelaku
kecurangan tersebut. Terjadi kasus kecurangan pada akhir tahun 2020 oleh
karyawan/agent yang menyalahgunakan aturan keuangan yang telah dibuat oleh
perusahaan dengan mengambil keuntungan pribadi pada salah satu project.
Kecurangan yang dilakukan pada karyawan/agent yaitu dengan melakukan
transaksi pembelian dengan jumlah barang yang tersedia tidak sesuai dengan data
yang disajikan. Dari hanya 1 orang tetapi lama kelamaan ada beberapa karyawan
yang menjadi ikut-ikutan. Awalnya pimpinan project merasa ada kejanggalan,

1
akhirnya dilakukan pengecekan lebih lanjut dari data yang sudah ada dengan
transaksi yang dilakukan oleh karyawan/agent. Akhirnya terbongkar bahwa benar
mereka melakukan kecurangan tersebut sehingga yang terbukti melakukan
kecurangan diberikan sanksi yaitu PHK. Sejak saat itulah perusahaan mulai
membenahi peraturan pada SOP, yaitu semua transaksi yang dilakukan
menggunakan sistem tersebut harus melalui proses pengesahan atau approve dari
pihak SPV dan manager operasional sehingga bisa dilakukan double check setelah
transaksi dilakukan oleh karyawan/agent tersebut (Ina, wawancara, 2021).

Dari fenomena yang sudah dijelaskan sebelumnya adalah kecurangan yang


terjadi pada bagian operasional, sehingga peneliti tertarik ingin mencari tahu dan
mengetahui kasus kecurangan yang bisa terjadi pada laporan keuangan PT.
Transcosmos Indonesia mengenai pengaruh Budaya Organisasi, Pengendalian
Internal, Moralitas Individu dan Asimetri Informasi terhadap Kecurangan
Akutansi.
Budaya organisasi merupakan kesamaan nilai nilai yang dianut dalam
suatu instansi dari atasan sampai bawahan. Sehingga, dengan kesamaan nilai
yang dianut akan meminimalisir kemungkinan terjadinya sikap yang

2
memperburuk kekompakan dalam organisasi. Dengan budaya organisasi yang
baik maka akan terbentuk perilaku organisasi yang baik yakni, memiliki sense of
belonging (rasa memiliki) terhadap instansi serta sense of identity (rasa bangga
menjadi bagian dari instansi). Putra dan Latrini (2018). Menurut Virmayani et al.,
(2017) Budaya Etis Organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan (fraud) akuntansi, artinya semakin tinggi penerapan Budaya Etis
Organisasi maka semakin rendah terjadinya kecenderungan kecurangan (fraud)
akuntansi. Budaya etis organisasi juga berfungsi untuk membimbing tindakan
yang dilakukan oleh anggota organisasi dan menjadi pedomanbagaimana seorang
pegawai harus bertindak (Sari, 2018). Jika berkembang budaya organisasi yang
buruk, maka seseorang akan lebih mudah melakukan kecurangan, budaya
organisasi yang pegawainya menganggap kecurangan merupakan hal yang wajar
maka pegawai akan tetap menjalankan pembenaran tersebut dalam melakukan
tugasnya setiap hari. Dengan berkembang budaya etis yang maka seorang
pegawai akan merasa enggan untuk melakukan kegiatan yang menyimpang karena
telah terbiasa dengan budaya etis yang baik yang diterapkan dalam organisasi. Hal
ini selaras dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Pramudita (2013) dan
Yuliani (2018) yang menjelaskan semakin baik budaya etis dalam sebuah
organisasi, maka kecendrungan pegawai untuk melakukan kecurangan akan
semakin rendah.
Pengendalian internal yang efektif membantu organisasi mengatasi dan
melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menghasilkan hasil yang optimal.
Menurut Ubaidillah dan Fatimah (2019) semakin baik pengendalian internal yang
dilakukan maka akan menurunkan perilaku fraud tersebut. Pengendalian Internal
membuat manajemen bertanggung jawab menyiapkan laporan keuangan yang
dapat diandalkan, serta pengendalian internal juga dimaksudkan agar pihak
manajemen melakukan kegiatannya sesuai dengan peraturan dan hukum yang
berlaku (Husnurrosyidah, 2019). Pernyataan ini didukung dengan penelitian
Husnurrosyidah (2019) yang menyatakan bahwa pengendalian internal
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Menurut
Putra dan Latrini (2018) , Pengendalian internal memiliki

3
peranan penting dalam organisasi untuk meminimalkan terjadinya suatu
kecurangan. Pengendalian internal yang rendah dan kepatuhan karyawan terhadap
pengendalian internal yang juga rendah dapat menjadi pemicu terjadinya
kecurangan (Fraud) Sebagai solusi untuk menangani masalah tersebut perlu
dilakukan pengendalian internal dengan tetap menggunakan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum. Pengendalian internal sebagai suatu
tindakan maupun aktivitas yang dilakukan oleh pihak manajemen secara terus
menerus untuk memberikan keyakinan yang memadai akan tercapainya tujuan
organisasi dan dapat menghindarkan terjadinya perilaku yang mengarah pada
tindakan kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh pihak internal maupun
eksternal (Muna dan Harris, 2018).
Moralitas merupakan faktor penting dalam timbulnya kecurangan.
Kecenderungan kecurangan akuntansi juga dipengaruhi oleh moralitas orang
yang terlibat didalamnya. Dalam suatu perusahaan atau instansi moralitas
individu sangat berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi yang
mungkin timbul dalam perusahaan (Komala et al., 2018). semakin tinggi moralitas
individu seseorang maka kemungkinan orang tersebut memiliki kecenderungan
kecurangan akuntansi akan semakin rendah. Level penalaran moral individu akan
mempengaruhi perilaku etis seseorang. Semakin tinggi level penalaran moral
seseorang, maka individu tersebut semakin mungkin untuk melakukan hal yang
benar. Hal ini dikarenakan individu tersebut akan melakukan suatu tindakan
disebabkan rasa takut terhadap hukum/peraturan yang ada. Individu pada level
moral rendah juga akan memandang kepentingan pribadinya sebagai hal yang
utama dalam melakukan suatu tindakan. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh
(Komala et al., 2018) menyatakan bahwa moralitas individu memiliki pengaruh
negatif terhadap kecenderungan kecurangan, artinya semakin tinggi tingkat
moralitas individu maka kecenderungan untuk melakukan kecurangan akan
semakin rendah.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya kecurangan (fraud)
adalah asimetri informasi. Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan
informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen, ketika prinsipal tidak memiliki
informasi yang

4
cukup tentang kinerja agen menurut Firmansyah (2019). Berdasarkan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Jannah et. al., asimetri informasi berpengaruh
positif signifikan terhadap kecurangan akutansi. Apabila asimetri informasi
semakin tinggi maka kecenderungan kecurangan akutansi makin meningkat.
asimetri informasi yang tinggi akan meningkatkan kecenderungan kecurangan
dalam Akuntansi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Indriastuti (2016),
yang menyatakan bahwa semakin banyak informasi yang tidak simetris
meningkatkan peluang terjadinya kecurangan akuntansi.
Maka dari itu penulis tertarik untuk mencari tahu faktor apa saja yang
menyebabkan kecenderungan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan pada
perusahaan outsorching dengan judul: “Pengaruh Budaya Organisasi,
Pengendalian Internal, Moralitas Individu Dan Asimetri Informasi Terhadap
Kecurangan Akutansi (Studi Kasus pada PT. Transcosmos Indonesia)

Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diadakan supaya permasalahan yang diteliti lebih
terfokuskan pada tujuan penelitian. Oleh karena itu, dalam penilitian ini dilakukan
beberapa pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini akan membahas variable pengaruh budaya organisasi,
pengendalian internal, moralitas individu, dan asimetri informasi
sebagai variabel independen, serta kecurangan karyawan akutansi
sebagai variabel dependen.
2. Penelitian ini hanya meliputi karyawan perusahaan Swasta di Jakarta
Selatan.
3. Periode yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2020.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi
yang akan penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kecurangan akutansi?

5
2. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap kecurangan
akutansi?
3. Apakah moralitas individu berpengaruh terhadap kecurangan akutansi?
4. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap kecurangan akutansi?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh budaya organisasi
berpengaruh terhadap kecurangan akutansi.
2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pengendalian internal
berpengaruh terhadap kecurangan akutansi.
3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh moralitas individu
berpengaruh terhadap kecurangan akutansi.
4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh asimetri informasi
berpengaruh terhadap kecurangan akutansi.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan membutuhkan,
diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan melengkapi
penelitian sebelumnya tentang Pengaruh Budaya Organisasi,
Pengendalian Internal, Moralitas Individu, Dan Asimetri Informasi
Terhadap Kecurangan Akutansi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Diharapkan perusahaan - perusahaan di Indonesia khususnya
wilayah Kota Jakarta Selatan, dapat lebih berkomitmen untuk lebih
memperbaiki prosedur pengendalian internal di perusahaan
masing- masing untuk mengurangi bahkan mencegah adanya
resiko
6
kecurangan akutansi serta dapat menjadi masukan positif dan
pertimbangan untuk pencegahan serta cara penyelamatan dari
kecurangan yang dilakukan beberapa oknum tersebut.
b. Bagi penulis
Penelitian ini dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerapkan
teori-teori yang di peroleh saat perkuliahan terkait dengan audit
internal dan pencegahan kecurangan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan informasi dan
dapat menjadi bahan referensi perbandingan bagi peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan.

Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran umum isi skripsi ini, maka dilakukan
sistematika penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bagian. Sistematika penulisan ini
dilakukan untuk memudahkan pembaca mendapatkan gambaran secara umum
serta menghasilkan karya ilmiah yang lebih sistematis. Adapun sistematika
penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan secara singkat tentang latar belakang
penelitian yang menjadi dasar di lakukannnya penelitian ini,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian yang
akan di lakukan, serta manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi teori yang akan menjadi landasan dan acuan yang
digunakan dalam penelitian dan menguraikan hasil penelitian
sebelumnya oleh para ahli, kerangka pemikiran yang mendukung
pembahasan masalah serta pengembangan hipotesis penelitian yang
dilakukan.

7
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang tipe penelitian yang digunakan, teknik
pengumpulan data penelitian, populasi dan sampel penelitian,
subyek penelitian, model penelitian, operasionalisasi variabel dan
teknik pengujian data yang dilakukan penulis.

BAB IV: HASIL PENELITIAN


Pada bab ini berisi deskripsi data, pengujian hipotesis dan
pembahasan serta interpretasi hasil penelitian berdasarkan alat dan
metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini berisi simpulan atas pelaksanaan dan pembahasan
penelitian, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian, dan saran
yang dapat digunakan untuk penelitian sebelumnya.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori
Teori Fraud Triangle
Fraud triangle merupakan sebuah teori yang dikemukakan oleh Donald R.
Cressey yang mengemukakan hipotesis untuk menjelaskan alasan mengapa orang
melakukan fraud. Fraud triangle dapat diibaratkan sebagai fire triangle, dimana
pressure dapat dianggap sebagai sumber panas yang dapat menyebabkan api.
Akan tetapi, Lister (2007) mengungkapkan bahwa pressure sendiri tidak akan
dapat membuat seseorang melakukan fraud, kecuali adanya faktor lainnya berupa
opportunity atau peluang untuk melakukan fraud yang diibaratkan sebagai bahan
bakar yang membuat api tetap menyala dan rasionalisasi dari tindakan
pelanggaran yang diibaratkan sebagai oksigennya.
Cressey menemukan bahwa orang melakukan fraud ketika mereka
memiliki masalah keuangan yang tidak bisa diselesaikan bersama, tahu dan yakin
bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan secara diam-diam dengan
jabatan/pekerjaan yang mereka miliki dan mengubah pola pikir dari konsep awal
sebagai orang yang dipercayai memegang aset menjadi konsep sebagai pengguna
dari aset yang dipercayakan kepada mereka. Cressey juga menambahkan bahwa
banyak dari pelanggar kepercayaan ini mengetahui bahwa tindakan yang mereka
lakukan merupakan tindakan yang ilegal, tetapi mereka berusaha memunculkan
pemikiran bahwa apa yang mereka lakukan merupakan tindakan yang wajar.
Cressey mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang mendukung seseorang
melakukan kecurangan, yaitu masalah keuangan yang harus dirahasiakan
(pressure), kesempatan untuk melakukan fraud (opportunity), dan rasionalisasi
dari pelaku (razionalization) seperti pada gambar berikut ini.

9
Gambar 2.1
Segitiga Kecurangan
Sumber : Arens et al. (2015)

a. Insentif/Tekanan
Dijelaskan bahwa dorongan untuk melakukan tindak kecurangan dapat
terjadi pada karyawan dan juga manajer, hal ini didorong dari
adanya tekanan-tekanan seperti tekanan keuangan, kebiasaan buruk,
tekanan lingkungan kerja serta tekanan lainnya.
b. Kesempatan
Dijelaskan bahwa pengendalian internal yang lemah akan
menciptakan kesempatan untuk melakukan tindak kecurangan.
Pemisahan tugas yang tidak memadai merupakan kesempatan untuk
pegawai melakukan tindak kecurangan, apabila pegawai menangani
penyimpanan dan memegang catatan akuntansi atas aset tersebut ada
kemungkinan akan timbul potensi tindak kecurangan.
c. Sikap/Rasionalisasi
Merupakan sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang
membolehkan manajemen atau pegawai untuk dengan sengaja
melakukan tindakan yang tidak jujur, atau berada dalam lingkungan
yang

10
cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang
tidak jujur.

Pada penelitian ini teori segitiga kecurangan digunakan untuk menjelaskan


bagaimana pengendalian internal, asimetri informasi, moralitas individu dan
budaya organisasi berpengaruh terhadap kecurangan akutansi yang mungkin saja
terjadi di dalam suatu perusahaan dengan melihat unsur-unsur perilaku
kecurangan.

Teori GONE
(Isgiyata et al., 2018) Teori GONE adalah teori yang popular digunakan
dalam penelitian fraud. Penelitian ini menggunakan teori GONE dari Jack
Bologne (1993) sebagai dasar teori untuk meneliti faktor-faktor penyebab
terjadinya perilaku fraud. Teori GONE merupakan teori yang menyempurnakan
Teori Triangle Fraud, dimana kedua teori tersebut mengungkapkan alasan
seorang koruptor melakukan tindak fraud. Fraud Triangle Theory merupakan
teori yang meneliti tentang penyebab terjadinya fraud yang pertama kali ditulis
oleh Cressey (1953) dan dinamakan fraud triangle atau segitiga kecurangan.
Fraud triangle menurut Cressey (1953) dalam Widarti (2015) menjelaskan tiga
faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud yang meliputi Pressure (Tekanan),
Opportunity (Peluang), Rationalization (Rasionalisasi).
(Isgiyata et al., 2018) Teori GONE menyebutkan akar penyebab
kecurangan terdiri dari empat faktor yaitu: Greed, Opportunities, Need dan
Expose. Greed terkait keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi yang secara
potensial ada dalam diri setiap orang. Opportunity atau kesempatan terkait dengan
sistem yang memberi lubang terjadinya korupsi, yang berkaitan dengan keadaan
organisasi/instansi atau lingkungan masyarakat yang membuka kesempatan bagi
seseorang untuk melakukan kecurangan. Need atau kebutuhan adalah sikap mental
yang tidak pernah cukup, penuh sikap konsumerisme, dan selalu sarat kebutuhan
yang tak pernah usai. Expose sebagai hal yang berkaitan dengan hukuman pada
pelaku korupsi yang rendah, hukuman yang tidak membuat jera pelaku maupun

11
orang lain. Berdasarkan teori GONE yang dijelaskan diatas, faktor pendorong
seseorang melakukan kecurangan yaitu disebabkan oleh motivasi atau need
(kebutuhan). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang akan melakukan apa
saja asalkan kebutuhannya terpenuhi walau dengan melakukan kecurangan
sekalipun.

Kecurangan Akuntansi
Definisi Kecurangan Akuntansi
Secara harfiah fraud didefinisikan sebagai kecurangan, namun pengertian
ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas.
Istilah kecurangan yang dikutip dari Paranoan et al. (2018) diartikan sebagai
“penipuan di bidang keuangan yang disengaja yang dimaksudkan untuk
mengambil aset atau hak orang maupun pihak lain”. Dikutip dari Paranoan et al.
(2018): “Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which
human ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an
advantage over another by false representations”.
Dari pengertian kecurangan (fraud) di atas, kecurangan adalah istilah
umum dan mencakup bermacam-macam arti di mana kecerdikan manusia dapat
menjadi alat yang dipilih seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang
lain dengan representasi yang salah.
Menurut SAK ETAP (2015:6) Akuntansi adalah “proses mengidentifikasi,
mengukur, mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan menyampaikan
informasi yang bersifat keuangan dengan tujuan membantu pengguna informasi
dalam mengambil keputusan”.
Akuntansi menurut Warren et al., (2005:10) Menyatakan bahwa: “secara
umum, Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Pengertian Akuntansi Menurut Charles T. Horngren dan Walter T.
Harrison (2007:4) menyatakan bahwa: “Akuntansi adalah sistem informasi yang
mengukur

12
aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada para pengambil keputusan”.
Ade (2017), Association Of Certified Fraud Examinations (ACFE) adalah
salah satu asosiasi di USA yang mendarmabaktikan kegiatannya dalam
pencegahan dan pemberantasan kecurangan, mengkategorikan kecurangan sebagai
berikut:
1. Korupsi
Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE,
bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan KPK di
Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam:
a. Pertentangan kepentingan (conflict of interest) yaitu pertentangan
kepentingan terjadi ketika karyawan, manajer dan eksekutif suatu
organisasi atau perusahaan memiliki kepentingan pribadi terhadap
transaksi, yang mengakibatkan dampak kurang baik terhadap
organisasi atau perusahaan. Pertentangan kepentingan termasuk
dalam 3 kategori yaitu rencana penjualan, rencana pembelian dan
rencana lainnya.
b. Suap (bribery) adalah penawaran, pemberian, penerimaan sesuatu
dengan tujuan untuk mempengaruhi pembuat keputusan dalam
membuat keputusan bisnis.
c. Pemberian illegal (illegal gratuit). Pemberian ilegal hampir sama
dengan suap, tetapi tidak mempengaruhi keputusan bisnis. Orang
yang memiliki pengaruh akan diberi hadiah atas pengaruh yang dia
berikan dalam kesepakatan bisnis. Hadiah diberikan setelah
kesepakatan selesai.
d. Pemerasan (extortion). Penjual menwarkan untuk memberi
hadiah/suap pada pembeli yang memesan produk dari perusahaan.
2. Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan asset adalah bentuk kecurangan yang dilakukan dengan
cara memiliki secara tidak sah dan penggelapan terhadap aset perusahaan
atau organisasi untuk memperkaya diri sendiri dan memakai aset perusahaan
untuk kepentingan pribadi. Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke
dalam:
13
a. Kecurangan Kas (cash fraud), yang termasuk kecurangan kas
adalah pencurian kas dan pengeluaran- pengeluaran secara curang
seperti pemalsuan cek.
b. Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya (fraud of inventory
and all other asset) kecurangan berupa pencurian dan pemakaian
untuk kepentingan pribadi terhadap persediaan atau aset lainnya.
3. Kecurangan Laporan Keuangan
Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material laporan
keuangan yang merugikan investor dan kreditor, kecurangan ini dapat
bersifat finansial atau kecurangan non finansial. Kecurangan dalam laporan
keuangan terdiri dari tindakan manipulasi, pemalsuan catatan akuntansi,
penghapusan secara sengaja terhadap informasi yang ada dalam laporan
keuangan, dan terdapatnya salah penerapan secara sengaja terhadap prinsip-
prinsip akuntansi. Kecurangan ini dapat dibagi dalam beberapa kategori:
a. Timing difference yaitu bentuk kecurangan laporan keuangan
dengan mencatat waktu transaksi yang berbeda/lebih awal dengan
waktu transaksi yang sebenarnya.
b. Fictitions revenues yaitu bentuk kecurangan laporan keuangan
dengan menciptakan pendapatan yang sebenarnya tidak pernah
terjadi.
c. Concealed liabilities and expenses yaitu bentuk kecurangan
laporan keuangan dengan menyembunyikan kewajiban-kewajiban
perusahaan, sehingga laporan keuangan perusahaan terlihat bagus.
d. Improper disclosure yaitu perusahaan tidak melakukan
pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud
untuk menyembunyikan kecurangan- kecurangan yang terjadi di
perusahaan sehingga pembaca laporan keuangan tidak mengetahui
keadaan sebenarnya yang terjadi di perusahaan.
e. Improrer asset valuation yaitu bentuk kecurangan laporan
keuangan dengan melakukan penilaian yang wajar/tidak sesuai

14
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, atas aset perusahaan
dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan
biaya.

Dimensi dan Indikator Kecurangan Akuntansi


Indikator dari variabel dependen kecurangan akutansi ini merujuk pada
SPAP (2011) Seksi 316, yaitu:
Tabel 2.1
Dimensi dan Indikator Kecurangan Akuntansi
DIMENSI INDIKATOR

1. Manipulasi a. Pemalsuan atau perubahan


catatan akuntansi atau
dokumen pendukungnya yang
menjadi sumber data bagi
penyajian laporan keuangan.
2. Representasi yang salah a. Penghilangan catata dari
laporan keuangan
menyangkut peristiwa,
transaksi atau informasi
signifikan.
3. Salah penerapan a. Secara sengaja salah
menerapkan prinsip akuntansi
yang berkaitan dengan
jumlah, kalsifikasi, cara
penyajian atau pengungkapan

Budaya Organisasi
Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi apabila dirinci dan dibedah satu per satu, maka
pengertian budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki manusia bahkan

15
mempengaruhi sikap dan perilaku manusia, sementara organisasi adalah kesatuan
susunan yang terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama.
Teknis Dampak Definisi budaya organisasi yang dikutip dari Priyanto & Aryati
(2016), merupakan sistem dari makna/arti bersama yang dianut oleh anggota-
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem makna
bersama ini bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat
karakteristik utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi
berkaitan dengan Bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik darri suatu
budaya organisasi.
Menurut (Yuliani D, 2018) Budaya organisasi adalah sistem makna dan
keyakinan bersama yang di anut oleh para anggota organisasi yang menentukan
sebagai besar cara mereka bertindak, budaya tersebut mewakili persepsi bersama
yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan sebagian besar cara
mereka bertindak, budaya tersebut memiliki persepsi bersama yang dianut oleh
para anggota organisasi tersebut. Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi
kerja karyawan dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas,
kepercayaan, nilai-nilai dan mendorong mereka berpikir positif tentang mereka
dan organisasi. Dengan demikian, organisasi itu memaksimalkan potensi
karyawan dan memenangkan kompetisi. Budaya organisasi juga akhirnya akan
berfungsi sebagai motivator bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kemungkinan besar suatu kecurangan terjadi ketika lingkungan pekerjaan
integritasnya lemah, pengendaliannya tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau
mendapat tekanan yang besar, sehingga tidak dapat dipungkiri seseorang akan
melakukan ketidakjujuran. Priyanto dan Aryati (2016), apabila penyebab fraud
karena faktor individu, pencegahaannya dengan meningkatkan integritas dan
budaya jujur serta mengeliminasi tekanan, kesempatan, kebutuhan, pembenaran
dan pengungkapan. Sementara bila penyebab fraud karena kondisi organisasi
terutama karena kelemahann pengendalian internal, pencegahannya dilakukan
dengan penerapan rancangan struktur pengendalian yang andal dan praktik yang
sehat dalam pelaksanaannya. Budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan
jiwa para anggota organisasi (Kilmann, 1988) dimana kultur budaya memiliki akar

16
dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu
organisasi atau suatu perusahaan (Priyanto dan Aryati, 2016).

Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi


Indikator dari variabel budaya organisasi merujuk pada penelitian yang
dilakukan oleh Rodiah et al. (2019) yang diukur dengan 7 indikator, yaitu:
Tabel 2.2
Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi
DIMENSI
INDIKATOR
Inovasi dan pengambilan resiko b. Dukungan dan suasana kerja
terhadap kreatifitas
c. Penghargaan terhadap
aspirasi anggota organisasi
d. Pertimbangan anggta
organisasi dalam mengambil
resiko
e. Tanggung jawab anggta
organisasi
Perhatiian ke hal yang rinci atau b. Ketelitian dalam melakukan
detail pekerjaan
c. Evaluasi hasil kerja
Orientasi hasil b. Pencapaian target
c. Dukungan lembaga dalam
bentuk fasilitas kerja
Orientasi orang a. Perhatian organisasi terhadap
kenyamanan kerja
b. Pperhatian organisasi
terhadap rekreasi
c. Perhatian organisasi terhadap
keperluan pribadi

17
Orientasi tim a. Kerja sama yang terjadi
antara anggota organisasi
b. Toleransi antara anggota
organisasi
Keagresifan a. Kebebasan untuk
memberikan kritik
b. Iklim bersaing dalam
organisasi
c. Kemauan karyawwan untuk
meningkatkan kemampuan
diri
Kestabilitasan a. Dukungan organisasi dalam
mempertahankan status quo
b. Mempertahankan stabilitas
kerja

Pengendalian Internal
Definisi Pengendalian Internal
Menurut Romney & Steinbart (2015), sistem adalah suatu rangkaian yang
terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi
dalam sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.
Pengertian pengendalian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pengawasan atas kemajuan (tugas) dengan membandingkan antara hasil dan
sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha (kegiatan) dalam hasil
pengawasan. Menurut Romney dan Steinbart (2015), pengendalian internal adalah
sebuah proses yang menyebar keseluruh aktivitas pengoperasian perusahaan dan
merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen dimana pengendalian internal
memberikan jaminan yang memadai untuk tujuan pengendalian berupa
mengamankan asset, mengelola catatan secara detail yang baik untuk melaporkan
asset perusahaan secara akurat dan wajar, memberikan informasi yang akurat dan

18
reliable, menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dan mendorong serta memperbaiki efisiensi operasional.
Disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah rangkaian rencana
organisasi yang dipengaruhi oleh dewan direktur, manajemen, dan personil lain
sebuah entitas yang bertujuan untuk memberikan dorongan kepada seseorang atau
karyawan agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai.
Muna dan Harris (2018), mengatakan tujuan dari sistem pengendalian
internal yang efektif diantaranya:
1. Keandalan dalam pembuatan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Tercapainya efektivitas dan efisiensi operasi
Muna dan Harris (2018), menjelaskan pengendalian internal sebagai
kebijakan atau prosedur dengan tujuan untuk mengurangi kerugian-kerugian atas
terjadinya ancaman keamanan dalam berbagai bentuk informasi. Oleh karena itu,
pengendalian internal diharapkan dapat menyediakan informasi yang handal.
Pengertian ini serupa dengan penjelasan dalam Peraturan Pemerintah No. 60 tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) dimana
pengendalian internal merupakan suatu proses integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien dengan keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
(Muna dan Harris, 2018).
The American Institute of Certified Public Accountant (2009),
menjabarkan peran penting pengendalian internal dalam menjaga suatu entitas dari
kelemahan personelnya dan mengurangi potensi kesalahan yang dibuat sehingga
tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

19
Dimensi dan Indikator Pengendalian Internal
Pada penelitian ini yang menjadi dimensi serta indikator pemgemdalian
internal merujuk pada penelitian Ubaidillah dan Fatimah (2019) adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.3
Dimensi dan Indikator Pengendalian Internal
DIMENSI
INDIKATOR
Lingkungan Pengendalian Menunjukkan komitmen terhadap
nilai etika dan integritas,
independensi dari manajemen dan
menjalankan fungsi pengawasan,
menetapkan struktur, jalur pelaporan
dan kewenangan serta tanggung
jawab yang tepat, komitmen untuk
menarik, mengembangkan dan
mempertahankan individu-individu
yang kompeten sesuai tujuan, dan
memahami peran dan tanggung
jawab pengendalian internal.
Penilaian Risiko Menentukan tujuan agar identifikasi
dan penilaian risiko dapat dilakukan.
Mengidentifikasi risiko terhadap
pencapaian tujuan dan analisis risiko
untuk menentukan bagaimana risiko
harus dikelola. Mempertimbangkan
potensi penipuan dalam penilaian
risiko. Mengindetifikasi dan menilai
perubahan yang dapat mempengaruhi
pengendalian internal.

20
Kegiiatan Pengendalian Memilih dan mengembangkan
aktivitas pengendalian yang
berkontribusi terhadap mitigasi risiko
pencapaian tujuan. Memilih dan
mengembangkan kegiatan
pengendalian atas teknologi untuk
pencapaian tujuan. Menyebarkan
kegiatan pengendalian melalui
kebijakan dan prosedur yang
menerapkan kebijakan menjadi
tindakan.
Informasi dan Komunikasi Menghasilkan atau mendapatkan
informasi yang relevan serta
berkualitas tinggi.
Mengkomunikasikan informasi,
untuk mendukung komponen-
komponen pengendalian internal.
Komunikasi dengan pihak eksternal.
Kegiatan Pengawasan Memilih, mengembangkan, dan
melakukan evaluasi berkelanjutan.
Mengevaluasi dan
mengkomunikasikan kekurangan
pengendalian internal.

Moralitas Individu
Definisi Moralitas Individu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moral adalah ajaran
tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajibam
dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila. Etika/akhlak/moral adalah jiwa/roh
yang mendasari perilaku/kerja seseorang atau masyarakat. Etika dan akhlak
lebih

21
ditekankan kepada perilaku yang bersifat pribadi/personal, sedangkan moral lebih
ditekankan kepada ketentuan yang bersifat sosial (Mukhtar 2016).
Welton et al., (1994) menyatakan bahwa kemampuan individu dalam
menyelesaikan dilema etika dipengaruhi olehlevel penalaran moralnya. Individu
dengan level penalaran moral yang rendah berperilaku berbeda dengan individu
yang memiliki level penalaran moral yang tinggi ketika menghadapi dilema etika.
Individu yang memiliki level penalaran moral rendah cenderung akan melakukan
hal-hal yang menguntungkan dirinya sendiri dan menghindari hal-hal yang
dapat menimbulkan sanksi hukum. Individu dengan level penalaran moral
tinggi di dalam tindakannya akan memperhatikan kepentingan orang-orang di
sekitarnya dan mendasarkantindakannya pada prinsip-prinsip moral.
Menurut Bestari (2016) menyatakan bahwa moralitas individu akan
mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk melakukan kecurangan akuntansi.
Artinya, semakin tinggi tahapan moralitas individu (tahapan post-conventional),
semakin individu memperhatikan kepentingan yang lebih luas dan universal
daripada kepentingan organisasi semata, apalagi kepentingan individunya.
Mulia et al. (2017) memaparkan hasil dari beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa tingkat penalaran moral individu akan berpengaruh pada
perilaku etis mereka. Ketika menghadapi dilema etika, pasti terdapat perbedaan
antara orang dengan level penalaran moral yang rendah dengan orang yang
memiliki level penalaran moral yang tinggi. Orang dengan level penalaran moral
yang semakin tinggi akan cenderung untuk berbuat sesuai aturan.

Dimensi dan Indikator Moralitas Individu


Tindakan manajemen untuk melakukan hal yang benar dan hal tesebut
tidak berkaitan dengan keuntungan atau nilai. Indikator moralitas individu
dikembangkan dari Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. (2008) yang meliputi
indikator-indikator:

22
Tabel 2.4
Dimensi dan Indikator Moralitas Individu
DIMENSI INDIKATOR
Disiplin Tingkat kedisiplinan karyawan
mempengaruhi kecurangan akuntansi
Ketertarikan dengan masyarakat Ketertarikan dengan masyarakat
menentukan moralitas individu yang
baik dengan menunjukkan
ketertarikannya dengan masyarakat
yang dapat mempengaruhi kecurangan
Akuntansi
Otonomi yang bertanggung jawab atas Otonomi yang berlaku akan
tindakan yang dilakukan mempengaruhi orang terhadap
kecurangan akuntansi

Asimetri Informasi
Definisi Asimetri Informasi
Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
prinsipal dan agen, ketika prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup tentang
kinerja agen. Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana agen mempunyai
informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dan prospek dimasa yang akan
datang dibandingkan dengan principal. Laporan keuangan bisa memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi (Komala et al., 2019).
Informasi adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna
bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam
keputusan sekarang maupun masa depan (Mardi 2011:5) Definisi informasi
menurut Azhar Susanto (2004:46) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi
mendefinisikan infornasi sebagai berikut: “informasi adalah hasil pengolahan
data yang memberikan arti dan manfaat”.Definisi informasi menurut Jogianto

23
(2004:8) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi
bahwa: “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
bagi yang menerimanya”. Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa informasi adalah serangkaian data yang telah terorganisasi
yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, dan manfaat bagi
penerimanya. Berdasarkan pengertian di atas menunjukan bahwa informasi adalah
data yang telah diolah sedemikian rupa dan menjadi bentuk yang lebih berguna
dan bermanfaat bagi penggunanya.
Menurut Scott (2015), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu sebagai
berikut:
1. Adverse selection, yaitu jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau
lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi
usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-
pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti
manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih
mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada
para investor luar.
2. Moral hazard, yaitu jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha
atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan
mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-
pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan
kepemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik
kebanyakan perusahaan besar.

Dimensi dan Indikator Asimetri Informasi


Indikator dari variabel asimetri informasi merujuk pada penulitian yang
dilakukan oleh Komala et al., (2019) yang diukur dengan 5 indikator, yaitu:

24
Tabel 2.5
Dimensi dan Indikator Asimetri Informasi
DIMENSI INDIKATOR
Informasi yang dmiliki bawahan Situasi di mana pihak intern nmemiliki
dibandingkan atasan informasi yang lebih baik atas
aktivitas yang menjadi tanggung
jawabnya disbanding pihak luar
instansi
Hubungan input-output yang ada Situasi di mana pihak intern instansi
dalam operasi internal lebih mengenal hubungan
input0output dalam bagian yang
menjadi tanggung jawabnya
dibandiing pihak luar instansi
Kinerja potensial Situasi di mana pihak intern instansi
lebih mengetahui potensi kinerja yang
menjadi tanggung jawabnya
disbanding pihak luar instansi
Teknis pekerjaan Situasi di mana pihak inter instansi
lebih mengenal teknis pekerjaan yang
menjadi ttanggung jawabnya
dibanding pihak luar instansi
Mampu menilai dampak potensial Situasi di mana pihak intern instansi
lebih mengetahui pengaruh factor
eksternal dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya dibanding pihak
luar instansi

25
Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2. 6
Rangkuman Penelitian Sebelumnya
Alat
No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian
Analisis

1 Dewi Pengaruh X1 : Pengaruh Analisis 1. Terdapat perbedaan


2016 Moralitas Moralitas Regresi kecenderungan
Individu dan X2 : Pengendalian Berganda individu dalam
Pengendalian Internal melakukan kecurangan
Internal pada Y : Kecurangan akuntansi antara
Kecurangan Akuntansi individu yang memiliki
Akuntansi level moral tinggi
(Studi maupun yang rendah.
Ekperimen pada 2. Terdapat perbedaan
Pemerintah kecenderungan
Daerah Provinsi individu dalam
Bali) melakukan kecurangan
akuntansi antara
individu dalam kondisi
terdapat elemen
pengendalian internal
maupun tidak terdapat
elemen pengendalian
internal.
2 Anita Pengaruh X1 : Pengaruh Analisis 1. Budaya Organisasi
2015 Budaya Budaya Regresi berpengaruh signifikan
Organisasi dan Organisasi Berganda positif terhadap
Peran Auditor X2 : Peran Auditor pencegahan kecurangan
Internal Internal di BPR Sumatera Barat.
Terhadap Y : Pencegahan 2. Peran auditor internal
Pencegahan Kecurangan tidak berpengaruh
Kecurangan Akuntansi terhadap pencegahan
Dengan

26
Pelaksanaan kecurangan di BPR
Sistem Sumatera Barat
Pengendalian 3. Pelaksanaan sistem
Internal Sebagai pengendalian internal
Variabel berpengaruh signifikan
Intervening positif terhadap
pencegahan kecurangan
di
BPR Sumatera Barat.
3 Harris Pengaruh X1 : Pengendalian Analisis 1. Pengendalian internal
2018 Pengendalian Internal Regresi berpengaruh negative
Internal dan X2 : Asimetri Berganda terhadap
Asimetri Informasi kecenderungan
Informasi Y : Kecenderungan kecurangan akuntansi
Terhadap Kecurangan (fraud).
Kecenderungan Akuntansi 2. Asimetri informasi
Kecurangan berpengaruh positif
Akuntansi terhadap
(Penelitian kecenderungan
persepsi kecurangan akuntansi
Pengelola (fraud).
Keuangan pada
Perguruan
Tinggi Negeri
BLU)
4 Firmansyah Pengaruh X1 : Pengaruh Analisis 1. Asimetri informasi
2019 Asimetri Asimetri Regresi memiliki pengaruh positif
Informasi, Informasi Berganda terhadap kecenderungan
Moralitas X2 : Moralitas kecurangan akuntansi
Individu dan Individu 2. Moralitas Individu
Pengendalian X3 : Pengendalian memiliki pengaruh negatif
Internal Internal terhadap kecenderungan
Terhadap Y : Kecenderungan kecurangan akuntansi.
Kecenderungan Kecurangan 3. Pengendalian Internal
Kecurangan Akuntansi memiliki pengaruh negatif
Akuntansi terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi

27
5 Supadmi Pengaruh X1 : Pengendalian Analisis 1. Pengendalian internal
2017 Pengendalian Internal Regresi berpengaruh negatif dan
Internal, X2 : Integritas Berganda signifikan terhadap
Integritas dan X3 : Asimetri kecurangan akuntansi
Asimetri Informasi 2. Integritas mempunyai
Informasi Pada Y : Kecurangan pengaruh negatif dan
Kecurangan Akuntansi signifikan terhadap
Akuntansi kecurangan akuntansi
3. Asimetri informasi
mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
kecurangan
akuntansi
6 Putra dan Pengaruh X1 : Pengendalian Analisi 1. Pengendalian Internal,
Latrini Pengendalian Internal Regresi Budaya Organisai,
2018 Internal, Budaya X2 : Budaya Berganda Moralitas berpengaruh
Organisasi Dan Organisai negatif terhadap
Moralitas Pada X3 : Moralitas Kecenderungan
Kecenderungan Y : Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Kecurangan Kecurangan (fraud) di LPD se-
(Fraud) Di Lpd Akuntansi Kabupaten Gianyar
Se-Kabupaten
Gianyar

Kerangka Teoritis
Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dalam hal ini secara
teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Jadi kerangka pemikiran dapat memberikan manfaat agar terjadi
persepsi yang sama antara penulis dengan pembaca terhadap alur pikiran dan
rangka membentuk hipotesis secara logis.
Dalam organisasi tentunya banyak faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk mencapai tujuannya, sedangkan jalannya organisasi dipengaruhi oleh
perilaku banyak individu yang memiliki kepentingan masing-masing. Oleh sebab

28
itu, budaya organisasi sangat penting, karena merupakan kebiasaan-kebiasaan
yang ada dalam organisasi. Kebiasaan tersebut mengatur tentang norma-norma
perilaku yang harus diikuti oleh para anggota organisasi, sehingga menghasilkan
budaya yang produktif. Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi. Budaya organisasi memberi kontribusi
yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya organisasi
merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan.
Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis, dan sebaliknya dapat pula
mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis. (Yuliani, 2018).
Sebagai solusi untuk menangani masalah tersebut perlu dilakukan
pengendalian internal dengan tetap menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum. Pengendalian internal sebagai suatu tindakan maupun
aktivitas yang dilakukan oleh pihak manajemen secara terus-menerus untuk
memberikan keyakinan yang memadai akan tercapainya tujuan organisasi dan
dapat menghindarkan terjadinya perilaku yang mengarah pada tindakan
kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal
Pengendalian internal digunakan sebagai penentuan strategi jangka panjang
maupun untuk memperbaiki tingkat aktivitas operasional Sebagai bentuk
pengendalian internal yang baik memungkinkan pihak manajemen siap
menghadapi perubahan dan persaingan global secara tepat dengan tujuan untuk
meningkatkan potensi di masa yang akan datang (Muna dan Harris, 2018).
Moralitas Individu akan dijelaskan dalam level penalaran moral individu,
serta akan berpengaruh pada perilaku etis mereka. Moral merupakan hal yang
sesuai dengan keyakinan umum yang diterima masyarakat, berkaitan dengan
penilaian norma tindakan manusia. Semakin tinggi level penalaran Moral
Individu, maka akan semakin cenderung untuk tidak melakukan Kecurangan
Akuntansi (Damayanti, 2016).
Faktor lain yang memengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi
adalah faktor asimetri informasi. Asimetri informasi sebagai kondisi yang
menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara informasi yang dibutuhkan oleh
principal (pihak yang berkepentingan) dan agent (manajemen). Secara umum,
asimetri informasi

29
dibedakan atas dua bagian, yakni adverse selection dan moral hazard (Scott,
2015). Adverse selection merupakan jenis asimetri informasi dimana satu pihak
atau lebih yang melangsungkan suatu proses transaksi mengetahui informasi lebih
banyak atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena manajer atau pihak
yang lainnya mengetahui informasi lebih banyak di dalam perusahaan. Faktanya
informasi yang dibutuhkan tidak disampaikan kepada pemegang saham.
Sedangkan, moral hazard terjadi ketika salah satu pihak memanfaatkan
ketidaktahuan pihak lain untuk melakukan suatu tindakan di luar kesepakatan
sebelumnya.
Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis menggambarkan skema dari
kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

BUDAYA ORGANISASI

H1
H2
PENGENDALIAN INTERNAL H3

H4
KECURANGAN
AKUNTANSI
MORALITAS INDIVIDU

ASIMETRI INFORMASI

Gambar 2. 2
Kerangka Pemikiran
Sumber : Olahan Penulis

Pengembangan Hipotesis Penelitian


Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kecurangan Akuntansi
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang
dianut oleh organisasi dan kemudian diturunkan kepada anggotanya yang akan
30
memberikan arah atau pedoman berprilaku dalam berorganisasi dimana anggota
organisasi tidak dapat bertindak sekehendak hati mereka melainkan menyesuaikan
diri dengan lingkungan organisasi mereka, hal ini dapat mencegah terjadinya
kecenderungan kecurangan akuntansi. Salah satu faktor yang bias mencegah

31
kecurangan menurut (Yuliani, 2018). Adalah budaya yang jujur dan etika yang
tinggi. Berdasarkan uraian diatas dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang
diajukan peneliti sebagai berikut:
H1 : Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Akuntansi

Pengendalian Internal terhadap Kecurangan Akuntansi


Penerapan pengendalian internal yang efektif yang didukung dengan
regulasi yang memadai akan mencegah berbagai bentuk overstated dan
ketidakwajaran yang merugikan pihak yang berkepentingan seperti penerapam
sistem pengendalian internal yang mampu menerapkan lima elemen penting yang
lingkungan pengendalian internal tersebut mampu mengurangi hal-hal yang
mangandung unsur kecurangan. Pengendalian internal diharapkan mampu
mengurangi adanya tindakan menyimpang yang dapat dilakukan oleh manajemen
(Yuliani, 2018). Berdasarkan uraian diatas dan penelitian sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan peneliti sebagai berikut:
H2 : Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Kecurangan
Akuntansi

Pengaruh Moralitas Individu terhadap Kecurangan Akuntansi


Teori perkembangan moral Kohlberg (1969) menyatakan bahwa moral
berkembang melalui tiga tahapan, yaitu tahapan prakonvensional, tahapan
konvensional, dan tahapan pasca konvensional. Moralitas manajemen pada
tahapan pasca konvensional menunjukkan kematangan moral manajemen yang
tinggi. Dalam kematangan moral ini menjadi dasar dan pertimbangan manajemen
dalam merancang tanggapan dan sikap terhadap isu-isu etis. Moralitas merupakan
faktor penting dalam timbulnya kecurangan. Kecenderungan kecurangan
akuntansi juga dipengaruhi oleh moralitas orang yang terlibat didalamnya. Dalam
suatu perusahaan atau instansi moralitas manajemen sangat berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi yang mungkin timbul dalam perusahaan

32
(Komala et al., 2019). Berdasarkan uraian diatas dan penelitian sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan peneliti sebagai berikut:
H3 : Moralitas Individu tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi

Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Kecurangan Akuntansi


Menurut Saftarini et al. (2015) asimetri informasi merupakan suatu
keadaan dimana pihak dalam perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik
dibandingkan pihak luar perusahaan. Jika terjadi kesenjangan informasi antara
pihak pengguna dan pihak pengelola, maka akan membuka peluang bagi pihak
pengelola dana untuk melakukan kecurangan. Pada dasarnya kecurangan terjadi
jika ada peluang bagi pihak-pihak yang ingin melakukan kecurangan. Asimetri
informasi terjadi ketika hanya pihak internal instansi yang mengerti lika-liku
pembuatan laporan keuangan dan hanya pihak internal instansi yang mengetahui
isi dan angka yang sebenarnya dari laporan keuangan yang disusun (Saftarini et
al., 2015). Kesenjangan informasi antara pihak pengelola dan pihak pemakai
berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan instansi publik. Hal ini
dikarenakan kurangnya transparansi atau keterbukaan antara pihak pengelola
keuangan dan pihak masyarakat untuk memperoleh informasi tersebut.
Hubungan antara principal dan agent menurut teori keagenan dapat
mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information)
karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak
tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa
individuindividu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka
dengan asimetri informasi yang dimilikinya akan mendorong agent untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Dalam
kondisi ini, agent dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan
dalam laporan keuangan dengan cara memanipulasi (Setiawan et al., 2015).
Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
principal dan agen, ketika principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang
kinerja agen, sebaliknya agen memiliki lebih banyak informasi mengenai
kapasitas

33
diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan (Ariani et al., 2015).
Pendapat ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Ariani et al. (2015) dan
Saftarini et al. (2015) yang menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh
positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berarti, semakin tinggi
asimetri informasi yang dimiliki oleh suatu organisasi maka kecenderungan
kecurangan akuntansi yang dilakukan juga semakin meningkat. Berdasarkan
uraian diatas dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan peneliti
sebagai berikut:
H4 : Asimetri Informasi berpengaruh positif terhadap Kecurangan
Akuntansi

34
BAB III
METODE PENELITIAN

Tipe Penelitian
Tipe penelitian digunakan untuk menyelidiki, menggambarkan dan
menjelaskan suatu fenomena atau masalah (Silalahi, 2015). Penelitian ini
termasuk dalam tipe penelitian kausal komparatif. Menurut Sugiyono (2017),
penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang memiliki hubungan yang
bersifat sebab akibat, yaitu hubungan antara variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen dipengaruhi.

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 70
karyawan pada divisi keuangan yang bekerja pada PT. Transcosmos Indonesia di
Jakarta Selatan. Alasan penulis memilih PT Transcosmos Indonesia sebagai objek
penelitian karena ingin mencari tahu dan mengetahui kasus kecurangan yang bisa
terjadi pada laporan keuangan PT. Transcosmos Indonesia mengenai pengaruh
budaya organisasi, pengendalian internal, moralitas individu dan asimetri
informasi terhadap kecurangan akutansi.

Sampel Penelitian
Definisi sampel menurut Sugiyono (2011:81) menyatakan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah teknik Non probability sampling. Menurut Sugiyono (2016) Non
probability sampling adalah teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel
yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi atau setiap unsur untuk dipilih menjadi sebuah sampel. Sedangkan cara
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling. Menurut
Sugiyono (2010) Purposive Sampling adalah teknik untuk menentukan sampel
penelitian

35
dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh
nantinya bisa lebih representatif.
Menurut statistikian, purposive sampling lebih tepat digunakan oleh para
peneliti apabila memang sebuah penelitian memerlukan kriteria khusus agar
sampel yang diambil nantinya sesuai dengan tujuan penelitian dapat memecahkan
permasalahan penelitian serta dapat memberikan nilai yang lebih representatif.
Sehingga teknik yang diambil dapat memenuhi tujuan sebenarnya dilakukannya
penelitian.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah karyawan yang berada di
perusahaan PT. Transcosmos Indonesia Jakarta. Jumlah dari sampel yang di
gunakan adalah 70 responden.

Teknik Pengumpulan Data Penelitian


Pengumpulan data merupakan suatu proses mendapatkan data empiris
melalui responden dengan menggunakan metode tertentu (Silalahi, 2015).
Menurut Sugiyono (2017), bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen.
Penelitian ini menggunakan data primer. Untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan mengenai penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Menurut Sugiyono (2017),
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. kuesioner dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Sedangkan skala

36
pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan kategori jawaban yang
terdiri atas rentang angka 1 sampai dengan 5. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.

Unit Penelitian
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Transcosmos meluncurkan operasi pada tahun 1966 pertama kali di
Jepang dan masuk ke Indonesia pada tahun 2013. Perusahaan ini telah
menggabungkan sumber daya manusia yang unggul dengan kemampuan teknologi
terkini untuk meningkatkan kekuatan kompetitif client serta menyediakan layanan
yang unggul dan bernilai. Transcosmos saat ini menawarkan Layanan
Pengurangan Biaya (Pusat Kontak, HR / Keuangan / Sales Back Office,
Manajemen Pesanan / SCM, Pengembangan Sistem / Manajemen, dll.) dan
Layanan Ekspansi Penjualan (Analisis Data Besar, Iklan Internet, Konstruksi /
Manajemen Situs Web, Smartphone / SNS Pemanfaatan, Telemarketing dll).
Transcosmos mengejar keunggulan operasional dengan menyediakan
layanan ini melalui 129 lokasi di 18 negara dengan fokus di Asia. Selain itu,
mengikuti perluasan pasar E-Commerce pada skala global, transcosmos
menyediakan layanan E-Commerce global yang komprehensif dan menyeluruh
untuk memberikan produk dan layanan luar biasa klien kami kepada konsumen di
39 negara.
Transcosmos bertujuan untuk menjadi "Mitra BPO Global" dari klien
untuk menyediakan layanan BPO berkualitas tinggi pada skala global.

Visi PT. Transcosmos Indonesia


Menjadi perusahaan BPO bertaraf internasional yang mampu memberikan
solusi terbaik untuk pelanggan, berbagi keuntungan dengan mitra dan
menghadirkan tempat yang nyaman bagi para karyawan untuk bekerja.

37
Misi PT. Transcosmos Indonesia
1. Memberikan layanan prima sesuai standar, efektif sehingga
memberikan kepuasan bagi klien dan pelanggannya, mitra serta
karyawannya.
2. Bekerja secara profesional dan memiliki kerja tim yang baik.

Struktur Organisasi
Dengan melakukan pemilihan serta penentuan struktur organisasi yang
tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi di dalam sebuah perusahaan, maka
pencapaian tujuan perusahaan akan lebih terarah. Selain itu, dengan struktur
organisasi yang jelas dan baik, maka akan dapat di ketahui sampai mana
wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam menjalankan
tugasnya PT. Transcosmos Indonesia menerapkan struktur organisasi fungsional,
dimana organisasi menurut fungsi adalah menyatukan semua orang yang terlibat
dalam satu aktivitas yang disebut fungsi dalam satu kelompok.
Di bawah ini adalah struktur organisasi dari PT. Transcosmos Indonesia,
yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Transcosmos Indonesia

38
Bidang Usaha
PT. Transcosmos Indonesia bergerak di bidang Business Process
Outsourcing (BPO) dan sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 2014, perusahaan
menyalurkan tenaga kerja untuk client-client kami terutama untuk bidang call
center officer.

Lokasi Penelitian
Alamat perusahaan ini terletak di RDTX Tower lt. 7 Jl. Prof. Dr. Satrio
Kav. E-IV No.6, Jl. Kuningan Barat Raya No.2, RT.5/RW.2, Kuningan, East
Kuningan, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12950

Model dan diagram jalur penelitian


Setelah data dianggap cukup memadai, maka langkah berikutnya adalah
mengolah data dan menganalisis data hasil penelitian berdasarkan variabel
penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian analisis
regresi linear berganda. Adapun model analisis regresi linear berganda yang
digunakan antar variabel dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

Keterangan : Y = a +β1X1 + β2X2+,β3X3+ β4X4+e


Y : Kecurangan Akuntansi (Fraud)
a : Konstanta
β1,β2,β3,β4 : Analisis Regresi Linear
XI : Budaya Organisasi
X2 : Pengendalian Internal
X3 : Moralitas Individu
X4 : Asimetri Informasi
e : error

39
Berikutnya, digambarkan pula model penelitian dalam bentuk diagram
jalur yang menggambarkan hubungan antar variabel sesuai dengan teknik analisis
yang dilakukan.

Budaya Organisasi

β1
Pengendalian Internal
Kecurangan Akuntansi
β2
β3
Moralitas Indivudu

β4
Asimetri Informasi

Gambar 3.2
Model Penelitian
Sumber : Olahan Penulis

Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian


Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang
mempunyai variansi tertentu antara satu dengan yang lain (Hatch dan Farhady
dalam Sugiono, 2014:58). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi
variabel (X1) yaitu budaya organisasi, variabel (X2) yaitu pengendalian internal,
variabel (X3) yaitu moralitas individu, variabel (X4) yaitu asimetri informasi dan
variabel (Y) yaitu kecurangan akuntansi. Variabel-variabel tersebut kemudian
dioperasionalkan berdasarkan dimensi, indikator, item pertanyaan, skala
penelitian, dan sumber data. Operasionalisasi dibuat agar variabel-variabel
penelitian bisa diukur dan menjadi dasar bagi penelitian ddalam menyusun
instrument penelitian.

40
Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 9Sugiyono,
2013:38).
Berdasarkan judul penelitian yang diambil “Pengaruh Budaya Organisasi,
Pengendalian Internal, Moralitas Indivudu dan Asimetri Informasi Terhadap
Kecurangan Akuntansi” maka terdapat 5 variabel dalam penelitian ini, yaitu:

Variabel Terikat (Dependent Variable)


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2017). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kecurangan akuntansi (fraud).
Pengukuran kecurangan akutansi dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan dimensi dan indikator yang mengacu SPAP (2011) Seksi 316,
yaitu:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan
keuangan.
2. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan
peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.
3. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Pengukuran variabel kecurangan akuntansi menggunakan skala ordinal dan


teknik pengukuran skala likert 1 sampai 5, dengan jumlah item pertanyaan
sebanyak 6 pertanyaan.

Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas.Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya
41
atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini
yang termasuk ke dalam variabel independen adalah:
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut
oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi
lain (Robins, 2011).Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan dimensi dan indikator yang mengacu dari penelitian Redi
Indra Yudha (2018) sebagai berikut:
a. Inovasi Dan Pengambilan Resiko
b. Perhatian Terhadap Detail
c. Orientasi Hasil
d. Orientasi Individu
e. Orientasi Terhadap Tim
f. Agresivitas
g. Stabilitas
Pengukuran variabel budaya 0rganisasi menggunakan skala ordinal dan
teknik pengukuran skala likert 1 sampai 5, dengan jumlah item pertanyaan
sebanyak 18 pertanyaan.
2. Pengendalian Internal
Menurut PP No. 8 Tahun 2006 dalam Dwi Zarlis (2018) pengendalian
internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan
untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,
efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku, dan
keandalan penyajian laporan keuangan. Variabel Pengendalian internal dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan dimensi dan indikator yang
mengacu dari penelitian Arens (2008) dalam Dwi Zarlis (2016) sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penilaian Resiko
c. Komunikasi dan Informasi
d. Aktivitas Pengendalian
e. Aktivitas Pengawasan

42
Pengukuran variabel pengendalian internal menggunakan skala ordinal dan
teknik pengukuran skala likert 1 sampai 5, dengan jumlah item pertanyaan
sebanyak 5 pertanyaan.
3. Moralitas Individu
Liyanarachi (2009) dalam Mulia et al. (2017) memaparkan hasil dari
beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat penalaran moral individu
akan berpengaruh pada perilaku etis mereka. Indikator moralitas individu
dikembangkan dari Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. (2008; 113) yang
meliputi indikator-indikator:
1. Disiplin
2. Keterikatan dengan masyarakat
3. Otonomi,yang bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.
Pengukuran variabel budaya 0rganisasi menggunakan skala ordinal dan
teknik pengukuran skala likert 1 sampai 5, dengan jumlah item pertanyaan
sebanyak 3 pertanyaan.
4. Asimetri Informasi
Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana agen mempunyai
informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dan prospek dimasa yang akan
datang dibandingkan dengan principal. Laporan keuangan bisa memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi (Komala et al., 2019). Indikator dari
variabel asimetri informasi merujuk pada penulitian yang dilakukan oleh
Komala et al., (2019) yang diukur dengan 5 indikator, yaitu:
1. Hubungan input-output yang ada dalam operasi internal
2. Kinerja potensial
3. Teknis pekerjaan
4. Mampu menilai dampak potensial
5. Pencapaian bidang kegiatan.

43
Pengukuran variabel asimetri informasi menggunakan skala ordinal dan
teknik pengukuran skala likert 1 sampai 5, dengan jumlah item pertanyaan
sebanyak 5 pertanyaan.

Operasionalisasi Variabel Penelitian


Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan
semacam petunjuk pelaksanaan bagai,mana caranya mengukur suatu variabel.
Penelitian terdiri dari lima variabel yang akan diteliti, yaitu Budaya Organisasi
(X1) Pengendalian Internal (X2) Moralitas Individu (X3) Asimetri Informasi (X4)
dan Kecurangan Akuntansi (Y) sebagai variabel terikat. Berikut ini disajikan tabel
mengenai konsep dan indikator variabel:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Item Sumber
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pertanyaan Data
a. Dukungan
dan suasana
kerja terhadap
Budaya Organisasi kreatifitas
(sumber: Yuliani D, b. Penghargaan
2018) terhadap
“system makna dan aspirasi anggota
1
keyakinan bersama Inovasi dan organisasi
2
yang di anut oleh pengambilan c. Pertimbangan 3 Ordinal Kuesinoner
para anggota resiko anggota 4
organisasi yang organisasi
menentukan sebagai dalam
besar cara mereka mengambil
bertindak” resiko
d. Tanggung
jawab anggota
Rodiah et al. 2019 organisasi
Perhatian ke hal a. Ketelitian
yang rinci atau dalam 5 Ordinal Kuesinoner
detail melakukan

44
Item Sumber
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pertanyaan Data
Pekerjaan
b. Evaluasi 6
hasil kerja
a. Pencapaian
Target
b. Dukungan
7
Orientasi hasil Ordinal Kuesinoner
lembaga dalam 8
bentuk fasilitas
kerja
a. Perhatian
organisasi
terhadap
kenyamanan
kerja
b. Perhatian 9
organisasi 10
Orientasi orang 11 Ordinal Kuesinoner
terhadap
rekreasi
c. Perhatian
organisasi
terhadap
keperluan
pribadi
a. Kerja sama
yang terjadi
antara anggota
Orientasi tim organisasi 12 Ordinal Kuesinoner
b. Toleransi 13
antara anggota
organisasi
a. Kebebasan
untuk
memberikan
kritik
Keagresifan 14 Ordinal Kuesinoner
b. Iklim
bersaing dalam 15
organisasi
16
c. Kemauan

45
Item Sumber
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pertanyaan Data
karyawan untuk
meningkatkan
kemampuan
diri
a. Dukungan
organisasi
dalam
mempertahanka
Kestabilitasan n satus quo 17 Ordinal Kuesinoner
b. 18
Mempertahank
an stabilitas
kerja
Struktur
Pengendalian orgsnisasi,
Lingkungan
Internal tugas, 1 Ordinal Kuesinoner
Pengendalian
(Sumber: Romney wewenang, dan
& Steinbart 2015) tanggung jawab
"Sebuah proses yang Pengelolaan
Penilaian Resiko 2 Ordinal Kuesinoner
menyebar keseluruh risiko
aktivitas Menyebarkan
pengoperasian aktivitas
perusahaan dan pengendalian
maerupakan bagian melalui
integral dari Kegiatan kebijakan-
3 Ordinal Kuesinoner
aktivitas manajemen Pengendalian kebijakan yang
dimana menetapkan apa
pengendalian yang
internal memberikan diharapkan ke
jaminan yang dalam tindakan.
memadai" Mengkomunika
sikan informasi,
termasuk tujuan
Informasi dan
dan tanggung 4 Ordinal Kuesinoner
Komunikasi
Ubaidillah dan jawab untuk
Fatimah (2019) pengendalian
internal

46
Item Sumber
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pertanyaan Data
Rancangan
Kegiatan struktur
5 Ordinal Kuesinoner
Pengawasan pengendalian
internal
Tingkat
kedisiplinan
karyawan
Moralitas Individu Disiplin 1 Ordinal Kuesinoner
mempengaruhi
(Sumber: KBBI)
kecurangan
“Ajaran tentang baik
akuntansi
buruk yang diterima
Menentukan
umum mengenai
moralitas
perbuatan, sikap dan
individu yang
kewajiban yang
baik dengan
mendasari
menunjukkan
perilaku/kerja Keterikatan
ketertarikannya
seseorang atau dengan 2 Ordinal Kuesinoner
dengan
masyarakat” masyarakat
masyarakat
yang dapat
mempengaruhi
Ritzer, George dan
kecurangan
Douglas J.
akuntansi
Goodman 2008
Otonomi yang
dalam Devy ervina Otonomi yang
berlaku akan
indriastuti, Agusdin, bertanggung
mempengaruhi
Animah (2016) jawab atas 3 Ordinal Kuesinoner
orang terhadap
tindakan yang
kecurangan
dilakukan.
akuntansi.
Asimetri Informasi Manajemen
(Sumber: Komala et memiliki
al., 2019) Informasi informasi yang 1 Ordinal Kuesinoner
"ketidakseimbangan lebih baik atas
informasi yang aktivitas.
dimiliki oleh Hubungan
prinsipal dan agen, input-output
Hubungan 2 Ordinal Kuesinoner
ketika prinsipal yang ada
tidak memiliki dalam
operasi internal

47
Item Sumber
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pertanyaan Data
informasi yang Kinerja
Kinerja 3 Ordinal Kuesinoner
cukup tentang potensial
kinerja agen". Teknis
Teknis 4 Ordinal Kuesinoner
pekerjaan
Mampu menilai
Dampak dampak 5 Ordinal Kuesinoner
potensial
1. Manipul
asi,
pemalsuan.
2. Perubah
an catatan
akuntansi
atau
1
Manipulasi dan dokumen
Ordinal Kuesinoner
Kecurangan Pemalsuan pendukungn
2
Akutansi ya yang
(Sumber: Paranoan menjadi
et al. 2018) sumber data
"penipuan dibidang bagi
keuangan yang penyajian
disengaja yang laporan
dimaksudkan untuk keuangan.
mengambil aset atau 1. Represe
hak orang maupun ntasi yang
pihak lain" salah dalam
atau
SPAP seksi 316 penghilangan
(2001) dalam dari laporan
Pananoan et al. 2018 keuangan 3
Representasi peristiwa, Ordinal Kuesinoner
transaksi. 4
2. Informa
si yang
signifikan
terhadap
kecurangan
akuntansi.

48
Item Sumber
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pertanyaan Data
1. Salah
penerapan
secara
sengaja
prinsip
akuntansi
yang
berkaitan
dengan
jumlah,
klasifikasi,
cara
5
Penerapan penyajian,
Ordinal Kuesinoner
Prinsip atau
6
pengungkapa
n.
2. Kurang
nya
penerapan
prinsip
akuntansi
yang
berkaitan
dengan
pimpinan dan
karyawan.
Sumber : Paranoan et al. 2018, Romney & Steinbart 2015, Komala et al 2019,
Yuliani D. 2018, KKBI Ritzer, George dan Douglas J. Goodman 2008,

Teknis Analisis Data


Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

49
diteliti, melakukan erhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,2017).

Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2017), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Statistik deskriptif
dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak
ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
Menurut Ghozali (2018), statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dinilai dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi).

Uji Instrumen Penelitian


Kemudian setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah
menguraikan cara pengolahan data yang akan digunakan untuk penilaian tujuan
penelitian. Data memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian karena
berfungsi sebagai masukan (input) dan sangat menentukan bermutu tidaknya suatu
penelitian.
Berdasarkan dari data penelitian yang telah diperoleh kemudian diolah
guna mengetahui pengaruh dari variabel-variabel penelitian, alat analisis yang
digunakan oleh penulis untuk mengolah data pada penelitian ini adalah program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22 dan Microsoft Excel
2010.

Uji Validitas Data


Menurut Ghozali (2018), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Variabel dikatakan valid apabila nilai Correct Item Total

50
Corelation > r-tabel. Dimana degree of freedom (df) = n – 2, dan n adalah jumlah
data.

Uji Reliabilitas Data


Menurut Ghozali (2018), Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel kemudian dikatakan reliabel
apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Nunally, 1968 dalam Basuki dan Prawoto,
2016).

Analisis Regresi Linear Berganda


Menurut Priyatno (2016), regresi linear berganda adalah analisis untuk
mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap
satu variabel dependen. Analisis ini juga memprediksi variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan, dan mengetahui
arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
berhubungan positif atau negatif. Secara matematis model regresi linear berganda
yang akan digunakan sebagai berikut:

Keterangan : Y = a +β1X1 + β2X2+,β3X3+ β4X4+e

Y : Pencegahan Kecurangan (Fraud)


a : Konstanta
β1,β2,β3,β4 : Analisis Regresi Linear
XI : Budaya Organisasi
X2 : Pengendalian Internal
X3 : Moralitas Individu
X4 : Asimetri Informasi
e : error

51
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas,
gejala multikolinearitas dan gejala auto korelasi. Model regresi akan dapat
dijadikan alat estimasi yang tidak bias apabila memenuhi syarat BLUE (best
linear unblased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedatisitas, tidak terdapat
multikolinearitas dan tidak terdapat autokorelasi (Priyatno, 2016). Uji asumsi
klasik yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Model regresi yang baik jika memiliki nilai residual yang berdistribusi
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
1. Analisis grafik
Uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat
penyebaran data pada garis diagonal dalam grafik Normal P-Plot of Regression
Standardized Residual. Dengan dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik hitogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual terlihat normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab
itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik
dapat dilakukan dengan melakukan uji statistic One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test

52
(K-S). Uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dilakukan dengan
membuat hipotesis sebagai berikut:
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual berdistribusi tidak normal
Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas dengan
aturan:

a. Probabilitas Sig > 0,05 , maka H0 diterima sehingga nilai residual


berdistribusi normal.
b. Probabilitas Sig < 0,05 , maka H0 ditolak sehingga nilai residual
berdistribusi tidak normal.

Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2018), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Untuk mendeteksi gejala multikolinearitas di dalam model
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor
(VIF).Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lain. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama
dengan nilai variance inflation factor (VIF) > 10.

Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut dengan
homoskedastisitas.

53
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,
yaitu :
1. Analisis Grafik
Metode ini dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
– Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis yaitu :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, mak tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Glejser
Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Dasar pengambilan keputusan yaitu :
a. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut
residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut
residual kurang dari 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.

Analisis Koefisien Korelasi


Menurut Priyatno (2016), analisis korelasi yaitu analisis untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam perhitungan korelasi akan didapat
koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan, arah dan
signifikansi hubungan. Menurut Ghozali (2018), analisis korelasi bertujuan untuk
mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel.
Nilai koefisien korelasi (r) merupakan nilai yang digunakan untuk
mengukur kekuatan suatu hubungan antara variabel, dimana koefisien korelasi

54
memiliki kisaran antara 1 sampai -1. Sifat nilai koefisien (r) antara positif (+) atau
negatif (-). Makna sifat dari korelasi yaitu :
a. Korelasi positif (+) berarti bahwa jika variabel X1 mengalami
kenaikan maka variabel X2 juga akan mengalami kenaikan, begitu
sebaliknya.
b. Korelasi negatif (-) berarti bahwa jika variabel X1 mengalami
penurunan maka variabel X2 akan mengalami kenaikan, begitu
sebaliknya.
Tabel 3.2
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
0,00 sampai 0,199 Sangat Rendah
0,20 sampai 0,399 Rendah
0,40 sampai 0,599 Sedang
0,60 sampai 0,799 Kuat
0,80 sampai 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Priyatno (2016)
Untuk pengujian hubungan, apakah hubungan signifikan atau tidak maka
bisa menggunakan signifikasi 0,05. Signifikasi hubungan dua variabel dapat
dianalisis dengan ketentuan yaitu:
a. Jika angka signifikasi < 0,05, maka terjadi hubungan yang signifikan.
b. Jika angka signifikasi > 0,05, maka terjadi hubungan yang tidak
signifikan.

Analisis Koefisien Determinasi (R2 )


Menurut Priyatno (2016) analisis R2 atau kuadrat dari R, yaitu
menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen,
yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Untuk menghitung bedanya pengaruh variabel X terhadap
variabel Y dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD). Menurut Silalahi
(2015), koefisien determinasi dinyatakan dalam persen (%) sehingga harus
dikalikan dengan 100%.

55
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah biasa
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahan kedalam
model (Ghozali, 2018).

Uji Kelayakan Model (Uji – F)


Menurut Ghozali (2018), uji kelayakan model atau uji-F disebut juga
dengan goodness of fit mempunyai uji yang digunakan untuk mengatur ketepatan
fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual secara statistik, model goodness
of fit (uji kelayakan model) dapat juga diukur dari nilai statistik F. Hipotesis uji
kelayakan model menyatakan bahwa :
H0 : Model regresi tidak layak digunakan dalam penelitian.
H1 : Model regresi layak digunakan dalam penelitian.
Hasil uji-F dapat dilihat dari output ANOVA dari hasil regresi linear
berganda. Aturan dalam uji-F yaitu :
a. Jika P – value (Aymp.Sig) > 0,05 atau Fhitung < Ftabel, maka H0
diterima dan H1 ditolak.
b. Jika P – value (Aymp.Sig) < 0,05 atau Fhitung > Ftabel, maka H0
ditolak dan H1 diterima.
Ftabel dihitung dengan cara df = k – 1 dan df2 = n – k. Dimana n adalah
jumlah data dan k adalah jumlah variabel penelitian. Selanjutnya untuk
mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05
dengan nilai probabilitas signifikan sebagai dasar mengambil keputusan.

Uji Hipotesis Penelitian (Uji – T)


Menurut Priyatno (2016), uji-T atau uji koefisien regresi secara parsial
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap

56
variabel independen. Hasil uji-T dapat dilihat dari output tabel coefficients dari hasil
analisis linear berganda. Aturan dalam uji-T yaitu :
a. Jika P – value (Aymp.Sig) > 0,05 atau thitung < t tabel, maka H0
diterima dan H1 ditolak.
b. Jika P – value (Aymp.Sig) < 0,05 atau thitung > t tabel, maka H0
ditolak dan H1 diterima.
Ttabel dihitung dengan cara df = n – k – 1. Dimana n adalah jumlah data dan k
adalah jumlah variabel independen. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi
analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas
signifikan sebagai dasar mengambil keputusan.

57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Demografik Responden


Responden dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian atau divisi
keuangan di perusahaan PT. Transcosmos Indonesia di daerah Jakarta. Peneliti
melakukan pengumpulan sampel dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2010) Purposive Sampling adalah teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang
bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Menurut
statistikan. Purposive Sampling lebih tepat digunakan oleh para peneliti yang
memerlukan kriteria khusus agar sampel yang diambil nantinya sesuai dengan
tujuan penelitian dapat memecahkan permasalahan penelitian serta dapat
memberikan nilai yang lebih representative. Data pada penelitian ini dikumpulkan
dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan bagian keuangan di
perusahaan PT. Transcosmos Indonesia Jakarta sebanyak 85 kuisioner, namun 5
kuisioner tidak kembali dan 10 kuisioner dinyatakan gugur karena pengisian tidak
lengkap sehingga kuisioner yang terkumpul berjumlah 70 kuisioner.
Berikut adalah gambaran perolehan data peneliti:
Tabel 4.1
Hasil Penyebaran Kuesioner
Tidak
Tidak Dapat
Responden Penyebaran Kembali Memenuhi
Kembali Diolah
Kriteria
Karyawan
Perusahaan
85 80 5 10 70
Swasta Daerah
Jakarta Selatan
Total 85 80 5 10 70
Sumber: Data primer peneliti, 2020

58
Adapun hasil kuisioner yang diterima disusun berdasarkan Gender (Jenis
Kelamin), Usia, Pendidikan Terakhir, dan Lamanya bekerja. Distribusi hasil
penelitian ini disajikan sebagai berikut:

Responden Berdasarkan Gender (Jenis Kelamin)


Berdasarkan hasil penelitian kepada responden pada perusahaan PT.
Transcosmos Indonesia di daerah Jakarta, diperoleh jumlah responden
berdasarkan jenis kelamin. Adapun rincian jumlah responden dijelaskan pada
tabel 4.1 yaitu:
Tabel 4.2
Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Presentase
Laki – laki 10 14,3%
Perempuan 60 85,7%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban adalah berjumlah 70 responden. Dari data diatas bahwa jumlah responden
perempuan lebih banyak daripada jumlah responden laki – laki, hal ini dapat di
artikan bahwa pegawai di perusahaan swasta daerah Jakarta Selatan lebih banyak
karyawan yang berjenis kelamin perempuan. Dalam dunia kerja, tak bisa
dimungkiri bahwa karyawan wanita memang lebih banyak daripada laki-laki.
Karena pada prakteknya karyawan wanita memang lebih unggul dari segi detil,
berkonsentrasi, dan lebih rapi dalam merealisasikan strategi pencapaian target.
Selain itu, karyawan wanita juga dikenal memiliki kepribadian yang tidak gegabah
dalam mengambil keputusan.

Responden Berdasarkan Usia


Berdasarkan hasil responden pada karyawan perusahaan PT. Transcosmos
Indonesia di daerah Jakarta, diperoleh jumlah responden berdasarkan usia.
Adapun rincian jumlah responden dijelaskan pada tabel 4.3 yaitu:

59
Tabel 4.3
Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Jumlah Presentase
< 30 tahun 55 78,6%
31 – 40 tahun 14 20%
41 – 50 tahun 1 1,4%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019

Dari tabel 4.3 dapat diartikan bahwa jumlah responden yang berusia <30
tahun lebih banyak daripada yang berusia >30 tahun. Karena usia dibawah 30
tahun adalah masa produktif. Banyak perusahaan saat ini lebih memilih generasi
muda yang tidak masalah jika belum terlalu berpengalaman, yang penting dapat
dilatih dan dikembangkan sehingga karena tingkat upah bisa masuk dari struktur
upah awal. Selain itu, umumnya angkatan muda belum berkeluarga, sehingga
belum ada tanggungan biaya tetap (Fixed Cost) yang harus menjadi beban
tambahan perusahaan.

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Berdasarkan hasil responden pada karyawan perusahaan PT. Transcosmos
Indonesia di daerah Jakarta, diperoleh jumlah responden berdasarkan pendidikan
terakhir. Adapun rincian jumlah responden dijelaskan pada tabel 4.4 yaitu:
Tabel 4.4
Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Keterangan Jumlah Persentase
SMA 7 10%
D3 31 44,3%
S1 32 45,7%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019

Dari tabel 4.4 diatas dapat di artikan bahwa jumlah responden lebih banyak
dengan pendidikan terakhir S1. Hal ini dapat diartikan bahwa jenjang dengan

60
pendidikan S1 lebih banyak di terima oleh perusahaan swasta daripada lulusan
SMA. Perusahaan tentu ingin mendapatkan karyawan yang memiliki kompetensi
yang tinggi serta profesional di bidangnya, sehingga calon karyawan yang dipilih
adalah dengan background di atas jenjang SMA.

Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja


Berdasarkan hasil responden pada karyawan perusahaan PT. Transcosmos
Indonesia di daerah Jakarta, diperoleh jumlah responden berdasarkan lamanya
bekerja. Adapun rincian jumlah responden dijelaskan pada tabel 4.5, yaitu:
Tabel 4.5
Rincian Jumlah Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja
Keterangan Jumlah Persentase
< 5 tahun 42 60%
5 – 10 tahun 24 34,3%
> 10 tahun 4 5,7%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019

Dari tabel 4.5 diatas dapat di artikan bahwa responden yang bekerja
dibawah 5 tahun lebih banyak, hal ini dapat diartikan bahwa banyak yang masih
masa produktif dengan fresh graduate lulusan S1 dan berusia dibawah 30 tahun.
Selain itu sistem kontrak kerja juga berpengaruh dari lamanya karyawan bekerja
di suatu perusahaan, ada kalanya kontrak mereka diperpanjang atau diperbarui.
Namun ada kalanya juga tidak diperpanjang. Sehingga flow karyawan perusahaan
tersebut akan menerima karyawan baru lagi dengan fresh graduate lulusan S1 dan
berusia dibawah 30 tahun.

Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif dalam penelitian ini diukur menggunakan bantuan
SPSS Statistic 25.0 For Windows kemudian akan dibagi menjadi dua bagian yaitu
statistik deskriptif datas demografi partisipan dan statistik deskriptif variabel.
Statistik deskriptif data demografi partisipan bertujuan untuk mengetahui
deskripsi usia,

61
jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama bekerja dari partisipan penelitian.
Statistik deskriptid data variabel bertujuan untuk mengetahui deskripsi variabel
yang terdapat dalam penelitian. Berdasarkan usia sebanyak 55 partisipan atau
sebesar 78,6% berusia <30 tahun, 14 partisipan atau sebesar 20% berusia 31-40
tahun, dan 1 partisipan atau sebesar 1,4% berusia 41-50 tahun. Berdasarkan jenis
kelamin Sebanyak 60 partisipan atau sebesar 85,7% berjenis kelamin perempuan
sedangkan sebanyak 10 partisipan atau sebesar 14,3% berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan pendidikan terakhir sebanyak 32 partisipan atau sebesar 45,7% S1,
31 partisipan atau sebesar 44,3% D3 dan 7 partisipan atau sebesar 10% SMA.
Partisipan berdasarkan pengalaman kerja kurang dari 5 tahun mendominasi
dengan total 42 partisipan atau sebesar 60%.

Uji Kualitas Data Penelitian


Uji kualitas data menjelaskan uji coba instrument yang terdiri dari uji
validiitas dan realibilitas sehingga uji kualitas data ini menunjukkan apakah data
tersebut dapat digunakan sampai analisis data regresi berganda dari kuisioner yang
telah di isi oleh responden. Berikut ini adalah hasil kuisioner penelitian yang
nantinya akan digunakan dalam analisis pembahasan pada sub bab selanjutnya.

Uji Validitas Data


Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan
r-hitung dengan r-tabel. Nilai r-hitung diambil dari output SPSS Cronbach Alpha
pada kolom corrected item-total correlation. Sedangkan nilai r-tabel diambil
dengan menggunakan rumus df= n – 2, yaitu 70 – 2 = 68 dan tingkat signifikan
sebesar 5% sehingga menghasilkan nilai r-tabel sebesar 0,2352.
Untuk mengetahui hasil lengkap dari uji validitas setiap r-butir pertanyaan
dapat di lihat sebagai berikut:

62
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Budaya Organisasi (X1)
Uji validitas terhadap variabel moralitas individu yang dilakukan pada 70
responden dengan jumlah indikator sebanyak 7. Hasil uji validitas tersebut
diperoleh corrected item-total correlation sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi (X1)
Item Correction item-
R tabel Keterangan
Pernyataan total correlation
X1.1 0.263 0.2352 Valid
X1.2 0.083 0.2352 Tidak Valid
X1.3 0.513 0.2352 Valid
X1.4 0.122 0.2352 Tidak Valid
X1.5 0.387 0.2352 Valid
X1.6 0.294 0.2352 Valid
X1.7 0.089 0.2352 Tidak Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel 4.6 setelah dilakukan uji ulang validitas menunjukkan bahwa
pada pengujian terhadap 7 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena
ada indikator pernyataan menunjukkan nilai corrected item-total corrected kurang
dari r tabel 0,2352, maka pernyataan X3.2, X3.4, X3.7 dikeluarkan atau di buang.
Berikut adalah hasil Uji validitas setelah melakukan pengeluaran pada
indikator yang tidak valid atau kurang dari nilai r tabel:
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi (X1)
Item Correction item-
R tabel Keterangan
Pernyataan total correlation
X1.1 0.253 0.2352 Valid
X1.3 0.536 0.2352 Valid
X1.5 0.449 0.2352 Valid
X1.6 0.380 0.2352 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

63
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Pengendalian Internal (X2)
Uji validitas terhadap variable pengendalian internal yang dilakukan pada
70 responden dengan jumlah indicator sebanyak 5. Hasil uji validitas tersebut
diperoleh corrected item-Total Correlation sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal (X2)
Item Correction item-total
R tabel Keterangan
Pernyataan Correlation
X2.1 0.284 0.2352 Valid
X2.2 0.557 0.2352 Valid
X2.3 0.695 0.2352 Valid
X2.4 0.639 0.2352 Valid
X2.5 0.629 0.2352 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel 4.8 setelah dilakukan uji ulang validitas menunjukkan bahwa
pada pengujian terhadap 5 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena
semua indikator peryanyaan menunjukkan nilai corrected item-total correlation di
atas r tabel 0,2352.

Hasil Uji Validitas Terhadap Moralitas Individu (X3)


Uji validitas terhadap variabel budaya organisasi yang dilakukan pada 70
responden dengan jumlah indikator sebanyak 3. Hasil uji validitas tersebut
diperoleh corrected item-Total Correlation sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Moralitas Individu (X3)
Item Correction item-
R tabel Keterangan
Pernyataan total correlation
X3.1 0.618 0.2352 Valid
X3.2 0.491 0.2352 Valid
X3.3 0.644 0.2352 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

64
Pada tabel 4.9 setelah dilakukan uji ulang validitas menunjukkan bahwa
pada pengujian 3 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena semua
indikator peryanyaan menunjukkan nilai corrected item-total correlation di atas r
tabel 0,2352.

Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Asimetri Informasi (X4)


Uji validitas terhadap variabel asimetri informasi yang dilakukan pada 70
responden dengan jumlah indikator sebanyak 5. Hasil uji validitas tersebut
diperoleh corrected item-Total Correlation sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Asimetri Informasi (X4)
Item Correction item-
R tabel Keterangan
Pernyataan total correlation
X4.1 0.519 0.2352 Valid
X4.2 0.574 0.2352 Valid
X4.3 0.402 0.2352 Valid
X4.4 0.542 0.2352 Valid
X4.5 0.603 0.2352 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel 4.10 setelah dilakukan uji ulang validitas menunjukkan bahwa
pada pengujian terhadap 5 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena
semua indikator peryanyaan menunjukkan nilai corrected item-total correlation di
atas r tabel 0,2352.

Hasil Uji Validitas Terhadap Kecurangan Akuntansi (Y)


Uji validitas terhadap variable kecurangan akuntansi yang dilakukan pada
70 responden dengan jumlah indikator sebanyak 6. Hasil uji validitas tersebut
diperoleh corrected item-Total Correlation sebagai berikut:

65
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Kecurangan Akuntansi (Y)
Item Correction item-
R tabel Keterangan
Pernyataan total correlation
Y1 0.496 0.2352 Valid
Y2 0.558 0.2352 Valid
Y3 0.364 0.2352 Valid
Y4 0.378 0.2352 Valid
Y5 0.505 0.2352 Valid
Y6 0.56 0.2352 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS


Pada tabel 4.11 setelah dilakukan uji ulang validitas menunjukkan bahwa
pada pengujian terhadap 6 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena
semua indikator peryanyaan menunjukkan nilai corrected item-total correlation di
atas r tabel 0,2352.

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sutau kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu konstruk atau variabel
dikatakn realibel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Budaya Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.603 4

Pengendalian Internal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.777 5

66
Moralitas Individu
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.752 3

Asimetri Informasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.788 6

Kecurangan Akuntansi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.726 6

Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Hasil Uji Keterangan
1 Pengendalian Internal (X1) 0.777 Diterima / reliable
2 Asimetri Informasi (X2) 0.788 Diterima / reliable
3 Budaya Organisasi (X3) 0.603 Diterima / reliable
4 Moralitas Individu (X4) 0.752 Diterima / reliable
5 Kecurangan Akuntansi (Y) 0.726 Diterima / reliable
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Hasil Uji Asumsi Klasik


Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

67
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model
data yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal.
Di bawah ini adalah gambar 4.1 merupakan grafik scatter plot untuk
variabel budaya organisasi, pengendalian internal, moralitas individu dan asimetri
informasi terhadap kecurangan akuntansi.

Gambar 4.1
Uji Normalitas

Gambar 4.2
Uji Normalitas P-Plot
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

68
Berdasarkan hasil analisis regresi linier dengan grafik histogram pada
gambar 4.1, terlihat garis membentuk garis kurva normal. Hasil pada grafik P-P
Plot seperti terlihat pada grafik di atas.
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk melihat apakah data
berdistribusi dengan normal atau tidak, karena dalam hasil analisis seperti regresi
linier menyatakan bahwa data harus berdistribusi dengan normal, dan dalam
penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.
a. Pada penelitian ini penerapan uji Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut:
b. Jika signifikansi < 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan
yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
c. Jika signifikansi > 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data yang kita
uji normal tidak berbeda dengan normal baku.
d. Berikut ini adalah tabel hasil olah data dari variabel-variabel dengan
menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dari SPSS, yang
dirangkum dalam tabel dibawah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandar
dized
Residual
N 70
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2.5800404
1
Most Extreme Differences Absolute .129
Positive .129
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z 1.076
Asymp. Sig. (2-tailed) .197
b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

69
Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji
menunjukkan bahwa data sudah berdistribusi secara normal, hal ini terlihat hasil
uji Kolmogorv Smirnov juga menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig lebih besar dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan residual berdistribusi Normal.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.14
sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)

X1 .999 1.001
X2 .815 1.227
X3 .964 1.037
X4 .822 1.216

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak memiliki gejala
multikolinearitas. Gejala multikolinearitas pada suatu model regresi dapat dilihat
dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance.
Dari uji tersebut maka diketahui bahwa nilai tolerance keempat variabel
independen lebih besar dari 0.10 (tolerance > 0.10) dan nilai VIF keempat variabel
indepen kurang dari 10 (VIF < 10), maka dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas
Asumsi ini menyatakan bahwa variansi residual di sekitar garis regresi
adalah konstan untuk setiap kombinasi dari nilai variabel independennya. Terlihat

70
scatterplots Chart dalam tidak membentuk pola tertentu, maka dalam regresi asumsi
tidak terjadi heteroskedastisitas dipenuhi.

Analisa Grafik
Berdasarkan analisa grafik pada SPSS diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut:

Gambar 4.3
Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan hasil pengujian dengan
menggunakan metode scatterplots, hasil uji ini menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka dapat disimpulkan dalam model regresi ini kedua persamaan
tersebut tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Hasil Uji Hipotesis


Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana
arah dan pengaruh variabel-variabel independen terhadap dependen. Hasil analisis
regresi dijelaskan dalam tabel 4.15 sebagai berikut:

71
Tabel 4.15
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 3.921 2.829 1.386 .170
X1 -.008 .143 -.005 -.057 .955 .004 -.007 -.005 .999 1.001

X2 .323 .116 .296 2.785 .007 .478 .327 .267 .815 1.227

X3 -.075 .148 -.050 -.508 .613 .068 -.063 -.049 .964 1.037

X4 .446 .103 .460 4.345 .000 .575 .474 .417 .822 1.216

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.15 diatas didapat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 3,921 - 0,008 Budaya Organisasi + 0,323 Pengendalian Internal - 0,075
Moralitas Individu + 0,446 Asimetri Informasi + e
Untuk persamaan regresi pada tabel 4.13 diatas dapat dijelaskan dibawah
ini, adalah sebagai berikut:
a. Nilai 3,921 (kolom Unstandardized Coefficients β) adalah nilai konstanta (α)
yang artinya ketika variabel Budaya Organisasi (X1), Pengendalian Internal
(X2), Moralitas Individu (X3), dan Asimetri Informasi (X4) dianggap tidak
konstan atau terdapat perubahan, maka besarnya nilai untuk variabel
Kecurangan Akuntansi (Y) adalah sebesar 3,291
b. Nilai -0,008 (kolom Unstandardized Coefficients β) adalah nilai koefisien
variabel budaya organisasi (X1), artinya jika variabel budaya organisasi (X1)
mengalami kenaikan 1 persen maka tingkat pengaruh terhadap variabel
kecurangan akuntansi (Y) askan mengalami kenaikan sebesar -0,008. Dengan
asumsi, jika variabel bebas lainnya mempunyai nilai tetap, maka nilai pada
koefisien regresi bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara
variabel budaya organisasi (X1) terhadap variabel kecurangan akuntansi (Y).

72
c. Nilai 0,323 (kolom Unstandardized Coefficients β) adalah nilai koefisien
variabel pengendalian internal (X1), artinya jika variabel pengendalian
internal ( X1) mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh terhadap
variabel kecurangan akuntansi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar
0,323. Dengan asumsi, jika untuk variabel bebas lainnya mempunyai nilai
tetap, maka nilai pada koefisien regresi berganda bernilai positif. Artinya
terjadi hubungan positif antara variabel pengaruh pengendalian internal (X1)
terhadap variabel kecurangan akuntansi (Y).
d. Nilai -0,075 (kolom Unstandardized Coefficients β) adalah nilai koefisien
variabel moralitas individu (X3), artinya jika variabel moralitas individu (X3)
mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh terhadap variabel
kecurangan akuntansi (Y) akan mengalami kenaikan -0,075. Dengan asumsi,
jika untuk variabel bebas lainnya mempunyai nilai tetap, maka nilai pada
koefisien regresi berganda bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif
antara variabel moralitas individu (X3) terhadap variabel kecurangan
akuntansi (Y).
e. Nilai 0,446 (kolom Unstandardized Coefficients β) adalah nilai koefisien
variable asimetri informasi (X4), artinya jika variabel asimetri informasi (X4)
mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh terhadap kecurangan
akuntansi (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,446. Dengan asumsi jika
untuk variabel bebas lainnya mempunyai niklai tetap, maka nilai pada
koefisien regresi berganda bernilai positif. Artinya terjadi hubungan positif
antara variabel asimetri informasi (X4) terhadap kecurangan akuntansi (Y).

Analisis Koefisien Korelasi


Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel
Perhitungan korelasi akan didapat koefisien korelasi yang digunakan untuk
mengetahui keeratan, arah dan signifikansi hubungan. Analisis koefisien korelasi
dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut:

73
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Y X1 X2 X3 X4
Y Pearson Correlation 1 .004 .478** .068 .575**
Sig. (2-tailed) .974 .000 .576 .000
N 70 70 70 70 70
X1 Pearson Correlation .004 1 .031 -.010 .000
Sig. (2-tailed) .974 .802 .933 1.000
N 70 70 70 70 70
X2 Pearson Correlation .478** .031 1 .170 .414**
Sig. (2-tailed) .000 .802 .159 .000
N 70 70 70 70 70
X3 Pearson Correlation .068 -.010 .170 1 .147
Sig. (2-tailed) .576 .933 .159 .226
N 70 70 70 70 70
X4 Pearson Correlation .575** .000 .414** .147 1
Sig. (2-tailed) .000 1.000 .000 .226
N 70 70 70 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.16, dapat dilihat koefisien korelasi masing-masing


variabel adalah sebagai berikut:
a. Hubungan antara budaya organisasi dengan kecurangan akuntansi
Nilai koefisien korelasi antara budaya organisasi dengan kecurangan
akuntansi adalah sebesar 0,004, berarti angka tersebut menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang sangat lemah dan searah karena
memiliki koefisien yang bernilai positif, artinya jika variabel budaya
organisasi meningkat maka variabel kecurangan akuntansi juga
meningkat atau jika variabel budaya organisasi menurun maka
variabel kecurangan akuntansi juga menurun. Nilai signifikansi
sebesar 0,974 menunjukkan bahwa angka signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,974>0,05), artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel budaya organisasi dengan kecurangan akuntansi.
b. Hubungan antara pengendalian internal dengan kecurangan akuntansi
Nilai koefisien korelasi antara variabel pengendalian internal dengan
kecurangan akuntasi adalah sebesar 0,478, berarti angka tersebut

74
menunjukan bahwa terdapat korelasi yang sedang dan searah karena
memiliki koefisien bernilai positif, artinya jika variabel pengendalian
internal meningkat maka variabel kecurangan akuntansi juga akan
meningkat atau jika variabel pengendalian internal menurun maka
variabel kecurangan akuntansi juga akan menurun. Nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa angka signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (0,000<0,05), artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel pengendalian internal dengan kecurangan internal.
c. Hubungan antara moralitas individu dengan kecurangan akuntansi
Nilai koefisien korelasi antara variabel moralitas individu dengan
kecurangan akuntansi adalah sebesar 0,068, berarti angka tersebut
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat lemah dan searah
karena memiliki koefisien positif, artinya jika variabel moralitas
individu meningkat maka variabel kecurangan akuntansi juga akan
meningkat atau jika variabel moralitas individu menurun maka
variabel kecurangan akuntansi juga akan menurun. Nilai signifikansi
sebesar 0,576 menunjukkan bahwa signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,576>0,05), artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara moralitas individu dengan
kecurangan akuntansi.
d. Hubungan antara asimetri informasi dengan kecurangan akuntansi
Nilai koefisien korelasi antara variabel asimetri informasi dengan
kecurangan akuntansi adalah sebesar 0,575, berarti angka tersebut
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sedang dan searah karena
memiliki koefisien yang bernilai positif, artinya jika variabel asimetri
informasi meningkat maka variabel kecurangan akuntansi juga akan
meningkat atau jika variabel asimetri informasi menurun maka
variabel kecurangan akuntansi juga menurun. Nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa angka signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (0,000<0,05), artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel asimetri informasi dengan kecurangan akuntansi.

75
Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Analisis koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel – variabel independen (pengendalian internal, asimetri
informasi, budaya organisasi dan moralitas individu) secara bersama – sama
dalam menjelaskan variabel dependen (kecurangan akuntansi).
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Change Statistics
Adjuste Std.
R dR Error of R Sig. F
Model R Square Square the Square F Change df1 df2 Change
Estimate Change
1 .634 a .402 .365 2.658241 .402 10.927 4 65 .000
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.17 diatas menunjukan nilai Adjusted R2 sebesar 0,365 atau
36,5% yang berarti variabel penerapan kecurangan akuntansi yang data dijelaskan
oleh variabel independen sekitar 36,5% dan sisanya 63,5% dijelaskan oleh
variabel lain diluar model ini.

Uji Kelayakan Model (Uji F)


Pengambilan keputusan dalam penelitian ini dengan uji statistic F akan
menggunakan probabilitas signifikan berdasarkan nilai alpha yaitu 5%, apabila
probabilitas signifikan > 0,05 dan F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Demikian pula sebaliknya, apabila probabilitas signifikan
< 0,05 dan F hitung kurang dari F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

76
Tabel 4.18
Hasil Uji F
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 308.839 4 77.210 10.927 .000b
Residual 459.306 65 7.066

Total 768.145 69

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.18 diatas di peroleh nilai F hitung sebesar 10.927 dengan
probabilitas 0,000 karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat di
katakan bahwa pengendalian internal, asimetri informasi, budaya organsisasi dan
moralitas individu berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi, sedangkan nilai F
tabel sebesar 2,513 dengan angka df1 = 4 dan df2 = 70-4-1, sehingga F hitung
(10.927) > F tabel (2.513) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan
bahwa angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), artinya model
regresi layak digunakan dalam penelitian.

Uji Hipotesis Penelitian (Uji T)


Tabel 4.19 menunjukkan informasi tentang nilai signifikan dan nilai hitung
dari masing – masing variabel. Kemudian variabel tersebut dianalisa apakah setiap
variabel independen tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen atau tidak.
Berikut ini disajikan informasi mengenai data tersebut dengan analisisnya.

77
Tabel 4.19
Hasil Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 3.921 2.829 1.386 .170
X1 -.008 .143 -.005 -.057 .955 .004 -.007 -.005 .999 1.001

X2 .323 .116 .296 2.785 .007 .478 .327 .267 .815 1.227

X3 -.075 .148 -.050 -.508 .613 .068 -.063 -.049 .964 1.037

X4 .446 .103 .460 4.345 .000 .575 .474 .417 .822 1.216

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.19 interprestasi hasil perhitungan nilai t hitung dan


nilai signifikan dari variabel independen dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengaruh budaya organisasi terhadap kecurangan akuntansi
Hasil perhitungan variabnel budaya organisasi menunjukkan bahwa
nilai signifikan lebih dari 0,05 (0,955 > 0,05) dan nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t tabel (-0,057 < 1,997) sehingga dapat disimpulkan
bahwa Hipotesis H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel
budaya organisasi terhadap variabel kecurangan akuntansi.
Berdasarkan hasil koefisiensi korelasi tersebut bahwa korelasinya
bersifat negatif, artinya budaya organisasi tidak mempengaruhi
kecurangan akuntansi di dalam perusahaan.
b. Pengaruh pengendalian internal terhadap kecurangan akuntansi
Hasil perhitungan variabel pengendalian internal menunjukkan bahwa
nilai signifikan kurang dari 0,05 (0,007 < 0,05) dan nilai t hitung lebih
besar dari t tabel (2,785 > 1,997), jadi dapat disimpulkan hipotesis H2
diterima, artinya ada pengaruh antara pengendalian internal terhadap
kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil koefisiensi korelasi tersebut
bahwa korelasinya bersifat positif, artinya semakin karyawan

78
memahami akan kecurangan akuntansi maka semakin meningkat
respon pemimpin perusahaan akan pengendalian internal dalam
perusahaan.
c. Pengaruh moralitas individu terhadap kecurangan akuntansi
Hasil perhitungan variabel moralitas individu menunjukkan bahwa
nilai signifikan lebih dari 0,05 (0,613 > 0,05) dan nilai t hitung lebih
kecil dari pada t tabel (-0,508 < 1,997) sehingga dapat disimpulkan
bahwa Hipotesis H3 ditolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel
moralitas individu terhadap variabel kecurangan akuntansi.
Berdasarkan hasil koefisiensi korelasi tersebut bahwa korelasinya
bersifat negatif, artinya moralitas individu tidak mempengaruhi
kecurangan akuntansi di dalam perusahaan.
d. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecurangan individu
Hasil perhitungan variabel asimetri informasi menunjukkan bahwa
nilai signifikan kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai t hirung lebih
besar dari t tabel (4,345 > 1,997), jadi dapat disimpulkan hipotesis H4
diterima, artinya ada pengaruh antara asimetri informasi terhadap
kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil koefisiensi korelasi tersebut
bahwa korelasinya bersifat positif, artinya semakin karyawan
memahami akan kecurangan akuntansi maka semakin meningkat
respon pemimpin perusahaan akan asimetris informasi dalam
perusahaan.

Pembahasan Hasil Penelitian


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kecurangan Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada tabel 4.19 menunjukkan
bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi. Hal ini berarti tinggi atau rendahnya budaya di dalam organisasi tidak
berpengaruh terhadap tingkat kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini
memperkuat gagasan Yuliani dimana budaya organisasi merupakan sistem makna
dan keyakinan bersama yang di anut oleh para anggota organisasi yang
menentukan

79
sebagian besar cara mereka bertindak, budaya memiliki persepsi bersama yang
dianut oleh para anggota organisasi tersebut. Budaya organisasi yang baik dapat
meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan sehingga
meminimalkan tindak kecurangan yang mungkin terjadi.
Hasil penelitian ini berdasarkan teori fraud triangle dimana tindak
kecurangan didasari oleh 3 faktor yaitu tekanan, kesempatan dan sikap. Dorongan
untuk melakukan kecurangan dapat terjadi pada karyawan dan juga manajer, hal
ini didorong dari adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang
membolehkan manajemen atau pegawai untuk dengan sengaja melakukan
tindakan yang tidak jujur, atau berada dalam lingkungan yang cukup menekan
yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang tidak jujur.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian I Putu Aditya Prastika Eka
Putra, Made Yenni Latrini pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa budaya
organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi. Budaya organisasi
merupakan norma-norma, nilai asumsi, kepercayaan, kebiasaan yang dibuat dalam
suatu organisasi dan disetujui oleh semua anggota organisasi sebagai pedoman
atau acuan dalam organisasi melakukan aktivitasnya baik yang diperuntukkan
bagi karyawan maupun untuk kepentingan orang lain.. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan peneliti terdahulu Adinda 2015 menyatakan hal yang sama.

Pengendalian Internal Terhadap Kecurangan Akuntansi


Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada tabel 4.19 menunjukkan
bahwa pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan
berpengaruhnya pengendalian internal maka akan berdampak baik buat
perusahaan dan tidak akan ada kecurangan akuntansi pada perusahaan yang
memiliki system pengendalian internal yang baik.
Hasil penelitian ini memperkuat teori dari fraud triangle dimana orang
melakukan fraud ketika mereka memiliki masalah keuangan yang tidak bisa
diselesaikan bersama, tahu dan yakin bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan
secara diam-diam dengan jabatan/pekerjaan yang mereka miliki dan mengubah
pola

80
pikir dari konsep awal sebagai orang yang dipercayai memegang aset menjadi
konsep sebagai pengguna dari aset yang dipercayakan kepada mereka.
Pengendalian internal yang lemah akan menciptakan kesempatan untuk
melakukan tindak kecurangan. Penerapan teori fraud Triangle dalam penelitian ini
dengan meminimalkan tekanan, kesempatan dan pembenaran maka kecurangan
akuntansi pada perusahaan tidak akan terjadi, upaya pencegahannya dilakukan
dengan meningkatkan moral dan etika pegawai, membangun sistem atau
perbaikan sistem yang sudah ada dan menghilangkan tekanan dengan cara
menegakkan hukum. Peluang besar membuat kecenderungan kecurangan lebih
sering terjadi. Peluang tersebut dapat dikurangi dengan pengendalian internal yang
baik. Pengendalian internal yang baik dapat mengurangi bahkan menutup peluang
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya
dari penelitian Baini Naeli Muna, Lutfi Harris pada tahun 2018, penelitian Rina
Komala, Endar Pituruningsih, M. Firmansyah pada tahun 2019, penelitian Ni
Komang Linda Lestari, Ni Luh Supadmi pada tahun 2017 dimana menyatakan
bahwa pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi.
Selain itu hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh kurniawan 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pengendalian internal cukup berjalan efektif untuk mencgah terjadinya
kecurangan akuntansi. Namun, terdapat satu kategori yang menyebabkan
penerapan pengendalian internal masih rendah, yakni kurangnya komoetensi pada
penempatan ahli dbidangnya. Demikian pula dengan penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh Riri Zelmiyanti, Lili Anita pada tahun 2015 menyatakan hal yang
sama.

Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecurangan Akuntansi


Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada tabel 4.19 menunjukkan
bahwa moralitas individu tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi. Hal ini berarti terdapat elemen moral atau tidak di dalam masing-
masing individu tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Menurut teori
mulia hasil dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat penalaran
moral
81
individu akan berpengaruh pada perilaku etis mereka, ketika menghadapi dilema
etika, pasti terdapat perbedaan antara orang dengan level penalaran moral yang
rendah dengan orang yang memiliki level penalaran moral yang tinggi.
Hasil penelitian ini berdasarkan teori fraud triangle dimana dorongan
untuk melakukan tindakan kecurangan dapat terjadi pada karyawan dan juga
manajer, hal ini di dorong dari tekanan-tekanan seperti tekanan keuangan,
kebiasaan buruk, tekanan lingkungan kerja serta tekanan lainnya.
Adanya tingkah laku atau moral yang jelek atau tidak baik yang
menjadikan seseorang atau aparat pemerintahan dapat melakukan tindakan
kecurangan. Semakin tinggi tingkat penalaran moral seseorang, maka orang
tersebut akan semakin mungkin melakukan hal yang benar dan minimal
kemungkinan untuk melakukan kecurangan, begitu juga sebaliknya semakin
rendah penalaran moral seseorang, semakin mungkin melakukan hal yang tidak
benar dan semakin mungkin untuk melakukan kecurangan. Itu artinya semakin
tinggi moralitas individu seseorang maka semakin menurun tingkat kecurangan
akuntansi.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan Rina Komala, Endar
Pituruningsih, M. Firmansyah pada tahun 2019 yang menyatakan bahwa moralitas
memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan akuntansi. Moralitas
merupakan salah satu faktor yang penting dalam timbulnya kecurangan.

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecurangan Akuntansi


Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada tabel 4.18 menunjukkan
bahwa asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan
akuntansi. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan apabila suatu instansi
memiliki asimetri informasi yang tinggi, maka kecenderungan kecurangan
akuntansi yang dilakukan juga semakin meningkat.
Hasil penelitian ini memperkuat teori GONE dimana teori ini
menyempurnakan teori fraud triangle. Kedua teori ini mengungkapkan alasan
seseorang bisa melakukan tindak fraud. Seseorang melakukan tindak fraud
didasari dengan 4 faktor, peluang, kebutuhan, kerakusan, dan hukuman yang
rendah sehingga tidak menimbulkan efek jera.

82
Artinya jika asimetri informasi dalam perusahaan banyak terjadi maka
akan berdampak buruk pada perusahaan dan menimbullkan kecenderungan untuk
melakukan kecurangan. Untuk itu pemberian informasi harus dilakukan secara
seimbang agar tidak terjadi pemanfaatan pemberian informasi secara berlebihan
yang dapat mengakibatkan terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Biaini Naeli Muna,
Lutfi Harris pada tahun 2018, penelitian Rina Komala, Endar Pituruningsih, M.
Firmansyah pada tahun 2019, Ni Komang Linda Lestari, Ni Luh Supadmi pada
tahun 2017 yang menyatakan bahwa kecurangan akuntansi dapat terjadi apabila
ada peluang untuk melakukan hal tersebut. Adanya asimetri iinformasi akan
memicu tindak kecurangan dsri para karyawan. Pimpinan menjadi penentu apakah
kecurangan dapat diminimalisir atau tidak. Apabila ada rasa tanggung jawab
terhadap pekerjaan telah tumbuh, maka kecurangan akan dapat dihindari.

Konsistensi Hasil Penelitian Sebelumnya


Tabel 4.20
Konsistensi Hasil Penelitian
Nama Peneliti Hasil Penelitian Konsisten
No Hasil Penelitian
(Tahun) Sebelumnya Hasil
pengendalian internal Pengendalian internal
Baini Naeli
berpengaruh negatif berpengaruh positif dan Tidak
1 Muna, Lutfi
terhadap kecurangan signifikan terhadap konsisten
Harris (2018)
akuntansi kecurangan akuntansi
Pengendalian internal Pengendalian internal
Rina Komala, berpengaruh negatif berpengaruh positif dan Tidak
Endar terhadap kecurangan signifikan terhadap konsisten
2 Pituruningsih, akuntansi kecurangan akuntansi
M. Firmansyah
Asimetri informasi Asimetri informasi
(2019) Konsisten
berpengaruh positif berpengaruh positif dan

83
dan signifikan terhadap signifikan terhadap
kecurangan akuntansi kecurangan akuntansi

moralitas memiliki
moralitas individu tidak
pengaruh negatif
berpengaruh signifikan Tidak
terhadap
terhadap kecurangan konsisten
kecenderungan
akuntansi
akuntansi
pengendalian internal Pengendalian internal
berpengaruh negatif berpengaruh positif dan Tidak
Ni Komang terhadap kecurangan signifikan terhadap konsisten
Linda Lestari, Ni akuntansi. kecurangan akuntansi
3
Luh Supadmi Asimetri informasi Asimetri informasi
(2017) berpengaruh positif berpengaruh positif dan
Konsisten
dan signifikan signifikan terhadap
terhadap kecurangan akuntansi
kecurangan akuntansi
I Putu Aditya
Budaya organisasi budaya organisasi tidak
Prastika Eka
berpengaruh negatif berpengaruh signifikan Tidak
5 Putra, Made
terhadap kecurangan terhadap kecurangan konsisten
Yenni Latrini
akuntansi akuntansi
pada tahun 2018

84
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Penelitian ini merupakan hasil data dengan menggunakan program SPSS
bersi 25, dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan berdasarkan
hasil penelitian mengenai keterkaitan budaya organisasi, pengendalian internal,
moralitas individu dan asimetri informasi terhadap kecurangan akuntansi, sebagai
berikut:
1. Budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kecurangan
akuntansi.
2. Pengendalian internal secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap
kecurangan akuntansi.
3. Moralitas individu secara parsial tidak berpengaruh terhadap kecurangan
akuntansi.
4. Asimetri informasi secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap
kecurangan akuntansi.

Implikasi
Hasil penelitian ini tidak selalu sama dengan penelitian sebelumnya,
namun hasil yang didapat dalam penelitian ini dapat menambah keyakinan kita.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara teoritis
dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa moralitas individu tidak
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini mengandung
implikasi bahwa pada perusahaan moralitas individu tidak ada
kaitannya dengan penyebab kecurangan akuntansi.
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini mengandung
implikasi agar kedepannya pihak perusahaan lebih memperhatikan dan

84
memperbaiki pengendalian internal agar dapat mengetahui adanya
penyebab-penyebab kecurangan akuntansi dalam perusahaan sehingga
perusahaan dapat mencapai tujuan dan visi misi perusahan.
c. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi tidsk
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini mengandung
implikasi bahwa pada perusahaan budaya organisasi tidak ada
kaitannya dengan penyebab kecurangan akuntansi.
d. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asimetri informasi
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini mengandung
implikasi agar kedepannya pihak perusahaan dapat memperhatikan
dan memperbaiki asimetri informasi agar dapat mencegah terjadinya
kecurangan akuntansi didalam perusahaan.

2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti
selanjutnya. Peneliti dapat mengganti variabel yang tidak berpengaruh
dengan variabel lain yang memungkinkan bisa berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat menjadi
acuan agar didalam perusahaan tidak ada kecenderungan untuk melakukan
kecurangan akuntansi, dengan adanya pengendalian internal perusahaan
dapat lebih mudah untuk mengendalikan manajemen dan mengawasi
kinerja pegawai-pegawai agar lebih mudah untuk mencapai tujuan dari
perusahaan.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sudah dilakukan sesuai dengan prosediur ilmiah, namun
masih memiliki keterbatasan yaitu:
a. Hasil penelitian hanya dapat dijadikan obyek penelitian yang terbatas
karyawan perusahan swasta di Jakarta Selatan. Oleh sebab itu
kemungkinan adanya hasil dan kesimpulan yang berbeda jika penelitian
dilakukan dengan obyek yang berbeda dan tidak terbatas.

85
b. Dalam mengetahui adanya pengaruh pengendalian internal, asimetri
informasi, moralitas individu dan budaya organisasi terhadap kecurangan
akuntansi hanya dilakukan pada sebagian karyawan perusahaan swasta di
Jakarta Selatan sehingga tidak mendapatkan responden yang banyak dan
sangat terbatas, sehingga mengakibatkan hasil data yang diperoleh
kurang maksimal.

Saran
Selama melakukan penelitian ini dan berdasarkan hasil kesimpulan, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut:
a. Penelitian selanjutnya dapat memperluas penelitian dengan cara
menambah jumlah sampel dan memperpanjang periode penelitian. Tidak
hanya pada sebagian karyawan tapi bisa keseluruhan karyawan sehingga
bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
b. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel berbeda atau
menambahkan variabel untuk mendapatkan hasil prakiraan yang berbeda.
Dengan menambahkan jumlah responden dan mengganti variabel-
variabel independent maka diharapkan penelitian mendapatkan hasil yang
sesuai dengan hipotesa yang ada.
c. Diharapkan responden dapat memberikan jawaban yang lengkap dan
benar, agar dapat mengetahui apakah dalam perusahaan terdapat
kecurangan akuntansi atau tidak.

86
DAFTAR PUSTAKA

Priyatno, D. (2014). SPSS Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi Offset.


Priyatno, D. (2017). Panduan Praktis olah Data Menggunakan SPSS. Yogyakarta:
ANDI.
Sarinah. (2017). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Deepublish
Darma, Made Prawira. Nyoman T Herawati., dan Nyoman A Darmawan . 2014
“Pengaruh Moralitas Individu, Asimetri Informasi dan Efektivitas
Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan (fraud)
Akuntansi”. Jurnal Akuntansi. Universitas Pendidikan Ganesha 2(1).
Muna, Biaini Naeli., dan Lutfi Harris. 2018 “Pengaruh Pengendalian Internal dan
Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi”.
Jurnal Akuntansi Ekonomi dan Manajemen Bisnis. 6(1): 35-44, 2548-
9836.
Sumendap, Priscillia et. all. 2019. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Moralitas
Individu Terhadap Pencegahan Kecurangan Dengan Sistem Pengendalian
Internal Sebagai Variabel Intervening”. Sosial dan Humaniora. 2615-3343.
Dewi, Gusti Ayu Ketut Rencana Sari. 2016. “Pengaruh Moralitas Individu dan
Pengendalian Internal Pada Kecurangan Akuntansi”. Jurnal Ilmiah
Akuntansi. 1(1): 77-92.
Sukadwilinda., dan R. Aryanti Ratnawati. 2013. “Pengendalian Internal Terhadap
Kecurangan”. Jurnal Aset (Akuntansi Riset). 5(1): 11-21.
Zelmiyanti, Riri,. Dan Lili Anita. 2015. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Peran
Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan Dengan Pelaksanaan
Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Intervening”. Jurnal
Akuntansi Keuangan Dan Bisnis. 8:67-76.
Damayanti, Dionisia Nadya Sri. 2016. “Pengaruh Pengendalian Internal dan
Moralitas Individu Terhadap Kecurangan Akuntansi”. Jurnal Nominal. 5(2).
Lestari, Ni Komang Linda., dan Ni Luh Supadmi. 2017. “Pengaruh Pengendalian
Internal, Integritas dan Asimetri Informasi Pada Kecurangan Akuntansi”.
E-Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana. 21(1): 389-417. 2302-8556.

87
Komala, Rina., Endar Pituruningsih., dan M. Firmansyah. 2019. “Pengaruh
Asimetri Informasi, Moralitas Individu dan Pengendalian Internal
Terhadap Kecurangan Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi. Denpasar. 29(2):
645-657. 2302-8556.
Priyanto, Agung. 2016. “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Sistem
Pengendalian Internal Terhadap Pendeteksian dan Pencegahan Fraud.
Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. 11(2): 89-
104.
Putra, I Putu Aditya Prastika Eka., dan Made Tenni Latrini. 2018. “Pengaruh
Pengendalian Internal, Budaya Organisasi, dan Moralitas Pada
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) di Lpd Se- Kabupaten Gianyar. E-
Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana. 25(3): 2155-2158. 2302-8556.
Oktarina, Finky. 2013. "Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Keadilan
Organisasi, Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko, dan Strategi
Organisasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi." Skripsi,
Universitas Islam Indonesia.
Saftarini, R., Yuniarta, G. A., & Sinarwati, N. K. 2015. Pengaruh Efektivitas
Pengendalian Internal, Asimetri Informasi Dan Implementasi Good
Governance Terhadap Kecenderungan Kecurangan ( Fraud ) Akuntansi
(Studi Empiris pada SKPD di Kabupaten Bangli), 3(1).
Shintadevi, F. 2015. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal , Ketaatan
Aturan Akuntansi dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Etis sebagai
Variabel Intervening, IV. Retrieved from
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=390019.
Yulina Eliza. 2015. Pengaruh Moralitas Individu dan Pengendalian Internal
terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi, 86–100.

88
DAFTAR ISTILAH

Fraud Triangle Segitiga Kecurangan dengan faktor tekanan, kesempatan,


sikap.
Greed Keserakahan dan kerakusan yang secara potensial ada dalam
diri setiap orang.
Opportunities Kesempatan terkait dengan sistem yang memberi lubang
terjadinya korupsi.
Need Sikap mental yang tidak pernah cukup dan selalu sarat
kebutuhan yang tak pernah usai.
Expose Hal yang berkaitan dengan hukuman para pelaku korupsi
yang rendah dan tidak membuat jera.
Conflict of interest Pertentangan kepentingan terjadi ketika karyawan, manajer
dan eksekutif suatu irganisasi memiliki kepentingan pribadi
terhadap transaksi
Bribery Penawaran, pemberian, penerimaan sesuatu dengan tujuan
tertentu untuk mempengaruhi pembuat kepoutusan dalam
keputusan bisnis.
Illegal gratuit Sama dengan suap tetapi tidak bepengaruh terhadap
keputusan bisnis.
Extortion Menawarkan untuk memberi hadiah/suap pada penerima
yang memesan produk dari perusahaan
Cash fraud (Kecurangan Pencurian kas dan pengeluaran secara curang seperti
Kas) pemalsuan cek.
Fraud of inventory and all Kecurangan berupa pencurian dan pemakaian untuk
other asset (Kecurangan kepentingan pribadi terhadap persediaan atau aset lainnya.
atas Persediaan dan Aset
lainnya)
Timming difference Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan mencatat
waktu transaksi yang berbeda dengan transaksi yang
sebenarnya.
Fictitions revenues Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan menciptakan
pendapatan yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Concealed liabilities and Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan
expenses menyembunyikan kewajiban perusahaan, sehingga laporan
keuangan perusahaan terlihat bagus.
Improrer disclosure Perusahaan tidak melakukan pengungkapan atas laporan
keuangan secara cukup dengan maksud untuk
menyembunyikan kecurangan yang terjadi diperusahaan.
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan
Improrer asset valuation penilaian yang wajar/tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

89
Manipulasi sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan,
pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap
bagian
Adverse selection Transaksi usaha potensial memiliki informasi lebis atas
poihak-pihak lain.
Moral hazard Transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-
tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi sedangkan
pihak lainnya tidak.
Populasi Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik.
Sampel Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi.
Teknik non probability Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel yang tidak
sampling memberi kesemoatan atau peluang yang sama bagi setiap
anggota populasi.
Teknik purposive sampling Teknik menentukan sampel penelitian dengan beberapa
pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang
diperoleh nantinya bisa lebih respresentatif.

90
LAMPIRAN

91
LAMPIRAN 1
TABULASI DATA RESPONDEN VARIABEL INDEPENDEN
DATA RESPONDEN
Jenis Pendidika Lama
Nama Umur
Kelamin n Terakhir Bekerja
Shinta dewi Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
nadhifah Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Putri Perempuan < 30 tahun D3 5 - 10 tahun
Dayang Pertiwi Perempuan < 30 tahun D3 5 - 10 tahun
Eva Herlinawati Perempuan 31 - 40 tahun S1 5 - 10 tahun
Sri Harfiah Perempuan 31 - 40 tahun D3 > 10 tahun
Najah rahanum Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Dwiky Hermawan Laki - Laki < 30 tahun S1 < 5 tahun
Rida Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Hartini Perempuan 31 - 40 tahun D3 5 - 10 tahun
Ryca Perempuan < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Zhevanna Perempuan < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Rizqi Ramadhan Laki - Laki < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Muhammad Alvi Pratama Laki - Laki < 30 tahun SMA < 5 tahun
Melinda marianty Perempuan < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Achmad fauzan Laki - Laki < 30 tahun D3 < 5 tahun
Bebi Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Titi Alpiah Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Nindiyanti Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Dewi Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Yaswanti Dara Niansih Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Samro Rahayu Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Nurahmah Dita Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Putri Indah Riana Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Kezia Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Tria Wahyuni Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Erika T. Ginting Perempuan 31 - 40 tahun D3 5 - 10 tahun
Cynthia Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Ratna Sari Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Dwi Juliyanti Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Mutiara Indriani Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Nurmala Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Friska Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
fony Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Cici Perempuan 41 - 50 tahun D3 > 10 tahun
Kembaran Dwihanda Perempuan < 30 tahun D3 5 - 10 tahun
Siti Perempuan 31 - 40 tahun S1 5 - 10 tahun
Rahajeng Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Jessica Putri Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Fika Istiyana Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Margareta Dwi Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Khadijah Zulhendri Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Dian Resesika Perempuan 31 - 40 tahun S1 5 - 10 tahun
Rara O Perempuan < 30 tahun D3 5 - 10 tahun
Yanti Perempuan 31 - 40 tahun D3 5 - 10 tahun
Eka Jully Laela Sari Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Septy Amalia Fauzia Perempuan 31 - 40 tahun S1 5 - 10 tahun
Maniarti Perempuan 31 - 40 tahun S1 5 - 10 tahun
Adis Perempuan 31 - 40 tahun S1 < 5 tahun
Yonatan Bonus Laki - Laki 31 - 40 tahun SMA 5 - 10 tahun
Mega Perempuan < 30 tahun D3 5 - 10 tahun
92
Ikhwanul Fajri Laki - Laki < 30 tahun D3 < 5 tahun
Radit Laki - Laki < 30 tahun D3 < 5 tahun
Rizky Wibi Pratama Laki - Laki < 30 tahun D3 < 5 tahun
Luthfiana Rachmayanti Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Angga Laki - Laki < 30 tahun D3 < 5 tahun
Adinda raras Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Tiara Eka S Perempuan < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Putri Silaban Perempuan < 30 tahun SMA 5 - 10 tahun
Wenny Perempuan 31 - 40 tahun D3 > 10 tahun
Dewi eva Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Arifiani Perempuan < 30 tahun D3 5 - 10 tahun
anjas iriani Perempuan 31 - 40 tahun D3 5 - 10 tahun
Nurul Amini Perempuan < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Ramdhanu syarif hidayatullah Laki - Laki < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Ika Perempuan 31 - 40 tahun S1 > 10 tahun
Christina Arum Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Benning Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Sari Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Vika Firezka Perempuan < 30 tahun SMA 5 - 10 tahun
Selviana dewi Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Mela cantik Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Karina Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Ayu w Perempuan < 30 tahun D3 5 - 10 tahun
Parid Laki - Laki < 30 tahun SMA < 5 tahun
Yolanda karsera Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Randika Yulia N Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Anna Badriyanti Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Nila Nur Fatiah Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Amalia Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Fara Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Fatin Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Fatin Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Regina sari Perempuan < 30 tahun SMA 5 - 10 tahun
Nila Nur Fatiah Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
yessy yolandias putri Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Nurul Faiqoh Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
andres Laki - Laki 31 - 40 tahun S1 > 10 tahun
Siska Widianti Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Nurjasila Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Niar Arfriani Perempuan < 30 tahun S1 5 - 10 tahun
Putri Indah Riana Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Fathia Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Silviana Agustin Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Chavita Gita Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Sisil Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
siti badriyah Perempuan 31 - 40 tahun S1 > 10 tahun
Eva Sartika Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun
Ana Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Dewi Kartika Perempuan 31 - 40 tahun S1 < 5 tahun
Balqis Suci Aulia Perempuan < 30 tahun D3 < 5 tahun
Maria Perempuan < 30 tahun S1 < 5 tahun
Fenny Perempuan < 30 tahun SMA < 5 tahun

VARIABEL BUDAYA ORGANISASI

93
Rata-
No X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 TOTAL
rata
1 4 4 4 4 3 4 5 4 28
2 4 4 5 4 5 4 5 4.4 31
3 4 4 3 4 4 4 1 3.4 24
4 5 3 5 4 5 5 4 4.4 31
5 3 4 4 4 3 4 2 3.4 24
6 4 4 4 4 4 4 3 3.9 27
7 4 4 4 4 5 4 4 4.1 29
8 4 5 4 5 4 4 3 4.1 29
9 3 5 4 3 3 4 5 3.9 27
10 4 4 5 4 4 5 2 4 28
11 4 3 4 2 4 4 3 3.4 24
12 4 4 4 5 3 4 1 3.6 25
13 5 4 5 5 5 5 2 4.4 31
14 5 5 5 5 5 5 5 5 35
15 3 4 4 3 4 4 5 3.9 27
16 4 4 4 4 5 5 4 4.3 30
17 3 3 4 3 4 4 5 3.7 26
18 4 4 3 4 4 4 1 3.4 24
19 4 3 5 4 5 5 5 4.4 31
20 3 4 4 4 4 4 5 4 28
21 4 4 4 4 4 2 5 3.9 27
22 5 4 4 3 4 4 3 3.9 27
23 5 5 4 2 4 5 4 4.1 29
24 4 4 5 4 5 5 4 4.4 31
25 3 3 4 3 4 4 5 3.7 26
26 4 4 4 5 4 5 3 4.1 29
27 4 4 4 4 4 5 5 4.3 30
28 4 3 5 3 5 5 4 4.1 29
29 5 5 4 4 4 4 3 4.1 29
30 4 4 4 4 4 4 3 3.9 27
31 4 4 5 5 5 4 5 4.6 32
32 4 4 4 4 4 5 4 4.1 29
33 5 5 4 5 4 5 4 4.6 32
34 4 5 4 5 4 4 2 4 28
35 4 4 5 4 5 5 5 4.6 32

94
36 4 4 5 4 4 5 2 4 28
37 4 4 4 4 5 5 4 4.3 30
38 4 4 4 4 4 5 4 4.1 29
39 4 4 4 4 4 5 3 4.0 28
40 4 4 4 4 4 4 3 3.9 27
41 4 4 4 5 3 5 3 4 28
42 4 4 4 5 3 4 2 3.7 26
43 4 5 4 4 4 4 3 4.0 28
44 4 5 4 4 5 4 4 4.3 30
45 4 5 5 4 4 5 4 4.4 31
46 4 4 4 4 4 4 2 3.7 26
47 4 4 4 4 4 4 2 3.7 26
48 4 4 4 4 5 4 2 3.9 27
49 4 4 4 4 5 4 3 4 28
50 4 5 4 4 4 4 3 4 28
51 4 4 4 4 4 4 4 4 28
52 5 4 4 5 4 4 4 4.3 30
53 4 5 5 5 5 5 5 4.9 34
54 5 5 4 5 4 4 4 4.4 31
55 4 4 4 4 4 4 4 4 28
56 4 4 4 5 4 5 4 4.3 30
57 4 4 4 4 4 5 4 4.1 29
58 4 4 4 4 4 4 4 4 28
59 5 4 4 5 4 4 4 4.3 30
60 4 4 4 4 4 5 5 4.3 30
61 4 4 4 4 5 4 4 4.1 29
62 4 4 4 4 4 4 4 4 28
63 4 4 4 4 4 4 4 4 28
64 5 3 4 4 4 5 4 4.1 29
65 4 4 5 4 5 4 5 4.4 31
66 5 4 4 4 4 4 4 4.1 29
67 4 4 4 4 4 4 4 4 28
68 4 5 4 5 4 4 5 4.4 31
69 4 5 4 3 4 4 5 4.1 29
70 4 5 4 4 4 3 4 4 28

95
VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL
Rata-
No X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Jumlah
rata
1 4 5 5 5 4 4.6 23
2 4 4 5 5 5 4.6 23
3 5 4 4 4 3 4 20
4 4 5 5 5 5 4.8 24
5 4 5 5 5 5 4.8 24
6 4 5 5 5 5 4.8 24
7 4 4 4 4 4 4 20
8 4 4 4 4 4 4 20
9 4 4 4 4 4 4 20
10 5 4 4 4 4 4.2 21
11 4 4 5 5 5 4.6 23
12 4 4 4 4 4 4 20
13 5 5 4 4 5 4.6 23
14 4 4 5 5 5 4.6 23
15 4 3 4 4 5 4 20
16 5 5 4 4 5 4.6 23
17 4 4 4 4 4 4 20
18 5 5 4 4 5 4.6 23
19 4 4 4 4 4 4 20
20 4 4 4 4 4 4 20
21 4 5 5 5 5 4.8 24
22 4 4 4 4 4 4 20
23 4 4 5 5 5 4.6 23
24 4 3 4 5 3 3.8 19
25 4 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 4 20
27 4 4 4 4 4 4 20
28 4 4 4 4 4 4 20
29 4 4 4 4 4 4 20
30 5 5 5 5 5 5 25
31 5 5 5 5 5 5 25
32 5 4 5 5 5 4.8 24
33 5 4 5 5 5 4.8 24
34 5 3 5 5 5 4.6 23
35 5 5 4 5 5 4.8 24
36 4 3 3 4 4 3.6 18
37 3 4 4 4 4 3.8 19
38 5 3 4 4 4 4 20

96
39 5 5 5 5 5 5 25
40 4 4 4 4 3 3.8 19
41 4 4 4 4 4 4 20
42 5 5 4 5 5 4.8 24
43 5 5 5 5 5 5 25
44 3 4 4 4 4 3.8 19
45 5 5 5 4 5 4.8 24
46 3 5 5 5 5 4.6 23
47 5 5 5 5 5 5 25
48 3 4 4 4 4 3.8 19
49 5 5 5 5 4 4.8 24
50 4 4 4 4 5 4.2 21
51 4 4 4 4 4 4 20
52 4 4 4 4 4 4 20
53 4 4 4 4 4 4 20
54 4 4 4 4 3 3.8 19
55 4 4 4 4 4 4 20
56 4 4 4 5 4 4.2 21
57 5 4 4 4 5 4.4 22
58 4 4 4 4 5 4.2 21
59 4 4 4 4 4 4 20
60 4 4 4 4 4 4 20
61 4 4 4 4 4 4 20
62 4 4 4 4 4 4 20
63 4 4 4 4 4 4 20
64 4 4 4 4 4 4 20
65 4 5 5 4 4 4.4 22
66 5 5 5 4 4 4.6 23
67 4 5 4 5 5 4.6 23
68 3 4 5 5 5 4.4 22
69 4 5 5 5 5 4.8 24
70 4 5 5 5 5 4.8 24

97
VARIABEL MORALITAS INDIVIDU
Rata-
No X3_1 X3_2 X3_3 TOTAL
rata
1 4 3 4 3.7 11
2 5 5 5 5 15
3 3 4 4 3.7 11
4 4 2 4 3.3 10
5 4 4 4 4 12
6 4 4 4 4 12
7 5 5 5 5 15
8 4 3 3 3.3 10
9 3 4 3 3.3 10
10 3 4 4 3.7 11
11 4 4 4 4 12
12 4 3 5 4 12
13 2 3 2 2.3 7
14 4 4 4 4 12
15 5 3 5 4.3 13
16 5 4 5 4.7 14
17 4 3 4 3.7 11
18 5 4 4 4.3 13
19 4 5 5 4.7 14
20 5 5 5 5 15
21 4 5 4 4.3 13
22 5 3 4 4 12
23 5 4 5 4.7 14
24 4 4 4 4 12
25 4 4 4 4 12
26 5 5 4 4.7 14
27 4 4 4 4 12
28 4 4 4 4 12
29 4 4 5 4.3 13
30 4 5 5 4.7 14
31 5 5 4 4.7 14
32 4 4 4 4 12
33 4 3 4 3.7 11
34 4 4 4 4 12
35 5 4 5 4.7 14
36 3 3 3 3 9
37 4 5 5 4.7 14
38 4 5 5 4.7 14

98
39 5 4 4 4.3 13
40 5 5 5 5 15
41 4 3 3 3.3 10
42 5 4 4 4.3 13
43 4 4 4 4 12
44 3 3 3 3 9
45 4 4 4 4 12
46 5 5 5 5 15
47 5 5 5 5 15
48 4 4 4 4 12
49 4 3 4 3.7 11
50 4 4 5 4.3 13
51 3 4 4 3.7 11
52 3 3 4 3.3 10
53 4 4 5 4.3 13
54 5 4 5 4.7 14
55 3 3 3 3 9
56 4 4 4 4 12
57 5 5 5 5 15
58 4 3 5 4 12
59 4 4 4 4 12
60 4 4 4 4 12
61 4 3 5 4 12
62 3 3 3 3 9
63 4 4 4 4 12
64 4 4 5 4.3 13
65 4 5 4 4.3 13
66 4 5 4 4.3 13
67 4 4 4 4 12
68 4 4 4 4 12
69 4 4 4 4 12
70 4 4 4 4 12

99
VARIABEL ASIMETRI INFORMASI
Rata-
No X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 TOTAL
rata
1 5 5 5 5 5 5 25
2 5 5 5 5 5 5 25
3 4 4 4 5 5 4.4 22
4 4 5 5 5 5 4.8 24
5 4 5 5 5 5 4.8 24
6 4 4 4 5 5 4.4 22
7 5 5 5 5 5 5 25
8 4 4 4 4 4 4 20
9 4 4 4 4 4 4 20
10 4 4 4 3 5 4 20
11 4 4 4 5 5 4.4 22
12 5 5 4 5 5 4.8 24
13 4 4 4 4 4 4 20
14 4 4 5 5 5 4.6 23
15 5 5 4 5 5 4.8 24
16 4 4 4 5 5 4.4 22
17 4 4 4 4 4 4 20
18 4 4 4 5 5 4.4 22
19 4 4 4 4 4 4 20
20 4 4 4 4 4 4 20
21 5 5 4 4 5 4.6 23
22 4 4 5 5 5 4.6 23
23 4 4 3 4 5 4 20
24 4 3 4 5 5 4.2 21
25 4 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 4 20
27 4 4 4 4 4 4 20
28 4 4 4 5 5 4.4 22
29 4 4 4 4 4 4 20
30 4 5 5 5 5 4.8 24
31 4 5 5 5 5 4.8 24
32 4 5 5 5 5 4.8 24
33 5 5 5 5 5 5 25
34 4 3 3 5 4 3.8 19
35 4 4 4 5 5 4.4 22
36 4 3 4 5 5 4.2 21
37 4 4 4 5 5 4.4 22
38 5 3 3 5 5 4.2 21

100
39 5 5 3 5 5 4.6 23
40 5 4 4 5 5 4.6 23
41 5 5 5 4 5 4.8 24
42 4 5 3 4 5 4.2 21
43 5 5 4 5 5 4.8 24
44 5 5 5 5 5 5 25
45 5 5 3 5 5 4.6 23
46 3 3 4 5 5 4 20
47 5 5 5 5 5 5 25
48 4 5 3 5 5 4.4 22
49 5 5 5 5 5 5 25
50 5 4 4 5 5 4.6 23
51 4 4 4 5 5 4.4 22
52 4 4 4 4 5 4.2 21
53 4 4 4 5 5 4.4 22
54 4 4 4 4 4 4 20
55 4 4 4 4 4 4 20
56 4 3 3 4 4 3.6 18
57 4 5 5 5 5 4.8 24
58 4 4 4 5 4 4.2 21
59 4 4 4 4 4 4 20
60 4 4 4 5 4 4.2 21
61 4 4 4 5 5 4.4 22
62 4 4 4 4 4 4 20
63 4 4 4 4 4 4 20
64 5 4 4 5 5 4.6 23
65 4 4 4 5 5 4.4 22
66 5 5 5 5 5 5 25
67 5 5 5 5 5 5 25
68 5 5 5 5 5 5 25
69 5 5 5 5 4 4.8 24
70 4 4 5 4 4 4.2 21

101
LAMPIRAN 2
TABULASI DATA RESPONDEN VARIABEL DEPENDEN
VARIABEL KECURANGAN AKUNTANSI
Rata-
No Y1 y2 Y3 Y4 Y5 Y6 TOTAL
rata
1 4 5 5 4 4 4 4.3 26
2 4 5 5 4 3 4 4.2 25
3 5 5 3 3 4 4 4 24
4 5 5 5 5 4 5 4.8 29
5 5 5 5 5 4 5 4.8 29
6 3 4 5 4 4 4 4 24
7 4 5 4 4 4 4 4.2 25
8 4 4 4 4 4 4 4 24
9 4 4 4 4 4 4 4 24
10 4 4 4 4 4 4 4 24
11 5 5 4 4 4 4 4.3 26
12 4 4 4 4 4 4 4 24
13 4 4 4 4 4 4 4 24
14 4 5 4 4 4 5 4.3 26
15 5 5 3 4 4 5 4.3 26
16 4 5 5 4 5 4 4.5 27
17 4 4 3 4 4 4 3.8 23
18 4 5 5 4 5 4 4.5 27
19 4 4 3 4 4 4 3.8 23
20 4 4 3 4 4 4 3.8 23
21 4 4 3 5 4 5 4.2 25
22 5 5 4 5 5 5 4.8 29
23 4 4 3 3 5 5 4 24
24 4 4 3 5 3 5 4 24
25 4 4 4 4 4 4 4 24
26 4 4 4 4 4 4 4 24
27 4 4 3 4 4 4 3.8 23
28 4 4 5 4 5 5 4.5 27
29 4 4 4 4 4 4 4 24
30 5 5 5 5 5 5 5 30
31 5 5 5 5 5 5 5 30
32 5 5 5 5 4 5 4.8 29
33 4 5 5 5 4 5 4.7 28
34 4 4 5 5 5 5 4.7 28
35 5 5 3 5 4 4 4.3 26

102
36 5 4 3 5 5 5 4.5 27
37 3 5 4 4 4 4 4 24
38 5 5 5 5 5 5 5 30
39 5 5 5 3 5 5 4.7 28
40 5 5 5 5 5 4 4.8 29
41 5 5 5 5 5 4 4.8 29
42 5 5 5 5 5 5 5 30
43 5 5 4 4 4 5 4.5 27
44 5 5 5 4 5 4 4.7 28
45 5 5 5 4 5 5 4.8 29
46 4 5 5 3 5 5 4.5 27
47 4 5 4 5 5 5 4.7 28
48 4 5 5 5 5 5 4.8 29
49 5 5 3 5 5 5 4.7 28
50 4 4 4 4 4 4 4 24
51 4 4 4 4 4 4 4 24
52 4 4 4 4 4 4 4 24
53 4 4 4 4 4 4 4 24
54 5 4 3 3 5 4 4 24
55 4 4 4 4 4 4 4 24
56 4 4 3 3 4 4 3.7 22
57 4 5 3 4 4 4 4 24
58 4 4 4 4 4 4 4 24
59 4 4 4 4 4 4 4 24
60 4 4 4 4 4 4 4 24
61 4 4 4 4 4 4 4 24
62 4 4 4 4 4 4 4 24
63 4 4 4 4 4 4 4 24
64 4 4 4 4 4 4 4 24
65 4 4 4 4 4 4 4 24
66 4 5 4 4 4 5 4.3 26
67 5 5 3 3 5 5 4.3 26
68 5 4 5 5 5 5 4.8 29
69 5 5 5 4 5 5 4.8 29
70 4 5 3 5 5 5 4.5 27

103
LAMPIRAN 3

KUESIONER
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI PENGENDALIAN INTERNAL MORALITAS INDIVIDU
DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI
PT TRANSCOSMOS INDONESIA

A. Data diri responden


1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
5. Lamanya bekerja :

B. PETUNJUK PENGISIAN

Pertanyaan - pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan komitmen anda. Anda cukup memilih
salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Setiap satu pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban.
Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara Responden.

PENILAIAN:
KETERANGAN PILIHAN JAWABAN (Skala Likert)
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Normal (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)

104
STS TS N S STS
No Budaya Organisasi
1 2 3 4 5
Akuntan tetap menyusun Laporan Realisasi
1 Anggaran seperti periode yang lalu agar kinerjanya
bagus dan terlihat baik.
Manajemen seharusnya mempertimbangkan untuk
menyusun laporan keuangan yang menggambarkan
2 kondisi perusahaan yang sebenarnya, karena hal ini
tidak akan merugikan perusahaan secara
keseluruhan.
Manajemen seharusnya menyusun laporan
keuangan sesuai dengan keadaan yang
3 sebenarnya,tidak seperti periode yang lalu,
walaupun akan berakibat kemungkinan mereka
tidak menerima bonus seperti di periode lalu.
Manajemen melakukan tindakan sesuai dengan
4 aturan yang ada dan takut dengan hukum yang
berlaku
Manajemen membentuk moralitas pada
5 manajemennya dengan mentaati peraturan seperti
aturan akuntansi untuk menghindari kecurangan.
Manajemen yang memiliki moralitas tinggi tidak
akan melakukan perilaku yang menyimpang serta
6
potensi kecurangan dalam akuntansi dengan
berkaca pada hukum universial.
Manajemen yang baik adalah manajemen yang
7 mematuhi harapan otoritas atau kelompok
sebayanya.
Manajemen bertanggung jawab untuk memenuhi
8
standar kerja
Manajemen memberikan penghargaan dan
9 dukungan terhadap aspirasi anggota organisasi
Akuntan mempunyai ketelitian dalam melakukan
10 setiap pekerjaan
Manajemen melakukan evaluasi kerja kepada
11 seluruh karyawan
Manajemen meuntut akuntan harus mencapai
12 target kerja yang sudah ditentukan
Organisasi memberikan dukungan kepada karyawan
13 dalam bentuk fasilitas kerja
Organisasi memperhatikan kenyamanan kerja
14 karyawannya
Manajemen memperhatikan kerjasama antar
15 anggota organisasi
Manajemen memberikan toleransi antar anggota
16 organisasi
Manajemen memberikan kebebasan karyawan
17 dalam memberikan pendapat dan kritik serta
105
masukan
Manajemen memacu kemauan karyawan dalam
18 meningkatkan kemampuan diri

STS TS N S STS
No Pengendalian Internal
1 2 3 4 5
Terdapat struktur organisasi yang jelas
1 menerangkan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab
Terdapat kebijakan prosedur yang jelas mengenai
2 kepegawaian, pengembangan, penilaian prestasi
dan kompensasi kepada pegawai
Terdapat sanksi yang tegas atas pelanggaran
3
terhadap peraturan-peraturan yang ada.
Terdapat alur (flow chart) yang jelas untuk masing-
4
masing jenis pekerjaan
Terdapat panduan/pedoman/SOP yang jelas untuk
5
semua jenis pekerjaan

STS TS N S STS
No Moralitas Individu
1 2 3 4 5
Apabila diberikan tugas saya berusaha
1
menyelesaikan dengan tepat waktu.
Jika timbul permasalahan di tempat kerja selalu
2
diselesaikan bersama-sama.
Setiap bekerja saya lebih mengutamakan terhadap
3 pelayanan umum daripada kepentingan
pribadi/kelompok.

STS TS N S STS
No Asimetri Informasi
1 2 3 4 5
Saya memiliki pemahaman teknis yang lebih baik
1 mengenai pekerjaan yang menjadi tanggungjawab
saya
Saya lebih mengerti apa yang dapat dicapai dalam
2 bidang yang menjadi tanggung jawab saya
dibandingkan dengan atasan saya.
Karyawan mengetahui baik langsung maupun tidak
3 langsung mengenai penyelesaian kendala yang di
alami.
Di perusahaan ini, pihak luar perusahaan, baik
langsung atau tidak langsung, tidak pernah
4
mengetahui isi dan angka yang sebenarnya dari
laporan keuangan yang disusun perusahaan

5 Karyawan memiliki daya pikir terbatas mengenai


persepsi mana yang akan datang

STS TS N S STS
No Kecurangan Akuntansi
1 2 3 4 5
106
Seorang pegawai yang memiliki pekerjaan sambilan
1 untuk mendapatkan uang tambahan memilki
kecenderungan untuk melakukan kecurangan.
Pegawai yang mengeluh bahwa gaji atasannya
2 terlalu banyak memiliki kecenderungan yang lebih
besar untuk melakukan kecurangan.
Pegawai yang merasa bahwa pekerjaannya selalu
3 tidak dihargai memiliki kemungkinan untuk
melakukan kecurangan lebih besar.
Salah satu penyebab terjadinya kecurangan adalah
4
pimpinan yang bersifat otoriter
Ketidakterbukaan atasan terhadap pegawai dapat
5
menimbulkan terjadinya kecurangan pegawai.
Pimpinan yang sombong dan membanggakan diri
6 merupakan salah satu penyebab terjadinya
kecurangan.

LAMPIRAN 4

HASIL UJI VALIDITAS

VARIABEL BUDAYA ORGANISASI

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
X1.1 24.4833 4.525 .263 .397
X1.2 24.4333 4.860 .083 .462
X1.3 24.3667 4.168 .513 .314
X1.4 24.4667 4.524 .122 .454
X1.5 24.3833 4.105 .387 .337
X1.6 24.1833 4.322 .294 .379
X1.7 24.9833 3.644 .089 .554

VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL

107
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X2_1 17.3714 3.106 .284 .821
X2_2 17.3286 2.601 .557 .733
X2_3 17.2429 2.592 .695 .690
X2_4 17.2000 2.713 .639 .710
X2_5 17.2000 2.452 .629 .707

VARIABEL MORALITAS INDIVIDU

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X3_1 8.1571 1.439 .618 .629
X3_2 8.3000 1.459 .491 .779
X3_3 8.0571 1.388 .644 .597

VARIABEL ASIMETRI INFORMASI

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X4_1 22.5286 3.702 .519 .760
X4_2 22.5429 3.266 .574 .748
X4_3 22.6429 3.595 .402 .796
X4_4 22.1714 3.622 .542 .755
X4_5 22.1286 3.650 .603 .744
X4_6 22.1286 3.563 .660 .731

108
LAMPIRAN 5
HASIL UJI RELIABILITAS

Variabel Budaya Organisasi

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.603 4

Variabel Pengendalian Internal

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.777 5

Variabel Moralitas Individu

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.752 3

Variabel Asimetri Informasi

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.788 6

Variabel Kecurangan Akuntansi

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.726 6

109
LAMPIRAN 6
HASIL UJI NORMALITAS

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandar
dized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.5800404
1
Most Extreme Differences Absolute .129
Positive .129
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z 1.076
Asymp. Sig. (2-tailed) .197
b. Calculated from data.

110
LAMPIRAN 7
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien Collinearity
Coefficients ts Correlations Statistics
Std. Zero- Tolera
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part nce VIF
1 (Constant) 3.921 2.829 1.386 .170
X1 -.008 .143 -.005 -.057 .955 .004 -.007 -.005 .999 1.001
X2 .323 .116 .296 2.785 .007 .478 .327 .267 .815 1.227
X3 -.075 .148 -.050 -.508 .613 .068 -.063 -.049 .964 1.037
X4 .446 .103 .460 4.345 .000 .575 .474 .417 .822 1.216
a. Dependent Variable: Y

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

111
LAMPIRAN 8
HASIL UJI REGRESI LINEAR BERGANDA

Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien Collinearity
Coefficients ts Correlations Statistics
Std. Zero- Tolera
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part nce VIF
1 (Constant) 3.921 2.829 1.386 .170
X1 -.008 .143 -.005 -.057 .955 .004 -.007 -.005 .999 1.001
X2 .323 .116 .296 2.785 .007 .478 .327 .267 .815 1.227
X3 -.075 .148 -.050 -.508 .613 .068 -.063 -.049 .964 1.037
X4 .446 .103 .460 4.345 .000 .575 .474 .417 .822 1.216
a. Dependent Variable: Y

HASIL UJI KOEFISIEN KORELASI

Correlations
Y X1 X2 X3 X4
**
Y Pearson Correlation 1 .004 .478 .068 .575**
Sig. (2-tailed) .974 .000 .576 .000
N 70 70 70 70 70
X1 Pearson Correlation .004 1 .031 -.010 .000
Sig. (2-tailed) .974 .802 .933 1.000
N 70 70 70 70 70
**
X2 Pearson Correlation .478 .031 1 .170 .414**
Sig. (2-tailed) .000 .802 .159 .000
N 70 70 70 70 70
X3 Pearson Correlation .068 -.010 .170 1 .147
Sig. (2-tailed) .576 .933 .159 .226
N 70 70 70 70 70
** **
X4 Pearson Correlation .575 .000 .414 .147 1
Sig. (2-tailed) .000 1.000 .000 .226
N 70 70 70 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

112
LAMPIRAN 9
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb

Change Statistics
Std.
Adjusted Error of R Sig. F
Model R R Square R the Square F Change df1 df2 Change
Square Estimate Change
1 .634 a .402 .365 2.658241 .402 10.927 4 65 .000
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

HASIL UJI F
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 308.839 4 77.210 10.927 .000b
Residual 459.306 65 7.066

Total 768.145 69

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

HASIL UJI t

Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien Collinearity
Coefficients ts Correlations Statistics
Std. Zero- Tolera
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part nce VIF
1 (Constant) 3.921 2.829 1.386 .170
X1 -.008 .143 -.005 -.057 .955 .004 -.007 -.005 .999 1.001
X2 .323 .116 .296 2.785 .007 .478 .327 .267 .815 1.227
X3 -.075 .148 -.050 -.508 .613 .068 -.063 -.049 .964 1.037
X4 .446 .103 .460 4.345 .000 .575 .474 .417 .822 1.216
a. Dependent Variable: Y

113
LAMPIRAN 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
1. Nama : Arrahman Fadilah
2. NIM 1632500862
3. Jurusan : Akuntansi Manajemen
4. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 11 November 1998
5. Alamat : Jln. Gotong royong II, Blok B1 No 21komplek
pondok bahar permai,
Kota Tangerang, Karang tengah
6. No. Tlp/Hp 082111526987
7. E-mail : arrfdlh98@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2004 – 2010 : SDN 010 Pagi Kosambi
2. 2010 – 2013 : SMPN 205 Jakrta Barat
3. 2013 – 2016 : SMA Budi Mulia
4. 2016 – 2020 : S1 Akuntansi Universitas Budi Luhur

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya


dandapat dipertanggung jawabkan.

Hormat Saya,

Arrahman Fadilah
1632500862

114
LAMPIRAN 11
KARTU BIMBINGAN

KARTU BIMBINGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

NIM : 1632500862
NAM A : Arrahman Fadilah
DOSEN PEMBIMBING : Desy Anggraeni, SE, M.Akt
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH Budaya Organisasi, Pengendalian Internal,
Moralitas Individu Dan Asimetri Informasi Terhadap
Kecurangan Akuntansi

No. Tanggal Materi Paraf Dosen


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mahasiswa di atas telah melakukan bimbingan dengan jumlah
materi yang telah mencukupiuntuk di sidangkan.

Jakarta, Juli 2021

Mahasiswa DosenPembimbing

(ArrahmaFadilah) (Desy Anggraeni, SE, M.Akt )

115

Anda mungkin juga menyukai