Anda di halaman 1dari 17

Risiko Kredit

Kelompok 6
Teguh Pernanda (A012202075) Riska Prayoga (A012202082)
Jatrisnawaty Tandililing (A012202079) Ali Baba Ismail (A012202083)
Definisi
• Kredit merupakan fasilitas keuangan yang
memungkinkan seseorang atau badan usaha
meminjam uang untuk membeli produk dan
membayarnya kembali dalam jangka waktu
yang ditentukan dengan dikenakan bunga.

• Risiko kredit adalah risiko yang timbul akibat


counterparty (pihak lain dalam transaksi bisnis
kita) tidak bisa memenuhi kewajibannya
(wanprestasi).
Jenis Kredit Atas Dasar Tujuan Penggunaan

Kredit Modal Kredit Kredit


Kerja Investasi Konsumsi
Jenis Risiko Kredit

• Risiko Konsentrasi Kredit

• Risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan


(Counterparty Risk)

• Risiko kredit akibat kegagalan Settlement


(Settlement Risk)
Sumber Risiko Kredit
• Pinjaman Tunai
• Pinjaman Non Tunai (Bank Garansi, letter of
credit, dll.)
• Penempatan InterBank (Inter-Bank Call
Money)
• Surat Berharga (Surat pengakuan utang,
wesel, obligasi, dan suatu kewajiban dari
penerbit, dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar
uang.
Prinsip Pemberian Kredit
Menurut Kasmir (2014) Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus
merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. hal ini
dilakukan dengan analisis 5 C 7 P.
Penilaian kredit dengan metode analisi 7P adalah sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribdiannya, tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalu dari nasabah tersebut. Hal ini mencakup emosi, tingkah
laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi seta menyelesaikan suatu
masalah.
2. Party
Yaitu menggolongkan nasabah ke dalam golongan-golongan tertentu,
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakter. Nasabah yang mendapatkan
golongan tertentu pastinya akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari
bank.
3. Purpose
Yaitu untuk mengatahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yaang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam-macam sesuai kebutuhan.
...
4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang


menguntungkan atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu
fasiliitas kredit yang dibiyai tanpa suatu prospek, bukan hanya
bank yang rugi tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan


kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja untuk
mengembalikan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan
debitur maka akan semakin lebih baik.
...
6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam


mencari laba. Profitability akan dikur dari periode ke periode
apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi
dengan tambahan kredit yang diperoleh.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang diberikan


mendapat perlindungan. Perlindungan yang diberikan debitur
berupa jaminan barang atau oran atau jaminan asuransi.
Sedangkan pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik sebagai berikut ini:

1. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi.

2. Capacity
Kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban hutangnya, melalui
pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien.

3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan
keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran
seperti likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
...
4. Collateral
Asset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk
suatu pinjaman. Jika karena suatu hal pinjaman
tidak bisa dikembalikan, jaminan bisa dijual untuk
menutup pinjaman tersebut.

5. Conditions
Sejauh mana kondisi perekonomian pihak peminjam
akan mempengaruhi kemampuan dalam
mengembalikan kewajiban pinjaman.
Perhitungan Aset Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR)
ATMR ini dihitung dan dilaporkan untuk memantau
seberapa besar eksposur risiko suatu bank, yang
berasal dari pengelolaan asetnya, seperti penyaluran
kredit dan pembelian aset keuangan lainnya.

Untuk memastikan bank memiliki kemampuan


finansial jika sesuatu terjadi dengan asetnya, dengan
mengacu pada total ATMRnya, maka bank diharuskan
memiliki kemampuan permodalan yang cukup.
Perhitungan ATMR menggunakan Standard
Based Approach (Pendekatan Standar)
• Dengan pendekatan standar, perhitungan ATMR adalah
perkalian antara tagihan bersih dan bobot risiko berdasarkan
ketentuan hasil peringkat yang diterbitkan oleh lembaga
pemeringkat yang diakui Otoritas Jasa Keuangan:
Standard Based Approach
(Pendekatan Standar)
Bagi kategori tagihan yang tidak memiliki peringkat, OJK telah
menetapkan bobot risiko minimum untuk masing-masing kategori, yaitu
sebagai berikut:
• Bobot risiko untuk Kredit Beragun Rumah Tinggal ditetapkan sebesar
35%.
• Bobot risiko Kredit Beragun Properti Komersial (perumahan,
apartemen, perkantoran, pergudangan dan sejenisnya) adalah 100%
• Bobot risiko Kredit Pegawai atau Pensiunan adalah 50%
• Bobot risiko Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Portofolio
Ritel ditetapkan sebesar 75%
Model Skor Kredit (Credit Scoring)
Rincian skor kredit berdasarkan BI Checking:
• Skor 1: Kredit Lancar, artinya debitur selalu memenuhi
kewajibannya untuk membayar cicilan setiap bulan beserta
bunganya hingga lunas tanpa pernah menunggak.
• Skor 2: Kredit DPK atau Kredit dalam Perhatian Khusus,
artinya debitur tercatat menunggak cicilan kredit 1-90 hari
• Skor 3: Kredit Tidak Lancar, artinya debitur tercatat
menunggak cicilan kredit 91-120 hari
• Skor 4: Kredit Diragukan, artinya debitur tercatat menunggak
cicilan kredit 121-180 hari
• Skor 5: Kredit Macet, artinya debitur tercatat menunggak
cicilan kredit lebih 180 hari.
Internal Rating System
Internal Rating cenderung digunakan untuk kredit produktif selain segmen
ritel. Membangun internal rating harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
• Rating Keuangan (Financial Rating)
Financial Rating adalah rating yang dibangun berdasarkan penilaian
indikator keuangan atau kondisi keuangan (neraca & laba rugi) dari (calon)
debitur selama minimal 2 (dua) tahun terakhir.
• Rating Debitur (Obligor Rating)
Rating Debitur adalah rating yang dibangun berdasarkan indikator
keuangan dan indikator non-keuangan seperti payment history, industri,
kualitas manajemen, business outlook dan lainnya.
• Rating Fasilitas (Facility Rating)
Rating yang memperhitungkan faktor fasilitas yang diperoleh debitur serta
jaminan untuk memperkuat posisi kreditur atau lender bilamana terjadi
debitur mengalami gagal bayar (default).
Teknik Mitigasi Risiko Kredit
(Teknik MRK)

• Teknik MRK-Agunan

• Teknik MRK-Garansi; dan atau

• Teknik MRK-Penjaminan atau Asuransi Kredit

Anda mungkin juga menyukai