Anda di halaman 1dari 42

Dr.

Hanasudin
Prof. Jaih Mubarok

AKAD SYARIAH PADA LKS

DEWAN SYARIAH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
2015
SERTIFIKASI DPS LEVEL I

APLIKASI AKAD
DALAM PRODUK – PRODUK BANK SYARIAH

BANK SYARIAH

PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA JASA

PRINSIP WADIAH PRINSIP JUALBELI


- Giro - Murabahah - Wakalah
- Tabungan - Istishna - Kafalah
- Salam - Sharf
- Ijarah - Rahn
- Hiwalah

PRINSIP MUDHARABAH PRINSIP BAGIHASIL


- Giro
- Mudharabah
- Tabungan
- Musyarakah
- Deposito
Akad Pembiayaan

Bai’ al-Murabahah Ijarah

Akad
Pembiayaan

Syirkah Akad Refinancing


Fatwa-Murabah
No Nomor Fatwa Judul Fatwa
01 04/DSN-MUI/IV/2000 Murabahah
02 13/DSN-MUI/IX/2000 Uang Muka dalam Murabahah
03 16/DSN-MUI/IX/2000 Diskon dalam Murabahah
04 23/DSN-MUI/III/2002 Potongan Pelunasan dalam Murabahah
05 46/DSN-MUI/II/2005 Potongan Tagihan Murabahah
06 47/DSN-MUI/II/2005 Penyelesaian Piutang Murabahah bagi
Nasabah Tidak Mampu Membayar

07 48/DSN-MUI/II/2005 Penjadwalan Kembali Tagihan


Murabahah

08 49/DSN-MUI/II/2005 Konversi Akad Murabahah


09 - -
Fatwa Ijarah
No Nomor Fatwa Judul Fatwa
01. 09/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Ijarah
02. 27/DSN-MUI/III/2002 Ijarah Muntahiyyah bit
Tamlik
Fatwa Syirkah
No Nomor Fatwa Judul Fatwa
01. 08/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Musyarakah
02. 73/DSN-MUI/XI/2008 Musyarakah
Mutanaqishah
Fatwa-Refinancing

Fatwa DSN-MUI Nomor: 89/DSN-MUI/2013


tentang Pembiayaan Ulang (Refinancing)
Syariah
AKAD MURABAHAH
PADA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
‫‪Posisi Murabahah‬‬

‫بيع األمانة‬

‫بيع الوضيعة‬ ‫بيع التولية‬ ‫بيع املرابحة‬


Pola Pembiayaan Murabahah Bank Syariah dan
Perusahaan Pembiayaan
Enduser
Bank Syariah

1. Pola Eksekuting

Perusahaan
Pembiayaan

Wakalah

2. Pola Chanelling
Mekanisme Murabahah
1. Enduser mengjaukan pembiayaan atas
Enduser barang dan wa’d untuk membelinya Perusahaan
Pembiayaan
2. Perushaan Pembiayaan Membeli barang
yang diperlukan Enduser kepada Pihak lain
dan Perusahaan boleh menerima Uang
Muka (Hamisy Jiddiyah).

3. Enduser dan Perusahaan pembiayaan


Melakukan Akad Murabahah atas Barang
yang sudah wujud, tranfaran harganya, dan
disepakati cara pembayarannya.
Ketentuan terkait Uang Muka
Fatwa No: 13 Tahun 2000

Uang muka dalam fatwa No: 04 Tahun 2000 dinyatakan sebagai


bentuk ‘urbun; dengan ketentuan: a). Jika Enduser jadi
membeli, maka urbun dihitung sebagai pembayaran pertama;
dan b). jika Enduser batal membeli, maka Perusahaan
Pembiayaan dapat meminta ganti rugi yang diambil dari uang
muka atas biaya riil yang sudah dikeluarkan; dan jika ada
kelebihan, sisa uang muka dikembalikan kepada Enduser.

Karakter ‘urbun yang dimaksud fatwa sama dengan


karakter Hamisy Jiddiyah seperti ditetapkan dalam
Mi’yar (terkait isu hangusnya ‘urbun jika tidak jadi
beli).
HDiskon dalam Murabahah
a Fatwa No: 16 Tahun 2000
r
g
A
p
a

a
b
i
l
a

d
i
s
k
o
n

d
a
r
i

S
u
p
p
l
i
e

d
r

d
i
p
e
r
o

i
l
e
h

s
e
t

k
e
l
a
h

a
k
a

u
d
,

p
e
m
b
a

r
g
i
a
n

d
i
s

a
k
o
n

d
i
l
a

n
k
u
k
a
n

b
e

g
r
d
a
s
a
r
k

i
a
n

k
e
s
e
p
a
k
a
t
a
n
.

d
Potongan Tagihan Murabahah
Fatwa No: 46 Tahun 2005

(1)
Perusahaan (2) (3)
PembiayaanBesarnya
boleh potongan Pemberian
Potongan tidak
memberikan diserahkan boleh
potongan darikepada diperjanjikan
total kewajiban
kebijakandalam akad.
nasabah yangPerusahaan
membayarPembiayaan
utangnya tepat
waktu dan
nasabah yang
mengalami
kemampuan
pembayaran
Penyelesaian Piutang Murabahah bagi
Nasabah yang Tidak Mampu Membayar
Fatwa No: 47 Tahun 2005
Perusahaan Pembiayaan boleh melakukan penjadualan kembali
tagihan murabahah bagi nasabah yang tidak mampu melunasi
pembiayaannya sesuai jumlah dan waktu yang disepakati dengan
ketentuan:

(1) (2) (3)


Tidak menambah Pembebanan biaya Perpanjangan masa
jumlah tagihan yang dalam proses pembayaran harus
tersisa. penjadualan kembali berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak.
harus biaya riil
Konversi Akad Murabahah/Fatwa No: 49 Tahun 2005

Tahap 1: Akad Murabahah dihentikan dengan cara: 1) obyek


murabahah dijual oleh nasabah kepada Perusahaan
Pembiayaan dengan harga pasar; 2) nasabah melunasi
utangnya kepada Perusaahaan. Apabila hasil penjualan lebih
besar dari utangnya, maka sisanya dapat dijadikan uang muka
akad ijarah, modal mudharabah atau musyarakah.

Tahap 2; Perusahaan pembiayaan dan nasabah tersebut dalam


membuat akad baru dengan akad: 1) IMBT sesuai fatwa No: 27
Tahun 2002 2) Mudharabah sesuai dengan fatwa No: 7 tahun
2000; dan 3) Musyarakah sesuai fatwa No: 08 Tahun 2000.
AKAD IJARAH
PADA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

1. Akad Ijarah
2. Akad IMBT
AKAD IJARAH
jt
i e
Ketentuan
b
R Ijarah/fatwa No: 09 Tahun 2000 r
au K
k
ea
n
k w
u i
at
P
n j
e iO
rd
u b
a ay
sn n
a e
h k
S Ketentuan Ijarah
E
ay n
a I
n d
j
r u
a
a sr
P
t ea
e rh
m
I
b
j (
ia
Ketentuan Rukun dan Syarat Ijarah

1. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari


kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara
verbal atau dalam bentuk lain.
2.Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi
sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.
3. Obyek akad ijarah adalah: a) manfaat barang dan sewa;
atau b) manfaat jasa dan upah.
Ketentuan Obyek Ijarah
1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam
kontrak.
3.Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan).
4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syari’ah.
5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada
LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam
jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.
8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis
yang sama dengan obyek kontrak.
9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat
diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.
Kewajiban Perusahaan Pembiayaan

Kewajiban Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi


manfaat barang atau jasa adalah:

a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang


diberikan
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.
c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang
disewakan.
Kewajiban Enduser

Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau


jasa:
a.Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk
menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai
kontrak.
b.Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya
ringan (tidak materiil).
c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran
dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena
kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia
tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
Mekanisme Ijarah
1. Enduser mengjaukan pembiayaan atas
Enduser Perusahaan
barang dan wa’d untuk membelinya
Pembiayaan

2. Perushaan Pembiayaan Membeli barang


yang diperlukan Enduser kepada Pihak lain
dan Perusahaan boleh menerima Uang
Muka (Hamisy Jiddiyah).

3. Enduser dan Perusahaan pembiayaan


Melakukan Akad Ijarah atas Barang yang
sudah wujud, disepakati ujrah dan cara
pembayarannya, serta jangka waktunya
AKAD
IJARAH MUNTAHIYAH BIT
TAMLIK
Ketentuan terkait IMBT
Fatwa No: 27 Tahun 2002

•Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiah bi al-

01
Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih
dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik
dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat
dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

•Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di

02
awal akad Ijarah adalah wa'd (‫لوعد‬##‫)ا‬, yang hukumnya
tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan,
maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang
dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
Perusahaan
Mekanisme IMBT Pembiayaan

1. Enduser mengjaukan pembiayaan atas


Enduser barang dan wa’d untuk IMBT

2. Perushaan Pembiayaan Membeli barang


yang diperlukan Enduser kepada Pihak lain
dan Perusahaan boleh menerima Uang
Muka (Hamisy Jiddiyah).

3. Enduser dan Perusahaan pembiayaan


Melakukan Akad IMBT atas Barang yang
sudah wujud, disepakati ujrah dan cara
pembayarannya, jangka waktunya, serta cara
pemindahan kepemilikan

4. Pemindahan kepemilikan obyek dengan


akad Jual-Beli atau Hibah.
AKAD BAGI HASIL
1. Musyarakah
2.Musyarakah Mutanaqishah
Pembiayaan Musyarakah
Fatwa No: 08 Tahun 2000
Akad Syirkah, Fatwa No: 08 Tahun 2000

No: Substansi Fatwa


01. Shighat Akad
02. Syarik/Pihak yang Berakad
03. Obyek Akad (Modal, Kerja, Keuntungan, dan
Kerugian)
04. Biaya Operasional dan Sengkata
Ketentuan Terkait Shighat Akad

Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak


untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan
kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit
menunjukkan tujuan kontrak (akad).
2. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat
kontrak.
3. Akad dinyatakan secara tertulis, melalui korespondensi,
atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
Ketentuan Terkait Syarik/Pihak
Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan
perwakilan.
2. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan
setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.
3. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah
dalam proses bisnis normal.
4. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk
mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi
wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan
memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan
kelalaian dan kesalahan yang disengaja.
5. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.
Ketentuan Terkait Obyek Akad-Modal

1. Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau


yang nilainya sama.
2. Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-
barang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk
aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan
disepakati oleh para mitra.
3. Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan,
menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah
kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.
4. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada
jaminan, namun untuk menghindari terjadinya
penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan.
Ketentuan Terkait Obyek Akad-Kerja

1. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar


pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi
kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan
dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan
tambahan bagi dirinya.
2. Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah
atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan
masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan
dalam kontrak.
Ketentuan Terkait Obyek Akad-Untung/Rugi

1. Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk


menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi
keuntungan atau penghentian musyarakah.
2. Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional
atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang
ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.
3. Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan
melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu
diberikan kepadanya.
4. Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas
dalam akad.
5. Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional
menurut saham masing-masing dalam modal.
Ketentuan Terkait Obyek Akad-
Biaya Operasional dan Sengketa
1. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.
2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi
Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Mekanisme Syirkah
Perusahaan
Enduser
1. Enduser dan Perusahaan Melakukan Syirkah Pembiayaan
untuk pembelian pesawat Terbang, masing
menyerahkan dana, perusaahaan
memberikan kuasa kepada enduser untuk
melakukan usaha, nisbah bagi hasil dan
jangka waktunya disepakat.

2. Enduser melakukan usaha (ijarah) atas


pesawat yang menjadi ra’sul mal; dilakukan
bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati;
dan diakhiri sesuai kesepakatan
Musyarakah Mutanaqishah
Fatwa No: 73 Tahun 2008 dan
Pedoman Implementasi No: 01 Tahun 2013
Karakter MMQ
1. Modal usaha yang harus dinyatakan dalam
hishshah yang terbagi ke dalam unit-unit
hishshah.
2. Janji untuk jual dari pihak bank, dan janji untuk
beli dari pihak nasabah atas unit hishshah yang
dilakukan secara bertahap (taqsith).
3. Jenis usaha yang menyebabkan munculnya
keuntungan (antara lain akad ijarah).
4. Kesepakatan terkait kemungkinan dirubahnya
nisbah bagi hasil atau peninjauan ulang atas
ujrah yang telah disepakati sebelumnya;
Mekanisme Syirkah
Perusahaan
Enduser
1. Enduser dan Perusahaan Melakukan Syirkah Pembiayaan
untuk pembelian pesawat Terbang, masing
menyerahkan modal usaha, perusaahaan
memberikan kuasa kepada enduser untuk
melakukan usaha, nisbah bagi hasil dan
jangka waktunya disepakati, dan wa’d untuk
membeli hishah secara bertahap.

2. Enduser melakukan usaha (ijarah) atas


pesawat yang menjadi ra’sul mal; dilakukan
bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati;
pembelian hishah secara bertahap, dan
akad diakhiri sesuai kesepakatan
Wa al-hamdu lillah,
Wassalamu ‘alaikum warahamatullah
wa barakatuh

Anda mungkin juga menyukai