Anda di halaman 1dari 2

Analisis kredit disusun supaya risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan atau

gagal bayar dari debitur bisa diatasi. Setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon
debitur tentu harus dilakukan penilaian dan analisis kredit secara seksama.
Apalagi untuk pemberian kredit jangka panjang seperti kredit investasi dengan jangka waktu
kredit yang tinggi. Kemungkinan terjadi ketidakpastian dalam pengembalian kredit dari
debitur bisa memberikan risiko kredit bagi perusahaan yang memberikan kredit.
Setiap perusahaan yang akan memberikan kredit kepada calon debitur harus melakukan
analisis kredit agar mendapatkan keyakinan atas calon nasabah.
Meskipun dalam praktiknya analis kredit hanya berusaha secara maksimal dan tidak
memberikan hasil 100%, namun analisis kredit akan sangat penting dalam
mengupayakan kinerja keuangan dan budget management perusahaan yang memberikan
kredit kepada calon debitur. Selanjutnya, risiko-risiko kredit bisa diatasi dengan memperkecil
kemungkinan kredit macet yang dialami oleh para debitur.
Analisis kredit adalah aktivitas dalam melakukan penilaian kredit secara lengkap, baik untuk
aspek keuangan maupun non keuangan. Setiap perusahaan yang akan memberikan kredit
kepada calon debitur harus melakukan analisis kredit agar mendapatkan keyakinan atas calon
nasabah. Misalnya berkenaan dengan kemampuan dan kemauan untuk memenuhi
kewajibannya setelah mendapatkan kredit. Selanjutnya, analisis kredit secara langsung akan
memberikan keringanan manajemen dalam pengelolaan keuangan atas piutang yang terjadi.
Menurut konsep manajemen keuangan, ketika perusahaan sedang memeriksa aspek- aspek
yang dimiliki atau melekat pada debitur, sebaiknya mengukur kemampuan debitur dalam
mengembalikan piutang usaha. Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh pihak kreditur
harus meliputi 5 kriteria yang menjadi prinsip dalam analisis kredit. Selanjutnya, kriteria dan
prinsip tersebut dirangkum dalam pengertian analisis kredit 5C.
Analisis Kredit 5C dan Prinsipnya
Dalam proses penyaluran dana maupun pemberian kredit kepada calon debitur, pihak
kreditur harus memenuhi dua prinsip utama, yaitu prinsip kepercayaan dan prinsip kehati-
hatian. Prinsip kepercayaan bertujuan agar debitur bisa mendapatkan perhatian dan senantiasa
percaya kepada peran kreditur dalam memberikan kredit. Sementara prinsip kehati-hatian
bertujuan memberikan pedoman bagi kreditur supaya benar-benar memberikan kredit kepada
nasabah yang mampu mengembalikan piutangnya sehingga tidak meninggalkan
ketidakpastian atas kewajiban debitur.
Salah satu analisis yang berdasarkan pada 2 prinsip tersebut adalah analisis kredit 5C. Secara
sederhana, analisis kredit 5C adalah pengenalan untuk melakukan analisis kepada debitur
yang meliputi 5 penilaian, yaitu character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition.
Berikut ini, bahasan mengenai kelima analisis kredit tersebut.
1. Character (Perwatakan)
Penilaian pertama dalam analisis kredit 5C adalah watak atau Character. Penilaian ini
bertujuan untuk mendapatkan keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang yang akan
diberikan kredit benar- benar dapat dipercaya.
2. Capacity (Kemampuan)
Penilaian atas kemampuan atau capacity calon debitur sangat penting untuk mengetahui
kemampuannya dalam mengendalikan bisnis. Biasanya, penilaian ini dihubungkan dengan
pendidikan, kemampuan dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah, kemampuan
dalam memimpin, kemampuan menguasai bidang usahanya,dan prospektif masa depan.
Dengan demikian, piutang atau kredit yang diberikan layak untuk keperluan debitur atas
kredit yang diterima.
3. Capital (Modal)
Penilaian dalam dalam analisis kredit juga harus ditujukan kepada modal atau capital yang
dimiliki oleh calon debitur. Penilaian ini berguna untuk melihat cara calon debitur dalam
penggunaan modal. Untuk kredit usaha penilaian bisa dilakukan dengan melihat laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba).
Temukan cara terbaik mengenai cara membaca laporan keuangan dengan mudah di artikel
Blog Harmony ini. Dari beberapa penilaian dalam laporan keuangan, akan tampak informasi-
informasi seperti likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran-ukuran lainnya.
4. Collateral (Jaminan)
Biasanya, seorang calon debitur yang akan dianalisis memiliki kekayaan yang dapat diikat
sebagai jaminan. Fungsinya adalah untuk kepastian pelunasan di atas piutang atau kredit yang
diberikan. Penilaian atas jaminan sebaiknya meninjau besaran atau nominal dari jaminan
tersebut terhadap kredit yang diajukan.
Sebaiknya, nominal jaminan lebih tinggi dari kredit yang akan diberikan. Selain itu, pastikan
pula bahwa jaminan memiliki keabsahan, sehingga jika terjadi masalah atau kredit macet,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Kondisi (Condition)
Penilaian kondisi atau condition dalam analisis kredit 5C adalah kondisi ekonomi atau
Condition of Economic. Penilaian ini berhubungan dengan situasi politik, sosial, ekonomi,
budaya, dan hal-hal lain yang bisa mempengaruhi keadaan perekonomian calon debitur untuk
jangka panjang. Misalnya prospek usaha dari sektor yang dijalankan, haruslah prospek usaha
yang benar-benar memiliki gambaran untuk tumbuh dan lebih berkembang.
Dalam memberikan kredit kepada nasabah, prinsip dan analisis kredit wajib dilakukan agar
perusahaan dapat melakukan pengelolaan piutang usahanya. Selain itu, diperlukan juga
laporan arus kas yang bisa dibuat dengan mudah menggunakan software akuntansi Harmony

Anda mungkin juga menyukai