Anda di halaman 1dari 183

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE


(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2014-2018)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Akhir Program
Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi
STIE STAN – Indonesia Mandiri

Disusun oleh :
NURUL SHANTIKAWATI
371761008

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STAN – INDONESIA MANDIRI


BANDUNG
2020
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, leverage dan
ukuran perusahaan terhadap tax avoidance. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling sesuai kriteria yang telah
ditentukan. Jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 150 sampel dan dengan
adanya data outlier menjadi 125 sampel. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukan
bahwa profitabilitas dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap tax
avoidance. Hal ini menunjukan bahwa profitabilitas dan leverage mempengaruhi
tingginya kemungkinan perusahaan dalam melakukan tindakan tax avoidance.
Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance sehingga
hal ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan tindakan tax avoidance.

Kata Kunci : pertambangan, tax avoidance, profitabilitas, leverage, dan ukuran


perusahaan.

i
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of profitability, leverage and company size on
tax avoidance. The population used in this study were all mining sector
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2014-2018. The
sampling method in this study uses purposive sampling according to
predetermined criteria. The number of samples collected was 150 samples and
with outlier data there were 125 samples. The analysis technique used in this
study is multiple linear regression analysis. The analysis shows that profitability
and leverage have a significant positive effect on tax avoidance. This shows that
profitability and leverage affect the high likelihood of companies in taking tax
avoidance actions. While the size of the company does not affect the tax avoidance
so it shows that the size of the company may not necessarily affect the company in
taking tax avoidance actions.

Keywords: mining, tax avoidance, profitability, leverage, and company size

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,

rahmat, ridho, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian

ini dan tak lupa shalawat serta salam tak lupa penulis tujukan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Penelitian yang berjudul “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi

Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2014-2018)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Strata-1 pada program

studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi STIE STAN – Indonesia Mandiri.

Dalam penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat

membantu dalam banyak hal. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah.

2. Kedua orang tua saya yang tercinta, Ibu Heni Hendayani dan Bapak Hadi

Setiawan yang tak hentinya memberikan do’a, dukungan serta kasih

sayang yang tiada henti sehingga saya dapat menyelesaikan studi dan

skripsi ini.

3. Adik saya Taufik Rahman Hakim yang selalu memberikan dukungan dan

semangat agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

iii
4. Bapak Ferdiansyah, SE., M.Ak sekalu dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas waktu, tenaga, ilmu, serta pengarahan dan saran-saran yang

diberikan selama proses penulisan skripsi sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Chairuddin, Ir., MM. M.Si., selaku Ketua STMIK dan STIE

STAN – Indonesia Mandiri.

6. Bapak Patah Herwanto, S.T., M.Kom selaku Wakil Ketua 1 Bidang

Akademik STMIK dan STIE STAN – Indonesia Mandiri.

7. Bapak Dani Sopian, SE., M.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi STIE STAN – Indonesia Mandiri.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang tidak

terbatas selama kuliah di STIE STAN – Indonesia Mandiri.

9. Seluruh jajaran staf STIE STAN – Indonesia Mandiri yang telah

membantu dalam kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

10. Kepada sahabat saya Wulan, Lia dan Sulya yang selalu menjadi teman

dikala suka dan duka saat berkuliah di STIE STAN – Indonesia Mandiri.

11. Kepada Rean, Febri, Ari dan teman dunia cover dance saya yang lain

yang telah memberikan saya dukungan sejak awal berkuliah hingga saat

penulisan skripsi ini berlangsung.

12. Kepada Tim Rebahan, Ghina, Amel, Frida dan Deana yang selalu

menjadi concert mate terbaik, terima kasih atas dukungan yang kalian

berikan sejak awal penulisan skripsi ini, terima kasih untuk selalu

memberikan candaan yang membuat saya terlepas dari stres.

iv
13. Teman-teman Akuntansi 2017, terima kasih karena telah bertahan hingga

akhir, berbagi ilmu dikala kesibukan masing-masing, semoga apa yang

kita dapatkan bisa bermanfaat untuk kedepannya.

14. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima

kasih banyak karena telah membantu dalam menyusun skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan

kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini bisa

terselesaikan. Dalam hal ini, saya menyadari bahwa skripsi ini masih belum

sempurna karena itu saran dan kritik yang membangun masih sangat

diperlukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandung, Januari 2020

Peneliti

Nurul Shantikawati

NIM : 371761008

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................... 1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................. 6
1.3 TUJUAN PENELITIAN ...................................................................... 7
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN ............................................................... 7
1.4.1 Kegunaan Teoritis ....................................................................... 7
1.4.2 Kegunaan Praktis ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS,
DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS....................................................... 10
2.1 KONSEP TEORI ................................................................................. 10
2.1.1 Teori Legitimasi .......................................................................... 10
2.1.2 Pajak dan Tax Avoidance ............................................................ 12
2.1.3 Tax Avoidance ............................................................................. 17
2.1.4 Profitabilitas ................................................................................ 22
2.1.5 Leverage ...................................................................................... 25
2.1.6 Ukuran Perusahaan...................................................................... 27
2.2 PENELITIAN SEBELUMNYA .......................................................... 31
2.3 KERANGKA TEORITIS .................................................................... 40
2.3.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance ....................... 40
2.3.2 Pengaruh Leverage Terhadap Tax Avoidance ............................. 41
2.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance .......... 42
2.4 MODEL ANALISIS DAN HIPOTESIS .............................................. 43
2.4.1Model Analisis ............................................................................. 43
2.4.2 Hipotesis ...................................................................................... 43

vi
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...................................... 44
3.1 OBJEK PENELITIAN ....................................................................... 44
3.2 LOKASI PENELITIAN ..................................................................... 45
3.3 METODE PENELITIAN .................................................................... 45
3.3.1 Unit Analisis ................................................................................ 46
3.3.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 46
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel dan Penentuan Ukuran Sampel .... 48
3.3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 53
3.3.5 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 53
3.3.6 Operasionalisasi Variabel ............................................................ 53
3.3.7 Teknik Analisis Deskriptif .......................................................... 57
3.3.8 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 58
3.3.9 Analisis Korelasi ......................................................................... 61
3.3.10 Pengujian Hipotesis ................................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 66
4.1 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 66
4.1.1 Populasi dan Sampel ................................................................... 66
4.1.2 Analisis Deskriptif....................................................................... 68
4.2 UJI ASUMSI KLASIK ....................................................................... 80
4.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 80
4.2.2 Uji Multikolinearitas ................................................................... 81
4.2.3 Uji Autokorelasi .......................................................................... 82
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 83
4.3 ANALISIS KORELASI ....................................................................... 84
4.4 PENGUJIAN HIPOTESIS ................................................................... 86
4.4.1 Uji Statistik F .............................................................................. 86
4.4.2 Uji Statistik t................................................................................ 87
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 89
4.5 PEMBAHASAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN ................. 90
4.5.1 Pembahasan ................................................................................. 90
4.5.2 Implikasi ...................................................................................... 92
4.5.3 Keterbatasan ................................................................................ 93

vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 94
5.1 KESIMPULAN .................................................................................... 94
5.2 SARAN ................................................................................................ 95
5.2.1 Saran Teoritis .............................................................................. 95
5.2.2 Saran Praktis ................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... L1
LAMPIRAN .................................................................................................... L5

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan ........................................................ 30


Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu .................................................. 35
Tabel 2.3 Perbedaan dan Persamaan Penelitian .......................................... 37
Tabel 3.1 Populasi Perusahaan Sektor Pertambangan ................................ 47
Tabel 3.2 Kriteria Seleksi Sampel Penelitian ............................................. 50
Tabel 3.3 Seleksi Sampel Penelitian ........................................................... 51
Tabel 3.4 Operasional Variabel .................................................................. 56
Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Korelasi ...................................................................... 62
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel ......................................................... 66
Tabel 4.2 Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan .................................. 67
Tabel 4.3 Profitabilitas ................................................................................ 69
Tabel 4.4 Leverage...................................................................................... 71
Tabel 4.5 Ukuran Perusahaan ..................................................................... 74
Tabel 4.6 Tax Avoidance............................................................................. 76
Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................. 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov .................................................. 80
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................... 81
Tabel 4.10 Durbin-Watson............................................................................ 82
Tabel 4.11 Durbin-Watson Test Bound ........................................................ 82
Tabel 4.12 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Korelasi ...................................................................... 84
Tabel 4.13 Analisis Korelasi ......................................................................... 84
Tabel 4.14 Uji Simultan (Uji – F) ................................................................. 86
Tabel 4.15 Uji Parsial (Uji – t)...................................................................... 87
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 89

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ....................................................................... 43


Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Rata-Rata Profitabilitas ........................ 71
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Rata-Rata Leverage .............................. 73
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Rata-Rata Ukuran Perusahaan .............. 75
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Rata-Rata Tax Avoidance ..................... 78
Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 83

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Populasi Perusahaan Sektor Pertambangan................... L5


Lampiran 2: Daftar Sampel Perusahaan Sektor Pertambangan .................... L7
Lampiran 3: Profil Perusahaan Sektor Pertambangan .................................. L8
Lampiran 4: Data Variabel Dependen dan Independen ................................ L13
Lampiran 5: Tabel Durbin-Watson ............................................................... L34
Lampiran 6: Tabel r ....................................................................................... L35
Lampiran 7: Hasil Analisis Data ................................................................... L36

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang mana sumber pendanaannya berasal

dari pajak dan non-pajak. Penerimaan yang berasal dari pajak merupakan

penerimaan terbesar dibanding dengan penerimaan negara lainnya. Pajak

merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan sebagai wajib pajak dengan tidak mendapatkan timbal balik secara

langsung, bersifat memaksa, dan pemungutannya dilakukan berdasarkan undang-

undang (Darmawan dan Sukartha, 2014).

Akhir-akhir ini pemerintah sedang gencarnya memperbaiki sistem

perpajakan yang ada di Indonesia dengan harapan dapat mengoptimalkan

penerimaan sektor pajak. Terdapat perbedaan kepentingan antara pemerintah dan

perusahaan, dimana bagi pemerintah pajak merupakan sumber penerimaan untuk

mendanai penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan bagi perusahaan pajak

merupakan beban yang akan mengurangi laba dari perusahaan itu sendiri. Oleh

karena itu, terdapat kecenderungan dari wajib pajak pribadi terutama badan untuk

meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Mangoting, 1999 dalam Prakosa,

2014). Salah satu langkah perusahaan untuk meminimalkan jumlah pajak yang

harus dibayarkan adalah dengan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

Tax Avoidance atau penghindaran pajak merupakan suatu cara yang

dilaksanakan oleh wajib pajak secara aman dan legal karena cara yang dilakukan

1
untuk menghindari pajak ini sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku

serta cara atau upaya yang dilakukan cenderung memanfaatkan celah-celah (grey

area) yang terdapat dalam Undang-Undang dan peraturan perpajakan yang dapat

digunakan untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang (Pohan, 2013:23).

Dengan adanya tax avoidance menyebabkan rendahnya penerimaan pajak

yang tidak sesuai dengan realisasi anggaran pendapatan negara. Kasus

penghindaran pajak banyak ditemukan diberbagai sektor usaha dan ekonomi.

Salah satu sektor yang sangat berpotensi dan kerap melakukan tindakan

penghindaran pajak adalah sektor pertambangan. Sektor pertambangan dan energi

di Indonesia merupakan salah satu sektor strategis yang menjadi andalan

Indonesia. Sayangnya, pengelolaaan sektor ini belum cukup transparan sehingga

potensi penerimaan bagi negara belum cukup optimal (Ganiswari,2019).

Salah satu fenomena tax avoidance yang terjadi di Indonesia terjadi pada

PT. Adaro Energy dimana PT. Adaro Energy memanfaatkan anak perusahaannya

yang ada di Singapura, Coaltrade Services Internasional, membayar US$ 125 juta

lebih sedikit daripada seharusnya disetorkan ke pemerintah Indonesia. Sebagian

besar keuntungan yang terdaftar di Singapura telah dipindahkan ke salah satu

anak perusahaan PT. Adaro Energy di surga pajak Mauritius, dimana dia tidak

dikenakan pajak sama sekali sebelum tahun 2017. Jelas terlihat bahwa PT. Adaro

Energy memanfaatkan celah yang ada pada UU No.36 Tahun 2008 pasal 4 ayat (1)

dimana setiap penghasilan luar negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan tarif

yang berlaku, namun dengan dipindahkannya sebagian besar pendapatan PT.

2
Adaro Energy ke negara surga pajak menyebabkan mereka sama sekali tidak

dikenakan pajak apapun hingga tahun 2017.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya tax

avoidance diantaranya yang dikemukakan pada penelitian yang dilakukan oleh

Dewinta dan Setiawan (2016), faktor yang mempengaruhi tax avoidance adalah

ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan

penjualan. Pada penelitian yang dilakukan Silvia (2017), menyebutkan bahwa

faktor yang mempengaruhi tax avoidance adalah manajemen laba, umur

perusahaan, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan, dan pada penelitian

Sri et al,. (2018), menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi tax avoidance

adalah corporate governance.

Berdasarkan beberapa faktor tersebut diatas, peneliti memutuskan untuk

menitikberatkan penelitian pada profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan.

Variabel profitabilitas digunakan dalam penelitian ini karena profitabilitas

menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu (Dewinta

dan Setiawan, 2016). Laba yang besar dan stabil akan cenderung mendorong

perusahaan untuk melakukan praktik penghindaran pajak (tax avoidance).

Pengertian dari profitabilitas sendiri adalah salah satu pengukuran bagi kinerja

suatu perusahaan. Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah

return on assets (ROA). ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam penggunaan sumber daya yang dimilikinya (Siahan, 2004). ROA

3
digunakan karena dapat memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan

efektifitas perusahaan dan ROA juga dapat memperhitungkan profitabilitas.

Kemudian variabel selanjutnya adalah leverage. Alasan mengapa leverage

digunakan dalam penelitian ini karena tingkat leverage yang dimiliki oleh

perusahaan dapat digunakan sebagai sarana pengurang beban pajak perusahaan

karena penggunaan utang akan menimbulkan biaya berupa biaya bunga sehingga

nantinya dapat mengurangi jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan, dimana

laba perusahaan ini merupakan salah satu dasar pengenaan pajak perusahaan

(Brigham & Houston, 2006:101). Pengertian dari leverage merupakan suatu

perbandingan yang mencerminkan besarnya utang yang digunakan untuk

pembiayaan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya. Semakin

besar penggunaan utang oleh perusahaan, maka semakin banyak jumlah beban

bunga yang diderita oleh perusahaan, sehingga dapat mengurangi laba sebelum

kena pajak perusahaan yang selanjutnya akan dapat mengurangi besaran pajak

yang nantinya harus dibayarkan oleh perusahaan (Surbakti, 2012).

Variabel terakhir yang mempengaruhi tax avoidance adalah ukuran

perusahaan. Peneliti memilih untuk menggunakan ukuran perusahaan karena

ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi cara sebuah perusahaan

dalam memenuhi kewajiban pajaknya dan merupakan faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya tax avoidance (Landolf, 2006). Semakin besar ukuran

perusahaan maka semakin menjadi pusat perhatian dari pemerintah dan akan

menimbulkan kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku patuh

dalam perpajakan (Kurniasih dan Sari, 2013). Ukuran perusahaan umunya dibagi

4
menjadi 3 kategori yaitu large firm, medium firm and small firm. Tahap

kedewasaan perusahaan ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin besar total

aktiva menunjukan bahwa perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka waktu

yang relatif panjang (Gusti Maya Sari, 2014).

Penelitian ini diangkat karena adanya masalah teoritis atas inkonsistensi

penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tax avoidance.

Hasil penelitian Praditasari dan Setiawan (2017), Dewinta dan Setiawan (2016)

dan Rinaldi dan Cheisviyanny (2015) menemukan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Rozak et al,. (2019), Arianandini dan

Ramantha (2018) dan Silviana dan Widyasari (2019) menemukan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Sedangkan menurut

Cahyono et al,. (2016) menyebutkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Faktor lain yg mempengaruhi tax avoidance yaitu leverage, pada

penelitian yang dilakukan oleh Silviana dan Widyasari (2019), Praditasari dan

Setiawan (2017) dan Pajriyansyah dan Firmansyah (2017) menemukan bahwa

leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Dewinta dan Setiawan

(2016), Aprianto dan Dwimulyani (2019) dan Putri dan Putra (2019) menemukan

bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Sedangkan menurut

Hidayat (2018) menyebutkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap tax

avoidance.

Selain dua faktor diatas, ukuran perusahaan juga merupakan faktor yang

mempengaruhi tax avoidance. Hasil penelitian Silviana dan Widyasari (2019),

5
Dewinta dan Setiawan (2016) dan Darmawan dan Sukartha (2014) menemukan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Sofia

(2016), Praditasari dan Setiawan (2017) dan Rinaldi dan Cheisviyanny (2015)

menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance. Sedangkan menurut Cahyono et al,. (2016), ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian ini akan menjelaskan

pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance.

Penelitian ini berusaha untuk menunjukan bahwa tax avoidance dapat dipengaruhi

oleh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan sehingga peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Profitabilitas, Leverage,

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada

Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2014-2018)”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance ?

2. Bagaimana pengaruh leverage terhadap tax avoidance ?

3. Bagaimana pengaruh ukuran berpengaruh terhadap tax avoidance ?

6
1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap tax

avoidance.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh leverage terhadap tax avoidance.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax

avoidance.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan

dan manfaat sebagai berikut :

1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi

tentang perpajakan, khususnya tentang pengaruh dari profitabilitas,

leverage dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance.

2. Bagi mahasiswa STIE STAN - INDONESIA MANDIRI khususnya

mahasiswa jurusan akuntansi, peneliti ini bermanfaat sebagai acuan

referensi peneliti selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu

pengetahuan mengenai tax avoidance.

7
3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau masukan

bagi perkembangan ilmu perpajakan dan menambah kajian tentang

perpajakan khususnya tentang tax avoidance untuk mengetahui bagaimana

pengaruh dari profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap tax

avoidance.

4. Bagi Pihak Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan teori mengenai tax avoidance.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang tax

avoidance yang dilakukan perusahaan. Adanya praktik tax avoidance oleh

perusahaan dapat mengakibatkan menurunnya penerimaan negara,

sehingga perusahaan harus lebih bijak dalam mengambil keputusan untuk

melakukan tax avoidance dan tetap dalam batas peraturan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah agar tidak terjadi penggelapan pajak. Serta

dapat menjadi masukan bagi manajemen perusahaan sebagai bahan

pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam

hal perpajakan.

8
2. Bagi Investor

Penelitian ini dapat membantu dalam mengetahui faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi tindakan tax avoidance yang dapat dilakukan

perusahaan yang diinvestasikannya.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam

membuat kebijakan di bidang perpajakan sehingga dapat meminimalisir

aktivitas tax avoidance pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Konsep Teori

2.1.1. Teori Legitimasi

Legitimasi masyarakat adalah strategi yang dilakukan manajemen untuk

mengembangkan perusahaan dalam menumbuhkan kepercayaan publik terhadap

perusahaan. Teori legitimasi didasarkan pada adanya fenomena kontak sosial

antara sebuah organisasi dengan masyarakat, dimana diperlukan sebuah tujuan

organisasi yang seharusnya kongruen dengan nilai-nilai yang ada didalam sebuah

masyarakat. Menurut teori ini, tindakan organisasi haruslah mempunyai aktivitas

dan kinerja yang dapat diterima oleh masyarakat (Ratmono dan Sagala, 2015).

Teori legitimasi berkaitan dengan kinerja sosial dan kinerja keuangan, apabila

terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dengan sistem nilai

masyarakat (atau sering disebut dengan legitimacy gap), maka perusahaan dapat

kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup

perusahaan.

Gray et al., (1995) dalam Ratmono dan Sagala (2015) menyatakan

legitimasi diperoleh organisasi dalam kondisi atau status ketika sistem nilai

sebuah entitas kongruen dengan sistem nilai sosial yang lebih besar, dimana

entitas merupakan salah satu bagian darinya. Gray et al., (1996) dalam

Pradnyadari (2015) berpendapat bahwa “the legal requirements governing a

10
corporation provide the explicit terms of the social contract, whereas non

legislated societal expectations provide its implicit terms”. Definisi tersebut

mengisyaratkan bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang

berorientasi pada keberpihakan masyarakat (society), pemerintah individu dan

kelompok masyarakat.

Salah satu upaya perusahaan untuk mendapat legitimasi perusahaan serta

pandangan positif dari masyarakan adalah bertanggung jawab kepada pemerintah

dengan cara membayar beban pajak sesuai dengan peraturan dan ketentuan

perpajakan yang berlaku dan tentunya tidak melakukan tindakan penghindaran

pajak (tax avoidance).

Rini Diah. M et al., (2015) menyatakan teori legitimasi menunjukan

semakin besar laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar pajak yang harus

dibayarkan kepada pemerintah dan semakin besar pula tuntutan masyarakat

terhadap perusahaan tersebut. Masyarakat menganggap bahwa tindakan tax

avoidance merupakan tindakan yang merugikan masyarakat luas karena tindakan

tax avoidance dapat berdampak pada berkurangnya penerimaan negara yang

digunakan pemerintah dalam pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat secara merata, sehingga tindakan tax avoidance yang dilakukan

perusahaan merupakan salah satu tindakan yang secara tidak langsung merupakan

tindakan yang tidak bertanggungjawab secara sosial yang dilakukan perusahaan

dalam upaya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat (Landolf, 2006).

11
2.1.2. Pajak dan Tax Avoidance

2.1.2.1. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat

ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo,

2011). Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1, pajak

merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

menimbulkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari dua pengertian pajak diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah

kontribusi wajib pajak baik pribadi atau badan kepada negara dengan didasarkan

pada undang-undang, tanpa adanya timbal balik dan bersifat memaksa.

2.1.2.2. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak

dari berbagai definisi, menurut Waluyo (2013:6), terdapat dua fungsi pajak, yaitu:

1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh: dimasukkannya pajak

dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

12
2. Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

dibidang sosial dan ekonomi. Contoh yaitu dikenakannya pajak yang tinggi

terhadap minuman keras.

2.1.2.3. Pengelompokan Pajak

Pajak yang diberlakukan di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan

klasifikasinya. Pajak yang diberlakukan di Indonesia memiliki ketentuan yang

berlaku serta tujuan yang positif untuk pembangunan nasional. Pengelompokkan

pajak menurut Mardiasmo (2011:7), yaitu:

1. Pengelompokan Pajak Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak

dan tidak dapat dibedakan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh:

pajak penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: pajak pertambahan nilai.

2. Pengelompokan Pajak Menurut Sifatnya

a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh:

pajak penghasilan.

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak pertambahan nilai

dan pajak penjualan barang mewah.

13
3. Pengelompokan Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: pajak

penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan barang mewah, dan

bea materai.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri

dari Pajak Provinsi yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah

Tingkat I (Provinsi), misalnya pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan

bakar kendaraan bermotor. Pajak Kabupaten/Kota yaitu pajak yang

dipungut oleh Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota), misalnya

pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan.

2.1.2.4. Subjek Pajak Penghasilan

Dalam buku mengurus pajak itu mudah (Wahono, 2012) menyatakan

pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak yang mempunyai objek pajak

(penghasilan). Yang termasuk subjek pajak menurut undang-undang tentang pajak

penghasilan adalah:

1. Orang Pribadi.

2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang

berhak.

3. Badan dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).

4. Kewajiban perpajakan PPh Badan.

14
Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan No. 36 tahun 2008 tentang

pajak penghasilan yang merupakan subjek pajak dalam negeri adalah badan yang

didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan

pemerintah yang memenuhi kriteria (Mardiasmo, 2011):

1. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan.

2. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

3. Penerimaannya dimasukkan dalam Anggaran Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah.

4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara.

2.1.2.5. Objek Pajak Penghasilan

Obyek pajak adalah sasaran yang akan dikenakan pajak, dalam hal ini

yang menjadi obyek pajak adalah penghasilan (Hutomo, 2009). Dalam buku

perpajakan (Susyanti et al.,2015) menyatakan penghasilan yang termasuk objek

pajak dalam pasal 4 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2008 adalah setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, yang dapat

dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk:

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan honororarium, komisi,

bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan dalam UU ini.

15
2. Hadiah dari undian, atau pekerjaan atau kegiatan,dan penghargaan.

2.1.2.6. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:7), sistem pemungutan pajak dapat di bagi

menjadi tiga yaitu:

1. Sistem Official Assessment

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh wajib pajak.

Ciri – ciri official assessment system adalah sebagai berikut:

a. Wewenang untuk menetukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.

b. Wajib Pajak bersifat pasif.

c. Utang pajak timbul setelah surat ketetapan pajak oleh fiskus.

2. Sistem Self Assessment

Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang,

kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang

harus dibayar.

Ciri – ciri self assessment system adalah sebagai berikut:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib

pajak sendiri.

b. Wajib Pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang.

16
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3. Sistem With Holding

Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk

menghitung besarnya pajak terutang.

Ciri – ciri with holding system adalah sebagai berikut:

Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga,

yaitu pihak selain fiskus dan wajib pajak.

2.1.3. Tax Avoidance

Penghindaran pajak merupakan salah satu strategi dari manajemen pajak

dimana menurut Kurniasih dan Sari (2013), menyatakan bahwa tax avoidance

merupakan pengaturan untuk meminimalkan atau menghilangkan beban pajak

dengan mempertimbangkan akibat pajak yang ditimbulkannya, dan bukan sebagai

pelanggaran pajak karena usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari,

meminimumkan atau meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang

dimungkinkan oleh undang-undang pajak.

Penghindaran pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai

berikut:

1. Perlawanan Pasif

Perlawanan pajak secara pasif diakibatkan oleh adanya hambatan-hambatan

yang mempersulit pemungutan pajak. Perlawanan ini tidak dilakukan secara

aktif apalagi agresif oleh para wajib pajak.

17
2. Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif mancakup ruang lingkup semua usaha dan perbuatan yang

secara langsung ditujukan terhadap fiskus dengan tujuan menghindari pajak”.

Dalam menentukan penghindaran perpajakan, komite urusan fiskal OECD

(Organization for Economic Cooperation and Development) menyebutkan ada

tiga karakter tax avoidance, yaitu:

1. Adanya unsur artifisial, dimana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di

dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.

2. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes undang-undang untuk

menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan

itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang-undang seperti

contohnya dengan memanfaatkan perbedaan peraturan atau undang-undang

yang berlaku di negara tempat terjadinya transaksi.

3. Kerahasiaan juga sebagai bentuk skema ini, dimana umumnya para konsultan

menunjukkan alat atau cara untuk melakukan tax avoidance dengan syarat

wajib pajak menjaga kerahasiaan.

Menurut Santoso dan Rahayu (2013), penghindaran pajak (tax avoidance)

dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Menahan diri, yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai

pajak, contohnya seperti tidak merokok agar terhindar dari cukai tembakau.

2. Pindah lokasi, adalah memindahkan lokasi usaha atau domisili yang tarif

pajaknya tinggi ke lokasi yang tarif pajaknya rendah. Sebagai contoh adalah

18
diberikannya keringanan bagi investor yang ingin menanamkan modal di

wilayah Indonesia Timur.

3. Penghindaran pajak (tax avoidance) secara yuridis. Perbuatan ini dilakukan

dengan cara sedemikian rupa sehingga perbuatan-perbuatan yang dilakukan

tidak terkena pajak. Biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kekosongan

atau ketidakjelasan undang-undang (loopholes).

Selain ketiga cara diatas, perusahaan dapat melakukan beberapa skema

dalam penghematan pajak, terutama perusahaan multinasional, antara lain sebagai

berikut :

1. Transfer Pricing

Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga

transfer suatu transaksi, baik barang maupun jasa, berwujud atau tidak, serta

transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Thin Capitalization

Thin capitalization adalah upaya perusahaan untuk mengurangi beban pajak

dengan cara memperbesar pinjaman agar dapat membebankan biaya bunga

dan mengecilkan laba.

3. Treaty Shopping

Treaty shopping adalah praktik yang dilakukan oleh wajib pajak suatu negara

yang tidak melakukan tax treaty (Perjanjian Penghindaran Pajak

Berganda/P3B) dan mendirikan anak perusahaan di negara yang memiliki tax

treaty, kemudian melakukan investasi melalui anak perusahaan itu sehingga

19
investor dapat menikmati tarif pajak rendah dan fasilitas-fasilitas perpajakan

lainnya.

4. Controlled Foreign Corporation (CFC)

Controlled foreign corporation (CFC) adalah perusahaan terkendali yang

dimiliki oleh wajib pajak dalam negeri yang berada di negara yang

mengenakan pajak rendah atau tidak mengenakan pajak sama sekali (tax

heaven country) yang dibentuk dengan maksud untuk menunda pengakuan

penghasilan dalam rangka penghindaran pajak (tax avoidance).

Penghindaran pajak (tax avoidance) sengaja dilakukan perusahaan untuk

memperkecil beban pajak yang perlu dibayarkan dengan meningkatkan cash flow

perusahaan. Manfaat dari tax avoidance adalah untuk memperbesar tax saving

yang berpotensi mengurangi pembayaran pajak sehingga akan menaikkan cash

flow (Guire et al, 2011)

2.1.3.1. Pengukuran Tax Avoidance

Untuk mengetahui seberapa besar aktivitas penghindaran pajak pada

suatu perusahaan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa

cara antara lain:

1. Effective Tax Rate (ETR)

ETR merupakan ukuran hasil berbasis pada laporan laba rugi yang secara

umum mengukur efektifitas dari strategi pengurangan pajak dan mengarahkan

pada laba setelah pajak yang tinggi. ETR digunakan karena dianggap dapat

merefleksikan perbedaan tetap antara perhitungan laba buku dengan laba

20
fiskal. ETR dapat dihitung dengan membandingkan beban pajak dengan laba

sebelum pajak.

𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
ETR =
𝑬𝑩𝑻

2. Cash Effective Tax Rate (CETR)

CETR dirumuskan dengan kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi

dengan laba sebelum pajak (Budiman dan Setiyono, 2012). CETR digunakan

untuk mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak yang dilakukan

perusahaan dengan menggunakan perbedaan tetap maupun perbedaan

temporer.

𝑲𝒂𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


CETR =
𝑬𝑩𝑻

3. Book-Tax Difference (BTD).

Xing dan Shunjun (2007) dalam Sartika (2015), mendefinisikan Book-Tax

Differences (BTD) sebagai perbedaan jumlah laba yang dihitung berdasarkan

akuntansi dengan laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan.

Perbedaan yang besar antara laba akuntansi dengan penghasilan kena pajak di

perusahaan umumnya menunjukkan semakin besar perilaku agresif dalam

menghindari pembayaran pajak. Book-tax difference bisa timbul karena

adanya aktivitas perencanaan pajak dan manajemen laba didalam perusahaan.

(𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒂𝒌𝒖𝒏𝒕𝒂𝒏𝒔𝒊 − 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌)


BTD =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕

Dari ketiga ukuran tersebut diharapkan tindakan penghindaran pajak dapat

diidentifikasi dan diketahui apakah suatu perusahaan melakukan suatu tindakan

21
penghindaran pajak apa tidak. Walaupun tindakan yang dilakukan perusahaan

tidak melanggar peraturan, namun akan mengakibatkan kerugian bagi negara.

2.1.4. Profitabilitas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009). indikator kinerja

perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi

sumber daya daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Prospek

yang bagus akan menarik minat investor untuk berinvestasi dalam suatu

perusahaan sehingga diperlukan pengungkapan yang lebih luas pada laporan

tahunan perusahaan.

Salah satu rasio untuk mengukur profitabilitas adalah Return on assets

(ROA). ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

penggunaan sumber daya yang dimilikinya (Siahan, 2004). Pengertian Return On

Assets (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31

Mei 2004, ROA adalah rasio yang menilai seberapa tingkat pengembalian dari

asset yang dimiliki. ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Dalam hal ini laba yang digunakan adalah laba setelah pajak (EAT).

Besarnya nilai ROA akan mempengaruhi nilai CETR. CETR merupakan

salah satu cara untuk mengukur kegiatan penghindaran pajak. Semakin tinggi nilai

ROA, maka nilai CETR akan semakin rendah karena kegiatan penghindaran pajak

semakin tinggi. Apabila nilai ROA semakin tinggi berarti semakin tinggi

profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki

22
profitabilitas yang tinggi berpeluang untuk melakukan perencanaan pajak (tax

planning) yang matang sehingga nilai beban pajak yang dibayarkan dapat

diminimalisir.

2.1.4.1. Pengukuran Profitabilitas

Agus Sartono (2010:123) menuturkan bahwa ada beberapa indikator

yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas, antara lain :

1. Gross Profit Margin

Semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin baik. Tetapi perlu

diperhatikan bahwa gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok

penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit

margin akan menurun begitu sebaliknya. Rumus gross profit margin adalah

sebagai berikut:

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏−𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏


Gross Profit Margin =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

2. Net Profit Margin

Apabila gross profit margin selama suatu periode tidak berubah sedangkan

net profit margin-nya mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya

meningkat relatif lebih besar dari pada peningkatan penjualan. Rumus net

profit margin adalah sebagai berikut:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


Net Profit Margin =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

23
3. Return on Assets (ROA)

Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

dari aktiva yang dipergunakan Agus Sartono (2010:123). Rumus ROA yaitu

sebagai berikut:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


ROA = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

4. Return on Equity (ROE)

Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan

memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini

juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi

utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Rumus ROE yaitu

sebagai berikut:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


ROE = 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊

5. Profit Margin

𝑬𝑩𝑰𝑻
Profit Margin = 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

6. Rentabilitas Ekonomi

𝑬𝑩𝑰𝑻
Rentabilitas Ekonomi =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit

margin maka dapat di cari earning power atau return on assets ratio. Earning

power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva.

24
7. Earning Power

Earning power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan

pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva.

Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka

earning power juga akan meningkat.

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


Earning Power = ×
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

2.1.5. Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Leverage

merupakan suatu perbandingan yang mencerminkan besarnya utang yang

digunakan untuk pembiayaan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas

operasinya. Rasio leverage menunjukan resiko yang dihadapi perusahaan

(Agusti,2013).

Debt to equity rasio (DER) merupakan salah satu rasio untuk mengukur

leverage, dimana DER membandingkan antara seluruh utang dengan seluruh

ekuitas. Semakin tinggi nilai DER berarti semakin sedikit modal sendiri

dibandingkan dengan jumlah utang yang harus dibayarkan. Sedangkan semakin

rendah nilai DER berarti porsi utang terhadap modal sendiri semakin rendah

sehingga kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi aman.

25
2.1.5.1. Pengukuran Leverage

Agus Sartono (2010:120) menuturkan bahwa ada 5 indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur leverage, antara lain :

1. Debt to Total Assets (DAR)

DAR merupakan perbandingan antara utang lancar dan utang jangka panjang

dengan jumlah seluruh aset perusahaan yang diketahui. Rasio ini

menunjukkan sejauh mana utang yang bisa ditutupi oleh aset. Rumus untuk

DAR yaitu sebagai berikut :

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈
DAR =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

2. Debt to Equity

DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk

utang lacar dengan seluruh ekuitas. Rumus untuk DER yaitu sebagai berikut :

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈
DER =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

3. Time Interest Earned

Time interest earned ratio, adalah rasio antara laba sebelum pajak dan bunga

(EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba

dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan

karena tidak mampu membayar bunga. Rumus untuk time interest earned

yaitu sebagai berikut :

26
𝑬𝑩𝑰𝑻
Time interest earned =
𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂

4. Fixed Charge Coverage

Fixed charge coverage ratio, mengukur berapa besar kemampuan perusahaan

untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen,

bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. Rumus untuk fixed charge coverage

yaitu sebagai berikut :

𝑬𝑩𝑰𝑻+𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂+𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒚𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒘𝒂
Fixed charge coverage =
𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂+𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒚𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒘𝒂

5. Debt Service Coverage

Debt service coverage ratio, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Jadi sama dengan

leverage yang lain, hanya dengan memasukkan angsuran pokok pinjaman.

Rumus untuk debt service coverage yaitu sebagai berikut :

𝐄𝐁𝐈𝐓
Debt service coverage = 𝐀𝐧𝐠𝐬𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐏𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦𝐚𝐧
𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚+𝐒𝐞𝐰𝐚+ (𝟏−𝐓𝐚𝐫𝐢𝐟 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤)

2.1.6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar kecilnya

perusahaan yang dapat dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah karyawan

dan nilai total aset, dan lainnya (Saifudin dan Yunanda, 2016). Menurut Taliyang

(2011) dalam Lina (2013) ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan

logaritma natural total asset. Skala pengukurannya adalah skala rasio.

27
Dewinta dan Setiawan (2016) mengatakan bahwa perusahaan merupakan

wajib pajak, sehingga ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi cara

sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya dan merupakan faktor

yang dapat menyebabkan terjadinya tax avoidance. Semakin besar total aset yang

dimiliki perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan. Besar kecilnya total

aset juga mempengaruhi jumlah produktifitas perusahaan, sehingga laba yang

dihasilkan perusahaan juga akan terpengaruh. Laba yang dihasilkan oleh

perusahaan yang memiliki aset besar akan memengaruhi tingkat pembayaran

pajak perusahaan.

Menurut UU No. 20 Tahun 2008, ukuran perusahaan menurut UU

No.20 Tahun 2008 dibagi kedalam 4 (empat) kategori yaitu usaha mikro, usaha

kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Tahap kedewasaan perusahaan

ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin besar total aktiva menunjukan bahwa

perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka waktu yang relatif panjang (Gusti

Maya Sari, 2014). Semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan akan lebih

mempertimbangkan risiko dalam hal mengelola beban pajaknya. Perusahaan

berskala kecil tidak dapat optimal dalam mengelola beban pajaknya dikarenakan

kekurangan ahli dalam perpajakan (Nicodeme, 2007 dalam Dharma dan Ardiana,

2016).

2.1.5.1. Klasifikasi Ukuran Perusahaan

Klasifikasi ukuran perusahaan menurut UU No. 20 Tahun 2008 dibagi

kedalam 4 (empat) kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan

28
usaha besar. Pengertian dari usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha

besar menurut UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 (Satu) adalah sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kritera usaha kecil sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih

besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau

swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi

di Indonesia.

29
Tabel 2.1
Kriteria Ukuran Perusahaan

Kriteria
Ukuran Perusahaan
Assets (tidak termasuk
Penjualan Tahunan
tanah & bangunan
tempat usaha)
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

Usaha Kecil ˃ 50 juta – 500 juta ˃ 300 juta – 2,5 M

Usaha Menengah ˃ 10 juta – 10 M 2,5 M – 50 M

Usaha Besar ˃ 10 M ˃ 50 M

2.1.5.2. Pengukuran Ukuran Perusahaan

I Gusti Ngurah Gede Rudangga dan Gede Merta Sudiarta (2016)

menyatakan ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan total asset yang di miliki

oleh perusahaan. Dalam ukuran perusahaan terdapat tiga variabel yang dapat

menentukan ukuran perusahaan yaitu total asset, penjualan, dan kapitalisasi pasar.

Karena variabel itu dapat menentukan besarnya suatu perusahaan.

Taliyang (2011) dalam Lina (2013) menyatakan ukuran perusahaan

diukur dengan menggunakan logaritma natural total asset. Skala pengukurannya

adalah skala rasio skala Rasio. Pengukuran variable ukuran perusahaan adalah

sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan = Ln Total Aktiva

30
2.2. Penelitian Sebelumnya

Telah banyak penelitian yang menguji tentang tax avoidance yang

dihubungkan dengan berbagai variabel independen. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Praditasari dan Setiawan (2017) tentang “Pengaruh good

corporate governance, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas pada tax

avoidance”. Penelitian ini menggunakan sebanyak 165 sampel penelitian yang

diperoleh dari perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Teknik sampling yang digunakan yaitu

purposive sampling dengan metode analisis regresi linier berganda. Kepemilikan

institusional, komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan, leverage

dan profitabilitas digunakan sebagai variabel independen yang diperkirakan

memberikan pengaruh pada tax avoidance. Hasil penelitian menunjukan bahwa

terdapat pengaruh antara profitabilitas dengan tax avoidance.

Rinaldi dan Cheisviyanny (2015) meneliti tentang “Pengaruh profitabilitas,

ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal terhadap tax avoidance” dengan

sampel sebanyak 74 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2013. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive

sampling dengan metode analisis regresi linier berganda. Profitabilitas, ukuran

perusahaan dan kompensasi rugi fiskal digunakan sebagai variabel independen

yang diperkirakan memberikan pengaruh pada tax avoidance. Hasil penelitian

menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Ganiswari (2019) meneliti tentang “Pengaruh profitabilitas, leverage,

ukuran perusahaan dan capital intensity terhadap tax avoidance” dengan sampel

31
sebanyak 88 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2013-2017. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling

dengan metode analisis regresi linier berganda. Profitabilitas, leverage, ukuran

perusahaan dan capital intensity digunakan sebagai variabel independen yang

diperkirakan memberikan pengaruh pada tax avoidance. Hasil penelitian

menunjukan bahwa profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap tax

avoidance.

Dewinta dan Setiawan (2016) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan

penjualan terhadap tax avoidance” dengan sampel sebanyak 176 sampel penelitian

yang diperoleh dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2014. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive

sampling dengan metode analisis regresi linier berganda. Variabel independen

yang diteliti yaitu ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage,

dan pertumbuhan penjualan, sedangkan tax avoidance sebagai variabel dependen

diproksikan dengan Cash Effective Tax Rates (CETR). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial

berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance.

Aprianto dan Dwimulyani (2019) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

sales growth dan leverage terhadap tax avoidance” dengan kepemilikan

instritusional sebagai variabel moderasi”. Variabel independen yang diteliti dalam

penelitian tersebut sales growth, leverage dan kepemilikan institusional yang

diperkirakan memberikan pengaruh pada tax avoidance. Sampel yang digunakan

32
dalam penelitian tersebut sebanyak 106 sampel penelitian yang diperoleh dari

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017.

Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan metode

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage

memiliki pengaruh negatif terhadap tax avoidance.

Putri dan Putra (2019) melakukan penelitian tentang “Pengaruh leverage,

profitabilitas, ukuran perusahaan dan proporsi kepemilikan institusional terhadap

tax avoidance” dengan sampel sebanyak 34 sampel penelitian yang diperoleh dari

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik sampling yang digunakan yaitu

purposive sampling dengan metode analisis regresi linier berganda. Variabel

independen yang diteliti yaitu leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan

proporsi kepemilikan institusional sedangkan tax avoidance sebagai variabel

dependen diproksikan dengan Cash Effective Tax Rates (CETR). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

tax avoidance. Sedangkan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap tax

avoidance.

Darmawan dan Sukartha (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

penerapan corporate governance, leverage, return on assets, dan ukuran

perusahaan pada penghindaran pajak (tax avoidance)”. Corporate governance,

leverage, return on assets, dan ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel

independen yang diperkirakan memberikan pengaruh pada tax avoidance. Dalam

penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

33
dan masuk dalam peringkat CGPI periode 2010-2012. Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 55 perusahaan. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive

sampling dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh antara ROA dan ukuran perusahaan

dengan tax avoidance.

Fadhillah (2017) melakukan penelitian tentang “Pengaruh leverage dan

ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak”. Leverage dan ukuran

perusahaan digunakan sebagai variabel independen yang diperkirakan

memberikan pengaruh pada tax avoidance. Dalam penelitian ini menggunakan

perusahaan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2012-2016. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 perusahaan. Teknik

sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan metode analisis

regresi linier berganda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh

positif antara ukuran perusahaan dengan tax avoidance.

Swingly dan Sukartha (2015) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

karakter eksekutif, komite audit, ukuran perusahaan, leverage dan sales growth

pada tax avoidance”. Karakteristik eksekutif, komite auditm ukuran perusahaan,

leverage dan sales growth digunakan sebagai variabel independen yang

diperkirakan memberikan pengaruh pada tax avoidance. Dalam penelitian ini

menggunakan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 perusahaan. Teknik sampling yang

digunakan yaitu purposive sampling dengan metode analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ukuran perusahaan pengaruh

34
positif terhadap tax avoidance. Sedangkan leverage berpengaruh negatif terhadap

tax avoidance.

2.2.1. Tabel Penelitian-Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Judul/Tahun Populasi/Teknik Uji
No. Nama Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Sampling Hipotesis
1. Ni Koming Pengaruh Good Perusahaan Regresi  Profitabilitas
Ayu Corporate property dan real linier berpengaruh
Praditasari dan Governance, estate yang berganda terhadap tax
Putu Ery Ukuran terdaftar di BEI avoidance.
Setiawan Perusahaan, tahun 2011-
Leverage dan 2015.
Profitabilitas Menggunakan
pada Tax purposive
Avoidance / sampling. Total
2017 sampel 165
sampel dengan
33 perusahaan.
2. Rinaldi dan Pengaruh Semua Regresi  Profitabilitas
Charoline Profitabilitas, perusahaan linier berpengaruh
Cheisviyanny Ukuran manufaktur yang berganda positif
Perusahaan dan terdaftar di BEI terhadap tax
Kompensasi tahun 2010- avoidance.
Rugi Fiskal 2013.
Terhadap Tax Menggunakan
Avoidance / purposive
2015 sampling. Total
sampel 74
perusahaan.
3. Ririh Atrisna Pengaruh Semua Regresi  Profitabilitas
Ganiswari Profitabilitas, perusahaan linier berpengaruh
Leverage, pertambangan berganda terhadap tax
Ukuran yang terdaftar di avoidance.
Perusahaan dan BEI tahun 2013-  Leverage
Capital Intensity 2017. berpengaruh
Terhadap Tax Menggunakan terhadap tax
Avoidance / purposive avoidance.
2019 sampling. Total
sampel 88
perusahaan.
4. Ida Ayu Rosa Pengaruh Semua Regresi  Ukuran
Dewinta dan Ukuran perusahaan linier Perusahaan

35
Judul/Tahun Populasi/Teknik Uji
No. Nama Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Sampling Hipotesis
Putu Ery Perusahaan, manufaktur yang berganda berpengaruh
Setiawan Umur terdaftar di BEI terhadap tax
Perusahaan, tahun 2011- avoidance.
Profitabilitas, 2014.  Profitabilitas
Leverage, dan Menggunakan berpengaruh
Pertumbuhan purposive terhadap tax
Penjualan sampling. Total avoidance.
Terhadap Tax sampel 176
Avoidance / sampel dengan
2016 44 perusahaan.
5. Muhammad Pengaruh Sales Semua Regresi  Leverage
Aprianto dan Growth dan perusahaan linier berpengaruh
Susi Leverage manufaktur yang berganda negatif tax
Dwimulyani Terhadap Tax terdaftar di BEI avoidance.
Avoidance / tahun 2015-
2019 2017.
Menggunakan
purposive
sampling. Total
sampel 106
sampel dengan
46 perusahaan.
6. Vidiyanna Pengaruh Perusahaan Regresi  Leverage
Rizal Putri, Leverage, manufaktur linier berpengaruh
Bella Profitabilitas, sektor industri berganda negatif tax
Irwasyah Ukuran barang konsumsi avoidance.
Putra Perusahaan dan yang terdaftar di  Ukuran
Proporsi BEI tahun 2013- perusahaan
Kepemilikan 2015. berpengaruh
Institusional Menggunakan positif tax
Terhadap Tax purposive avoidance.
Avoidance / sampling. Total
2019 sampel 80
sampel dengan
34 perusahaan.
7. I Gede Hendy Pengaruh Semua Regresi  ROA
Darmawan Penerapan perusahaan yang linier berpengaruh
dan I Made Corporate terdaftar di BEI berganda terhadap tax
Sukartha Governance, dan masuk dalam avoidance.
Leverage, peringkat CGPI  Ukuran
Return On tahun 2010- perusahaan
Assets, dan 2012. berpengaruh
Ukuran Menggunakan terhadap tax
Perusahaan Pada purposive avoidance.
Penghindaran sampling. Total
Pajak (Tax sampel 55
Avoidance) / perusahaan.

36
Judul/Tahun Populasi/Teknik Uji
No. Nama Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Sampling Hipotesis
2014
8. Putri Rahayu Pengaruh Perusahaan sub Regresi  Ukuran
Fadhillah Leverage dan sektor batu bara linier perusahaan
Ukuran yang terdaftar di berganda berpengarun
Perusahaan BEI tahun 2012- positif
Terhadap 2016. terhadap tax
Penghindaran Menggunakan avoidance.
Pajak / 2017 purposive
sampling. Total
sampel 50
sampel dengan
10 perusahaan.
9. Calvin Pengaruh Semua Regresi  Ukuran
Swingly dan I Karakter perusahaan linier perusahaan
Made Eksekutif, manufaktur yang berganda berpengarun
Sukartha Komite Audit, terdaftar di BEI positif
Ukuran tahun 2011- terhadap tax
Perusahaan, 2013. avoidance.
Leverage dan Menggunakan  Leverage
Sales Growth purposive berpengaruh
Pada Tax sampling. Total negatif
Avoidance / sampel 41 terhadap tax
2015 perusahaan. avoidance.

Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa persamaan dan perbedaan

dengan penelitian terdahulu, antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.3
Perbedaan dan Persamaan Penelitian
Judul/Tahun
No. Nama Peneliti Persamaan Perbedaan
Penelitian
1. Ni Koming Pengaruh Good  Variabel  Variabel independen :
Ayu Corporate independen : Ukuran Good Corporate
Praditasari dan Governance, perusahaan, Governance
Putu Ery Ukuran leverage,  Teori yang digunakan
Setiawan Perusahaan, profitabilitas  Populasi : Seluruh
Leverage dan  Pengukuran variabel Perusahaan Sektor
Profitabilitas  Teknik Sampling : Pertambangan
pada Tax purposive sampling  Periode pengamatan
Avoidance /  Uji Hipotesis : 2014-2018
2017 Regresi linier
berganda

37
Judul/Tahun
No. Nama Peneliti Persamaan Perbedaan
Penelitian
2. Rinaldi dan Pengaruh  Variabel  Variabel independen :
Charoline Profitabilitas, independen : Ukuran Kompensasi kerugian
Cheisviyanny Ukuran perusahaan, fiskal
Perusahaan dan profitabilitas  Teori yang digunakan
Kompensasi  Pengukuran variabel  Populasi : Seluruh
Rugi Fiskal  Teknik Sampling : Perusahaan Sektor
Terhadap Tax purposive sampling Pertambangan
Avoidance /  Uji Hipotesis :  Periode pengamatan
2015 Regresi linier 2014-2018
berganda  Pengolahan data
menggunakan SPSS
25

3. Ririh Atrisna Pengaruh  Variabel  Variabel independen :


Ganiswari Profitabilitas, independen : Ukuran Capital Intensity
Leverage, perusahaan,  Periode pengamatan
Ukuran leverage, 2014-2018
Perusahaan dan profitabilitas  Teori yang digunakan
Capital Intensity  Teknik Sampling :
Terhadap Tax purposive sampling
Avoidance /  Uji Hipotesis :
2019 Regresi linier
berganda
4. Ida Ayu Rosa Pengaruh  Variabel  Variabel independen :
Dewinta dan Ukuran independen : Ukuran Umur perusahaan,
Putu Ery Perusahaan, perusahaan, pertumbuhan
Setiawan Umur profitabilitas, penjualan
Perusahaan, leverage  Teori yang digunakan
Profitabilitas,  Pengukuran  Populasi : Seluruh
Leverage, dan variabel : ROA, Perusahaan Sektor
Pertumbuhan CETR Pertambangan
Penjualan  Teknik Sampling :  Periode pengamatan
Terhadap Tax purposive sampling 2014-2018
Avoidance /  Uji Hipotesis :  Pengukuran variabel :
2016 Regresi linier DAR, Log (Asset)
berganda  Pengolahan data
menggunakan SPSS
25

5. Muhammad Pengaruh Sales  Variabel  Variabel independen :


Aprianto dan Growth dan independen : Sales Growth
Susi Leverage Leverage  Variabel moderasi :
Dwimulyani Terhadap Tax  Pengukuran Kepemilikan
Avoidance / variabel : ROA, Institusional
2019 CETR  Teori yang digunakan
 Teknik Sampling :  Populasi : Seluruh

38
Judul/Tahun
No. Nama Peneliti Persamaan Perbedaan
Penelitian
purposive sampling Perusahaan Sektor
 Uji Hipotesis : Pertambangan
Regresi linier  Periode pengamatan
berganda 2014-2018
 Pengukuran variabel :
DAR
 Pengolahan data
menggunakan SPSS
25

6. Vidiyanna Pengaruh  Variabel  Variabel independen :


Rizal Putri, Leverage, independen : Ukuran Proporsi Kepemilikan
Bella Profitabilitas, perusahaan, Institusional
Irwasyah Ukuran profitabilitas,  Populasi : Seluruh
Putra Perusahaan dan leverage Perusahaan Sektor
Proporsi  Pengukuran Pertambangan
Kepemilikan variabel : ROA,  Periode pengamatan
Institusional DER, LnTA, CETR 2014-2018
Terhadap Tax  Teknik Sampling :  Teori yang digunakan
Avoidance / purposive sampling  Pengolahan data
2019  Uji Hipotesis : menggunakan SPSS
Regresi linier 25
berganda
7. I Gede Hendy Pengaruh  Variabel  Variabel independen :
Darmawan Penerapan independen : Corporate
dan I Made Corporate Leverage, Return On Governance
Sukartha Governance, Assets, dan Ukuran  Teori yang digunakan
Leverage, Perusahaan  Populasi : Seluruh
Return On  Pengukuran Perusahaan Sektor
Assets, dan variabel : ROA, Pertambangan
Ukuran LnTA, CETR  Periode pengamatan
Perusahaan Pada  Teknik Sampling : 2014-2018
Penghindaran purposive sampling  Pengukuran variabel :
Pajak (Tax  Uji Hipotesis : DAR
Avoidance) / Regresi linier  Pengolahan data
2014 berganda menggunakan SPSS
25

8. Putri Rahayu Pengaruh  Variabel  Variabel independen :


Fadhillah Leverage dan independen : Profitabilitas
Ukuran Leverage dan ukuran  Teori yang digunakan
Perusahaan perusahaan  Populasi : Seluruh
Terhadap  Pengukuran Perusahaan Sektor
Penghindaran variabel : CETR Pertambangan
Pajak / 2017  Teknik Sampling :  Periode pengamatan
purposive sampling 2014-2018

39
Judul/Tahun
No. Nama Peneliti Persamaan Perbedaan
Penelitian
 Uji Hipotesis :  Pengukuran variabel :
Regresi linier DAR, Ln Rata-rata
berganda total aset
 Pengolahan data
menggunakan SPSS
25

9. Calvin Pengaruh  Variabel  Variabel independen :


Swingly dan I Karakter independen : Karakter Eksekutif,
Made Eksekutif, Leverage dan ukuran komite audit, sales
Sukartha Komite Audit, perusahaan growth
Ukuran  Pengukuran  Teori yang digunakan
Perusahaan, variabel : DER,  Populasi : Seluruh
Leverage dan LnTA, CETR Perusahaan Sektor
Sales Growth  Teknik Sampling : Pertambangan
Pada Tax purposive sampling  Periode pengamatan
Avoidance /  Uji Hipotesis : 2014-2018
2015 Regresi linier  Pengolahan data
berganda menggunakan SPSS
25

2.3. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis merupakan suatu konsep di dalam penelitian yang

mengaitkan antara visualisasi suatu variabel dengan variabel lainnya.

2.3.1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

pada masa yang akan datang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi

perusahaan. Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang dapat

mencerminkan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. ROA menunjukkan

besarnya laba yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan total aset yang

dimilikinya.

40
Semakin tinggi laba suatu perusahaan maka semakin tinggi nilai ROA, ini

menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan semakin tinggi. Perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi pasti didukung dengan manajemen

keuangan yang baik. Salah satu upaya manajemen keuangan untuk

mempertahankan tingkat profitabilitas adalah dengan perencanaan pajak (tax

planning). Tax planning bertujuan untuk mengelola pengeluaran pajak perusahaan

agar beban pajak yang ditanggung rendah. Perusahaan dapat menurunkan beban

pajak nya secara legal melalui upaya penghindaran pajak. Sehingga semakin

meningkat profitabilitas perusahaan cenderung meningkatkan upaya penghindaran

pajak (tax avoidance).

2.3.2. Pengaruh Leverage Terhadap Tax Avoidance

Leverage merupakan rasio keuangan yang menggambarkan hubungan

antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset perusahaan. Perusahaan

memperoleh sumber pendanaan yang berasal dari pendanaan internal dan

pendanaan eksternal. Perusahaan yang menggunakan pendanaan eksternal yang

berupa utang untuk membiayai aktivitas operasinya akan mengakibatkan

munculnya beban bunga.

Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan maka semakin tinggi pula

beban bunga yang timbul dari utang tersebut. Hal ini dapat menyebabkan laba

perusahaan akan berkurang sehingga pajak yang dibayarkan pun menjadi lebih

rendah. Beban bunga yang tinggi akan berdampak pada rendahnya kecenderungan

perusahaan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

41
2.3.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance

Ukuran perusahaan merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya

perusahaan yang dapat dilihat dari nilai modal, nilai penjualan, jumlah karyawan,

dan nilai total aset, dan lainnya. Menurut UU No. 20 Tahun 2008, ukuran

perusahaan menurut UU No.20 Tahun 2008 dibagi kedalam 4 (empat) kategori

yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.

Perusahaan yang dikelompokkan ke dalam ukuran yang besar (memiliki

jumlah aset yang besar) akan cenderung lebih mampu dan lebih stabil dalam

menghasilkan laba jika dibandingkan dengan perusahaan dengan total aset yang

kecil. Perusahaan yang tergolong besar akan memiliki dan didukung oleh sumber

daya yang besar salah satunya adalah sumber daya manusia yang ahli dalam

bidang perpajakan. Maka, perusahaan yang tergolong besar cenderung melakukan

praktek penghindaran pajak (tax avoidance) karena perusahaan besar memiliki

dan didukung oleh sumber daya manusia yang ahli dalam melakukan perencanaan

pajak sehingga dapat menekan beban pajak secara optimal.

42
2.4. Model Analisis dan Hipotesis

2.4.1. Model Analisis

Mengacu pada kerangka teoritis yang peneliti susun dapat dikemukakan

model analisis seperti yang tercantum pada gambar berikut :

PROFITABILITAS
(X1)

(+)

LEVERAGE (-) TAX AVOIDANCE


(X2) (Y)

(+)
UKURAN
PERUSAHAAN
(X3)

Gambar: 2.1. Model Penelitian

2.4.2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis, dapat dikemukakan hipotesis penelitian

berikut:

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

43
BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:4-5) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu objektif,

valid dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas,

leverage, ukuran perusahaan dan tax avoidance. Identifikasi variabel independen

dan dependen dalam peneitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah

profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan.

Menurut Agus Sartono (2015:122) profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri.

Pengertian dari leverage merupakan suatu perbandingan yang mencerminkan

besarnya utang yang digunakan untuk pembiayaan oleh perusahaan dalam

menjalankan aktivitas operasinya. Semakin besar penggunaan utang oleh

perusahaan, maka semakin banyak jumlah beban bunga yang diderita oleh

perusahaan, sehingga dapat mengurangi laba sebelum kena pajak perusahaan yang

selanjutnya akan dapat mengurangi besaran pajak yang nantinya harus dibayarkan

oleh perusahaan (Surbakti, 2012).

44
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar kecilnya

perusahaan yang dapat dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah karyawan

dan nilai total aset, dan lainnya (Saifudin dan Yunanda, 2016).

2. Variabel Dependen

Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tax

avoidance. Menurut Kurniasih dan Sari (2013), menyatakan bahwa tax avoidance

merupakan pengaturan untuk meminimalkan atau menghilangkan beban pajak

dengan mempertimbangkan akibat pajak yang ditimbulkannya, dan bukan sebagai

pelanggaran pajak karena usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari,

meminimumkan atau meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang di

mungkinkan oleh undang-undang pajak.

3.2. Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014-

2018. Pengambilan data perusahaan bersumber dari www.idx.co.id dan website

resmi masing-masing perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI.

3.3. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

pendekatan deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2006:169) statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

45
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik

deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel,

dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel

diambil.

Sedangkan analisis verifikatif atau statistik inferensial (sering juga disebut

statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono,

2006:170).

3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

periode 2014-2018.

3.3.2. Populasi dan Sampel

3.3.2.1. Populasi

Menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalam laporan

keuangan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2014-2018.

46
Tabel 3.1
Populasi Perusahaan Sektor Pertambangan
Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
1. ADRO Adaro Energy Tbk.
2. ANTM Aneka Tambang Tbk.
3. APEX Apexindo Pratama Duta Tbk.
4. ARII Atlas Resources Tbk.
5. ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.
6. ATPK ATPK Resources Tbk.
7. BIPI Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk.
8. BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk.
9. BOSS Borneo Olah Sarana Sukses Tbk.
10. BRMS Bumi Resources Minerals Tbk.
11. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
12. BUMI Bumi Resources Tbk.
13. BYAN Bayan Resources Tbk.
14. CITA Cita Mineral Investindo Tbk.
15. CKRA Cakra Mineral Tbk.
16. CTTH Citatah Tbk.
17. DEWA Darma Henwa Tbk
18. DKFT Central Omega Resources Tbk.
19. DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
20. DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
21. ELSA Elnusa Tbk.
22. ENRG Energi Mega Persada Tbk.
23. ESSA Surya Esa Perkasa Tbk.
24. FIRE Alfa Energi Investama Tbk.
25. GEMS Golden Energy Mines Tbk.
26. GTBO Garda Tujuh Buana Tbk
27. HRUM Harum Energy Tbk.
28. INCO Vale Indonesia Tbk.
29. INDY Indika Energy Tbk.
30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
31. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
32. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.
33. MDKA Merdeka Copper Gold Tbk.

47
34. MEDC Medco Energi Internasional Tbk
35. MITI Mitra Investindo Tbk.
36. MTFN Capitalinc Investment Tbk.
37. MYOH Samindo Resources Tbk.
38. PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
39. PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk.
40. PTBA Bukit Asam Tbk.
41. PTRO Petrosea Tbk.
42. RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
43. SMMT Golden Eagle Energy Tbk.
44. SMRU SMR Utama Tbk.
45. SURE Super Energy Tbk.
46. TINS Timah Tbk.
47. TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk.
48. TRAM Trada Alam Minera Tbk.
49. ZINC Kapuas Prima Coal Tbk.

3.3.2.2. Sample

Sugiyono (2013: 118) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel dan Penentuan Ukuran Sampel

3.3.3.1. Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono (2017:81-84) teknik sampling adalah merupakan teknik

pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang akan digunakan dalam

penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling. Teknik pengambilan yang

digunakan pada penelitian ini mengacu pada teknik nonprobability sampling atau

48
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan

(purposive sampel) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan

pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah (quota) tertentu (Jogiyanto:2008).

Sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan

terlebih dahulu oleh penrliti. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan

pengalaman peneliti sangat berperan. Adapun kriteria-kriteria yang dipilih dalam

penentuan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI), dan tidak delisting selama periode 2014-2018.

2. Perusahaan sektor pertambangan yang menyajikan laporan keuangan (annual

report) secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu tahun 2014-2018.

3. Laporan tahunan perusahaan memiliki data-data yang berkaitan dengan

variabel penelitian.

49
Tabel 3.2.
Kriteria Seleksi Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Jumlah populasi perusahaan sektor pertambangan 49
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), selama
periode tahun 2014-2018.
2 Perusahaan sektor pertambangan yang tidak (8)
mempublikasikan annual report secara lengkap selama
periode pengamatan 2014-2018
3 Laporan keuangan perusahaan yang tidak memiliki (11)
kelengkapan data dengan variabel rasio ROA,
leverage dan ukuran perusahaan terhadap CETR.
Jumlah Perusahaan 30
Periode Penelitian 5
Total Sampel Tahun Pengamatan 150

50
Tabel 3.3
Seleksi Sampel Penelitian
Kode Kriteria
No. Nama Perusahaan Keterangan
Perusahaan 1 2 3
1. ADRO Adaro Energy Tbk.    Memenuhi
2. ANTM Aneka Tambang Tbk.    Memenuhi
3. APEX Apexindo Pratama Duta    Memenuhi
Tbk.
4. ARII Atlas Resources Tbk.   x Tidak
Memenuhi
5. ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.   x Tidak
Memenuhi
6. ATPK ATPK Resources Tbk.   x Tidak
Memenuhi
7. BIPI Astrindo Nusantara   x Tidak
Infrastruktur Tbk. Memenuhi
8. BORN Borneo Lumbung Energi &  x  Tidak
Metal Tbk. Memenuhi
9. BOSS Borneo Olah Sarana Sukses  x  Tidak
Tbk. Memenuhi
10. BRMS Bumi Resources Minerals    Memenuhi
Tbk.
11. BSSR Baramulti Suksessarana    Memenuhi
Tbk.
12. BUMI Bumi Resources Tbk.    Memenuhi
13. BYAN Bayan Resources Tbk.    Memenuhi
14. CITA Cita Mineral Investindo   x Tidak
Tbk. Memenuhi
15. CKRA Cakra Mineral Tbk.  x x Tidak
Memenuhi
16. CTTH Citatah Tbk.    Memenuhi
17. DEWA Darma Henwa Tbk    Memenuhi
18. DKFT Central Omega Resources   x Tidak
Tbk. Memenuhi
19. DOID Delta Dunia Makmur Tbk.    Memenuhi
20. DSSA Dian Swastatika Sentosa    Memenuhi
Tbk
21. ELSA Elnusa Tbk.    Memenuhi
22. ENRG Energi Mega Persada Tbk.    Memenuhi
23. ESSA Surya Esa Perkasa Tbk.    Memenuhi
24. FIRE Alfa Energi Investama Tbk.  x  Tidak
Memenuhi

51
25. GEMS Golden Energy Mines Tbk.    Memenuhi
26. GTBO Garda Tujuh Buana Tbk  x x Tidak
Memenuhi
27. HRUM Harum Energy Tbk.    Memenuhi
28. INCO Vale Indonesia Tbk.    Memenuhi
29. INDY Indika Energy Tbk.    Memenuhi
30. ITMG Indo Tambangraya Megah    Memenuhi
Tbk.
31. KKGI Resource Alam Indonesia    Memenuhi
Tbk.
32. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.    Memenuhi
33. MDKA Merdeka Copper Gold Tbk.  x x Tidak
Memenuhi
34. MEDC Medco Energi Internasional    Memenuhi
Tbk
35. MITI Mitra Investindo Tbk.   x Tidak
Memenuhi
36. MTFN Capitalinc Investment Tbk.   x Tidak
Memenuhi
37. MYOH Samindo Resources Tbk.    Memenuhi
38. PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk   x Tidak
Memenuhi
39. PSAB J Resources Asia Pasifik    Memenuhi
Tbk.
40. PTBA Bukit Asam Tbk.    Memenuhi
41. PTRO Petrosea Tbk.    Memenuhi
42. RUIS Radiant Utama Interinsco    Memenuhi
Tbk.
43. SMMT Golden Eagle Energy Tbk.   x Tidak
Memenuhi
44. SMRU SMR Utama Tbk.   x Tidak
Memenuhi
45. SURE Super Energy Tbk.  x  Tidak
Memenuhi
46. TINS Timah Tbk.    Memenuhi
47. TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk.    Memenuhi
48. TRAM Trada Alam Minera Tbk.    Memenuhi
49. ZINC Kapuas Prima Coal Tbk.  x  Tidak
Memenuhi

52
3.3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa laporan

tahunan annual report dari perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014-2018.

3.3.5. Jenis dan Sumber Data

Menurut Sujarweni (2015:39) penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian

yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi

(ukuran).

Data dapat diperoleh dari sumber primer atau sekunder. Data primer

(primery data) mengacu pada informasi yang diperoleh langsung (dari tangan

pertama) oleh peneliti terkait dengan variabel ketertarikan untuk tujuan tertentu

dari studi. Data sekunder (secondary data) mengacu pada informasi yang

dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada (Sekaran, 2017:130).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan yang

telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta dari website masing-

masing perusahaan selama periode 2014-2018.

3.3.6. Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2016:2) variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

53
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini penulis mengukur variabel independen yang

terdiri dari ukuran perusahaan dan leverage serta variabel dependen yaitu tax

avoidance.

3.3.6.1. Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2016:4) variabel independen sering disebut sebagai

variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).

Pada penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah

profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan. Menurut Kusumawati (2005),

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada

masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan.

Salah satu rasio untuk mengukur profitabilitas adalah Return on assets (ROA).

ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam penggunaan

sumber daya yang dimilikinya (Siahan, 2004). Rumus ROA adalah sebagai

berikut :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


ROA = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

54
Variabel independen selanjutnya adalah leverage. Leverage merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka panjang. Leverage merupakan suatu perbandingan

yang mencerminkan besarnya utang yang digunakan untuk pembiayaan oleh

perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya. Semakin besar penggunaan

utang oleh perusahaan, maka semakin banyak jumlah beban bunga yang diderita

oleh perusahaan, sehingga dapat mengurangi laba sebelum kena pajak perusahaan

yang selanjutnya akan dapat mengurangi besaran pajak yang nantinya harus

dibayarkan oleh perusahaan (Surbakti, 2012). Dalam penelitian ini leverage

diukur dengan menggunakan debt to equity rasio, rasio ini dihitung dengan

menggunakan rumus :

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈
DER =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

Variabel terakhir yang diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar

kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah

karyawan dan nilai total aset, dan lainnya (Saifudin dan Yunanda, 2016). Menurut

Taliyang (2011) dalam Lina (2013) Ukuran perusahaan diukur dengan

menggunakan logaritma natural total asset.

SIZE = Ln (total aset)

3.3.6.2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang diteliti pada penelitian ini adalah tax avoidance.

Penghindaran pajak merupakan salah satu strategi dari manajemen pajak dimana

55
menurut Kurniasih dan Sari (2013), menyatakan bahwa tax avoidance merupakan

pengaturan untuk meminimalkan atau menghilangkan beban pajak dengan

mempertimbangkan akibat pajak yang ditimbulkannya, dan bukan sebagai

pelanggaran pajak karena usaha wajib pajak untuk menguragi, menghindari,

meminimumkan atau meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang di

mungkinkan oleh undang-undang pajak. Dalam penelitian ini tax avoidance

diukur dengan menggunakan cash effective tax rate, rasio ini dihitung dengan

rumus :

𝑲𝒂𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


CETR =
𝑬𝑩𝑻

Tabel 3.4
Operasional Variabel
Variabel
Definisi Indikator Variabel Skala
Penelitian

Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan laba
Profitabilitas 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
pada masa mendatang ROA = Rasio
(X1) 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
dan merupakan
indikator dari
keberhasilan operasi
perusahaan.
(Kusumawati,2005)
Leverage merupakan
suatu perbandingan
yang mencerminkan
besarnya utang yang 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈
DER= 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
Leverage digunakan untuk
Rasio
(X2) pembiayaan oleh
perusahaan dalam
menjalankan aktivitas
operasinya.
(Surbakti, 2012)

56
Variabel
Definisi Indikator Variabel Skala
Penelitian

Ukuran perusahaan
adalah suatu skala
yang menentukan
besar kecilnya
Ukuran perusahaan yang dapat
Perusahaan dilihat dari nilai SIZE = Ln (total aset) Rasio
(X3) equity, nilai penjualan,
jumlah karyawan dan
nilai total aset, dan
lainnya. (Saifudin dan
Yunanda, 2016).
Tax avoidance
merupakan
pengaturan untuk
meminimalkan atau
menghilangkan beban
pajak dengan
mempertimbangkan
akibat pajak yang
ditimbulkannya, dan
bukan sebagai
𝑲𝒂𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
Tax pelanggaran pajak CETR =
𝑬𝑩𝑻
Avoidance karena usaha wajib Rasio
(Y) pajak untuk
menguragi,
menghindari,
meminimumkan atau
meringankan beban
pajak dilakukan
dengan cara yang di
mungkinkan oleh
undang-undang pajak.
(Kurniasih dan Sari,
2013)

3.3.7. Teknik Analisis Deskriptif

Menurut Moch. Nazir (2011:54), metode deskriptif adalah untuk studi

menentukan fakta dengan inpretasi yang tepat dimana didalamnya termasuk studi

untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan

individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk

57
meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas. Metode deskripsi ini

digunakan untuk menjawab permasalah mengenai seluruh variabel penelitian

secara independen.

3.3.7.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan deskripsi variabel

penelitian yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),

maksimum dan minimum.

3.3.8. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model regresi. Uji

asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinearitas, uji

autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

3.3.8.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini

menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk mendeteksi apakah residual

terdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

Kolmogorov-Smirnov adalah:

1. Apabila probabilitas nilai uji K-S tidak signifikan < 0,05 secara statistik maka

Ha ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

58
2. Apabila probabilitas nilai uji K-S signifikan > 0,05 secara statistik Ha

diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

3.3.8.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi

antar variabel independen dalam model regresi. Dalam model regresi yang baik,

seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Cara mendeteksi

keberadaan multikolinieritas dalam model regresi penelitian ini mengikuti salah

satu cara menurut Ghozali (2006) yaitu dengan melihat nilai tolerance dan

lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variable independen lainnya.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF), dengan dasar pengambilan keputusan sebagia berikut:

1. Jika nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai VIF dibawah 10, maka tidak

terjadi masalah multikolinearitas.

2. Jika nilai tolerance tidak mendekati angka 1 dan nilai VIF diatas 10, maka

terjadi masalah multikolinearitas.

3.3.8.3. Uji Autokolerasi

Tujuan uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Penelitian ini

menggunakan Uji Durbin-Watson (DW Test). Uji ini hanya digunakan untuk

59
autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya

intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel

penjelas. Problem autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu (time

series). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,

2006). Penelitian ini akan menggunakan Run Test dalam mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi. Dikatakan model regresi tidak terdapat autokorelasi apabila

signifikansi Run Test tidak signifikan (lebih besar dari 0,05).

Berdasarkan Ghozali (2006) kriteria pengambilan keputusan dalam uji

Durbin Waston adalah sebagai berikut:

0 < DW < dl : Terjadi autokorelasi

dl ≤ DW ≤ du : Tidak dapat disimpulkan

du < DW < 4-du : Tidak ada autokorelasi

4-du ≤ DW ≤ 4-dl : Tidak dapat disimpulkan

4-dl < d < 4 : Terjadi autokorelasi

3.3.8.4. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (heteroskedastisitas). Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas, yaitu variance residual tetap (Ghozali, 2006). Dalam

mendeteksi heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan Scatter Plot. Dasar

pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas yaitu:

60
1. Apabila terdapat titik-titik yang membentuk pola tertentu secara teratur

seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan

terjadi heteroskedastisitas.

2. Apabila tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.3.9. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah nilai yang menunjukan keeratan hubungan yang

terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen atau untuk

mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen.

Menurut Sugiyono (2014:248) penentuan koefisien korelasi dengan

menggunakan metode analisis korelasi Pearson Product Moment dapat

menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson


x = variabel independen
y = variabel dependen
n = banyak sampel

Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternatif, antara lain :

1. Apabila nilai r mendekati positif (+) satu variabel berarti variabel X

mempunyai hubungan yang kuat dengan positif terhadap variabel Y.

61
2. Apabila nilai r mendekati negatif (-) berarti variabel X mempunyai pengaruh

kuat dan negatif terhadap variabel Y

3. Apabila nilai r mendekati nol (0) maka variabel X kurang mempengaruhi

terhadap perkembangan variabel Y, hal ini berarti bertambah atau

berkurangnya variabel X tidak mempengaruhi variabel Y.

Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan

besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut ini:

Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014:250)

3.3.10. Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017:159) mengemukakan bahwa hipotesis penelitian

adalah sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Secara

statistik, hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi

(parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari

sampel penelitian (statistik). Oleh karena itu, dalam statistik yang diuji adalah

hipotesis nol (H0). Jadi, hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan

antara parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol adalah

hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan

statistik.

62
3.3.10.1. Uji Statistik F

Uji-F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara

simultan atau bersamaan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji-F

dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F yang terdapat pada hasil

output analisis regresi. Prosedur yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas

(n-k), dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.

2. Kriteria keputusan :

a. Uji Kecocokan model ditolak jika α > 0,05

b. Uji Kecocokan model diterma jika α < 0,05

3.3.10.2. Uji Statistik t

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) bertujuan untuk menguji

apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2011). Hipotesis secara parsial dapat dilakukan sebagai

berikut :

1. Profitabilitas

H0 : b1 = 0, Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pengungkapan tax avoidance.

H1 : b1 > 0, Profitabilitas pengaruh yang positif signifikan terhadap

pengungkapan tax avoidance.

63
2. Leverage

H0 : b2 = 0, Leverage tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pengungkapan tax avoidance.

H2 : b2 > 0, Leverage pengaruh yang negatif signifikan terhadap

pengungkapan tax avoidance.

3. Ukuran Perusahaan

H0 : b3 = 0, Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pengungkapan tax avoidance.

H3 : b3 > 0, Ukuran perusahaan pengaruh yang positif signifikan terhadap

pengungkapan tax avoidance.

Kriteria penerimaan hipotesis:

1. Jika p value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika p value > 0,005 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga tidak ada

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.3.10.3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk menguji seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali 2011).

Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

64
Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus berikut:

Kd = R2 x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi
R2 = Koefisien korelasi pearson kuadrat

65
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Populasi dan Sample

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2018. Pada

penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel metode purposive

sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian karakteristik dengan kriteria

pemilihan yang ditentukan oleh peneliti sehingga diperoleh sampel perusahaan

sebagai berikut :

Tabel 4.1
Hasil Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Jumlah populasi perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di 49
Bursa Efek Indonesia (BEI), selama periode tahun 2014-2018.
2 Perusahaan sektor pertambangan yang tidak mempublikasikan (8)
annual report secara lengkap selama periode pengamatan 2014-2018
3 Laporan keuangan perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data (11)
dengan variabel rasio ROA, leverage dan ukuran perusahaan
terhadap CETR.
Jumlah Perusahaan 30
Periode Penelitian 5
Jumlah Sampel Pengamatan 150
Outlier (25)
Jumlah Sampel Setelah Outlier 125
Sumber: Bursa Efek Indonesia yang telah diolah, 2019

66
Dari kriteria yang telah ditentukan, maka diperoleh sampel sebanyak 30

perusahaan dengan periode penelitian selama 5 tahun, sehingga jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 150 data. Berikut ini adalah daftar nama

perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.2
Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan
Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
1. ADRO Adaro Energy Tbk.
2. ANTM Aneka Tambang Tbk.
3. APEX Apexindo Pratama Duta Tbk.
4. BRMS Bumi Resources Minerals Tbk.
5. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
6. BUMI Bumi Resources Tbk.
7. BYAN Bayan Resources Tbk.
8. CTTH Citatah Tbk.
9. DEWA Darma Henwa Tbk
10. DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
11. DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
12. ELSA Elnusa Tbk.
13. ENRG Energi Mega Persada Tbk.
14. ESSA Surya Esa Perkasa Tbk.
15. GEMS Golden Energy Mines Tbk.
16. HRUM Harum Energy Tbk.
17. INCO Vale Indonesia Tbk.
18. INDY Indika Energy Tbk.
19. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
20. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
21. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.
22. MEDC Medco Energi Internasional Tbk
23. MYOH Samindo Resources Tbk.
24. PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk.
25. PTBA Bukit Asam Tbk.
26. PTRO Petrosea Tbk.

67
Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
27. RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
28. TINS Timah Tbk.
29. TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk.
30. TRAM Trada Alam Minera Tbk.

Dalam penelitian ini terdapat 25 data yang tidak dijadikan sebagai sampel

dikarenakan ditemukan nilai ekstrim yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor

seperti kesalahan dalam meng-entri data, gagal menspesifikasi adanya missing

value dalam program komputer, outlier bukan merupakan anggota populasi, dan

outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi dari

variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak berdistribusi

secara normal (Ghozali, 2011:41).

4.1.2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan gambaran yang dilakukan mengenai nilai

minimum, maximum, mean, dan standart deviation dari masing-masing variabel

penelitian.

Informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari www.idx.co.id dan website resmi masing-masing perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di BEI. Maka dilakukan perhitungan statistik

terhadap data-data tersebut. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

statistik deskriptif, dalam hal ini statistik berhubungan dengan pengumpulan,

peringkasan dan penyajian data dari peringkasan data tersebut.

68
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari laporan keuangan perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di BEI, selanjutnya bisa dilihat nilai

maksimum, minimum, rata-rata (mean) dari masing-masing variabel yang diteliti

pada tabel dibawah ini:

4.1.2.1. Profitabilitas

Tabel 4.3
Profitabilitas
Profitabilitas (ROA)
No Kode
2014 2015 2016 2017 2018
1 ADRO 0,0286 0,0253 0,0522 0,0787 0,0676
2 ANTM -0,0338 -0,0475 0,0022 0,0045 0,0263
3 APEX -0,0204 0,0280 -0,0287 -0,1775 -0,2017
4 BRMS -0,0784 -0,0308 -0,4267 -0,2857 -0,1497
5 BSSR 0,0152 0,1517 0,1490 0,3941 0,2818
6 BUMI -0,0974 -0,6439 0,0388 0,0657 0,0405
7 BYAN -0,1627 -0,0872 0,0218 0,3803 0,4556
8 CTTH 0,0028 0,0032 0,0339 0,0067 0,0071
9 DEWA 0,0002 0,0012 0,0014 0,0069 0,0062
10 DOID 0,0180 -0,0100 0,0420 0,0494 0,0639
11 DSSA 0,0067 0,0598 0,0290 0,0465 0,0357
12 ELSA 0,1014 0,0862 0,0754 0,0516 0,0488
13 ENRG -0,0385 -0,1896 -0,4159 0,0169 -0,0118
14 ESSA 0,0728 0,0175 0,0002 0,0027 0,0564
15 GEMS 0,0343 0,0057 0,0926 0,2034 0,1434
16 HRUM 0,0059 -0,0499 0,0435 0,1213 0,0859
17 INCO 0,0738 0,0221 0,0009 -0,0070 0,0275
18 INDY -0,0134 -0,0357 -0,0572 0,0885 0,0267
19 ITMG 0,1534 0,0536 0,1080 0,1860 0,1794
20 KKGI 0,0754 0,0576 0,0960 0,1279 0,0041
21 MBAP 0,1733 0,3175 0,2330 0,3647 0,2900
22 MEDC 0,0033 -0,0640 0,0520 0,0255 -0,0054
23 MYOH 0,1383 0,1534 0,1444 0,0904 0,2044
24 PSAB 0,0302 0,0351 0,0261 0,0173 0,0209
25 PTBA 0,1254 0,1206 0,1090 0,2068 0,2119
26 PTRO 0,0050 -0,0298 -0,0199 0,0262 0,0417

69
Profitabilitas (ROA)
No Kode
2014 2015 2016 2017 2018
27 RUIS 0,0443 0,0378 0,0266 0,0218 0,0273
28 TINS 0,0684 0,0109 0,0264 0,0423 0,0351
29 TOBA 0,1182 0,0911 0,0558 0,1188 0,1357
30 TRAM -0,1185 -0,3717 -0,0630 0,0003 0,0277
Max 0,1733 0,3175 0,2330 0,3941 0,4556
Min -0,1627 -0,6439 -0,4267 -0,2857 -0,2017
Mean 0,0166 0,0142 0,0315 0,0480 0,0381

Berdasarkan tabel 4.3 diatas nilai profitabilitas tertinggi pada tahun 2014,

2015 dan 2016 dialami oleh Mitrabara Adiperdana Tbk sebesar 0,1733, 0,3175

dan 0,2330. Pada tahun 2017 dialami oleh Baramulti Suksessarana Tbk dengan

jumlah 0,3941 selanjutnya tahun 2018 perusahaan dengan nilai profitabilitas

tertinggi dialami oleh Bayan Resources Tbk sebesar 0,4556.

Nilai profitabilitas terendah secara keseluruhan selama periode 2014

dialami oleh Bayan Resources Tbk sebesar -0,1627. Pada tahun 2015 dialami oleh

Bumi Resources Tbk sebesar -0,6439. Pada tahun 2016 dan 2017 nilai

profitabilitas terendah dialami oleh Bumi Resources Minerals Tbk sebesar -0,4267

dan -0,2857 selanjutnya tahun 2018 perusahaan dengan nilai profitabilitas

terendah dialami oleh Apexindo Pratama Duta Tbk sebesar -0,2017.

Untuk perkembangan nilai rata-rata nilai profitabilitas pada perusahaan

pertambangan periode 2014-2018, dapat dilihat pada grafik berikut :

70
Profitabilitas
0,0600
0,0500 0,0480
0,0400 0,0381
0,0300 0,0315

0,0200
0,0166 0,0142
0,0100
0,0000
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4.1. Grafik Perkembangan Rata-Rata Profitabilitas

Pada tabel 4.3 dan grafik 4.1 diatas, dapat dilihat nilai rata-rata

profitabilitas pada tahun 2014 sebesar 0,0166, pada tahun 2015 mengalami

penurunan pada profitabilitas menjadi 0,0142, pada tahun 2016 terjadi

peningkatan menjadi 0,0315, pada tahun 2017 juga mengalami peningkatan

menjadi 0,0480 dan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 0,0381.

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2017

sedangkan rata-rata minimal ada di tahun 2015.

4.1.2.2. Leverage

Tabel 4.4
Leverage
Leverage (DER)
No Kode
2014 2015 2016 2017 2018
1 ADRO 0,97 0,78 0,72 0,67 0,64
2 ANTM 0,83 0,66 0,63 0,62 0,69
3 APEX 29,10 14,30 24,30 -13,29 -4,43
4 BRMS 0,61 0,82 0,69 0,54 0,33
5 BSSR 0,86 0,66 0,44 0,40 0,63
6 BUMI -7,17 -2,17 -2,11 11,91 6,76
7 BYAN 3,55 4,45 3,38 0,72 0,70

71
Leverage (DER)
No Kode
2014 2015 2016 2017 2018
8 CTTH 3,38 1,10 0,96 1,18 1,25
9 DEWA 0,59 0,66 0,69 0,77 0,80
10 DOID 9,69 8,79 5,98 4,34 3,53
11 DSSA 0,55 0,79 0,74 0,88 1,24
12 ELSA 0,67 0,67 0,46 0,59 0,71
13 ENRG 2,09 3,12 -15,82 13,15 7,53
14 ESSA 0,39 0,52 2,20 2,88 1,86
15 GEMS 0,27 0,49 0,43 1,02 1,22
16 HRUM 0,23 0,11 0,16 0,16 0,20
17 INCO 0,31 0,25 0,21 0,20 0,17
18 INDY 1,51 1,59 1,46 2,26 2,26
19 ITMG 0,48 0,41 0,33 0,42 0,49
20 KKGI 0,44 0,28 0,17 0,19 0,35
21 MBAP 0,73 0,48 0,27 0,31 0,40
22 MEDC 2,01 3,15 3,04 2,68 2,79
23 MYOH 1,02 0,73 0,37 0,33 0,33
24 PSAB 2,00 1,60 1,49 1,63 1,48
25 PTBA 0,74 0,82 0,76 0,59 0,49
26 PTRO 1,43 1,39 1,31 1,41 1,91
27 RUIS 3,17 2,23 1,72 1,52 1,44
28 TINS 1,19 0,73 0,69 0,96 1,32
29 TOBA 1,12 0,82 0,77 0,99 1,33
30 TRAM 1,71 6,11 -11,44 1,13 0,55
Max 29,10 14,30 24,30 13,15 7,53
Min -7,17 -2,17 -15,82 -13,29 -4,43
Mean 0,92 0,78 0,69 0,82 0,76

Berdasarkan tabel 4.4 diatas nilai leverage tertinggi pada tahun 2014, 2015

dan 2016 dialami oleh Apexindo Pratama Duta Tbk 29,10, 14,30 dan 24,30.

Sedangkan pada tahun 2017 dan 2018 dialami oleh Energi Mega Persada Tbk

dengan jumlah 13,15 dan 7,53.

Nilai leverage terendah secara keseluruhan selama periode 2014 dan 2015

dialami oleh Bumi Resources Minerals Tbk sebesar -7,17 dan -2,17. Pada tahun

72
2016 dialami oleh Energi Mega Persada Tbk sebesar -15,82. Sedangkan pada

tahun 2017 dan 2018 nilai leverage terendah dialami oleh Apexindo Pratama Duta

Tbk sebesar -13,29 dan -4,43.

Untuk perkembangan nilai rata-rata nilai leverage pada perusahaan

pertambangan periode 2014-2018, dapat dilihat pada grafik berikut :

Leverage
1,00
0,92
0,80 0,78 0,82
0,76
0,69
0,60

0,40

0,20

0,00
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Rata-Rata Leverage

Pada tabel 4.4 dan grafik 4.2 diatas, dapat dilihat nilai rata-rata leverage

pada tahun 2014 sebesar 0,92, pada tahun 2015 mengalami penurunan pada

leverage menjadi 0,78, pada tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 0,69, pada

tahun 2017 juga mengalami peningkatan menjadi 0,82 dan pada tahun 2018

mengalami penurunan menjadi 0,76.Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan

rata-rata maksimal ada di tahun 2014 sedangkan rata-rata minimal ada di tahun

2016.

73
4.1.2.3. Ukuran Perusahaan

Tabel 4.5
Ukuran Perusahaan
(dalam Rp.000)
Ukuran Perusahaan
No Kode
2014 2015 2016 2017 2018
1 ADRO 79.762.812.704,0 82.199.287.055,0 87.633.045.052,0 92.318.063.556,0 102.246.793.155,0
2 ANTM 22.004.083.680,0 30.356.850.890,0 29.981.535.812,0 30.014.273.452,0 33.306.390.807,0
3 APEX 9.680.972.695,4 9.715.395.090,1 9.168.380.288,6 7.825.793.493,1 7.453.015.886,5
4 BRMS 23.174.152.578,4 27.491.039.070,6 14.451.698.007,4 11.740.979.248,7 10.002.869.248,0
5 BSSR 2.078.771.018,2 2.398.637.601,8 2.471.980.942,8 2.846.942.226,8 3.549.296.025,2
6 BUMI 57.255.259.982,4 46.824.040.979,1 41.681.074.553,2 50.080.163.358,0 56.573.993.410,7
7 BYAN 14.446.357.920,9 12.937.664.587,8 11.080.489.977,2 12.041.640.420,7 16.665.660.005,6
8 CTTH 365.266.002,7 605.667.034,9 615.962.000,3 700.251.764,9 735.774.891,6
9 DEWA 4.424.893.328,3 5.145.189.186,9 5.123.680.289,8 5.443.588.432,2 6.011.040.393,8
10 DOID 11.287.511.100,1 11.474.626.661,5 11.854.256.358,9 12.810.736.969,8 17.146.875.510,0
11 DSSA 16.200.552.224,3 27.564.705.515,6 29.995.964.186,4 37.083.973.140,5 49.044.118.776,7
12 ELSA 4.256.884.000,0 4.407.513.000,0 4.190.956.000,0 4.855.369.000,0 5.657.327.000,0
13 ENRG 23.890.434.740,2 20.926.016.807,6 14.268.720.540,1 11.847.358.497,0 10.592.064.530,1
14 ESSA 1.735.963.052,7 3.832.884.631,9 8.963.025.700,8 11.120.121.311,9 13.388.028.641,0
15 GEMS 3.925.292.710,1 5.099.560.334,5 5.074.374.120,0 7.999.679.214,4 10.151.856.249,0
16 HRUM 5.524.824.635,1 5.251.121.999,0 5.553.983.600,9 6.224.534.725,9 6.776.951.532,8
17 INCO 29.027.986.840,0 31.578.975.995,0 29.901.710.512,0 29.596.405.332,0 31.893.707.412,0
18 INDY 28.482.299.649,4 29.665.391.685,7 24.484.867.115,1 49.256.536.799,8 53.144.584.947,3
19 ITMG 16.297.303.384,0 16.255.517.585,0 16.254.765.312,0 18.407.166.324,0 20.892.144.168,0
20 KKGI 1.321.076.093,5 1.359.381.027,1 1.326.250.765,0 1.423.266.145,7 1.698.117.665,3
21 MBAP 999.325.845,1 1.505.903.985,1 1.563.623.354,3 2.178.233.377,2 2.512.587.623,0
22 MEDC 33.176.297.310,3 36.186.382.585,0 48.331.046.781,9 69.918.326.790,6 76.059.913.835,8
23 MYOH 2.030.444.000,9 2.224.205.220,7 1.978.508.264,2 1.843.448.925,3 2.191.353.225,1
24 PSAB 10.654.106.484,0 11.362.021.787,4 11.460.093.670,9 12.481.094.227,8 13.269.737.131,5
25 PTBA 14.860.611.000,0 16.894.043.000,0 18.576.774.000,0 21.987.482.000,0 24.172.933.000,0
26 PTRO 5.289.876.448,0 5.867.951.560,0 5.286.058.300,0 6.153.515.148,0 8.045.513.271,0
27 RUIS 1.266.471.770,9 1.091.753.891,4 979.132.450,8 959.347.737,8 990.372.318,7
28 TINS 9.843.818.000,0 9.279.683.000,0 9.548.631.000,0 11.876.309.000,0 15.117.948.000,0
29 TOBA 3.511.573.677,7 3.895.316.732,4 3.514.698.504,3 4.719.283.603,3 7.267.770.532,3
30 TRAM 2.554.873.006,1 2.834.068.279,1 4.223.326.284,7 11.321.558.951,0 8.235.160.500,0
Max 79.762.812.704,0 82.199.287.055,0 87.633.045.052,0 92.318.063.556,0 102.246.793.155,0
Min 365.266.002,7 605.667.034,9 615.962.000,3 700.251.764,9 735.774.891,6
Mean 9.762.395.347,7 9.497.539.045,0 9.358.505.644,3 11.531.269.099,9 10.371.960.389,5

74
Berdasarkan tabel 4.5 diatas nilai ukuran perusahaan tertinggi pada tahun

2014 - 2018 dialami oleh Adaro Energy Tbk sebesar Rp. 79.762.812.704,0,

Rp. 82.199.287.055,0, Rp. 87.633.045.052,0, Rp. 92.318.063.556,0 dan

Rp. 102.246.793.155,0.

Nilai ukuran perusahaan terendah secara keseluruhan selama periode 2014

- 2018 dialami oleh Citatah Tbk sebesar Rp. 365.266.002,7, Rp. 605.667.034,9,

Rp. 615.962.000,3, Rp. 700.251.764,9, dan Rp. 735.774.891,6.

Untuk perkembangan nilai rata-rata nilai ukuran perusahaan pada

perusahaan pertambangan periode 2014-2018, dapat dilihat pada grafik berikut :

Ukuran Perusahaan
14.000.000.000,0
11.531.269.099,9
12.000.000.000,0
9.762.395.347,7 9.358.505.644,3
10.000.000.000,0
10.371.960.389,5
8.000.000.000,0 9.497.539.045,0
6.000.000.000,0
4.000.000.000,0
2.000.000.000,0
0,0
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4.3. Grafik Perkembangan Rata-Rata Ukuran Perusahaan

Pada tabel 4.5 dan grafik 4.3 diatas, dapat dilihat nilai rata-rata ukuran

perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 9.762.395.347,7, pada tahun 2015

mengalami penurunan pada ukuran perusahaan menjadi Rp. 9.497.539.045,0,

pada tahun 2016 terjadi penurunan menjadi Rp. 9.358.505.644,3, pada tahun 2017

juga mengalami peningkatan menjadi Rp. 11.531.269.099,9 dan pada tahun 2018

mengalami penurunan menjadi Rp. 10.371.960.389,5. Berdasarkan grafik diatas

75
dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2017 sedangkan rata-rata

minimal ada di tahun 2016.

4.1.2.4. Tax Avoidance

Tabel 4.6
Tax Avoidance
Tax Avoidance (CETR)
No Kode
2014 2015 2016 2017 2018
1 ADRO 0,57 0,74 0,33 0,56 0,51
2 ANTM -0,26 -0,09 0,61 0,81 0,68
3 APEX -1,38 0,63 -0,12 -0,02 -0,02
4 BRMS -0,08 -0,14 -0,02 -0,02 -0,10
5 BSSR 0,57 0,30 0,56 0,22 0,42
6 BUMI -0,05 -0,01 -2,09 1,02 0,75
7 BYAN -0,08 -0,31 1,15 0,10 0,22
8 CTTH 4,57 0,55 0,24 1,00 0,41
9 DEWA 0,80 1,18 1,59 0,16 0,81
10 DOID 0,90 -3,85 0,34 0,46 0,34
11 DSSA 0,47 0,11 0,08 0,12 0,39
12 ELSA 0,25 0,52 0,36 0,42 0,57
13 ENRG -19,57 -0,06 -0,10 1,46 3,97
14 ESSA 0,36 0,41 5,30 0,25 0,10
15 GEMS 0,35 2,64 0,10 0,11 0,52
16 HRUM 1,25 -0,21 0,05 0,19 0,58
17 INCO 0,17 0,81 6,55 -0,65 0,88
18 INDY -2,17 -0,43 -0,21 0,16 1,03
19 ITMG 0,46 0,54 0,34 0,22 0,31
20 KKGI 0,47 0,38 0,21 0,31 4,29
21 MBAP 0,17 0,23 0,38 0,29 0,36
22 MEDC 0,71 -0,25 0,07 0,57 0,85
23 MYOH 0,26 0,24 0,32 0,43 0,20
24 PSAB 0,11 0,20 0,40 1,28 0,62
25 PTBA 0,41 0,33 0,25 0,18 0,31
26 PTRO 0,82 -1,33 -1,16 0,73 0,09
27 RUIS 0,38 0,40 0,46 0,63 0,38
28 TINS 1,27 3,83 1,23 1,51 1,40

76
Tax Avoidance (CETR)
No Kode
2014 2015 2016 2017 2018
29 TOBA 0,35 0,45 0,50 0,22 0,28
30 TRAM -0,04 -0,14 -0,02 -0,29 0,01
Max 4,57 3,83 6,55 1,51 4,29
Min -19,57 -3,85 -2,09 -0,65 -0,10
Mean 0,36 0,27 0,33 0,27 0,42

Berdasarkan data tabel secara keseluruhan tax avoidance tertinggi selama

2014 dialami oleh Citatah Tbk sebesar 4,57 dan nilai tax avoidance terendah

dialami oleh Energi Mega Persada Tbk dengan nilai sebesar -19,57 .

Pada tahun 2015 secara keseluruhan tax avoidance tertinggi selama 2015

dialami oleh Timah Tbk sebesar 3,83 dan nilai tax avoidance terendah dialami

oleh Delta Dunia Makmur Tbk dengan nilai sebesar -3,85.

Pada tahun 2016 secara keseluruhan tax avoidance tertinggi selama 2016

dialami oleh Vale Indonesia Tbk sebesar 6,55 dan nilai tax avoidance terendah

dialami oleh Bumi Resource Tbk dengan nilai sebesar -2,09.

Pada tahun 2017 secara keseluruhan tax avoidance tertinggi selama 2017

dialami oleh Timah Tbk sebesar 1,51 dan nilai tax avoidance terendah dialami

oleh Vale Indonesia Tbk dengan nilai sebesar -0,65.

Pada tahun 2018 secara keseluruhan tax avoidance tertinggi selama 2018

dialami oleh Resource Alam Indonesia Tbk sebesar 4,29 dan nilai tax avoidance

terendah dialami oleh Bumi Resources Minerals Tbk dengan nilai sebesar -0,10.

Untuk perkembangan nilai rata-rata nilai tax avoidance pada perusahaan

pertambangan periode 2014-2018, dapat dilihat pada grafik berikut :

77
Tax Avoidance
0,45
0,40 0,42
0,35 0,36
0,33
0,30
0,27 0,27
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4.4. Grafik Perkembangan Rata-Rata Tax Avoidance

Pada tabel 4.6 dan grafik 4.4 diatas, dapat dilihat nilai rata-rata tax

avoidance pada tahun 2014 sebesar 0,36, pada tahun 2015 mengalami penurunan

pada tax avoidance menjadi 0,27, pada tahun 2016 terjadi peningkatan menjadi

0,33, pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 0,27 dan pada tahun 2018

mengalami peningkatan menjadi 0,42. Berdasarkan grafik diatas dapat

disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2018 sedangkan rata-rata minimal

ada di tahun 2015 dan 2017.

4.1.2.5. Rata-rata dan Standar Deviasi

Statistik deskriptif dipergunakan untuk menunjukan jumlah data yang

digunakan dalam suatu penelitian serta dapat menunjukkan nilai rata-rata dan

standar deviasi masing-masing variabel penelitian. Deskriptif dari masing-masing

variabel penelitian adalah sebagai berikut :

78
Tabel 4.7
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 125 -,6439 ,4556 ,042064 ,1464995
DER 125 -15,8173 14,3033 ,991150 3,2412402
LnTA 125 27,1296 32,2584 29,792340 1,2878627
CETR 125 -,4306 1,1518 ,320190 ,3138205
Valid N (listwise) 125
Sumber: Hasil olah data 2019

Berdasarkan uji statistik deskriptif pada tabel 4.7 terdapat informasi

mengenai nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi dari setiap

variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

1. Variabel tax avoidance pada perusahaan sektor pertambangan yang diteliti

memiliki nilai maksimum sebesar 1,1518, nilai minimum -0,4306, nilai rata-

rata 0, 320190 dan nilai standar deviasi sebesar 0, 3138205.

2. Variabel profitabilitas pada perusahaan sektor pertambangan yang diteliti

memiliki nilai maksimum sebesar 0,4556, nilai minimum -0,6439, nilai rata-

rata 0,042064 dan nilai standar deviasi sebesar 0,1464995.

3. Variabel leverage pada perusahaan sektor pertambangan yang diteliti

memiliki nilai maksimum sebesar 14,3033, nilai minimum -15,8173, nilai

rata-rata 0,991150 dan nilai standar deviasi sebesar 3,2412402.

4. Variabel ukuran perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang

diteliti memiliki nilai maksimum sebesar 32,2584, nilai minimum 27,1296,

nilai rata-rata 29,792340 dan nilai standar deviasi sebesar 1,2878627.

79
4.2. Uji Asumsi Klasik

Analisis regresi berganda mengharuskan untuk mencari keabsahannya,

penelitian ini akan diuji menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji ini

digunakan untuk memenuhi prasyarat dalam melakukan pengujian analisis regresi

berganda. Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model regresi.

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas uji

multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

4.2.1. Uji Normalitas

Tabel 4.8
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 125
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,29234239
Most Extreme Differences Absolute ,054
Positive ,054
Negative -,037
Test Statistic ,054
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai Asymp.

Sig.(2-Tailed) sebesar 0,200 dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat

signifikasi sebesar 0,05 (5%). Hasil pengujian ini menunjukan bahwa residu

dalam model regresi terdistribusi secara normal.

80
4.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi

antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi dapat dikatakan

baik apabila tidak terjadi kolerasi antara variabel independen atau dengan kata lain,

model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang tidak mengalami

multikoliniearitas.

Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model B Tolerance VIF
1 (Constant) ,230
ROA ,454 ,917 1,090
DER ,025 ,954 1,049
LnTA ,002 ,944 1,059
a. Dependent Variable: CETR

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas menunjukan bahwa nilai

tolerance semua variabel independen < 0,10 yaitu 0,917 untuk variabel

profitabilitas, 0,954 untuk variabel leverage dan 0,944 untuk variabel ukuran

perusahaan.

Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukan

bahwa nilai VIF semua variabel < dari 10 yaitu 1,090 untuk variabel profitabilitas,

1,049 untuk variabel leverage dan 1,059 untuk variabel ukuran perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada kolerasi antara variabel

independen atau tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi penelitian ini.

81
4.2.3. Uji Autokolerasi

Tujuan uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Model regresi dapat dikatakan baik apabila tidak mengalami autokorelasi.

Pengujian durbin-watson (DW test) digunakan dalam penelitian ini untuk melihat

apakah data terbebas dari autokorelasi atau tidak. autokorelasi. Dikatakan tidak

terdapat autokorelasi jika nilai du ≤ d ≤ 4-du.

Tabel 4.10
Durbin-Watson
Durbin-Watson
1,818
a. Predictors: (Constant), LnTA, DER, ROA
b. Dependent Variable: CETR

Tabel 4.11
Durbin-Watson Test Bound
k=4
N Dl Du
125 1,6426 1,7745
Sumber : http://www.standford.edu

Berdasarkan hasil uji auto kolerasi, diketahui nilai Durbin-Watson (DW)

sebesar 1,818. Untuk memperoleh nilai Du dapat dilihat pada tabel Durbin-

Watson, dimana dengan jumlah sampel (n) yaitu 125 dan jumlah variabel (k) yaitu

4 maka diperoleh nilai Du sebesar 1,7745 dan nilai Durbin-Watson (DW) lebih

kecil dari 4 dikurangi nilai du maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi

positif atau negatif.

82
4.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (heteroskedastisitas).

Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.

Mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot.

Dimana apabila tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.5. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.5 hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat titik-titik

tersebut menyebat diatas dan dibaawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak ada pola

tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

83
4.3. Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan nilai yang menunjukan keeratan hubungan

yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen untuk

memberikan interpretasi pada koefisien korelasi yang diperoleh. Acuan yang

digunakan peneliti untuk menjadi interpretasi gambaran korelasi sebagai berikut :

Tabel 4.12
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Dengan menggunakan software SPSS, diperoleh hasil analisis korelasiantara

variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut:

Tabel 4.13
Analisis Korelasi
Correlations
ROA DER LnTA CETR
* * **
ROA Pearson Correlation 1 ,183 -,208 ,258
Sig. (2-tailed) ,041 ,020 ,004
N 125 125 125 125
* **
DER Pearson Correlation ,183 1 ,072 ,299
Sig. (2-tailed) ,041 ,423 ,001
N 125 125 125 125
*
LnTA Pearson Correlation -,208 ,072 1 -,019
Sig. (2-tailed) ,020 ,423 ,834
N 125 125 125 125
** **
CETR Pearson Correlation ,258 ,299 -,019 1
Sig. (2-tailed) ,004 ,001 ,834
N 125 125 125 125
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

84
Berdasarkan output diatas diketahui nilai signifikan antara profitabilitas

dengan tax avoidance adalah sebesar 0,004 yang artinya nilai signifikan lebih

kecil daripada nilai probabilitas yaitu 0,05 atau 0,004 < 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa terjadi korelasi yang signifikan antara profitabilitas dengan tax

avoidance. Sedangkan berdasarkan nilai r hitung untuk profitabilitas dengan tax

avoidance adalah sebesar 0,258 lebih besar daripada nilai r tabel sebesar 0,1757

maka dapat dikatakan terdapat korelasi yang signifikan dan positif dengan

kategori tingkat hubungan rendah.

Untuk leverage nilai signifikan yang diperoleh adalah sebesar 0,001 yang

artinya nilai signifikan lebih kecil daripada nilai probabilitas yaitu 0,05 atau 0,001

< 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terjadi korelasi yang signifikan antara

leverage dengan tax avoidance. Sedangkan berdasarkan nilai r hitung untuk

leverage dengan tax avoidance adalah sebesar 0,299 lebih besar daripada nilai r

tabel sebesar 0,1757 maka dapat dikatakan terdapat korelasi yang signifikan dan

positif dengan kategori tingkat hubungan rendah.

Sedangkan, untuk ukuran perusahaan nilai signifikan yang diperoleh adalah

sebesar -0,019 yang artinya nilai signifikan lebih kecil daripada nilai probabilitas

yaitu 0,05 atau -0,019 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terjadi korelasi yang

signifikan antara ukuran perusahaan dengan tax avoidance. Sedangkan

berdasarkan nilai r hitung untuk ukuran perusahaan dengan tax avoidance adalah

sebesar -0,208 lebih kecil daripada nilai r tabel sebesar 0,1757 maka dapat

dikatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan dan negatif dengan kategori

tingkat hubungan sangat rendah.

85
4.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya

pengaruh variabel independen pada variabel dependen, untuk mengukur seberapa

besar pengaruh variabel independen pada variabel dependen.

4.4.1. Uji Statistik F

Uji-F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan

atau bersamaan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai

probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak atau hipotesis dapat dikonfirmasi sedangkan

jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 tidak ditolak.

Tabel 4.14
Uji Simultan (Uji –F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1,614 3 ,538 6,144 ,001
Residual 10,598 121 ,088
Total 12,212 124
a. Dependent Variable: CETR
b. Predictors: (Constant), LnTA, DER, ROA
Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh nilai sebesar 6.144 dengan signifikan

sebesar 0,001 yang artinya nilai signifikan lebih kecil daripada nilai probabilitas

yaitu 0,05 atau 0,001 < 0,05 maka dapat dikatakan koefisien regresi positif dan

signifikan, dengan demikian dapat dikatakan hipotesis H0 ditolak, maka dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan profitabilitas dan ukuran

perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tax avoidance

sedangkan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap tax avoidance.

86
4.4.2. Uji Statistik t

Uji statistik t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen secara

berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0

ditolak sedangkan jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak ditolak.

Tabel 4.15
Uji Parsial (Uji-t)
Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) ,230 ,634 ,362 ,718
ROA ,454 ,189 2,395 ,018
DER ,025 ,008 2,994 ,003
LnTA ,002 ,021 ,074 ,941
a. Dependent Variable: CETR

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukan hasil pengujian regresi linear

berganda pada tingkat signifikasi 5%, maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

CETR = 0,230 + 0,454 ROA + 0,025 DER + 0,002 LnTA + e

Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda diatas sebagai berikut :

1. Profitabilitas mempunyai koefisien sebesar 0,454. Dapat diasumsikan bahwa

setiap kenaikan satu satuan profitabilitas akan berdampak pada kenaikan nilai

CETR sebesar 0,454. Berdasarkan teori bahwa semakin tinggi nilai CETR

maka tax avoidance semakin rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa

setiap kenaikan satu satuan variabel profitabilitas akan berdampak pada

kenaikan variabel tax avoidance sebesar 0,454 dengan asumsi variabel

independen lainnya konstan.

2. Leverage mempunyai kefisien regresi sebesar 0,025. Hal ini berarti setiap

kenaikan leverage sebesar satu satuan akan berdampak pada kenaikan tax

87
avoidance. Berdasarkan teori bahwa semakin tinggi nilai CETR maka tax

avoidance semakin rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap

kenaikan satu satuan variabel leverage akan berdampak pada kenaikan

variabel tax avoidance sebesar 0,025 dengan asumsi variabel independen

lainnya konstan.

3. Ukuran perusahaan mempunyai koefisien sebesar 0,002. Dapat diasumsikan

bahwa setiap kenaikan satu satuan ukuran perusahaan akan berdampak pada

kenaikan nilai CETR sebesar 0,002. Berdasarkan teori bahwa semakin tinggi

nilai CETR maka tax avoidance semakin rendah sehingga dapat disimpulkan

bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel ukuran perusahaan akan

berdampak pada kenaikan variabel tax avoidance sebesar 0,002 dengan

asumsi variabel independen lainnya konstan.

Didasarkan pada tabel diatas pula dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien

regresi untuk profitabilitas adalah sebesar 0,454 dan nilai signifikansi 0,018

karena 0,018 < 0,05 maka H1, dapat dikonfirmasi. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tax

avoidance.

Koefisien regresi untuk variabel leverage adalah sebesar 0,025 dan nilai

signifikansi 0,003. Karena 0,003 < 0,05 maka H2 dapat dikonfirmasi. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan

terhadap tax avoidance.

Koefisien regresi untuk variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0,002

dan nilai signifikansi 0,941. Karena 0,941 < 0,05 maka H3 dapat tidak dapat

88
dikonfirmasi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap tax avoidance.

4.4.3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menguji seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hasil uji

koefisien determinasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,364 ,132 ,111 ,2959443
a. Predictors: (Constant), LnTA, DER, ROA
b. Dependent Variable: CETR
Besarnya koefisien determinasi sebagai berikut :

= R2 x 100%
Kd
= 0,132 x 100%
= 13,2%
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukan nilai Nagelkerke’s R. Square sebesar

0,132 yang berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen

yaitu profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan sebesar 13,2% sedangkan

86,8% dijelaskan oleh variabel-variabel diluar penelitian ini. Hal tersebut

menunjukan bahwa secara bersama-sama variasi variabel tax avoidance sebesar

13,2%.

89
4.5. Pembahasan, Implikasi dan Keterbatasan

4.5.1. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan melalui beberapa

pengujian seperti regresi secara parsial maupun simultan profitabilitas, leverage,

dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance. Berikut ini dipaparkan mengenai

penjelasan atas jawaban dari hipotesis penelitian :

Hasil penelitian statistik secara simultan (Uji-F) menunjukan bahwa

profitabilitas dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap tax avoidance sedangkan leverage berpengaruh negatif signifikan

terhadap tax avoidance.

Dari hasil analisis yang telah dijelaskan diatas bahwa terdapat pengaruh

yang terjadi di antara profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap tax

avoidance, berikut merupakan paparan pengaruh yang terjadi diantara variabel-

variabel tersebut :

1. Pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance

Hipotesis pertama (H1) yang telah dirumuskan dalam penelitian ini

menggambarkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap tax

avoidance. Pada hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukan bahwa

profitabilitas dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tax avoidance.

Laba yang besar akan meningkatkan jumlah pajak penghasilan, karena laba yang

dihasilkan oleh perusahaan merupakan pengenaan pajak penghasilan sehingga

perusahaan akan cenderung berusaha untuk melakukan tax avoidance.

90
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Praditasari

dan Setiawan (2017) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

terhadap tax avoidance.

2. Pengaruh leverage terhadap tax avoidance

Berdasarkan hipotesis kedua (H2) yang telah dijabarkan dalam penelitian ini

bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap tax avoidance. Namun

hasil Namun hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa leverage

berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukan bahwa

leverage dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tax avoidance. Hal

ini terjadi karena beban bunga ditimbulkan akibat penggunaan utang dimana

beban bunga termasuk ke dalam beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan

dividen yang berasal dari laba ditahan tidak dapat menjadi pengurang laba kena

pajak. Perusahaan yang memiliki utang sebagian besar berasal dari pinjaman

modal kepada pemegang saham atau pihak yang berelasi, sehingga beban bunga

yang ditimbulkan tidak dapat digunakan sebagai pengurang laba kena pajak

perusahaan sehingga hal tersebut menyebabkan hubungan positif terhadap

aktivitas tax avoidance.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Praditasari

dan Setiawan (2017) menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap

tax avoidance.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax avoidance

Berdasarkan hipotesis ketiga (H3) yang telah dijabarkan dalam penelitian ini

bahwa ukuran berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance. Namun hasil

91
pengujian secara parsial menunjukan bahwa ukuran tidak berpengaruh

berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukan bahwa ukuran

perusahaan belum tentu dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tax

avoidance. Hal ini terjadi karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin

besar pengawasan yang diberikan kepada perusahaan oleh pemerintah yang

mengakibatkan perusahaan besar cenderung memiliki tarif pajak efektif yang

besar yang berarti bahwa perusahaan besar menghindari tindakan tax avoidance.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Praditasari

dan Setiawan (2017) serta Rinaldi dan Cheisviyanny (2015) menyatakan bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

4.5.2. Implikasi

4.5.2.1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis pada pembahasan pada penelitian ini disebutkan bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Adapun

profitabilitas dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance.

Dengan demikian, maka model teoritis tax avoidance yang relevan untuk

perusahaan sektor pertambangan di Indonesia menggunakan profitabilitas sebagai

prediktor.

4.5.2.2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, implikasi praktis dari

hasil penelitian ini yaitu bagi pihak yang berkepentingan untuk mencegah

92
terjadinya tax avoidance, maka perlu memperhatikan profitabilitas karena hasil

penelitian menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan

terhadap tax avoidance.

Pada penelitian ini profitabilitas menjadi faktor yang mempengaruhi tax

avoidance, semakin tinggi jumlah laba akan meningkatkan jumlah pajak

penghasilan, karena laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan pengenaan

pajak penghasilan. Semakin tinggi jumlah laba perusahaan maka nilai CETR

perusahaan akan semakin tinggi.

4.5.3. Keterbatasan

Setelah melakukan analisis data, pengujian data, dan interpretasi hasil

terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Dari 150 data yang diperoleh dari 30 perusahaan, 25 diantaranya merupakan

dara outlier sehingga data yang di teliti menjadi lebih sedikit.

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebagian faktor yang

diprediksi dapat mempengaruhi tax avoidance yaitu profitabilitas, leverage

dan ukuran perusahaan. Jika variabel ditambah, akan lebih besar

kemungkinan untuk memperoleh hasil yang lebih mendekati teori yang telah

dipaparkan pada landasan teoritis.

3. Waktu yang terbatas dalam melakukan penelitian ini sehingga peneliti tidak

dapat melakukan penelitian secara maksimal.

93
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan sampel sebanyak 150

yang terdiri dari 30 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI), tetapi pada penelitian ini terdapat data outlier sebanyak 25 data.

Untuk itu peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara parsial profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap tax

avoidance. Ketika profitabilitas naik maka terjadi kenaikan tindakan tax

avoidance. Hal ini menunjukan bahwa laba yang besar akan meningkatkan

jumlah pajak penghasilan, karena laba yang dihasilkan oleh perusahaan

merupakan pengenaan pajak penghasilan sehingga perusahaan akan

cenderung berusaha untuk melakukan tax avoidance.

2. Secara parsial leverage berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance.

Ketika leverage naik maka terjadi kenaikan tindakan tax avoidance. Hal ini

terjadi karena beban bunga ditimbulkan akibat penggunaan utang dapat

mengurangi pajak sedangkan dividen yang berasal dari laba ditahan tidak

dapat menjadi pengurang laba kena pajak. Perusahaan yang memiliki utang

sebagian besar berasal dari pinjaman modal kepada pemegang saham atau

pihak yang berelasi, sehingga beban bunga yang ditimbulkan tidak dapat

digunakan sebagai pengurang laba kena pajak perusahaan sehingga hal

tersebut menyebabkan hubungan positif terhadap aktivitas tax avoidance.

94
3. Secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan belum

tentu dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tindakan tax avoidance,

karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pengawasan

yang diberikan kepada perusahaan oleh pemerintah yang mengakibatkan

perusahaan besar cenderung memiliki tarif pajak efektif yang besar yang

berarti bahwa perusahaan besar menghindari tindakan tax avoidance.

5.2. Saran

Peneliti menyadari bahwa tidak adanya suatu penelitian yang terbebas dari

kesalahan dan kekurangan, dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan. Oleh

karena itu peneliti ingin memberikan saran untuk mengatasi keterbatasan-

keterbatasan tersebut. Saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai

berikut :

5.2.1. Saran Teoritis

Saran teoritis yang dapat diberikan oleh peneliti untuk peneliti berikutnya

adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sektor yang akan

diteliti. Pada penelitian ini hanya terfokus pada satu sektor saja yaitu sektor

pertambangan yang terdiri dari 49 perusahaan dan peneliti hanya meneliti 30

sampel perusahaan selama 5 tahun pengamatan. Jika diperluas

memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang akan semakin beragam.

95
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan variabel

independen yang dapat mempengaruhi tax avoidance, karena dalam

penelitian ini hanya terfokus pada profitabilitas, leverage, dan ukuran

perusahaan. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan corporate

governance, kerugian fiskal dan manajemen laba untuk variabel independen.

Agar didapatkan hasil yang lebih beragam.

3. Untuk ukuran perusahaan, peneliti selanjutnya dapat berfokus pada satu

kategori ukuran perusahaan, apakah perusahaan yang besar saja yang akan

diteliti ataupun perusahaan yang kecil saja yang akan diteliti karena pada

penelitian ini peneliti menggunakan semua kategori ukuran perusahaan.

4. Untuk pengukuran, peneliti selanjutnya dapat mengganti atau menambahkan

alat ukur yang lain karena dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan

satu alat ukur untuk masing-masing variabel. Alat ukur lain yang dapat

digunakan oleh peneliti selanjutnya seperti untuk variabel independen

profitabilitas dapat menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin,

Return On Equity (ROE), Profit Margin, Rentabilitas Ekonomi, Earning

Power, untuk leverage dapat menggunakan Debt to Total Assets (DAR), Time

interest earned ratio, Fixed charge coverage ratio, Debt service coverage

ratio dan untuk ukuran perusahaan dapat menggunakan Ln Total Penjualan

dan Ln Jumlah Karyawan, untuk variabel dependen tax avoidance dapat

menggunakan Effective Tax Rate (ETR) dan Book-Tax Difference (BTD),

96
5.2.2. Saran Praktis

Saran-saran praktis yang dapat peneliti berikan bagi perusahaan, pemakai

laporan keuangan ataupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya adalah

sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi

perusahaan dalam mengamati perilaku manajemen dalam melakukan tindakan

tax avoidance, sehingga perusahaan dapat lebih bijak dalam mengambil

keputusan untuk melakukan tindakan tax avoidance dan tetap dalam batas

peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga tidak berujung pada

penggelapan pajak yang nantinya juga akan merugikan perusahaan.

2. Bagi investor, dalam hal pengambilan keputusan investasi untuk dapat

mengkaji terlebih dahulu bagaimana kinerja suatu perusahaan dan tetap

mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, tax avoidance bukan hal yang

baik tetapi selalu dilakukan. Tax avoidance akan memberikan dampak yang

kurang baik bagi kedua belah pihak yang bersangkutan baik investor,

perusahaan ataupun pemerintah.

3. Bagi pemerintah, ada baiknya untuk memberikan aturan yang jelas dan tegas

antara tax avoidance yang diperbolehkan dengan tax avoidance yang tidak

diperbolehkan agar wajib pajak dapat melakukan perencanaan pajak dengan

baik sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.

97
DAFTAR PUSTAKA

Arianandini, Putu Winning., I Wayan Ramantha. 2018. Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, dan Kepemilikan Institusional pada Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol 22 (3), hal 2088-2116.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aprianto, Muhammad., Dwimulyani, Susi. 2019. Pengaruh Sales Growth dan
Leverage Terhadap Tax Avoidance. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Trisakti.
Brigham, F. Eugene dan Joel Houston. 2006. Fundamentals of Financial
Management Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Budiman dan Setiono. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran
pajak (Tax Avoidance). Simpisium Nasional Akuntansi XV.
Cahyono, D. D., Andini, R., & Raharjo, K. 2016. Pengaruh Komite Audit,
Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (Size),
Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) terhadap Tindakan Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI
Periode Tahun 2011-2013. Journal of Accounting.
Darmawan , I. H., & Sukartha, I. M. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Leverage, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan pada
Penghindaran Pajak. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 143-161.
Dewinta, I. A., & Setiawan, P. E. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap
Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1584-1613.
Dharma, I Made Surya dan Putu Agus Ardiana. 2016. Pengaruh Leverage,
Intensitas Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik terhadap Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.15.1 April 2016.
Fadhillah, Putri Rahayu. 2017. Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak. Universitas Komputer Indonesia
Ganiswari, Ririh Atrisna. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Gray, R., Kouhy, R., Lavers S. 1995. Corporate Social and enviromental
reporting : a review o/f the literature and longitudinal study of UK disclosure.
Accounting, Auditing & Accountability Journal 8 (2), 47-77
Gray, et al. 1996, Accounting and Accountability: Changes and Challenges in
Corporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall Europe,
Hemel Hempstead.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

L1
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivarite dengan program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hidayat, Wastam Wahyu. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan
Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak: Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis
Fakultas Ekonomi UNIAT. Vol 3 (No.1), hal 19-26.
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima, BPFE.
Yogyakarta. Jogiyanto:2008
Kusumawati. 2005, Analisis Penagruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan.
Leverage terhadap Tingkat Underpricing, Jurnal Utilitas,Vol. 13, No.1, p.93-
110.
Kurniasih, T., & Sari, M. R. (2013). Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal
pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 1-12.
Landolf, Urs. 2006. Tax and Corporate Responsibility. International Tax Review.
Mangoting. Yenny 1999. Tax Palanning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak. Universitas Kristen Petra .
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Nazir.Mohammad,.2011. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Pajriyansyah, Ridwan. Amrie Firmansyah. 2017. Pengaruh leverage, kompensasi
rugi fiskal terhadap penghindaran pajak, Politeknik Keuangan Negara STAN
Indonesia.
Pohan, Chairil. A. 2013. Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. Pohan, 2013:23
Praditasari, Ni Koming Ayu dan Setiawan, Putu Ery, 2017, Pengaruh Good
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Profitabilitas
Pada Tax Avoidance, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.19.
Putri, Vidiyanna Rizal., Putra, Bella Irwasyah. 2019. Pengaruh Leverage,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap
Tax Avoidance. STIE Indonesia Banking.
Ratmono, Dwi dan Winarti Monika Sagala. 2015. Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) Sebagai Sarana Legitimasi: Dampaknya
Terhadap Tingkat Agresivitas Pajak. Universitas Dipenogoro : Semarang
Rinaldi dan Caroline Cheisviyanny. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance. SNEMA
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Sartono, Agus. 2010. Manejemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE
Yogyakarta.

L2
Sartono, Agus. 2015. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Santoso, I., & Rahayu, N. 2013. Corporate Tax Management. Jakarta:
Observation & Research of Taxation (ortax).
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empat.
Yogyakarta: BPFE.
Saifudin dan Derick Yunanda. 2016. Determinasi Return On Asset, Leverage,
Ukuran Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi
Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA, Vol6
(No.2), hal 132-138.
Sari, Gusti Maya. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan,
Kompensasi Rugi Fiskal dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tax Avoidance
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun
2008-2012). Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang. Vol. 2, No. 3.
Sekaran, Uma dan Bougie, R. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan
Pengembangan-Keahlian. Jakarta. Salemba Empat.Sekaran, 2017:130
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta Sugiyono (2016:2)
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Surbakti, T. A. V. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Reformasi
Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UMS.
Swingly, C., & Sukartha, I. M. (2015). Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax Avoidance.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 47-62.
Taliyang, S. M., Latif, R.. A., dan Mustafa, N. H. 2011. The Determinants of
Intellectual Capital Disclosure Among Malaysian Listed Companies.
International Journal of Knowledge Management. Vol. 4, No. 3, Hal: 25-33.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
Wahono, Sugeng. 2012. Mengurus Pajak Itu Mudah. PT. Elex Media
Komputindo.Jakarta.

L3
Sumber dari internet :

www.idx.co.id. diakses, 30-11-2019

http://www.standford.edu. diakses, 09-12-2019

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190704/259/1120131/adaro-diduga-lakukan-

penghindaran-pajak. (akses, 13-01-2020)

https://www.online-pajak.com/hubungan-tax-avoidance-tax-planning-tax-evasion-

anti-avoidance-rule. (akses, 13-01-2020)

L4
LAMPIRAN 1
Daftar Populasi Perusahaan Sektor Pertambangan
Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
1. ADRO Adaro Energy Tbk.
2. ANTM Aneka Tambang Tbk.
3. APEX Apexindo Pratama Duta Tbk.
4. ARII Atlas Resources Tbk.
5. ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.
6. ATPK ATPK Resources Tbk.
7. BIPI Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk.
8. BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk.
9. BOSS Borneo Olah Sarana Sukses Tbk.
10. BRMS Bumi Resources Minerals Tbk.
11. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
12. BUMI Bumi Resources Tbk.
13. BYAN Bayan Resources Tbk.
14. CITA Cita Mineral Investindo Tbk.
15. CKRA Cakra Mineral Tbk.
16. CTTH Citatah Tbk.
17. DEWA Darma Henwa Tbk
18. DKFT Central Omega Resources Tbk.
19. DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
20. DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
21. ELSA Elnusa Tbk.
22. ENRG Energi Mega Persada Tbk.
23. ESSA Surya Esa Perkasa Tbk.
24. FIRE Alfa Energi Investama Tbk.
25. GEMS Golden Energy Mines Tbk.
26. GTBO Garda Tujuh Buana Tbk
27. HRUM Harum Energy Tbk.
28. INCO Vale Indonesia Tbk.
29. INDY Indika Energy Tbk.
30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
31. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
32. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.

L5
33. MDKA Merdeka Copper Gold Tbk.
34. MEDC Medco Energi Internasional Tbk
35. MITI Mitra Investindo Tbk.
36. MTFN Capitalinc Investment Tbk.
37. MYOH Samindo Resources Tbk.
38. PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
39. PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk.
40. PTBA Bukit Asam Tbk.
41. PTRO Petrosea Tbk.
42. RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
43. SMMT Golden Eagle Energy Tbk.
44. SMRU SMR Utama Tbk.
45. SURE Super Energy Tbk.
46. TINS Timah Tbk.
47. TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk.
48. TRAM Trada Alam Minera Tbk.
49. ZINC Kapuas Prima Coal Tbk.

L6
LAMPIRAN 2
Daftar Sampel Perusahaan Sektor Pertambangan
Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
1. ADRO Adaro Energy Tbk.
2. ANTM Aneka Tambang Tbk.
3. APEX Apexindo Pratama Duta Tbk.
4. BRMS Bumi Resources Minerals Tbk.
5. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
6. BUMI Bumi Resources Tbk.
7. BYAN Bayan Resources Tbk.
8. CTTH Citatah Tbk.
9. DEWA Darma Henwa Tbk
10. DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
11. DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
12. ELSA Elnusa Tbk.
13. ENRG Energi Mega Persada Tbk.
14. ESSA Surya Esa Perkasa Tbk.
15. GEMS Golden Energy Mines Tbk.
16. HRUM Harum Energy Tbk.
17. INCO Vale Indonesia Tbk.
18. INDY Indika Energy Tbk.
19. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
20. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
21. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.
22. MEDC Medco Energi Internasional Tbk
23. MYOH Samindo Resources Tbk.
24. PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk.
25. PTBA Bukit Asam Tbk.
26. PTRO Petrosea Tbk.
27. RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
28. TINS Timah Tbk.
29. TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk.
30. TRAM Trada Alam Minera Tbk.

L7
LAMPIRAN 3
Profil Perusahaan Sektor Pertambangan

Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT Padang Karunia

tanggal 28 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2005.

Kantor pusat ADRO berlokasi di Gedung Menara Karya, Lantai 23, Jl. H.R.

Rasuna Said Blok X-5, Kav. 1-2, Jakarta Selatan 12950 – Indonesia. ADRO

bergerak dalam bidang usaha perdagangan, jasa, industri, pengangkutan batubara,

perbengkelan, pertambangan, dan konstruksi.

Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi

Modern dan mulai beroperasi secara komersial pada 17 Desember 1979. Kantor

pusat BUMI beralamat di Lantai 12, Gedung Bakrie Tower, Rasuna Epicentrum,

Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan 12940 – Indonesia. Ruang lingkup

kegiatan BUMI meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara

(termasuk pertambangan dan penjualan batubara) dan eksplorasi minyak, gas

bumi serta mineral.

Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) didirikan tanggal 31 Oktober 1990 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat BSSR

beralamat di Sahid Sudirman Centre, Suite C-D, Lantai 56, Jl. Jend. Sudirman No.

86, Jakarta 10220 dan memiliki tambang batubara yang terletak di Kalimantan

Timur.

Bayan Resources Tbk (BYAN) didirikan 07 Oktober 2004 dan memulai

operasi komersialnya di tahun 2004. Kantor pusat Bayan Resources berlokasi di

Gedung Office 8, lantai 37, SCBD Lot 28, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53,

L8
Jakarta 12190 – Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan BYAN meliputi kegiatan perdagangan, jasa, dan eksplorasi

batubara. Kegiatan utama Bayan adalah bergerak dalam usaha pertambangan

terbuka/surface open cut untuk batubara thermal.

Citatah Tbk (CTTH) didirikan tanggal 26 September 1968 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Kantor pusat Citatah beralamat di

Jl. Tarum Timur No. 64, Desa Tamelang, Kecamatan Cikampek, Karawang dan

pabrik-pabrik pengolahannya berlokasi di Pangkep (Sulawesi Selatan) dan

Karawang. Saat ini kegiatan usaha CTTH adalah menjalankan usaha dalam

bidang penambangan dan pengolahan marmer dari tambang, hingga

pendistribusian marmer untuk proyek-proyek bangunan komersial dan residensial.

Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) didirikan tanggal 26 Nopember 1990 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1992. Kantor pusat DOID

beralamat di Cyber 2 Tower, Lantai 28, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 No. 13,

Jakarta 12950 – Indonesia. Kegiatan utama DOID adalah jasa penambangan

batubara dan jasa pengoperasian tambang.

PT Elnusa Tbk. (ELSA) resmi digunakan pada 9 September 1969 Perseroan

mengawali kiprahnya sebagai pendukung operasi PT Pertamina (Persero),

terutama dalam memberikan pelayanan termasuk pemeliharaan dan perbaikan, di

bidang peralatan komunikasi elektronik, peralatan navigasi dan sistem radar yang

digunakan oleh kapal-kapal milik Pertamina maupun kapal-kapal minyak asing

yang memiliki perjanjian kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara di bidang

Migas.

L9
Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) didirikan tanggal 26 Maret 2006 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2007. Kantor pusat ESSA

beralamat di DBS Bank Tower Lt. 18, Ciputra World 1 Jakarta, Jl. Prof. Dr. Satrio

Kav. 3-5, Jakarta Selatan 12940 dan pabrik berlokasi di Simpang Y, Palembang,

Sumatera Selatan. Kegiatan utama ESSA meliputi pemurnian dan pengolahan,

pembangunan kilang, perdagangan dan distribusi LPG (Liquified Petroleum Gas)

dan kondensat, melakukan investasi pada fasilitas serta produk turunan dari migas

termasuk mengolah industri petrokimia, melakukan kegiatan eksplorasi migas

hulu dan hilir serta di bidang energi terbarukan.

Vale Indonesia Tbk (INCO) didirikan tanggal 25 Juli 1968 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat INCO terletak di The

Energy Building Lt. 31, SCBD Lot 11 A, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta

12190. Pabrik INCO berlokasi di Sorowako, Sulawesi Selatan. Saat ini, INCO

menambang bijih nikel dan memprosesnya menjadi nikel dalam matte (produk

yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi).

Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) didirikan tanggal 09 Jun 1980 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 13 Desember 1980. Kantor pusat

Medco terletak di Lantai 53, Gedung The Energy, SCBD lot 11A, Jl. Jenderal

Sudirman, Jakarta 12190 – Indonesia. Kegiatan MEDC antara lain, eksplorasi dan

produksi minyak dan gas bumi, dan aktivitas energi lainnya, usaha pengeboran

darat dan lepas pantai, serta melakukan investasi (langsung dan tidak langsung)

pada anak usaha.

L10
Samindo Resources (MYOH) didirikan tanggal 15 Maret 2000 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 2000. Kantor pusat MYOH

berdomisili di Menara Mulia lantai 16, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 9-11 Jakarta

12930 – Indonesia, sedangkan Anak Usaha berlokasi di Ds. Batu Kajang, Kec.

Batu Sopang, Kab. Paser, Propinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Saat ini, kegiatan

usaha utama Samindo adalah sebagai perusahaan investasi. Kemudian melalui

anak usaha Samindo menjalankan usaha, yang meliputi: jasa pemindahan lahan

penutup, jasa produksi batubara, jasa pengangkutan batubara dan jasa pengeboran

batubara.

Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) didirikan 22 Agustus 1984 dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1984. Kantor pusat RUIS berlokasi di

Jalan Kapten Tendean No. 24, Mampang Prapatan, Jakarta. Ruang lingkup

kegiatan RUIS terutama bergerak di bidang pertambangan minyak dan penyedia

jasa penunjang untuk industri migas.

Timah (Persero) Tbk (TINS) didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976. Kantor

pusat TINS berlokasi Jl. Jenderal Sudirman 51 Pangkal Pinang 33121, Bangka,

Indonesia dan kantor perwakilan (korespondensi) terletak di Jl. Medan Merdeka

Timur No.15 Jakarta 10110 – Indonesia serta memiliki wilayah operasi di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan Selatan,

Sulawesi Tenggara serta Cilegon, Banten. Kegiatan utama TINS adalah produsen

dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah

terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga

pemasaran

L11
Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) didirikan tanggal 03 Agustus 2007 dengan

nama PT Buana Persada Gemilang dan memulai kegiatan usaha komersialnya

pada tahun 2010. Kantor pusat TOBA berlokasi di Wisma Bakrie 2 Lantai 16, Jl.

H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Kegiatan utama TOBA adalah

investasi di bidang pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit.

L12
LAMPIRAN 4
Data Variabel Dependen dan Independen
No Kode Tahun ROA (X1) DER (X2) LnTA (X3) CETR (Y)
2014 0,0286 0,9678 32,0101 0,5678
2015 0,0253 0,7771 32,0402 0,7396
1 ADRO 2016 0,0522 0,7228 32,1042 0,3326
2017 0,0787 0,6654 32,1563 0,5625
2018 0,0676 0,6410 32,2584 0,5053
2014 -0,0338 0,8261 30,7222 -0,2567
2015 -0,0475 0,6573 31,0440 -0,0875
2 ANTM 2016 0,0022 0,6287 31,0316 0,6089
2017 0,0045 0,6232 31,0327 0,8144
2018 0,0263 0,6873 31,1368 0,6828
2014 -0,0204 29,1018 29,9012 -1,3754
2015 0,0280 14,3033 29,9047 0,6308
3 APEX 2016 -0,0287 24,2985 29,8468 -0,1240
2017 -0,1775 -13,2913 29,6884 -0,0196
2018 -0,2017 -4,4251 29,6396 -0,0227
2014 -0,0784 0,6068 30,7741 -0,0801
2015 -0,0308 0,8177 30,9449 -0,1441
4 BRMS 2016 -0,4267 0,6866 30,3018 -0,0174
2017 -0,2857 0,5357 30,0941 -0,0233
2018 -0,1497 0,3311 29,9339 -0,1029
2014 0,0152 0,8634 28,3628 0,5705
2015 0,1517 0,6567 28,5059 0,3004
5 BSSR 2016 0,1490 0,4447 28,5360 0,5608
2017 0,3941 0,4019 28,6773 0,2214
2018 0,2818 0,6310 28,8978 0,4239
2014 -0,0974 -7,1740 31,6785 -0,0513
2015 -0,6439 -2,1685 31,4774 -0,0094
6 BUMI 2016 0,0388 -2,1140 31,3611 -2,0877
2017 0,0657 11,9090 31,5446 1,0235
2018 0,0405 6,7575 31,6666 0,7539
2014 -0,1627 3,5460 30,3015 -0,0794
2015 -0,0872 4,4476 30,1912 -0,3135
7 BYAN 2016 0,0218 3,3831 30,0362 1,1518
2017 0,3803 0,7238 30,1194 0,1007
2018 0,4556 0,6973 30,4444 0,2189
8 CTTH 2014 0,0028 3,3797 26,6239 4,5723

L13
No Kode Tahun ROA (X1) DER (X2) LnTA (X3) CETR (Y)
2015 0,0032 1,0958 27,1296 0,5536
2016 0,0339 0,9557 27,1465 0,2389
2017 0,0067 1,1787 27,2747 1,0028
2018 0,0071 1,2459 27,3242 0,4095
2014 0,0002 0,5910 29,1183 0,8001
2015 0,0012 0,6595 29,2691 1,1785
9 DEWA 2016 0,0014 0,6939 29,2649 1,5913
2017 0,0069 0,7657 29,3255 0,1566
2018 0,0062 0,7985 29,4246 0,8056
2014 0,0180 9,6899 30,0547 0,9023
2015 -0,0100 8,7858 30,0712 -3,8477
10 DOID 2016 0,0420 5,9762 30,1037 0,3404
2017 0,0494 4,3372 30,1813 0,4614
2018 0,0639 3,5279 30,4728 0,3437
2014 0,0067 0,5543 30,4161 0,4654
2015 0,0598 0,7873 30,9476 0,1073
11 DSSA 2016 0,0290 0,7396 31,0321 0,0845
2017 0,0465 0,8829 31,2442 0,1211
2018 0,0357 1,2380 31,5237 0,3888
2014 0,1014 0,6697 29,0796 0,2522
2015 0,0862 0,6726 29,1143 0,5225
12 ELSA 2016 0,0754 0,4563 29,0639 0,3582
2017 0,0516 0,5909 29,2111 0,4162
2018 0,0488 0,7142 29,3640 0,5694
2014 -0,0385 2,0934 30,8045 -19,5698
2015 -0,1896 3,1179 30,6720 -0,0570
13 ENRG 2016 -0,4159 -15,8173 30,2891 -0,0964
2017 0,0169 13,1521 30,1031 1,4637
2018 -0,0118 7,5263 29,9911 3,9678
2014 0,0728 0,3928 28,1826 0,3637
2015 0,0175 0,5175 28,9746 0,4054
14 ESSA 2016 0,0002 2,2050 29,8241 5,3035
2017 0,0027 2,8772 30,0398 0,2481
2018 0,0564 1,8559 30,2254 0,0996
2014 0,0343 0,2724 28,9985 0,3540
2015 0,0057 0,4935 29,2602 2,6369
15 GEMS
2016 0,0926 0,4256 29,2552 0,1001
2017 0,2034 1,0206 29,7104 0,1073

L14
No Kode Tahun ROA (X1) DER (X2) LnTA (X3) CETR (Y)
2018 0,1434 1,2198 29,9487 0,5190
2014 0,0059 0,2287 29,3403 1,2452
2015 -0,0499 0,1084 29,2895 -0,2098
16 HRUM 2016 0,0435 0,1630 29,3455 0,0472
2017 0,1213 0,1606 29,4595 0,1893
2018 0,0859 0,2046 29,5445 0,5782
2014 0,0738 0,3074 30,9993 0,1705
2015 0,0221 0,2482 31,0835 0,8081
17 INCO 2016 0,0009 0,2131 31,0289 6,5502
2017 -0,0070 0,2007 31,0187 -0,6501
2018 0,0275 0,1692 31,0934 0,8842
2014 -0,0134 1,5060 30,9803 -2,1654
2015 -0,0357 1,5861 31,0210 -0,4306
18 INDY 2016 -0,0572 1,4589 30,8291 -0,2146
2017 0,0885 2,2607 31,5281 0,1635
2018 0,0267 2,2559 31,6040 1,0283
2014 0,1534 0,4814 30,4220 0,4603
2015 0,0536 0,4120 30,4195 0,5377
19 ITMG 2016 0,1080 0,3332 30,4194 0,3394
2017 0,1860 0,4180 30,5438 0,2238
2018 0,1794 0,4877 30,6704 0,3072
2014 0,0754 0,4385 27,9095 0,4710
2015 0,0576 0,2837 27,9381 0,3761
20 KKGI 2016 0,0960 0,1694 27,9134 0,2083
2017 0,1279 0,1854 27,9840 0,3144
2018 0,0041 0,3524 28,1605 4,2899
2014 0,1733 0,7348 27,6303 0,1705
2015 0,3175 0,4783 28,0404 0,2270
21 MBAP 2016 0,2330 0,2701 28,0780 0,3821
2017 0,3647 0,3146 28,4095 0,2902
2018 0,2900 0,3972 28,5523 0,3650
2014 0,0033 2,0073 31,1329 0,7054
2015 -0,0640 3,1474 31,2197 -0,2537
22 MEDC 2016 0,0520 3,0394 31,5091 0,0688
2017 0,0255 2,6793 31,8783 0,5690
2018 -0,0054 2,7862 31,9625 0,8488
2014 0,1383 1,0244 28,3393 0,2638
23 MYOH
2015 0,1534 0,7272 28,4304 0,2388

L15
No Kode Tahun ROA (X1) DER (X2) LnTA (X3) CETR (Y)
2016 0,1444 0,3700 28,3134 0,3248
2017 0,0904 0,3270 28,2427 0,4341
2018 0,2044 0,3276 28,4155 0,2024
2014 0,0302 2,0034 29,9970 0,1066
2015 0,0351 1,6034 30,0613 0,2050
24 PSAB 2016 0,0261 1,4933 30,0699 0,3952
2017 0,0173 1,6320 30,1552 1,2787
2018 0,0209 1,4775 30,2165 0,6175
2014 0,1254 0,7432 30,3297 0,4129
2015 0,1206 0,8190 30,4580 0,3294
25 PTBA 2016 0,1090 0,7604 30,5529 0,2543
2017 0,2068 0,5933 30,7215 0,1837
2018 0,2119 0,4858 30,8163 0,3074
2014 0,0050 1,4330 29,2968 0,8205
2015 -0,0298 1,3860 29,4005 -1,3281
26 PTRO 2016 -0,0199 1,3082 29,2961 -1,1582
2017 0,0262 1,4054 29,4480 0,7326
2018 0,0417 1,9068 29,7161 0,0942
2014 0,0443 3,1716 27,8673 0,3811
2015 0,0378 2,2261 27,7188 0,3953
27 RUIS 2016 0,0266 1,7219 27,6099 0,4623
2017 0,0218 1,5227 27,5895 0,6280
2018 0,0273 1,4396 27,6213 0,3770
2014 0,0684 1,1876 29,9179 1,2657
2015 0,0109 0,7277 29,8588 3,8290
28 TINS 2016 0,0264 0,6889 29,8874 1,2276
2017 0,0423 0,9593 30,1056 1,5086
2018 0,0351 1,3180 30,3469 1,3999
2014 0,1182 1,1187 28,8871 0,3485
2015 0,0911 0,8204 28,9908 0,4541
29 TOBA 2016 0,0558 0,7705 28,8880 0,5027
2017 0,1188 0,9928 29,1827 0,2193
2018 0,1357 1,3276 29,6145 0,2784
2014 -0,1185 1,7139 28,5690 -0,0351
2015 -0,3717 6,1101 28,6727 -0,1393
30 TRAM 2016 -0,0630 -11,4418 29,0716 -0,0220
2017 0,0003 1,1286 30,0577 -0,2940
2018 0,0277 0,5517 29,7394 0,0118

L16
Data ROA
No Kode Tahun Laba Setelah Pajak Total Aktiva ROA
2014 $183.244.000 $6.413.864.000 0,0286
2015 $151.003.000 $5.958.629.000 0,0253
1 ADRO 2016 $340.686.000 $6.522.257.000 0,0522
2017 $536.438.000 $6.814.147.000 0,0787
2018 $477.541.000 $7.060.755.000 0,0676
2014 -Rp743.529.593.000 Rp22.004.083.680.000 -0,0338
2015 -Rp1.440.852.896.000 Rp30.356.850.890.000 -0,0475
2 ANTM 2016 Rp64.806.188.000 Rp29.981.535.812.000 0,0022
2017 Rp136.503.269.000 Rp30.014.273.452.000 0,0045
2018 Rp874.426.593.000 Rp33.306.390.807.000 0,0263
2014 -$15.863.872 $778.463.549 -0,0204
2015 $19.749.146 $704.269.307 0,0280
3 APEX 2016 -$19.576.811 $682.374.240 -0,0287
2017 -$102.522.869 $577.634.595 -0,1775
2018 -$103.803.935 $514.675.498 -0,2017
2014 -$146.076.646 $1.863.473.189 -0,0784
2015 -$61.292.378 $1.992.826.319 -0,0308
4 BRMS 2016 -$458.998.886 $1.075.595.267 -0,4267
2017 -$247.558.941 $866.620.848 -0,2857
2018 -$103.440.793 $690.758.183 -0,1497
2014 $2.544.925 $167.157.528 0,0152
2015 $26.376.125 $173.877.318 0,1517
5 BSSR 2016 $27.421.577 $183.981.910 0,1490
2017 $82.816.929 $210.137.454 0,3941
2018 $69.063.191 $245.100.202 0,2818
2014 -$448.409.910 $4.603.993.244 -0,0974
2015 -$2.185.480.487 $3.394.276.258 -0,6439
6 BUMI 2016 $120.255.710 $3.102.193.700 0,0388
2017 $242.746.183 $3.696.498.624 0,0657
2018 $158.218.349 $3.906.773.939 0,0405
2014 -$189.017.198 $1.161.656.314 -0,1627
2015 -$81.798.054 $937.851.728 -0,0872
7 BYAN 2016 $18.015.433 $824.686.661 0,0218
2017 $338.017.199 $888.813.140 0,3803
2018 $524.309.273 $1.150.863.891 0,4556
2014 Rp1.014.318.138 Rp365.266.002.653 0,0028
8 CTTH
2015 Rp1.949.752.745 Rp605.667.034.867 0,0032

L17
No Kode Tahun Laba Setelah Pajak Total Aktiva ROA
2016 Rp20.881.438.764 Rp615.962.000.265 0,0339
2017 Rp4.716.765.807 Rp700.251.764.864 0,0067
2018 Rp5.205.032.919 Rp735.774.891.577 0,0071
2014 $83.066 $355.813.230 0,0002
2015 $465.754 $372.974.932 0,0012
9 DEWA 2016 $549.890 $381.339.706 0,0014
2017 $2.769.140 $401.800.150 0,0069
2018 $2.565.336 $415.098.432 0,0062
2014 $16.305.961 $907.648.046 0,0180
2015 -$8.306.595 $831.796.061 -0,0100
10 DOID 2016 $37.089.185 $882.275.704 0,0420
2017 $46.747.301 $945.581.412 0,0494
2018 $75.643.300 $1.184.094.711 0,0639
2014 $8.717.868 $1.302.714.074 0,0067
2015 $119.506.904 $1.998.166.402 0,0598
11 DSSA 2016 $64.776.826 $2.232.507.010 0,0290
2017 $127.207.700 $2.737.228.605 0,0465
2018 $120.745.047 $3.386.790.883 0,0357
2014 Rp431.457.000.000 Rp4.256.884.000.000 0,1014
2015 Rp379.745.000.000 Rp4.407.513.000.000 0,0862
12 ELSA 2016 Rp316.066.000.000 Rp4.190.956.000.000 0,0754
2017 Rp250.754.000.000 Rp4.855.369.000.000 0,0516
2018 Rp276.316.000.000 Rp5.657.327.000.000 0,0488
2014 -$73.897.930 $1.921.070.661 -0,0385
2015 -$287.581.936 $1.516.927.641 -0,1896
13 ENRG 2016 -$441.714.828 $1.061.976.819 -0,4159
2017 $14.781.099 $874.472.874 0,0169
2018 -$8.622.898 $731.445.655 -0,0118
2014 $10.162.081 $139.591.754 0,0728
2015 $4.870.744 $277.845.932 0,0175
14 ESSA 2016 $154.494 $667.090.332 0,0002
2017 $2.191.257 $820.794.310 0,0027
2018 $52.113.122 $924.523.765 0,0564
2014 $10.818.904 $315.639.491 0,0343
2015 $2.088.781 $369.667.295 0,0057
15 GEMS 2016 $34.988.248 $377.670.000 0,0926
2017 $120.106.040 $590.469.384 0,2034
2018 $100.548.578 $701.046.630 0,1434

L18
No Kode Tahun Laba Setelah Pajak Total Aktiva ROA
2014 $2.628.331 $444.260.585 0,0059
2015 -$18.996.829 $380.654.005 -0,0499
16 HRUM 2016 $17.979.743 $413.365.853 0,0435
2017 $55.748.001 $459.443.071 0,1213
2018 $40.205.422 $467.989.195 0,0859
2014 $172.271.000 $2.334.190.000 0,0738
2015 $50.501.000 $2.289.161.000 0,0221
17 INCO 2016 $1.906.000 $2.225.492.000 0,0009
2017 -$15.271.000 $2.184.559.000 -0,0070
2018 $60.512.000 $2.202.452.000 0,0275
2014 -$30.616.975 $2.290.310.361 -0,0134
2015 -$76.847.028 $2.150.445.211 -0,0357
18 INDY 2016 -$104.230.726 $1.822.333.069 -0,0572
2017 $321.633.157 $3.635.705.403 0,0885
2018 $97.862.189 $3.669.952.693 0,0267
2014 $200.971.000 $1.310.494.000 0,1534
2015 $63.107.000 $1.178.363.000 0,0536
19 ITMG 2016 $130.709.000 $1.209.792.000 0,1080
2017 $252.703.000 $1.358.663.000 0,1860
2018 $258.756.000 $1.442.728.000 0,1794
2014 $8.006.072 $106.229.985 0,0754
2015 $5.672.213 $98.541.575 0,0576
20 KKGI 2016 $9.472.864 $98.708.750 0,0960
2017 $13.439.975 $105.053.598 0,1279
2018 $475.600 $117.265.221 0,0041
2014 $13.923.811 $80.357.498 0,1733
2015 $34.663.066 $109.163.029 0,3175
21 MBAP 2016 $27.113.735 $116.375.659 0,2330
2017 $58.635.700 $160.778.962 0,3647
2018 $50.310.702 $173.509.262 0,2900
2014 $8.841.995 $2.667.762.730 0,0033
2015 -$186.173.541 $2.909.808.828 -0,0640
22 MEDC 2016 $187.048.979 $3.597.130.603 0,0520
2017 $131.808.773 $5.160.785.857 0,0255
2018 -$28.372.936 $5.252.393.746 -0,0054
2014 $22.580.872 $163.271.470 0,1383
23 MYOH 2015 $24.732.565 $161.232.709 0,1534
2016 $21.258.853 $147.254.262 0,1444

L19
No Kode Tahun Laba Setelah Pajak Total Aktiva ROA
2017 $12.306.356 $136.067.975 0,0904
2018 $30.928.664 $151.326.098 0,2044
2014 $25.877.760 $856.714.899 0,0302
2015 $29.232.635 $832.633.330 0,0351
24 PSAB 2016 $22.220.964 $852.939.392 0,0261
2017 $15.898.012 $921.249.943 0,0173
2018 $19.147.361 $916.355.026 0,0209
2014 Rp1.863.781.000.000 Rp14.860.611.000.000 0,1254
2015 Rp2.037.111.000.000 Rp16.894.043.000.000 0,1206
25 PTBA 2016 Rp2.024.405.000.000 Rp18.576.774.000.000 0,1090
2017 Rp4.547.232.000.000 Rp21.987.482.000.000 0,2068
2018 Rp5.121.112.000.000 Rp24.172.933.000.000 0,2119
2014 $2.356.000 $467.732.000 0,0050
2015 -$12.691.000 $425.368.000 -0,0298
26 PTRO 2016 -$7.825.000 $393.425.000 -0,0199
2017 $11.887.000 $454.201.000 0,0262
2018 $23.166.000 $555.591.000 0,0417
2014 Rp56.049.811.031 Rp1.266.471.770.861 0,0443
2015 Rp41.281.106.302 Rp1.091.753.891.437 0,0378
27 RUIS 2016 Rp26.070.316.770 Rp979.132.450.762 0,0266
2017 Rp20.922.363.433 Rp959.347.737.750 0,0218
2018 Rp27.055.086.453 Rp990.372.318.692 0,0273
2014 Rp672.991.000.000 Rp9.843.818.000.000 0,0684
2015 Rp101.561.000.000 Rp9.279.683.000.000 0,0109
28 TINS 2016 Rp251.969.000.000 Rp9.548.631.000.000 0,0264
2017 Rp502.417.000.000 Rp11.876.309.000.000 0,0423
2018 Rp531.349.000.000 Rp15.117.948.000.000 0,0351
2014 $35.548.674 $300.740.758 0,1182
2015 $25.724.095 $282.371.637 0,0911
29 TOBA 2016 $14.586.772 $261.588.159 0,0558
2017 $41.369.891 $348.338.028 0,1188
2018 $68.089.796 $501.883.194 0,1357
2014 -$33.837.771 $285.618.192 -0,1185
2015 -$76.355.020 $205.441.702 -0,3717
30 TRAM 2016 -$19.809.130 $314.329.137 -0,0630
2017 Rp3.940.389.000 Rp11.321.558.951.000 0,0003
2018 Rp228.260.198.000 Rp8.235.160.500.000 0,0277

L20
Data DER
No Kode Tahun Total Liabilitas Total Equity DER
2014 $3.154.392.000 $3.259.472.000 0,9678
2015 $2.605.586.000 $3.353.043.000 0,7771
1 ADRO 2016 $2.736.375.000 $3.785.882.000 0,7228
2017 $2.722.520.000 $4.091.627.000 0,6654
2018 $2.758.063.000 $4.302.692.000 0,6410
2014 Rp9.954.166.791.000 Rp12.049.916.889.000 0,8261
2015 Rp12.040.131.928.000 Rp18.316.718.962.000 0,6573
2 ANTM 2016 Rp11.572.740.239.000 Rp18.408.795.573.000 0,6287
2017 Rp11.523.869.935.000 Rp18.490.403.517.000 0,6232
2018 Rp13.567.160.084.000 Rp19.739.230.723.000 0,6873
2014 $752.602.508 $25.861.041 29,1018
2015 $658.248.448 $46.020.859 14,3033
3 APEX 2016 $655.401.357 $26.972.883 24,2985
2017 $624.630.104 ($46.995.509) -13,2913
2018 $664.943.089 -$150.267.591 -4,4251
2014 $703.718.249 $1.159.754.940 0,6068
2015 $896.456.058 $1.096.370.261 0,8177
4 BRMS 2016 $437.872.216 $637.723.051 0,6866
2017 $302.307.854 $564.312.994 0,5357
2018 $171.808.582 $518.949.601 0,3311
2014 $77.453.347 $89.704.181 0,8634
2015 $68.925.942 $104.951.376 0,6567
5 BSSR 2016 $56.636.529 $127.345.381 0,4447
2017 $60.246.779 $149.890.675 0,4019
2018 $94.820.865 $150.279.337 0,6310
2014 $5.349.705.445 -$745.712.201 -7,1740
2015 $6.299.187.989 -$2.904.911.731 -2,1685
6 BUMI 2016 $5.886.968.507 -$2.784.774.807 -2,1140
2017 $3.410.147.622 $286.351.002 11,9090
2018 $3.403.162.098 $503.611.841 6,7575
2014 $906.124.269 $255.532.045 3,5460
2015 $765.691.713 $172.160.015 4,4476
7 BYAN 2016 $636.535.687 $188.150.974 3,3831
2017 $373.209.321 $515.603.819 0,7238
2018 $472.793.557 $678.070.334 0,6973
2014 Rp281.866.630.961 Rp83.399.371.692 3,3797
8 CTTH
2015 Rp316.679.237.740 Rp288.987.797.127 1,0958

L21
No Kode Tahun Total Liabilitas Total Equity DER
2016 Rp301.007.248.281 Rp314.954.751.984 0,9557
2017 Rp378.839.294.845 Rp321.412.470.019 1,1787
2018 Rp408.160.870.584 Rp327.614.020.993 1,2459
2014 $132.169.037 $223.644.193 0,5910
2015 $148.218.508 $224.756.424 0,6595
9 DEWA 2016 $156.210.034 $225.129.671 0,6939
2017 $174.247.616 $227.552.534 0,7657
2018 $184.294.296 $230.804.136 0,7985
2014 $822.740.623 $84.907.423 9,6899
2015 $746.795.972 $85.000.089 8,7858
10 DOID 2016 $755.806.919 $126.468.785 5,9762
2017 $768.413.436 $177.167.976 4,3372
2018 $922.583.702 $261.511.009 3,5279
2014 $464.572.663 $838.141.411 0,5543
2015 $880.173.745 $1.117.992.657 0,7873
11 DSSA 2016 $949.178.800 $1.283.328.210 0,7396
2017 $1.283.464.188 $1.453.764.417 0,8829
2018 $1.873.497.037 $1.513.293.846 1,2380
2014 Rp1.707.428.000.000 Rp2.549.456.000.000 0,6697
2015 Rp1.772.327.000.000 Rp2.635.186.000.000 0,6726
12 ELSA 2016 Rp1.313.213.000.000 Rp2.877.743.000.000 0,4563
2017 Rp1.803.449.000.000 Rp3.051.920.000.000 0,5909
2018 Rp2.357.127.000.000 Rp3.300.200.000.000 0,7142
2014 $1.300.040.375 $621.030.286 2,0934
2015 $1.148.550.860 $368.376.781 3,1179
13 ENRG 2016 $1.133.648.194 -$71.671.375 -15,8173
2017 $812.681.690 $61.791.184 13,1521
2018 $645.659.102 $85.786.553 7,5263
2014 $39.370.513 $100.221.241 0,3928
2015 $94.755.739 $183.090.193 0,5175
14 ESSA 2016 $458.949.567 $208.140.765 2,2050
2017 $609.096.227 $211.698.083 2,8772
2018 $600.798.587 $323.725.178 1,8559
2014 $67.581.886 $248.057.605 0,2724
2015 $122.155.683 $247.511.612 0,4935
15 GEMS 2016 $112.751.314 $264.918.686 0,4256
2017 $298.251.273 $292.218.111 1,0206
2018 $385.233.714 $315.812.916 1,2198

L22
No Kode Tahun Total Liabilitas Total Equity DER
2014 $82.692.423 $361.568.162 0,2287
2015 $37.224.342 $343.429.663 0,1084
16 HRUM 2016 $57.935.532 $355.430.321 0,1630
2017 $63.582.349 $395.860.722 0,1606
2018 $79.502.404 $388.486.791 0,2046
2014 $548.837.000 $1.785.353.000 0,3074
2015 $455.204.000 $1.833.957.000 0,2482
17 INCO 2016 $390.903.000 $1.834.589.000 0,2131
2017 $365.192.000 $1.819.367.000 0,2007
2018 $318.725.000 $1.883.727.000 0,1692
2014 $1.376.368.583 $913.941.778 1,5060
2015 $1.318.900.803 $831.544.408 1,5861
18 INDY 2016 $1.081.223.501 $741.109.568 1,4589
2017 $2.520.683.083 $1.115.022.320 2,2607
2018 $2.542.768.572 $1.127.184.121 2,2559
2014 $425.874.000 $884.620.000 0,4814
2015 $343.806.000 $834.557.000 0,4120
19 ITMG 2016 $302.362.000 $907.430.000 0,3332
2017 $400.524.000 $958.139.000 0,4180
2018 $472.945.000 $969.783.000 0,4877
2014 $32.380.992 $73.848.993 0,4385
2015 $21.780.410 $76.761.165 0,2837
20 KKGI 2016 $14.299.044 $84.409.706 0,1694
2017 $16.433.699 $88.619.899 0,1854
2018 $30.558.484 $86.706.737 0,3524
2014 $34.035.935 $46.321.563 0,7348
2015 $35.317.283 $73.845.746 0,4783
21 MBAP 2016 $24.745.376 $91.630.383 0,2701
2017 $38.474.621 $122.304.341 0,3146
2018 $49.328.008 $124.181.254 0,3972
2014 $1.780.677.237 $887.085.493 2,0073
2015 $2.208.214.969 $701.593.859 3,1474
22 MEDC 2016 $2.706.621.747 $890.508.856 3,0394
2017 $3.758.113.809 $1.402.672.048 2,6793
2018 $3.865.132.439 $1.387.261.307 2,7862
2014 $82.619.554 $80.651.916 1,0244
23 MYOH 2015 $67.885.123 $93.347.586 0,7272
2016 $39.773.001 $107.481.261 0,3700

L23
No Kode Tahun Total Liabilitas Total Equity DER
2017 $33.526.632 $102.541.343 0,3270
2018 $37.338.363 $113.987.735 0,3276
2014 $571.462.154 $285.252.745 2,0034
2015 $512.811.303 $319.822.027 1,6034
24 PSAB 2016 $510.853.523 $342.085.869 1,4933
2017 $571.225.579 $350.024.364 1,6320
2018 $546.490.283 $369.864.743 1,4775
2014 Rp6.335.533.000.000 Rp8.525.078.000.000 0,7432
2015 Rp7.606.496.000.000 Rp9.287.547.000.000 0,8190
25 PTBA 2016 Rp8.024.369.000.000 Rp10.552.405.000.000 0,7604
2017 Rp8.187.497.000.000 Rp13.799.985.000.000 0,5933
2018 Rp7.903.237.000.000 Rp16.269.696.000.000 0,4858
2014 $275.488.000 $192.244.000 1,4330
2015 $247.091.000 $178.277.000 1,3860
26 PTRO 2016 $222.976.000 $170.449.000 1,3082
2017 $265.373.000 $188.828.000 1,4054
2018 $364.459.000 $191.132.000 1,9068
2014 Rp962.876.563.256 Rp303.595.207.605 3,1716
2015 Rp753.340.426.009 Rp338.413.465.428 2,2261
27 RUIS 2016 Rp619.413.387.232 Rp359.719.063.530 1,7219
2017 Rp579.058.872.159 Rp380.288.865.591 1,5227
2018 Rp584.415.358.540 Rp405.956.960.152 1,4396
2014 Rp5.344.017.000.000 Rp4.499.801.000.000 1,1876
2015 Rp3.908.615.000.000 Rp5.371.068.000.000 0,7277
28 TINS 2016 Rp3.894.946.000.000 Rp5.653.685.000.000 0,6889
2017 Rp5.814.816.000.000 Rp6.061.493.000.000 0,9593
2018 Rp8.596.067.000.000 Rp6.521.881.000.000 1,3180
2014 $158.795.626 $141.945.132 1,1187
2015 $127.253.438 $155.118.199 0,8204
29 TOBA 2016 $113.843.825 $147.744.334 0,7705
2017 $173.538.605 $174.799.423 0,9928
2018 $286.259.322 $215.623.872 1,3276
2014 $180.375.868 $105.242.325 1,7139
2015 $176.547.353 $28.894.350 6,1101
30 TRAM 2016 $344.432.186 -$30.103.049 -11,4418
2017 Rp6.002.878.620.000 Rp5.318.680.331.000 1,1286
2018 Rp2.927.860.172.000 Rp5.307.300.328.000 0,5517

L24
Data LnTA
No Kode Tahun Total Aset LnTA
2014 Rp79.762.812.704.000 32,0101
2015 Rp82.199.287.055.000 32,0402
1 ADRO 2016 Rp87.633.045.052.000 32,1042
2017 Rp92.318.063.556.000 32,1563
2018 Rp102.246.793.155.000 32,2584
2014 Rp22.004.083.680.000 30,7222
2015 Rp30.356.850.890.000 31,0440
2 ANTM 2016 Rp29.981.535.812.000 31,0316
2017 Rp30.014.273.452.000 31,0327
2018 Rp33.306.390.807.000 31,1368
2014 Rp9.680.972.695.364 29,9012
2015 Rp9.715.395.090.065 29,9047
3 APEX 2016 Rp9.168.380.288.640 29,8468
2017 Rp7.825.793.493.060 29,6884
2018 Rp7.453.015.886.538 29,6396
2014 Rp23.174.152.578.404 30,7741
2015 Rp27.491.039.070.605 30,9449
4 BRMS 2016 Rp14.451.698.007.412 30,3018
2017 Rp11.740.979.248.704 30,0941
2018 Rp10.002.869.248.023 29,9339
2014 Rp2.078.771.018.208 28,3628
2015 Rp2.398.637.601.810 28,5059
5 BSSR 2016 Rp2.471.980.942.760 28,5360
2017 Rp2.846.942.226.792 28,6773
2018 Rp3.549.296.025.162 28,8978
2014 Rp57.255.259.982.384 31,6785
2015 Rp46.824.040.979.110 31,4774
6 BUMI 2016 Rp41.681.074.553.200 31,3611
2017 Rp50.080.163.357.952 31,5446
2018 Rp56.573.993.410.659 31,6666
2014 Rp14.446.357.920.904 30,3015
2015 Rp12.937.664.587.760 30,1912
7 BYAN 2016 Rp11.080.489.977.196 30,0362
2017 Rp12.041.640.420.720 30,1194
2018 Rp16.665.660.005.571 30,4444
2014 Rp365.266.002.653 26,6239
8 CTTH
2015 Rp605.667.034.867 27,1296

L25
No Kode Tahun Total Aset LnTA
2016 Rp615.962.000.265 27,1465
2017 Rp700.251.764.864 27,2747
2018 Rp735.774.891.577 27,3242
2014 Rp4.424.893.328.280 29,1183
2015 Rp5.145.189.186.940 29,2691
9 DEWA 2016 Rp5.123.680.289.816 29,2649
2017 Rp5.443.588.432.200 29,3255
2018 Rp6.011.040.393.792 29,4246
2014 Rp11.287.511.100.056 30,0547
2015 Rp11.474.626.661.495 30,0712
10 DOID 2016 Rp11.854.256.358.944 30,1037
2017 Rp12.810.736.969.776 30,1813
2018 Rp17.146.875.509.991 30,4728
2014 Rp16.200.552.224.264 30,4161
2015 Rp27.564.705.515.590 30,9476
11 DSSA 2016 Rp29.995.964.186.360 31,0321
2017 Rp37.083.973.140.540 31,2442
2018 Rp49.044.118.776.723 31,5237
2014 Rp4.256.884.000.000 29,0796
2015 Rp4.407.513.000.000 29,1143
12 ELSA 2016 Rp4.190.956.000.000 29,0639
2017 Rp4.855.369.000.000 29,2111
2018 Rp5.657.327.000.000 29,3640
2014 Rp23.890.434.740.196 30,8045
2015 Rp20.926.016.807.595 30,6720
13 ENRG 2016 Rp14.268.720.540.084 30,2891
2017 Rp11.847.358.496.952 30,1031
2018 Rp10.592.064.530.055 29,9911
2014 Rp1.735.963.052.744 28,1826
2015 Rp3.832.884.631.940 28,9746
14 ESSA 2016 Rp8.963.025.700.752 29,8241
2017 Rp11.120.121.311.880 30,0398
2018 Rp13.388.028.640.965 30,2254
2014 Rp3.925.292.710.076 28,9985
2015 Rp5.099.560.334.525 29,2602
15 GEMS 2016 Rp5.074.374.120.000 29,2552
2017 Rp7.999.679.214.432 29,7104
2018 Rp10.151.856.249.030 29,9487

L26
No Kode Tahun Total Aset LnTA
2014 Rp5.524.824.635.060 29,3403
2015 Rp5.251.121.998.975 29,2895
16 HRUM 2016 Rp5.553.983.600.908 29,3455
2017 Rp6.224.534.725.908 29,4595
2018 Rp6.776.951.532.795 29,5445
2014 Rp29.027.986.840.000 30,9993
2015 Rp31.578.975.995.000 31,0835
17 INCO 2016 Rp29.901.710.512.000 31,0289
2017 Rp29.596.405.332.000 31,0187
2018 Rp31.893.707.412.000 31,0934
2014 Rp28.482.299.649.396 30,9803
2015 Rp29.665.391.685.745 31,0210
18 INDY 2016 Rp24.484.867.115.084 30,8291
2017 Rp49.256.536.799.844 31,5281
2018 Rp53.144.584.947.333 31,6040
2014 Rp16.297.303.384.000 30,4220
2015 Rp16.255.517.585.000 30,4195
19 ITMG 2016 Rp16.254.765.312.000 30,4194
2017 Rp18.407.166.324.000 30,5438
2018 Rp20.892.144.168.000 30,6704
2014 Rp1.321.076.093.460 27,9095
2015 Rp1.359.381.027.125 27,9381
20 KKGI 2016 Rp1.326.250.765.000 27,9134
2017 Rp1.423.266.145.704 27,9840
2018 Rp1.698.117.665.301 28,1605
2014 Rp999.325.845.128 27,6303
2015 Rp1.505.903.985.055 28,0404
21 MBAP 2016 Rp1.563.623.354.324 28,0780
2017 Rp2.178.233.377.176 28,4095
2018 Rp2.512.587.623.022 28,5523
2014 Rp33.176.297.310.280 31,1329
2015 Rp36.186.382.585.008 31,2197
22 MEDC 2016 Rp48.331.046.781.908 31,5091
2017 Rp69.918.326.790.636 31,8783
2018 Rp76.059.913.835.826 31,9625
2014 Rp2.030.444.000.920 28,3393
23 MYOH 2015 Rp2.224.205.220.655 28,4304
2016 Rp1.978.508.264.232 28,3134

L27
No Kode Tahun Total Aset LnTA
2017 Rp1.843.448.925.300 28,2427
2018 Rp2.191.353.225.138 28,4155
2014 Rp10.654.106.483.964 29,9970
2015 Rp11.362.021.787.350 30,0613
24 PSAB 2016 Rp11.460.093.670.912 30,0699
2017 Rp12.481.094.227.764 30,1552
2018 Rp13.269.737.131.506 30,2165
2014 Rp14.860.611.000.000 30,3297
2015 Rp16.894.043.000.000 30,4580
25 PTBA 2016 Rp18.576.774.000.000 30,5529
2017 Rp21.987.482.000.000 30,7215
2018 Rp24.172.933.000.000 30,8163
2014 Rp5.289.876.448.000 29,2968
2015 Rp5.867.951.560.000 29,4005
26 PTRO 2016 Rp5.286.058.300.000 29,2961
2017 Rp6.153.515.148.000 29,4480
2018 Rp8.045.513.271.000 29,7161
2014 Rp1.266.471.770.861 27,8673
2015 Rp1.091.753.891.437 27,7188
27 RUIS 2016 Rp979.132.450.762 27,6099
2017 Rp959.347.737.750 27,5895
2018 Rp990.372.318.692 27,6213
2014 Rp9.843.818.000.000 29,9179
2015 Rp9.279.683.000.000 29,8588
28 TINS 2016 Rp9.548.631.000.000 29,8874
2017 Rp11.876.309.000.000 30,1056
2018 Rp15.117.948.000.000 30,3469
2014 Rp3.511.573.677.732 28,8871
2015 Rp3.895.316.732.415 28,9908
29 TOBA 2016 Rp3.514.698.504.324 28,8880
2017 Rp4.719.283.603.344 29,1827
2018 Rp7.267.770.532.314 29,6145
2014 Rp2.554.873.006.072 28,5690
2015 Rp2.834.068.279.090 28,6727
30 TRAM 2016 Rp4.223.326.284.732 29,0716
2017 Rp11.321.558.951.000 30,0577
2018 Rp8.235.160.500.000 29,7394

L28
Data CETR
Kas yang dibayarkan
No Kode Tahun Laba sebelum pajak CETR
untuk pajak
2014 $182.635.000 $321.639.000 0,5678
2015 $207.055.000 $279.973.000 0,7396
1 ADRO 2016 $181.754.000 $546.520.000 0,3326
2017 $522.834.000 $929.531.000 0,5625
2018 $414.849.000 $820.998.000 0,5053
2014 Rp202.969.401.000 (Rp790.792.559.000) -0,2567
2015 Rp145.946.527.000 (Rp1.668.773.924.000) -0,0875
2 ANTM 2016 Rp144.477.134.000 Rp237.291.595.000 0,6089
2017 Rp370.062.404.000 Rp454.396.524.000 0,8144
2018 Rp864.110.756.000 Rp1.265.501.806.000 0,6828
2014 $16.185.573 -$11.767.823 -1,3754
2015 $17.908.846 $28.390.865 0,6308
3 APEX 2016 $3.160.377 -$25.478.331 -0,1240
2017 $2.105.987 -$107.325.657 -0,0196
2018 $2.498.577 -$109.852.174 -0,0227
2014 $12.622.439 -$157.539.347 -0,0801
2015 $11.315.362 -$78.509.057 -0,1441
4 BRMS 2016 $9.001.479 -$515.880.806 -0,0174
2017 $4.018.757 -$172.383.046 -0,0233
2018 $10.639.328 -$103.414.711 -0,1029
2014 $2.970.276 $5.206.531 0,5705
2015 $10.960.371 $36.482.580 0,3004
5 BSSR 2016 $19.959.546 $35.592.255 0,5608
2017 $24.731.654 $111.688.566 0,2214
2018 $39.575.057 $93.354.875 0,4239
2014 $18.641.814 -$363.377.854 -0,0513
2015 $19.213.578 -$2.040.564.626 -0,0094
6 BUMI 2016 $19.591.424 -$9.384.032 -2,0877
2017 $316.990.842 $309.725.010 1,0235
2018 $125.778.645 $166.829.576 0,7539
2014 $15.917.146 -$200.353.337 -0,0794
2015 $21.373.958 -$68.182.304 -0,3135
7 BYAN 2016 $33.981.782 $29.502.709 1,1518
2017 $42.286.456 $420.082.773 0,1007
2018 $152.484.943 $696.732.272 0,2189
8 CTTH 2014 Rp2.945.904.126 Rp644.290.370 4,5723

L29
Kas yang dibayarkan
No Kode Tahun Laba sebelum pajak CETR
untuk pajak
2015 Rp2.207.333.540 Rp3.987.537.336 0,5536
2016 Rp6.394.949.799 Rp26.764.367.473 0,2389
2017 Rp6.967.275.263 Rp6.947.634.696 1,0028
2018 Rp3.825.517.566 Rp9.340.812.634 0,4095
2014 Rp4.836.365 Rp6.044.410 0,8001
2015 $6.403.011 $5.432.960 1,1785
9 DEWA 2016 $4.399.634 $2.764.875 1,5913
2017 $1.695.145 $10.827.703 0,1566
2018 $5.488.278 $6.812.382 0,8056
2014 $25.461.021 $28.218.761 0,9023
2015 $22.273.029 -$5.788.723 -3,8477
10 DOID 2016 $20.666.470 $60.709.743 0,3404
2017 $40.008.526 $86.702.705 0,4614
2018 $37.080.664 $107.902.359 0,3437
2014 $5.298.540 $11.384.832 0,4654
2015 $13.815.474 $128.761.912 0,1073
11 DSSA 2016 $8.252.155 $97.648.030 0,0845
2017 $23.209.815 $191.736.107 0,1211
2018 $75.554.838 $194.314.521 0,3888
2014 Rp145.654.000.000 Rp577.521.000.000 0,2522
2015 Rp268.040.000.000 Rp513.021.000.000 0,5225
12 ELSA 2016 Rp152.419.000.000 Rp425.473.000.000 0,3582
2017 Rp140.185.000.000 Rp336.809.000.000 0,4162
2018 Rp214.552.000.000 Rp376.818.000.000 0,5694
2014 $53.924.973 -$2.755.514 -19,5698
2015 $18.008.848 -$316.199.244 -0,0570
13 ENRG 2016 $39.331.233 -$407.930.934 -0,0964
2017 $134.612.746 $91.968.946 1,4637
2018 $52.335.625 $13.190.187 3,9678
2014 $4.885.007 $13.430.886 0,3637
2015 $2.764.326 $6.818.590 0,4054
14 ESSA 2016 $1.298.750 $244.885 5,3035
2017 $1.054.915 $4.252.472 0,2481
2018 $2.432.461 $24.423.351 0,0996
2014 $5.378.518 $15.195.019 0,3540
15 GEMS 2015 $5.981.681 $2.268.411 2,6369
2016 $4.931.151 $49.265.183 0,1001

L30
Kas yang dibayarkan
No Kode Tahun Laba sebelum pajak CETR
untuk pajak
2017 $18.006.577 $167.858.982 0,1073
2018 $70.655.170 $136.143.507 0,5190
2014 $8.819.515 $7.082.820 1,2452
2015 $3.711.324 -$17.690.193 -0,2098
16 HRUM 2016 $1.387.670 $29.391.728 0,0472
2017 $13.823.598 $73.030.968 0,1893
2018 $27.863.986 $48.191.469 0,5782
2014 $40.391.000 $236.931.000 0,1705
2015 $56.427.000 $69.828.000 0,8081
17 INCO 2016 $33.832.000 $5.165.000 6,5502
2017 $14.966.000 -$23.020.000 -0,6501
2018 $73.051.000 $82.617.000 0,8842
2014 $39.557.920 -$18.268.022 -2,1654
2015 $37.837.470 -$87.874.519 -0,4306
18 INDY 2016 $24.675.714 -$115.006.983 -0,2146
2017 $49.061.954 $300.116.045 0,1635
2018 $272.580.904 $265.076.418 1,0283
2014 $120.994.000 $262.857.000 0,4603
2015 $74.986.000 $139.446.000 0,5377
19 ITMG 2016 $65.163.000 $191.991.000 0,3394
2017 $81.014.000 $362.055.000 0,2238
2018 $112.837.000 $367.363.000 0,3072
2014 $6.029.081 $12.801.719 0,4710
2015 $3.416.710 $9.085.030 0,3761
20 KKGI 2016 $3.059.664 $14.689.875 0,2083
2017 $6.173.425 $19.637.007 0,3144
2018 $4.804.013 $1.119.843 4,2899
2014 $2.991.815 $17.547.675 0,1705
2015 $10.756.658 $47.382.528 0,2270
21 MBAP 2016 $13.823.188 $36.173.315 0,3821
2017 $22.848.370 $78.722.858 0,2902
2018 $24.679.976 $67.621.314 0,3650
2014 $74.793.436 $106.031.368 0,7054
2015 $31.187.067 -$122.925.341 -0,2537
22 MEDC 2016 $20.287.869 $295.072.219 0,0688
2017 $166.996.117 $293.503.583 0,5690
2018 $168.762.401 $198.836.390 0,8488

L31
Kas yang dibayarkan
No Kode Tahun Laba sebelum pajak CETR
untuk pajak
2014 $8.013.563 $30.380.488 0,2638
2015 $7.995.337 $33.487.910 0,2388
23 MYOH 2016 $9.567.746 $29.452.922 0,3248
2017 $7.387.315 $17.016.672 0,4341
2018 $8.387.845 $41.447.529 0,2024
2014 $4.583.234 $43.006.045 0,1066
2015 $11.212.969 $54.705.507 0,2050
24 PSAB 2016 $16.006.019 $40.504.896 0,3952
2017 $35.777.790 $27.979.164 1,2787
2018 $18.003.136 $29.156.544 0,6175
2014 Rp996.743.000.000 Rp2.413.952.000.000 0,4129
2015 Rp895.446.000.000 Rp2.718.358.000.000 0,3294
25 PTBA 2016 Rp695.330.000.000 Rp2.733.799.000.000 0,2543
2017 Rp1.120.852.000.000 Rp6.101.629.000.000 0,1837
2018 Rp2.108.104.000.000 Rp6.858.075.000.000 0,3074
2014 $17.254.000 $21.029.000 0,8205
2015 $12.725.000 -$9.581.000 -1,3281
26 PTRO 2016 $10.189.000 -$8.797.000 -1,1582
2017 $11.540.000 $15.752.000 0,7326
2018 $3.251.000 $34.520.000 0,0942
2014 Rp29.870.047.716 Rp78.373.285.029 0,3811
2015 Rp27.686.492.194 Rp70.030.859.016 0,3953
27 RUIS 2016 Rp25.358.178.895 Rp54.852.288.151 0,4623
2017 Rp23.784.526.011 Rp37.874.919.864 0,6280
2018 Rp16.807.022.696 Rp44.579.949.867 0,3770
2014 Rp1.297.105.000.000 Rp1.024.844.000.000 1,2657
2015 Rp643.890.000.000 Rp168.163.000.000 3,8290
28 TINS 2016 Rp509.410.000.000 Rp414.970.000.000 1,2276
2017 Rp1.080.481.000.000 Rp716.211.000.000 1,5086
2018 Rp1.072.987.000.000 Rp766.482.000.000 1,3999
2014 $18.664.740 $53.564.378 0,3485
2015 $17.761.787 $39.114.397 0,4541
29 TOBA 2016 $13.063.429 $25.984.193 0,5027
2017 $13.198.613 $60.195.507 0,2193
2018 $27.084.635 $97.281.622 0,2784
2014 $1.152.823 -$32.828.966 -0,0351
30 TRAM
2015 $10.565.338 -$75.818.857 -0,1393

L32
Kas yang dibayarkan
No Kode Tahun Laba sebelum pajak CETR
untuk pajak
2016 $482.500 -$21.942.411 -0,0220
2017 $3.726.608 -$12.673.951 -0,2940
2018 $3.502.878 $298.027.763 0,0118

L33
LAMPIRAN 5
Tabel Durbin-Watson

L34
LAMPIRAN 6
Tabel r

L35
LAMPIRAN 7
Hasil Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 125 -,6439 ,4556 ,042064 ,1464995
DER 125 -15,8173 14,3033 ,991150 3,2412402
LnTA 125 27,1296 32,2584 29,792340 1,2878627
CETR 125 -,4306 1,1518 ,320190 ,3138205
Valid N (listwise) 125

Analisis Korelasi

Correlations
ROA DER LnTA CETR
* * **
ROA Pearson Correlation 1 ,183 -,208 ,258
Sig. (2-tailed) ,041 ,020 ,004
N 125 125 125 125
* **
DER Pearson Correlation ,183 1 ,072 ,299
Sig. (2-tailed) ,041 ,423 ,001
N 125 125 125 125
*
LnTA Pearson Correlation -,208 ,072 1 -,019
Sig. (2-tailed) ,020 ,423 ,834
N 125 125 125 125
** **
CETR Pearson Correlation ,258 ,299 -,019 1
Sig. (2-tailed) ,004 ,001 ,834
N 125 125 125 125
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

L36
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 125
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,29234239
Most Extreme Differences Absolute ,054
Positive ,054
Negative -,037
Test Statistic ,054
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,230 ,634 ,362 ,718
ROA ,454 ,189 ,212 2,395 ,018 ,917 1,090
DER ,025 ,008 ,260 2,994 ,003 ,954 1,049
LnTA ,002 ,021 ,006 ,074 ,941 ,944 1,059
a. Dependent Variable: CETR

L37
Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,364 ,132 ,111 ,2959443 1,818
a. Predictors: (Constant), LnTA, DER, ROA
b. Dependent Variable: CETR

Uji Heterokedastisitas

Hasil Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LnTA, DER, . Enter
b
ROA
a. Dependent Variable: CETR
b. All requested variables entered.

L38
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,364 ,132 ,111 ,2959443 1,818
a. Predictors: (Constant), LnTA, DER, ROA
b. Dependent Variable: CETR

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1,614 3 ,538 6,144 ,001
Residual 10,598 121 ,088
Total 12,212 124
a. Dependent Variable: CETR
b. Predictors: (Constant), LnTA, DER, ROA

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,230 ,634 ,362 ,718
ROA ,454 ,189 ,212 2,395 ,018
DER ,025 ,008 ,260 2,994 ,003
LnTA ,002 ,021 ,006 ,074 ,941
a. Dependent Variable: CETR

L39
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 1/1 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014 DAN AS AT 31 DECEMBER 2015, 31 DECEMBER 2014 AND
1 JANUARI 2014 1 JANUARY 2014
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

31 31 1
Desember/ Desember/ Januari/
Catatan/ December December January
Notes 2015 2014* 2014*

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


Kas dan setara kas 5 702,452 745,248 680,904 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka yang dibatasi Restricted time deposits -
penggunaannya - bagian lancar 6 370 - 389 current portion
Piutang usaha 7 195,694 285,560 309,565 Trade receivables
Persediaan 9 72,791 96,743 102,747 Inventories
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian lancar 34a 83,067 80,452 186,716 current portion
Pajak yang bisa dipulihkan Recoverable taxes -
kembali - bagian lancar 34b 23,547 45,779 10,875 current portion
Piutang lain-lain - pihak ketiga 2,384 1,606 1,980 Other receivables - third parties
Pinjaman ke pihak ketiga - Loan to a third party -
bagian lancar 17 - - 16,670 current portion
Pinjaman ke pihak berelasi - - 40,233 Loan to a related party
Instrumen keuangan derivatif - - 1,379 Derivative financial instruments
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian lancar 8 11,089 15,656 18,469 current portion
Aset lancar lain-lain 1,125 588 952 Other current assets

Total aset lancar 1,092,519 1,271,632 1,370,879 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Deposito berjangka
yang dibatasi penggunaannya - Restricted time deposits -
bagian tidak lancar 6 1,956 1,166 601 non-current portion
Investasi pada entitas asosiasi Investment in associates
dan ventura bersama 12 327,460 395,626 402,021 and joint ventures
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian tidak lancar 8 49,345 52,641 68,170 non-current portion
Pinjaman ke pihak ketiga Loan to a third party -
- bagian tidak lancar 17 20,000 - - non-current portion
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian tidak lancar 34a 38,901 47,473 - non-current portion
Pajak yang bisa dipulihkan Recoverable taxes -
kembali - bagian tidak lancar 34b - - 12,301 non-current portion
Aset eksplorasi dan evaluasi 10 - 213 111 Exploration and evaluation assets
Properti pertambangan 13 2,026,965 2,098,603 2,186,801 Mining properties
Aset tetap 11 1,467,111 1,616,603 1,705,799 Fixed assets
Goodwill 14 903,553 903,553 920,296 Goodwill
Aset pajak tangguhan 34e 4,746 4,755 8,660 Deferred tax assets
Aset tidak lancar lain-lain 26,073 21,599 20,278 Other non-current assets

Total aset tidak lancar 4,866,110 5,142,232 5,325,038 Total non-current assets

TOTAL ASET 5,958,629 6,413,864 6,695,917 TOTAL ASSETS

* Disajikan kembali (Catatan 3) As restated (Note 3) *

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 1/2 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2015, 31 DESEMBER 2014 DAN AS AT 31 DECEMBER 2015, 31 DECEMBER 2014 AND
1 JANUARI 2014 1 JANUARY 2014
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

31 31 1
Desember/ Desember/ Januari/
Catatan/ December December January
Notes 2015 2014* 2014*
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS LIABILITIES
LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES
Utang usaha 15 196,419 351,145 326,987 Trade payables
Utang dividen 28 35,185 30,067 39,983 Dividends payable
Beban yang masih harus dibayar 18 28,380 24,867 42,987 Accrued expenses
Liabilitas imbalan kerja jangka Short-term employee benefit
pendek 1,577 2,020 1,849 liabilities
Utang pajak 34c 13,069 47,744 37,468 Taxes payable
Utang royalti 16 43,372 44,786 117,022 Royalties payable
Bagian lancar atas pinjaman Current maturity of long-term
jangka panjang: borrowings:
- Utang sewa pembiayaan 21 29,307 32,249 32,289 Finance lease payables -
- Utang bank 22 93,574 160,522 155,577 Bank loans -
Pinjaman dari pihak ketiga 19 - 15,541 - Loans from a third party
Instrumen keuangan derivatif 20 8,147 61,864 - Derivative financial instruments
Utang lain-lain 5,443 3,790 19,517 Other liabilities
Total liabilitas jangka pendek 454,473 774,595 773,679 Total current liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES
Pinjaman dari pihak ketiga 19 15,541 - - Loans from a third party
Pinjaman jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang akan Long-term borrowings, net of
jatuh tempo dalam satu tahun: current maturities:
- Utang sewa pembiayaan 21 45,443 74,322 47,511 Finance lease payables -
- Utang bank 22 1,383,481 1,613,437 1,195,541 Bank loans -
Senior Notes - - 789,870 Senior Notes
Liabilitas pajak tangguhan 34e 582,305 575,888 633,685 Deferred tax liabilities
Post-employment benefits
Liabilitas imbalan pasca kerja 23 51,344 51,012 37,641 liabilities
Provisi reklamasi dan penutupan Provision for mine reclamation
tambang 24 72,999 65,138 40,355 and closure
Total liabilitas jangka panjang 2,151,113 2,379,797 2,744,603 Total non-current liabilities

TOTAL LIABILITAS 2,605,586 3,154,392 3,518,282 TOTAL LIABILITIES


EKUITAS EQUITY
Ekuitas yang diatribusikan Equity attributable to
kepada pemilik entitas induk owners of the parent entity
Modal saham - modal dasar Share capital - authorised
80.000.000.000 lembar; 80,000,000,000 shares;
ditempatkan dan disetor penuh issued and fully paid
31.985.962.000 lembar dengan 31,985,962,000 shares at
nilai nominal Rp100 per saham 25 342,940 342,940 342,940 par value of Rp100 per share
Tambahan modal disetor, neto 26 1,154,494 1,154,494 1,154,494 Additional paid-in capital, net
Saldo laba 27 1,387,009 1,310,883 1,199,987 Retained earnings
Rugi komprehensif lain 2i (18,555) (40,707) (10,256) Other comprehensive loss
Total ekuitas yang diatribusikan Total equity attributable to
kepada pemilik entitas induk 2,865,888 2,767,610 2,687,165 owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 29 487,155 491,862 490,470 Non-controlling interests
Total ekuitas 3,353,043 3,259,472 3,177,635 Total equity
TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND
EKUITAS 5,958,629 6,413,864 6,695,917 EQUITY
* Disajikan kembali (Catatan 3) As restated (Note 3) *

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 2/1 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN PROFIT OR LOSS AND OTHER
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 31 DECEMBER 2015 AND 2014
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dasar dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/ 31 Desember/December
Notes 2015 2014*

Pendapatan usaha 30 2,684,476 3,325,444 Revenue

Beban pokok pendapatan 31 (2,141,176) (2,605,707) Cost of revenue

Laba bruto 543,300 719,737 Gross profit

Beban usaha 32 (133,010) (163,192) Operating expenses


Beban lain-lain, neto 33 (78,409) (66,713) Other expenses, net

Laba usaha 331,881 489,832 Operating income

Biaya keuangan (60,762) (189,717) Finance costs


Pendapatan keuangan 11,859 25,260 Finance income
Bagian atas rugi neto entitas asosiasi Share in net loss of associates
dan ventura bersama 12 (3,005) (3,736) and joint ventures

(51,908) (168,193)

Laba sebelum pajak penghasilan 279,973 321,639 Profit before income tax

Beban pajak penghasilan 34d (128,970) (138,395) Income tax expenses

Laba tahun berjalan 151,003 183,244 Profit for the year

Penghasilan komprehensif lain Other comprehensive income


tahun berjalan: for the year:

Pos-pos yang akan direklasifikasi Items that may be subsequently


ke laba rugi: reclassified to profit or loss:
Exchange difference due to
Selisih kurs karena penjabaran financial statements
laporan keuangan (7,018) (4,082) translation
Bagian atas penghasilan komprehensif Share of other comprehensive
lainnya dari entitas asosiasi dan income of associates
ventura bersama - (310) and joint ventures
Effective portion of movement
Bagian efektif dari pergerakan on hedging instruments
instrumen lindung nilai designated as cash flows
dalam rangka lindung nilai arus kas 20 50,761 (52,044) hedges
Pajak penghasilan terkait pos ini 34d (22,843) 23,419 Income tax relating to this item

20,900 (33,017)

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi Items that will not be reclassified
ke laba rugi: to profit or loss:
Remeasurements of
Pengukuran kembali liabilitas imbalan post-employment benefit
pasca kerja 6,460 (2,800) obligations
Pajak penghasilan terkait pos ini 34d (1,966) 978 Income tax relating to this item

4,494 (1,822)

Total penghasilan komprehensif Total other comprehensive


lain tahun berjalan, setelah income for the year,
pajak 25,394 (34,839) net of tax

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income


tahun berjalan 176,397 148,405 for the year
* Disajikan kembali (Catatan 3) As restated (Note 3) *

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 2/2 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN PROFIT OR LOSS AND OTHER
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 31 DECEMBER 2015 AND 2014
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dasar dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/ 31 Desember/December
Notes 2015 2014*

Laba tahun berjalan yang dapat Profit for the year


diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 152,440 177,897 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 29 (1,437) 5,347 Non-controlling interests

Laba tahun berjalan 151,003 183,244 Profit for the year

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive


tahun berjalan yang dapat income for the year
diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 178,883 145,697 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 29 (2,486) 2,708 Non-controlling interests

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income


tahun berjalan 176,397 148,405 for the year

Laba bersih per saham 36 Earnings per share


- Dasar 0.00477 0.00556 Basic -
- Dilusian 0.00444 0.00518 Diluted -

* Disajikan kembali (Catatan 3) As restated (Note 3) *

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 4/1 Schedule

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 31 DECEMBER 2015 AND 2014
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

31 Desember/December
2015 2014
Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating activities
Penerimaan dari pelanggan 2,776,552 3,342,921 Receipts from customers
Pembayaran kepada pemasok (1,713,618) (1,988,783) Payments to suppliers
Pembayaran kepada karyawan (129,645) (131,744) Payments to employees
Penerimaan pendapatan bunga 11,391 25,260 Receipts of finance income
Pembayaran royalti (234,959) (396,338) Payments of royalties
Pembayaran pajak penghasilan badan Payments of corporate income taxes
dan pajak penghasilan final (207,055) (182,635) and final income taxes
Penerimaan restitusi pajak penghasilan 50,950 88,726 Receipts of income tax refunds
Pembayaran beban bunga dan keuangan (45,427) (164,298) Payments of interest and finance costs
Penerimaan/(pembayaran) lain-lain, neto 3,405 (1,003) Other receipts/(payments), net
Arus kas bersih yang diperoleh dari Net cash flows provided
aktivitas operasi 511,594 592,106 from operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities
Pembelian aset tetap (69,978) (55,226) Purchase of fixed assets
Pembayaran atas penambahan properti Payment for addition of mining
pertambangan (31,175) (48,054) properties
Pemberian pinjaman ke pihak ketiga (20,000) - Loan given to a third party
Hasil penjualan aset tetap 2,712 5,086 Proceeds from disposal of fixed assets
Pembayaran atas penambahan aset Payment for addition of exploration and
eksplorasi dan evaluasi (8) (102) evaluation assets
Hasil penjualan investasi Proceeds from the sale of investment
pada entitas asosiasi - 25,130 in an associate
Penambahan kepemilikan Purchase of additional
pada entitas asosiasi - (9,750) interest in associates
Penerimaan pembayaran kembali Receipt from repayment
pinjaman ke pihak ketiga - 16,670 of loan to a third party
Penerimaan pembayaran kembali Receipt from repayment
pinjaman ke pihak berelasi - 40,233 of loan to a related party

Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in


untuk dari aktivitas investasi (118,449) (26,013) investing activities

Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities
Pembayaran utang bank (625,250) (729,249) Repayments of bank loans
Penerimaan utang bank 320,000 1,156,000 Proceeds from bank loans
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
pemegang saham Perusahaan (75,487) (75,168) the Company’s shareholders
Pembayaran utang sewa pembiayaan (31,821) (39,694) Payments of finance lease payables
Pembayaran beban yang berhubungan
dengan pinjaman (6,874) (22,762) Payment of loan related costs
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
kepentingan non-pengendali (2,221) (1,032) non-controlling interests
Transfer ke deposito berjangka yang
dibatasi penggunaannya (1,160) (176) Transfer to restricted time deposits
Pinjaman dari pihak ketiga - 15,541 Loans from a third party
Penerimaan setoran modal dari Receipt of capital injection from
kepentingan non-pengendali - 219 non-controlling interests
Pelunasan Senior Notes - (800,000) Redemption of Senior Notes
Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in
untuk aktivitas pendanaan (422,813) (496,321) financing activities

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 4/2 Schedule

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 31 DECEMBER 2015 AND 2014
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

31 Desember/December
2015 2014

(Penurunan)/kenaikan bersih kas dan Net (decrease)/increase in cash and


setara kas (29,668) 69,772 cash equivalents

Kas dan setara kas Cash and cash equivalents at


pada awal tahun 745,248 680,904 the beginning of the year

Efek perubahan nilai kurs pada Effect of exchange rate changes on


kas dan setara kas (13,128) (5,428) cash and cash equivalents

Kas dan setara kas pada akhir Cash and cash equivalents at the end
tahun (Catatan 5) 702,452 745,248 of the year (Note 5)

Lihat Catatan 38 untuk penyajian transaksi non-kas Refer to Note 38 for presentation of the Group’s
Grup. non-cash transactions.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/1 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2016 DAN 2015 AS AT 31 DECEMBER 2016 AND 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2016 2015

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


Kas dan setara kas 5 1,076,948 702,452 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka yang dibatasi Restricted time deposits -
penggunaannya - bagian lancar 6 34 370 current portion
Piutang usaha 7 300,689 195,694 Trade receivables
Persediaan 9 73,417 72,791 Inventories
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian lancar 33a 102,614 83,067 current portion
Pajak yang bisa dipulihkan
kembali 33b 10,489 23,547 Recoverable taxes
Piutang lain-lain 4,399 2,384 Other receivables
Instrumen keuangan derivatif 18 3,954 - Derivative financial instruments
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian lancar 8 19,287 11,089 current portion
Aset lancar lain-lain 884 1,125 Other current assets

Total aset lancar 1,592,715 1,092,519 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Deposito berjangka
yang dibatasi penggunaannya - Restricted time deposits -
bagian tidak lancar 6 3,084 1,956 non-current portion
Investasi pada entitas asosiasi Investment in associates
dan ventura bersama 11 46,675 327,460 and joint ventures
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian tidak lancar 8 37,497 49,345 non-current portion
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian tidak lancar 33a 37,940 38,901 non-current portion
Properti pertambangan 12 2,436,565 2,026,965 Mining properties
Aset tetap 10 1,544,187 1,467,111 Fixed assets
Goodwill 13 793,610 903,553 Goodwill
Aset pajak tangguhan 33e 3,766 4,746 Deferred tax assets
Aset tidak lancar lain-lain 26,218 46,073 Other non-current assets

Total aset tidak lancar 4,929,542 4,866,110 Total non-current assets

TOTAL ASET 6,522,257 5,958,629 TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/2 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2016 DAN 2015 AS AT 31 DECEMBER 2016 AND 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2016 2015

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES


Utang usaha 14 207,794 196,419 Trade payables
Utang dividen 27 70,927 35,185 Dividends payable
Beban yang masih harus dibayar 16 28,969 28,380 Accrued expenses
Liabilitas imbalan kerja jangka Short-term employee benefit
pendek 1,551 1,577 liabilities
Utang pajak 33c 118,981 13,069 Taxes payable
Utang royalti 15 42,041 43,372 Royalties payable
Bagian lancar atas pinjaman Current maturity of long-term
jangka panjang: borrowings:
- Utang sewa pembiayaan 19 30,876 29,307 Finance lease payables -
- Utang bank 20 122,850 93,574 Bank loans -
Instrumen keuangan derivatif 18 - 8,147 Derivative financial instruments
Utang lain-lain 20,566 5,443 Other liabilities
Total liabilitas jangka pendek 644,555 454,473 Total current liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES


Pinjaman dari pihak ketiga 17 15,541 15,541 Loans from a third party
Pinjaman jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang akan Long-term borrowings, net of
jatuh tempo dalam satu tahun: current maturities:
- Utang sewa pembiayaan 19 39,224 45,443 Finance lease payables -
- Utang bank 20 1,241,198 1,383,481 Bank loans -
Liabilitas pajak tangguhan 33e 653,364 582,305 Deferred tax liabilities
Post-employment benefits
Liabilitas imbalan pasca kerja 21 49,527 51,344 liabilities
Provisi rehabilitasi, reklamasi Provision for mine rehabilitation,
dan penutupan tambang 22 92,966 72,999 reclamation and closure
Total liabilitas jangka panjang 2,091,820 2,151,113 Total non-current liabilities

TOTAL LIABILITAS 2,736,375 2,605,586 TOTAL LIABILITIES


EKUITAS EQUITY

Ekuitas yang diatribusikan Equity attributable to


kepada pemilik entitas induk owners of the parent entity
Modal saham - modal dasar Share capital - authorised
80.000.000.000 lembar; 80,000,000,000 shares;
ditempatkan dan disetor penuh issued and fully paid
31.985.962.000 lembar dengan 31,985,962,000 shares at
nilai nominal Rp100 per saham 23 342,940 342,940 par value of Rp100 per share
Tambahan modal disetor, neto 24 1,154,494 1,154,494 Additional paid-in capital, net
Difference in value from
Selisih transaksi dengan transaction with
pihak non-pengendali 25 7,135 - non-controlling interest
Saldo laba 26 1,627,609 1,387,009 Retained earnings
Penghasilan/(rugi) Other comprehensive
komprehensif lain 2i 14,280 (18,555) income/(loss)

Total ekuitas yang diatribusikan Total equity attributable to


kepada pemilik entitas induk 3,146,458 2,865,888 owners of the parent entity

Kepentingan non-pengendali 28 639,424 487,155 Non-controlling interests

TOTAL EKUITAS 3,785,882 3,353,043 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND


EKUITAS 6,522,257 5,958,629 EQUITY

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 2/1 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 31 DECEMBER 2016 AND 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/
Notes 2016 2015

Pendapatan usaha 29 2,524,239 2,684,476 Revenue

Beban pokok pendapatan 30 (1,838,963) (2,141,176) Cost of revenue

Laba bruto 685,276 543,300 Gross profit

Beban usaha 31 (151,175) (133,010) Operating expenses


Pendapatan/(beban) lain-lain, neto 32 53,517 (78,409) Other income/(expenses), net

Laba usaha 587,618 331,881 Operating income

Biaya keuangan (50,006) (60,762) Finance costs


Pendapatan keuangan 9,092 11,859 Finance income
Bagian atas rugi neto entitas Share in net loss of
asosiasi dan ventura bersama (184) (3,005) associates and joint ventures

(41,098) (51,908)

Laba sebelum pajak penghasilan 546,520 279,973 Profit before income tax

Beban pajak penghasilan 33d (205,834) (128,970) Income tax expenses

Laba tahun berjalan 340,686 151,003 Profit for the year

Penghasilan komprehensif lain Other comprehensive income


tahun berjalan: for the year:

Pos-pos yang akan direklasifikasi Items that may be subsequently


ke laba rugi: reclassified to profit or loss:
Exchange difference due to
Selisih kurs karena penjabaran financial statements
laporan keuangan 1,181 (7,018) translation
Bagian atas pendapatan komprehensif Share of other comprehensive
lain dari entitas ventura bersama 30,535 - income of joint ventures
Effective portion of movement
Bagian efektif dari pergerakan on hedging instruments
instrumen lindung nilai designated as cash flows
dalam rangka lindung nilai arus kas 18 2,423 50,761 hedges
Pajak penghasilan terkait pos-pos Income tax relating to items
yang akan direklasifikasi that may be reclassified to
ke laba rugi 33d (1,090) (22,843) profit or loss

33,049 20,900

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi Items that will not be reclassified
ke laba rugi: to profit or loss:
Remeasurements of
Pengukuran kembali liabilitas imbalan post-employment benefit
pasca kerja 13,472 6,460 obligations
Pajak penghasilan terkait pos ini 33d (5,437) (1,966) Income tax relating to this item

8,035 4,494

Total penghasilan komprehensif Total other comprehensive


lain tahun berjalan, income for the year,
setelah pajak 41,084 25,394 net of tax

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income


tahun berjalan 381,770 176,397 for the year

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 2/2 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 31 DECEMBER 2016 AND 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/
Notes 2016 2015

Laba tahun berjalan yang dapat Profit for the year


diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 334,621 152,440 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 28 6,065 (1,437) Non-controlling interests

Laba tahun berjalan 340,686 151,003 Profit for the year

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive


tahun berjalan yang dapat income for the year
diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 374,510 178,883 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 28 7,260 (2,486) Non-controlling interests

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income


tahun berjalan 381,770 176,397 for the year

Laba bersih per saham 35 Earnings per share


- Dasar 0.01046 0.00477 Basic -
- Dilusian 0.00974 0.00444 Diluted -

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 3 Schedule

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL FOR THE YEARS ENDED
31 DESEMBER 2016 DAN 2015 31 DECEMBER 2016 AND 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

Diatribusikan kepada pemilik entitas induk/Attributable to owners of the parent entity


Penghasilan/(rugi) komprehensif lain/
Other comprehensive income/(loss)
Bagian
Selisih transaksi pendapatan
dengan pihak komprehensif
Tambahan non-pengendali/ lain dari entitas
modal Difference ventura bersama/
Modal disetor neto/ in value from Saldo laba/Retained earnings Translasi mata Lindung Share of other Kepentingan
saham/ Additional transaction with Belum uang asing/ nilai arus kas/ comprehensive non-pengendali/ Total
Share paid-in- non-controlling Dicadangkan/ dicadangkan/ Foreign currency Cash flow Income of joint Non-controlling ekuitas/
capital capital, net interest Appropriated Unappropriated translation hedges venture Total interests Total equity

Saldo pada
31 Desember Balance as at
2014 342,940 1,154,494 - 49,400 1,261,483 (12,789) (27,918) - 2,767,610 491,862 3,259,472 31 December 2014

Total penghasilan
komprehensif Total comprehensive
tahun berjalan - - - - 156,731 (5,766) 27,918 - 178,883 (2,486) 176,397 income for the year
Pencadangan Appropriation of
saldo laba - - - 1,782 (1,782) - - - - - - retained earnings
Dividen
(Catatan 27) - - - - (80,605) - - - (80,605) (2,221) (82,826) Dividends (Note 27)

Saldo pada 31 Balance as at


Desember 2015 342,940 1,154,494 - 51,182 1,335,827 (18,555) - - 2,865,888 487,155 3,353,043 31 December 2015

Total penghasilan
komprehensif Total comprehensive
tahun berjalan - - - - 341,675 1,121 1,179 30,535 374,510 7,260 381,770 income for the year
Penerbitan saham Issuance of
anak perusahaan subsidiaries’
kepada shares to
kepentingan non-controlling
non-pengendali interest
(Catatan 28) - - - - - - - - - 157,329 157,329 (Note 28)
Transaksi dengan
pihak Transaction with
non-pengendali non-controlling
(Catatan 25) - - 7,135 - - - - - 7,135 - 7,135 interest (Note 25)
Appropriation of
Pencadangan retained
saldo laba - - - 1,525 (1,525) - - - - - - earnings
Dividen
(Catatan 27) - - - - (101,075) - - - (101,075) (12,320) (113,395) Dividends (Note 27)

Saldo pada Balance as at


31 Desember 31 December
2016 342,940 1,154,494 7,135 52,707 1,574,902 (17,434) 1,179 30,535 3,146,458 639,424 3,785,882 2016

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. part of these consolidated financial statements.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 4 Schedule

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 31 DECEMBER 2016 AND 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

2016 2015
Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating activities
Penerimaan dari pelanggan 2,417,173 2,776,552 Receipts from customers
Pembayaran kepada pemasok (1,194,301) (1,713,618) Payments to suppliers
Pembayaran kepada karyawan (134,996) (129,645) Payments to employees
Penerimaan pendapatan bunga 9,092 11,391 Receipts of finance income
Pembayaran royalti (252,577) (234,959) Payments of royalties
Pembayaran pajak penghasilan badan Payments of corporate income taxes
dan pajak penghasilan final (155,474) (207,055) and final income tax
Pembayaran pajak penjualan (26,280) - Payments of sales tax
Penerimaan restitusi pajak penghasilan 17,808 50,950 Receipts of income tax refund
Pembayaran beban bunga dan keuangan (43,768) (45,427) Payments of interest and finance costs
Penerimaan lain-lain, neto 38,846 3,405 Other receipts, net
Arus kas bersih yang diperoleh dari Net cash flows provided
aktivitas operasi 675,523 511,594 from operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities
Arus kas keluar bersih dari akuisisi Net cash outflow from aquisition
entitas anak (119,120) - of subsidiaries
Pembelian aset tetap (77,839) (69,978) Purchase of fixed assets
Pembayaran atas penambahan properti Payment for addition of mining
pertambangan (31,985) (31,175) properties
Hasil pelepasan aset tetap 560 2,712 Proceeds from disposal of fixed assets
Pemberian pinjaman ke pihak ketiga - (20,000) Loan given to a third party
Pembayaran atas penambahan aset Payment for addition of exploration and
eksplorasi dan evaluasi - (8) evaluation assets
Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in
untuk aktivitas investasi (228,384) (118,449) investing activities
Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities
Penerimaan setoran modal dari Receipt of capital injection from
kepentingan non-pengendali 164,308 - non-controlling interests
Penerimaan utang bank 25,000 320,000 Proceeds from bank loans
Pembayaran utang bank (144,000) (625,250) Repayments of bank loans
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
pemegang saham Perusahaan (75,487) (75,487) the Company’s shareholders
Pembayaran utang sewa pembiayaan (40,985) (31,821) Payments of finance lease payables
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
kepentingan non-pengendali (1,038) (2,221) non-controlling interest
Transfer ke deposito berjangka yang Transfer to restricted cash
dibatasi penggunaannya (792) (1,160) in bank and time deposits
Pembayaran beban yang berhubungan
dengan pinjaman - (6,874) Payment of loan related costs
Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in
untuk aktivitas pendanaan (72,994) (422,813) financing activities
Kenaikan/(penurunan) bersih kas Net increase/(decrease) in cash
dan setara kas 374,145 (29,668) and cash equivalents
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents at
pada awal tahun 702,452 745,248 the beginning of the tahun
Efek perubahan nilai kurs pada Effect of exchange rate changes on
kas dan setara kas 351 (13,128) cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada akhir Cash and cash equivalents at the end
tahun (Catatan 5) 1,076,948 702,452 of the year (Note 5)

Lihat Catatan 37 untuk penyajian transaksi non-kas Refer to Note 37 for presentation of the Group’s
Grup. non-cash transactions.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/1 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2017 DAN 2016 AS AT 31 DECEMBER 2017 AND 2016
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2017 2016

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


Kas dan setara kas 5 1,206,848 1,076,948 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka yang dibatasi Restricted time deposits -
penggunaannya - bagian lancar 6 34 34 current portion
Aset keuangan tersedia Available-for-sale financial
untuk dijual - bagian lancar 7 247,007 - assets - current portion
Piutang usaha 8 314,718 300,689 Trade receivables
Persediaan 10 85,466 73,417 Inventories
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian lancar 34a 74,140 102,614 current portion
Pajak yang bisa dipulihkan
kembali 34b 12,464 10,489 Recoverable taxes
Piutang lain-lain 6,729 4,399 Other receivables
Instrumen keuangan derivatif 19 3,300 3,954 Derivative financial instruments
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian lancar 9 28,034 19,287 current portion
Aset lancar lain-lain 422 884 Other current assets

Total aset lancar 1,979,162 1,592,715 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Deposito berjangka yang dibatasi
penggunaannya - Restricted time deposits -
bagian tidak lancar 6 8,106 3,084 non-current portion
Aset keuangan tersedia Available-for-sale financial
untuk dijual - bagian tidak lancar 7 6,837 - assets - non-current portion
Investasi pada ventura bersama 12 45,810 46,675 Investments in joint ventures
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian tidak lancar 9 38,033 37,497 non-current portion
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian tidak lancar 34a 43,542 37,940 non-current portion
Properti pertambangan 13 2,355,258 2,436,565 Mining properties
Aset tetap 11 1,506,553 1,544,187 Fixed assets
Goodwill 14 793,610 793,610 Goodwill
Aset pajak tangguhan 34e 8,766 3,766 Deferred tax assets
Aset tidak lancar lain-lain 28,470 26,218 Other non-current assets

Total aset tidak lancar 4,834,985 4,929,542 Total non-current assets

TOTAL ASET 6,814,147 6,522,257 TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/2 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2017 DAN 2016 AS AT 31 DECEMBER 2017 AND 2016
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2017 2016

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES


Utang usaha 15 279,163 207,794 Trade payables
Utang dividen 28 111,832 70,927 Dividends payable
Beban yang masih harus dibayar 17 37,396 28,969 Accrued expenses
Liabilitas imbalan kerja jangka Short-term employee benefit
pendek 2,689 1,551 liabilities
Utang pajak 34c 56,713 118,981 Taxes payable
Utang royalti 16 31,269 42,041 Royalties payable
Bagian lancar atas pinjaman Current maturity of long-term
jangka panjang: borrowings:
- Utang sewa pembiayaan 20 35,571 30,876 Finance lease payables -
- Utang bank 21 201,160 122,850 Bank loans -
Utang lain-lain 17,509 20,566 Other liabilities

Total liabilitas jangka pendek 773,302 644,555 Total current liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES


Pinjaman dari pihak ketiga 18 15,892 15,541 Loans from a third party
Pinjaman jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang akan Long-term borrowings, net of
jatuh tempo dalam satu tahun: current maturities:
- Utang sewa pembiayaan 20 49,594 39,224 Finance lease payables -
- Utang bank 21 1,090,830 1,241,198 Bank loans -
Liabilitas pajak tangguhan 34e 612,253 653,364 Deferred tax liabilities
Post-employment benefits
Liabilitas imbalan pasca kerja 22 64,925 49,527 liabilities
Provisi rehabilitasi, reklamasi Provision for mine rehabilitation,
dan penutupan tambang 23 115,724 92,966 reclamation and closure

Total liabilitas jangka panjang 1,949,218 2,091,820 Total non-current liabilities

TOTAL LIABILITAS 2,722,520 2,736,375 TOTAL LIABILITIES

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/3 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2017 DAN 2016 AS AT 31 DECEMBER 2017 AND 2016
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2017 2016

EKUITAS EQUITY

Ekuitas yang diatribusikan Equity attributable to


kepada pemilik entitas induk owners of the parent entity
Modal saham - modal dasar Share capital - authorised
80.000.000.000 lembar; 80,000,000,000 shares;
ditempatkan dan disetor penuh issued and fully paid
31.985.962.000 lembar dengan 31,985,962,000 shares at
nilai nominal Rp100 per saham 24 342,940 342,940 par value of Rp100 per share
Tambahan modal disetor, neto 25 1,154,494 1,154,494 Additional paid-in capital, net
Difference in value from
Selisih transaksi dengan transactions with
pihak non-pengendali 26 4,072 7,135 non-controlling interests
Saldo laba 27 1,966,721 1,627,609 Retained earnings
Penghasilan komprehensif lain 2h, 2i 43 14,280 Other comprehensive income

Total ekuitas yang diatribusikan Total equity attributable to


kepada pemilik entitas induk 3,468,270 3,146,458 owners of the parent entity

Kepentingan non-pengendali 29 623,357 639,424 Non-controlling interests

TOTAL EKUITAS 4,091,627 3,785,882 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND


EKUITAS 6,814,147 6,522,257 EQUITY

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 2/1 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2017 DAN 2016 31 DECEMBER 2017 AND 2016
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dasar dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/
Notes 2017 2016

Pendapatan usaha 30 3,258,333 2,524,239 Revenue

Beban pokok pendapatan 31 (2,116,831) (1,838,963) Cost of revenue

Laba bruto 1,141,502 685,276 Gross profit

Beban usaha 32 (183,651) (151,175) Operating expenses


(Beban)/pendapatan lain-lain, neto 33 (6,026) 53,517 Other (expenses)/income, net

Laba usaha 951,825 587,618 Operating income

Biaya keuangan (52,994) (50,006) Finance costs


Pendapatan keuangan 18,733 9,092 Finance income
Bagian atas keuntungan/(kerugian) Share in net profit/(loss) of
neto ventura bersama 12 11,967 (184) joint ventures

(22,294) (41,098)

Laba sebelum pajak penghasilan 929,531 546,520 Profit before income tax

Beban pajak penghasilan 34d (393,093) (205,834) Income tax expense

Laba tahun berjalan 536,438 340,686 Profit for the year

Penghasilan komprehensif lain Other comprehensive income


tahun berjalan: for the year:
Pos-pos yang akan direklasifikasi Items that will be subsequently
ke laba rugi: reclassified to profit or loss:
Changes in fair value
Perubahan nilai wajar aset of available-for-sale
keuangan tersedia untuk dijual 7 978 - financial assets
Exchange difference due to
Selisih kurs karena penjabaran financial statements
laporan keuangan (1,937) 1,181 translation
Bagian atas (kerugian)/penghasilan Share of other comprehensive
komprehensif lain dari entitas (loss)/income of
ventura bersama 12 (12,832) 30,535 joint ventures
Perubahan atas nilai wajar Changes in value of cash flow
lindung nilai arus kas 19 (1,096) 2,423 hedges
Pajak penghasilan terkait pos-pos ini 34d 493 (1,090) Income tax relating to these items

(14,394) 33,049
Pos-pos yang tidak akan Items that will not be reclassified
direklasifikasi ke laba rugi: to profit or loss:
Remeasurement of
Pengukuran kembali liabilitas post-employment benefits
imbalan pasca kerja (5,531) 13,472 liabilities
Pajak penghasilan terkait pos ini 34d 1,618 (5,437) Income tax relating to this item

(3,913) 8,035

(18,307) 41,084

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income


tahun berjalan, setelah pajak 518,131 381,770 for the year, net of tax

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 2/2 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2017 DAN 2016 31 DECEMBER 2017 AND 2016
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dasar dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/
Notes 2017 2016

Laba tahun berjalan yang dapat Profit for the year


diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 483,297 334,621 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 29 53,141 6,065 Non-controlling interests

Laba tahun berjalan 536,438 340,686 Profit for the year

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive


tahun berjalan yang dapat income for the year
diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 465,293 374,510 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 29 52,838 7,260 Non-controlling interests

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income


tahun berjalan, setelah pajak 518,131 381,770 for the year, net of tax

Laba bersih per saham 36 Earnings per share


diatribusikan kepada attributable to owners
pemilik entitas induk of the parent entity
- Dasar (nilai penuh) 0.01511 0.01046 Basic (full amount) -
- Dilusian (nilai penuh) 0.01406 0.00974 Diluted (full amount) -

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 4 Schedule

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2017 DAN 2016 31 DECEMBER 2017 AND 2016
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

2017 2016
Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating activities
Penerimaan dari pelanggan 3,271,603 2,417,173 Receipts from customers
Pembayaran kepada pemasok (1,390,939) (1,194,301) Payments to suppliers
Pembayaran kepada karyawan (158,206) (134,996) Payments to employees
Penerimaan pendapatan bunga 14,960 9,092 Receipts of finance income
Pembayaran royalti (335,641) (252,577) Payments of royalties
Pembayaran pajak penghasilan badan Payments of corporate income tax
dan pajak penghasilan final (515,462) (155,474) and final income tax
Penerimaan restitusi pajak penghasilan 11,363 17,808 Receipts of income tax refund
Pembayaran beban bunga dan keuangan (46,804) (43,768) Payments of interest and finance costs
Pembayaran pajak penjualan (7,372) (26,280) Payments of sales tax
Penerimaan lain-lain, neto 10,178 38,846 Other receipts, net
Arus kas bersih yang diperoleh dari Net cash flows provided
aktivitas operasi 853,680 675,523 from operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities
Pembelian aset keuangan tersedia Purchase of available-for-sale
untuk dijual (309,354) - financial assets
Pembelian aset tetap (155,352) (77,839) Purchase of fixed assets
Penerimaan aset keuangan tersedia Proceeds from sales of available-for-sale
untuk dijual 56,095 - financial assets
Hasil penjualan aset tetap 6,069 560 Proceeds from disposal of fixed assets
Pembayaran atas penambahan properti Payment for addition of mining
pertambangan (30,841) (31,985) properties
Arus kas keluar bersih dari akuisisi Net cash outflow from acquisition
entitas anak - (119,120) of subsidiaries
Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in
untuk aktivitas investasi (433,383) (228,384) investing activities
Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities
Pembayaran utang bank (128,825) (144,000) Repayments of bank loans
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
pemegang saham Perusahaan (101,075) (75,487) the Company’s shareholders
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
kepentingan non-pengendali (85,469) (1,038) non-controlling interests
Pembayaran utang sewa pembiayaan (33,481) (40,985) Payments of finance lease payables
Transfer ke deposito berjangka yang
dibatasi penggunaannya (5,022) (792) Transfer to restricted time deposits
Penerimaan setoran modal dari Receipt of capital injection from
kepentingan non-pengendali 12,234 164,308 non-controlling interests
Penerimaan dari penjualan atas Proceeds from sale of investment
investasi kepada entitas anak 2,871 - in a subsidary
Pembelian atas penambahan Purchase of non-controlling
kepentingan pada entitas anak (678) interest in a subsidiary
Penerimaan utang bank 50,784 25,000 Proceeds from bank loans
Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in
untuk aktivitas pendanaan (288,661) (72,994) financing activities
Kenaikan bersih kas Net increase in cash
dan setara kas 131,636 374,145 and cash equivalents
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents at
pada awal tahun 1,076,948 702,452 the beginning of the year
Efek perubahan nilai kurs pada Effect of exchange rate changes on
kas dan setara kas (1,736) 351 cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada akhir Cash and cash equivalents at the end
tahun (Catatan 5) 1,206,848 1,076,948 of the year (Note 5)
Lihat Catatan 38 untuk penyajian transaksi non-kas Grup. Refer to Note 38 for presentation of the Group’s
non-cash transactions.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/1 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2018 DAN 2017 AS AT 31 DECEM BER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2018 2017

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


Kas dan setara kas 4 927,896 1,206,848 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka yang dibatasi Restricted time deposits -
penggunaannya - bagian lancar 5 32 34 current portion
Aset keuangan tersedia Available-for-sale financial
untuk dijual - bagian lancar 6 89,147 247,007 assets - current portion
Piutang usaha 7 370,894 314,718 Trade receivables
Persediaan 9 112,005 85,466 Inventories
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian lancar 33a 72,295 74,140 current portion
Pajak yang bisa dipulihkan
kembali 33b 8,804 12,464 Recoverable taxes
Piutang lain-lain 6,036 6,729 Other receivables
Instrumen keuangan derivatif - Derivative financial instruments -
bagian lancar 18 - 3,300 current portion
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian lancar 8 12,488 28,034 current portion
Aset lancar lain-lain 697 422 Other current assets

Total aset lancar 1,600,294 1,979,162 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Deposito berjangka yang dibatasi
penggunaannya - Restricted time deposits -
bagian tidak lancar 5 15,637 8,106 non-current portion
Aset keuangan tersedia Available-for-sale financial
untuk dijual - bagian tidak lancar 6 14,897 6,837 assets - non-current portion
Investasi pada ventura bersama 11 576,888 45,810 Investments in joint ventures
Uang muka dan biaya dibayar Advances and prepayments -
dimuka - bagian tidak lancar 8 56,521 38,033 non-current portion
Pajak dibayar dimuka - Prepaid taxes -
bagian tidak lancar 33a 33,515 43,542 non-current portion
Properti pertambangan 12 2,296,723 2,355,258 Mining properties
Aset tetap 10 1,609,701 1,506,553 Fixed assets
Goodwill 13 793,610 793,610 Goodwill
Aset pajak tangguhan 33e 27,336 8,766 Deferred tax assets
Aset tidak lancar lain-lain 35,633 28,470 Other non-current assets

Total aset tidak lancar 5,460,461 4,834,985 Total non-current assets

TOTAL ASET 7,060,755 6,814,147 TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/2 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2018 DAN 2017 AS AT 31 DECEM BER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2018 2017

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES


Utang usaha 14 341,766 279,163 Trade payables
Utang dividen 27 83,773 111,832 Dividends payable
Beban yang masih harus dibayar 16 52,207 37,396 Accrued expenses
Liabilitas imbalan kerja jangka Short-term employee benefits
pendek 3,272 2,689 liabilities
Utang pajak 33c 82,948 56,713 Taxes payable
Utang royalti 15 8,516 31,269 Royalties payable
Bagian lancar atas pinjaman Current maturity of long-term
jangka panjang: borrowings:
- Utang sewa pembiayaan 19 37,404 35,571 Finance lease payables -
- Utang bank 20 182,671 201,160 Bank loans -
Instrumen keuangan derivatif - Derivative financial instruments -
jangka pendek 18 17,590 - current portion
Utang lain-lain 6,296 17,509 Other liabilities

Total liabilitas jangka pendek 816,443 773,302 Total current liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES


Pinjaman dari pihak ketiga 17 13,432 15,892 Loans from a third party
Pinjaman jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang akan Long-term borrowings, net of
jatuh tempo dalam satu tahun: current maturities:
- Utang sewa pembiayaan 19 125,289 49,594 Finance lease payables -
- Utang bank 20 1,072,527 1,090,830 Bank loans -
Instrumen keuangan derivatif - Derivative financial instruments -
jangka panjang 18 2,522 - non-current portion
Liabilitas pajak tangguhan 33e 539,503 612,253 Deferred tax liabilities
Post-employment benefits
Liabilitas imbalan pasca kerja 21 63,247 64,925 liabilities
Provisi rehabilitasi, reklamasi Provision for mine rehabilitation,
dan penutupan tambang 22 125,100 115,724 reclamation and closure

Total liabilitas jangka panjang 1,941,620 1,949,218 Total non-current liabilities

TOTAL LIABILITAS 2,758,063 2,722,520 TOTAL LIABILITIES

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 1/3 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF


KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2018 DAN 2017 AS AT 31 DECEM BER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali nilai nominal dan data saham) except for par value and share data)

Catatan/
Notes 2018 2017

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

EKUITAS EQUITY

Ekuitas yang diatribusikan Equity attributable to


kepada pemilik entitas induk owners of the parent entity
Modal saham - modal dasar Share capital - authorised
80.000.000.000 lembar; 80,000,000,000 shares;
ditempatkan dan disetor penuh issued and fully paid
31.985.962.000 lembar dengan 31,985,962,000 shares at
nilai nominal Rp100 per saham 23 342,940 342,940 par value of Rp100 per share
Tambahan modal disetor, neto 24 1,154,494 1,154,494 Additional paid-in capital, net
Difference in value from
Selisih transaksi dengan transactions with
pihak non-pengendali 25 532 4,072 non-controlling interests
Saldo laba 26 2,161,277 1,966,721 Retained earnings
(Kerugian)/penghasilan Other comprehensive
komprehensif lain 2h, 2i (8,844) 43 (loss)/income

Total ekuitas yang diatribusikan Total equity attributable to


kepada pemilik entitas induk 3,650,399 3,468,270 owners of the parent entity

Kepentingan non-pengendali 28 652,293 623,357 Non-controlling interests

TOTAL EKUITAS 4,302,692 4,091,627 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND


EKUITAS 7,060,755 6,814,147 EQUITY

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 2/1 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018 DAN 2017 31 DECEMBER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dasar dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/
Notes 2018 2017

Pendapatan usaha 29 3,619,751 3,258,333 Revenue

Beban pokok pendapatan 30 (2,409,544) (2,116,831) Cost of revenue

Laba bruto 1,210,207 1,141,502 Gross profit

Beban usaha 31 (193,998) (183,651) Operating expenses


Beban lain-lain, neto 32 (124,297) (6,026) Other expenses, net

Laba usaha 891,912 951,825 Operating income

Biaya keuangan (65,084) (52,994) Finance costs


Penghasilan keuangan 23,606 18,733 Finance income
Bagian atas (kerugian)/keuntungan Share in net (loss)/profit of
neto ventura bersama 11 (29,436) 11,967 joint ventures

(70,914) (22,294)

Laba sebelum pajak penghasilan 820,998 929,531 Profit before income tax

Beban pajak penghasilan 33d (343,457) (393,093) Income tax expense

Laba tahun berjalan 477,541 536,438 Profit for the year

Kerugian komprehensif Other comprehensive


lain tahun berjalan: loss for the year:
Pos-pos yang akan direklasifikasi Items that will be reclassified
ke laba rugi: to profit or loss:
Changes in fair value
Perubahan nilai wajar aset of available-for-sale
keuangan tersedia untuk dijual 6 (10,954) 978 financial assets
Exchange difference due to
Selisih kurs karena penjabaran financial statements
laporan keuangan (2,195) (1,937) translation
Bagian atas penghasilan/(kerugian) Share of other comprehensive
komprehensif lain dari entitas income/(loss) of
ventura bersama 11 13,687 (12,832) joint ventures
Perubahan atas nilai wajar Changes in value of cash flow
lindung nilai arus kas 18 (21,111) (1,096) hedges
Pajak penghasilan terkait pos-pos ini 33d 9,500 493 Income tax relating to these items

(11,073) (14,394)

Pos-pos yang tidak akan Items that will not be reclassified


direklasifikasi ke laba rugi: to profit or loss:
Remeasurement of
Pengukuran kembali liabilitas post-employment benefits
imbalan pasca kerja 3,371 (5,531) liabilities
Pajak penghasilan terkait pos ini 33d (1,228) 1,618 Income tax relating to this item

2,143 (3,913)

(8,930) (18,307)
Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income
tahun berjalan, setelah pajak 468,611 518,131 for the year, net of tax

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 2/2 Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS


KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018 DAN 2017 31 DECEMBER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, (Expressed in thousands of US Dollars,
kecuali laba bersih per saham dasar dan dilusian) except for basic and diluted earnings per share)

Catatan/
Notes 2018 2017

Laba tahun berjalan yang dapat Profit for the year


diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 417,720 483,297 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 28 59,821 53,141 Non-controlling interests

Laba tahun berjalan 477,541 536,438 Profit for the year

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive


tahun berjalan yang dapat income for the year
diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 410,850 465,293 Owners of the parent entity
Kepentingan non-pengendali 28 57,761 52,838 Non-controlling interests

Total penghasilan komprehensif Total comprehensive income


tahun berjalan, setelah pajak 468,611 518,131 for the year, net of tax

Laba bersih per saham Earnings per share


diatribusikan kepada attributable to owners
pemilik entitas induk 35 of the parent entity
- Dasar (nilai penuh) 0.01306 0.01511 Basic (full amount) -
- Dilusian (nilai penuh) 0.01215 0.01406 Diluted (full amount) -

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 3/1 Schedule

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL FOR THE YEARS ENDED
31 DESEMBER 2018 DAN 2017 31 DECEMBER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

Diatribusikan kepada pemilik entitasinduk/Attributable to owners of the parent entity


Penghasilan komprehensif lain/
Other comprehensive income
Cadangan
Bagian perubahan nilai
Cadangan penghasilan/ wajar aset
Selisih transaksi atas perubahan (kerugian) keuangan
dengan pihak nilai wajar komprehensif tersedia untuk
Tambahan non-pengendali/ lindung lain dari entitas dijual/
modal Difference nilai arus kas/ ventura bersama/ Reserve for
Modal disetor, neto/ in value from Saldo laba/Retained earnings Translasi mata Reserve for Share of other changes in fair Kepentingan
saham/ Additional transactions with Belum uang asing/ changes in fair comprehensive value of non-pengendali/ Total
Share paid-in non-controlling Dicadangkan/ dicadangkan/ Foreign currency value of cash income/(loss) available-for-sale Non-controlling ekuitas/
capital capital, net interests Appropriated Unappropriated translation flow hedges of joint ventures financial assets Total interests Total equity

Saldo pada Balance as at


1 Januari 2017 342,940 1,154,494 7,135 52,707 1,574,902 (17,434) 1,179 30,535 - 3,146,458 639,424 3,785,882 1 January 2017

Total penghasilan Total comprehensive


komprehensif income for the
tahun berjalan - - - - 479,530 (1,728) (534) (12,832) 857 465,293 52,838 518,131 year
Penerbitan saham Issuance of
entitas anak subsidiaries’
kepada shares to
kepentingan non-controlling
non-pengendali interest
(Catatan 28) - - - - - - - - - - 18,126 18,126 (Note 28)
Transaksi dengan
pihak Transactions with
non-pengendali non-controlling
(Catatan 25) - - (3,063) - - - - - - (3,063) - (3,063) interest (Note 25)
Pencadangan Appropriation of
saldo laba retained earnings
(Catatan 26) - - - 3,346 (3,346) - - - - - - - (Note 26)
Dividen Dividends
(Catatan 27 (Notes 27
dan 28) - - - - (140,418) - - - - (140,418) (87,031) (227,449) and 28)

Saldo pada Balance as at


31 Desember 31 December
2017 342,940 1,154,494 4,072 56,053 1,910,668 (19,162) 645 17,703 857 3,468,270 623,357 4,091,627 2017

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. integral part of these consolidated financial statements.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 3/2 Schedule

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL FOR THE YEARS ENDED
31 DESEMBER 2018 DAN 2017 31 DECEMBER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

Diatribusikan kepada pemilik entitasinduk/Attributable to owners of the parent entity


Penghasilan komprehensif lain/
Other comprehensive income
Cadangan
perubahan nilai
Cadangan Bagian wajar aset
Selisih transaksi atas perubahan penghasilan keuangan
dengan pihak nilai wajar komprehensif tersedia untuk
Tambahan non-pengendali/ lindung lain dari entitas dijual/
modal Difference nilai arus kas/ ventura bersama/ Reserve for
Modal disetor, neto/ in value from Saldo laba/Retained earnings Translasi mata Reserve for Share of other changes in fair Kepentingan
saham/ Additional transactions with Belum uang asing/ changes in fair comprehensive value of non-pengendali/ Total
Share paid-in non-controlling Dicadangkan/ dicadangkan/ Foreign currency value of cash income available-for-sale Non-controlling ekuitas/
capital capital, net interests Appropriated Unappropriated translation flow hedges of joint ventures financial assets Total interests Total equity

Saldo pada Balance as at


1 Januari 2018 342,940 1,154,494 4,072 56,053 1,910,668 (19,162) 645 17,703 857 3,468,270 623,357 4,091,627 1 January 2018

Total penghasilan Total comprehensive


komprehensif income for the
tahun berjalan - - - - 419,737 (2,308) (10,272) 13,882 (10,189) 410,850 57,761 468,611 year
Penerbitan saham Issuance of
entitas anak subsidiaries’
kepada shares to
kepentingan non-controlling
non-pengendali interest
(Catatan 28) - - - - - - - - - - 20,249 20,249 (Note 28)
Transaksi dengan
pihak Transactions with
non-pengendali non-controlling
(Catatan 25) - - (3,540) - - - - - - (3,540) - (3,540) interest (Note 25)
Pencadangan Appropriation of
saldo laba retained earnings
(Catatan 26) - - - 4,833 (4,833) - - - - - - - (Note 26)
Dividen Dividends
(Catatan 27 (Notes 27
dan 28) - - - - (225,181) - - - - (225,181) (49,074) (274,255) and 28)

Saldo pada Balance as at


31 Desember 31 December
2018 342,940 1,154,494 532 60,886 2,100,391 (21,470) (9,627) 31,585 (9,332) 3,650,399 652,293 4,302,692 2018

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. integral part of these consolidated financial statements.
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARIES

Lampiran 4 Schedule

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018 DAN 2017 31 DECEMBER 2018 AND 2017
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS) (Expressed in thousands of US Dollars)

2018 2017
Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating activities
Penerimaan dari pelanggan 3,564,084 3,271,603 Receipts from customers
Pembayaran kepada pemasok (1,667,439) (1,390,939) Payments to suppliers
Pembayaran kepada karyawan (191,770) (158,206) Payments to employees
Penerimaan penghasilan bunga 25,961 14,960 Receipts of finance income
Pembayaran royalti (372,362) (335,641) Payments of royalties
Pembayaran pajak penghasilan badan Payments of corporate income tax
dan pajak penghasilan final (407,365) (515,462) and final income tax
Penerimaan restitusi pajak penghasilan 14,552 11,363 Receipts of income tax refunds
Pembayaran biaya keuangan (59,841) (46,804) Payments of finance costs
Pembayaran pajak penjualan (7,484) (7,372) Payments of sales tax
Penerimaan lain-lain, neto 7,574 10,178 Other receipts, net
Arus kas bersih yang diperoleh dari Net cash flows provided
aktivitas operasi 905,910 853,680 from operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities
Pembelian aset keuangan tersedia Purchase of available-for-sale
untuk dijual (22,024) (309,354) financial assets
Penerimaan aset keuangan tersedia Proceeds from sales of available-for-sale
untuk dijual 155,413 56,095 financial assets
Pembelian aset tetap (342,792) (155,352) Purchase of fixed assets
Penerimaan hasil penjualan aset tetap 32,966 6,069 Proceeds from disposal of fixed assets
Pembayaran atas penambahan properti Payment for addition of mining
pertambangan (69,294) (30,841) properties
Arus kas keluar bersih dari Net cash outflow from investment
investasi pada ventura bersama (547,425) - in joint venture
Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in
untuk aktivitas investasi (793,156) (433,383) investing activities
Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities
Penerimaan utang bank 220,000 50,784 Proceeds from bank loans
Pembayaran utang bank (257,783) (128,825) Repayments of bank loans
Pembayaran beban transaksi yang Payments of bank loan-related
berhubungan dengan utang bank (5,839) - transaction costs
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
pemegang saham Perusahaan (250,130) (101,075) the Company’s shareholders
Pembayaran dividen kepada Payments of dividends to
kepentingan non-pengendali (52,184) (85,469) non-controlling interests
Pembayaran utang sewa pembiayaan (39,185) (33,481) Payments of finance lease payables
Transfer ke deposito berjangka yang
dibatasi penggunaannya (7,529) (5,022) Transfer to restricted time deposits
Pembayaran pinjaman dari pihak ketiga (2,460) - Repayments of loans from a third party
Penerimaan setoran modal dari Receipt of capital injection from
kepentingan non-pengendali 16,709 12,234 non-controlling interests
Penerimaan dari penjualan atas Proceeds from sale of investment
investasi pada entitas anak - 2,871 in a subsidary
Pembelian atas penambahan Purchase of non-controlling
kepentingan pada entitas anak - (678) interest in a subsidiary
Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in
untuk aktivitas pendanaan (378,401) (288,661) financing activities
(Penurunan)/kenaikan bersih kas Net (decrease)/increase in cash
dan setara kas (265,647) 131,636 and cash equivalents
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents at
pada awal tahun 1,206,848 1,076,948 the beginning of the year
Efek perubahan nilai kurs pada Effect of exchange rate changes on
kas dan setara kas (13,305) (1,736) cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada akhir Cash and cash equivalents at the end
tahun (Catatan 4) 927,896 1,206,848 of the year (Note 4)

Lihat Catatan 37 untuk penyajian informasi arus kas Grup. Refer to Note 37 for presentation of the Group’s
cash flow information.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian integral part of these consolidated financial statements.
secara keseluruhan.
BIODATA PENELITI

Nama : Nurul Shantikawati


Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 15 Agustus 1994
Alamat rumah : Jl. Cikampek V No.7 RT.05 RW.06 Antapani Bandung
Telepon/Hp : 087-722-191-390
E-mail : nurulshantikawati@gmail.com

Pendidikan Formal
2017 – sekarang : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, STIE STAN – Indonesia
Mandiri
2009 – 2012 : SMK Pasundan 3 Bandung Jurusan Akuntansi
2006 – 2009 : SMPN 45 Bandung
2000 – 2006 : SDN Griba 13/1
1999 – 2000 : TK Aisyiyah

Pengalaman Organisasi
 Ketua OSIS SMPN 45 Bandung tahun 2007-2008
 Anggota PMR SMPN 45 Bandung tahun 2006-2009
 Anggota OSIS SMK Pasundan 3 Bandung tahun 2010

Aktivitas dan Pelatihan


 Peserta Seminar Nasional “Financial Growth Opportunities For Millenials In
Investing In Capital Market To Support Digital Economy” di UPI tahun 2019
 Peserta Seminar Nasional “Stabilitas Sistem Keuangan Nasional pada
UMKM dan Koperasi” di IKOPIN tahun 2019
 Peserta Seminar “Ready For Financial Revolution” di POLBAN tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai