Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan
prinsip bagi hasil (syari’ah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan
kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela
kepentingan fakir miskin. Konsep BMT sebenarnya sudah ada sejak zaman
Rosulullah SAW yang dikenal dengan nama bait al-maal dan berfungsi
sebagai pengelola dana amanah dan harta rampasan perang (ghonimah) pada
masa awal islam yang diberikan kepada yang berhak dengan pertimbangan
kemaslahatan umat. Secara kongkrit kelembagaan Baitul Maal baru dilakukan
pada masa Umar Bin Khatab ketika kebijakan pendistribusian dana yang
terkumpul mengalami perubahan. Lembaga Baitul Maal itu berpusat di ibu
kota Madinah dan memiliki cabang di propinsi-propinsi wilayah islam.
Sejarah munculnya BMT di Indonesia sendiri dimulai Tahun 1984
yang dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba
menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil.
Kemudian BMT lebih diberdayakan oleh ICMI sebagai sebuah gerakan yang
secara operasional ditindak lanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(PINBUK).
BMT secara resmi sebagai lembaga keuangan syari’ah dimulai dengan
disahkannya UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang mencantumkan
kebebasan penentuan imbalan dan sistem keuangan bagi hasil, juga dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 1992 yang memberikan batasan
tegas bahwa bank diperbolehkan melakukan kegiatan usaha dengan
berdasarkan prinsip bagi hasil. Maka mulailah bermunculan perbankan yang
menggunakan sistem syari’ah, seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), BNI
Syari’ah, BPRS, dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Munculnya BMT
sebagai lembaga mikro keuangan islam yang bergerak pada sektor riil
masyarakat bawah dan menengah adalah sejalan dengan lahirnya Bank

1
Muamalat Indonesia (BMI). BMI sendiri secara operasional tidak dapat
menyentuh kalangan masyarakat kecil ini, maka BMT menjadi salah satu
Lembaga Mikro Keuangan Islam yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Menurut Arsyad dalam bukunya, Lembaga Keuangan Mikro
Institusi Kinerja dan Sustanabilitas, 2008 menjelaskan bahwa sektor
ekonomi mikro mempunyai ketahanan yang kuat dalam krisis tetapi
diimbangi dengan adanya dukungan dalam hal permodalan, melalui Lembaga
Keuangan Mikro yang disingkat LKM baik yang dibentuk pemerintah atau
swasta. Tujuan LKM sebagai organisasi pembangunan adalah untuk melayani
kebutuhan finansial dari pasar yang tidak terlayani.1
Lubis, S dalam bukunya, Hukum Ekonomi Islam, 2004 menjelaskan
bahwa koperasi merupakan satu bentuk dari LKM yang berasas kekeluargaan.
Modal usaha koperasi didapatkan dari uang simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, pinjaman, pengumpulan hasil usaha, dan sumber lain
yang sah dan tidak mengikat gerak koperasi. Setiap tahun tutup buku koperasi
harus ada laporan secara tertulis oleh pengurus laporan keuangan menyangkut
kerugian atau keuntungan.2 Salah satu koperasi yang berasas kekeluargaan
dan berdasarkan syari’ah adalah baitul maal wa tamwil pada umumnya
disingkat BMT. Koperasi yang berdasarkan prinsip syari’ah sangat diperlukan
masyarakat khususnya kaum muslim.
Kegiatan utama dari BMT adalah mengumpulkan dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Penyaluran dana
yang dilakukan BMT adalah dengan pemberian pembiayaan kepada nasabah
yang kekurangan modal.
Aktivitas yang tidak kalah pentingnya dalam manajemen dana BMT
adalah pelemparan dana atau pembiayaan yang sering juga disebut dengan
lending – financing. Istilah ini dalam keuangan konvensional dikenal dengan

1
Lincolin Arsyad, Lembaga Keuangan Mikro Institusi Kinerja dan Sustanabilitas, CV. Andi
Offset, 2008, hal. 1
2
Suhrawati Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 2004) hal. 123.

2
sebutan kredit. Pembiayaan sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas
utama BMT, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan.3
Berdasarkan UU No 7 Tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan
itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil. Sedangkan menurut PP No 9 Tahun 1995
Tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran
sejumlah imbalan.4
Agar pemberian pembiayaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan tujuan, maka dibuatlah prosedur yang mudah dan tidak berbelit-belit.
Sebelum nasabah mengajukan permohonan pembiayaan, nasabah harus
mengetahui sistem dan prosedur yang telah ditetapkan oleh BMT dalam hal
ini BMT Walisongo Semarang sebagai obyek penulisan masalah.

B. Permasalahan
Dari latar belakang masalah di atas dapat diajukan beberapa rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem dan prosedur pemberian pembiayaan pada BMT
Walisongo Semarang?
2. Apa saja manfaat yang diperoleh nasabah ketika mengajukan
pembiayaan di BMT Walisongo Semarang?

3
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwill, (Yogyakarta : UII Press, 2004) hal.
163.
4
Ibid, hal. 164.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem dan Prosedur Pemberian Pembiayaan Pada BMT Walisongo


Semarang
1. Prosedur Permohonan Pembiayaan Pada BMT Walisongo
Semarang
Mengisi formulir dan menandatangani permohonan menjadi
anggota BMT kemudian permohonan pembiayaan yang intinya adalah
modal yang diperlukan nasabah.
Nasabah pembiayaan yang mengajukan permohonan dilengkapi
dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Foto copy KTP suami istri yang masih berlaku.
b. Foto copy KK.
c. Foto copy surat nikah bagi yang sudah menikah.
d. Foto copy BPKB yang dijadikan agunan.
e. Foto copy STNK.
Untuk mendapatkan pembiayaan, nasabah harus menjadi calon
anggota dengan membuka rekening tabungan sirela.
2. Prosedur Pemeriksaan dan Proses Pengajuan
Setelah melalui prosedur permohonan, maka dilanjutkan dengan
prosedur pemeriksaan dan proses pengajuan pembiayaan. Secara
terperinci, prosedur tersebut tertera di bawah ini :
a. Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan kelengkapan
persyaratan.
b. Mencocokkan foto copy berkas pengajuan dengan aslinya.
c. Mengisi formulir surat permohonan pembiayaan
d. Mencatat permohonan kredit ke dalam buku permohonan
pembiayaan
e. Permohonan tersebut disampaikan kepada kabag pembiayaan untuk
diproses lebih lanjut

4
f. Memasukkan file calon debitur tersebut dalam daftar proses
pembiayaan dan digolongkan dalam nasabah baru atau lama.
Ada ketentuan yang berbeda utuk nasabah baru dan nasabah
lama.
1) Nasabah baru
 Mengisi surat permohonan pembiayaan
 Melengkapi syarat-syarat
 Harus membayar simpanan pokok sebagai anggota
 Harus diadakan survey terhadap nasabah pembiayaan
2) Nasabah lama
 Mengisi surat permohonan pembiayaan.
 Melengkapi berkas-berkas yang sudah ada.
 Petugas akan mengadakan penilaian terhadap nasabah
apakah termasuk nasabah yang lancar atau bermasalah pada
pembiayaan sebelumnya.
 Diadakan survey kembali jika pembiayaan yang diajukan
jauh lebih besar dari sebelumnya.
3. Prosedur Survey
Kegiatan survey tersebut dilakukan terhadap nasabah, baik yang
bersifat perorangan maupun kelompok. Prosedur survey
mengedentifikasi nasabah melalui pihak ketiga (tetangga, teman, rekan
seprofesi, saudara pemohon, orang tua, ketua RT dan sebagainya).
Berdasarkan identifikasi tersebut maka dilakukan pendataan
tempat usaha (analisis usaha) dengan cara mewawancarai pemohon yang
meliputi kondisi usaha, sistem manajemen, data keuangan, teknik
produksi, faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi, siklus
produksi, karakter pemohon, dan sumber pendapatan, melakukan
transaksi jaminan dan penilaian kelayakan usaha.
Penilaian jaminan dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Jaminan berbentuk BPKB

5
b. Jaminan berbentuk Sertifikat Tanah

4. Persiapan Realisasi Pembiayaan


Dalam suatu pembiayaan sebelum ada realisasi harus ada
persiapan terlebih dahulu. Persiapan realisasi pembiayaan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Mengisi dan melengkapi form persetujuan pembiayaan yang berisi
nama, jumlah pengajuan, dan alamat.
b. Membuat persetujuan pembiayaan rangkap 2, yakni lembar pertama
untuk arsip dan lembar kedua untuk nasabah dan membuat berkas
kartu angsuran untuk nasabah serta angsuran, akad, tanda terima
agunan, dan slip pencairan.
c. Memberitahu kepada nasabah tentang waktu (waktu peminjaman
maksimal 3 tahun) dan jumlah realisasinya dan dijelaskan saat
pencairan pemohon harus hadir bersama suami atau istri.
5. Realisasi Pembiayaan
Tahapan realisasi pembiayaan di BMT Walisongo Semarang
meliputi :
a. BMT menerima jaminan dari nasabah.
b. Nasabah menerima tanda terima jaminan dari BMT.
c. Bagian pembiayaan melakukan akad dengan nasabah, kemudian
kedua belah pihak melakukan persetujuan pembayaran.
d. Kegiatan tersebut membubuhkan stempel BMT setelah
ditandatangani oleh para saksi. \
e. Debitor memberikan tandatangan pada slip pembiayaan.
f. Bagian pembiayaan membubuhkan tandatangan, cap stempel
lembaga dan tanggal pencairan pada persetujuan pembiayaan.
g. Petugas teller memberikan dana berdasarkan perintah bagian
pembiayaan kepada debitor sejumlah nominal yang disepakati.

6
h. Permohonan kredit yang sudah direalisasi harus dicatat pada buku
realisasi pembiayaan. Kemudian teller memberikan dana sesuai
dengan realisasi kepada debitor yang telah dipotong dengan biaya
administrasi, biaya survey dan biaya materai. Biaya administrasi
adalah 2% dari realisasi pembiayaan. Sedangkan biaya survey adalah
tergantung jarak yang ditempuh.
6. Pelayanan angsuran Kredit
Debitor yang datang langsung ke BMT Walisongo Semarang
harus membawa kartu angsuran. Kartu angsuran diserahkan pada teller
untuk dicek serta diisi dan memberi slip angsuran pada debitor. Setelah
itu petugas teller memvalidasi dengan komputer slip angsuran. Jika
debitor tidak dapat mendatangi ke BMT Walisongo Semarang atau telah
jatuh tempo maka petugas pembiayaan dan petugas lain yang ditunjuk
oleh manajer akan mendatangi debitur kerumah.
7. Pelunasan Pembiayaan dan Pengambilan Jaminan
Pada akhir periode pembayaran hutang yang telah ditentukan,
nasabah membawa uang pelunasan terakhir beserta kartu angsuran ke
BMT. Teller akan menerima kartu angsuran yang diserahkan oleh
nasabah dan mengecek jumlah uang pembayaran terakhir. Teller
kemudian membuat slip angsuran dan memvalidasi pada komputer serta
selanjutnya menyetempel “ LUNAS “. Stempel “ LUNAS “ juga
dibubuhkan pada kartu angsuran setelah diisi terlebih dahulu. Termasuk
mengisi arsip kartu angsuran serta menyetempel “ LUNAS “. Setelah
selesai teller memberikan slip angsuran terakhir berstempel lunas dan
kartu angsuran berstempel lunas kepada nasabah.
Sebelum menyerahkan barang jaminan, terlebih dahulu nasabah
menandatangani pengambilan jaminan pada kolom “yang mengambil“.
Kemudian petugas (pihak BMT) menandatangani pada kolom “yang
menyerahkan“. Petugas memberikan barang jaminan ke nasabah.

7
B. Manfaat Nasabah Mengajukan Pembiayaan di BMT Walisongo
Semarang
Aneka ragam alasan para nasabah dalam mengajukan pembiayaan.
Pembiayaan tersebut dilakukan karena alasan yang sangat mendesak dialami
oleh para nasabah. Secara umum dapat disimpulkan beberapa manfaat
nasabah mengajukan pembiayaan di BMT :
1. Dapat membantu orang-orang yang butuh modal untuk usaha
2. Membantu meringankan biaya sekolah bila pembiayaan dipakai untuk
membayar biaya sekolah
3. Membantu nasabah mendapat keuntungan dari perniagaannya jika
pembiayaan dilakukan untuk kegiatan dagang.
4. Membeli hewan ternak berupa kambing ataupun sapi yang dipelihara
oleh nasabah.
5. Membantu nasabah untuk membangun rumah pribadi atau membuat
warung disamping rumahnya.
Pembiayaan yang dilakukan BMT memiliki pengaruh yang
bermacam-macam bagi para nasabah. Sebagian besar para nasabah memiliki
dampak yang amat positif, namun ada saja yang berdampak kurang baik.
Secara umum dampat tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Dampak Positif
a. Bagi BMT : Jika pembiayaan lancar, maka dapat laba maksimal
b. Bagi Nasabah :
 Meneruskan dan memperlebar usaha.
 Meringankan beban nasabah.
2. Dampak Negatif
a. Bagi BMT : Jika pembiayaan kurang lancar, maka laba kecil.
b. Bagi Nasabah :
 Tidak sesuai dengan niat awal.
 Untuk kegiatan konsumtif.
 Biaya administrasi sama.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat beberapa prosedur dalam pemberian pembiayaan pada BMT
Walisongo Semarang yang meliputi prosedur permohonan pembiayaan,
prosedur pemeriksaan dan proses pengajuan, prosedur survey, persiapan
realisasi pembiayaan, realisasi pembiayaan, pelayanan angsuran kredit,
pelunasan pembiayaan dan pengambilan jaminan.
Secara umum dapat disimpulkan beberapa manfaat nasabah
mengajukan pembiayaan di BMT Walisongo Semarang adalah dapat
membantu orang-orang yang butuh modal untuk usaha, membantu
meringankan biaya sekolah bila pembiayaan dipakai untuk membayar biaya
sekolah, membantu nasabah mendapat keuntungan dari perniagaannya jika
pembiayaan dilakukan untuk kegiatan dagang, membeli hewan ternak berupa
kambing ataupun sapi yang dipelihara oleh nasabah, membantu nasabah
untuk membangun rumah pribadi atau membuat warung disamping
rumahnya.

B. Saran
Kerjasama diantara karyawan, kedisiplinan dan pelayanan harus
ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kinerja, daya saing dan nasabah
semakin percaya serta tertarik dengan BMT Walisongo Semarang. Selain itu
kelengkapan brosur harus diperhatikan untuk mengembangkan dan
mengenalkan BMT Walisongo Semarang di masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lincolin Arsyad, Lembaga Keuangan Mikro Institusi Kinerja dan Sustanabilitas,


CV. Andi Offset, 2008,

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwill, (Yogyakarta : UII


Press, 2004)

Suhrawati Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 2004)

10
SISTEM DAN PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN
PADA BMT WALISONGO SEMARANG

Dosen Pengampu : Dr. Lasmiatun

Disusun oleh :
Agung Setiaariefadhi, SH
B1610002

UNIVERSITAS WAHID HASYIM


SEMARANG
2017

11
12

Anda mungkin juga menyukai