SAMPUL ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
2.1 Definisi Sampling dan Populasi ...................................................... 2
2.2 Alasan Penggunaan Sampling ......................................................... 3
2.3 Tipe Desain Sampling ..................................................................... 4
2.4 Menentukan Jumlah Sampling ........................................................ 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sampling dan populasi.
2. Mengetahui alasan penggunaan sampling.
3. Mengetahui jenis tipe desain sampling.
4. Mengetahui cara menentukan jumlah sampel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
bahwa sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki
oleh sebuah populasi.
Jika populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan
untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut oleh karena
beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga
dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu
sampel yang didapatkan dari populasi memang harus benar-benar representatif
(mewakili).
Populasi itu seperti sebuah organisme, sedangkan sampel adalah
organ. Sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi. Dan sampel dalam
hal ini haruslah dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan populasi. Dengan kata
lain populasi dan sampel merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak terpisahkan.
Melalui sampel ini seseorang dapat mengetahui karakter dari sejumlah subjek pada satu
tempat tertentu. Misalnya ketika ingin meneliti karakter 100 orang dalam belajar, maka
peneliti cukup mengambil sejumlah sampel dari 100 orang tadi untuk diteliti. Sehingga
melalui sampel yang diambil akan diketahui karakter dari 100 orang tersebut.
Harapannya adalah, jika kita melakukan penelitian pada sampel, maka hasilnya harus
dapat digunakan sebagai generalisasi bagi keseluruhan populasi.
3
7. Hasil yg diperoleh dari sampling biasanya cukup akurat
Contohnya, misal seorang peneliti memiliki daftar 100 orang populasi dan
ingin memilih 10 orang untuk menjadi sampel. Pertama, semua orang
dalam populasi ditandai dengan nomor 1-100. Nomor tersebut lalu diacak.
Pengacakan bisa meniru model arisan atau sekarang bisa menggunakan
aplikasi acak nomor. 10 individu yang nomornya keluar menjadi sampel
penelitiannya. Teknik ini biasanya digunakan pada populasi yang homogen.
Misal seseorang ingin meneliti tentang proses belajar di kelas dalam satu
kelas. Total muridnya berjumlah 100 orang. Peneliti tersebut bisa
mewawancarai secara mendalam 10 orang sebagai sampel.
4
Sampling Sistematik
Teknik sampling ini dilakukan secara sistematis dengan proses awal yang
random. Pada mulanya, mirip dengan random sampling, peneliti memberi
nomor seluruh populasi. Daftar nomor populasi tersebut diurutkan, lalu
urutan nomor dalam daftar diacak. Setelah diacak, pada setiap perhitungan
tertentu, satu sampel diambil, dihitung lagi, satu sampel diambil lagi untuk
diteliti. Begitu seterusnya sampai jumlah sampel sesuai dengan rencana awal.
Sampling Terstratifikasi
Teknik sampling ini juga mirip random sampling. Bedanya, peneliti
membagi populasi ke dalam beberapa strata atau tingkatan. Setelah populasi
terbagi ke dalam beberapa strata, random sampling dilakukan pada masing-
masing strata atau tingkatan. Sampel yang diambil di masing-masing
tingkatan jumlahnya proporsional.
5
Sampling Klaster
Teknik ini biasanya dipilih ketika keseluruhan daftar populasi tidak tersedia
atau tidak mungkin mengumpulkan daftar populasi yang akan diteliti. Pada
umumnya, subpopulasi sudah tersedia, hanya saja tidak ada daftar lengkap
anggotanya yang akan diteliti. Subpopulasi tersebut merupakan klaster.
6
semuanya. Jumlah pengunjung juga tidak bisa diketahui karena tidak ada
tiket masuk. Teknik sampling ini biasanya dilakukan sebagai penelitian awal
untuk mematangkan penelitian awal yang lebih besar, misal hubungan antara
penikmat Jazz dan selera terhadap fashion.
Sampling Bertujuan
Teknik sampling ini dilakukan berdasarkan penilaian peneliti akan
pengetahuan calon informan atau responden untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Penilaian bahwa informan tersebut mempunya pengetahuan
dilakukan secara subjektif berdasarkan pengamatan peneliti. Pada umumnya,
sampel yang dinilai mampu menjawab pertanyaan penelitian adalah orang
yang berpengalaman atau memiliki pengetahuan terkait fokus penelitian.
Sampling Snowball
Teknik sampling ini cocok dilakukan ketika jumlah populasi sulit ditentukan
dan isu yang dibahas cukup sensitif. Snowball sampling adalah teknik
sampling berantai. Pengetahuan informan tentang informan lain yang
potensial untuk diteliti menjadi pijakan. Peneliti biasanya kesulitan mencari
individu yang layak dijadikan subjek penelitian tanpa informasi dari
informan sebelumnya.
7
penelitian. Teknik ini dinamakan snowball karena jumlahnya sedikit diawal
dan semakin besar diakhir, seperti bola salju yang menggelinding.
Sampling Kuota
Teknik sampling ini dilakukan dengan cara memberi kuota sampel secara
proporsional pada tiap kategori. Kategori dibuat berdasarkan pengetahuan
awal tentang karakteristik populasi. Karakteristik populasi diasumsikan
memang ada sebelumnya.
Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat
8
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05).
Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu
diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi)
maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil
jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi. Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain:
1. Jika Jumlah Populasi Diketahui
Rumus Slovin
Dimana:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
1+125(0.05)2
125 = 95.23 (Dibulatkan menjadi 95)
9
2. Jika jumlah populasi tidak diketahui (Penentuan sampel berdasarkan Jumlah
Indikator)
Jika jumlah populasi tidak diketahui, jumlah responden penelitian dapat
ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada
analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200
sampel. Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup
memadai, dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood)
atau GLS (generelaized least squares). Begitu juga halnya dengan analisis
faktor, besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang
minimalkan dikalikan 5 kalinya. Misalnya seorang peneliti menentukan 20
indikator penelitian, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah
20 x 5 = 100 orang (Ferdinand, 2002:48).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian dan sampel merupakan sebagian
dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Teknik sampling merupakan hal
yang sangat penting dalam sebuah penelitian guna mendapatkan keakuratan hasil
penelitian. Sampel diharapkan dapat mengeneralisasilakan populasi sehingga hasil
penelitian dapat diandalkan. Teknik sampling digunakan saat populasi dari penelitian
berjumlah relatif besar, terdapat banyak variasi dalam populasi, dan dibutuhkannya
biaya, waktu, dan sumber daya yang lebih.
Teknik sampling terbagi menjadi dua jenis, yaitu teknik probability sampling dan
teknik non-probability sampling. Sedangkan, penentuan jumlah sampel ditentukan
melalui Rumus Slovin atau Tabel Krecjie apabila jumlah populasi diketahui dan
menggunakan persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu apabila jumlah
populasi tidak diketahui.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2016. Research Method For Business: A Skill-Building
Approach 17th Edition. Chichester: Wiley.
12