“Tugas Ini Dibuat untuk Memenuhi Penilaian Mata Kuliah Analisa Kelayakan
Pembiayaan Bank Syariah”
Dibuat Oleh :
Ade Rizqi Pangestu 11190850000023
SEMESTER V
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KUIS KECIL
MATA KULIAH ANALISA KELAYAKAN PEMBIAYAAN BANK
SYARIAH
ESSAY :
1. Bagaimana anda menilai proses pinjam meminjam antara bank syariah
dengan nasabah nya (debitur) nya. Cari kesamaan keinginan dari kedua
nya.
2. Mengapa bank harus melakukan analisa yang objektif dalam proses
pemberian pinjaman atau pembiayaan ?. Beri alasan yang logis
3. Terangkan tahapan dan proses pemberian kredit atau pinjaman secara
sehat.
4. Terangkan perbedaan antara pembiayaan :
a. Modal Kerja
b. Pembiayaan konsumtif
c. Pembiayaan investasi
5. Terangkan apa yang dimaksud dengan komite kredit. Jelaskan peran dan
tugas nya dalam penyaluran pembiayaan.
6. Apa yang dimaksud dengan sumber pengembalian kembali....mengapa ini
sangat penting untuk di analisa oleh calon kreditur.
7. Jelaskan elemen laporan keuangan yang harus di kaji sebelum
memberikan pinjaman.
8. Dalam menghitung pembiayaan modal kerja, mengapa kita harus
menghitung cash flow calon debitur. Beri penjelasan
9. Jelaskan fungsi jaminan dalam proses pembiayaan. Berikan penjelasan
detail
10. Terangkan apa yang dimaksud dengan IDIR (Installment Disposible
Income Ratio). Berikan ilustrasinya.
Jawaban
1. Menurut saya, penilaian dari proses pinjam meminjam antara bank syariah
dengan nasabah nya (debitur) nya adalah gambaran atau cerminan dari
transaksi yang menggunakan akad Qard atau bank yang memberikan dana
Qardhul Hasan. Contohnya adalah pendanaan dengan prinsip Qardh yang
diaplikasikan ke dalam produk tabungan atau giro di bank syariah. Ketika
menggunakan akad Qardh, bank dianggap sebagai penerima pinjaman
tanpa bunga dari nasabah deposan sebagai pemilik modal. Dimana bank
dapat memanfaatkan dana pinjaman dari nasabah deposan untuk tujuan
apa saja, termasuk kegiatan produktif untuk mencari keuntungan.
Sementara itu nasabah deposan dijamin akan memperoleh kembali
dananya secara penuh, deposan dijamin akan memperoleh dananya
kembali secara penuh , secara sewaktu-waktu nasabah ingin menarik
dananya. Bank boleh juga memberikan bonus kepada nasabah deposan,
selama hal ini diisyaratkan di awal perjanjian. Sebenarnya giro dan
tabungan dengan prinsip Qardh memiliki karakteritik yang hampir mirip
dengan giro dan tabungan Wadiah. Yang mana bank syariah sebagai
peminjam dapat memeberikan bonus karena bank menggunakan dana
untuk tujuan yang produktif dan menghasilkan profit. Pada bonus
tabungan Qardh juga lebih besar daripada bonus giro Qardh karena bank
lebih leluasa dalam menggunakan dana untuk tujuan produktif. Namun
memanng bentuk simpanan dengan akad Qardh ini sangat jarang
ditemukan (tidak umum) digunakan oleh bank syariah di Indonesia. Hanya
bank syariah di Iran saja yang menggunakan akad Qard untuk simpanan
(Ascarya, 2017: 116-117).
Sementara untuk dana pinjaman seperti Qardhul Hasan, bank syariah
memberikan pinjaman berupa dana yang dapat digunakan oleh nasabah
yang sedang terdesak atau benar-benar membutuhkan dana tersebut untuk
kegiatan transaksi (misal untuk membayar utang atau membiayai hidup),
namun tidak sembarang nasabah yang boleh memnijam dana Qardhul
Hasan ini, bank syariah juga memberikan persyaratan-persyaratan khusus
bagi yang berhak menerima dana Qardhul Hasan ini.
2. Analis kredit punya kualifikasi khusus dalam menjalankan tugasnya.
Untuk membantu kerja seorang analis dibekali dengan metode analisa
kredit dalam bentuk format standar sistem yang harus di
lengkapi sehingga cara kerja analis kredit bank menilai permohonan
kredit bisa benar-benar terstruktur, jelas, dan obyektif. Walaupun seorang
calon debitur tidak mempunyai hutang dan catatan kreditnya bagus, bisa
saja permohonan kredit usaha seseorang ditolak. Ada banyak faktor yang
dipertimbangkan meliputi analisa 5C dan analisa 5P, sehingga pengajuan
kredit seorang calon debitur ditolak, untuk contoh diatas mungkin
permohonan ditolak karena analis menghitung potensi bisnisnya kecil.
Jadi, kemungkinan terjadi kredit macet alias gagal bayar cicilan setelah
kredit diberikan besar. Analisa kredit yang benar-benar terstruktur, jelas,
dan obyektif bisa mengurangi potensi masalah kredit macet di Indonesia,
selain itu nasabah juga bisa terhindar dari Blacklist Bank Indonesia yang
bisa merugikan bank atau bahkan jika dalam skala besar bisa berdampak
masif terhadap perekonomian negara kita. Berikut ini analisa 5C dan 5P
yang dimaksud, diantaranya:
1) Character (Watak)
Untuk mendapatkan informasi terkait Karakter pemohon kredit dapat
diperoleh dengan cara mengumpulkan informasi dari referensi nasabah
dan bank-bank lain tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan
ketaatannya memenuhi pembayaran transaksi.
Bisa juga dengan metode cek riwayat kredit di Bank Indonesia. Karakter
ini penting karena terkait itikad baik untuk membayar kewajibannya.
2) Capacity (Kemampuan)
Analisa kemampuan calon debitur bisa dilakukan dengan melihat
komponen penghasilan calon debitur. Seorang analis kredit harus bisa
memastikan pemohon memiliki sumber-sumber penghasilan yang
memadai untuk membayar kewajibannya sesuai jangka waktu yang telah
disepakati.
3) Capital (Modal)
Analisa ini lebih ke arah aset yang dimiliki oleh calon debitur. Aset bisa
dilihat dari neraca lajur perusahaan calon debitur atau hasil survey
kekayaan yang dimiliki oleh calon debitur perorangan. Prinsipnya bank
tidak akan membiayai seorang calon debitur yang tidak punya modal
sendiri atau kekayaan yang minim.
4) Condition (Kondisi)
Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel makro yang
melingkupi perusahaan baik variabel regiona1, nasional maupun
internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variabel
ekonomi.
5) Collateral (Jaminan)
Jaminan adalah solusi terakhir untuk menuturp resiko kredit jika terjadi
gagal bayar. Biasanya bank hanya berani memberikan plafon pinjaman
maksimal 75% dari nilai tranksasi jaminan kredit.
3. Dalam tahapan dan proses dalam meberikan kredit atau pinjaman secara
sehat, maka bank harus memperhatrikan berbagai Prosedur pemberian kredit.
Beriikut adalah sebagai prosedur-prosdur yang harus dilakukan, yaitu:
1) Pengajuan berkas-berkas
Pengajuan proposal kredit hendaklah berisi antara lain: (a) latar belakang
perusahaan/kelompok usaha; (b) maksud dan tujuan; (c) besarnya kredit
dan jangka waktu; (d) cara pengembalian kredit; dan (e) jaminan kredit.
2) Pemeriksaan berkas-berkas
Untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika belum lengkap atau cukup, maka
nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas
waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka
permohonan kreditnya dapat dibatalkan.
3) Wawancara ke-1
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam.
4) On the Spot (Terjun Lapangan)
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya
dicocokkan dengan hasil wawancara I.
5) Wawancara ke-2
Merupakan bagian perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada
saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6) Penilaian dan analisis kebutuhan modal
Merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menilai kebutuhan
kredit yang sebenarnya.
7) Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya.
8) Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani
akad kredit.
9) Realisasi Kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
10) Penyaluran/Penarikan
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan
kredit.
11) Penilaian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.
12) Verifikasi Data
Keputusan kredit sangat dipengaruhi oleh keakuratan data dan informasi.
Untuk itu, verifikasi diperlukan untuk memastikan keabsahan data dan
kesesuaian dengan fakta, di antaranya dengan beberapa metode berikut
a) the Spot Checking (OTS)
OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili (calon)
debitur yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan
melihat secara fisik tempat usaha/domisili dan agunan, serta menggali
aktivitas usaha debitur.
b) Bank Checking
Bank Checking dimaksudkan untuk mengecek informasi kredit yang
pernah diperoleh debitur sebelumnya beserta kolektibilitasnya.
Metode credit checking dapat dilakukan melalui sistem internal bank
dan Informasi Debitur Individual (IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI
adalah informasi mengenai individu atau suatu perusahaan dalam
berhubungan dengan bank, fasilitas kredit yang diperoleh,
kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya.
c) Trade Checking atau Personal Checking untuk Kredit Konsumsi
Trade checking dimaksudkan untuk mengetahui/menilai debitur dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya, hubungan dagang yang telah
dilakukan oleh calon debitur, dan bagaimana manajemen
perusahaan/debitur dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Trade
Checking dilakukan kepada sejumlah supplier, pelanggan, distributor,
asosiasi terkait usaha debitur, dan pihak lain yang dipandang perlu
oleh bank. Checking juga dapat dilakukan dengan kunjungan/penilaian
langsung ke lapangan/market checking (misal, ke pasar) untuk
mengetahui brand image dari produk debitur. Untuk kredit
konsumsi, checking dilakukan atas kebenaran data personel calon
debitur, antara lain data tempat tinggal, penghasilan, pekerjaan,
legalitas usaha, dan omzet penjualan (untuk debitur wirausaha).
13) Harus lulus verifikasi bedasarkan Studi Kelayakan Usaha
Langkah terakhir adalah menyatakan bahwa yang bersangkutan telah lulus
verfikasi bedasarkan studi kelayakan usaha, tujuannya adalah untuk
mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi, lalu untuk
mengadakan penilaian terhadap alternatif investasi, dan menentukan
prioritas investasi sehingga dapat dihindari investasi yang hanya
memboroskan sumber daya saja.
Fitur
Persyaratan
i) Pemohon adalah perorangan, badan usaha atau badan hukum.
ii) Warga Negara Indonesia.
iii) Tidak tercatat dalam Daftar Hitam BI dan atau Daftar Kredit
Bermasalah Bank Indonesia.
iv) Usaha minimal telah berjalan 2 tahun atau jika usaha baru dimulai
maka pemilik/pengurus/key
v) person sudah mempunyai pengalaman dalam sector usaha yang
sama minimum 2 tahun.
Perusahaan :
Dokumen Pendukung
b) Pembiayaan konsumtif
Pembiyaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang tujuannya di luar usaha dan umumnya
bersifat perseorangan. Sementara pembiyaan konsumtif syariah agak
berbeda dengan pola pembiyaan konsumtif konvensional, berikut ini
penjelasan pembiyaan konsumtif secara syariah, yaitu:
1) Pembiayaan Konsumtif Syariah
Pembiayaan konsumtif syariah merupakan pembiayaan yang
diperuntukkan bagi nasabah dengan tujuan di luar usaha dan bersifat
perorangan. Berbeda dengan pembiayaan syariah untuk modal kerja
yang bersifat produktif, pembiayaan konsumtif diperlukan oleh
nasabah untuk memenuhi kebutuhan sekunder. Jenis akad yang
paling sering digunakan dalam produk pembiayaan konsumtif
syariah ada dua yaitu akad murabahah dan akad ijarah.
2) Pembiayaan Syariah Untuk Kebutuhan Konsumtif Dengan Skema
Murabahah
Dalam dunia perbankan syariah di Indonesia, akad murabahah
merupakan salah satu akad yang utama dan yang paling sering
digunakan. Dengan menggunakan akad murabahah, kalkulasi
perhitungannya lebih mudah. Hampir di semua bank syariah di
Indonesia memberikan fasilitas pembiayaan dengan menggunakan
akad murabahah.
3) Pembiayaan Syariah Dengan Skema Ijarah
Setelah akad murabahah, skema pembiayaan kedua untuk kegiatan
konsumtif syariah bisa menggunakan akad ijarah, dimana akad ini
mirip dengan prinsip jual beli, namun berbeda pada objek
transaksinya. Jika dalam transaksi jual beli obyek transaksinya
adalah jenis barang. Dalam akad ijarah, pembiayaan diberikan untuk
suatu jasa.Contohnya, adalah fasilitas pembiayaan konsumtif untuk
memenuhi kebutuhan pembelian jas a paket perjalanan ibadah
umroh. Dalam hal ini, biasanya bank syariah sudah melakukan kerja
sama dengan agen travel sesuai dengan prinsip syariah.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini tabel yang merini pembiyaan secara
konsumtif:
c) Pembiyaan Investasi
Pembiyaan Investasi merupakan fasilitas yang penggunaanya ditujukan
untuk membiayai investasi atau pengadaan barang-barang modal yang
tidak habis dipakai dalam siklus usaha atau beserta jasa yang
diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, modernisasi,
ekspansi atau relokasi tempat usaha/investasi yang diberikan kepada
debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun. Layanan
Pembiayaan Investasi yang diberikan adalah sebagai berikut:
1) Sewa Pembiayaan;
2) Jual dan Sewa Balik/ Sale and Lease Back;
3) Anjak Piutang dengan Pemberian Jaminan dari Penjual
Piutang/Factoring with Recourse.
Selaim itu, Keanggotan Komite Kredit ada baiknya jika berasal dari pihak
diluar bagian yang terkait dengan keputusan kredit. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari adanya keputusan yang sifatnya tidak independen. Dan
untuk menghindari adanya permainan di dalamnya.
Secara Umum struktur keanggotan dari komite kredit adalah sebagai berikut:
2) Ketua: Direktur Utama
3) Wakil Direktur
4) Sekertaris
Lalu mengapa ini sangat penting untuk di analisa oleh calon kreditur?
Bedasarkan konsep 3R tadi, kreditur juga harus menilai seberapa mampu,
yakin dan profesional dari pihak debitur dalam mengembalikan dana
tersebut sekaligus memiliki kemampuan untuk menanggung risiko yang
sewaktu-waktu terjadi, maka dari itu kreditur juga harus menilai apakah
debitur tersebut mampu untuk melakukan pencairan dana saat terjadinya
peminjaman kembali.