Anda di halaman 1dari 30

TUGAS METODOLOGI

[POPULASI, SAMPEL, DAN SAMLING]

KELOMPOK 4
1. ETI JUNIA ASTUTI 7. NURIMANISA
2. DINA ISLAMIYATI 8. HAERUNISA
3. ENIYAWATI SAFITRI 9. ARIAN DANI
4. LULUK YUNIANI 10. LIDYA SRI WARDANI
5. FITRIAFEBRIANTI 11. BANU WIRIYAWAN
6. JUWITA PUSPITA S 12. ANGGI WIDIYA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmatn-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini “POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING”.

Makalah ini tidak akan selesai tanpa ada bantuan dari pihak-pihak yang
ikut membentu demi terselesaikannya makalah ini. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang suda membantu
menyelsaikan makalah ini.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari


kesempurnaan Oleh karena itu mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan maklah ini.

Lingsar, 17 april 2020

Penulis
KELOMPOK 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING.........................................................3
1. Definsi populasi sampel dan sampling............................................................3
2. Karakteristik sampel........................................................................................4
3. Faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sample................................5
4. Proses pemilihan sampel..................................................................................7
5. Alasan pemilihan sampel.................................................................................9
6. Menghitung besar sampel..............................................................................11
7. Desain sampel.................................................................................................19
8. Kesalahan dalam pemilihan sampel..............................................................23
BAB III...........................................................................................................................24
PENUTUP.......................................................................................................................24
A. KESIMPULAN.......................................................................................................24
DAFTAR PUTAKA.......................................................................................................25

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang
menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan
analisis. Populasi merupakan himpunan semua hal yang ingin diketahui.
Dapat berupa kumpulan semua kota, semua wanita, semua perusahaan.
Populasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu population, yang
berarti jumlah penduduk.  Oleh karena itu, apabila disebutkan kata
populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah
kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata
populasi sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata
populasi menjadi amat populer, dan digunakan di berbagai disiplin ilmu.
Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan
(universal) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya,
sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi
yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut (Sugiyono, 2016), sampel adalah sebagian dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Keuntungan dalam
menggunakan sampel yaitu: memudahkan peneliti, penelitian lebih efisien,
lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta penelitian lebih
efektif.
Sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unrsur
populasi yang jumlahnya mencukupi secara stastik sehingga dengan
mempelajari sampel serta memahami karakteristik-karakteristiknya atau
ciri-cirinya akan diketahui informasi tentang keadaan populasi.

1
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Untuk menentukan
sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
secara umum terbagi dua yaitu probability sampling dan non probability
sampling.
B. RUMUSAN MASALAH
Populasi, Sampel Dan Sampling
1. Apa itu definisi populasi, sampel dan sampling?
2. Apa saja karateristik sampel?
3. Apa faktor yang memepengaruhi penetapan jumlah sampel?
4. Bagaimana proses sampel?
5. Apa saja alasan pemilihan sampel?
6. Bagaimana menghitung besar sampel?
7. Bagiamana desain sampel?
8. Apa saja kesalahan dalam pemilihan sampel?
C. TUJUAN
Populasi, Sampel Dan Sampling
1. Untuk mengetahui definisi populasi, sampel dan sampling
2. Untuk mengetaui karateristik sampel
3. Untuk mengetahui faktor yang memepengaruhi penetapan jumlah
sampel
4. Untuk mengetahui proses sampel
5. Untuk mengetahui alasan pemilihan sampel
6. Untuk mengetahui menghitung besar sampel
7. Untuk mengetahui desain sampel
8. Untuk mengetahui kesalahan dalam pemilihan sampel

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING
1. Definsi populasi sampel dan sampling
a. Pengertian Populasi
Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang
menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan
satuan analisis. Populasi merupakan himpunan semua hal yang
ingin diketahui. Dapat berupa kumpulan semua kota, semua
wanita, semua perusahaan.
Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai
keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Unit
analisis adalah unit atau satuan yang akan diteliti atau dianalisis.
Berikut beberapa pengertian tentang populasi.
Populasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu population, yang
berarti jumlah penduduk.  Oleh karena itu, apabila disebutkan kata
populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-
masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena
itulah makna kata populasi sesungguhnya. Kemudian pada
perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer,
dan digunakan di berbagai disiplin ilmu.
Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan
keseluruhan (universal) dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian.
b. Pengertian sampel

3
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil
populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi.
Menurut (Sugiyono, 2011), sampel adalah sebagian dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Keuntungan dalam
menggunakan sampel yaitu: memudahkan peneliti, penelitian lebih
efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta
penelitian lebih efektif.
c. Pengertian sampling
Sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unrsur
populasi yang jumlahnya mencukupi secara stastik sehingga
dengan mempelajari sampel serta memahami karakteristik-
karakteristiknya atau ciri-cirinya akan diketahui informasi tentang
keadaan populasi.
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu
cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Untuk
menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang secara umum terbagi dua yaitu
probability sampling dan non probability sampling.
2. Karakteristik sampel
a. Akurasi
Akurasi adalah sejauh mana tidak ada bias dari sampel. Ketika
sampel diambil dengan benar, ukuran perilaku, sikap, atau
pengetahuan (variabel pengukuran) dari beberapa elemen sampel
akan kurang dari ukuran variabel-variabel yang sama yang diambil
dari populasi. Juga, ukuran perilaku, sikap, atau pengetahuan
elemen sampel lain akan lebih dari nilai populasi. Variasi dalam
nilai sampel ini saling mengimbangi, menghasilkan nilai sampel
yang dekat dengan nilai populasi. Agar efek pengimbang ini
terjadi, harus ada cukup elemen dalam sampel, dan mereka harus

4
ditarik dengan cara yang tidak mendukung terlalu tinggi atau
terlalu rendah.

b. Presisi
Presisi adalah ukuran dari dekat serangkain pengukuran satu
sama lain yang diukur dengan kesalahan estimasi standar, jenis
pengukuran standar deviasi; semakin kecil kesalahan estimasi
standar, semakin tinggi presisi sampel. Desain sampel yang ideal
menghasilkan kesalahan estimasi standar yang kecil. Namun, tidak
semua jenis desain sampel memberikan perkiraan presisi, dan
sampel dengan ukuran yang sama dapat menghasilkan jumlah
kesalahan yang berbeda.
Teknik (metode) penentuan sampel yang ideal memiliki ciri-
ciri dapat memberikan gambaran yang akurat tentang populasi,
dapat menentukan presisi, sederhana sehingga mudah
dilaksanakan, dan dapat memberikan keterangan sebanyak
mungkin dengan biaya murah.
Jumlah/Besar sampel perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:
a) Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi à
completely heterogeneous
b) Presisi yang dikehendaki dari penelitian
c) Rencana analisis
d) Tenaga, biaya dan waktu
e) Besar populasi
Semakin besar sampel semakin tinggi tingkat presisi yang
didapatkan.
3. Faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sample
Dalam hal menentukan ukuran atau jumlah sampel akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yang terdiri dari:
a. Derajat keseragaman dari populasi

5
Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat
diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna (completely
homogenous), maka satu satuan elementer saja dari seluruh ppulasi
itu sudah cukup refresentatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila
populasi itu secara sempurna tidak seragam (completely
heterogenous), maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat
memberikan gambaran yang refresentatif.
b. Presisi yang dikehendaki dari penelitian
Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar
ukuran sampel yang harus diambil, dan sebaliknya semakin rendah
tingkat presisi yang dikehendaki maka semakin kecil ukuran
sampel yang diperlukan. Jadi sampel yang besar cenderung
memberikan pendugaan yang lebih mendekati nilai sesungguhnya
(true value). Dengan cara lain dapat dikatakan bahwa ukuran
sampel mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat
kesalahan. Semakin besar ukuran sampel maka semakin kecil
tingkat kesalahan yang terjadi. Hubungan ini dapat ditunjukan
dengan kurva sebagai berikut: Hubungan ukuran sampel dengan
tingkat kesalahan.

besar
KESALAHAN

kecil
kecil besar

UKURAN SAMPEL

c. Rencana analisa
Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan
presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan
analisa maka jumlah sampel tersebut menjadi kurang mencukupi.

6
Misalnya peneliti ingin menghubungkan tingkat pendidikan
responden dengan pemakaian alat kontrasepsi. Bila tingkat
pendidikan responden dibagi / dirinci menjadi: tidak sekolah, tidak
tamat SD, tamat SD, Belum tamat SMTP, tamat SMTP. Dan
seterusnya, mungkin tidak cukup dengan mengambil 100
responden karena akan terdapat sel – sel dalam tabel yang kosong.
Begitu juga untuk analisa yang menggunakan metode statistik yang
rumit.
d. Tenaga, biaya dan waktu
Apabila diinginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel
harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan waktu terbatas maka
tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini
berarti presisinya akan menurun.
Walaupun besarnya sampel didasarkan atas keempat
pertimbangan di atas namun seorang peneliti harus dapat
memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga presisinya
dianggap cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil
penelitian. Jadi peneliti sendirilah yang menentukan tingkat presisi
yang dikehendaki, dan selanjutnya berdasarkan presisi tersebut
dapat menentukan besarnya sampel.
4. Proses pemilihan sampel
a. Metode Pemilihan Sampel Probabilitas
Pengambilan sampel probabilitas atau acak adalah suatu
metode pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dari beberapa cara pengambilan sampel dengan metode
ini, tiga diantaranya adalah sebagai berikut:

7
1) Cara acak sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel dengan teknik ini terdiri dari beberapa


cara, salah satu diantaranya adalah cara sistematis atau ordinal.
Cara sistematis atau ordinal merupakan teknik untuk memilih
anggota sampel melalui peluang dan teknik dimana pemilihan
anggota sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dimulai
dengan pemilihan secara acak untuk data pertamanya.

2) Cara Stratifikasi (Stratified Random Sampling)

Suatu populasi yang dianggap heterogen menurut suatu


karakteristik tertentu dikelompokan dalam beberapa sub-
populasi, sehingga tiap kelompok akan memiliki anggota sampel
yang relatif homogen (keragaman antar populasi tinggi
sedangkan antar strata/sub-populasi rendah). Lalu dari tiap sub-
populasi ini secara acak diambil anggota sampelnya.

3) Cara Cluster (Cluster Sampling)


Merupakan teknik pengambilan sampel dari beberapa kelompok
populasi secara acak, kemudian mengambil semuanya atau
sebagian dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan
sampel. Pengambilan sampel cluster mirip dengan cara
stratifikasi, bedanya jika cara stratifikasi menghasilkan
kelompok yang unsur – unsurnya homogen maka dengan cara
cluster unsur – unsurnya menjadi heterogen.
b. Metode Pemilihan Sampel Non-probabilitas
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara ini
juga sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan, karena dalam pelaksanaanya pe-riset menggunakan
pertimbangan tertentu.
Berikut ini lima macam teknik sampling non-probabilitas:
1) Cara Keputusan (Judgment Sampling)

8
Sampling diambil berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan
terlebih dahulu oleh peneliti. Cara ini lebih cocok dipakai pada
saat tahap awal studi eksploratif.
2) Cara Dipermudah (Convinience Sampling)
Sampel dipilih karena ada ditempat dan waktu yang tepat.
Penggunaan sampling ini biasa digunakan pada awal penelitian
eksploratif untuk mencari kondisi awal yang menarik.
3) Cara Kouta (Quota Sampling)
Quota Sampling adalah metode memilih sampel yang
mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau quota yang
diinginkan, teknik ini sangat mudah dan cepat digunakan namun
penentuan sampel cenderung subyektif.
4) Cara Bola Salju (Snowball Sampling)
Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula
jumlahnya kecil namun kemudian sampel diajak untuk memilih
responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya
hingga jumlah sampel menjadi banyak.
5) Area Sampling
Pada prinsipnya cara ini menggunakan “perwakilan bertingkat”.
Populasi dibagi atas beberapa bagian populasi, dimana bagian
populasi ini dapat dibagi – bagi lagi.
Agar diperoleh sampel yang representatif peneliti perlu
menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis.
Tahapannya adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi populasi target


2) Memilih kerangka pemilihan sampel
3) Menentukan metode pemilihan sampel
4) Merencanakan prosedur penentuan unit sampel
5) Menentukan ukuran sampel
6) Menentukan unit sampel
5. Alasan pemilihan sampel

9
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi dalam penelitian. Adapun alasan-alasan penelitian
dilakukan dengan mempergunakan sampel, yaitu:

a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa
parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada
dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin
mengumpulkan data dari populasi seperti itu, demikian juga dalam
populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar dan
tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi. Mislanya,
populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh
pelosok Indonesia.
b. Masalah biaya
Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya
objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin
besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di
wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah salah
satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit
daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila
waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan yang diinginkan
dengan segera, maka penelitian sampel dalam hal ini lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh
populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak
mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seorang pasien
yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu
penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian

10
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan
dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselengara. Boleh jadi peneliti
akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel
memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang
penelitian: apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan
biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak,
mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada
penelitian populasi.
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu
daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan
syarat:
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel.
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
c. Harus up to date.
d. Batas-batasnya harus jelas.
e. Harus dapat dilacak dilapangan.
6. Menghitung besar sampel
Besar sampel pada satu populasi
a. Estimasi
1) Simple random sampling atau systematic random sampling
a) Data kontinyu
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :

Z21-/2 2
n = -------------
d2

11
dimana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah:
N Z21-/2 2
n = --------------------------
(N-1) d2 + Z21-/2 2
dimana N = besar populasi
b) Data proporsi
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :

Z21-/2 P (1-P)
n = --------------------
d2
dimana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah:

N Z21-/2 P (1-P)
n = -------------------------------
(N-1) d2 + Z21-/2 P (1-P)
di mana N = besar populasi
2) Stratified random sampling

12
a) Data kontinyu
Rumus besar sampel adalah:

N2h 2h
Nh 2h

Dimana n = besar sampel minimum


N = besar populasi
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
2h = harga varians di strata-h
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir\
Wh = fraksi dari observasi yang dialokasi pada
strata-h = N h/N
Jika digunakan alokasi setara, W = 1/
L = jumlah seluruh strata yang ada
b) Data proporsi
Rumus besar sampel adalah:

Dimana n = besar sampel minimum


N = besar populasi
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
Ph = harga proporsi di strata-h
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Wh = fraksi dari observasi yang dialokasi pada
strata-h = N h/N
Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L

13
L = jumlah seluruh strata yang ada

3) Cluster random sampling


a) Data kontinyu
Pada cluster random sampling, ditentukan jumlah
cluster yang akan diambil sebagai sampel. Rumusnya
adalah:

N Z21-/2 2
n = ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 + Z21-/2 2
Dimana n = besar sampel (jumlah
cluster) minimum
N = besar populasi
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
C = jumlah seluruh cluster di populasi
b) Data proporsi
Rumus besar sampel adala

N Z21-/2 2
n = ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 + Z21-/2 2
Dimana n= besar sampel (jumlah cluster) minimum
N = besar populasi = mi
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditoleri
C = jumlah seluruh cluster di populasi
2 = (ai – mi P)2/(C’-1) dan P = ai /mi

14
ai = banyaknya elemen yang masuk kriteria pada
cluster ke-i
mi = banyaknya elemen pada cluster ke-i
C’ = jumlah cluster sementara
b. Uji Hipotesis
1) Data kontinyu

Rumus besar sampel adalah:


Dimana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
2 = harga varians di populasi
0-a = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan
mean di Populasi
2) Data proporsi
Rumus besar sampel adalah:

dimana n = besar sampel minimum


Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
P0 = proporsi di populasi
Pa = perkiraan proporsi di populasi
Pa-P0 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan
proporsi dipopulasi.

15
Besar Sampel Pada Dua Populasi
a. Estimasi
1) Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :

Dimana n = besar sampel minimum


Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
2) Data proporsi
a) Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut:
dimana n =besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 


tertentu
P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
b) Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut :

1-P2

P2

Dimana n = besar sampel minimum

16
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
P1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada
populasi 1
P2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada
populasi 2
 = kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir
Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya
unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di
mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau
mengundurkan diri atau drop out.

c) Case-control
Rumus besar sampel adalah:

Diman n = besar sampel minimu


Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
P1* = perkiraan probabilitas paparan pada
populasi 1 (outcome +)
P2* = perkiraan probabilitas paparan pada
populasi 2 (outcome -)
 = kesalahan (relatif) yang dapat ditoleri
b. Uji Hipotesis
1) Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :

17
Dimana n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 


tertentu

Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 


tertentu

2 = harga varians di populasi

1-2 = perkiraan selisih nilai mean di populasi 1 dengan


populasi 2

2) Data proporsi
a) Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut:

dimana n = besar sampel minimum


Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2
P = (P1 + P2)
b) Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut:

18
dimana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
P1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada
populasi 1
P2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada
populasi 2
P = (P1 + P2)/2
Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya
unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di
mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau
mengundurkan diri atau drop out.

c) Case-control
Rumus besar sampel adalah:

Dimana n = besar sampel minimum


Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
 tertentu
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 
tertentu
P1* = perkiraan probabilitas paparan pada
populasi 1 (outcome +)
P2* = perkiraan probabilitas paparan pada
populasi 2 (outcome -).
Jika besar sampel kasus dan kontrol tidak sama
(unequal), dibuat modifikasi besar sampel dengan
memperhatikan rasio kontrol terhadap kasus. Rumus di

19
atas dikalikan dengan faktor (r + 1) / (2 . r). Besar
sampel untuk kelompok kontrol adalah (r.n).

7. Desain sampel
Secara garis besar ada dua desain sample utama, yaitu Desain
Probabilitas dan Desain Non-Probabilitas. Masing-masing kategor
mempunyai sub-sub kategori yang lebih kecil. Dalam pembahasan
ini, kita akan mulai dengan desain probabilitas.
a. Pengambilan Sampel Secara Random Sederhana (Simple Random
Sampling)
Cara pengambilan sample dengan teknik ini ialah dengan
memberikan suatu nomor yang berbeda kepada setiap anggota
populasi, kemudian memilih sample dengan menggunakan angka-
angka random.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah peneliti tidak
membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya; bebas
dari kesalahan-kesalahan klasifikasi yang kemungkinan dapat
terjadi dan dengan mudah data dianalisa serta kesalahan-kesalahan
dapat dihitung. Kelemahan dalam teknik ini ialah: peneliti tidak
dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya tentang
populasi dan tingkat kesalahan dalam penentuan ukuran sample
lebih besar.
b. Pengambilan Sampel Secara Random Sistematis (Systematic
Random Sampling)
Teknik ini merupakan pengembangan teknik sebelumnya
hanya bedanya teknik ini menggunakan urut-urutan alami.
Caranya ialah pilih secara random dimulai dari antara angka 1 dan
integer yang teredekat terhadap ratio sampling (N/n); kemudian
pilih item-item dengan interval dari integer yang terdekat teradap
ratio sampling.
Keuntungan menggunakan sample ini ialah peneliti
menyederhanakan proses penarikan sample dan mudah di cek; dan
menekan keaneka-ragaman sample.

20
Kerugiannya ialah apabila interval berhubungan dengan
pengurutan periodic suatu populasi, maka akan terjadi keaneka-
ragaman sampel.
c. Pengambilan Sampel Secara Random Bertahap (Random
Multistage).
Desain ini merupakan variasi dari desain di atas tetapi lebih
kompleks. Caranya ialah dengan menggunakan bentuk sample
acak dengan sedikit-dikitnya dua tahap.
Keuntungannya ialah daftar sampel, identifikasi, dan
penomoran yang dibutuhkan hanya untuk para anggota dari unit
sampling yang dipilih dalam sample. Jika unit sampling
didefinisikan secara geografis akan lebih menghemat biayanya
Kelemahannnya ialah tingkat kesalahan akan menjadi tinggi
apabila jumlah sampling unit yang dipilih menurun.

d. Teknik Pengambilan Sampel Secara Random


Bertingkat (Stratified   Random Sampling)
1) Proporsional
Cara pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi
setiap unit sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling.
Keuntungannya ialah asepk representatifnya lebih
meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat ynag membentuk dasar
unit-unit yang mengklasifikasinya, sehingga mengurangi
keanekaragamannya.
Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat
diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan.
Kerugiannya ialah membutuhka informasi yang akurat pada
proporsi populasi untuk masing-masing strata. Jika hal
tersebut diabaikan maka kesalahan akan muncul.
2) Disporposional
Strategi pengambilan sample sama dengan proporsional.
Peberbedaanya ialah terletak pada ukuran sample yang tidak

21
proporsional terhadap ukuran unit sampling karena untuk
kepentingan pertimbangan analisa dan kesesuaian.
e. Teknik Pengambilan Sample Cluster
Strategi pengambilan sample dilakulan dengan cara
memilih unit-unit sampling dengan menggunakan formulir
tertentu sampling acak, unit-unit akhir ialah kelompok-kelompok
tertentu, pilih kelompok-kelompok tertsebut secara random dan
hitung masing-masing kelompok.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah jika kluster-
kluster didasarkan pada perbedaan geografis maka biaya
penelitiannya menjadi lebih murah. Karakteristik kluster dan
populasi dapat diestimasi.
Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk
membedakan masing-masing anggota populasi secara unik
terhadap kluster, yang akan menyebabkan kemungkinan adanya
duplikasi atau penghilangan individu-individu tertentu.
f. Teknik Pengambilan Sample Kluster Berstrata (Stratified Cluster)
Cara menyeleksi sample dengan cara memilih kluster-
kluster secara random untuk setiap unit sampling.  Keuntungannya
ialah mengurangi keaneka-ragaman sampling kluster sederhana.
Kelemahnnya ialah karakteristik-karaketristik kluster bisa berubah
sehingga keuntungnnya dapat hilang karena itu tidak dapat
dipakai untuk penelitiannya berikutnya.
g. Repetisi: Mulitple atau Sequensial (berurutan)
Dua sample atau lebih dari kluster di atas (F) diambil
dengan menggunakan hasil-hasil dari sample yang lebih dahulu
untuk merancang sample-sampel berikutnya. Keuntungan
menggunakan teknik ini ialah memberikan estimasi karakteristik
populasi ynag memfasilitasi perancangan yang efisien untuk
sample-sampel berikutnya. Kelemahan teknik ini ialah
penghitungan dn analisa akan dilakukan berulang-ulang. Sampling

22
berurutan hanya dapat digunakan jika suatu sample yang kecil
dapat mencerminkan populasinya.
h. Desain Non Probabilitas
1) Penilaian (judgment):
Memilih sample dari suatu populasi didasarkan pada
informasi yang tersedia, sehingga keterwakilannya terhadap
populasi dapat dipertanggungjawabkan. Keuntungannya ialah
unit-unit yang terakhir dipilih dapat dipilih sehingga mereka
mempunyai banayak kemiripan. Kerugiannya ialah
memunculkan keanekargaman dan bias estimasi terhadap
populasi dan sample yang dipilihnya.
2) Kesesuaian (Convenience):
Memilih unit-unit analisa dengan cara yang dianggap sesuai
oleh peneliti. Keuntungannya ialah dapat dilakukan dengan
cepat dan murah. Kelemahannya ialah mengandung sejumlah
kesalahan sistematik dan varaibel-variabel yang tidak
diketahui.
3) Teknik Bola Salju (Snowball)
Memilih unit-unit yang mempunyai karakterisitik langka
dan unit-unit tambahan yang ditunjukkan oleh responden
sebelumnya. Keuntungannya ialah hanya digunakan dalam
situasi-situasi tertentu. Kelemahannya ialah keterwakilan dari
karakteristik langka dapat tidak terlihat di sample yang sudah
dipilih.
8. Kesalahan dalam pemilihan sampel
a. Margin of Error, Margin error adalah tingkat kesalahan sampel
atas populasi yang ditentukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian. Karena margin error ini adalah tingkat kesalahan
sampel atas populasi maka margin of error akan mengkoreksi
besaran sampel. Margin of error semakin kecil maka jumlah
sampel akan semakin besar. Dengan semakin besar sampel
diharapkan hasilnya akan mendekati kenyataan (populasi). Dasar

23
ilmiahnya adalah teori statistik yang dikenal dengan Central
Limit Theorem dan Law of Large Number. Untuk penjelasan
yang tidak terlalu teknis, jika sebuah sampel ditarik dari populasi
yang besar secara acak dengan jumlah tertentu (mengikuti Law
of Large Number: berarti semakin banyak sampel, akan semakin
bergerak ke arah rata-rata, ke arah tren yang kita duga), distribusi
hasil di sampel bentuknya akan mirip dengan persebaran di
populasi yang dianggap akan terdistribusi mengikuti kurva
normal. Ketika sample di ambil dalam jumlah tertentu, kesalahan
mungkin saja terjadi, ini yang dikenal sebagai margin of error.
Semakin besar sampel, semakin kecil margin error. Sebagai
contoh dalam quick count pemilhan presiden lalu, pengambilan
sample 2000 sample TPS jumlah TPS (470 rinuan) dari cukup
memadai dengan sampling error sebesar 2% (+/- 1%), dan lebih
dari 35000 untuk sampling error 0,5%. Jadi kalau perhitungan
quick count selisih suara antara satu calon dengan calon yang
lainnya melebihi 2% maka maka kita dapat menyimpulkan calon
yang menang, akan tetapi apabila selisihnya masih dalam rentang
2 %, maka kita tidak dapat menyimpulkan apa-apa.
b. Kesalahan Random (Random Error). Banyak beberapa metode
pengambilan sample tergantung dari tujuan penelitian yang
dilakukan seperti Simple Random, Systematics, Stratified,
Cluster, Multi-stage dll. Namun yang paling umum adalah
Random. Kembali ke contoh dari quick count pemilihan
presiden. Seyogyanya dilakukan dengan metolologi multi-stage
random. Samle TPS diambil secara proportional terhadapa TPS
yang diturunkan mulai dari tingkat nasional, provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan. Jika Kecamatan adalah stage
terendah maka pemilihan TPS di tingkat kecamatan harus
dilakukan secara acak (simple random). Jika tidak dilakukan
secara acak maka kesalahan (error) dapat terjadi karena mungkin

24
sajadi kecamatan tertentu ada TPS-TPS yang merubakan
representatsi dari basis presiden tertentu.
c. Kesalahan Sistematis (systematic error). Kesalahan sisyematis
adalah kesalahan karena unsur subyektifitas dari peneliti. Seperti
pengambilan sample yang tidak proporsional, pengambilan
sampel yang tendensius pada sample tertentu, keterbatasan
sumber daya sehigga sample diambil karena kemudahan-
kemudahan tertentu, Sample tidak diambil mencakup
keselurahan dari populasi (coverage error), juga termasuk
didalamnya kesalahan alat ukut (measurement error).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Populasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu population, yang
berarti jumlah penduduk.  Oleh karena itu, apabila disebutkan kata
populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah
kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata
populasi sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata
populasi menjadi amat populer, dan digunakan di berbagai disiplin ilmu.
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi
yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unrsur
populasi yang jumlahnya mencukupi secara stastik sehingga dengan

25
mempelajari sampel serta memahami karakteristik-karakteristiknya atau
ciri-cirinya akan diketahui informasi tentang keadaan populasi.

DAFTAR PUTAKA

Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.


Sugiyono, (2011) Statistika untuk Penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta
Hasan, Iqbal. 2012. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Press.
Nazir, Muhammad. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ruslan, Rosdy. 2013. Metode Penelitian Publik. Surabaya: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

26

Anda mungkin juga menyukai