Anda di halaman 1dari 17

POPULASI, SEMPEL DAN PENGUJIAN NORMALITAS DATA

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Statistik Pendidikan
Dosen Pengampu Bapak Fathul Ni’am, S.Pd, M.Pd

Kelompok 3
Oleh:
1. Nanda Saniyaroh (2286206018)
2. Dwi Astrid Mei Sudarsih (2286206019)
3. Azizaturrohmah (2286206031)
4. Ismi Niswatun Nazhiiroh (2286206044)
5. Dewi Munzalam Mubarkah (2286206145)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Serta menganugerahkan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik
Pendidikan.
Dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof.Dr.H.Moh.Mukri,M.Ag selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama.
2. Cindy Alfi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial.
3. Widyarnes Niwangtika, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
4. Fatkul Ni’am, M,Pd. selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Statistik Pendidikan.
5. Teman-teman prodi PGSD B22, beserta rekan kelompok 2 atas kerjasamanya.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi
terselesaikannya makalah ini dengan lancar. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan kalian, amin.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang
terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Blitar, 20 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Populasi ....................................................................................... 3
2.2 Pengertian Sempel ......................................................................................... 4
2.3 Teknik Sampling ........................................................................................... 6
BAB III PENUTUPAN ............................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi praktisi dan para peneliti, tentunya tentang memahami metode pengambilan
sampel, termasuk mengenal beberapa istilah khususnya dalam pengambilan sampel.
Bagaimananpun juga terkadang masih ada peneliti dan analis yang tidak begitu akrab
dengan teknik dan prinsip pengambilan sampel seperti halnya dengan teknik analitis atau
bahkan teknik persiapan sampel. Unsur-unsur yang membentuk sampel adalah unit dasar
dari populasi dan paling sering individu. Namun, banyak jenis elemen yang dapat
dijadikan sampel seperti kelompok. Populasi selalu lebih besar dari sampel, dan dalam
kebanyakan kasus mereka jauh lebih besar daripada sampel yang diambil dari mereka. Di
dalam pengambilan sampel, huruf besar N digunakan untuk menunjukkan ukuran
populasi dan huruf kecil n digunakan untuk menunjukkan ukuran sampel.
Penting untuk diingat lagi bahwa populasi adalah seluruh kelompok orang (atau
lembaga, peristiwa, atau objek studi lainnya) yang ingin digambarkan dan dipahami.
Karena ini adalah kelompok sasaran besar yang peneliti harapkan untuk digeneralisasi.
Untuk menggeneralisasi dari sampel ke populasi, peneliti biasanya mempelajari sampel
yang dimaksudkan untuk mewakili populasi. Tidak praktis, atau bahkan mungkin, untuk
mengumpulkan informasi dari setiap elemen dalam suatu populasi, sehingga peneliti
menggunakan sampel untuk membuat kesimpulan tentang populasi yang diinginkan .
Maka secara sederhananya bahwa populasi adalah kelompok total elemen yang ingin
peneliti pelajari lebih lanjut, sementara sampel adalah kelompok elemen yang peneliti
selidiki secara langsung. Sampling berkaitan dengan pemilihan subset individu dari dalam
suatu populasi untuk memperkirakan karakteristik seluruh populasi .

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Populasi ?


2. Apa Pengertian Sempel ?
3. Apa Itu Teknik Sampling ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Populasi.


2. Untuk Mengetahui Sempel.
3. Untuk Mengetahui Teknik Sampling

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yangmemiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Misalnya
Anda ingin melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan perawat pengisian
cacatan keperawatan dalam dokumen rekam medis di rumah sakit x, maka dalam hal ini
populasinya adalah seluruh perawat yang bekerja dirumah sakit x. Populasi dalam setiap
penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu dengan besarnya anggota populasi serta
wilayah penelitian yang menjadi cakupan.

Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota
sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi. Namun penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut
sampel total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relative kecil.
Satu orangpun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu memiliki
berbagai macam karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin, hobi, cara bergaul,
kepemimpinan, dll. Misalnya saudara ingin melakukan penelitian tentang gaya
kepemimpinan direktur A, maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua
karakteristik yang dimiliki oleh direktur A.

Populasi adalah seluruh objek yang menjadi sasaran penelitian atau pengamatan dan
memiliki sifat-sifat yang sama. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk
dijadikan objek pengamatan langsung dan dijadikan dasar dalam pengambilan
kesimpulan. Dengan kata lain, populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti,
sedangkan sampel adalah bagian yang di ambil dari populasi.

Contoh-contoh populasi dan sampel :

Untuk mengetahui prestasi matematika SMP kelas IX di provinsi DKI Jakarta, dicatat
prestasi dari beberapa sekolah di masing-masing kotamadya (Jakarta Pusat, Jakarta
Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur).

3
Populasi : seluruhsiswa SMP kelasIX di provinsi DKI Jakarta.
Sampel : siswa SMP kelas IX dari beberapa sekolah di masing-masing kotamadya.

Penelitian ada dua macam yaitu sensus dan sampling. Sensus adalahpenelitian yang
melibatkan keseluruhan anggota populasi. Sampling adalah penelitian yang hanya
melibatkan sebagian anggota populasi.

2.2 Pengertian Sempel

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik
pengambilan sampling. Disini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan
populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan
kesimpulan atas populasi. Penelitian dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
lebih menguntungkan dibanding dengan menggunakan populasi saja. Oleh karena
itupertimbangan-pertimbangan itu perlu diperhatikan oleh peneliti agar dalam
pelaksanaan pencarian informasinya nanti dapat menghasilkan informasi yang
representatif sehingga penelitiannya dapat dikategorikan penelitian yang valid.

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:

1. Peneliti perlu menentukan dulu daerah generalisasinya. Banyak penelitian menurun


mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas dan menganggap sampel yang
dipilihnya sudah mewakili populasi.

2. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak harus
manusia, karena populasi dapat pula berupa benda-benda lainnya. Semua benda-benda
yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas karakteristiknya, sehingga
dapat menghindari kekaburan atau kebingungan.

3. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi


yang dapat member petunjuk tentang karakteristik suatu populasi, misalnya didapatkan
dari dokumendokumen.

4. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitian.

4
5. Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi presisi (ketepatan) yang
dikehendaki, makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Jadi sampel yang besar
cenderung memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya (true value).

Sampel yang diambil harus harus bisa mewakili keseluruhan populasi yang
diteliti, oleh karena itu pemilihan sampel harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
sampel itu bisa menunjukkan gambaran keadaan keseluruhan populasi, jumlah sampel
jangan terlalu sedikit dan menentukannya secara random atau sembarang. jumlah
(total), rata-rata (average), persentase (percentage) dan sebagainya.

Agar data yang telah diolah gampang dibaca dan dimengerti oleh orang lain,
perlu disajikan dalam bentuk tertentu. Fungsi penyajian data antara lain:

1. Menunjukkan perkembangan suatu keadaan.

2. Mengadakan perbandingan pada suatu waktu.

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Tabel data, yaitu penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun menurut
kategori tertentu dalam suatu daftar. Dalam tabel, data disusun secara alfabetis,
geografis, menurut besarnya angka, historis atau menurut kelas-kelas yang lazim.
Berdasarkan pengaturan datanya, tabel dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
a. Tabel frekuensi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat banyaknya kejadian
atau frekuensi suatu kejadian.
b. Tabel klasifikasi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat pengelompokan data.
Jenis ini dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu tabel klasifikasi tunggal dan tabel
klasifikasi ganda.
c. Tabel kontingensi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat data sesuai dengan
rinciannya. Apabila bagian baris tabel berisikan m baris dan bagian kolom tabel
berisikan n baris maka didapatkan tabel kontingensi berukuran m x n.
d. Tabel korelasi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat adanya korelasi
(hubungan) antara data yang disajikan.

2. Grafik data atau diagram data, yaitu penyajian data dalam bentuk gambar gambar.

Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual dari tabel.

Grafik data dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :

5
a. Piktogram, yaitu grafik data yang menggunakan gambar atau lambang dari data itu
sendiri dengan skala tertentu.

b. Grafik batang atau balok, yaitu grafik data berbentuk persegi panjang yang lebarnya
sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran sesuai dengan data yang bersangkutan.
Grafik batang dapat berupa grafik tunggal, berganda atau komponen berganda.

c. Grafik garis, yaitu grafik data berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis yang
menghubungkan titik-titik pada bilangan. Digunakan dua garis yang saling berpotongan
dan saling tegak lurus (sistem salib sumbu). Pada garis horizontal (sumbu X)
ditempatkan bilangan yang sifatnya tetap (seperti tahun dan ukuran ukuran). Pada garis
tegak(sumbu Y) ditempatkan bilangan yang sifatnya berubah-ubah (seperti harga, biaya
dan jumlah).

d. Grafik lingkaran, yaitu grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi juring-
juring sesuai dengan data tersebut. Bagian dari keseluruhan data dinyatakan dalam
persen. Ada dua cara untuk membuat grafik lingkaran, yaitu :

1) Membagi keliling lingkaran menurut data-data yang ada.

2) Membagi lingkaran menurut dara yang ada dengan menggunakan busur derajat.

e. Kartogram atau peta statistik, yaitu grafik data berupa peta yang menunjukkan
kepadatan penduduk, curah hujan, hasil pertanian, hasil pertamban.

2.3 Teknik Sempling

Adapun teknik pengambilan sampel secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua
teknik, yaitu nonprobability sampling dan probability sampling. Nonprobability sampling
meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling, dan
sampling jenuh. Sedangkan probability sampling meliputi simple random sampling,
proportionated stratified random sampling, disproportionated stratified random sampling, dan
area cluster sampling.

Sampling adalah teknik (prosedur atau perangkat) yang digunakan oleh peneliti untuk
secara sistematis memilih sejumlah item atau individu yang relatif lebih kecil (subset) dari
populasi yang telah ditentukan sebelumnya untuk dijadikan subjek (sumber data) untuk
observasi atau eksperimen sesuai tujuan. dari studiny . Pernyataan lain juga menyampaikkan

6
bahwa Sampel adalah sekelompok elemen yang dipilih dari kelompok yang lebih besar
dengan harapan mempelajari kelompok yang lebih kecil ini (sampel) akan mengungkapkan
informasi penting tentang kelompok yang lebih besar (populasi) .

1.Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel merupakan salah satu proses yang penting dalam melakukan
sebuah penelitian. Karena kesalahan dalam penarikan sample dapat mengakibatkan
ketidaksesuaian hasil data penelitian dengan kenyataan. Ada 4 teknik penarikan sampel yang
sering digunakan oleh para peneliti :

a.Sampel acak sederhana (Random).

Untuk menghilangkan kemungkinan bias, kita perlu mengambil sampel random


sederhana atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota poipulasi. Hal ini dapat
dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.Prosedurnya :

1) Susun “sampling frame”

2) Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil

3) Tentukan alat pemilihan sampel

4) Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

b. Sampel stratifikasi

Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/karakteristik yang tidak


homogen dan berstrata secara proportional. Sebagai contoh suatu organisasi mempunyai
personil yang terdiri dari latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu: SMP, SMA, S1, dan
S2 dengan jumlah setiap kelas pendidikan juga berbeda. Jumlah anggota populasi untuk

7
setiap strata pendidikan tidak sama atau bervariasi. Jumlah sampel yang harus diambil harus
meliputi strata pendidikan yang ada yang diambil secara proporsional.

c. Sampel Sistematik

Teknik sampling ini merupakan teknik penarikan sampel dengan cara penentuan
sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.atau teknik
penarikan sampel yang mengambil setiap unsure ke-k dalam populasi, untuk dijadikan contoh
dengan titik awal di tentukan secara acak diantara k unsur yang pertama. Sebagai contoh
jumlah anggota populasi sebanyak 200 orang. Anggota populasi diberi nomor urut dari no 1
sampai nomor 200. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan dengan memilih nomor urut
ganjil, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, seperti bilangan 5 dan lainnya.

d. Sampel kelompok (cluster)

Teknik sampling daerah (cluster sampling) digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber
data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan.

Sebagai contoh Indonesia terdiri dari 33 propinsi, sampel yang akan diambil sebanyak
5 propinsi, maka pengambilan 5 propisnsi dari 30 propinsi dilakukan secara random. Suatu
hal yang perlu diingat adalah bahwa karena propinsi yang ada di Indonesia juga berstrata,
maka pengambilan sampel untuk 5 propinsi juga dilakuykan dengan menggunakan teknik
stratified random sampling. Teknik cluster sampling dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1)
menentukan sampel daerah, dan (2) menentukan orang-orang yang ada pada daerah dengan
cara sampling juga.

Sampling dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang suatu populasi atau
untuk membuat generalisasi dalam kaitannya dengan teori yang ada. Pada dasarnya, ini

8
tergantung pada pilihan teknik pengambilan sampel. Secara umum, teknik pengambilan
sampel dapat dibagi menjadi dua jenis:

1. Probabilitas atau sampling acak

2. Pengambilan sampel non-probabilitas atau non-acak

Sebelum memilih jenis teknik pengambilan sampel tertentu, perlu ditentukan teknik
pengambilan sampel yang luas.

1.Pengambilan Sampel Probabilitas (Probability Sampling)

Probabilitas sampling berarti bahwa setiap item dalam populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Salah satu cara untuk melakukan pengambilan
sampel acak adalah jika peneliti terlebih dahulu membuat kerangka sampel dan kemudian
menggunakan program komputer generasi nomor acak untuk mengambil sampel dari
kerangka sampel.

Probabilitas atau pengambilan sampel acak memiliki kebebasan terbesar dari bias
tetapi dapat mewakili sampel yang paling mahal dalam hal waktu dan energi untuk tingkat
kesalahan pengambilan sampel tertentu .

Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

1) Diperlukan kerangka lengkap (daftar semua unit di seluruh populasi);

2) Dalam beberapa penelitian, seperti survei melalui wawancara pribadi, biaya untuk
mendapatkan sampel bisa tinggi jika unit-unit tersebut tersebar secara geografis;

3) Kesalahan standar penduga bisa tinggi.

9
Kelebihan dan Kelemahan teknik sampel acak sederhana

▪ Kelebihan: mudah dipahami, hasil dapat diproyeksikan.

▪ Kekurangannya: Sulit untuk membangun kerangka sampling, mahal, presisi lebih rendah,
tidak ada jaminan keterwakilan

Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Stratified Random Sampling)

Stratified sampling adalah di mana populasi dibagi menjadi strata (atau


subkelompok) dan sampel acak diambil dari setiap subkelompok. Subgrup adalah kumpulan
item alami. Subkelompok mungkin didasarkan pada ukuran perusahaan, jenis kelamin atau
pekerjaan (untuk menyebutkan beberapa). Pengambilan sampel bertingkat sering digunakan
di mana ada banyak variasi dalam suatu populasi. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa setiap strata terwakili secara memadai.

Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel acak bertingkat

▪ Kelebihan: Termasuk semua subpopulasi penting, presisi

▪ Kekurangannya: Sulit untuk memilih variabel stratifikasi yang relevan, tidak layak untuk
stratifikasi pada banyak variabel, mahal

Pengambilan Sampel Klaster (Cluster sampling)

Cluster sampling adalah di mana seluruh populasi dibagi menjadi cluster atau
kelompok. Selanjutnya, sampel acak diambil dari cluster ini, yang semuanya digunakan
dalam sampel akhir .

Tahapan untuk cluster sampling dapat diringkas sebagai berikut:

1) Pilih pengelompokan cluster untuk kerangka sampling, seperti jenis perusahaan atau
wilayah geografis

2) Beri nomor masing-masing cluster

3) Pilih sampel menggunakan random sampling

Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel klaster/kelompok

▪ Kelebihan: Mudah diimplementasikan, hemat biaya

▪ Kekurangannya: Tidak tepat, sulit untuk menghitung hasil interpretasi

10
Pengambilan Sampel Multi-Tahap (Multi-stage Sampling)

Pengambilan sampel multi-tahap adalah proses perpindahan dari sampel yang luas ke
sampel yang sempit, dengan menggunakan proses langkah demi langkah. Tujuan utama dari
multi-stage sampling adalah untuk memilih sampel yang terkonsentrasi di beberapa wilayah
geografis. Dimana ini dapat menghemat waktu dan biaya.

2.Pengambilan Sampel Non Probabilitas Non probability

sampling sering dikaitkan dengan desain penelitian studi kasus dan penelitian
kualitatif. Berkenaan dengan yang terakhir, studi kasus cenderung berfokus pada sampel kecil
dan dimaksudkan untuk memeriksa fenomena kehidupan nyata, bukan untuk membuat
kesimpulan statistik dalam kaitannya dengan populasi yang lebih luas . Sampel peserta atau
kasus tidak perlu representatif, atau acak, tetapi diperlukan alasan yang jelas untuk
memasukkan beberapa kasus atau individu daripada yang lain.

Pengambilan Sampel Kuota (Quota Sampling)

Quota sampling adalah teknik non random sampling dimana partisipan dipilih
berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya sehingga total sampel akan
memiliki distribusi karakteristik yang sama dengan populasi yang lebih luas.

Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel quota

▪ Kelebihan: Sampel dapat dikontrol untuk karakteristik tertentu

▪ Kekurangannya: Bias seleksi, tidak ada jaminan

Pengambilan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)

Snowball sampling adalah metode non random sampling yang menggunakan


beberapa kasus untuk membantu mendorong kasus lain untuk mengambil bagian dalam
penelitian, sehingga meningkatkan ukuran sampel. Pendekatan ini paling dapat diterapkan
pada populasi kecil yang sulit diakses karena sifatnya yang tertutup, mis. perkumpulan
rahasia dan profesi yang tidak dapat diakses .

Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel bola salju

▪ Kelebihan: Dapat memperkirakan karakteristik langka

▪ Kekurangannya: Membuang-buang waktu

11
Pengambilan Sampel Keingingan (Convanience Sampling)

Convenience sampling adalah memilih peserta karena mereka sering tersedia dengan
mudah. Biasanya, convenience sampling cenderung menjadi teknik sampling yang disukai di
kalangan siswa karena murah dan pilihan yang mudah dibandingkan dengan teknik sampling
lainnya. Convenience sampling sering membantu mengatasi banyak keterbatasan yang terkait
dengan penelitian.

Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel keputusan

▪ Kelebihan: Paling murah, paling tidak memakan waktu, paling nyaman

▪ Kekurangannya: Bias pemilihan, sampel tidak representatif, tidak direkomendasikan dengan


penelitian deskriptif atau kasual.

Pengambilan Sampel yang Bertujuan atau Pertimbangan (Purposive or Judgment


Sampling)

Pengambilan sampel purposive atau judgemental adalah strategi di mana orang atau
peristiwa tertentu dipilih dengan sengaja untuk memberikan informasi penting yang tidak
dapat diperoleh dari pilihan lain. Di sinilah peneliti memasukkan kasus atau peserta dalam
sampel karena mereka percaya bahwa mereka memerlukan penyertaan.

Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel yang bertujuan atau


pertimbangan

▪ Kelebihan: Biaya rendah, nyaman, tidak memakan waktu, ideal untuk eksplorasi, desain
penelitian. ▪ Kekurangannya: Tidak memungkinkan generalisasi, subjektif.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yangmemiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi
adalah seluruh objek yang menjadi sasaran penelitian atau pengamatan dan memiliki
sifat-sifat yang sama. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk dijadikan
objek pengamatan langsung dan dijadikan dasar dalam pengambilan kesimpulan. Dengan
kata lain, populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan sampel
adalah bagian yang di ambil dari populasi.

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik
pengambilan sampling. Disini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan
populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan
kesimpulan atas populasi. Sampling adalah teknik (prosedur atau perangkat) yang
digunakan oleh peneliti untuk secara sistematis memilih sejumlah item atau individu
yang relatif lebih kecil (subset) dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya untuk
dijadikan subjek (sumber data) untuk observasi atau eksperimen sesuai tujuan. dari
studiny .

3.2 Saran
Diharapkan teknik Sampling yang digunakan oleh peneliti untuk secara sistematis
memilih sejumlah item atau individu membantu penelitian.Serta saran kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis juga membuka kesempatan bagi kritik dan saran yang membangun dan
mengembangkan makalah ini. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan akan terus
menerus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

13
DAFTAR RUJUKAN

Imron, H. A. (2017). Peran Sampling dan Distibusi Data dalam Penelitian Komunikasi
Pendekatan Kuantitatif. Jurnal studi komunikasi dan media, 21(1), 111-126.

Fahmeyzan, D., Soraya, S., & Etmy, D. (2018). Uji normalitas data omzet bulanan pelaku
ekonomi mikro desa senggigi dengan menggunakan skewness dan kurtosi. Jurnal
Varian, 2(1), 31-36.

Sukestiyarno, Y. L., & Agoestanto, A. (2017). Batasan prasyarat uji normalitas dan uji
homogenitas pada model regresi linear. Unnes Journal of Mathematics, 6(2), 168-177.

Motondang, Z. (2011). Pengujian Normalitas Data. Medan: PPs Universitas Medan.


Haniah, N. (2013). Uji normalitas dengan metode liliefors. Statistika Pendidikan, 1, 1-17.

14

Anda mungkin juga menyukai