Anda di halaman 1dari 62

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PENGOLAHAN DATA BARANG MASUK DAN KELUAR


PADA CV. SURYA CITRA TIMOR KUPANG

PROPOSAL

OLEH :

SYALFA RAUFE

1710020024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2021

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Internal Pengolahan Data Barang
Masuk dan Keluar pada CV. Surya Citra Timor Kupang”.

Dalam menyelesaikan proposal ini, penulis telah banyak mendapat bantuan


serta dukungan, baik secara moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan
ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Ir. Frederikus L. Benu, M.Si.,Ph.D selaku Rektor Universitas


Nusa Cendana
2. Ibu Christien C. Foenay, ST.,SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Nusa Cendana
3. Ibu Linda Lomi Ga,SE,MSA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana
4. Ibu Sarinah J. M. Rafael, SE.,M.Acc,Ak,CA ,selaku Dosen Pembimbing I
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan
bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
5. Ibu Maria Muga, SE ,selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing, membantu dan memberikan motivasi selama penyelesaian
proposal
6. Bapak Dr. Anthon S.Y.Kerihi, SE.,M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah
membantu dan memberikan bimbingan untuk penyelesaian proposal ini
7. Segenap Dosen dan Pegawai di Lingkungan Program Studi Akuntansi
yang telah memberikan dukungan kepada peneliti selama penyusunan
proposal ini
8. Kedua Orang Tua tercinta, kakak tersayang Suharni Raufe, S.Ft.,Physio
dan 6 adik-adik tersayang yang selalu memberikan semangat, motivasi dan
dukungan dalam penyusunan proposal ini
9. Sahabat Tersayang Nana, Firda, Mila yang selalu memberikan solusi dan
motivasi dalam penyelesaian proposal ini

iii
10. Teman-teman Para PEJUANG SKRIPSI yang telah memberikan
dukungan dalam proposal
11. Segenap angkatan ABSOLUTE’17 yang telah bersama-sama saling
mendukung peneliti untuk menyelesaikan proposal ini
12. Direktur dan segenap karyawan CV. Surya Citra Timor yang telah
memberikan izin dan membantu menyelesaikan proposal ini

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih memiliki banyak kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat peneliti harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal ini.

Kupang, September 2021

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................8

2.1 Kajian Teoritis................................................................................................8


2.1.1 Teori Agensi............................................................................................8
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)..........................................................9
2.1.3 Pengendalian Internal..............................................................................12
2.1.4 Sistem Pengendalian Internal..................................................................16
2.1.5 Pengolahan Data .....................................................................................18
2.1.6 Pengendalian Internal atas Pengolahan Data ..........................................26
2.1.7 Pengendalian Internal Berbasis COSO....................................................31
2.2 Kajian Empirik...............................................................................................39
2.3 Kerangka Berpikir..........................................................................................43

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................44

3.1 Pendekatan Penelitian.....................................................................................44


3.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data..................................................................44
3.3 Fokus Penelitian.............................................................................................45
3.4 Informan Penelitian........................................................................................45
3.5 Instrumen Penelitian.......................................................................................46
3.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................47
3.7 Teknik Analisis Data......................................................................................48

v
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................viii

LAMPIRAN........................................................................................................x

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Pemasukkan dan Pengeluaran Barang ................................ 5

Tabel 2.1 Kajian Empirik.................................................................................38

Tabel 3.1 Informan Penelitian..........................................................................45

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data Manifest Barang Tanggal 3 Juli 2020 ................................6
Gambar 1.2 Data Manifest Barang Tanggal 11 Juli 2020...............................7
Gambar 1.3 Data Manifest Barang Tanggal 13 Juli 2020 ..............................7
Gambar 1.4 Data Manifest Barang Tanggal 13 Juli 2020 ..............................8
Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data...............................................................18
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir.......................................................................43

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan

tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi yaitu untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, memajukan serta

mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. Perusahaan harus

mampu meningkatkan persaingan dengan terus menerus memperbaiki

kegiatan operasional agar tetap dapat bertahan. Salah satu perbaikan yang

dapat dilakukan adalah pengendalian internal perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi dan keefektifan kegiatan operasional (Susmiandini,

dkk, 2016).

Pengendalian Internal adalah rencana, metode, prosedur, dan

kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang

memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan

terhadap undang-undang, kebijakan dan peraturan lain (Kumaat,2011:15).

Pada dasarnya setiap pelaku bisnis yang baik dari masa ke masa pasti

memiliki kesadaran akan pentingnya pengendalian internal agar dapat

sejalan dengan tujuan bisnis itu dan siap menghadapi peluang dan

tantangan di luar institusi maupun di waktu mendatang. Keberhasilan suatu

perusahaan terletak pada pengendalian sistem internalnya (Susmiandini,

dkk, 2016).

1
Pengendalian internal merupakan suatu proses karena melekat ke

dalam aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari aktivitas manajemen (Ikatan Akuntan Indonesia,2015:39).

Mulyadi (2016:129) berpendapat bahwa Sistem pengendalian internal

meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sistem pengendalian internal dapat menentukan perusahaan agar

tujuan dan sasarannya dapat berjalan sesuai dengan harapan seperti

mengurangi risiko dari keinginan untuk melakukan kecurangan dan

berbagai risiko dalam operasional perusahaan. Perusahaan perlu untuk

menerapkan sistem pengendalian internal, karena semakin kuatnya

pengendalian internal yang dilakukan oleh perusahaan maka akan

mengurangi potensi kesalahan dan kecurangan yang berpotensi terjadi, dan

sebaliknya (Setiana dan Putra, 2021).

Sejak akhir tahun 1992 Committee of Sponsoring Organizations of the

Treatway Commission (COSO) memperkenalkan kerangka pengendalian

(control framework) yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut : (1)

Lingkungan pengendalian (Control environment), (2) Penilaian Risiko

(Risk Assesment), (3) Prosedur pengendalian (Control procedure), (4)

Pemantauan (Monitoring), dan (5) Informasi dan komunikasi (Information

and communication) (Kumaat,2011:16).

2
Salah satu tujuan sebuah Sistem informasi akuntansi adalah membantu

manajemen dalam mengendalikan sebuah organisasi bisnis (Krismiaji,

2015:213).

Membantu manajemen dalam pengendalian organisasi bisnis adalah

salah satu tujuan utama sistem informasi akuntansi. Akuntan dapat

membantu mencapai hal ini dengan cara merancang sistem pengendalian

internal yang efektif dan dengan pengauditan atau kaji ulang sistem

pengendalian yang saat ini digunakan untuk menjamin bahwa sistem

tersebut beroperasi secara efektif (Krismiaji, 2015:215).

Pada dasarnya, sebuah sistem informasi akuntansi dirancang untuk

menghasilkan informasi yang membantu para pemakai melakukan

aktivitasnya. Sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer,

mengubah data transaksi ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh

komputer dan memrosesnya. Setelah diproses, data disimpan dalam bentuk

yang dibaca oleh mesin, dan kemudian dikonversi ke dalam bentuk yang

dapat dibaca oleh manusia. Kegiatan ini disebut dengan pengolahan data

(Krismiaji, 2015:89).

Siklus pengolahan data melibatkan empat aktivitas pokok yaitu

aktivitas input, aktivitas pengolahan data, aktivitas penyimpanan data, dan

aktivitas output informasi (Krismiaji, 2015:107). Aktivitas input data

merupakan aktivitas penting, oleh karena itu harus dilakukan dengan

seksama, karena jika input yang masuk ke proses salah maka output yang

dihasilkan juga salah. Untuk itu, sangat penting untuk dilakukan

pengendalian internal pada pengolahan data.

3
Perusahaan jasa pengiriman menurut Rapi dalam Widiantara dan

Sujana (2020) merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri pada

bidang layanan pengiriman, yang dalam hal ini adalah pengiriman barang.

Menurut Cargonesia dalam Widiantara dan Sujana (2020) Zaman sekarang

yang serba internet, rekan kerja yang paling sering menggunakan jasa

pengiriman barang adalah perusahaan yang memasarkan barang melalui

internet atau para pelaku bisnis online dan entitas tertentu yang tidak bisa

mengirim barangnya sendiri.

Dari banyaknya pengguna internet yang ada, perusahaan harus tetap

waspada terhadap keamanan informasi internal perusahaan. Di era revolusi

industri 4.0 ini tiap perusahaan dituntut untuk melakukan penyebaran

informasi secara cepat, tepat, dan akurat menggunakan teknologi internet.

Tidak menutup kemungkinan adanya orang-orang yang tidak bertanggung

jawab dapat mengakses informasi perusahaan tanpa izin yang dapat

merugikan perusahaan nantinya. Peran pengendalian internal bagi

perusahaan jasa pengiriman sangat penting dimana informasi mengenai

keamanan paket kiriman, pencapaian pengiriman, kepuasan konsumen,

data pendapatan, dll nantinya menjadi citra perusahaan dan pencapaian

tujuan perusahaan kedepannya (Rosita, 2019).

CV. Surya Citra Timor merupakan salah satu perusahaan ekspedisi.

CV. Surya Citra Timor adalah bagian dari ekspedisi RTD Group yang

merupakan perusahaan yang bergerak pada jasa ekspedisi, ekspor-impor

dan penangkapan ikan untuk ekspor serta melayani pengiriman barang laut

4
dan udara dari seluruh Indonesia terutama Surabaya, Kota Kupang dan

tujuan akhir adalah negara Timor Leste.

Perusahaan ini mulai aktif di awal tahun 2000 namun baru terdaftar

secara badan hukum sebagai CV pada tanggal 03 Februari 2009. Dengan

motto “Cepat, Aman dan Menguntungkan” ,CV. Surya Citra Timor sudah

memiliki lebih dari 5.000 costumer tetap di Timor Leste yang

mempercayakan pengiriman barangnya dari Indonesia ke Timor Leste dan

terus berinovasi serta menjaga kualitas jasanya agar selalu saling

menguntungkan antara costumer maupun perusahaan.

CV. Surya Citra Timor Cabang Kupang memiliki sistem pengendalian

internal yang mengikuti sistem yang dilakukan pada Kantor pusat

Surabaya.

Prosedur pemasukkan dan pengeluaran barang pada CV. Surya Citra

Timor Kupang saat ini adalah :

Tabel 1.1

Jadwal Pemasukkan dan Pengeluaran Barang

Hari Kamis
Barang Masuk Hari Jum’at
Hari Sabtu
Barang Loading/ Muat ke truk Hari Senin
Truk berangkat ke Timor Leste Hari Selasa
Barang Tiba di Timor Leste Har Rabu
Sumber : Admin Nota Kupang CV. Surya Citra Timor Kupang

Jadwal tersebut adalah jadwal yang sudah ditetapkan perusahaan untuk

dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan. Namun kenyataannya tidak

semua barang yang masuk terjadi pada hari kamis, jum’at atau sabtu. Sama

halnya dengan Barang yang dimuat ke truk, pada kenyataannya tidak

5
semua barang yang dimuat ke truk dilakukan pada hari senin, barang yang

dimuat ke truk bisa dilakukan pada hari senin, selasa, rabu, kamis, jum’at

dan sabtu. Hal ini terbukti dengan data manifest barang yang saya dapat

untuk periode bulan juli 2020.

Gambar 1.1

Data Barang pada Tanggal 3 Juli 2020

6
Gambar 1.2

Data Manifest Barang Tanggal 11 Juli 2020

Gambar 1.3

Manifest Data Barang Tanggal 13 Juli 2020

7
Gambar 1.4

Data Manifest Barang Tanggal 13 Juli 2020

Pada gambar data manifest barang bulan juli 2020, dapat dilihat bahwa tidak

semua barang yang dikirim pada bulan juli merupakan barang yang masuk pada

bulan juli, melainkan masih ada barang yang berasal dari bulan juni yang baru

dikirim pada bulan juli. Pada gambar 1.2 dilihat bahwa barang yang dimuat ke

truk dilakukan pada hari sabtu, padahal informasi yang saya dapat dari admin nota

kupang CV. Surya Citra Timor Kupang bahwa barang dimuat ke truk dilakukan

setiap hari senin. Pada gambar 1.3 terdapat kejanggalan, dimana pada tabel no.

Invoice tidak terisi nomor surat nya tetapi ditulis nota menyusul, hal ini

memungkinkan terjadinya ada yang tidak terlaksana prosedurnya.

8
Data tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal terhadap

pengolahan data barang masuk dan keluar pada CV. Surya Citra Timor Kupang

belum efektif dan operasionalnya belum mengikuti prosedur yang telah ditetapkan

oleh perusahaan, hal ini tentu akan menyebabkan kesalahan-kesalahan serta resiko

yang bisa terjadi pada perusahaan.

Peneliti memfokuskan penelitian pada sistem pengendalian internal

pengelolaan data barang masuk dan keluar pada gudang CV. Surya Citra Timor-

Kupang sebagai salah satu bagian dari sistem inventori dan pengelolaan

persediaan. Pada gudang CV. Surya Citra Timor terdapat sistem penerimaan

barang masuk dan sistem pengeluaran barang masuk. Sistem ini juga menjadi

sistem yang umum terjadi pada seluruh gudang dimanapun (Susmaindini, dkk,

2016). Hingga saat ini permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan yaitu

keterlambatan pengiriman. Penyebabnya yaitu terdapat kekeliruan dalam proses

pengolahan data dimana nama pengirim atau penerima memiliki nama yang sama

namun berbeda orangnya. Penyebab lainnya yaitu karena dari pihak pengirim

memberikan data yang salah mengenai jenis barangnya sehingga hal ini akan

menyebabkan barangnya akan ditahan dan menyebabkan keterlambatan

pengiriman barang.

Atas dasar hal-hal yang disebutkan di atas maka peneliti ingin menganalisis

sistem pengendalian internal pada pengelolaan data barang masuk dan keluar pada

CV. Surya Citra Timor dengan menggunakan analisis berbasis COSO. Oleh sebab

itu, judul penelitian ini adalah “Analisis Sistem Pengendalian Internal

Pengelolaan Data Barang Masuk dan Keluar Berbasis COSO Pada CV.

Surya Citra Timor Kupang.”

9
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pengendalian

internal pengolahan data barang masuk dan keluar pada CV. Surya Citra

Timor-Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem

pengendalian internal pengolahan data barang masuk dan keluar berbasis

COSO pada CV. Surya Citra Timor-Kupang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Memberikan kontribusi dalam pengembangan teori akuntansi

khususnya dalam Sistem Informasi Akuntansi.

2. Bagi Objek Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan

pertimbangan pemikiran dan informasi kepada pihak perusahaan

dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan Sistem Informasi

Akuntansi perusahaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai

sistem pengendalian internal.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Teori Agensi

Teori agensi merupakan implementasi dalam organisasi modern.

Teori agensi menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang

saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga

profesional yang disebut agen yang lebih mengerti dalam menjalankan

bisnis sehari-hari. Tujuan dari dipisahkannya pengelolaan dari

kepemilikan perusahaan yaitu agar pemilik perusahaan memperoleh

keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seefisien

mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga-tenaga

profesional. Para tenaga profesional bertugas untuk kepentingan

perusahaan dan memiliki keleluasaan dalam menjalankan manajemen

perusahaan.

Sehingga dalam hal ini, para profesional tersebutberperan sebagai

agen dari pemegang saham. Semakin besar perusahaan yang dikelola

memperoleh laba, semakin besar pula manfaat yang didapatkan agen.

Sementara pemilik perusahan (pemegang saham) hanya bertugas

mengawasi dan memonitor jalannya perusahaan yang dikelola oleh

manajemen serta mengembangkan sistem intensif bagi pengelola

8
manajemen untuk memastikan bahwa mereka bekerja demi kepentingan

perusahaan (Tandiotong, 2016).

Teori agensi merupakan cabang teori permainan yang mempelajari

rancangan kontrak untuk memotivasi agen rasional untuk bertindak atas

nama prinsipal saat kepentingan agen tersebut bertentangan dengan

milik prinsipal (Scott, 2003).

Dikaitkan dengan peningkatan kinerja perusahaan, teori agensi ini

sangat erat dalam mempengaruhi semua kegiatan dalam perusahaan

khususnya dalam perbankan. Ketika terdapat informasi asimetris,

manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada

investor guna memaksimisasi nilai saham perusahaan.

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Romney dan Steinbart (2015:11) menyatakan bahwa sistem

informasi akuntansi adalah sistem yang digunakan untuk

mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses akuntansi

dan data lain untuk mengahsilkan informasi bagi pembuat keputusan.

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang

memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang

bermanfaat utnuk merencanakan, mengendalikan, dan

megoperasikan bisnis (Krismiaji, 2015:4).

Dapat disimpulkan bahwa sistem ifnormasi akuntansi adalah

sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatata,

9
menyimpan dan memproses data dan tarnsaksi untuk menghasilkan

informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan

mengoperasikan bisnis.

2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi yang didesain dengan baik, dapat

menambah nilai untuk organisasi dengan :

1) Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya

2) Meningkatkan efisiensi

3) Berbagi pengetahuan

4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokannya

5) Meningkatkan struktur pengambilan keputusan

Sistem informasi akuntansi dapat membantu meningkatkan

pengambilan keputusan dalam beberapa cara :

1) Dapat mengidentifikasi situasi yang membutuhkan tindakan

manajemen.

2) Dapat mengurangi ketidakpastian dan memberikan dasar untuk

memilih diantara alternatif tindakan.

3) Dapat menyimpan informasi mengenai hasil keputusan

sebelumnya yang memberikan umpan balik bernilai yang dapat

digunakan untuk meningkatkan keputusan di masa yang akan

datang.

4) Dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu.

10
5) Dapat menganalisis data penjualan untuk menemukan barang-

barang yang dibeli bersama-sama, dan dapat menggunakan

informasi tersebut untuk memperbaiki tata letak barang

dagangan atau mendorong penjualan tambahan barang-barang

terkait (Romney dan Steinbart,2017:13).

3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

1) Dapat memperbaiki produk atau jasa dengan meningkatkan

kualitas, mengurangi biaya, atau menambah atribut yang

diinginkan konsumen.

2) Dapat meningkatkan efisiensi

3) Dapat memberikan informasi yang tepat waktu dan dapat

dipercaya untuk memperbaiki pembuatan keputusan

4) Dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan

5) Dapat memperbaiki komunikasi

6) Dapat memperbaiki penggunaan pengetahuan (Krismiaji,

2015:13)

2.1.3 Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalain internal adalah suatu keadaan dimana terdapat

sistem akuntansi yang memadai, sheingga menjadikan akuntan

11
perusahaan dapat menyediakan informasi keunagna bagi setiap

tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham kreditur

dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain, yang

dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi (Kumaat, 2010:15).

Menurut Krismiaji (2015:216) Pengendalian internal adalah

rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga dan

melindungi aset, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat

dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya

kebijakan manajemen.

Pengendalian internal adalah proses yang diterapkan untuk

menghasilkan tingkat keyakinan yang memadai agar tujuan

pengendalian berikut dapat terpenuhi :

1) Perlindungan aset : mencegah atau mendeteksi perolehan,

penggunaan atau perpindahan aset secara tidak sah.

2) Menjaga catatan secara terinci agar dapat melaporkan aset-aset

perusahaan secara akurat dan wajar.

3) Memberikan infromasi yang akurat dan andal.

4) Meyusun laporan keuangan sesuai dengan kriteria (standar) yang

diharuskan.

5) Mendukung dan meningkatkan efisiensi operasi.

6) Mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen yang telah

ditetapkan.

12
7) Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2015:38)

Pengendalian internal bagi suatu perusahaan (terutama yang

sudah go public ) adalah merupakan suatu keharusan bersama

dengan kewajiban audit laporan keuangan, direksi wajib

memberikan pernyataan tentang kecukupan sistem pengendalian

perusahaan yang dikelolanya serta model (framework) mana yang

diadopsi (atau seluruhnya didesain sendiri), dan wajib diaudit oleh

auditor eksternal, pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi

penting, pengendalian untuk pencegahan (preventive control),

pengendalian untuk pemeriksaan (detective control), dan

pengendalian korektif (corrective control).

2. Tujuan Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut Gelinas dan Dull dalam

Permana,dkk (2020) bertujuan untuk mencapai atau tercapainya

efektivitas dan efisiensi dalam proses operasi dan proses informasi.

Sedangkan penjelasan lainnya menurut Mulyadi (2015:127)

menurut tujuannya, sistem pengendalian internal tersebut dapat

dibagi menjadi dua macam: pengendalian internal akuntansi

(internal acounting control) dan pengendalian internal administratif

(internal administrative control).

13
Pengendalian internal akuntansi, yang merupakan bagian dari

sistem pengendalian internal, meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

aset organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi. Pengendalian internal administratif meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan

terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan

manajemen.

Pengendalian internal menjalankan tiga fungsi dasar yaitu : (1)

Pengendalian preventive (preventive controls) yaitu pengendalian ini

bertujuan untuk mencegah agar masalah tidak terjadi, (2)

Pengendalian deteksi (detective controls) yaitu pengendalian ini

bertujuan untuk menemukan masalah yang timbul ketika masalah ini

belum dapat dicegah untuk tidak terjadi, (3) pengendalian koreksi

(corrective controls) yaitu pengendalian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah maupun memperbaiki

keadaan ketika masalah telah terjadi (Ikatan Akuntan

Indonesia,2015:5).

Pengendalian internal menurut Kumaat dalam Yusnaldi (2020)

berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan

(fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud

maupun tidak berwujud.

2.1.4 Sistem Pengendalian Internal (SPI)

14
1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut America Institute of Certified Public Accountant

(AICPA) dalam Permana, dkk (2020) sistem pengendalian internal

meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan

yang terkoordinir yang dianut dalam perusahaan untuk menjaga

harta, kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data usaha

dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah

ditetapkan.

Hery mengungkapkan Sistem Pengendalian Internal terdiri atas

kebijakan dan prosedur yang dirancang utnuk memberikan kepastian

yang layak bagi manajemen, bahwa perusahaan telah mencapai

tujuan dan sasarannya (Farida,2020).

Manoppo dalam Farida (2020) menyatakan dalam penelitiannya

dia menegaskan bahwa Sistem Pengendalian Internal bukanlah

sistem yang dimaksud untuk menghindari semua kemungkinan

terjadinya kesalahan ataupun penyelewengan yang terjadi. Hal

tersebut didukung oleh Soemarso dalam Farida (2020) yang

menyatakan bahwa tujuan sistem pengendalian intern menurut

definisi tersebut adalah untuk melindungi harta perusahaan,

melakukan pengecekan mengenai ketelitian dan keandalan informasi

akuntansi, dapat mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi,

metode dan ukruan-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset

15
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen (Mulyadi, 2016:129).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapar

disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah sistem yang

telah terstruktur yang berguna untuk menjaga keandalan laporan

keuangan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi, serta menjaga

jalannya operasional agar sesuai dengan peraturan yang berlaku

sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal (SPI)

Menurut Oktaria dan Wiranta dalam Farida (2020) Tujuan

Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah membantu perusahaan

dalam membuat sistem pengendalian internal untuk menjaga

kekayaan organisasi, menjaga keakuratan laporan keuangan

perusahaan, menjaga kelancaran operasi perusahaan, menjaga

kedisiplinan dipatuhinya kebijakan manajemen, dan agar semua

lapisan yang ada di perusahaan tunduk pada hukum dan aturan yang

sudah ditetapkan di perusahaan.

Sistem Pengendalian Internal dapat menentukan perusahaan agar

tujuan dan sasaranya dapat berjalan sesuai dengan harapan seperti

mengurangi risiko dari keinginan untuk melakukan kecurangan,

menjaga aktiva perusahaan terhadap kehilangan secara fisik.

Menjaga aktiva perusahaan terhadap kehilangan secara fisik penting

16
dilakukan oleh perusahaan dengan menerapkan Sistem Pengendalian

Internal, Karena semakin kuatnya pengendalian internal yang

dilakukan oleh perusahaan maka akan mengurangi potensi kesalahan

dan kecurangan yang berpotensi terjadi, dan sebaliknya (Setiana dan

Putra, 2021).

2.1.5 Pengolahan Data

Data menurut Sutarman dalam Kaharu (2016) adalah fakta dari

suatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, dimana pernyataan itu

adalah hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka,

huruf, simbol khsusus, atau gabungan darinya.

Salah satu fungsi dari sistem informasi dalam hal ini sistem

informasi akuntansi adalah memproses transaksi-transaksi yang ada

dalam perusahaan secara efektif dan efisien (Ikatan Akuntan Indonesia,

2015:20). Dalam sistem manual (tidak berbasis komputer), data

dimasukkan ke dalam jurnal dan buku besar yang disimpan dalam

bentuk buku. Dalam sistem berbasis komputer, data dimasukkan ke

dalam komputer dan disimpan dalam bentuk file dan database. Operasi

yang dilakukan pada saat untuk menghasilkan informasi yang penting

dan relevan yang disebut secara kolektif sebagai sikus pengolahan data

(data pocessing cycle) (Romney dan Steinbart, 2017:30).

Gambar 2.1 berikut ini menunjukkan bahwa siklus pengolahan data

melibatkan empat kegiatan, yaitu memasukkan data (input data),

17
memproses data (data processing), menyimpan data (data storage), dan

menghasilkan informasi (information output).

18
Gambar 2.1
Siklus Pengolahan Data

Penyimpanan
Data

Pengolahan Output
Input Data
Data Informasi
Sumber : Krismiaji, 2015:89
1. Perekaman Data (Input Data)

Tahap perekaman data merupakan tahap pertama dari siklus

pengolahan data dimana data direkam dan dimasukkan ke dalam

sistem. Perekaman data biasanya dipicu oleh kegiatan bisnis. Data

yang direkam terkait dengan kegiatan bisnis harus mencakup :

1) Aktivitas yang terjadi.

2) Sumber daya yang terdampak oleh setiap aktivitas.

3) Pihak-pihak (orang/sumber daya manusia) yang terlibat dalam

setiap proses (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015:20).

Untuk memudahkan pemrosesan selanjutnya, input data perlu

dipersiapkan sebagai berikut (Krismiaji, 2015:90) :

1) Klasifikasi dengan memberi kode kepada data berdasarkan

sistem yang ada.

2) Verifikasi untuk menjamin akurasi data.

3) Pengiriman data dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

19
Secara historis, sebagian besar bisnis menggunakan dokumen

sumber (source documents) kertas untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas bisnis mereka (Romney and Steinbart, 2017:30).

Data juga dapat di-input-kan dengan menggunakan turnaround

document (Krismiaji, 2015:90). Dokumen turnaround adalah output

perusahaan untuk pihak eksternal yangs ering kali menambahkan

data ke dokumen, dan kemusian mengembalikam ke perusahaan

sebagai dokumen input (Romney dan Steinbart, 2017:31).

Alat lain yang juga digunakan untuk menangkap data transaksi

adalah source data automation (Krismaji, 2015:90). Alat otomatisasi

data sumber (source data automation) merupakan pengumpulan data

transaksi dalam bentuk yang dapat dibaca mesin pada waktu dan

tempat asalnya (Romney dan Steinbart, 2017:31)

Langkah kedua dalam perekaman data adalah memastikan

bahwa data yang direkam adalah data yang direkam adalah data

yang akurat dan lengkap, salah satu yang dapat digunakan untuk

memastikan keakuratan maupun kelengkapan data adalah

penggunaan pengendalian pada layar pemasukan data maupun

menggunakan dokumen prenumbered (Ikatan Akuntan Indonesia,

2015:21). Menurut Romney dan Steinbart (2017:32) pengguna

dapat meningkatkan pengendalian dengan menggunakan dokumen

sumber yang sudah diberi nomor atau dengan memiliki sistem yang

secara otomatis mengurutkan nomor untuk setiap transaksi baru.

20
Langkah ketiga dalam perekaman data adalah memastikan

bahwa kebijakan-kebijakan perusahaan diikuti seperti proses

persetujuan transaksi, prosedur pemeriksaan jumlah persedian

sebelum menerima pesanan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015:21).

2. Penyimpanan Data

Data perusahaan adalah salah satu sumber data yang paling

penting (Romney dan Steinbart, 2017:32). Namun, ketersediaan data

bukan merupakan hal yang cukup untuk dapat membuat perusahaan

mampu menggunakan data-data tersebut untuk meningkatkan

keunggulan bersaingnya (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015:21).

Relevansi data tidak menjamin bahwa data tersebut berguna .

Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, organisasi harus siap

dan bisa mengakses data tersebut dengan mudah (Romney dan

Steinbart, 2017:32).

Data yang dimiliki oleh perusahaan harus diorganisasi agar data

tersebut dapat diakses secara mudah dan efisien (Krismiaji,

2015:91). Dalam sistem informasi akuntansi, data dikelompokkan

dengan tujuan dapat memudahkan dalam proses temu kembali dan

digunakan untuk pengambilan keputusan. Data dapat disimpan

dalam bentuk ledger maupun subsidiary ledger. Menurut Ikatan

Akuntan Indonesia dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

dan Pengendalian Internal (2015:21) mengemukakan bahwa data-

data dalam ledger diatur secara logis dalam pengelompokkan data

(coding) dengan cara-cara yang sistematis, yaitu:

21
1) Sequense Code adalah data-data yang diberi kode nomor secara

berurutan.

2) Block Code adalah data-data diberi nomor-nomor dengan jarak

urutan tertetu berdasarkan jenis datanya.

3) Group Data adalah data-data yang diberi kode dengan

menggunakan grup dan subgrupnya.

4) Mnemonic Code adalah data-data yang diber kode dengan

menggunakan huruf dan angka.

Menurut Krismiaji (2015:91) konsep dasar penyimpanan data,

yaitu:

1) Entity, adalah sesuatu yang dipakai untuk menyimpan informasi.

2) Atributes, adalah elemen data yang merupakan bagain dari entity.

3) Characters, adalah huruf dan angka.

4) Data Value, adalah kombinasi karakter (huruf dan angka) yang

memiliki makna.

Penyimpanan data dalam sistem informasi berbasis komputer

disusun atau dikelompokkan beberapa istilah yaitu entity, attributes,

field, record, data value, dan file (Ikatan Akuntan Indonesia,

2015:21).

Entitas (entity) adalah sesuatu mengenai yang disimpan

informasinya, seperti karyawan, barang persediaan, dan pelanggan.

Setiap entitas memiliki attributes, atau karakteristik khusus yang

disimpan, seperti ingkat pembayaran dan alamat.

22
Field aitu kumpulan elemen data terkecil yang disimpan dalam

sebuah spasi (ruang) fisik (Krismiaji, 2015:91).

Record adalah sejumlah field yang dikelompokkan dan

membentuk sebuah satuan data, yang sekaligus menguraikan atribut

khusus dari sebuah entity (Krismiaji, 2015:92)

File adalah sekumpulan record ynag sejenis. Database adalah

kumpulan file yang membentuk satuan data yang besar. Dengna

dikumpulkannya data perusahaan ke dalam database, maka

koordinasi data menjadi lebih mudah sehingga proses pembaruan

(updating) dan akses data menjadi lebih lancar (Krismiaji, 2015:92).

3. Pemrosesan Data

Setelah data direkam kedalam sistem, maka perusahaan harus

melakukan pemrosesan data agar database tetap mutakhir. Proses

tersebut adalah creating, reading, updating, dan deleting (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2015:22).

1) Creating adalah proses pembuatan record baru , seperti

merekam data karyawan baru.

2) Reading adalah proses mengambil atau membaca data sebelum

disimpan.

3) Updating adalah proses pemutakhiran data sesuai dengan

kegiatan aktivitas bisnis, contohnya mengubah nilai account

receivable sesuai dengan pembayaran dilakukan oleh pelanggan.

23
4) Deleting adalah menghapus data sesuai dengan kebijakan

penghapusan data yang ditetapkan oleh perusahaan.

Pembaruan yang dilakukan secara periodik, misalnya harian,

disebut dengan pemrosesan batch (batch processing). Walaupun

pemrosesan batch lebih murah dna lebih efisien, data menjadi

terbaru dan akurat hanya beberapa waktu setelah pemrosesan

(Romney dan Steinbart, 2017:38).

Metode pemrosesan data juga dilakukan dengan pemrosesan

seketika (On-line processing). Menurut Krismiaji (2015:105) dengan

cara ini, komputer menangkap data secara elektronik dan

menyimpannya sehingga data tersebut dapat diproses lebih lanjut.

Metode ini dapat dirinci menjadi dua metode, yaitu (1) on-line real-

time processing, dan (2) on-line batch processing (Krismiaji,

2015:105).

Menurut Romney dan Steinbart (2017:38) sebagian besar

perusahaan memperbarui data pada saat terjadinya transaksi, ini

disebut sebagai pemrosesan online, real-time, karena pemrosesan ini

menjadikan infromasi tyang disimpan selalu baru, ynag kemudian

akan meningkatkan pengambilan keputusan yang berguna. Sistem ini

juga lebih akurat karena kesalahan input data dapat diperbaiki pada

saat itu juga. Ini juga memberikan keunggulan kompetitif yang

signifikan.

4. Ouput Informasi

24
Tahap selanjutnya dan terakhir dari siklus pengolahan data

adalah penyajian informasi yang dapat berupa dokumen,laporan

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2015:22) , maupun query (respon

pertanyaan) (Romney dan Steinbart, 2017:39).

Menurut Romney dan Steinbart (2017:39) Dokumen adalah

catatan transaksi atau data perusahaan lainnya. Dokumen yang berisi

transaksi atau data perusahaan lain, mislanya cek dan faktur

penjualan yang dikirimkan ke perusahaan lain. Jenis lain yang

seperti laporan penerimaan barang, dan permintaan pembelian

digunakan secara internal. Dokumen yang dihasilkan pada akhir

kegiatan pengolahan transaksi disebut dokumen operasional

(Krismiaji, 2015:107). Dokumen dapat dicetak, atau dapat disimpan

sebagai gambar elektronik di komputer (Romney dan Streinbart,

2017:39).

Menurut Krismiaji (2015:107) Laporan yang dibuat untuk

keperluan internal dan ekstrenal. Laporan ini biasanya digunakan

oleh karyawan perusahaan untuk mnegawasi kegiatan operasional

dan digunakan oleh manajer untuk membuat keputusan serta

merancang strategi untuk perusahaan. Pengguna eksternal perlu

laporan untuk mengevaluasi profitabilitas perusahaan, seperti

kelayakan kredit, atau mematuhi peraturan yang disyaratkan

(Romney dan Steinbart, 2017:39).

Query merupakan informasi yang diberikan oleh sistem karena

sistem merespon pemrintaan data secara spesifik baik bentuk, isi,

25
maupun waktu dihasilkannya infomasi tersebut (Krismiaji,

2015:107). Database query digunakan untuk memeberikan informasi

yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan pertanyaan-

pertanyaan yang membutuhkan tindakan atau jawaban cepat.

Pertanyaan yang berulang sering kali dikembangkan oleh spesialis

sistem informasi. Pertanyaaan satu kali sering dikembangkan oleh

pengguna (Romney dan Steinbart, 2017:41).

Tujuan dihasilkannya informasi pada dasarnya ada dua, yaitu

(1) tujuan keluar (eksternal), dan (2) tujuan ke dalam (internal).

Informasi untuk pemakai eksternal seperti laporan keuangan

dihasilkan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengelolaan

perusahaan. Infromasi untuk pemakai internal, ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan informasi oleh manajemen, guna membantu

melaksanakan tugas-tugas manajerial, seperti perencanaan kegiatan

(planning), pengarahan dan motivasi karyawan (directing dan

motivating), pengendalian (controlling), dan pembuatan keputusan

(decision making) (Krsimiaji, 2015:107).

2.1.6 Pengendalian Internal atas Pengolahan Data

Berikut adalah bebrapa pengendalian atas pengeolahan data menurut

Romney dan Steinbart (2017:347) :

1. Pengendalian Input

1) Bentuk Desain. Dokumen sumber dan bentuk lainnya harus

didesain untuk meminimalkan kemungkinan kesalahan dan

kelalaian.

26
a. Seluruh dokumen sumber harus dinomori sebelumnya

secara berurutan.

b. Seluruh dokumen turnaround disiapkan dalam bentuk yang

dapat terbaca oleh mesin untuk memudahkan pemrosesan

selanjutnya sebagai catatan input.

2) Pembatalan dan Penyimpanan Dokumen Sumber. Dokumen-

dokumen sumber yang telah dimasukkan ke dalam sistem harus

dibatalkan sehingga mereka tidak dapat dengan sengaja atau

secara tidak jujur dimasukkan ulang ke dalam sistem. Dokumen

kertas harus ditandai. Dokumen elektronik dengan cara yang

sama dapat dibatalkan dengan mengatur sebuah filed tanda

untuk mengindikasikan bahwa dokumen tersebut telah diproses.

3) Pegendalian Entri Data.

a. Pengecekan field menentukan apakah karakter pada sebuah

field adalah dari jenis yang tepat.

b. Pengecekan data menentukan apakah data pada sebuah field

memiliki tanda aritmatika yang sesuai.

c. Pengecekan batas menguji sejumlah numerik terhadap nilai

tetap.

d. Pengecekan jangkauan menguji apakah sejumlah numerik

berada pada batas terendah dan tertinggi yang telah

ditentukan sebelumnya.

e. Pengecekan ukuran memastikan bahwa data input akan

sesuai pada dalam field yang ditentukan.

27
f. Pengecekan (atau pengujian) kelengkapan memverifikasi

bahwa seluruh item-item data yang diperlukan telah

dimasukkan.

g. Pengecekan validitas membandingkan kode ID atau nomor

rekening dalam data transaksi dengan data serupa di dalam

file induk untuk memverifikasi bahwa rekening tersebut

ada.

h. Tes kewajaran menentukan kebenaran dari hubungan logis

antara dua item-item data.

i. Nomor ID resmi (seperti nomor pegawai) dapat berisi cek

digit yang dihitung dari digit lain. Perangkat entri data

kemudian dapat diprogram nutuk menjalankan ulang

verifikasi cek digit yang melibatkan penghitungan ulang cek

digit untuk mengidentifikasi kesalahan entri data.

2. Pengendalian Tambahan Entri Data Pemrosesan Batch

1) Pemrosesan batch bekerja lebih efisien jika transaksi-

transaksi disortir, sehingga rekening-rekening yang terkena

dampak berada dalam urutan yang sama dengan catatan di

dalam file induk. Sebuah pengecekan berurutan menguji

apakah batch atas input data berada di dakam urutan numerik

atau alfabetis yang tepat.

2) Sebuah log kesalahan yang mengidentifikasi kesalahan input

data (tanggal, penyebab, masalah) memudahkan pemeriksaan

28
tepat waktu dan pengumpulan ulang atas transaksi yang tidak

dapat diproses.

3) Total batch merangkum nilai-nilai numerok bagi sebuah

batch atas catatan input.

a. Total finansial menjumlahkan sebuah field yang berisi nilai-

nilai moneter.

b. Total hash menjumlahkan sebuah field numerik non-finansial.

c. Total catatan adalah banyaknya catatan dalam sebuah batch.

3. Pengendalian Tambahan Entri Data Online

a. Prompting, dimana sistem meminta tiap-tiap item data

input dan menunggu respons yang diterima, memastikan

bahwa seluruh dtaa yang diperlukan telah dimasukkan

(dengan kata lain, prompting adalah sebuah pengecekan

kelengkapan secara online).

b. Verifikasi closed-loop (closed-loop verification)

mengecek ketepatan dari data input dengan

menggunakannya untuk mengambil dan menampilkan

informasi terkait lainnya.

c. Sebuah log transaksi menyertkana sebuah catatan

mendetail dari seluruh transaksi, termasuk

pengidentifikasian transaksi khusus, tanggal dan waktu

entri, serta siapa yang memasukkan transaksi. Jika sebuah

file online dirusak, log transaksi dapat digunakan untuk

29
memulihkan file. Jika sebuah kegalaln fungsi (malfungsi)

untuk sementara menutup sistem, maka log transaksi

untuk mematsikan bahwa transaksi tidak hilang atau

dimasukkan dua kali.

4. Pengendalian Pemrosesan

a. Pencocokan data. Dalam kasus-kasus tertentu, dua atau

lebih item dari data harus dicocokkan sebelum sebuah

tindakan dilakukan.

b. Label file. Label file perlu dicek untuk memastikan bahwa

file yang benar dan terkini sedang diperbarui. Baik label

eksternal yang dapat dibaca oleh manusia maupun label

internal yang tertulis di dalam bentuk yang dapat terbaca

mesin dalam media pencatatan data harus digunakan.

c. Perhitungan ulang total batch

d. Pengujian saldo cross-footing dan saldio nol. Biasanya

total dapat dihitung dengan berbagai cara.

e. Mekanisme write-protection. Mekanisme ini melindungi

terhadap menimpa atau menghapus file data yang

disimpan dalam media magnetik.

f. Pengendalian pembaruan secara bersamaan. Kesalahan

dapat terjadi ketika dua pengguna atau lebih berupaya

untuk memperbarui catatan yang sama secara bersamaan.

5. Pengendalian Output

a. Pemeriksaan pengguna terhadap output

30
b. Prosedur rekonsiliasi

c. Rekonsiliasi data eksternal

d. Pengendalian transmisi data

2.1.7 Pengendalian Internal Berbasis COSO

Menurut Mulyadi (2016:220) COSO adalah sebuah organisasi

swasta yang beranggotakan the America Accounting Association (AAA),

AICPA, the Institute Auditor (IIA), the Institute of Management

Accountants (IMA), dan the Financial Executives Institute (FEI).

Organisasi ini pada tahun 1992 mengeluarkan hasil sebuah studi untuk

menghasilkan definisi pengendnlian internal dan petunjuk untuk

melakukan penelitian sebuah sistem pengendalian internal, yang dikenal

dengan model penegndalian internal (Internal Control Model).

Sembilan tahun setelah COSO mengeluarkan model pengendalian

internal, COSO memulai menginvestigasi bagaiamna mengidentifikasi,

menghitug, dan mengelola risiko secara efektif sehingga organisasi

dapat memperbaiki proses manajemen risiko. Kerangka pengendalian

intern COSO terdiri dari 8 komponen pengendalian, yaitu :

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses,

dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan

pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan

pengendalian terdiri dari:

1) Struktur organisasi.

31
Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian

otoritas dan tanggung jawab dalam perusahaan dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini harus

disajikan secara eksplisit dalam bentuk grafis agar jelas siapa

bertanggung jawab atas apa.

2) Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

Penting bagi manajemen untuk menciptakan budaya

organisasi yang menekankan pada integritas dan nilai-nilai etika.

Perilaku etis dan tidak etis ini akan menciptakan suasana suasana

yang dapat mempengaruhi validitas proses pelaporan keuangan.

3) Komitmen terhadap kompetensi

Perusahaan harus merekrut karyawan yang yang kompeten

dan dapat dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif

dalam menghadapi kondisi yang dinamis saat ini. Oleh karena

itu, penting bagi bagian personalia untuk mengisi lowongan kerja

dengan personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dikerjakan.

4) Peraturan dan kode etik karyawan

Manajemen harus mempunyai peraturan dan kode etik

secara tertulis agar karyawan mengetahui aktivitas yang boleh

dan aktivitas tidak boleh dilakukan.

5) Metode penetapan tanggung jawab dan wewenang

Otoritas adalah hak yang dimiliki karena posisi formal

seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan. Tanggung

32
jawab adalah kewajiban seseorang untuk menjalankan tugas

tertentu dan untuk diminta pertanggungjawabannya atas hasil

yang dicapai. Penetapan otoritas dan tanggung jawab ini nampak

dalam deskripsi pekerjaan (jobdesk). Oleh karena itu, penting

bagi sebuah organisasi untuk memiliki deskripsi pekerjaan yang

jelas.

6) Kebijakan dan praktik untuk mengelola sumber daya manusia.

Kegiatan Sumber daya manusia meliputi perekrutan

karyawan baru, orientasi karyawan baru, pelatihan karyawan,

motivasi karyawan, evaluasi karyawan, promosi karyawan,

kompensasi karyawan, konseling karyawan, perlindungan

karyawan, dan pemberhentian karyawan. Kebijakan sumber daya

manusia yang baik akan membantu perusahaan untuk mencapai

operasi yang efisien dan memelihara integritas data.

2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal

maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu

peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan.

Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk

mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.

Risiko terhadap pencapaian tujuan dianggap “relatif‟ atau tergantung

pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas.

Dengan demikian, penilaian risiko (Risk Assessment) membentuk

dasar untuk menentukan bagaimana resiko akan dikelola. Sebuah

33
prasyarat untuk penilaian risiko (Risk Assessment) adalah

pembentukan tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas.

Manajemen menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan

dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan kejelasan yang

cukup untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisa risiko untuk

tujuan tersebut. Manajemen juga mempertimbangkan kesesuaian

tujuan entitas.

Penilaian risiko juga mengharuskan manajemen untuk

mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan dalam

lingkungan eksternal dan dalam lingkungan internal yang mungkin

membuat pengendalian internal tidak efektif. Penilaian Risiko (Risk

Assessment) terdiri dari:

1) Personil baru yang memiliki pemahaman berbeda atau tidak

memadahi atas pengendalian internal.

2) Sistem informasi dan teknologi yang baru atau yang diperbarui

mempengaruhi pemrosesan transaksi.

3) Produk dan aktivitas baru yang tidak dimengerti oleh karyawan

akan menimbulkan risiko terganggunya proses bisnis perusahaan.

4) Bencana alam atau kerusuhan politik, seperti kebakaran, banjir,

gempa bumi, tsunami, angin ribut, perang, atau kerusuhan masa.

3) Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

Kegiatan pengendalian (Control Activities) adalah tindakan yang

ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu

34
memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap

pencapaian tujuan dilakukan.

Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan di semua

tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan pada

lingkup teknologi.

Kegiatan pengendalian (Control Activities) bersifat preventif atau

detektif dan dapat mencakup berbagai kegiatan manual maupun

otomatis, seperti otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan

ulasan kinerja bisnis. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

terdiri dari:

1) Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak

Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang

sederhana sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan

mengisi. Dokumen juga harus memuat tempat untuk tanda

tangan bagi mereka yang berwenang untuk mengotorisasi

transaksi. Jika dokumen digunakan sebagai bukti peralihan harta,

maka perlu ada kolom untuk tanda tangan dan nama terang

penerima. Dokumen perlu bernomor urut tercetak sebagai wujud

pertanggungjawaban penggunakan dokumen.

2) Pemisahan tugas

Terdapat tiga pekerjaan yang harus dipisahkan agar

karyawan tidak memiliki peluang untuk mencuri harta

perusahaan dan memalsukan catatan akuntansi. Ketiga pekerjaan

35
tersebut adalah fungsi penyimpan harta, fungsi pencatat, dan

fungsi otorisasi.

3) Otorisasi yang memadai atas transaksi bisnis

Otorisasi adalah pemberian wewenang dari manajer kepada

bawahannya untuk melakukan aktivitas atau untuk mengambil

keputusan tertentu. Otorisasi ini diwujudkan dalam bentuk tanda

tangan atau paraf dalam dokumen transaksi. Ada kalanya

perusahaan menetapkan otorisasi yang bertingkat, misalnya

untuk pengeluaran kas kurang dari satu juta harus dilakukan

dengan tanda tangan kepala bagian. Sedangkan untuk

pengeluaran kas di atas satu juta, harus dengan otorisasi manajer

puncak.

4) Mengamankan harta dan catatan perusahaan

Ketika orang berpikir tentang aset, mereka sering kali

berpikir tentang kas dan aset fisik seperti persediaan dan

perlengkapan. Akan tetapi di masa sekarang ini, informasi atau

catatan perusahaan juga merupakan salah satu aset penting bagi

perusahaan.

5) Menciptakan adanya pengecekan independen

Beragam aktivitas untuk pengecekan independen antara lain

meliputi:

a) Membandingkan catatan dengan aktual fisik.

Misalnya, perusahaan dapat membandingkan antara catatan

persediaan dengan saldo persediaan yang benar-benar ada.

36
b) Prinsip double entry bookkeeping. Prinsip bahwa total debet

akan sama dengan total kredit merupakan salah satu sarana

pengecekan.

c) Menciptakan adanya review atau pengecekan independen.

Contohnya adalah laporan keuangan perusahaan diaudit oleh

auditor independen.

4) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung

jawab pengendalianinternal untuk mendukung pencapaian tujuannya.

Manajemen menggunakan informasi yang relevan untuk mendukung

berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal.

Komunikasi adalah bersifat terus-menerus yang menyediakan,

berbagi, dan memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi

internal adalah sarana untuk menyebarkan informasi ke seluruh

organisasi. Hal ini memungkinkan personil atau karyawan menerima

pesan yang jelas dari manajer senior yang mengontrol tanggung

jawab.

Komunikasi eksternal adalah dua kali lipat dari komunikasi

internal: menyediakan informasi kepada pihak eksternal dalam

menanggapi kebutuhan dan harapan pihak eksternal. Informasi dan

Komunikasi terdiri dari:

1) Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid.

Perusahaan harus mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi

yang valid. Misalnya perusahaan harus mencatat semua

37
pengeluaran dan penerimaan kas dalam suatu periode. Jika ada

pengeluaran dan penerimaan kas yang tidak tercatat akan

mengakibatkan ketidaksesuaian antara kas dalam catatan

perusahaan dengan kas yang sebenarnya dimiliki perusahaan.

2) Mengklasifikasi transaksi sebagaimana seharusnya. Perusahaan

harus mengklasifikasi transaksi sebagaimana seharusnya agar

pencatatan transaksi menjadi tepat. Misalnya apabila pengeluaran

kas diklasifikasikan secara tidak tepat sebagai aset, maka aset dan

pemasukan bersih dinyatakan terlalu berlebih. Mencatat transaksi

pada periode akuntansi yang tepat. Perusahaan harus mencatat

transaksi pada periode akuntansi yang tepat agar keterangan

tanggal di catatan tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan.

3) Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan

keuangan secara tepat. Perusahaan harus menyajikan transaksi

dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan secara tepat

agar laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

diandalkan.

5) Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)

Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities) adalah evaluasi

berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari

keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing

dari lima komponen pengendalian internal, ada dan berfungsi.

Evaluasi berkelanjutan, dibangun dalam proses bisnis pada tingkat

yang berbeda dari entitas, memberikan informasi yang tepat waktu.

38
Sedangkan evaluasi terpisah, dilakukan secara periodik, akan

bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian

risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan, dan pertimbangan

manajemen lainnya. Temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang

ditetapkan oleh regulator, kriteria yang diakui badan penetapan

standar atau manajemen dan dewan direksi, dan kekurangan

dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi yang sesuai.

Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities) terdiri dari:

1) Supervisi yang efektif

Supervisi yang efektif meliputi pelatihan terhadap karyawan,

memonitor kinerja karyawan, mengkoreksi kesalahan yang

mereka lakukan, serta mengamankan harta dengan mengawasi

karyawan yang memiliki akses terhadap harta perusahaan.

Supervisi sangat penting, terutama di perusahaan kecil yang tidak

memiliki pemisahan tugas yang cukup memadahi.

2) Pengauditan internal meliputi:

a) Evaluasi kepatuhan karyawan terhadap kebijakan dan prosedur

manajemen, dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku.

b) Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen.

2.2 Kajian Empirik

Tabel 2.1

Kajian Empirik

39
40
No. Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian/Nama/ Penelitian
Tahun

1. Evaluasi dan Kualitatif Evaluasi proses otorisasi


Perancangan pengeluaran barang, sistem
Sistem otorisasi yang saat ini berjalan,
Pengendalian otorisasi dilakukan setelalh
Internal pada barang keluar dari gudang dan
Sistem Pengelolaan pencatatan pengeluaran barang
Dara Barang dari gudang dilakukan setelah
Masuk dan Keluar formulir pengeluaran barang
Warehouse, Dini diterima dari unit produksi
Susmiandini,dkk, , setelah selesai melalui proses
2016 otorisasi. Ini adalah
kelemahannya.

No. Judul Metode Hasil Penelitian


Penelitian/Nama/ Penelitian
Tahun

2. Analisis Sistem Kualitatif Aktivitas pengendalian dimana


Pengendalian struktur organisasi yang
Internal Atas memisahkan tugas dan
Pengelolaan tanggung jawab dengan jelas
Persediaan sudah tersusun dengan baik
Berdasarkan Coso diperusahaan, namun pada
pada CV. Kombos pelaksanaannya masih terdapat
Tendean Manado, perangkapan tugas dan fungsi
Lisa Elisabet,dkk , pada bagian kasie keuangan
2017 dan kasir.

3. Perancangan Kualitatif Kesimpulan dari penelitian ini


Sistem adalah berupa rancangan
Pengendalian sistem pengendalian internal
Internal Berbasis yang berbasis COSO untuk
COSO pada program studi Akuntansi
Program Studi di Manajerial di mana setiap
Politeknik Negeri komponen dari COSO
Batam, Irsutami, menyajikan seperangkat
dkk , 2018 pengendalian yang harus
menjadi perhatian pimpinan
agar relevan dengan visi dan
misi yang telah ditetapkan oleh
program studi.

4. Evaluasi Kualitatif Berdasarkan hasil pemaparan


Efektivitas yang telah dijelaskan di atas,
Penerapan Sistem adapun kesimpulan yang dapat
Pengendalian diambil dari penelitian ini
Internal yaitu, demi mendukung
Pengiriman Barang optimalnya kinerja dan tujuan
Sebagai Persiapan yang ingin dicapai perusahaan
Menghadapi jasa 262 memerlukan adanya
Revolusi Industri suatu pengendalian internal
4.0, Putu Ngurah yang terorganisir dengan baik.
Surya Widiantara Di dalam pelaksanaan 41
dan Edy Sujana, pengendalian internal,
2019 perusahaan jasa juga perlu
untuk mengikuti adanya
Sumber : Data diolah,2021

Persamaan dari penelitian ini adalah metode penelitian yang

digunakan yaitu kualitatif. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini

terletak pada tahun dan objek yang digunakan. Objek dan tahun yang

digunakan dalam penelitian ini adalah CV. Surya Citra Timor tahun 2021,

sedangkan untuk penelitian terdahulu objek dan tahun yang digunakan

adalah Warehouse (2016), CV. Kombos Tandean Manado (2017),

Politeknik Negeri Batam (2018), dan Koperasi Karyawan (2019).

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian teori diatas, maka kerangka berpikir dalam

penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut .

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

CV. Surya Citra Timor-Kupang

COSO

Lingkungan Penilaian Aktivitas Informasi dan


Pengawasan
Pengendalian Resiko Pengendalian Komunikasi

Sistem Pengolahan Data

Analisis

42
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dasar pemikiran

digunakannya metode pendekatan ini karena peneliti ingin mengetahui tentang

fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah. Di samping itu, peneliti

perlu untuk langsung terjun ke lapangan bersama objek penelitian sehingga

pendekatan penelitian deskriptif kualitatif kiranya lebih tepat digunakan.

Sesuai permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu gambaran

deskriptif mengenai rancangan sistem pengendalian internal pada CV. Surya Citra

Timor, maka peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dengan

mendeskripsikan data yang peneliti peroleh sebagai hasil suatu penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian dengan

metode penelitian yaitu studi kasus.

3.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian ada dua macam yaitu jenis penelitian kualitatif dan jenis

penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berbentuk

kata, kalimat, bagan, gambar dan foto. Penelitian kuantitatif adalah jenis

penelitian yang berbentuk angka.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan evaluasi sistem

pengendalian internal untuk memahami permasalahan yang terjadi di lapangan

43
serta melakukan tindak langsung ke lapangan dan membuat rekomendasi

tambahan mengenai sistem pengendalian internal pada CV. Surya Citra Timor.

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data

sekunder dimana sumber data primer adalah sumber data yang langsung

didapatkan sedngkan sumber data sekundet adalah sumber data yang tidak

langsung didapatkan bisa melalui prang lain ataupun dokumen.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder, dimana data primer didapatkan dari penelitian secara langsung pada

objek di lapangan. Data sekunder berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung

data primer, dimana data sekunder dalam penelitian ini adalah sejarah dan

perkembangan perusahaan, struktur organisasi serta job description fungsi-fungsi

yang ada dalam organisasi, prosedur pengiriman barang, uraian job description

masing-masing karyawan,serta data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi

atau pustaka (library research).

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berfungsi untuk membatasi studi dalam penelitian

sehingga obyek penelitiannya menjadi terfokus dan tidak terlalu luas. Dengan

adanya fokus penelitian, maka akan memberikan informasi yang dibutuhkan

sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian ini lebih mengarah pada

pembahasan terkait dengan sistem pengendalian intern pengolahan data barang

masuk dan keluar yang diterapkan di CV. Surya Citra Timor Kupang.

3.4 Informan Penelitian

44
Peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dalam penelitian ini.

Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data degnan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu dalam penelitian ini adalah orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang pengendalian internal dalam aktivitas

pengiriman barang sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/ situasi

sosial yang diteliti. Berikut ini adalah daftar informan :

Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Jabatan Jumlah Alasan dijadikan Informan Penelitian
1 Direktur CV. 1 orang Sebagai pemilik perusahaan
Surya Citra Timor
2 Bendahara 1 orang Sebagai pihak yang berwenang pada
Keuangan CV. seluruh transaksi keuangan perusahaan
Surya Citra Timor
3 Manajer 1 orang Sebagai pihak yang mengawasi segala
Lapangan CV. operasional di lapangan
Surya Citra Timor
4 Manajer 1 orang Sebagai pihak yang mengawasi segala
Kendaraan CV. operasional dalam aktivitas pengiriman
Surya Citra Timor barang
5 Admin Nota 1 orang Sebagai pihak yang berwenang dalam
Kupang CV. segala administrasi operasional perusahaan
Surya Citra Timor
Sumber : Direktur CV. Surya Citra Timor

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai key instrument atau alat

pengendalian yang utama. Hal ini berarti peneliti harus dapat menangkap makna

dengan melakukan interaksi terhadap berbagai nilai yang ada di objek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama sekaligus sebagai

pengumpul data.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

45
Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan wawancara,

observasi, penelitian kepustakaan dan dokumentasi.

1. Wawancara merupakan teknik mengajukan pertanyaan langsung dengan

subjek penelitian guna untuk memperoleh informasi atau data yang

dibutuhkan (mengenai gambaran umum perusahaan, prosedur-prosedur dalam

aktivitas operasional pengiriman barang).

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menganalisis Sistem pengolahan data barang masuk dan keluar dengan

kerangka COSO untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien sistem

pengendalian internal yang ada, sehingga dapat diketahui sudah sesuai atau

belum dengan kerangka kerja COSO.

2. Teknik observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan melihat dan meninjau

secara langsung kegiatan atau proses pengiriman barang yang terjadi di

lapangan untuk melihat secara langsung sistem pengendalian internal yang

terjadi di lapangan.

3. Teknik dokumentasi dilakukan melalui pengumpulan data yang diperlukan

dengan mencatat data-data yang ada di perusahaan terutama mengenai sistem

pengendalian internal.

4. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mencatat dan

mengutip sehingga mendukung pengumpulan data yang berhubungan dengan

penulisan. Penginputan data dilakukan untuk memperkuat landasan teori

untuk pengembangan sistem berdasarkan analisis yang dilakukan.

46
3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. Teknik analisis data dalam penelitian

ini terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

1. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi.

2. Pengumpulan data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono,2011:336).

3. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, bagan dan

sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut.

4. Langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya.

47
48
DAFTAR PUSTAKA

Barata, W. A. B., & Kurniawati, Desi. (2019). Evaluasi Sistem Pengendalian


Internal Penerimaan Kas terhadap Penjualan Tunai pada Koperasi
Karyawan PT. Anabatic Technologies, Tbk.

Farida, A. (2020). Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas


pada CV. Advertising Abasi. AKUNTEKNOLOGI.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Sistem Informasi dan Pengendalian Internal.


Jakarta:IAI.

Irsutami, Sinarti., & Olifia, J. (2018). Perancangan Sistem Pengendalian Internal


Berbasis COSO pada Program Studi di Politeknik Negeri Batam. Journal of
Applied Accounting and Taxation, 3(2), 150-157.

Kaharu, Sarintan., & Sakina, Oki. (2016). Perancangan Sistem Informasi


Pengolahan Data Akademik Pada TK. Alhidayah Lolu. JESIK, 2(1).

Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Kumaat, G, Kumaat. (2010). Internal Audit. Jakarta:Erlangga.

Makikui, E. Lisa., Morasa, Jenny., & Pinatik, Sherly. (2017). Analisis Sistem
Pengendalian Internal atas Pengelolaan Persediaan Bedasarkan COSO Pada
CV. Kombos Tendean Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern,
12(2), 1222-1232.

Mulyadi. (2015). Sistem Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat.

Permana, A., Putra, S, Sugih, & Burhany, I, D. (2020). Evaluasi dan Perancangan
Sistem Pengendalian Intern Penjualan Jasa Hotel. Jurnal Akuntansi Bisnis
dan Ekonomi, 6(1), 1543-1552.

Romney, B, Marshall., & Steinbart, J, Paul. (2017). Sistem Informasi Akuntansi.


Jakarta:Salemba Empat.

Scott. (2003). Financial Accounting Theory. Third Ed. University of Waterloo,


Prentice-Hall.

viii
Setiana, Dea, & Putra, S, Sugih. (2021). Evaluasi dan Perancangan Sistem
Pengendalian Internal atas Persediaan Menggunkan COSO. Indonesia
Accounting Literacy Journal, 1(2). 267-277.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).


Yogyakarta:Alfabeta.

Susmiandini, D., Taufiqurrohman, & Syamsiah. (2016). Evaluasi dan


Perancangan Sistem Pengendalian Internal pada Sistem Pengelolaan Data
Barang Masuk dan Keluar Warehouse. Jurnal Studia, 4(1), 45-56.

Tandiotong. (2016). Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung.

Tresyani, Tiara. (2019). Pengarauh Sistem Pengendalian Internal Terhadap


Kualitas Sistem Informasi Akuntansi yang Berdampak pada Kualitas
Informasi Akuntansi.

Widiantara, P, S., & Sujana, E. (2019). Evaluasi Efekivitas Penerapan Sistem


Pengendalian Internal Pengiriman Barang Sebagai Persiapan Menghadapi
Revolusi Industri4.0.

Widiantara, S. N. P., & Sujana, Edy. (2019). Evaluasi Efektivitas Penerapan


Sistem Pengendalian Internal Pengiriman Barang Sebagai Persiapan
Mengahdapi Revolusi Industri 4.0.

ix

Anda mungkin juga menyukai