Ikhsan Dwitama
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjajaran, Bandung, Indonesia,
dwitamaikhsan@gmail.com, 081322360248
ABSTRACT
KPR Muamalat iB Kongsi adalah produk pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) berbasis akad musyarakah
mutanaqisah dari Bank Muamalat. Dalam implementasinya, terdapat beberapa permasalahan yaitu pembagian
risiko yang tidak adil, terjadinya riba implisit, ketidakjelasan aspek pajak, dan tidak menerapkan prinsip – prinsip
syariah. Akad musyarakah mutanaqisah dalam pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) diterapkan dalam skema
kerjasama antara bank dan nasabah dalam melakukan pembelian rumah. Lalu secara bertahap bank menjual porsi
kepemilikannya kepada nasabah dan nasabah membayarnya dengan angsuran. Penelitian yang dilakukan
menggunakan penelitian kualitatif melalui konsep Miles dan Huberman dengan metode coding. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan musyarakah mutanqisah pada produk KPR Muamalat iB Kongsi sebagian besar
sudah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN – MUI nomor : 73/DSN-MUI/XI/2008. Ketidaksesuaian terdapat pada
aspek kewajiban pemeliharaan rumah, aspek penghitungan nilai angsuran dan aspek kepemilikan. Saat ini, praktik
tersebut diperbolehkan DSN – MUI hingga dikeluarkannya regulasi yang lebih akomodatif. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai risiko pembiayaan KPR, hukum agraria syariah, serta pemasaran produk
keuangan syariah.
Siswantoro dan Qoyyimah (2005: 94) Peranan akademisi dan pihak regulasi sangat
menjelaskan bahwa pembiayaan kepemilikan dibutuhkan untuk mengawasi implementasi
rumah (KPR) berbasis musyarakah akad musyarakah mutanaqisah dalam
mutanaqisah merupakan bentuk pembiayaan pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) di bank
yang lebih baik dibandingkan dengan KPR syariah (Shofni, 2012: 11).
bank konvensional. Sejalan dengan pendapat Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
tersebut, Osmani dan Abdullah (2010: 10) mengenai kesesuaian KPR Muamalat iB
menjelaskan bahwa penerapan akad Kongsi Bank Muamalat dengan fatwa DSN –
musyarakah mutanaqisah pada pembiayaan MUI nomor: 73/DSN-MUI/XI/2008 mengenai
kepemilikan rumah (KPR) lebih maslahat musyarakah mutanaqisah.
dibandingkan dengan akad bai bithaman ajil.
Namun, Sugema dan Irfany (2011: 26) serta 2. TINJAUAN PUSTAKA
Badri (2012: 20) berpendapat bahwa 2.1. Pembiayaan
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) saat ini Aktivitas bank syariah dalam menjalankan
dicurigai mengandung riba implisit karena fungsinya sebagai lembaga intermediasi yang
nasabah berkewajiban untuk membayar cicilan menyalurkan modal (dana) kepada nasabah
melebihi pembiayaan yang diberikan bank disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan
syariah dan terdapat ketidakjelasan memiliki arti kepercayaan (trust) lembaga
kepemilikan. Shofni (2012: 9) menjelaskan pembiayaan kepada seseorang untuk
pula bahwa dalam pembiayaan kepemilikan melaksanakan amanah yang diberikan (Rivai
rumah (KPR) yang berbasis akad musyarakah dan Permata, 2008: 3). Bank syariah
mutanaqisah terdapat ketidakjelasan tanggung menyalurkan modal bukan sebagai utang
jawab atas pemeliharaan aset dan tidak adilnya piutang, tetapi sebagai investasi yang diberikan
distribusi risiko antara bank syariah dan kepada nasabah dalam melaksanakan usaha
nasabah. (Ismail, 2013: 106). Pembiayaan berperan
Padahal, menurut Razak dan Amin (2013: dalam menciptakan lapangan kerja,
127), pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) meningkatkan usaha nasabah, menciptakan
berbasis musyarakah mutanaqisah mampu stabilisasi ekonomi dan meningkatkan
mencegah krisis finansial dengan syarat harus profitabilitas bank syariah.
sesuai dengan prinsip – prinsip syariah dan Menurut Rivai dan Permata (2008: 5), unsur –
memiliki regulasi yang akomodatif. Sejalan unsur dalam pembiayaan adalah sebagai
dengan pendapat tersebut, Siswantoro dan berikut:
Qoyyimah (2005: 102) berpendapat bahwa 1. Terdapat pihak pemberi dan pihak penerima
perlu dilakukan penelitian mengenai pembiayaan.
implementasi akad musyarakah mutanaqisah 2. Adanya penyerahan barang, jasa atau uang
dalam pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) dari pihak pemberi dan pihak penerima
pada salah satu bank syariah di Indonesia. maupun sebaliknya.
3
3. Adanya kepercayaan yang diberikan pihak 6. Adanya jangka waktu yang disepakati oleh
pemberi kepada pihak penerima dari bahwa kedua belah pihak menyangkut pembayaran
pihak penerima mampu memenuhi kembali pembiayaan oleh pihak penerima
kewajibannya. kepada pihak pemberi.
4. Adanya risiko pembiayaan.
5. Adanya persetujuan berupa kesepakatan Alur proses pembiayaan, menurut Ikatan
baik berupa janji lisan, tertulis, atau berupa Bankir Indonesia (2014: 224), dijelaskan pada
instrumen. gambar 2.1. berikut:
• Permohonan pembiayaan
Pengumpulan
Informasi dan • Pengumpulan data /
Verifikasi dokumen
• Verifikasi data
Pelunasan dan
Penyelematan
Pembiayaan
Manajemen
Menganalisis kemampuan (syirkah) yang kepemilikan aset (barang) atau
manajerial calon nasabah
Menganalisis kemampuan modal salah satu pihak / syarik (hishshah)
Keuangan
keuangan calon nasabah
Menganalisis kondisi berkurang disebabkan pembelian secara
Sosial
lingkungan yang terkait dengan
Ekonomi
usaha calon nasabah
bertahap oleh pihak lainnya. Hishshah bersifat
Sumber: Ismail, 2013: 120 musya yang berarti porsi kepemilikan salah
satu pihak hanya direpresentasikan dalam
2.3. Pembiayaan Kepemilikan Rumah
satuan nilai dan tidak dapat ditentukan batas-
(KPR)
batasnya secara fisik.
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2014: 207)
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) adalah
2.4.2. Syarat dan Rukun Akad
pembiayaan dalam jangka pendek maupun
Berikut rukun akad beserta dengan syarat -
dalam jangka panjang yang dipergunakan
syarat yang harus dipenuhi ketika
sebagai sarana pembiayaan rumah. Dalam
melakukannya (Suhendi, 2002: 47), yaitu :
Undang – Undang nomor 1 tahun 2011 tentang
1. Maudhu’ al ‘aqd
Perumahan dan Kawasan Permukiman,
Maudhu’ al ‘aqd adalah tujuan dalam
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR)
melakukan akad. Tujuan dari pembiayaan
bertujuan untuk memastikan ketersediaan
kepemilikan rumah (KPR) adalah untuk
modal secara berkelanjutan untuk pemenuhan
memastikan ketersediaan modal secara
kebutuhan rumah. Produk pembiayaan ini
berkelanjutan untuk pemenuhan kebutuhan
sangat menguntungkan bagi bank syariah
rumah.
karena mengurangi idle fund (Ismail, 2013:
2. Ma’qud alaih
41). Nasabah akan memiliki rumah jika
Ma’qud alaih adalah benda - benda yang
melakukan pembiayaan dan menyelesaikan
diakadkan atau dikenal dengan objek akad
kewajibannya berupa pembayaran cicilan
(Suhendi, 2002: 47). Syarat – syarat yang
maupun penyelesaian administrasi.
harus dipenuhi berkaitan dengan ma’qud
alaih adalah sebagai berikut:
2.4. Akad Musyarakah Mutanaqisah
a. Berkaitan dengan objek akad rumah (Sabiq,
2.4.1. Definisi
2013: 37):
Musyarakah secara bahasa, berarti al –
1) Manfaat dari objek yang disewa adalah
ikhtilath yaitu penggabungan atau
boleh (mubah).
pencampuran. (Hasanudin dan Mubarok, 2012:
2) Dapat diserahkan kepada penyewa
18). Secara etimologis, mutanaqisah memiliki
(nasabah) dan dimanfaatkan kegunaannya.
arti mengurangi secara bertahap. (Hasanudin
3) Objek diketahui secara jelas dan sesuai
dan Mubarok, 2012: 60). Berdasarkan fatwa
dengan kesepakatan.
DSN – MUI No. 73/DSN–MUI/XI/2008
4) Jelas status kepemilikannya.
tentang Musyarakah Mutanaqisah,
b. Berkaitan dengan objek akad modal (maal),
musyarakah mutanaqisah adalah musyarakah
(Ismail, 2013: 180):
5
f. Terdapat (pemilik) dan (penyewa). Dalam terjadi hal – hal sebagai berikut (Suhendi,
2002: 133):
proses ijarah, nasabah berperan sebagai
1. Salah satu pihak mengalami kemampuan
penyewa (musta’jir) porsi kepemilikan
untuk mengelola harta, baik karena gila
rumah sedangkan bank syariah berperan
maupun alasan lainnya.
sebagai pemilik sewa (mu’jir).
6
2. Salah satu pihak membatalkan akad 2.5.6. Keunggulan dan Kelemahan Akad
walaupun tanpa persetujuan pihak lainnya. Keunggulan dan kelemahan akad musyarakah
3. Salah satu pihak meninggal dunia. mutanaqisah dalam produk pembiayaan
4. Salah satu pihak jatuh bangkrut sehingga syariah menurut Hosen (2014: 11) dijelaskan
tidak memiliki kuasa lagi atas modal yang pada tabel 2.4. berikut :
menjadi objek musyarakah.
5. Salah satu pihak murtad. Tabel 2.4. Keunggulan dan Kelemahan
Musyarakah Mutanaqisah
No Keunggulan Kelemahan
2.5.5. Risiko Akad 1 Mendapatkan bagi Berkurangnya bagi
hasil atas biaya sewa hasil bank syariah
Risiko – risiko yang terjadi pada akad sesuai dengan porsi seiring dengan
kepemilikan asetnya berkurangnya porsi
musyarakah mutanaqisah dijelaskan pada kepemilikan
2 Meminimalisasi Terjadi risiko pajak,
tabel 2.3. berikut (Hosen, 2014: 9): risiko finansial risiko kepemilikan,
seperti gagal bayar dan risiko pelimpahan
Tabel 2.3. Risiko Musyarakah Mutanaqisah (default), inflasi, atas beban biaya aset
No Risiko Penyebab dan suku bunga.
1 Risiko Status kepemilikan aset 3 Harga sewa dapat Diperlukan evaluasi
Kepemilikan masih dimiliki bersama berubah sesuai secara berkala untuk
antara pihak nasabah dan dengan waktu yang mengevaluasi harga
pihak bank syariah ditentukan dengan sewa aset berdasarkan
berdasarkan kontribusi mengikuti harga kondisi pasar
modal (modal) masing – pasar.
masing pihak. Sumber: Hosen (2014: 11)
2 Risiko Aset yang dimiliki
Pajak merupakan barang
berwujud, diperoleh melalui 3. METODOLOGI PENELITIAN
kegiatan jual beli, dan
termasuk kedalam jenis 3.1. Jenis Penelitian
barang / jasa yang dikenakan
pajak pertambahan nilai Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan
(PPN) sebagaimana diatur
dalam Undang – Undang metode penelitian kualitatif berbasis
No. 18 Tahun 2000.
3 Risiko Adanya fluktuasi harga
pendekatan deskriptif. Metode tersebut
Pasar suatu barang yang bertujuan untuk menganalisis penerapan fatwa
menyebabkan perubahan
harga pada jangka waktu DSN – MUI nomor: 73/DSN-MUI/XI/2008
tertentu
4 Risiko Adanya kemungkinan mengenai Musyarakah Mutanaqisah pada
Kredit wanprestasi dari pihak
nasabah yang tidak mampu KPR Muamalat iB Kongsi Bank Muamalat.
melakukan pembayaran
angsuran secara berkala
Sumber : Hosen (2014: 9)
7
1. Bank Muamalat Kantor Kas Padalarang 1. Data primer. Data ini diperoleh melalui
yang beralamat di Jl. Cimareme No. 340 wawancara langsung dengan Bapak
Barat 40553. Subjek yang diwawancara (praktisi), dan Bapak Sunidja (regulator).
2. Data sekunder. Data ini diperoleh melalui Miles dan Huberman. Dalam konsep Miles dan
diperoleh melalui studi dokumentasi Huberman (1984), sebagaimana yang dikutip
terhadap laporan tahunan Bank Muamalat oleh Sugiyono (2012: 246), dikemukakan
tahun 2013, panduan produk KPR bahwa terdapat tiga aktivitas analisis data.
Muamalat iB Kongsi nomor: Aktivitas pertama yaitu data reduction, sebuah
01/RPDD/PMBY/2010, fatwa DSN – aktivitas merangkum sehingga memudahkan
MUI nomor : 73/DSN-MUI/XI/2008 pengumpulan data.. Aktivitas kedua yaitu data
tentang musyarakah mutanaqisah, dan display, sebuah aktivitas menyajikan data agar
referensi terkait. terorganisasikan dan mudah dipahami.
Aktivitas ketiga yaitu conclusion drawing /
3.5. Teknik Pengumpulan Data verification, sebuah aktivitas penarikan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan kesimpulan dan verifikasi berdasarkan bukti –
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bukti data yang telah dikumpulkan.
1. Wawancara, dengan melakukan tanya Dalam melakukan operasionalisasi variabel
jawab kepada Bapak Hasanudin, Bapak dan interpretasi data wawancara, digunakan
Endjo Sunidja, dan Bapak Syahrul. metode coding. Metode coding merupakan
2. Observasi, dengan melakukan pengamatan metode analisis data kualitatif dengan
kegiatan pembiayaan di Bank Muamalat mengurai data, mengonsep data, dan
Kantor Kas Padalarang dan Bank Muamalat menyusunan kembali dengan cara baru
Kantor Cabang Bandung. (Strauss dan Corbin, 2013: 55). Terdapat tiga
3. Dokumentasi, dengan mengumpulkan data tahapan yang dilakukan penulis dalam
berupa laporan tahunan Bank Muamalat menggunakan metode coding. Tahapan
tahun 2013, panduan produk KPR pertama adalah melakukan proses
Muamalat iB Kongsi nomor: menguraikan, mengonsepkan, dan melakukan
01/RPDD/PMBY/2010, formulir nasabah kategorisasi data melalui penciptaan kode –
KPR Muamalat iB Kongsi, brosur kode deskriptif untuk memberikan makna
informasi KPR Muamalat iB Kongsi dan dasar pada kategori. Tahapan kedua adalah
referensi terkait. menciptakan kode tingkat pertama untuk
4. Studi Literatur, dengan melakukan memberikan interpretasi dengan kata – kata
pengkajian literatur yaitu fatwa DSN – MUI atau frase. Tahapan terakhir adalah
nomor: 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang menciptakan pola kode – kode melalui frase
musyarakah mutanaqisah, buku – buku atau kata – kata untuk menjelaskan kode
terkait fiqh muamalah, dan referensi terkait. deskriptif dan kode tingkat pertama (Rahmie,
2010 dalam Farisi, 2014: 37)
3.6. Analisis Data Konsep Miles dan Huberman dengan metode
Metode analisis yang digunakan dalam coding digunakan dalam penelitian ini untuk
penelitian ini adalah menggunakan konsep mendapatkan deskripsi dan verifikasi
9
mengenai penerapan fatwa DSN – MUI nomor Pertanyaan penelitian ini mengacu pada
: 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah perkembangan pembiayaan kepemilikan
Mutanaqisah pada KPR Muamalat iB Kongsi rumah (KPR). Peneliti bermaksud untuk
Bank Muamalat. mengetahui perkembangan produk
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) di
3.7. Uji Kredibilitas Data Indonesia maupun di Bank Muamalat.
Pengujian kredibilitas data dimaksudkan untuk 2. Bagaimana mekanisme yang terjadi pada
memastikan tidak terdapat perbedaan antara KPR Muamalat iB Kongsi?
hal – hal yang dilaporkan oleh peneliti dengan Pertanyaan penelitian ini mengacu pada
kenyataan sesungguhnya yang terjadi di panduan produk KPR Muamalat iB Kongsi
lapangan (Sugiyono, 2012: 268). Dalam Nomor: 01/RPDD/PMBY/2010. Peneliti
penelitian ini, cara – cara yang digunakan bermaksud untuk mengetahui konsep,
adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 270) : mekanisme, dan ketentuan pada KPR
1. Meningkatkan ketekunan, yaitu melakukan Muamalat iB Kongsi Bank Muamalat.
pengamatan secara lebih cermat dan 3. Apakah penerapan Musyarakah
berkesinambungan. Mutanaqisah pada KPR Muamalat iB
2. Triangulasi, yaitu melakukan pengecekan Kongsi Bank Muamalat sudah sesuai
data dari berbagai sumber dengan berbagai dengan fatwa DSN – MUI nomor: 73/DSN-
cara dan berbagai waktu. MUI/XI/2008 ?
3. Menggunakan bahan referensi, yaitu Pertanyaan penelitian ini mengacu pada
menggunakan referensi – referensi terkait penerapan fatwa DSN – MUI nomor:
untuk membuktikan data yang telah 73/DSN-MUI/XI/2008 mengenai
ditemukan dalam penelitian. Musyarakah Mutanaqisah pada KPR
4. Mengadakan membercheck, yaitu Muamalat iB Kongsi Bank Muamalat.
melakukan pengecekan data yang diperoleh Peneliti bermaksud untuk mengetahui
peneliti kepada pemberi data. kesesuaian KPR Muamalat iB Kongsi Bank
Muamalat dengan prinsip – prinsip syariah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN pada fatwa DSN – MUI nomor: 73/DSN-
4.1. Pertanyaan Penelitian MUI/XI/2008.
Untuk kepentingan subjek analisis kualitatif,
terdapat tiga ringkasan pertanyaan penelitian 4.2. Analisis Data dan Display Data
yang dirancang dari pertanyaan wawancara Bagian ini terdiri dari dua bagian penjelasan
yang dilakukan. Penjelasan dari tiga yaitu analisis data dan display data. Bagian
pertanyaan penelitian secara lebih rinci adalah analisis data menjelaskan mengenai uraian –
sebagai berikut: uraian prosedur yang digunakan dalam
1. Bagaimana perkembangan pembiayaan menganalisis transkrip wawancara yang telah
kepemilikan rumah (KPR)? dilakukan kepada tiga orang responden terkait
10
Tabel 4.5. Analisis Focussed Coding No.3 pembiayaan kepemilikan rumah (KPR)
Pertanyaan Penelitian ke-1
Sub Pokok Kendala KPR adalah risiko yang mudah diakses oleh nasabah, tenor
pembiayaan yang lebih panjang, dan akad yang lebih
Responden Pola Keterangan
No. Coding beragam.
Responden 1 PKPR – Kendala KPR adalah
- Responden KENA – adanya risiko
3 RISI pembiayaan
2. Bagaimana mekanisme yang terjadi pada
Sumber : Olahan sendiri, 2014
KPR Muamalat iB Kongsi?
Tabel 4.6. Analisis Focussed Coding No.4
Pertanyaan Penelitian ke-1 Bagian ini menjelaskan jawaban yang
Sub Pokok Kelebihan KPR adalah diberikan oleh masing – masing responden
adanya jangka waktu, jumlah
angsuran yang disesuaikan, dari pihak akademisi, praktisi, dan regulator
dan menjamin ketersediaan
berkaitan dengan mekanisme KPR
modal untuk membeli rumah
Responden Pola Keterangan Muamalat iB Kongsi Bank Muamalat.
No. Coding
Responden 1 PKPR – Kelebihan KPR adalah Analisis coding menunjukkan bahwa
& KELE – adanya jangka waktu,
Responden 2 WAKU tanggapan dapat dikategorikan menjadi
Responden 2 PKPR – Kelebihan KPR adalah enam focussed coding yaitu definisi
KELE – adanya penyesuaian
ANSU jumlah angsuran dengan pembiayaan kepemilikan rumah (KPR),
kemampuan nasabah
Responden 3 PKPR – Kelebihan KPR adalah konsep pembiayaan kepemilikan rumah
KELE - menjamin ketersediaan
JAMI modal untuk membeli (KPR), proses pembiayaan kepemilikan
rumah
Sumber : Olahan sendiri, 2014 rumah (KPR), faktor – faktor yang perlu
diperhatikan, metode penghitungan
Berdasarkan analisis data tersebut, dapat angsuran, dan pengawasan pembiayaan
disimpulkan bahwa pembiayaan kepemilikan rumah (KPR). Analisis coding
kepemilikan rumah (KPR) mengalami diringkas dalam tabel 4.7. s.d. tabel 4.13.
perkembangan yang signifikan. berikut:
Perkembangan tersebut disebabkan oleh Tabel 4.7. Analisis Data untuk Pertanyaan
beberapa faktor yaitu pemenuhan Penelitian ke-2
Pertanyaan Bagaimana mekanisme yang
kebutuhan nasabah, peningkatan manfaat Penelitian 2 terjadi pada pembiayaan
kepemilikan rumah (KPR)?
produk, dan penyesuaian dengan ketentuan Focussed Kode Keterangan
yang berlaku. Kendala dalam pembiayaan Coding Tingkat
Pertama
kepemilikan rumah (KPR) adalah adanya 1 MEKA – KPR adalah pembiayaan
MKPR / fasilitas bagi nasabah
risiko pembiayaan sedangkan kelebihannya untuk memiliki rumah
2 MEKA – Konsep KPR adalah
adalah adanya jangka waktu, jumlah KONS kerjasama / kesepakatan
dan penerapan akad
angsuran yang disesuaikan, serta menjamin
berbasis syariah
ketersediaan modal untuk membeli rumah. 3 MEKA – Proses KPR melalui lima
PROS tahapan yaitu tahapan
Saat ini kebijakan pengembangan pengajuan pembiayaan,
tahapan analisis, tahapan
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) keputusan, tahapan
realisasi pembiayaan,
difokuskan kepada pengembangan dan berakhir pada
14
Tabel 4.11. Analisis Focussed Coding No.4 Tabel 4.13. Analisis Focussed Coding No.5
Pertanyaan Penelitian ke-2 Pertanyaan Penelitian ke-2
Sub Pokok Faktor yang harus Sub Pokok Pengawasan KPR melalui
diperhatikan adalah peraturan pengawasan internal dan
yang berlaku, syarat eksternal
administratif, kemampuan Responden Pola Keterangan
pembiayaan, dan spesifikasi No. Coding
rumah Responden 1 MEKA – Pengawasan KPR
Responden Pola Keterangan – Responden PEWA – melalui pengawasan
No. Coding 3 INTE internal
Responden 1 MEKA – Faktor yang harus Responden 1 MEKA – Pengawasan KPR
– Responden HATI – diperhatikan adalah – Responden PEWA – melalui pengawasan
3 ATUR peraturan yang 3 EKSE eksternal
berlaku Sumber: Olahan sendiri, 2014
Responden 1 MEKA – Faktor yang harus
– Responden HATI - diperhatikan adalah
3 ADMI syarat – syarat Berdasarkan analisis data tersebut, dapat
administratif
Responden 1 MEKA – Faktor yang harus
disimpulkan bahwa KPR Muamalat iB
– Responden HATI - diperhatikan adalah Kongsi adalah pembiayaan bagi nasabah
3 MAPU kemampuan
pembiayaan untuk memiliki rumah berdasarkan
Responden 1 MEKA – Faktor yang harus
– Responden HATI - diperhatikan adalah kesepakatan dan akad syariah. Terdapat
3 SPEK spesifikasi rumah
Sumber : Olahan sendiri, 2014 lima tahapan yang harus dilalui yaitu
tahapan pengajuan pembiayaan, tahapan
analisis, tahapan keputusan, tahapan
Tabel 4.12. Analisis Focussed Coding No.5 realisasi pembiayaan, dan berakhir pada
Pertanyaan Penelitian ke-2
Sub Pokok Metode penghitungan angsuran tahapan perpindahan kepemilikan dengan
menggunakan metode yield
yang sama seperti metode metode yield dalam menghitung jumlah
penghitungan angsuran biasa angsuran. Faktor - faktor yang perlu
namun dengan rate margin
(yield) sebagai pengganti nilai diperhatikan dalam pembiayaan
bunga
Responden Pola Keterangan
kepemilikan rumah (KPR) adalah peraturan
No. Coding yang berlaku, syarat administratif,
Responden 1 MEKA – Metode penghitungan
– Responden HITU - angsuran kemampuan pembiayaan, dan spesifikasi
3 BIAS menggunakan metode
penghitungan rumah. Pengawasan internal dan
angsuran biasa
Responden 1 MEKA – Metode penghitungan pengawasan eksternal dilakukan selama
– Responden HITU - angsuran
proses pembiayaan kepemilikan rumah
3 MARG menggunakan rate
margin (yield) sebagai (KPR) berlangsung.
pengganti nilai bunga
Responden 2 MEKA – Metode penghitungan
HITU - angsuran
YIEL menggunakan metode 3. Apakah penerapan Musyarakah
yield
Sumber: Olahan sendiri, 2014 Mutanaqisah pada KPR Muamalat iB
Kongsi Bank Muamalat sudah sesuai
dengan fatwa DSN – MUI nomor: 73/DSN-
MUI/XI/2008?
16
Responden 2 KESU – DSN – MUI berperan Tabel 4.18. Analisis Focussed Coding No.4
PERA - sebagai pembuat Pertanyaan Penelitian ke-3
REGU regulasi (fatwa) Sub Pokok Proses pembiayaan musyarakah
Responden 3 KESU – DSN – MUI berperan
pada KPR Muamalat iB Kongsi
PERA - sebagai pengawas
PASI untuk memastikan
sudah sesuai meskipun terdapat
kesesuaian produk ketidaksesuaian pada sertifikat
keuangan syariah kepemilikan
dengan prinsip – prinsip Responden Pola Keterangan
syariah No. Coding
Sumber : Olahan sendiri, 2014 Responden 1 KESU – Proses pembiayaan
– Responden MUSA- musyarakah pada KPR
Tabel 4.16. Analisis Focussed Coding No.2 3 SESA Muamalat iB Kongsi
sudah sesuai
Pertanyaan Penelitian ke-3
Responden 3 KESU – Proses pembiayaan
Sub Pokok Penerapan musyarakah MUSA - musyarakah pada KPR
mutanaqisah pada KPR TISE Muamalat iB Kongsi
Muamalat iB Kongsi sebagian terdapat ketidaksesuaian
besar sudah sesuai dan tepat pada sertifikat
sehingga saat ini menjadi model kepemilikan
sementara sampai kompilasi Sumber : Olahan sendiri, 2014
hukum ekonomi syariah
(KHES) tentang musyarakah Tabel 4.19. Analisis Focussed Coding No.5
mutanaqisah selesai Pertanyaan Penelitian ke-3
Responden Pola Keterangan Sub Pokok Proses penjualan porsi
No. Coding kepemilikan Bank Muamalat
Responden 1 KESU – Penerapan musyarakah kepada nasabah sudah sesuai
AMMQ – mutanaqisah pada KPR Responden Pola Keterangan
TEPA Muamalat iB Kongsi No. Coding
sudah tepat Responden 1 KESU – Proses penjualan porsi
Responden 2 KESU – Penerapan musyarakah – Responden JUAL – kepemilikan Bank
& AMMQ - mutanaqisah pada KPR 3 SUSI Muamalat kepada
Responden 3 SESU Muamalat iB Kongsi nasabah sudah sesuai
sudah sesuai dengan ketentuan yang
Responden 3 KESU – Penerapan musyarakah berlaku
AMMQ - mutanaqisah pada KPR Sumber : Olahan sendiri, 2014
MODE Muamalat iB Kongsi
saat ini menjadi model
sementara sampai Tabel 4.20. Analisis Focussed Coding No.6
kompilasi hukum Pertanyaan Penelitian ke-3
ekonomi syariah Sub Pokok Penetapan nilai angsuran pada
(KHES) tentang KPR Muamalat iB Kongsi
musyarakah sudah sesuai meskipun nilai
mutanaqisah selesai angsuran yang tinggi dan tidak
Sumber: Olahan sendiri, 2014 detail masih diperbolehkan
Responden Pola Keterangan
Tabel 4.17. Analisis Focussed Coding No.3 No. Coding
Pertanyaan Penelitian ke-3 Responden 1 KESU – Penetapan nilai
Sub Pokok KPR Muamalat iB Kongsi – Responden ARAN - angsuran pada KPR
sudah sesuai dengan ketentuan 3 SUSE Muamalat iB Kongsi
multi akad dan ketentuan yang sudah sesuai dengan
berlaku ketentuan yang berlaku
Responden 3 KESU – Penetapan nilai
Responden Pola Keterangan
ARAN - angsuran pada KPR
No. Coding TORA Muamalat iB Kongsi
Responden 1 KESU – KPR Muamalat iB yang tinggi dan tidak
& KMAK – Kongsi sudah sesuai detail masih
Responden 3 SUAI dengan ketentuan multi diperbolehkan
akad yang berlaku Sumber : Olahan sendiri, 2014
Responden 2 KESU – KPR Muamalat iB
KMAK - Kongsi merujuk
RUJU pendapat dan ketentuan
yang berlaku
Sumber : Olahan sendiri, 2014
18
pembiayaan. Pada tahapan ini, Bank Muamalat tempo, Bank Muamalat akan mengeluarkan
dan nasabah akan menyepakati ketentuan – surat roya’ untuk mencabut covernote
ketentuan yang harus dipatuhi. Ketentuan sehingga kepemilikan rumah dikuasai penuh
pertama mengatur mengenai kontribusi modal. oleh nasabah.
Bank Muamalat dan nasabah akan Faktor - faktor yang perlu diperhatikan dalam
berkontribusi dalam bentuk modal, dengan pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) adalah
jumlah kontribusi modal Bank Muamalat peraturan yang berlaku, syarat administratif,
(plafon) lebih besar dari nasabah (DP). Status kemampuan pembiayaan, dan spesifikasi
kepemilikan rumah akan diatasnamakan milik rumah. Kemampuan pembiayaan dan
nasabah dengan surat keterangan (covernote) peraturan yang berlaku juga diperhatikan
dalam proses pembiayaan kepemilikan rumah mengingat pembiayaan kepemilikan rumah
(KPR) Bank Muamalat. (KPR) termasuk pembiayaan yang berisiko
Ketentuan kedua, Bank Muamalat berjanji tinggi. Nasabah dan Bank Muamalat
untuk menjual porsi kepemilikan rumah yang diwajibkan untuk memberikan informasi
dimilikinya secara bertahap kepada nasabah dengan sejelas – jelasnya untuk
dan nasabah wajib membelinya dengan meminimalisasi permasalahan dan batalnya
membayar cicilan. Ketentuan ketiga, nasabah akad termasuk mengenai spesifikasi rumah.
berjanji untuk menempati (menyewa) rumah Semua bentuk penjelasan / diskusi dilakukan di
dan membayar biaya sewa sebagai biaya sewa Bank Muamalat atau tempat yang sudah
rumah. Kewajiban pemeliharaan rumah akan dijanjikan sebelumnya.
dilakukan oleh nasabah secara penuh. KPR Muamalat iB Kongsi menggunakan
Ketentuan keempat, cicilan dan sewa yang metode yield dalam memperhitungkan jumlah
dibayar nasabah diakumulasikan dalam angsuran, gabungan dari cicilan dan sewa,
angsuran menggunakan metode yield. yang dibayarkan oleh nasabah. Metode yield
Setelah ketentuan disepakati, tahapan merupakan pengembangan metode
selanjutnya adalah tahapan realisasi penghitungan angsuran oleh Bank Muamalat
pembiayaan. Tahapan realisasi pembiayaan dengan penggunaan rate margin (yield). Nilai
ditandai dengan penandatanganan surat rate margin (yield) ditentukan oleh komite
perjanjian pembiayaan (klausul akad) oleh ALCO Bank Muamalat dengan
kedua belah pihak dan realisasi kontribusi memperhitungkan risiko default, inflasi,
modal (plafon & DP). perubahan suku bunga, dan perubahan kondisi
Tahapan terakhir adalah tahapan perpindahan makro serta kondisi mikro. Nilai angsuran
kepemilikan. Tahapan perpindahan untuk setiap periode (bulan) besarnya tetap
kepemilikan dilakukan oleh nasabah dengan sesuai dengan periode evaluasi pricing.
melakukan pembayaran angsuran secara Untuk mencegah risiko pembiayaan,
berkala hingga porsi kepemilikan rumah yang pengawasan internal dan pengawasan eksternal
dimiliki Bank Muamalat habis. Pada saat jatuh dilakukan selama proses pembiayaan
21
4.2.2.3. Kesesuaian KPR Muamalat iB sesuai, risiko kepatuhan dapat terjadi sehingga
Kongsi dengan fatwa DSN – MUI Bank Muamalat dapat diberikan sanksi oleh
No. 73/DSN – MUI/XI/2008 Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Kesesuaian KPR Muamalat iB Kongsi dengan Pemetaan data kesesuaian KPR Muamalat iB
fatwa DSN – MUI No. 73/DSN – Kongsi dengan fatwa DSN – MUI nomor:
MUI/XI/2008 merupakan kewajiban yang 73/DSN-MUI/XI/2008 dijelaskan pada gambar
harus dipatuhi oleh Bank Muamalat. Jika tidak 4.3. berikut:
22
Kesesuaian penerapan fatwa DSN – MUI No. pembiayaan KPR Muamalat iB Kongsi
73/DSN – MUI/XI/2008 pada produk dijelaskan lebih lanjut pada tabel 4.22. berikut:
Tabel 4.22. Kesesuaian KPR Muamalat iB Kongsi dengan Fatwa DSN-MUI Nomor : 73/DSN –
MUI/XI/2008
No Ketentuan Kesesuaian Penjelasan
1 Akad musyarakah Tidak 1) Penerapan akad sesuai dengan ketentuan multi akad dan
mutanaqisah terdiri Sesuai tercatat dalam surat perjanjian pembiayaan (klausul
dari akad musyarakah akad), yaitu :
dan bai’ (jual-beli). a. KPR Muamalat iB Kongsi menerapkan akad
musyarakah mutanaqisah dalam skema
pembiayaannya.
b. Bank Muamalat (Pihak Pertama) dan Nasabah (Nama
Nasabah) (Pihak Kedua) bersepakat untuk melakukan
pembiayaan dengan jumlah kontribusi modal yang
disepakati bersama
c. Bank Muamalat (Pihak Pertama) berjanji untuk menjual
porsi kepemilikannya secara bertahap kepada pihak
kedua dan pihak kedua wajib membelinya. Nasabah
(Pihak Kedua) akan membayarkan sejumlah cicilan
kepada Bank Muamalat (Pihak Pertama) sebagai bentuk
pengalihan kepemilikan dari Bank Muamalat (Pihak
Pertama) kepada Nasabah (Pihak Kedua).
d. Rumah yang dibeli berdasarkan spesifikasi dimiliki
bersama oleh Bank Muamalat (Pihak Pertama) dan
Nasabah (Pihak Kedua) sampai dengan waktu
pembayaran angsuran (tenor) yang sudah ditetapkan.
e. Biaya sewa dan cicilan diakumulasikan dalam
pembayaran angsuran yang dibayarkan oleh pihak
kedua (nasabah) berdasarkan perhitungan
menggunakan metode yield (perhitungan terlampir)
dengan waktu pembayaran angsuran (tenor) yang
disepakati.
23
Muamalat iB Kongsi dari Bank Hasanudin. 2009. Multi Akad dalam Transaksi
Syari’ah Kontemporer pada Lembaga
Muamalat untuk menilai sejauh mana Keuangan Syari’ah di Indonesia: Konsep
dan Ketentuan (Dhawabith) dalam
pemahaman yang diketahui nasabah baik Perspektif Fiqh, Makalah pada acara MES
mengenai teori maupun praktik produk Goes to Campus di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, tanggal 3 Juni 2009.
keuangan tersebut dan pihak praktisi Tersedia:
http://www.ekonomisyariah.org/download/
(Bank Muamalat) yang berasal dari artikel/Makalah%20IAEI_Multi_Akad_Ha
bagian pengembangan produk dan risiko sanudin.pdf. Diakses pada 7 November
2014 jam 8.00
Bank Muamalat untuk mengetahui
Hasanudin, Maulana dan Jaih Mubarok. 2012.
kebijakan dan kerangka pemikiran Perkembangan Akad Musyarakah. Jakarta:
Kencana
perbankan mengenai produk tersebut.
Hosen, M. Nadratuzzaman. 2014. Musyarakah
5. Disarankan untuk dilakukan penelitian Mutanaqisah, Makalah. Tersedia:
lanjutan mengenai studi penerapan http://www.ekonomisyariah.org/download/
artikel/Makalah%20 Musyarakah
(shariah compliance) pada beberapa %20Mutanaqishah_Nadratuzzaman.pdf.
Diakses pada 8 Agustus 2014 jam 15.00
produk keuangan syariah yang
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami
menggunakan akad hybrid untuk Bisnis Bank Syariah. Jakarta: Gramedia
menjamin kesesuaiannya dengan prinsip Ismail. 2013. Perbankan Syariah. Jakarta:
Kencana
– prinsip syariah dan hukum positif di
Karim, Adiwarman A.. 2013. Bank Islam
Indonesia. Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Karim, Adiwarman A.. 2011. Penerapan
DAFTAR PUSTAKA Mudarabah, Musyarakah, dan Musyarakah
Agustianto. 2013. Hybrid Contract dalam Mutanaqisah di Perbankan Syariah di
Keuangan Syariah (22 Juni 2013). Indonesia. Jurnal Muzakarah Cendekiawan
Tersedia: Syariah Nusantara 5 Tahun 2011
http://www.agustiantocentre.com/?p=68.
Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun
Diakses pada 7 November 2014 jam 15.20
2013 Otoritas Jasa Keuangan
Ascarya. 2011. Akad dan Produk Bank Syariah.
Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012
Jakarta: RajaGrafindo Persada
Bank Indonesia
Asian Institute of Finance. 2013. Musharakah
Laporan Tahunan Bank Muamalat Tahun 2013
Mutanaqisah Home Financing. Kuala
Lumpur : Asian Institute of Finance Osmani, Noor Muhammad dan Md. Faruk
Abdullah. Musharakah Mutanaqisah Home
Badri, Muhammad Arifin. 2012. Hakekat KPR
Financing: A Review of Literatures and
Syariah (Hukum & Solusi). Pengusaha
Practices of Islamic Banks In Malaysia.
Muslim (28 Februari 2012)
International Review of Business Research
Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Papers
Indonesia No: 73/DSN-MUI/XI/2008
Panduan Produk KPR Muamalat iB Kongsi
tentang Musyarakah Mutanaqisah.
Nomor: 01/ RPDD/ PMBY/ 2010 Bank
Muamalat
27
Peraturan Bank Indonesia nomor 7/46/PBI/2005 dan Teknik – Teknik Teorotisasi Data.
tentang Akad Penghimpunan dan Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Penyaluran Dana bagi Bank yang
Suhendi, Hendi. 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta :
Melaksanakan Kegiatan Usaha
RajaGrafindo Persada
Berdasarkan Prinsip Syariah
Sugema, Imam dan M. Iqbal Irfany. 2011. Riba
Peraturan Bank Indonesia nomor
13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Implisit. Iqtishodia Jurnal Ekonomi Islam
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Republika (30 Juni 2011). Tersedia:
Syariah dan Unit Usaha Syariah http://fem.ipb.ac.id/d/iqtishodia/2011/Iqt
ishodia%202011%2006.pdf. Diakses pada
Rahimie, Mohd bin Abd-Karim. 2010. Analysing 10 Agustus 2014 jam 18.00
the Characteristics and Performance of
Islamic Funds : A Critical Review of the Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
Malaysian Case. Durham E-Theses : 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013
Durham University Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada
Bank yang Melakukan Pemberian Kredit
Razak, Dzuljastri Abdul dan Hanudin Amin. atau Pembiayaan Pemilikan Properti,
2013. Application of Musharakah Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun
Mutanaqisah Home Financing As an Properti, dan Kredit atau Pembiayaan
Alternative to Traditional Debt Financing: Kendaraan Bermotor
Lessons Learned From the U.S. 2007
Subprime Crisis. Journal of Islamic Transkrip Wawancara dengan Bapak Syahrul,
Economics, Banking and Finance Account Manager Bank Muamalat Kantor
Kas Padalarang Bandung, tanggal 5
Razak, Dzuljastri Abdul dan Ahamed Kameel Desember 2014 jam 13.3oTranskrip
Mydin Meera. 2009. Home Financing Wawancara dengan Bapak Endjo Sunidja,
through the Musharakah Mutanaqisah Bendahara Umum MUI Jawa Barat, tanggal
Contracts: Some Practical Issues. Journal 9 Desember 2014 jam 13.15
of King Abdulaziz University: Islamic
Economics. Transkrip Wawancara dengan Bapak
Muhammad Hasanudin, Dosen Fakultas
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. Syariah dan Hukum Universitas Islam
2008. Islamic Financial Management : Negeri Sunan Gunung Jati Bandung,
Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan tanggal 11 Desember 2014 jam 14.00
Praktis untuk Lembaga Keuangan,
Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa. Undang – Undang Republik Indonesia No. 5
Jakarta: RajaGrafindo Persada tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
- Pokok Agraria
Sabiq, Sayyid. 2013. Fiqih Sunnah Jilid 5
(Terjemahan). Jakarta: Tirta Abadi Undang – Undang Republik Indonesia No. 21
Gemilang tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Shofni, Alina. 2012. Musharakah Mutanaqisah Undang – Undang Republik Indonesia No. 1
Home Financing in Malaysia: A Critical tahun 2011 tentang Perumahan dan
Appraisal, Project Paper of Certified Kawasan Permukiman
Islamic Finance Professional (CIFP). Zuhaili, Wahbah. 2011. Fiqih Islam Wa
INCEIF Adillatuhu Jilid 4 Sumpah, Nadzar, Hal –
Siswantoro, Dodik dan Hamidah Qoyyimah. Hal yang Dibolehkan & Dilarang, Kurban
2005. Analysis on the Feasibility Study of & Aqiqah, dan Teori – Teori Fiqh
Musharakah Mutanaqisah Implementation (Terjemahan). Depok: Gema Insani
in Indonesian Islamic Bank. International
Conference 6th International Conferences
on Islamic Economics and Finance Referensi Internet :
Siswantoro, Dodik. 2012. The Awareness, http://www.bisniskeuangan.kompas.com
Preference And Distinctiveness Of Islamic
http://www.bankmuamalat.co.id
Home Financing Type In Indonesia. Buletin
Studi Ekonomi http://keuangan.kontan.co.id/
Statistik Perbankan Syariah Agustus 2014 http://www.ekonomisyariah.info
Otoritas Jasa Keuangan
http://www.finance.detik.com
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2013. Dasar
– Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah