Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

OLEH :

DODI PRAYOGO PANGESTU


NIM : 042247865
UPBJJ : 76/JEMBER

PROGAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan Tugas 1 Tutorial Online tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi Tugas 2 ADBI4436/Operasional
Bank. Di sisi lain juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Operasional Bank lebih
jauh lagi
Saya mengucapkan terima kasih kepada Wahyu Fahrul Ridho, MBA, CFP, selaku tutor mata
kuliah Operasional Bank yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas 2 Tutorial Online ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Banyuwangi, 07 November 2023

Penulis
PEMBAHASAN

Soal :
1. Dalam prinsip-prinsip perkreditan dikenal dengan adanya konsep 5C yang mengukur itikad
baik dan kemampuan mengangsur dari nasabah debitur. Coba jelaskan konsep 5C tersebut!

2. Jelaskan jasa-jasa lain bank umum selain menghimpun dan menyalurkan dana dari
masyarakat!

3. Salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank adalah profil risiko. Bagaimana cara
pengukuran profile risiko?
Jawaban :
1. Prinsip 5C merupakan sistem yang digunakan bank atau pemberi pinjaman
lainnya untuk mengukur kelayakan kredit dari seorang calon debitur (peminjam).
5C ini adalah Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral. Bank
Indonesia (BI) menambahkan faktor C ke-6, yaitu constraint – Batasan/hambatan
yang menyebabkan suatu bisnis tidak dapat dilaksanakan karena kondisi tertentu.
Dengan memahami 5C dari prinsip pemberian kredit, Anda dapat lebih
memahami bagaimana bank berpikir dan mempersiapkan diri untuk memenuhi
kriteria mereka. Berikut ini akan saya difesinisikan secara lebih terinci dari
masing – masing prinsip 5C, diantaranya :
1. Prinsip 5C ‘Character’ (Karakter)
Karakter yang dimaksud di sini adalah sifat atau watak calon debitur. Hal ini
dilakukan untuk meyakinkan bank bahwa sifat calon debitur benar-benar
dapat dipercaya. Terdapat beberapa indikasi yang diperhatikan Bank untuk
melihat karakter dari calon debitur. Pertama, apakah calon debitur memiliki
reputasi yang tidak baik dalam hubungannya dengan masyarakat, rekan bisnis
dan bank. Kedua, apakah debitur memiliki hubungan yang tidak baik dengan
pihak lain. Ketiga, apakah debitur berganti-ganti supplier dan tidak mendapat
fasilitas hutang dagang. Hal ini merupakan indikasi bahwa debitur tidak dapat
dipercaya karena sering ingkar janji.
2. Prinsip 5C ‘Capacity’ (Kapasitas)
Dalam prinsip ini, Bank mencoba melihat kemampuan calon debitur dalam
mengembalikan kredit yang dikaitkan dengan kemampuan mereka dalam
mengelola bisnis dan mendapatkan laba. Semakin banyak sumber
pendapatannya, semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.
Terdapat beberapa indikator yang dianalisis bank, di antaranya:
A. Managerial Capacity
Dalam hal ini Bank akan mencoba menganalisis kemampuan manajerial
debitur melalui bagaimana pengalaman debitur dalam mengelola usaha serta
bagaimana perkembangan usaha selama ditangani yang bersangkutan.

Beberapa hal yang dinilai berisiko bagi bank dalam hal managerial capacity,
antara lain apabila manajemen bersikap agresif dalam pengembangan bisnis,
jika terdapat penyalahgunaan kredit untuk kegiatan di luar aktivitas usaha
yang dibiayai serta apabila manajemen bersikap one man show. One man
show sendiri merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang semuanya harus
dilakukan dan dipikirkan seorang diri.
B. Financial Capacity
Di sini Bank akan berusaha menganalisis bagaimana kemampuan debitur
dalam mengelola keuangan perusahaan. Beberapa aspek yang dianalisis
antara lain apakah manajemen memiliki kemampuan mengelola keuangan
yang buruk, apakah kinerja perusahaan tidak baik tetapi memiliki prospek
berkembang hingga apakah keuangan usaha sewaktu-waktu dapat memburuk.
Hal ini penting dianalisis karena kapasitas finansial merupakan faktor penting
dalam pengembalian kredit.
C. Technical Capacity
Technical Capacity di sini maksudnya adalah analisis proses produksi. Bank
akan mengindentifikasi risiko pada proses produksi untuk melihat adakah hal-
hal yang menggangu keberlangsungan usaha atau apakah secara teknis
perusahaan menghadapi kendala ketidakpastian supply bahan baku.
3. Prinsip 5C ‘Capital‘
Pada prinsip ini bank akan melihat kecukupan modal yang dimiliki calon
debitur dalam menjalankan usahanya. Biasanya bank tidak membiayai 100%
suatu usaha, sehingga calon debitur harus menyediakan dana dari sumber lain
atau dari modal sendiri. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk mengetahui
sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki calon debitur dalam usahanya.
Analisa capital dilakukan dengan mempelajari nilai kekayaan bersih yang
dimiliki calon debitur yang dilihat melalui total aktiva dan kewajiban dalam
laporan keuangan. Di sini terdapat beberapa hal yang dinilai berisiko bagi
bank yakni apabila modal usaha tidak mencukupi batas toleransi yang
ditetapkan bank, debitur tidak memiliki kemampuan memperkuat permodalan
sesuai batas toleransi bank, serta risiko terjadinya moral hazard.
4. Prinsip 5C ‘Condition‘
Dalam prinsip ini pihak bank akan berusaha melihat kestabilan finansial dari
calon debitur. Tujuannya untuk memprediksi prospek usaha di masa
mendatang bersamaan dengaan informasi financial capacity. Kemudian pihak
bank juga akan memprediksi risiko kemungkinan gagal bayar dari calon
debitur. Terdapat 2 aspek yang dianalisis yakni kondisi industry (mikro) dan
kondisi ekonomi (makro). Apabila kondisi finansial calon debitur dinilai
kurang stabil, pihak bank cenderung akan menolak pengajuan pinjaman.
Kalaupun diberikan pihak bank juga akan terlebih dahulu melihat prospek
usaha tersebut di masa mendatang. Terdapat beberapa hal yang dinilai
berisiko bagi bank di antaranya jika terdapat ketidakpastian ekonomi secara
makro, baik karena suku bunga ataupun nilai tukar. Kemudian jika persaingan
industry sejenisnya sangat ketat, hingga terdapat hal-hal yang mengganggu
prospek usaha.
5. Prinsip 5C ‘Collateral‘
Collateral merupakan prinsip 5C berupa jaminan fisik maupun non-fisik yang
diberikan calon debitur. Jaminan yang diberikan hendaknya melebihi jumlah
kredit dan akan terlebih dahulu diteliti keabsahannya oleh pihak bank.
Jaminan ini berfungsi sebagai pelindung dari risiko keuangan. Analisa prinsip
collateral ini bermaksud untuk mengikat keseriusan debitur menjalankan
usaha dan membayar kewajiban kredit, selain itu juga sebagai jalan keluar
kedua jika debitur wanprestasi. Dalam hal ini pihak bank akan menganalisis
status kepemilikan SHM/SHGB/SHP/SHGU dan lainnya dari calon debitur,
kemudian kecukupan nilai agunan serta bentuk pengikatan
(HT/fiducia/gadai/cesie) juga menjadi bahan pertimbangan dari pihak bank.
Terdapat beberapa hal yang dinilai berisiko bagi Bank, yakni apabila nilai
agunan tidak mengcover atau menurun karena kerusakan, agunan bukan milik
calon debitur, pengikatan agunan bukan peringkat pertama, hingga risiko
moral hazard.
2. Jasa bank lainnya selain penghimpunan dana adalah kegiatan menyalurkan dana.
Kegiatan ini adalah menjual dana yang telah dihimpun dari masyarakat.
Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan dengan memberikan
pinjaman kepada masyarakat yang dikenal dengan nama kredit.
Jenis-jenis kredit diantaranya :
1. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang melakukan
investasi atau penanaman modal. Contohnya: kredit membangun pabrik, membeli
peralatan pabrik seperti mesin dan lainnya.
2. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi.
Contohnya kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor dan lainnya.
3. Kredit Profesi
Kredit profesi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah khusus, seperti dosen,
dokter atau pengacara.
4. Kedit Modal Kerja
Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan nasabah untuk modal usaha.
Kredit jenis ini biasanya hanya berjangka waktu pendek atau tidak lebih dari 1
(satu) tahun. Contohnya: kredit untuk membayar gaji karyawan, kredit membayar
bahan baku dan kredit modal kerja lainnya.
4. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada pedagang untuk
mengembangkan kegiatan dagangnya. Contohnya adalah untuk membeli barang
dagang kepada para supplier / agen.
5. Kredit Produktif
Kredit produktif adalah kredit berupa investasi modal kerja atau perdagangan.
Artinya, kredit ini diberikan untuk diputar kembali sehingga pengembalian kredit
adalah dari keuntungan hasil usaha yang dibiayai.

3. Menurut saya, jika mengacu kepqada EKSI4205/MODUL 5.35 hal yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran profil resiko adalah penerapan pengukuran profil risiko itu
sendiri harus didukung dengan cara pengelolaanya. Pengelolaan manajemen risiko pada bank
dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko.

Sumber : https://universalbpr.co.id/blog/prinsip-5c-pemberian-kredit/

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/17/20-contoh-jasa-layanan-bank-produk-
perbankan-lengkap/

EKSI4205 (Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank/MODUL 5

Anda mungkin juga menyukai