Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM PEMBIAYAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Perbankan Syariah 1 oleh
Dosen yang bersangkutan

Dosen Pengampu : Dr.Syahpawi, S.Ag.M.Sh.Ec

Disusun Oleh:
Aufa Nawad Marwa (12120521323)

Ananda Irawan (12120514478)

Maulidya Rahmi (12120521103)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

PRODI EKONOMI SYARIAH

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunnya makalah
ini.

Sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr.


Syahpawi,S.Ag,M.Sh Ec . selaku dosen pengampu yang telah memberikan kami
kesempatan untuk membahas Makalah yang berjudul “Program Pembiayaan”.

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya
ilmu pengetahuan kita semua dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbankan
Syariah . Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
A.Inisaiasi Pembiayaan.................................................................................................... 6
B. Proses Pembiayaan ..................................................................................................... 8
C. Keputusan Pembiayaan .............................................................................................. 8
D. Monitoring Pembiayaan ........................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................ 14
PENUTUP ........................................................................................................................... 14
A.Kesimpulan ................................................................................................................ 14
B. Saran ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana
lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penerima pembiayaan mendapat
kepercayaan dari pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan
berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya sesuai
dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah berbeda dengan kredit yang
diberikan oleh bank konvensional. Dalam perbankan syariah, return atas
pembiayaan tidak dalam bentuk bunga, akan tetapi dalam bentuk lain sesuai
dengan akad-akad yang disediakan di bank syariah.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. Di dalam perbankan syariah, pembiayaan yang diberikan
kepada pihak pengguna dana berdasarkan pada prinsip syariah. Aturan yang
digunakan yaitu sesuai dengan hukum islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Inisiasi Pembiayaan?


2. Bagaimana Solitas Pembiayaan?
3. Bagaimana Proses Pembiayaan
4. Bagaimana Keputusan Pembiayaan?
5. Bagaimana Monitoring Pembiayaan?

4
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Inisiasi Pembiayaan


2. Mengetahui bagaimana Solitas Pembiayaan
3. Mengetahui Proses Pembiayaan
4. Mengetahui Keputusan Pembiayaan
5. Mengetahui Monitoring Pembiayaan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Inisaiasi Pembiayaan

Pengertian Inisaiasi
Inisiasi adalah proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Bank Syariah, kemudian melakukan
evaluasi, serta memberikan keputusan hasil evaluasi. Inisiasi adalah proses dalam
rangka mencari calon nasabah potensial yang terdiri dari dua macam yaitu, calon
nasabah datang dengan sendirinya ke bank untuk mengajukan permohonan dana
dan account officer mencari dan menemukan nasabah potensial.
Pada tahap ini,bank menerima permohonan nasabah atau memberikan
penawaran permohonan kredit kepada nasabah. Sesuai dengan ketentuan BI,
dalam menilai permohonan kredit, bank hanya memberikan kredit apabila
permohonan kredit diajukan secara tertulis. Permohonan kredit yang diajukan
nasabah memiliki beberapa tujuan, seperti permohonan kredit baru, permohonan
tambahan kredit yang telah berjalan, dan lainnya.1 Proses inisiasi terdiri dari 3 hal
yaitu:
a) Solisitasi;
b) evaluasi;
c) approval.

1. Solisitasi
Solisitas adalah proses dimana pihak bank mencari calon nasabah yang
sesuai dengan kriteria kebijakan bank tersebut. Tahapannya yakni dengan cara
menetapkan pasar yang dituju, bisnis yang dituju, (misalnya pemberian
pembiayaan ke PNS, Karyawan, DLL), Penetapan nasabah yang dibiayai.

1
Wawancara dengan Iwan Mafa Sarwani (Unit Head), tamggal 30 Mei 2018

6
Tahapan solisitasi :
1. Penetapan target market, misal sektor industri
2. Penetapan sektor bisnis, misal industri bidang semen.
3. Penetapan risk acceptance assets criteria (RAAC), misal resiko
dibidang semen beserta turunannya.
4. Penetapan nasabah yang dibiayai, misal PT. Semen Gresik, Semen
Padang.

2. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian atau pengumpulan data pihak nasabah
yang dilakukan oleh pihak bank dalam pembiayaan yang tekah diberikan
kepadanya. Biasanya pihak bnak berkunjung ke nasabah, dengan membuat
laporan kunjungan ke nasabah, melakukan pengumpulan data-data ( surat
permohonan, data lengkap seperti KTP, KK, NPWP, No Rekening,surat
keterangan gaji, jaminan, proposal usaha yang dibiayai, proyeksi aliran kas
usaha), kemudian data akan dimasukkan ke file pembiayaan dan dilakukan
tahapan pengidentifikasian (persetujuan, profil nasabah, laporan dari
kunjungan pihak bank), tahapan Evaluasi lanjutan dengan mengevaluasi
kelayakan usaha yang akan dibiayai, tujuan usaha, latar belakang nasabah,
jaminan dan checking. 2

3. Approval
Dalam proses approval merupakan lanjutan dari tahapan evaluasi dimana
pada tahap ini Account Officer mempresentasikan ususlan pembiayaan di
depan komite pembiayaan. Dimana akan ditetapkannya usulan pembiayaan
yakni diterima atau ditolak, jika ditolak berkasberkas yang telah di masukkan
kepada pihak bank akan dikembalikan semuanya, namun jika diterima maka
surat atau berkas akanlangsung di tandatangani pihak bank dan bank akan

2
Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press,
2000), h.170

7
memberi offering later yaitu dokumen yang menyatakan komitmen bank akan
memiayai usaha nasabah.3

B. Proses Pembiayaan

Dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syari’ah harus memenuhi dua aspek


yang sangat penting, yaitu:
a) Aspek syar’i, di mana dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para
nasabah, bank syari’ah harus tetap berpedoman pada syari’ah Islam, antara
lain tidak mengandung unsur maysir, garar, riba, serta bidang usahanya
harus halal.
b) Aspek ekonomi, yakni dengan tetap mempertimbangkan perolehan
keuntungan, baik bagi bank syari’ah maupun bagi nasabah bank syari’ah.

C. Keputusan Pembiayaan
Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan
menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah
pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal
usaha maupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan
oleh lembaga keuangan Islam adalah pembiayaan denga sistem bagi hasil atau
syirkah. Praktik syirkah ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan, yaitu
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Jenis pembiayaan lainnya

3
Merly Cahya Putri, Prosedur Pemberian Pembiayaan, dalam html.blogspot.com,
diunduh pada 10 Juli 2018.

8
adalah terkemas dalam pembiayaan berakad/ sistem jual beli, yiatu pembiayaan
murabahah, bai‘ as-salam, dan bai‘ al-istisna. 4
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga penyalur dana, bank
syari’ah perlu memerhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan analisis
kelayakan pembiayaan. Secara umum, analisis kelayakan pembiayaan tersebut
terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:
1) Pendekatan analisis pembiayaan.
Ada beberapa pendekatan analisis pembiayaan yang dapat diterapkan
oleh para pengelola bank syari’ah dalam kaitannya dengan pembiayaan
yang akan dilakukan, yaitu:
a) Pendekatan jaminan, artinya bank dalam memberikan pembiayaan
selalu memerhatikan kuantitas dan kualitas yang dimiliki oleh
peminjam.
b) Pendekatan karakter, artinya bank mencermati secara sungguh-
sungguh terkait dengan karakter nasabah.
c) Pendekatan kemampuan pelunasan, artinya bank menganalisis
kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang
telah diambil.
d) Pendekatan dengan studi kelayakan, artinya bank memerhatikan
kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah peminjam.
e) Pendekatan fungsi-fungsi bank, artinya bank memerhatikan
fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur
mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.

2) Penerapan prinsip analisis pembiayaan. Prinsip analisis pembiayaan


didasarkan pada rumus 5C, yaitu:
a) Character, yaitu sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.
b) Capacity, yaitu kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan
mengembalikan pinjaman yang diambil.

4
Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm.
303.

9
c) Capital, yaitu besarnya modal yang diperlukan peminjam.
d) Colateral, yaitu jaminan yang telah dimiliki yang diberikan
peminjam kepada bank.
e) Condition, yaitu keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.
Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu constraint,
artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.

3) Penerapan prosedur analisis pembiayaan. Aspek-aspek penting dalam


analisis pembiayaan yang perlu dipahami oleh pengelola bank syari’ah
adalah:
a) Berkas dan pencatatan.
b) Data pokok dan analisis pendahuluan.
c) Penelitian data.
d) Penelitian atas realisasi usaha.
e) Penelitian atas rencana usaha.
f) Penelitian dan penilaian barang jaminan.
g) Laporan keuangan dan penelitiannya.5

Penentuan kebijakan pembiayaan bank syari’ah, terdiri atas:


a. Kebijakan umum pembiayaan bank syari’ah, untuk pemilihan/ penentuan
sektor-sektor sebagaimana diuraikan berikut, seyogianya ditetapkan secara
bersama oleh dewan komisaris, direksi, serta dewan pengawas syari’ah
mengenai jenis besarannya (nilai rupiahnya) sehingga atas pilihan-pilihan
yang akan ditentukan diharapkan dapat memenuhi aspek syar’i, di
samping aspek ekonomisnya.
b. Pengambil keputusan pembiayaan. Dalam realisasi suatu pembiayaan
secara inheren terdapat risiko yang melekat, yakni pembiayaan bermasalah
sehingga kondisi terpuruknya menjadi macet. Guna menghindari risiko
demikian, kiranya dalam setiap pengambilan keputusan suatu permohonan
pembiayaan, baik di kantor pusat maupun kantor-kantor cabang atau

5
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, hlm. 61.

10
cabang pembantu, dapat dihasilkan keputusan yang “objektif ”. Keputusan
mana hanya dapat diperoleh jika prosesnya melibatkan suatu tim pemutus
komite pembiayaan, berapa pun besar plafon/limit pembiayaan yang
dinilai/diputus.6

D. Monitoring Pembiayaan
Pengertian Monitoring Pembiayaan
Monitoring dapat diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk
melakukan pemantauan pembiayaan, agar dapat diketahui sedini mungkin (early
warning system) deviasi yang terjadi yang akan membawa akibat terjadinya mutu
pembiayaan. Dengan ini dimungkinkan mengambil langkah-langkah untuk tidak
timbul kerugian. Pengawasan pembiayaan dapat diartikan sebagai salah satu
fungsi manajemen yang berupaya untuk menjaga dan mengamankan pembiayaan
itu sebagai kekayaan. Dan dapat mengetahui trems of lending suatu asumsi-
asumsi sebagai dasar persetujuan pembiayaan tercapai atau terjadi
penyimpangan.7

Tujuan dari suatu pengawasan yaitu: pertama, untuk penjagaan agar


terhindar dari penyelewengan, apakah pekerjaan itu berjalan dengan lancar atau
tidak. Kedua, untuk memastikan ketelitian dan kebenaran suatu pekerjaan yang
sesuai dengan program. Ketiga, untuk memajukan efisiensi dalam pengelolaan
dan tata laksana usaha itu sendiri. Keempat, untuk memajukan agar kebijaksanaan
yang telah ditetapkan dapat dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik.8

Pengawasan pembiayaan adalah kegiatan pengawasan / monitoring


terhadap tahap-tahap proses pemberian pembiayaan, pejabat pembiayaan yang
melaksanakan proses pemberian pembiayaan serta fasilitas pembiayaannya.9

6
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), hlm. 204.
7
Veitzal Rivai, dan Andria permata Veithzal Islamic Financial Management, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 488-489.
8
Pudjo Muljono, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil, (Yogyakarta: BPFE, Edisi
keempat, 2001), hal .459.
9
Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi,( Yogyakarta: BPFE Anggota
IKAPI, 2011), hal. 243.

11
Salah satu fungsi manajemen yang penting dalam setiap kegiatan usaha
yaitu tahap monitoring atau pengawasan, begitu juga didalam perkreditan, karena
kegiatan pengawasan akan merupakan penjagaan dan pengamanan terhadap
kekayaan bank yang disalurkan (diinvestasikan) di bidang perkreditan.
pengawasan merupakan upaya dalam penjagaan dan pengamanan yang lebih baik
dan efisien, guna menghindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan.

Tujuan dari suatu pengawasan yaitu: pertama, untuk penjagaan agar


terhindar dari penyelewengan, apakah pekerjaan itu berjalan dengan lancar atau
tidak. Kedua, untuk memastikan ketelitian dan kebenaran suatu pekerjaan yang
sesuai dengan program. Ketiga, untuk memajukan efisiensi dalam pengelolaan
dan tata laksana usaha itu sendiri. Keempat, untuk memajukan agar kebijaksanaan
yang telah ditetapkan dapat dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik.10

Tedapat beberapa jenis monitoring dalam pembiayaan, antara lain :

a. On Desk Monitoring, pemantauan pembiayaan secara administratif yaitu


melalui instrument administrasi, seperti laporan-laporan, financial
statement, kelengkapan dokumen, dan informasi pihak ketiga.
b. On Site Monitoring, yaitu pemantauan pembiayaan itu langsung
kelapangan untuk melihat lokasi dan kondisi nasabah, baik sebagian,
menyeluruh, atau khusus atau kasus tertentu untuk membuktikan
pelaksanaan kebijakan pembiayaan, atau secara menyeluruh apakah ada
deviasi yang terjadi atas term of lending yang disepakati.
c. Excption Monitoring, yaitu pemantauan pembiayaan dengan memberikan
tekanan pada hal-hal yang kurang berjalan dengan baik dan hal-hal yang
telah berjalan sesuai dengan term of lending, dikurangi intensitasnya11.

Manfaat terpenting dari pengawasan adalah ;

10
Pudjo Muljono, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil, (Yogyakarta: BPFE, Edisi
keempat, 2001), hal .459
11
Sumar‟in, Konsep Kelembagaan Bank Syari’ah, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal.
121-122

12
a. Tersedianya bahan informasi bagi manajemen tentang situasi nyata dalam
mana organisasi berada.
b. Dikenalinya faktor-faktor pendukung terjadinya operasionalisasi rencana
dengan efisien dan efektif.
c. Pemahaman tentang berbagai faktor yang menimbulkan kesulitan dalam
penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional.
d. Langkah-langkah apa yang segera dapat diambil untuk menghargai kinerja
yang memuaskan.
e. Tindakan preventif apa yang segera dapat dilakukan agar deviasi dari
standar tidak terus berlanjut.12

12
Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik,( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005 ), hal. 259.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
kekurangan modal. Inisiasi merupakan tahapan awal dalam menentukan
persyaratan atau tipe atau kriteria calon nasabah pembiayaan sehingga sesuai
dengan kriteria yang diterapkan oleh pihak bank. Macam-macam inisiasi
diantaranya sebagai berikut:

a. Solisitas
b. Evaluasi
c. Approval

Secara umum, analisis kelayakan pembiayaan tersebut terdiri atas


beberapa tahapan, yaitu:

1) Pendekatan analisis pembiayaan.


2) Penerapan prinsip analisis pembiayaan.
3) Penerapan prosedur analisis pembiayaan.

Monitoring dapat diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk


melakukan pemantauan pembiayaan, agar dapat diketahui sedini mungkin (early
warning system) deviasi yang terjadi yang akan membawa akibat terjadinya mutu
pembiayaan.

14
B. Saran

Kami selaku penulis sangat berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan pada kami selaku penulis khususnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami
mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun terhadap makalah kami agar kami bisa lebih baik ke
depannya. Amin ya Rabbal ‘alamin.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), hlm.


204.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, hlm. 61.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),
hlm. 303.
Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII
Press, 2000)

17

Anda mungkin juga menyukai