1
AGENDA
Penerapan Akad Hawalah Bil Ujrah dalam
Pembiayaan
Fatwa
1. Fatwa DSN 12/DSN-MUI/IV/2000 tentang Hawalah
2. Fatwa DSN 58/DSN-MUI/V/2007 tentang Hawalah bil Ujrah
2. Muhil
1. Muhil mengalihkan
berutang MUHAL ‘ALAIH
MUHAL MUHIL
4. Angsuran Pihak yang menerima
Pihak yang berpiutang Pihak yang berutang
pengalihan utang
3. Pembayaran utang
SE OJK Nomor 10/SEOJK.03/2023 Tentang Penyelenggaraan Fatwa DSN 58/DSN-MUI/V/2007 tentang Hawalah
Produk Bank Perekonomian Rakyat Syariah bil Ujrah
1. Nasabah merupakan nasabah yang memiliki Dalam hawalah muthlaqah, muhal ’alaih boleh
kredit/pembiayaan dari LKK/LKS yang ingin mengalihkan menerima ujrah/fee atas kesediaan dan
utangnya kepada BPRS; komitmennya untuk membayar utang muhil
2. Kredit/ pembiayaan yang akan dialihkan memiliki
underlying asset yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
3. Kredit/ pembiayaan yang dialihkan belum lunas; dan
DPS memberikan opini tertulis bahwa jasa hawalah
4. Kredit/ pembiayaan yang akan dialihkan memiliki tujuan
dan perhitungan ujrah telah sesuai dengan Prinsip
penggunaan yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah dan dapat dilaksanakan oleh BPRS (SE OJK
Syariah.
Nomor 10/SEOJK.03/2023)
Penerapan Akad Hawalah Bil Ujrah
Fatwa DSN Nomor 103/DSN-MUl/X/2016 tentang Novasi Subjektif Berdasarkan Prinsip Syariah
▪ Novasi adalah akad baru yang menggantikan dan menghapuskan akad yang lama.
▪ Novasi subjektif pasif adalah novasi terkait penggantian madin, yaitu pihak yang memiliki kewajiban untuk
membayar utang.
▪ Mekanisme novasi subjektif pasif (penggantian madin) dapat dilakukan dengan menggunakan akad hawalah bil
uirah dengan berpedoman pada fatwa DSN-MUI Nomor 58/DSN-MUL1V12007 tentang Hawalah bil Ujrah;
BPRS (DA`IN/MUHAL)
Pihak yang berpiutang
Novasi
NASABAH (MADIN Subjektif Pasif NASABAH (MADIN
BARU/MUHAL ‘ALAIH) LAMA/MUHIL)
Pihak yang berutang Pihak yang berutang
Penerapan Akad Hawalah Bil Ujrah
Konversi akad pembiayaan murabahah dapat dilakukan dalam rangka restrukturisasi Pembiayaan
murabahah dengan atau tanpa penambahan fasilitas pembiayaan
Akad baru yang dapat digunakan oleh Bank dan nasabah dalam rangka konversi adalah:
9
1 Konversi Akad Murabahah ke Akad Ijarah Muntahiyah Bit-Tamlik (IMBT)
10
Konversi Akad Pembiayaan Murabahah ke Akad ijarah muntahiyah bit-tamlik (IMBT) dilakukan
dengan cara Bank menyewakan kepada nasabah objek eks-murabahah atau aset nasabah lainnya
yang telah dibeli oleh Bank
Penerapan akad IMBT mengacu pada fatwa DSN-MUI Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Pembiayaan Ijarah, fatwa DSN-MUI Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al-Ijarah Al-Muntahiyah Bit-
tamlik, Nomor 49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah, Nomor 89/DSN-MUI/XII/2013
tentang Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah dan fatwa DSN-MUI lainnya yang terkait
Prinsip Kehati-hatian dalam Konversi
• BPRS menghentikan akad Pembiayaan Murabahah dengan memperhitungkan nilai wajar objek
Pembiayaan Murabahah.
• Jika nilai wajar lebih kecil daripada jumlah kewajiban Nasabah maka sisa kewajiban Nasabah
tersebut tetap menjadi hak BPRS, yang penyelesaiannya disepakati antara BPRS dan Nasabah.
• Jika nilai wajar lebih besar daripada jumlah kewajiban Nasabah maka selisih nilai tersebut diakui
sebagai uang muka Pembiayaan IMBT.
(POJK No. 29 Tahun 2019 tentang Kualitas Aset Produktif Dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset
Produktif Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
1 Konversi Akad Murabahah ke Akad Ijarah Muntahiyah Bit-Tamlik (IMBT)
11
Qabdh
2) Pembelian aset
nasabah eks-
murabahah atau aset
milik nasabah lainnya 6) Serah terima aset IMBT
Konversi Akad Pembiayaan Murabahah ke Akad mudharabah dilakukan dengan cara Bank menyerahkan
objek eks-murabahah atau aset nasabah lainnya yang telah dibeli oleh Bank kepada nasabah sebagai
modal Bank dalam usaha yang dikelola oleh nasabah sebagai objek mudharabah
Modal Bank berupa aset yang diserahkan kepada nasabah harus disepakati nilainya melalui penaksiran
(taqwimul urudh). Penerapan akad mudharabah mengacu pada fatwa DSN-MUI Nomor 07/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), Nomor 49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi
Akad Murabahah, Nomor 115/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Mudharabah dan fatwa DSN MUI lainnya
yang terkait.
Prinsip Kehati-hatian dalam Konversi
• BPRS menghentikan akad Pembiayaan Murabahah dengan memperhitungkan nilai wajar objek
Pembiayaan Murabahah.
• Jika nilai wajar lebih kecil daripada jumlah kewajiban Nasabah maka sisa kewajiban Nasabah tersebut
tetap menjadi hak BPRS, yang penyelesaiannya disepakati antara BPRS dan Nasabah.
• Jika nilai wajar lebih besar daripada jumlah kewajiban nasabah maka selisih nilai tersebut mengurangi
modal pembiayaan mudharabah dari BPRS.
(POJK No. 29 Tahun 2019 tentang Kualitas Aset Produktif Dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset
Produktif Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
2 Konversi Akad Murabahah ke Akad Mudharabah
13
5) Akad mudharabah
Hasil Usaha
6) Modal Bank
3) Serah terima aset
Aset
3 Konversi Akad Murabahah ke Akad Musyarakah
14
Konversi Akad Pembiayaan Murabahah ke Akad musyarakah dilakukan dengan cara Bank menyerahkan
objek eks-murabahah atau aset nasabah lainnya yang telah dibeli oleh Bank kepada nasabah sebagai
modal Bank dalam usaha nasabah dengan akad pembiayaan musyarakah. Modal Bank berupa aset yang
diserahkan kepada nasabah harus disepakati nilai/harganya melalui penaksiran (taqwimul urudh)
Penerapan akad musyarakah mengacu pada fatwa DSN-MUI Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Akad
Musyarakah, Nomor 49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah, Nomor 114/DSN-
MUI/IX/2017 tentang Akad Syirkah dan fatwa DSN-MUI lainnya yang terkait.
Prinsip Kehati-hatian dalam Konversi
• BPRS menghentikan akad Pembiayaan Murabahah dengan memperhitungkan nilai wajar objek
Pembiayaan Murabahah.
• Jika nilai wajar lebih kecil daripada jumlah kewajiban Nasabah maka sisa kewajiban Nasabah
tersebut tetap menjadi hak BPRS, yang penyelesaiannya disepakati antara BPRS dan Nasabah.
• Jika nilai wajar lebih besar daripada jumlah kewajiban nasabah maka selisih nilai tersebut menambah
porsi modal Nasabah untuk Pembiayaan Musyarakah.
(POJK No. 29 Tahun 2019 tentang Kualitas Aset Produktif Dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset
Produktif Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
3 Konversi Akad Murabahah ke Akad Musyarakah
15
5) Akad musyarakah
Hasil Usaha
Konversi Akad Pembiayaan Murabahah ke Akad musyarakah mutanaqisah (MMQ) dilakukan melalui pembelian unit
porsi (hishshah) atas aset nasabah eks-murabahah atau aset nasabah lainnya oleh Bank sebagai modal usaha Bank
dalam pembiayaan musyarakah mutanaqisah (MMQ).
Contoh: Bank memberikan pembiayaan murabahah kepada nasabah untuk pembelian mesin produksi yang akan
digunakan dalam usaha nasabah. Pada tahun ketiga nasabah mengalami kesulitan pembayaran. Untuk menyelamatkan
fasilitas Pembiayaan murabahah, Bank dan nasabah sepakat untuk melakukan restrukturisasi dengan konversi akad
murabahah menjadi akad musyarakah mutanaqisah (MMQ).
Berdasarkan hal tersebut maka proses konversi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bank membeli unit porsi (hishshah) nasabah atas mesin produksi yang menjadi objek dalam pembiayaan murabahah
atau aset nasabah lainnya sesuai dengan harga yang disepakati melalui akad musyarakah mutanaqisah (MMQ).
b. Nasabah melunasi pembiayaan murabahah pada Bank dari dana hasil penjualan unit porsi (hishshah) nasabah atas
objek pembiayaan murabahah atau aset nasabah lainnya yang menjadi objek pembiayaan musyarakah mutanaqisah
(MMQ).
c. Bank selaku wakil dari entitas syirkah menyewakan mesin eks-murabahah atau aset lainnya yang menjadi objek
musyarakah mutanaqisah (MMQ) kepada nasabah sebagai penyewa.
d. Bank dan nasabah berbagi hasil dari keuntungan usaha sewa yang menjadi objek musyarakah mutanaqisah (MMQ).
e. Nasabah membeli unit porsi (hishshah) Bank secara bertahap hingga seluruh unit porsi (hishshah) Bank beralih
kepada nasabah atas mesin eks-murabahah atau aset lainnya yang menjadi objek musyarakah mutanaqisah (MMQ).
4 Konversi Akad Murabahah ke Akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ)
17
4) Akad Ijarah
Aset
Konversi Akad Murabahah ke Al-Bai’ dalam Rangka Akad Musyarakah
5 Konversi Akad Pembiayaan
Mutanaqisah (MMQ)
Konversi Akad Pembiayaan Murabahah ke Akad al-bai’ dalam rangka musyarakah mutanaqisah (MMQ) dilakukan
dengan cara Bank membeli aset yang menjadi objek eks-murabahah dan/atau aset nasabah lainnya dalam satu usaha,
untuk dijadikan sebagai modal Bank dalam akad musyarakah mutanaqisah (MMQ) antara Bank dan nasabah. Pembelian
aset nasabah dapat dilakukan atas unit porsi (hishshah) nasabah pada aset tersebut
Contoh: Bank memberikan pembiayaan murabahah kepada nasabah untuk pembelian persediaan yang akan digunakan
dalam usaha nasabah. Pada tahun ketiga, nasabah mengalami kesulitan pembayaran. Untuk menyelamatkan fasilitas
pembiayaan murabahah, Bank dan nasabah sepakat untuk melakukan restrukturisasi dengan konversi akad murabahah
menjadi akad al-bai’ dalam rangka musyarakah mutanaqisah (MMQ). Berdasarkan hal tersebut maka proses konversi
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Bank membeli sebagian persediaan nasabah yang menjadi objek dalam pembiayaan murabahah dan/atau aset
nasabah lainnya dalam satu usaha sesuai dengan harga yang disepakati. Selanjutnya nasabah menyerahkan
persediaan yang telah dibeli kepada Bank baik secara penguasaan fisik (qabdh haqiqi) atau
penguasaan nonfisik (qabdh hukmi).
b) Nasabah melunasi pembiayaan murabahah pada Bank dari dana hasil penjualan sebagian persediaan nasabah.
c) Bank dan nasabah melakukan akad musyarakah mutanaqisah (MMQ). Dalam akad ini, Bank menyerahkan persediaan
atau aset nasabah lainnya dalam satu usaha yang telah dibeli dari nasabah untuk menjadi modal Bank dalam usaha
bersama nasabah.
d) Bank dan nasabah berbagi hasil dari keuntungan usaha nasabah yang menjadi objek usaha musyarakah mutanaqisah
(MMQ).
e) Nasabah membeli unit porsi (hishshah) Bank dalam usaha nasabah secara bertahap hingga seluruh unit porsi
(hishshah) Bank beralih kepada nasabah. 18
Konversi Akad Murabahah ke Al-Bai’ dalam Rangka Akad Musyarakah
5
19
Mutanaqisah (MMQ)
5) Akad MMQ
Hasil Usaha
Qabdh 6) Pengelolaan
2) Pembelian sebagian aset dalam usaha
unit aset atau porsi Usaha
(hishshah) atas aset
nasabah
6) Pengelolaan
3) Serah terima aset aset dalam usaha
Aset
AGENDA
Penerapan Akad Hawalah Bil Ujrah dalam
Pembiayaan
Penyelesaian
Pengalihan Utang
Penjualan Agunan Novasi Syariah Subrogasi Syariah
(Hawalah)
21
Penyelesaian Akad Pembiayaan Murabahah
Pedoman Produk Pembiayaan Murabahah
▪ Penyelesaian (settlement) adalah langkah yang dilakukan oleh Bank untuk menyelesaikan hak dan/atau
kewajiban Bank terhadap nasabah sebagai akibat dari wanprestasi yang telah terjadi dan/atau proses
restrukturisasi telah dilakukan.
▪ Bank dapat melakukan proses penyelesaian (settlement) murabahah bagi nasabah yang tidak bisa
menyelesaikan/melunasi pembiayaannya sesuai jumlah dan waktu yang telah disepakati, dengan cara
antara lain penjualan agunan, pengalihan utang (hawalah), novasi syariah dan subrogasi Syariah.
Novasi Syariah
Novasi Subjektif
Novasi Subjektif Novasi Subjektif Novasi Subjektif
Pasif dengan Objek
Aktif dengan Aktif tanpa Pasif dengan
Pembiayaan
Kompensasi Kompensasi Hawalah bil22Ujrah
Murabahah
Penyelesaian Akad Pembiayaan Murabahah
Novasi Subjektif Aktif (Hawalatul Haq)
▪ Bank memberitahukan penggantian pemilik piutang kepada nasabah, agar nasabah mengetahui pemilik
piutang baru untuk penyelesaian pembayaran kewajiban nasabah.
▪ Pemilik piutang baru menerima pembayaran dari nasabah secara bertahap atau sesuai kesepakatan.
▪ Mengacu pada Fatwa DSN Nomor 103/DSN-MUl/X/2016 tentang Novasi Subjektif Berdasarkan Prinsip
Syariah
(Pedoman Produk Pembiayaan Novasi Subjektif
Murabahah) Aktif (Hawalatul
Haq)
Novasi Subjektif
Novasi Subjektif
Pasif dengan
Pasif dengan
Objek Pembiayaan
Hawalah bil Ujrah
Murabahah
Skema Novasi subjektif pasif (penggantian pemilik utang) dengan objek pembiayaan murabahah pada
Pedoman Produk Pembiayaan Murabahah
Pengalihan
dengan Akad
Murabahah
Pembiayaan
Kredit (LKK)
(LKS)
DISKUSI
Terimakasih