Anda di halaman 1dari 16

Audit Take Over Pembiayaan

Pengalihan Pembiayaan dari Bank Konvensional

Jika pembiayaan di Bank Konvensional sebelumnya diperuntukkan


sebagai investasi (pembelian aset), maka skema pengalihan
pembiayaan dapat menggunakan alternatif I, II, III atau IV
sebagaimana tercantum dalam fatwa DSN no. 31/DSN-MUI/VI/2002
tentang Pengalihan Hutang.

ALTERNATIF I :
LKS memberikan qardh kepada nasabah. Dengan qardh tersebut nasabah
melunasi kredit (utang)-nya; dan dengan demikian, aset yang dibeli
dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh

2
Audit Take Over Pembiayaan

PENGALIHAN PEMBIAYAAN KONVENSIONAL – SYARIAH


UNTUK MODAL KERJA PEMBELIAN ASET

NERACA NERACA BANK


NASABAH

Mesin Pinjaman Qard

Mesin

Tanah Murabahah

3
Audit Take Over Pembiayaan

Pengalihan Pembiayaan dari Bank Konvensional

Apabila pembiayaan di Bank Konvensional sebelumnya


diperuntukkan sebagai modal kerja (usaha), maka skema
pengalihan pembiayaan menggunakan akad musyarakah, tanpa
pemberian dana al qardh. Hal ini merupakan replacement atas
modal kerja yang diberikan oleh Bank Konvensional sebesar sisa
outstanding pembiayaan

4
Audit Take Over Pembiayaan

PENGALIHAN PEMBIAYAAN DARI KONVENSIONAL – SYARIAH


UNTUK MODAL KERJA (USAHA)

NERACA NERACA BANK


NASABAH

Usaha Musyarakah Musyarakah

Tanah

5
Audit Take Over Pembiayaan

Pengalihan Pembiayaan dari Bank Syariah

1. Jika pembiayaan di Bank Syariah sebelumnya menggunakan


akad mudharabah atau musyarakah, maka skema pengalihan
menggunakan akad musyarakah.

2. Jika pembiayaan sebelumnya IMBT (akad sewa-menyewa yang


diakhiri pemindahan hak milik dengan cara jual bila atau hibah di
akhir masa sewa) atau Ijarah, maka skema pengalihan
menggunakan akad IMBT atau Ijarah.

3. Jika pembiayaan sebelumnya murabahah, maka


pengambilalihan pembiayaan dapat menggunakan:
- Hiwalah/ Hawalah
- Musyarakah

6
Audit Take Over Pembiayaan

PENGALIHAN PEMBIAYAAN DARI SYARIAH – SYARIAH UNTUK MODAL KERJA

NERACA NERACA BANK


NASABAH

Usaha Musyarakah Musyarakah

Tanah

7
Audit Take Over Pembiayaan

PENGALIHAN PEMBIAYAAN SYARIAH – SYARIAH UNTUK MODAL KERJA

NERACA NERACA BANK


NASABAH

Mesin Murabahah Hawalah

Tanah

8
Audit Take Over Pembiayaan

SKEMA AKAD HAWALAH

9 9
Audit Take Over Pembiayaan

AUDIT TAKE OVER PEMBIAYAAN

❖ Berasal dari Bank Syariah atau Bank Konvensional


❖ Skim Pembiayaan di Bank Lain
❖ Nilai Outstanding Pembiayaan Nasabah di Bank Lain
❖ Surat Keterangan Lunas dari Bank sebelumnya
❖ Akad Qardh berjangka waktu pendek (maks 5 hari)
❖ Pengikatan Jaminan dan Pencairan Murabahah dilakukan sesegera mungkin
❖ Proses Take Over harus didampingi oleh Pejabat Bank / Marketing
❖ Penggunaan Akad yang Sesuai ketentuan Fatwa DSN
ETIKA DI BANK SYARIAH – Temuan Audit

➢ Penugasan Karyawan ke Luar Kota

➢ Cara Berbusana

➢ Pelaksanaan Ibadah bagi Karyawan Muslim/ Muslimah

➢ Cara berinteraksi antara Karyawan Muslim & Muslimah

➢ Syariah Culture = Corporate Culture

➢ Dll

11
CONTOH-CONTOH TEMUAN AUDIT SYARIAH

No Akad Pelanggaran Syariah Sesuai Dengan Syariah Rujukan


1 Adm Pmby Diprosentasikan dengan Real Cost Prinsip Riba
Jumlah PYd
2 Murabahah Barang yang Barang yang dibeli harus jelas Fatwa DSN No 04/DSN-
diperjualbelikan tidak (Quantity,Quality, Time MUI/IV/2004
jelas Delivery)
3 Murabahah Penjadwalan kembali (Re- Tidak ada penambahan marjin Fatwa DSN No 04/DSN-
Schedulling) ditambah selama akad. MUI/IV/2000
marjin
4 Top-Up Akad yang ke 2 dst Nasabah harusnya membuat Fatwa DSN No 04/DSN-
Murabahah melunasi akad yang akad baru apabila ingin membeli MUI/IV/2000
sebelumnya (membayar barang
hutang)
5 Istishna Uang diserahkan kepada Nasabah harusnya menerima Fatwa DSN No 06/DSN-
nasabah barang pesanan (mis: rumah) MUI/IV/2000
uang diserahkan kepada
developer (Paralel)

12
CONTOH-CONTOH TEMUAN AUDIT SYARIAH

No Akad Pelanggaran Syariah Sesuai Dengan Syariah Rujukan


6 Talangan Haji Meminta ujroh lebih dari Ujroh hanya sekali dan tidak Fatwa DSN No 29/DSN-
1 X sesuai dengan jangka dikaitkan dengan jangka waktu MUI/VI/2002
waktu dan jumlahnya dan jumlah pyd
disesuaikan dengan jmlh
pyd
7 Musyarakah/ Bagi hasil secara pasti Bagi hasil diproyeksikan dan Fatwa DSN No 07 dan
Mudharabah sesuai dengan jadwal dibagi hasilkan sesuai realisasi 08/DSN-MUI/IV/2000
angsur pendapatan (cash basis)
8 Musyarakah/ Bagi hasil tidak berbagi Bagi hasil harus berbagi untung Fatwa DSN No 07 dan
Mudharabah risiko kerugian dan rugi (loss and profit 08/DSN-MUI/IV/2000
sharing))
9 Murabahah Tidak ada bukti Harus ada bukti underlying Fatwa DSN No 04/DSN-
penggunanaan dana sbg transaction MUI/IV/2000
underlying transaction
10 Murabahah Bukti uang muka Uang muka dari nasabah hrs dpt Fatwa DSN No 04/DSN-
diragukan kebenarannya dibuktikan sehingga bank yakin MUI/IV/2000
kebenarannya

13
CONTOH-CONTOH TEMUAN AUDIT SYARIAH

No Akad Pelanggaran Syariah Sesuai Dengan Syariah Rujukan


11 Murabahah Diskon harga tidak Diskon harga adalah haknya Fatwa DSN No 04/DSN-
diperhitungkan sbg Nasabah MUI/IV/2000
pengurang harga beli

12 Musyarakah/ Tidak ada laporan hasil Bagi hasil dihitung dari laporan Fatwa DSN No 07 dan
Mudharabah usaha dari nasabah sbg hasil usaha nasabah 08/DSN-MUI/IV/2000
dasar perhitungan utk bagi
hasil bulanan kpd Bank
13 Musyarakah/ Besarnya angsuran Nsb Besarnya angsuran perbulan Fatwa DSN No 07 dan
Mudharabah berdasarkan pd angka tidak bisa ditentukan di awal, itu 08/DSN-MUI/IV/2000
proyeksi bagi hasil yg hanya proyeksi/perkiraan saja.
tercantum pd proyeksi Seharusnya berdasarkan real
cash flow income (cash basis)
14 Musyarakah Tidak ada bukti syirkah Syirkah nasabah harus ada dan Fatwa DSN No.07/DSN-
nasabah, dinilai dgn uang MUI/IV/2000

15 Mudharabah Bagi hasil deposito Bagi hasil deposito dihitung Fatwa DSN No.08/DSN-
dihitung berdasarkan berdasarkan keuntungan bank MUI/IV/2000
fixed rate (spt bunga)

14
CONTOH-CONTOH TEMUAN AUDIT SYARIAH

No Akad Pelanggaran Syariah Sesuai Dengan Syariah Rujukan


16 Wadi’ah Formulir akad pembukaan Setiap akad harus ditandatangani Tidak terpenuhinya Prinsip
Mudharabah Deposito/Tabungan/Giro oleh kedua belah pihak (Bank Syariah (akadnya tdk sah)
tdk ditandatangai oleh dan Nasabah)
Pejabat Bank yg
berwenang/ blm
ditandatangani oleh
nasabah

17 Wadi’ah Formulir akad pembukaan Setiap akad harus diisi dgn Tidak terpenuhinya Prinsip
Mudharabah Deposito/Tabungan/Giro lengkap dan benar Syariah (akadnya tdk sah)
tdk lengkap pengisiannya,
blm mencantumkan
nisbah, salah
pencantuman nisbahnya

18 Prinsip Corporate culture belum Corporate culture seharusnya Setiap aktivitas & prilaku
Syariah sesuai dgn prinsip sesuai juga dgn prinsip syariah karyawan bank Syariah harus
Syariah: cara berbusana, sesuai dgn prinsip Syariah
penugasan ke luar kota,
dan etika lainnya

15
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

WASSALAM…

Anda mungkin juga menyukai