SKRIPSI
OLEH :
NIM 041502503125049
INDONESIA JAKARTA
2019
1
PENGARUH TAX PLANNING, BEBAN PAJAK KINI, BEBAN
SKRIPSI
OLEH :
NIM 041502503125049
INDONESIA 2019
2
3
4
5
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada peneliti sehingga dapat
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
baik secara moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat selesai. Selain itu
MBA
6
5. Dosen Pembimbing II, Heriston Sianturi, SE., MM yang telah membantu dan
7. Untuk kedua orang tua,terima kasih atas semua pengorbanan dan kerja
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
Peneliti
7
ABSTRACT
The aim of this research is to prove empirically the effect of tax planning,
current tax expense, deferred tax expense, and corporate social responsibility on
earnings management. This research used a purposive sampling method in which
out of 432 manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange the
population was obtained by 42 companies for 3 years, the total sample is up to
104 samples. By using logistic regression analysis, the result of this research
show that tax planning, current tax expense, deferred tax expense and corporate
social responsibility did not affect earnings management while the deferred tax
expense had a positive and significant effect on earnings management.
Keywords: Tax planning, current tax expense, deferred tax expense, corporate
social responsibility, and earnings management.
8
ABSTRAK
9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
ABSTRACT.............................................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah........................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................5
B. Perpajakan........................................................................................9
C. Perencanaan Pajak.........................................................................10
10
1. Pengertian Perencanaan Pajak..................................................10
D. Beban Pajak.....................................................................................14
Manajemen Laba.............................................................................28
Manajemen Laba.............................................................................28
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian............................................................................30
B. Desain Penelitian............................................................................30
C. Perumusan Hipotesis......................................................................31
Manajemen Laba.......................................................................33
G. Jenis Data.......................................................................................41
3. Pengujian Hipotesis....................................................................45
12
A. Deskripsi Objek Penelitian............................................................48
1. Gambaran Umum......................................................................48
Manajemen Laba.......................................................................59
Manajemen Laba......................................................................59
Manajemen Laba........................................................................60
Manajemen Laba........................................................................61
A. Kesimpulan...................................................................................62
13
B. Saran..............................................................................................62
14
DAFTAR TABEL
15
DAFTAR GAMBAR
16
DAFTAR LAMPIRAN
17
BAB I
PENDAHULUAN
dapat kita lihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa
persediaan.
perusahaan. Tidak jarang laba menjadi target rekayasa yang dilakukan oleh
juga bisa dipengaruhi oleh Tax Planning (perencanaan pajak). Tax Planning
18
perusahaan dengan pemerintah. Menurut Aditama (2014) mendefinisikan
PPh maupun beban pajak yang lainnya berada pada posisi yang seminimal
Tax Planning terhadap manajemen laba pernah dilakukan oleh Irsan Lubis dan
laba, sedangkan Dewi dan Desifa (2018) menemukan bukti bahwa Tax
mengharuskan manajer untuk membuat dua jenis laporan laba rugi, yaitu
laporan laba rugi komersil dan laporan laba rugi fiskal. Laporan laba rugi
beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Berdasarkan PSAK 46 (Revisi
2010), pajak kini adalah beban pajak penghasilan perusahaan yang dihitung
19
berdasarkan tarif pajak penghasilan dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba
akuntansi yang telah dikoreksi fiskal agar sesuai dengan ketentuan perpajakan
atau jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berdasarkan
penghasilan kena pajak. Beban pajak kini merupakan beban yang dapat
yang rendah. Penelitian tentang beban pajak kini yang dilakukan oleh Felicia
bahwa beban pajak kini tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menunda pendapatan dan mempercepat
20
penelitian yang berhubungan tentang pengaruh beban pajak tangguhan
diantaranya Irsan Lubis dan Suryani (2018) yang menemukan bukti bahwa
laba, namun hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim
dan Sugeng (2015) yang menemukan bukti bahwa beban pajak tangguhan
Selain variabel tax planning, beban pajak kini dan beban pajak tangguhan,
manfaat berupa citra positif dari masyarakat maupun investor. Citra postif dari
kegiatan dan pelaporan CSR tersebut dapat menjadi peluang bagi manajemen
penilaian yang baik pada perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
21
Berdasarkan hasil penelitian yang ada dan perbedaan dengan penelitian
Planning, Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan, dan Corporate Social
2017)”
B. Perumusan Masalah
laba?
manajemen laba?
C. Tujuan Penelitian
Manajemen Laba.
Manajemen Laba.
Manajemen Laba.
22
D. Manfaat Penelitian
pengaruh tax planning, beban pajak kini, beban pajak tangguhan, dan
2. Peneliti
23
BAB II
LANDASAN TEORI
yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat
laba yang diharapkan. Hal ini adalah salah satu contoh yang mencolok dari
24
1. Pengukuran Manajemen Laba
dengan nilai pasar saham perusahaan i pada tahun t-1. diukur dengan
menggunakan variabel dummy dan dibagi ke dalam dua kategori diberi kode 1
jika perusahaan berada dalam range small profit firms pada range 0 s/d 0,06,
dan diberi kode 0 jika perusahaan berada dalam range small loss firm pada
berada dalam range small profit atau small loss firms dengan menggunakan
rumus yang diukur dengan pendekatan distribusi laba adalah sebagai berikut :
25
Market Value Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut
penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham
beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas. Market Value Equity
B. Perpajakan
tahun 2007 Pasal 1 yang menjelaskan tentang pengertian pajak yang berarti 22
kontribusi wajib terhadap negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan
pembangunan negara.
1. Adanya alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak) ke sektor
negara.
2. Bersifat memaksa.
26
maupun pemerintah pusat.
Fungsi dari perpajakan dapat dibagi menjadi dua yaitu fungsi budgeter dan
fungsi regular. Fungsi budgeter artinya pajak merupakan salah satu bentuk
fungsi regular artinya pajak sebagai alat yang digunakan untuk mengatur atau
pajak dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas
27
menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak
beban pajak dari subjek pajak kepada pihak lainnya. Dengan demikian,
terhadapnya.
alternatif yang riil yang dapat diterima oleh fiskus. Suandy (2008)
ada.
28
Perencanaan pajak sama dengan halnya tax avoidance karena secara
setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurangan
laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun
pajak. Kalau transaksi tersebut terkena pajak, apakah dapat diupayakan untuk
porsi yang besar terhadap laba sebelum pajak. Karenanya, beban pajak harus
merekayasa beban pajak (tax burden) agar dapat ditekan serendah mungkin
merupakan unsur pengurang laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada
29
pemegang saham maupun untuk diinvestasikan kembali. Ukuran efektifitas
yang dilakukan pada tahun berjalan. Salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk penyelidikan adalah tingkat retensi pajak (tax retention rate).
TRR =
Keterangan :
yang dilakukan dalam proses manajemen pajak, tingkat retensi pajak (tax
30
retention rate) perlu diperhatikan sebagai salah satu gambaran tingkat
D. Beban Pajak
proses produksi dan perencanaan keuangan yang baik. Namun banyak hal
yang dapat mengurangi besar dari laba itu sendiri selain dari adanya biaya
operasi yaitu salah satunya dari adanya beban pajak. Menurut PSAK No.46
dalam Waluyo (2012:272), Beban pajak (tax expense) adalah jumlah agregat
pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang
diperhitungkan dalam perhitungan laba rugi akuntansi pada suatu atau dalam
periode berjalan sebagai beban atau penghasilan. Pajak kini (current tax)
adalah jumlah pajak penghasilan terutanng atas penghasilan kena pajak dalam
periode atau tahun pajak berjalan, sedangkan pajak tangguhan adalah jumlah
penghasilan yang terutang atas penghasilan kena pajak pada satu periode.
31
memperhitungkan adanya beda tetap sekaligus beda waktu, dikalikan
menjadi lebih tinggi (Mills dalam Ettredge et al., 2008), Beban pajak kini
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dari sisa kerugian yang dapat
mencerminkan besarnya beda waktu yang telah dikalikan dengan suatu tarif
32
(discretionary accruals) tertentu yang diterapkan sehingga terdapat suatu
dengan pajak. Oleh karena perbedaan ini maka terlebih dahulu harus
disesuaikan antara laba akuntansi yang berasal dari laporan keuangan fiskal
ini disebut dengan koreksi fiskal atau dapat juga disebut dengan rekonsiliasi
1. Perbedaan Permanen/Tetap.
2. Perbedaan Waktu/Sementara.
3. Kompensasi Kerugian.
1. Perbedaan Permanen/Tetap
33
Perbedaan ini terjadi karena berdasarkan kententuan perundang-undangan
merupakan perbedaan yang mutlak yang tidak ada titik temunya atau saldo
tandingannya (counterbalance).
2. Perbedaan Waktu/Sementara
untuk penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat
34
Tarif PPh (pasal 17), maka akan terdapat future tax liability yang sama
(Pasal 17) maka akan terdapat future tax refundable. Jumlah future tax
3. Kompensasi Kerugian
maka sejumlah presentase tertentu dari biaya perolehan aset tersebut dapat
35
terdapat perbedaan antara Beban Pajak dan PPh terutang. Catatan: Indonesia
dibagikan ke:
Beban pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang atas
penghasilan kena pajak pada satu periode. Besarnya dihitung dari penghasilan
sekaligus beda waktu, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. (Suandy,
2013).
Beban pajak dalam penelitian ini diukur menggunakan skala rasio, dan
diperoleh dari beban pajak kini pada periode laporan keuangan tertentu dibagi
dengan total aset periode sebelumnya. Pengukuran variabel ini mengacu pada
36
Pajak Tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang terpulihkan pada
indikator membobot beban pajak tangguhan dengan total aktiva atau total aset.
2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas bahwa CSR yang dikenal dalam
37
Undang-Undang ini sebagaimana yang termuat dalam Pasal 1 Ayat (3) yang
berbunyi :
perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi
juga terhadap para stakeholder yang terkait dan/ atau terkena dampak dari
38
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.
akan mendapatkan profit atau keuntungan, yang diharapkan dari kegiatan ini
39
Berbagai alasan yang mendasari perusahaan melakukan pengungkapan
polusi.
investor.
GRI dipilih karena telah diterima oleh umum dalam melaporkan kinerja
ekonomi, lingkungan dan sosial dari suatu organisasi. Selain itu, standar GRI
(www.globalreporting.org).
Standar GRI yang akan digunakan terdiri dari tiga fokus pengungkapan,
40
sosial (social performance indicator) yang dibagi menjadi tiga di antaranya
adalah tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat dan sosial, serta tanggung
Tabel 2.1.
Item Indikator Pengungkapan Informasi CSR
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
41
Pengaruh Perencanaan 1. Manajemen Laba Tax Planning
Ferry Aditama dan Anna Pajak terhadap (Y) tidak
2. (2014) Manajemen Laba 2. Perencanaan Pajak berpengaruh
Pada Perusahaan Non (X1) positif terhadap
Manufaktur yang Manajemen
Terdaftar di Bursa Laba
Efek Indonesia
Felicia dan Meiriska Analisis Pengaruh 1. Manajemen Laba 1. Beban Pajak
(2015) Beban Pajak Kini, (Y) Kini
3. Beban Pajak 2. Beban Pajak berpengaruh
Tangguhan, dan Basis Kini (X1) signifikan
Akrual terhadap 3. Beban Pajak terhadap
Manajemen Laba Tangguhan (X3) Manajemen
4. Basis Akrual (X4) Laba
2. Beban Pajak
Tangguhan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Manajemen
Laba
3. Beban Pajak
Kini, Beban
Pajak
Tangguhan,
dan Basis
Akrual
berpengaruh
simultan
terhadap
Manajemen
Laba
4. Hakim & Sugeng Pengaruh Aktiva Pajak 1. Manajemen
(2015) Tangguhan dan Beban Laba (Y)
Pajak Tangguhan 2. Aktiva Pajak
Terhadap Manajemen Tangguhan (X1)
Laba 3. Beban Pajak
Tangguhan (X2)
Pengaruh Ukuran 1. Ukuran CSR
5. Prasetya (2015) Perusahaan terhadap Perusahaan (Y) berpengaruh
Manajemen Laba 2. Manajemen negatif
dengan Pengungkapan Laba (X1) terhadap
Corporate Social 3. Corporate Social Manajemen
Responsibility sebagai Responsibility Laba
42
variabel intervening
Pengaruh Tax 1. Manajemen Laba Tax Planning
6. Dewi dan Desifa Planning, Ukuran (Y) dan Corporate
(2018) Perusahaan, Corporate 2. Tax Planning (X1) Social
Social Responsibility 3. Ukuran Responsibility
(CSR) terhadap Perusahaan (X2) berpengaruh
Manajemen Laba 4. Corporate Social simultan
Responsibility (X3) terhadap
Manajemen
Laba
Pengaruh Tax 1. Manajemen Laba Tax Planning
7. Irsan dan Suryani Planning, Ukuran (Y) berpengaruh
(2018) Perusahaan, dan 2. Tax Planning (X1) positif dan
Beban Pajak 3. Ukuran siginifikan
Tangguhan terhadap Perusahaan (X2) terhadap
Manajemen Laba 4. Beban Pajak manajemen
Tangguhan (X3) Laba,
sedangkan
Beban Pajak
Tangguhan
tidak
berperngaruh
terhadap
Manajemen
Laba
negara.
43
planning (perencanaan pajak) guna memperkecil beban pajak secara otomatis
meninjau labanya karena laba tersebut merupakan dasar dari pengenaan pajak.
beban pajaknya rendah. Penelitian yang dilakukan Irsan Lubis dan Suryani
laba, sedangkan Dewi dan Desifa (2018) menemukan bukti bahwa Tax
Menurut Suandy (2013) Beban pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan
yang terutang atas penghasilan kena pajak pada satu periode. Besarnya dihitung
beda tetap sekaligus beda waktu, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku.
Oleh karena perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak
lebih tinggi (Mills dalam Ettredge et al., 2008), Beban pajak kini merupakan
menghasilkan beban pajak kini yang rendah. Penelitian tentang beban pajak
kini yang dilakukan oleh Felicia dan Meiriska (2015) menunjukkan bahwa
44
Beban Pajak Kini berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Berbeda
dengan penelitian Rahmi (2013) yang menunjukkan bahwa beban pajak kini
perusahaan adalah untuk mengurangi laba yang dilaporkan. Hal ini dapat
laba masih memberikan hasil yang tidak konsisten diantaranya Irsan Lubis dan
Suryani (2018) yang menemukan bukti bahwa beban pajak tangguhan tidak
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim dan Sugeng (2015) yang
Manajemen Laba
positif di mata masyarakat maupun investor. Image positif tersebut secara tidak
45
image tersebut disalahgunakan untuk menutupi tindakan manajemen laba yang
bahwa perusahaan dengan kegiatan CSR yang tinggi tidak mungkin melakukan
bahwa semakin tinggi CSR sebuah perusahaan maka tindakan manajemen laba
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Desifa (2018) menyatakan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sampai Agustus 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Yaitu data kuantitatif
B. Desain Penelitian
pemecahan masalah berdasarkan data sesuai dengan masalah yang diteliti pada
hipotesis.
47
TAX PLANNING (X1)
CORPORATE
SOCIAL
Gambar 3.1
Model Kerangka Berpikir
C. Perumusan Hipotesis
pengeluaran negara.
48
meninjau labanya karena laba tersebut merupakan dasar dari pengenaan pajak.
diperoleh agar beban pajaknya rendah. Penelitian yang dilakukan Irsan Lubis
dan Suryani (2018) Tax Planning berpengaruh positif dan signifikan terhadap
manajemen laba, sedangkan Dewi dan Desifa (2018) menemukan bukti bahwa
Menurut Suandy (2013) Beban pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan
yang terutang atas penghasilan kena pajak pada satu periode. Besarnya
Oleh karena perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak
lebih tinggi (Mills dalam Ettredge et al., 2008), Beban pajak kini merupakan
49
menghasilkan beban pajak kini yang rendah. Penelitian tentang beban pajak
kini yang dilakukan oleh Felicia dan Meiriska (2015) menunjukkan bahwa
dengan penelitian Rahmi (2013) yang menunjukkan bahwa beban pajak kini
perusahaan adalah untuk mengurangi laba yang dilaporkan. Hal ini dapat
laba masih memberikan hasil yang tidak konsisten diantaranya Irsan Lubis dan
Suryani (2018) yang menemukan bukti bahwa beban pajak tangguhan tidak
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim dan Sugeng (2015) yang
perusahaan.
50
4. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap
Manajemen Laba
51
melakukan tindakan kurang etis seperti manajemen laba. Kondisi tersebut
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Desifa (2018) menyatakan
perusahaan.
pajak kini, beban pajak tangguhan, dan corporate social responsibility sebagai
(Y).
variable atau variabel terikat (Y). Variabel bebas pada penelitian ini adalah
Tax Planning, Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan, dan Corporate
a. Tax Planning
adalah merekayasa beban pajak (tax burden) agar dapat ditekan serendah
52
mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan
yang dilakukan pada tahun berjalan. Salah satu alat ukur yang dapat
TRR =
Keterangan :
tahun t
penghasilan yang terutang atas penghasilan kena pajak pada satu periode.
53
Besarnya dihitung dari penghasilan kena pajak yang sebelumnya telah
Beban pajak kini yang dimaksud dalam penelitian ini diperoleh dari
beban pajak kini pada periode laporan keuangan tertentu dibagi dengan
Beban pajak kini diukur menggunakan skala rasio, dan diperoleh dari
beban pajak kini pada periode laporan keuangan tertentu dibagi dengan
54
d. Corporate Social Responsibility (CSR)
energi, keanekaragaman hayati, emisi, efluen & limbah, produk & jasa,
(Arief, 2014).
CSRi =
55
Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y) merupakan variabel
atau variabel bebas (X). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Manajemen Laba.
manajemen laba.
pada tahun t-1. diukur dengan menggunakan variabel dummy dan dibagi ke
dalam dua kategori diberi kode 1 jika perusahaan berada dalam range
56
small profit firms pada range 0 s/d 0,06, dan diberi kode 0 jika perusahaan
berada dalam range small loss firm pada range -0,09 s/d 0.
perusahaan berada dalam range small profit atau small loss firms dengan
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Tax Planning
(X1) TRR = Rasio
(Aditama dan Anna, 2014)
Beban Pajak
Kini (X2) Rasio
(Rahmi, 2013) Beban Pajak Kini =
Corporate Social
Responsibility Rasio
(X4) CSRi =
(Arief, 2014)
57
Manajemen Laba Scaled Earning Changes it = Nominal
(Y)
(Widiastuti, 2011)
tersebut
F. Jenis Data
Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder diperoleh dari sumber yang diterbitkan oleh pemerintah maupun dari
tahun 2015-2017.
58
a. Populasi adalah perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan
2015-2017.
data yang dapat dilihat dari nilai rata rata (mean), standar deviasi, dan
59
untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi, hal ini perlu
Uji goodness of test ini bertujuan untuk melihat kesesuaian antara variabel.
Pengukuran ini menjelaskan goodness of test dari model dimana jika semakin
2017:328). SPSS memberikan dua nilai yaitu satu untuk model yang hanya
nilai antara -2LogL pada awal (block number = 0) dengan -2LogL pada
Bila nilai -2LogL akhir (block number = 1) lebih kecil dibandingkan nilai -
60
b. Negelkerker’s R square
Snell untuk memastikan bahwa nilai bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).
bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
Rumusan Hipotesis :
Lemeshow’s Goodness of Fit Test statistik sama dengan atau kurang dari 0,05
maka Ha ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan
nilai observasi sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak
Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan
61
model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali,
2017:329).
Classification Tabel yang menghitung nilai estimasi yang benar dan salah satu
3. Pengujian Hipotesis
Tingkat signifikan :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha tidak diterima artinya
b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho tidak diterima dan Ha diterima artinya
variabel dependen.
variasi variabel dependen. Jika hasil nilai signifikan variabel uji lebih besar
62
dari 0,05 (5%) artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
berikut :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha tidak diterima,
variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ho tidak diterima dan Ha diterima
dependen.
Variabel respon (Y) pada metode regresi logistik dikatakan biner karena
63
Jadi uji regresi logistik tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel
berikut :
Dimana :
e = Error
Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji fit atau
tidak suatu metode penelitian, yaitu menguji apakah data empiris cocok
atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan sehingga model dapat
dikatakan fit)
64
BAB IV
1. Gambaran Umum
2017.
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
65
2. Perusahaan yang tidak melaporkan beban (67) (72) (83)
pajak kini dan beban pajak tangguhan
maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari
66
Tabel 4.2
Tabel Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
Deviati
N Range Minimum Maximum Mean on
TAX
104 4,16 ,08 4,24 ,7716 ,43238
PLANNING
BPK 104 9,70 ,01 9,71 ,6909 1,67589
BPT 104 4,97 ,01 4,98 1,4081 1,44833
CSR 104 ,72 ,03 ,75 ,3506 ,16926
Valid N
104
(listwise)
Sumber : Out put spss versi 23 (2019)
Pada tabel 4.2 menunjukan jumlah respon (N) ada 104, Variabel
rata (mean) sebesar 0,7716 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,43238.
Nilai minimum Tax Planning sebesar 0,08 dan nilai maksimum sebesar
4,24.
2017) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6909 dengan nilai standar
deviasi sebesar 1,67589. Nilai minimum Beban Pajak Kini sebesar 0,01
2017) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,4081 dengan nilai standar
67
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,16926. Nilai minimum Corporate
Tabel 4.3
Frekuensi Manajemen Laba
MANAJEMEN LABA
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Diindikasikan tidak
42 40.4 40.4 40.4
melakukan ML
Diindikasikan
62 59.6 59.6 100.0
melakukan ML
Total 104 100.0 100.0
Sumber : Out put spss versi 23 (2019)
manajemen laba.
68
menggambarkan data input. L ditransformasikan menjadi -2LogL.
SPSS memberikan dua nilai yaitu satu untuk model yang hanya
Tabel 4.4
Uji Nilai -2Log Awal (Block Number = 0)
Iteration Historya,b,c
-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant
Step 0 1 140.305 .385
2 140.304 .389
3 140.304 .389
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 140.304
c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter
estimates changed by less than .001.
Sumber : Out put spss versi 23 (2019)
Tabel 4.5
Uji Nilai -2Log Akhir (Block Number = 1)
Iteration Historya,b,c,d
-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant X1 X2 X3 X4
Step 1 1 131,660 ,700 -,440 -,168 ,317 -,872
2 131,490 ,800 -,541 -,184 ,366 -,995
3 131,490 ,808 -,551 -,185 ,368 -1,001
4 131,490 ,808 -,551 -,185 ,368 -1,001
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 140,304
d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates
changed by less than ,001.
Sumber : Out put spss versi 23 (2019)
69
nilai -2logL pada akhir (block number = 1) sebesar 131,490, dimana model
variabel independen.
Tabel 4.6
Uji Negelkerke’s R Square
Model Summary
-2 Log Cox & Snell R
Step likelihood Square Nagelkerke R Square
a
1 131,490 ,081 ,110
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates
changed by less than ,001.
Sumber : Out put spss versi 23 (2019)
70
Sisanya sebesar 89% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diujikan
menguji bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antar model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test statistik sama
dengan atau kurang dari 0,05 maka Ha ditolak yang berarti ada perbedaan
Test lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan berarti model mampu
Tabel 4.7
Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test
Karena nilai statistik dari Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test
lebih besar dari 0,05, maka model dapat diterima karena cocok dengan
71
data observasinya atau dapat dikatakan bahwa model mampu memprediksi
nilai observasinya.
lain seberapa besar model dengan memprediksi data sesuai data observasi.
Tabel 4.8
Uji Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Predicted
MANAJEMEN LABA
Diindikasika
Diindikasikan n melakukan
tidak melakukan manajemen Percentage
Observed manajemen laba laba Correct
Step MANAJEMEN Diindikasikan tidak
1 LABA melakukan 16 26 38,1
manajemen laba
Diindikasikan
melakukan 11 51 82,3
manajemen laba
Overall Percentage 64,4
a. The cut value is ,500
Sumber : Out put spss versi 23 (2019)
72
bahwa dengan menggunakan model regresi terdapat 16 observasi yang
independen.
Tingkat signifikan :
Tabel 4.9
Uji Omnibus Test of Model Coefficients
73
Dikarenakan nilai signifikansi pada Tabel 4.9 yaitu 0,066 lebih kecil
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yaitu tax planning,
uji lebih besar dari 0,05 (5%) artinya suatu variabel independen bukan
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha tidak diterima,
yang artinya variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ho tidak diterima dan Ha diterima
yang artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.10
Uji Variables in the Equation
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
a
Step 1 TAX
-,551 ,599 ,845 1 ,358 ,577
PLANNING
BPK -,185 ,128 2,084 1 ,149 ,831
BPT ,368 ,160 5,309 1 ,021 1,445
CSR -1,001 1,282 ,610 1 ,435 ,367
Constant ,808 ,743 1,182 1 ,277 2,244
a. Variable(s) entered on step 1: TAX PLANNING, BPK, BPT, CSR.
Sumber : Out put spss versi 23 (2019)
74
Berdasarkan tabel 4.10 memyatakan bahwa:
dengan nilai probabilitas (Sig) 0,358 yang lebih besar dari 0,05, maka
0,185 dengan nilai probabilitas (Sig) 0,149 yang lebih besar dari 0,05,
sebesar 0,368 dengan nilai probabilitas (Sig) 0,021 yang lebih kecil
negatif sebesar -1,001 dengan nilai probabilitas (Sig) 0,435 yang lebih
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.11 sebagai
berikut:
75
Tabel 4.11
Uji Regresi Logistik
Variables in the
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a Equation
Step 1 TAX
-,551 ,599 ,845 1 ,358 ,577
PLANNING
BPK -,185 ,128 2,084 1 ,149 ,831
BPT ,368 ,160 5,309 1 ,021 1,445
CSR -1,001 1,282 ,610 1 ,435 ,367
Constant ,808 ,743 1,182 1 ,277 2,244
planning, beban pajak kini, beban pajak tangguhan, dan corporate social
76
penurunan sebesar -0,185. Sehingga total nilai koefisien korelasinya
Pada variabel Tax Planning dapat dilihat bahwa nilai signifikan untuk
pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,358 atau lebih besar dari 0,05 dan
nilai koefisien regresi negatif -0,551 sehingga Ha1 ditolak, yang berarti bahwa
pajak seminimal mungkin agar tidak mengurangi laba yang telah diperolehnya,
77
semakin kecil peluang perusahaan melakukan manajemen laba. Perusahaan
beban pajak secara otomatis meninjau labanya karena laba tersebut merupakan
dasar dari pengenaan pajak. Jika didapatkan laba yang rendah, perusahaan
Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi dan Desifa (2018) dengan menarik
laba.
Pada variabel Beban Pajak Kini dapat dilihat bahwa nilai signifikan untuk
pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar 0,149 atau lebih besar dari 0,05 dan
nilai koefisien regresi negatif -0,185 sehingga Ha2 ditolak, yang berarti bahwa
Hal ini disebabkan karena beban pajak kini tidak dapat menurunkan tingkat
laba di suatu perusahaan. Dan tidak mendapatkan laba yang sesuai target
kesimpulan bahwa beban pajak kini tidak memiliki pengaruh yang signifikan
78
3. Beban Pajak Tangguhan Berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Pada variabel Beban Pajak Tangguhan dapat dilihat bahwa nilai signifikan
untuk pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar 0,021 atau lebih kecil dari 0,05
dan nilai koefisien regresi positif 0,368 sehingga Ha 3 diterima, yang berarti
Hal ini sejalan dengan penelitian Hakim dan Sugeng (2015) dengan
Manajemen Laba
signifikan untuk pengaruh X4 terhadap Y adalah sebesar 0,435 atau lebih besar
dari 0,05 dan nilai koefisien regresi negatif -1,001 sehingga Ha4 ditolak, yang
79
mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari pihak stakeholder tanpa perlu
laba.
80
BAB V
A. Kesimpulan
Planning, Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan, dan Corporate Social
software SPSS versi 23. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Laba.
Manajemen Laba.
Manajemen Laba.
B. Saran
81
2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya memperpanjang interval tahun
82
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Jurnal :
Amanda, Felicia., & Meiriska Febrianti. (2015). Analisis Pengaruh Beban Pajak
Kini, Beban Pajak Tangguhan, dan Basis Akrual terhadap Manajemen
Laba. Ultima Accounting Vol 7 (I), 70-86.
Hakim, Arif Rahmat dan Praptoyo, Sugeng. (2015). Pengaruh Aktiva Pajak
Tangguhan dan Beban Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmu
& Riset Akuntansi. Vol. 4, No.7.
Lubis, Irsan., & Suryani (2018). Pengaruh Tax Planning, Ukuran Perusahaan, dan
Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan FEB Universitas Budi Luhur, Vol.7 No.1, 51-58.
83
Prasetya, Pria Juni et al. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Vol. 14, No. 1, 511-538.
Rahmi, Aulia. (2013). Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak
Kini dalam Mendeteksi Manajemen Laba pada Saat Seasoned Equity
Offerings. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Wardani, Dewi Kusuma., Desifa Kurnia Santi. (2018). Pengaruh Tax Planning,
Ukuran Perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa, Vol.6 No.1, 11-24.
Web :
www.idx.co.id, laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (diakses pada 25 Maret 2019).
www.sahamok.com, nama-nama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun tertentu (diakses pada 25 Maret 2019).
www.globalreporting.org, indikator pengungkapan informasi CSR (diakses pada
14 Mei 2019).
84
Lampiran 1
85
33 SMCB Holcim Indonesia Tbk
34 SPMA Suparma Tbk
35 SRSN Indo Aciditama Tbk
36 TCID Mandom Indonesia Tbk
37 TRIS Trisula International Tbk
38 TRST Trias Sentosa Tbk
39 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk
40 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
41 VOKS Voksel Electric Tbk
42 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
86
Lampiran 2
MANAJEMEN
NO KODE TAX PLANNING BPK BPT CSR LABA
1 AMFG 0.74 0.03 2.69 0.52 0
2 ARNA 0.75 0.02 0.52 0.59 0
3 CEKA 0.75 0.03 0.56 0.45 1
4 CINT 0.72 0.03 2.12 0.15 1
5 DPNS 0.83 0.01 1.93 0.12 0
6 EKAD 0.71 0.04 2.66 0.29 1
7 IGAR 0.81 0.05 0.02 0.45 0
8 INAF 0.46 2.87 3.23 0.32 1
9 INAI 0.50 0.03 3.77 0.13 1
10 INCI 0.88 0.01 0.01 0.13 1
11 ISSP 0.82 9.71 3.11 0.19 0
12 JECC 0.29 5.82 0.14 0.51 1
13 JPFA 0.75 0.02 0.17 0.36 1
14 KBLI 0.08 0.01 0.78 0.46 1
15 KBLM 0.59 0.06 1.73 0.20 0
16 KDSI 0.77 0.01 0.43 0.38 0
17 KICI 0.48 0.04 0.15 0.49 0
18 MERK 0.73 0.08 0.01 0.33 0
19 MRAT 0.46 0.01 0.01 0.03 0
20 MYOR 0.08 0.38 0.37 0.47 0
21 PICO 1.77 4.39 0.44 0.32 0
22 RICY 0.55 0.01 0.10 0.31 0
23 SCCO 0.77 0.03 0.85 0.25 1
24 SKLT 0.73 2.60 3.95 0.58 1
25 SMCB 0.50 2.03 0.37 0.21 0
26 SRSN 0.75 0.01 2.51 0.38 1
27 TCID 0.93 0.02 0.14 0.75 1
28 TRIS 0.75 0.03 0.01 0.55 1
29 TRST 0.50 0.01 2.65 0.54 0
30 ULTJ 0.75 0.07 0.01 0.44 1
31 UNIT 0.23 3.14 0.25 0.46 0
32 VOKS 0.12 4.80 1.51 0.46 1
33 WIIM 0.74 0.03 1.50 0.38 1
87
Lampiran 3
88
33 TRST 0.15 0.01 0.01 0.54 0
34 UNIT 0.45 2.40 0.11 0.46 1
35 VOKS 0.71 0.02 0.02 0.65 0
36 WIIM 0.78 0.02 0.89 0.37 0
89
Lampiran 4
90
Lampiran 5
91
Aspek: Keanekaragaman Hayati
Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh
organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan
20. EN 11 dengan daerah yang diproteksi (dilindungi) atau daerah-daerah yang
memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah
yang diproteksi
Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh
aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap
21. EN 12 keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di
daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar
daerah yang diproteksi (dilindungi)
22. EN 13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat
Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk
dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang
23. EN 14
masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-
daerah yang terkena dampak operasi
Aspek: Emisi, Efluen, dan Limbah
Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung dirinci
24. EN 15
berdasarkan berat
Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya tidak langsung dirinci
25 EN 16
berdasarkan berat
Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan
26. EN 17
berat
27. EN 18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
28. EN 19 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya
Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting
29. EN 20
substances/ODS) diperinci berdasarkan berat
NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci
30. EN 21
berdasarkan jenis dan berat
31. EN 22 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan
32. EN 23 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode Pembuangan
33. EN 24 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan
Berat limbah yang diangkut,diimpor, diekspor, atau diolah yang
34. EN 25 dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan
VIII, dan persentase limbah yang diangkut secara internasional
Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati
35. EN 26 badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi
oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor
Aspek: Produk dan Jasa
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan
36. EN 27
sejauh mana dampak pengurangan tersebut
Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik
37. EN 28 menurut kategori
92
Aspek: Kepatuhan
Nilai Moneter denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter
38 EN 29
atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan
Aspek: Pengangkutan/Transportasi
Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan
39. EN 30 barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi
perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan
Aspek: Menyeluruh
Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan
40. EN 31
menurut jenis
Aspek: Asesmen Pemasok atas Lingkungan
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria
41. EN 32
lingkungan
Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam
42. EN 33
rantai pasokan dan tindakan yang diambil
Aspek: Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan,
43. EN 34
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi
KATEGORI: SOSIAL
Aspek: Pekerjaan
Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan
44 LA 1
dan wilayah
Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia,
45. LA 2
jenis kelamin, dan wilayah
Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang
46. LA 3 tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut
kegiatan pokoknya
Aspek: Hubungan Industrial
Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan
47. LA 4 operasional, termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam
perjanjian bersama
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia
Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang
48. LA 5
membantu memantau dan memberi nasihat untuk program
keselamatan dan kesehatan jabatan
49. LA 6 Pekerjaan dengan risiko yang keselamatan yang tinggi
Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan,
pencegahan,pengendalian risiko setempat untuk membantu para
50. LA 7
karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai
penyakit berat/berbahaya
Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian
51 LA 8
resmi dengan serikat karyawan
93
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan
Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut
52. LA 9
kategori/kelompok karyawan
Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran
53. LA 10 sepanjang hayat yang menujang kelangsungan pekerjaan karyawan
dan membantu mereka dalam mengatur karier
Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan
54. LA 11
pengembangan karier secara teratur
Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara
Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap
kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia,
55. LA 12
keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator
lain
Aspek : kesetaraan remunerasi untuk perempuan dan laki-laki
Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan tehadap laki - laki
56. LA 13 menurut kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang
signifikan
Aspek: Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik
57. LA 14
ketenagakerjaan
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik
58. LA 15
ketenagakerjaan dalam rantai pemasok dan tindakan yang diambil
Aspek : Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan
Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan, di
59. LA 16
tangani, dan diselesaikan melalui pengaduan resmi
KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA
Aspek: Investasi
Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat
60. HR 1 klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait
dengan aspek hak asasi manusia
Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai
kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan
61. HR 2
dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah
menjalani pelatihan
Aspek: Nondiskriminasi
Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang
62. HR 3
diambil/dilakukan
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul
94
Aspek: Pekerja Anak
Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat
64. HR 5 menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah
yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak
Aspek: Pekerja Paksa dan kerja wajib
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan
dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-
65. HR 6
langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan
kerja paksa atau kerja wajib
Aspek: Praktek/ Tindakan Pengamanan
Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal
66. HR 7 kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang
relevan dengan kegiatan organisasi
Aspek: HAM Penduduk Asli
Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli
67. HR 8
dan langkah-langkah yang diambil
Aspek: Penilaian
Persentase dan jumlah total pelaksanaan penilaian atau peninjauan
67. HR 9
yang berhubungan dengan hak asasi manusia
Aspek: Asesmen Pemasok Hak Asasi Manusia
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi
69. HR 10
manusia.
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak
70. HR 11
asasi manusia dalam rantai pemasok dan tindakan yang diambil
Aspek: Remediasi
Jumlah keluhan mengenai hak asasi manusia yang telah diselesaikan
71. HR 12
oleh mekanisme keluhan
KATEGORI: MASYARAKAT
Aspek: Masyarakat Lokal
Persentase operasi dengan perlibatan masyarakat lokal, asesmen
72. SO 1
dampak, dan program pengembangan yang diterapkan.
operasi yang berpotensi atau memberikan dampak negatif kepada
73. SO 2
Komunitas local
Aspek: Korupsi
Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap
74. SO 3
korupsi
Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur
75. SO 4
antikorupsi
76. SO 5 Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi
Aspek: Kebijakan Publik
Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik,
77. SO 6 politisi,dan institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan
beroperasi
95
Aspek: Kelakuan Tidak Bersaing
Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan
78. SO 7
antipersaingan, antitrust, dan praktek monopoli serta sanksinya
Aspek: Kepatuhan
Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter
79. SO 8
untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan
Aspek: Asesmen Pemasok Atas Dampak pada Masyarakat
Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria untuk
80. SO 9
dampak terhadap masyarakat
Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap
81. SO 10
masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
Aspek: Mekanisme Pengaduan Dampak Terhadap Masyarakat
Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang
82. SO 11 diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan
resmi.
KATEGORI: TANGGUNG JAWAB ATAS PRODUK
Aspek: Kesehatan dan Keamanan Pelanggan
Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang
menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk
83. PR 1
penyempurnaan,dan persentase dari kategori produk dan jasa yang
penting yang harus mengikuti prosedur tersebut
Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak
84. PR 2 kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup,
per produk
Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa
Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur
85. PR 3 dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan
informasi yang dipersyaratkan tersebut
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai
86. PR 4 penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per
produk
Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil
87. PR 5
survei yang mengukur kepuasaan pelanggan
Aspek: Komunikasi Pemasaran
Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary
88. PR 6 codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk
periklanan, promosi, dan sponsorship
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai
89. PR 7 komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan
sponsorship, menurut produknya
Aspek: Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan
Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai
90. PR 8 pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya
data pelanggan
96
Aspek: Kepatuhan
Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai
91. PR 9
pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
97
Lampiran 6
Hasil Output SPSS
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TAX PLANNING 104 4,16 ,08 4,24 ,7716 ,43238
BPK 104 9,70 ,01 9,71 ,6909 1,67589
BPT 104 4,97 ,01 4,98 1,4081 1,44833
CSR 104 ,72 ,03 ,75 ,3506 ,16926
Valid N (listwise) 104
98
4. Hasil Uji Nilai -2Log Akhir (Block Number = 1)
Iteration Historya,b,c,d
Coefficients
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 140,304
d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
99
7. Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Predicted
MANAJEMEN LABA
Diindikasikan Diindikasikan
tidak melakukan melakukan Percentag e
Observed manajemen laba manajemen laba Correct
100