Anda di halaman 1dari 17

PRAKERIN/PKL

PERBANDINGAN
TEORI AKAD DAN
APLIKASI NYATA
DI DUNIA PERBANKAN
SYARIAH
Disusun oleh:

Helmaliyah Alawiyah
SMK …
Akad-Akad yang sering digunakan di Bank Syariah
Mandiri

Penghimpunan
Penyaluran Dana
Dana
(Financing)
(Funding)

Mudharabah Wadi’ah Yad Dhamanah


Muthlaqah
Murabaha Musyarakah
h
Akad yang digunakan saat menghimpun
dana dari Masyarakat (Nasabah).
~Mudharabah Mutlaqah~
Mudharabah Mutlaqah merupakan akad kerja sama dalam penghimpunan dana di
lembaga keuangan syariah, dimana pemilik modal (Shahibul Maal) mempercayakan
sejumlah modal nya kepada pengelola dana (Mudharib) dengan perjanjian bagi hasil
yang ditentukan saat akad, dan pemilik modal ini memberi kebebasan kepada
pengelola dana dalam pengelolaan investasinya (disebut juga investasi tak terikat).

~Skema Akad Mudharabah Muthlaqah di Perbankan Syariah~

Bank memberikan kontribusi atas


dana yang diinvestasikan nasabah
2 berdasarkan persentase bagi hasil
yang telah ditentukan saat awal akad

NASABAH Nasabah menginvestasikan BANK


sejumlah dana nya kepada
1 Bank, lewat pembuatan
rekening simpanan.
~Wadi’ah Yad Dhamanah~
Wadi’ah Yad Dhamanah berarti akad titipan berupa barang ataupun dana,
dimana penerima titipan dengan atau tanpa seizin pemilik barang atau dana,
dapat memanfaatkan atau mengelola titipan dengan syarat harus bertanggung
jawab atas kerusakaan ataupun kehilangan pada barang atau dana yang
dititipkan.
~Skema Akad Wadi’ah Yad Dhamanah di Perbankan Syariah~

Bank memberikan bonus


kepada nasabah atas
kontribusi terhadap dana
2 yang dititipkan kepada
bank. Bonus ini diberikan
sesuai kebijakan bank,
dan tidak ditentukan di
awal akad.

Nasabah menitipkan
1 sebagian dana nya
kepada bank dengan
ketentuan tertentu.
Akad yang digunakan saat Bank
menyalurkan dana kepada masyarakat
(nasabah).
~Ba’I Al- Murabahah~
DEFINISI
“Akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya
perolehan ditambah keuntungan”.

Singkatnya, murabahah diartikan sebagai akad jual beli,


dimana penjual harus memberitahu harga barang yang ia
beli, dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya.
Skema Akad Ba’i Al-Murabahah di Perbankan
Syariah

*Tahapan Murabahah tanpa Wakalah*

• Nasabah memesan
BANK
barang
• (Akad Jual
• Nasabah Beli)
• Bank melakukan
Menandatangani pembelian barang
promise to purchase dari suplier
(wa’d) setelah
dilakukan analisa

NASABA SUPLIER
H
*Tahapan Murabahah tanpa Wakalah*
TAHAP 3

• (Nasabah menerima
BANK
• Suplier
pesanan) melakukan
• Selanjutnya nasabah • Bank melakukan pengiriman
mengangsur cicilan penjualan barang barang
kepada Bank (akad jual beli
murabahah
ditandatangani antara
Bank dan Nasabah

NASABAH SUPLIER

TAHAP 4
*Tahapan Murabahah dengan Wakalah*
TAHAP 2

• Nasabah memesan
BANK
• (Tidak ada
barang
transaksi)
• Nasabah
Menandatangani • Bank memberikan
promise to purchase kuasa kepada nasabah
(wa’d) setelah untuk membeli barang
dilakukan analisa

NASABA SUPLIER
H
TAHAP 1
*Tahapan Murabahah dengan Wakalah*

TAHAP 4

• Nasabah
BANK
• Suplier
melakukan melakukan
pembelian barang • Bank menjual pengiriman
selaku wakil dari barang kepada barang kepada
Bank nasabah secara nasabah
murabahah

NASABA SUPLIER
H TAHAP 3
TAHAP 5
Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah:

Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah


untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual
beli murabahah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip menjadi milik bank .
~Al Musyarakah~
Secara Umum Al Musyarakah
(Partnership) tanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan.
~Skema Musyarakah~
musyarakah
Mitra 1 Mitra 2

Proyek
usaha

Laba Mitra1 Laba mitra2


keuntungan

Bagi hasil keuntungan sesuai


porsi kontribusi modal (nisbah)
Musyarakah dalam Perbankan
Musyarakah mutanaqishah adalah musyarakah yang kepemilikan aset atau
modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara
bertahap oleh pihak lainnya.
~KETENTUAN DALAM MUSYARAKAH MUTANAQISHAH ~
1. Akad musyarakah mutanaqishah terdiri dari akad musya-rakah dan jual
beli (bay’).
2. Dalam akad musyarakah mutanaqishah, pihak pertama (salah satu syarik,
Bank) berjanji untuk menjual seluruh bagiannya (hishshah) secara
bertahap dan pihak kedua (syarik lainnya, nasabah) akan membelinyal.
3. Aset musyarakah mutanaqishah dapat di sewakan (ija-rah) kepada syarik
atau pihak lain.
4. Antara akad musyarakah, jual beli dan ijarah, masing-masing merupakan
akad yang terpisah.
Sumber dan referensi:
 Teori Perbankan Syariah Sekolah
Menengah Kejuruan kls 10. Yang
dijelaskan oleh Bapak Rizky Maidan
Ilmy, S.E
 Praktik Akad di Bank Syariah
Mandiri, yang telah dijelaskan oleh
Bapak Daris Satria Dijaya, dan
Bapak Ari Kiswanto.
 Referensi tambahan dari google,
lebih tepatnya tulisan karya Bapak
Akmal Burhanuddin (Materi
mengenai ilmu ilmu dasar perbankan
syariah)
Terima Kasih atas kritik dan
saran serta perhatiannya~

~Magang…

Anda mungkin juga menyukai