Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 5

ANALISA KELAYAKAN PEMBIAYAAN BANK SYARIAH

“Tugas Ini Dibuat untuk Memenuhi Penilaian Mata Kuliah Analisa Kelayakan
Pembiayaan Bank Syariah”

Dosen Pengampu : Ade Ananto Terminanto, M.M


Kelas: Kamis Pagi 5A

Dibuat Oleh :
Ade Rizqi Pangestu 11190850000023

SEMESTER V
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KUIS KECIL
MATA KULIAH ANALISA KELAYAKAN PEMBIAYAAN BANK
SYARIAH
ESSAY :
1. Bagaimana anda menilai proses pinjam meminjam antara bank syariah
dengan nasabah nya (debitur) nya. Cari kesamaan keinginan dari kedua
nya.
2. Mengapa bank harus melakukan analisa yang objektif dalam proses
pemberian pinjaman atau pembiayaan ?. Beri alasan yang logis
3. Terangkan tahapan dan proses pemberian kredit atau pinjaman secara
sehat.
4. Terangkan perbedaan antara pembiayaan :
a. Modal Kerja
b. Pembiayaan konsumtif
c. Pembiayaan investasi
5. Terangkan apa yang dimaksud dengan komite kredit. Jelaskan peran dan
tugas nya dalam penyaluran pembiayaan.
6. Apa yang dimaksud dengan sumber pengembalian kembali....mengapa ini
sangat penting untuk di analisa oleh calon kreditur.
7. Jelaskan elemen laporan keuangan yang harus di kaji sebelum
memberikan pinjaman.
8. Dalam menghitung pembiayaan modal kerja, mengapa kita harus
menghitung cash flow calon debitur. Beri penjelasan
9. Jelaskan fungsi jaminan dalam proses pembiayaan. Berikan penjelasan
detail
10. Terangkan apa yang dimaksud dengan IDIR (Installment Disposible
Income Ratio). Berikan ilustrasinya.
Jawaban

1. Menurut saya, penilaian dari proses pinjam meminjam antara bank syariah
dengan nasabah nya (debitur) nya adalah gambaran atau cerminan dari
transaksi yang menggunakan akad Qard atau bank yang memberikan dana
Qardhul Hasan. Contohnya adalah pendanaan dengan prinsip Qardh yang
diaplikasikan ke dalam produk tabungan atau giro di bank syariah. Ketika
menggunakan akad Qardh, bank dianggap sebagai penerima pinjaman
tanpa bunga dari nasabah deposan sebagai pemilik modal. Dimana bank
dapat memanfaatkan dana pinjaman dari nasabah deposan untuk tujuan
apa saja, termasuk kegiatan produktif untuk mencari keuntungan.
Sementara itu nasabah deposan dijamin akan memperoleh kembali
dananya secara penuh, deposan dijamin akan memperoleh dananya
kembali secara penuh , secara sewaktu-waktu nasabah ingin menarik
dananya. Bank boleh juga memberikan bonus kepada nasabah deposan,
selama hal ini diisyaratkan di awal perjanjian. Sebenarnya giro dan
tabungan dengan prinsip Qardh memiliki karakteritik yang hampir mirip
dengan giro dan tabungan Wadiah. Yang mana bank syariah sebagai
peminjam dapat memeberikan bonus karena bank menggunakan dana
untuk tujuan yang produktif dan menghasilkan profit. Pada bonus
tabungan Qardh juga lebih besar daripada bonus giro Qardh karena bank
lebih leluasa dalam menggunakan dana untuk tujuan produktif. Namun
memanng bentuk simpanan dengan akad Qardh ini sangat jarang
ditemukan (tidak umum) digunakan oleh bank syariah di Indonesia. Hanya
bank syariah di Iran saja yang menggunakan akad Qard untuk simpanan
(Ascarya, 2017: 116-117).
Sementara untuk dana pinjaman seperti Qardhul Hasan, bank syariah
memberikan pinjaman berupa dana yang dapat digunakan oleh nasabah
yang sedang terdesak atau benar-benar membutuhkan dana tersebut untuk
kegiatan transaksi (misal untuk membayar utang atau membiayai hidup),
namun tidak sembarang nasabah yang boleh memnijam dana Qardhul
Hasan ini, bank syariah juga memberikan persyaratan-persyaratan khusus
bagi yang berhak menerima dana Qardhul Hasan ini.
2. Analis kredit punya kualifikasi khusus dalam menjalankan tugasnya.
Untuk membantu kerja seorang analis dibekali dengan metode analisa
kredit dalam bentuk format standar sistem yang harus di
lengkapi sehingga cara kerja analis kredit bank menilai permohonan
kredit bisa benar-benar terstruktur, jelas, dan obyektif. Walaupun seorang
calon debitur tidak mempunyai hutang dan catatan kreditnya bagus, bisa
saja permohonan kredit usaha seseorang ditolak. Ada banyak faktor yang
dipertimbangkan meliputi analisa 5C dan analisa 5P, sehingga pengajuan
kredit seorang calon debitur ditolak, untuk contoh diatas mungkin
permohonan ditolak karena analis menghitung potensi bisnisnya kecil.
Jadi, kemungkinan terjadi kredit macet alias gagal bayar cicilan setelah
kredit diberikan besar. Analisa kredit yang benar-benar terstruktur, jelas,
dan obyektif bisa mengurangi potensi masalah kredit macet di Indonesia,
selain itu nasabah juga bisa terhindar dari Blacklist Bank Indonesia yang
bisa merugikan bank atau bahkan jika dalam skala besar bisa berdampak
masif terhadap perekonomian negara kita. Berikut ini analisa 5C dan 5P
yang dimaksud, diantaranya:

1) Character (Watak)
Untuk mendapatkan informasi terkait Karakter pemohon kredit dapat
diperoleh dengan cara mengumpulkan informasi dari referensi nasabah
dan bank-bank lain tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan
ketaatannya memenuhi pembayaran transaksi.
Bisa juga dengan metode cek riwayat kredit di Bank Indonesia. Karakter
ini penting karena terkait itikad baik untuk membayar kewajibannya.
2) Capacity (Kemampuan)
Analisa kemampuan calon debitur bisa dilakukan dengan melihat
komponen penghasilan calon debitur. Seorang analis kredit harus bisa
memastikan pemohon memiliki sumber-sumber penghasilan yang
memadai untuk membayar kewajibannya sesuai jangka waktu yang telah
disepakati.
3) Capital (Modal)
Analisa ini lebih ke arah aset yang dimiliki oleh calon debitur. Aset bisa
dilihat dari neraca lajur perusahaan calon debitur atau hasil survey
kekayaan yang dimiliki oleh calon debitur perorangan. Prinsipnya bank
tidak akan membiayai seorang calon debitur yang tidak punya modal
sendiri atau kekayaan yang minim.
4) Condition (Kondisi)
Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel makro yang
melingkupi perusahaan baik variabel regiona1, nasional maupun
internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variabel
ekonomi.
5) Collateral (Jaminan)
Jaminan adalah solusi terakhir untuk menuturp resiko kredit jika terjadi
gagal bayar. Biasanya bank hanya berani memberikan plafon pinjaman
maksimal 75% dari nilai tranksasi jaminan kredit.

Selain analisa 5C, umumnya analis bank juga menerapkan prinsip 5P


untuk penyaluran kredit yang tepat guna. Prinsip 5P ini mencakup hal berikut ini:

1) Personality Atau Kepribadian


Mirip dengan karakter, Kepribadian ini lebih mengarah analisa riwayat
hidup dan hobi dan gaya hidup untuk melihat kecenderungan misalnya
pemohon hobi berfoya-foya, kemungkinan besar aplikasinya ditolak.
2) Purpose Atau Tujuan
Tujuan penggunaan dana adalah faktor yang terpenting dalam analisa
kredit, jangan sampai pinjam dana untuk uang muka kredit yang lainnya.
Bank bakal menyelidiki buat apa sebenarnya pinjaman itu. Prinsipnya
kredit harus sesuai dengan tujuannya apakah masuk kategori konsumtif
atau investasi dan modal kerja.

3) Prospect Atau Potensi

Maksudnya adalah potensi bisnis, pekerjaan, atau usaha yang dilakukan


calon debitur menjadi faktor analisa penunjang kredit yang diajukan calon
debitur. Prinsip ini umumnya dipakai ketika calon debitur ingin mencari
pinjaman untuk pengembangan bisnisnya.

4) Payment Atau Pembayaran

Analisa ini bertujuan untuk melihat dan memastikan cara pemohon


membayar cicilan sampai lunas akan dipastikan. Pemohon yang tidak
memiliki cicilan di tempat lain lebih mudah diterima daripada yang masih
harus bayar cicilan lain, misalnya kendaraan. Lunasi dulu cicilan tempat
lama baru ajukan kredit baru.

5) Party Atau Golongan

Analis kredit mempun)yai format analisa berdasarkan data dari pemohon


dan wawancara. Mereka akan mengelompokkan pemohon menurut modal,
loyalitas, dan karakternya. Cara ini berguna untuk memudahkan analis
kredit mengambil keputusan disetujui atau ditolaknya permohonan calon
debitur. Kondisi ideal tentu saja modal atau aset yang dimiliki banyak,
dengan begitu loyalitasnya untuk bayar cicilan lainnya tinggi, kecil
kemungkinan calon debitur akan lari dari tanggung jawab dan
memudahkan mudah dalam persetujuan kredit.

3. Dalam tahapan dan proses dalam meberikan kredit atau pinjaman secara
sehat, maka bank harus memperhatrikan berbagai Prosedur pemberian kredit.
Beriikut adalah sebagai prosedur-prosdur yang harus dilakukan, yaitu:
1) Pengajuan berkas-berkas
Pengajuan proposal kredit hendaklah berisi antara lain: (a) latar belakang
perusahaan/kelompok usaha; (b) maksud dan tujuan; (c) besarnya kredit
dan jangka waktu; (d) cara pengembalian kredit; dan (e) jaminan kredit.
2) Pemeriksaan berkas-berkas
Untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika belum lengkap atau cukup, maka
nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas
waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka
permohonan kreditnya dapat dibatalkan.
3) Wawancara ke-1
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam.
4) On the Spot (Terjun Lapangan)
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya
dicocokkan dengan hasil wawancara I.
5) Wawancara ke-2
Merupakan bagian perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada
saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6) Penilaian dan analisis kebutuhan modal
Merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menilai kebutuhan
kredit yang sebenarnya.
7) Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya.
8) Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani
akad kredit.
9) Realisasi Kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
10) Penyaluran/Penarikan
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan
kredit.
11) Penilaian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.
12) Verifikasi Data
Keputusan kredit sangat dipengaruhi oleh keakuratan data dan informasi.
Untuk itu, verifikasi diperlukan untuk memastikan keabsahan data dan
kesesuaian dengan fakta, di antaranya dengan beberapa metode berikut
a) the Spot Checking (OTS)
OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili (calon)
debitur yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan
melihat secara fisik tempat usaha/domisili dan agunan, serta menggali
aktivitas usaha debitur.
b) Bank Checking
Bank Checking dimaksudkan untuk mengecek informasi kredit yang
pernah diperoleh debitur sebelumnya beserta kolektibilitasnya.
Metode credit checking dapat dilakukan melalui sistem internal bank
dan Informasi Debitur Individual (IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI
adalah informasi mengenai individu atau suatu perusahaan dalam
berhubungan dengan bank, fasilitas kredit yang diperoleh,
kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya.
c) Trade Checking atau Personal Checking untuk Kredit Konsumsi
Trade checking dimaksudkan untuk mengetahui/menilai debitur dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya, hubungan dagang yang telah
dilakukan oleh calon debitur, dan bagaimana manajemen
perusahaan/debitur dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Trade
Checking dilakukan kepada sejumlah supplier, pelanggan, distributor,
asosiasi terkait usaha debitur, dan pihak lain yang dipandang perlu
oleh bank. Checking juga dapat dilakukan dengan kunjungan/penilaian
langsung ke lapangan/market checking (misal, ke pasar) untuk
mengetahui brand image dari produk debitur. Untuk kredit
konsumsi, checking dilakukan atas kebenaran data personel calon
debitur, antara lain data tempat tinggal, penghasilan, pekerjaan,
legalitas usaha, dan omzet penjualan (untuk debitur wirausaha).
13) Harus lulus verifikasi bedasarkan Studi Kelayakan Usaha
Langkah terakhir adalah menyatakan bahwa yang bersangkutan telah lulus
verfikasi bedasarkan studi kelayakan usaha, tujuannya adalah untuk
mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi, lalu untuk
mengadakan penilaian terhadap alternatif investasi, dan menentukan
prioritas investasi sehingga dapat dihindari investasi yang hanya
memboroskan sumber daya saja.

4. Pembiyaan dapat digunakan untuk Modal Kerja, Pembiyaan konsumtif, dan


Pembiyaan Investasi. Berikut ini perbedaannya yaitu:
a) Pembiyaan Modal Kerja (PMK)
Pembiayaan Modal Kerja adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan
kepada perorangan, badan usaha maupun badan hukum untuk
kebutuhan modal kerja.
Manfaatnya adalah:
i) Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal kebutuhan modal kerja
baik untuk modal kerja pembiayaan jangka berulang, tetap
langsung dan tetap angsuran.
ii) Digunakan antara lain untuk pembelian inventory baik berupa
bahan baku (raw material) maupun barang dagangan (trading
goods).
iii) Kebutuhan modal kerja operasional serta untuk aktififitas produktif
lainnya.

Fitur

i) Bersifat Non-Revolving dan Revolving.


ii) Tingkat bagi hasil sesuai ketentuan yang berlaku.
iii) Jangka waktu pembiayaan maksimal 1 tahun dan dapat
diperpanjang.

Persyaratan
i) Pemohon adalah perorangan, badan usaha atau badan hukum.
ii) Warga Negara Indonesia.
iii) Tidak tercatat dalam Daftar Hitam BI dan atau Daftar Kredit
Bermasalah Bank Indonesia.
iv) Usaha minimal telah berjalan 2 tahun atau jika usaha baru dimulai
maka pemilik/pengurus/key
v) person sudah mempunyai pengalaman dalam sector usaha yang
sama minimum 2 tahun.

Dokumen yang diperlukan:

1) Perorangan (Pemilik/Pengurus/Key Person) :


i) Dokumen identitas lengkap (misal : KTP, KK dan lain-lain).
ii) NPWP.

Perusahaan :

i) Dokumen pendirian perusahaan lengkap (misal : Akte Pendirian dan


semua perubahannya, Berita Negara RI, Pengesahan dari Menteri
dan lain-lain).
ii) Dokumen izin usaha lengkap (misal : SIUP, TDP, AMDAL dan lain-
lain).
iii) NPWP.

Dokumen Pendukung

i) Daftar buyer dan supplier utama.


ii) Rekening Koran minimal 3 bulan terakhir.
iii) SPK, PO, DO (Delivery Order), dokumen kontrak lainnya.
iv) Laporan Keuangan 2 tahun terakhir.
v) Cash Flow.
vi) Dokumen lainnya.

b) Pembiayaan konsumtif
Pembiyaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang tujuannya di luar usaha dan umumnya
bersifat perseorangan. Sementara pembiyaan konsumtif syariah agak
berbeda dengan pola pembiyaan konsumtif konvensional, berikut ini
penjelasan pembiyaan konsumtif secara syariah, yaitu:
1) Pembiayaan Konsumtif Syariah
Pembiayaan konsumtif syariah merupakan pembiayaan yang
diperuntukkan bagi nasabah dengan tujuan di luar usaha dan bersifat
perorangan. Berbeda dengan pembiayaan syariah untuk modal kerja
yang bersifat produktif, pembiayaan konsumtif diperlukan oleh
nasabah untuk memenuhi kebutuhan sekunder. Jenis akad yang
paling sering digunakan dalam produk pembiayaan konsumtif
syariah ada dua yaitu akad murabahah dan akad ijarah.
2) Pembiayaan Syariah Untuk Kebutuhan Konsumtif Dengan Skema
Murabahah
Dalam dunia perbankan syariah di Indonesia, akad murabahah
merupakan salah satu akad yang utama dan yang paling sering
digunakan. Dengan menggunakan akad murabahah, kalkulasi
perhitungannya lebih mudah. Hampir di semua bank syariah di
Indonesia memberikan fasilitas pembiayaan dengan menggunakan
akad murabahah.
3) Pembiayaan Syariah Dengan Skema Ijarah
Setelah akad murabahah, skema pembiayaan kedua untuk kegiatan
konsumtif syariah bisa menggunakan akad ijarah, dimana akad ini
mirip dengan prinsip jual beli, namun berbeda pada objek
transaksinya. Jika dalam transaksi jual beli obyek transaksinya
adalah jenis barang. Dalam akad ijarah, pembiayaan diberikan untuk
suatu jasa.Contohnya, adalah fasilitas pembiayaan konsumtif untuk
memenuhi kebutuhan pembelian jas a paket perjalanan ibadah
umroh. Dalam hal ini, biasanya bank syariah sudah melakukan kerja
sama dengan agen travel sesuai dengan prinsip syariah.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini tabel yang merini pembiyaan secara
konsumtif:

Jenis Pembiyaan Kontrak Perjanjian Skema Pembayaran

Harga Pokok+ Margin


Akad murabahah (Jual
(keuntungan Bank
beli)
Pembiyaan Konsumtif syariah)
Akad Ijarah (Pemindahan Pengembalian pokok +
hak guna) ujrah (fee)

c) Pembiyaan Investasi
Pembiyaan Investasi merupakan fasilitas yang penggunaanya ditujukan
untuk membiayai investasi atau pengadaan barang-barang modal yang
tidak habis dipakai dalam siklus usaha atau beserta jasa yang
diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, modernisasi,
ekspansi atau relokasi tempat usaha/investasi yang diberikan kepada
debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun. Layanan
Pembiayaan Investasi yang diberikan adalah sebagai berikut:
1) Sewa Pembiayaan;
2) Jual dan Sewa Balik/ Sale and Lease Back;
3) Anjak Piutang dengan Pemberian Jaminan dari Penjual
Piutang/Factoring with Recourse.

Sementara Pembiayaan investasi syariah merupakan pembiayaan


jangka pendek atau jangka panjang untuk melakukan pembelian barang-
barang modal yang diperlukan dalam membuka atau mendirikan usaha
baru, relokasi proyek, ekspansi ataupun penggantian mesin-mesin pabrik.
Dalam pembiayaan investasi, ada 2 jenis akad yang sering digunakan,
yakni akad murabahah dan ijarah muntahia bit tamlik atau IMBT. Salah
satu bank yang menyediakan fasilitas ini adalah bank BCA Syariah.
5. Komite Kredit adalah loan committee yaitu komite operasional yang
membantu Dewan Direksi dalam mengevaluasi danatau memutuskan
permohonan kredit untuk jumlah dan jenis kredit yang ditetapkan oleh
Direksi. 88 Adapun fungsi komite kredit adalah menentukan batasan
pemberian kredit kepada debitur. Berkaitan dengan penelitian penulis
tentang studi di BPR Jateng, maka penulis sampaikan tentang ketentuan
BMPK bagi BPR sebagai berikut : 89 1. BMPK kepada Pihak Terkait
BMPK bagi pihak yang terkait dengan pihak bank, baik secara individu
maupun keseluruhan ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10 dari modal
bank. 2. BMPK kepada Pihak Tidak Terkait BMPK untuk satu peminjam
maupun satu kelompok yang tidak terkait dengan bank ditetapkan
setinggi-tingginya sebesar 20 dari modal bank. 3. Terhadap pelampauan
BMPK, bank diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan action plan
kepada Bank Indonesia, dan selain itu juga dikenakan sanksi dalam
penilaian tingkat kesehatan. 4. Terhadap pelanggaran BMPK, dapat
dikenakan sanksi dalam penilaian tingkat kesehatan dan diancam dengan
sanksi pidana.

Adapun fungsi dan tanggungjawab dari komite kredit sebagai berikut:

1) Merekomendasikan kepada Direksi tentang layak tidaknya suatu


permohoan kredit untuk dicairkan sesuai dengan batas wewenang dan
jenis kredit.
2) Mematuhi setiap kebijakan perkreditan yang telah ditetapka baik oleh
Bank Itu sendiri maupun aturan perkreditan lainya
3) Memberikan keputusan kredit secara independen, objektif, jujur, teliti
dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang lain
4) Memberikan rekomendasi kepada Direksi terkait permohonan kredit
5) Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar
6) Meneliti dan memberikan penilaian terhadap permohonan perpanjangan
kredit disertai dengan pertimbangan-pertimbangannya
7) Melakukan penelitian terhadap permohonan calon debitur apakah sudah
sesuai dengan kebijakan bank
8) Meneliti kelengkapan permohonan debitur

Sementara Kewenangan Komite Kredit Komite Kredit berwenang


merekomendasikan dan atau memutus pemberian kredit baru, tambahan,
penurunan, perpanjangan, dan atau restrukturisasi yang dikelola oleh
Business Unit sesuai limit kewenangan, termasuk penetapan perubahan
struktur kredit.

Selaim itu, Keanggotan Komite Kredit ada baiknya jika berasal dari pihak
diluar bagian yang terkait dengan keputusan kredit. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari adanya keputusan yang sifatnya tidak independen. Dan
untuk menghindari adanya permainan di dalamnya.

Secara Umum struktur keanggotan dari komite kredit adalah sebagai berikut:
2) Ketua: Direktur Utama
3) Wakil Direktur
4) Sekertaris

5) Kepala Bagian Kredit


6) Anggota Dengan Hak SuaraDirektur
ii) Kepala Bagian Keuangan
iii)Direktur/ Kepala Bagian SDM dan Umum
iv) Direktur/ Kepala Bagian Consumer Banking
v) Direktur/ Kepala Bagian Micro SME Banking
7) Anggota Tanpa Hak Suara
i) Direktur/ Pejabat Eksekutif yang membawai fungsi manajemen risiko
ii) Direktur Kepatuhan/ Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi
kepatuhan

6. sumber pengembalian kembali adalah termasuk konsep dari Prinsip 3 R.


Yaitu: Returns (Hasil yang dicapai) artinya penilaian atas hasil yang akan
dicapai oleh usaha debitur setelah dibantu dengan pinjaman dari kreditur.
Apakah hasil yang dicapai dapat menutupi untuk pengembalian pinjaman serta
usaha yang dijalankan debitur terus berkembang atau tidak. Returns disini bisa
juga diartikan keuntungan yang akan diperoleh kreditur terhadap kredit yang
diberikan kepada debitur.Lalu, adalah Repayment (Pembayaran kembali)
artinya Kreditur harus menilai berapa lama usaha debitur dapat membayar
kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali
(repayment capacity) dan apakah kredit harus diangsur/cicil atau dilunasi
sekaligus di akhir periode, dan Risk bearing ability (kemampuan untuk
menanggung risiko) yaitu kreditur harus mengetahui dan menilai sampai
sejauh mana usaha debitur mampu menanggung risiko kegagalan jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan. Dengan memiliki modal yang kuat, usaha
debitur biasanya akan lebih kuat juga dalam menghadapi atau memenangkan
persaingan dengan pihak lain. Disamping itu, kemampuan menanggung risiko
juga ada di pihak kreditur, yaitu dengan cara meminta jaminan atau agunan
dari debitur tersebut.

Lalu mengapa ini sangat penting untuk di analisa oleh calon kreditur?
Bedasarkan konsep 3R tadi, kreditur juga harus menilai seberapa mampu,
yakin dan profesional dari pihak debitur dalam mengembalikan dana
tersebut sekaligus memiliki kemampuan untuk menanggung risiko yang
sewaktu-waktu terjadi, maka dari itu kreditur juga harus menilai apakah
debitur tersebut mampu untuk melakukan pencairan dana saat terjadinya
peminjaman kembali.

7. Elemen laporan keuangan yang harus diperhatikan sebelum memberikan


pinjaman adalah sebagai berikut:

1) Harta, Utang dan Modal


utang dan modall adalah komponen yang diperhitungkan apabila ingin
memberikan pinjaman, sebab besarnya jumlah pinjaman harus melihat
dari besarnya harta dan modal yang dia miliki, dan apabila utang yang
dimiliki cukup besar, maka sebaiknya jangan mengambil langkah
untuk memberi pinjam karena akan membuat utang semakin
membengkak. Michell Suharli dalam bukunya memberikan gambaran
mengenai 3 karakter dalam pengualifikasian harta, yakni :
i) Probable future economic benefit, harta harus memiliki
mafaat dimasa yang akan datang, yang memungkinkan
memberikan net cash flow dimas yang akan datang baik
langsung maupun tidak langsung
ii) Entitas tersebut mampu memberikan menikmati manfaat dan
memiliki kekuatan untuk menghalangi entitas lain menikmati
manfaat ekonomis tersebut
iii) Transaksi yang menyebabkan timbulnya hak perusahaan
untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut, serta
menghalangi entitas lain, sudah terjadi dimasa lalu.
iv) Penyusutan, adalah biaya yang tercatat dalam leporan
keuangan yang berkaiatan dengan penggunaan masa manfaat
peralatan operasional usaha yang Anda miliki
2) Modal / Ekuitas
Sementara hak atau klaim atas harta dapat disebut sebagai hak
kekayaan sebuah perusahaan atau yang sering juga disebut sebagai
ekuitas. Dalam laporan keuangan ekuitas didapatkan setelah harta
perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya, sehingga disebut
sebagai net asset atau aktiva bersih. Yang harus dipahami disini
adalah, modal tidak semata-mata berupa uang tunai, namun dapat pula
dalam bentuk peralatan seperti mesin dan inventaris kantor lain. Hal
ini juga penting apabila seseorang ingin memberikan pinjman
sebabkekayaan yang dimiliki bisa menjadi suatu jaminan apabila
pinjaman yang dilakukan mengalami kendala, risiko bahkan macet
yang mengakibatkan ketersediaan dana habis, sebagai gantinya maka
bisa menjual beberapa ekuitas yang dimiliki.
3) Kewajiban
Adalah penyerahan harta dimasa depan sebagai sebuah pengorbanan
ekonomis yang terjadi karena peristiwa atau transaksi dimasa lalu.
Michell Suharli menambahkan 3 karakteristik dari kewajiban yakni :
i) Suatu kewajiban mengharuskan bahwa suatu entits menyelesaikan
kewajiban sekarang ini dengan mentransfer asset dari masa depan
atas permintaan / bila suatu peristiwa tertentu terjadi / pada suatu
waktu tertentu
ii) Kewajiban ini tidak dapat dihindari
iii) Peristiwa yang menimbulkan kewajiban entitas tersebut telah
terjadi dimasa lalu

8. Alasan mengapa dalam perhtungan Pembiayaan Modal kerja harus


memperhatikan Cash flow sebenarnya berkaitan dengan tujuan dan
manfaat adanya Cash flow bagi indvidu maupun perusahaan yaitu:

1) Tujuan Cash Flow atau Arus Kas

a) Mengetahui kemampuan entitas arus kas periode selanjutnya

Tujuan yang pertama dari penerapan arus kas perusahaan


adalah perusahaan dapat mengetahui seperti apa kemampuan
entitas di dalam menentukan arus kas masa yang akan datang.
Perusahaan bisa mengetahui adanya ketidakpastian tentang
arus kas tersebut dengan cara mengamati hubungan antar pos
laporan.
b) Mengetahui kemampuan membayar dividen

Ketika perusahaan menerapkan sebuah laporan arus kas,


maka perusahaan tersebut bisa mendapatkan informasi
mengenai kemampuan di dalam membayar dividen serta
untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan bisa
mendapatkan gambaran tentang gaji karyawan, hutang yang
harus dibayarkan, dan lain sebagainya.

Maka tidak heran jika para investor maupun pemakai


informasi yang berhubungan dengan keuangan pasti tertarik
untuk mengetahui laporan arus kas yang dimiliki oleh
perusahaan. Dengan begitu, mereka bisa menarik sebuah
kesimpulan kira-kira seperti apa perusahaan tersebut.

c) Memeriksa setiap transaksi investasi

Tujuan yang ketiga dari penerapan arus kas pada perusahaan


adalah perusahaan tersebut dapat mengetahui serta memeriksa
apa saja transaksi yang dilakukan. Perusahaan bisa tahu apa
saja kewajiban yang harus dilaksanakan serta jumlah aset
yang dimilikinya

2) Manfaat Cash Flow atau Arus Kas

Ketika perusahaan menerapkan arus kas atau mencatat semua


transaksi perusahaan, maka perusahaan tersebut akan memperoleh
beberapa manfaat seperti yang akan kami bagikan di bawah ini:

a) Mengetahui kemampuan perusahaan

Manfaat pertama dari adanya cash flow adalah perusahaan


dapat mengetahui seperti apa kemampuan yang dimilikinya
melalui sebuah laporan kas. Dengan begitu, perusahaan akan
memiliki gambaran mengenai seberapa jauh perusahaan
tersebut berkembang serta seberapa banyak kas yang mampu
dihasilkannya. Tentu saja manfaat yang satu ini sangat
berperan penting dalam kelangsungan perusahaan.
b) Mengetahui kemajuan operasional

Manfaat yang kedua adalah perusahaan mampu mengetahui


kemampuannya sendiri tentang operasional perusahaan.
Perusahaan dapat memiliki gambaran mengenai seberapa
bagus perusahaan tersebut dalam menjalankan
operasionalnya. Salah satu contohnya adalah pembayaran gaji
karyawan.

c) Mengetahui keuntungan perusahaan


Manfaat penerapan arus kas bagi perusahaan adalah dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui seberapa
banyak keuntungan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan.
Semua perusahaan maupun badan usaha lainnya pasti berjalan
dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dengan
persentase yang berbeda-beda. Maka dari itu, ketika
perusahaan tersebut hendak mendapatkan informasi seberapa
banyak atau berapa persen keuntungan yang dihasilkan
perusahaan tersebut, bisa dilakukan melalui laporan arus kas.
Perusahaan akan memperoleh informasi tentang berapa laba
bersih yang berhasil dihasilkan. Akan tetapi, jika perusahaan
tersebut malah tidak menerapkan atau tidak memiliki laporan
arus kas, maka sudah pasti perusahaan akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang berapa
keuntungan yang berhasil diperoleh.

d) Pengambilan keputusan perusahaan

Selain manfaat ketiga yang sudah kami jelaskan, sebenarnya


masih ada manfaat yang keempat dan mungkin juga
merupakan manfaat terakhir yang bisa anda peroleh melalui
laporan arus kas. Dengan mengetahui cash flow yang disusun
secara sistematis dan berurutan dari setiap transaksinya, maka
hal ini bisa menjadi sebuah pedoman tentang seperti apa
langkah selanjutnya yang akan diambil oleh perusahaan
tersebut. Seorang bos perusahaan sudah pasti paham tentang
apa saja yang perlu untuk diberikan perhatian, termasuk juga
pada saat perusahaan tersebut mempunyai divisi atau pos.

9. Fungsi jaminan pada pembiayaan dengan akad mudhrabah di bank syariah


diantaranya adalah:
1) Meminimalisir risiko yang akan terjadi di masa depan, misalnya
mudharib yang melakukan wanprestasi atau kelalaian mudharib dalam
mengembalikan dananya tersebut.
2) Menjaga dana yang di pinjamkan bank syariah kepada
mudharib, agar BPRS Amanah Ummah memiliki rasa tenang dalam
memberikan pembiayaan mudharabah. Kerena dana tersebut bukan
sepenuhnya milik pribadi bank syariah melainkan milik dana pihak ke
tiga (DPK).
3) Penanganan kredit bermasalah atau kredit macet yang dapat
menyebabkan terjadinya risiko-risiko yang lebih besar.
4) Penyertaan jaminan dalam pembiayaam mudharabah
merupakan alternatif dari pengamanan terhadap pemberian
modal kerja yang dilakukan oleh pemilik modal demi
menghindari moral pengelola dana dan yang tidak bertanggung
jawab terhadap kerja sama tersebut

10. IDIR (Installment to Disposible Income Ratio)


IDIR ini adalah salah satu penentu keputusan untuk persetujuan kredit dari
sisi kemampuan bayar atau SOR calon Debitur, dimana angsuran yang
akan dibayarkan akan dibandingkan dengan DI yang diperoleh, dan
umumnya (di Kredit Mikro yang menggunakan ini) menggunakan
ketentuan IDIR maksimal 80%.

Contoh ilustrasi perhitungan nya adalah sebagai berikut:

Calon Debitur A memiliki DI sebesar Rp.7.000.000,00 dan angsuran dari Fasilitas


Kredit yang diajukan adalah sebesar Rp.42.000.000,00 maka :

IDIR = (42.000.000,00 / 7.000.000,00) x 100%


= 6%

Sesuai standar ketentuan diatas, secara hitungan pendapatan, masih dibawah


80% MAKA DINYATAKAN SESUAI KETENTUAN (tapi ingat masih ada
4C lain dari 5C dalam prinsip Pemberian atau Persetujuan kredit.

Anda mungkin juga menyukai