Anda di halaman 1dari 63

TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2015-2019

Oleh
NAMA :
NIM:

S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya serta Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang
menderang sepeti saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Tingkat Efisiensi dan Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia
Periode Tahun 2015-2019” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis pun menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak
yang ikut berkontribusi. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas
dukungan yang telah diberikan dalam penyelesaiaan skripsi ini kepada semua
pihak terutama pada:

1. Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan


kepada saya melalui segala jalan keluar yang diberikan-Nya saat
penulis mengalami kesulitan.
2. Ibunda tersayang, Ibu Aryuliansyah yang telah memberikan asupan
gizi sehingga saya sehat dalam penyelesaian skripsi ini, Ayahanda
terhebat, Bapak Purwanta yang telah menafkahi penulis sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dalam skripsi ini, dan adik terbaik, Fajar, yang
selalu menghibur penulis dirumah saat merasa lelah.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.,Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.
selaku Dekan FEB, Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Suhenda, MM. selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Mohammad
Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni.
4. Ibu Dr. Riris Aishah Prasetyowati, MM selaku Dosen Pembimbing I
dan Ibu Dr. Endah Meiria SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II dan

ii
Dosen Akademik yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk
senantiasa memberikan ilmu, bimbingan, saran, dan arahan yang tiada
hentinya dan sangat luar biasa.
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. selaku Ketua Program
Studi Perbankan Syariah dan Ibu Yuke Rahmawati MA. selaku
Sekretaris Program Studi Perbankan Syariah yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam perberkasan administrasi skripsi.
6. Teman terkasih, Bripda Baginda Harahap, yang telah memberikan
dukungan semangat yang tidak ada hentinya dikala penulis sudah putus
asa.
7. Sahabat seperjuangan; Ardiyah, Dita, Elly, Ences, Ratu, Acil, Zafran,
Rahman, Aji yang telah saling memotivasi satu sama lain.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
A. Latar Belakang.......................................................................................................6
B. Identifikasi Masalah.............................................................................................16
C. Perumusan Masalah..............................................................................................17
D. Pertanyaan Penelitian...........................................................................................17
E. Tujuan Penelitian..................................................................................................17
F. Pembatasan Masalah............................................................................................17
G. Kontribusi dan Manfaat Penelitian......................................................................18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................19
A. Landasan Teori.....................................................................................................19
1. Pengertian Efisiensi Perspektif Ekonomi..........................................................19
2. Pengertian Efisiensi Perspektif Islam................Error! Bookmark not defined.
3. Efisiensi Perbankan Syariah..............................Error! Bookmark not defined.
4. Efisiensi Teknis.................................................Error! Bookmark not defined.
5. Efisiensi Sosial..................................................Error! Bookmark not defined.
6. Perbankan Syariah di Indonesia........................................................................19
7. Metode Pengukuran Efisiensi Perbankan.........................................................29
B. Penelitian Terdahulu.............................................................................................35
C. Kerangka Pemikiran.............................................................................................40
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis.............................................................41
BAB III............................................................................................................................44
METODE PENELITIAN.................................................................................................44
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................44
B. Populasi dan Sampel............................................................................................44
C. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................44

iv
D. Data dan Sumber Data..........................................................................................45
E. Instrumen Penelitian.............................................................................................45
F. Metode Pengumpulan Data..................................................................................46
G. Metode Analisis Data..........................................................................................46
H. Operasional Variabel Penelitian..........................................................................47
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................49

v
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Pasal

4 telah dijelaskan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsinya yaitu

menghimpun dana, menyalurkan dana, dan sosial. Fungsi yang membedakan bank

syariah dengan bank konvensional adalah fungsi sosial. Fungsi bank syariah harus

dilaksanakan dengan tepat guna memperoleh efisiensi kinerja yang maksimal dan

produktivitas yang optimal.

Efisiensi adalah suatu kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar,

yaitu menyangkut konsep “input-output” (Umar, 2003). Bank dalam mencapai

tingkat efisiensi dengan cara input yang minimal dan menghasilkan output yang

maksimal (Imbaruddin, 2016), akan tetapi pada bank syariah memaksimalkan laba

bukanlah tujuan utamanya melainkan untuk memberikan keuntungan sosio-

ekonomis bagi muslim (Syahdeini, 2014). Pengertian efisiensi terkait konsep input

dan output sama halnya dengan pengertian produktivitas, dimana produktivitas

adalah rasio antara besaran output dengan besaran input (Martono, 2019).

Efisiensi dan produktivitas perbankan syariah di Indonesia dapat dikatakan

belum optimal secara keseluruhan. Hal ini didukung dengan market share

perbankan syariah yang masih tertinggal jauh dibandingkan dengan market share

perbankan konvensional. Market share perbankan konvensional per maret 2020

sebesar 94.11% dan sisanya market share perbankan syariah hanya sebesar 5.99%

(Snapshot OJK, 2020).


6
Rodoni, dkk (2017) melakukan penelitian perbandingan tingkat efisiensi

perbankan syariah dengan metode non parametrik DEA pada tiga negara yaitu

Indonesia, Malaysia, dan Pakistan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan

bahwa efisiensi perbankan syariah di Indonesia sebesar 75%+. Angka tersebut

menunjukkan bahwa perbankan syariah inefisien karena tingkat efisiensi

perbankan syariah di bawah 100%.

Nurfikasari, dkk (2017) melakukan penelitian terkait produktivitas bank

syariah di Indonesia dengan menggunakan Malmquist Productivity Index. Hasil

penelitian menunjukan bahwa produktivitas bank syariah di Indonesia mengalami

fluktuasi yaitu terjadi naik dan turun produktivitas bank syariah.

Rusydiana (2019) melakukan penelitian terkait efisiensi finansial dan sosial

dengan metode DEA. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa efisiensi keuangan

perbankan syariah belum 100% yaitu sebesar 76% sedangkan efisiensi sosial

perbankan syariah lebih rendah dibandingkan efisiensi keuangan yaitu sebesar

51%.

Pengukuran tingkat efisiensi dapat dilakukakan dengan menggunakan

pendekatan parametrik dan non parametrik. Metode non parametrik yang sering

digunakan dalam pengukuran tingkat efisiensi dan produktifitas adalah Data

Envelopment Analysis (DEA). Kelebihan metode DEA adalah kemampuannya

untuk berhadapan dengan berbagai input yang beragam (Wahyuni, 2019).

Pengukuran produktivitas bank syariah yang banyak digunakan dengan

menggunakan Malmquist Index (MI) (Pambuko, 2019).

7
Pendekatan pengukuran efisiensi dan produktivitas yang menggambarkan

kegiatan perbankan adalah pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, dan

pendekatan aset (Hadad, dkk 2003). Melihat perbankan syariah sebagai lembaga

intermediasi yang menghubungkan antara pihak berkelebihan dana dengan pihak

yang membutuhkan dana maka pendekatan yang sesuai adalah pendekatan

intermediasi. Pendekatan tersebut menggunakan variabel input antara lain: biaya

staf, aset tetap, dan simpanan total serta variabel output adalah pinjaman total, aset

liquid, dan pemasukan lain (Iqbal dan Mirakhor, 2008). Bank syariah juga

melakukan kegiatan sosial dimana variabel input dari pendekatan sosial tersebut

dari penerimaan dana zakat, infak, sedekah (ZIS) serta variabel output adalah

penyaluran dana ZIS ke organisasi penyalur zakat (Ryandono dan Wahyudi, 2018).

Penelitian ini sangat menarik untuk diteliti terkait efisiensi dan produktivitas

perbankan syariah guna mengetahui efisiensi dan produktifitas kinerja perbankan

syariah di Indonesia sejauh ini serta untuk mengevaluasi kinerja perbankan syariah.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena memasukan variabel

fungsi sosial bank syariah yang penerimaan dan penyaluran dana ZIS, periode

penelitian yang berbeda dimulai dari tahun 2015-2019, dan membandingkan hasil

tingkat efisiensi dan produktivitas pada bank syariah secara deskriptif. Sampel

yang digunakan seluruh BUS di Indonesia kecuali Bank Syariah Mandiri, BRIS,

dan BNI Syariah dikarenakan ketiga BUS tersebut akan dilakukan merger pada

tahun 2021. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DPK, total aset,

beban tenaga kerja, pembiayaan, penerimaan dana zakat, dan penggunaan dana

zakat.

8
Berikut rincian jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di

Indonesia sebagai variabel efisiensi teknis dalam kurun waktu lima tahun terakhir

dimulai dari tahun 2015-2019 yang disajikan dalam tabel 1.1 dan fluktuasi

pertambahan jumlah DPK perbankan syariah di Indonesia yang disajikan dalam

grafik 1.1.

Tabel 1.1
Jumlah DPK di Bank Umum Syariah (dalam miliar)
Tahun Jumlah Fluktuasi
DPK Pertambahan
DPK

2015 174.895 -

2016 206.407 31.512

2017 238.393 31.986

2018 257.607 19.214

2019 288.978 31.371

Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah 2018 dan 2019

Fluktuasi Pertambahan DPK


400000
300000 Jumlah DPK
200000
Pertambaha
100000
n
0 DPK
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah pada Desember 2019
Grafik 1.1: Fluktuasi DPK di Bank Umum Syariah Tahun 2015-2019

Berdasarkan Tabel 1.1 dan Grafik 1.1 terlihat bahwa dalam kurun waktu

lima tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-2019 jumlah DPK perbankan syariah

di Indonesia kosisten terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah DPK

yang kosisten mengalami kenaikan berbanding terbalik dengan fluktuasi

pertambahan jumlah DPK di bank syariah, hal ini menunjukkan berkurangnya


9
pertambahan

10
jumlah DPK setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir. Hal ini didukung dengan

terjadinya penurunan pada pertambahan kenaikan DPK Bank Syariah Mandiri

pada tahun 2016-2018.

Berikut rincian jumlah aset bank umum syariah di Indonesia sebagai

variabel efisiensi teknis dalam kurun waktu lima tahun terakhir dimulai dari

tahun 2015-

2019 yang disajikan dalam tabel 1.2 dan fluktuasi pertambahan jumlah aset

perbankan syariah di Indonesia yang disajikan dalam grafik 1.2.

Tabel 1.3
Jumlah Aset di Bank Umum Syariah (dalam miliar)

Tahun Jumlah Fluktuasi


Aset Pertambahan
Aset

2015 213.423 -

2016 254.184 40.761

2017 288.027 33.843

2018 316.691 28.664

2019 350.364 33.673

Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah 2018 dan 2019

Fluktuasi Pertambahan Aset


500000
400000
Jumlah Aset
300000
200000 Pertambaha
n Aset
100000
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah pada Desember 2019
Grafik 1.2: Fluktuasi Aset di Bank Umum Syariah Tahun 2015-2019
11
Berdasarkan Tabel 1.2 dan Grafik 1.2 terlihat bahwa dalam kurun waktu

lima tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-2019 jumlah aset perbankan syariah

di Indonsia kosisten terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah aset yang

kosisten mengalami kenaikan berbanding terbalik dengan fluktuasi pertambahan

jumlah aset di bank syariah, ini menunjukkan berkurangnya pertambahan jumlah

aset setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir.

Aset perbankan syariah mengalami perlambatan sepanjang tahun 2019

dengan tumbuh 9.93%. Tahun sebelumnya pertumbuhan aset perbankan syariah

masih dalam dua digit dikisaran 10% (Direktur Penelitian dan Pengembangan

Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Deden Firman Hermansyah,

2020). Hal ini didukung dengan jumlah aset Bank Muamalat Indonesia di Indonesia

dicatat anjlok sebesar 6.85 triliun atau 11% selama Sembilan bulan pertama di awal

tahun 2018 (Franedya, 2019).

Berikut rincian jumlah beban tenaga kerja Bank Umum Syariah di Indonesia

sebagai variabel efisiensi teknis dalam kurun waktu lima tahun terakhir dimulai dari

tahun 2015-2019 yang disajikan dalam tabel 1.3 dan fluktuasi pengurangan jumlah

tenaga kerja perbankan syariah di Indonesia yang disajikan dalam grafik 1.3.

Tabel 1.3
Jumlah Beban Tenaga Kerja di Bank Umum Syariah

Tahun Beban Fluktuasi


Tenaga Kerja Pertambahan
Beban Tenaga
Kerja

2015 5.289 -

2016 5.830 541

12
2017 6.239 409

2018 6.801 562

2019 7.466 665

Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah 2018 dan 2019

Fluktuasi Pertambahan Beban Tenaga Kerja


10000
8000 Jumlah Beban
6000 Tenaga Kerja

4000 Pertambahan
2000 Beban Tenaga
Kerja
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah pada Desember 2019
Grafik 1.3: Fluktuasi Aset di Bank Umum Syariah Tahun 2015-2019

Berdasarkan Tabel 1.3 dan Grafik 1.3 terlihat bahwa dalam kurun waktu

lima tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-2019 jumlah beban tenaga kerja

perbankan

syariah di Indonesia kosisten terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah

beban tenaga kerja yang kosisten mengalami kenaikan berbanding terbalik dengan

fluktuasi pertambahan jumlah aset di bank syariah, ini menunjukkan berkurangnya

pertambahan jumlah aset setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir.

Sepanjang tahun 2014 hingga 2018 industri perbankan syariah mengurangi

tenaga kerjanya sebesar 38.831 orang (Majalah Infobank Nomor 399, 2019). Bank

Muamalat Indonesia melakukan pengurangan ribuan tenaga kerja (Direktur

Operasional Bank Muamalat Indonesia, Awardi, 2019). BNI Syariah pada tahun

2017 mengalami penurunan beban tenaga kerja sebesar 37.629 miliar dari tahun

2016 sebesar 711.010 miliar ke tahun 2017 sebesar 646.3364 miliar (Laporan

13
Tahunan BNI Syariah, 2016).

14
Berikut rincian jumlah pembiayaan perbankan syariah di Indonesia sebagai

variabel efisiensi teknis dalam kurun waktu lima tahun terakhir dimulai dari tahun

2015-2019 yang disajikan dalam tabel 1.4 dan fluktuasi pertambahan jumlah

pembiayaan perbankan syariah di Indonesia yang disajikan dalam grafik 1.4.

Tabel 1.4
Jumlah Pembiayaan di Bank Syariah (dalam miliar)

Tahun Jumlah Fluktuasi


Pembiayaan pertambahan jumlah
pembiayaan

2015 153.968 -

2016 177.482 23.514

2017 189.789 12.307

2018 202.298 12.509

2019 225.146 22.848

Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah 2018 dan 2019

Fluktuasi Pertambahan Pembiayaan


300000

200000 Jumlah
Pembiayaan
100000
Pertambaha
n
0 Pembiayaan
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: OJK, Statistika Perbankan Syariah pada Desember 2019
Grafik 1.4: Fluktuasi Pembiayaan di Bank Umum Syariah Tahun 2015-2019

Berdasarkan Tabel 1.4 dan Grafik 1.4 terlihat bahwa dalam kurun waktu lima

tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-2019 jumlah pembiayaan perbankan

syariah di Indonesia kosisten terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bank

Muamalat Indonesia mengalami ketidakstabilan jumlah pembiayaan periode

tahun 2015-
15
2019. Jumlah pembiayaan Bank Muamalat Indonesia mengalami flukuatif

16
pembiayaan bahkan cenderung menurun. Penurunan terbesar terjadi pada tahun

2018 sebesar 7.729 miliar dari tahun 2017 sebesar 41.288 miliar menjadi 33.559

miliar pada tahun 2018.

Berikut rincian jumlah penerimaan dana zakat Bank Muamalat Indonesia

(BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI Syariah (BNIS) sebagai variabel

efisiensi sosial dalam kurun waktu lima tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-

2019 yang disajikan dalam tabel 1.6 dan grafik 1.6.

Tabel 1.6
Jumlah Penerimaan Dana Zakat (dalam jutaan)
Tahun BMI BSM BNIS

2015 12.5333 43.023 20.487

2016 13.002 36.061 25.070

2017 15.149 39.324 28.628

2018 10.589 50.014 34.072

2019 10.868 61.515 45.068

Sumber: Laporan Tahunan BMI, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah tahun 2015-
2019

Penerimaan Dana Zakat


40000
Bank Muamalat
30000 Indonesia
20000 Bank Mandiri
Syariah
10000
BNI Syariah
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Laporan tahunan Bank Muamalat Indonesia, BSM, BNI Syariah 2015-2019
Grafik 1.6: Penerimaan Dana Zakat Tahun 2015-2019

Berdasarkan Tabel 1.6 dan Grafik 1.6 terlihat bahwa dalam kurun waktu lima

tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-2019 jumlah penerimaan dana zakat Bank

17
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri terus mengalami kenaikan namun

menurun pada tahun 2016 sedangkan jumlah penerimaan dana zakat BNI Syariah

kosisten mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Berikut rincian jumlah penyaluran dana zakat Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah sebagai variabel efisiensi sosial dalam

kurun waktu lima tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-2019 yang disajikan

dalam tabel 1.7 dan grafik 1.7.

Tabel 1.7
Jumlah Penerimaan Dana Zakat (dalam jutaan)
Tahun BMI BSM BNIS

2015 12.533 31.283 12.786

2016 13.002 22.766 15.741

2017 15.149 24.636 18.383

2018 10.589 27.751 20.315

2019 10.868 36.850 25.058

Sumber: Laporan Tahunan BMI, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah tahun 2015-
2019

Penyaluran Dana Zakat


40000
Bank Muamalat
30000 Indonesia
20000 Bank Mandiri
Syariah
10000
BNI Syariah
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Laporan tahunan BMI, BSM, BNI Syariah 2015-2019
Grafik 1.7: Penyaluran Dana Zakat Tahun 2015-2019

Berdasarkan Tabel 1.7 dan Grafik 1.7 terlihat bahwa dalam kurun waktu lima

tahun terakhir dimulai dari tahun 2015-2019 jumlah penyaluran dana zakat Bank
18
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri terus mengalami kenaikan namun

menurun pada tahun 2016 sedangkan jumlah penerimaan dana zakat BNI Syariah

kosisten mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Berdasarkan pemaparan dan uraian di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian analisis terkait dengan input serta output perbankan

syariah guna mengetahui efisiensi dan stabilitas bank syariah dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya. Peniliti menuangkan penelitian dalam judul “ Tingkat

Efisiensi dan Produktivitas Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun

2015-2019 ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Efisiensi dan produktivitas perbankan syariah belum optimal dikarenakan

masih terjadi naik dan turun.

2. Perbankan syariah mengalami pertambahan DPK, aset, beban tenaga kerja,

dan pembiayaan yang fluktuatif.

3. Penurunan pada pertambahan kenaikan DPK Bank Syariah Mandiri pada

tahun 2016-2018.

4. Jumlah aset Bank Muamalat Indonesia di Indonesia dicatat anjlok sebesar

6.85 triliun atau 11% selama Sembilan bulan pertama di awal tahun 2018.

5. Penurunan beban tenaga kerja Bank Muamalat tahun 2019 dan BNI

Syariah tahun 2017.

19
6. Bank Muamalat Indonesia mengalami ketidakstabilan jumlah pembiayaan

bahkan cenderung menurun periode tahun 2015-2019.

7. Jumlah penerimaan dan penyaluran dana zakat Bank Muamalat Indonesia

dan Bank Syariah Mandiri menurun pada tahun 2016.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan diatas, perumusan

masalah di dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat efisiensi dan

produktivitas bank syariah di Indonesia periode tahun 2015-2019.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

pertanyaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat efisiensi bank syariah di Indonesia periode 2015-2019?

2. Bagaimana tingkat produktivitas bank syariah di Indonesia periode 2015-

2019?

3. Bagaimana perbedaan tingkat dan produktivitas bank syariah di Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat efisiensi dan produktivitas bank syariah di Indonesia periode

tahun 2015-2019.

F. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan pembatasan ruang lingkup penelitian agar penelitian

lebih fokus dan tepat sasaran sehingga menghindari kesalahpahaman sekaligus

untuk

20
mempermudah proses penelitian, oleh karena itu peneliti melakukan pembatasan

masalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini hanya mengukur efisiensi dengan menggunakan metode non

parametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

b. Penelitian ini hanya mengukur produtivitas dengan menggunakan metode

Malmquist Index.

c. Penelitian ini hanya dilakukan pada seluruh BUS di Indonesia kecuali bank

syariah yang akan di merger yaitu BSM, BRIS, dan BNIS.

d. Variabel input efisiensi yang digunakan adalah DPK, aset, beban tenaga dan

penerimaan sedangkan variabel output yang digunakan adalah pembiayaan

dan penyaluran dana zakat.

e. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi hanya selama lima tahun terakhir

dimulai dari tahun 2015-2019.

G. Kontribusi dan Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan,

memperdalam, serta meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan kinerja

keuangan terkait efisiensi perbankan syariah.

2. Kontribusi praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan untuk salah

satu bahan acuan atau pedoman terhadap pihak-pihak yang membutuhkan

dalam mengambil tindakan keputusan demi tercapainya kinerja perbankan

syariah yang optimal.

21
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perbankan Syariah di Indonesia

Bank syariah di Indonesia lahir sejak tahun 1992. Hal ini ditandai oleh

lahirnya bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia.

Perkembangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992-1999 masih

tergolong stagnan. Terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998 yang

mengakibatkan banyak bank di Indonesia yang bangkrut, akan tetapi BMI

adalah satu-satunya bank syariah di Indonesia yang mampu bertahan terhadap

krisis moneter tersebut (Antonio, 2001:25).

Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 dijelaskan

bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank

syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah

bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

Menurut ketentuan Pasal 3 dan 4 UU tersebut dinyatakan bahwa:

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur

dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan

ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat

banyak.

22
Ketentuan kedua pasal tersebut sejalan dengan ketentuan Pasal 3 dan Pasal

4 UU No. 21 Tahun 2008 yang berbunyi: Perbankan Syariah bertujuan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Adapun Pasal 4

ayat (1) UU perbankan syariah tersebut menyatakan bahwa Bank Syariah dan

UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat.

Perbankan syariah harus mampu menunaikan tiga tugas berikut:

1. Menjalankan semua fungsi yang telah dilakukan bank-bank ribawi, seperti

pembiayaan (financing), memperlancar dan mempermudah urusan transaksi

mengumpulkan dana masyarakat, kliring, dan transfer, terlibat masalah

moneter dan praktek-praktek perbankan lainnya.

2. Berpegang pada hukum-hukum syariah, sekaligus menyesuaikan tuntutan

zaman, terutama pengembangan setiap aspek ekonomi.

3. Berpegang pada asas dan prinsip dasar ekonomi yang benar, yang sesuai

ideologi dan kaidah syariah Islam, serta tidak sekedar menggunakan dasar-

dasar teori ekonomi umum keuangan yang dibangun di atas dasar muamalah

ribawiyah (transaksi riba) ((M.Arifin dkk, 2012).

Sistem operasional bank syariah terdiri atas sistem penghimpunan,

sistem penyaluran dana yang dihimpun, dan sistem penyediaan jasa keuangan.

Jika dibandingkan dengan antara sistem operasional bank svariah dengan bank

konvensional, perbedaannya terletak pada mekanisme pemerolehan keuntungan

23
pada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran

dana bank. Mekanisme perolehan pendapatan pada bank konvensional

menggunakan sistem bunga, yaitu sistem yang menjanjikan pihak yang

menyimpan uangnya atau yang menyalurkan dananya dengan persentase

tertentu terhadap dana yang disimpan atau disalurkan. Dengan demikian,

pemerolehan pendapatan oleh penabung atas uang yang ditabungkan tidak

memiliki kaitan dengan pendapatan yang diperoleh dari mekanisme penyaluran

dananya. Dalam hal ini, nasabah bank konvensional bisa langsung menghitung

pendapatan yang akan diterimanya dari bank pada saat ia menyimpan uangnya

di bank konvensional.

Berbeda dengan bank konvensional, mekanisme perolehan keuntungan

nasabah penabung pada penghimpunan dana bank syariah terkait erat dengan

hasil pemerolehan pendapatan pada kegiatan penyaluran dana oleh bank

syariah. Hal ini disebabkan karena bank syariah menggunakan prinsip

penghimpunan yang berbeda dengan bank konvensional. Demikian juga halnya

dengan pemerolehan pendapatan bank dari kegiatan penyaluran dana kepada

nasabah yang dibiayai. Berikut akan dibahas secara berurutan prinsip

penghimpunan dan penyaluran dana pada bank syariah. Pembahasan kemudian

dilanjutkan dengan prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan fungsi jasa

keuangan perbankan, di luar penghimpunan dan penyaluran seperti jasa

transfer dana, bank garansi, anjak piutang, dan lain sebagainya (Yaya, 2009).

24
2. Efisiensi Perbankan Syariah

Beberapa konsep pandangan ahli ekonomi mengenai efisiensi yang

dikemukakan oleh menurut Mulyamah (1987), efisiensi merupakan suatu

ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan dengan rencana

penggunaan yang direalisasikan atau perkat aam lain penggunaan yang

sebenarnya. Efisiensi adalah suatu kemampuan untuk melakukan pekerjaan

dengan benar, yaitu

menyangkut konsep “input-output” (Umar,


2003).
Pandangan Hasibuan (1984) yang mengutip pernyataan H. Emerson

memberikan definisi bahwa, efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara

input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber

yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan

penggunaan sumber yang terbatas. Hal ini dengan kata lain hubungan antara

apa yang telah diselesaikan.

Efisiensi menurut pandangan ahli ekonomi selanjutnya yaitu Soekartawi

(2002) mengemukakan bahwa efisiensi pemasaran akan terjadi jika biaya

pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan, pemasaran dapat lebih

tinggi, persentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen

tidak terlalu tinggi, dan tersedianya fasilitas fisik pemasaran (Hasan, 2018:17-

18).

Konsep Dahlan (2009:83), Efisiensi adalah seberapa baik dan optimalnya

langkah yang kita ambil dalam mengerjakan sesuatu yang kita hadapi dalam

hal membagi waktu, sumber daya, agar efektifitas dapat tercapai dengan cara

terbaik. Menurut Stoner (1995) dalam Herujito (2001:9) efisiensi merupakan


25
menjalankan pekerjaan dengan benar, dimana manajer mengupayakan

memperkecil sumber daya yang digunakan dengan tujuan mencapai efisien.

Efisiensi dalam islam adalah sebuah tuntutan dalam islam dimana

menggunakan sesuatu yang harus amanah dan cakap (Sulaiman dan Zakaria,

2010:306). Islam mengajarkan konsep efisiensi berdasarkan Surat Al-Isra ayat

26 yang artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah

kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara


boros”.
Berdasarkan ayat di atas Allah memberikan petunjuk kepada manusia

untuk senantiasa efisien terhadap pengeluaran. Efisiensi berkenaan dengan

besaran hasil dari suatu kegiatan. Efisiensi merupakan parameter terbaik antara

input dan output (masukan dan keluaran) atau antara energi dan produk (Fauzia

dan Riyadi, 2014:278).

Prinsip efisiensi dengan sikap hemat, yaitu lawan kata dari boros

memang sama-sama memiliki tujuan bagaimana cara mendayagunakan fungsi

harta secara maksimal, sehingga dengan ini tidak ada satu pun dari manfaat

tersebut yang memberi kesan, dikeluarkan atau dibelanjakan dengan tujuan

yang kurang benar, meskipun perspektifnya berbeda-beda. Efisiensi

ilmu ekonomi konvensional hanya berorientasi dalam meraih

keuntungan semata akan tetapi dalam Al-Qur'an lebih menekankan

penggunaan harta itu sesuai dengan kehendak dan ridha Dzat yang

memberinya, yaitu Allah SWT (Hasan, 2018:18). Pernyataan terkait teori

efisiensi dalam Prespektif Islam terdapat juga di dalam perkataan nabi yaitu

26
“sebaik-baiknya Islam seseorang adalah ia yang

27
meninggalkan hal-hal yang tidak berguna” (H.R. Tirmidzi). Hal ini juga

didukung Surat Al-Isra (26) mengenai hal mubazir yang telah diuraikan diatas.

Kedua pernyataan normatif ini terdapat dalam ekonomi dalam bentuk efisiensi

sekaligus hal ini sejalan dengan preferensi ekonomi yang di mana harus adanya

efisiensi (Anwar, 2018:65-66).

Efisiensi melalui perkataan Rasulullah lainnya adalah dari Ibnu Abbas

dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian

makan maka janganlah dia mengusap tangannya hingga menjilatinya dahulu

atau dijilati.”

Rasulullah sangat menyadari bahwa pembangunan akan terlaksana

apabila penggunaan sumberdaya ekonomi secara seefisien mungkin. Hal ini

menunjukkan bahwa Nabi Muhammad mengarahkan terhadap sahabat-

sahabatnya untuk membangun suatu sikap tentang penggunaan sumber daya

secara efisien (Harahap dkk, 2015:251).

Bank dalam mencapai tingkat efisiensi dengan cara input yang minimal

dan menghasilkan output yang maksimal (Imbaruddin, 2016), akan tetapi pada

bank syariah memaksimalkan laba bukanlah tujuan utamanya melainkan untuk

memberikan keuntungan sosio-ekonomis bagi muslim (Syahdeini, 2014). Bank

syariah tergolong efisien apabila bank tersebut telah dapat memberikan

manfaat yang lebih besar kepada nasabahnya baik nasabah penabung dan

nasabah pembiayaan. Hal tersebut dikarenakan bank telah mampu

mengoptimalkan dana nasabah dan memaksimalkan perannya sebagai lembaga

intermediasi (Firdaus dan Hosen, 2003).

28
Efisiensi menjadi hal penting bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai

perusahaan (Utomo, 2019:42). Hal ini sejalan dengan pemikiran Hosen dan

Rahmawati (2016:34) pada penelitiannya yang menyatakan bahwa pengukuran

tingkat efisiensi perbankan sangat penting dimana pengukuran ini akan

menunjukkan kinerja bank syariah secara keseluruhan. Rodoni, dkk (2020:64)

juga berpendapat bahwa efisiensi perbankan syariah penting guna mendukung

kemajuan sector keuangan syariah dan memberi dorongan positif bagi

keuangan syariah.

Hal ini didukung oleh Karimah dkk (2016:34) dalam penelitiannya yang

menyatakan bahwa perkembangan perbankan di Indonesia membuat

pengukuran efisiensi perbankan syariah menjadi penting, hal ini dilakukan

untuk mengetahui seberapa tingkat efisiensi bank syariah dan kemampuan

bank syariah dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki sehingga

menghasilkan implikasi bank yang akan dapat memberikan manfaat yang lebih

besar kepada masyarakat. Hal ini diperkuat oleh Rodoni dkk (2017:228) di

dalam penelitiannya dimana perbankan syariah harus melakukan kegiatan

operasionalnya secara efisien sehingga berguna untuk meningkatkan daya

saing industri perbankan syariah dan untuk mencapai keuntungan yang

optimal.

Efisiensi perbankan merupakan isu yang menarik dan penting semenjak

krisis perbankan pada tahun 1997, termasuk Indonesia. Sudah ada beberapa

studi yang mengenai efisiensi perbankan konvensional maupun perbankan

syariah, akan tetapi studi mengenai efisiensi perbankan syariah masih

29
tergolong minim (Huda dan Nasution, 2014).

30
Efisiensi dalam perbankan dapat di dekomposisikan ke dalam efesiensi

dalam skala (scale efficiency), efesiensi dalam cakupan (scope efficiency),

efisiensi teknis (technic efficiency), dan efisiensi alokasi (allocative efficiency).

Efisiensi dalam skala apabila bank sudah mencapainya yaitu bank tersebut

mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan. Bank mampu beroperasi

pada diversifikasi lokasi maka sudah mencapai efisiensi cakupan. Efisiensi

alokasi tercapai apabila bank mampu menentukan berbagai output yang

memaksimalkan keuntungan. Efisiensi yang terakhir yaitu efisiensi teknis di

mana pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dengan output dalam

suatu proses produksi (Wahyuni, 2019:175). Hasil perhitungan efisiensi

perbankan akan masuk ke dalam beberapa kategori efisiensi. Berikut tabel 2.1

yang menyajikan nilai skor efisiensi beserta kategori efisiensi.

Tabel 2.1
Pembagian Nilai Skor Efisiensi dan Kategori Efisiensi
Nilai Skor Kategori
Efisiensi (%) Efisiensi
65%-85% Rendah
86%-96% Sedang
97%-100% Tinggi
Sumber: Hosen dan Rahmawati, 2016:40

Berdasarkan tabel 2.1 pembagian nilai skor efisiensi dan kategori efisiensi maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kategori efisiensi yaitu rendah, sedang, dan

tinggi. Nilai skor 0.65-0.85 maka efisiensi perbankan tergolong rendah, nilai skor

0.86-

0.96 maka efisiensi perbankan tergolong sedang, sedangkan nilai skor 0.97-1 maka

efisiensi perbankan tergolong tinggi.

Islam mengajarkan persaingan sehat dalam dunia ekonomi islam. Salah

satunya adalah persaingan dunia bisnis perbankan, dimana bank syariah


31
melakukan persaingan sehat “fastabiwul khairat” dengan salah satu cara yaitu

meningkatkan efisiensi (Rivai dan Ismail, 2013:189).

Prinsip dasar perbankan syariah berdasarkan Al-Quran dan Hadis,

dimana setelah dikaji lebih dalam terkait falsafah dasar kegiatan operasional

bank syariah bahwa bank syariah mendasari kegiatan operasionalnya berprinsip

pada tiga hal salah satunya adalah prinsip efisiensi (Apriani dan Hartanto,

2014:70).

Efisiensi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu efisiensi teknis dan

efisiensi alokasi. Efisiensi teknis adalah kemampuan perusahaan menghasilkan

output dari jumlah input yang tersedia (Utomo, 2019:42). Tingkat efisiensi

sangat erat kaitannya dengan lembaga intermediasi keuangan adalah technical

efficiency (efisiensi teknis atau operasional).

Efisiensi teknis ini mencerminkan kemampuan perbankan untuk

memaparkan suatu input minimum tertentu dari output. Kemampuan

perbankan untuk memperoleh output yang maksimum dari suatu input tertentu

yang digunakan atau sebaliknya (Muljawan dkk, 2014:15). Pengertian efisiensi

teknis tersebut didukung oleh peniliti Rabbaniyah dan Afandi (2019:200) yang

mengatakan bahwa kemampuan bank menghasilkan output yang maksimal

dengan input yang minimal sesuai yang diharapkan. Mengidentifikasi output

dan input, maka kinerja perbankan syariah dapat dianalisis lebih jauh untuk

melihat ketidakefisiensian perbankan syariah. Bank yang efisien diharapkan

akan mendapat keuntungan yang maksimal, dana yang lebih banyak, dan juga

kualitas pelayanan yang diberikan lebih baik kepada masyarakat. Efisiensi

32
teknis menurut Rusydiana (2019:15) adalah kemampuan perusahaan untuk

33
mendapatkan level output yang optimal dengan menggunakan input tertentu.

Efisiensi ini mengukur kegiatan produksi dalam menghasilkan output tertentu

dengan menggunakan input seminimal mungkin. Hal ini menunjukan bahwa

suatu proses produksi dikatakan efisien secara teknis jika output sudah tidak

dapat lagi ditingkatkan lagi atau dengan kata lain mencapai output yang

maksimum.

Perhitungan efisiensi teknis dalam perbankan syariah sangat tepat untuk

mengukur tingkat efisiensi kegiatan operasional perbankan syariah, dimana hal

ini didukung oleh Dewi dan Fianto (2020:592) yang mengatakan bahwa

efisiensi teknis perbankan syariah menggambarkan kegiatan operasional

melalui pendekatan intermediasi.

Ukuran umum efisiensi adalah kemampuan mengubah input yaitu biaya

staf, aset tetap, dan simpanan total menjadi suatu output atau keluaran berupa

pinjaman total, aset liquid, dan pemasukan lain (Iqbal dan Mirakhor, 2008:193).

Ukuran umum efisiensi ini sama halnya dengan yang dilakukan di dalam

penelitian Kustanti dan Indriani (2016:2) dimana variabel input yang digunakan

adalah beban tenaga kerja sebagai biaya staf, jumlah aset sebagai aset tetap, dan

dana pihak ketiga sebagai simpanan total. Ukuran output ini sama halnya yang

dilakukan oleh Rusydiana (2017:17) yang melakukan penelitian dengan variabel

output pembiayaan.

Bank syariah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya harus efisien

dalam kedua aspek untuk mencapai tujuan “two dimensional efficiency”

(Rusydiana, 2019:15). Hal ini didukung oleh Putra dkk (2018:164) dimana

34
dalam menjalankan kegiatan operasional harus efisien dalam aspek efisiensi

teknis maupun efisiensi sosial karena keduanya berjalan bersamaan, yaitu

sebagai badan usaha (tamwil) dan badan sosial (maal) sebagaimana

diamanahkan oleh UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 4.

Efisiensi sosial ini merupakan pembeda dari efisiensi bank konvensional,

dimana bank syariah melakukan kegiatan sosial sedangkan bank konvensional

tidak melakukan kegiatan tersebut. Bank syariah melakukan kegiatan sosial

dimana input dari kegiatan sosial tersebut dari penerimaan dana zakat, infak,

sedekah (ZIS) dan output dari kegiatan sosial adalah penyaluran dana ZIS ke

organisasi penyalur zakat (Ryandono dan Wahyudi, 2018:41-42).

3. Produktivitas Perbankan Syariah

4. Metode Pengukuran Efisiensi dan Produktivitas Perbankan

Seperti yang telah diuraikan bahwa efisiensi adalah hubungan antara

input dengan output, di mana untuk menentukan hubungan antara input dan

output pada kegiatan finansial suatu lembaga keuangan terdapat tiga

pendekatan yang biasa digunakan yaitu pendekatan intermediasi, pendekatan

produksi, dan pendekatan modern atau pendekatan aset.

35
Gambar 2.1
Theory of Efficiency
Sumber: Huda dan Nasution (2014:6)

Pendekatan intermediasi adalah pendekatan yang melihat lembaga

keuangan sebagai perantara di mana lembaga pangan ini mengubah dan

mentransfer aset-aset keuangan dari unit-unit yang kelebihan dana ke unit-unit

yang kekurangan dana. Output dalam pendekatan ini diukur melalui kredit

pinjaman dan investasi keuangan di mana input pendekatan ini adalah biaya

tenaga kerja dan modal serta pembayaran bunga pada simpanan. Pada dasarnya

pendekatan intermediasi bersifat komplementer dengan pendekatan produksi di

mana pendekatan intermediasi menerangkan aktivitas perbankan sebagai

pentransformasian uang yang dipinjamkan dari deposito menjadi uang yang

dipinjamkan kepada para debitor.

36
Pendekatan ini diperkuat oleh Rusydiana (2019:14) dimana berpendapat

dalam penelitiannya bahwa bank syariah adalah lembaga intermediasi yaitu

bank syariah mengalokasikan dana yang terkumpul dari nasabah berupa

penyaluran pembiayaannya ke dalam sektor yang produktif secara optimal

sehingga menghasilkan output yang maksimal pula. Bank syariah sebagai

lembaga intermediasi didukung oleh pendapat Nugroho dkk (2019:101) dimana

bank syariah harus menjaga efisiensi melalui kegiatan operasionalnya sebagai

lembaga intermediasi. Pendekatan yang dipandang lebih tepat untuk mengukur

tingkat efisiensi perbankan syariah yaitu adalah pendekatan intermediasi (Huda

dan Nasution, 2014:5-6).

Pengukuran tingkat efisiensi terdapat beberapa metode atau cara yang

dapat digunakan. Secara garis besar terdapat dua pendeketan untuk melakukan

pengukuran inefisiensi bank, yakni teknis estimasi parametrik (stokastik) dan

teknis estimasi non parametrik (deterministik). Dalam teknis estimasi

parametrik dikenal adalah The Stochastic Frontier Approach (SFA), The Thick

Frontier Approach (TFA) dan Distribution Free Approach (DFA). Sedangkan

dalam teknis estimasi non parametrik yaitu Data Envelopment Analysis (DEA)

(Wahyuni, 2019:169).

Kelebihan yang didapatkan apabila menggunakan metode Data Analysis

Envelopment adalah

1. DEA dimungkinkan dapat mengakomodasi berbagai unit Yang

akan menghasilkan pembuat keputusan yang berbeda atau different

decision-making unit (DMU) menanggung tugas yang sama.

37
2. Kemampuan teknik DEA Yang dapat berhadapan dengan input

yang beragam.

3. Metode ini dapat mengurangi mengatasi kekurangan yang ada

dalam menganalisis rasio keuangan.

4. Memudahkan perbandingan efisiensi dengan penggunaan bentuk

rasio sederhana untuk mengetahui efesiensi bank (Wahyuni,

2019:13).

Pendekatan DEA berorientasi kepada tugas dan lebih memfokuskan

kepada tugas yang penting yaitu evaluasi kinerja dari unit pengambil keputusan

(UPK). Analisis yang dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap efisiensi relatif dari

UPK yang sebanding. UPK yang efisien Akan membentuk garis frontier, apabila

UPK berada pada garis frontier, maka UPK tersebut dapat dikatakan efisien relatif.

Perhitungan dengan DEA selain menghasilkan nilai efisiensi masing-masing UPK,

DEA juga menunjukkan unit-unit yang tidak efisien.


∑𝑝
µk yk0
Efficiency. Of. DMU 0 = 𝑘=1
∑𝑚
𝑖=1 vi ix0

Keterangan:

DMU : UPK
n : UPK yang akan di evaluasi
m : input-input yang berbeda
p : output-output yang berbeda
xij : jumlah input I yang dikonsumsi UPK
ykj :jumlah output k yang diproduksi UPK

Pendekatan ini banyak digunakan sejak tahun 1980 untuk mengukur

tingkat efisiensi perbankan. Pendekatan ini tidak memerlukan asumsi awal dari

fungsi produksi Namun pendekatan ini sangat sensitif terhadap observasi ekstrem.
38
Pendekatan ini terdiri dari dua model yaitu Model Charnes, Cooper, dan Rhodes

atau CCR dan Model Banker, Charnes, atau BCC. Model CCR ini

mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input output adalah sama, artinya

jika ada tambahan input sebesar x kali maka terdapat peningkatan sebesar x kali

juga pada output. Model BCC ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan

input dan

output tidak sama, artinya jika ada penambahan input sebesar x kali maka tidak

akan menyebabkan otot meningkat sebesar x kali, mungkin bisa dikasih atau lebih

besar dari x kali.

Model CCR mencerminkan perkalian dari efisiensi teknis murni dan

efisiensi skala, sedangkan model BCC mencerminkan efisiensi teknis murni saja.

Secara umum skor efisiensi CCR tidak akan melebihi skor efisien BCC nya. Hal ini

menunjukkan bahwa kedua model ukuran menentukan dalam pengukuran efisiensi

relatif. Efesiensi relatif adalah rasio dari model CCR dan model BCC.

Perhitungan efisiensi relatif apabila sama dengan 1 berarti UPK beroperasi

pada efisiensi atau optimal, dan sebaliknya apabila nilai efisiensi relatif kurang dari

satu berarti masih ada inefisiensi dari UPK tersebut. UPK efisiensi menurut model

BCC namun inefisiensi menurut model CCR, Hal ini berarti UPK Yang

bersangkutan efisiensi secara teknis namun inefisiensi muncul dari skala.

OE= TE X SE → SE= OE/ TE

Keterangan:
OE: efisiensi keselurahan dari model CCR
TE: efisiensi teknis dari model BCC (Huda dan Nasution, 2014:14-16).

39
Pengukuran produktivitas menggunakan hubungan antara input dan

output. Metode dalam mengukur produktivitas yaitu dengan menggunakan

pendekatan non parametrik. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan pengukuran

Malmquist Index. Metode ini dapat mendekomposisikan perubahan produktivitas

menjadi perubahan efisiensi teknis dan perubahan teknologi. Perhitungan Total

Factor Productivity (TFA) dengan Malmquist Index dirumuskan berikut:

Keterangan:

Mo : Malmquist Index (MI)


Do : fungsi jarak (distance function)
xt : input dari teknologi periode berjalan
xt+1 : input dari teknologi periode selanjutnya
yt : output dari teknologi periode
yt+1 :berjalan
output dari teknologi periode selanjutnya

Total Factor Productivity (TFP) adalah perkalian dari indeks perubahan

efisiensi di mana semua indikasi akan hitung relatif dengan tahun sebelumnya,

hasilnya adalah estimasi akan dimulai pada t+1 (Fare dkk, 1994). Dalam

perhitungan produktivitas dengan menggunakan Malmquist Index hasilnya akan

keluar apabila lebih kecil dari 1 yang terjadi adalah penurunan produktivitas dan

sebaliknya apabila lebih dari 1 maka yang terjadi adalah peningkatan

produktivitas sedangkan apabila sama dengan 1 merupakan tidak ada perubahan

kinerja. Dalam lembaga keuangan pendekatan output Oriented. Pengukuran

produktivitas lembaga
40
keuangan yang lebih tepat adalah pendekatan output orientated untuk

memaksimalkan output dengan memanfaatkan input-input yang tersedia.

Malmquist Index mempunyai lima indikator yang mengukur perubahan

atas setiap periode yang diukurnya yaitu sebagai berikut:

1. Perubahan efisiensi teknis ( Technical Efficiency Change/ EFFCH), di mana

perubahan ini mengukur efisiensi teknikal relatif terhadap asumsi CSR.

2. Perubahan teknologi ( Technologic Change/ TECHCH), di mana perubahan ini

mau mengukur teknologi pada DMU ( Decision Making Unit).

3. Perubahan efisiensi teknis murni (Pure Technical Efficiency Change/ PECH), di

mana pengukuran ini untuk mengukur efisiensi teknikal terhadap asumsi


VRS.
4. Perubahan sekalah efisiensi (Scale Efficiency/ SECH), di mana mengukur

perbedaan nilai efisiensi teknis berdasarkan CSR dan efisiensi teknis

berdasarkan VSR.

Total perubahan faktor produktivitas (Total Factor Productivity


Change/

TFP), di mana pengukuran ini merupakan perubahan faktor produktivitas tiap

DMU (Pambuko, 2019:36-37).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai efisiensi teknis dan efisiensi sosial sudah dilakukan

oleh beberapa peneliti. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu mengenai

efisiensi teknis dan efisiensi sosial perbankan syariah di Indonesia diantara lain

sebagai berikut:

41
Penulis, Judul Ahmad Rodoni, Aisyah Raisa Medina, Bahrul Yaman, & Sopyan (2020),
& Penerbit Efficiency and Stability of Islamic Banking in ASEAN, Journal of Islamic
Economics, Vol. 12 No. 1 pp. 63-76

42
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan stabilitas
perbankan syariah di ASEAN.

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah SFA.

Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa efisiensi perbankan syariah
tertinggi di ASEAN yaitu Bank Muamalat Indonesia sebesar 0,998460,
terendah pada Islamic Bank of Thailand sebesar 0,964142, dan nilai efisiensi
rata-rata secara keseluruhan 0.986503. Stabilitas perbankan syariah di
ASEAN tertinggi terdapat pada Maybank Islamic Berhad sebesar 19,49,
terendah pada Bank Islam Amanah Filipina -2.18, dan nilai stabilitas rata-
rata secara keseluruhan adalah 5,21.

Persamaan Variabel DPK, aset, beban tenaga kerja, dan pembiayaan.

Perbedaan Metode SFA, sampel BUS ASEAN dan variabel stabilitas, penerimaan&
penyaluran zakat.

Ulasan Kritis Tidak membandingkan antara efisiensi dengan stabilitas perbankan syariah.

Penulis, Judul Ivana Rosediana Dewi & Bayu Arie Fianto (2020), The Efficiency Of ASEAN
& Penerbit Sharia Banks For 2013-2013 Period: Two-Stage Stochastic Frontier
Analysis, Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol. 7 No. 3 Hal. 585-
601
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel internal dan
eksternal bank syariah terhadap technical efficiency (TE) bank syariah di
ASEAN 2013-2018.

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah SFA.

Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa hasil rata-rata technical
efficiency (TE) bank syariah di ASEAN pada tahun 2013-2018 dengan
menggunakan metode (SFA) sebesar 0.928 (92.8%) dan variabel yang
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap (TE) adalah total aset,
degree of capitalization, dan bank’s financing intensity sedangkan variabel
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap skor
TE bank syariah ASEAN.
Persamaan
Efisiensi teknis, dan variabel DPK
Perbedaan
metode SFA, variabel biaya operasional, & total earning asset, Sampel BUS
ASEAN, dan penerimaan& penyaluran zakat.
Ulasan Kritis
Sampel BUS ASEAN hanya dari lima negara.
Penulis, Judul Lathiefah Rabbaniyah & Akhsyim Afandi (2019), Analisis efisiensi
& Penerbit Perbankan Syariah di Indonesia Metode Stochastic Frontier Analysis,
Conference on Islamic Management Accounting, and Economics (CIMAE)
Proceeding, Vol. 2 pp. 200-211

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi bank syariah di


Indonesia selama 2010 hingga 2016.

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah SFA.

43
Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa efisiensi tertinggi untuk BUS
devisa adalah BNI Syariah periode 2015 sebesar 0,9981 dan untuk BUS non
devisa adalah BRI Syariah periode 2010 sebesar 0,9998. Rata-rata nilai
efisiensi tertinggi 2010-2016 yaitu Bank Mega Syariah sebesar 0,9366 untuk
BUS devisa dan Bank Bukopin Syariah sebesar 0,9395 untuk BUS non
devisa.
Persamaan
Variabel DPK, aset, & pembiayaan.
Perbedaan
Metode SFA, variabel biaya operasional, sampel bank syariah, dan
penerimaan& penyaluran zakat.
Ulasan Kritis
Tidak memasukan variabel pendapatan operasional sebagai output dari BUS.
Penulis, Judul Aam Slamet Rusydiana (2019), Efisiensi Sosial dan Finansial Bank Syariah
& Penerbit di Indonesia: Pendekatan Nonparametrik, Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, Vol. 4 No. 1

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi finansial dan sosial
dalam satu kerangka penilaian yaitu social financial efficiency kuadran
(SFEQ).
Metodologi
Metodologi yang digunakan adalah DEA.
Hasil
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa efisiensi sosial dan finansial
perbankan syariah di Indonesia masih rendah yaitu 51% dan 76%.
Persamaan
Metode DEA, variabel: DPK, beban tenaga kerja, pembiayaan, dan
pendapatan operasional.
Perbedaan
Variabel biaya administrasi dan umum, pembiayaan usaha kecil, dana sosial,
dan penerimaan& penyaluran zakat.
Ulasan Kritis
Tidak membandingkan dengan efisiensi bank konvensional.
Penulis, Judul Ramadhan Rizky Putra, Sekarsukma Syifadhiya, Sekar Aji Widyastiti, &
& Penerbit Zulfikar Bagus Pambuko (2018), Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia
dalam Mengelola Dana Sosial, University Research Colloquium

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dana sosial pada
bank syariah.

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah DEA.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat lima BUS mengelola
Hasil dana sosial secara efisien yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, BRI Syariah, dan BCA Syariah sedangkan tiga BUS
lainnya mengalami kondisi inefisiensi yaitu BNI Syariah, BJB Syariah. dan
Bank Victoria Syariah.

Persamaan Metode DEA, variabel penerimaan dan penggunaan dana zakat.

Perbedaan Variabel penerimaan& penggunaan dana kebajikan dan penerimaan&


penyaluran zakat.

Ulasan Kritis Variabel tidak dijelaskan apakah ada pengaruh atau tidak.

44
Penulis, Judul Ahmad Rodoni, M. Arskal Salim, Euis Amalia,& Rezki Syahri Rakhmadi
& Penerbit (2017), Comparing Efficiency and Productivity In Islamic Banking: Case
Study in Indonesia, Malaysia and Pakistan, Journal of Islamic Economics,
Vol. 9 (2) pp. 227-242

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi dan produktivitas


Industri Perbankan Syariah di Indonesia, Malaysia dan Pakistan.

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah DEA.

Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa perbankan syariah di Indonesia
dan Malaysia menghadapi inefisiensi pada tingkat efisiensi 75% dan 90%
sedangkan perbankan syariah di Pakistan memperoleh efisien tinggi karena
mendekati 100%. Produktivitas BUS di Indonesia, Malaysia, dan Pakistan
mengalami peningkatan dalam periode 2013-1017.

Persamaan Metode DEA, pendekatan intermediasi, Variabel: DPK, total aset, beban
tenaga kerja, pembiayaan, dan pendapatan operasional

Perbedaan Variabel aset likuid dan penerimaan& penyaluran zakat.

Ulasan Kritis Pengaruh antar variabel input dan output tidak dimasukan.

Penulis, Judul Apik Nurfikasari, Heraeni Tanuatmodjo,& Suci Apriliani Utami (2017),
& Penerbit Analisis Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan
Malmquist Productivity Index. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam, Vol.
10 No.2

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produktivitas perbankan


syariah berdasarkan Indeks Produktivitas Malmquist.

Metodologi Malmquist Productivity Index.

Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas bank syariah di
Indonesia masih mengalami fluktuatif atau naik turun.

Persamaan Metode MPI dan variabel DPK, total aset,& pembiayaan

Perbedaan Variabel ROA dan penerimaan& penyaluran zakat.

Ulasan Kritis Tidak memasukkan keterangan variabel yang digunakan.

Penulis, Judul Hesti Kustanti & Astiwi Indriani (2016), Analisis Perbandingan Efisiensi
& Penerbit Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan Metode
Stochastic Frontier Analysis (SFA) Periode 2010-2014, Diponegoro Journal
Of Accounting, Vol. 5 No. 3 Hal. 2

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan bank umum syariah
dan unit usaha syariah dengan metode stochastic frontier analysis (SFA).

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah Stochastic Frontier Analysis (SFA).

Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa BUS dan UUS selalu mengalami
peningkatan efisiensi setiap tahun dengan rata-rata tingkat efisiensi pada BUS

45
adalah 0.43994, sedangkan rata-rata tingkat efisiensi UUS sedikit lebih tinggi
yaitu 0.47654.
Persamaan
Efisiensi teknis BUS, pendekatan intermediasi, variabel: DPK, total aset,
beban tenaga kerja, pembiayaan, dan pendapatan operasional.
Perbedaan
Sampel UUS, metode SFA, dan penerimaan& penyaluran zakat.
Ulasan Kritis
Kurangnya variabel output pendapatan operasional agar terlihat bahwa BUS
juga menghasilkan laba.

Penulis, Judul Muhammad Nadratuzzaman Hosen & Rafika Rahmawati (2016), Efficiency
& Penerbit and Profitability on Indonesian Islamic Banking Industry, Journal of Islamic
Economics, Vol. 8 (1) Hal. 33-48

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan profitabilitas
di antara bank-bank syariah di Indonesia.

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah Stochastic Frontier Analysis (SFA).

Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa tingkat efisiensi biaya BUS di
Indonesia pada BMI sebesar 83,28%; BSM sebesar 87,96%; BMS 92,38%;
BRIS 78,35%; dan BSB 84,92%. Adanya pengaruh antara komponen input
dan output terhadap tingkat efisiensi biaya secara simultan. Tingkat
profitabilitas terbesar BUS di Indonesia pada BMI sebesar 1,48%; BSM
adalah 2,09%; BMS adalah 2,77%; BRIS 0,83%; dan BSB 0,59%. Terdapat
pengaruh antara NPF, FDR, BOPO, dan CAR terhadap tingkat profitabilitas
secara simultan.

Persamaan Variabel: DPK, beban tenaga kerja, dan pembiayaan.

Perbedaan Metode SFA, efisiensi biaya, variabel harga dana, efek yang dimiliki, dan
penerimaan& penyaluran zakat.

Ulasan Kritis Sampel Bank Muamalat Indonesia yang merupakan BUS pertama di
Indonesia tidak ikut disertai.
Penulis, Judul Siti Karimah, Tanti Novianti, & Jaenal Effendi (2016), Kajian Efisiensi Bank
& Penerbit Umum Syariah di Indonesia, Jurnal Al-Muzara’ah, Vol. 4 No. 1

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi efisiensi Bank Umum Syariah di
Indonesia dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya.

Metodologi Metodologi yang digunakan adalah DEA dan SFA.

Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa BUS di Indonesia belum
beroperasi secara efisien berdasarkan skor efisiensi teknis, skor efisiensi
teknis murni, dan skala efisiensi yang diperoleh dengan metode DEA dan
belum dapat mengoptimalkan keuntungannya berdasarkan skor efisiensi
keuntungan dengan metode SFA.

Persamaan Efisiensi teknis, metode DEA, variabel: DPK, aset, & pembiayaan.

Perbedaan Efisiensi murni dan skala, metode SFA, variabel ROA, CAR, dan
penerimaan& penyaluran zakat.

46
Ulasan Kritis Input tenaga kerja selaku SDM yang memerankan fungsi intermediasi tidak
dimasukan.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka Teori dalam penelitian ini dimulai dengan mengambil secara

keseluruhan pokok permasalahan perbankan syariah di Indonesia yaitu efisiensi

dan produktivitas. Berikut gambar 2.1 yang menggambarkan kerangka teori dalam

penilitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Teori

47
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

1. Keterkaitan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan

Berdasarkan hasil penelitian Ryad dan Yuliawati (2017) bahwa DPK

berpengaruh positif signifikan terhadap Pembiayaan Bank Syariah Studi Kasus

Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Bakti (2017)

dengan sampel yang berbeda yaitu Bank Muamalat Indonesia. Hal ini

menandakan bahwa semakin besar jumlah dana pihak ketiga nasabah yang

berbentuk tabungan, giro, dan deposito maka semakin besar pula jumlah

pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank Syariah.

2. Keterkaitan Jumlah Aset terhadap Pembiayaan

Berdasarkan hasil penelitian Candera dan Gumar (2018) bahwa hubungan

jumlah aset terhadap pembiayaan adalah positif. Hal ini menunjukan bahwa

apabila jumlah aset menurun maka pembiayaan pun ikut menurun dan

sebaliknya.

3. Keterkaitan Beban Tenaga Kerja terhadap Pembiayaan

Berdasarkan penelitian penelitian Indriani (2016) bahwa hubungan beban

tenaga kerja terhadap pembiayaan adalah negatif. Hal ini menunjukan bahwa

apabila beban tenaga kerja meningkat maka pembiayaan menurun, dan berlaku

sebaliknya.

4. Keterkaitan Penerimaan Zakat terhadap Pembiayaan

Berdasarkan hasil penelitian Prahesti dan Putri (2018) bahwa hubungan

penerimaan zakat terhadap pembiayaan adalah positif. Hal ini menunjukkan

48
bahwa apabila penerimaan zakat besar maka pembiayaan juga besar dan berlaku

sebaliknya.

5. Keterkaitan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyaluran Zakat

Berdasarkan hasil penelitian Fitri (2016) bahwa hubungan dana pihak

ketiga terhadap penyaluran zakat adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa

apabila dana pihak ketiga besar maka penyaluran zakat juga besar dan berlaku

sebaliknya.

6. Keterkaitan Jumlah Aset terhadap Penyaluran Zakat

Berdasarkan hasil penelitian Firmansyah dan Rsydiana (2013) bahwa

hubungan jumlah aset terhadap penyaluran zakat adalah positif. Hal ini

menunjukkan bahwa apabila jumlah aset besar maka penyaluran zakat juga

besar dan berlaku sebaliknya.

7. Keterkaitan Beban Tenaga Kerja terhadap Penyaluran Zakat

Berdasarkan hasil penelitian Akbar (2009) bahwa hubungan beban

tenaga kerja terhadap penyaluran zakat adalah positif. Hal ini menunjukkan

bahwa apabila beban tenaga kerja besar maka penyaluran zakat juga besar dan

berlaku sebaliknya.

8. Keterkaitan Penerimaan Zakat terhadap Penyaluran Zakat

Berdasarkan hasil penelitian Susilowati dan Setyorini (2018) bahwa

hubungan penerimaan zakat terhadap penyaluran zakat adalah positif. Hal ini

49
menunjukkan bahwa apabila penerimaan zakat besar maka penyaluran zakat

juga besar dan berlaku sebaliknya.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian

ini dimulai dengan hipotesis terkait perhitungan tingkat efisiensi teknis

beberapa bank umum syariah yang sudah ditentukan di awal yang kemudian

diikuti dengan hipotesis efisiensi sosial. Adapun perumusan hipotesa penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1.
H0: Diduga tingkat efisiensi bank syariah di Indonesia belum optimal.

H1: Diduga tingkat efisiensi bank syariah di Indonesia sudah optimal.

2.
H0: Diduga tingkat produktivitas bank syariah di Indonesia belum optimal.

H1: Diduga tingkat produktivitas bank syariah di Indonesia sudah optimal.

3.
H0: Diduga terdapat perbedaan tingkat efisiensi dan produktivitas bank

syariah di Indonesia.
4.
H1: Diduga tidak terdapat perbedaan tingkat efisiensi teknis dan

produktivitas bank syariah di Indonesia.

50
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dimana melakukan

pengolahan dan analisis statistik variabel input dan output yang digunakan di

dalam penelitian ini. Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

data kuantitatif dimana berupa data angka. Data yang diambil adalah data

Sekunder yaitu laporan keuangan syariah yang dipublikasi oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Penelitian ini menggunakan teknik analisis yang

menggunakan metode non parametrik yaitu Data Envelopment Analysis untuk

mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas bank umum syariah di Indonesia.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dijadikan objek di dalam penelitian ini adalah perbankan

syariah di Indonesia yang sudah tercatat laporan keuangannya di publikasi

laporan keuangan bank umum syariah website Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pengambilan sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah seluruh

bank umum swasta nasional syariah di Indonesia kecuali, BSM, BRIS dan

BNIS.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perbankan syariah di Indonesia. Studi

kasus Bank Umum Syariah (BUS) yang di analisis berjumlah 8 BUS dimana

bank syariah tersebut melakukan kegiatan operasionalnya di Indonesia. Waktu


51
penelitian yang dilakukan dalam mengambil laporan keuangan yaitu kurun

waktu periode tahun 2015-2019.

D. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan di dalam penelitian ini berjenis data kuantitatif

yaitu berupa data angka. Data angka yang digunakan antara lain: dana pihak

ketiga, jumlah aset, beban tenaga kerja, penerimaan zakat, pembiayaan dan

penyaluran zakat. Data angka ini diperoleh melalui data sekunder yang

bersumber dari informasi Laporan Keuangan bulanan dan semesteran yang

dipublikasikan oleh otoritas Jasa keuangan periode tahun 2015-2019 dan

Laporan Keuangan Tahunan dari website resmi dari 8 BUS tersebut periode

tahun 2019.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau variabel penelitian yang digunakan adalah instrumen

tingkat efisiensi dan produktivitas. Pengukuran efisiensi dan produktivitas

menggunakan tiga variabel input dan dua variabel output. Variabel input

penelitian ini adalah dari dana pihak ketiga, jumlah aset, dan beban tenaga

kerja, penerimaan zakat sedangkan variabel output penelitian ini adalah

pembiayaan dan penyaluran zakat.

Tabel 3.1
Instrumen Penelitian
Variabel Instrumen Variabel atau Indikator Pengukuran Penelitian Terdahulu

Efisiensi dan Variabel Input Rasio Cahya (2015), Nurfikasari


Produktivitas  Dana pihak ketiga dkk (2019), Pambuko
 Jumlah aset (2019)
 Beban tenaga kerja
 Penerimaan zakat

52
Variabel Output
 Pembiayaan
 Penyaluran zakat

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Field Research

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

informasi laporan keuangan website resmi Otoritas Jasa Keuangan dan

laporan keuangan website resmi dari sampel bank syariah di Indonesia

periode tahun 2019.

2. Library Research

Penelitian ini juga menggunakan sumber-sumber pendukung

lainnya seperti beberapa literatur, buku, jurnal, artikel, berita, dan bacaan

sejenisnya dimana dapat menambah dan memperkuat pernyataan dalam

penelitian ini.

3. Internet Research

Peneliti juga masih kekurangan sumber informasi maka dari itu

peneliti juga menggunakan sumber lainnya yaitu melalui Internet untuk

menggali informasi informasi lainnya untuk mendukung data data yang

sudah ada.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan deskriptif. Analisis

kuantitatif untuk menghitung tingkat efisiensi dan produktivitas, sedangkan

53
analisis deskriptif

54
untuk menganalisis perbedaan antara hasil tingkat efisiensi dan produktivitas

perbankan syariah di Indonesia. Metode yang digunakan untuk dalam

penelitian ini untuk menghitung tingkat efisiensi adalah metode non parametrik

dengan menggunakan software Data Envelopment Analysis dan untuk

mengukur tingkat produktivitas dengan menggunakan Malmquist Index (MI).

H. Operasional Variabel Penelitian

Metode analisis menggunakan Stochastic Frontier Analysis memerlukan

data yang berupa input dan output dalam perhitungan tingkat efisiensi teknis

maupun efisiensi sosial. Berikut definisi variabel yang digunakan dalam

perhitungan tingkat efisiensi teknis:

a. Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang terkumpul melalui

kegiatan operasional bank syariah menghimpun dana yang berasal

dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito

(Hadinoto, 2008: 252).

b. Aset adalah sesuatu atau barang yang dimiliki oleh perorangan,

badan usaha, maupun Instansi dapat berupa barang yang tidak

bergerak seperti tanah dan bangunan maupun barang bergerak

seperti modal maupun simpanan, dimana aset memiliki nilai

ekonomi, nilai komersil, dan nilai tukar (Wahyuni dan Khoirudin,

2020: 132).

c. Beban tenaga kerja adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

upah termasuk juga fringe benefit (dana pensiun, transport, biaya

55
kesehatan, hak cuti, dan lain-lain) Dan juga biaya pelatihan yang

dianggap sebagai upah (Malik, 2016: 26).

d. Pembiayaan adalah salah satu kegiatan dari fungsi bank syariah

yaitu menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan, di

mana dana yang disalurkan dalam bentuk berbagai macam akad

pembiayaan (Andrianto dan Firmansyah, 2019: 29).

e. Penerimaan dan penyaluran zakat adalah kegiatan bank syariah

dalam menjalankan fungsi sosial bank syariah sesuai UU No.28

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

56
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. (2009). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang: Azkia


Publisher.

Andrianto & Firmansyah. (2019). Manajemen Bank Syariah Implementasi Teori


dan Praktik. Surabaya: Qiara Media.

Antonio, M.S. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
Press.

Anwar, Syamsul. (2018). Islam, Ilmu, dan Kebudayaan. Yogyakarta: UAD Press.

Apriani, R., & Hartanto. (2019). Hukum Perbankan dan Surat Berharga.
Yogyakarta: Deepublish.

Dahlan, Dedy. (2009). Start Young. Jakarta: Grasindo.

Darmawa, D.P. (2016). Pengukuran Efisiensi Produktif dengan Menggunakan


Stachastic Frontier. Yogyakarta: Elmatera.

Fauzi, I.Y., & Riyadi, A.K. (2014). Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif
Maqashid Al-Syariah. Jakarta: Kencana.

Hadinoto, S. (2008). Bank Strategy of Funding and Liability/Treasury


Management. Jakarta: Gramedia.

Harahap, I., Nasution, Y.S.J., Marliyah, & Syahriza, R. (2015). Hadis-Hadis


Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Hasan, D.B.N. (2018). Tafsir Ayat-Ayat Iqtishady. Pamekasan: Duta Media


Publishing.

Herujito, Yayat. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Huda, N., & Nasution M.E. (2014). Current Issues Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta: Kencana.

57
hukumnya. Jakarta: Kencana.

Ikatan Bankir Indonesia. (2018). Mengelola Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Imbaruddin, A. (2016). Birokrasi Akuntabilitas Kinerja: (Sebuah Refleksi).


Makasar: De La Macca.

Iqbal, Z., & Mirakhor, A. (2018). Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik.
Jakarta: Kencana.

Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group.

Malik, N. (2016). Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia. Malang: UMM Press.

Martono, R.V. (2019). Analisis Produktivitas dan Efisiensi. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Pambuko, Z.B., Usman, N., & Andriyani, L. (2019). Analisis Produktivitas


Finansial dan Sosial Perbankan Syariah di Indonesia. Magelang: Unima
Press.

Rivai, V., & Ismail R. (2013). Islamic Risk for Management Islamic Bank.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ryandono, M.N.H., & Wahyudi, R. (2018). Manajemen Bank Islam Pendekatan


Syariah dan Praktek. Yogyakarta: UAD Press.

Soemitra,A. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.

Sulaiman, M. & Zakaria A. (2010). Jejak Bisnis Rasul. Jakarta: Mizan Publika.

Syahdeini, S.R. (2014). Perbankan syariah: produk-produk dan aspek-aspek

Umar, H. (2003). Business an Introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Utomo, M.N. (2019). Ramah Lingkungan dan Nilai Perusahaan. Surabaya: Jakad
Publishing Surabaya.

58
Wahyuni, S. (2019). Perbankan Syariah: Pendeketan Peniliaian Kinerja. Pasuruan:
Qiara Media.

Wahyuni, S., & Khoirudin, R. (2020). Pengantar Manajemen Aset. Makasar: Nas
Media Pustaka.

Yaya, Rizal.dkk. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat

Referensi Jurnal

Akbar, N. (2009). Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional Dengan


Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Islamic Finance &
Business Review, 4(2), 760–784.

Cahya, A.R.K. (2015). Efisiensi Kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia


Menggunakan Data Envelopment Analysis. Economics Development
Analysis Journal, 4(2).

Candera, M. & Herudiansyah, G. (2018). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi


Total Pembiayaan Perbankan Syariah Yang Dimediasi Oleh Variabel Aset.
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, 2 (2), 117-128.

Dewi, I.R., & Fianto, B.A. (2020). The Efficiency Of ASEAN Sharia Banks For
2013-2013 Period: Two-Stage Stochastic Frontier Analysis. Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan, 7 (3), 585-601.

Faisal, U.H., & Rahma, W. (2020). Pengaruh Pengetahuan Masyarakat dan Minat
Penerapan Nilai Islam Terhadap Keputusan Menggunakan Tabungan
Perbankan Syariah (Studi Kasus Masyarakat Kota Langsa). Ilmiah Ekonomi
Islam, 6 (01), 26-27.

Firdaus, M.F., & Hosen, M.N. (2013). Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 182.

59
Firmansyah, I. & Rusydiana, A.S. (2013). Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Pengeluaran Zakat pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Ukuran
Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Liquidity, 2 (2), 110-116.

Fitri, M. (2016). Peran Dana Pihak Ketiga dalam Kinerja Lembaga Pembiayaan
Syariah dan Faktor-faktor Yang Memengaruhinya. Jurnal Conomica. VII
(1).

Hadad, M.D., Santoso, W., Mardanugraha, E. Illyas D. (2003). Pendekatan


Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Working Paper Bank
Indonesia.

Hadah, M.D., Santoso, W., Illyas, D., & Mardanugraha, E. (2003). Analisis
Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik
Data Envelopment Analysis (DEA). Publikasi Bank Indonesia.

Hosen, M.M., & Rahmawati, R. (2016). Efficiency and Profitability on


Indonesian Islamic Banking Industry, Journal of Islamic Economics, 8 (1),
33-48.

Karimah, S., Novianti, T., & Effendi, J. (2016). Kajian Efisiensi Bank Umum
Syariah di Indonesia. Jurnal Al-Muzara’ah, 4 (1).

Kustanti, H., & Indriani A. (2016). Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum
Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan Metode Stochastic
Frontier Analysis (SFA) Periode 2010-2014. Diponegoro Journal Of
Accounting, 5 (3), 2.

Muljawan, D., Hafidz, J., Astuti, R.I., & Oktapiani, R. (2014). Faktor-Faktor
Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia serta Dampaknya terhadap
Perhitungan Suku Bunga Kredit. Working Paper Bank Indonesia.

Nugroho, L., Kuncoro, F.W., & Mastur A.A. (2019). Analis Perbandingan Bank
Umum Syariah dengan Unit Usaha Syariah dari Aspek Efisiensi; Kualitas
Asset dan Stabilitas Keuangan (Periode Tahun 2014-2017), Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah, 6 (2).
60
Nurfikasari, A., Heraeni, T., & Suci, A.U. Analisis Produktivitas Perbankan
Syariah di Indonesia Berdasarkan Malmquist Productivity Index. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan Islam, 10 (2).

Prahesti, D.D.,& Putri, P.P. (2018). Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro
melalui Dana Zakat Produktif. Academic Journal for Homiletic Studies. 12
(1), 141- 160.

Putra, R.R., Syifadhiya, S., Widyastiti, S.A., & Pambuko, Z.B. (2018). Efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia Dalam Mengelola Dana Sosial. University
Research Colloquium.

Rabbaniyah, L., & Afandi, A. (2019). Analisis efisiensi Perbankan Syariah di


Indonesia Metode Stochastic Frontier Analysis. Conference on Islamic
Management Accounting, and Economics (CIMAE) Proceeding, (2), 200-
211.

Rodoni, A., Medina, A.A., Yaman, B. & Sopyan. (2020). Efficiency and Stability
of Islamic Banking in ASEAN. Journal of Islamic Economics, 12 (1), 63-
76.

Rodoni, A., Salim, M.A., Amalia, E., & Rakhmadi, R.S. (2017). Comparing
Efficiency and Productivity In Islamic Banking: Case Study in Indonesia,
Malaysia and Pakistan. Journal of Islamic Economics, 9 (2), 227-242.

Rusydiana, A.S. (2019). Efisiensi Sosial dan Finansial Bank Syariah di Indonesia:
Pendekatan Nonparametrik. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 4 (1).

Santoso, R.T. (2010). Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Efisiensi


Perbankan di Indonesia (Tahun 1998-2009). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 12 (2).

Referensi Majalah

Badri, M.A., Syamhudi, K., Tuasikal, M.A., & Abidin, A.A.Z. (2012). Masih
Adakah Riba di Bank Syariah?. Majalah Pengusaha Muslim.
61
Referensi Website

62
http://bmm.or.id/ diakses pada 10 September 2020 pukul 20.08.

Laporan Keuangan Tahunan Bank Muamalat periode 2015-2019 diakses pada 8


September 2020 pukul 20.45.

Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah OJK periode 2015-2019


diakses pada 8 September 2020 pukul 21.06.

Purnomo, H. (2019). Terbaru, Kondisi Keuangan Bank Muamalat: Laba Jatuh


92%. Diunduh pada 9 September 2020, dari https://www.cnbcindonesia.com/.

Redaksi. (2020). PHK di Bank Syariah, Bank Muamalat tak Membantah . Diunduh pada 9
September 2020, dari https://infobanknews.com/.

Snapshot Otoritas Jasa Keuangan tahun 2020 diakses pada 8 September 2020
pukul 21.00.

Statistika Perbankan Syariah periode 2015-2019 diakses pada 8 September 2020


pukul 19.55.

63

Anda mungkin juga menyukai