Pengertian Kas kecil atau petty cash adalah uang yang dicadangkan oleh entitas
bisnis/perusahaan untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin namun jumlah
nominalnya relatife kecil, serta tidak material.
Terdapat dua macam metode untuk mencatat kas yang dipergunakan pada pencatatan dana kas
kecil, sistem tersebut adalah Sistem dana tetap (imprest fund system), Sistem dana tidak tetap
(flucctuation fund method).
1. Bukti-bukti penggunaan dana kas kecil dikumpulkan oleh pengelola kas kecil.
2. Pengisian dana kas kecil dilakukan dengan penarikan cek yang sama jumlahnya dengan dana
kas kecil yang telah digunakan sehingga jumlah dana kas kecil kembali kepada jumlah yang
ditetapkan semula.
Dalam sistem ini saldo uang yang ada di kas tidak dapat digunakan dengan mudah
diketahui, karena saldo baru dapat dilihat diakhir periode.
Bila terjadi kekurangan dana akan menimbulkan sedikit masalah, karena tidak ada
penambahan kas ditengah periode.
Sekretaris harus berhati-hati dalam mengeluarkan dan membukukan dana, karena bila
terjadi kelebihan akan menimbulkan permasalahan secara administrasi.
Misalnya MyCom Computer pada tanggal 1 Desember 2015 menentukan dana petty cash sebesar
Rp 10.000.000.
Pengeluaran kas sampai tanggal 19 Desember 2015 sebesar Rp. 9.000.000 dengan rincian
sebagai berikut :
Sejak tanggal 20 Desember 2015 sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 pengeluaran petty
cash sebesar Rp. 8.000.000 dengan perincian sebagai berikut :
Transaksi-transaksi di atas akan dicatat dalam buku jurnal seperti berikut ini:
Apabila pada tanggal 31 Desember 2015 tidak dilakukan pengisian kembali maka petty cash
jumlahnya tinggal Rp 2.000.000 dan yang Rp 8.000.000 sudah dikeluarkan untuk membayar
biaya-biaya.
Karena tidak dilakukan pengisian kembali maka biaya-biaya sejumlah Rp 8.000.000 tersebut
belum tercatat.
Oleh karena itu ada tanggal 31 Desember 2015 dibuat jurnal penyesuaian kas kecil sebagai
berikut:
Pada hari kerja pertama tahun berikutnya pada tanggal 2 Januari 2016 dibuat jurnal penyesuaian
kas kecil kembali.
Jurnal penyesuaian kembali ini dibuat agar saldo rekening kas kembali seperti semula dan
pengisian kembali petty cash berikutnya bisa dicatat dengan cara yang sama seperti jurnal
pengisian kembali di atas.
Jurnal penyesuaian kembali yang dibuat tanggal 02 Januari 2016 adalah sebagai berikut:
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2015 mengakibatkan saldo
rekening petty cash berubah, tetapi perubahan ini dikembalikan lagi pada tanggal 2 Januari 2016
dengan pembuatan jurnal penyesuaian kembali.
Perubahan saldo rekening kas dapat juga terjadi jika ada penambahan atau atau pengurangan
jumlah petty cash.
Misalnya kas kecil Rp 10.000.000 dirasakan terlalu besar untuk diputuskan untuk menurunkan
jumlahnya menjadi Rp. 7.500.000.
Pengurangan kas kecil pada imprest fund system di jurnal seperti berikut ini:
Sesudah jumlah untuk menambah atau mengurangi petty cash di atas dibukukan ke dalam
rekening petty cash maka rekening petty cash akan menunjukkan saldonya yang baru.
Perbedaannya adalah dalam sistem metode fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap,
tapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaraan dari
petty cash.
Jadi buku pengeluaran petty cash mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar
untuk pembukuan ke rekening-rekening buku besar.
Karena pencatatan dilakukan setiap terjadi pengeluaran maka rekening petty cash akan diredit
sebesar jumlah yang dikeluarkan.
Pada saat pengisian kembali rekening petty cash di-debet sebesar uang yang diterima.
Perhatikan soal kas kecil beserta jawabannya berikut ini dan perhatikan bedanya dengan sistem
imprest:
Misalnya MyCom Computer menetapkan dana petty cash sebesar Rp. 10.000.000 pada tanggal 1
Desember 2015 .
Dari rekening petty cash di atas dapat dilihat bahwa saldonya berfluktuasi sesuai dengan
penerimaan dan pengeluaran kas.
Pada tanggal 31 Desember 2015 tidak diperlukan pembuatan jurnal penyesuaian karena setiap
terjadi pengeluaran kas sudah dicatat.
1. Mengajukan Visa
Jika Anda ingin liburan atau dinas ke luar negeri, ada negara-negara yang mewajibkan Anda
memiliki visa. Pada saat ini lah rekening koran mempunyai peranan. Ketika ingin mengajukan
permohonan visa, Anda harus dapat membuktikan bahwa Anda mempunyai cukup dana sehingga
tidak ngegembel di negara tujuan.
Biasanya persyaratan yang diminta, menyertakan berbagai dokumen yang dinilai bisa memberi
informasi dan menggambarkan kondisi finansialnya, seperti Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak
Penghasilan (PPh) 21, slip gaji, Surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta daftar riwayat
transaksi selama 3 atau 6 bulan terakhir yang bisa Anda dapat dari percetakan rekening koran.
Fungsi rekening koran pada dasarnya sama seperti buku tabungan, yaitu menampilkan transaksi
yang terjadi selama kurun waktu tertentu (umumnya 3 bulan). Informasi yang terdapat di
rekening koran mengenai jumlah saldo awal-akhir bulan, arus debit-kredit, bunga bank, dan
biaya administrasi. Rekening koran memiliki kelebihan, yakni bukan hanya mencantumkan
tanggal, waktu seperti di buku tabungan, tapi juga pesan yang dicantumkan ketika transaksi
dilakukan dan hal detail lainnya.
Benar, rekening koran bisa menjadi bukti hukum yang sah apabila suatu saat Anda terlibat
perselisihan dengan pihak lain yang terkait dengan mutasi rekening. Contohnya saja ketika Anda
yakin telah mengirimkan sejumlah uang untuk membayar pesanan pada sebuah toko online,
namun pihak penjual belum ada uang terkirim atas nama rekening Anda, sehingga order Anda
tidak dapat diproses. Maka rekening koran dapat membuktikannya.
4. Mengajukan Pinjaman
Jika Anda sedang membutuhkan dana dan ingin mengajukan kredit atau pinjaman melalui bank,
seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Tanpa Agunan (KTA), atau Kredit Kendaraan
Bermotor (KKB), pasti bank akan meminta catatan riwayat transaksi keuangan. Contohnya
fotokopi lembar rekening koran yang dikeluarkan bank.
Rekening koran juga bisa dijadikan salah satu dokumen yang dapat menunjang pada saat Anda
mengajukan atau membuat permohonan tertentu (umumnya hal-hal yang berkaitan dengan
finansial) untuk memberikan bukti bahwa ada alur keuangan yang sehat pada rekening Anda. Hal
ini jadi wajib kalau Anda berstatus bukan pegawai perusahaan.
5. Ikut Lelang
Bagi Anda yang tertarik ikut lelang, Anda juga akan diminta rekening koran Anda. Terutama
lelang proyek milik swasta atau pemerintah. Peserta lelang wajib memberi bukti kepemilikan
dana dengan menunjukkan jumlah saldo yang ada pada rekeningnya. Jangan lupa lampirkan
rekening koran dalam dokumen persyaratan lelang.
Sebagai perusahaan, rekening koran sangat penting. Fungsi rekening koran perusahaan ini adalah
untuk melakukan rekap daftar keuangan, baik transaksi arus masuk dan keluar. Jadi apabila ada
suatu hal yang tidak wajar pada transaksi rekening perusahaan, hal ini dapat segera diproses.
Agar dapat mencetak rekening koran, nasabah harus datang sendiri dengan membawa buku
tabungan asli. Beritahukan kepada petugas customer service bahwa Anda ingin mencetak
rekening koran dan tujuannya dengan menyerahkan buku tabungan yang asli.
Petugas bank selanjutnya akan meminta kartu identitas Anda untuk mencocokkan identitas diri
dengan buku tabungan Anda. Jadi, bawa KTP atau dokumen identitas lain, seperti paspor atau
Surat Izin Mengemudi (SIM) jika tidak dapat menunjukkan KTP.
3. Kartu Debit
Syarat lainnya kartu debit. Customer service akan meminta nasabah untuk menunjukkan kartu
debit sebagai bukti kepemilikan rekening dan nasabah bank. Jangan lupa bawa kartu debit saat
Anda ingin mencetak rekening koran, karena jika Anda membawanya, maka petugas tidak akan
dapat memproses permohonan Anda untuk mencetak rekening koran.
4. Biaya Cetak
Biaya cetak rekening koran sangat beragam tergantung kebijakan masing-masing bank.
Cerukan terjadi karena saldo kas di bank tidak mencukupi membayar cek yang ditulis
perusahaan tetapi bank tetap membayarkannya dan akibatnya saldo di bank menjadi
minus.Cerukan atau Bank Overdraft harus direklasifikasi (dipindahkan) menjadi hutang lancar.
Contoh: Saldo bank PT. A per 31/12-2005 menunjukkan saldo (500).PT. A harus membuat
reklasifikasi:
Cash 500
Bank Overdraft 500
REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menyesuaikan akun kas di bank menurut catatan
perusahaan dan menurut catatan bank seperti dilaporkan pada rekening Koran.Apabila
perusahaan memiliki rekening giro di bank, maka bank mengeluarkan rekening Koran setiap
bulan.Saldo kas yang tercatat di rekening Koran biasanya berbeda dengan akun kas di bank
menurut catatan perusahaan.Untuk mengetahui penyebab perbedaan maka dilakukan
Rekonsiliasi antara catatan di buku kas entitas dan catatan yang ada pada rekening koran.
Perbedaan biasanya disebabkan oleh:
1. Perusahaan telah mencatat penerimaan kas yang sudah disetor ke bank, namun penerimaan itu
belum terlihat di rekening Koran bulan yang sama. Penyebabnya adalah entitas menyetor uang
ke bank pada saat akhir bulan dimana bank sudah tutup buku. Setoran ini mungkin akan tercatat
pada rekening Koran bulan berikutnya. Setoran yang belum terlihat di rekening Koran disebut
Setoran dalam perjalanan (Deposit in transit).
2. Perusahaan telah mencatat pengeluaran cek (pengeluaran kas) di register cek, namun
pengeluaran ini belum terlihat pada rekening Koran pada bulan yang sama. Penyebabnya adalah
cek yang sudah dikeluarkan perusahaan belum dicairkan oleh penerima cek sampai akhir bulan
tutup buku bank. Pengeluaran ini disebut Cek yang belum dicairkan (Outstanding Cheque).
Karena belum diuangkan oleh si penerima cek, maka bank belum mengurangkan dari saldo bank.
3. Bank telah mencatat penerimaan kas dalam rekening Koran bank, namun perusahaan tidak
mengetahui adanya penerimaan kas atau penagihan yang dilakukan bank sampai rekening Koran
diterima. Contoh: Setoran pelanggan yang langsung ke rekening perusahaan atau penagihan bank
kepada pelanggan (Collected by Bank)
4. Bank telah mendebitkan/ membebankan perusahaan, namun perusahaan belum mengetahui
sampai rekening Koran diterima. Pembebanan bank (Bank Charges) biasanya terdiri dari:
· Cek kosong (Not Sufficient Fund/NSF), yaitu cek-cek yang diterima perusahaan dari
pelanggan namun ketika dicairkan dana pelanggan tidak memadai.
5. Kesalahan- kesalahan Bank atau perusahaan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi
adalah kesalahan mencatat jumlah cek atau penerimaan atau kesalahan pendebitan atau
pengkreditan yang dilakukan oleh bank.
Laporan rekonsiliasi bank bisa dibuat dalam beberapa bentuk. Bentuk-bentuk laporan
rekonsiliasi bank terdiri dari:
1. Laporan Rekonsiliasi bank 1 kolom menyesuaikan saldo rekening Koran bank agar
sesuai dengan saldo kas di bank di buku besar atau sebaliknya, menyesuaikan saldo kas
di bank di akun Buku besar perusahaan agar sesuai dengan saldo di rekening Koran.
2. Laporan Rekonsiliasi bank 2 kolom menyesuaikan saldo rekening Koran Bank dan
catatan saldo kas di bank di buku besar perusahaan sehingga diperoleh saldo kas di bank
yang sebenarnya.
3. Laporan Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof of Cash) biasanya digunakan oleh auditor
untuk memeriksa mutasi bank perusahaan dan meguji saldo bank. Dilakukan dengan
menyesuaikan saldo bank awal, penerimaan bank, pengeluaran bank dan saldo akhir.
Contoh:
Diminta:
Untuk membuat laporan rekonsiliasi bank model ini, diasumsikan salah satu saldo perlu
disesuaikan menuju saldo yang dianggap benar.Apabila saldo menurut rekening Koran bank
perlu disesuaikan ke saldo menurut buku besar yang diasumsikan benar, maka saldo menurut
rekening Koran ditampilkan pada sisi bagian atas. Sebaliknya, apabila saldo menurut buku besar
perlu disesuaikan ke saldo menurut rekening Koran, maka saldo menurut buku besar ditampilkan
pada sisi bagian atas. Model 1 kolom untuk rekonsiliasi bank PT. Ayala Sukses dapat dibuat
sebagai berikut:
Keterangan:
1. Pos- pos yang menambah saldo rekening Koran adalah:
b. pembebanan oleh Bank (biaya administrasi, NSF Cheque) sudah dikurangkan bank dari
saldorekening koran dan pengeluaran ini belum dicatat pihak perusahaan. Agar saldo rekening
Koran sama dengan saldo menurut perusahaan maka pembebanan ini harus ditambahkan kembali
ke saldo rekening Koran.
a. pengeluaran-pengeluaran yang sudah dicatat di buku besar namun tidak terlihat di rekening
Koran (contoh: Outstanding Cheque). Agar saldo rekening Koran sama dengan saldo menurut
perusahaan maka pengeluaran yang sudah dicatat oleh pihak perusahaan juga harus dikurangkan
dari saldo rekening Koran.
b. Penerimaan dari pelanggan yang langsung diterima bank yang belum dicatat perusahaan ke
buku besar (dalam kasus itu adalah Note Receivable) harus dikurangkan dari rekening Koran.
c. Pendapatan bunga atas simpanan (pendapatan jasa giro) belum dicatat oleh perusahaan
penerimaan sehingga harus dikurangi dari saldo rekening Koran.
2. Laporan rekonsiliasi bank 2 kolom (masing-masing saldo disesuaikan untuk mencari
saldo yang seharusnya)
Laporan rekening Koran ini dibuat dengan menyesuaikan kedua saldo, baik menurut buku besar
ataupun menurut rekening
Model 2 kolom untuk kasus PT. AYALA SUKSES dapat dibuat sebagai berikut:
Keterangan:
Cek-cek yang masih beredar sudah dicatat mengurangi saldo kas perusahaan, namun karena cek
itu belum dicairkan maka bank belum mengurangkan saldo kas di bank/rekening
Koran.Pengeluaran ini pasti akan dicairkan pemegang cek sehingga sisi saldo menurut rekening
Koran harus dikurangi untuk mencari saldo seharusnya. Perhitungan cek-cek yang masih beredar
dapat dilihat di bawah ini:
Wesel tagih perusahaan sudah ditagih atau dibayarkan ke bank . Penerimaan ini belum dicatat di
buku kas perusahaan sehingga wesel tagih ini ditambahkan ke saldo menurut catatan perusahaan.
Pembebanan oleh bank dalam bentuk biaya administrasi bank atau pembebanan bank karena
menerima cek yang tidak cukup dana (NSF Check atau cek kosong). Tentunga, pengurangan ini
belum dicatat mengurangi saldo kas menurut perusahaan sehingga harus dikurangkan pada sisi
saldo menurut perusahaan.
Meskipun tidak termasuk dalam kasus diatas, jasa giro harus ditambahkan ke saldo menurut
catatan perusahaan karena bank telah menambah saldo namun belum dicatat menambah saldo
menurut perusahaan
Sinking Fund
Sinking Fund adalah simpanan jangka panjang yang dibayarkan oleh penyewa untuk
pemeliharaan apartemen. Sebagai pemilik apartemen, Anda tentu harus punya ‘tabungan’ khusus
yang berisi dana pengelolaan gedung. Seperti lazimnya bangunan yang disewa, karena ada
pemakaian rutin, maka perlu juga perawatan berkala.
Metode Sinking Fund atau dana pelunasan hutang, yaitu pembayaran hutang yang dilakukan
dengan 1 kali pembayaran pada akhir periode hutang. Metode sinking fund mengasumsikan
bahwa peminjam membuat pembayaran secara berkala ke dalam suatu dana yang di sebut dana
pelunasan sinking fund.
Metode Sinking fund pada dasarnya sama saja dengan metode amortisasi, bedanya adalah
pembayaran oleh debitur kepada kreditur dilakukan satu kali yang dikenal dengan istilah lump-
sum payment, pada ujung periode berlakunya hutang. Dengan metode ini, kreditur tidak
membuatkan angsuran cicilan kepada debitur melainkan menerima dana pengembalian sesuai
dengan suku bunga yang disepakati di akhir periode hutang, sehingga dalam banyak kasus,
debitur akan membuat suatu alokasi dana pribadi yang dapat dicicilnya setiap interval waktu
tertentu dengan harapan pada ujung periode hutangnya, dana pelunasan lelah tersedia. Beberapa
debitur mencoba untuk mengalokasikan dana ke sebuah rekening atau pihak kreditur lain yang
menawarkan suku bunga lebih tinggi.
Pada contoh diatas, setoran tahunan dalam sinking fund dapat dihitung dengan
Rp.5.000.000,-/s4= Rp.1.109.606,9,-, s4 = (1+i)^4*a4 sehingga jika suku bunga yang berlaku 8
%, debitur berharap setelah 4 kali cicilan dana dalam sinking fund terakumulasi sejumlah
Rp.5.000.000,-plus bunga sebesar 4 kali 8%*Rp.5.000.000,-. Sehingga jika diperhatikan kedua
metode ini akan menghasilkan skumulasi dana yang kurang lebih sama. Seorang debitur akan
sedikit lebih ringan dalam mencicil hutang jika sinking fund nya disimpan ke bank atau kreditur
lainnya yang menawarkan suku bunga lebih dari 8% per tahun.