Anda di halaman 1dari 21

KETENTUAN SYARI’AH PADA

PRODUK PEMBIAYAAN DI BANK


SYARIAH

Nama Kelompok :
Rahmat Sulistian (16.0101.0137)
Widya Anissa S. (16.0101.0140)
Nur Abita P. (16.0101.0141)
Meti Azumastuti (16.0101.0144)
Fitria Dwi Nanda (16.0101.0145)
KATEGORI KONTRAK KEUANGAN SYARI'AH

1. Kontrak transaksional
2. Kontrak pembiayaan
3. Kontrak intermediasi dan
4. Kontrak kesejahteraan sosial.
KETENTUAN SYARI’AH PADA PRODUK PEMBIAYAAN
BERBASIS JUAL BELI

A. Piutang Murabahah
Murabahah adalah akad jual Rukun Murabahah
beli atas barang tertentu, di
mana penjual menyebutkan Penjual (Ba’i)
dengan jelas barang yang Pembeli (Musytari)
diperjualbelikan, termasuk Obyek Jual Beli (Mab’i)
harga pembelian barang Harga (Tsaman)
kepada pembeli, kemudian ia Ijab Qabul
mensyaratkan atasnya labai
keuntungan dalam jumlah
tertentu.
Ketentuan-ketentuan
Murabahah
Ketentuan tentang Murabahah (Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000)
Jaminan dalam murabahah
Utang dalam murabahah
Penundaan pembayaran dalam murabahah
Bangkrut dalam murabahah
Uang muka murabahah (Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/IX/2000)
Diskon Murabahah(Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/IX/2000)
Sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran (Fatwa DSN No. 17/DSN-MUI/IX/2000).
Potongan pelunasan murabahah (Fatwa DSN No. 23/DSN-MUI/III/2002).
Ketentuan Ganti Rugi (Ta’widh) lihat hal 22 PBI 7/46
Aspek Teknis Murabahah Aspek Administrasi Murabahah

Implementasi
Bank
Nasabah
Harga jual bank Realisasi penyaluran dana
Jangka Waktu Kewajiban nasabah
Denda kepada Nasabah Pendapatan
Potongan Lain-lain
Komisi
Jaminan
Lain-Lain
B Piutang Salam

Yaitu penjualan suatu barang yang


disebutkan sifat-sifatnya sebagai
persyaratan jual beli dan barang Rukun salam
tersebut masih dalam tanggungan Pembeli (Muslim/Salam)
penjual; di mana syarat-syarat Penjual (Muslam Ilaih)
tersebut diantaranya adalah Hasil Produksi/Barang yang akan
mendahulukan pembayaraan pada diserahkan (Muslam Fiih)
waktu di akad majlis (akad Harga (Ra'su Al Maali as Salam)
disepakati)". ljab Qabul
Aspek Syari’ah
Al Qur’an dan Hadits
Infographic Style
Ketentuan-ketentuan Salam
(Fatwa DSN No. 05/DSN- Aspek Administrasi :
MUI/IV/2000) : Pembayaran modal usaha salam
Ketentuan tentang pembayaran Kewajiban nasabah sebagai muslam
Ketentuan tentang barang ilaih
Ketentuan tentang salam parallel Pendapatan bank
Penyerahan barang sebelum atau Biaya Administrasi
pada waktunya Asuransi
Pembatalan kontrak Implementasi Salam Paralel
 Aspek Teknis : Dokumentasi
Implementasi Salam
Dokumentasi
C. Piutang Istishna Aspek Teknis :
Yaitu berarti akad jual beli dimana Shanni'  Implementasi /stishna'
(produsen) ditugaskan untuk membuat Implementasi Istishna' Paralel
suatu barang (pesanan) oleh Mustashni' Dokumentasi
(pemesan)
Aspek Syariah : Pendapatan
Al Qur'an dan Hadits Asuransi
Ketentuan Istishna Paralel (Fatwa DSN No.
22/DSN-MUIVII/2002)
KETENTUAN SYARI'AH PADA PRODUK PEMBIAYAAN
BERBASIS KERJASAMA

A. Pembiayaan Mudharabah
Adalah akad kerjasama antara bank Rukun Mudharabah
selaku pemilik dana (Shahib al maal) Shahibul Maal (pemilik modal)
dengan nasabah selaku mudharib Mudharib (pelaksana/usahawan)
yang mempunyai keahlian atau Modal (Maal)
ketrampilan untuk mengelola suatu  Kerja/Usaha
usaha yang produktif dan halal.  Keuntungan
 ljab Qobul
Ketentuan Penyaluran Dana Mudharabah (Fatwa DSN No. 07/DSN-
MUVIV/2000)
Ketentuan Penyaluran Dana
Rukun dan Syarat Penyaluran Dana
Beberapa ketentuan hukum penyaluran dana

Aspek Teknis :
Implementasi
Dokumentasi
Lain-lain
C. Pembiayaan Musyarakah Ketentuan Musyarakah (Ref Fatwa DSN N0.
Musyarakah asal kata dari syirkah yang berarti 08/DSN-MUI/IV/2000) :
percampuran. Menurut fiqih Musyarakah berarti: Pernyataan ijab dan qobul harus dinyatakan oleh
“Akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka
modal dan keuntungan." (Sayyid Sabiq, Fiqh dalam mengadakan kontrak (akad)
Sunnah, Jilid 13 hal. 174) Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hokum
Aspek syariah Biaya operasional persengketaan
a) Al Quran dan Al Hadist : Aspek Teknis :
Musyarakah Implementasi
Musyarakah dan Kesepakatan Dokumentasi
Dokumentasi Lain-lain
Wanprestasi
Wakil/agent
b) Rukun Musyarakah :
Pihak yang berserikat (syariik)
Modal (maal)
Proyek/usaha (amal)
Ijab qobul
KETENTUAN SYARI’AH PADA PRODUK PEMBIAYAAN
BERBASIS SEWA

A.Pembiayaan al-Ijarah

1. Definisi fiqih
Al fiarah disebut akad pemindahan hak guna 2. Aspek syariah
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam a).Al-quran dan hadist
waktu tertentu melaiui pembayaran sewa/upah, b).Rukun ijarah
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan • Penyewa (musta’jir)
barang itu sendiri • Pemilik manfaat (mu’jir)
• Objek sewa (ma’jur)
• Harga sewa (ujrah)
• Ijab qobul
Pembiayaan ijarah muntahiyya bittamlik
• Ketentuan ijarah muntahiyya bittamlik
3.Ketentuan ijarah
(Fatwa DSN nomor: 27/DSN-
• Rukun dan syarat ijarah
MUI/III/2002)
• Ketentuan objek ijarah
• Ketentuan tentang Ijarah Muntahia
• Kewajiban LKS dan nasabah dalam
Bittamllik
penyaluran dana ijarah
• Aspek teknis
• Aspek teknis
KETENTUAN SYARI’AH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS PINJAMAN DAN
KEBAJIKAN

A.Pinjaman (Al-Qard)

1. Aspek syariah
1. Definisi a) Al Qur’an dan Hadits
Fiqih i. Qardh
Qard atau iqradh secara etimologi berarti ii. Musyawarah dan Kesepakatan
pinjaman. Secara terminilogi muamalah
iii. Saksi
(ta’rif) adalah “memiliki suatu yang harus
dikembalikan dengan pengganti yang iv. Wanprestasi
sama”.
b) Rukun Qardh
1. Peminjam (Muqtaridh)
2. Pemberi pinjaman (muqridh)
3. Jumlah dana (qardh)
4. Ijab qabul (shigat)
B. Pembiyaan Al-
qardhul Hasan

1. Aspek teknis b) Dokumentasi


a) implementasi i. Surat persetujuan prinsip (Ofering
Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pinjaman letter)
kebajikan tanpa imbalan dengan kewajiban pihak ii. Akad qardhul hasan
peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara iii. Surat permohonan realisasi
sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. pinjaman qardhul hasan
-Tujuan
Penyaluran dana utuk kaum dhuafa
-Sumber dana
Sumber dana pinjaman dapat berasal dari modal, infaq,
shadaqah, denda, sumbangan dan non-halal
PENENTUAN NISBAH DAN PROFITMARGIN DALAM PEMBIAYAAN
SYARI’AH
SISTEM SYIRKAH ATAU BAGI HASIL DAN PENENTUAN NISBAH BAGI
HASIL

Konsep Mudharabahdan Bagi Hasil


Akad Mudharabah merupakan akad antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal (shahibul
maf) dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua yakni pengelola (mudharib) dengan
tujuan mendapatkan Keuntungan (Karim,2004).
B. Persyaratan dalamAkad Mudharabah
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
C.Rasionalitas dalam Kontak Mudharabah
Nomor:7/46/pbi/2005. Bab II Pasal 6,persyaratan
Kontrak mudharabah pada prinsipya memberikan
pembiayaan mudharabah sekurang-kurangnya
keleluasaan bagi mudharib untuk menentukan
sebagai berikut:
level optiml usaha yang akan dilakukannya
1. Bank bertindak sebagai shahibul mal yang
(Muljawan,2001).Berdasarkan prinsip diatas,maka
menyediakan dana secara penuh dan nasabah
sesungguhnya mudharib bentuk
bertindak sebagai mudharib yang mengelola dana
mempertimbangkan keuntungan yang diharapkan
kegiatan usaha
ketika dia menentukan nisbah bagi hasil.Sehingga
2. Jangka waktu pembiayaan,pengembaliaan
menurut Muljawan (2001),rasionalitas kontrak
dana,dan pembagiaan keuntungan ditentukan
mudharabah terjadi bagian profit atau benefit
berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah
untuk mudharib memenuhi tingkat kepuasaan
3. Bank tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha
minimum dari shahibul mal dan juga bagian profit
nasabah tetapi memiliki hak dalam pengawasab
atau benefit untuk shahibul mal memenuhi tingkat
dan pembinaan usaha nasabah
kepuasaan minimum dari mudharib.
4. Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai atau
barang
D. System Bagi Hasil (Profit and Loss Sharing) E. Jenis Pola Bagi Hasil :Profit Sharing dan Revenue Sharing
Penentuan bagi hasil yang berlaku dapat ditentukan
dengan langkah-langkah sebagi berikut:  Profit Sharing yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan
1) Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu kepada hasil neto dari total pendapatan setelah dikurangi
akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
2) Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah pendapatan tersebut.Apanila suatu bank menggunakan
keuntungan yang diperoleh system profit sharing,kemungkinan yang akan terjadi
3) Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah adalah bagi hasil yang diterima shahibul maal akan
pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama,dan harus semakin kecil.
terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tharodin) di masing-  Revenue sharing yang perhitungan bagi hasil didasarkan
masing pihak tanpa adanya unsur paksaan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum
4) Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan untuk memperoleh pendapatan tersebut.Bank
maka kerugian ditanggung bersama oleh kedua belah menggunakan system revenue sharing kemungkinan yang
pihak. akan terjadi adalah tingkat bagi hasil yang diterima oleh
5) Jumlah pembagiaan laba meningkat sesuai dengan pemilik dana akan lebih besar dibandingkan tingkat suku
peningkatan jumlah pendapatan bunga pasar yabg berlaku,kondisi ini akan
memperngaruhi pemilik dana untuk berinvestasi diBank
Syariah dan dana pihak ketiga kan meningkat.
G. Faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil
F. Dasar Hukum Fiqih Revenue Sharing dan
Menurut Antonio (2001) factor yang mempengaruhi
Prodit Sharing
Pandangan para ulama fiqh dapat dijelaskan bagi hasil terdari dari factor langsung dan tidak
sebagi berikut: langsung.
Ulama fiqh yang mendukung penggunaan 1. Faktor Langsung
revenue sharing a. Investment Rate
 Imam Syafi’I,mengatakn mudharib tidak
b. Jumlah dana yang tersedia
boleh menggunakan harta mudhrabah
c. Nisbah bagi hasil (Prodit Sharing rasio)
sebagi biaya baik dalam keadaan menetap
maupun bepergiaan (di perjalanan)
 Karena mudharib telah mendapatkan 2. Faktor Tidak Langasung
bagian keuntungan,maka ia tidak berhak a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya
mendapatkan sesuatu (nafkah) dari harta bank,nasabah melakukan share dalam pendapatan
itu.Dengan kata lain mudharib mendapat biaya.
bagian yang lebih besar dari Rabbul maal b. Kebijakan Akunting
H. Macam-Macam Nisbah I. Karakteristik Nisbah Bagi Hasil
1. Nisbah aktiva tetap terhadap Modal Bersih
2. Nisbah at-Tamwil wa al-Wada’I Menurut Karim (2004) terdapat lima karakteristik
3. Nisbah Fi Ihyati Naqdi nisbag bagi hasil terdiri dari :
4. Nisbah Jariyah 1. Presentase
5. Nisbah Jumlah Modal
2. Bagi Untung dan Bagi Rugi
6. Nisbah Kas
3. Jaminan
7. Nisbah Laba Bersih terhadap Modal Bersih
8. Nisbah Laba terhadap Aktiva (ROA) 4. Besaran Nisbah
9. Nisbah Laba Terhadap Modal 5. Cara menyelesaikan kerugiaan
10. Nisbah Likuiditas
11. Nisbah Modal Primer Terhadap Aset
12. Nisbah modal sesuaian
13. Nisabah modal terhadap Risiko Aset
14. Nisbah perputaran
15. Nisbah Si’ri al-sahmi ila al-ribhi
16. Nisbah Utang terhadap modal bersih
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai