Anda di halaman 1dari 48

2

3
Ketentuan Produk dan Jasa
Perbankan Syariah

POJK NO 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN


AKTIVITAS BANK SYARIAH

SEOJK NO. 36/SEOJK.03/2015 SEOJK NO. 37/SEOJK.03/2015


TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BUS DAN UUS TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BPRS

4
KODIFIKASI PRODUK DAN JASA
BUS DAN UUS

5
KODIFIKASI PRODUK DAN JASA
BPRS

6
Sewa dengan Opsi
Kepemilikan
(Ijarah Muntahiya bi At-Tamlik)

7
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

Wadi’ah Wadi’ah Mudharabah


Mudharabah

8
1. Wadiah
Wadiah adalah akad titipan
dimana barang yang dititipkan
dapat diambil sewaktu-waktu.
Pihak yang menerima titipan
dapat meminta jasa untuk
keamanan dan pemeliharaan.

Produk yang menggunakan akad wadi’ah adalah Giro dan Tabungan.


Bank dapat memberikan bonus jika diperlukan.

9
Mudharabah dapat diterapkan
pada dua produk, yaitu
Tabungan dan Deposito.

b. Mudharabah (Muthlaqah)
2. Mudharabah
 Akad usaha dua pihak dimana salah satunya
a. Mudharabah (Muqayyadah) memberikan modal (Sahibul Mal) dan yang lainnya
 Akad Mudharabah dimana bank diminta oleh memberikan keahlian (Mudharib) dengan nisbah
nasabah untuk menyalurkan dana kepada proyek keuntungan yang disepakati. Jika terjadi kerugian
atau nasabah tertentu. maka pemilik modal menanggung kerugian tersebut.
 Untuk tugas ini bank dapat memperoleh fee atau  Nasabah bertindak selaku Sahibul Mal dan Bank
porsi keuntungan. selaku Mudharib. Nasabah dan bank harus
 Keuntungan yang diperoleh dari penyaluran dana menyepakati nisbah bagi hasil ketika pembukaan
ini dibagi antara nasabah sebagai sahibul mal dan tabungan dan deposito Mudharabah.
pelaksana proyek sebagai mudharib.  Pembagian hasil menurut tradisi yang berlaku. Di
Indonesia, pembagian hasil dilakukan pada tiap
akhir bulan.

10
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA

Posisi Bank dan Nasabah dalam Penghimpunan Dana

PRODUK NASABAH BANK


Wadiah Pemilik titipan Penerima Titipan
Mudharabah (Muthlaqah) Pemilik Modal/ Dana Pengelola Dana
(Sahibul Mal) (Mudharib)
Mudharabah Pemilik Modal/ Dana Pengelola Dana
(Muqayyadah) (Sahibul Mal) (Mudharib)/Wakil

11
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA

Investasi iB Modal Kerja iB Konsumsi iB Jasa iB

Murabahah Murabahah Murabahah Wakalah


Musyarakah Musyarakah MMQ Kafalah
Mudharabah Mudharabah IMBT Hawalah
MMQ MMQ Ijarah Sharf
IMBT IMBT Multijasa
Istishna Salam Istishna
Rahn

12
1. Murabahah
 Adalah pembiayaan berdasarkan
jual beli dimana bank bertindak
selaku penjual dan nasabah selaku
pembeli.
 Harga beli diketahui bersama,
tingkat keuntungan bank disepakati
dimuka.
 Dalam fiqih klasik, murabahah dilakukan secara tunai.
Dalam praktek perbankan, nasabah dapat membayar secara cicilan.
 Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat diminta untuk memberikan jaminan.
 Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari penjual pertama.
Dalam perbankan syariah, barang dapat dikirim langsung kepada nasabah, bahkan nasabah dapat membeli
sendiri selaku wakil bank dalam membeli.
 Bank dapat meminta uang muka dari nasabah untuk pembelian barang tersebut secara Murabahah.
 Apabila nasabah membayar tepat waktu atau melunasi sebelum jatuh tempo, maka nasabah dapat meminta
keringanan (diskon) tetapi diberikan atau tidaknya tergantung bank selaku penjual.

13
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

MURABAHAH (Menurut Fiqih)

14
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA
MURABAHAH (Dalam Praktek Perbankan Syariah)

15
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

MURABAHAH (Dalam Praktek Perbankan Syariah)

16
2. Musyarakah
 Dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner) yang masing-masing
memberikan dana untuk usaha.
 Ketentuan pembagian keuntungan/ hasil atau kerugian sesuai dengan kaidah ushul: “Ar-ribhu
bimat tafaqa, wal khasaratu biqadri malihi”. (Keuntungan dibagi menurut kesepakatan,
sedangkan apabila terjadi kerugian dibagi menurut porsi modal masing-masing).
 Selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam pengaturan manajemen, sesuai kaidah musyarakah.

17
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

MUSYARAKAH

18
4. Musyarakah
Mutanaqishah (MMQ)
 Merupakan salah satu produk
pengembangan dari produk berbasis
akad musyarakah.
 MMQ dapat diaplikasikan sebagai salah
satu produk pembiayaan perbankan syariah berdasarkan prinsip syirkah ‘inan, dimana porsi modal (hishshah)
salah satu syarik (mitra) yaitu Bank berkurang disebabkan oleh pembelian atau pengalihan komersial secara
bertahap (naqlul hishshah bil ‘iwadh mutanaqishah) kepada syarik (mitra) yang lain yaitu nasabah.
 Dengan MMQ, masyarakat dapat memiliki aset melalui pembiayaan berbasis kemitraan bagi hasil antara pihak
nasabah dan Bank yang pada akhir perjanjian seluruh aset yang dibiayai menjadi milik nasabah.
 Pengalihan kepemilikan aset tersebut dilakukan dengan cara nasabah mengambil alih porsi modal (hishshah) dari
Bank secara angsuran berdasarkan suatu model pembayaran tertentu selama jangka waktu kontrak yang
disepakati bersama.
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA
MUSYARAKAH MUTANAQISHAH (MMQ) UNTUK KPR DAN
KKB 1. Perjanjian pembiayaan MMQ

8. Pengambilan porsi (Hishshah) Bank Syariah oleh


nasabah selaku syarik (mitra) secara bertahap

Nasabah
2. Porsi modal (Hishshah) 2. Porsi modal (Hishshah)
Nasabah Bank Syariah

6. Pendapatan sewa dibagi hasilkan 7. Pendapatan sewa dibagi hasilkan

3. Pembelian aset MMQ


5. Pembayaran sewa

4. Penyewaan aset MMQ kepada nasabah selaku pihak penyewa berdasarkan prinsip Ijarah
3. Mudharabah
 Menempatkan bank selaku Sahibul
Mal yang menyediakan dana/modal
dan nasabah sebagai Mudharib/
pengelola usaha.
 Dalam fiqih klasik, yang dibagikan
Antara keduanya adalah keuntungan, yaitu hasil dikurangi biaya-biaya. Dalam perbankan syariah, yang
dibagikan adalah hasil (revenue) karena seringkali tidak terjadi kesepakatan antara bank dan nasabah
pada besaran biaya yang digunakan oleh nasabah.
 Nisbah bagi hasil disepakati di muka, termasuk apabila terjadi kerugian.
 Dalam fiqih klasik, mudharabah adalah akad yang modalnya dikembalikan ketika usaha
berakhir/dihentikan. Dalam sebagian praktek perbankan syariah, modal yang digunakan nasabah dicicil
untuk memudahkan pengembalian ketika Mudharabah berakhir.
 Dalam fiqih klasik, ketika usaha menemui kegagalan, semua asset yang tersisa dijual dan dikembalikan
kepada sahibul mal. Dalam perbankan syariah, nasabah selaku mudharib diberikan kesempatan untuk
melanjutkan usaha dengan penambahan modal dari bank.

21
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

MUDHARABAH

22
5. Ijarah Muntahiya
Bittamlik (IMBT)
 Merupakan perjanjian sewa-menyewa
yang disertai dengan opsi pemindahan
hak milik atas benda yang disewa
kepada penyewa setelah selesai masa
sewa.
 Pemindahan hak milik terjadi dengan 2 cara :
1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan pada akhir masa sewa.
2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan pada akhir masa sewa.
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK (IMBT)

Objek 4. Menyerahkan objek sewa


Ijarah
Supplier Nasabah

1. Pengajuan pembiayaan IMBT

3. Akad IMBT dan Wa’ad


2. Bank memesan obyek
pembiayaan IMBT 5. Pembayaran Ujroh Sewa

6. Perpindahan kepemilikan obyek pembiayaan IMBT


5. Ijarah Multijasa
 Merupakan pembiayaan yang diberikan lembaga keuangan syariah kepada nasabah
dalam memperoleh manfaat atas jasa.
 Lembaga keuangan syariah mendapat imbalan jasa (ujrah) atau fee yang besarannya
disepakati.

25
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

IJARAH MULTIJASA

4. Menyerahkan hak
Manfaat objek Ijarah Objek
Ijarah
Supplier Nasabah

2. Bank membayar dana


kepada penyedia jasa untuk 1. Pengajuan pembiayaan
mengakuisisi hak manfaat Ijarah Multijasa
atas jasa
3. Akad Ijarah
6. Pembayaran Ujroh
6. Istishna
 Pembiayaan yang berdasarkan akad istishna mirip dengan Salam.
Perbedaannya terletak pada obyek yang dibiayai dan cara pembayaran.
 Pada Istishna obyek yang dibiayai bersifat ‘customized’, sehingga harus dibuat
lebih dahulu.
 Pada istishna, pembayaran oleh bank dapat dicicil/ bertahap.

27
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

ISTISNA PARALEL: Praktek Perbankan

Objek
Pihak ke-3 Nasabah
Istisna 5. Bank menyerahkan
4. Pihak ke-3 menyerahkan
barang kepada Bank barang kepada Nasabah

3. Bank melakukan istisna 1. Pengajuan pembiayaan


dengan pihak ke-3 Istisna
2. Akad Istisna

28
7. Salam
 Merupakan pembiayaan berdasarkan jual
beli tangguh/pesanan sebagaimana terdapat
dalam karakteristik “Salam’.
 Bank bertindak selaku pembeli barang,
Nasabah bertindak selaku penjual. Uang pembelian
diberikan dimuka kepada nasabah. Pembayaran oleh  Bank dapat menjual barang sebelum jatuh tempo kepada
bank dibayar dimuka sekaligus. pihak lain dengan cara yang sama (salam) tapi tidak
 Karena barang akan dikirim kemudian, nasabah boleh dikaitkan dengan Salam yang pertama. Produk ini
selaku penjual berhutang barang kepada bank. disebut Salam Paralel.

 Objek yang dibeli/dibiayai terstandarisasi. Biasanya  Apabila dijual kembali kepada nasabah dengan harga
diterapkan untuk pembiayaan produk pertanian atau yang lebih tinggi dikhawatirkan terkena ba’I Inah.
produk-produk yang terstandarisir.  Apabila nasabah gagal menyerahkan barang yang
 Bank mendapat keuntungan jika komoditi yang dipesan, maka kewajiban terhadap bank tidak berubah.
dikirim nasabah dijual ke pihak ketiga dengan harga Artinya penyerahan barang harus tetap dilakukan,
lebih tinggi. meskipun harus ditunda karena kegagalan.
 Jika disepakati, modal bank dikembalikan senilai ketika
diberikan pertama kali.
29
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

SALAM PARALEL: Praktek Perbankan

4. Menyerahkan Objek Salam


kepada Bank
Pihak ke-3 Nasabah

1. Pengajuan pembiayaan
Salam
2. Akad Salam
5. Bank Menjual Barang
kepada pihak Ke-3
3. Pemesanan Barang kepada
Nasabah disertai pencairan dana

30
8. Rahn
 Merupakan penyerahan jaminan untuk pinjaman yang diberikan.
 Rahn dalam syariah memiliki dua makna :
• Fiducia: penyerahan barang, tapi hanya dokumennya saja yang ditahan. Barang masih
digunakan oleh pemilik
• Gadai: penyerahan barang secara fisik, sehingga pemilik tidak dapat menggunakannya lagi
 Rahn : Yang menggadaikan; Murtahin : yang menerima gadai;
Marhun : Barang yang digadaikan; Marhun Bih : Pembiayaan

31
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

Rahn
3. Bank memberikan Marhum bih (Pembiayaan)
Marhum bih
(Pembiayaan)

1. Akad Rahn

4. Menebus Jaminan

Nasabah

2. Nasabah menyerahkan Marhun Jaminan


Marhun
Jaminan

32
9. Wakalah
 Merupakan akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepda pihak lain. Jika kuasa telah
dilaksanakan sesuai dengan yang disyaratkan, maka semua resiko dan tanggung jawab
sepenuhnya menjadi milik pemberi kuasa.
 Wakil boleh menerima komisi dan boleh juga tidak.
 Wakalah dengan imbalan disebut dengan Wakalah Bil Ujrah yang bersifat mengikat dan tidak
boleh dibatalkan secara sepihak.
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

Wakalah
1. Negosiasi dan pemenuhan persyaratan

2 Akad Wakalah
Nasabah mewakilkan kepada Bank atas jasa tertentu
Nasabah

3. Nasabah membayar Ujrah atas transaksi wakalah yang


telah dilakukan oleh Bank

34
10. Kafalah
 Merupakan akad antara penjamin dan
pihak yang menerima jaminan
dimana penjamin menerima
tanggungjawab jika pihak yang
dijamin itu gagal menunaikan
tanggungjawabnya.
 Bank bisa mendapatkan ujrah atas
hawalah.

Rukun Kafalah menurut Madzhab Syafi’I :


• Penjamin (dhomin/kafiil), yaitu orang yang tidak cacat muamalahnya secara hokum. Anak-anak dan orang tidak
berakal tidak sah.
• Barang yang dijamin (madhum), yaitu sesuatu yang boleh diganti dengan sejenisnya secara hukum, yaitu utang
atau benda selain uang yang merupakan harta, jadi tidak boleh nyawa atau anggota badan dalam qishash dan
hudud.
• Pihak yang dijamin (makful ‘anhu/madhum ‘anhu), yaitu orang yang dijamin.
• Sighah akad : ijab dari penjamin atau ijab-qabul dari akad transaksi.
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

Kafalah

1. Akad Kafalah
Makful’alaih / Pihak yang
ditanggung / Nasabah
2. Nasabah membayar Ujrah kepada Bank

3. Dalam hal Nasabah gagal memenuhi kewajibannya, Bank bertanggung


jawab atas kegagalan tersebut
Makful /
Pihak Ketiga
36
11. Hawalah
 Merupakan akad pemindahan utang dari satu pihak kepada pihak lain.
 Dalam pemindahan utang ini Bank bisa mendapatkan Ujrah.
11. Sharf
 Merupakan akad penukaran valuta / mata uang.
 Syarat penukaran mata uang :
• Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
• Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
• Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara
tunai (attaqabudh)
• Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan dan secara tunai
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

Sharf

1. Akad Sharf
Nasabah
2. Dilakukan tukar menukar mata uang

39
Jasa Perbankan Syariah
(Kodifikasi Produk & Jasa)
 Pembiayaan Ekspor-Impor non L/C  Safe Deposit Box
 Letter of Credit (L/C) Impor  Traveller Cheque
 Letter of Credit (L/C) Ekspor  Agen Penjualan Reksadana,
 Surat Kredit Berdokumen Dalam Asuransi dan Surat Berharga
Negeri (SKBDN) Syariah

 Bank Garansi  Transfer

 Penukaran Valuta Asing  Credit Card, Charge card

 Inkaso  Payroll

 Letter of Guarantee Dll

40
Jasa Perbankan

 Karena menggunakan dana/fasilitas bank sendiri, pendapatan jasa perbankan


tidak ikut dibagikan kepada pemilik simpanan
 Apabila jasa-jasa itu melibatkan pembiayaan atau komitmen dari bank
seperti letter of credit dan bank guarantee, maka jasa-jasa itu diikat dengan
pembiayaan lain berdasarkan kebutuhan dananya: seperti murabahah,
mudharabah, musyarakah dan lainnya.

41
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Posisi Bank dan Nasabah dalam Pembiayaan/ Penyaluran
Dana
PRODUK BANK NASABAH
Murabahah Penjual Pembeli
Salam Pembeli Penjual
Istishna Penjual Pembeli
Mudharabah Pemilik Modal/ Sahibul Mal Pengelola Dana/ Mudharib
Musyarakah Mitra Mitra
Kafalah Penjamin/ Kafil Yang dijamin/ Makful
Wakalah Wakil Yang Mewakilkan
Hiwalah Penerima pemindahan/ Muhal Yang memindahkan hutang /
Muhil
Rahn Penerima Gadai Penggadai
Sarf Yang Memberikan Jasa Yang Menukar
Penukaran
42
INSTRUMEN PERBANKAN
Produk (instrument) yang digunakan untuk transaksi antarbank saat ini di Indonesia:
 Sertifikat Mudharabah Antar Bank
Instrumen pasar uang antar bank syariah yang hanya dapat dijual satu kali kepada bank lain
dengan bagi hasil sesuai kesepakatan
 Serifikat Wadiah Bank Indonesia
Instrumen Bank Indonesia untuk menyerap kelebihan likuiditas dalam perbankan.
 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
Sertifikat ini diterbitkan Bank Indonesia berdasarkan akad Ju’alah
 Sertifikat Perdagangan Komoditi berdasarkan prinsip Syariah Antarbank (SiKA)
Sertifikat ini diterbitkan oleh bank syariah dalam pengelolaan likuiditasnya yang
diperdagangkan antarbank
 Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS)
Fasilitas Bank Indonesia untuk perbankan syariah untuk menutupi selisih posisi (mismatch)

43
INSTRUMEN LAIN

Instrumen lain di Indonesia, yang merupakan alternatif investasi bagi bank syariah
yang dikembangkan oleh Pasar Modal, yaitu :
 Obligasi Syariah Mudharabah
Berdasarkan akad Mudharabah dimana keuntungan yang dibagikan kepada
investor (pemegang obligasi), sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh emiten
 Obligasi Syariah Ijarah
Didasarkan kepada akad Ijarah dimana investor bertindak sebagai Mujir
(pemberi sewa) sedangkan emiten adalah Mustajir (penyewa)
 Reksadana Syariah
Reksadana yang investasinya ditempatkan pada portoflio yang sesuai dengan
syariah, seperti obligasi syariah dan saham-saham yang di rating menurut
kriteria syariah
44
Sertifikat Perdagangan Komoditi
Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank
(SiKA)

 Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Bank Indonesia


(BI) mengeluarkan ketentuan terkait penggunaan komoditas syariah sebagai
salah satu instrumen di Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS). Ketentuan
tersebut berwujud Surat Edaran BI perihal sertifikat perdagangan komoditi
berdasarkan prinsip syariah antarbank (SiKA). SiKA merupakan sertifikat
yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah
(UUS) dalam transaksi PUAS. Sertifikat ini sekaligus bukti jual beli dengan
pembayaran tangguh atas perdagangan komoditi di Bursa Berjangka Jakarta
(BBJ). SiKA diterbitkan dalam rupiah, dengan atau tanpa warkat (script)
untuk jangka waktu overnight hingga 365 hari.
 Transaksi SiKA melibatkan tiga elemen. Pertama, Peserta Komersial, yakni
BUS, UUS dan Bank Asing yang menjalankan usaha berprinsip syariah yang
kelebihan likuiditas. Kedua, Konsumen Komoditi, yakni BUS dan UUS
45
yang membutuhkan likuiditas dan menerbitkan SiKA. Ketiga, Bursa
Sertifikat Perdagangan Komoditi
Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank
(SiKA)
 Mekanisme transaksi SiKA : Peserta Komersial membeli komoditi di Bursa
dari Peserta Pedagang Komoditi secara tunai dan menerima Surat Penguasaan
Atas Komoditi Tersetujui (SPAKT). Kemudian Konsumen Komoditi membeli
komoditi di bursa dari Peserta Komersial. Atas transaksi tersebut, Konsumen
Komoditi menerima SPAKT dan menerbitkan SiKA. Selanjutnya, Konsumen
Komoditi menjual komoditi di bursa kepada Peserta Pedagang Komoditi
secara tunai dengan akad bai' sebesar nilai nominal komoditi sebagaimana
tercantum dalam SPAKT.
 Pada Oktober 2011 BBJ telah meluncurkan Produk Perdagangan Komodi
Berbasis Syariah. Selanjutnya direspons oleh Direktur Direktorat Perbankan
Syariah BI bahwa hal tersebut dapat memperkaya aktivitas pasar uang antar
bank syariah di dalam negeri dan meningkatkan level industri keuangan
syariah Indonesia di tingkat global.
46
47
Lampiran
• Giro adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya,
atau dengan perintah pemindahbukuan Tidak boleh dilakukan oleh Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
• Tabungan adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi dana
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan
ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
• Deposito adalah Investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antara Nasabah Penyimpan
dan Bank Syariah dan/atau UUS.

48

Anda mungkin juga menyukai