Anda di halaman 1dari 18

BAB 6

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

A. Pengertian, Tujuan, Kegunaan, Sifat, Keterbatasan, Karakteristik, Unsur,


Pengukuran dan Penyajian Laporan Keuangan.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap umumnya terdiri dari laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas (laporan arus kas/laporan arus dana), neraca dan catatan atas laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral laporan keuangan.
Menurut Munawir, laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar pndapatan laba rugi dan daftar
posisi keuangan. Dewasa ini, telah menjadi kebiasaan banyak perseroan untuk menambah daftar
yang ketiga, yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan.
Salah satu fungsi akuntansi adalah menyajikan laporan keuangan secara periodik baik untuk
manajemen, investor, kreditur maupun pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan yang
dihasilkan dari proses akuntansi terutama meliputi laporan laba-rugi, laporan aliran kas dan
laporan posisi keuangan.
Laporan laba rugi dalah keuangan yang memberikan gambaran adanya laba atau rugi yang
dialami oleh suatu perusahaan selama satu periode akuntansi. Laporan aliran adalah laporan
keangan yang menggambarkan jumlah kas yang masuk dan yang keluar, sedangkan neraca
menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu.
Disamping ketiga laporan tersebut, dibutuhkan pula laporan yang berfungsi sebagai pendukung,
misalnya laporan laba ditahan, laporan perubahan modal sendiri dan laporan-laporan aktivitas lain
yang dilakukan oleh pihak manajemen. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 1 tentang penyajian laporan keuangan bahwa laporan keuangan yang lengkap
terdiri dari :
a. Neraca, yaitu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu.
b. Laporan laba rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu
periode akuntansi.
c. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas
dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
d. Laporan arus kas, yaitu laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang
dibebankan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendapatan.
e. Catatan atas laporan keuangan, yaitu laporan keuangan seperti yang tertera di atas dapat
dikatakan sebagai laporan-laporan tujuan umum.

Laporan keuangan dibuat untuk dibuat sebagai bagian daari proses pelaporan keuangan yang
lengkap yang ditujukan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada
manajemen. Prnyusunan laporan keuangan disiapkan dari berbagai sumber data yang terdiri dari
faktur, bon, nota kredit, laporan bank dan sebagainya.

2. Tujuan Laporan Keuangan


a. Menurut PSAK Nomor 1
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna
laporan yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi dan menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, laporan keuangan dapat
memberikan informasi tentang perusahaan yang meliputi :
1) Aset
2) Kewajiban
3) Modal atau ekuitas
4) Pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian
5) Arus kas
b. Accounting Principles Board Statement Nomor 4
Menurut APBS, tujuan laporan keuangan dapat dibedakan menjadi :
1) Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prisip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil usaha dan beban, serta
perubahan lain dalam posisi keuangan.
2) Tujuan Umum laporan keuangan yaitu :
a) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber kekuatan
ekonomi dan kewajiban bisnis untuk mengevaluasi keuntungan/kerugian,
menunjukkan pendanaan dan invertasi, evaluasi kemampuan untuk memenuhi
komitmennya, serta menunjukan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.
b) Untuk memberika informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya
bersih dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk membuat keuntungan agar dapat
menyajikan harapan pengembangan dividen kepada investor; menunjukan
kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kredit kreditur pemasok,
penyediaan lapangan kerja bagi karyawan-karyawannya, membayar pajak, dan
menghasilkan dana untuk ekspansi bisnis; memberikan informasi untuk perencanaan
dan pengendalian terhadap manajemen; menyajikan keuntungan jangka panjang.
c) Untuk memberikan informasi keuntungan yang dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi pendapatan bagi perusahaan.
d) Untuk memberikan informasi lain yang diperlukan mengenai perusahaan dalam
sumber daya ekonomi dan kewajiban.
e) Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pengguna
laporan.
3) Tujuan Kualitatif, antara lain :
a) Relevani artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk
memberikan bantuan kepada pengguna dalam keputusan ekonomi.
b) Dapat dimengerti artinya tidak hanya informasi yang jelas, tetapi pengguna harus
dapat memahaminya.
c) Dapat diverifikasi artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran yang
independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
d) Netralitas artinya bahwa informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum
pengguna, bukan kebutuhan khusus pengguna tertentu.
e) Ketepatan waktu artinya komunikasi informasi harus dilakukan lebih awal untuk
menghindari keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
f) Komparabilitas (daya banding) artinya perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya
bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.
3. Kegunaan Laporan Keuangan
Menurut Martani laporan keuangan memiliki kegunaan yang berbeda-beda sesuai dengan
penggunaanya.
a. Investor
Untuk menilai kemampuan entitas membayar deviden di masa mendatang investor dapat juga
memutuskan membeli atau menjual saham entitasnya .
b. Karyawan
Untuk menilai kemampuan dalam meberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan
kerja.
c. Pemberian jaminan
Untuk menilai kemampuan membayar utang dan bunga yang akan memengaruhi keputusan
apakah akan memberikan pijaman atau tidak.
d. Pemasok dan kreditur lain
Untuk menilai kemampuan entitas membayar liabilitas pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan
Untuk menilai kemampuan entitas menamin kelangsungan hidupnya.
f. Pemerintah
Untuk menilai bagaimana alokasi dayanya
g. Masyarakat
Untuk menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas.
4. Sifat Laporan Keuangan
Adapun sifat laporan keuangan adalah historis serta menyeluruh. Sebagai suatu laporan kemajuan,
laporan keuangan terdiri dari berbagai unsur seperti di bawah ini.
a. Record fact
Artinya laporan keuangan dibuat berdasrkan fakta dari catatan akuntasi, seperti jumlah uang
kas yang tersedia dalam kas perusahaan maupun yang disimpan di dalam bank, jumlah
piutang, persediaan barang dagang dan utang maupun jumlah aktiva tetap.
b. Accounting Conventional and Postulate
Artinya data yang telah dicatat itu harus berdasarkan pada prosedur maupun anggapan-
anggapan ttertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang umum.
c. Personal Judgement
Artinya bahwa pencatatan transaksi telah diatur oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan
menurut standar praktik pembukuan, tetapi penggunaan dalil-dalil tersebut tergantung dari
akuntan dan manajemen yang bersangkutan.
5. Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Harapan, laporan keuangan memiliki keterbatasan-keterbatasan.
a. Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat. Maka dari itu, laporan keuangan tidak dianggap satu-satunya sumber informasi dalam
proses pengambilan keputusan.
b. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksud untuk memenuhi kebutuhan pihak
tertentu.
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan.
d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip-
prinsipnya terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika
menimbulkan pengaruh yang material terhadap kewajiban laporan keuangan.
e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
f. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakaian laporan
diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan.
g. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggunakan
variasi pada pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan perusahaan.
h. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu transaksi daripada bentuk
hukumnya.
i. Informasi bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantatifkan umumnya diabaikan.
6. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Ada emmpat karakteristik kualitatif pokok, yaitu :
a. Mudah dipahami
Laporan keuangan haruslah mudah dan cepat dipahami oleh banyak pengguna. Untuk itu,
pengguna hendaknya dianggap memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomis dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut.
b. Relevan
Informasi disebut relevan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pngguna dengan cara
membantu mengevaluasi peristiw masa lalu, masa kini, atau masa depan; menegasakan, atau
mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu.
c. Keandalan
Laporan keuangan dikatakan andal jika informasinya bebas dari kesalahan material dan
penyajiannya secara jujur mengenai hal-hal yang seharusnya disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dalam 1 tahun buku harus dapat
dibandingkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan.

7. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan unsur laporan keuangan dalam SAK ETAP 2009 adalah sebagai berikut.
a. Pengakuan aset
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa mendatang akan
mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal.
b. Pengakuan kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c. Pengakuan penghasilan
Penghasilan diakui dalam laoran laba-rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan
yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah dapat diukur secara
andal.
d. Pengakuan beban
Beban diakui dalam laoran laba-rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukut
secara andal.

8. Pengukuran dan Penyajian Laporan Keuangan


Berdasarkna SAK ETAP No.2 paragraf 30 dijelaskan bahwa pengukuran adalah proses penetapan
jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur adalah kewajiban, penghasilan dan beban
dalam laporan keuangan. Dasarpengukuran yang umum adalah biaya historis dan nillai wajar.
a. Biaya historis
Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau niali wajar dari penyebaran yang
diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau
setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset nonkas yang diterima sebagai
penukar dari kewajiban pada saat terjadiya kewajiban.
b. Nilai wajar
Artinya adalah jumlah yang dipakai untuk menukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan
suatu kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang
memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
Selanjutnya masih menurut SAK ETAP, penyajian klasifikasi pos-pos dalam laporan keuanan
antarperiode harus kontingensi, kecuali :
a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas, perubahan penyajian, atau
pengklalifikasian yang bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik sesuai kriteria pemilihan
dan penerapan kebijakan akuntansi.
b. SAK ETAP memasyarakatkan suatu perubahan penyajian.
Entitas harus mengidentifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan termasuk catatan
atas laoran arus kas. Jika laporan keuangan termasuk komponen dari laporan lain, laporan
keuangan harus dibedakan dari informasi lain laporan tersebut. Di samping itu, informasi berikut
ini disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan.
a. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan periode terakhir.
b. Tanggal dan periode yang dicangkup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi
setiap komponen laporan keuangan.
c. Mata uangan pelaporan, dan
d. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

B. Prosedur Pembuatan Laporan Keuangan


1. Cara Membuat Laporan Keuangan yang Benar
Untuk membuat laporan keuangan, sebenarnya cukup melakukan proses jurnal transaksi dan
mengelompokkannya ke dalam buku besar dari masing-masing akun kelompok aktiva, pasiva
dan rugi laba yang terdiri dari penjualan dan seluruh biaya.
Adapun langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan sebagai berikut.
a. Menyusun neraca saldo
Neraca saldo adalah suatu daftar rekening buku besar dengan saldo debet atau kredit.
Penyusunan ini dilakukan jika semua jurnal sudah dibukuan ke dalam masing-masing
rekeningnya di buku besar. Karena penyusunannya sebelum adanya ayat jurnal
penyesuaian maka neraca ini sering disebut Neraca Saldo. Sebelum penyesuaian,
informasi yang disajikan dapat digunakan untu mengecek keseimbangan debet dan kredit
dari seluruh rekening di buku besar.
b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian beberapa
transaksi mungkin belum tercatat dan masih tidak sesuai dengan keadaan di akhir periode,
sehingga data tersebut dikumpulkan untuk dibuatkan jurnal penyesuaian.
c. Menyusun neraca lajur
Neraca lajur atau kertas kerja merupakan suatu caraa yang memudahkan penyusunan
laporan keuangan yang dimulai dari neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang
diperoleh dari jurnal penyesuaian. Kemudian, saldo yang sudah disesuaikan akan nampak
pada kolom neraca saldo disesuaikan dan merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan
dalam neraca dan laporan rugi laba.
d. Menyusun laporan keuangan
Laporan keuangan yang intinya terdiri dari laporan laba-rugi, laporan perubahan modal
dan neraca dapat disusun langsung di neraca lajur, kerena dalam neraca lajur sudah
dipisahkan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca atau laporan laba-rugi.
Kemudian, kedua laporan tersebut diubah bentuknya sehingga dapat dihasilkan laporan
laba-rugi, laporan perubahan modal, dan neraca yang lebih mudah dibaca dan dianalisa.
e. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening
Setelah rekening-rekening di dalam buku besar disesuaikan, langah berikutnya adalah
membuat jurnal penutupan untuk menutup rekening-rekening nomimal ke rekening laba-
rugi dan memindahkan saldo laba-rugi ke rekening laba tidak dibagi. Setelah itu,
informasi pada jurnal tersebut dibukukan ke buku besar sesuai dengan rekening-rekening
yang bersangkutan.

f. Menyusun neraca saldo setelah penutupan


Untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit rekening-rekening yang masih terbuka,
dibuatlah neraca saldo setelah penutupan yang isinya rekening-rekening riil saja, tidak
termasuk rekening-rekening nominal yang telah ditutup.
2. Contoh Laporan Keuangan
a. Laporan laba rugi
Laporan Laba Rugi adalah keuangan yang menggambarkan laba atau rugi yang diperoleh
perusahaan selama 1 periode tahun buku. Di dalam laporan ini ada 2 komponen yang
harus tersedia, yaitu pendapatan dan beba.
Apabila jumlah pendapatan lebih bedar dari beban berarti perusahaan mendapatkan laba,
sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah beban artinya perusahaan
menderita rugi.
Ada dua bentuk laporan laba rugi, yaitu :
1) Bentuk single Step. Disebut single step karena dalam laporan laba rugi ini, untuk
mengetahui laba/rugi, dihitung dengan cara “Total Pendapatan – Total Beban”.
Bentuk ini biasa digunakan untuk perusahaan jasa yang transaksi keuangannya belum
begitu banyak jumlah dan jenisnya.
2) Bentuk Multiple Step, dimana laba/rugi dihitung melalui banyak langkah/tahap
seperti:
a) Penjualan kotor
b) Penjualan bersih
c) Pembelian kotor
d) Pembelian bersih
e) Harga pokok penjualan
f) Laba kotor
g) Beban usaha
h) Laba usaha
i) Laba bersih sebelum pajak
j) Laba bersih setelah pajak
Bentuk multiple step umumnya digunakan oleh perusahaan dagang yang
jumlah transaksi keuangannya cukup banyak jenis dan jumlahnya.
Berikut contoh laporan laba rugi untuk perusahaan jasa yang masih sangat
sederhana dalam berbentuk single step.

Perusahaan Angkutan “JAYA EXPRESS”


Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tanggal 30 April 2013
Pendapatan :
Pendapatan Jasa Angkut ....................................................................................................... Rp 2,500,000

Beban :
Beban Sewa Kantor Rp 400,000
Beban Sewa Kendaraan Rp 300,000
Beban Penyusutan Peralatan Kantor Rp 30,000
Beban Perlengkapan Kantor Rp 60,000
Rp 790,000
Laba bersih ............................................................................................................................. RP 1,710,000

b. Laporan perubahan modal


Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menggambarkan proses
terjadinya perubahan modal, dari modal awal menjadi modal akhir. Dalam laporan
perubahan modal ini biasanya terdapat empat komponen yaitu modal awal, saldo
laba/rugi, prive dan modal akhir.
Berikut salah satu contoh benruk laporan perubahan modal.
Perusahaan Angkutan “JAYA EXPRESS”
Laporan Perubahan Modal
Untuk periode yang berakhir tanggal 30 April 2013
Modal Awal Rp 4,800,000
Laba Bersih Rp 1,710,000
Prive Amat Rp 600,000
Penambahan modal ................................................................. Rp 1,110,000
Modal Akhir Rp 5,910,000

Pada kenyataannya ada beberapa kasus yang dapat terjadi di dalam laporan perubahan
modal.
Kasus 1
Perusahaan mendapatkan laba yang lebih besar daripada prive.
Bila hal ini yang terjadi, maka laba bersih dikurangi jumlah prive dan selisihnya
merupakan penambahan modal yang harus ditambahkan ke modal awal, sehingga modal
akhir yang jumlahnya tentu lebih besar dari modal awal sebelum ada tambahan modal.
Kasus 2
Perusahaan mendapatkan laba yang lebih kecil daripada prive.
Bila hal ini terjadi, maka laba bersih tetap dikurangi jumlah prive, dan selisihnya
merupakan pengurangan modal yang harus dikurangkan pada modal awal, sehingga
menjadi modal akhir yang jumlahnya tentu leboh kecil dari modal awal sebelum ada
pengurangan modal.
Kasus 3
Perusahaan mengalami rugi, baik pada saat prive lebih kecil maupun lebih besar.
Bila hal ini terjadi, maka rugi bersih harus ditambahkan dengan jumlah prive dan
jumlahnya merupakan pengurangan modal yang harus dikurangkan pada modal awal,
sehingga menjadi modal akhir yang jumlahnya tentu lebih kecil dari modal awal sebelum
ada pengurangan modal. Pada kasus ini, perusahaan mengalami kerugian dua kali.
Pertama, karena mengalami kerugian. Kedua, karena adanya prive yang merupakan
pengambilan kas perusahaan oleh pribadi pemilik perusahaan yang juga akan mengurangi
modal.
Kasus 4
Perusahaan tidak mendapatkan laba dan juga tidak mengalami rugi, tetapi terjadi
pengambilan pribadi.
Bila hal ini terjadi, maka prive tetap akan dikurangkan pada modal awal, sehingga
menjadi modal akhir yang jumlahnya tentu lebih kecil dari modal awal sebelum ada
pengambilan prive.
Kasus 5
Peusahaan mendapatkan laba tetapi tidak ada prive.
Bila ini yang terjadi, maka jumlah laba bersih dapat langsung ditambahkan pada modal
awal, sehingga menjadi modal akhir yang jumlahnya tentu lebih besar daripada modal
awal sebelum ditambah laba bersih.
Kasus 6
Perusahaan mengalami rugi dan tidak ada prive.
Bila ini terjadi, maka jumlah rugi bersih dapat langsung dikurangkan pada modal awaal,
sehingga menjadi modal akhir yang jumlahnya tentu lebih kecil daripada modal awal
sebelum dikurangi rugi bersih.
Contoh laporan perubahan modal di atas adalah contoh laporan perubahan modal yang
terjadi pada kasus 1.
c. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkn posisi keuangan suatu perusahaan
pada saat terstentu. Posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi keseimbangan antara
harta, utang dan modal. Posisi keseimbangan ini seringkali dirumuskan dalam format :

H=U+M

Keterangan :
H = harta
U = utang
M = modal
Harta secara sederhana biasanya terdiri dari harta lancar dan harta tetap, sedangkan utang
umumnya terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
1) Harta lancar
Harta lancar adalah harta yang tingkat likuiditasnya umumnya kurang dari 1 tahun,
misalnya kas, piutang usaha/piutang dagang, persediaan, perlengkapan, pendapatan
yang masih harus diterima, beban yang dibayar di muka dll yang dianggap kecepatan
mencairnya menjadi uang dalam waktu kurang dari 1 tahun.
2) Harta tetap
Harta tetap adalah harta yang umur ekonomisnya diperkirakan 1 tahun atau lebih,
seperti tanah, gedung, mesin, kendaraan dan peralatan.
3) Utang jangka pendek
Utang jangka pendek adalah utang yang memiliki jatuh tempo biasanya kurang dari 1
tahun. Misalnya utang usaha/utang dagang, prolongasi, belening, promes.
4) Utang jangka panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya 1 tahun atau lebih, seperti
hipotek dan obligasi.
Adapun bentuk laporannya adalah :
1) Skontro
Bentuk ini seringkali disebut sebagai bentuk horizontal dan kanan kiri. Disebut
bentuk kanan kiri karena dalam bentuk ini membagi untuk harta berada pada posisi
sebelah kiri sedangkan untuk utang dan modal pada posisi sebelah kanan.
2) Staffel
Bentuk ini seringkali disebut sebagai bentuk vertikal dan atas bawah. Disebut bentuk
atas bawah karena dalam penyusunannya dimulai dari hara terlebih dahulu pada
posisi paling atas, selanjutnya diikuti utang dan modal pada posisi paling bawah.

Berikut salah satu contoh laporan neraca dalam bentuk skontro untuk sebuah perusahaan
yang masih sangat sederhana.
Perusahaan Angkutan “JAYA EXPRESS”
NERACA
PER 30 April 2013
HARTA UTANG dan MODAL
Harta Lancar : Utang Jangka Pendek :
Kas Rp 4,925,000 Utang Usaha Rp 250,000
Perlengkapan Kantor Rp 15,000
Jumlah Harta Lancar Rp 4,940,000 Modal Pemilik :
Harta Tetap : Modal Amat Rp 5,910,000
Peralatan Kantor Rp 1,250,000
AkP. Peralatan Kantor Rp 30,000
Jumlah Harta Tetap Rp 1,220,000
TOTAL HARTA Rp 6,160,000 TOTAL UTANG dan MODAL Rp 6,160,000

Laporan keuangan di atas adalah contoh laporan keuangan untuk perusahaan jasa
yang masih sangat sederhana dan belum memiliki banyak transaksi keuangan.
Ada 2 laporan keuangan lain yang dapat dijadikan sumber informasi untuk menyusun
laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan neraca yaitu :
1) Persamaan dasar akuntansi
2) Neraca lajur
d. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah sebuah daftar akun yang memuat jumlah saldo setiap akun yang
tercatat di dalam buku besar, dimana sistematika penyusunannya dimulai dari nomor akun
yang terkecil.
Berikut salah satu contoh bentuk neraca saldo
Perusahaan Angkutan “JAYA EXPRESS”
Neraca Saldo
Per 30 April 2013

No. Nama Akun Debet Kredit


111 Kas Rp 4,925,000
112 Perlengkapan Kantor Rp 15,000
135 Peralatan Kantor Rp 1,250,000
135.1 Akumulasi Penyusutan Peralatan K Rp 30,000
221 Utang Usaha Rp 250,000
311 Modal Amat Rp 5,910,000
Rp 6,190,000 Rp 6,190,000
Ada dua sumber yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan neraca saldo, yaitu :
1) Jurnal
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara
kronologis dengan menunjukkan akun yang harus di debet dan di kredit beserta
jumlah rupiahnya masing-masing.
Jurnal dapat dibuat dalam bentuk sebagai berikut.

Jumlah
Tanggal Keterangan Ref
(1) (2) (3)
(4) (5)

Keterangan :
 Kolom (1) : untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi, yang kiri untuk mencatat
bulan dan tahun sedangkan yang kanan untuk mencatat tanggal.
 Kolom (2) : untuk mencatat nama akun yang di debit dan nama akun yang di
kredit. Dicatat juga uraian singkat mengenai transaksi yang bersangutan.
 Kolom (3) : untuk mencatat nomor akun yang di debet maupun di kredit.
 Kolom (4) : untuk mencatat akun yang didedebetkan
 Kolom (5) : untuk mencatat akun yang dikreditkan
Prosedur Menjurnal
a) Tahun ditulis pada baris pertama. Tahun biasanya tidak di tulis berulang-ulang
pada suatu halaman apabila tahun tidak berganti.
b) Nama bulan ditulis untuk transaksi yang pertama terjadi dalam bulan yang
bersangkutan pada bagian atas kolom pertama.
c) Tanggal untuk setiap transaksi dicatat pada kolom pertama, pada bagian kolom
yang kecil. Untuk setiap transaksi perlu ditulis tanggalnya meskipun dalam
tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi.
d) Nama akun yang didebit ditulis merapat ke pinggir sebelah kiri dalam kolom (2)
dan jumlah pendebitan dimasukkan ke dalam sisi kiri atau kolom (4) dalam
kolom jumlah.
e) Nama akun dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom (2) dan ditulis
sedikit masuk ke sebelah kanan jika dibandingkan dengan nama akun yang
didebit. Jumlah pengkreditan dicatat pada sisi kanan atau kolom (5) dalam kolom
jumlah.
f) Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom (2).
Sebaiknya , keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan informasi yang
penting dan dapat dipahami dengan jelas.
Nama akun yang digunakan dalam jurnal harus sama dengan nama akun yang
digunakan dalam buku besar. Jurnal yang dibuat untuk suatu transaksi disebut Ayat
Jurnal.
Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam jurnal ke buku besar
dinamakan posting. Jumlah akun yang digunakan dalam perusahaan tergantung pada
sifat operasi perusahaan, volume kegiatan perusahaan dan sampai seberapa jauh
dibutuhkan rincian. Nama-nama akun berdasarkan nomor kodenya disusun dalam
suatu daftar yang disebut Daftar Kode Akun.
Contoh Pencatatan Transaksi ke dalam Jurnal :
Berikut sebagian transaksi yang terjadi pada Salon “TRI AYU” selama bulan Agustus
2018:
01 DITERIMA DARI Ayu Ditia uang tunai Rp 50.000.000, dari Ayu Nabila berupa
Perlengkapan Kantor Rp 40.000.000, dan dari Ayu Syuga 2 paket Peralatan Salon
Rp 30.000.000, sebagai modal usaha.
02 Dibayar sewa ruangan kantor untuk tahun ini Rp. 20.000.000,-.
04 Untuk tempat parkir Salon Tri Ayu juga menyewa ruangan senilai Rp. 10.000.000
untuk 2 tahun sekalian.
05 Dibeli seperangkat meja kursi dan lemari kantor seharga Rp. 15.000.000,- dari
Toko “Sami Agung” dan baru dibayar Rp. 5.000.000,-.
06 Dibeli tunai shampoo, cream, tonic dari Ramai Mall sebesar Rp 7.000.000,-.
07 Dibeli dari Toko Mutiara gunting, catok, hairdrayer seharga Rp 11.000.000,- dan
akan dibayar bulan depan.
10 Diterima kas dari jasa creambath dan potong rambut seharga Rp 2.000.000,-.
11 Jasa facial dan totok wajah yang diperhitungkan dari Paguyuban Dasa Wisma
adalah sebesar Rp 5.500.000,-.
13 Dibayar iuran listrik, air, dan telpon untuk bulan ini Rp 1.950.000,-.
Diminta :
Berdasarkan transaksi di atas buatlah Jurnal Umum dengan membuaka akun-akun
berikut :
111 Kas 211 Utang Usaha
112 Piutang Usaha 311 Modal Tri Ayu
113 Persekor Sewa Parkir 411 Pendapatan Salon
114 Perlengkapan Kantor 511 Beban Sewa Kantor
121 Mebel Kantor 512 Beban LAT
122 Peralatan Salon
Jawab :
Salon “TRI AYU”
JURNAL
Per 31 Agustus 2018
Hal : 1
Jumlah
Tanggal Nama Akun dan Ket Ref
Debit Kredit
2018 1 Kas 111 Rp 50,000,000
Agus Perlengkapan Kantor Rp 40,000,000
Peralatan Salon Rp 60,000,000
Modal, Tri Ayu Rp 150,000,000
(investasi awal)
2 Beban Sewa Kantor Rp 20,000,000
Kas 111 Rp 20,000,000
(sewa utk tahun ini)
4 Persekot Sewa Parkir Rp 10,000,000
Kas 111 Rp 10,000,000
(sewa utk 2 tahun)
5 Mebel Kantor Rp 15,000,000
Kas Rp 5,000,000
Utang Usaha Rp 10,000,000
(Toko Sami Agung)
6 Perlengkapan Salon Rp 7,000,000
Kas
(Toko Mutiara)
7 Peralatan Salon Rp 11,000,000
Utang Usaha Rp 11,000,000
(Toko Mutiara)
10 Kas Rp 2,000,000
Pendapatan Salon Rp 2,000,000
(Pendapatan tunai)
11 Piutang Usaha Rp 5,500,000
Pendapatan Salon Rp 5,500,000
(Paguyuban Dasa W)
13 Beban LAT Rp 1,950,000
Kas Rp 1,950,000
(LAT bulan ini)

2) Buku Besar
Langkah selanjutnya setelah mencatat transaksi ke dalam jurnal adalah melakukan
posting, yaitu memindahbukukan ayat-ayat jurnal ke dalam buku besar. Buku besar
itu sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan akun yang sejenis.
Ada beberapa macam bentuk buku besar, antara lain :
a) Bentuk T
Disebut bentuk T karena bentuk buku besar ini menyerupai huruf T. Bentuk T
adalah bentuk buku besar yang paling sederhana dan sangat mudah membuatnya,
namun kelemahan dari bentuk T adalah sangat sulit dan butuh waktu lama ketika
akan menghitung saldo dari masing-masing akun.
Berikut bentuk T yang dimaksud :

b) Bentuk Skontro (2 kolom)


Bentuk ini adalah bentuk buku besar yang paling jarang digunakan, karena
disamping butuh waktu untuk membuatnya juga menyulitkan ketika menghitung
saldo dari masing-masing akun. Berikut contoh buku besar bentuk skontro.
c) Bentuk Saldo Tunggal (3 kolom)
Bentuk ini paling banyak digunakan oleh perusahaan karena sangat memudahkan
di dalam menghitung saldo akhir dari masing-masing akun.

d) Bentuk Saldo Rangkap (4 kolom)


Bentuk ini juga banyak dipakai banyak perusahaan dan bentuk in juga merupakan
pengembangan dari bentuk saldo tunggal. Hanya saja disini disediakan satu
kolom lagi untuk mencatat jumlah saldo. Jadi, dalam bentuk ini disediakan 2
kolom saldo, oleh sebab itu disebut bentuk saldo rangkap.

Contoh latihan posting ayat-ayat jurnal ke dalam buku besar :


Berdasarkan jurnal di atas yang telah dibuat oleh Salon Tri Ayu, coba lakukan
posting ke dalam buku besar bentuk saldo tunggal!
Jawab :
C. Pembuatan Dokumen Laporan Keuangan dengan Menggunakan Aplikasi
Komputer (Otomatis)
1. Sistem Pembuatan Laporan Keuangan Perusahaan
Menbuat laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem manual dan juga
aplikasi. Sistem manual adalah sistem pembukuan yang masih menggunakan pensil atau
sofware spreadsheet seperti Lotus 123 atau Microsoft Excel. Sedangkan, sistem aplikasi
adalah sistem pembukuan yang telah menggunakan teknologi baru. Aplikasi ini dibagi
menjadi dua yaitu offline dan online.
a. Sistem Pembukuan Manual
Untuk membuat laporan keuangan secara manual, harus mencatat banyak hal secara
manual di beberapa kertas kerja atau spreedsheet agar mendapatkan laporan keuangan
yang diinginkan. Tidak hanya itu, tetapi juga harus menghitung saldo pada laporan
dengan menggunakan kalkulator.
Dalam membuat laporan keuangan secara manual, harus pula mengikuti prosesnya
dengan baik dan tepat seperti membuat invoice yang ditulis tangan, lalu dijadikan jurnal
double entry secara manual untuk dijadikan buku besar hingga menjadi laporan keuangan.
Bahkan juga harus membuat daftar stok barang beserta harga pokok penjualan yang
dicatat dan dihitung secara manual.
Untuk memudahkan dalam perhitungan atau pencatatan, sistem ini dapat dipermudah
dengan menggunakan sofware spreadsheet. Dengan sofware tersebut, akan lebih mudah
dalam menghitung transaksi yang akan dijadikan laporan keuangan.
b. Sistem Pembukuan Aplikasi
Aplikasi akuntansi terdiri dari aplikasi offline dan online. Dengan menggunakan aplikasi
akuntansu, kita cukup memasukkan transaksi keuangan perusahaan, kemudian aplikasi
akuntansi akan secara otomatis mengelola laporan keuangan sesuai dengan yang
dibutuhkan seperti laporan arus kas, utang piutang, laba rugi, stok barang, perubahan
modal dsb.
1) Aplikasi Akuntansi Offline
Dengan memilih aplikasi offline kita harus memasang aplikasi tersebut pada
komputer. Aplikasi ini tidak membutuhkan koneksi internet sehingga tidak dapat
diakses dari jarak jauh apabila ada keperluan pengawasan atau pengambilan
database. Selain itu, aplikasi ini tidak dapat disebarkan karena memiliki nomor seri
yang berbeda satu sama lain untuk komputer yang berbeda.
2) Aplikasi Akuntansi Online
Aplikasi ini telah menggunakan teknologi berbasis ‘cloud system’. Melalui teknologi
ini, dapat mengakses data akuntansi kapanpun dan dimanapun dengan data yang
ditampilkan secara uptodate atau realtime. Aplikasi berbasis cloud ini dikenal dengan
sofware akuntansi online.
Dengan memilih aplikasi online, maka tidak perlu melakukan instalasi pada gadget
ataupun komputer yang digunakan. Aplikasi ini juga sangat ringan dan tidak
memerlukan spesifikasi yang tinggi.
Jurnal adalah contoh aplikasi akuntansi online yang dapat membantu membuat
laporan keuangan secara mudah, cepat, aman, dan nyaman.
2. Otomatisasi Laporan Keuangan Sederhana Menggunakan MS Excel
Microsoft (MS) office merupakan program spreadsheet yang populer saat ini. Pemanfataan
MS excel sangat luas dan beragam dari sekadar mengelola tabel sampai pengelolaan basis
data. Fungsi logika dan fungsi matematika dapat memberi kemampuan MS excel untuk
mengelola laporan keuangan. Berikut langkah-langkah membuat laporan keuangan sederhana
menggunakan MS excel secara otomatis.
a. Buka MS excel kemudian buat 4 sheet, rename sheet tersebut dengan nama “Saldo Awal”
“Jurnal” “LR” dan “Neraca”. Sheet saldo awal untuk menuliskan saldo awal, sheet jurnal
untuk mencatat jurnal, LR untuk melihat laba rugi dari hasil transaksi sedangkan neraca
akan digunakan untuk menampilkan laporan keuangan berupa neraca.
b. Selanjutnya membuat/mendesain sheet saldo awal. Tuliskan kode akun dan nama akun
yang digunakan. Buatlah seperti gambar dibawah. Perhatikan koordinat/posisi isian tiap
cell karena cell-cell tersebut akan dijadikan rujukan/referensi rumus untuk sheet-sheet
yang lain (misal di cell A4 tertulis angka”100” maka pastikan sama dengan yang dibuat di
file.
Jika terjadi perbedaan koordina/posisi maka dapat disesuaikan.

Masih pada sheet yang sama, buatlah kolom berikut untuk memberikan data perusahaan.

Lakukan modifikasi dengan fasilitas merge cell jika kolom kurang panjang.
Agar jumlah debet dan kredit di saldo awal dapat terjumlah secara otomatis maka di cell
D29 ditulis rumus =SUM(D4:D28) dan di cell E29 ditulis =SUM(E4:E28)
c. Berikutnya membuat desain untuk mencatat transaksi dalam jurnal. Pindah ke sheet
transaksi dengan desain sebagai berikut :

Cell A2 ditulis rumus =‘Saldo Awal’!C33


Cell A3 ditulis rumus =‘Saldo Awal’!C34
Cell A4 ditulis rumus = “Tahun” & ‘Saldo Awal’!C35
Sheet ini digunakan untuk memasukkan transaksi
Kolom tanggal digunakan untuk imput tanggal transaksi, keterangan transaksi untuk
menulis nama akun
Sedangkan kode akun untuk menulis kode akun yang telah dibuat di sheet saldo awal.
Kode akun ini harus diisikan sesuai dengan kode yang ada di saldo awal.
d. Sheet berikutnya adalah Laba Rugi (LR). Sheet ini akan secara otomatis mencatat
transaksi nominal dan otomatis tersajikan dalam laporan laba rugi ketika transaksi dicatat
dalam sheet jurnal. Buat desain LR sebagai berikut.
Tulis rumus pada cell-cell sebagai berikut.
Cell A2: =’Saldo Awal’!C33
Cell A3: =’Saldo Awal’!C34
Cell A4: = “Tahun” & ‘Saldo Awal’!C35
Cell D4: =IF(AND(C8=”D”,D$6=”DEBET”),SUMIF(‘Saldo Awal’!A:A,A8,’Saldo
Awal’!D:D)+SUMIF(Jurnal!C:C,A8,Jurnal!E:E)-SUMIF(Jurnal!D:D,A8,Jurnal!F:F),0)
kemudian drag sampai cell D17
Cell D19: =SUM(D8:D18)
Cell E8: =IF(AND(C8=”K”,E$6=”KREDIT”),SUMIF(‘Saldo Awal’!a:a,a8,’Saldo
Awal’!E:E)+SUMIF(Jurnal!D:D,A8,Jurnal!F:F)-SUMIF(Jurnal!C:C,A8,Jurnal!E:E),0)
Kemudian drag sampai cell E17
Cell E19: =SUM(E8:E18)
Cell E20: =E19-D19
e. Terakhir yang perlu dibuat adalah sheet neraca. Dalam sheet ini akan ditulis beberapa
formula agar neraca secara otomatis dapat disajikan ketika transaksi dimasukkan dalam
sheet jurnal. Lakukan desain sheet sebagai berikut.

Tulis rumus pada cell-cell sebagai berikut:


Cell A2: =’Saldo Awal’!C33
Cell A3: =’Saldo Awal’!C34
Cell A4: = “Tahun” & ‘Saldo Awal’!C35
Cell D9: =IF(AND(C9-“D”,D$6=”DEBET”),SUMIF(‘Saldo Awal’!A:A,A9,’Saldo
Awal’!D;D)+SUMIF(Jurnal!C:C,A9,Jurnal!E;E)-SUMIF(Jurnal!D:D,A9,Jurnal!F:F),0)
kemudian drag sampai cell D22
Cell D24: =SUM(D8:D23)
Cell E9: =IF(AND(C9=”K”,E$6=”KREDIT”),SUMIF(‘Saldo Awal’!A:A,A9’Saldo
Awal’!E:E)+SUMIF(Jurnal!D:D,A9,Jurnal!F:F)-SUMIF(Jurnal!C:C,A9,Jurnal!E:E),0)
kemudian drag sampai cell E22
Cell E24: =SUM(E8:E23)
Setelah selesai maka file tersebut siap digunakan. Perlu diperhatikan jika koordinat/posisi
cell tidak sama maka rumus/formula yang digunakan perlu disesuaikan dengan cell yang
dibuat.

Anda mungkin juga menyukai