Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH RESEARCH METHODS FOR BUSINESS


SAMPLING

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

ANGELINA FRISCA PONTO A012202013


MUHAMMAD IRFAN A012202014
ANINDITYA YUMNA MAISYAROH A012202036
TEGUH PERNANDA A012202075

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
2.1 Definisi Sampling dan Populasi ...................................................... 2
2.2 Alasan Penggunaan Sampling ......................................................... 3
2.3 Tipe Desain Sampling ..................................................................... 4
2.4 Menentukan Jumlah Sampling ........................................................ 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Populasi merupakan aspek krusial dalam sebah penelitian. Proses pengumpulan data
dan analisis akan menjadi sia-sia tanpa adanya penargetan populasi yang tepat. Pada
beberapa kasus penelitian, target populasi dapat berupa kelompok kecil. Namun terdapat
kasus di mana target populasi penelitian mencakup area yang sangat luas. Pada kasus
seperti itu, mempelajari seluruh populasi akan memakan waktu, biaya, dan sumber daya
yang besar, sehingga peneliti perlu memilih beberapa subkelompok populasi yang
diharapkan dapat mewakili target populasi dalam memberikan wawasan mengenai masalah
atau pertanyaan yang dirumuskan dari fenomena yang diteliti. Proses tersebut disebut
dengan sampling.
Semakin representatif sampel, maka peneliti akan semakin yakin bahwa hasil penelitian
dapat digeneralisasikan ke target populasi. Sekaran & Bougie (2016) menyebutkan bahwa
penelitian menggunakan sampel cenderung menghasilkan hasil yang lebih dapat
diandalkan dibandingkan menggunakan keseluruhan populasi. Makalah ini akan
membahas lebih lanjut mengenai sampling penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sampling dan populasi?
2. Apakah alasan penggunaan sampling?
3. Apakah tipe desain sampling?
4. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sampling dan populasi.
2. Mengetahui alasan penggunaan sampling.
3. Mengetahui jenis tipe desain sampling.
4. Mengetahui cara menentukan jumlah sampel.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampling dan Populasi


Populasi dan sampel merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian yang
harus ditentukan sejak awal. Dengan penentuan jenis objek penelitian ini, peneliti bisa
menentukan metode penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi tersebut. Nilai yang dihitung dan diperoleh dari populasi ini disebut
dengan parameter. Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti
oleh seorang peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena terkait
dalam suatu penelitian.
Kemudian pada pendapat lain mengatakan bahwa secara harfiah pengertian
populasi adalah seluruh variabel yang terkait dengan topik pada penelitian. Populasi
adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis,
dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst (Djarwanto, 1994).
Menurut Netra (1976), populasi adalah keseluruhan individu yang bersifat general atau
umum yang mempunyai karakteristik yang cenderung sama.
Menurut Hadari Nawawi (1983), populasi adalah keseluruhan objek penelitian
yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai
tes sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian
yang dilakukan. Menurut Margono (2004), Populasi adalah keseluruhan data yang
menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah
ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data, jika seorang manusia memberikan
suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama banyaknya manusia.
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip dengan
populasi itu sendiri. Sampel disebut juga contoh. Nilai hitungan yang diperoleh
dari sampel inilah yang disebut dengan statistik. Sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto, 1994). Sugiyono (2008) mengatakan

2
bahwa sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki
oleh sebuah populasi.
Jika populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan
untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut oleh karena
beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga
dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu
sampel yang didapatkan dari populasi memang harus benar-benar representatif
(mewakili).
Populasi itu seperti sebuah organisme, sedangkan sampel adalah
organ. Sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi. Dan sampel dalam
hal ini haruslah dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan populasi. Dengan kata
lain populasi dan sampel merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak terpisahkan.
Melalui sampel ini seseorang dapat mengetahui karakter dari sejumlah subjek pada satu
tempat tertentu. Misalnya ketika ingin meneliti karakter 100 orang dalam belajar, maka
peneliti cukup mengambil sejumlah sampel dari 100 orang tadi untuk diteliti. Sehingga
melalui sampel yang diambil akan diketahui karakter dari 100 orang tersebut.
Harapannya adalah, jika kita melakukan penelitian pada sampel, maka hasilnya harus
dapat digunakan sebagai generalisasi bagi keseluruhan populasi.

2.2 Alasan Penggunaan Sampling


Sampel yang baik adalah sampel yang mampu merepresentasikan populasinya.
Ada beberapa alasan untuk menggunakan teknik sampling, sebagai berikut:
1. Bilamana populasi (relatif) besar
2. Satu kasus susah digunakan sebagai basis generalisasi karena banyaknya variasi
dalam suatu populasi. Contoh: persepsi tiga orang buta yang memegang gajah.
3. Bilamana penelitian terhadap populasi membutuhkan biaya yang besar, dengan
sampel dapat mengurangi biaya;
4. Bilamana penelitian terhadap populasi membutuhkan waktu yang lama; dengan
sampel waktu penelitian dapat dipercepat;
5. Bilamana penelitian terhadap populasi membutuhkan tenaga yang banyak;
dengan sampel tenaga yang terlibat lebih sedikit;
6. Pada intinya penarikan sampel dilakukan untuk menjamin fisibilitas

3
7. Hasil yg diperoleh dari sampling biasanya cukup akurat

2.3 Tipe Desain Sampling


Sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian, sampel yang diambil
harus representatif. Proses pengambilan sampel yang representatif dilakukan dengan
penghitungan tertentu. Pengambilan sampel melalui perhitungan tertentu itulah yang
dinamakan teknik sampling. Dalam penelitian sosiologi dan penelitian sosial lainnya,
baik kuantitatif atau pun kualitatif, terdapat dua tipe teknik sampling. Pertama, teknik
sampling yang pengambilannya berbasis probabilitas. Kedua, teknik sampling yang
pengambilannya tidak berbasis probabilitas.

1. Teknik Sampling Probabilitas (Probability Sampling Technique)


Teknik ini dinamakan probabilitas karena dalam proses pengambilannya ada
peluang yang sama yang dimiliki individu untuk mendapakan kesempatan
menjadi sampel penelitian. Terdapat setidaknya empat macam teknik yang bisa
dilakukan peneliti untuk mendapatkan sampel melalui teknik probabilitas, antara
lain:
 Sampling Acak
Teknik sampling ini dianggap sebagai teknik dasar dalam statistik. Untuk
mengumpulkan random sample, pertama-tama peneliti memberi nomor
urut pada setiap populasi dengan cara membuat daftar. Masing-masing
individu memiliki nomor yang berbeda. Setelah semua nomor terkumpul.
Peneliti mengacak secara random nomor berapa saja yang muncul. Individu
dengan nomor yang muncul itulah yang menjadi sampel penelitian.

Contohnya, misal seorang peneliti memiliki daftar 100 orang populasi dan
ingin memilih 10 orang untuk menjadi sampel. Pertama, semua orang
dalam populasi ditandai dengan nomor 1-100. Nomor tersebut lalu diacak.
Pengacakan bisa meniru model arisan atau sekarang bisa menggunakan
aplikasi acak nomor. 10 individu yang nomornya keluar menjadi sampel
penelitiannya. Teknik ini biasanya digunakan pada populasi yang homogen.
Misal seseorang ingin meneliti tentang proses belajar di kelas dalam satu
kelas. Total muridnya berjumlah 100 orang. Peneliti tersebut bisa
mewawancarai secara mendalam 10 orang sebagai sampel.

4
 Sampling Sistematik
Teknik sampling ini dilakukan secara sistematis dengan proses awal yang
random. Pada mulanya, mirip dengan random sampling, peneliti memberi
nomor seluruh populasi. Daftar nomor populasi tersebut diurutkan, lalu
urutan nomor dalam daftar diacak. Setelah diacak, pada setiap perhitungan
tertentu, satu sampel diambil, dihitung lagi, satu sampel diambil lagi untuk
diteliti. Begitu seterusnya sampai jumlah sampel sesuai dengan rencana awal.

Sebagai contoh, seorang peneliti ingin meneliti pola konsumsi mahasiswa


Fakultas Ekonomi di suatu universitas. Jumlah total populasinya 1000
mahasiswa. Peneliti ingin melakukan survei pada 100 mahasiswa saja.
Teknik sampling yang dilakukan, pertama-tama peneliti merencanakan,
misal sampel yang diambil adalah daftar nomor urut ke 10 dan kelipatannya
(20,30,40, dst sampai 1000), lalu peneliti mengacak daftar 1000 nomor yang
semula berurutan. Setelah diacak, dilihat kembali, mereka yang namanya
berada di urutan nomor 10 dan kelipatannya diambil sebagai sampel.

 Sampling Terstratifikasi
Teknik sampling ini juga mirip random sampling. Bedanya, peneliti
membagi populasi ke dalam beberapa strata atau tingkatan. Setelah populasi
terbagi ke dalam beberapa strata, random sampling dilakukan pada masing-
masing strata atau tingkatan. Sampel yang diambil di masing-masing
tingkatan jumlahnya proporsional.

Misalnya, penelitian tentang pentingnya agama dikalangan mahasiswa


Universitas Hayam Wuruk. Peneliti membuat strata, mana mahasiswa baru,
mana mahasiwa tahun kedua, mana tahun ketiga, dan mana mahasiswa tahun
akhir. Masing-masing strata atau tingkatan diambil sampelnya secara
proporsional menggunakan random sampling. Misalnya, jumlah sampel
mahasiswa baru 100 orang, jumlah sampel mahasiswa tingkat lainnya sama
atau mendekati 100 orang. Apabila hanya 1 mahasiswa tingkat akhir yang
dijadikan sampel, misalnya, maka sampling tidak proporsional.

5
 Sampling Klaster
Teknik ini biasanya dipilih ketika keseluruhan daftar populasi tidak tersedia
atau tidak mungkin mengumpulkan daftar populasi yang akan diteliti. Pada
umumnya, subpopulasi sudah tersedia, hanya saja tidak ada daftar lengkap
anggotanya yang akan diteliti. Subpopulasi tersebut merupakan klaster.

Sebagai contoh survei tentang tingkat kepercayaan warga NU dan


Muhammadiyah tentang pernyataan bahwa ”Borobudur peninggalan Raja
Sulaiman”. Daftar keseluruhan populasi warga NU dan Muhammadiyah
tidak tersedia. Tidak mungkin pula membuatnya. Maka, peneliti memilih
organisasi NU dan Muhamadiyah cabang mana yang akan dijadikan sampel.
Setiap organisasi diperoleh daftar anggota-anggotanya. Sampling klaster
artinya memilih klaster yang tersedia karena tidak ada data yang
menunjukkan semua populasinya.

2. Teknik sampling non-probabilitas (Non-probability Sampling Technique)


Teknik ini dinamakan non-probabilitas karena proses pengumpulan sampel tidak
memberikan kesempatan yang sama pada masing-masing individu dalam populasi.
Terdapat empat macam teknik sampling non-probabilitas:
 Sampling Berbasis Ketersediaan Subjek
Teknik ini dilakukan karena peneliti dihadapkan pada keberadaan subjek
penelitian yang sangat dinamis. Biasanya peneliti tidak mempunyai kontrol
atas jumlah populasi yang diteliti. Selain karena memang tidak ada datanya,
sangat mustahil menentukan jumlah populasi karena sangat dinamis,
berubah-ubah dan fleksibel.

Contoh teknik ini adalah menghentikan orang dijalan untuk dimintai


pendapatanya atau dilakukan survei kecil-kecilan. Misal penelitian tentang
preferensi fashion pengunjung event Java Jazz pada akhir taun ini. Survei
dilakukan pada pengunjung setempat ketika event diselenggarakan. Waktu
survei juga relatif singkat sehingga tidak mungkin dilakukan kepada

6
semuanya. Jumlah pengunjung juga tidak bisa diketahui karena tidak ada
tiket masuk. Teknik sampling ini biasanya dilakukan sebagai penelitian awal
untuk mematangkan penelitian awal yang lebih besar, misal hubungan antara
penikmat Jazz dan selera terhadap fashion.

 Sampling Bertujuan
Teknik sampling ini dilakukan berdasarkan penilaian peneliti akan
pengetahuan calon informan atau responden untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Penilaian bahwa informan tersebut mempunya pengetahuan
dilakukan secara subjektif berdasarkan pengamatan peneliti. Pada umumnya,
sampel yang dinilai mampu menjawab pertanyaan penelitian adalah orang
yang berpengalaman atau memiliki pengetahuan terkait fokus penelitian.

Misal, penelitian tentang perilaku korup polisi lalu lintas. Peneliti


menentukan sampling dengan cara mengamati siapa saja orang-orang yang
pernah merasa dirugikan oleh oknum polisi lalu lintas, seperti ditilang tanpa
alasan yang jelas, dipersulit dalam pembuatan SIM, dan sebagainya. Teknik
sampling ini disebut purposif karena pemilihan sampel dilakukan dengan
bertujuan.

 Sampling Snowball
Teknik sampling ini cocok dilakukan ketika jumlah populasi sulit ditentukan
dan isu yang dibahas cukup sensitif. Snowball sampling adalah teknik
sampling berantai. Pengetahuan informan tentang informan lain yang
potensial untuk diteliti menjadi pijakan. Peneliti biasanya kesulitan mencari
individu yang layak dijadikan subjek penelitian tanpa informasi dari
informan sebelumnya.

Sebagi contoh, penelitian tentang imigran gelap di Malaysia atau pengemis


di ibu kota. Peneliti biasanya kesulitan menemukan orang-orangnya, namun
imigran atau pengemis mengenal imigran atau pengemis lain yang berada
dalam jaringannya. Informan atau responden juga memiliki pengetahuan
tentang siapa saja orang-orang yang potensial untuk menjadi sampel

7
penelitian. Teknik ini dinamakan snowball karena jumlahnya sedikit diawal
dan semakin besar diakhir, seperti bola salju yang menggelinding.

 Sampling Kuota
Teknik sampling ini dilakukan dengan cara memberi kuota sampel secara
proporsional pada tiap kategori. Kategori dibuat berdasarkan pengetahuan
awal tentang karakteristik populasi. Karakteristik populasi diasumsikan
memang ada sebelumnya.

Contohnya, penelitian tentang persepsi masyarakat Indonesia tentang


kesetaraan gender. Sampel yang dicari berada dalam lingkup nasional, yaitu
Indonesia. Kuota sampling membuat kategori berdasarkan karakteristik,
seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur dan sebagainya. Peneliti
menentukan kuota berdasarkan pengetahuan karakteristik akan berapa
jumlah laki-laki, berapa jumlah perempuan. Sampel dari kategori laki-laki
dan perempuan diambil secara proporsional. Begitu pula kategori
pendidikan dan umur.

2.4 Menentukan Jumlah Sampel


Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan
tabel yang dikembangkan para ahli. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006)
memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel :
 Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
 Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
 Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
 Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang
ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat

8
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05).
Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu
diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi)
maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil
jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi. Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain:
1. Jika Jumlah Populasi Diketahui
 Rumus Slovin

Dimana:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
1+125(0.05)2
125 = 95.23 (Dibulatkan menjadi 95)

 Tabel Krecjie untuk Menentukan Ukuran Sampel Minimum pada Taraf


Signifikansi = 0,01 (1 %); 0,05 (5 %); dan 0,10 (10 %)

9
2. Jika jumlah populasi tidak diketahui (Penentuan sampel berdasarkan Jumlah
Indikator)
Jika jumlah populasi tidak diketahui, jumlah responden penelitian dapat
ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada
analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200
sampel. Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup
memadai, dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood)
atau GLS (generelaized least squares). Begitu juga halnya dengan analisis
faktor, besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang
minimalkan dikalikan 5 kalinya. Misalnya seorang peneliti menentukan 20
indikator penelitian, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah
20 x 5 = 100 orang (Ferdinand, 2002:48).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian dan sampel merupakan sebagian
dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Teknik sampling merupakan hal
yang sangat penting dalam sebuah penelitian guna mendapatkan keakuratan hasil
penelitian. Sampel diharapkan dapat mengeneralisasilakan populasi sehingga hasil
penelitian dapat diandalkan. Teknik sampling digunakan saat populasi dari penelitian
berjumlah relatif besar, terdapat banyak variasi dalam populasi, dan dibutuhkannya
biaya, waktu, dan sumber daya yang lebih.
Teknik sampling terbagi menjadi dua jenis, yaitu teknik probability sampling dan
teknik non-probability sampling. Sedangkan, penentuan jumlah sampel ditentukan
melalui Rumus Slovin atau Tabel Krecjie apabila jumlah populasi diketahui dan
menggunakan persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu apabila jumlah
populasi tidak diketahui.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2016. Research Method For Business: A Skill-Building
Approach 17th Edition. Chichester: Wiley.

12

Anda mungkin juga menyukai